TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PTPN XI
PABRIK KARUNG “ROSELLA BARU” SURABAYA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Pratama Herdyanto 0513010065/FE/AK
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR
PABRIK KARUNG “ROSELLA BARU” SURABAYA
yang diajukan
Pratama Herdyanto 0513010065/FE/EA
Disetujui untuk Ujian Lisan oleh:
Pembimbing Utama
Drs. Ec. H. Munari, MM Tanggal :
NIP. 030 195 017
Mengetahui,
Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jawa Timur
Segala puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan karuniaNya yang tak terhingga sehingga saya berkesempatan menimba ilmu hingga jenjang Perguruan Tinggi. Berkat rahmatNya pula memungkinkan saya untuk menyelesaikan skripsi dengan judul : PENGARUH FOKUS PELANGGAN DAN KERJASAMA TIM TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PTPN XI PABRIK KARUNG “ROSELLA BARU” SURABAYA.
Sebagaimana diketahui bahwa penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (SE). Walaupun dalam penulisan skripsi ini penulis telah mencurahkan segenap kemampuan yang dimiliki, tetapi penulis yakin tanpa adanya saran dan bantuan maupun dorongan dari beberapa pihak maka skripsi ini tidak akan mungkin dapat tersusun sebagaimana mestinya.
Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP, Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. Dhani Ichsanuddin N, MM, Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Surabaya.
3. Bapak Drs. Ec. Saiful Anwar, Msi, Selaku Wakil Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Surabaya
ii
kesabaran dan kerelaan telah membimbing dan memberi petunjuk yang sangat berguna sehingga terselesaikannya skripsi ini.
6. Segenap Staff dan Karyawan PTPN XI PK. Rosella Baru Surabaya.
7. Kedua orang tuaku, adikku serta keluargaku tercinta terima kasih atas doa, kasih sayang, dukungan dan bantuannya secara moril maupun materiil yang telah diberikan selama ini.
8. Sahabat-sahabatku yang telah banyak membantu terselesainya skripsi ini. 9. Semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.
Akhirnya penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan didalam penulisan skripsi ini, oleh karenanya penulis senantiasa mengharapkan kritik dan saran bagi perbaikan dimasa mendatang. Besar harapan penulis, semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi pembaca.
Surabaya, Mei 2010
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
ABSTRAKSI ... xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang Masalah ... 1
1.2. Perumusan Masalah ... 6
1.3. Tujuan Penelitian ... 6
1.4. Manfaat Penelitian ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8
2.1. Hasil Penelitian Terdahulu ... 8
2.1.1. Perbedaan Penelitian Sekarang Dengan Penelitian Terdahulu ... 11
2.2. Landasan Teori ... 12
2.2.1. Fokus Pelanggan ... 12
2.2.1.1. Pengertian Fokus Pelanggan ... 12
2.2.1.2. Macam Pelanggan ... 12
2.2.1.3. Pembentukan Fokus Pelanggan ... 13
2.2.2. Kerjasama Tim ... 16
2.2.3. Kinerja Manajerial ... 21
2.2.4. Teori Yang Melandasi Antara Fokus Pelanggan Dengan Kinerja Manajerial ... 24
2.2.5. Teori Yang Melandasi Antara Kerjasama Tim Dengan Kinerja Manajerial ... 25
2.3. Kerangka Pikir ... 27
2.4. Hipotesis ... 28
BAB III METODE PENELITIAN ... 29
3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 29
3.2. Teknik Penentuan Sampel ... 31
3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 32
3.3.1. Jenis Data ... 32
3.3.2. Sumber Data ... 32
3.3.3. Pengumpulan Data ... 32
3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ... 33
3.4.1. Uji Analisis Data ... 33
3.4.1.1. Uji Validitas ... 33
3.4.1.2. Uji Reliabilitas ... 34
3.4.1.3. Uji Normalitas ... 35
3.4.2. Uji Asumsi Klasik ... 36
3.4.4. Uji Hipotesis ... 38
3.4.4.1. Uji Kesesuaian Model ... 38
3.4.4.2. Uji F ... 39
3.4.4.3. Uji t ... 40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 41
4.1. Deskripsi Obyek Penelitian ... 41
4.1.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian ... 41
4.1.2. Struktur Organisasi ... 42
4.2. Deskripsi Hasil Penelitian ... 43
4.2.1. Gambaran Umum Penelitian ... 43
4.2.2. Deskripsi Variabel Fokus Pelanggan (X1) ... 45
4.2.3. Deskripsi Variabel Kerjasama Tim (X2) ... 47
4.2.4. Deskripsi Variabel Kinerja Manajerial (Y) ... 48
4.3. Deskripsi Hasil Pengujian ... 50
4.3.1. Hasil Pengujian Validitas Dan Reliabilitas ... 50
4.3.1.1. Pengujian Validitas ... 50
4.3.1.2. Hasil Pengujian Reliabilitas ... 52
4.3.1.3. Hasil Pengujian Normalitas ... 53
4.3.2. Pengujian Asumsi Klasik ... 54
4.3.2.1. Uji Multikolinieritas ... 54
4.3.2.2. Uji Heteroskedastisitas ... 55
4.3.3. Hasil Pengujian Regresi Linier Berganda ... 56
dan Kerjasama Tim (X2) Terhadap Kinerja
Manajerial (Y) ... 58
4.3.4.3. Pengujian Pengaruh Fokus Pelanggan (X1) dan Kerjasama Tim (X2) Secara Parsial Terhadap Kinerja Manajerial (Y) ... 59
4.4. Pembahasan Hasil Penelitian ... 60
4.5. Perbedaan Penelitian Yang Dilakukan Sekarang Dengan Penelitian Terdahulu ... 63
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 64
5.1. Kesimpulan ... 64
5.2. Saran ... 64
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Laporan Laba (Rugi) ... 3
Tabel 2 Persamaan dan perbedaan dengan penelitian terdahulu ... 11
Tabel 4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jabatan ... 44
Tabel 4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 44
Tabel 4.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 45
Tabel 4.4. Hasil Jawaban Responden untuk Pertanyaan Variabel Fokus Pelanggan (X1) ... 46
Tabel 4.5. Hasil Jawaban Responden untuk Pertanyaan Variabel Kerjasama Tim (X2) ... 47
Tabel 4.6. Hasil Jawaban Responden untuk Pertanyaan Variabel Kinerja Manajerial (Y) ... 49
Tabel 4.7. Hasil Pengujian Validitas Untuk Variabel Fokus Pelanggan (X1) ... 51
Tabel 4.8. Hasil Pengujian Validitas Untuk Variabel Kerjasama Tim (X2) ... 51
Tabel 4.9. Hasil Pengujian Validitas Untuk Variabel Kinerja Manajerial (Y) ... 52
Tabel 4.10. Hasil Uji Reliabilitas ... 52
Tabel 4.11. Hasil Uji Normalitas ... 53
Tabel 4.12. Hasil Uji Multikolinieritas ... 55
Tabel 4.13. Hasil Pengujian Heteroskedastisitas ... 55
Tabel 4.17. Perbedaan Penelitian ... 63
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Teori Keseimbangan ... 26 Gambar 2. Diagram Kerangka Pikir ... 28 Gambar 4.1. Struktur Organisasi Pabrik Karung Rosella ... 43
x Lampiran 1 Kuesioner
Lampiran 2 Rekapitulasi Jawaban Responden Lampiran 3 Input SPSS
Lampiran 4.1 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas Variabel Fokus Pelanggan (X1)
Lampiran 4.2 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas Variabel Kerjasama Tim (X2)
Lampiran 4.1 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas Variabel Kinerja Manajerial (Y)
Lampiran 5 Hasil Pengujian Normalitas
Lampiran 6 Hasil Pengujian Regresi Linier Berganda Lampiran 7 Hasil Pengujian Heteroskedastisitas Lampiran 8 Tabel r
TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PTPN XI PABRIK KARUNG “ROSELLA BARU” SURABAYA
Pratama Herdyanto
Abstraksi
Pabrik Karung “Rosella Baru” adalah salah satu perusahaan BUMN agribisnis perkebunan yang memberikan kontribusi secara nasional. Untuk mencapai tujuan perusahaan yang memperoleh laba maksimal, perusahaan menerapkan manajemen mutu terpadu (Total Quality Management). Kerjasama tim merupakan salah satu unsur terpenting dalam manajemen mutu terpadu, sedangkan fokus pada pelanggan merupakan bagian penting bagi perusahaan dalam meraih keberhasilan. Untuk menyusun dan melaksanakan rencana perusahaan dibutuhkan suatu kemampuan dari manajer untuk pelaksanaannya. Kemampuan tersebut diperoleh melaui fokus pelanggan dan kerjasama tim diharapkan dapat menyusun dan melaksanakan rencana tersebut. Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis pengaruh fokus pelanggan dan kerjasama tim terhadap kinerja manajer.
