• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN KUALITAS LAYANAN DAN KEPUASAN MAHASISWA TERHADAP BEHAVIORAL INTENTION ( Studi pada Fakultas Ekonomi UPN ”Veteran” Jawa Timur ).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERAN KUALITAS LAYANAN DAN KEPUASAN MAHASISWA TERHADAP BEHAVIORAL INTENTION ( Studi pada Fakultas Ekonomi UPN ”Veteran” Jawa Timur )."

Copied!
93
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN KUALITAS LAYANAN DAN KEPUASAN MAHASISWA

TERHADAP BEHAVIORAL INTENTION

( Studi pada

Fakultas Ekonomi UPN ”Veteran” Jawa Timur )

SKRIPSI

Oleh :

0612010191/FE/EM

TEDDY RIWANTO

Kepada

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR

(2)

PERAN KUALITAS LAYANAN DAN KEPUASAN MAHASISWA

TERHADAP BEHAVIORAL INTENTION

( Studi pada

Fakultas Ekonomi UPN ”Veteran” Jawa Timur )

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

SKRIPSI

Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Jurusan Ekonomi Pembangunan

Oleh :

0612010191/FE/EM

TEDDY RIWANTO

Kepada

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR

(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke kepada Tuhan Yesus sehingga dengan karunia-Nya penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul

“PERANAN KUALITAS LAYANAN

DAN KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP BEHAVIORAL

INTENTION DALAM PERUSAHAAN JASA ( Studi pada

Dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini, izinkan penulis menghaturkan

terima kasih yang tak terhingga kepada Ibu

Fakultas

Ekonomi UPN ”Veteran” Jawa Timur )”

sesuai dengan waktunya.

Dra.Ec.Nuruni Ika,MP

1.

Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP selaku Rektor Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

selaku dosen

pembimbing yang telah memberikan motifasi serta perhatian kepada penulis

dalam menyelesaikan skripsi ini. Dan tidak akan terselesaikan dengan baik tanpa

adanya bantuan serta saran-saran dari berbagai pihak, oleh karena itu dengan

segala kerendahan hati , penulis menyampaikan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada:

2.

Bapak Dr. Dhani Ichsanudin Nur, SE, MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3.

Bapak Dr. Muhadjir Anwar, MM selaku Ketua Jurusan Ekonomi Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

4.

Papa dan Mama serta saudara yang telah memberikan do’a dan semangat,

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

5.

Para dosen yang telah memberikan bekal Ilmu Pengetahuan kepada penulis

selama menjadi mahasiswa di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”

Jawa Timur.

(4)

6.

Berbagai pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini yang

tidak dapat penulis sebut satu per satu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh

karena itu segala masukan dan saran yang bersifat menyempurnakan bagi skripsi

ini, penulis akan menerima dengan baik.

Akhirnya, semoga penyusunan skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca,

baik sebagai bahan kajian maupun sebagai salah satu sumber informasi dan bagi

pihak lain yang membutuhkan.

Surabaya, Desember 2010

Penulis

(5)

iii

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ... i

Daftar Isi ... iii

Daftar Tabel ... vii

Daftar Gambar ... viii

Daftar Lampiran ... ix

Abstraksi ... x

1.1.

BAB I : PENDAHULUAN

1.2.

Latar Belakang ... 1

1.3.

Perumusan Masalah ... 6

1.4.

Tujuan Penelitian ... 6

Manfaat Penelitian ... 7

2.1.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

2.2.

Penelitian Terdahulu ... 8

Landasan Teori ... 9

2.2.1. Teori Pemasaran (

Marketing

) ... 9

2.2.2. Teori Jasa (

Service

) ... 11

1. Definisi Jasa ... 11

2. Karakteristik Jasa ... 12

3. Klasifikasi Jasa

2.2.3.

Kepuasan Pelanggan (

Customer Satisfaction

) ... 16

... ... 13

(6)

iv

2.

Dimensi Kepuasan Pelanggan ...

17

3.

Strategi Meningkatkan Kepuasan Pelanggan ...

17

4.

Pengukuran Kepuasan Pelanggan ...

20

2.2.4.

Kualitas Layanan (

Service Quality

) ...

21

1.

Definisi Kualitas Layanan ...

21

2.

Dimensi Kualitas Layanan ... 23

2.2.5.

Behavioral Intention

... 26

1.

Definisi

Behavioral Intentio

... 26

2.

Dimensi Behavioral Intentions ... 26

2.2.6.

Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan

... 27

2.2.7.

Pengaruh Kepuasan Pelanggan Terhadap Behavioral Intention

... 29

2.2.8.

Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Behavioral Intention

... 30

2.3.

2.4.

Kerangka Konseptual ... 31

Hipotesis ... 32

3.1.

BAB III : METODE PENELITIAN

3.2.

Definisi Operasional Variabel ... 33

3.3.

Teknik Penentuan Sampel ...

37

3.4.

Teknik Pengumpulan Data ...

38

(7)

v

4.1.

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.2.

Deskripsi Obyek Penelitian... 48

4.3.

Diskripsi Hasil Teknik Analisis Data dan Uji Hipotesis…

Deskripsi Hasil Penelitian………..………… 52

4.4.

…… 62

Pembahasan ……… 74

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

5.2.

(8)

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Jumlah Mahasiswa Fakultas ekonomi UPN “Veteran” Jawa Timur .... 3

Tabel 1.2. Complain Mahasiswa dari tahun 2005 ke tahun 2008………... 4

Tabel 3.1. Tabel Goodness of Fit Indices ……….. 47

Tabel 4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin...………….. 53

Tabel 4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia……… 53

Tabel 4.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Tahun Angkatan…….………… 53

Tabel 4.4.Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan ……..…………. 54

Tabel 4.5.Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Tangible ………... 54

Tabel 4.6.Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Reliability... 55

Tabel 4.7.Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Responsiviness... 56

Tabel 4.8.Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Assurance... 57

Tabel 4.9. Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Empathy... 58

Tabel 4.10.Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Kepuasan Pelanggan... 59

Tabel 4.11. Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Behavioral Intention... …55

Tabel 4.12. Hasil Pengujian Normalitas………... 62

Tabel 4.13. Hasil Pengujian

Outlier Multivariate………...

64

Tabel 4.14. Faktor Loading dan Konstruk dengan Comfirmatory Factor Analisis... 65

Tabel 4.15. Pengujian Reliability Consistency Internal ………... 66

Tabel 4.16. Construct Reliability dan Variance Extracted ……….………..

68

(9)

vii

Tabel 4.18. Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indices Model

One- Step Approach –

Modifikasi

……… 71

Tabel 4.19. Hasil Uji Unidimensionalitas First Order ……… 72

Tabel 4.20. Hasil Uji Unidimensionalitas Second Order ………. 73

(10)

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.3. Kerangka Konseptual………..……. 15

Gambar 4.1. Model Pengukuran & Struktural, Model Specification : One Step

Approach – Base Model………... 69

Gambar 4.2. Model Pengukuran & Struktural, Model Specification : One Step

(11)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Kuesioner

Lampiran 2 : Tabulasi Jawaban Responden

Lampiran 3 : Data Uji Outlier

Lampiran 4 : Correlations

(12)

x

PERANAN KUALITAS LAYANAN DAN KEPUASAN MAHASISWA

TERHADAP BEHAVIORAL INTENTION

( Studi pada Fakultas Ekonomi UPN ”Veteran” Jawa Timur )

Oleh :

Teddy Riwanto

0612010191 / FE / EM

Setiap tahun PTS ( Perguruan Tinggi Swasta ) dan PTN ( Perguruan Tinggi Negri ) saling bersaing dalam mendapatkan calon mahasiswanya melalui berbagai kegiatan. Kegiatan tersebut harapkan jumlah calon mahasiswa yang mendaftar dan masuk ke perguruan tinggi tiap tahun akan semakin bertambah banyak. Namun pada kenyataannya jumlah mahasiswa yang masuk ke perguruan tinggi, baik PTS dan PTN dari tahun ke tahun cenderung semakin menurun. Penurunan jumlah mahasiswa juga dialami oleh universitas UPN “Veteran” Jawa Timur, khususnya di Fakultas Ekonomi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran kualitas layanan terhadap behavioral intention Fakultas Ekonomi UPN ”Veteran” Jawa Timur, untuk mengetahui peran kepuasan pelanggan / mahasiswa terhadap kepuasan behavioral intention Fakultas Ekonomi UPN ”Veteran” Jawa Timur. Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Fakultas Ekonomi UPN ”Veteran” Jawa Timur angkatan 2005 sampai 2008. metode yang digunakan untuk pengambilan sampel adalah teknik purposive sampling yakni teknik sampling yang digunakan oleh peneliti jika peneliti mempunyai pertimbangan-pertimbangan tertentu di dalam pengambilan sampelnya.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder, data primer diperoleh dengan menyebar sebanyak 110 kuisioner. Sedangkan populasinya adalah adalah mahasiswa – mahasiswi fakultas ekonomi UPN “Veteran” Jawa Timur angkatan 2005-2008 ( meliputi jurusan : Manajemen, Akuntansi, dan Ekonomi Pembangunan ). Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Struktural Equation Modelling [ SEM ].

