• Tidak ada hasil yang ditemukan

Volume 1 Nomor 2: (2020) Amanah: Jurnal Amanah Pendidikan dan Pengajaran. ISSN (Online)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Volume 1 Nomor 2: (2020) Amanah: Jurnal Amanah Pendidikan dan Pengajaran. ISSN (Online)"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Amanah: Jurnal Amanah Pendidikan dan Pengajaran Volume 1 Nomor 2: 132-140 (2020)

Amanah: Jurnal Amanah Pendidikan dan Pengajaran https://jurnal.pgrisultra.or.id/ojs/ ISSN 2721-9739 (Online)

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 5 Kendari Pada

Pembelajaran Bahasa Inggris Melalui Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe NHT (Numbered Heads Together)

Improving Student Learning Outcomes Of Class VIII A At SMP Negeri 5 Kendari

(Junior High School) In English Learning Through NHT (Numbered Heads

Together)Cooperative Learning Model

Asni Isnawati 1*

1

SMP Negeri 5 Kota Kendari

Jl. Kelapa No. 1, Anduonohu, Kec. Poasia, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara *e-mail: asniisnawatis71@gmail.com

Received: 24th May, 2020; Revision: 23th June, 2020; Accepted: 25th July, 2020

Abstrak

Tujuan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) pada pembelajaran Bahasa Inggris dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII-A SMP Negeri 5 Kendari. Penelitian tindakan kelas dengan tahapan kegiatan sebagai berikut: 1) perencanaan, 2) pelaksanaan tindakan, 3) pelaksanaan observasi dan evaluasi, dan 4) refleksi. Hasil penelitian dalam dua siklus pembelajaran sebagai berikut: 1) hasil pengamatan kemampuan guru mengelola pembelajaran pada siklus kedua dari 12 aspek pengamatan terdapat 12 aspek (100%) mencapai kriteria Baik (B) dan Sangat Baik (SB), terjadi peningkatan persentase jika dibandingkan hasil pengamatan kemampuan guru mengelola pembelajaran pada siklus pertama terdapat 9 aspek (75%) mencapai kriteria baik (B) dan sangat baik (SB), 2) hasil pengamatan keaktifan siswa dalam pembelajaran pada siklus kedua dari 5 aspek pengamatan terdapat 5 aspek (100%) mencapai kriteria aktif (A) dan sangat aktif (SA), terjadi peningkatan persentase jika dibandingkan hasil pengamatan keaktifan siswa dalam pembelajaran pada siklus pertama terdapat 4 aspek (80%) mencapai kriteria aktif (A), dan 3) hasil belajar yang dicapai oleh siswa menunjukkan peningkatan yang sangat berarti, dimana pada siklus kedua terjadi peningkatan jumlah siswa yang memperoleh nilai ≥ 70 sejumlah 27 siswa (84,4%), terjadi peningkatan nilai jika dibandingkan pada siklus pertama jumlah siswa yang memperoleh nilai ≥ 70 sejumlah 20 siswa (62,5%). Model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) pada mata pelajaran Bahasa Inggris, dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII-A SMP Negeri 5 Kendari.

Kata kunci: peningkatan hasil belajar, kooperatif, NHT

Abstract

The purpose of this study is the NHT (Numbered Head Together) cooperative learning model in English learning can improve student learning outcomes in class VIII-A SMP Negeri 5 Kendari. Classroom action research with the following activity stages: 1) planning, 2) implementing the action, 3) implementing observation and evaluation, and 4) reflection. The results of the research in the two learning cycles are as follows: 1) the observation results of the teacher's ability to manage learning in the second cycle of 12 observation aspects, there are 12 aspects (100%) achieving the criteria of Good (B) and Very Good (SB), there is an increase in the percentage when compared to the results Observations of the teacher's ability to manage learning in the first cycle there were 9 aspects (75%) achieving good (B) and very good (SB) criteria, 2) the results of observing student activeness in learning in the second cycle of 5 observation aspects there were 5 aspects (100%) achieving active (A) and very active (SA) criteria, there is an increase in the percentage when compared to the results of observations of student activeness in learning in the first cycle there are 4 aspects (80%) achieving active criteria (A), and 3) learning outcomes achieved by students showed a very significant increase, where in the second cycle there was an increase in the number of students who got a score of ≥ 70, a total of 27 students (84.4%), The increase in value when compared to the first cycle was 20 students (62.5%) who scored ≥ 70. The NHT (Numbered Head Together) type of cooperative learning model in English subjects can improve learning outcomes for class VIII-A students of SMP Negeri 5 Kendari.

(2)

Amanah: Jurnal Amanah Pendidikan dan Pengajaran 1(2): 132-140 (2020)

PENDAHULUAN

Ada persepsi umum yang sudah berakar dalam dunia pendidikan dan juga sudah menjadi harapan masyarakat. Persepsi umum ini menganggap bahwa sudah merupakan tugas guru untuk mengajar dan menyodori siswa dengan muatan-muatan informasi dan pengetahuan. Guru perlu bersikap atau setidaknya dipandang oleh siswa sebagai yang mahatahu dan sumber informasi. Lebih celaka lagi, siswa belajar dalam situasi yang membebani dan menakutkan karena dibayangi oleh tuntutan-tuntutan mengejar nilai-nilai tes dan ujian yang tinggi.

