• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penggunaan preposisi dalam Rubrik Public Speaking Harian Bernas bulan Maret April 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penggunaan preposisi dalam Rubrik Public Speaking Harian Bernas bulan Maret April 2016"

Copied!
105
0
0

Teks penuh

(1)

PENGGUNAAN PREPOSISI DALAM RUBRIK

PUBLIC SPEAKING

HARIAN BERNAS BULAN

MARET-APRIL 2016

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

Oleh:

Cicilia Pripita Tyas Widianingsih NIM: 121224065

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

i

PENGGUNAAN PREPOSISI DALAM RUBRIK

PUBLIC SPEAKING

HARIAN BERNAS BULAN

MARET-APRIL 2016

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

Oleh:

Cicilia Pripita Tyas Widianingsih NIM: 121224065

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(3)
(4)
(5)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya kecil ini saya persembahkan untuk:

Kedua orang tua dan keluarga yang sudah membesarkan,

mendidik, mendukung, dan tak pernah lelah untuk berjuang

sampai saat ini dengan penuh cinta kasih.

Para guru, teman-teman, rekan kerja, dan semua pihak yang

(6)

v

MOTTO

Kesempatan selalu datang hanya belum tentu pada pintu yang sama (Tyastara)

Tidak ada kata terlambat untuk perubahan (Tyastara)

Kehidupan kadang menghadapkan kita pada kenyataan yang tidak kita inginkan. Hati kita boleh hancur dan sedih, namun kehidupan akan berjalan terus

(7)
(8)
(9)

viii

KATA PENGANTAR

Terima kasih kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat dan

penyertaan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dan studinya.

Skripsi yang berjudul PENGGUNAAN PREPOSISI DALAM RUBRIK

PUBLIC SPEAKING HARIAN BERNAS BULAN MARET-APRIL 2016 ini

disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia.

Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan

dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti ingin mengucapkan terima

kasih pada pihak-pihak yang sudah ikut menyukseskan penulisan skripsi ini.

1. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Sanata Dharma.

2. Dr. Yuliana Setyaningsih, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Bahasa Sastra Indonesia, Universitas Sanata Dharma.

3. Dr. Y. Karmin, M.Pd., selaku dosen pembimbing I yang telaten dan sabar

dalam membimbing penulis dari awal sampai terselesainya skripsi ini, selalu

memberikan masukan, serta mau meluangkan waktu untuk memberikan

arahan bagi penulis baik di lingkungan kampus maupun di luar lingkungan

kampus.

4. Galih Kusumo, S.Pd., M.Pd., selaku dosen pembimbing II yang sudah

membimbing dan memberikan masukan bagi penulis.

5. Segenap dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia,

Universitas Sanata Dharma yang telah mendidik, membimbing, mendukung,

dan membantu penulis selama menempuh studi dari awal kuliah sampai

akhir.

6. Bapak Robertus Marsidiq selaku karyawan sekretariat Pendidikan Bahasa

Sastra Indonesia yang selalu sabar melayani dan membantu dalam kelancaran

penulis selama studi di Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

(10)

ix

7. Bapak CH. Primaryutomo, Ibu Anastasia Supinah, dan Adik Y.B. Dian

Nastyasta yang sudah banyak mencurahkan segala hal dalam membesarkan

dan membimbing penulis, sampai pada pencapaian saat ini.

8. Papi Panji dan Mami Erna yang sudah menjadi orang tua kedua penulis yang

selalu mendukung, menjadi tempat mencurahkan setiap keluh kesah, dan

menguatkan penulis dalam kondisi apapun.

9. Rani Lusy Laksita selaku guru MC penulis yang sudah berkenan tulisannya

diteliti dan memberikan banyak dukungan dalam proses menyelesaikan

skripsi ini.

10. AA Kunto A., selaku Coach Writing yang membantu penulis dalam proses mendapatkan data rubrik Public Speaking Harian Bernas, mendukung, dan membimbing penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini.

11. Bu Atik, Pak Cahyo, Pak Wardoyo, teman-teman Humas Universitas

Sanata Dharma angkatan 2015 dan segenap keluarga besar Humas

Universitas Sanata Dharma terima kasih banyak atas motivasi dan dukungan

yang tak pernah bosan dalam pencapaian penulis hingga lulus.

12. Seto Prayogi, sebagai teman dekat yang tak pernah lelah dengan sabar

mendukung, membantu, dan memberi semangat penulis untuk menyelesaikan

studi.

13. Para sahabat, teman-teman Pendidikan Akuntansi 2010, teman-teman

Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia 2012, teman-teman MKAJ, teman-teman

media sosial dan media massa, teman-teman MC, penyiar, dan perfilman,

teman-teman kesenian Jogja, dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebut

(11)
(12)

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... xi

ABSTRAK ... xiii

ABSTRACT ... xiv

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Manfaat Penelitian ... 3

1.5 Definisi Istilah ... 4

1.6 Sistematika Penyajian ... 5

BAB II LANDASAN TEORI ... 7

2.1 Penelitian Terdahulu ... 7

2.2 Preposisi ... 9

2.2.1 Macam Preposisi ... 9

2.2.2 Preposisi dan peggunaannya ... 11

(13)

xii

2.3.1 Ciri-ciri Kalimat Efektif ... 21

2.4 Verba Berpreposisi ... 22

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 23

3.1 Jenis Penelitian ... 23

3.2 Sumber Data dan Data Penelitian ... 24

3.3 Instrumen Penelitian ... 25

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 25

3.5 Teknik Analisis Data ... 26

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 28

4.1 Deskripsi Data ... 28

4.2 Analisis Data ... 28

4.2.1 Frekuensi penggunaan preposisi ... 28

4.2.2 Ketepatan penggunaan preposisi ... 29

4.2.3 Kesalahan penggunaan preposisi ... 38

4.3 Pembahasan ... 40

BAB V PENUTUP ... 43

5.1 Kesimpulan ... 43

5.2 Implikasi ... 43

5.3 Saran ... 44

DAFTAR PUSTAKA ... 45

LAMPIRAN ... 48

(14)

xiii

ABSTRAK

Widianingsih, Cicilia Pripita Tyas. 2017. Penggunaan Preposisi dalam Rubrik Public Speaking Harian Bernas Bulan Maret-April 2016. Skripsi.

Yogyakarta: Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini membahas penggunaan preposisi pada rubrik Public

Speaking Harian Bernas bulan Maret-April 2016 yang ditulis oleh Lusy Laksita.

Peneliti memilih rubrik ini karena ingin mengevaluasi apakah seorang public

figure yang lebih dikenal di dunia praktik berbicara juga mampu berkontribusi

dalam menulis di media cetak. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan preposisi yang digunakan dan mengidentifikasi ketepatan penggunaan preposisi

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Sumber datanya adalah 6 edisi rubrik Public Speaking pada surat kabar Harian Bernas dari bulan Maret-April 2016. Data penelitian ini berupa kalimat-kalimat yang menggunakan preposisi. Tahap analisis data mencakup reduksi data, mengelompokkan preposisi, menghitung frekuensi penggunaan preposisi, mengidentifikasi ketepatan penggunaan preposisi, mengidentifikasi kesalahan penggunaan, pembahasan, dan pembetulan kesalahan penggunaan preposisi.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa preposisi yang digunakan meliputi 16 buah preposisi: antara, bagi, dalam, dari, daripada, dengan, di, ke,

kepada, mengenai, oleh, pada, sampai, supaya, tentang, untuk. Preposisi itu

dipakai sebanyak 184 kali: ada 2 preposisi yang kurang tepat, yaitu (a) preposisi dari (3 kali), dan (b) preposisi tentang (1 kali).

(15)

xiv

ABSTRACT

Widianingsih, Cicilia Pripita Tyas. 2017. The Use of Prepositions in Public Speaking Section of Bernas Daily Newspaper Published in A Period of Time in March-April 2016. Thesis. Yogyakarta: Indonesia Language &

Literature Education, Faculty of Teachers Training and Education, Sanata Dharma University.

This research discussed the use of preposition in Public Speaking section

of Bernas Daily Newspaper written by Lusy Laksita, published in a period of time

during March-April 2016. The researcher took this rubric in order to be able to evaluate if a well-known public figure in a matter of public speaking could as well contribute in the matter of mass media written form. The research aimed to describe the use of preposition and identify the appropriate use of preposition.

This research was a qualitative descriptive study. The data sources of this research were six editions of Public Speaking sections of Bernas Daily Newspaper published during March-April 2016. The sentences containing prepositions became the data of the research. The stages of data analysis included the data reduction, the classification of preposition, the calculation of frequency of preposition use, the correct use of prepositions identification, the misuse classification, the discussion, and the corrections of the errors of preposition uses in a sentence.