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) variabel kualitas layanan berpengaruh positif (signifikan) terhadap kepuasan mahasiswa. (2) variabel kepuasan mahasiswa berpengaruh positif (tidak signifikan) terhadap behavioral intention. (3) variabel kualitas layanan berpengaruh positif (signifikan) terhadap behavioral intention.

(13)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang

Dunia perguruan tinggi di Indonesia mengalami pertumbuhan yang

cukup pesat, meskipun kualitasnya tergolong lebih rendah dibandingkan

dengan negara lainnya di Asia Tenggara. Oleh karena itu perluh ditingkatkan

lagi kualitas layanan di perguruan tinggi mengingat perguruan tinggi bergerak

dibidang jasa yang dituntut agar mampu memenhi kepuasan dari

mahasiswanya. Perguruan tinggi merupakan bentuk perusahaan jasa karena

terdapat suatu tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan kepada pihak

lain, pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan

apapun, serta berkaitan dengan produk fisik atau tidak (Kotler, 1996).

Ada banyak perguruan tinggi di Indonesia, baik yang dikelolah swasta

di sebut PTS ( Perguruan Tinggi Swasta ) maupun yang dikelolah pemerintah

yang biasa di sebut PTN ( Perguruan Tinggi Negri ). Menurut data dari 12

kopertis seluruh Indonesia, sampai tahun 2005 telah tercatat kurang lebih ada

1775 perguruan tinggi, yang terdiri dari :

a.

122 perguruan tinggi negri, yang mencangkup:

Institut Negri, Institut Agama Islam Negri ( IAIN ), Politeknik Negri,

Sekolah Tinggi Agama Islam Negri ( ISTAIN ), Universitas Negri, dll.

b.

1663 perguruan tinggi swasta, yang mencangkup:

(14)

2

Dari data tersebut dapat dirinci lebih lanjut: jumlah perguruan tinggi di Jawa

Timur telah tercatat kurang lebih sebanyak 278 perguruan tinggi, yang terdiri

dari 16 perguruan tinggi negri dan 262 perguruan tinggi swasta. Sedangkan

untuk kota Surabaya tercatat ada 55 perguruan tinggi, 6 adalah perguruan

tinggi negri dan 49 perguruan tinggi swasta.

Setiap tahun PTS ( Perguruan Tinggi Swasta ) dan PTN ( Perguruan

Tinggi Negri ) saling bersaing dalam mendapatkan calon mahasiswanya

melalui berbagai kegiatan, seperti promosi di media cetak ( koran, majalah,

brosur, dll ) dan elektronik ( radio dan televisi ), beasiswa gratis untuk calon

mahasiswa yang berprestasi dan tidak mampu, road show langsung ke

sekolah-sekolah SMU dan SMK, maupun ikut serta dalam pameran

pendidikan yang diadakan tiap tahun. Dengan berbagai kegiatan - kegiatan

tersebut di harapkan jumlah calon mahasiswa yang mendaftar dan masuk ke

perguruan tinggi tiap tahun akan semakin bertambah banyak.

(15)

3

dan juga kondisi ekonomi ( pendapatan / gaji ) dari orang tua mahasiswa.

Yang kedua adalah faktor internal yakni: elemen - elemen bauran pemasaran (

meliputi Produk, Price, Place, dan Promotion ), manajemen perguruan tinggi,

sarana – prasarana ( Fasilitas ) kampus, kualitas pelayanan dalam proses

perkuliahan di kampus.

Penurunan jumlah mahasiswa juga dialami oleh universitas UPN

“Veteran” Jawa Timur, khususnya di Fakultas Ekonomi. Hal ini dapat

diketahui dari data :

Tabel 1.1. Jumlah Mahasiswa Fakultas ekonomi UPN “Veteran” Jawa Timur

Mahasiswa Fakultas Ekonomi UPN "Veteran" Jawa Timur

Angkatan

Jurusan

2005 2006 2007 2008

Aktif

Tidak

Aktif Aktif

Tidak Aktif Aktif

Tidak Aktif Aktif

Tidak Aktif

Ek. Pembangunan 111 75 65 31 33 8 37 4

Manajemen 221 159 237 109 222 78 201 40

Akuntansi 262 101 195 104 179 76 180 23

Total 594 335 497 244 434 162 418 67

Total Mahasiswa 929 741 596 485

Sumber : Biro Admik UPN "Veteran" Jawa Timur

Dari data diatas menginformasikan bahwa jumlah mahasiswa fakultas

ekonomi UPN “Veteran” Jawa Timur ( yang meliputi 3 jurusan: Ekonomi

Pembangunan, Manajemen, Akuntansi ) dari tahun 2005 sampai tahun 2008

mengalami penurunan yang cukup siknifikan, yakni:

(16)

4

Jadi tiap tahun rata – rata penurunan jumlah mahasiswa fakultas ekonomi

UPN “Veteran” Jawa Timur sebesar 14,8 %.

Penurunan jumlah mahasiswa fakultas ekonomi UPN “Veteran” Jawa

Timur diindikasikan oleh behavioral intention yang kurang bagus sehingga

kualitas layanan juga dirasa kurang bagus juga oleh mahasiswa. Hal ini

terlihat dengan adanya kenaikan jumlah complain-complain mahasiswa dari

tahun 2005 ke tahun 2008.

Tabel 1.2. Complain Mahasiswa dari tahun 2005 ke tahun 2008

Jenis Complain Mahasiswa Fakultas Ekonomi UPN "Veteran" Jawa Timur

Angkatan

2005 2006 2007 2008

Jenis complain

Jumlah Complain Jumlah Complain Jumlah Complain Jumlah Complain

Fasilitas kampus 4 3 6 8

Urusan administrasi 5 6 5 6

Capabilitas dosen 1 2 4 4

Dll…… - - - -

Total Complain 10 12 15 18

Sumber : Biro Admik UPN "Veteran" Jawa Timur

Dari data di atas menginformasikan bahwa complain-complain yang

dilakukan mahasiswa fakultas ekonomi UPN “Veteran” Jawa Timur ( yang

meliputi 3 jurusan: Ekonomi Pembangunan, Manajemen, Akuntansi ) dari

tahun 2005 sampai tahun 2008, adalah:

(17)

5

Kualitas layanan UPN “Veteran” Jawatimur dalam urusan administrasi

meliputi kecepatan pengurusan surat keterangan kampus, surat proposal

penelitian skipsi dan lainnya masih memerlukan waktu 1 – 2 hari meski hal itu

sebetulnya dapat di lakukan saat hari pengajuan itu juga. Dalam hal fasilitas

kampus dapat dilihat dari AC sering mati atau tidak dingin, OHP dan LCD

sering bermasalah, ruangan kelas yang kurang bersih.

Dengan adanya permasalahan diatas maka pihak perguruan tinggi

perluh mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan (

behavioral intentions

)

mahasiswa yang selalu berubah-ubah, sehingga mahasiswa itu sendiri dapat

mempromosikan / merekomendasikan secara positif kampusnya ke orang lain

( teman , saudara dan kenalanya yang sedang mencari tempat kuliah ). Salah

satu upaya yang dapat dilakukan adalah peningkatan kualitas layanan.

Kualitas layanan menurut Parasuraman (1985, p.46 ) adalah sebuah

perbandingan dari harapan dengan persepsi dari layanan nyata (

actual

performance

) yang mereka terima. Maka diharapkan dengan kualitas layaan

yang baik dan profesional akan timbul kepuasan pelanggan. Kepuasan

menurut Pakar Day ( Tjiptono, 2004:146 ) menyatakan bahwa kepuasan atau

ketidakpuasan adalah respon pelanggan terhadap evaluasi terhadap evaluasi

ketidaksesuaian / diskonfirmasi yang dirasakan antara harapan sebelumnya

dan kinerja aktual produk yang dirasakan setelah pemakaianya.

(18)

6

) dari mahasiswa tersebut.

Behavioral intentions

inilah yang akan menjelaskan

apakah seseorang mahasiswa akan memberikan rekomendasi positif atau

negatif kepada sesama mahasiswa atau calon mahasiswa yang inggin

melanjutkan kuliah di Fakultas Ekonomi UPN “Veteran” Jawa Timur.

Atas dasar pendahuluan diatas maka penulis ingin meneliti

“ Peran

Kualitas Layanan dan Kepuasan Mahasiswa terhadap

Behavioral

Intention

dalam Fakultas Ekonomi UPN “Veteran” Jawa Timur”.

1.2. Perumusan Masalah

1. Apakah kualitas layanan berpengaruh terhadap Behavioral Intention pada

mahasiswa fakultas ekonomi UPN “Veteran” Jawa Timur ?

2. Apakah kualitas layanan melalui mediasi kepuasan mahasiswa berpengaruh

terhadap Behavioral Intention pada fakultas ekonomi UPN “Veteran”

Jawa Timur ?

1.3. Tujuan Penelitian

1.

Untuk menganalisis apakah kualitas layanan berpengaruh terhadap

Behavioral Intention di fakultas ekonomi UPN “Veteran” Jawa Timur.

2.

