• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS IIIA SD NEGERI JAGERAN SEWON BANTUL YOGYAKARTA DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA GAMBAR.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS IIIA SD NEGERI JAGERAN SEWON BANTUL YOGYAKARTA DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA GAMBAR."

Copied!
134
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS IIIA SD NEGERI JAGERAN SEWON BANTUL YOGYAKARTA DALAM PEMBELAJARAN IPS

MELALUI MEDIA GAMBAR

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Dedi Irmansyah Putra NIM 12108249041

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR

(2)
(3)

SURAT PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama : Dedi Irmansyah Putra

NIM : 12108249041

Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Fakultas : Ilmu Pendidikan

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar karya saya sendiri. Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali dengan acuan atau kutipan dengan tata penulisan karya ilmiah yang telah berlaku.

Tanda tangan yang tertera dalam lembar pengesahan adalah asli. Apabila terbukti tanda tangan dosen penguji palsu, maka saya bersedia memperbaiki dan mengikuti yudisium periode berikutnya.

Yogyakarta, 19 Desember 2016 Yang Menyatakan

(4)
(5)

MOTTO

Sesuatu mungkin mendatangi mereka yang mau menunggu, namun hanya didapatkan oleh mereka yang bersemangat mengejarnya.

(Abraham Lincoln)

Jadikan diri kita gemar dalam belajar, sehingga kita bisa selalu termotivasi untuk belajar, dan kita akan merasa mudah dalam belajar.

(6)

PERSEMBAHAN

1. Bapak Ahman Sofi dan ibu Hati Jawati sertakeluarga yang senantiasa memberikan do’a dan dukungannya.

(7)

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS III A SD NEGERI JAGERAN, SEWON, BANTUL, YOGYAKARTA DALAM PEMBELAJARAN IPS

MELALUI MEDIA GAMBAR Oleh

Dedi Irmansyah Putra NIM 12108249041

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IIIA SD Negeri Jageran, Sewon, Bantul, Yogyakarta dalam pembelajara IPS melalui media gambar.

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IIIA SD Negeri Jageran yang berjumlah 30 siswa yang terdiri dari 18 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan. Objek penelitian ini adalah motivasi belajar siswa kelas IIIA SD Negeri Jageran, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul, Yogyakarta melalui media gambar. Desain penelitian ini menggunakan model Kemmis dan Mc Taggart yang terdiri atas tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah angket, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik kuantitatif yaitu dengan mecari rerata motivasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS.

Berdasarkan hasil analisis data dapat dikatakan bahwa melalui penggunaan media gambar dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IIIA SD Negeri Jageran, Sewon, Bantul, Yogyakarta dalam pembelajaran IPS. Peningkatan ini berupa peningkatan persentase skor motivasi yang diperoleh siswa yaitu pada siklus 1 dari 30 siswa kelas IIIA SD Negeri Jageran, Sewon, Bantul, Yogyakarta terdapat 11 orang siswa yang skor motivasinya mencapai kriteria keberhasilan dengan persentase sebesar 36,66%. Pada siklus 2, terjadi peningkatan terhadap skor motivasi yang diperoleh siswa. Dari 30 siswa kelas IIIA SD Negeri Jageran, Sewon, Bantul, Yogyakarta terdapat 23 orang siswa yang skor motivasinya mencapai kriteria keberhasilan dengan persentase sebesar 85,18%.

(8)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudulPENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS III A SD NEGERI JAGERAN DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI MEDIA GAMBAR”.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Pendidikan Prasekolah dan Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta.

Selama mengerjakan skripsi ini, penulis banyak menerima bantuan berupa petunjuk, bimbingan maupun pengarahan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis tidak lupa menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat bapak/ibu di bawah ini.

1. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta bapak Prof. Dr. H Rochmad Wahab, M.Pd MA yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menempuh pendidikan di Universitas Negeri Yogyakarta.

2. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan bapak Dr. Haryanto, M.Pd yang telah memberikan kemudahan dalam terlaksananya penelitian ini.

3. Ketua Jurusan PPSD bapak Drs. Suparlan, M. Pd. I yang telah memberikan semangat dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.

4. Ibu Sekar Purbarini Kawuryan, S. IP, M.Pd selaku Dosen Pembimbing yang telah membimbing, memberi masukan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini. 5. Kepala sekolah SD Negeri Jageran ibu Sumartinah, S.Pd yang telah memberikan izin

untuk mengadakan penelitian di kelas III SD N Jageran.

6. Guru kelas IIIA SD Negeri Jageran bapak Tahripudi, S. Th. I yang telah membimbing, mengajarkan, serta membantu pelaksanaan proses penelitian.

7. Siswa kelas IIIA SD Negeri Jageran yang telah bersedia sebagai subjek dalam proses penelitian.

8. Terima kasih kepada Haryati Kamaludin yang telah menyisihkan waktunya untuk membantu memperlancar dalam menyelesaikan skripsi ini.

(9)

10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, sehingga penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun. Semoga skripsi ini bermanfaat sesuai dengan fungsinya dan dapat memberikan sumbangan yang positif di bidang ilmu pengetahuan khususnya pembelajaran IPS.

Yogyakarta, 19 Desember 2016 Penulis,

(10)

DAFTAR ISI

hal

HALAMAN JUDUL ...i

HALAMAN PERSETUJUAN...ii

SURAT PERNYATAAN ...iii

HALAMAN PENGESAHAN ...iv

MOTTO ...v

PERSEMBAHAN...vi

ABSTRAK...vii

KATA PENGANTAR ...viii

DAFTAR ISI...x

DAFTAR TABEL...xiii

DAFTAR GAMBAR ...xiv

DAFTAR LAMPIRAN...xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...1

B. Identifikasi Masalah...8

C. Batasan Masalah ...8

D. Rumusan Masalah...8

E. Tujuan Penelitian ...9

F. Manfaat Penelitian ...9

BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Tentang Pembelajaran IPS di SD ...11

1. Hakikat IPS SD ...11

2. Tujuan Pembelajaran IPS ...12

3. Pembelajaran IPS di SD ...13

B. Kajian tentang Motivasi Belajar ...15

1. Hakekat Motivasi Belajar ...15

2. Fungsi Motivasi dalam Belajar ...17

(11)

3. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran ...29

4. Prinsip Penggunaan Media Pembelajaran ...30

5. Jenis dan Kriteria Media Pembelajaran ...32

D. Kajian Tentang Media Gambar ...33

E. Kajian Tentang Karakteristik Siswa SD ...35

F. Keterkaitan Media Gambar dengan Karakteristik Siswa Kelas III ...37

G. Kerangka Pikir ...38

H. Hipotesis Tindakan ...39

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian...40

B. Subjek dan Objek Penelitian ...40

C. Setting Penelitian ...41

D. Prosedur Penelitian ...41

E. Metode Pengumpulan Data...44

F. Instrumen Penelitian ...46

G. Teknik Analisis Data...48

H. Kriteria Keberhasilan ...49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ...50

1. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus 1 ...50

a. Perencanaan Tindakan ...50

b. Pelaksanaan Tindakan ...51

1) Pertemuan 1 ...51

2) Pertemuan 2 ...53

c. Observasi ...55

d. Refleksi Pelaksanaan Tindakan Siklus 1 ...59

2. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus 2 ...60

a. Perencanaan Tindakan ...61

b. Pelaksanaan Tindakan...62

1) Pertemuan 1 ...62

(12)

C. Keterbatasan Penelitian ...72

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ...74

B. Saran ...74

DAFTAR PUSTAKA ...76

(13)

DAFTAR TABEL

hal Tabel 1. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar kelas III semester

II tentang Kegiatan Jual Beli di Lingkungan Rumah dan

Sekolah ...15 Tabel 2. Kisi-kisi angket Motivasi Belajar dalam Pembelajaran IPS ...46 Tabel 3. Lembar Observasi Aktivitas Siswa pada Proses Pembelajaran

IPS Menggunakan Media Gambar ...47 Tabel 4. Persentase Observasi Siswa pada Proses Pembelajaran IPS

Menggunakan Media Gambar Pada Siklus 1 ...56 Tabel 5. Angket Motivasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS

Menggunakan Media Gambar Pada Tahap Siklus 1 ...57 Tabel 6. Persentase Observasi Siswa pada Proses Pembelajaran IPS

Menggunakan Media Gambar Pada Siklus 2 ...66 Tabel 7. Angket Motivasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS

(14)

