• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK MELALUI BERMAIN POHON HITUNG DI Peningkatan Kemampuan Berhitung Anak Melalui Bermain Pohon Hitung Di Kelompok A RA Perwanida Plumbon Tawangmangu Tahun Pelajaran 2012/2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK MELALUI BERMAIN POHON HITUNG DI Peningkatan Kemampuan Berhitung Anak Melalui Bermain Pohon Hitung Di Kelompok A RA Perwanida Plumbon Tawangmangu Tahun Pelajaran 2012/2013."

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK

MELALUI BERMAIN POHON HITUNG DI

KELOMPOK A RA PERWANIDA

PLUMBON TAWANGMANGU

TAHUN PELAJARAN

2012/2013

NASKAH PUBLIKASI

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

Pendidikan Anak Usia Dini

Disusun oleh

NURUL PROKLAWATI NIM: A53A100073

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)
(3)

ABSTRAK

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK MELALUI BERMAIN POHON HITUNG DI KELOMPOK A RA

PERWANIDA PLUMBON TAWANGMANGU TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Nurul Proklawati, A53A100073, Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah

Surakarta 2013, 114 halaman

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan berhitung anak melalui bermain pohon hitung pada anak Kelompok A RA Perwanida Plumbon Tawangmangu. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek dalam penelitian ini adalah anak didik Kelompok A di RA Perwanida Plumbon Tawangmang tahun pelajaran 2012/2013, yang berjumlah 18 anak. Penelitian ini bersifat kolaboratif antara peneliti, guru kelas, dan kepala sekolah. Data yang digunakan untuk mengetahui peningkatan kemampuan berhitung anak maupun untuk mengetahui proses pembelajaran menggunakan pohon hitung dikumpulkan melalui observasi, dokumentasi, dan catatan lapangan. Prosedur penelitian ini terdapat empat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Penelitian ini dilaksanakan melalui 2 siklus. Data diolah dengan teknik analisis komparatif, yaitu perbandingan antara pencapaian kemampuan berhitung anak dengan indikator kinerja pada setiap siklusnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan pohon hitung dalam pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan berhitung anak di Kelompok A RA Perwanida Plumbon Tawangmangu tahun pelajaran 2012/2013. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan jumlah anak yang mencapai keberhasilan atau ketuntasan dalam kemampuan berhitung pada setiap siklusnya, yaitu sebelum tindakan jumlah anak yang mencapai keberhasilan atau tuntas sebanyak 5 anak (28%), kemudian setelah diberi tindakan menggunakan pohon hitung pada siklus I meningkat menjadi 12 anak (67)%, pada siklus II meningkat menjadi 17 anak (83%). Kesimpulan dari penelitian ini adalah penggunaan pohon hitung dapat meningkatkan kemampuan berhitung anak di RA Perwanida Plumbon Tawangmangu tahun pelajaran 2012/2013. Hal ini membuktikan bahwa hipotesis yang diajukan telah terbukti kebenarannya.

Kata Kunci: Kemampuan berhitung anak, Pohon hitung.

PENDAHULUAN

(4)

agar peserta dididk secara aktif mengembangkan potensi dirinya memiliki spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pasal 28 menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal (Taman Kanak-kanak, Raudatul Athfal, atau bentuk lain yang sederajat), jalur pendidikan non formal (Kelompok Bermain, Taman Penitipan Anak atau bentuk lain yang sederajat) dan jalur pendidikan informal yang berbentuk pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan

Salah satu bidang pengembangan keterampilan yang dilakukan di TK adalah aspek pengembangan kognitif. Pada aspek pengembangan kognitif ini, salah satu kemampuan yang dikembangkan adalah kemampuan berhitung. Kemampuan berhitung perlu dikembangkan agar mampu mengembangkan kemampuan anak di masa awal perkembangannya seperti kemampuan mempelajari dunia mereka atau kemampuan melihat, membedakan, meramalkan, memisahkan dan mengenal konsep angka. Selain itu juga mampu meningkatkan kemampuan anak dalam memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan sehari-hari dan memahami fenomena alam atau perubahan lingkungan di sekitarnya (Sujiono, 2008:11).

(5)

kesenangan bermain.