The result of the research shows that there are seventeen (16) kinds of prepositions used, namely: antara (between), bagi (for), dalam (in), dari (from),

daripada (instead of), dengan (with), di (on), ke (to), kepada (direction to),

mengenai (of about), oleh (by), pada (at), sampai (until), supaya (so that), tentang

(about), untuk (for). From the 184 prepositions which are used, there are two (2)

prepositions which are used inappropriately: (a) preposition of dari (three times appeared), and (b) preposition of tentang (once appeared).

(16)

xv

DAFTAR TABEL

(17)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

(18)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Bahasa memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia

karena bahasa digunakan untuk berkomunikasi. Tanpa bahasa, manusia tidak

mungkin dapat menciptakan hubungan baik satu sama lain. Hubungan baik perlu

diciptakan dengan penggunaan dan penguasaan bahasa yang baik pula.

Bahasa terwujud dalam dua bentuk, yaitu bahasa tulis dan bahasa lisan.

Tarigan (2008: 12) mengatakan, bahwa hubungan antara bahasa tulis/menulis dan

bahasa lisan/berbicara sangatlah erat dan keduanya memiliki ciri yang sama, yaitu

produktif dan ekspresif. Dalam bahasa lisan, orang akan lebih mudah memahami

maksud penuturnya karena adanya intonasi pada pengucapan kalimat-kalimat

yang dituturkan dan didukung dengan mimik wajah, sedangkan dalam bahasa tulis

bahasa yang dipergunakan dapat menimbulkan banyak asumsi yang berbeda-beda

karena tidak didukung dengan situasi.

Di era globalisasi yang sarat dengan kemajuan teknologi saat ini, media

populer didominasi oleh web, blog, social media, indie book, dll. Semakin

banyaknya media populer, kesempatan orang menulis dan membaca juga semakin

besar. Namun, media populer juga memiliki kelemahan, salah satu di antaranya

adalah tidak adanya standar/aturan penulisan yang sesuai dengan kaidah

penulisan. Banyaknya penulis baru di media populer secara tidak langsung

(19)

kualitas karena indie (independent) bersifat bebas dalam membuat aturan sesuai

dengan keinginan penulisnya. Selain itu, social media memiliki banyak

pendukung (fans) yang tidak mementingkan orang yang menulis itu berlatar

belakang penulis atau tidak sama sekali, sebagai contoh seorang artis yang

mengungkapkan atau menuliskan pengalamannya di social media tidak perlu

menjadi seorang penulis handal. Tulisannya sudah diikuti oleh banyak orang

terutama para pendukungnya. Hal ini menjadi salah satu yang melemahkan

kualitas penerapan tata bahasa saat ini.

Pada masa dulu, sebelum social media, penerbit buku indie, dan lain

sebagainya marak seperti sekarang, media yang dibaca oleh orang masih sangat

terbatas. Orang yang ingin menuangkan tulisannya harus melalui media cetak

yang memiliki standar penulisan/tata bahasa di media. Sekarang, orang sangat

mudah menuangkan tulisan-tulisannya melalui media populer yang dapat diakses

kapan pun dan di mana pun.

Ada seorang public figure yang terjun menulis di media cetak. Beliau adalah

Lusy Laksita, seorang Professional MC, TV Presenter, Radio Announcer, Trainer,

Public Speaker, dan Managing Director Lusy Laksita Broadcasting School &

Partner In Comm. Di saat kebanyakan penulis memilih untuk mengambil jalur

indie, Lusy Laksita ingin tulisannya dapat dinikmati oleh semua kalangan dengan

menuangkan tulisannya melalui media cetak. Cara yang dipilih oleh Lusy Laksita

ini yang membuat peneliti ingin mengevaluasinya dari sisi penggunaan preposisi.

(20)

public figure yang lebih dikenal di dunia praktik berbicara juga mampu

berkontribusi dalam menulis di media cetak.

1.2 Rumusan Masalah

Agar pemecahan masalahnya lebih terarah, masalah yang akan dipecahkan

dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut.

a. Apa saja preposisi yang digunakan dalam rubrik Public Speaking Harian

Bernas Bulan Maret-April 2016?

b. Bagaimana ketepatan penggunaan preposisi dalam rubrik Public

Speaking Harian Bernas Bulan Maret-April 2016?

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalahnya, tujuan penelitian ini dirumuskan

sebagai berikut.

a. Mendeskripisikan preposisi yang digunakan dalam rubrik Public

Speaking Harian Bernas Bulan Maret-April 2016.

b. Mengidentifikasi ketepatan penggunaan preposisi dalam rubrik Public

Speaking Harian Bernas Bulan Maret-April 2016.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumber informasi bagi

redaktur surat kabar, bagi penulis, dan bagi peneliti lainnya. Bagi redaktur surat

kabar, hasil penelitian ini dapat menjadi bahan koreksi dalam penulisan berita

khususnya pada penggunaan preposisi. Selain itu, hasil penelitian ini diharapkan

dapat menjadi masukan bagi penulis dalam tulisannya ke depan maupun pada

(21)

preposisi. Bagi peneliti lain diharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat dan

membantu untuk mengembangkan penelitian serupa pada aspek lainnya.

1.5 Definisi Istilah

a. Preposisi

Preposisi adalah kata yang digunakan atau berada di depan nomina,

adjektiva, dan adverbia membentuk frasa atau merangkaikan kata benda dengan

bagian kalimat lain.

b. Media Massa

Media massa adalah alat atau sarana yang digunakan dalam penyampaian

pesan dari sumber (komunikator) kepada khalayak (komunikan/penerima) dengan

menggunakan alat-alat komunikasi mekanis, seperti surat kabar, radio, televisi,

film, dan internet (Suryawati, 2014: 37).

c. Surat Kabar

Surat kabar adalah media komunikasi yang berisikan informasi aktual dari

berbagai aspek kehidupan, seperti politik, ekonomi, sosial, kriminal, budaya, seni,

olahraga, luar negeri, dalam negeri, dan sebagainya (Suryawati, 2014: 40).

d. Rubrik

Menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (2005: 1186) menuliskan,

bahwa rubrik adalah ruangan untuk karangan dalam surat kabar, majalah, dan

sebagainya.

e. Public Speaking

Public Speaking dalam arti luas mencakup semua aktivitas komunikasi lisan

(22)

presentasi, diskusi, briefing, ceramah, pidato, atau mengajarkan di kelas. Presenter

acara televisi dan penyiar radio termasuk melakukan public speaking meskipun

tidak face to face (Supriyatmoko, 2010: 1-2).

f. Nomina

Nomina atau kata benda adalah nama dari semua benda dan segala sesuatu

yang dibendakan, baik kata benda kongkret/dapat ditangkap pancaindera atau kata

benda abstrak/tidak dapat ditangkap pancaindera (Keraf, 1991: 55).

g. Adjektiva

Adjektiva atau kata sifat/keadaan adalah kata yang dipakai untuk

mengungkapkan sifat atau keadaan orang, benda, atau binatang

(Muslich, 2010: 97).

h. Kalimat Efektif

Kalimat efektif adalah kalimat yang berhasil mengungkapkan pikiran dan

gagasan yang disampaikan sehingga dapat dipahami dan dimengerti pendengar

atau pembaca seperti apa yang ada dalam pikiran pembicara atau penulis.

1.6 Sistematika Penyajian

Laporan ini terdiri dari lima bab. Bab I merupakan pendahuluan. Bab ini

meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, batasan istilah, dan sistematika penyajian. Bab II berisi landasan teori.

Pada landasan teori disajikan teori-teori yang digunakan sebagai dasar penelitian.

Bab III berisi uraian metodologi penelitian. Bab ini memaparkan jenis penelitian,

sumber data, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis

(23)

deskripsi data penelitian, analisis data, dan pembahasan. Bab V berisi penutup.

Bab ini berisi kesimpulan dan saran. Kesimpulan merupakan jawaban atas

masalah penelitian secara keseluruhan dan saran yang diberikan untuk penelitian

(24)

7

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Penelitian Terdahulu

Penelitian yang sejenis dengan penelitian ini adalah penelitian yang

dilakukan oleh Afriyani Yanuarti (2012) yang berjudul Analisis Kesalahan

Penggunaan Preposisi dan Konjungsi pada Karangan Narasi Siswa Kelas X SMA

Negeri 1 Mojotengah Wonosobo Tahun Pelajaran 2011/2012. Tujuan

penelitiannya mendeskripsikan kesalahan penggunaan preposisi pada karangan

narasi siswa kelas X SMA Negeri 1 Mojotengah Wonosobo Tahun Pelajaran

2011/2012. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa penulisan preposisi di dan ke

yang sering salah penulisan dengan afiksasi di- dan ke-, dan kesalahan memilih

preposisi dalam membentuk sebuah kalimat. Kesalahan penggunaan konjungsi

meliputi 1) pemakaian konjungsi yang berlebihan sehingga menyebabkan

ketidak-efisienan, dan 2) penggunaan konjungsi di awal kalimat, sedangkan penyebab

terjadinya kesalahan kalimat adalah ketidaktelitian siswa tentang kaidah penulisan

kata, kaidah pemakaian tanda baca, dan faktor pemilihan kata yang belum cukup

banyak.