DAFTAR GAMBAR

hal Gambar 1. Model Penelitian Kemmis dan Taggart ...42 Gambar 2. Media gambar sebelum digunakan. ...52 Gambar 3. Kegiatan siswa mengamati media gambar yang diperlihatkan

guru ...52 Gambar 4. Kegiatan siswa berdiskusi dalam kelompoknya ...54 Gambar 5. Kegiatan siswa mendengarkan guru menyampaikan

materi pelajaran ...62 Gambar 6. Kegiatan siswa mengerjakan soal evaluasi ...64 Gambar 7. Histogram Perbandingan Motivasi Belajar Siklus 1 dan

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

hal

Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 1 Pertemuan 1...79

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 1 Pertemuan 2 ...82

Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 2 Pertemuan 1...90

Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 2 Pertemuan 2 ...93

Lampiran 5. Hasil Siswa Siklus 1 dan Siklus 2 ...98

Lampiran 6. Nilai Hasil Tes Pada Pembelajaran IPS Melalui Media Gambar Pada Siswa Kelas III A SD N Jageran Pada Tahap Siklus 1 ...107

Lampiran 7. Nilai Hasil Tes Pada Pembelajaran IPS Melalui Media Gambar Pada Siswa Kelas III A SD N Jageran Pada Tahap Siklus 2 ...108

Lampiran 8. Hasil Observasi Siswa Siklus 1 ...109

Lampiran 9. Hasil Observasi Siswa Siklus 2 ...110

Lampiran 10. Instrumen Angket Motivasi Belajar ...111

Lampiran 11. Hasil Angket Motivasi Belajar Siklus 1 ...114

Lampiran 12. Hasil Angket Motivasi Belajar Siklus 2 ...116

(16)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Perbuatan belajar timbul karena adanya motivasi yang mendorong seseorang untuk melakukan perbuatan belajar. Hamzah B. Uno (2006: 1) mengemukakan bahwa motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakan seseorang bertingkah laku. Dorongan itu dapat timbul dari dalam diri subjek atau dari luar diri subjek sehingga subjek melakukan kegiatan belajar. Motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik dan ekstrinsik. Faktor intrinsik adalah faktor yang berasal dari dalam diri individu tanpa adanya rangsangan dari luar, sedangkan faktor ekstrinsik adalah faktor yang berasal dari luar. Faktor intrinsik dapat berupa hasrat dan keinginan berhasil untuk mencapai cita-cita. Sementara itu, faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan-kegiatan yang menarik.

(17)

belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat dicapai.

Hakikat motivasi belajar menurut Hamzah B.Uno (2006: 23) adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan-perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung. Indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut: (1) Adanya hasrat dan keinginan berhasil; (2) Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar; (3) Adanya harapan dan cita-cita masa depan; (4) Adanya penghargaan dalam belajar.; (5) Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar.; (6) Adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan seorang siswa dapat belajar dengan baik.

(18)

Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar. Untuk mencapai keberhasilan siswa dalam belajar diperlukan adanya dorongan dan kebutuhan siswa dalam belajar. Hal ini berpengaruh dengan tingkat keberhasilan siswa. Jika kebutuhan siswa terpenuhi maka dengan sendirinya siswa akan terdorong dan termotivasi untuk belajar tanpa adanya tekanan akan kebutuhannya yang belum terpenuhi. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari siswa kelas III SD N Jageran, kebutuhannya dapat berupa kebutuhan jasmaniah dan rohani. Begitu juga sebaliknya jika kebutuhan siswa belum terpenuhi maka keinginannya untuk belajar akan berkurang. Pada kenyataannya dilapangan sebagian besar siswa yang sudah terpenuhi kebutuhannya namun mereka belum terdorong untuk belajar. Hal ini juga disebabkan karena siswa kurang mendapatkan motivasi untuk belajar baik dari guru, orangtua, lingkungan sekitar siswa, sarana prasarana dan lain-lain.

(19)

Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar. Jika pembelajaran yang dirancang guru dibuat menarik maka dengan sendirinya siswa akan senang untuk mengikuti pembelajaran tersebut. Namun kenyataanya dilapangan dalam proses pembelajarannya guru kurang memanfaatkan media pembelajaran yang menarik yang mampu mendorong siswa untuk semangat dalam belajar. Siswa selama proses pembelajaran lebih sering menggunakan buku paket.

Adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan seorang siswa dapat belajar dengan baik. Lingkungan belajar yang kondusif dibutuhkan siswa untuk tetap fokus untuk belajar. Jika didalam kelas guru merancang suasana pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan maka siswa akan termotivasi untuk belajar. Namun kenyataannya di dalam kelas guru kurang merancang suasana kelas yang kondusif sehingga siswa merasa bosan untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Suasana kelas terlihat monoton dengan penataan bangku yang menunjukkan pembelajaran hanya dilakukan dua arah antara guru dengan siswa. Selain itu, masih sedikit gambar-gambar yang dipajang di dinding ruang kelas untuk menarik perhatian siswa. Ketika guru menjelaskan di papan tulis, siswa lebih asyik dengan dunianya sendiri misalnya siswa bermain dengan teman sebangkunya dan tidak mendengarkan penjelasan guru.

(20)

peristiwa, konsep dan generalisasi serta mampu merefleksikan dalam kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara. Tujuan tersebut sudah jelas dan tegas untuk memberikan bekal bagi siswa. Sementara Awan Mutakin, 2003 (Susanto, 2014: 10) mengungkapkan bahwa tujuan pembelajaran IPS secara keseluruhan membantu setiap individu untuk meningkatkan aspek ilmu pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai keterampilan. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan suatu strategi yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa yaitu menggunakan media pembelajaran yang menarik. Salah satu media pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa adalah dengan menggunakan media gambar.

(21)

motivasi baik itu dari guru, orangtua, lingkungan sekitar siswa, sarana prasarana, dan lain-lain dalam mengikuti pembelajaran IPS di kelas. Selain itu kurangnya media pembelajaran yang menarik yang digunakan guru dalam proses pembelajaran. Banyak media pembelajaran yang hanya tertumpuk di ruang perpustakaan dan kurang dimanfaatkan oleh guru untuk membantu memperlancar proses pembelajaran.

(22)

model kerja, mock up, diorama, dan lain-lain; (3) media proyeksi seperti slide, film strip, film, penggunaan Over Head Proyektor dan lain-lain; (4) Penggunaan lingkungan sebagai media pengajaran.

Namun pada penelitian ini peneliti menerapkan strategi menggunakan media bergambar untuk mengatasi masalah kesulitan siswa dalam pembelajaran IPS karena media gambar merupakan alat, metode dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran di kelas. Media gambar adalah suatu gambar yang berkaitan dengan materi pelajaran yang berfungsi untuk menyampaikan pesan dari guru kepada siswa. Media gambar ini dapat membantu siswa untuk mengungkapkan informasi yang terkandung dalam masalah sehingga hubungan antar komponen dalam masalah tersebut dapat terlihat dengan lebih jelas. Media gambar bertujuan untuk membantu guru dalam menyampaikan materi pembelajarannya. Media gambar memiliki kelebihan yang bersifat konkret, dapat mengatasi batasan ruang dan waktu, pembuatannya mudah dan juga murah. Tujuan dari media gambar pada mata pelajaran IPS yaitu dapat memperjelas penyajian guru dalam menyampaikan materi pelajaran. Selain itu media gambar dalam pembelajaran IPS juga bertujuan agar mengurangi rasa jenuh pada siswa saat proses belajar mengajar.

(23)

Sosial. Dalam penelitian ini peneliti mengambil judul “meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IIIA SD Negeri Jageran dalam pembelajara IPS melalui mediagambar”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentfikasi masalah-masalah sebagai berikut.

1. Motivasi belajar siswa masih rendah.

2. Selama ini pembelajaran IPS dilakukan kurang menggunakan media gambar.

3. Guru kurang menggunakan media kepada siswa dalam meningkatkan motivasi belajar siswa.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah tersebut, perlu adanya pembatasan masalah dengan harapan semua pembahasan dapat mencapai sasaran peneliti yang telah ditentukan. Dalam penelitian ini, peneliti membatasi masalah yang terkait dengan penggunaan media gambar untuk meningkatkan motivasi belajar pada siswa kelas IIIA SD Negeri Jageran, Sewon, Bantul Yogyakarta.

D. Rumusan Masalah

(24)

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas dapat ditetapkan tujuan penelitian yaitu“meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IIIA SD Negeri Jageran, Sewon, Bantul, Yogyakarta dalam pembelajara IPS melalui media gambar”.