Untuk menganalisis apakah kualitas layanan melalui mediasi kepuasan

(19)

7

1.4.

Manfaat Penelitian

(20)

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang dijadikan acuan dan bahan masukan

untuk penelitian ini adalah :

1. Journal of Marketing vol 13 no 1 tahun 2008 yang ditulis oleh I Gusti

Ayu Ketut Giantari, I Gusti Ngurah Jaya, Agung Widagda, I Gusti Agung

Ketut Sri Ardhani, dan Gede Bayu Rahanatha dengan judul penelitian :

“ANALISIS KEPUASAN MAHASISWA TERHADAP PROSES

BELAJAR MENGAJAR DI PROGRAM DIPLOMA III FE UNUD”.

Penelitian ini menggunakan variabel proses belajar mengajar dan

kepuasan mahasiswa. Sedangkan untuk menganalisa data menggunakan

Importance Performance Analysi. Responden dalam penelitian ini adalah

seluruh mahasiswa Program Diploma III FE Unud Angkatan 2005/2006

s/d 2007/2008. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk meneliti tingkat

kepuasan dan variabel yang memberi kepuasan mahasiswa dalam proses

belajar mengajar di Program Diploma III FE Unud. Dari hasil penelitian

ini dapat diketahui bahwa tingkat kepuasan mahasiswa di Program

Diploma III FE Unud termasuk klasifikasi cukup puas dan variabel yang

memberi kepuasan ada 14 variabel: kenyamanan ruang kuliah, fasilitas

ruang kuliah, kebersihan ruang kuliah, prosedur pelayanan yang cepat,

(21)

9

melayani mahasiswa, kemampuan dosen dalam menyampaikan materi

perkuliahan, ketrampilan pegawai administrasi dalam bekerja, jaminan

nilai UAS tepat waktu, pemberian ujian her yang tepat waktu dan

ketepatan dosen mengajar di kelas.

2. Jurnal ilmiah “ BUDAYA DAN BEHAVIOR INTENTION

MAHASISWA DALAM MENILAI SERVICE QUALITY

UNIVERSITAS KRISTEN PETRA” yaitu menguji pengaruh budaya dan

behavioral dalam kualitas layanan. Penelitian ini dapat disimpulkan

budaya mahasiswa UK Petra cenderung seragam namun terdapat korelasi

yang kuat antara behavioral intention dengan budaya.

3. Journal of Marketing vol 5 no 2 tahun 2006: 154-168 yang ditulis oleh

Tries Edy Wahyono dengan judul penelitian :”PENGARUH KUALITAS

LAYANAN DAN KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP MINAT

PEMBELIAN ULANG PADA INDUSTRI RETAIL”. Penelitian ini

menggunakan variabel kualitas layanan (X1), kepuasan pelanggan (X 2 )

dan niatan membeli (Y). Penelitian ini menjelaskan bahwa kualitas

layanan dan kepuasan secara simultan mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap arah niatan pembelian ulang.

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Pemasaran ( Marketing )

Ada banyak definisi pemasaran yang dikemukakan oleh para pakar,

(22)

10

definisi-definisi pemasaran yang dirumuskan oleh para ahli pemasaran yang

di kutip dari Pemasaran Jasa, Tjiptono (2005:2)

-Pemasaran terdiri atas semua aktivitas yang dirancang untuk menghasilkan

dan mefasilitasi setiap pertukaran dengan tujuan untuk memuaskan

kebutuhan dan keinginan konsumen (kotler,1972).

-Pemasaran merupakan proses perencanaan dan pelaksanaan konsepsi,

penetapan harga, promosi dan distribusi gagasan, barang dan jasa untuk

menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan organisasi dan individual

(American Marketing Association,1985).

-Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana individu dan

kelompok mendapatkan apa yang mereka inginkan melalui penciptaan dan

pertukaran produk dan nilai dengan orang lain (Kotler, 2000)

Konsep-konsep pemasaran menurut Kotler et al (1996:6) adalah:

• Konsep kebutuhan dan keinginan:

Konsep yang paling dasar yang melandasi pemasaran adalah

kebutuhan dan keingginan manusia. Manusia mempunyai banyak

kebutuhan. Seperti kebutuhan dasar akan makanan, pakaian, keamanan, kebutuhan sosial, kasih sayang dan kebutuhan individual akan

pengetahuan, pengekspresikan diri. Keinginan adalah bentuk kebutuhan manusia yang dihasilkan oleh budaya dan kepribadian individu.

• Konsep produk:

Manusia memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka dengan

(23)

11

pasar untuk diperhatikan, dimiliki dan dikonsumsi sehingga dapat

memuaskan keinginan dan kebutuhan. Pada umumnya kata produk di

artikan sebagai obyek fisik, seperti rumah, mobil dan komputer. Akan

tetapi konsep produk tidak terbatas pada obyek fisik, segala sesuatu

yang dapat memuaskan kebutuhan manusia disebut suatu produk.

• Konsep kepuasan dan mutu:

Kepuasan adalah sejauh mana anggapan kinerja produk mengenai harapan produk. Kepuasan pelanggan berkaitan dengan mutu.

Mutu sebagai sifat dan karakteristik total dari sebuah produk atau jasa yang berhubungan dengan kemampuannya memuaskan kebutuhan

pelanggan.

2.2.2. Jasa ( Service ) 2.2.2.1. Definisi Jasa

Ada beberapa definisi pengertian jasa dari ahli-ahli pemasaran

jasa. Berikut ini diantaranya adalah :

• Jasa adalah tindakan, prosedur, aktivitas, proses-proses, dan anjuk kerja

yang tidak berwujud (Berry,1997).

• Jasa adalah sebuah aktivitas atau sekumpulan aktivitas yang saling

berinteraksi dan berusaha memberikan kepuasan (Lehtinen, 1983)

• Jasa adalah setiap tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan kepada

(24)

12

kepemilikan apapun, produksi jasa mungkin berkaitan dengan produk

fisik atau tidak (Kotler, 1996)

• Pada dasarnya jasa merupakan semua aktivitas ekonomi yang hasilnya

merupakan produk dalam bentuk fisik atau kontruksi, yang biasanya

dikonsumsi pada saat yang sama dengan waktu yang dihasilkan dan

memberikan nilai tambah ( seperti pendidikan, kesenangan atau

kesehatan) atau pemecahan masalah. Valaric A.Zethaml et al (1996:16)

Dari definisi diatas, tampak bahwa didalam jasa selalu ada aspek

interaksi antara pihak konsumen dan pemberi jasa, meskipun

pihak-pihak yang terlibat tidak selalu menyadarinya.

2.2.2.2. Karakteristik Jasa

Menurut Tjiptono (2005: 18) jasa memiliki 4 karakteristik utama

yaitu:

• Tidak Berwujud ( Intangible )

Jasa berbeda dengan barang. Bila barang merupakan sesuatu

obyek, alat atau benda, maka jasa adalah suatu perbuatan, tindakan,

pengalaman, proses, kinerja atau usaha.

Sifat jasa tidak berwujud ( Service Intangible ) artinya jasa tidak

dapat dilihat, diraba, dicium atau didengar sebelum membeli.

• Tidak terpisahkan ( Inseparibility )

Jasa tidak terpisahkan ( Service inseparibility ), artinya bahwa

(25)

13

mesin. Pemeriksaan medis sebagai salah satu contohnya. Dokter tidak

bisa memproduksi jasanya tanpa kehadiran pasien. Pasien secara

langsung menjawab pertanyaan-pertanyaan dokter dan menjelaskan

gejala sakit yang dirasakan.

• Keanekaragaman ( Variability )

Jasa bersifat sangat variabel karena merupakan non-standardized

output, artinya banyak variasi bentuk, kualitas dan jenis tergantung

kepada siapa, kapan dan dimana jasa tersebut diproduksi.

• Tidak Tahan Lama ( Perishability )

Tidak Tahan Lama ( Perishability ) berarti jasa tidak tahan lama

dan tidak dapat disimpan. Semisal, kursi pesawat yang kosong dan

kamar hotel yang tidak dihuni.

2.2.2.3. Klasifikasi Jasa

Menurut Evans dan Berman yang dikutip dari pemasaran jasa,

Tjiptono (2005:26) jasa dapat diklasifikasikan menjadi 7 kriteria yaitu:

• Segment Pasar

Berdasarkan segmen pasar, jasa dapat dibedakan menjadi jasa

yang ditujukan pada konsumen akhir ( misalnya, taksi, rumah sakit,

pendidikan ) dan jasa bagi konsumen organisasional ( misalnya, jasa

akuntansi, jasa perpajakan dan jasa periklanan )

(26)

14

Kriteria ini berhubungan dengan tingkat keterlibatan produk

fisik dengan konsumen, ada 3 macam:

1. Reted good service

Konsumen menyewa dan menggunakan produk tertentu

berdasarkan tarif yang disepakati selama jangka waktu tertentu.

Konsumen hanya dapat menggunakan produk tertentu karena

pemiliknya tetap berada pada pihak perusahaan yang

menyewakannya.

Misalnya, penyewaan mobil, video games.

