PENGGUNAAN PREPOSISI DALAM RUBRIK
PUBLIC SPEAKING
HARIAN BERNAS BULAN
MARET-APRIL 2016
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia
Oleh:
Cicilia Pripita Tyas Widianingsih NIM: 121224065
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
i
PENGGUNAAN PREPOSISI DALAM RUBRIK
PUBLIC SPEAKING
HARIAN BERNAS BULAN
MARET-APRIL 2016
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia
Oleh:
Cicilia Pripita Tyas Widianingsih NIM: 121224065
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya kecil ini saya persembahkan untuk:
Kedua orang tua dan keluarga yang sudah membesarkan,
mendidik, mendukung, dan tak pernah lelah untuk berjuang
sampai saat ini dengan penuh cinta kasih.
Para guru, teman-teman, rekan kerja, dan semua pihak yang
v
MOTTO
Kesempatan selalu datang hanya belum tentu pada pintu yang sama (Tyastara)
Tidak ada kata terlambat untuk perubahan (Tyastara)
Kehidupan kadang menghadapkan kita pada kenyataan yang tidak kita inginkan. Hati kita boleh hancur dan sedih, namun kehidupan akan berjalan terus
viii
KATA PENGANTAR
Terima kasih kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat dan
penyertaan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dan studinya.
Skripsi yang berjudul PENGGUNAAN PREPOSISI DALAM RUBRIK
PUBLIC SPEAKING HARIAN BERNAS BULAN MARET-APRIL 2016 ini
disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia.
Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan
dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti ingin mengucapkan terima
kasih pada pihak-pihak yang sudah ikut menyukseskan penulisan skripsi ini.
1. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sanata Dharma.
2. Dr. Yuliana Setyaningsih, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Bahasa Sastra Indonesia, Universitas Sanata Dharma.
3. Dr. Y. Karmin, M.Pd., selaku dosen pembimbing I yang telaten dan sabar
dalam membimbing penulis dari awal sampai terselesainya skripsi ini, selalu
memberikan masukan, serta mau meluangkan waktu untuk memberikan
arahan bagi penulis baik di lingkungan kampus maupun di luar lingkungan
kampus.
4. Galih Kusumo, S.Pd., M.Pd., selaku dosen pembimbing II yang sudah
membimbing dan memberikan masukan bagi penulis.
5. Segenap dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia,
Universitas Sanata Dharma yang telah mendidik, membimbing, mendukung,
dan membantu penulis selama menempuh studi dari awal kuliah sampai
akhir.
6. Bapak Robertus Marsidiq selaku karyawan sekretariat Pendidikan Bahasa
Sastra Indonesia yang selalu sabar melayani dan membantu dalam kelancaran
penulis selama studi di Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia
ix
7. Bapak CH. Primaryutomo, Ibu Anastasia Supinah, dan Adik Y.B. Dian
Nastyasta yang sudah banyak mencurahkan segala hal dalam membesarkan
dan membimbing penulis, sampai pada pencapaian saat ini.
8. Papi Panji dan Mami Erna yang sudah menjadi orang tua kedua penulis yang
selalu mendukung, menjadi tempat mencurahkan setiap keluh kesah, dan
menguatkan penulis dalam kondisi apapun.
9. Rani Lusy Laksita selaku guru MC penulis yang sudah berkenan tulisannya
diteliti dan memberikan banyak dukungan dalam proses menyelesaikan
skripsi ini.
10. AA Kunto A., selaku Coach Writing yang membantu penulis dalam proses mendapatkan data rubrik Public Speaking Harian Bernas, mendukung, dan membimbing penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini.
11. Bu Atik, Pak Cahyo, Pak Wardoyo, teman-teman Humas Universitas
Sanata Dharma angkatan 2015 dan segenap keluarga besar Humas
Universitas Sanata Dharma terima kasih banyak atas motivasi dan dukungan
yang tak pernah bosan dalam pencapaian penulis hingga lulus.
12. Seto Prayogi, sebagai teman dekat yang tak pernah lelah dengan sabar
mendukung, membantu, dan memberi semangat penulis untuk menyelesaikan
studi.
13. Para sahabat, teman-teman Pendidikan Akuntansi 2010, teman-teman
Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia 2012, teman-teman MKAJ, teman-teman
media sosial dan media massa, teman-teman MC, penyiar, dan perfilman,
teman-teman kesenian Jogja, dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebut
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... xi
ABSTRAK ... xiii
ABSTRACT ... xiv
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 3
1.3 Tujuan Penelitian ... 3
1.4 Manfaat Penelitian ... 3
1.5 Definisi Istilah ... 4
1.6 Sistematika Penyajian ... 5
BAB II LANDASAN TEORI ... 7
2.1 Penelitian Terdahulu ... 7
2.2 Preposisi ... 9
2.2.1 Macam Preposisi ... 9
2.2.2 Preposisi dan peggunaannya ... 11
xii
2.3.1 Ciri-ciri Kalimat Efektif ... 21
2.4 Verba Berpreposisi ... 22
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 23
3.1 Jenis Penelitian ... 23
3.2 Sumber Data dan Data Penelitian ... 24
3.3 Instrumen Penelitian ... 25
3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 25
3.5 Teknik Analisis Data ... 26
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 28
4.1 Deskripsi Data ... 28
4.2 Analisis Data ... 28
4.2.1 Frekuensi penggunaan preposisi ... 28
4.2.2 Ketepatan penggunaan preposisi ... 29
4.2.3 Kesalahan penggunaan preposisi ... 38
4.3 Pembahasan ... 40
BAB V PENUTUP ... 43
5.1 Kesimpulan ... 43
5.2 Implikasi ... 43
5.3 Saran ... 44
DAFTAR PUSTAKA ... 45
LAMPIRAN ... 48
xiii
ABSTRAK
Widianingsih, Cicilia Pripita Tyas. 2017. Penggunaan Preposisi dalam Rubrik Public Speaking Harian Bernas Bulan Maret-April 2016. Skripsi.
Yogyakarta: Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
Penelitian ini membahas penggunaan preposisi pada rubrik Public
Speaking Harian Bernas bulan Maret-April 2016 yang ditulis oleh Lusy Laksita.
Peneliti memilih rubrik ini karena ingin mengevaluasi apakah seorang public
figure yang lebih dikenal di dunia praktik berbicara juga mampu berkontribusi
dalam menulis di media cetak. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan preposisi yang digunakan dan mengidentifikasi ketepatan penggunaan preposisi
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Sumber datanya adalah 6 edisi rubrik Public Speaking pada surat kabar Harian Bernas dari bulan Maret-April 2016. Data penelitian ini berupa kalimat-kalimat yang menggunakan preposisi. Tahap analisis data mencakup reduksi data, mengelompokkan preposisi, menghitung frekuensi penggunaan preposisi, mengidentifikasi ketepatan penggunaan preposisi, mengidentifikasi kesalahan penggunaan, pembahasan, dan pembetulan kesalahan penggunaan preposisi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa preposisi yang digunakan meliputi 16 buah preposisi: antara, bagi, dalam, dari, daripada, dengan, di, ke,
kepada, mengenai, oleh, pada, sampai, supaya, tentang, untuk. Preposisi itu
dipakai sebanyak 184 kali: ada 2 preposisi yang kurang tepat, yaitu (a) preposisi dari (3 kali), dan (b) preposisi tentang (1 kali).
xiv
ABSTRACT
Widianingsih, Cicilia Pripita Tyas. 2017. The Use of Prepositions in Public Speaking Section of Bernas Daily Newspaper Published in A Period of Time in March-April 2016. Thesis. Yogyakarta: Indonesia Language &
Literature Education, Faculty of Teachers Training and Education, Sanata Dharma University.
This research discussed the use of preposition in Public Speaking section
of Bernas Daily Newspaper written by Lusy Laksita, published in a period of time
during March-April 2016. The researcher took this rubric in order to be able to evaluate if a well-known public figure in a matter of public speaking could as well contribute in the matter of mass media written form. The research aimed to describe the use of preposition and identify the appropriate use of preposition.
This research was a qualitative descriptive study. The data sources of this research were six editions of Public Speaking sections of Bernas Daily Newspaper published during March-April 2016. The sentences containing prepositions became the data of the research. The stages of data analysis included the data reduction, the classification of preposition, the calculation of frequency of preposition use, the correct use of prepositions identification, the misuse classification, the discussion, and the corrections of the errors of preposition uses in a sentence.