F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan mampu menghasilkan manfaat teoritis, yaitu dapat memberikan sumbangan pemikiran dan tolak ukur kajian berupa alternatif yang dapat dipertimbangkan dalam usaha memperbaiki mutu pendidikan dan mempertinggi interaksi belajar mengajar, khususnya dalam pembelajaran IPS. Selain itu, juga meningkatkan motivasi belajar melalui media belajar.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa

Penelitian ini dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS, dan meningkatkan kreativitas dan keberanian siswa dalam berpikir.

b. Bagi Guru

(25)

c. Bagi Pihak Sekolah

Penelitian ini dapat memberikan masukan bagi sekolah untuk memperbaiki proses pembelajaran yang nantinya dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.

d. Bagi Peneliti Selanjutnya

(26)

BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Tentang Pembelajaran IPS di SD

1. Hakikat IPS SD

Menurut Permendiknas No. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi menjelaskan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta

warga dunia yang cinta damai

( http://www.scribd.com/doc/48620155/Lampiran-Permendiknas-Nomor-22-Tahun-2006-Tentang-Standar-Isi-Lampiran-SD-MI#scribd).

(27)

tersebut dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang mewujudkan satu pendekatan interdisipliner dari aspek dan cabang-cabang ilmu sosial.

Sementara itu, Hidayati (2002: 13) mengartikan IPS sebagai bidang studi kemasyarakatan secara terpadu (integrasi). Pada Sekolah Dasar, IPS merupakan perpaduan mata pelajaran sejarah, geografi, dan ekonomi. Dalam pembelajaran IPS, pembelajaran tidak dapat diartikan secara sederhana sebagai alih informasi pengetahuan dan keterampilan kedalam benak siswa.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan hakekat Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB yang mengkaji tentang seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial dan humaniora yang dirumuskan atas dasar realitas fenomati sosial.. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai. 2. Tujuan Pembelajaran IPS

(28)

Sementara itu, Hidayati (2002: 22) menjelaskan tujuan utama IPS adalah untuk memperkaya dan mengembangkan kehidupan siswa dan mengembangkan kemampuan dalam lingkungannnya dan melatih siswa untuk menempatkan dirinya dalam masyarakat yang demokratis, serta menjadikan negaranya sebagai tempat hidup yang lebih baik.

Hampir sama dengan pendapat Buchari Alma (2010: 6) menyebutkan bahwa tujuan IPS adalah mengembangkan potensi siswa agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positip terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari baik yang menimpah diri sendiri maupun yang menimpa masyarakat.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar adalah memberikan bekal kepada peserta didik untuk melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi, membantu siswa dalam memecahkan masalah-masalah sosial yang terjadi di lingkungannya dan menjadikan siswa sebagai warga negara yang baik. Untuk mewujudkan tujuan pembelajaran IPS di SD diperlukan adanya motivasi belajar pada diri peserta didik.

3. Pembelajaran IPS SD Kelas III a. Ruang Lingkup Materi

(29)

pada dasarnya IPS merupakan kajian tentang manusia dan dunia sekelilingnya dan yang menjadi pokok kajiannya adalah tentang hubungan antarmanusia. Menurut Barth dan Shermis, 1980 (Djodjo Surahdisastra, dkk, 1991/1992: 4) mengemukakan bahwa secara ringkas yang dikaji dalam pembelajaran IPS meliputi: (1) pengetahuan, (2) pengolahan informasi, (3) telaah nilai dan keyakinan, (4) peran serta dalam kehidupan.

Untuk lebih jelasnya Djodjo Surahdisastra, dkk (1991/1992: 10) mengungkapkan bahwa adapun materi kajian IPS yang dikaji disetiap tingkatan kelas adalah sebagai berikut:

(1) Di kelas I SD disajikan materi tentang keluarga dan lingkungannya.

(2) Di kelas II disajikan materi tentang lingkungan pertetanggaan dan komunitasnya di wilayah yang berbeda, umumnya di negara sendiri.

(3) Di kelas III disajikan materi tentang masalah sumber komunitas sendirir, kebutuhan pangan, sandang, dan papan. Serta bentuk-bentuk komunikasi dan transportasi dan kehidupan di kota. (4) Di kelas IV disajikan materi tentang lingkungan wilayah dan

kebudayaan di dunia.

(30)

(6) Di kelas VI disajikan materi tentang sejarah, geografi dan beberapa segi dari wilayah tertentu di dunia, terutama di belahan dunia sebelah timur.

Berdasarkan uraian di atas, dalam penelitian ini peneliti melakukan penelitian di kelas III dengan materi tentang kegiatan jual beli di lingkungan rumah dan sekolah, dengan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) sebagai berikut:

Tabel 1. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar kelas III semester II tentang Kegiatan Jual Beli di Lingkungan Rumah

dan Sekolah

Standar Kompetensi (SK) Kompetensi Dasar (KD) 2. memahami jenis pekerjaan dan

penggunaan uang

2.3. memahami kegiatan jual beli di lingkungan rumah dan sekolah

B. Kajian Tentang Motivasi Belajar 1. Hakekat Motivasi Belajar

(31)

Sugihartono, dkk (2012: 74) mengatakan belajar merupakan suatu proses memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam wujud perubahan tingkah laku dan kemampuan bereaksi yang relatif permanen atau menetap karena adanya interaksi individu dengan lingkungannya.

Berdasarkan pendapat di atas, Sardiman, (2007: 102) dalam kegiatan belajar mengemukakan bahwa motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan, menjamin kelangsungan dan memberikan arah kegiatan belajar, sehingga diharapkan tujuan dapat tercapai.

Pendapat tersebut diperkuat dengan pendapat Hamzah B. Uno (2006: 23) mengatakan hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan-perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung. Hal itu mempunyai peranan besar dalam keberhasilan peserta didik dalam belajar. Indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut.

a. Adanya hasrat dan keinginan berhasil b. Adanya dorongan dan kebutuhan belajar c. Adanya harapan dan cita-cita masa depan d. Adanya penghargaan dalam belajar

e. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar

(32)

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan motivasi belajar adalah dorongan baik dalam diri maupun dari luar diri untuk melakukan kegiatan belajar. Guru dan siswa memiliki peran yang sama-sama pentingnya dalam mewujudkan motivasi belajar agar tujuan pembelajaran dapat berhasil. 2. Fungsi Motivasi dalam Belajar

Sardiman (2007: 85) menyebutkan adapun fungsi-fungsi motivasi dalam belajara adalah sebagai berikut.

a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini adalah sebagai motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.

b. Menentukan arah perbuatannya, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuang yang ingin dicapai.

c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi untuk mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Selain itu, motivasi juga berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi belajar.

(33)

menentukan hal-hal yang dapat dijadikan penguat belajar, memperjelas tujuan belajar yang hendak dicapai, menentukan ragam kendali terhadap rangsangan belajar, dan menentukan ketekunan belajar.

a. Peran atau fungsi motivasi dalam menentukan penguatan belajar. Motivasi dapat berperan atau berfungsi dalam penguatan belajar apabila seorang siswa yang belajar dihadapan pada suatu masalah yang memerlukan pemecahan, dan hanya dapat dipecahkan melalui bantuan hal-hal yang perna dilaluinya. Sesuatu dapat menjadi penguatan belajar bagi seorang siswa, apabila dia sedang benar-benar mempunyai motivasi untuk belajar. Dengan kata lain, motivasi dapat menentukan hal-hal apa di lingkungan anak yang dapat memperkuat perbuatan belajar.

b. Peran atau fungsi motivasi dalam memperjelas tujuan belajar. Peran atau fungsi motivasi dalam memperjelas tujuan belajar erat kaitannya dengan kemaknaan belajar. Peserta didik akan tertarik untuk belajar sesuatu, jika yang di pelajari itu sedikitnya sudah dapat diketahui atau dinikmati manfaatnya bagi peserta didik. c. Peran atau fungsi motivasi dalam menentukan ketekunan belajar.

(34)

apabila peserta didik kurang atau tidak memiliki motivasi untuk belajar, maka peserta didik tersebut tidak tahan lama dalam belajar. Lain halnya, Sugihartono, dkk (2012: 78) mengatakan motivasi belajar yang tinggi dapat berfungsi untuk menggiatkan aktifitas belajar siswa. Motivasi belajar yang tinggi dapat ditemukan dalam sikap perilaku peserta didik antara lain:

a. Adanya kualitas keterlibatan peserta didik dalam belajar yang sangat tinggi.

b. Adanya perasaan dan keterlibatan afektif peserta didik yang tinggi dalam belajar.

c. Adanya upaya peserta didik untuk senantiasa memelihara atau menjaga agar selalu memiliki motivasi belajar yang tinggi.