Variabel penelitian adalah Fokus Pelanggan (X1), Kerja Sama Tim (X2) dan Kinerja Manajerial (Y). Sampel dalam penelitian ini adalah manajer PTPN XI Pabrik Karung ”Rosella Baru” Surabaya yang berjumlah 12 orang.Teknik analisis dengan menggunakan uji regresi linier berganda dan uji hipotesis.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa hipotesis yang diajukan yang menyatakan diduga bahwa fokus pelanggan dan kerjasama tim berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial dapat terbukti kebenarannya.
Keywords: fokus pelanggan, kerja sama tim, kinerja manajerial.
1
1.1. Latar Belakang Masalah
Era persaingan global pada saat ini, bagi setiap perusahaan harus menghadapi persaingan ketat dengan perusahaan-perusahaan diseluruh dunia, meningkatnya intensitas persaingan dan jumlah dan pesaing juga menuntut setiap perusahaan untuk selalu memperhatikan kebutuhan dan keinginan konsumen serta berusaha memenuhi apa yang mereka harapkan dengan cara yang lebih memuaskan daripada yang dilakukan oleh pesaing.
Pembenahan-pembenahan manajemen, organisasi, sistem, dan prosedur serta pemberdayaan sumber daya yang ada, akan merupakan kegiatan yang bersifat rutin bagi setiap badan usaha dalam rangka mengantisipasi perubahan lingkungan usaha yang menuntut profesional, efisiensi dan produktivitas, kewirausahaan serta inovasi yang tinggi.
Pabrik Karung “Rosella Baru” adalah salah satu perusahaan BUMN agribisnis perkebunan yang memberikan kontribusi secara nasional. Pabrik Karung Rosella Baru merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dibidang industri pembuatan karung dan merupakan sebuah unit usaha di bawah menejemen PT. Perkebunan Nusantara XI (Persero) yang memproduksi karung goni dan karung plastik.
Untuk mencapai tujuan perusahaan yang memperoleh laba maksimal, perusahaan menerapkan manajemen mutu terpadu (Total Quality
Management), dimana dalam manajemen mutu terpadu semua usaha
manajemen diarahkan pada satu tujuan utama yaitu terciptanya kepuasan konsumen, dengan perkataan lain fokus perusahaan adalah pelanggan. Segala tindakan yang dilakukan manajemen tidak akan ada gunanya apabila berakhir dengan tidak menghasilkan kepuasan konsumen (Tjiptono dan Diana, 2001 : 105)
Fokus pada pelanggan merupakan bagian penting bagi perusahaan dalam meraih keberhasilan (Howard, 1963 dalam Howard, 1989 : 7). Fokus pelanggan mempunyai andil yang cukup besar dalam perusahaan baik perusahaan dalam bentuk usaha yang sederhana maupun kompleks, hal ini menunjukan bahwa sekalipun perusahaan mampu melengkapi diri dengan peralatan modern dan sumber daya yang berkualitas tetapi keberadaan pelanggan masih diperlukan dalam pencapaian tujuan perusahaan, karena berfokus pada pelanggan juga mempunyai pengaruh terhadap kinerja perusahaan. Tujuan perusahaan dalam menghasilkan produk berkualitas adalah tercapainya kepuasan pelanggan yang ditandai dengan meningkatnya pendapatan atau laba yang diperoleh perusahaan sehingga menunjukan kinerja perusahaan yang meningkat.
Berikut adalah data mengenai anggaran dan realisasi laba rugi pada Pabrik Karung “Rosella Baru” tahun 2005 -2008 sebagai berikut :
Tabel 1: Laporan Laba (Rugi)
dlm Rp. 1000,-
Tahun Anggaran Realisasi Selisih
2005 Rp. 3.024.000 Rp. 1.737.000 Rp. (1.287.000) 2006 Rp. 3.794.000 Rp. 4.669.000 Rp. 875.000 2007 Rp. 2.494.000 Rp. 6.760.000 Rp. 4.266.000 2008 Rp. 3.770.000 Rp. 3.895.000 Rp. 125.000 Sumber : Data Laporan keuangan PK. Rosella Baru
Dari data diatas dapat diketahui bahwa tingkat pertumbuhan laba pada PK. Rosella Baru setiap tahunnya mengalami peningkatan. Ini bisa dilihat pada tahun 2005 sampai tahun 2008, tetapi terdapat permasalahan dalam pencapaian realisasi laba yang ada dalam perusahaan khususnya tahun 2005. Itu dikarenakan perusahaan pada tahun tersebut baru berdiri, sehingga pencapaian laba penjualan kurang maksimal. Disini juga timbul pertanyaan, apakah penurunan ini kemungkinan disebabkan karena kurang fokus terhadap pelanggan atau sebab lain. Dalam hal menurunnya kualitas produk dikarenakan stok bahan baku yang sedikit serta mahal dan sulit didapat. Barang rusak yang disebabkan oleh kesalahan pada pengerjaanya maupun pengirimannya.
Beberapa usaha telah dilakukan oleh perusahaan untuk mencapai target, yaitu dengan cara melakukan strategi dan perencanaan yang baik dan tepat namun hasil yang diperoleh belum menunjukkan hasil yang diharapkan, akan tetapi perusahaan yakin dengan strategi dan perencanaan tersebut akan dapat memperbaiki kinerja perusahaan, sehingga target manajer terhadap kepuasan pelanggan dapat tercapai.
kerjasama tim diharapkan dapat menyusun dan melaksanakan rencana tersebut.
Peranan fokus pelanggan adalah untuk memahami apa yang harus dikerjakan dalam menentukan sasaran dan tindakan yang harus dilakukan dalam pencapaian tujuan perusahaan. Sedangkan peranan kerjasama tim adalah untuk memudahkan manajer atau karyawan dalam rangka pengambilan keputusan tentang apa yang akan dilakukan untuk pencapaian tujuan perusahaan.
Berdasarkan uraian tersebut diatas dan banyaknya faktor yang mempengaruhi dalam pencapaian kinerja manajer secara efektif dan efisien pada perusahaan pada saat ini, maka pada kesempatan ini dilakukan penelitian mengenai “PENGARUH FOKUS PELANGGAN DAN
KERJASAMA TIM TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA
PTPN XI PABRIK KARUNG “ROSELLA BARU” DI SURABAYA”
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan suatu masalah sebagai berikut:
1. Apakah fokus pelanggan berpengaruh terhadap kinerja manajerial? 2. Apakah kerjasama tim berpengaruh terhadap kinerja manajerial?
1.3. Tujuan Penelitian
Setiap aktifitas atau kegiatan usaha manusia, baik secara individu maupun kelompok pada dasarnya mempunyai tujuan. Sebab tanpa adanya tujuan yang jelas dan terarah suatu aktifitas atau kegiatan tidak mempunyai arti dan manfaat. Oleh karena itu, tujuan merupakan suatu obyek dalam usaha untuk memperoleh sesuatu yang telah ditetapkan.
Adapun tujuan dari penelitian ini dilakukan adalah:
1. Untuk menganalisis pengaruh fokus pelanggan terhadap kinerja manajer?
2. Untuk menganalisis pengaruh kerjasama tim terhadap kinerja manajer?
1.4. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diperoleh dari penyusunan penelitian ini adalah: 1. Bagi perusahaan :
2. Bagi pengembangan akademisi :
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk menambah referensi sebagai bahan perbandingan bagi peneliti yang akan datang terhadap materi yang akan datang terhadap materi yang berhubungan. 3. Bagi peneliti :
8
LANDASAN TEORI
2.1. Hasil Penelitian Terdahulu
1. Koento Ariyono (2005)
Judul :
“Pengaruh Kreativitas Dan Kerjasama Tim Terhadap Kinerja Manajer Pada PT. Al-Kahfi Farma”
Perumusan Masalah :
Apakah kreativitas dan kerjasama tim berpengaruh terhadap kinerja manajer?
Hipotesis :
Diduga kretivitas dan kerjasama tim berpengaruh terhadap kinerja manajer
Kesimpulan :
1. Kreativitas dan kerjasama tim berpengaruh terhadap kinerja manajer terbukti kebenaranya
2. Supratiningrum dan Zulaikha (2003)
Judul :
“Pengaruh Total Quality Management Terhadap Kinerja Manajerial Dengan sistem Pengukuran Kinerja Dan Sistem Penghargaan (Reward) Sebagai Variabel Moderating (Studi Empiris Pada Hotel di Indonesia) Perumusan Masalah :
1. Apakah penerapan TQM berpengaruh terhadap kinerja manajerial? 2. Apakah interaksi penerapan TQM dan sistem pengukuran kinerja
berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial?