2. Owned-good service

Produk-produk yang dimiliki konsumen direparasikan,

dikembangkan atau ditingkakan kinerja produk tertentu atau

dirawat oleh perusahaan jasa.

Misalnya, jasa pencucian mobil, jasa reparasi.

3. Non-good service

Karakteristik khusus pada jenis ini adalah jasa personal yang

bersifat intangible ( tidak berbentuk produk fisik ) ditawarkan

kepada pelanggan.

Misalnya, dosen, penerjemah, pelatih olah raga.

• Keterampilan Penyedia Jasa

Berdasarkan keterampilan penyedia jasa, terdapat dua tipe

(27)

15

1. profesional service ( seperti konsultasi manajemen, konsultasi

hukum, jasa arsitektur )

2. Non-Profesinoal service ( seperti jasa pengantar surat, tukang

parkir )

• Tujuan Organisasi Jasa

Berdasarkan tujuan organisasi, jasa dapat diklasifikasikan

menjadi:

1. Profit service ( misalnya: bank, hotel )

2. Non-Profit service ( misalnya: sekolah, universitas negri, panti

wreda, yayasan panti asuhan )

• Regulasi

Berdasarkan aspek regulasi, jasa dapat dibagi menjadi:

1. Regulated service ( misalnya: perbankan, jasa pialang saham )

2. Non-regulated service ( misalnya: makelar, pengecatan rumah )

• Tingkat Intensitas Karyawan

Berdasarkan tingkat itentitas karyawan, jasa dikelompokkan

menjadi dua macam:

1. Equipmen-based serviced ( misalnya: cuci mobil otomatis, mesin

ATM )

2. People-based serviced ( misalnya: akuntan, konsultan hukum )

• Tingkat Kontrak Penyedia Jasa dan Pelanggan

Berdasarkan tingkat kontak ini, secara umum dibagi menjadi:

(28)

16

2. Low-Profesional service ( misalnya: bioskop, jasa pelayanan pos )

2.2.3. Kepuasan Pelanggan ( Customer Satisfaction ) 2.2.3.1. Definisi Kepuasan Pelanggan

Konsumen tidak akan berhenti hanya sampai proses konsumsi.

Konsumen akan melakukan proses evaluasi terhadap konsumsi yang telah

dilakukan. Hasil dari proses evaluasi pasca konsumsi adalah konsumen

merasa puas atau tidak puas terhadap produk atau jasa yang telah

dikonsumsinya. Kepuasan akan mendorong konsumen membeli dan

mengkonsumsi ulang produk tersebut, sebaliknya perasaan yang tidak

puas akan menyebabkan konsumen kecewa dan bisa menghentikan

pembelian dan konsumsi produk tersebut.

Kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang

muncul setelah membandingkan antara persepsi, kesan atau harapan

terhadap kinerja suatu produk. Kotler ( 1998:42 ).

Menurut Tjiptono ( 2005, p.349 ) kepuasan didefinisikan di sini

sebagai evaluasi pasca konsumen bahwa suatu alternatif yang dipilih

setidaknya memenuhi atau melebihi harapan. Ketidakpuasan/ keluhan

konsumen terhadap suatu jasa layanan karena tidak sesuai dengan yang

diharapkan dapat berdampak negatif terhadap keberhasilan jasa layanan

tersebut. Perusahaan banyak menggunakan berbagai cara untuk

(29)

17

produk dan jasa memenuhi harapan konsumen. Konsumen yang

terpuaskan akan menjadi pelanggan, mereka akan (Tjiptono: 2005) :

• melakukan pembelian ulang

• mengatakan hal-hal yang baik tentang perusahaan kepada orang lain

• kurang memperhatikan merek atau iklan produk pesaing

• membeli produk lain dari perusahaan yang sama

2.2.3.2. Dimensi Kepuasan Pelanggan

Pada industri jasa, kepuasan pelanggan selalu dipengaruhi oleh

kualitas interaksi antara pelanggan dan karyawan yang melakukan kontrak

layanan ( service encounter ) yang terjadi pada saat pelanggan berinteraksi

dengan organisasi untuk memperoleh jasa yang dibelinya. Kepuasan

pelanggan dalam industri jasa menurut Naumamn dan Giell ( 1995 ) dapat

diukur berdasarkan indikator:

a. kinerja jasa

b. beban biaya

c. citra perusahaan

d. keputusan menggunakan jasa layanan

2.2.3.3. Strategi Meningkatkan Kepuasan Pelanggan

Ada beberapa strategi yang dipadukan untuk meraih dan

meningkatkan kepuasan pelanggan adalah:

(30)

18

Strategi dimana transaksi pertukaran pertukaran antara pembeli dan

penjual berkelanjutan, tidak berakhir setelah penjualan selesai. Dengan

demikian terjalin suatu kemitraan dengan pelanggan secara

terus-menerus, yang pada akhirnya menimbulkan: kesetiaan ( Loyalitas )

konsumen sehingga terjalin bisnis ulang.

Relationship marketing berdasarkan pada:

1. fokus consumers retention

2. Orientasi manfaat produk

3. Orientasi jangka panjang

4. Layanan pelanggan yang sangat diperhatikan dan ditekankan

5. Komitmen terhadap konsumen yang sangat tinggi

6. Kontak dengan pelanggan sangat tinggi

7. Kualitas yang merupakan perhatian semua orang

• Strategi Superior Coustomer Service

Strategi ini menawarkan layanan yang lebih baik dari pada pesaing.

Perusahaan atau organisasi yang menggunakan strategi ini harus

mempunyai dana yang cukup besar dan kemampuan SDM yang unggul,

serta memiliki usaha gigih agar tercipta layanan yang superior. Maka

tidak jarang perusahaan atau organisasi yang menawarkan customer

service yang lebih baik akan membebankan harga yang lebih tinggi pada

produk atau jasa yang dihasilkannya.

(31)

19

Strategi ini adalah komitmen untuk memberikan kepuasan

pelanggan yang akhirnya akan menjadi sumber dinamisme

penyempurnaan mutu produk atau jasa dan kinerja perusahaan.

• Strategi Penanganan Keluhan yang Efisien

Penanganan keluhan memberikan peluang bagi perusahaan untuk

mengubah konsumen yang tidak puas menjadi konsumen yang puas

terhadap produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan.

• Strategi Peningkatan Kinerja Perusahaan

Suatu strategi meliputi berbagai upaya seperti melakukan

pemantauan dan pengukuran kepuasan pelanggan secara

berkesinambungan, memberikan pendidikan dan pelatihan yang

mencangkup komunikasi dan publik relation terhadap manajemen dan

karyawan.

• Penerapan Quality Function Development ( QDP )

Merupakan praktek dalam merancang suatu proses sebagai

tanggapan terhadap kebutuhan konsumen. Konsep ini menerjemahkan

apa yang dibutuhkan konsumen menjadi apa yang dihasilkan

perusahaan. Hal ini dilaksanakan dengan melibatkan konsumen dalam

proses pengembangan produk / jasa sedini mungkin dengan demikian

memungkinkan serta memperbaiki proses hingga tercapai efektifitas

(32)

20

2.2.3.4. Pengukuran Kepuasan Pelanggan

Menurut Kotler ( 2004 ) yang dikutip dari Service Quality

Satisfaction, Tjiptono et al ( 2005:210 ). Ada empat metode untuk

mengukur kepuasan pelanggan, yaitu :

• Sistem Keluhan dan Saran

Setiap organisasi yang berorientasi pada pelanggan (

customer-oriented ) perluh menyediakan kesempatan dan akses yang mudah dan

nyaman bagi para pelanggannya guna menyampaikan saran, kritik,

pendapatan dan keluhan mereka. Media yang digunakan bisa berupa

kotak saran yang ditempatkan di lokasi-lokasi strategis, kartu komentar (

yang bisa diisi langsung maupun yang dikirim via pos kepada

perusahaan ), saluran telefon khusus bebas pulsa, website dan lain-lain.

• Ghost shopping ( Mystery Shopping )

Salah satu cara memperoleh gambaran mengenai kepuasan

pelanggan adalah dengan mempekerjakan beberapa orang ghost shoper

untuk berperan atau berpura-pura sebagai pelanggan potensial produk

perusahaan dan pesaing. Mereka diminta berinteraksi dengan staf

penyedia jasa dan menggunakan produk atau jasa perusahaan. Melalui

pengamatan tersebut, mereka kemudian diminta melaporkan

temuan-temuannya berkenaan dengan kekuatan dan kelemahan produk

perusahaan dan pesaing.

(33)

21

Sedapat mungkin perusahaan sebaiknya menghubungi para

pelanggan yang telah berhenti membeli atau yang telah pindah. Agar

pemasok dapat memahami mengapa hal itu terjadi dan supaya dapat

mengambil kebijakan perbaikan atau penyempurnaan selanjutnya.

• Survei Kepuasan Pelanggan

Sebagian besar riset kepuasan pelanggan dilakukan dengan

menggunakan metode survei, baik survei melalui pos, e-mail, website,

maupun wawancara langsung. Melalui survei, perusahaan akan

memperoleh tanggapan dan umpan balik secara langsung dari pelanggan

dan juga memberi kesan positif bahwa perusahaan menaruh perhatian

terhadap para pelanggannya.