(35)

Oleh karena itu, jelas bahwa motivasi dapat menentukan keberhasilan suatu proses pembelajaran.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi atau peranan motivasi dalam belajar adalah mendorong manusia untuk berbuat, menentukan arah perbuatannya, menyeleksi perbuatannya dalam menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi untuk mencapai tujuan, menentukan hal-hal yang dapat dijadikan sebagai penguat belajar, memperjelas tujuan belajar yang hendak dicapai, menentukan ragam kendali terhadap rangsangan belajar, menentukan ketekunan belajar, untuk menggiatkan aktifitas belajar siswa serta sebagai pengarah tingkah laku peserta didik.

3. Macam-Macam Motivasi Belajar

Secara umum Sardiman, (2007: 86-90) membagi motivasi menjadi 4 macam, yaitu antara lain: (1) motivasi dilihat dari dasar pembentukannya, (2) motivasi menurut pembagian dari Woodworth dan Marquis, (3) motivasi jasmania dan rohania, (4) motivasi intrinsik dan ekstrinsik.

(36)

seperti ini sering disebut dengan motivasi yang disyaratkan secara sesuai.

b. Motivasi menurut pembagian dari Woodworth dan Marquis dibagi menjadi tiga yaitu motivasi atau kebutuhan organis meliputi: kebutuhan untuk makan, minum, bernapas, berbuat, dan kebutuhan untuk beristirahat. Motivasi darurat yang meliputi: dorongan untuk menyelamatkan diri, dorongan untuk membalas, untuk berusaha, dan dorongan untuk memburu. Dan motivasi objektif yang meliputi kebutuhan untuk melakukan eksplorasi, melakukan manipulasi, untuk menaruh minat. Motivasi-motivasi ini muncul karena adanya dorongan untuk dapat menghadapi dunia luar secara efektif.

c. Motivasi jasmaniah dan rohaniah. Yang termasuk motivasi jasmaniah meliputi refleks, insting otomatis, dan nafsu sedangkan yang termasuk motivasi rohania adalah kemauan.

(37)

dan diteruskan karena adanya dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar.

Lebih jelasnya, Biggs dan Telfer, dalam Dimyati, dkk 1994 (Sugihartono, dkk 2012: 78) menyatakan bahwa pada dasarnya siswa memiliki bermacam-macam motivasi dalam belajar. Macam-macam motivasi tersebut dapat dibedakan menjadi empat golongan, yaitu:

a. Motivasi instrumental, berarti bahwa peserta didik belajar karena didorong oleh adanya hadiah atau menghindari hukuman.

b. Motivasi sosial, berarti bahwa peserta didik belajar untuk penyelenggaraan tugas, dalam hal ini keterlibatan siswa pada tugas menonjol.

c. Motivasi berprestasi, berarti bahwa peserta didik belajar untuk meraih prestasi atau keberhasilan yang telah ditetapkannya.

d. Motivasi instrinsik, berarti bahwa peserta didik belajar karena keinginannya sendiri.

Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini akan mengukur motivasi belajar siswa sesuai dengan macam-macam motivasi yang dikemukakan oleh Sardiman, yaitu: motivasi ekstrinsik.

C. Kajian Tentang Media Pembelajaran 1. Pengertian Media Pembelajaran

(38)

Lain halnya dengan Briggs, 1970 (Arief Sadiman 2009: 6) berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik seperti buku, film, kaset, film bingkai, dan lain-lain yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Lebih jelasnya Arief Sadiman (2009: 7) mengatakan media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian peserta didik sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.

Lebih jelasnya, Rostina Sundayana (2013: 6) menjelaskan media sebagai suatu alat atau sejenisnya yang dapat dipergunakan sebagai pembawa pesan dalam suatu kegiatan pembelalajaran. Pesan yang dmaksud adalah materi pelajaran, dimana keberadaan media tersebut dimaksudkan agar pesan dapat lebih mudah dipahami dan di mengerti oleh peserta didik. Bila media adalah sumber belajar, maka secara luas media dapat diartikan dengan manusia, benda, ataupun peristiwa yang memungkinkan peserta didik memperoleh pengetahuan dan keterampilan.

(39)

Hampir sama dengan pendapat Rossi dan Breidle, 1966 (Wina Sanjaya, 2012: 58) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk tujuan pendidikan seperti radio, televisi, buku, koran, majalah dan sebagainya. Menurut Rossi alat-alat semacam radio dan televisi apabila digunakan dan diprogram untuk pendidikan maka merupakan media pembelajaran. Bagi Rossi media itu sama dengan alat-alat fisik yang mengandung informasi dan pesan pendidikan. menurut Gerlach (Wina Sanjaya, 2012: 60) mengatakan media pembelajaran itu meliputi orang, bahan, peralatan, atau kegiatan yang menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Sependapat dengan Gerlach, Gagne, 1970 (Wina Sanjaya, 2012: 60) juga mengatakan bahwa media pembelajaran adalah berbagai komponen yang ada dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Lingkungan itu sendiri cukup luas, meliputi meliputi lingkungan yang didesain sedemiakian rupa untuk kebutuhan proses pembelajaran seperti laboratorium, perpustakaan, atau apotek hidup dan lain-lain; dan lingkungan yang tidak didesain untuk kebutuhan pembelajaran akan tetapi dapat dimanfaatkan untuk memperlancar proses pembelajaran siswa seperti kantin sekolah, taman dan halaman sekolah, dan lain-lain. Sedangkan menurut Cangara (2006: 119), media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak.

(40)

bentuk kegiatan yang dikondisikan untuk memperlancar guru (komunikator) dalam menyampaikan proses pembelajaran dan membantu merangsang pemikiran siswa serta menambah pengetahuan, mengubah sikap atau menanamkan keterampilan pada diri siswa.

2. Manfaat Media Pembelajaran

Secara umum, manfaat media dalam proses pembelajaran adalah memperlancar interaksi antara guru dengan siswa sehingga kegiatan pembelajaran akan lebih efektif dan efesien. Akan tetapi secara lebih khusus ada beberapa manfaat media yang lebih rinci. Kemp dan Dayton, 1985 (Etin Solihatin dan Raharjo, 2009: 23-25) mengidentifikasi beberapa manfaat media dalam pembelajaran sebagai berikut.

a. Menyampaikan materi pelajaran dapat diseragamkan.

Setiap guru mempunyai penafsiran yang berbeda-beda terhadap suatu konsep materi pelajaran tertentu. dengan bantuan media, penafsiran yang beragam tersebut dapat dihindari sehingga dapat disampaikan kepada siswa secara seragam.

b. Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik.

(41)

c. Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif

Jika dipilih dan dirancang dengan baik, media dapat membantu guru dan siswa melakukan komunikasi dua arah secara aktif selama proses pembelajaran. Tanpa media, seorang guru mungkin akan cenderung berbicara satu arah kepada siswa. Namun, dengan media guru dapat mengatur kelas sehingga bukan hanya guru sendiri yang aktif, tetapi juga siswanya.

d. Efisiensi dalam waktu dan tenaga.

Dengan media tujuan belajar akan mudah tercapai secara maksimal dengan waktu dan tenaga seminimal mungkin. Dengan media, guru tidak harus menjelaskan materi secara berulang-ulang sebab hanya dengan sekali sajian menggunakan media, siswa akan lebih mudah memahami pelajaran.

e. Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa

Penggunaan media dapat membantu siswa menyerap materi belajar lebih mendalam dan utuh. Dengan kegiatan melihat, menyentuh, merasakan, atau mengalami sendiri melalui media maka pemahaman siswa pasti akan lebih baik.

(42)

g. Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses belajar. Dengan media proses pembelajaran menjadi lebih menarik sehingga mendorong siswa untuk mencintai ilmu pengetahuan dan gemar mencari sendiri sumber-sumber ilmu pengetahuan.

h. Mengubah peran guru kearah yang positif dan produktif. Dengan memanfaatkan media dengan baik, guru akan lebih banyak memiliki waktu untuk memberi perhatian kepada aspek-aspek edukatif lainnya, seperti membantu kesulitan belajar siswa, pembentukan kepribadian, dan lain-lain.

Sementara itu, menurut Wina Sanjaya (2012: 70) media pembelajaran bermanfaat untuk:

a. Menangkap suatu objek atau peristiwa-peristiwa tertentu. Peristiwa-peristiwa penting atau objek yang langka dapat diabadikan dengan foto, film atau direkam melalui video atau audio, kemudian peristiwa tersebut dapat disimpan dan dapat digunakan jika diperlukan.