3. Apakah interaksi penerapan TQM dan sistem penghargaan berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial?
Kesimpulan :
1. Bahwa penerapan TQM berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial.
2. Interaksi TQM dan sistem pengukuran kinerja tidak berpengaruh terhadap kinerja manajerial.
3. Interaksi TQM dan sistem penghargaan berpengaruh terhadap kinerja manajerial.
3. Dwi Indriyani (2006)
Judul :
Perumusan masalah :
Apakah fokus pelanggan dan kerjasama tim berpengaruh terhadap kinerja manajarial?
Hipotesis :
1. Diduga fokus pelanggan berpengaruh terhada kinerja manajerial? 2. Diduga kejasama tim berpengaruh terhadap kinerja manajerial?
Kesimpulan :
1. Bahwa hipotesis pertama “diduga fokus pelanggan berpengaruh terhadap kinerja manajerial, telah diuji dan ternyata terbukti kebenarannya, yang artinya fokus pelanggan mempunyai pengaruh yang positif, kuat dan signifikan terhadap kinerja manajerial.
2.1.1. Perbedaan Penelitian Sekarang Dengan Penelitian Terdahulu
Tabel 2 : persamaan dan perbedaan dengan penelitian terdahulu
NO Nama Judul penelitian Variabel
1. Koento Ariyono (2005) Pengaruh Kreativitas Dan Kerjasama Tim Terhadap Kinerja Manajer Pada PT.
Al-Kahfi Farama
Kreativitas (X1), Kerjasama Tim (X2), Kinerja Manajer (Y)
2. Supratiningrum dan Zulaikha (2003)
Pengaruh Total Quality Management Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Sistem Pengukuran Kinerja Dan
Sistem Penghargaan (Reward) sabagai Variabel Moderating (Studi Empiris Pada Hotel di Indonesia)
TQM (X1),
3. Dwi Indriyani (2006) Pengaruh Fokus
Pelanggan Dan Kerjasama Tim Terhadap
Kinerja Manajerial Pada PT. Barata Indonesia di Gresik
4. Pratama Herdyanto (2010)
Pengaruh Fokus Pelanggan Dan Kerjasama Tim Terhadap
Kinerja Manajerial Pada PTPN XI PK. Rosella Baru Surabaya
2.2. Landasan Teori
2.2.1. Fokus Pelanggan
2.2.1.1. Pengertian Fokus Pelanggan
Pelanggan adalah semua orang yang menuntut kita atau perusahaan untuk memenuhi suatu standar kualitas tertentu, dan karena itu akan memberikan pengaruh pada performa kita atau perusahaan (Nasution, 2001 : 44)
Menurut Tjiptono dan Diana (2001 : 103 – 104), pelanggan adalah orang yang menerima hasil pekerjaan seseorang atau suatu organisasi, maka hanya merekalah yang dapat menyampaikan apa dan bagaimana kebutuhan mereka. Dapat disimpulkan bahwa pelanggan adalah orang yang harus dituruti keinginannya (kebutuhannya) dan harus menjadi prioritas utama bagi perusahaan, karena kelangsungan hidup perusahaan tergantung pada pelanggan.
Fokus Pelanggan adalah keadaan perusahaan yang selalu memperhatikan kualitas pelayanan agar sesuai dan bahkan melampaui kebutuhan konsumen serta tercapainya kepuasan dan loyalitas konsumen.
2.2.1.2. Macam Pelanggan
1. Pelanggan internal
Adalah orang yang berada dalam perusahaan dan memiliki pengaruh pada performa pekerjaan (perusahaan). Bagian-bagian, produksi, penjualan, pembayaran gaji, rekrutman dan karyawan merupakan contoh dari pelanggan internal.
2. Pelanggan antara
Adalah mereka yang bertindak atau berperan sebagai perantara, bukan sebagai pemakai akhir produk. Distributor yang mendistribusikan produk-produk dan agen perjalanan yang memesan kamar hotel untuk
pemakai akhir merupakan contoh dari pelanggan antara. 3. Pemakai eksternal
Adalah pembeli atau pemakai akhir produk, sering disebut sebagai pelanggan nyata. Pelanggan eksternal merupakan orang yang membayar untuk menggunakan produk yang dihasilkan.
2.2.1.3. Pembentukan Fokus Pelanggan
Karakteristik perusahaan-perusahaan yang sukses dalam membentuk fokus pada pelanggan adalah sebagai berikut (Whitely dalam Goetsch dan David, 2000 : 189 – 190).
1. Visi, komitmen dan suasana
komitmen besar terhadap kepuasan pelanggan dan menjadikan fokus utama dalam promosi karyawan dan kompensasi bagi karyawan yang berprestasi.
2. Penjajaran dengan pelanggan
Pelanggan yang bersifat customer driven menyejajarkan dirinya dengan para pelanggan. Hal ini tercermin dalam beberapa hal :
a. Pelanggan berperan sebagai penasehat.
b. Karyawan memahami atribut produk yang paling dihargai / diharapkan pelanggan
c. Masuknya dalam pelanggan dijadikan sebagai program pengembangan kepuasan pelanggan.
3. Adanya kemauan untuk mengidentifikasi dan mengatasi permasalahan pelanggan.
Perusahaan bersifat customer driven selalu berusaha untuk mengidentifikasi dan mengatur permasalahan para pelanggannya. Hal ini tercermin dalam hal :
a. Keluhan pelanggan dipantau dan dianalisis.
b. Selalu mengupayakan adanya umpan balik dari pelanggan. 4. Manfaat informasi dari pelanggan.
menyampaikannya kepada semua pihak yang membutuhkan dalam rangka melakukan perbaikan.
5. Mendekati para pelanggan.
Tidaklah cukup bila perusahaan hanya pasif dan menunggu umpan balik yang disampaikan oleh para pelanggannya. Pasar global yang kompetitif menuntut pendekatan yang lebih aktif. Mendekati pelanggan berarti melakukan hal-hal berikut :
a. Berusaha untuk mengatasi semua keluhan pelanggan.
b. Memudahkan para pelanggan untuk menyampaikan keluhannya, misalnya lewat telepon, surat atau datang langsung.
6. Kemampuan, kesanggupan dan pemberdayaan karyawan.
Para karyawan diperlukan sebagai professional yang memiliki kemampuan, dan diperdayakan untuk menggunakan pertimbangan sendiri dalam melakukan hal-hal yang dianggap perlu dalam rangka memuaskan kebutuhan pelanggan yang berkaitan dengan produk tersebut. Ini juga berarti bahwa karyawan diberi sumber daya dan dukungan yang diperlukan dalam memenuhi kebutuhan pelanggan. 7. Penyempurnaan produk dan proses secara terus menerus.
Perusahaan yang bersifat customer driven melakukan setiap tindakan
a. Kelompok fungsional/internal bekerjasama untuk mencapai sasaran bersama
b. Setiap masalah dihadapi bersama
c. Investasi dalam pengembangan ide-ide inovatif dilakukan.
Ketujuh karakteristik tersebut dapat digunakan sebagai pedoman dalam membentuk fokus pada pelanggan. Pada tahap awal setiap perusahaan perlu melakukan analisis diri, dalam analisis ini akan dapat ditentukan karakteristik mana yang sudah dan belum ada dalam organisasi.
2.2.2. Kerjasama Tim
2.2.2.1. Pengertian Kerjasama Tim
Menurut Nasution (2001 : 166) Definisi kerjasama tim adalah sekelompok orang yang bekerja bersama untuk mencapai tujuan yang sama dan tujuan tersebut akan lebih mudah diperoleh dengan melakukan kerjasama tim daripada dilakukan sendiri.
Menurut Tjiptono dan Diana (2001 : 165 – 166), faktor-faktor yang mendasari perlunya dibentuk kerjasama tim tertentu dalam suatu perusahaan adalah :
a. Pemikiran dari dua orang atau lebih cenderung lebih baik daripada pemikiran satu orang saja.
c. Anggota tim dapat saling mengenal dan saling percaya, sehingga mereka dapat saling membantu.
d. Kerjasama tim dapat menyebabkan komunikasi terbina dengan baik. Kerjasama organisasi tidak akan terlaksana jika para anggota organisasi tidak bekerjasama secara selaras karena itu sangat dibutuhkan kerjasama dalam organisasi (Anthony, et al, 1984 : 40 – 41), hal ini diperkuat oleh Gasperz (2001 : 78) bahwa orang pada semua tingkat organisasi merupakan faktor yang sangat penting dari suatu organisasi dan keterlibatan mereka secara penuh akan memungkinkan kemampuan mereka digunakan untuk manfaat organisasi.
Dapat disimpulkan, bahwa kerjasama tim merupakan upaya-upaya sekelompok orang disemua tingkat organisasi yang bekerja bersama untuk mencapai tujuan yan sama. Sehingga diharapkan dapat mamberikan hasil yang jauh labih baik daripada bekerja secara individual.