Penelitian lain adalah penelitian Aloysia Yuanita Anggitasari (2013) yang

berjudul Pemakaian Konjungsi pada Kolom Tajuk Surat Kabar Harian Jogja

Bulan Agustus Tahun 2012. Penelitiannya membahas pemakaian konjungsi pada

(25)

banyak dipakai pada Kolom Tajuk Surat Kabar Harian Jogja bulan Agustus Tahun

2012.

Hasil penelitiannya menunjukkan pertama, bahwa secara keseluruhan ada

994 kali pemakaian konjungsi dan 32 jenis konjungsi yang dipakai. Sepuluh

konjungsi yang banyak dipakai adalah yang (360), dan (182), hanya (50), adalah

(48), atau/ataupun (40), tapi/tetapi (38), jika/jikalau (34), hingga/sehingga (29),

bahkan (25), dan karena (23). Penelitian terhadap kolom Tajuk surat kabar Harian

Jogja menunjukkan konjungsi banyak dipakai secara berulang-ulang dan

keseluruhan pemakaian belum sepenuhnya benar. Kedua, terdapat 36 kesalahan

pemakaian konjungsi dalam kolom Tajuk surat kabar Harian Jogja selama 25 kali

terbit. Kesalahan itu meliputi 11 kesalahan pemakaian tapi/tetapi, 6 kesalahan

pemakaian dan, 5 kesalahan pemakaian jika/kalau, 5 kesalahan pemakaian yang,

2 kesalahan pemakaian bahkan, 4 kesalahan pemakaian sedangkan, dan

3 kesalahan pemakaian namun. Konjungsi-konjungsi itu cenderung dipakai

sebagai penghubung antarkalimat atau antarparagraf, seharusnya sebagai

penghubung antarklausa atau antarfrasa.

Kedua penelitian terdahulu di atas memberikan gambaran bahwa penelitian

terkait penggunaan preposisi masih layak untuk dilakukan lebih lanjut karena

sering ditemukan penggunaan preposisi yang kurang tepat pada surat kabar.

Selain itu, penelitian ini akan mengemukakan penggunaan preposisi yang banyak

digunakan dalam rubric Public Speaking surat kabar Harian Bernas yang terbit

(26)

2.2 Preposisi

Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (2010: 294) meninjau dari perilaku

semantisnya, preposisi yang juga disebut kata depan, yang menandai berbagai

hubungan makna antara konstituen di depan preposisi tersebut dengan konstituen

di belakangnya. Jika ditinjau dari perilaku sintaksisnya, preposisi berada di depan

nomina, adjektiva, atau adverbia sehingga terbentuk frasa yang dinamakan frasa

preposisional. Kata depan adalah kata yang digunakan di muka kata benda untuk

merangkaikan kata benda itu dengan bagian kalimat lain

(Abdul Chaer 2011: 122). Berdasarkan pendapat-pendapat di atas peneliti

menyimpulkan bahwa preposisi adalah kata yang digunakan atau berada di depan

nomina, adjektiva, dan adverbia membentuk frasa atau merangkaikan kata benda

dengan bagian kalimat lain.

2.2.1 Macam Preposisi

Abdul Chaer (2009: 108-119) mengungkapkan, bahwa preposisi dapat

dibedakan atas preposisi yang menyatakan: (a) tempat berada, (b) tempat asal, (c)

tempat tujuan, (d) asal bahan, (e) asal waktu, (f) waktu tertentu, (g) tempat

tertentu, (h) perbandingan, (i) pelaku, (j) alat, (k) hal, (l) pembatasan, (m) tujuan.

Ramlan (1980: 20) berpendapat, bahwa ada 115 kata depan yang pemakaiannya

sangat banyak ragamnya, yaitu preposisi akan, antara, bagi, dalam, dari,

daripada, dengan, di, hingga, karena, ke, kepada, mengenai, oleh, pada, sampai,

sebab, tentang, terhadap, untuk, dan lain sebagainya.

Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (2010: 300) menuliskan bahwa peran

(27)

hubungan: (a) tempat, (b) peruntukan, (c) sebab, (d) kesertaan atau cara, (e)

pelaku, (f) waktu, (g) ihwal peristiwa, dan (h) milik. Abdul Chaer (2011: 122)

berpendapat, bahwa melihat dari fungsinya kata depan itu dapat dibedakan

menjadi, antara lain, kata depan yang menyatakan: (1) tempat berada, yaitu di,

pada, dalam, atas, dan antara. (2) arah asal, yaitu dari. (3) arah tujuan, yaitu ke,

kepada, akan, dan terhadap. (4) pelaku, yaitu oleh. (5) alat, yaitu dengan dan

berkat. (6) perbandingan, yaitu daripada. (7) hal dan masalah, yaitu tentang dan

mengenai. (8) akibat, yaitu hingga dan sampai. (9) tujuan, yaitu untuk, buat, guna,

dan bagi.

Dari pendapat para ahli di atas, peneliti menyimpulkan untuk

menggabungkan pendapat tersebut agar saling melengkapi. Menurut peneliti ada

13 macam jenis preposisi, yaitu. (1) tempat berada, yaitu di, pada, dalam,

(2) waktu tertentu/batas waktu, yaitu antara, dari, pada, sampai. (3) tujuan, yaitu

supaya, untuk. (4) pelaku, yaitu oleh, dari. (5) alat, yaitu dengan.

(6) perbandingan, yaitu daripada. (7) hal, yaitu bagi, dari, mengenai, tentang.

(8) akibat, yaitu sampai. (9) peruntukan, yaitu bagi. (10) sebab, yaitu oleh.

(11) arah tujuan, yaitu ke, kepada. (12) berkenaan dengan..., yaitu mengenai,

tentang. (13) jarak, yaitu antara. Di bawah ini peneliti mencoba untuk

(28)

2.2.2 Preposisi dan penggunaannya 2.2.2.1Preposisi antara

Abdul Chaer (2011: 126) mengungkapkan, bahwa preposisi antara

digunakan untuk menyatakan jarak yang dipakai di depan dua buah kata benda

yang menerangkan tempat yang diserangkaikan dengan kata depan dan, sebagai

contoh.

1. Banjir melanda daerah antara Bekasi dan Karawang.

2. Jarak antara Jakarta dan Bogor hanya 60 Km.

Selain itu, preposisi antara digunakan untuk menyatakan adanya dua pihak yang

dipakai di depan dua buah kata benda yang menyatakan orang atau yang

diorangkan dan diserangkaikan dengan kata depan dengan, sebagai contoh.

3. Perang antara Iran dengan Irak semakin hebat.

4. Perundingan antara Indonesia dengan Malaysia sedang berlangsung.

5. Pertandingan antara Taufik Hidayat dengan Lin Dan berlangsung sengit.

Preposisi antara digunakan pula untuk menyatakan „suatu tempat, suatu waktu

atau saat, suatu keadaan atau hal, yang dipakai di depan dua buah kata benda yang

menyatakan tempat, waktu, atau keadaan dan diserangkaikan dengan kata depan

dan, sebagai contoh.

6. Nonton bareng film Kartini diadakan antara bioskop Studio 21 dan

XXI.

7. Pencurian itu terjadi antara pukul 3 dan pukul 4 pagi.

(29)

2.2.2.2Preposisi bagi

Ramlan (1980: 36) berpendapat, bahwa preposisi bagi dipakai untuk

menyatakan makna peruntukan dan sejalan dengan penggunaan preposisi untuk,

sebagai contoh.

9. Pakaian bekas layak pakai itu dikumpulkan bagi orang yang kurang

mampu.

10. Pakaian bekas layak pakai itu dikumpulkan untuk orang yang kurang

mampu.

Selain itu, Abdul Chaer (2011: 137) berpendapat, bahwa preposisi bagi dapat digunakan untuk menyatakan „adanya pertalian perihal atau hal, sebagai varian

dari kata depan untuk, sebagai contoh.

11. Bagi kepentingan bersama keputusan diambil dari musyawarah

mufakat.

12. Bagi juara 1, 2, dan 3 melukis tingkat SD akan mendapatkan uang

pembinaan.

2.2.2.3Preposisi dalam

Abdul Chaer (2011: 125) mengungkapkan, bahwa preposisi dalam dipakai

untuk menyatakan tempat berada yang digunakan di depan kata depan sebagai

varian dari kata depan di dalam, sebagai contoh.