2.2.4. Kualitas Layanan ( Service Quality ) 2.2.4.1. Definisi Kualitas Layanan

Kualitas layanan dibangun atas adanya perbandingan dua faktor

utama yaitu: persepsi pelanggan atas layanan yang mereka terima (

Perceived Service ) dengan layanan yang diharapkan / diinginkan (

Expected Service ). Jika kenyataan lebih dari yang diharapkan, maka

layanan dapat dikatakan bermutu. Sedangkan jika kenyataan kurang dari

yang diharapkan, maka layanan dikatakan tidak bermutu. Dan apabila

kenyataan sama dengan harapan, maka layanan disebut memuaskan.

(34)

22

jauh perbedaan antara kenyataan dan harapan pelanggan atas layanan

yang mereka terima / peroleh ( Parasuraman, et al., 1993, p.145 ).

Parasuraman ( 1985, p.46 ) mendefinisikan kualitas layanan

sebagai sebuah perbandingan dari harapan pelanggan dengan persepsi

dari layanan ( actual performance ) yang mereka terima. Kualitas

layanan juga didefinisikan sebagai persepsi konsumen secara

keseluruhan baik keunggulan dan kelemahan dari organisasi dalam

layanannya ( Taylor dan Baker, 1994, p.170 ).

Murdick et.al. (1990 : 419) bahwa “The quality of a service

product is determined by the user’s perception. It is the degree to which

the bundle of service attributes as a whole satisfies the user”.

Maksudnya adalah kualitas layanan harus beroperasi pada

pelanggannya, karena penilaian baik buruk kualitas layanan yang

diberikan suatu badan usaha ditentukan oleh persepsi penggunanya.

Keberhasilan perusahaan dalam memberikan layanan yang

bermutu kepada para pelanggannya, pencapaianpangsa pasar yang

tinggi, serta peningkatan profit perusahaan tersebut sangat ditentukan

oleh pendekatan yang digunakan Zeithmal et al. (200, p.81).

konsekuensi atas pendekatan kualitas layanan suatu produk memiliki

esensi penting bagi strategi perusahaan untuk mempertahankan diri dan

mencapai kesuksesan dalam menghadapi persaingan. Salah satu

pendekatan kualitas layanan yang banyak dijadikan acuan dalam riset

(35)

23

dikembangkan oleh Parasuraman, et al. Dalam penelitian mereka

terhadap enam sektor jasa: reparasi peralatan rumah tangga, kartu kredit,

asuransi, sambungan telepon jarak jauh, perbankan ritel, dan pialang

sekuritas.

2.2.4.2. Dimensi Kualitas Layanan

Hasil penelitian yang dilakukan Berry dan kawan-kawan seperti

dikutip Payne (2000), kualitas pelayanan didefinisikan lima aspek kunci

sebagai berikut:

• Tanggible ( bukti fisik )

Tersedianya fasilitas fisik, perlengkapan dan sarana komunikasi,

dan lain-lain yang dapat serta harus ada dalam proses jasa. Penilaian

terhadap dimensi ini dapat diperluas dalam bentuk hubungan dengan

konsumen lain pengguna jasa, misalnya keributan yang dilakukan oleh

tamu lain di hotel.

Menurut jurnal Analisis Kepuasan Mahasiswa Terhadap Proses

Belajar Mengajar Di Program Diploma III FE UNUD oleh I Gusti

Ayu Ketut Giantri, Variabel Tangible meliputi:

1. Kenyamanan ruang kuliah

(36)

24

• Realibility ( kehandalan )

Yaitu kemampuan untuk memberikan pelayanan yang dijanjikan

dengan tepat dan kemampuan untuk dipercaya, terutama memberikan

jasa secara tepat waktu dengan cara yang sesuai dengan jadwal yang

telah dijanjikan dan tanpa melakukan kesalahan.

Menurut jurnal Analisis Kepuasan Mahasiswa Terhadap Proses

Belajar Mengajar Di Program Diploma III FE UNUD oleh I Gusti

Ayu Ketut Giantri, Variabel Realibility meliputi:

1. Prosedur pelayanan yang cepat

2. Penanganan urusan administrasi dengan cermat

• Respponsiveness ( daya tanggap )

Kemampuan atau keinginan para karyawan untuk cepat

membantu dan memberikan jasa kepada konsumen. Memberikan

konsumen menunggu, terutama tanpa alasan yang jelas akan

menimbulkan kesan negative yang tidak seharusnya terjadi.

Menurut jurnal Analisis Kepuasan Mahasiswa Terhadap Proses

Belajar Mengajar Di Program Diploma III FE UNUD oleh I Gusti

Ayu Ketut Giantri, Variabel Respponsiveness meliputi:

1. Kesigapan karyawan dalam mengatur parkir

2. Karyawan cepat tanggap melayani mahasiswa

3. Karyawan cepat tanggap menyelesaikan keluhan mahasiswa

4. Kesigapan dosen dalam menjawab pertanyaan mahasiswa

(37)

25

• Assurance ( jaminan )

Meliputi pengetahuan, kemampuan, sopan santun, ramah, , dan

sifat dapat dipercaya dari karyawan dalam menyampaikan kepastian

dan kepercayaan untuk menghilangkan sifat keragu-raguan konsumen.

Menurut jurnal Analisis Kepuasan Mahasiswa Terhadap Proses

Belajar Mengajar Di Program Diploma III FE UNUD oleh I Gusti

Ayu Ketut Giantri, Variabel Assurance meliputi:

1. Kemampuan para dosen dalam menyampaikan materi

perkuliahan

2. Ketrampilan pegawai administrasi dalam bekerja

3. Keramahan para karyawan dalam memberikan pelayanan

4. Sikap para karyawan dalam memberikan pelayanan

5. Jaminan nilai UTS tepat waktu

6. Jaminan nilai UAS tepat waktu

7. Pemberian ujian her yang tepat waktu

8. Ketepatan dosen mengajar di kelas

9. Ketepatan dalam disiplin perkuliahan

• Empathy ( empati )

Meliputi sifat kontak karyawan maupun perusahaan untuk

memahami atau mengerti kebutuhan maupun kesulitan konsumen.

Menurut jurnal Analisis Kepuasan Mahasiswa Terhadap Proses

Belajar Mengajar Di Program Diploma III FE UNUD oleh I Gusti

(38)

26

1. Memberi perhatian secara khusus kepada setiap mahasiswa

2. Masa pendidikan terkontrol

2.2.5. Behavioral Intention

2.2.5.1.Definisi Behavioral Intention

Behavioral intention is created through a choise or decision

process in which beliefs about two types of consequences and subjective

norm are considered and integrated to evaluate alternative behavioral

and select among them (Peter dan Olson, 1990. p.155 ).

Berdasarkan teori diatas, dapat disimpulkan bahwa behavioral

intention adalah suatu indikasi dari bagaimana orang bersedia untuk

mencoba dan seberapa banyak sebuah usaha yang mereka rencanakan

untuk dikerahkan dalam upaya menunjukkan perilaku.

Menurut teori yang dikemukakan oleh Mitta dan Kamakura ( 2001

), menyatakan bahwa behavioral intention menjadi pengalaman yang

tepat bagi konsumen, maka konsepsi behavioral intention merupakan

hal yang sangat penting bagi penyedia jasa.

2.2.5.2.Dimensi Behavioral Intentions

Parasuraman identified five dimensions of behavioral intentions

are loyalty to the company, propensity to switch, willingess to pay more,

(39)

27

Jadi dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya dimensi utama dari

behavioral intentions ada lima yaitu: Loyalty to the company, willingness

to pay more, propensity to switch, external response to problem, and

internal response to problem ( Parasuraman, 1996 ).

2.2.6. Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan Mahasiswa

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Lupiadi ( 2001:194 ),

bahwa dimensi kualitas produk berpengaruh terhadap pelanggan dan

kenyataan yang mereka terima. Jika kenyataan pelanggan menerima

produk melebihi harapannya, maka pelanggan akan menyatakan

produknya berkualitas dan jika kenyataanya produk kurang atau sama dari

harapannya, maka pelanggan akan menyatakan produknya tidak

berkualitas atau tidak memuaskan.

Pengaruh kualitas pelanggan terhadap Tangibles ( Bukti Langsung

) atau bukti fisik menurut Lupiadi ( 2001:148 ) ekstensinya kepada pihak

eksternal. Penampilan dan kemampuan sarana dan prasarana fisik

perusahaan dan keadaan lingkungan sekitarnya adalah bukti nyata dari

pelayanan yang diberikan oelh pemberi jasa.

Pengaruh kualitas pelanggan terhadap Reability ( Keandalan )

menurut Lupiadi ( 2001:148 ) yaitu kemampuan perusahaan utnuk

memberikan pelayaan sesuai dengan yang dijanjikan secara akurat dan

terpercaya. Kinerja harus sesuai dengan harapan yang berarti ketepatan

waktu, pelayanan yang sama untuk semua pelanggan tanpa kesalahan,

(40)

28

Pengaruh kepuasan pelanggan terhadap Responsive atau

ketanggapan menurut Lupiadi ( 2001:148 ) yaitu suatu kemampuan yang

membantu dan memberikan pelanggan yang cepat ( responsif ) dan tepat

kepada pelanggan, dengan penyampaian informasi yang jelas.