2.2.2.2. Kunci Keberhasilan Kerjasama Tim
Pembentukan suatu tim tidak dengan sendirinya akan berjalan sebagaimana yang diharapkan. Untuk itu diperlukan usaha agar dapat mencapai misi dan tujuan pembentukannya. Menurut king (Goetsch dan Davis, 1994 : 218 – 219) menganjurkan 10 strategi yang ia sebut sepuluh perintah tim (ten team
commandements) untuk meningkatkan kinerja suatu tim dalam rangka
Kesepuluh stretegi tersebut adalah : 1. Saling ketergantungan
Saling ketergantungan diperlukan diantara para anggota tim dalam hal informasi, sumber daya, pelaksanaan tugas, dan dukungan, adanya saling ketergantungan dapat memperkuat kebersamaan tim.
2. Perluasan tugas
Setiap tim harus diberi tantangan, karena reaksi atau tanggapan terhadap tantangan tersebut akan membentuk semangat persatuan,kebanggan tim.
3. Penjajaran (Alignment)
Anggota harus bersedia menyisihkan sikap individualnya dala rangka mencapai misi bersama.
4. Bahasa yang umum
Pimpinan harus mengusahakan penggunaan bahasa yang umum, karena biasanya anggota tim berasal dari departemen yang berbeda (pemasaran, akuntansi, produksi dan lain-lain) yang memiliki istilah teknis sendiri. 5. Kepercayaan dan respek
Dibutuhkan waktu dan usaha untuk membentuk kepercayaan dan respek agar setiap anggota tim dapat bekerja sama.
6. Memperhatikan bakat anggota tim
anggota tim sehingga kepemimpinan dan keanakbuahan dapat dibagi bersama.
7. Keterampilan memecahkan masalah
Tim harus banyak menggunakan waktunya untuk membina kemampuan anggotanya dalam memecahkan masalah, karena masalah merupakan hal yang selalu dihadapi oleh setiap organisasi.
8. Keterampilan menangani konflik
Dalam lingkungan kerja yang kompetitif, konflik merupakan hal yang tidak terelakan. Perbedaan pendapat adalah hal yang wajar, oleh karena itu dalam TQM dibutuhkan keterampilan dalam menerima perbedaan pendapat (ide, masalah dan saran pemecahan) dan menyampaikan ketidaksetujuan terhadap pendapat orang lain tanpa harus menyakiti hati orang yang bersangkutan.
9. Penilaian tindakan
Penilaian dilakukan dengan memantau dan membandingkan apa yang telah dilakukan dengan pernyataan misi dan rencana tindakan yang ada. Rencana tindakan berisi tujuan, sasaran, jangka waktu, dan penugasan, serta tanggung jawab setiap anggota.
10. Penghargaan
terlaksana dengan baik akan memotifasi anggota tim untuk bekerja lebih giat dan tangkas dalam rangka mencapai tujuan berikutnya.
2.2.2.3. Faktor-Faktor Penghambat Kerjasama Tim
Orang-orang dalam suatu kelompok tidak secara otomatis dapat bekerja sama, seringkali tim tidak dapat berjalan sebagaimana yang diharapkan, penyebab utamanya adalah faktor manusia. Beberapa aspek diantaranya adalah (Tjiptono dan Diana, 2001 : 167 – 168) :
1. Identitas pribadi anggota tim
Sudah merupakan hal yang alamiah bila seseorang ingin tahu apakah mereka cocok di suatu organisasi, termasuk didalam suatu tim. Orang mengkhawatirkan hal-hal seperti kemungkinan menjadi outsider, pergaulan dengan orang tim lainnya, faktor pengaruh, dan saling percaya antar anggota tim. Suatu tim tidak dapat berjalan efektif bila anggotanya belum merasa cocok dengan tim tersebut.
2. Hubungan antar anggota tim
3. Identitas tim didalam organisasi
Faktor ini terdiri dari dua aspek. Pertama, kesesuaian atau kecocokan tim didalam organisasi. Aspek ni menyangkut apakah misi tersebut merupakan prioritas dalam perusahaan? Apakah tim memperoleh dikungan dari manajemen puncak?, Aspek kedua adalah pengaruh kanggotaan dalam tim tertentu terhadap hubungan dengan anggota diluar tim. Aspek ini terutama sangat penting dalam gugus tugas dan tim proyek dimana anggota tim itu berusaha mempertahankan hubungan yang telah terbina dengan rekan kerja yang bukan anggota tim.
2.2.3. Kinerja Manajerial
Menurut Suyadi (1999) dalam Suprantiningrum dan Zulaikha (2003 : 777),
performance (kinarja) adalh hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang
atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam rangka meningkatkan pencapaian tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hokum sesuai dengan aturan ataupun etika.
manajerial antara lain : perncanaan, investigasi, pengkoordinasian, evaluasi, pengawasan, pengaturan staf (staffing) dan perwakilan presentasi.
Seseorang yang memegang posisi manajerial diharapkan mampu menghasilkan suatu kerja manajerial. Manajer menghadirkan kinerja dengan mengerahkan bakat dan kemampuan, serta usaha beberapa orang lain yang berbeda di dalam daerah wewenangnya.
Pekerjaan seorang manajer harus selalu berdasarkan tugas yang diperlukan untuk mencapai sasaran perusahaan. Pekerjaan itu harus tampak nyata. Pekerjaan yang memberikan sumbangan yang kelihatan dan jika mungkin dapat diukur, demi keberhasilan perusahaan hendaknya lingkup dan wewenang pekerjaan itu seluas mungkin, bukannya sesempit mungkin. Para manajer seharusnya diarahkan dan dikendalikan oleh sasaran prestasi mereka, bukan oleh atasan mereka.
Kinerja manajer dapat diartikan mendapatkan hasil yang lebih baik dari suatu proses organisasi team dan individu sebagai pemahaman dan pelaksana kinerja dengan persetujuan kerangka kerja dari tujuan organisasi, standart dan syarat yang telah ditetapkan (Armstrong, 1994 : 23).
Menurut Wiliams (2001 : 20), peran yang harus dilakukan manajer ketika mengerjakan tugas-tugasnya meliputi :
1. Peran Antar Pribadi
Manajer melakukan tugas-tugas seremonial, seperti menyambut tamu-tamu perusahaan.
b. Peran pemimpin
Manajer member motivasi dan semangat kepada para karyawan untuk mencapai sasaran organisasi.
c. Peran penghubung
Manajer berhubungan dengan orang-orang diluar unit mereka. 2. Peran sumber informasi
a. Peran pengamat
Manajer memantau lingkungan mereka untuk informasi. b. Peran penyalur
Manajer member informasi dengan orang lain didalam departemen atau perusahaan mereka.
3. Peran juru kamera
Manajer membagi informasi dengan orang lain didalam departemen atau perusahaan mereka.
4. Peran pengambil keputusan a. Peran wirausahaan
Manajer menyesuaikan diri sendiri, bawahannya dan unitnya kepada perubahan yang meningkat.
Manajer menghadapi tekanan dan persoalan berat yang memerlukan perhatian dan tindakan cepat.
c. Peran pengalikasian sumber daya
Manajer memutuskan siapa yang menerima sumber daya apa dan berapa banyak yang akan diperoleh.
d. Peran ahli negoisasi
Manajer merundingkan jadwal, proyek, sasaran hasil akhir, sumber daya dan kenaikan gaji karyawan.
2.2.4. Teori Yang Melandasi Antara Fokus Pelanggan Dengan Kinerja
Manajerial
mereka meneliti tentang mengapa konsumen membeli dan memprediksi apa yang akan konsumen beli. Penelitian tersebut menjadi pengetahuan untuk dipelajari, karena penelitian tersebut dapat memberikan aspek perilaku konsumen dalam meningkatkan efisiensi perusahaan. Teori perilaku konsumen menyatakan fokus pada pelanggan berhubungan langsung dengan kinerja manajer (Howard, 1989 : 3-6)
Menurut teori perilaku konsumen, pemasaran berhubungan dengan teori ini yaitu memahami apa yang dibutuhkan konsumen dihubungkan dengan apa yang dibutuhkan perusahaan membantu perusahaan dalam melakukan strategi pemasaran.
2.2.5. Teori Yang Melandasi Antara Kerjasama Tim Dengan Kinerja
Manajerial
Gambar 1. Teori Keseimbangan
Individu X Individu Y
Z
Nilai dan sikap yang sama : Agama
Politik
Gaya hidup
Perkawinan Pekerjaan
otoritas
2.3. Kerangka Pikir
Berdasarkan teori dan hasil penelitian terdahulu yang telah dikemukakan tersubut, maka dapat diambil premis-premis yang kemudian dari premis tersebut akan disimpulkan sehingga dapat dijadikan dasar dalam mengemukakan hipotesis, maka premis-premis tersebut adalah :
Premis 1
Kreativitas dan kerjasama tim berpengaruh terhadap kinerja manajer. (Koento Ariyono, 2005).
Premis 2
Fokus pelanggan berpengaruh terhadap kinerja manajerial. (Dwi Indriyani, 2006).