(43)

membantu menampilkan objek yang terlalu besar yang tidak mungkin dapat ditampilkan di dalam kelas, atau menampilkan objek yang terlalu kecil yang sulit di lihat dengan menggunakan mata telanjang. Guru dapat memanfaatkan film slide, foto-foto atau gambar untuk menggantikan benda-benda atau objek yang terlalu besar.

c. Menambah gairah dan motivasi belajar siswa. Penggunaan media dapat menambah motivasi belajar siswa sehingga perhatian siswa terhadap materi pembelajaran dapat lebih meningkat.

Lebih jelasnya, Menurut Zainal Aqib (2014: 51) adapun manfaat dari media pembelajaran adalah sebagai berikut.

a. Menyeragamkan penyampaian materi. b. Pembelajaran lebih jelas dan menarik. c. Proses pembelajaran lebih interaksi d. Efisiensi waktu dan tenaga

e. Meningkatkan kualitas hasil belajar

f. Belajar dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja

g. Menumbuhkan sikap positif belajar terhadap proses dan materi belajar.

(44)

meningkatkan aspek sikap dan keterampilan, dapat menyamakan persepsi setiap siswa sehingga setiap siswa memiliki pandangan yang sama terhadap informasi yang disuguhkan dan dapat melayani kebutuhan setiap individu yang memiliki minat dan gaya belajar yang berbeda.

3. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran

Kriteria utama dalam pemilihan media pembelajaran adalah ketepatan tujuan pembelajaran, artinya dalam menentukan media yang akan digunakan pertimbangannya bahwa media tersebut harus dapat memenuhi kebutuhan atau pencapaian tujuan yang diinginkan. Menurut Rostina Sundayana, (2013: 16-17) beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan media, antara lain: a) dukungan terhadap isi bahan pelajaran, artinya bahan pelajaran yang sifatnya fakta, prinsip, konsep dan generalisasi, sangat memerlukan bantuan media agar lebih mudah dipahami siswa, b) kemudahan dalam memperoleh media yang digunakan, artinya media yang diperlukan mudah diperoleh, c) keterampilan guru dalam menggunakannya, apapun jenis media yang diperlukan, guru dapat menggunakannya dalam proses pembelajaran, d) tersedianya waktu untuk menggunakan media tersebut sehingga dapat bermanfaat bagi siswa selama pembelajaran, e) sesuai dan taraf berpikir siswa, memili media untuk pembelajaran harus sesuai dengan taraf berpikir siswa sehingga makna yang terkandung dalam media mudah dipahami oleh siswa.

(45)

keseluruhan. Menurut Azhar Arsyad (2007: 75-76) ada beberapa kriteria yang harus diperhatikan dalam memilih media, antara lain: sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip, dan generalisasi, praktis, luwes dan bertahan, guru terampil menggunakannya, sesuai dengan pengelompokan sasaran, serta melihat mutu teknisnya.

Sementara itu, Zainal Aqib (2014: 53) dalam memilih media pembelajaranharus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut: kompetensi pembelajaran, karakteristik sasaran didik, karakteristik media yang bersangkutan, waktu yang tersedia, biaya yang diperlukan, ketersediaan fasilitas atau peralatan, konteks penggunaan media dan mutu teknis media.

Berdasarkan pendapat di atas, dalam penelitian ini hal-hal yang dipertimbangkan dalam pemilihan media adalah sebagai berikut: kompetensi pembelajaran, karakteristik sasaran didik, karakteristik media yang bersangkutan, waktu yang tersedia, biaya yang diperlukan, ketersediaan fasilitas atau peralatan, konteks penggunaan media dan mutu teknis media. 4. Prinsip Penggunaan Media Pembelajaran

Dalam proses pembelajaran harus memperhatikan prinsip-prinsip penggunaan media pembelajaran. Menurut Wina Sanjaya (2012: 75) mengatakan prinsip penggunaan media meliputi: a) media

(46)

c) media yang digunakan harus sesuai dengan materi pembelajaran, d) media pembelajaran harus sesuai dengan minat, kebutuhan, dan kondisi siswa, e) media yang akan digunakan harus memperhatikan efektifitas dan efesiensi, f) media yang digunakan harus sesuai dengan kemampuan guru dalam mengoperasikannya.

Media yang baik belum tentu menjamin keberhasilan belajar siswa. Hal ini mungkin terjadi jika guru tidak dapat menggunakannya dengan baik. Oleh karena itu, media yang telah dipilih dengan tepat harus dapat dimanfaatkan sebaik mungkin sesuai prinsip pemanfaatan media. Menurut Etin Solihatin dan Raharjo (2009: 32-33) ada beberapa prinsip umum yang perlu diperhatikan dalam penggunaan media pembelajaran, yaitu sebagai berikut: di lihat dari kelebihan atau kelemahan media yang digunakan, penggunaan media yang bervariasi dalam proses pembelajaran, penggunaan media harus dapat memperlakukan siswa secara aktif, sebelum media digunakan harus direncanakan secara matang dalam penyusunan rencana pelajaran, hindari media yang hanya dimaksudkan sebagai selingan atau sekedar pengisi waktu kosong, harus melakukan persiapan yang cukup sebelum penggunaan media.

(47)

adalah sebagai berikut: a) menentukan jenis media dengan tepat, b) menetapkan atau memperhitungkan subjek dengan tepat, c) menyajikan media dengan tepat, d) menempatkan atau memperlihatkan media pada waktu, tempat dan situasi yang tepat.

Berdasarkan uraian di atas, prinsip penggunaan media dalam penelitian ini meliputi media yang digunakan harus tepat agar mempermudah siswa belajar dalam upaya memahami materi peajaran, media yang digunakan harus sesuai dengan materi pembelajaran, media pembelajaran harus sesuai dengan minat, kebutuhan, dan kondisi siswa, media yang akan digunakan harus memperhatikan efektifitas dan efesiensi, dan media yang digunakan harus sesuai dengan kemampuan guru dalam mengoperasikannya.

5. Jenis dan Karakteristik Media Pembelajaran

(48)

Secara singgkat, Zainal Aqib (2014: 52) mengklasifikasikan jenis dan karakteristik media pembelajaran ke dalam beberapa macam, yaitu sebagai berikut: a) media grafis yang meliputi media gambar/ foto, sketsa, diagram, bagan/chart, grafik/graphs, kartun, poster, peta/globe, papanflannel, papan buletin; b) media audio yang meliputi radio dan alat perekam pita magnetik; c) media multimedia yang meliputi file program komputer multimedia. Lebih jelasnya, Arief Sadiman, dkk (2009: 28-75) mengatakan bahwa jenis dan karakteristik media yang sering digunakan dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut: (a) media grafis yang meliputi gambar/ foto, sketsa, diagram, bagan/chart, grafik/graphs, kartun, poster, papan flanel/flannel board, dan papan buletin/ bulletin board; (b) media audio yang meliputi radio, alat perekam pita magnetik dan laboratorium bahasa; (c) media proyeksi diam yang meliputi film bingkai, film rangkai, media transparansi, proyektor tak tembus pandang (opaque projector), mikrofis, film, film gelang, televisi, video, serta permainan dan simulasi.

Berdasarkan uaraian di atas, penelitian ini difokuskan menggunakan media pembelajaran jenis media grafis yaitu media gambar/ foto.

D. Media Gambar

(49)

keterampilan berfikir serta dapat mengembangkan kemampuan imajinasi siswa.

Gambar atau foto sering digunakan dalam proses pembelajaran karena memiliki kelebihan-kelebihan. Menurut Arief Sadiman, dkk (2009: 29-31) beberapa kelebihan media gambar/ foto adalah sebagai berikut: (a) Sifatnya konkret, gambar atau foto lebih realistis menunjukkan pokok masalah; (b) Gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu; (c) Media gambar atau foto dapat mengatasi keterbatasan pengamatan; (d) Foto dapat memperjelas suatu masalah, dalam bidang apa saja dan untuk tingkat usia berapa saja, sehingga dapat mencegah atau membetulkan kesalahpahaman; (e) Foto harganya murah dan gampang didapat serta digunakan, tanpa memerlukan peralatan khusus. Pendapat tersebut diperkuat dengan pendapat Oemar Hamalik, (1980: 81-82) yang mengemukakan bahwa kelebihan dari gambar atau foto sebagai media pembelajaran adalah: 1) gambar bersifat konkret, melalui gambar peserta didik dapat melihat dengan jelas sesuatu yang sedang dibicarakan dalam kelas, 2) gambar mengatasi batas waktu dan ruang, 3) gambar mengatasi kekurangan daya mampu panca indera manusia, 4) gambar dapat digunakan untuk menjelaskan sesuatu masalah, 5) gambar mudah didapat dan harganya murah, 6) gambar mudah digunakan, baik secara individu maupun kelompok siswa.