13. Jangan bermain dalam kelas.

14. Buku itu ku simpan dalam lemari.

(30)

Pada contoh di atas preposisi dalam dapat diganti dengan preposisi di dalam

menjadi.

16. Jangan bermain di dalam kelas.

17. Buku itu ku simpan di dalam lemari.

18. Berapa orang yang ada di dalam rumah itu?

Selain itu, preposisi dalam dipakai untuk menyatakan keberadaan dalam suatu

situasi atau peristiwa yang digunakan di depan kata benda yang menyatakan hal

atau proses.

19. Dalam perjalanan ke Eropa kami singgah di Kairo.

20. Kita harus hati-hati dalam pergaulan di kota besar.

21. Dalam bentrokan itu beberapa orang menjadi korban.

Preposisi dalam dapat pula untuk menyatakan jangka waktu yang diletakan di

depan kata yang menyatakan lama waktu, sebagai contoh.

22. Pekerjaan itu akan selesai dalam beberapa hari.

23. Kredit vespa itu diangsur dalam dua tahun.

2.2.2.4Preposisi dari

Abdul Chaer (2011: 127-128) berpendapat, bahwa preposisi dari dipakai

untuk menyatakan asal tempat yang digunakan di depan kata-kata yang

menyatakan tempat, sebagai contoh.

24. Mereka baru datag dari desa.

25. Ayah belum pulang dari kantor.

(31)

Selain itu, preposisi dari untuk menyatakan asal tempat dengan lebih seksama

dapat diikuti dengan kata yang menyatakan bagian dari tempat yang dimaksud

misalnya kata dalam, atas, dan sudut, sebagai contoh.

27. Roti itu dikeluarkan dari dalam lemari.

28. Gelas itu diambil dari atas meja.

29. Kasur itu dipindahkan dari sudut kamar.

Dapat pula menggunakan kata: dari arah, dari bawah, dari belakang, dari dekat,

dari depan, dari hadapan, dari kanan, dari kiri, dari luar, dari muka, dari

samping, dari sebelah, dari tengah, dari ujung, dan sebagainya.

Preposisi dari dipakai untuk menyatakan hal atau keadaan yang digunakan di

depan kata-kata yang menyatakan hal atau keadaan, sebagai contoh.

30. Dia baru saja sadar dari pingsannya.

31. Mereka berhasil meloloskan diri dari kepungan musuh.

Preposisi dari dipakai untuk menyatakan waktu atau sejak yang digunakan di

depan kata benda yang menyatakan waktu, sebagai contoh.

32. Saya menunggu dari tadi pagi.

33. Dari dulu daerah itu sudah ramai.

Preposisi dari juga dapat digunakan untuk menyatakan pelaku yang digunakan di

depan kata benda yang menyatakan orang atau pelaku, sebagai contoh.

34. Sumbangan datang dari pemerintah.

(32)

2.2.2.5Preposisi daripada

Abdul Chaer (2009: 115) mengatakan, bahwa preposisi daripada digunakan

untuk menyatakan perbandingan antara dua tindakan, dua keadaan, atau dua hal.

Untuk menyatakan perbandingan dua tindakan preposisi daripada diletakkan di

depan kata benda yang disertai kata “lebih…”, sebagai contoh.

36. Belajar lebih baik daripada duduk melamun.

37. Bertemu langsung lebih terhormat daripada mengirim utusan.

Abdul Chaer (2011: 134) berpendapat, bahwa preposisi daripada menyatakan

perbandingan yang digunakan di antara dua buah kata benda, sebagai contoh.

38. Hidup di desa lebih tenang daripada di kota.

39. Gaji ibu lebih banyak daripada gaji ayah.

Jika yang diperbandingkan du buah pekerjaan atau tindakan preposisi daripada

diletakkan pada awal kalimat, sebagai contoh.

40. Daripada bermain lebih baik kita belajar.

41. Daripada menjadi gelandangan di Jakarta lebih baik kita

bertransmigrasi ke Sumatera.

2.2.2.6Preposisi dengan

Preposisi dengan dipakai untuk menyatakan alat yang digunakan di depan

kata benda yang menyatakan alat (Abdul Chaer, 2011: 133), sebagai contoh.

42. Adik menulis dengan spidol.

43. Hasil ujian seleksi diperiksa dengan komputer.

Selain itu, preposisi dengan juga menyatakan sifat perbuatan yang digunakan di

(33)

44. Mereka bermain dengan gembira.

45. Saya diperiksa dengan teliti oleh dokter.

2.2.2.7Preposisi di

Preposisi di yaitu untuk menyatakan tempat berada yang digunakan di depan

kata benda yang menyatakan tempat (Abdul Chaer, 2011: 122), sebagai contoh.

46. Sidang kabinet sedang berlangsung di Gedung Bina Graha.

47. Gunung Agung terletak di Pulau Bali.

48. Bukumu saya letakkan di atas meja.

2.2.2.8 Preposisi ke

Abdul Chaer (2011: 130) mengatakan, bahwa preposisi ke yaitu untuk

menyatakan tempat tujuan yang digunakan di depan kata benda yang menyatakan

tempat, sebagai contoh.

49. Kami akan berdarmawisata ke Candi Borobudur.

50. Ayah selalu naik Transjogja setiap berangkat ke kantor.

51. Pencuri itu lari ke dalam pasar.

2.2.2.9 Preposisi kepada

Preposisi kepada menandai makna orang yang dituju atau arah yang dituju

(Abdul Chaer, 2011: 131), sebagai contoh.

52. Persoalan itu telah dilaporkan kepada gubernur.

53. Saya selalu ingat kepada simbah Rubinem.

2.2.2.10Preposisi mengenai

Preposisi mengenai dipakai untuk menandai makna berkenaan dengan...,

(34)

juga digunakan di depan kata benda atau frase benda untuk menyatakan hal

(Ramlan, 2008: 81-82), sebagai contoh.

54. Dokumen-dokumen mengenai pemanfaatan dan pelestarian

keanekaragaman hayati telah tersedia.

55. Prof. Otto Sumarwoto berbicara mengenai kerusakan lingkungan di

daerah Kulon Progo.

2.2.2.11Preposisi oleh

Abdul Chaer (2011: 133) berpendapat, bahwa preposisi oleh dipakai untuk

menyatakan pelaku perbuatan yang digunakan di depan objek pelaku dalam

kalimat pasif, sebagai contoh.

56. Pabrik pupuk itu diresmikan oleh Presiden Soeharto.

57. Buku pelajaran matematika ini diterbitkan oleh Balai Pustaka.

Selain itu, preposisi oleh dipakai untuk menyatakan sebab yang digunakan di

dalam kalimat yang predikatnya berupa kata sifat atau kata yang menyatakan

keadaan, sebagai contoh.

58. Tanaman kami rusak oleh hama wereng.

59. Pertahan mereka hancur oleh serangan Israel.

2.2.2.12Preposisi pada

Preposisi pada dipakai untuk menandai makna penerima, sejalan pula dengan

preposisi kepada (Ramlan, 1980: 95), sebagai contoh.

60. Tony telah menceritakan kejadian pencurian semalam di rumahnya

(35)

61. Tony telah menceritakan kejadian pencurian semalam di rumahnya

kepada polisi.

Abdul Chaer (1990: 30) mengungkapkan, bahwa preposisi pada juga dapat

dipakai untuk menyatakan waktu tertentu yang digunakan di depan kata benda

waktu yang menyatakan saat atau masanya sangat terbatas, sebagai contoh.

62. Pada jam lima tepat pesawat kami mendarat di Medan.

63. Bantuan diharapkan akan datang pada malam ini.

Selain itu, preposisi pada juga menyatakan tempat yang digunakan di depan kata

benda atau frase benda yang bukan menyatakan tempat sebenarnya, sebagai varian

dari kata depan di, sebagai contoh.

64. Ibu bekerja pada Dinas Kesehatan Kota di Blitar.

65. Pada setiap kecamatan akan didirikan puskesmas di Yogyakarta.

2.2.2.13Preposisi sampai

Preposisi sampai dipakai untuk menyatakan batas tempat atau batas waktu

yang digunakan di depan kata benda yang menyatakan tempat atau menyatakan

waktu (Abdul Chaer, 2011: 136), sebagai contoh.

66. Kami berjalan kaki sampai desa Jatidari.

67. Mereka belajar sampai larut malam.

Preposisi sampai dapat pula untuk menyatakan akibat dari suatu perbuatan yang

digunakan di depan kata yang menyatakan keadaan, sebagai contoh.

68. Lantai masjid dicuci sampai bersih.

(36)

2.2.2.14Preposisi supaya

Preposisi supaya adalah preposisi yang menyatakan tujuan atau maksud dari

perbuatan atau tindakannya yang disebutkan dalam predikat klausanya.