Kondisi di lapangan yang terjadi di RA Perwanida Plumbon, Tawangmangu khususnya Kelompok A, dalam proses kegiatan belajar mengajar selama ini, anak cenderung pasif mengerjakan apa yang diperintahkan oleh guru, mereka tidak dilibatkan secara aktif untuk ikut dalam proses belajar. Kegiatan seperti ini belum mencapai hasil maksimal, sehingga kemampuan anak dalam hal berhitung masih sangat rendah. Hal tersebut ditunjukkan dengan kenyataan di lapangan bahwa hanya 5 anak dari 18 anak di kelompok A atau sebesar 28% yang sudah mampu berhitung, sedangkan 13 anak atau sebesar 72% belum mampu berhitung.

Penyebab rendahnya kemampuan berhitung anak di kelompok A RA Perwanida adalah faktor metode pembelajaran. Para guru belum menemukan metode yang tepat dalam melakukan pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan berhitung anak yang sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan anak. Dengan metode pembelajaran yang tepat diharapkan anak tidak tertekan dalam kegiatan pembelajaran, sehingga anak aktif dan merasa senang dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut, untuk meningkatkan kemampuan berhitung anak, peneliti melakukan penelitian dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pohon hitung,. Kegiatan tersebut merupakan metode pengajaran dengan konsep bermain. Guru sebagai pengarah, pembimbing, dan fasilitator yang membantu anak dalam kegiatan bermain, sehingga kemampuan anak dalam hal berhitung akan dapat berkembang dan meningkat sesuai dengan tujuan yang diharapkan dibawah bimbingan guru. Oleh karena itu, peneliti terdorong untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “Peningkatan Kemampuan Berhitung Anak Melalui Bermain Pohon Hitung Di Kelompok A RA Perwanida Plumbon Tawangmangu Tahun Pelajaran 2012/2013”.

(6)

yaitu sejumlah 13 anak atau sebesar 72% di kelompok A RA Perwanida Plumbon Tawangmangu tahun pelajaran 2012/2013, dalam hal kemampuan berhitung setelah melakukan kegiatan pembelajaran dengan metode bermain menggunakan pohon hitung.

METODE PENELITIAN

Tempat penelitian ini berlokasi di RA Perwanida Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganayar. Penelitian dilaksanakan di kelompok A RA Perwanida Plumbon Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganayar, berada di lingkungan Kecamatan Tawangmangu. Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan secara bertahap selama 3 bulan dimulai pada bulan Oktober – Desember 2012.

Subjek dalam penelitian ini adalah adalah anak Kelompk A RA Perwanida tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 18 anak. Sedangkan guru kelas yang sekaligus sebagi peneliti bertindak sebagai observer yang memberikan tindakan dan juga observer dalam proses pembelajaran. Objek penelitian adalah peningkatan kemampuan berhitung anak di kelompk A di RA Perwanida Plumbon Tawangmangu tahun pelajaran 2012/2013. Agar anak tertarik pada saat pembelajaran berlangsung maka digunakan metode bermain dengan menggunakan pohon hitung.

Penelitian ini berbentuk Penelitian Tindakan Kelas (Classrom Action Research) dua siklus.Setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan tindakan (planning), pelaksanaan tindakan (acting), pengamatan (observing),dan refleksi (reflecting).

sumber data dan jenis data yang dapat dimanfaatkan dalam penelitian ini, yaitu meliputi (1) Anak di kelompok A RA Perwanida Plumbon Kecamatan Tawangmangu (2) Hasil pengamatan pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada tiap siklusnya (3) Dokumen dan arsip.

(7)

terlibat langsung menjadi bagian dari objek yang akan di observasi. Dokumentasi berupa foto atau gambar yang digunakan untuk menggambarkan secara visual kondisi proses pembelajaran berlangsung. Instrumen Penelitian terdiri dari (1) Lembar Observasi Kemampuan berhitung (2) Lembar Penerapan Kegiatan Bermain Menggunakan Pohon Hitung, (3) Catatan lapangan.

Keberhasilan kegiatan penelitian ini akan tercermin dengan adanya peningkatan yang signifikan terhadap kemampuan berhitung anak meliputi aspek konsep banyak sedikit, sama tidak sama, dan konsep bilangan. Adapun indikator keberhasilan penelitian yang diharapkan pada tiap siklusnya berbeda – beda. Pada siklus I diharapkan sekurang-kurangnya 65% dar jumlah seluruh anak prosentase pencapaian kemampuannya mampu mencapai prosentase keberhasilan. Pada siklus II diharapkan sekurang-kurangnya 80% dar jumlah seluruh anak prosentase pencapaian kemampuannya mampu mencapai prosentase keberhasilan.