(50)

baik sebagai media pembelajaran, harus memenuhi lima syarat, yaitu: 1) harus autentik, artinya gambar haruslah secara jujur melukiskan situasi seperti apa adanya atau sesuai dengan benda aslinya, 2) sederhana, komposisinya hendaklah cukup jelas menunjukkan point-point pokok dalam gambar, 3) ukurannya relatif, tidak terlalu besar tidak terlalu kecil, 4) gambar atau foto harus mengandung unsur gerak atau perbuatan, 5) gambar atau foto hendaknya bagus dari sudut seni dan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Sama halnya dengan pendapat Wina Sanjaya, (2012: 168) yang mengemukakan bahwa beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan agar gambar dapat berfungsi sebagai media pembelajaran adalah sebagai berikut: gambar atau foto sebaiknya dibuat harus sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, gambar yang dibuat harus menggambarkan benda aslinya, gambar harus mampu menunjukkan bagian-bagian yang dianggap penting, gambar yang dibuat hendaklah gambar yang hidup serta gambar yang dibuat harus sederhana, jangan terlalu kompleks.

E. Karakteristik Siswa SD

(51)

Samatawo (2006: 6-7) menjelaskan bahwa usia peserta didik di Sekolah Dasar berkisar 6-12 tahun. Pada umur ini siswa sudah matang untuk belajar di sekolah. Psikologi kognitif menunjukan bahwa anak sejak usia dini sudah mampu mengembangkan kemampuan kognitifnya, tetapi dengan strategi yang berbeda dengan anak kelas tinggi. Perkembangan siswa pada usia 6-8 tahun ditandai dengan sesuatu yang bersifat konkret.

Anak sejak usia dini sudah mampu mengembangkan kemampuan kognitifnya, tetapi dengan strategi yang berbeda dengan anak kelas tinggi. Menurut Piaget ( Rita Eka Izzaty, dkk: 116) mengatakan masa kelas rendah sekolah dasar yang berlangsung antara usia 6/7 tahun- 9/10 tahun, biasanya anak pada usia ini duduk di kelas 1, 2, dan 3 sekolah dasar. Lebih lanjut, Piaget menjelaskan adapun ciri-ciri anak pada masa kelas rendah sekolah dasar adalah:

a. Ada hubungan yang kuat antara keadaan jasmani dan prestasi sekolah,

b. Suka memuji diri sendiri, jika tidak dapat menyelesaikan suatu tugas atau pekerjaan, tugas atau pekerjaan itu dianggapnya tidak penting,

c. Suka membandingkan dirinya dengan anak lain, jika hal itu menguntungkan dirinya,

d. Suka meremehkan orang lain.

(52)

benda-benda konkret. Selain itu anak sudah berpikir logis sehingga anak dinilai sudah bisa menerima pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial melalui media bergambar.

(53)

G. Kerangka Pikir

Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB yang mengkaji tentang seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial dan humaniora yang dirumuskan atas dasar realitas fenomati sosial.. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai. Selain untuk tujuan di atas, Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar juga bertujuan memberikan bekal kepada peserta didik untuk melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi, membantu siswa dalam memecahkan masalah-masalah sosial yang terjadi di lingkungannya dan menjadikan siswa sebagai warga negara yang baik.

(54)

menentukan ketekunan belajar, untuk menggiatkan aktifitas belajar siswa serta sebagai pengarah tingkah laku peserta didik.

Dalam upaya meningkatkan motivasi belajar IPS pada siswa diperlukan suatu media. Media yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah dengan media bergambar. Di antara media pembelajaran, gambar/ foto adalah media yang paling umum digunakan untuk berbagai macam kegiatan pembelajaran. Gambar atau foto sering digunakan dalam proses pembelajaran karena memiliki kelebihan-kelebihan diantaranya Sifatnya konkret, artinya gambar atau foto lebih realistis menunjukkan pokok masalah; gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu; media gambar atau foto dapat mengatasi keterbatasan pengamatan; foto dapat memperjelas suatu masalah, dalam bidang apa saja dan untuk tingkat usia berapa saja, sehingga dapat mencegah atau membetulkan kesalahpahaman; foto harganya murah dan gampang didapat serta digunakan, tanpa memerlukan peralatan khusus.

H. Hipotesis Tindakan

(55)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Menurut Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama, (2010: 9) mengatakan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan cara merencanakan, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan memperbaiki kinerja guru sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.

Pendapat tersebut diperkuat dengan pendapat Daryanto, (2011: 4) yang mengemukakan bahwa penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kualitas proses pembelajaran di kelas, sehingga hasil belajar siswa dapat ditingkatkan. Penelitian tindakan kelas ini, dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IIIA SD Negeri Jageran melalui media gambar dalam pembelajaran IPS.

B. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian

(56)

2. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah motivasi belajar siswa kelas IIIA SD Negeri Jageran, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. C. Setting Penelitian

1. Lokasi penelitian

Sekolah yang digunakan dalam penelitian ini adalah Sekolah Dasar Negeri Jageran yang terletak di Krapyak Kulon, Panggungharjo, Sewon, Bantul, Yogyakarta.

2. Waktu penelitian

Waktu pelaksanaan penelitian ini adalah pada semester genap tahun pelajaran 2015/2016 pada bulan Maret dan April pada pembelajaran IPS pada materi siklus 1 tentang kegiatan di lingkungan rumah dan sekolah, dan siklus 2 tentang jenis-jenis uang di kelas IIIA SD N Jageran menggunakan media gambar.

D. Prosedur Penelitian

(57)

Keterangan: Siklus I

1. Perencanaan I 2. Tindakan I 3. Observasi I 4. Refleksi I

[image:57.595.146.401.84.406.2]

Siklus II 1. Perencanaan II. 2. Tindakan II. 3. Observasi II. 4. Refleksi II.

Gambar 1. Model Penelitian Kemmis dan Taggart

Dari gambar di atas, dapat dijelaskan uraian kegiatan dalam penelitian sebagai berikut:

1. Perencanaan (plan)

Tahap perencanaan merupakan proses merencanakan tindakan yang akan dilakukan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa sekolah dasar kelas IIIA SD Negeri Jageran. Perencanaan dalam penelitian ini meliputi:

a. Peneliti dan guru menentukan cara meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IIIA melalui media gambar dalam pembelajaran IPS materi kegiatan jual beli di lingkungan rumah dan sekolah dan uang.

(58)

b. Peneliti dan guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

c. Peneliti menyiapkan media pembelajaran berupa media gambar yang berkaitan dengan materi kegiatan jual beli di lingkungan rumah dan sekolah dan uang.

d. Peneliti menyusun format angket motivasi belajar siswa dan lembar observasi mengenai aktivitas pembelajaran antara guru dan siswa. 2. Tindakan (action)

Tindakan dilaksanakan sesuai dengan rancangan yang telah disusun oleh peneliti yang mengacu pada RPP. Pada tahap ini, guru kelas melaksanakan kegiatan pembelajaran IPS dengan pokok bahasan kegiatan jual beli di lingkungan rumah dan sekolah dengan menggunakan media gambar. Peneliti melaksanakan tindakan dalam dua siklus yaitu siklus 1 dan siklus 2. Jika pada siklus 1 motivasi belajar siswa belum mencapai skor maksimal maka peneliti akan melanjutkan penelitian ke siklus 2, dan seterusnya.

3. Observasi

(59)

yang dimanfaatkan sebagai bahan refleksi untuk tindakan yang akan dilakukan selanjutnya.

4. Refleksi (reflect)

Hasil yang diperoleh dalam tahap observasi dikumpulkan dan dianalisis sehingga diperolah hasil refleksi kegiatan yang telah dilakukan. Pada tahap refleksi ini akan dijadikan sebagai acuan untuk perbaikan disiklus berikutnya.

E. Metode Pengumpulan Data

Suharsimi Arikunto, (2006: 160) menjelaskan bahwa metode pengumpulan data adalah cara-cara yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data penelitiannya. Dalam penelitian ini, metode pengumpulan data yang digunakan adalah angket, observasi, dan dokumentasi.

1. Angket

(60)

2. Observasi

Menurut Zainal Arifin, (2012: 231) observasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis, objektif, dan rasional tentang berbagai fenomena, baik dalam situasi sebenarnya maupun dalam situasi buatan untuk mencapai tujuan tertentu.