The result of the research shows that there are seventeen (16) kinds of prepositions used, namely: antara (between), bagi (for), dalam (in), dari (from),
daripada (instead of), dengan (with), di (on), ke (to), kepada (direction to),
mengenai (of about), oleh (by), pada (at), sampai (until), supaya (so that), tentang
(about), untuk (for). From the 184 prepositions which are used, there are two (2)
prepositions which are used inappropriately: (a) preposition of dari (three times appeared), and (b) preposition of tentang (once appeared).
xv
DAFTAR TABEL
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Bahasa memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia
karena bahasa digunakan untuk berkomunikasi. Tanpa bahasa, manusia tidak
mungkin dapat menciptakan hubungan baik satu sama lain. Hubungan baik perlu
diciptakan dengan penggunaan dan penguasaan bahasa yang baik pula.
Bahasa terwujud dalam dua bentuk, yaitu bahasa tulis dan bahasa lisan.
Tarigan (2008: 12) mengatakan, bahwa hubungan antara bahasa tulis/menulis dan
bahasa lisan/berbicara sangatlah erat dan keduanya memiliki ciri yang sama, yaitu
produktif dan ekspresif. Dalam bahasa lisan, orang akan lebih mudah memahami
maksud penuturnya karena adanya intonasi pada pengucapan kalimat-kalimat
yang dituturkan dan didukung dengan mimik wajah, sedangkan dalam bahasa tulis
bahasa yang dipergunakan dapat menimbulkan banyak asumsi yang berbeda-beda
karena tidak didukung dengan situasi.
Di era globalisasi yang sarat dengan kemajuan teknologi saat ini, media
populer didominasi oleh web, blog, social media, indie book, dll. Semakin
banyaknya media populer, kesempatan orang menulis dan membaca juga semakin
besar. Namun, media populer juga memiliki kelemahan, salah satu di antaranya
adalah tidak adanya standar/aturan penulisan yang sesuai dengan kaidah
penulisan. Banyaknya penulis baru di media populer secara tidak langsung
kualitas karena indie (independent) bersifat bebas dalam membuat aturan sesuai
dengan keinginan penulisnya. Selain itu, social media memiliki banyak
pendukung (fans) yang tidak mementingkan orang yang menulis itu berlatar
belakang penulis atau tidak sama sekali, sebagai contoh seorang artis yang
mengungkapkan atau menuliskan pengalamannya di social media tidak perlu
menjadi seorang penulis handal. Tulisannya sudah diikuti oleh banyak orang
terutama para pendukungnya. Hal ini menjadi salah satu yang melemahkan
kualitas penerapan tata bahasa saat ini.
Pada masa dulu, sebelum social media, penerbit buku indie, dan lain
sebagainya marak seperti sekarang, media yang dibaca oleh orang masih sangat
terbatas. Orang yang ingin menuangkan tulisannya harus melalui media cetak
yang memiliki standar penulisan/tata bahasa di media. Sekarang, orang sangat
mudah menuangkan tulisan-tulisannya melalui media populer yang dapat diakses
kapan pun dan di mana pun.
Ada seorang public figure yang terjun menulis di media cetak. Beliau adalah
Lusy Laksita, seorang Professional MC, TV Presenter, Radio Announcer, Trainer,
Public Speaker, dan Managing Director Lusy Laksita Broadcasting School &
Partner In Comm. Di saat kebanyakan penulis memilih untuk mengambil jalur
indie, Lusy Laksita ingin tulisannya dapat dinikmati oleh semua kalangan dengan
menuangkan tulisannya melalui media cetak. Cara yang dipilih oleh Lusy Laksita
ini yang membuat peneliti ingin mengevaluasinya dari sisi penggunaan preposisi.
public figure yang lebih dikenal di dunia praktik berbicara juga mampu
berkontribusi dalam menulis di media cetak.
1.2 Rumusan Masalah
Agar pemecahan masalahnya lebih terarah, masalah yang akan dipecahkan
dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut.
a. Apa saja preposisi yang digunakan dalam rubrik Public Speaking Harian
Bernas Bulan Maret-April 2016?
b. Bagaimana ketepatan penggunaan preposisi dalam rubrik Public
Speaking Harian Bernas Bulan Maret-April 2016?
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalahnya, tujuan penelitian ini dirumuskan
sebagai berikut.
a. Mendeskripisikan preposisi yang digunakan dalam rubrik Public
Speaking Harian Bernas Bulan Maret-April 2016.
b. Mengidentifikasi ketepatan penggunaan preposisi dalam rubrik Public
Speaking Harian Bernas Bulan Maret-April 2016.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumber informasi bagi
redaktur surat kabar, bagi penulis, dan bagi peneliti lainnya. Bagi redaktur surat
kabar, hasil penelitian ini dapat menjadi bahan koreksi dalam penulisan berita
khususnya pada penggunaan preposisi. Selain itu, hasil penelitian ini diharapkan
dapat menjadi masukan bagi penulis dalam tulisannya ke depan maupun pada
preposisi. Bagi peneliti lain diharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat dan
membantu untuk mengembangkan penelitian serupa pada aspek lainnya.
1.5 Definisi Istilah
a. Preposisi
Preposisi adalah kata yang digunakan atau berada di depan nomina,
adjektiva, dan adverbia membentuk frasa atau merangkaikan kata benda dengan
bagian kalimat lain.
b. Media Massa
Media massa adalah alat atau sarana yang digunakan dalam penyampaian
pesan dari sumber (komunikator) kepada khalayak (komunikan/penerima) dengan
menggunakan alat-alat komunikasi mekanis, seperti surat kabar, radio, televisi,
film, dan internet (Suryawati, 2014: 37).
c. Surat Kabar
Surat kabar adalah media komunikasi yang berisikan informasi aktual dari
berbagai aspek kehidupan, seperti politik, ekonomi, sosial, kriminal, budaya, seni,
olahraga, luar negeri, dalam negeri, dan sebagainya (Suryawati, 2014: 40).
d. Rubrik
Menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (2005: 1186) menuliskan,
bahwa rubrik adalah ruangan untuk karangan dalam surat kabar, majalah, dan
sebagainya.
e. Public Speaking
Public Speaking dalam arti luas mencakup semua aktivitas komunikasi lisan
presentasi, diskusi, briefing, ceramah, pidato, atau mengajarkan di kelas. Presenter
acara televisi dan penyiar radio termasuk melakukan public speaking meskipun
tidak face to face (Supriyatmoko, 2010: 1-2).
f. Nomina
Nomina atau kata benda adalah nama dari semua benda dan segala sesuatu
yang dibendakan, baik kata benda kongkret/dapat ditangkap pancaindera atau kata
benda abstrak/tidak dapat ditangkap pancaindera (Keraf, 1991: 55).
g. Adjektiva
Adjektiva atau kata sifat/keadaan adalah kata yang dipakai untuk
mengungkapkan sifat atau keadaan orang, benda, atau binatang
(Muslich, 2010: 97).
h. Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang berhasil mengungkapkan pikiran dan
gagasan yang disampaikan sehingga dapat dipahami dan dimengerti pendengar
atau pembaca seperti apa yang ada dalam pikiran pembicara atau penulis.
1.6 Sistematika Penyajian
Laporan ini terdiri dari lima bab. Bab I merupakan pendahuluan. Bab ini
meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, batasan istilah, dan sistematika penyajian. Bab II berisi landasan teori.
Pada landasan teori disajikan teori-teori yang digunakan sebagai dasar penelitian.
Bab III berisi uraian metodologi penelitian. Bab ini memaparkan jenis penelitian,
sumber data, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis
deskripsi data penelitian, analisis data, dan pembahasan. Bab V berisi penutup.
Bab ini berisi kesimpulan dan saran. Kesimpulan merupakan jawaban atas
masalah penelitian secara keseluruhan dan saran yang diberikan untuk penelitian
7
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Penelitian Terdahulu
Penelitian yang sejenis dengan penelitian ini adalah penelitian yang
dilakukan oleh Afriyani Yanuarti (2012) yang berjudul Analisis Kesalahan
Penggunaan Preposisi dan Konjungsi pada Karangan Narasi Siswa Kelas X SMA
Negeri 1 Mojotengah Wonosobo Tahun Pelajaran 2011/2012. Tujuan
penelitiannya mendeskripsikan kesalahan penggunaan preposisi pada karangan
narasi siswa kelas X SMA Negeri 1 Mojotengah Wonosobo Tahun Pelajaran
2011/2012. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa penulisan preposisi di dan ke
yang sering salah penulisan dengan afiksasi di- dan ke-, dan kesalahan memilih
preposisi dalam membentuk sebuah kalimat. Kesalahan penggunaan konjungsi
meliputi 1) pemakaian konjungsi yang berlebihan sehingga menyebabkan
ketidak-efisienan, dan 2) penggunaan konjungsi di awal kalimat, sedangkan penyebab
terjadinya kesalahan kalimat adalah ketidaktelitian siswa tentang kaidah penulisan
kata, kaidah pemakaian tanda baca, dan faktor pemilihan kata yang belum cukup
banyak.
