vii
HUBUNGAN ANTARA STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PERSEPSI SISWA TERHADAP SEKOLAH MENENGAH
KEJURUAN DENGAN MINAT SISWA MELANJUTKAN KE SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
Studi Kasus: : Siswa-siswi Kelas III SMPN I Tembarak, Temanggung Jawa Tengah
Ruri Anggraeni Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2008
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah: (1) ada hubungan positif antara status sosial ekonomi orang tua dengan minat siswa melanjutkan ke Sekolah Menengah Kejuruan; (2) ada hubungan positif antara persepsi siswa terhadap Sekolah Menengah Kejuruan dengan minat siswa melanjutkan ke Sekolah Menengah Kejuruan.
viii
THE RELATIONSHIP BETWEEN THE PARENT’S SOCIAL ECONOMIC STATUS AND THE STUDENT’S PERSEPTION TOWARD
VOCATIONAL SENIOR HIGH SCHOOL WITH THE STUDENT’S INTEREST TO CONTINUE THEIR STUDY TO VOCATIONAL SENIOR
HIGH SCHOOL
A Case Study: The Third Year Students at SMPN I Tembarak, Temanggung, Central Java
Ruri Anggraeni Sanata Dharma University
Yogyakarta 2008
This research aims to know whether: (1) there is a positive relation between the parent’s social economic status and the student’s interest to continue their study to Vocational Senior High School; (2) there is a positive relation between the student’s perception toward Vocational Senior High School with the student’s interest to continue their study to Vocational Senior High School.
Data collection was done in April 2007. The populations of this research were188 people. The methods of the data collection were questionnaires, interview, and documentation. To examine this research, the writer used the Pearson’s product moment method.
i
PERSEPSI SISWA TERHADAP SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DENGAN MINAT SISWA MELANJUTKAN KE
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN Studi Kasus pada SMPN I Tembarak Temanggung
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh :
RURI ANGGRAENI NIM: 021334018
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
Hidup adalah memecahkan masalah yang tidak diharapkan
dan menemukan segala sesuatu yang belum diketahui
( Daniel S. Goldin )
Kupersembahkan skripsi ini untuk:
Bapak dan Ibuku tercinta
Kakakku Rudi Puji Santoso
v
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Ruri Anggraeni
Nomor Mahasiswa : 021334018
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
Hubungan Antara Status Sosial Ekonomi Orang Tua dan Persepsi Siswa Terhadap Sekolah Menengah Kejuruan Dengan Minat Siswa Melanjutkan ke Sekolah Menengah Kejuruan (Studi kasus : Siswa – siswi kelas III SMPN I Tembarak, Temanggung)
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 22 Februari 2008
Yang menyatakan
vi
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 1 Februari 2008
Penulis
vii
HUBUNGAN ANTARA STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PERSEPSI SISWA TERHADAP SEKOLAH MENENGAH
KEJURUAN DENGAN MINAT SISWA MELANJUTKAN KE SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
Studi Kasus: : Siswa-siswi Kelas III SMPN I Tembarak, Temanggung Jawa Tengah
Ruri Anggraeni Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2008
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah: (1) ada hubungan positif antara status sosial ekonomi orang tua dengan minat siswa melanjutkan ke Sekolah Menengah Kejuruan; (2) ada hubungan positif antara persepsi siswa terhadap Sekolah Menengah Kejuruan dengan minat siswa melanjutkan ke Sekolah Menengah Kejuruan.
viii
THE RELATIONSHIP BETWEEN THE PARENT’S SOCIAL ECONOMIC STATUS AND THE STUDENT’S PERSEPTION TOWARD
VOCATIONAL SENIOR HIGH SCHOOL WITH THE STUDENT’S INTEREST TO CONTINUE THEIR STUDY TO VOCATIONAL SENIOR
HIGH SCHOOL
A Case Study: The Third Year Students at SMPN I Tembarak, Temanggung, Central Java
Ruri Anggraeni Sanata Dharma University
Yogyakarta 2008
This research aims to know whether: (1) there is a positive relation between the parent’s social economic status and the student’s interest to continue their study to Vocational Senior High School; (2) there is a positive relation between the student’s perception toward Vocational Senior High School with the student’s interest to continue their study to Vocational Senior High School.
Data collection was done in April 2007. The populations of this research were188 people. The methods of the data collection were questionnaires, interview, and documentation. To examine this research, the writer used the Pearson’s product moment method.
ix
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas rahmat, berkat, dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan Antara Status Sosial Ekonomi Orang Tua dan Persepsi Siswa Terhadap Sekolah Menengah Kejuruan Dengan Minat Siswa Melanjutkan ke Sekolah Menengah Kejuruan ”. Tujuan penulisan skripsi ini salah satunya adalah untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan S1 pada Program Studi Pendidikan Akuntansi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari banyak sekali hambatan-hambatan, namun berkat doa, bimbingan, nasihat, dan dukungan dari semua pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Maka dari itu atas terselesainya skripsi ini, penulis menyampaikan rasa terima kasih sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si.. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. Selaku Ketua Jurusan Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
4. Bapak Drs.Bambang Purnomo, S.E., M.Si. Selaku dosen pembimbing yang telah bersedia untuk membimbing dengan penuh kesabaran dan memberikan petunjuk berupa saran-saran dan kritikan demi kemajuan penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi ini
5. Bapak S. Widanarto Prijowutanto, S.Pd., M.Si. dan Bapak Ig. Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. selaku dosen penguji yang telah memberikan saran dan masukan saat menguji penulis.
x
selama belajar di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
7. Sekretariat Program Studi Pendidikan Akuntansi, Mbak Aris dan Pak Wawik dan Sekretariat Program Studi Pendidikan Ekonomi, Mbak Titik yang telah melayani penulis dengan sabar selama kuliah hingga selesainya skripsi ini.
8. Bapak dan Ibu karyawan, serta petugas perpustakaan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
9. Bapakku Setiyo Rahardjo dan Ibu Sri Redjeki, terima kasih atas doa, harapan, pengorbanan dan kasih sayangnya yang tak terhingga sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Kalian adalah the best mom and dad in the world.
10. Kakakku Rudi Puji Santoso yang selalu memberi semangat dan dorongan. 11. Mamas ( Seno Setiawan ), yang tak henti-hentinya memberi dorongan,
semangat, cinta, dan kasih sayang, sabar ngadepin aku dan kesetiaan yang mamas berikan. Cepat pulang...
12. Keluarga besar Ibu Sri Rahayu ( mbak yuli, mas ardi, mbak dian ), makasih ya doanya.
13. Keluarga besar Bapak Suwarno ( Seno, Bimo, Tri, en Nonok ), jd kangen Solo nich...
14. Mas Doko, makasih ya dah nganterin aku....walau ujan badai, hajar aja...
15. Sahabatku, Bety : Kalo nikah undangannya ya, Danik ( Danong ): kangen ni jalan2 ma kamu, Ana: akhire qita lulus ya na....Watik : wah dah jadi OKB ni...Ninuk : Smangat !!!, Lia ( liong ): Kapan ke Jogja jeng...Edi ( Paijo ): Wah kw kok ngilang terus to Ed!!
xi
wah dah jadi bussines man nich, Yeni: Kangen ni...ma masa2 SMA, Septi ( Epi’) : Kpn bisa ngumpul lagi ya .n Krisyanti : Cie...bentar lagi dah jadi nyonya ni....
18. Temen-temen PAK A 2002 Æ Edi, Yuli, Hanick, Trisna, Rita (Susi), Lieya, Mitha, Cicil, Flora, Desi, Shila, Etha, Febri, Santi, Ika, Br.Tadius, Nanik, Siska, Moko, Titet, Aji, Adi, Krestee, Rita stero, Erni, Rosa, Emi, Vero, Yeni don’t forget me...