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan observasi dengan melakukan pengamatan langsung pada kegiatan pembelajaran IPS materi kegiatan jual beli di lingkungan rumah dan sekolah pada siswa kelas IIIA. Selain melakukan pengamatan, peneliti juga melakukan pencatatan menggunakan lembar observasi. Hal ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tingkat motivasi belajar siswa kelas IIIA dalam pembeajaran IPS materi kegiatan jual beli di lingkungan rumah dan sekolah.

3. Dokumentasi

(61)

F. Instrumen Penelitian

Suharsimi Arikunto (2006: 160) mengemukakan bahwa instrumen penelitian adalah suatu alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pelaksanaanya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga mudah diolah. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Angket

Angket digunakan untuk mengetahui sejauh mana motivasi siswa dalam pembelajaran IPS setelah menggunakan media gambar. Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket dengan pertanyaan tertutup yang diberikan tiap akhir siklus.

(62)
[image:62.595.191.512.89.272.2]

Tabel 2. Kisi-kisi angket Motivasi Belajar dalam Pembelajaran IPS Menggunakan Media Gambar

No. Indikator No item

1. Tekun mengerjakan tugas 1, 11, 15 2. Ulet menghadapi kesulitan 3, 6, 10 3. Memiliki minat terhadap pelajaran 2, 5, 14 4. Lebih senang bekerja mandiri 9, 17, 20 5. Cepat bosan pada tugas-tugas rutin 4, 8, 16 6. Dapat mempertahankan

pendapatnya

7, 12, 19 7. Senang mencari dan memecahkan

masalah soal-soal

13, 18, 21

Instrument di uji validitas internalnya dengan divalidasi konstruk oleh dosen pembimbing.

2. Lembar Observasi

(63)
[image:63.595.172.513.123.439.2]

Tabel 3. Lembar Observasi Aktivitas Siswa pada Proses Pembelajaran IPS Menggunakan Media Gambar No. Aspek Yang

Diamati

Indikator Nomor

Pernyataan 1. Visual Kesungguhan mengamati

media gambar

1 Keaktifan dalam proses

pembelajaran

4 Berpartisipasi dalam

menyelesaikan tugas kelompok

6

2. Lisan Kesungguhan siswa bertanya terkait media gambar

2 Keberanian dalam

mengemukakan pendapat

7 Keberanian menyampaikan

hasil diskusi kelompok

8 3. Mendengarkan Keseriusan mendengarkan

materi

3 Kesungguhan mendengarkan

perintah atau tugas yang diberikan guru

5

Keseriusan mendengarkan hasil diskusi

9

G. Teknik Analisis Data

Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kuantitatif, yaitu suatu metode yang menggunakan data yang diperoleh dari setiap siklus yang telah dilaksanakan dengan melakukan tindakan dalam pembelajaran IPS.

Untuk menentukan rata-rata motivasi belajar IPS siswa, digunakan rumus sebagai berikut.

Rerata motivasi belajar IPS

(64)

H. Kriteria Keberhasilan

(65)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus 1

Siklus 1 terdiri dari dua pertemuan. Masing-masing pertemuan terdiri dari 2X30 Menit atau 60 Menit. Pada pertemuan pertama guru menjelaskan tentang kegiatan jual beli di lingkungan rumah. Pada pertemuan kedua guru menjelaskan tentang kegiatan jual beli di lingkungan sekolah.

Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus 1 akan dijelaskan sebagai berikut.

a. Perencanaan Tindakan

Kegiatan yang dilakukan peneliti pada tahap perencanaan yaitu menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang kemudian dikonsultasikan kepada dosen pembimbing. Peneliti juga menentukan indikator yang akan dilaksanakan pada proses pembelajaran pada pertemuan 1 siklus 1 yaitu: 1) membedakan pengertian warung, toko, pasar, dan supermarket berdasarkan ciri-cirinya, 2) menyebutkan contoh kegiatan jual beli di sekitar rumah, dan 3) menyebutkan barang-barang kebutuhan sehari-hari dan indikator yang akan dilaksanakan pada pertemuan 2 siklus 1 yaitu: 1) membedakan pengertian koperasi sekolah dan kantin sekolah, 2) mendemonstrasikan kegiatan jual beli di koperasi sekolah.

(66)

lingkungan rumah dan foto-foto kegiatan jual beli di lingkungan sekolah seperti gambar koperasi sekolah dan kantin sekolah.

Peneliti juga menyiapkan lembar observasi siswa yang akan digunakan untuk mengamati aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Selain itu, peneliti juga menyiapkan lembar angket motivasi belajar yang digunakan sebagai instrumen penelitian. Lembar angket motivasi belajar ini akan diisi oleh siswa pada akhir siklus 1.

b. Pelaksanaan Tindakan Pertemuan 1

Pertemuan pertama pada siklus 1 ini dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 20 April 2016 pukul 09.00-10.10 yang akan dijelaskan sebagai berikut. Kegiatan awal, guru mengkondisikan siswa agar duduk di tempat duduknya masing-masing kemudian guru mengucapkan salam. Guru meminta ketua kelas untuk memimpin do’a sebelum memulai pembelajaran. Guru

mengecek kehadiran siswa dan menanyakan keadaan siswa. Guru kemudian melakukan apersepsi dengan bertanya kepada siswa, “ Anak-anak siapa yang pernah pergi ke pasar bersama ibunya? Apa saja yang dijual di pasar? Siswa menjawab, “Pernah pak, di pasar menjual barang kebutuhan sehari-hari pak”.

(67)

kegiatan jual beli di lingkungan rumah dan barang-barang kebutuhan sehari hari. Berdasarkan pengamatannya melalui media gambar, guru dan siswa melakukan tanya jawab terkait tempat kegiatan jual beli di lingkungan rumah dan barang-barang kebutuhan sehari-hari.

Siswa dibagi ke dalam 6 kelompok. Masing-masing kelompok mendapat tugas untuk menentukan tempat kegiatan jual beli, kegiatan yang sedang dilakukan, dan ciri-ciri tempat kegiatan jual beli di lingkungan rumah berdasarkan media gambar (tugas terlampir di LKS). Masing-masing kelompok berdiskusi bersama anggota kelompoknya untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Setelah itu, masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas.

(68)
[image:68.595.168.443.83.300.2]

Gambar 2. Media gambar sebelum digunakan.

Gambar 3. Kegiatan siswa mengamati media gambar yang diperlihatkan guru.

Pertemuan 2

[image:68.595.168.445.340.552.2]
(69)

Kegiatan awal, guru mengkondisikan siswa agar duduk di tempat duduknya masing-masing kemudian guru mengucapkan salam. Guru meminta ketua kelas untuk memimpin do’a sebelum memulai pembelajaran. Guru

mengecek kehadiran siswa dan menanyakan keadaan siswa. Guru kemudian melakukan apersepsi dengan bertanya kepada siswa, “ Anak-anak siapa yang suka belanja di kantin sekolah? Apa saja yang dijual di kantin sekolah? Siswa menjawab, “suka pak, di kantin biasanya menjual jajan pak”.

Kegiatan inti, siswa mendengarkan penjelasan guru tentang kegiatan jual beli di lingkungan sekolah seperti koperasi sekolah dan kantin sekolah. Setelah itu, siswa mengamati media gambar berupa foto tentang tempat jual beli di lingkungan sekolah berupa foto koperasi sekolah dan kantin sekolah dan mendengarkan penjelasan guru tentang macam-macam tempat kegiatan jual beli di lingkungan sekolah. Berdasarkan pengamatannya melalui media gambar, guru dan siswa melakukan tanya jawab terkait tempat kegiatan jual beli di lingkungan sekolah.

(70)
[image:70.595.165.453.248.475.2]

Kegiatan akhir, guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi yang telah dipelajari dan merefleksi kegiatan pembelajan hari itu. Guru juga memberikan motivasi kepada siswa untuk lebih rajin belajar dan aktif dalam pembelajaran di kelas. Setelah itu, guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 3. Kegiatan siswa berdiskusi dalam kelompoknya.

c. Observasi

Observasi dilakukan pada saat proses pembelajaran sedang berlangsung dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat. Kegiatan observasi ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas yang dilakukan oleh siswa dan guru selama proses pembelajaran.