Penelitian lain adalah penelitian Aloysia Yuanita Anggitasari (2013) yang
berjudul Pemakaian Konjungsi pada Kolom Tajuk Surat Kabar Harian Jogja
Bulan Agustus Tahun 2012. Penelitiannya membahas pemakaian konjungsi pada
banyak dipakai pada Kolom Tajuk Surat Kabar Harian Jogja bulan Agustus Tahun
2012.
Hasil penelitiannya menunjukkan pertama, bahwa secara keseluruhan ada
994 kali pemakaian konjungsi dan 32 jenis konjungsi yang dipakai. Sepuluh
konjungsi yang banyak dipakai adalah yang (360), dan (182), hanya (50), adalah
(48), atau/ataupun (40), tapi/tetapi (38), jika/jikalau (34), hingga/sehingga (29),
bahkan (25), dan karena (23). Penelitian terhadap kolom Tajuk surat kabar Harian
Jogja menunjukkan konjungsi banyak dipakai secara berulang-ulang dan
keseluruhan pemakaian belum sepenuhnya benar. Kedua, terdapat 36 kesalahan
pemakaian konjungsi dalam kolom Tajuk surat kabar Harian Jogja selama 25 kali
terbit. Kesalahan itu meliputi 11 kesalahan pemakaian tapi/tetapi, 6 kesalahan
pemakaian dan, 5 kesalahan pemakaian jika/kalau, 5 kesalahan pemakaian yang,
2 kesalahan pemakaian bahkan, 4 kesalahan pemakaian sedangkan, dan
3 kesalahan pemakaian namun. Konjungsi-konjungsi itu cenderung dipakai
sebagai penghubung antarkalimat atau antarparagraf, seharusnya sebagai
penghubung antarklausa atau antarfrasa.
Kedua penelitian terdahulu di atas memberikan gambaran bahwa penelitian
terkait penggunaan preposisi masih layak untuk dilakukan lebih lanjut karena
sering ditemukan penggunaan preposisi yang kurang tepat pada surat kabar.
Selain itu, penelitian ini akan mengemukakan penggunaan preposisi yang banyak
digunakan dalam rubric Public Speaking surat kabar Harian Bernas yang terbit
2.2 Preposisi
Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (2010: 294) meninjau dari perilaku
semantisnya, preposisi yang juga disebut kata depan, yang menandai berbagai
hubungan makna antara konstituen di depan preposisi tersebut dengan konstituen
di belakangnya. Jika ditinjau dari perilaku sintaksisnya, preposisi berada di depan
nomina, adjektiva, atau adverbia sehingga terbentuk frasa yang dinamakan frasa
preposisional. Kata depan adalah kata yang digunakan di muka kata benda untuk
merangkaikan kata benda itu dengan bagian kalimat lain
(Abdul Chaer 2011: 122). Berdasarkan pendapat-pendapat di atas peneliti
menyimpulkan bahwa preposisi adalah kata yang digunakan atau berada di depan
nomina, adjektiva, dan adverbia membentuk frasa atau merangkaikan kata benda
dengan bagian kalimat lain.
2.2.1 Macam Preposisi
Abdul Chaer (2009: 108-119) mengungkapkan, bahwa preposisi dapat
dibedakan atas preposisi yang menyatakan: (a) tempat berada, (b) tempat asal, (c)
tempat tujuan, (d) asal bahan, (e) asal waktu, (f) waktu tertentu, (g) tempat
tertentu, (h) perbandingan, (i) pelaku, (j) alat, (k) hal, (l) pembatasan, (m) tujuan.
Ramlan (1980: 20) berpendapat, bahwa ada 115 kata depan yang pemakaiannya
sangat banyak ragamnya, yaitu preposisi akan, antara, bagi, dalam, dari,
daripada, dengan, di, hingga, karena, ke, kepada, mengenai, oleh, pada, sampai,
sebab, tentang, terhadap, untuk, dan lain sebagainya.
Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (2010: 300) menuliskan bahwa peran
hubungan: (a) tempat, (b) peruntukan, (c) sebab, (d) kesertaan atau cara, (e)
pelaku, (f) waktu, (g) ihwal peristiwa, dan (h) milik. Abdul Chaer (2011: 122)
berpendapat, bahwa melihat dari fungsinya kata depan itu dapat dibedakan
menjadi, antara lain, kata depan yang menyatakan: (1) tempat berada, yaitu di,
pada, dalam, atas, dan antara. (2) arah asal, yaitu dari. (3) arah tujuan, yaitu ke,
kepada, akan, dan terhadap. (4) pelaku, yaitu oleh. (5) alat, yaitu dengan dan
berkat. (6) perbandingan, yaitu daripada. (7) hal dan masalah, yaitu tentang dan
mengenai. (8) akibat, yaitu hingga dan sampai. (9) tujuan, yaitu untuk, buat, guna,
dan bagi.
Dari pendapat para ahli di atas, peneliti menyimpulkan untuk
menggabungkan pendapat tersebut agar saling melengkapi. Menurut peneliti ada
13 macam jenis preposisi, yaitu. (1) tempat berada, yaitu di, pada, dalam,
(2) waktu tertentu/batas waktu, yaitu antara, dari, pada, sampai. (3) tujuan, yaitu
supaya, untuk. (4) pelaku, yaitu oleh, dari. (5) alat, yaitu dengan.
(6) perbandingan, yaitu daripada. (7) hal, yaitu bagi, dari, mengenai, tentang.
(8) akibat, yaitu sampai. (9) peruntukan, yaitu bagi. (10) sebab, yaitu oleh.
(11) arah tujuan, yaitu ke, kepada. (12) berkenaan dengan..., yaitu mengenai,
tentang. (13) jarak, yaitu antara. Di bawah ini peneliti mencoba untuk
2.2.2 Preposisi dan penggunaannya 2.2.2.1Preposisi antara
Abdul Chaer (2011: 126) mengungkapkan, bahwa preposisi antara
digunakan untuk menyatakan jarak yang dipakai di depan dua buah kata benda
yang menerangkan tempat yang diserangkaikan dengan kata depan dan, sebagai
contoh.
1. Banjir melanda daerah antara Bekasi dan Karawang.
2. Jarak antara Jakarta dan Bogor hanya 60 Km.
Selain itu, preposisi antara digunakan untuk menyatakan adanya dua pihak yang
dipakai di depan dua buah kata benda yang menyatakan orang atau yang
diorangkan dan diserangkaikan dengan kata depan dengan, sebagai contoh.
3. Perang antara Iran dengan Irak semakin hebat.
4. Perundingan antara Indonesia dengan Malaysia sedang berlangsung.
5. Pertandingan antara Taufik Hidayat dengan Lin Dan berlangsung sengit.
Preposisi antara digunakan pula untuk menyatakan „suatu tempat, suatu waktu
atau saat, suatu keadaan atau hal, yang dipakai di depan dua buah kata benda yang
menyatakan tempat, waktu, atau keadaan dan diserangkaikan dengan kata depan
dan, sebagai contoh.
6. Nonton bareng film Kartini diadakan antara bioskop Studio 21 dan
XXI.
7. Pencurian itu terjadi antara pukul 3 dan pukul 4 pagi.
2.2.2.2Preposisi bagi
Ramlan (1980: 36) berpendapat, bahwa preposisi bagi dipakai untuk
menyatakan makna peruntukan dan sejalan dengan penggunaan preposisi untuk,
sebagai contoh.
9. Pakaian bekas layak pakai itu dikumpulkan bagi orang yang kurang
mampu.
10. Pakaian bekas layak pakai itu dikumpulkan untuk orang yang kurang
mampu.
Selain itu, Abdul Chaer (2011: 137) berpendapat, bahwa preposisi bagi dapat digunakan untuk menyatakan „adanya pertalian perihal atau hal, sebagai varian
dari kata depan untuk, sebagai contoh.
11. Bagi kepentingan bersama keputusan diambil dari musyawarah
mufakat.