Premis 3
Penerapan TQM berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial. (Supratiningrum dan Zulaikha, 2003)
Premis 4
Teori perilaku konsumen menyatakan fokus pelanggan berhubungan dengan kinerja manajer.
(Howard, 1989 : 3-6).
perusahaan. Kedua, dengan kerjasama tim diharapkan dapat meningkatkan kinerja manajerial dalam perusahaan. Dari premis-premis hasil penelitian terdahulu dan teori yang ada maka dapat disusun kerangka pikir sebagai berikut:
Gambar 2. Diagram Kerangka Pikir
Fokus pelanggan (X1)
Kinerja manajerial (Y)
Kerjasama Tim (X2)
Uji Statistik Regresi Linier Berganda
2.4. Hipotesis
3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan pada suatu variabel
dengan cara membubuhkan arti atau secara spesifik menentukan kegiatan
yang dipakai untuk mengukur variabel itu. Definisi yang dibuat dapat
berbentuk definisi operasional menentukan bagaimana cara suatu variabel itu
diukur. Variabel diukur dengan menggunakan instrument pengukuran dalam
bentuk kuesioner yang memenuhi pertanyaan-pertanyaan tipe “sementic
differential”. Untuk setiap pilihan responden atau jawaban diberi skor dan
skor yang diperoleh mempunyai tingkat pengukuran interval.
Pada penelitian ini digunakan 3 variabel, yaitu:
1. Kinerja Manajerial (Y), adalah kinerja para individu dalam
kegiatan-kegiatan manajerial dan atau evaluasi atas pekerjaan yang telah
dilakukan baik kepada atasan, rekan kerja, bawahan, atau terhadap diri
sendiri. Indikator yang digunakan dalam penelitian ini adalah
perencanaan, investigasi, koordinasi, evaluasi, supervisi, pengaturan
staff, negosiasi, dan representasi serta satu dimensi pengukuran kerja
seseorang manajer secara keseluruhan. (Mahoney dkk. (1963) dalam
Kurnianingsih dan Indriantoro, 2001 : 35)
Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala
interval dan teknik pengukuranya menggunakan Semantik Deferensial,
yang menggunakan skala 7 poin. Jawaban poin 1-3 menunjukkan
tingkat kinerja manajer dibawah rata-rata. Jawaban poin 4 menunjukkan
tingkat kinerja manajer rata-rata. Sedangkan jawaban dengan poin 5-7
menunjukkan tingkat kinerja manajer diatas rata-rata.
2. Fokus Pelanggan (X1), adalah keadaan perusahaan yang selalu
memperhatikan kualitas pelayanan agar sesuai dan bahkan melampaui
kebutuhan konsumen serta tercapainya kepuasan dan loyalitas
konsumen. Variabel fokus pelanggan diukur dengan menggunakan
indikator dan instrumen yang dikembangkan oleh Tjiptono dan Diana
(2001 : 109-112). Indikator yang digunakan adalah visi, komitmen, dan
suasana. Penjajaran dengan pelanggan. Kemauan mengidentifikasidan
mengatasi permasalahan pelanggan. Mendekati para pelanggan.
Kemampuan, kesanggupan, dan pemberdayaan karyawan.
Penyempurnaan produk dan proses secara terus menerus.
Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala
interval dan teknik pengukuranya menggunakan Semantik Deferensial,
yang menggunakan skala 7 poin. Jawaban poin 1-3 menunjukkan
tingkat fokus pelanggan dibawah rata-rata. Jawaban poin 4
menunjukkan tingkat fokus pelanggan rata-rata. Sedangkan jawaban
3. Kerja Sama Tim (X2), adalah upaya-upaya sekelompok orang yang
bekerja bersama untuk mencapai tujuan yang sama. Variabel kerja sama
tim diukur dengan menggunakan instrumen oleh Pace dan Foules (1993
: 316-317). Indikator yang digunakan adalah pembentukan, gangguan,
penormaan, pelaksanaan, frekuensi diskusi, kerjasama tim secara silang.
Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala
interval dan teknik pengukuranya menggunakan Semantik Deferensial,
yang menggunakan skala 7 poin. Jawaban poin 1-3 menunjukkan
tingkat kerjasama tim dibawah rata-rata. Jawaban poin 4 menunjukkan
tingkat kerjasama tim rata-rata. Sedangkan jawaban dengan poin 5-7
menunjukkan tingkat kerjasama tim diatas rata-rata.
3.2. Teknik Penentuan Sampel
a. Obyek dan Populasi
Obyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pabrik Karung
“Rosella Baru” di Surabaya. Sedangkan populasi yang dipergunakan
adalah manajer yang berjumlah 12 orang.
b. Sampel
Teknik penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini semua
unit dijadikan sampel, karena yang dijadikan sampel adalah manajer
Pabrik Karung “Rosella Baru” di Surabaya. Penelitian ini adalah
3.3. Teknik Pengumpulan Data
3.3.1. Jenis Data
a. Data Primer
Adalah data yang langsung didapatkan dari perusahaan yang diteliti baik
perorangan atau staf dari perusahaan yang diteliti seperti data dari
kuisioner.
b. Data Sekunder
Adalah data yang sudah ada dan disusun oleh pihak perusahaan. Selain
itu data sekunder berasal dari studi kepustakaan berupa teori yang
berhubungan dengan topik pembahasan dan penyusunan skripsi ini.
(Nazir, 1988 : 58)
3.3.2. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini berasal dari perusahaan yang menjadi
obyek penelitian yaitu Pabrik Karung ”Rosella Baru” di Surabaya.
3.3.3. Pengumpulan Data
1. Interview
Mengadakan wawancara kepada para manajer untuk mendapatkan data
yang diperlukan untuk menunjang serta mempermudah pembahasan
2. Kuesioner
Melaksanakan penyebaran daftar pertanyaan yang berisikan rata-rata
tanggapan karyawan atau manajer mengenai fokus pelanggan dan
kerjasama tim dalam mendorong kinerja manajer.
3. Dokumentasi
Mengadakan pengutipan catatan atau data yang disediakan perusahaan
yang berkaitan dengan penulisan penelitian.
3.4. Teknik Analisa dan Uji Hipotesis
3.4.1. Uji Analisis Data
3.4.1.1. Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana alat pengukur
(kuesioner) mengukur apa yang diinginkan. Valid atau tidaknya alat ukur
tersebut dapat diukur dengan mengkorelasikan antar skor masing-masing
butir pertanyaan dengan skor total dari penjumlahan seluruh skor
pertanyaan. (Sumarsono, 2004 : 31), apabila korelasi antar skor total dengan
skor masing-masing pertanyaan signifikan, maka dapat dikatakan bahwa alat
pengukur tersebut mempunyai validitas.
Dasar pengambilan keputusan (Santoso, 2001 : 277)
Jika r hasil positif, serta r hasil > r table, maka butir atau varibel tersebut
Jika r hasil tidak positif, serta r hasil < r table, maka butir atau variabel
tersebut tidak valid.
3.4.1.2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan sebagai syarat untuk mengukur tiap-tiap variabel
dalam instrument, teknik yang digunakan untuk mengukur reliabilitas
dengan menggunakan alat ukur yang sama.
Pengujian reliabilitas dilakukan dengan mencari koefisien reliabilitas
internal item pertanyaan kuisioner yang digunakan dalam penelitian yang
dilakukan, untuk mengetahui konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.
Reliabilitas dapat dilihat dari error yang terjadi maka makin kecil reliabilitas
pengukuran dan sebaliknya dengan menggunakan rumus koefisien
reliabilitas sebagai berikut :
Vp
Vs
r
(Nazir, 1988 : 164)
Dimana :
r = Koefisien releabilitas
Vs = Variance yang sebenarnya
Pengukuran reliabilitas dapat dilakukan dengan One Shot atau pengukuran
sekali saja. Disini pengukuran hanya sekali dan kemudian hasilnya
dibandingkan dengan pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar jawaban
pertanyaan. Mengukur reliabilitas dengan UJi Statistik Cronbrach Alpha,
dimana suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Croncbach
Alpha > 0,6 (Ghozali, 2001 : 133).
3.4.1.3. Uji Normalitas
Digunakan untuk mengetahui apakah data mengikuti sebaran normal atau
tidak. Untuk mengetahui apakah data tersebut mengikuti sebaran normal
dapat dilakukan dengan berbagai metode. Metode yang biasa dipakai
antaranya adalah metode Kolmogorov-Smirnov dan Shapiro Wilk
(Sumarsono, 2002 : 40)
Ukuran untuk menentukan normalitas menurut Kolmogorov-Smirnov dan
Shapiro Wilk (Sumarsono, 2002 : 43)
Jika nilai signifikansi (nilai probabilitas) < 5%, maka distribusi adalah
tidak normal.