Salah satu bukti bahwa guru berorientasi pada peningkatan kinerja adalah dengan senantiasa mencari solusi bagi persoalan pembelajaran. Upaya-upaya mengkaji dan menemukan model, strategi dan pendekatan pembelajaran, menjadi sebuah keharusan, seiring dengan perkembangan dunia pendidikan yang senantiasa diwarnai dinamika dan perubahan. Tentu saja tidak semua guru memiliki kemampuan untuk menemukan sesuatu yang baru atau membuat inovasi dalam pembelajaran, namun paling tidak ia berupaya untuk mencoba mengimplementasikan model-model pembelajaran yang tentu saja telah melalui berbagai kajian dan telah dibuktikan keunggulannya.

Rendahnya mutu pendidikan dewasa ini seyogyanya menjadi pemicu bagi semua yang terlibat didalamnya untuk lebih meningkatkan peranannya masing-masing, sehingga faktor-faktor yang selama ini menjadi penghambat mutu pendidikan perlahan-lahan dapat dieliminasi. Secara teknis pendidikan sangat ditentukan oleh kematangan guru dalam mengelola proses pembelajaran. Salah satu faktor yang sangat berpengaruh adalah kemampuan guru dalam mentransfer ilmunya sesuai dengan kebutuhan dan kompetensi yang harus dimiliki siswa.

Dalam kaitannya dengan perencanaan dan restrukturisasi model-model pembelajaran tidak terlepas dari peran dan fungsi guru sebagai subjek pembelajaran. Guru sebagai ujung tombak dalam pencapaian tujuan pendidikan perlu memilih strategi pembelajaran yang efektif dan efisien. Pengelolaan proses pembelajaran yang efektif merupakan titik awal keberhasilan pembelajaran yang bermuara pada peningkatan kualitas pembelajaran.

Sebagaimana yang dikemukakan Hamzah B Uno (2008) dari hasil penelitiannya yang menyebutkan bahwa kesulitan yang dialami siswa untuk berpartisifasi aktif, mengajukan pendapat atau menyerap informasi baru, banyak disebabkan oleh kekurangmampuan guru dalam membimbing, menuntun dan melibatkan siswa semenjak awal pembelajaran. Sehingga menjadi tantangan bagi guru untuk menciptakan suasana pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif dan menyenangkan.

Selain itu, dalam proses pembelajaran di kelas, guru lebih banyak dominan dalam kegiatan pembelajaran, siswa bersifat pasif menjadi pendengar menerima apa yang disampaikan guru. Siswa tidak terlibat aktif dalam pembelajaran sehingga pembelajaran tidak bermakna, pengetahuan tidak dibangun mandiri dan tidak tercipta interaksi multi arah yang berpengaruh kepada rendahnya hasil belajar siswa.

Proses pembelajaran Bahasa Inggris, khususnya di kelas VIII di SMP Negeri 5 Kendari berdasarkan pengamatan dan pengalaman penulis, umumnya belum memuaskan. Jumlah siswa yang memperoleh nilai ≥ 70 rata-rata 61,76% dari jumlah siswa. Hasil ini cukup rendah karena nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada pelajaran Bahasa Inggris adalah 70 dengan Ketuntasan Klasikal 80%. Hal ini disebabkan dalam proses belajar mengajar Bahasa Inggris selama ini adalah kurangnya keterlibatan mereka dalam proses belajar mengajar. Guru terkesan lebih banyak menguasai kegiatan belajar mengajar sehingga aktivitas berpikir siswa kurang mendapat perhatian guru. Metode mengajar yang monoton dan tidak variatif.

Oleh karena itu, peneliti mengubah pola kegiatan belajar mengajar yang lebih berorientasi pada keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar aktif, yakni dengan cara mengoptimalkan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Heads Together). Pembelajaran kooperatif tipe NHT dikembangkan oleh Spencer Kagan pada tahun 1993. Pembelajaran NHT digunakan untuk melibatkan siswa dalam penguatan pemahaman pembelajaran dan mengecek pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran.

Selama ini metode diskusi merupakan bagian dari model pembelajaran kooperatif yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran

(3)

Amanah: Jurnal Amanah Pendidikan dan Pengajaran 1(2): 132-140 (2020) Bahasa Inggris di SMP Negeri 5 Kendari. Akan

tetapi, disadari penerapannya belum optimal karena guru masih bertindak sebagai pemimpin diskusi bukan sebagai fasilisator, sehingga kadang-kadang materi yang mestinya diberikan kepada siswa untuk menanggapi atau menjelaskannya diambil alih guru.