Membiarkan konsumen menunggu tanpa adanya suatu alasan yang jelas

menyebabkan persepsi yang negatif dalam kualitas pelayanan.

Menurut Lupiadi ( 2001:148 ) Assurance atau kepastian yaitu,

pengetahuan, kesopansantunan, dan kemampuan para pegawai perusahaan

untuk menumbuhkan rasa percaya pada pelanggan kepada perusahaan.

Menurut Lupiadi ( 2001:148 ) Empathy memberikan perhatian

yang tulus dan bersifat individual atau pribadi yang diberikan kepada

pelanggan dengan berupaya memahami keinginan konsumen. Dimana

suatu perusahaan diharapkan memiliki pengertian dan pengetahuan

tentang pelanggan, memahami kebutuhan pelanggan secara spesifik, serta

memiliki waktu pengoperasian yang nyaman bagi pelanggan.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Kualitas layanan

secara positif berhubungan kepuasan pelanggan. Kualitas layanan yang

baik akan memberi dampak kepuasan pelanggan sehingga dapat

mempromosikan dan merekomendasikan kepada pelanggan maupun calon

(41)

29

2.2.7. Pengaruh Kepuasan Mahasiswa Terhadap Behavioral Intention

Kepuasan mahasiswa merupakan faktor dominan dalam

kesuksesan sebuah bisnis perusahaan. Dalam penelitiannya mengenai efek

keprilakuan dari kepuasan mahasiswa di perusahaan jasa, Suhartanto (

2001:46 ) menemukan bahwa kepuasan mahasiswa terhadap layanan yang

diberikan merupakan faktor yang paling penting dalam mempengaruhi

perilaku mahasiswa yang menyenangkan ( faforable consumer behavioral

).

Burton et al ( 2003 ) menyimpulkan bahwa pengalaman pelanggan

berhubungan dengan behavioral intention, pengalaman yang baik seorang

pelanggan akan membuat mereka akan bersedia menggunakan kembali

jasa tersebut. Behavioral intention inilah yang akan memberi tanda apakah

konsumen akan tetap setia atau berpindah.

Kepuasan mahasiswa menempati posisi penting dalam praktek di

dunia universitas. Dabhoralkar et.al., 2000 dalam purwianti dkk., ( 2001:7

) menyatakan kepuasan pelanggan akan mempengaruhi minat untuk

berperilaku. Pertama, banyak peneliti setuju bahwa konsumen yang

terpuaskan cenderung akan menjadi loyal ( Kotler, 1997:36 ). Kedua,

kepuasan merupakan faktor yang akan mendorong adanya komunikasi

dari mulut ke mulut yang bersifat positif ( Solomon, 1996 ).

Dari uraian diatas terlihat bahwa kepuasan mahasiswa secara

(42)

30

harus diperhatikan oleh setiap penyedia jasa dalam rangka pengembangan

strategi persaingan.

2.2.8. Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap Behavioral Intention

Penelitian Parasuraman ( 1993) mengemukakan ada dua level

layanan yang diinginkan juga merupakan harapan konsumen untuk

diterima dengan apa yang dimaksud dan disampaikan. Kedua level

tersebut akan menjadi batas dari suatu daerah yang disebut zona toleransi.

Zona ini tergantung dari tinggi rendahnya level layanan yang

diinginkan. Perubahan pada zona toleransi konsumen individual lebih

banyak dipengaruhi perubahan pada level layanan yang memadahi

daripada level yang diinginkan yang bergerak lebih bertahap. Hal ini

disebabkan akumulasi dari pengalaman ( Parasuraman, 1993 ), dengan

adanya dua level harapan terdapat layanan kemungkinan menyebabkan

behavioral intention yang berbeda di bawah dalam zona toleransi.

Dalam uraian diatas dapat dikatakan kualitas layanan secara positif

berhubungan dengan behavioral intention yang menyenangkan walaupun

tidak menyenangkan. Di samping itu pengalaman memperoleh masalah

dalam layanan akan mempengaruhi persepsi keseluruhan konsumen

terhadap kualitas layanan, yang selanjutnya akan berpengaruh pada

(43)

31

(44)

32

2.4. Hipotesis

Berdasarkan kerangka konseptual yang telah dibuat, maka hipotesis

dari penelitian ini adalah :

● Diduga bahwa Variabel kualitas layanan ( Service Quality ) berpengaruh positif terhadap kepuasan mahasiswa (students’ satisfaction) pada

Fakultas Ekonomi UPN “Veteran” Jawa Timur.

● Diduga bahwa Variabel kualitas layanan ( Service Quality ) berpengaruh positif terhadap Behavioral Intention pada Fakultas Ekonomi UPN

“Veteran” Jawa Timur.

● Diduga bahwa Variabel kepuasan mahasiswa (students’ satisfaction)

berpengaruh positif terhadap Behavioral Intention pada Fakultas Ekonomi

(45)

33

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran Variabel 3.1.1 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel penelitian adalah untuk memberikan

petunjuk tentang bagaimana suatu variabel-variabel penelitian diukur.

Variabel dan definisi operasional yang digunakan dalam pembahasan

penelitian ini adalah :

A Kualitas Layanan / Service Quality

Kualitas layanan didefinisikan sebagai persepsi mahasiswa secara

keseluruhan baik keunggulan dan kelemahan dari organisasi dalam

layanannya ( Taylor dan Baker, 1994, p.170 )

Menurut Berry dan kawan-kawan seperti dikutip Payne (2000), kualitas

layanan meliputi lima variabel aspek kunci sebagai berikut:

Tangible ( produk fisik )

Tersedianya fasilitas fisik, perlengkapan dan sarana komunikasi,

dan lain-lain yang dapat menunjang serta harus ada dalam proses

jasa. Indikatornya :

X 1.1 = Ruang kuliah fakultas ekonomi UPN “Veteran” Jawa

Timur yang dingin dan nyaman.

X 1.2 = Fasilitas area WiFi internet yang sudah memadahi bagi

(46)

34

Realibility ( kehandalan )

Yaitu kemampuan untuk memberikan pelayanan yang dijanjikan

dengan tepat dan kemampuan untuk dipercaya, terutama

memberikan jasa secara tepat waktu dengan cara yang sesuai

dengan jadwal yang telah dijanjikan dan tanpa melakukan

kesalahan. Indikatornya :

X 2.1 = Pelayanan urusan administrasi yang cepat dan baik.

X 2.2 = Dosen datang dan mengajar di kelas tepat waktu.

Respponsiveness ( daya tanggap )

Kemampuan / keinginan para karyawan untuk cepat membantu

dan memberikan jasa sebaik mungkin kepada mahasiswa.

Indikatornya :

X 3.1 = Dosen merespon baik dalam menjawab pertanyaan

mahasiswa.

X 3.2= Karyawan kampus yang tanggap dalam melayani

permintaan dari mahasiswa.

Assurance ( jaminan )

Meliputi pengetahuan, kemampuan, sopan santun, ramah, , dan

sifat dapat dipercaya dari karyawan dalam menyampaikan

kepastian dan kepercayaan untuk menghilangkan sifat

keragu-raguan mahasiswa. Indikatornya :

(47)

35

X 4.2 = Dosen mengajar di kelas dengan jelas dan tidak

membosankan.

Empathy ( empati )

Meliputi sifat kontak karyawan kampus untuk memahami

kebutuhan maupun kesulitan mahasiswa. Meliputi komunikasi

yang baik, perhatian pribadi, kemudahan dalam melakukan

komunikasi. Indikatornya :

X 5.1 = Karyawan kampus dapat berkomunikasi dengan baik

ke mahasiswa.

X 5.2 = Dosen memperhatikan kesulitan belajar mahasiswa.

B Kepuasan Mahasiswa / Student’s Satisfaction

Kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa mahasiswa yang muncul

setelah membandingkan antara persepsi, kesan atau harapan terhadap

kinerja kualitas layanan di kampusnya.

Atribut dari kepuasan pelanggan dari teori kepuasan Naumamn dan

Giel, 1995 :

X 6.1 = Kinerja Jasa : adalah Para karyawan UPN “Veteran” memenuhi harapan yang di ingginkan oleh mahasiswa.

(48)

36

C. Behavioral Intention ( Y )

Behavioral intention adalah suatu indikasi dari bagaimana mahasiswa

bersedia untuk mencoba dan seberapa banyak sebuah usaha dalam upaya

menunjukkan perilaku.

Dimensi dari behavioral intentions oleh Parasuraman yaitu:

Y1 = loyalitas : adalah Kesetiaan mahasiswa tentang kualitas pelayanan yang diberikan oleh UPN “Veteran” Jawa Timur.

Y2 = Perilaku komplain : adalah perilaku Mahasiswa peduli terhadap kesalahan atau ketidak nyamanan atas pelayanan kampus.

Y3 = Sensitivitas Harga : adalah Kenaikan Sumbangan Penyelenggara Pendidikan UPN “Veteran” Jawa Timur berpengaruh terhadap

mahasiswa.