19. Temen-temen PAK B 2002Æ Fera, Eri, Yoyok, Imas, Siska, Muntari, Lusi, Yuni, Dwi, Adi, Goris, Tyas, Bowo, Dita, Indri, Lamdos, Kris, Didik, dll. 20. Temen-temen PAK C 2002 Æ Banu, TM, Uci, Toro, MM, Cipluk, Suprapti,
Wulan, Tiara, Sarinah, Heri, Clara, Thomas, Dewi, Dika, Nina, Astuti, Ima, Risa, Lia, Esti, dll.
21. Buat diri pribadiku ayo jadilah orang yang PD, jangan mudah menyerah, gak usah pemalu, n smangat!!!
22. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang selama ini dengan ketulusan hati telah memberikan bantuan dan dorongan hingga terselesaikannya skripsi ini.
Penulis
xii
halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v
ABSTRAK ... vi
ABSTRACT ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
BAB I : PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Batasan Masalah ... 4
C. Rumusan Masalah ... 4
D. Tujuan Penelitian ... 4
E. Manfaat Penelitian ... 5
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA ... 6
A. Status Sosial ekonomi ... 6
B. Persepsi ... 9
xiii
E. Hipotesis ... 21
BAB III : METODE PENELITIAN ... 22
A. Jenis Penelitian ... 22
B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 22
C. Subjek dan Objek Penelitian ... 22
D. Populasi dan Sampel ... 23
E. Variabel Penelitian ... 23
F. Pengukuran Variabel ... 24
G. Teknik Pengumpulan Data ... 26
H. Pengujian Instrumen Penelitian... .... 26
I. Teknik Analisis Data... 31
BAB IV : HASIL TEMUAN LAPANGAN ... 37
A. Data Kelembagaan Sekolah ... 37
B. Fasilitas Penunjang Pendidikan ... 37
C. SDM SMPN I Tembarak ... 39
D. Data Siswa ... 42
BAB V : ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN ... 46
A. Deskripsi Data ... 46
B. Analisis Deskriptif ... 47
C. Analisa Data ... 50
D. Pengujian Hipotesis Penelitian ... 51
E. Pembahasan ... 53
xiv
B. Keterbatasan Penelitian ... 59
C. Saran ... 60
DAFTAR PUSTAKA ... 62
LAMPIRAN ... 64
xv
halaman
Tabel 3.1 Hasil uji validitas untuk persepsi siswa terhadap SMK ... 28
Tabel 3.2 Hasil uji validitas untuk minat melanjutkan ke SMK ... 29
Tabel 4.1 Fasilitas SMPN I Tembarak ... 37
Tabel 4.2 Guru dan karyawan SMPN I Tembarak ... 40
Tabel 4.3 Data jumlah siswa ... 42
Tabel 4.4 Komposisi tingkat pendidikan orang tua... 43
Tabel 4.5 Komposisi fasilitas yang dimiliki orang tua... 44
Tabel 5.1 Status sosial ekonomi orang tua ... 47
Tabel 5.2 Persepsi siswa terhadap SMK ... 48
xvi
halaman
Lampiran 1 Kuesioner ... 64
Lampiran 2 Data SPSS ... 71
Lampiran 3 Validitas dan Reliabilitas ... 101
Lampiran 4 Normalitas ... 103
Lampiran 5 Korelasi Product Moment ... 104
Lampiran 6 Kategori kecenderungan variabel ... 105
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam upaya meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia atau SDM,
pendidikan menduduki peranan penting, sehingga mendapatkan prioritas yang
cukup tinggi dalam pembangunan nasional. Pendidikan dianggap sebagai jalur
yang semakin berarti untuk menyiapkan SDM yang berkualitas. Melalui
pendidikan setiap warga masyarakat mendapatkan kesempatan untuk membina
kemampuan dan keahlian sehingga kekuatan-kekuatan potensial yang ada dapat
berkembang secara maksimal.
Namun demikian, untuk memperoleh pendidikan tersebut diperlukan biaya
yang tidak kecil jumlahnya. Biaya pendidikan yang tinggi, kadang menjadi
kendala bagi mereka yang berasal dari keluarga yang kurang mampu. Banyak dari
mereka yang terpaksa putus sekolah atau tidak dapat melanjutkan ke jenjang yang
lebih tinggi karena keterbatasan biaya pendidikan.
Ketika siswa tamat dari SLTP mereka dihadapkan pada pilihan melanjutkan ke
SMU ( Sekolah Menengah Umum ) atau SMK ( Sekolah Menengah Kejuruan ).
Ada diantara mereka yang sudah mempunyai kepastian dalam menentukan studi
lanjutnya, namun adapula yang masih ragu-ragu dalam menentukan pilihannya
karena ada dorongan atau paksaan dari orang tua. Pada umumnya orang tua yang
mampu akan memilih SMU agar anak-anaknya dapat mempersiapkan untuk
pendidikan yang lebih tinggi. Sebaliknya orang tua yang mengetahui batas
kemampuan keluarganya cenderung memilih SMK bagi anaknya, dengan harapan
anaknya bisa langsung bekerja setelah lulus dari SMK.
Namun pada akhirnya saat siswa hendak mengambil keputusan sekolah
lanjutnya, mereka harus mempertimbangkan adanya beberapa hal :
1. Kemampuan intelektual, bakat khusus, arah minat, cita-cita hidup dan
kemampuan finansialnya
2. Tidak dapat diabaikan pula harapan dari keluarga serta kewajiban keluarga
( W.S Winkel, 1984:31 )
Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa dalam menentukan jenjang
pendidikan lanjutannya, ada banyak faktor yang mempengaruhi. Dari sekian
banyak faktor tersebut, dalam penelitian ini dipilih beberapa faktor yang diduga
dominan berpengaruh dalam menentukan minat siswa melanjutkan ke jenjang
yang lebih tinggi. Faktor tersebut adalah status sosial ekonomi orang tua.
Namun, selain faktor status sosial ekonomi diatas, persepsi dari siswa juga
sangat berpengaruh terhadap minat siswa dalam memilih sekolah. Jika mereka
beranggapan bahwa SMU cenderung lebih baik, maka mereka akan memilih
SMU walaupun keadaan ekonomi orang tuanya kurang mendukung. Akan tetapi
ada pula yang beranggapan bahwa apabila mereka masuk SMK, mereka bisa
langsung bisa bekerja. Walaupun keadaan orang tuanya tergolong mampu untuk
memasukkan mereka ke SMU untuk selanjutnya meneruskan ke Perguruan
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai salah satu penyelenggara
pendidikan pada tingkat menengah memiliki peran untuk menyiapkan peserta
didik agar siswa siap bekerja baik bekerja secara mandiri (wirausaha) maupun
mengisi lowongan pekerjaan yang ada (Kurikulum SMK Edisi 1993). Sebagai
penyelenggara pendidikan tingkat menengah, SMK berkewajiban untuk
mempersiapkan lulusan untuk mampu bersaing di dunia kerja. Faktor utama yang
menentukan mampu tidaknya bersaing adalah seberapa jauh lulusan memiliki
kompetensi dibidangnya, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi serta
kemampuan menghasilkan produk unggul. Namun demikian, kemampuan SMK
sebagai lembaga pendidikan kejuruan untuk menyiapkan tenaga kerja tingkat
menengah yang unggul / berkualitas masih disangsikan oleh sebagian masyarakat.