Oleh karena itu, guru perlu menciptakan suatu pembelajaran yang aktif dimana seluruh siswa terlibat aktif didalamnya sehingga akan terjadi interaksi multi arah yang berpengaruh kepada hasil belajar. Siswa membangun sendiri pengetahuannya melalui pengalaman belajar. Sehingga terjadilah apa yang disebut belajar bermakna, dimana siswa belajar menemukan sendiri apa yang akan dipelajarinya.

Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang mengutamakan kerjasama antara siswa dalam kelompok (Depdiknas, 2005). Pada pembelajaran ini sekelompok siswa belajar dengan porsi utama mendiskusikan tugas-tugas yang diberikan gurunya, saling membantu menyelesaikan tugas atau memecahkan masalah sehingga akan terjadi interaksi satu sama lain. Melalui interaksi akan terbentuk komunitas belajar yang saling menguntungkan sehingga berpengaruh kepada peningkatan hasil belajar (Ismail, 2008). Hal ini senada dengan Johnson (Anita Lie, 2007) yang menyebutkan bahwa suasana belajar kooperatif menghasilkan prestasi yang lebih tinggi, hubungan positif dan penyesuaian psikologi yang lebih baik dalam suasana belajar yang penuh kompetisi.

Permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan yaitu ”Apakah model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Heads Together) pada pembelajaran Bahasa Inggris dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII-A SMP Negeri 5 Kendari”?

Pemecahan masalah pembelajaran akan diterapkan melalui model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Heads

Together). Kegiatan ini diawali dengan

penyajian materi pokok, pengelompokkan siswa secara heterogen (kemampuan tinggi, rendah, dan sedang) yang terdiri dari 4-5 orang untuk setiap kelompok serta pembagian kartu bernomor. Untuk memantapkan konsep yang telah diterima siswa, guru meminta siswa membahas permasalahan dalam kelompoknya dan setiap anggota kelompok harus benar-benar menguasai apa yang dibahas dalam kelompoknya. Selanjutnya guru mengecek pemahaman siswa dengan mempresentasikan

hasil kerja kelompoknya dengan menyebutkan nomor kartu dan tiap anggota kelompok tidak boleh saling membantu. Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII-A SMP Negeri 5 Kendari pada pembelajaran Bahasa Inggris melalui model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Heads Together).

METODE PENELITIAN

Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian

Penelitian yang akan dilaksanakan adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Negeri 5 Kendari pada bulan Oktober 2019. Siswa yang akan dikenai tindakan adalah siswa kelas VIII-A pada semester ganjil tahun pelajaran 2019/2020 yang berjumlah 32 siswa yang terdiri dari 11 orang siswa laki-laki dan 21 orang siswa perempuan. Siswa dikelompokkan secara heterogen atau memiliki kemampuan yang berbeda (tinggi, sedang dan rendah).

Dalam penelitian ini, peneliti dibantu oleh guru mitra. Guru ini membantu peneliti dalam mengobservasi kegiatan pembelajaran yang dilakukan, mendiskusikan hasil pengamatan dan memberikan masukkan kepada peneliti dalam perbaikan proses pembelajaran.

Faktor yang Diselidiki

Untuk menjawab permasalahan yang timbul, ada beberapa faktor yang ingin diselidiki. Faktor-faktor tersebut adalah:

1. Faktor siswa, yaitu melihat minat dan kemampuan siswa dalam mempelajari Bahasa Inggris, khususnya pada saat mempelajari materi Chapter 3 Would you like to come dan materi Chapter 4 You are Invited.

2. Faktor guru, yaitu melihat bagaimana materi pelajaran disiapkan, teknik yang digunakan dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Heads Together).

3. Faktor sumber belajar, yaitu melihat apakah sumber belajar dapat mendukung pelaksanaan model pembelajaran yang akan diterapkan.

Prosedur Penelitian

Prosedur pelaksanaan tindakan kelas ini direncanakan terdiri dari 2 (dua) siklus, dengan tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan

(4)

Amanah: Jurnal Amanah Pendidikan dan Pengajaran 1(2): 132-140 (2020) perubahan yang ingin dicapai pada pada

faktor-faktor yang diselidiki.

Adapun pelaksanaan tindakan tersebut mengikuti prosedur penelitian tindakan kelas, yaitu: 1) perencanaan, 2) pelaksanaan tindakan, 3) pelaksanaan observasi dan evaluasi, dan 4) refleksi.

Secara rinci prosedur penelitian tindakan kelas ini sebagai berikut:

1. Perencanaan kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini meliputi:

a. Menyusun skenario pembelajaran kooperatif tipe NHT.

b. Membuat lembar observasi aktivitas siswa dan guru.

c. Membuat alat evaluasi berupa tes untuk mengukur keberhasilan siswa dalam pembelajaran.

d. Membuat jurnal. 2. Pelaksanaan tindakan

Kegiatan yang dilakukan guru pada tahap ini adalah melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Kegiatan pembelajaran ini dilakukan dalam 2 siklus terdiri dari 4 kali pertemuan. Evaluasi dilaksanakan setelah akhir pembelajaran pada pertemuan kedua dan setelah akhir pembelajaran pada pertemuan keempat. 3. Pelaksanaan observasi dan evaluasi

Selama kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT, hal-hal yang diamati meliputi proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT oleh peneliti sebagai guru dan aktivitas siswa dalam pembelajaran. Hasil pengamatan guru mitra didiskusikan dengan peneliti untuk mengadakan perbaikan-perbaikan pada hasil pengamatan yang belum tercapai. Sedangkan untuk melihat keberhasilan siswa dalam pembelajaran diberikan tes pada akhir pembelajaran.