Jika nilai signifikansi (nilai probabilitas) > 5%, maka distribusi adalah
3.4.2. Uji Asumsi Klasik
1. Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang
baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Jika
variabel bebas saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak
orthogonal. Variabel orthogonal adalah variabel bebas yang nilai
korelasi antar sesama variabel bebas sama dengan nol (Ghozali, 2001 :
57). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas didalam
model regresi adalah sebagai berikut :
1. Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris
sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel bebas
banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel terikat.
2. Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel bebas. Jika antar
variabel bebas ada korelasi yang cukup tinggi (umumya diatas 0,9)
maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolinearitas.
3. Multikolonearitas dapat dilihat dari nilai tolerance dan variance
inflation faktor (VIF). Jika nilai VIF lebih besar dari 10 maka
terjadi multikolinearitas.
2. Heteroskedastisitas
Uji heteroskedasitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi
pengamatan lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain berbeda, maka disebut Heteroskedastisitas (Ghozali,
2001 : 69). Untuk menguji mendeteksi ada atau tidaknya
heteroskedastisitas adalah sebagai berikut :
Jika nilai probabilitas > 0,05 berarti tidak terjadi heteroskedastisitas. Jika nilai probabilitas < 0.05 berarti terjadi heteroskedastisitas
(Soemarsono, 2004 : 36)
Dengan menggunakan rumus Rank Spearman :
1
di = perbedaan dalam rank antara residual dengan variabel bebas ke-1
n = banyaknya data
3.4.3. Teknik Analisa
Sesuai dengan tujuan dan hipotesis penelitian yang dilakukan, maka kaitan
antara variabel penelitian dapat digambarkan secara spesifik ke dalam model
analisa Regresi Linear Berganda sebagai berikut :
y = βo + β1X1 + β2X2 +e
dimana : y = kinerja manajer
X2 = kerjasama tim
β0 = konstanta
β1,β2 = koefisien regresi
e = kesalahan baku
Sumber : Anonim, 2009, Pedoman Penyusunan Usulan Penelitian dan
Skripsi jurusan Akuntansi
3.4.4. Uji Hipotesis
3.4.4.1. Uji Kesesuaian Model
Penelitian yang didasarkan pada data populasi, atau sampling total, atau
sensus tidak melakukan pengujian hipotesis statistik. Penelitian yang
demikian dari sudut pandang statistik adalah penelitian deskriptif.(Sugiono,
2000: 81).
Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data
dengan cara mendeskriptifkan atau menggambarkan data yang telah
terkumpul sebagaimana adanya tanpa membuat kesimpulan yang berlaku
untuk umum atau generalisasi.(Sugiono, 2008: 147)
Jadi secara teknis dapat diketahui bahwa, dalam statistik deskriptif tidak ada
uji signifikansi, tidak ada taraf kesalahan, karena peneliti tidak bermaksud
membuat generalisasi, sehingga tidak ada kesalahan generalisasi.(Sugiono,
3.4.4.2. Uji F
Untuk pengujian hipotesis penelitian pengaruh simultan variabel X1 bersama
X2 terhadap Y digunakan uji F dengan prosedur sebagai berikut :
a. Ho : β1 = β2 = ... = βj ≠ 0 (X1, X2 bersama Xj tidak berpengaruh
terhadap Y)
Ha : salah satu dari βj ≠ 0 (X1, X2 bersama Xj berpengaruh terhadap Y)
b. Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikan 0,05 dengan derajat
bebas [n-k], dimana n : jumlah pengamatan, dan k : jumlah variabel
c. Dengan F hitung sebesar :
Fhit = R2/(k - 1)
(1 – R2)/(n - k)
Keterangan :
F hitung = F hasil perhitungan
R 2 = Koefisiensi Determinasi Ganda
k = Jumlah variabel
n = Jumlah pengamatan
d. Kriteria Pengujian :
Apabila nilai probabilitas > 0,05 H0 diterima dan H1 ditolak artinya
ap Y).
sikap, motivasi, dan kepribadian terhadap persepsi manajer atas
informasi akuntansi keuangan.
Apabila nilai probabilitas < 0,05 H0 ditolak dan H1 diterima artinya
model regresi yang dihasilkan cocok untuk menegtahui pengaruh sikap,
motivasi, dan kepribadian terhadap persepsi manjer atas informasi
akuntansi
3.4.4.3. Uji t
Uji hipotesis yang kedua adalah Uji t, untuk menguji signifian atau
tidaknya pengaruh masing-masing variabel bebas secara persial terhadap
variabel terikat dengan prosedur sebagai berikut : Anonim, 2009:L-21)
a. H0 : B1 = B2 = 0 (tidak ada pengaruh yang signifikan antara X1 atau
X2 terhadap Y).
Ha :B1 = B2 ≠ 0 (ada pengaruh yang signifikan antara X1 atau X2
terhad
b. Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikan 0,05.
c. Kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :
H0 diterima jika –t tabel < t hitung < t tabel
H0 diolak jika -t hitung < -t tabel atau t hitung > t table
4.1. Deskripsi Obyek Penelitian
4.1.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian
Pabrik Karung Rosella Baru adalah sebuah perusahaan yang bermodal dari pemerintah Indonesia dan Belanda, yang mana pada awalnya perusahaan ini hanya khusus memproduksi karung gula. Pada bulan Agustus Tahun 1952 terjadi kesepakatan antara FIRMA TIEDEMAN & VAN MARCHEN serta BANK INDUSTRI NEGARA untuk mengelola perusahaan yang bergerak di industri karung tersebut. Dalam pelaksanaannya, segala pembangunan dan berdirinya pabrik ini disuplai peralatan di segala bidang oleh BANK INDUSTRI NEGARA, sehingga pada tahun 1953 pabrik ini mulai dibangun dan selesai pada tahun 1954.
NV. Pabrik Karung Rosella sepenuhnya, dan juga dengan adanya Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 1960, Pabrik Karung Rosella diambil alih oleh Pemerintah kemudian dimasukkan ke dalam Departemen Pendataan dan selanjutnya pabrik tersebut diserahkan kepada Departemen Pertanian.
Dengan adanya Peraturan Pemerintah No. 1 Tahun 1963 pabrik karung Rosella diserahkan kepada Departemen Perkebunan Negara yang kemudian berubah menjadi Perusahaan Negara dan dimasukkan ke dalam unit induk Perusahaan Perkebunan Negara XVII (Persero) di Semarang. Pada Tanggal 31 Juli 1974 dengan akta notaris GBS LUMBAN TOBING nama Perusahaan Perkebunan Negara XVII (Persero) diubah menjadi PT. Perkebunan XVII (Persero). Pabrik Karung Rosella Surabaya termasuk salah satu unit produksi PT. Perkebunan Rosella XVII (Persero), yang kemudian pada Tanggal 30 Juni 1992 dilikuidasi oleh Pemerintah.
Pada Tanggal 1 Agustus 1992 Pabrik Karung Rosella kembali dioperasikan kembali dalam lingkungan PT. Perkebunan XXIV – XXV ( (Persero). PT. Perkebunan XXIV – XXV oleh BUMN kemudian dijadikan satu manajemen menjadi PT. Perkebunan Nusantara XI (Persero) yang hingga saat ini menjadi Kepala Unit Tetap PK. Rosella Baru Surabaya.
4.1.2. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi Pabrik Karung Rosella
Sumber: Pabrik Karung Rosella Baru
4.2.Deskripsi Hasil Penelitian
4.2.1. Gambaran Umum Penelitian
1. Deskripsi Karakteristik Responden Berdasarkan Jabatan
Tabel 4.1.
Karakteristik Responden Berdasarkan Jabatan
No Jabatan Jumlah %
Sumber: Hasil penyebaran kuesioner (diolah peneliti)
Berdasarkan tabel 4.1. di atas diketahui bahwa yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah para manajer di semua departemen yang ada di pabrik karung Rosella Baru yang terdiri dari Kepala (1) orang, Kepala AKU (1) orang, Kasie Hak/Umum (1) orang, Kasie Keuangan (1) orang, Kasie SDM (1) orang, Kasie Pembukuan (1) orang, Kasie Gudang (1) orang, Kepala Produksi (1) orang, Kasie Teknolog (3) orang dan Kasie Teknik (1) orang.
2. Deskripsi Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner diperoleh gambaran responden berdasarkan pendidikan sebagai berikut:
Tabel 4.2.
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
No Pendidikan Jumlah %
1 S-1 8 66,7
2 S-2 4 33,3
Total 12 100
Sumber: Hasil penyebaran kuesioner (diolah peneliti)
berjumlah 4 orang atau sebesar 33,3%.
3. Deskripsi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner diperoleh gambaran responden berdasarkan usia sebagai berikut:
Tabel 4.3.
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
No Usia Jumlah %
1 25-35 3 25
2 36-45 5 41,6
3 >45 4 33,4
Total 12 100
Sumber: Hasil penyebaran kuesioner (diolah peneliti)
Berdasarkan tabel 4.3. di atas diketahui bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini mempunyai usia antara 25 sampai dengan 35 tahun yaitu sebanyak 3 orang atau 25%, kemudian responden yang mempunyai usia antara 36-45 tahun yaitu sebanyak 5 atau sebesar 41,6%, lalu yang mempunyai usia di atas 45 tahun sebanyak 4 orang atau 33,4%.