Sekolah yang dipilih dalam penelitian ini adalah SMPN I Tembarak
Kabupaten Temanggung. Dipilihnya SMPN I Tembarak karena jika dilihat dari
keadaan status sosial ekonomi mereka yang cukup beragam. Tidak ada dominasi
dari pihak yang tergolong mampu atau yang tergolong kurang mampu. Selain itu
peneliti juga mengamati kecenderungan mereka yang lebih memilih melanjutkan
pendidikan ke SMK. Apakah kedua faktor tersebut, yaitu status sosial ekonomi
orang tua dan persepsi siswa terhadap SMK sangat berpengaruh dengan minat
B. Batasan Masalah
Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi minat siswa dalam melanjutkan studi ke SMK. Tapi agar
penelitian ini lebih terarah dan mengingat waktu, biaya dan tenaga yang terbatas,
penelitian ini hanya dibatasi pada faktor status sosial ekonomi orang tua, persepsi
siswa terhadap SMK dan hubungannya dengan minat siswa melanjutkan ke SMK.
C. Rumusan Masalah
1. Apakah ada hubungan positif antara status sosial ekonomi orang tua dengan
minat siswa untuk melanjutkan ke SMK ?
2. Apakah ada hubungan positif antara persepsi siswa terhadap SMK dengan
minat siswa untuk melanjutkan ke SMK ?
D. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui apakah ada hubungan positif antara status sosial ekonomi orang
tua dengan minat siswa untuk melanjutkan ke SMK .
2. Mengetahui apakah ada hubungan positif antara persepsi siswa terhadap SMK
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi siswa-siswi
Hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran dalam menentukan
pilihan terhadap kelanjutan pendidikannya.
2. Bagi Universitas Sanata Dharma
Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi penelitian selanjutnya dan
dapat menambah perbendaharaan bacaan, khususnya mengenai faktor-faktor
yang mempengaruhi siswa melanjutkan studi ke SMK.
3. Bagi penulis
Dapat mengetahui latar belakang sosial ekonomi orang tua, persepsi siswa
terhadap SMK dan hubungannya dengan pilihan siswa melanjutkan studi, dan
penulis juga dapat menerapkan pengetahuan yang diterima di bangku kuliah
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Status Sosial Ekonomi
Pengetahuan akan latar belakang status sosial dan ekonomi orang tua siswa
membantu guru memahami tingkah laku siswa, terutama yang langsung
berhubungan dengan orang tua dalam membiayai anaknya. Menurut Astrid S.
Susanto ( 1997 : 87 ), “ status adalah perbandingan peranan dalam masyarakat.
Status juga merupakan pencerminan hak dan kewajiban dalam tingkah laku
manusia “. Sedangkan Mayor Polak ( 1946 : 367 ) berpendapat bahwa status
sosial ekonomi dimaksudkan sebagai kedududukan sosial ekonomi seseorang
dalam masyarakatnya.
Motivasi yang melatarbelakangi semangat orang tua dalam membiayai studi
anaknya akan menjadi dorongan yang tidak kecil artinya bagi siswa untuk
memusatkan seluruh perhatiannya dalam memperoleh keberhasilan belajarnya.
Motivasi berprestasi yang bertumpu pada penyediaan sarana dan prasarana studi
dari orang tua tidak sama. Status sosial orang tua memang bukan faktor utama
dalam menyediakan fasilitas belajar, dan berbagai faktor lain yang
mempengaruhinya.
Keadaan keluarga sangat berpengaruh terhadap perkembangan pendidikan
anak. Dapat diartikan bahwa sikap, cita-cita, minat dan motivasi anak terhadap
suatu objek akan dipengaruhi oleh keadaan ekonomi orang tuanya. Seperti
dikemukakan Gerungan ( 1989 : 57 ) bahwa “ dengan kondisi ekonomi keluarga
cukup, ia akan mendapatkan kesempatan yang lebih luas untuk mengembangkan
bermacam-macam kecakapan yang tidak dapat ia kembangkan apabila tidak ada
alat “. Dari pendapat tersebut diartikan bahwa anak yang berasal dari keluarga
yang ekonominya cukup, mempunyai kesempatan yang lebih luas untuk
mengembangkan kemampuan daripada anak yang berasal dari keluarga yang
ekonominya rendah.
S. Nasution ( 1983 : 18 ) mengungkapkan bahwa orang tua yang mengetahui
batas kemampuan keluarga akan cenderung memilih sekolah umum sebagai
persiapan untuk melanjutkan ke Perguruan Tinggi. Jadi dalam tingkat pendidikan
anak, untuk memasuki suatu sekolah seorang siswa dapat dipengaruhi oleh
keadaan sosial ekonomi orang tuanya.
Keeves ( 1972 : 67 ) mengemukakan unsur yang mencakup tentang status
sosial ekonomi yakni unsur pendidikan, pekerjan, jabatan. penghasilan, pemilikan
barang berharga yang dimiliki oleh seseorang didalam suatu masyarakat atau
kelompoknya.
Dari beberapa unsur yang dikemukkan Keeves dalam penelitian ini penulis
hanya membatasi 2 unsur saja :
1. Tingkat pendidikan Orang tua
Tingkat pendidikan orang tua dimaksudkan sebagai tingkat pendidikan
formal yang berhasil ditamatkan. Tingkat pendidikan formal yang dimiliki
berpengaruh pada tingkat pengetahuan dan teknologi tetapi juga berpengaruh
pada jenjang pekerjaan formal, kekayaan, penghasilan dan status sosial dalam
masyarakatnya. Jenjang pendidikan yang lebih tinggi memungkinkan untuk
menduduki jenjang pekerjaan formal yang lebih tinggi pula.
Dalam TAP MPR No. IV tahun 1973 dikatakan bahwa : Pendidikan pada
hakekatnya adalah usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan
didalam dan diluar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Sedangkan Wasty
Soemarto ( 1984 : 211 ) memberikan batasan bahwa pendidikan adalah proses
pengalaman yang memberikan kesejahteraan pribadi, baik lahiriah, maupun
batiniah.
Soerjono Soekanto ( 1982 : 335 ) juga mengatakan bahwa pendidikan
memberikan nilai tertentu bagi manusia, terutama dalam membuka pikiran
serta menerima hal-hal yang baru dan juga bagaimana berpikir secara ilmiah.
Dari batasan-batasan pengertian serta pendapat diatas dapat disimpulkan
bahwa melalui pendidikan, seseorang akan memperoleh pengalaman, mampu
mengembangkan kepribadian dan lebih terbuka dalam menerima nilai-nilai
dan hal-hal yang baru, yang semua itu akhirnya akan memberikan
2. Fasilitas yang dimiliki orang tua
Fasilitas dalam penelitian ini diukur dari ada tidaknya, banyak atau
sedikitnya barang atau fasilitas yang dimiliki oleh keluarga responden, yang
meliputi :
a. Barang / benda yang dimiliki
b. Status tempat tinggal
c. Daya penerangan listrik
d. Dinding rumah tempat tinggal
e. Lantai tempat tinggal
f. Peralatan elektronik yang dimiliki
g. Kendaran yang dimiliki
B. Persepsi
Persepsi dapat dirumuskan sebagai suatu proses penerimaan, pemilihan,
pengorganisasian, sera pemberian arti terhadap rangsang yang diterima. Namun
demikian pada proses tersebut tidak hanya sampai pada pemberian arti saja, tetapi
akan mempengaruhi pada perilaku yang akan dipilihnya sesuai dengan rangsang
yang diterima dari lingkungannya. Proses persepsi melalui tahapan-tahapan
berikut ini:
1. Penerimaan rangsang
Pada proses ini, individu menerima rangsangan dari berbagai sumber.
dengan sumber lainnya, apabila sumber tersebut mempunyai kedudukan yang
lebih dekat atau lebih menarik baginya.
2. Proses menyeleksi rangsang
Setelah rangsang diterima kemudian diseleksi disini akan terlibat proses
perhatian. Stimulus itu diseleksi untuk kemudian diproses lebih lanjut.
3. Proses pengorganisasian
Rangsang yang diterima selanjutnya diorganisasikan dalam suatu bentuk.