4. Refleksi

Hasil observasi dan tes digunakan untuk menetapkan apakah pembelajaran pada siklus pertama ini telah memenuhi kriteria keberhasilan penelitian atau belum. Jika belum memenuhi kriteria keberhasilan, yaitu meningkatkan hasil belajar siswa maka diadakan tindakan ulang pada siklus berikutnya dengan memperbaiki perencanaan siklus sebelumnya.

Data dan Teknik Pengambilan Data

1. Sumber data adalah guru dan siswa.

2. Jenis data adalah data kuantitatif dan kualitatif. Data tersebut diperoleh dari tes hasil belajar, lembar observasi dan jurnal. 3. Teknik pengambilan data.

a. Lembar observasi, digunakan untuk memperoleh data mengenai kondisi pelaksanaan pembelajaran dengan mengamati aktivitas siswa dan kemampuan guru mengelola pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran koopertif tipe NHT.

b. Jurnal, digunakan untuk memperoleh data mengenai refleksi diri siswa dan refleksi guru.

c. Tes, digunakan untuk memperoleh data mengenai hasil belajar siswa setelah mempelajari materi pada mata pelajaran Bahasa Inggris.

Teknik Analisis Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data pengamatan aktivitas siswa, data kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran kooperatif tipe NHT dan data hasil belajar siswa. Data-data tersebut dianalisis sebagai berikut:

1. Data Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Data aktivitas siswa dalam pembelajaran dianalisis secara deskriptif. Langkah yang dilakukan adalah observer mencatat hasil pengamatan aktivitas siswa pada setiap pertemuan disetiap siklus. Kriteria penilaian setiap aspek yang diamati adalah K = kurang, C = cukup, A = aktif dan SA = sangat aktif. Dengan demikian siswa dikatakan aktif mengikuti pembelajaran jika memperoleh pengamatan dengan kategori aktif dan sangat aktif.

Pembelajaran yang baik atau efektif terjadi jika siswa terlibat aktif dalam pembelajaran. Ada 5 (lima) aspek yang diamati yang menunjukkan keaktifan siswa dalam pembelajaran. Adapun aspek tersebut antara lain:

a. Perhatian pada penjelasan guru. b. Keaktifan dalam kelompok. c. Kerjasama dalam kelompok.

d. Interaksi yang terjadi dalam kelompok. e. Kemampuan siswa dalam menjawab

soal tanpa bantuan teman

2. Data Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran

Data kemampuan guru mengelola pembelajaran menggunakan lembar pengamatan dengan penilaian SB = sangat baik, B = baik, C = cukup, dan K = kurang. Kriteria penilaian

(5)

Amanah: Jurnal Amanah Pendidikan dan Pengajaran 1(2): 132-140 (2020) adalah jika hasil pengamatan guru memperoleh

nilai pengamatan baik atau sangat baik maka guru dikatakan mampu mengelola pembelajaran berdasarkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT.

3. Data Hasil Belajar Siswa

Data hasil belajar siswa dianalisis dengan menggunakan rumus:

Nilai siswa = x 100

Kriteria pencapaian individu adalah jika siswa memperoleh nilai minimal 65 maka siswa dikatakan tuntas pada materi tersebut.

Indikator Kinerja

Indikator kinerja dalam penelitian ini yaitu:

1. Minimal 85% aktivitas siswa yang diamati dalam kelas mencapai kategori aktif dan sangat aktif.

2. Minimal 85% kemampuan guru yang diamati dalam mengelola pembelajaran memperoleh kategori baik dan sangat baik. 3. Minimal 80% siswa yang dikenai tindakan

memperoleh nilai ≥ 70.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian

Berikut ini disajikan hasil penelitian yang dicapai setiap siklus dengan mengacu pada tahapan setiap siklus yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan evaluasi, serta analisis dan refleksi.

Siklus Pertama

1. Perencanaan

Berdasarkan hasil diskusi dengan teman sejawat yang menjadi mitra dalam penelitian ini, maka disepakati untuk menyelenggarakan pembelajaran materi pokok bahasan “Chapter 3 Would you like to come?” pada siswa kelas VIII-A SMP Negeri 5 Kendari yang berjumlah 32 orang. Selanjutnya peneliti bersama guru mitra melakukan perencanaan antara lain: a. Menyusun skenario pembelajaran kooperatif

tipe NHT.

b. Membuat lembar pengamatan aktivitas siswa dalam pembelajaran dan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran.

c. Membuat alat evaluasi berupa tes untuk mengukur hasil belajar siswa.

2. Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap ini peneliti melaksanakan kegiatan pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan berpedoman pada rencana pembelajaran yang telah disusun sebelumnya. Pelaksanaan pembelajaran pada tindakan siklus pertama dua kali pertemuan dan pada akhir pertemuan kedua di lakukan evaluasi untuk mengukur hasil belajar siswa. Selama kegiatan pembelajaran berlangsung dilakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam pembelajaran dan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran. Berikut ini disajikan hasil pemantauan selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

3. Hasil Pelaksanaan Observasi dan Evaluasi a. Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran

Pengamatan terhadap aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung dilakukan oleh seorang pengamat. Aspek-aspek yang diobservasi terdiri dari 5 (lima) aspek pengamatan. Hasil pengamatan kegiatan siswa dalam pembelajaran kooperatif tipe NHT pada siklus pertama adalah:

a. Untuk aktivitas memperhatikan penjelasan guru atau teman, aktif dalam kelompok, kerjasama dalam kelompok dan interaksi dalam kelompok memperoleh penilaian aktif yaitu sebesar 80%.

b. Untuk kegiatan siswa mempresentasekan hasil kerja kelompok memperoleh penilaian cukup yaitu sebesar 20%.

Temuan ini menunjukkan bahwa penilaian siswa dengan kategori aktif dan sangat aktif sebesar 80%. Berdasarkan kriteria aktivitas siswa, maka pada siklus pertama masih belum memenuhi kriteria yang ditetapkan yaitu minimal 85% siswa yang diamati dalam kelas mencapai kategori aktif dan sangat aktif.

Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran Pengamatan terhadap kemampuan guru mengelola pembelajaran dilakukan oleh seorang pengamat. Aspek-aspek yang diobservasi terdiri dari 12 aspek pengamatan. Hasil pengamatan kegiatan guru dalam pembelajaran kooperatif tipe NHT pada siklus pertama adalah:

1. Untuk kegiatan membagikan kartu bernomor kepada siswa, membagikan LKS, dan memberikan PR, memperoleh penilaian sangat baik yaitu sebesar 25%. 2. Untuk kegiatan melakukan apersepsi dan menyampaikan tujuan pembelajaran serta model pembelajaran yang digunakan, menyampaikan materi pokok, menyimpulkan materi, memberikan penghargaan, dan

(6)

bersama-Amanah: Jurnal Amanah Pendidikan dan Pengajaran 1(2): 132-140 (2020) sama siswa membuat rangkuman materi

memperoleh penilaian baik yaitu sebesar 50%.

3. Untuk kegiatan mengarahkan siswa untuk berdiskusi, memantau kerja setiap kelompok, dan mengadakan evaluasi memperoleh penilaian cukup yaitu sebesar 25%.

Temuan ini menunjukkan bahwa penilaian kemampuan guru mengelola pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan kategori baik dan sangat baik sebesar 75%. Berdasarkan kriteria kemampuan guru mengelola pembelajaran yang ditetapkan, maka kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran kooperatif tipe NHT pada siklus pertama belum memenuhi kriteria yang ditetapkan yaitu minimal 85% kemampuan guru yang diamati dalam mengelola pembelajaran mencapai penilaian dengan kategori baik dan sangat baik.

Hasil Belajar Siswa

Data hasil belajar siswa dijaring dengan menggunakan tes berbentuk uraian. Hasil analisis data secara lengkap disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Hasil Belajar Siswa Siklus I Ketuntasan Jumlah

Siswa Persentase

Tuntas 20 62,5%

Tidak Tuntas 12 37,5%

Berdasarkan Tabel 1 diatas menunjukkan bahwa 20 siswa (62,5%) termasuk dalam kategori siswa yang tuntas belajar dan 12 siswa (37,5%) termasuk dalam kategori siswa yang belum tuntas belajar. Berdasarkan kriteria ketercapaian hasil penelitian pada aspek ketuntasan belajar yaitu minimal 80% siswa memperoleh nilai minimal 70, maka hasil belajar siswa pada siklus pertama belum memenuhi kriteria indikator kinerja yang telah ditetapkan sebelumnya.

4. Refleksi

Berdasarkan hasil temuan dilapangan menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran kooperatif tipe NHT pada siklus pertama ini belum memenuhi kriteria yang ditetapkan baik aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung, kemampuan guru mengelola pembelajaran maupun hasil belajar siswa.

Untuk aktivitas siswa hanya 80% siswa yang mencapai kategori aktif dan sangat aktif.

Ini berarti sebagian siswa masih belum aktif dalam kegiatan pembelajaran.

Untuk kemampuan guru mengelola pembelajaran kooperatif tipe NHT mencapai kategori baik dan sangat baik sebesar 75%. Temuan ini menunjukkan bahwa kemampuan guru mengelola pembelajaran belum memenuhi kriteria yang ditetapkan. Aspek yang masih kurang dilaksanakan guru adalah mengarahkan siswa untuk berdiskusi dan memantau kerja setiap kelompok.