Pengecekan keabsahan data didasarkan pada kriteria derajat kepercayaan (credibility) dengan teknik trianggulasi. Triangulasi merupakan teknik pengecekan keabsahan data yang didasarkan pada sesuatu di luar data untuk keperluan mengecek atau sebagai pembanding terhadap data yang telah ada. Trigulasi yang digunakan adalah triangulasi dengan sumber, yaitu membandingkan data hasil observasi, hasil kegiatan siswa dan hasil diskusi terhadap subjek yang ditekankan pada penerapan metode bermain menggunakan pohon hitung terhadap efektifitas berhitung.

(8)

ditentukan peneliti.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian

Sebelum penelitian tindakan dilaksanakan, terlebih dahulu dilakukan tahapan prasiklus yaitu tahapun observasi untuk mengetahui kernampuan berhitung anak sebelum tindakan. Tahapan prasiklus dilaksanakan pada hari Senin 19 November 2012. Dari hasil pengamatan sebelum tindakan atau prasiklus menggunakan lembar observasi Dapat diketahui bahwa dari 18 anak di kelompok A hanya 5 anak atau sebesar 28% yang sudah mampu berhitung atau mempunyai kemampuan berhitung di atas rata-rata. Sedangkan 13 anak atau sebesar 72% belum mencapai kemampuan berhitung yang ditentukan peneliti. Sehingga akan dilakukan tindakan kelas untuk meningkatkan kemampuan berhitung anak kelompok A tersebut.

Pelaksanaan tindakan pada penelitian dilakukan melalui dua sklus. Pada tiap siklus dilakukan tahapan perencanaan, pelaksanaan yang terdiri dari dua pertemuan, obsevasi, dan kemudian dilakukan analisis dan refleksi. Siklus I dilaksanakan dua pertemuan, pertemuan pertama pada tangaal 27 N0vember 2012, dan pertemuan kedua dilaksanakan tanggal 29 November 2012. Dari hasil observasi tehadap kemampuan berhitung anak siklus I anak yang sudah mampu berhitung atau mencapai keberhasilan berjumlah 12 anak dari 18 anak atau sebesar 67%, sedangkan 6 anak atau sebesar 33% belum mencapai tingkat keberhasilan sesuai yang ditentukan peneliti. Prosentase tersebut melebihi target yang ditentukan sebelum penelitian yaitu sebesar 65%, dan mengalami peningkatan kemampuan sebesar 39% dari kondisi prasiklus yang hanya sebesar 28%.

(9)

perilaku anak yang masih ramai sendiri ketika anak yang lain sedang maju kedepan.(4) Waktu pembelajaran yang dialokasikan selama 60 menit tidak cukup, karena penjelasan dan penugasan yang diberikan pada anak membutuhkan banyak waktu, sehingga perlu manajemen waktu yang lebih baik. (5) Sudah ada peningkatan kemampuan berhitung pada anak, bila dibandingkan ketika sebelum dilakukan tindakan (prasiklus).

Berdasarkan hasil refleksi, prosentase peningkatan kemampuan berhitung anak mengalami peningkatan yang sangat drastis. Hal ini disebabkan jarang sekali diterapkan metode bermain dengan menggunakan pohon hitung, sehingga saat diterapkan metode ini anak-anak sangat antusias. Tetapi hasil yang dicapai pada siklus I ini belum mencapai target maksimal, sehingga peneliti perlu melaksanakan tindakan siklus berikutnya. Oleh karena itu peneliti membuat perencanaan untuk pelaksanaan siklus berikutnya.

Pada pelaksanaan siklus II, dilakukan berdasarkan analisis dan refleksi pada siklus I. Siklus II dilaksanakan sua pertemuan, pertemuan pada tanggal 4 Desember 2012 dan pertemuan kedua pada 6 Desember 2012. Dari hasil observasi tehadap kemampuan berhitung anak siklus II anak yang sudah mampu berhitung sesuai dengan indikator atau mencapai keberhasilan berjumlah 15 anak dari 18 anak atau sebesar 83%, sedangkan 3 anak atau sebesar 17% belum mencapai tingkat keberhasilan sesuai yang ditentukan peneliti. Prosentase keberhasilan sebesar 83% tersebut sudah mencapai target yang ditentukan sebelum penelitian yaitu sebesar 80%, dan mengalami peningkatan kemampuan sebesar 16% dari kondisi prasiklus yang hanya sebesar 67%, Sehingga kemampuan berhitung anak sudah baik dan mampu mencapai indikator dengan mencapai skor sesuai dengan yang ditargetkan peneliti.