12. Bagi juara 1, 2, dan 3 melukis tingkat SD akan mendapatkan uang
pembinaan.
2.2.2.3Preposisi dalam
Abdul Chaer (2011: 125) mengungkapkan, bahwa preposisi dalam dipakai
untuk menyatakan tempat berada yang digunakan di depan kata depan sebagai
varian dari kata depan di dalam, sebagai contoh.
13. Jangan bermain dalam kelas.
14. Buku itu ku simpan dalam lemari.
Pada contoh di atas preposisi dalam dapat diganti dengan preposisi di dalam
menjadi.
16. Jangan bermain di dalam kelas.
17. Buku itu ku simpan di dalam lemari.
18. Berapa orang yang ada di dalam rumah itu?
Selain itu, preposisi dalam dipakai untuk menyatakan keberadaan dalam suatu
situasi atau peristiwa yang digunakan di depan kata benda yang menyatakan hal
atau proses.
19. Dalam perjalanan ke Eropa kami singgah di Kairo.
20. Kita harus hati-hati dalam pergaulan di kota besar.
21. Dalam bentrokan itu beberapa orang menjadi korban.
Preposisi dalam dapat pula untuk menyatakan jangka waktu yang diletakan di
depan kata yang menyatakan lama waktu, sebagai contoh.
22. Pekerjaan itu akan selesai dalam beberapa hari.
23. Kredit vespa itu diangsur dalam dua tahun.
2.2.2.4Preposisi dari
Abdul Chaer (2011: 127-128) berpendapat, bahwa preposisi dari dipakai
untuk menyatakan asal tempat yang digunakan di depan kata-kata yang
menyatakan tempat, sebagai contoh.
24. Mereka baru datag dari desa.
25. Ayah belum pulang dari kantor.
Selain itu, preposisi dari untuk menyatakan asal tempat dengan lebih seksama
dapat diikuti dengan kata yang menyatakan bagian dari tempat yang dimaksud
misalnya kata dalam, atas, dan sudut, sebagai contoh.
27. Roti itu dikeluarkan dari dalam lemari.
28. Gelas itu diambil dari atas meja.
29. Kasur itu dipindahkan dari sudut kamar.
Dapat pula menggunakan kata: dari arah, dari bawah, dari belakang, dari dekat,
dari depan, dari hadapan, dari kanan, dari kiri, dari luar, dari muka, dari
samping, dari sebelah, dari tengah, dari ujung, dan sebagainya.
Preposisi dari dipakai untuk menyatakan hal atau keadaan yang digunakan di
depan kata-kata yang menyatakan hal atau keadaan, sebagai contoh.
30. Dia baru saja sadar dari pingsannya.
31. Mereka berhasil meloloskan diri dari kepungan musuh.
Preposisi dari dipakai untuk menyatakan waktu atau sejak yang digunakan di
depan kata benda yang menyatakan waktu, sebagai contoh.
32. Saya menunggu dari tadi pagi.
33. Dari dulu daerah itu sudah ramai.
Preposisi dari juga dapat digunakan untuk menyatakan pelaku yang digunakan di
depan kata benda yang menyatakan orang atau pelaku, sebagai contoh.
34. Sumbangan datang dari pemerintah.
2.2.2.5Preposisi daripada
Abdul Chaer (2009: 115) mengatakan, bahwa preposisi daripada digunakan
untuk menyatakan perbandingan antara dua tindakan, dua keadaan, atau dua hal.
Untuk menyatakan perbandingan dua tindakan preposisi daripada diletakkan di
depan kata benda yang disertai kata “lebih…”, sebagai contoh.
36. Belajar lebih baik daripada duduk melamun.
37. Bertemu langsung lebih terhormat daripada mengirim utusan.
Abdul Chaer (2011: 134) berpendapat, bahwa preposisi daripada menyatakan
perbandingan yang digunakan di antara dua buah kata benda, sebagai contoh.
38. Hidup di desa lebih tenang daripada di kota.
39. Gaji ibu lebih banyak daripada gaji ayah.
Jika yang diperbandingkan du buah pekerjaan atau tindakan preposisi daripada
diletakkan pada awal kalimat, sebagai contoh.
40. Daripada bermain lebih baik kita belajar.
41. Daripada menjadi gelandangan di Jakarta lebih baik kita
bertransmigrasi ke Sumatera.
2.2.2.6Preposisi dengan
Preposisi dengan dipakai untuk menyatakan alat yang digunakan di depan
kata benda yang menyatakan alat (Abdul Chaer, 2011: 133), sebagai contoh.
42. Adik menulis dengan spidol.
43. Hasil ujian seleksi diperiksa dengan komputer.
Selain itu, preposisi dengan juga menyatakan sifat perbuatan yang digunakan di
44. Mereka bermain dengan gembira.
45. Saya diperiksa dengan teliti oleh dokter.
2.2.2.7Preposisi di
Preposisi di yaitu untuk menyatakan tempat berada yang digunakan di depan
kata benda yang menyatakan tempat (Abdul Chaer, 2011: 122), sebagai contoh.
46. Sidang kabinet sedang berlangsung di Gedung Bina Graha.
47. Gunung Agung terletak di Pulau Bali.
48. Bukumu saya letakkan di atas meja.
2.2.2.8 Preposisi ke
Abdul Chaer (2011: 130) mengatakan, bahwa preposisi ke yaitu untuk
menyatakan tempat tujuan yang digunakan di depan kata benda yang menyatakan
tempat, sebagai contoh.
49. Kami akan berdarmawisata ke Candi Borobudur.
50. Ayah selalu naik Transjogja setiap berangkat ke kantor.
51. Pencuri itu lari ke dalam pasar.
2.2.2.9 Preposisi kepada
Preposisi kepada menandai makna orang yang dituju atau arah yang dituju
(Abdul Chaer, 2011: 131), sebagai contoh.
52. Persoalan itu telah dilaporkan kepada gubernur.
53. Saya selalu ingat kepada simbah Rubinem.
2.2.2.10Preposisi mengenai
Preposisi mengenai dipakai untuk menandai makna berkenaan dengan...,
juga digunakan di depan kata benda atau frase benda untuk menyatakan hal
(Ramlan, 2008: 81-82), sebagai contoh.
54. Dokumen-dokumen mengenai pemanfaatan dan pelestarian
keanekaragaman hayati telah tersedia.
55. Prof. Otto Sumarwoto berbicara mengenai kerusakan lingkungan di
daerah Kulon Progo.
2.2.2.11Preposisi oleh
Abdul Chaer (2011: 133) berpendapat, bahwa preposisi oleh dipakai untuk
menyatakan pelaku perbuatan yang digunakan di depan objek pelaku dalam
kalimat pasif, sebagai contoh.
56. Pabrik pupuk itu diresmikan oleh Presiden Soeharto.
57. Buku pelajaran matematika ini diterbitkan oleh Balai Pustaka.
Selain itu, preposisi oleh dipakai untuk menyatakan sebab yang digunakan di
dalam kalimat yang predikatnya berupa kata sifat atau kata yang menyatakan
keadaan, sebagai contoh.
58. Tanaman kami rusak oleh hama wereng.
59. Pertahan mereka hancur oleh serangan Israel.
2.2.2.12Preposisi pada
Preposisi pada dipakai untuk menandai makna penerima, sejalan pula dengan
preposisi kepada (Ramlan, 1980: 95), sebagai contoh.
60. Tony telah menceritakan kejadian pencurian semalam di rumahnya
61. Tony telah menceritakan kejadian pencurian semalam di rumahnya
kepada polisi.
Abdul Chaer (1990: 30) mengungkapkan, bahwa preposisi pada juga dapat
dipakai untuk menyatakan waktu tertentu yang digunakan di depan kata benda
waktu yang menyatakan saat atau masanya sangat terbatas, sebagai contoh.
62. Pada jam lima tepat pesawat kami mendarat di Medan.
63. Bantuan diharapkan akan datang pada malam ini.
Selain itu, preposisi pada juga menyatakan tempat yang digunakan di depan kata
benda atau frase benda yang bukan menyatakan tempat sebenarnya, sebagai varian
dari kata depan di, sebagai contoh.
64. Ibu bekerja pada Dinas Kesehatan Kota di Blitar.
65. Pada setiap kecamatan akan didirikan puskesmas di Yogyakarta.
2.2.2.13Preposisi sampai
Preposisi sampai dipakai untuk menyatakan batas tempat atau batas waktu
yang digunakan di depan kata benda yang menyatakan tempat atau menyatakan
waktu (Abdul Chaer, 2011: 136), sebagai contoh.