Untuk hasil belajar siswa, dari 32 siswa yang mengikuti pembelajaran, sebanyak 20 siswa (62,5%) yang memenuhi kriteria ketuntasan belajar dan 12 siswa (37,5%) yang belum memenuhi kriteria ketuntasan belajar.

Berdasarkan temuan dan diskusi hasil pengamatan terhadap pembelajaran pada siklus pertama, maka peneliti dan guru mitra memutuskan untuk melanjutkan pembelajaran pada siklus kedua karena belum tercapainya kriteria indikator kinerja penelitian yang sudah ditetapkan.

Siklus Kedua

Kegiatan siklus kedua merupakan tindak lanjut dari siklus pertama yang didasarkan pada hasil refleksi peneliti dan guru mitra terhadap proses pembelajaran berdasarkan pembelajaran kooperatif tipe NHT. Berikut ini kegiatan pelaksanaan pada siklus kedua.

1. Perencanaan

Berdasarkan temuan pada siklus pertama, maka peneliti dan guru mitra menyusun perencanaan sebagai berikut:

a. Memaksimalkan kemampuan guru dalam memotivasi siswa dalam meningkatkan hasil belajarnya.

b. Meningkatkan kemampuan guru dalam menyampaikan materi pelajaran.

c. Memaksimalkan upaya pemantauan terhadap kerja kelompok siswa

d. Memaksimalkan pembimbingan kepada siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar

e. Memotivasi siswa yang sudah tuntas belajar agar lebih aktif lagi dalam pembelajaran agar hasil belajarnya lebih meningkat dari sebelumnya.

f. Memotivasi siswa yang belum tuntas belajar agar lebih aktif lagi dalam pembelajaran agar hasil belajarnya lebih meningkat dari sebelumnya.

(7)

Amanah: Jurnal Amanah Pendidikan dan Pengajaran 1(2): 132-140 (2020) Pelaksanaan pembelajaran siklus kedua

sama dengan siklus pertama pelaksanaan siklus kedua dilaksanakan dua kali pertemuan dan pada akhir pertemuan keempat diberikan tes evaluasi untuk mengukur kemampuan siswa terhadap materi pelajaran yang dipelajari. Materi pelajaran pada siklus kedua adalah Chapter 4 “ You are Invited”.

Selama kegiatan pembelajaran berlangsung dilakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam pembelajaran dan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran koopratif tipe NHT. Berikut ini disajikan hasil pemantauan selama kegiatan pembelajaran berlangsung. 3. Hasil Pelaksanaan Observasi dan Evaluasi a. Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran

Pengamatan terhadap aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung dilakukan oleh guru mitra selaku observer. Aspek-aspek yang diobservasi terdiri dari 5 (lima) aspek dimana setiap aspek terdiri dari 3 (tiga) deskriptor. Hasil pengamatan aktivitas siswa dalam pembelajaran koopertaif tipe NHT diperoleh data bahwa 3 (tiga) aspek (60%) mencapai kategori penilaian sangat aktif dan 2 (dua) aspek (40%) mencapai kategori penilaian aktif.

Temuan ini menunjukkan bahwa penilaian siswa dengan kategori aktif dan sangat aktif sebesar 100%. Berdasarkan kriteria aktivitas siswa, maka pada siklus kedua sudah memenuhi kriteria yang ditetapkan yaitu minimal 85% siswa yang diamati dalam kelas mencapai kategori aktif dan sangat aktif.

Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran Guru dalam mengelola pembelajaran menggunakan rencana pembelajaran yang disusun berdasarkan tahapan pembelajaran kooperatif tipe NHT. Hasil pengamatan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran kooperatif tipe NHT diperoleh data bahwa dari 12 aspek yang diamati, 9 aspek (75%) mencapai penilaian kategori sangat baik dan 4 aspek (25%) mencapai penilaian kategori baik.

Temuan ini menunjukkan bahwa penilaian kemampuan guru mengelola pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan kategori baik dan sangat baik sebesar 100%. Berdasarkan kriteria kemampuan guru mengelola pembelajaran yang ditetapkan, maka kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran kooperatif tipe NHT pada siklus kedua sudah memenuhi kriteria yang ditetapkan yaitu minimal 85% kemampuan guru yang diamati dalam mengelola pembelajaran

mencapai penilaian dengan kategori baik dan sangat baik.

Hasil Belajar Siswa

Data hasil belajar siswa dengan menggunakan tes berbentuk uraian. Hasil analisis data secara lengkap pada Tabel 2.

Tabel 2. Hasil Belajar Siswa Siklus II

Ketuntasan Jumlah

Siswa Persentase

Tuntas 27 84,4%

Tidak Tuntas 5 15,6%

Berdasarkan Tabel 2 diatas menunjukkan bahwa 27 siswa (84,4%) termasuk dalam kategori siswa yang tuntas belajar dan 5 siswa (15,6%) termasuk dalam kategori siswa yang belum tuntas belajar. Berdasarkan kriteria ketercapaian hasil penelitian pada aspek ketuntasan belajar yaitu minimal 80% siswa memperoleh nilai minimal 70, maka hasil belajar siswa pada siklus kedua sudah memenuhi kriteria indikator kinerja penelitian.