(71)

pembelajaran berlangsung. Berdasarkan data hasil observasi aktivitas siswa pada pembelajaran pada siklus 1, diperoleh beberapa hal sebagai berikut: Motivasi belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran IPS melalui media gambar masih kurang. hal ini terlihat jelas pada saat guru menjelaskan materi siswa kurang serius mendengarkan materi yang disampaikan guru. Sebagian siswa sudah mulai aktif bertanya dan mengamati media gambar secara sungguh-sungguh namun masih sebagian besar siswa yang masih malu bertanya dan tidak sungguh-sungguh dalam mengamati media gambar. Selain itu, pada saat siswa dibagi ke dalam kelompok siswa kurang berpartisipasi untuk menyelesaikan tugas yang di berikan dan siswa masih terlihat ramai, hal ini karena pada saat pembegian kelompok diskusi siswa yang memilih sendiri kelompoknya, siswa juga kurang berani menyampaikan hasil diskusi kelompoknya.

(72)

Tabel 4. Persentase Hasil Observasi Siswa pada Proses Pembelajaran IPS Menggunakan Media Gambar Pada Siklus 1 No. Aspek yang

Dinilai

Indikator Persentase (%) Siklus 1 1. Visual Kesungguhan mengamati media

gambar

58,88% Keaktifan dalam proses

pembelajaran

Berpartisipasi dalam menyelesaikan tugas kelompok 2. Lisan Kesungguhan siswa bertanya

terkait media gambar

55,55% Keberanian dalam mengemukakan

pendapat

Keberanian menyampaikan hasil diskusi kelompok

3. Mendengarkan Keseriusan mendengarkan materi

54,44% Kesungguhan mendengarkan

perintah atau tugas yang diberikan guru

Keseriusan mendengarkan hasil diskusi

[image:72.595.144.511.123.425.2]
(73)
[image:73.595.141.512.260.611.2]

yang dianggapnya benar, 6) terdapat 13 orang siswa yang merasa rugi jika tidak mengikuti pelajaran IPS, 7) terdapat 14 orang siswa sudah aktif mengerjakan soal-soal latihan di buku paketnya. Untuk lebih jelasnya, adapun tingkat motivasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS menggunakan media gambar pada tahap siklus 1 adalah sebagai berikut.

Tabel 5. Angket Motivasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS Menggunakan Media Gambar Pada Tahap Siklus 1

No. Indikator Rentang Skor

Motivasi Frekuensi Siswa 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Tekun mengerjakan tugas.

Ulet menghadapi kesulitan.

Memiliki minat terhadap pelajaran. Lebih senang bekerja mandiri.

Cepat bosan pada tugas-tugas rutin. Dapat

mempertahankan pendapatnya.

Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal. 80-84 11 75-79 1 70-74 -65-69 3 60-64 4 55-59 2 50-54 6 45-49 2 40-44 1

Jumlah Siswa 30

Jumlah Siswa yang Mencapai Kriteria Keberhasilan 11 Persentase Siswa yang Mencapai Kriteria Keberhasilan 36,66%

(74)

orang siswa mendapat skor motivasi antara 55-59, 6 orang siswa mendapat skor motivasi antara 50-54, 2 orang siswa mendapat skor motivasi antara 45-49, dan terdapat 1 orang siswa mendapat skor motivasi antara 40-44. Berdasarkan data tersebut, terdapat 11 orang siswa yang skor motivasinya mencapai kriteria keberhasilan dengan persentase sebesar 36,66%.

d. Refleksi

Kegiatan refleksi ini dimaksudkan sebagai bahan masukan pada perencanaan siklus selanjutnya. Refleksi pada siklus 1 dilakukan oleh peneliti dan guru kelas IIIA. Tujuan dari kegiatan refleksi ini adalah untuk membahas hal-hal apa saja yang menjadi hambatan pada pelaksanaan siklus 1.

(75)

Dalam proses pembelajaran guru sudah baik dalam menyampaikan materi pelajaran. Namun masih kurang menguasai materi. Guru kurang melakukan pendekatan kepada siswa yang kesulitan dalam proses pembelajaran, sehingga siswa masih kurang termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaan. Media gambar yang digunakan ukurannya belum terlalu besar sehingga siswa kurang termotivasi dalam mengamati media gambar.

Untuk mengatasi hambatan tersebut, peneliti bersama guru kelas III A membuat perencanaan selanjutnya untuk siklus 2 sebagai berikut, siswa diberi motivasi lebih untuk mengikuti kegiatan pembelajaran IPS menggunakan media gambar. Pada saat proses pembelajaran berlangsung guru lebih mendekatkan diri kepada siswa terutama siswa yang sering ramai sendiri dan pada siswa yang lambat belajar. Guru harus lebih menguasai materi pelajaran agar saat guru menyampaikan materi pelajaran dapat dipahami dan mudah dimengerti oleh siswa. Media gambar yang digunakan ukurannya harus lebih besar, agar siswa lebih jelas dalam mengamati dan siswa lebih termotivasi untuk belajar. Media gambar juga di buat lebih menarik lagi agar dapat menarik perhatian siswa.

(76)

2. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus 2

Siklus 2 terdiri dari dua pertemuan. Masing-masing pertemuan terdiri dari 2X30 Menit atau 60 Menit. Pada pertemuan pertama guru menjelaskan tentang pengertian jenis uang kertas dan uang logam dan ciri-ciri uang kertas dan uang logam. Pada pertemuan kedua guru menjelaskan tentang cara pengelolaan uang yang baik dan manfaat mengelola uang dengan baik.

Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus 2 akan dijelaskan sebagai berikut.

a. Perencanaan Tindakan

Kegiatan yang dilakukan peneliti pada tahap perencanaan yaitu menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang kemudian dikonsultasikan kepada dosen pembimbing. Peneliti juga menentukan indikator yang akan dilaksanakan pada proses pembelajaran pada pertemuan 1 siklus 2 yaitu: 1) membedakan pengertian jenis uang kertas dan uang logam berdasarkan media gambar, 2) menyebutkan ciri-ciri uang kertas dan uang logam dan indikator yang dilaksanakan pada pertemuan 2 siklus 2 yaitu: 1) menyebutkan cara pengelolaan uang yang baik berdasarkan media gambar, 2) menyebutkan manfaat mengelola uang dengan baik.

(77)

Peneliti juga menyiapkan lembar observasi siswa yang akan digunakan untuk mengamati aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Selain itu, peneliti juga menyiapkan lembar angket motivasi belajar yang digunakan sebagai instrumen penelitian. Lembar angket motivasi belajar ini akan diisi oleh siswa pada akhir siklus 2.

b. Pelaksanaan Tindakan Pertemuan 1

Pertemuan pertama pada siklus 2 ini dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 30 April 2016 pukul 07.00-08.10 yang akan dijelaskan sebagai berikut. Kegiatan awal, guru mengkondisikan siswa agar duduk di tempat duduknya masing-masing kemudian guru mengucapkan salam. Guru meminta ketua kelas untuk memimpin do’a sebelum memulai pembelajaran. Guru

mengecek kehadiran siswa dan menanyakan keadaan siswa. Guru kemudian melakukan apersepsi dengan bertanya kepada siswa, “ Anak-anak siapa yang sebelum berangkat ke sekolah dikasi

Gambar

Gambar 1. Model Penelitian Kemmis dan Taggart
Tabel 2. Kisi-kisi angket Motivasi Belajar dalam
Tabel 3. Lembar Observasi Aktivitas Siswa pada ProsesPembelajaran IPS Menggunakan Media Gambar
Gambar 2. Media gambar sebelum digunakan.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan kecenderungan tipe habitat yang digunakan oleh burung, gambar diatas merupakan ilustrasi peta persebaran burung pada empat tipe habitat di bentang alam

Untuk mengatasi miskonsepsi mahasiswa tersebut, salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan adalah Model Pembelajaran Kon fl ik Kognitif, yakni model pembelajaran

Untuk soal nomor 7–11, pilihlah kata-kata atau frasa yang yang merupakan padanan kata atau padanan pengertian yang paling dekat dengan kata yang dicetak dengan huruf kapital

Bagi Guru: Hasil penelitian ini diharapkan dapat menciptakan suasana pembelajaran yang lebih menarik dan menyenangkan, dapat meningkatkan profesionalisme guru

Namun, jika dilihat dari elemennya, maka prosesi molonthalo harus memenuhi lima unsur, yaitu: pertama, unsur fardy (pribadi), kedua, unsur makani (tempat), ketiga, unsur zamani

Aplikasi ini juga sebagai panduan dengan harapan pemakai dapat dengan mudah dan cepat mengetahui pariwisata

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pola asuh orang tua dengan perilaku seksual remaja SMA Kota Padang Tahun 2017. Mengetahui distribusi frekuensi

1.) Require Data, beberapa atribut harus selalu mengandung nilai yang valid, dengan kata lain tidak boleh mengandung nilai null. 2.) Atribut Domain Constraint, setiap atribut