4. Proses penafsiran
Setelah rangsangan atau data diterima dan diatur, si penerima kemudian
menafsirkan data itu dengan berbagai cara. Setelah data tersebut dipersepsikan
maka telah dapat dikatakan sudah terjadi persepsi. Karena persepsi pada
pokoknya memberikan arti kepada berbagai informasi yang diterima.
5. Proses Pengecekan
Setelah data ditafsir si penerima mengambil tindakan untuk mengecek apakah
yang dilakukan benar atau salah. Penafsiran ini dapat dilakukan dari waktu ke
waktu untuk menegaskan apakah penafsiran atau persepsi dibenarkan atau
sesuai dengan hasil proses selanjutnya.
6. Proses Reaksi
Lingkungan persepsi itu belum sempurna menimbulkan tindakan-tindakan itu
Menurut Ign. Masidjo ( 1999 : 96 ), tingkah laku dalam tingkatan persepsi
mencakup kemampuan untuk mengadakan diskriminasi yang tepat antara dua
perangsang atau lebih, berdasarkan pembedaan antara ciri-ciri fisik yang khas
pada masing-masing rangsangan. Kemampuan ini dinyatakan dalam suatu reaksi
yang menunjukkan kesadaran akan hadirnya akan rangsangan-rangsangan yang
ada.
Menurut Gregorc ( 2001 ) dalam Debby, “ gaya belajar “ persepsi yang
dimiliki setiap pikiran / pribadi ada dua macam, yaitu persepsi kongkret dan
persepsi abstrak.
1. Persepsi kongkret / Nyata
Persepsi kongkret membuat anak lebih cepat menangkap informasi yang nyata
dan jelas, secara langsung melaui kelima inderanya, yaitu penglihatan
penciuman, peraba, perasa, dan pendengaran. Anak tidak mencari arti yang
tersembunyi atau mencoba menghubungkan gagasan atau konsep. Kunci
ungkapannya : “ sesuatu adalah seperti apa adanya “.
2. Persepsi abstrak / kasat mata
Persepsi abstrak memungkinkan anak lebih cepat dalan menangkap sesuatu
yang abstrak / kasat mata, dan mengerti atau percaya apa yang tidak bisa
dilihat sesungguhnya. Sewaktu anak menggunakan persepsi abstrak ini,
mereka menggunakan kemampuan intuisi, intelektual dan imajinasinya. Kunci
Dalam kenyataanya, terhadap objek sama individu dimungkinkan memiliki
persepsi yang berbeda. Meskipun setiap anak menggunakan persepsi kongkret
dan persepsi abstrak setiap harinya, namun ada kecenderungan seseorang merasa
lebih mampu dalam menggunakan yang satu dibanding yang lainnya. Pareek
(1984) “ Hubungan antara persepsi karyawan terhadap disiplin kerja karyawan
bagian produksi pabrik keramik ken lila production “ mengemukkan ada empat
faktor utama yang menyebabkan terjadinya perbedaan persepsi yaitu :
1. Perhatian
Terjadinya persepsi pertama kali diawali oleh adanya perhatian. Tidak semua
stimulus yang ada di sekitar kita dapat kita tangkap semuanya secara
bersamaan. Perhatian kita hanya tertuju pada satu atau dua objek yang
menarik bagi kita.
2. Kebutuhan
Setiap orang mempunyai kebutuhan yang harus dipenuhi, baik itu kebutuhan
menetap maupun kebutuhan yang sesaat.
3. Kesediaan
Adalah harapan seseorang terhadap suatu stimulus yang muncul, agar
memberikan reaksi terhadap stimulus yang diterima lebih efisien sehingga
akan lebih baik apabila orang tersebut telah siap terlebih dahulu.
4. Sistem nilai
Sistem nilai yang berlaku dalam diri seseorang atau masyarakat akan
Menurut Wilson ( 2000 ) dalam Munir, “ teori persepsi mitra gizi perawat “
faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi ada dua yaitu :
1. faktor eksternal atau dari luar yang terdiri dari :
a. concreteness, yaitu wujud atau gagasan yang abstrak yang sulit
dipersepsikan dibandingkan dengan dengan objektif.
b.novelty atau hal yang baru, biasanya lebih menarik untuk dipersepsikan
dibandingkan dengan hal-hal yang lama.
c.velocity atau percepatan misalnya gerak yang cepat untuk menstimulasi
munculnya persepsi lebih efektif dibandingkan dengan dengan gerakan yang
lambat.
d.conditionedstimulus, stimulus yang dikondisikan seperti bel pintu, deringan
telepon dan lain-lain.
2. Faktor internal atau dari dalam yang terdiri dari :
a. motivation, misalnya merasa lelah menstimulasi untuk merespon terhadap
istirahat.
b. interest, hal-hal yang menarik lebih di perhatikan daripada yang tidak
menarik.
c. need, kebutuhan akan hal tertentu akan menjadi pusat perhatian.
d. assumptions, juga mempengaruhi persepsi sesuai dengan pengalaman
melihat, merasakan dan lain-lain.
Persepsi adalah pengamatan secara global, kemampuan untuk membedakan
misalnya ukuran, warna, dan bentuk ( Winkel, 1986 : 161 ). Menurut Mahfudh
Shalahuddin ( 1991 : 73 ) persepsi merupakan bentuk pengalaman yang belum
disadari benar, sehingga individu yang bersangkutan belum mampu membedakan
diri sendiri dengan objek yang dihayati.
Dari uraian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa persepsi merupakan suatu
proses dalam diri seseorang untuk mengetahui, mengintepretasikan dan
mengevaluasi objek lain yang dipersepsi, menyangkut sifat-sifatnya, kualitasnya
dan kedudukannya, sehingga terbentuklah gambaran mengenai objek atau subjek
yang dipersepsikan.
C. Minat Melanjutkan ke SMK
Minat merupakan faktor psikologis yang menentukan suatu pilihan pada
seseorang. Selain itu minat merupakan salah satu faktor psikologis yang sangat
penting untuk suatu kemajuan dan keberhasilan seseorang. Seseorang yang
mengerjakan suatu hal dengan disertai minat sebelumnya, pada umumnya
memperoleh hasil yang lebih baik daripada mereka yang tidak berminat
sebelumnya.
Menurut W.S Winkel ( 1983 :30 ) minat adalah kecenderungan yang agak
menetap dalam subjek untuk merasa tertarik pada bidang atau hal tertentu dan
Pendapat lain dikemukakan oleh Bimo Walgito ( 1977 :38), minat merupakan
keadaan dimana seseorang menaruh perhatian terhadap suatu objek disertai
dengan adanya kecenderungan untuk berhubungan lebih aktif dengan objek
tersebut.
Untuk mengerti minat perlu diketahui ciri-cirinya antara kain :
1. Minat berkembang bersamaan dengan pertumbuhan fisik dan berkembangnya
mental
2. Minat tergantung pada kesiapan belajar.
3. Minat bergantung pada kesempatan belajar.
4. Perkembangan minat mungkin terbatas.
5. Minat dipengaruhi budaya peserta didik.
6. Minat berbobot emosional.
7. Minat cenderung egosentris.
Kemampuan peserta didik dan pengalaman yang berbeda-beda pada peserta
didik akan menimbulkan minat yang bervariasi. Peserta didik juga mempunyai
objek minat yang berbeda-beda antara lain minat pada sekolah atau minat pada
pekerjaan di masa mendatang dan lain sebagainya. Adapun bahaya perkembangan
minat antara lain interpretasi kesenangan sementara sebagai minat, pengaruh
teman sebaya, minat berdasarkan konsep yang tidak realistis dan bobot emosional
Perkembangan minat juga dipengaruhi faktor-faktor tertentu antara lain :
1. Komentar dan penerimaan teman sebaya dan orang dewasa terhadap objek
minat.