(10)

sebelumnya. Prosentase kemampuan berhitung anak yang ditargetkan penelitipun telah tercapai.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat diketahui bahwa kemampuan berhitung' anak mulai dari sebelum diberikan tindakan sampai dengan siklus II telah menunjukkan peningkatan. Hal ini depengaruhi oleh penerapan penggunaan media pembelajaran yang tepat yaitu penggunaan media pohon hitung. Penggunaan pohon hitung dapat meningkatkan kemampuan berhitung anak. Pembelajaran dengan menggunakan pohon hitung ini dapat merangsang kemampuan anak, karena dengan didukung metode bermain, secara tidak langsung anak bisa sekaligus belajar tanpa ada rasa paksaan.

Pada siklus I peneliti mentargetkan tingkat prosentase pencapaian kemampuan berhitung anak dalm satu kelas ≥ 65%. Hal ini sudah bisa dikatakan meningkat karena prosentase pencapaian kemampuan berhitung anak melebihi yang ditargetkan yaitu sebesar 67%. Pada siklus II peneliti mentargetkan tingkat prosentase pencapaian kemampuan berhitung anak dalam satu kelas ≥80%. Sedangkan prosentase pencapaian kemampuan berhitung anak mencapai 83 %. Dari siklus I sampai dengan siklus II peningkatan pencapaian prosentase kemampuan berhitung anak hanya mencapai 16%. Walaupun peningkatan prosentase pencapaian pada siklus II tidak sebesar pada siklus sebelumnya, hal ini tidak mempengaruhi ketidaktercapaiannya indikator yang telah ditentukan. Terbukti pada siklus II ini anak yang mencapai tingkat keberhasilan atau mampu dalam berhitung adalah 15 anak atau 83%, sedangkan yang belum mencapai tingkat keberhasilan sebesar 3 anak atau 17%.

Pembahasan Hasil Penelitian

(11)

sering mengganggu temanya dan tidak mau mengalah.

Pada siklus II peneliti mentargetkan pencapaian prosentase kemampuan berhitung anak ≥ 80%, jumlah anak yang belum mencapai target pada siklus ini adalah 3 anak, yaitu Ega, Adinda, Albet . Anak tersebut merupakan anak yang memiliki prosentase pencapaian terendah, yaitu 75%, 65%, dan 67.5%. Ega dan Albet merupakan anak yang memiliki daya konsentrasi rendah dan kemampuan untuk menyelesaikan tugasnya rendah membuat Ega dan Albet sulit menguasai indikator. Sedang Adinda adalah anak yang masih belum cukup umur, hal ini membuat Adinda sulit menguasai indikator. Namun jika dilihat dari prasiklus sampai siklusII kemampuan anak tersebut selalu menunjukkan peningkatan.

Melihat peningkatan-peningkatan prosentase di setiap siklusnya peneliti, menyatakan bahwa guru sangat berpengaruh bagi anak didik. dalam proses pembelajaran, guru harus menciptakan suasana pembelajaran yang nyaman. Dikemukakan oleh Sugiono (2006: 5.4) bahwa otak dapat mengetahui bagaimana cara mengenal benda melalui input dari indera mata, telinga, kulit. hidung dan mulut yang secara langsung akan menunjukkan reaksi tertentu terhadap lingkungan sekitar. Berarti kemampuan berhitung dan pengetahuan anak didapat dari pengalaman langsung atau eksplorasi yang dilakukan.

KESIMPULAN

(12)

tindakan pada siklus I meningkat menjadi 67% (c) Prosentase pencapaian kemampuan berhitung anak setelah tindakan pada siklus I meningkat menjadi 83%

Dengan demikian penggunaan pohon hitung dalam pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan berhitung anak di Kelompok A RA Perwanida Plumbon Tawangmangu tahun pelajaran 2012/2013. Dari uraian tersbut maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang dirumuskan telah terbukti kebenarannya.

DAFTAR PUSTAKA

Alim Nur Rohmah. 2012.Upaya menin gkatkan kemampuan kognitif anak melalui

metode eksperimen di tk aisyiyah pucangan i kartasura tahun 2011/2012. Surakarta: FKIP UMS (tidak diterbitkan)

Anggraeni, Reni Siti Rachmi . 2011. Pengaruh Penggunaan Media Manipulatif Terhadap Kemampuan Mengenal Konsep Bilangan Pada Anak Usia Dini. Bandung: FIP UPI

Arief S. Sadiman. 2002. Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan. Pemanfaatannya. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

Arikunto, Suharsimi. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Copley, J. 2000. The Young Child and Mathematics. Washington D.C: NAEYC

Depdiknas. 2005. Pedoman Pengembangan Silabus di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Direktorat Departemen Pendidikan Nasional.