4.2.2. Deskripsi Variabel Fokus Pelanggan (X1)
Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner dapat diperoleh
Tabel 4.4.
Hasil Jawaban Responden untuk Pertanyaan Variabel Fokus Pelanggan (X1)
Skor Jawaban
No Pertanyaan
1 2 3 4 5 6 7 Total
1
Dalam menentukan visi, komitmen, dan suasana fokus pada pelanggan sebagai faktor utama dalam pertimbangan kenaikan pangkat dan kompensasi
0 0 0 2 5 3 2 12
2
Dalam penjajaran dengan pelanggan, masukan dan umpan balik dari pelanggan dimasukkan dalam proses pengembangan produk
0 0 0 2 2 4 4 12
3
Untuk mengidentifikasi dan mengatasi permasalahan, keluhan para pelanggan dipentau dan dianalisis
0 0 0 0 3 7 2 12
4
Dalam memanfaatkan informasi, karyawan dan manajer memahami kebutuhan dan harapan pelanggan
0 0 0 0 5 4 3 12
5
Tersedia sarana bagi pelanggan apabila mereka ingin menyampaikan kritik, saran, dan keluhan
0 0 0 1 2 7 2 12
6
Kemampuan, kesanggupan, sumber daya dan dukungan diperlukan oleh karyawan dalam memenuhi kebutuhan pelanggan
0 0 0 0 3 5 4 12
7
Dalam penyempurnaan produk dan proses secara terus menerus, setiap masalah diatasi dengan segera
0 0 0 0 3 5 4 12
Total 0 0 0 5 23 35 21
Sumber: Kuesioner (diolah peneliti) pada lampiran 2
ingin menyampaikan kritik maupun saran.
4.2.3. Deskripsi Variabel Kerjasama Tim (X2)
Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner dapat diperoleh
jawaban responden sebagai berikut:
Tabel 4.5.
Hasil Jawaban Responden untuk Pertanyaan Variabel Kerjasama Tim (X2)
Skor Jawaban
No Pertanyaan
1 2 3 4 5 6 7 Total
1
Dalam fungsi tugas, anggota tim bersama sama menyelesaikan masalah berbagai informasi dan merencanakan serta mengkoordinasi kegiatan-kegiatan
0 0 1 0 5 2 4 12
2
Dalam lingkungan kerjasama tim, menciptakan keterbukaan semua anggota tim untuk saling berbagi pendapat dalam membuat keputusan dan menyelesaikan masalah dimana semuanya dipertimbangkan agar persaingan dapat ditekan
0 0 0 1 4 5 2 12
3
Dalam kelompok kerja, anggota tim bekerjasama mencari penyebab gangguan/konflik yang terjadi dalam tim
0 0 0 0 3 6 3 12
4
Pembagian tugas kerja dengan melibatkan semua anggota tim, dilakukan secara adil sehingga meningkatkan interaksi yang tinggi dalam anggota tim
0 0 0 0 4 5 3 12
5
Diskusi dalam tim dilakukan secara teratur untuk memperbaiki kualitas kinerja perusahaan
0 0 0 1 2 6 3 12
6
Kerjasama tim dilakukan dengan silang unit, tingkat, dan lokasi sesuai dengan fungsinya
0 0 0 1 4 5 2 12
Total 0 0 1 3 22 29 17
Berdasarkan tabel 4.5 di atas dapat diketahui bahwa pihak
manajerial pabrik karung Rosella selama ini telah melakukan
kerjasama tim yang baik, hal tersebut nampak dari penyebaran
jawaban responden yaitu para karyawan di jajaran manajerial yang
sebagian besar berada di skor jawaban 6 yang berarti setuju, yaitu
sebanyak 29 jawaban.
Kerjasama tim yang baik tersebut nampak dari dilaksanakannya
berbagai fungsi tugas seperti penyelesaian masalah dengan berbagai
informasi dengan perencanaan serta koordinasi kegiatan yang baik.
Selain itu adanya keterbukaan semua anggota tim untuk saling berbagi
pendapat dalam membuat keputusan dan menyelesaikan masalah
dimana semuanya dipertimbangkan agar persaingan dapat ditekan,
dalam kelompok kerja. Dengan adanya kerjasama tim yang baik maka
diharapkan secara berkesinambungan dapat meningkatkan kinerja
manajerial dari pabrik karung Rosella.
4.2.4. Deskripsi Variabel Kinerja Manajerial (Y)
Hasil Jawaban Responden untuk Pertanyaan Variabel Kinerja Manajerial (Y)
Skor Jawaban
No Pertanyaan
1 2 3 4 5 6 7 Total
1
Dalam merencanakan, Bapak/Ibu ikut berperan serta dalam menentukan kebijakan dan tindakan/pelaksanaan, penjadwalan kerja, merancang prosedur, pemrograman
0 0 0 1 6 2 3 12
2
Dalam investigasi, Bapak/Ibu menyiapkan dan mengumpulkan informasi untuk catatan, laporan, mengukur dan menganalisa hasil pekerjaan
0 0 0 0 3 5 4 12
3
Dalam mengkoordinasi, Bapak/Ibu saling menukar informasi dengan orang untuk catatan, laporan, mengukur dan menganalisa hasil pekerjaan
0 0 0 0 5 4 3 12
4
Dalam pengevaluasian terhadap hasil kerja, Bapak/Ibu ikut menilai dan mengukur proposal kerja yang diamati atau dilaporkan, menilai pegawai, penilaian catatan
0 0 1 2 2 4 3 12
5
Dalam menjalankan fungsi pengawasan, Bapak/Ibu mengarahkan, memimpin, dan mengembangkan bawahan. Bapak/Ibu, membimbing, melatih, dan menjelaskan peraturan kerja pada bawahan, memberikan tugas pekerjaan dan menangani keluhan
0 0 0 2 1 6 3 12
6
Dalam menjalankan fungsi pemilihan staff, Bapak/Ibu ikut dalam merekrut, mewawancarai, dan memilih pegawai baru, menempatkan, mempromosikan, dan memutasi pegawai
0 0 1 2 2 4 3 12
7
Dalam menjalankan fungsi organisasi, Bapak/Ibu ikut dalam melakukan pembelian, penjualan, atau ikut melakukan kontrak untuk barang dan jasa, menghubungi pemasok dan tawar-menawar secara kelompok
0 4 0 5 3 0 0 12
8
Dalam menjalankan fungsi perwakilan, Bapak/Ibu mengikuti atau menghadiri pertemuan, pertemuan dengan perusahaan lain, pertemuan perkumpulan bisnis, pendekatan kemasyarakatan untuk mempromosikan tujuan umum organisasi
0 0 1 1 3 4 3 12
9
Setiap minggu, bulan atau tahun, Bapak/Ibu selalu melakukan penilaian kerja organisasi secara menyeluruh
0 0 0 2 4 4 2 12
Total 0 4 3 15 29 29 24
Berdasarkan tabel 4.6 di atas dapat diketahui bahwa secara
umum kinerja manajerial dalam manajemen pabrik karung Rosella
telah terlaksana dengan cukup baik, hal tersebut nampak dari
penyebaran jawaban responden yaitu para karyawan di jajaran
manajerial yang sebagian besar berada di skor jawaban 6 yang berarti
setuju, yaitu sebanyak 29 jawaban.
Hal tersebut menunjukkan bahwa secara umum para karyawan yang berada dalam jajaran manajerial pabrik karung rosella telah mampu melaksanakaan berbagai fungsi manajerial dengan baik, seperti dalam hal perencanaan, investigasi, koordinasi, evaluasi, pengawasan, pemilihan staff, fungsi organisasi serta perwakilan.
4.3.Deskripsi Hasil Pengujian
4.3.1. Hasil Pengujian Validitas Dan Reliabilitas
4.3.1.1 Pengujian Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana alat
pengukur itu (kuesioner) mengukur apa yang diinginkan. Kriteria yang
digunakan dalam pengujian validitas adalah jika r hasil positif dan r hasil
> r tabel, maka butir atau variabel tersebut valid demikian sebaliknya jika
jika r hasil positif dan r hasil < r tabel maka maka butir atau variabel
tersebut tidak valid. Hasil pengujian validitas pada penelitian ini dapat
Hasil Pengujian Validitas Untuk Variabel Fokus Pelanggan (X1)
Item Pertanyaan
Corrected item -
total correlation r tabel Keterangan
1 0,615 0,317 Valid
Berdasarkan tabel 4.7 di atas dapat diketahui bahwa nilai Corrected
item - total correlation yang diperoleh untuk masing-masing item
pertanyaan untuk variabel fokus pelanggan (X1) lebih besar dari 0,317 (df = 10) yang disyaratkan. Hal tersebut menunjukkan bahwa seluruh item yang digunakan untuk variabel Fokus Pelanggan telah valid.