66. Kami berjalan kaki sampai desa Jatidari.
67. Mereka belajar sampai larut malam.
Preposisi sampai dapat pula untuk menyatakan akibat dari suatu perbuatan yang
digunakan di depan kata yang menyatakan keadaan, sebagai contoh.
68. Lantai masjid dicuci sampai bersih.
2.2.2.14Preposisi supaya
Preposisi supaya adalah preposisi yang menyatakan tujuan atau maksud dari
perbuatan atau tindakannya yang disebutkan dalam predikat klausanya.
Penggunaannya adalah dengan cara meletakkannya di depan kata atau frase
berkategori adjektiva atau verba keadaan (Abdul Chaer, 2009: 118), sebagai
contoh.
70. Setiap pagi saya berolah raga supaya sehat.
71. Polisi banyak berjaga di jalan jelang lebaran supaya aman dan lancar.
2.2.2.15Preposisi tentang
Preposisi tentang dipakai untuk menandai makna berkenaan dengan..., ini
sejalan dengan penggunaan kata depan mengenai (Ramlan, 2008: 81). Selain itu,
preposisi tentang juga dipakai untuk menyatakan hal yang akan disebutkan dalam
predikat klausanya. Penggunaannya adalah dengan meletakkannya di depan
nomina atau frase nominal yang mengikutinya, sebagai contoh.
72. Kita sebenarnya tidak mungkin berbicara tentang demokrasi dengan
rakyat yang masih buta huruf.
73. Tentang siapa yang akan keluar sebagai pemenang memang sukar
diramalkan sebab kekuatan kedua kesebelasan berimbang.
2.2.2.16Preposisi untuk
Preposisi untuk dipakai untuk menyatakan tujuan yang digunakan di depan
kata benda orang atau yang diorangkan (Abdul Chaer, 2011: 136), sebagai contoh.
74. Bapak membawa oleh-oleh dari Bandung untuk keluarga.
Ramlan (1980: 116) mengungkapkan, bahwa preposisi untuk juga menandai
makna peruntukan, sejalan dengan penggunaan kata depan bagi, sebagai contoh.
76. Dia selalu mengumpulkan pakaian layak pakai untuk anak panti asuhan.
77. Dia selalu mengumpulkan pakaian layak pakai bagi anak panti asuhan.
2.3 Kalimat Efektif
Suwarna (2012: 19) mengungkapkan, bahwa kalimat efektif adalah kalimat
yang memiliki pola struktur yang sederhana serta pola informasi yang langsung.
Syahroni, dkk. (2013: 48) mengatakan, bahwa kalimat dikatakan efektif apabila
berhasil menyampaikan pesan, gagasan, perasaan, maupun pemberitahuan sesuai
dengan maksud si pembicara atau penulis. Arifin, dkk. (2009: 74) mengatakan,
bahwa kalimat efektif ialah kalimat yang memiliki kemampuan untuk
menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca
seperti apa yang ada dalam pikiran pembicara atau penulis kalimat itu.
Mulyati (2016: 52) mengatakan, bahwa kalimat efektif adalah kalimat yang
mengungkapkan pikiran dan gagasan yang disampaikan sehingga dapat dipahami
dan dimengerti oleh orang lain. Kurniawan (2012: 59) mengatakan, bahwa
kalimat efektif adalah kalimat yang mengungkapkan gagasan penulisnya
sedemikian rupa, sehingga pembaca memahami gagasan yang sama. Peneliti
mengambil kesimpulan bahwa kalimat efektif adalah kalimat yang berhasil
mengungkapkan pikiran dan gagasan yang disampaikan sehingga dapat dipahami
dan dimengerti pendengar atau pembaca seperti apa yang ada dalam pikiran
2.3.1 Ciri-ciri Kalimat Efektif
Sebuah kalimat dikatakan efektif jika memiliki beberapa ciri-ciri, sebagai
berikut. Suwarna (2012: 22) mengatakan, bahwa kalimat efektif harus meliputi
strukturnya jelas (kata-kata tersusun sederhana) dan maksudnya jelas (maksud
langsung dipahami pendengar/pembaca). Putrayasa (2010: 54) mengatakan,
bahwa kalimat efektif harus meliputi kesatuan, kehematan, penekanan, dan
kevariasian. Peneliti menyimpulkan, berkaitan dengan penggunaan preposisi,
kalimat efektif harus meliputi kehematan, kecermatan, dan kesatuan.
a. Kehematan
Kehematan dalam kalimat efektif ialah hemat mempergunakan kata, frasa,
atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu. Kehematan bukan berarti harus
menghilangkan kata-kata yang dapat menambah kejelasan kalimat. Penghematan
di sini mempunyai arti penghematan terhadap kata yang memang tidak
diperlukan, sejauh tidak menyalahi kaidah tata bahasa.
b. Kecermatan
Kecermatan adalah kalimat itu tidak menimbulkan tafsiran ganda dan tepat
dalam pemilihan kata.
c. Kesatuan
Sebuah kalimat harus mengungkapkan sebuah ide pokok atau satu kesatuan
pikiran. Kesatuan tersebut bisa dibentuk jika ada keselarasan antara
2.4 Verba Berpreposisi
Sebuah kalimat selalu memiliki kesatuan ide dan gagasan, namun tak jarang
ditemukan kalimat yang strukturnya kurang sepadan. Ada konstruksi kalimat yang
seharusnya menggunakan preposisi, tetapi tidak menggunakan preposisi, sebagai
contoh.
1. Saya bertemu tetangga saya.
2. Aku cinta Ibu.
Kalimat 1 dan 2 sebaiknya diikuti dengan preposisi, menjadi
3. Saya bertemu dengan tetangga saya.
4. Aku cinta pada Ibu.
Selain itu, ada konstruksi kalimat yang harusnya tidak menggunakan preposisi,
tapi menggunakan preposisi, sebagai contoh.
5. Saya tidak mengetahui tentang soal itu.
6. Kami belum membicarakan tentang usul Anda.
Kalimat 5 dan 6 sebaiknya tidak menggunakan preposisi, menjadi
7. Saya tidak mengetahui soal itu.
8. Kami belum membicarakan usul Anda.
Pada kalimat 7 dan 8 mengandung verba mengetahui dan membicarakan, yaitu
verba aktif transitif. Jadi, predikatnya harus langsung diikuti oleh sebuah objek;
23
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian berjudul Penggunaan Preposisi pada Rubrik Public Speaking
Harian Bernas Bulan Maret-April 2016 ini berdasarkan sifat dan jenis datanya
termasuk penelitian deskriptif kualitatif yang mengacu pada data arsip/dokumen.
Creswell (dalam Herdiansyah, 2009: 8) mengungkapkan, bahwa penelitian
kualitatif adalah suatu proses penelitian ilmiah yang lebih dimaksudkan untuk
memahami masalah-masalah manusia dalam konteks sosial dengan menciptakan
gambaran menyeluruh dan kompleks yang disajikan, melaporkan pandangan
terperinci dari para sumber informasi, serta melakukan dalam setting yang
alamiah tanpa adanya intervensi apapun dari peneliti.
Moleong (2006: 6) mengungkapkan, bahwa penelitian kualitatif adalah
penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami
oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain
sebagainya, secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan
bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan
berbagai metode alamiah. Jadi, penelitian kualitatif adalah suatu proses penelitian
ilmiah yang lebih dimaksudkan untuk memahami masalah-masalah manusia
dalam konteks sosial atau fenomena-fenomena tentang apa yang dialami oleh
subjek penelitian secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk
Metode penelitian ini bersifat penelitian deskriptif. Kountour (2003: 105)
mengungkapkan, bahwa penelitian deskriptif adalah metode penelitian yang
memberikan gambaran atau uraian atas suatu keadaan sejelas mungkin tanpa ada
perlakuan terhadap obyek yang diteliti. Hasan (2002: 22) mengungkapkan, bahwa
deskriptif artinya melukiskan variabel demi variabel, satu demi satu. Jadi,
penelitian deskriptif merupakan penelitian yang mengedepankan deskripsi atau
pemaparan dengan kata-kata atau kalimat-kalimat secara jelas mengenai hal yang
dibahas dan nantinya banyak berisi kutipan-kutipan kata atau kalimat guna
memberi gambaran penyajian laporan.