2. Kesadaran diri dan kekaguman terhadap objek minat.
3. Suasana terhap objek minat.
4. Gengsi dari objek minat.
5. Kemampuan dan minat peserta didik.
6. Harapan orang tua terhadap objek minat.
7. Pengalaman pertama terhadap objek minat.
Berdasarkan pendapat tersebut diatas, maka minat melanjutkan ke SMK pada
siswa kelas 3 SLTP, dapat diartikan sebagai kecenderungan yang mengarahkan
siswa untuk memilih SMK sebagai kelanjutan pendidikan setelah tamat dari
SLTP, yang ditandai dengan adanya perasaan senang terhadap SMK, perasaan
tertarik, dan perasaan bahwa SMK bersangkut paut dengan kebutuhannya.
Sekolah Menengah Kejuruan ( SMK )
1. Pengertian SMK dan Tujuannya
SMK merupakan jalur pendidikan sekolah atau pendidikan formal dalan sistem
pendidikan di Indonesia. SMK diselenggarakan dengan tujuan sebagai berikut
a. Menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja serta mengembangkan
sikap profesional.
b. Menyiapkan siswa agar mampu memilih karir, berkompetensi, serta mampu
mengembangkan sikap diri.
c. Menyiapkan tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi kebutuhan dunia
usaha dan industri pada saat ini dan masa yang akan datang.
d. Menyiapkan tamatan agar menjadi warga negara yang produktif, adaptif dan
kreatif.
2. Program kurikulum SMK
SMK menyelenggarakan program pendidikan sekolah sesuai dengan
jenis-jenis lapangan pekerjan. Dapat dibagi menjadi 6 kelompok yaitu ( Depdikbud,
1993 : 6 ) :
a. Kelompok pertanian dan kehutanan
Kelompok ini terdiri atas beberapa program pendidikan yang mempersiapkan
tamatannya untuk dapat bekerja dan mengembangkan profesinya pada
berbagai jenis pekerjaan di bidang peternakan dan kehutanan. Antara lain :
agrobisnis, peternakan, perikanan, pengelolaan hasil pertanian.
b. Kelompok teknologi industri
Kelompok ini terdiri atas beberapa program untuk dapat bekerja dan
mengembangkan pada berbagai jenis pekerjaan di bidang industri antara lain :
dan bangunan air, pertambangan, perkapalan, informatika, dan insrumen
industri.
c. Kelompok bisnis dan manajemen
Kelompok ini terdiri atas beberapa program pendidikan yang mempersiapkan
tamatannya untuk bekerja dan mengembangkan profesinya pada berbagai
jenis pekerjaan di biang bisnis dan manajemen antara lain : administrasi,
perkantoran, akuntansi, keuangan, kesekretariatan, perdagangan, usaha
perjalanan, dan pengoperasian.
d. Kelompok kesejahteraan masyarakat.
Kelompok ini terdiri atas beberapa program pendidikan yang mempersiapkan
tamatannya untuk dapat pekerjan dan mengembangkan profesinya pada
berbagai jenis pekerjaan di bidang kesejahteraan masyarakat antara lain :
pelayanan masyarakat, dan pengembangan masyarakat.
e. Kelompok seni dan kerajinan
Kelompok ini terdiri atas beberapa program pendidikan yang mempersiapkan
tamatannya untuk dapat bekerja dan mengembangkan profesinya pada
berbagai jenis pekerjaan dibidang seni dan kerajinan. Antara lain : seni rupa
terapan, industri kerajinan dan seni pertunjukan.
f. Kelompok pariwisata
Kelompok ini terdiri atas beberapa program pendidikan yang mempersiapkan
berbagai jenis pekerjan dibidang pariwisata, perhotelan, boga, busana, dan
kecantikan.
D. Kerangka Berpikir
Hubungan status sosial ekonomi orang tua dengan minat siswa melanjutkan
ke SMK
Keadaan sosial ekonomi orang tua akan terasa berpengaruh pada anak yang
beranjak dewasa. Biasanya hal ini tampak apabila anak akan melanjutkan
sekolahnya. Mereka yang kurang mampu hanya menyekolahkan anaknya sampai
SLTA saja, ada pula yang hanya SLTP saja kemudian dianjurkan untuk bekerja.
Pendapat yang hampir sama dikemukakan oleh Warner ( 1982 : 116 ), bahwa
perilaku sosial dari pemuda secara fungsional berhubungan dengan posisi
keluarganya dalam struktur sosial. Contohnya, terdaftarnya murid-murid dalam
berbagai kurikulum pada sekolah menengah berkorelasi kuat dengan kedudukan
sosial ekonominya. Semakin tinggi kelas sosial ekonominya pemuda tersebut,
semakin besar kecenderungan untuk terdaftar pada perguruan tinggi. Sebaliknya,
semakin rendah kelas sosial ekonominya semakin besar kecenderungan untuk
terdaftar pada kurikulum komersial.
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa orang tua yang status sosial
ekonominya tinggi menginginkan untuk melanjutkan ke perguruan tinggi,
yang status sosial ekonominya rendah, cenderung menginginkan anaknya untuk
melanjutkan ke SMK.
Hubungan antara persepsi siswa terhadap SMK dengan minat siswa
melanjutkan ke SMK.
Persepsi siswa terhadap SMK mulai dirasakan ketika siswa mulai beranjak
kelas 3 STLP. Mereka dihadapkan pada dua pilihan yaitu ke SMU atau SMK.
Bagi orang tua yang tergolong mampu, dapat dipastikan pilihannya jatuh ke
SMU, karena bisa melanjutkan ke Perguruan Tinggi, sehingga diharapkan bisa
bekerja ditempat yang cukup bergengsi. Akan tetapi bagi orang tua siswa yang
kondisi sosial ekonominya tergolong rendah mereka cenderung memilih ke SMK,
karena diharapkan anaknya bisa langsung bekerja agar dapat membantu orang
tuanya dengan ketrampilan yang diajarkan di SMK, tanpa harus melanjutkan studi
ke perguruan tinggi.
Persepsi siswa terhadap SMK antar siswa satu dengan siswa yang lain
berbeda-beda. Ada yang beranggapan apabila melanjutkan studi ke SMK, maka
dia tergolong dari keluarga kurang mampu dan memiliki prestasi yang rendah.
Ada juga pendapat, SMK sekarang jauh lebih bermutu dan bukan hanya
didominasi dari golongan menengah kebawah tetapi sekarang lebih banyak
diajarkan, walaupun apabila setelah selesai studi dari SMK juga bisa melanjutkan
ke Perguruan Tinggi.
Perbedaan persepsi ini akan menimbulkan respon individu terhadap SMK dan
akan berpengaruh pada minat siswa untuk melanjutkan ke SMK.
E. Hipotesis
1. Ada hubungan positif antara status sosial ekonomi orang tua dengan minat
siswa melanjutkan ke SMK.
2. Ada hubungan positif antara persepsi siswa terhadap SMK dengan minat siswa
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini jenis penelitian ini yang akan digunakan berupa studi kasus,
yaitu penelitian tentang subjek tertentu, dimana subjek tersebut terbatas. Maka
kesimpulan hanya berlaku pada subjek yang diperoleh.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat Penelitian : SMPN I Tembarak
Waktu Penelitian : April 2007
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek dari penelitian ini adalah siswa-siswi kelas III SMPN I Tembarak
2. Objek Penelitian
Objek dari penelitian ini adalah :
a. Status Sosial ekonomi orang tua
b. Persepsi siswa terhadap SMK
c. Minat siswa melanjutkan ke SMK
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi merupakan sekumpulan objek yang menjadi pusat perhatian, yang
daripadanya terkandung informasi yang ingin diketahui. Populasi dalam
penelitian ini adalah siswa-siswi kelas III SMPN I Tembarak tahun ajaran
2006 / 2007.
2. Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Menurut
Suharsimi Arikunto ( 1989 : 107 ) apabila subjeknya kurang dari 100, lebih
baik diambil antara 10% - 14% atau 20% - 25%, atau lebih tergantung
setidak-tidaknya dari :
a. Kemampuan penelitian dilihat dari segi waktu, tenaga dan biaya.
b. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, karena hal ini
menyangkut banyak sedikitnya data.
c. Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti untuk penelitian yang
resikonya besar dan tentu saja sampelnya lebih besar atau lebih baik.
Karena peneliti tidak mengalami kendala-kendala seperti diatas maka peneliti
melakukan penelitian populasi yaitu menggunakan seluruh siswa-siswi kelas
III SMPN I Tembarak sebagai subjek penelitian.
E. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah objek penelitian yang bervariasi atau apa yang menjadi
titik perhatian atau suatu penelitian ( Suharsimi Arikunto, 1991 : 102 ). Dalam
1. Variabel bebas, terdiri dari :
a. Status sosial ekonomi orang tua, yang dibagi menjadi :
1) Tingkat pendidikan orang tua
2) Fasilitas yang dimiliki orang tua
b. Persepsi siswa terhadap SMK
2. Variabel terikat : Minat siswa untuk melanjutkan ke SMK.
F. Pengukuran Variabel
1. Status sosial ekonomi orang tua
a. Tingkat Pendidikan orang tua
Tingkat pendidikan yang telah ditempuh oleh orang tua siswa diberi skor
sebagai berikut :
1) Pendidikan terakhir ayah anda :
a) tamat SD diberi skor 1
b) tamat SLTP diberi skor 2
c) tamat SLTA diberi skor 3
d) tamat Akademi atau Perguruan Tinggi diberi skor 4
2) Pendidikan terakhir ibu anda :
a) tamat SD diberi skor 1
b) tamat SLTP diberi skor 2
c) tamat SLTA diberi skor 3
b. Fasilitas yang dimiliki orang tua
Fasilitas yang dimiliki oleh orang tua diberi skor sebagai berikut :
1) Rendah diberi skor 1
2) Cukup rendah diberi skor 2
3) Cukup tinggi diberi skor 3
4) Tinggi diberi skor 4
2. Persepsi siswa terhadap SMK
Persepsi siswa terhadap SMK diberi skor sebagai berikut :
a. jawaban STS diberi skor 1
b. jawaban TS diberi skor 2
c. jawaban S diberi skor 3
d. jawaban SS diberi skor 4
3. Minat siswa meanjutkan ke SMK
Minat siswa melanjutkan ke SMK adalah kecenderungan yang mengarah dari
siswa untuk melanjutkan studi ke SMK yang ditandai dengan perasaan
senang. Pedoman untuk memberikan skor adalah sebagai berikut ;
a. sangat tidak berminat diberi skor 1
b. tidak berminat diberi skor 2
c. berminat diberi skor 3
G. Teknik Pengumpulan Data
1. Kuisioner
Kuisioner merupakan metode pengumpulan data dengan sejumlah daftar
pertanyaan yang diberikan kepada responden untuk diisi sesuai dengan
keadaan responden yang sebenarnya. Kuisioner ini dibagikan kepada
siswa-siswi kelas III.
2. Dokumentasi
Pengumpulan data mengenai data yang ada di SMPN I Tembarak yang
dimaksudkan untuk memperoleh data tentang keadaan sekolah.
3. Wawancara
Wawancara adalah pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan
secara langsung / lisan kepada kepala sekolah atau guru yang dapat
melengkapi data tentang gambaran umum sekolah.
H. Pengujian Instrumen Penelitian
1. Pengujian Validitas
Validitas adalah sejauh mana sebuah alat ukur dapat mengukur apa yang
seharusnya diukur sesuai dengan tujuan pembuatan alat ukur tersebut.
Suatu instrumen dikatakan valid jika dapat mengungkapkan data dan
variabel yang diteliti secara tepat. Untuk menguji kesahihan kuisioner,
( Suharsimi Arikunto, 1991 : 69 ) :
(
)( )
(
)
(
)( )
(
2 2 2 2)
∑
∑
∑
∑
∑
∑
∑
− − = Y Y N X X N Y X XY N rxy Keterangan :rxy = koefisien koralasi antara variabel X dan Y
X = total dari setiap item
Y = total dari total item
N = total responden
r dapat diperhitungkan dengan korelasi dengan taraf signifikansi 5%.
Apabila r hitung > r tabel maka hasil pengukuran dinyatakan signifikan
karena ada korelasi nyata antara kedua variabel dan sebaliknya jika r hitung
< r tabel maka hasil pengukuran tidak signifikan karena tidak ada korelasi
nyata antara kedua variabel. Pengujian validitas digunakan untuk
mengetahui apakah kuesioner yang dipakai sebagai bahan penelitian ini
layak atau tidak dipakai. Kuesioner sebagai alat ukur perlu diuji
validitasnya untuk menunjukkan sejauh mana ketepatan dan kecermatan
suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Semakin tinggi suatu
alat ukur, semakin tepat pula alat pengukur mengenai sasarannya.
Sebaliknya semakin rendah suatu validitas alat ukur, semakin jauh pula
Tabel 3.1
Hasil Uji Validitas variabel persepsi siswa
terhadap SMK
Item
r-xy r-tabel
(df=28,α=5%)
Keterangan
1.
0,3827 0,239 Valid
2 0,3966 0,239 Valid
3 0,4067 0,239 Valid
4 0,3879 0,239 Valid
5 0,3754 0,239 Valid
6 0,3998 0,239 Valid
7 0,5555 0,239 Valid
8 0,5160 0,239 Valid
9 0,3628 0,239 Valid
10 0,3988 0,239 Valid
11 0,6280 0,239 Valid
12 0,5561 0,239 Valid
13 0,3780 0,239 Valid
14 0,3950 0,239 Valid
15 0,4373 0,239 Valid
Tabel 3.2
Hasil Uji Validitas variabel minat siswa
melanjutkan ke SMK
Item
r-xy r-tabel
(df=28,α=5%)
Keterangan
1.
0,4335 0,239 Valid
2 0,4203 0,239 Valid
3 0,3539 0,239 Valid
4 0,3502 0,239 Valid
5 0,6979 0,239 Valid
6 0,5597 0,239 Valid
7 0,6463 0,239 Valid
8 0,5157 0,239 Valid
9 0,4849 0,239 Valid
10 0,6181 0,239 Valid
11 0,3883 0,239 Valid
12 0,5850 0,239 Valid
13 0,5966 0,239 Valid
14 0,7071 0,239 Valid
15 0,6413 0,239 Valid
2. Reliabilitas
Reliabilitas berhubungan erat dengan taraf kepercayaan. Suatu instrumen
dikatakan handal atau mempunyai taraf kepercayaan tinggi jika dapat
memberikan hasil yang mantap serta stabil ( Suharsimi Arikunto, 1998 :
81 ). Untuk menghitung reliabilitas kuesioner, dalam penelitian ini
digunakan teknik reliabilitas Alpha Cronbach ( Suharsimi Arikunto, 1998
: 193 ) dengan rumus sebagai berikut :
⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ − ⎥⎦ ⎤ ⎢⎣ ⎡ −
= 1
∑
2 21 t b k k rtt α α Keterangan :
rtt = reliabilitas instrument
k = banyaknya butir pertanyaan
∑αb2 = jumlah varian soal
∑αt2 = jumlah varian butir
(
)
N N X X b∑
∑
− = 2 2 2 α(
)
N Xt N Xt t 2 22 =
∑
−∑
α
Setelah rtt diperoleh kemudian dikonsultasikan dengan r tabel maka taraf
signifikansi 5% instrumen dikatakan handal jika rtt lebih besar dari r tabel.
menggunakan pada penelitian ini menggunakan program Statistical
Package for Sciences ( SPSS ).