4. Refleksi

Berdasarkan hasil diskusi dengan guru mitra yang mengamati jalannya proses pembelajaran kooperatif tipe NHT dan dengan memperhatikan temuan dilapangan maka nampak bahwa kegiatan pembelajaran kooperatif tipe NHT pada siklus kedua ini sudah sangat baik. Seluruh indikator penentu aktivitas siswa dalam pembelajaran dan kemampuan guru mengelola pembelajaran sudah memenuhi kriteria yang sudah ditetapkan. Dimana tingginya aktivitas siswa dalam kelompok belajar dan maksimalnya guru dalam mengelola pembelajaran berpengaruh pada hasil belajar siswa dengan ketuntasan 85,3%.

Berdasarkan temuan dan diskusi hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran siklus kedua ini, maka peneliti memutuskan untuk tidak melanjutkan pembelajaran pada siklus berikutnya karena kriteria indikator kinerja pada penelitian ini sudah terpenuhi.

Pembahasan

Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII-A SMP Negeri 5 Kendari. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah yang menjadi penyebab rendahnya hasil belajar siswa adalah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Heads Together).

(8)

Amanah: Jurnal Amanah Pendidikan dan Pengajaran 1(2): 132-140 (2020) Pada proses pembelajaran ini, aktivitas

siswa selama pembelajaran dan kemampuan guru mengelola pembelajaran diamati oleh seorang pengamat. Pengamatan terhadap aktivitas siswa bertujuan untuk mengamati keaktifan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Sedangkan pengamatan terhadap kemampuan guru mengelola pembelajaran kooperatif tipe NHT bertujuan untuk mengamati apakah guru (peneliti) sesuai melaksanakan pembelajaran berdasarkan tahapan pembelajaran kooperatif tipe NHT. Hal ini dilakukan agar ketercapaian hasil belajar siswa merupakan hasil dari proses pembelajaran kooperatif tipe NHT.

Secara keseluruhan pembelajaran kooperatif tipe NHT pada siswa kelas VIII-A SMP Negeri 5 Kendari telah mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Selain itu juga pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Demikian juga kemampuan guru mengelola pembelajaran sudah sangat baik. Ini berarti guru telah melaksanakan pembelajaran kooperatif tipe NHT.

Pada siklus pertama persentase aktivitas siswa mencapai 80% dari keseluruhan siswa yang dikenai tindakan. Hal ini mungkin disebabkan karena siswa belum terbiasa dengan pola pembelajaran guru yang menghendaki aktif dalam kelompok, kerjasama dan berinteraksi didalam maupun antar kelompok.

Hasil penilaian aktivitas siswa ternyata berpengaruh kepada hasil belajar siswa. Pada siklus pertama, dari 32 siswa yang mengikuti pembelajaran ada 20 siswa (62,5%) yang mencapai kriteria ketuntasan belajar. Walaupun belum mencapai kriteria ketercapaian penelitian namun sudah ada sedikit peningkatan dibandingkan dengan pembelajaran biasa. Jika dilihat dari kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran ada beberapa aspek yang perlu dioptimalkan yaitu mengarahkan diskusi dan memantau kerja setiap kelompok tetapi secara keseluruhan hampir semua aspek penentu kemampuan guru mengelola pembelajaran sudah bernilai baik meskipun belum mencapai kriteria yang ditetapkan.

Berdasarkan temuan diatas, peneliti memutuskan untuk melanjutkan pembelajaran pada siklus kedua dengan memberikan penekanan pada aspek-aspek yang menyebabkan kriteria keberhasilan penelitian belum tercapai. Pada siklus kedua komponen penentu keberhasilan penelitian yaitu aktivitas siswa selama pembelajaran, kemampuan guru

mengelola pembelajaran dan hasil belajar siswa telah memenuhi kriteria indikator kinerja penelitian yang ditetapkan.

Pada siklus kedua ini, sebagian besar siswa yang mengikuti pembelajaran sudah termasuk siswa yang aktif dan sangat aktif yaitu sebesar 100%. Hal ini ditunjang oleh kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran kooperatif tipe NHT sudah sangat baik yaitu sebesar 100% baik dan sangat baik. Peningkatan aktivitas siswa dan kemampuan guru mengelola pembelajaran berpengaruh kepada hasil belajar siswa. Dari 32 siswa yang mengikuti pelajaran, sebanyak 27 siswa (84,4%) telah memenuhi kriteria ketuntasan belajar dan sebanyak 5 siswa (15,6%) yang belum memenuhi kriteria ketuntasan belajar.

Karena kriteria ketercapaian penelitian yang terdiri dari aktivitas siswa dalam pembelajaran, kemampuan guru mengelola pembelajaran dan hasil belajar siswa sudah dipenuhi maka peneliti tidak melanjutkan pembelajaran ke siklus berikutnya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII-A SMP Negeri 5 Kendari dalam mempelajari materi pelajaran Bahasa Inggris. Hasil pengamatan dan evaluasi hasil belajar kedua siklus pada Tabel 3.