Tabel 4.8.
Hasil Pengujian Validitas Untuk Variabel Kerjasama Tim (X2)
Item Pertanyaan
Corrected item -
total correlation r tabel Keterangan
1 0,756 0,317 Valid
Berdasarkan tabel 4.8. di atas dapat diketahui bahwa nilai
Corrected item - total correlation yang diperoleh untuk masing-masing
Tabel 4.9.
Hasil Pengujian Validitas Untuk Variabel Kinerja Manajerial (Y)
Item Pertanyaan
Corrected item -
total correlation R tabel Keterangan
1 0,897 0,317 Valid
Berdasarkan tabel 4.9. di atas dapat diketahui bahwa nilai
Corrected item - total correlation yang diperoleh untuk masing-masing
item untuk variabel kinerja manajerial lebih besar dari 0,317 (df = 10) yang disyaratkan. Hal tersebut menunjukkan bahwa seluruh item yang digunakan untuk variabel kinerja manajerial telah valid.
4.3.1.2.Hasil Pengujian Reliabilitas
Selanjutnya pengujian dilakukan untuk mengetahui reliabilitas dari masing-masing kuesioner, dimana dari hasil pengujian diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.10. Hasil Uji Reliabilitas
Item pertanyaan Cronbach
Alpha Hitung Sig Ket
Fokus Pelanggan(X1) 0,818 0,60 Reliabel
Kerjasama Tim (X2) 0,799 0,60 Reliabel
Kinerja Manajerial (Y) 0,826 0,60 Reliabel
Sumber : Lampiran 4.1-4.3
Dari hasil pengujian reliabilitas di atas, dapat diketahui bahwa nilai
bahwa semua item untuk ketiga variabel yang diteliti telah reliabel.
4.3.1.3.Hasil Pengujian Normalitas
Uji normalitas data digunakan untuk mengetahui apakah suatu data mengikuti sebaran normal yang dapat dilakukan dengan berbagai metode diantaranya adalah Kolmogorov Smirnov dan Shapiro Wilk.
Dari hasil pengujian normalitas yang dilakukan terhadap variabel-variabel yang diteliti dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dan
Shapiro Wilk didapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel 4.11. Hasil Uji Normalitas
Tests of Normality
Statistic df Sig. Statistic df Sig. Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
This is a lower bound of the true significance. *.
Lilliefors Significance Correction a.
Sumber: lampiran 5
4.3.2. Pengujian Asumsi Klasik
4.3.2.1.Uji Multikolinieritas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Jika variabel bebas saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak orthogonal. Variabel orthogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasi antar sesama variabel bebas sama dengan nol (Ghozali, 2001 : 57). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas didalam model regresi adalah sebagai berikut :
1. Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel bebas banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel terikat.
2. Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel bebas. Jika antar variabel bebas ada korelasi yang cukup tinggi (umumya diatas 0,9) maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolinearitas. 3. Multikolonearitas dapat dilihat dari nilai tolerance dan variance
inflation faktor (VIF). Jika nilai VIF lebih besar dari 10 maka terjadi multikolinearitas
Dari hasil pengujian terhadap gejala mulitikolinieritas diperoleh
Hasil Uji Multikolinieritas
Variabel bebas Tolerance VIF
Fokus Pelanggan (X1) 0,626 1.598
Kerjasama Tim (X2) 0,626 1.598
Sumber : Lampiran 6
Berdasarkan hasil pengujian dapat diketahui bahwa nilai VIF seluruh variabel bebas dalam penelitian ini memiliki nilai VIF kurang dari 10, artinya seluruh variabel bebas pada penelitian ini tidak terjadi gejala multikolinier.
4.3.2.2.Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedasitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain berbeda, maka disebut Heteroskedastisitas (Ghozali, 2001 : 69). Untuk menguji mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah sebagai berikut :
1. Jika nilai probabilitas > 0,05 berarti tidak terjadi heteroskedastisitas. 2. Jika nilai probabilitas < 0.05 berarti terjadi heteroskedastisitas
(Soemarsono, 2004 : 36)
Hasil pengujian heteroskedastisitas pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.13.
Hasil Pengujian Heteroskedastisitas
No Variabel Nilai mutlak
dari residual
Taraf Signifikansi
1. Fokus Pelanggan (X1) -0,007 0,982
2 Kerjasama Tim (X2) -0,011 0,974
Berdasarkan tabel 4.13 di atas dapat diketahui bahwa tingkat signifikan koefisien Rank Spearman untuk semua variabel bebas terhadap residual adalah lebih besar dari 0,05 yang berarti pada model regresi ini tidak terjadi heteroskedastisitas.
4.3.3. Hasil Pengujian Regresi Linier Berganda
Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan regresi linier
berganda dengan bantuan program SPSS diperoleh persamaan regresi
sebagai berikut (lampiran 6) :
Y= -4,021 +0,562 X1 + 0,933 X2
Berdasarkan persamaan regresi diatas mempunyai arti bahwa:
b0 = Konstanta = -4,021
Apabila variabel Fokus Pelanggan (X1) dan Kerjasama Tim (X2) adalah konstan atau sama dengan nol, maka nilai kinerja manajerial (Y) adalah sebesar -4,021.
b1 = Koefisien regresi untuk X1 = 0,562
asumsi bahwa variabel lain adalah konstan. b2 = Koefisien regresi untuk X2 = 0,933
Menunjukkan besarnya nilai koefisien regresi untuk variabel Kerjasama Tim (X2) yaitu 0,933 dan mempunyai koefisien regresi positif. Hal ini menunjukkan terjadinya perubahan yang searah dengan variabel terikat. Jadi setiap ada kenaikan pada variabel Kerjasama Tim (X2) sebesar 1 satuan, dapat meningkatkan kinerja manajerial (Y) sebesar 0,933 dan sebaliknya apabila terjadi penurunan pada variabel Kerjasama Tim (X2) sebesar 1 satuan, dapat menurunkan kinerja manajerial (Y) sebesar 0,933 pula dengan asumsi variabel lain adalah konstan.
4.3.4. Uji Hipotesis
4.3.4.1. Uji Kesesuaian Model
Untuk memprediksi keakuratan model regresi yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilakukan dengan menggunakan uji F.
Tabel 4.14.
Hasil Uji Kesesuaian Model
Model F Sig.
Y= -4,021 +0,562 X1 + 0,933 X2 25,957 0,000
Sumber: Lampiran 6
0,933 X2, sesuai atau cocok digunakan untuk menguji hipotesis yang diajukan.
4.3.4.2.Pengujian Pengaruh Fokus Pelanggan (X1) dan Kerjasama Tim (X2)
Terhadap Kinerja Manajerial (Y)
Berdasarkan hasil pengujian untuk melihat pengaruh nyata tidaknya masing-masing variabel dapat dijelaskan sebagai berikut:
Tabel 4.15. Hasil Pengujian Regresi
Variabel t R R2
Fokus Pelanggan (X1) 2,290
Kerjasama Tim (X2) 4,003
0,852 0,923 Sumber: Lampiran 6
Berdasarkan hasil pengujian diketahui bahwa secara bersama-sama
variabel Fokus Pelanggan (X1), dan Kerjasama Tim (X2), terhadap Kinerja
manajerial (Y) memiliki nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,852. Untuk
mengetahui hubungan atau pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel
terikat dilakukan dengan melihat nilai koefisien korelasi berganda (R)
sebesar 0,852 atau sebesar 85,2% (Lampiran 6) menunjukkan korelasi
yang kuat antara variabel Fokus Pelanggan (X1), dan Kerjasama Tim (X2),
terhadap Kinerja Manajerial (Y).
Nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,923 (Lampiran 5) yang
berarti bahwa Fokus Pelanggan (X1), dan Kerjasama Tim (X2) mampu
menjelaskan perubahan yang terjadi pada variabel Kinerja manajerial (Y)
sebesar 92,3% dan sisanya sebesar 7,3% dijelaskan oleh variabel lain yang
Secara Parsial Terhadap Kinerja Manajerial (Y)
Untuk mengetahui pengaruh dari masing-masing variabel bebas secara parsial atau individu terhadap variabel terikat digunakan analisis uji t. Dari hasil pengujian diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 4.16.
Tabel Perbandingan thitung Dengan ttabel
Variabel bebas Sig. Nilai t hitung Nilai t tabel
Fokus Pelanggan (X1) 0,048 2,290 2,262
Kerjasama Tim (X2) 0,003 4,003 2,262
Sumber : Lampiran 6
Untuk mengetahui pengaruh nyata atau tidak masing-masing variabel yang terdapat pada tabel 4.16. dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Pengaruh Variabel Pemahaman Fokus Pelanggan (X1) Terhadap
Variabel Kinerja Manajerial (Y)