Hasil pengujian reliabilitas dengan alpha cronbach menghasilkan
koefesien alpha sebesar 0,8701, lebih dari r tabel sebesar 0,239 (df=28,
α=5%), berarti kuesioner memiliki konsistensi (keandalan) yang baik.
Berdasarkan kemampuan ini kuesioner dinyatakan reliabel (Suharsimi,
2002).
I. Teknik Analisis Data
1. Pengujian Persyaratan analisis
Pengujian persyaratan analisis data menggunalan uji normalitas. Uji
normalitas dimaksudkan untuk mengetahui normal tidaknya distribusi
data masing-masing variabel. Uji normalitas didasarkan pada uji satu
sampel dari Kolmogorov- Smirnov. Uji Kolmogorov-Smirnov bisa dipakai
untuk uji keselarasan data yang berskala minimal ordinal ( Singgih
Santoso, 2005 : 406 ). Adapun rumus uji Kolmogorov-Smirnov untuk
normalitas adalah sebagai berikut :
( )
X S( )
XF
D = o − n
Keterangan :
D = deviasi / penyimpangan
Sn = distribusi frekuensi yang diobservasi
Bila probabilitas ( ρ ) yang diperoleh melalui perhitungan lebih kecil dari
taraf signifikansi 5% berarti sebaran data variabel tidak normal pada taraf
signifikansi 5% dan sebaliknya.
2. Pengujian Hipotesis Penelitian
a. Hipotesis Pertama
Hipotesis pertama diuji menggunakan korelasi product moment dari
pearson. Teknik korelasi ini digunakan untuk mengetahui hubungan
antara status sosial ekonomi orang tua (X) dengan minat siswa
melanjutkan ke SMK (Y). Langkah-langkah yang harus dilakukan
untuk menguji hipotesis pertama adalah sebagai berikut.
1) Rumusan Hipotesis
Ho=ρ≤o; tidak ada hubungan positif antara status sosial
ekonomi orang tua dengan minat siswa melanjutkan ke SMK
Ha=ρ>o; ada hubungan positif antara status sosial ekonomi
orang tua (X) dengan minat siswa melanjutkan ke SMK (Y)
2) Pengujian Hipotesis
rxy=
(
) (
)( )
(
)
(
)
{
2 2}
{
(
2)
( )
2}
Keterangan:
rxy = koefisien validitas
X = hasil pengukuran
Y = kriteria yang dipakai
N = jumlah subyek
3) Interpretasi nilai koefisien korelasi tersaji dalam (Sugiyono,
1999:183), adalah sebagai berikut:
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Tinggi
0,80 – 1,000 Sangat Tinggi
4) Pengujian Signifikansi Koefisien Korelasi
Pengujian signifikansi dilakukan berdasarkan uji t (Sudjana,
1992:380), dengan rumus:
t =
2 1 2 r n r − − Keterangan:
r = koefisien korelasi
n = jumlah sampel
5) Kriteria Pengujian atau pengambilan keputusan
Dalam pengujian korelasi ini digunakan taraf signifikansi 5%.
Ho ditolak jika t hitung > ttabel . Ini berarti ada hubungan
positif antara status sosial ekonomi orang tua (X) dengan minat
siswa melanjutkan ke SMK (Y).
b. Hipotesis Kedua
Hipotesis kedua diuji menggunakan korelasi product moment dari
pearson. Teknik korelasi ini digunakan untuk mengetahui hubungan
antara persepsi siswa terhadap SMK (X) dengan minat siswa
melanjutkan ke SMK(Y). Langkah-langkah yang harus dilakukan
untuk menguji hipotesis kedua adalah sebagai berikut.
1) Rumusan Hipotesis
Ho=ρ≤o; tidak ada hubungan positif antara persepsi siswa
terhadap SMK dengan minat siswa melanjutkan ke SMK
Ha=ρ>o; ada hubungan positif antara persepsi siswa terhadap
SMK (X) dengan minat siswa melanjutkan ke SMK (Y).
2) Pengujian Hipotesis
rxy=
(
) (
)( )
(
) (
)
{
2 2}
{
(
2) ( )
2}
rxy = koefisien validitas
X = hasil pengukuran
Y = kriteria yang dipakai
N = jumlah subyek
3) Interpretasi nilai koefisien korelasi tersaji dalam (Sugiyono,
1999:183), adalah sebagai berikut:
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Tinggi
0,80 – 1,000 Sangat Tinggi
4) Pengujian Signifikansi Koefisien Korelasi
Pengujian signifikansi dilakukan berdasarkan uji t (Sudjana,
1992:380), dengan rumus:
t =
2 1 2 r n r − − Keterangan:
r = koefisien korelasi
n = jumlah sampel
5) Kriteria Pengujian atau pengambilan keputusan
Dalam pengujian korelasi ini digunakan taraf signifikansi 5%.
Ho ditolak jika t hitung > ttabel . Ini berarti ada hubungan
positif antara persepsi siswa terhadap SMK (X) dengan minat
BAB IV
HASIL TEMUAN LAPANGAN
A. Data Kelembagaan Sekolah
1. Data Kelembagaan Sekolah
a. Nama Sekolah : SMPN I Tembarak
b. Alamat Sekolah : Jalan raya Tembarak, Desa Tembarak,
Kecamatan Tembarak, Kabupaten
Temanggung
c. Status Sekolah : Negeri
d. No. Statistik Sekolah : 20.1.03.23.02.2006
B. Fasilitas Penunjang Pendidikan
Guna menunjang kegiatan belajar mengajar di SMPN I Tembarak mmiliki
fasilitas yang cukup memadai. Hal ini dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Tabel 4.1
No Jenis Bangunan Jumlah Unit
1 Ruang Tata Usaha 1
2 Ruang Kepala Sekolah 1
3 Ruang Tamu 1
4 Ruang Guru 1
5 Ruang BP 1
6 Ruang UKS 1
7 Perpustakaan 1
8 Ruang Laboratorium 2
9 Ruang Ibadah / Mushola 1
10 Aula / hall 1
11 Kantin 3
12 Ruang Ganti 1
13 Ruang Kelas 15
14 Tempat Parkir 2
15 Ruang OSIS 1
16 Kamar mandi 4
Selain fasilitas-fasilitas yang ada diatas, SMPN I Tembarak juga masih
dilengkapi dengan sarana dan prasarana fisik seperti lapangan upacara 1 area dan
lapangan olah raga. Secara umum fasilitas-fasilitas yang dimiliki SMPN I
C. Sumber Daya Manusia SMPN I Tembarak
1. Kepala Sekolah
Sejak awal berdirinya SMPN I Tembarak sudah mengalami pergantian
kepala sekolah sebanyak 11 kali. Yaitu :
1. Suswoyo
2. Soewito
3. Pranggono
4. Soeroyo
5. Siti Soedariyah
6. Bambang Sutedjo
7. Slamet Tukimin
8. Mardjono
9. Kasno
10.Soedaryanto
11.Budi Leksono
2. Guru dan Tenaga Administrasi
Guru di SMPN I Tembarak bertanggung jawab terhadap kepala sekolah
serta mempunyai tanggung jawab dalam pelaksanaan proses belajar mengajar
secara efektif dan efisien. SMPN I Tembarak secara keseluruhan berjumlah 45
Tabel 4.2
No Nama Guru / karyawan
1 Budi Leksono, S.Pd
2 Sukardi
3 Suwanto, S.Pd
4 Dudy Triansutanto, S.Pd
5 Surasmi
6 Sutarman, S.Pd
7 Sri Redjeki
8 Roedy Bintoro, S.Pd
9 Jati Narwanto
10 Muhtawa, S.Pd