Tabel 3. Hasil Penelitian Siklus I dan II

Pembelajaran Kooperatif tipe NHT

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengolahan data-data penelitian maka disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Heads Together) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII-A SMP Negeri 5 Kendari pada mata pelajaran Bahasa Inggris. Peningkatan tersebut secara rinci dapat dikemukakan sebagai berikut:

1. Siswa yang tuntas belajar pada siklus pertama sebanyak 20 siswa (62,5%) dan meningkat menjadi 27 siswa (84,4%) pada siklus kedua. Siklus Aktivitas Siswa Kemampua n Guru Mengelola Pembelajar an Ketuntasan Belajar I 80% 75% 60% II 100% 100% 80%

(9)

Amanah: Jurnal Amanah Pendidikan dan Pengajaran 1(2): 132-140 (2020) 2. Aktivitas siswa yang mencapai kategori aktif

pada siklus pertama sebesar 80% dan meningkat menjadi 100% pada siklus kedua. 3. Kemampuan guru mengelola pembelajaran

yang mencapai kategori baik dan sangat baik dari 75% pada siklus pertama meningkat menjadi 100% pada siklus kedua.

Berdasarkan hasil penelitian maka disarankan kepada guru Bahasa Inggris dan guru mata pelajaran lain untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Heads Together) karena dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

UCAPAN TERIMA KASIH

Syukur Alhamdulilah penelitian ini telah selesai dilaksanakan di kelas VIII-A SMP Negeri 5 Kendari. Penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu baik pada tahap perencanaan, pelaksanaan, maupun penyusunan dan penulisan karya tulis ini.

Olehnya itu penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak Muh. Nurdin, S.Pd., M.Pd selaku kepala SMP Negeri 5 Kendari yang telah membantu dam memberikan motivasi agar pelaksanaan penelitian berjalan dengan lancar dan sukses.

Daftar Pustaka

Abdurrahman, Alwiyah. (2000). Quantum Learning. Bandung: Mizan Media Utama

Adinegoro. (1979). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bina Aksara

Allyn dan Bacon. (1999). Cooperative Learning Theory Research Practive. Diakses pada tanggal

25 September 2019,

www.geoogle.com.kooperatif.

Ali, M. (1984). Guru dalam Proses Pembelajaran. Bandung: Sinar Baru

Anita Lie. (2007). Cooperative Learning. Jakarta: Grasindo.

Cholik, M dkk. (2000). Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: UNESA

Dick, Walter & Carey Lou. (1990). The Systematic Design of Instruction. 3rd ed. New York. Harper Collin Publ.

Depdiknas. (2008). Model Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Mata Pelajaran Bahasa Inggris SMP/MTsN. Jakarta: Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah.

Hudojo, Herman. (1988). Mengajar Belajar. Jakarta: Depdikbud

Hamzah B Uno. (2008). Desain Pembelajaran. Gorontalo : Nurul Jannah.

Ismail. (2002). Model-model Pembelajaran. Jakarta: Depdiknas

Ismail, Sumarno. (2008). Strategi Pembelajaran Inovatif. Modul. Gorontalo: UNG

Mujiono dan Dimyati. (1994). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Ratumanan, T.G. (2002). Belajar dan Pembelajaran. Surabaya: UNESA.

Suharsimi Arikunto, Suhardjono & Supardi. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Sudjana, Nana. (2006). Penilaian Hasil Proses Belajar

Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Waliadi, Joko. (1985). Prosedur Pendekatan dan

Metode Kegiatan Belajar Mengajar. Jakarta: Depdikbud

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian pelaksanaan penelitian tindakan kelas dengan penerapan alat peraga telah meningkatkan hasil belajar matematika materi kubus dan balok pada siswa

Analisis data yang digunakan adalah hubungan antara panjang usus dan panjang total tubuh ikan, serta jenis makanan yang ada dalam usus ikan untuk

Disamping itu juga dibutuhkan kerjasama antara guru, orang tua, masyarakat sekolah, dan siswa agar saling membantu dalam proses pembelajaran, agar setiap individu dapat diterima

Peneliti juga berterimakasih bagi dosen pembimbing dan dosen-dosen pengajar yang dari awal memberika ide dan dukungan dalam penyusunan skripsi Maskulinitas Pemimpin Perempuan

Dalam perencanaan dan penyususnan Laporan Akhir yang berjudul “Implementasi IP Camera Untuk Monitoring Ruang Teori dan Lab Praktikum Berbasis Web Server di

Saya akan berperan lebih banyak selama belajar matematika dalam kelompok pada hari-hari yang akan datang dan saya yakin hal itu bisa saya lakukan. Berdoalah sebelum

DAFTAR NMA MAHASISWA DAN TEMPAT PRAKTIK KLINIK KEBIDANAN III PROGRAM DIPLOMA III REGULER SEMESTER VI JURUSAN KEBIDANAN.. POLTEKKES KEMENKES BANJARMASIN TAHUN AKADEMIK 2015/2016