Penggunaannya adalah dengan cara meletakkannya di depan kata atau frase

berkategori adjektiva atau verba keadaan (Abdul Chaer, 2009: 118), sebagai

contoh.

70. Setiap pagi saya berolah raga supaya sehat.

71. Polisi banyak berjaga di jalan jelang lebaran supaya aman dan lancar.

2.2.2.15Preposisi tentang

Preposisi tentang dipakai untuk menandai makna berkenaan dengan..., ini

sejalan dengan penggunaan kata depan mengenai (Ramlan, 2008: 81). Selain itu,

preposisi tentang juga dipakai untuk menyatakan hal yang akan disebutkan dalam

predikat klausanya. Penggunaannya adalah dengan meletakkannya di depan

nomina atau frase nominal yang mengikutinya, sebagai contoh.

72. Kita sebenarnya tidak mungkin berbicara tentang demokrasi dengan

rakyat yang masih buta huruf.

73. Tentang siapa yang akan keluar sebagai pemenang memang sukar

diramalkan sebab kekuatan kedua kesebelasan berimbang.

2.2.2.16Preposisi untuk

Preposisi untuk dipakai untuk menyatakan tujuan yang digunakan di depan

kata benda orang atau yang diorangkan (Abdul Chaer, 2011: 136), sebagai contoh.

74. Bapak membawa oleh-oleh dari Bandung untuk keluarga.

(37)

Ramlan (1980: 116) mengungkapkan, bahwa preposisi untuk juga menandai

makna peruntukan, sejalan dengan penggunaan kata depan bagi, sebagai contoh.

76. Dia selalu mengumpulkan pakaian layak pakai untuk anak panti asuhan.

77. Dia selalu mengumpulkan pakaian layak pakai bagi anak panti asuhan.

2.3 Kalimat Efektif

Suwarna (2012: 19) mengungkapkan, bahwa kalimat efektif adalah kalimat

yang memiliki pola struktur yang sederhana serta pola informasi yang langsung.

Syahroni, dkk. (2013: 48) mengatakan, bahwa kalimat dikatakan efektif apabila

berhasil menyampaikan pesan, gagasan, perasaan, maupun pemberitahuan sesuai

dengan maksud si pembicara atau penulis. Arifin, dkk. (2009: 74) mengatakan,

bahwa kalimat efektif ialah kalimat yang memiliki kemampuan untuk

menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca

seperti apa yang ada dalam pikiran pembicara atau penulis kalimat itu.

Mulyati (2016: 52) mengatakan, bahwa kalimat efektif adalah kalimat yang

mengungkapkan pikiran dan gagasan yang disampaikan sehingga dapat dipahami

dan dimengerti oleh orang lain. Kurniawan (2012: 59) mengatakan, bahwa

kalimat efektif adalah kalimat yang mengungkapkan gagasan penulisnya

sedemikian rupa, sehingga pembaca memahami gagasan yang sama. Peneliti

mengambil kesimpulan bahwa kalimat efektif adalah kalimat yang berhasil

mengungkapkan pikiran dan gagasan yang disampaikan sehingga dapat dipahami

dan dimengerti pendengar atau pembaca seperti apa yang ada dalam pikiran

(38)

2.3.1 Ciri-ciri Kalimat Efektif

Sebuah kalimat dikatakan efektif jika memiliki beberapa ciri-ciri, sebagai

berikut. Suwarna (2012: 22) mengatakan, bahwa kalimat efektif harus meliputi

strukturnya jelas (kata-kata tersusun sederhana) dan maksudnya jelas (maksud

langsung dipahami pendengar/pembaca). Putrayasa (2010: 54) mengatakan,

bahwa kalimat efektif harus meliputi kesatuan, kehematan, penekanan, dan

kevariasian. Peneliti menyimpulkan, berkaitan dengan penggunaan preposisi,

kalimat efektif harus meliputi kehematan, kecermatan, dan kesatuan.

a. Kehematan

Kehematan dalam kalimat efektif ialah hemat mempergunakan kata, frasa,

atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu. Kehematan bukan berarti harus

menghilangkan kata-kata yang dapat menambah kejelasan kalimat. Penghematan

di sini mempunyai arti penghematan terhadap kata yang memang tidak

diperlukan, sejauh tidak menyalahi kaidah tata bahasa.

b. Kecermatan

Kecermatan adalah kalimat itu tidak menimbulkan tafsiran ganda dan tepat

dalam pemilihan kata.

c. Kesatuan

Sebuah kalimat harus mengungkapkan sebuah ide pokok atau satu kesatuan

pikiran. Kesatuan tersebut bisa dibentuk jika ada keselarasan antara

(39)

2.4 Verba Berpreposisi

Sebuah kalimat selalu memiliki kesatuan ide dan gagasan, namun tak jarang

ditemukan kalimat yang strukturnya kurang sepadan. Ada konstruksi kalimat yang

seharusnya menggunakan preposisi, tetapi tidak menggunakan preposisi, sebagai

contoh.

1. Saya bertemu tetangga saya.

2. Aku cinta Ibu.

Kalimat 1 dan 2 sebaiknya diikuti dengan preposisi, menjadi

3. Saya bertemu dengan tetangga saya.

4. Aku cinta pada Ibu.

Selain itu, ada konstruksi kalimat yang harusnya tidak menggunakan preposisi,

tapi menggunakan preposisi, sebagai contoh.

5. Saya tidak mengetahui tentang soal itu.

6. Kami belum membicarakan tentang usul Anda.

Kalimat 5 dan 6 sebaiknya tidak menggunakan preposisi, menjadi

7. Saya tidak mengetahui soal itu.

8. Kami belum membicarakan usul Anda.

Pada kalimat 7 dan 8 mengandung verba mengetahui dan membicarakan, yaitu

verba aktif transitif. Jadi, predikatnya harus langsung diikuti oleh sebuah objek;

(40)

23

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian berjudul Penggunaan Preposisi pada Rubrik Public Speaking

Harian Bernas Bulan Maret-April 2016 ini berdasarkan sifat dan jenis datanya

termasuk penelitian deskriptif kualitatif yang mengacu pada data arsip/dokumen.

Creswell (dalam Herdiansyah, 2009: 8) mengungkapkan, bahwa penelitian

kualitatif adalah suatu proses penelitian ilmiah yang lebih dimaksudkan untuk

memahami masalah-masalah manusia dalam konteks sosial dengan menciptakan

gambaran menyeluruh dan kompleks yang disajikan, melaporkan pandangan

terperinci dari para sumber informasi, serta melakukan dalam setting yang

alamiah tanpa adanya intervensi apapun dari peneliti.

Moleong (2006: 6) mengungkapkan, bahwa penelitian kualitatif adalah

penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami

oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain

sebagainya, secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan

bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan

berbagai metode alamiah. Jadi, penelitian kualitatif adalah suatu proses penelitian

ilmiah yang lebih dimaksudkan untuk memahami masalah-masalah manusia

dalam konteks sosial atau fenomena-fenomena tentang apa yang dialami oleh

subjek penelitian secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk

(41)

Metode penelitian ini bersifat penelitian deskriptif. Kountour (2003: 105)

mengungkapkan, bahwa penelitian deskriptif adalah metode penelitian yang

memberikan gambaran atau uraian atas suatu keadaan sejelas mungkin tanpa ada

perlakuan terhadap obyek yang diteliti. Hasan (2002: 22) mengungkapkan, bahwa

deskriptif artinya melukiskan variabel demi variabel, satu demi satu. Jadi,

penelitian deskriptif merupakan penelitian yang mengedepankan deskripsi atau

pemaparan dengan kata-kata atau kalimat-kalimat secara jelas mengenai hal yang

dibahas dan nantinya banyak berisi kutipan-kutipan kata atau kalimat guna

memberi gambaran penyajian laporan.

Sangadji (2010: 20) mengungkapkan, bahwa penelitian arsip/dokumen

(archival research) adalah penelitian terhadap fakta tertulis (dokumen) atau

berupa arsip data. Dokumen arsip yang diteliti berdasarkan sumbernya dapat

berasal dari data internal (arsip dan catatan orisinal dari orang lain) dan berasal

dari eksternal, yaitu publikasi data yang diperoleh melalui orang lain. Pada

penelitian ini data yang akan diteliti adalah data eksternal, yaitu kolom Public

Speaking karya Lusy Laksita pada surat kabar Harian Bernas bulan

Maret-April 2016.

3.2 Sumber Data dan Data Penelitian

Sumber data adalah subjek dari mana data dapat diperoleh

(Arikunto, 2010: 169). Sumber data dalam penelitian ini adalah 6 edisi rubrik

Public Speaking karya Lusy Laksita yang terdiri atas 93 kalimat. Data penelitian

(42)

Speaking pada surat kabar Harian Bernas karya Lusy Laksita yang dipaparkan

setiap hari Sabtu.