3.1.2 Pengukuran Variabel

Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala interval,

dengan ukuran nilai 1-7. Nilai 1 menyatakan buruk dan nilai 7 menyatakan

baik..

Sedangkan teknik pengukuran skala yang digunakan penelitian ini

untuk mengukur variabel adalah skala diferensial semantik (semantic

differentialscale) (Sekaran, 2006 : 32).

Sangat tidak baik

(49)

37

3.2 Teknik Penentuan Sampel a. Populasi

Populasi merupakan himpunan individu atau kelompok yang

memiliki ciri atau karakteristik yang sama dan menjadi obyek atau sasaran

dalam penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa –

mahasiswi fakultas ekonomi UPN “Veteran” Jawa Timur angkatan

2005-2008 ( meliputi jurusan : Manajemen, Akuntansi, dan Ekonomi

Pembangunan ).

b. Sampel

Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive

sampling, yaitu teknik sampling yang digunakan oleh peneliti jika peneliti

mempunyai pertimbangan-pertimbangan tertentu di dalam pengambilan

sampelnya ( suhasimi, 2005 ; 97 ). Pertimbangan – pertimbangan yang

digunakan oleh peneliti adalah:

1) Mahasiswa – mahasiswi yang masih aktif dalam kegiatan

perkuliahan.

2) Mahasiswa – mahasiswi yang berada dan dijumpai di

kampus fakultas ekonomi UPN “Veteran” Jawa Timur.

3) Mahasiswa – mahasiswi yang dianggap oleh peneliti

telah dapat menilai bagaimana kualitas layanan kampus

dan juga merasakan kepuasan yang telah di dapat.

(50)

38

Ukuran sampel yang sesuai menurut para ahli adalah antara 100 –

200. sedangkan jumlah sampel ditentukan dengan menggunakan pedoman

yang dikemukakan oleh Ferdinan (2002: 48) bahwa jumlah sampel yang

sesuai adalah tergantuing dari jumlah parameter yang diestimasi.

Pedomannya adalah 5-10 kali jumlah parameter yang diestimasi.

Berdasarkan pedoman ini maka jumlah sampel yang digunakan adalah

antara 75 sampai 150, yaitu hasil perkalian antara 5-10 dengan jumlah

parameter dalam penelitian ini yaitu sebanyak 15 parameter. Dari jumlah

tersebut kemudian diambil sebanyak 105 sampel sesuai dengan pedoman

yang dikemukakan oleh Ferdinan (2002;48) yang mana jumlah 110

sampel tersebut berasal dari 15 estimasi dikali 7,33.

3.3 Teknik Pengumpulan Data 3.3.1. Jenis Data

a. Data Primer

Data yang diperoleh secara langsung dengan menyebar kuesioner kepada

responden untuk menjawab pertanyaan dalam penelitian yaitu

mahasiswa-mahasiswi yang ditemui pada saat dilakukan pengambilan sampel yang

telah dapat menilai bagaimana kualitas layanan kampus dan juga

merasakan kepuasan yang telah di dapat.

b. Data Sekunder

Data yang diperoleh atau dikumpulkan dari sumber yang telah ada yakni

(51)

39

3.3.2. Pengumpulan Data a. Kuesioner

Metode survey merupakan pengumpulan data primer melalui komunikasi

(tertulis) dengan responden sebagai sampel indifidual yang representatif.

Melalui kuesioner akan diperoleh informasi yang relefen dengan

penelitian dan sesuai dengan tujuan penelitian ini.

b. Wawancara

Data yang diperoleh dengan melakukan tanya jawab langsung dengan

pihak-pihak yang berkepentingan yang dapat memberikan keterangan dan

data-data yang diperlukan.

3.4 Teknik Analisis Data dan Hipotesis

Teknik analisis data yang dipergunakan didalam penelitian ini

adalah teknik Structural Equation Modeling (SEM). SEM merupakan

sekumpulan teknik-teknik statistikal yang memungkinkan pengujian sebuah

rangkaian hubungan yang relatif “rumit” secara simultan. (Ferdinand, 2002 ;

6). Sebuah pemodelan SEM yang lengkap pada dasarnya terdiri dari

Measurement Model dan Structural Model. Measurement Model atau model

pengukuran ditujukan untuk mengkonfirmasi sebuah dimensi atau faktor

berdasarkan indikator empirisnya.

3.4.1. Asumsi Model

(52)

40

Sebaran data harus dianalisis untuk melihat apakah asumsi

normalitas dipenuhi sehingga data dapat diolah lebih lanjut untuk

permodelan SEM ini. Normalitas dapat diuji dengan melihat gambar

histogram data dapat diuji dengan metode-metode statistik. Uji

normalitas ini perlu dilakukan baik untuk normalitas terhadap data

tunggal maupun normalitas multivariant dimana beberapa variabel

digunakan sekaligus dalam analisis akhir uji linearitas dapat dilakukan

dengan mengamati scatterplots dari data yaitu dengan memilih pasangan

data dan dilihat pola penyebarannya untuk menduga ada tidaknya

linearitas. (Ferdinand, 2002 : 52).

3.4.1.2. Evaluasi atas Outlier

Outliers adalah observasi yang muncul dengan nilai-nilai ekstrem

baik secara invariant maupun multivariant yaitu yang muncul karena

kombinasi kharakteristik unik yang dimilikinya dan terlihat sangat jauh

berbeda dari observasi-observasi lainnya. Outliers pada dasarnya dapat

muncul dalam 4 kategori :

1. Outliers muncul karena kesalahan prosedur.

2. Outliers muncul karena keadaan yang benar-benar khusus yang

memungkinkan profil aktanya lain daripada yang lain.

3. Outliers muncul karena adanya sesuatu alasan tetapi peneliti tidak

(53)

41

4. Outliers dapat muncul dalam mengenali yang ada, tetapi bila

dikombinasi dengan variabel lainnya. Kombinasinya menjadi tidak

lazim atau sangat ekstrim atau yang biasa disebut multivariate outlier.

Perlakuan terhadap outliers dilakukan bergantung pada bagaimana

outlier itu muncul. Dalam analisis ini outliers dapat dievaluasi dengan dua

cara yaitu analisis terhadap univariate outliers dan analisis terhadap

multivariate outliers.

1. Univariate Outlier

Deteksi terhadap adanya outlier univariate dapat dilakukan dengan

menentukan nilai ambang batas yang akan dikategorikan sebagai

outliers dengan cara mengkonversi nilai data penelitian ke dalam

standart score atau yang biasa disebut Z-score yang mempunyai

rata-rata nol dengan standar deviasi sebesar satu. Oleh karena itu kasus atau

observasi yang mempunyai Z-score > 30 akan dikategorikan sebagai

outliers.

2. Multivariate Outlier

Evaluasi terhadap multivariate outliers perlu dilakukan sebab

walaupun data yang dianalisis menunjukkan tidak ada outliers pada

tingkat univariate, tetapi observasi itu dapat menjadi outliers bila

sudah saling dikombinasikan. Jarak Mahalanobis (the Mahalanobis

distance) untuk tiap observasi dapat dihitung dan akan menunjukkan

jarak sebuah observasi dari rata-rata semua variabel dalam sebuah

(54)

42

& Fidell 1996) Uji terhadap outliers multivariate dilakukan dengan

menggunakan kriteria jarak Mahalanobis pada tingkat P < 0,001. jarak

Mahalanobis itu dievaluasi dengan menggunakan X2 pada derajat

bebas sebesar jumlah variabel yang digunakan dalam penelitian itu.

(Ferdinand, 2002 : 102).

3.4.1.3. Deteksi Multicolinearity dan Singularity

Multikolinearitas dapat dideteksi dan determinan matriks

kovarians. Nilai determinan matriks kovarians yang sangat kecil

(ectremely small) memberi indikasi adanya problem multikolinearitas

atau singularitas.

3.4.1.4. Uji Validitas dan Reliabilitas

Validitas berhubungan dengan apakah suatu variabel mengukur apa

yang seharusnya diukur. Doll, Xia dan Torkzadeh(1994) seperti yang

dikutip dari Wijanto(2008:65) mendefinisikan cara untuk menguji

validitas adalah dengan melihat standard factor loadings (muatan factor

standar) variabel-variabel teramati (indikator) terhadap variabel laten

(faktor) merupakan estimasi validitas variabel-variabel teramati tersebut

. Sedangkan reliabilitas adalah ukuran mengenai konsistensi internal dari

indikator-indikator sebuah konstruk yang menunjukkan derajad sampai

dimana masing-masing indikator itu mengindikasikan sebuah

konstruk/faktor laten yang umum (Ferdinand, 2002 : 62). Reliabilitas

(55)

43

reliability dan variance extracted dapat dihitung dengan rumus sebagai

berikut :

Construct reliability =

j loading std loading std      2 2 ) ( ) (

Variance extracted =

j loading std loading std      2 2 ) ( ) (

Hair et.al (1998) menyatakan bahwa sebuah konstruk mempunyai

reliabilitas yang baik adalah jika :

 Nilai Construct Reliability (CR) nya > 0,70

 Nilai Variance Extracted (VE) nya > 0,50

3.4.2. Pengujian Hipotesis dan Hubungan Kausal

Pengaruh langsung ( Koofesien jalur ) diamati dari bobot regresi

terstandar, dengan pengujian signifikasi pembanding nilai CR ( Critical

Ratio ) atau P ( Probability ) yang identik dengan uji t – hitung dalam

pengujian regresi.