Sangadji (2010: 20) mengungkapkan, bahwa penelitian arsip/dokumen
(archival research) adalah penelitian terhadap fakta tertulis (dokumen) atau
berupa arsip data. Dokumen arsip yang diteliti berdasarkan sumbernya dapat
berasal dari data internal (arsip dan catatan orisinal dari orang lain) dan berasal
dari eksternal, yaitu publikasi data yang diperoleh melalui orang lain. Pada
penelitian ini data yang akan diteliti adalah data eksternal, yaitu kolom Public
Speaking karya Lusy Laksita pada surat kabar Harian Bernas bulan
Maret-April 2016.
3.2 Sumber Data dan Data Penelitian
Sumber data adalah subjek dari mana data dapat diperoleh
(Arikunto, 2010: 169). Sumber data dalam penelitian ini adalah 6 edisi rubrik
Public Speaking karya Lusy Laksita yang terdiri atas 93 kalimat. Data penelitian
Speaking pada surat kabar Harian Bernas karya Lusy Laksita yang dipaparkan
setiap hari Sabtu.
3.3 Instrumen Penelitian
Arikunto (2010: 203) mengemukakan, bahwa instrumen penelitian adalah
alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar
lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan
sistematis sehingga lebih mudah diolah. Dengan kata lain, instrumen penelitian
adalah semua alat yang digunakan untuk mengumpulkan, mengolah, dan
menyajikan data secara sistematis dan objektif guna memecahkan suatu masalah.
Moleong (2006: 168) mengemukakan, bahwa dalam penelitian kualitatif peneliti
sendiri berkedudukan sebagai instrumen penelitian. Peneliti merupakan
perencana, pelaksana pengumpulan data, analisis, penafsir data, dan pada akhirnya
akan menjadi pelapor hasil penelitiannya. Peneliti menyimpulkan bahwa
instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan untuk
merencanakan, mengumpulkan data, menganalisis dan mengolah data, dan
menyajikan data secara sistematis dan objektif guna memecahkan suatu masalah.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Sugiyono (2014: 63) mengemukakan, bahwa adanya empat teknik
pengumpulan data, yaitu (1) observasi, (2) wawancara, (3) dokumentasi, dan (4)
gabungan. Secara khusus teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik dokumentasi. Herdiansyah (2009: 143) mengemukakan teknik dokumentasi
merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan peneliti kualitatif untuk
dan dokumen lainnya yang tertulis atau dibuat langsung oleh subjek yang
bersangkutan. Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini ialah rubrik Public
Speaking.
Peneliti melakukan langkah-langkah dalam mengumpulkan data sebagai
berikut.
a. Peneliti mengunduh rubrik Public Speaking pada Harian Bernas edisi
Maret-April 2016 melalui aplikasi android Wayang Force.
b. Peneliti membaca kolom Public Speaking karya Lusy Laksita pada surat
kabar Harian Bernas bulan Maret-April 2016 dan menandai dengan
menggarisbawahi kalimat yang menggunakan preposisi.
c. Peneliti menuliskan kalimat yang mengandung preposisi dari setiap edisi.
3.5 Teknik Analisis Data
Analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan
data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat
dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang
penting dan apa yang dipelajari, dan dapat memutuskan apa yang dapat
diceritakan kepada orang lain (Bogdan dan Biklen dalam Moleong, 2006: 248).
Peneliti melakukan langkah-langkah penelitian berdasarkan langkah analisis
data Miles dan Huberman sebagai berikut.
a. Reduksi Data
Peneliti mengelompokkan kalimat menurut preposisinya. Setelah itu,
peneliti menganalisis kalimat dengan cara mengamati dan mencermati
dijabarkan pada Bab II. Kemudian, peneliti menghitung frekuensi penggunaan
preposisi, mengidentifikasi ketepatan penggunaan preposisi, dan
mengidentifikasi kesalahan penggunaan preposisi. Terakhir, peneliti memberikan
pembahasan atas hasil analisis data dan menjawab rumusan masalah.
b. Penyajian Data
Peneliti menyajikan data pada Tabel Analisis Penggunaan Preposisi dalam
Rubrik Public Speaking Harian Bernas Jogja Bulan Maret-April 2016 yang dapat
dilihat pada bagian lampiran.
c. Penarikan Kesimpulan
Peneliti membuat kesimpulan berdasarkan hasil analisis data. Untuk
menjamin tingkat kepercayaan dan keabsahan hasil penelitian, peneliti
melanjutkan proses analisis dengan triangulasi data dengan dosen Pendidikan
28
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi tentang deskripsi data, analisis data, dan pembahasan. Pada
deskripsi data peneliti memaparkan bentuk data yang diteliti. Pada analisis data
peneliti memaparkan frekuensi penggunaan preposisi, ketepatan penggunaan
preposisi dengan contohnya, dan kesalahan penggunaan preposisi. Terakhir,
peneliti memberikan pembahasan analisis data dan menjawab rumusan masalah.
4.1 Deskripsi Data
Peneliti menemukan data penggunaan preposisi dalam rubrik Public
Speaking Harian Bernas sebanyak 101 kalimat yang terdiri dari 16 preposisi yang
digunakan sebanyak 184 kali. Ke enam belas preposisi itu adalah: antara, bagi,
dalam, dari, daripada, dengan, di, ke, kepada, mengenai, oleh, pada, sampai,
supaya, tentang, dan untuk. Peneliti sudah menghitung frekuensi penggunaan dari
setiap preposisi. Di bawah ini penjabaran analisis data berserta dengan
pembahasannya. Secara lengkap dapat dilihat pada lampiran.
4.2 Analisis Data
4.2.1 Frekuensi Penggunaan Preposisi
Peneliti membuat klasifikasi dan penjelasan satu per satu preposisi yang
dipakai. Data yang ditemukan sebagai berikut.
Penggunaan preposisi antara 1 kali, preposisi bagi 1 kali,
preposisi dalam 8 kali, preposisi dari 10 kali, preposisi daripada 1 kali, preposisi
preposisi mengenai 2 kali, preposisi oleh 21 kali, preposisi pada 14 kali, preposisi
sampai 2 kali, preposisi supaya 1 kali, preposisi tentang 40 kali, dan preposisi
untuk 7 kali. Dari seluruh data ditemukan penggunaan preposisi dengan paling
sering muncul sebanyak 47 kali. Secara rinci disertakan tabel 4.1 di bawah ini.
Tabel 4.1 Hasil Analisis Penggunaan Preposisi Rubrik Public
Speaking Bernas Maret-April 2016
No.
Preposisi
Jumlah Per Edisi dan Tanggal
Jumlah
4.2.2 Ketepatan Penggunaan Preposisi
Penggunaan preposisi pada rubrik Public Speaking ini sebagian besar sudah
menunjukkan penggunaan yang sesuai dengan kaidah penggunaannya. Peneliti
akan menunjukkan penggunaan preposisi dan contoh yang ditemukan sebagai
a. Penggunaan preposisi antara
Preposisi antara dipakai untuk menyatakan adanya dua pihak yang
digunakan di depan dua buah kata benda yang menyatakan orang atau yang
diorangkan, yang diserangkaikan dengan kata depan dan. Contoh kalimat yang
digunakan adalah sebagai berikut.
1. Dalam setiap presentasi pasti diharapkan terjadi interaksi yang baik
antara presentator dan audiens (16 April 2016, kal. 10).
Kalimat 3 adalah contoh kalimat yang menggunakan preposisi bagi dengan tepat
yang menyatakan adanya dua pihak, yaitu presentator dan audiens.
b. Penggunaan preposisi bagi
Preposisi bagi dipakai untuk menandai makna peruntukan. Karena itu,
preposisi bagi sejalan dengan penggunaan preposisi untuk. Contoh kalimat yang
digunakan adalah sebagai berikut.
2. Dua hari kemudian yaitu Kamis 10 Maret dan Jumat 11 Maret 2016
saya berkesempatan menjadi Trainer dalam Pelatihan Public Speaking dengan materi khusus Presentation Skill bagi Widyaiswara dan Staf Bapelkes (Balai Pelatihan Kesehatan) Semarang di Gedung Bapelkes, Salaman, Magelang (12 Maret 2016, kal. 4:3).
Kalimat 4 adalah contoh kalimat yang menggunakan preposisi bagi dengan tepat
yang menyatakan peruntukan, yaitu Widyaiswara.
c. Penggunaan preposisi dalam
Preposisi dalam dipakai untuk menyatakan tempat berada yang digunakan
di depan kata depan sebagai varian dari kata depan di dalam. Selain itu preposisi
dalam dipakai untuk menyatakan berada dalam suatu situasi yang digunakan di
3. Dalam bahasan edisi lalu saya menyampaikan tentang kemampuan apa yang harus dimiliki oleh seorang Presentator atau orang yang menyampaikan presentasi (26 Maret 2016, kal. 3:1).