3.3 Instrumen Penelitian

Arikunto (2010: 203) mengemukakan, bahwa instrumen penelitian adalah

alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar

lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan

sistematis sehingga lebih mudah diolah. Dengan kata lain, instrumen penelitian

adalah semua alat yang digunakan untuk mengumpulkan, mengolah, dan

menyajikan data secara sistematis dan objektif guna memecahkan suatu masalah.

Moleong (2006: 168) mengemukakan, bahwa dalam penelitian kualitatif peneliti

sendiri berkedudukan sebagai instrumen penelitian. Peneliti merupakan

perencana, pelaksana pengumpulan data, analisis, penafsir data, dan pada akhirnya

akan menjadi pelapor hasil penelitiannya. Peneliti menyimpulkan bahwa

instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan untuk

merencanakan, mengumpulkan data, menganalisis dan mengolah data, dan

menyajikan data secara sistematis dan objektif guna memecahkan suatu masalah.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Sugiyono (2014: 63) mengemukakan, bahwa adanya empat teknik

pengumpulan data, yaitu (1) observasi, (2) wawancara, (3) dokumentasi, dan (4)

gabungan. Secara khusus teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah

teknik dokumentasi. Herdiansyah (2009: 143) mengemukakan teknik dokumentasi

merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan peneliti kualitatif untuk

(43)

dan dokumen lainnya yang tertulis atau dibuat langsung oleh subjek yang

bersangkutan. Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini ialah rubrik Public

Speaking.

Peneliti melakukan langkah-langkah dalam mengumpulkan data sebagai

berikut.

a. Peneliti mengunduh rubrik Public Speaking pada Harian Bernas edisi

Maret-April 2016 melalui aplikasi android Wayang Force.

b. Peneliti membaca kolom Public Speaking karya Lusy Laksita pada surat

kabar Harian Bernas bulan Maret-April 2016 dan menandai dengan

menggarisbawahi kalimat yang menggunakan preposisi.

c. Peneliti menuliskan kalimat yang mengandung preposisi dari setiap edisi.

3.5 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan

data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat

dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang

penting dan apa yang dipelajari, dan dapat memutuskan apa yang dapat

diceritakan kepada orang lain (Bogdan dan Biklen dalam Moleong, 2006: 248).

Peneliti melakukan langkah-langkah penelitian berdasarkan langkah analisis

data Miles dan Huberman sebagai berikut.

a. Reduksi Data

Peneliti mengelompokkan kalimat menurut preposisinya. Setelah itu,

peneliti menganalisis kalimat dengan cara mengamati dan mencermati

(44)

dijabarkan pada Bab II. Kemudian, peneliti menghitung frekuensi penggunaan

preposisi, mengidentifikasi ketepatan penggunaan preposisi, dan

mengidentifikasi kesalahan penggunaan preposisi. Terakhir, peneliti memberikan

pembahasan atas hasil analisis data dan menjawab rumusan masalah.

b. Penyajian Data

Peneliti menyajikan data pada Tabel Analisis Penggunaan Preposisi dalam

Rubrik Public Speaking Harian Bernas Jogja Bulan Maret-April 2016 yang dapat

dilihat pada bagian lampiran.

c. Penarikan Kesimpulan

Peneliti membuat kesimpulan berdasarkan hasil analisis data. Untuk

menjamin tingkat kepercayaan dan keabsahan hasil penelitian, peneliti

melanjutkan proses analisis dengan triangulasi data dengan dosen Pendidikan

(45)

28

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi tentang deskripsi data, analisis data, dan pembahasan. Pada

deskripsi data peneliti memaparkan bentuk data yang diteliti. Pada analisis data

peneliti memaparkan frekuensi penggunaan preposisi, ketepatan penggunaan

preposisi dengan contohnya, dan kesalahan penggunaan preposisi. Terakhir,

peneliti memberikan pembahasan analisis data dan menjawab rumusan masalah.

4.1 Deskripsi Data

Peneliti menemukan data penggunaan preposisi dalam rubrik Public

Speaking Harian Bernas sebanyak 101 kalimat yang terdiri dari 16 preposisi yang

digunakan sebanyak 184 kali. Ke enam belas preposisi itu adalah: antara, bagi,

dalam, dari, daripada, dengan, di, ke, kepada, mengenai, oleh, pada, sampai,

supaya, tentang, dan untuk. Peneliti sudah menghitung frekuensi penggunaan dari

setiap preposisi. Di bawah ini penjabaran analisis data berserta dengan

pembahasannya. Secara lengkap dapat dilihat pada lampiran.

4.2 Analisis Data

4.2.1 Frekuensi Penggunaan Preposisi

Peneliti membuat klasifikasi dan penjelasan satu per satu preposisi yang

dipakai. Data yang ditemukan sebagai berikut.

Penggunaan preposisi antara 1 kali, preposisi bagi 1 kali,

preposisi dalam 8 kali, preposisi dari 10 kali, preposisi daripada 1 kali, preposisi

(46)

preposisi mengenai 2 kali, preposisi oleh 21 kali, preposisi pada 14 kali, preposisi

sampai 2 kali, preposisi supaya 1 kali, preposisi tentang 40 kali, dan preposisi

untuk 7 kali. Dari seluruh data ditemukan penggunaan preposisi dengan paling

sering muncul sebanyak 47 kali. Secara rinci disertakan tabel 4.1 di bawah ini.

Tabel 4.1 Hasil Analisis Penggunaan Preposisi Rubrik Public

Speaking Bernas Maret-April 2016

No.

Preposisi

Jumlah Per Edisi dan Tanggal

Jumlah

4.2.2 Ketepatan Penggunaan Preposisi

Penggunaan preposisi pada rubrik Public Speaking ini sebagian besar sudah

menunjukkan penggunaan yang sesuai dengan kaidah penggunaannya. Peneliti

akan menunjukkan penggunaan preposisi dan contoh yang ditemukan sebagai

(47)

a. Penggunaan preposisi antara

Preposisi antara dipakai untuk menyatakan adanya dua pihak yang

digunakan di depan dua buah kata benda yang menyatakan orang atau yang

diorangkan, yang diserangkaikan dengan kata depan dan. Contoh kalimat yang

digunakan adalah sebagai berikut.

1. Dalam setiap presentasi pasti diharapkan terjadi interaksi yang baik

antara presentator dan audiens (16 April 2016, kal. 10).

Kalimat 3 adalah contoh kalimat yang menggunakan preposisi bagi dengan tepat

yang menyatakan adanya dua pihak, yaitu presentator dan audiens.

b. Penggunaan preposisi bagi

Preposisi bagi dipakai untuk menandai makna peruntukan. Karena itu,

preposisi bagi sejalan dengan penggunaan preposisi untuk. Contoh kalimat yang

digunakan adalah sebagai berikut.

2. Dua hari kemudian yaitu Kamis 10 Maret dan Jumat 11 Maret 2016

saya berkesempatan menjadi Trainer dalam Pelatihan Public Speaking dengan materi khusus Presentation Skill bagi Widyaiswara dan Staf Bapelkes (Balai Pelatihan Kesehatan) Semarang di Gedung Bapelkes, Salaman, Magelang (12 Maret 2016, kal. 4:3).

Kalimat 4 adalah contoh kalimat yang menggunakan preposisi bagi dengan tepat

yang menyatakan peruntukan, yaitu Widyaiswara.

c. Penggunaan preposisi dalam

Preposisi dalam dipakai untuk menyatakan tempat berada yang digunakan

di depan kata depan sebagai varian dari kata depan di dalam. Selain itu preposisi

dalam dipakai untuk menyatakan berada dalam suatu situasi yang digunakan di

(48)

3. Dalam bahasan edisi lalu saya menyampaikan tentang kemampuan apa yang harus dimiliki oleh seorang Presentator atau orang yang menyampaikan presentasi (26 Maret 2016, kal. 3:1).

4. Tanya jawab ini merupakan dinamika dalam sebuah presentasi,

sehingga prosesnya harus dapat berjalan lancar dan memuaskan dua

pihak, yaitu penanya dan presentator (19 April 2016, kal. 12).

Kalimat 5 adalah contoh kalimat yang menggunakan preposisi dalam dengan tepat

yang menyatakan tempat berada, yaitu bahasan.

Kalimat 6 adalah contoh kalimat yang menggunakan preposisi dalam dengan tepat

yang menyatakan berada dalam suatu situasi, yaitu sebuah presentasi.

d. Penggunaan preposisi dari

Preposisi dari dipakai untuk menyatakan hal yang digunakan di depan

kata-kata yang menyatakan hal. Contoh kalimat yang digunakan adalah sebagai

berikut.

5. Itu tadi sedikit cerita saya mengenai Presentasi, sebagai awal dari

bahasan kita tentang Presentasi(12 Maret 2016, kal. 13:2).