3.4.3. Pengujian Model dengan One Step Approach

Salah satu keunggulan dan SEM dibandingkan metode regresi akan

metode multivariate yang lain adalah penerapan prosedur SEM secara

sekaligus terhadap sebuah model hybrid / full SEM (kombinasi antara

(56)

44

3.4.4. Pengujian Model dengan One Step Approach - Modification

Apabila dengan One Step Approach – Base Model tidak dapat

dihasilkan evaluasi model yang baik terhadap keseluruhan Criteria

goodness fit of index maka akan dilanjutkan One Step Approach –

Modification.

3.4.5. Evaluasi Model

Dalam analisis SEM tidak ada alat uji statistik tunggal untuk

mengukur atau menguji hipotesis mengenai model (Hair et al, 1995 ;

Joreskog & Sorbom, 1989; Long, 1983; Tabachnick & Fidell, 1996).

Umumnya terdapat berbagai jenis pit index yang digunakan untuk

mengukur derajat kesesuaian antara model yang dihipotesakan dengan

data yang disajikan. Dibawah ini adalah indeks kesesuaian dan cut off

value yang digunakan dalam menguji apakah sebuah model dapat diterima

atau ditolak. Indeks tersebut antara lain :

1. X2 – Chi Square Statistic

Chi square bersifat sangat sensitif terhadap besarnya sampel yang

digunakan. Model yang diuji dipandang baik atau memuaskan bila

nilai chi squarenya rendah. Atau dengan kata lain peneliti berusaha

memperoleh nilai X2 yang rendah yang menghasilkan significance

level lebih besar atau sama dengan 0,05 (P > 0,05). Semakin kecil nilai

X2 semakin baik model itu (karena dalam uji beda chi square X2 = 0

(57)

45

berdasarkan probabilitas dengan cut off value sebesar p > 0,05 atau p >

0,10.

2. RMSEA (The Roof Mean Square Error of Approximation)

RMSEA adalah sebuah indeks yang dapat digunakan untuk

mengkompensasi chi square statistic dalam sampel yang besar (Baum

gartner & Hamburg, 1996). Nilai RMSEA yang lebih kecil atau sama

dengan 0,08 merupakan indeks untuk dapat diterimanya model yang

menunjukkan sebuah close fit dari model itu berdasarkan degrees of

freedom.

3. GFI (Goodness of Fit index)

Indeks kesesuaian (fit index) ini akan menghitung proporsi tertimbang

dari varians dalam matriks kovarians sampel yang dijelaskan oleh

matriks kovarians populas yang terestimasikan (Benher, 1983; Tanaka

& Huba, 1989). Nilai GFI berkisar antara O (poorfit) sampai (perfect

fit) dan nilai GFI > 0,90 merupakan good fit (kecocokan yang baik),

sedangkan 0,80 < GFI < 0,90 sering disebut sebagai marginal fit.

4. AGFI (Adjusted Goodness of Fit Indeks)

Tingkat penerimaan yang direkomendasikan adalah bila AGFI

mempunyai nilai sama dengan atau lebih besar dari 0,90. GFI maupun

AGFI adalah kriteria yang memperhitungkan proporsi tertimbang dari

varians dalam sebuah matriks & kovarians sampel. Nilai sebesar 0,95

(58)

46

model fit (baik) sedangkan besaran nilai antara 0,90 – 0,95

menunjukkan tingkatan cukup adequate.

5. CMIN/DF

The minimum sample discrepancy function (CMIN) dibagi dalam

degree of freedomnya akan menghasilkan indeks CMIN/DF. Dalam hal

lain adalah statistik chi square X2 dibagi DF nya sehingga disebut X2

relatif. Nilai X2 relatif kurang dari 20 atau bahkan kadang kurang dari

30 adalah indikasi dari acceptable fit antara model dan data.

6. TLI (Tucker Lewis Index)

TLI (Tucker Lewis Index) adalah sebuah alternatif incremental fit index

yang membandingkan sebuah model yang diuji terhadap sebuah

baseline model (Bavengartner & Hamburg, 1996). Nilai yang

direkomendasikan sebagai acuan untuk diterimanya sebuah model

adalah penerimaan > 0,95 (Hair dkk, 1995) dan nilai yang sangat

mendekati / menunjukkan a very good fit.

7. CFI (Comparative Fit Index)

Besaran indeks ini adalah pada rentang nilai sebesar 0-1, dimana

semakin mendekati 1, mengindikasikan tingkat fit yang paling tinggi a

very good fit (Arbuckle, 1997). Nilai yang direkomendasikan adalah

CFI > 0,95. Keunggulan dari indeks ini adalah bahwa indeks ini

besarannya tidak dipengaruhi oleh ukuran sampel karena itu sangat

(59)

47

Tabel 3.1. Tabel Goodness of Fit Indices

Goodness of Fit Index

Keterangan Cut – Off

Value X2 – Chi square Menguji apakah covariance

populasi yang diestimasi sama dengan covariance sample (apakah model sesuai dengan data)

Diharapkan kecil, 1 sampai dengan 5 atau paling baik diantara 1 dan 2

Probability Uji signifikansi terhadap

perbedaan matriks covariance data dan matriks covariance yang diestimasi

Minimum 0,1 atau 0,2 atau > 0,05

RMSEA Mengkompensasi kelemahan

chi-square pada sample besar

< 0,08

GFI Menghitung proporsi tertimbang

varians dalam matriks sample yang dijelaskan oleh matriks covarians (populasi yang diestimasi) (analog dengan R2 dalam regresi berganda)

> 0,90

AGFI GFI yang disesuaikan dengan

DF

> 0,90

CMIND/DF Kesesuaian antara data dan

model

< 2,00

TLI Pembandingan antara model

yang diuji terhadap baselin model

> 0,95

CFI Uji kelayakan model yang tidak

sensitive terhadap besarnya sampel dan keunikan.

> 0,94

(60)

48

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Obyek Penelitian

4.1.1. Sejarah Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur merupakan

salah satu lembaga pendidikan tinggi swasta di Indonesia yang berdiri sejak

5 Juli 1959. Selama kurun waktu 49 tahun, UPN “Veteran” Jawa Timur

telah mengalami berbagai perubahan status, yaitu:

a. Sejak Juli 1959 s/d 1965 Akademi Administrasi Perusahaan “Veteran”

Cabang Surabaya.

b. Pada 17 Mei 1968 Perguruan Tinggi Pembangunan Nasional (PTPN)

“Veteran” Cabang Jawa Timur dengan 3 Fakultas (Ekonomi, Pertanian

dan Teknik Kimia), berdasarkan Surat Keputusan Kementerian

Transmigrasi, Urusan Veteran dan Demobilisasi.

c. Periode 1976-1994, terjadi peralihan status PTPN “Veteran” Cabang

Jawa Timur sebagai Perguruan Tinggi Kedinasan di-bawah Departemen

Pertahanan Keamanan RI.

d. Periode tahun 1977, terjadi perubahan nama PTPN “Veteran” Cabang

Jawa Timur menjadi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”

Cabang Jawa Timur.

e. Sejak tahun akademik 1994/1995 penyelenggaraannya dilakukan secara

mandiri sebagai Perguruan Tinggi Swasta.

(61)

49

f. Berdasarkan Surat keputusan Badan Akreditasi Nasional Perguruan

Tinggi No. 001/BAN-PT/Ak-1/VIII/1998 tanggal 11 Agustus 1998 telah

memperoleh status terakreditasi penuh untuk semua Jurusan/Program

studi.

Gambar

Tabel 1.2. Complain Mahasiswa dari tahun 2005 ke tahun 2008
Tabel 4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 4.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Jurusan
Tabel 4.6. Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Reliability
+7

Referensi

Dokumen terkait

Jadi dalam penelitian ini penulis berusaha semaksimal mungkin mendeskripsikan suatu gejala peristiwa, kejadian yang terjadi pada masa sekarang atau mengambil masalah-masalah

Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah penulis uraikan pada bab terdahulu, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: Dari hasil yang diperoleh daya

Pengaruh Komitmen Organisasi terhadap Hubungan Partisipasi Penyusunan Anggaran dengan Kinerja Manajerial: Studi Empiris pada Perusahaan Asuransi di Semarang..

Rerata Nilai Kekokohan Semai Kayu Jabon Dengan Pemberian Kerapatan Naungan. Posisi daun tanaman, sudul

1. Saksi adalah orang yang dapat memberikan keterangan guna kepentingan penyelidikan, penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan di sidang pengadilan tentang suatu tindak

Kepemimpinan, Profesionalisme, dan Mentoring Terhadap Kepuasan Kerja Auditor (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Semarang)”. 1.2

Laporan Akhir ini dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan Pendidikan pada Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Sriwijaya Palembang dengan

Listwise deletion based on all variables in the