4. Tanya jawab ini merupakan dinamika dalam sebuah presentasi,
sehingga prosesnya harus dapat berjalan lancar dan memuaskan dua
pihak, yaitu penanya dan presentator (19 April 2016, kal. 12).
Kalimat 5 adalah contoh kalimat yang menggunakan preposisi dalam dengan tepat
yang menyatakan tempat berada, yaitu bahasan.
Kalimat 6 adalah contoh kalimat yang menggunakan preposisi dalam dengan tepat
yang menyatakan berada dalam suatu situasi, yaitu sebuah presentasi.
d. Penggunaan preposisi dari
Preposisi dari dipakai untuk menyatakan hal yang digunakan di depan
kata-kata yang menyatakan hal. Contoh kalimat yang digunakan adalah sebagai
berikut.
5. Itu tadi sedikit cerita saya mengenai Presentasi, sebagai awal dari
bahasan kita tentang Presentasi(12 Maret 2016, kal. 13:2).
6. Seorang Public Speaker termasuk seorang Presentator harus
mempunyai kemampuan atau dapat mengucapkan kata dari bahasa manapun (26 Maret 2016, kal. 14 ).
7. Sebagai public speaker seorang presentator harus dapat mengucapkan
kata dari bahasa manapun yang dipergunakan (2 April 2016, kal. 7 ).
Kalimat 7 adalah contoh kalimat yang menggunakan preposisi dari dengan tepat
yang menyatakan hal, yaitu bahasan.
Kalimat 8 adalah contoh kalimat yang menggunakan preposisi dari dengan tepat
yang menyatakan hal, yaitu bahasa.
Kalimat 9 adalah contoh kalimat yang menggunakan preposisi dari dengan tepat
e. Penggunaan preposisi daripada
Preposisi daripada dipakai untuk menyatakan perbandingan keadaan atau
sifat dua buah hal atau benda biasanya digunakan di antara kedua hal atau benda
itu. Contoh kalimat yang digunakan adalah sebagai berikut.
8. Tubuh kita berbicara terlebih dahulu daripada mulut kita saat kita
berbicara di depan umum (19 Maret 2016, kal. 12:1).
Kalimat 10 adalah contoh kalimat yang menggunakan preposisi daripada dengan
tepat yang menyatakan perbandingan, yaitu tubuh kita berbicara terlebih dahulu
daripada mulut kita.
f. Penggunaan preposisi dengan
Preposisi dengan dipakai untuk menyatakan alat yang digunakan di depan
kata benda yang menyatakan alat. Selain itu, Preposisi dengan juga menyatakan
sifat perbuatan yang digunakan di depan kata sifat atau kata keterangan. Contoh
kalimat yang digunakan adalah sebagai berikut.
9. Hari pertama diisi dengan teori tentang Dasar-Dasar Public Speaking,
Teknik Presentasi, Olah Vokal, Produksi Suara, Membuat Paparan dan diakhiri dengan praktek membuat Paparan (12 Maret 2016, kal. 10:1,4).
10. Olah Vokal atau bagaimana kita mengolah vokal termasuk
memproduksi suara juga harus dikuasai oleh seorang presentator, sehingga pada saat melakukan presentasi pesan yang disampaikan
melalui suara dapat diterima dengan baik oleh audiens
(2 April 2016, kal. 10:3).
11. Jadi perhatikan dan siapkan dengan baik apa yang akan kita
sampaikan tentang Profesi, Jabatan atau Pengalaman agar menarik atensi dan menimbulkan kepercayaan audiens (9 April 2016, kal. 9:1).
Kalimat 11 adalah contoh kalimat menggunakan preposisi dengan yang sesuai.
Preposisi dengan yang pertama menyatakan alat, yaitu teori dan preposisi dengan
Kalimat 12 adalah contoh kalimat menggunakan preposisi dengan yang
menyatakan sifat perbuatan, yaitu baik.
Kalimat 13 adalah contoh kalimat yang menggunakan preposisi dengan yang
menyatakan sifat perbuatan, yaitu baik.
g. Penggunaan preposisi di
Preposisi di yaitu untuk menyatakan tempat berada yang digunakan di
depan kata benda yang menyatakan tempat. Contoh kalimat yang digunakan
adalah sebagai berikut.
12. Karena presentasi merupakan kegiatan berbicara di depan umum,
sehingga siapapun yang menyampaikan Presentasi harus mempunyai dasar Ilmu Public Speaking (12 Maret 2016, kal. 17).
13. Selanjutnya seorang presentator harus menguasai kemampuan Public
Speaking atau kemampuan berbicara di depan umum
(19 Maret 2016, kal. 3).
Kalimat 14 adalah contoh kalimat yang menggunakan preposisi di dengan tepat
yang menyatakan tempat berada, yaitu depan umum.
Kalimat 15 adalah contoh kalimat yang menggunakan preposisi di dengan tepat
yang menyatakan tempat berada, yaitu depan umum.
h. Penggunaan preposisi ke
Preposisi ke yaitu untuk menyatakan tempat tujuan yang digunakan di depan
kata benda yang menyatakan benda. Contoh kalimat yang digunakan adalah
sebagai berikut.
14. Kalau pada edisi minggu lalu saya sudah menyampaikan bahasan
tentang Bentuk Public Speaking, mulai pagi ini sampai beberapa edisi ke depan saya akan membahas tentang Presentasi (12 Maret 2016, kal. 2:4).
15. Edisi kali ini dan beberapa edisi ke depan kita masih akan membahas
Kalimat 16 adalah contoh kalimat yang menggunakan preposisi ke dengan tepat
yang menyatakan tempat yang dituju, yaitu depan.
Kalimat 17 adalah contoh kalimat yang menggunakan preposisi ke dengan tepat
yang menyatakan tempat yang dituju, yaitu depan.
i. Penggunaan preposisi kepada
Preposisi kepada menandai makna orang yang dituju. Contoh kalimat yang
digunakan adalah sebagai berikut.
16. Seorang presentator harus bisa menuangkan dan menyampaikan
pikiran kepada orang lain dengan berbicara secara runtut dan jelas sehingga pesan yang ingin disampaikan kepada lawan bicara dapat diterima dengan baik dan efektif (19 Maret 2016, kal. 2:1,3).
17. Alat Bantu Peraga akan memudahkan kita untuk memberikan
pemahaman kepada audiens tentang materi presentasi
(16 April 2016, kal. 8:1).
Kalimat 18 adalah contoh kalimat yang menggunakan preposisi kepada dengan
tepat. Preposisi kepada yang pertama menyatakan orang yang dituju, yaitu orang
lain dan preposisi kepada yang kedua menyatakan orang yang dituju, yaitu lawan
bicara.
Kalimat 19 adalah contoh kalimat yang menggunakan preposisi kepada dengan
tepat yang menyatakan orang yang dituju, yaitu audiens.
j. Penggunaan preposisi mengenai
Preposisi mengenai dipakai untuk menandai makna berkenaan dengan...,
sejalan dengan penggunaan kata depan tentang. Selain itu, preposisi mengenai
juga digunakan di depan kata benda atau frase benda untuk menyatakan hal.
18. Itu tadi sedikit cerita saya mengenai Presentasi, sebagai awal dari bahasan kita tentang Presentasi (12 Maret 2016, kal. 13:1).
19. Salah satu bentuk interaksi tersebut adalah tanya jawab mengenai
materi yang disampaikan (16 April 2016, kal. 11).
Kalimat 20 adalah contoh kalimat yang menggunakan preposisi mengenai dengan
tepat yang menyatakan hal, yaitu Presentasi.
Kalimat 21 adalah contoh kalimat yang menggunakan preposisi mengenai dengan
tepat yang menyatakan hal, yaitu materi.
k. Penggunaan preposisi oleh
Preposisi oleh dipakai untuk menyatakan pelaku perbuatan yang difunakan
di depan objek pelaku dalam kalimat pasif. Selain itu, preposisi oleh dipakai untuk
menyatakan sebab yang digunakan di dalam kalimat yang predikatnya berupa kata
sifat atau kata yang menyatakan keadaan. Contoh kalimat yang digunakan adalah
sebagai berikut.