6. Seorang Public Speaker termasuk seorang Presentator harus

mempunyai kemampuan atau dapat mengucapkan kata dari bahasa manapun (26 Maret 2016, kal. 14 ).

7. Sebagai public speaker seorang presentator harus dapat mengucapkan

kata dari bahasa manapun yang dipergunakan (2 April 2016, kal. 7 ).

Kalimat 7 adalah contoh kalimat yang menggunakan preposisi dari dengan tepat

yang menyatakan hal, yaitu bahasan.

Kalimat 8 adalah contoh kalimat yang menggunakan preposisi dari dengan tepat

yang menyatakan hal, yaitu bahasa.

Kalimat 9 adalah contoh kalimat yang menggunakan preposisi dari dengan tepat

(49)

e. Penggunaan preposisi daripada

Preposisi daripada dipakai untuk menyatakan perbandingan keadaan atau

sifat dua buah hal atau benda biasanya digunakan di antara kedua hal atau benda

itu. Contoh kalimat yang digunakan adalah sebagai berikut.

8. Tubuh kita berbicara terlebih dahulu daripada mulut kita saat kita

berbicara di depan umum (19 Maret 2016, kal. 12:1).

Kalimat 10 adalah contoh kalimat yang menggunakan preposisi daripada dengan

tepat yang menyatakan perbandingan, yaitu tubuh kita berbicara terlebih dahulu

daripada mulut kita.

f. Penggunaan preposisi dengan

Preposisi dengan dipakai untuk menyatakan alat yang digunakan di depan

kata benda yang menyatakan alat. Selain itu, Preposisi dengan juga menyatakan

sifat perbuatan yang digunakan di depan kata sifat atau kata keterangan. Contoh

kalimat yang digunakan adalah sebagai berikut.

9. Hari pertama diisi dengan teori tentang Dasar-Dasar Public Speaking,

Teknik Presentasi, Olah Vokal, Produksi Suara, Membuat Paparan dan diakhiri dengan praktek membuat Paparan (12 Maret 2016, kal. 10:1,4).

10. Olah Vokal atau bagaimana kita mengolah vokal termasuk

memproduksi suara juga harus dikuasai oleh seorang presentator, sehingga pada saat melakukan presentasi pesan yang disampaikan

melalui suara dapat diterima dengan baik oleh audiens

(2 April 2016, kal. 10:3).

11. Jadi perhatikan dan siapkan dengan baik apa yang akan kita

sampaikan tentang Profesi, Jabatan atau Pengalaman agar menarik atensi dan menimbulkan kepercayaan audiens (9 April 2016, kal. 9:1).

Kalimat 11 adalah contoh kalimat menggunakan preposisi dengan yang sesuai.

Preposisi dengan yang pertama menyatakan alat, yaitu teori dan preposisi dengan

(50)

Kalimat 12 adalah contoh kalimat menggunakan preposisi dengan yang

menyatakan sifat perbuatan, yaitu baik.

Kalimat 13 adalah contoh kalimat yang menggunakan preposisi dengan yang

menyatakan sifat perbuatan, yaitu baik.

g. Penggunaan preposisi di

Preposisi di yaitu untuk menyatakan tempat berada yang digunakan di

depan kata benda yang menyatakan tempat. Contoh kalimat yang digunakan

adalah sebagai berikut.

12. Karena presentasi merupakan kegiatan berbicara di depan umum,

sehingga siapapun yang menyampaikan Presentasi harus mempunyai dasar Ilmu Public Speaking (12 Maret 2016, kal. 17).

13. Selanjutnya seorang presentator harus menguasai kemampuan Public

Speaking atau kemampuan berbicara di depan umum

(19 Maret 2016, kal. 3).

Kalimat 14 adalah contoh kalimat yang menggunakan preposisi di dengan tepat

yang menyatakan tempat berada, yaitu depan umum.

Kalimat 15 adalah contoh kalimat yang menggunakan preposisi di dengan tepat

yang menyatakan tempat berada, yaitu depan umum.

h. Penggunaan preposisi ke

Preposisi ke yaitu untuk menyatakan tempat tujuan yang digunakan di depan

kata benda yang menyatakan benda. Contoh kalimat yang digunakan adalah

sebagai berikut.

14. Kalau pada edisi minggu lalu saya sudah menyampaikan bahasan

tentang Bentuk Public Speaking, mulai pagi ini sampai beberapa edisi ke depan saya akan membahas tentang Presentasi (12 Maret 2016, kal. 2:4).

15. Edisi kali ini dan beberapa edisi ke depan kita masih akan membahas

(51)

Kalimat 16 adalah contoh kalimat yang menggunakan preposisi ke dengan tepat

yang menyatakan tempat yang dituju, yaitu depan.

Kalimat 17 adalah contoh kalimat yang menggunakan preposisi ke dengan tepat

yang menyatakan tempat yang dituju, yaitu depan.

i. Penggunaan preposisi kepada

Preposisi kepada menandai makna orang yang dituju. Contoh kalimat yang

digunakan adalah sebagai berikut.

16. Seorang presentator harus bisa menuangkan dan menyampaikan

pikiran kepada orang lain dengan berbicara secara runtut dan jelas sehingga pesan yang ingin disampaikan kepada lawan bicara dapat diterima dengan baik dan efektif (19 Maret 2016, kal. 2:1,3).

17. Alat Bantu Peraga akan memudahkan kita untuk memberikan

pemahaman kepada audiens tentang materi presentasi

(16 April 2016, kal. 8:1).

Kalimat 18 adalah contoh kalimat yang menggunakan preposisi kepada dengan

tepat. Preposisi kepada yang pertama menyatakan orang yang dituju, yaitu orang

lain dan preposisi kepada yang kedua menyatakan orang yang dituju, yaitu lawan

bicara.

Kalimat 19 adalah contoh kalimat yang menggunakan preposisi kepada dengan

tepat yang menyatakan orang yang dituju, yaitu audiens.

j. Penggunaan preposisi mengenai

Preposisi mengenai dipakai untuk menandai makna berkenaan dengan...,

sejalan dengan penggunaan kata depan tentang. Selain itu, preposisi mengenai

juga digunakan di depan kata benda atau frase benda untuk menyatakan hal.

(52)

18. Itu tadi sedikit cerita saya mengenai Presentasi, sebagai awal dari bahasan kita tentang Presentasi (12 Maret 2016, kal. 13:1).

19. Salah satu bentuk interaksi tersebut adalah tanya jawab mengenai

materi yang disampaikan (16 April 2016, kal. 11).

Kalimat 20 adalah contoh kalimat yang menggunakan preposisi mengenai dengan

tepat yang menyatakan hal, yaitu Presentasi.

Kalimat 21 adalah contoh kalimat yang menggunakan preposisi mengenai dengan

tepat yang menyatakan hal, yaitu materi.

k. Penggunaan preposisi oleh

Preposisi oleh dipakai untuk menyatakan pelaku perbuatan yang difunakan

di depan objek pelaku dalam kalimat pasif. Selain itu, preposisi oleh dipakai untuk

menyatakan sebab yang digunakan di dalam kalimat yang predikatnya berupa kata

sifat atau kata yang menyatakan keadaan. Contoh kalimat yang digunakan adalah

sebagai berikut.

20. Mengatur Nada atau tinggi rendahnya suara kita juga merupakan

kemampuan yang harus dimiliki oleh orang yang melakukan presentasi sehingga dapat menghasilkan Intonasi atau Irama Bicara (26 Maret 2016, kal. 8).

21. Selain itu saat berbicara menyampaikan presentasi, suara seorang

presentator juga harus jernih, artinya tidak terganggu oleh apapun yang menyebabkan suaranya serak (2 April 2016, kal. 13).

Kalimat 22 adalah contoh kalimat yang menggunakan preposisi oleh dengan tepat

yang menyatakan pelaku, yaitu orang.

Kalimat 23 adalah contoh kalimat yang menggunakan preposisi oleh dengan tepat

yang menyatakan sebab, yaitu apapun yang menyebabkan suaranya serak.

l. Penggunaan preposisi pada

Preposisi pada dipakai untuk menandai makna penerima, sejalan pula

(53)

waktu tertentu yang digunakan di depan kata benda waktu yang menyatakan saat

atau masanya sangat terbatas. Selain itu, preposisi pada juga menyatakan tempat

yang digunakan di depan kata benda atau frase benda yang bukan menyatakan

tempat sebenarnya, sebagai varian dari kata depan di. Contoh kalimat yang

digunakan adalah sebagai berikut.

22. Praktek Presentasi dilaksanakan pada hari kedua, diawali dengan

Praktek Free Style atau Berbicara Bebas tentang sebuah benda yang dipilih dan dilanjutkan dengan Praktek Presentasi dengan paparan (12 Maret 2016, kal. 11:1).