__________.2007. Pedoman Penembangan Bidang Kognitif di Taman Kanak-

Kanak.Jakarta :Depdiknas Direktorat Pembinaan TK dan SD

_________.2007. Pedoman Permainan Berhitung Permulaan di Taman Kanak-

Kanak.Jakarta :Depdiknas Direktorat Pembinaan TK dan SD

_________,PP Mentri Pendidikan Nasional. 2009. Standar PAUD. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional

Eni Fitriyah, 2012. Upaya Meningkatkan Kemampuan Berhitung Permulaan Melalui Media Pohon Hitung Dalam Model Pembelajaran Tematik Pada Anak Kelompok B Di Tk Aisyiyah Troketon II Pedan, Klaten Tahun 2011/2012. Surakarta: FKIP UMS (tidak diterbitkan)

(13)

Anak Usia Dini.Jakarta: Depdiknas.

Hanifah, (1999) Penggunaan Alat Peraga, Jakarta: Perdana Utama

Kuswaya. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka.

Moeslichatoen.2004. Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak. Jakarta : Rineka Cipta

Moleong, Lexy. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nugraha, Ali. 2006. Pengembangan Pembelajaran Sains Pada Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas.

Nurhasanah dan Didik Tumianta. 2007. Kamus Besar Bergambar Bahasa Indonesia untuk SD dan SMP. Jakarta PT. Bina Sarana Pustaka.

Nursyania , Artya.2011. Pengaruh Permainan Tradisional Anjang – Anjangan Terhadap Kecerdasan Interpersonal Anak Usia Dini (Studi Quasi Eksperimen terhadap Anak kelompok B TK Al-Irsyad Satya Islamic

School Tahun Ajaran 2010-2011). Bandung: FIP UPI

Papalia, Diane E. 2009. Psikologi Perkembangan. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Poerwadarminta. 2007. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: PN Balai Pustaka.

Rukidi. 1996. Media Pembelajaran. Bandung: Alumni

Sanjaya, Wina. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana Premada MediaGroup.

Solehudin. 1997. Konsep Dasar Pendidikan Prasekolah.Bandung: Depdikbud

Sriningsih, N. 2008. Pembelajaran Matematika Terpadu untuk Anak Usia Dini. Bandung : Pustaka Sebelas

Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabet.

Suharjo, Supardi. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:Bumi Aksara.

(14)

Sukmadinata, Syaodiah Nana. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sutama. 2010. Penelitian Tindakan. Semarang: Surya Offset

Syaodih, Ernawulan. 2004. Bimbingan di Taman Kanak-kanak. Jakarta: Diktidepdiknas

Warjinah, 2012. Peningkatan Kemampuan Berhitung Permulaan Melalui Permainan Alat Peraga Pohon Hitung Pada Anak Roudhotul Athfal (RA) Sudirman Desa Sumberejo Kecamatan Kerjo Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2011/2012. Surakarta: FKIP UMS (tidak diterbitkan)

Referensi

Dokumen terkait

Pada tahap ini peneliti berkolaborasi dengan guru melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung.

Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa variabel Leverage yang diproksikan dengan Debt to Equity Ratio memiliki arah koefisien regresi yang positif dengan

Konsentrasi DMSO 10% dalam pengencer RL-KT merupakan konsentrasi optimum dalam melindungi membran plasma spermatozoa selama pembekuan, penyimpanan, dan setelah thawing

Hence, in the present study the conditioning process was done by detoxification and starter culture adaptation (by cultivating the cells in the detoxified

Biaya tetap adalah biaya yang tetap dikeluarkan meskipun perusahaan tidak melakukan proses produksi. Biaya tetap terdiri atas biaya usaha, amortisasi, biaya penyusutan alat,

Pengeceran merupakan kunci agar ketepatan dosis setiap tanaman dapat tercapai, karena jika mandor salah dalam menentukan jumlah eceran maka dosis pupuk yang diaplikasikan juga

[r]

Hasil penelitian menunjukkan bahwa larva lele umur 14 hari yang diberi pakan Artemia yang diperkaya asam lemak esensial memiliki sintasan yang lebih tinggi daripada