20. Mengatur Nada atau tinggi rendahnya suara kita juga merupakan
kemampuan yang harus dimiliki oleh orang yang melakukan presentasi sehingga dapat menghasilkan Intonasi atau Irama Bicara (26 Maret 2016, kal. 8).
21. Selain itu saat berbicara menyampaikan presentasi, suara seorang
presentator juga harus jernih, artinya tidak terganggu oleh apapun yang menyebabkan suaranya serak (2 April 2016, kal. 13).
Kalimat 22 adalah contoh kalimat yang menggunakan preposisi oleh dengan tepat
yang menyatakan pelaku, yaitu orang.
Kalimat 23 adalah contoh kalimat yang menggunakan preposisi oleh dengan tepat
yang menyatakan sebab, yaitu apapun yang menyebabkan suaranya serak.
l. Penggunaan preposisi pada
Preposisi pada dipakai untuk menandai makna penerima, sejalan pula
waktu tertentu yang digunakan di depan kata benda waktu yang menyatakan saat
atau masanya sangat terbatas. Selain itu, preposisi pada juga menyatakan tempat
yang digunakan di depan kata benda atau frase benda yang bukan menyatakan
tempat sebenarnya, sebagai varian dari kata depan di. Contoh kalimat yang
digunakan adalah sebagai berikut.
22. Praktek Presentasi dilaksanakan pada hari kedua, diawali dengan
Praktek Free Style atau Berbicara Bebas tentang sebuah benda yang dipilih dan dilanjutkan dengan Praktek Presentasi dengan paparan (12 Maret 2016, kal. 11:1).
23. Saya masih akan melanjutkan lagi pembahasan tentang presentasi
pada rubrik ini edisi minggu depan (2 April 2016, kal. 15:2).
24. Pilihan ini tergantung pada diri kita dan tentunya sesuai dengan materi
yang kita bawakan (16 April 2016, kal. 15:1).
Kalimat 24 adalah contoh kalimat yang menggunakan preposisi pada dengan tepat
yang menyatakan waktu tertentu, yaitu hari kedua.
Kalimat 25 adalah contoh kalimat yang menggunakan preposisi pada dengan tepat
yang menyatakan tempat berada, yaitu rubrik.
Kalimat 26 adalah contoh kalimat yang menggunakan preposisi pada dengan tepat
yang menyatakan penerima, yaitu diri kita.
m. Penggunaan preposisi sampai
Preposisi sampai dipakai untuk menyatakan batas tempat atau batas waktu
yang digunakan di depan kata benda yang menyatakan tempat atau menyatakan
waktu. Contoh kalimat yang digunakan adalah sebagai berikut.
25. Kalau pada edisi minggu lalu saya sudah menyampaikan bahasan
tentang Bentuk Public Speaking, mulai pagi ini sampai beberapa edisi ke depan saya akan membahas tentang Presentasi (12 Maret 2016, kal. 2:3).
26. Demikian bahasan edisi kali ini, sampai jumpa pada edisi minggu
Kalimat 27 adalah contoh kalimat yang menggunakan preposisi sampai dengan
tepat yang menyatakan batas tempat, yaitu beberapa edisi.
Kalimat 28 adalah contoh kalimat yang menggunakan preposisi sampai dengan
tepat yang menyatakan batas waktu, yaitu jumpa.
n. Penggunaan preposisi supaya
Preposisi supaya adalah preposisi yang menyatakan tujuan atau maksud dari
perbuatan atau tindakannya yang disebutkan dalam predikat klausanya.
Penggunaannya adalah dengan cara meletakkannya di depan kata atau frase
berkategori ajektifa atau verba keadaan. Contoh kalimat yang digunakan adalah
sebagai berikut.
27. Volume atau keras pelannya suara harus dijaga supaya pas sehingga terdengar dengan jelas oleh audiens. (2 April 2016, kal. 11:1).
Kalimat 29 adalah contoh kalimat yang menggunakan preposisi supaya dengan
tepat yang menyatakan tujuan, yaitu pas sehingga terdengar..
o. Penggunaan preposisi tentang
Preposisi tentang dipakai untuk menandai makna berkenaan dengan..., ini
sejalan dengan penggunaan kata depan mengenai. Selain itu, preposisi tentang
juga dipakai untuk menyatakan hal yang akan disebutkan dalam predikat
klausanya. Penggunaannya adalah dengan meletakkannya di depan nomina atau
frase nominal yang mengikutinya. Contoh kalimat yang digunakan adalah sebagai
berikut.
28. Nah kalau pada beberapa edisi yang lalu saya membahas tentang
29. Itu tadi beberapa hal yang dapat saya sampaikan tentang hal apa yang harus kita perhatikan ketika kita menyiapkan presentasi (9 April 2016, kal. 13).
Kalimat 30 adalah contoh kalimat yang menggunakan preposisi tentang dengan
tepat yang menyatakan berkenaan dengan..., yaitu kemampuan.
Kalimat 31 adalah contoh kalimat yang menggunakan preposisi tentang dengan
tepat yang menyatakan hal, yaitu hal.
p. Penggunaan preposisi untuk
Preposisi untuk dipakai untuk menyatakan tujuan yang digunakan di depan
kata benda orang atau yang diorangkan. Selain itu, preposisi untuk juga menandai
makna peruntukan, sejalan dengan penggunaan kata depan bagi. Contoh kalimat
yang digunakan adalah sebagai berikut.
30. Untuk itu kita harus benar-benar dapat memilih tempo bicara dengan
tepat (26 Maret 2016, kal. 10:1).
31. Oleh sebab itu, sekali lagi bahwa kita harus mampu memahami makna
setiap kata yang kita pilih dan ucapkan saat melakukan presentasi sehingga kita dapat berekspresi dan pada akhirnya dapat membuat audiens antusias untuk terus mengikuti presentasi yang kita lakukan (26 Maret 2016, kal. 12:2).
Kalimat 32 adalah contoh kalimat yang menggunakan preposisi untuk dengan
tepat yang menyatakan peruntukan, yaitu kita.
Kalimat 33 adalah contoh kalimat yang menggunakan preposisi untuk dengan
tepat yang menyatakan waktu tertentu, yaitu akhirnya.
4.2.3 Kesalahan Penggunaan Preposisi
Dalam setiap tulisan terutama di media cetak pasti ditemukan kesalahan
mendukung. Dari hasil analisis data 6 edisi rubrik Public Speaking ditemukan ada
2 preposisi yang kurang tepat. Peneliti akan menunjukkan kesalahan penggunaan
preposisi dan contoh yang ditemukan adalah sebagai berikut.
a. Kesalahan preposisi dari
Contoh kalimat yang mengandung kesalahan preposisi dari adalah sebagai
berikut.
1. Teori diberikan untuk memberikan pengetahuan, trik dan tips baik
Public Speaking maupun Teknik Presentasi, sedangkan praktek merupakan aplikasi dari teori yang sudah diperoleh (12 Maret 2016, kal. 12:2).
2. Presentasi ini merupakan salah satu bentuk dari public speaking, maka
mau tidak mau seseorang yang akan menyampaikan presentasi sebaiknya belajar tentang Public Speaking sehingga benar-benar memahami dan menguasai teknik bagaimana berbicara di depan umum (19 Maret 2016, kal. 4:1).
3. Edisi kali ini dan beberapa edisi ke depan kita masih akan membahas
tentang Presentasi yang merupakan salah satu bentuk dari Public Speaking (26 Maret 2016, kal. 2:3).
Kalimat 1, 2, dan 3 mengandung kesalahan penggunaan preposisi dari yang
menyatakan hal, sebaiknya dihilangkan karena kurang efektif. Pada kalimat di
atas, preposisi dari mengikuti kata kerja transitif di mana kalimat itu tidak
memerlukan preposisi di antara predikat dan objeknya. Pembetulan kalimat di atas
adalah sebagai berikut.
1a.Teori diberikan untuk memberikan pengetahuan, trik dan tips baik Public
Speaking maupun Teknik Presentasi, sedangkan praktek merupakan aplikasi teori yang sudah diperoleh (12 Maret 2016, kal. 12:2).
2a.Presentasi ini merupakan salah satu bentuk public speaking, maka mau
tidak mau seseorang yang akan menyampaikan presentasi sebaiknya belajar tentang Public Speaking sehingga benar-benar memahami dan menguasai teknik bagaimana berbicara di depan umum (19 Maret 2016, kal. 4:1).
3a.Edisi kali ini dan beberapa edisi ke depan kita masih akan membahas