23. Saya masih akan melanjutkan lagi pembahasan tentang presentasi

pada rubrik ini edisi minggu depan (2 April 2016, kal. 15:2).

24. Pilihan ini tergantung pada diri kita dan tentunya sesuai dengan materi

yang kita bawakan (16 April 2016, kal. 15:1).

Kalimat 24 adalah contoh kalimat yang menggunakan preposisi pada dengan tepat

yang menyatakan waktu tertentu, yaitu hari kedua.

Kalimat 25 adalah contoh kalimat yang menggunakan preposisi pada dengan tepat

yang menyatakan tempat berada, yaitu rubrik.

Kalimat 26 adalah contoh kalimat yang menggunakan preposisi pada dengan tepat

yang menyatakan penerima, yaitu diri kita.

m. Penggunaan preposisi sampai

Preposisi sampai dipakai untuk menyatakan batas tempat atau batas waktu

yang digunakan di depan kata benda yang menyatakan tempat atau menyatakan

waktu. Contoh kalimat yang digunakan adalah sebagai berikut.

25. Kalau pada edisi minggu lalu saya sudah menyampaikan bahasan

tentang Bentuk Public Speaking, mulai pagi ini sampai beberapa edisi ke depan saya akan membahas tentang Presentasi (12 Maret 2016, kal. 2:3).

26. Demikian bahasan edisi kali ini, sampai jumpa pada edisi minggu

(54)

Kalimat 27 adalah contoh kalimat yang menggunakan preposisi sampai dengan

tepat yang menyatakan batas tempat, yaitu beberapa edisi.

Kalimat 28 adalah contoh kalimat yang menggunakan preposisi sampai dengan

tepat yang menyatakan batas waktu, yaitu jumpa.

n. Penggunaan preposisi supaya

Preposisi supaya adalah preposisi yang menyatakan tujuan atau maksud dari

perbuatan atau tindakannya yang disebutkan dalam predikat klausanya.

Penggunaannya adalah dengan cara meletakkannya di depan kata atau frase

berkategori ajektifa atau verba keadaan. Contoh kalimat yang digunakan adalah

sebagai berikut.

27. Volume atau keras pelannya suara harus dijaga supaya pas sehingga terdengar dengan jelas oleh audiens. (2 April 2016, kal. 11:1).

Kalimat 29 adalah contoh kalimat yang menggunakan preposisi supaya dengan

tepat yang menyatakan tujuan, yaitu pas sehingga terdengar..

o. Penggunaan preposisi tentang

Preposisi tentang dipakai untuk menandai makna berkenaan dengan..., ini

sejalan dengan penggunaan kata depan mengenai. Selain itu, preposisi tentang

juga dipakai untuk menyatakan hal yang akan disebutkan dalam predikat

klausanya. Penggunaannya adalah dengan meletakkannya di depan nomina atau

frase nominal yang mengikutinya. Contoh kalimat yang digunakan adalah sebagai

berikut.

28. Nah kalau pada beberapa edisi yang lalu saya membahas tentang

(55)

29. Itu tadi beberapa hal yang dapat saya sampaikan tentang hal apa yang harus kita perhatikan ketika kita menyiapkan presentasi (9 April 2016, kal. 13).

Kalimat 30 adalah contoh kalimat yang menggunakan preposisi tentang dengan

tepat yang menyatakan berkenaan dengan..., yaitu kemampuan.

Kalimat 31 adalah contoh kalimat yang menggunakan preposisi tentang dengan

tepat yang menyatakan hal, yaitu hal.

p. Penggunaan preposisi untuk

Preposisi untuk dipakai untuk menyatakan tujuan yang digunakan di depan

kata benda orang atau yang diorangkan. Selain itu, preposisi untuk juga menandai

makna peruntukan, sejalan dengan penggunaan kata depan bagi. Contoh kalimat

yang digunakan adalah sebagai berikut.

30. Untuk itu kita harus benar-benar dapat memilih tempo bicara dengan

tepat (26 Maret 2016, kal. 10:1).

31. Oleh sebab itu, sekali lagi bahwa kita harus mampu memahami makna

setiap kata yang kita pilih dan ucapkan saat melakukan presentasi sehingga kita dapat berekspresi dan pada akhirnya dapat membuat audiens antusias untuk terus mengikuti presentasi yang kita lakukan (26 Maret 2016, kal. 12:2).

Kalimat 32 adalah contoh kalimat yang menggunakan preposisi untuk dengan

tepat yang menyatakan peruntukan, yaitu kita.

Kalimat 33 adalah contoh kalimat yang menggunakan preposisi untuk dengan

tepat yang menyatakan waktu tertentu, yaitu akhirnya.

4.2.3 Kesalahan Penggunaan Preposisi

Dalam setiap tulisan terutama di media cetak pasti ditemukan kesalahan

(56)

mendukung. Dari hasil analisis data 6 edisi rubrik Public Speaking ditemukan ada

2 preposisi yang kurang tepat. Peneliti akan menunjukkan kesalahan penggunaan

preposisi dan contoh yang ditemukan adalah sebagai berikut.

a. Kesalahan preposisi dari

Contoh kalimat yang mengandung kesalahan preposisi dari adalah sebagai

berikut.

1. Teori diberikan untuk memberikan pengetahuan, trik dan tips baik

Public Speaking maupun Teknik Presentasi, sedangkan praktek merupakan aplikasi dari teori yang sudah diperoleh (12 Maret 2016, kal. 12:2).

2. Presentasi ini merupakan salah satu bentuk dari public speaking, maka

mau tidak mau seseorang yang akan menyampaikan presentasi sebaiknya belajar tentang Public Speaking sehingga benar-benar memahami dan menguasai teknik bagaimana berbicara di depan umum (19 Maret 2016, kal. 4:1).

3. Edisi kali ini dan beberapa edisi ke depan kita masih akan membahas

tentang Presentasi yang merupakan salah satu bentuk dari Public Speaking (26 Maret 2016, kal. 2:3).

Kalimat 1, 2, dan 3 mengandung kesalahan penggunaan preposisi dari yang

menyatakan hal, sebaiknya dihilangkan karena kurang efektif. Pada kalimat di

atas, preposisi dari mengikuti kata kerja transitif di mana kalimat itu tidak

memerlukan preposisi di antara predikat dan objeknya. Pembetulan kalimat di atas

adalah sebagai berikut.

1a.Teori diberikan untuk memberikan pengetahuan, trik dan tips baik Public

Speaking maupun Teknik Presentasi, sedangkan praktek merupakan aplikasi teori yang sudah diperoleh (12 Maret 2016, kal. 12:2).

2a.Presentasi ini merupakan salah satu bentuk public speaking, maka mau

tidak mau seseorang yang akan menyampaikan presentasi sebaiknya belajar tentang Public Speaking sehingga benar-benar memahami dan menguasai teknik bagaimana berbicara di depan umum (19 Maret 2016, kal. 4:1).

3a.Edisi kali ini dan beberapa edisi ke depan kita masih akan membahas

Gambar

Tabel 4.1 Hasil Analisis Penggunaan Preposisi Rubrik Public Speaking Bernas
Tabel 4.1 Hasil Analisis Penggunaan Preposisi Rubrik Public Speaking Bernas Maret-April 2016
Tabel Analisis Penggunaan Preposisi dalam Rubrik Public Speaking Harian Bernas Jogja Bulan Maret-April 2016

Referensi

Dokumen terkait

Jhony Seragih (anak sulung Almarhum Dalan seragih) yang menjadi kepala yayasan, oleh orang Amerika yang datang berdoa dipertapakan tersebut mengundangnya pula untuk dating

Karena sebagian besar dari kanker ovarium bermula dari suatu kista, maka apabila pada seorang wanita ditemukan suatu kista ovarium harus diakukan pemeriksaan lebih

Kedua, pembebasan mencakup emansipasi kaum miskin, kaum marjinal, mereka yang terinjak-injak dari “segala sesuatu yang membatasi kemampuan mereka untuk mengembangkan diri

Ketua atau anggota peneliti yang telah mengajukan perpanjangan penelitian dan/atau PkM pada tahun 2020, hanya diperkenankan untuk mengajukan 1 judul penelitian dan/atau PkM di

Fenome na me ningkatnya nilai ke- kuatan patah dengan bertambahnya kompo- sisi perekat baik perekat kulit kayu akasia maupun gambir disebabkan karena adanya kandungan

Menurut Priyatno (2010), uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel

Kondisi Gunung Wayang yang gundul dan kritis diawali oleh program pemerintah dengan menjadikan lahan Gunung Wayang di tahun 1962 menjadi Fungsi Hutan Produksi

Segala puji dan rasa syukur kupersembahkan hanya kepada Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayahnya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi dengan