11 Retno Sari G, S.Pd
12 Eko Saputro, S.Pd
13 Khoeriyah
14 Tri Mulyono
15 Mulyanto, S.Pd
16 Drs. Sutikta
17 Supono
18 Endang wuryaningrum
20 Sri Ujiyanti, S.Pd
21 Puji Liswantara, S.Pd
22 Pudji Astuti, S.Pd
23 Tri Sutarti, S.Pd
24 Gane Santoso
25 Eko Prasetyowati, S.Pd
26 Akhmad
27 Eni Haryani
28 Siti Umanah
29 Denok Sitikanah
30 Taat Pujiyanto, S.Pd
31 Dedeh Dwi W, S.Pd
32 Dwi Lestari S.Pd
33 Eko Dintik Nuryanto, S.Ag
34 Muniroh, S.Pd
35 Sariyati
36 Walijati
37 Samilah
38 Saridah
39 Widada Rahayu
41 Rebut Prinanto
42 Titik Sudiyati
43 Purwaning Bandarawati
44 Suci Nur Ngaisah
45 Suwarjo
D. Data Siswa
Jumlah siswa kelas I berjumlah172 siswa; siswa kelas II berjumlah 181 siswa
; siswa klas III berjumlah 194 siswa. Data jumlah siswa untuk tahun ajaran 2006 /
2007 adalah sebagai berikut :
Tabel 4.3
Data Jumlah siswa
Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah
IA 17 17 34
IB 21 15 36
IC 17 15 32
ID 17 19 36
IE 14 22 36
IIA 17 23 40
IIC 22 12 34
IID 16 21 37
IIE 19 18 37
IIIA 6 35 41
IIIB 15 24 39
IIIC 20 20 40
IIID 27 12 39
IIIE 34 5 39
E. Deskripsi Populasi
Jumlah populasi kelas III berjumlah 194 orang. Yang terdiri dari 41 orang kelas
IIIA, 39 orang kelas IIIB, 40 orang kelas IIIC, 39 orang kelas IIID, dan 39 orang
kelas IIIE. Berikut komposisinya :
1. Komposisi responden berdasar tingkat pendidikan orang tua. Dari segi tingkat
pendidikan orang tua dapat digolongkan menjadi 4 yaitu :
Tabel 4.4
Komposisi Tingkat Pendidikan Orang Tua
Tingkat pendidikan Ayah Ibu Jml
f % f % A+I %
Tamat SLTP 29 15,43% 42 22,34% 71 18,88%
Tamat SLTA 22 11,7% 14 7,45% 36 9,57%
Tamat Perguruan
Tinggi/Akademi
4 2,13% 2 1,06% 6 1,6%
Jumlah 188 100% 188 100% 376 100%
Tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar orang tua siswa SMPN I
Tembarak adalah tamatan SD., yaitu 69,95 %, tamat SLTP sebanyak18,88%,
tamat SLTA sebanyak 9,57 %, dan tamat Akademi atau Perguruan Tinggi
sebanyak 1,6%.
2. Komposisi responden berdasar fasilitas yang dimiliki. Dari segi tingkat
fasilitas yang dimiliki orang tua dapat digolongkan menjadi 5 yaitu :
Tabel 4.5
Komposisi Fasilitas yang Dimiliki Orang tua
kriteria frekuensi %
Sangat mewah 0 0%
Mewah 5 2,66%
Cukup 2 1,06%
Sederhana 8 4,26%
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar orang tua siswa SMPN I
Tembarak memiliki fasilitas yang sangat sederhana yaitu sebesar 92,08%,
tergolong sederhana sebesar 4,26%, tergolong cukup sebesar 1,06%,
tergolong mewah sebesar 2,66% dan yang tergolong sangat mewah tidak ada
BAB V
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara status sosial ekonomi orang
tua, dan persepsi siswa terhadap SMK dengan minat siswa melanjutkan ke SMK.
Untuk mencapai tujuan tersebut, peneliti melakukan studi kasus terhadap siswa kelas
III SMP Negeri I Tembarak. Kepada para siswa telah dilakukan penjaringan data
tentang variabel-variabel dalam tujuan tersebut, dan telah dianalisis dengan metode
yang dijelaskan pada metodologi penelitian di bab III. Penelitian ini dilaksanakan
pada bulan april tahun 2007. Dalam bab ini akan dipaparkan hasil analisis yang telah
dilakukan, yaitu meliputi deskripsi data, analisis deskripsi data, analisis data,
pengujian hipotesis dan pembahasan hasil penelitian.
A. Deskripsi Data
Dalam penelitian ini kuesioner yang disebar sebanyak 194. Kuesioner yang
kembali sebanyak 188. Dengan demikian response rate penelitian sebesar
96,91 %. Dari kuesioner yang diolah sebanyak 188 karena sesuai dengan
kuesioner yang dikembalikan.
B. Analisis Deskriptif
Karakteristik status sosial ekonomi, persepsi siswa terhdap SMK dan minat
siswa melanjutkan ke SMKdapat digambarkan melalui hasil pengujian statistik
deskriptif. Dari pengujian yang telah dilakukan diketahui, mayoritas orang tua
siswa kelas III SMPN I Tembarak memiliki status sosial ekonomi di masyarakat
dalam katagori sangat rendah, jumlahnya mencapai 92,02%. Tingkat
pendidikan mereka mayoritas tamat SD, sebanyak 70,75% untuk Bapak dan
78,8% untuk Ibu. Memiliki jenis pekerjaan sebagai pendidik sebanyak 52%
untuk Bapak dan 69,15% untuk Ibu. Berikut ini akan disampaikan secara rinci
deskripsi untuk setiap variabel.
1. Status Sosial Ekonomi
Deskripsi status sosial ekonomi orang tua didasarkan pada Pedoman
Acuan Patokan (PAP) tipe II:
Tabel 5. 1
Status Sosial Ekonomi Orang tua
Skor Frekuensi Persentase Kriteria 41 – 48
36 – 40 32 – 35 29 – 31 <29 0 5 2 8 173 0% 2,66% 1,06% 4,26% 92,08% Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah Jumlah 188 100%
Sumber : Data Penelitian
Tabel 5.1 menunjukkan bahwa tidak ada siswa siswa atau 0% memiliki
status sosial ekonomi yang sangat tinggi, 5 siswa atau 2,66% memiliki
status sosial ekonomi orang tua yang cukup, 8 siswa atau 4,26% memiliki
status sosial ekonomi orang tua yang rendah, 173 siswa atau 92,08%
memiliki status sosial ekonomi orang tua yang sangat rendah. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden memiliki
status sosial ekonomi orang tua yang sangat rendah . Hasil tersebut
didukung oleh hasil perhitungan nilai dengan mean = 23,095 median = 23
modus = 25.
2. Persepsi siswa terhadap SMK
Deskripsi variabel persepsi siswa terhadap SMK didasarkan pada
Pedoman Acuan Patokan (PAP) tipe II:
Tabel 5. 2
Persepsi siswa terhadap SMK
Skor Frekuensi Persentase Kriteria 51 – 60
45 – 50 40 – 44 36 – 39 <36 35 102 35 6 10 18,62% 54,26% 18,62% 3,19% 5,32% Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah Jumlah 188 100%
Sumber : Data Penelitian
Tabel 5.2 menunjukkan bahwa 35 siswa atau 18,62% memiliki persepsi
yang sangat tinggi terhadap SMK, 102 siswa atau 54,26% memiliki
persepsi yang tinggi terhadap SMK, 35 siswa atau 18,62% memiliki
persepsi yang cukup terhadap SMK, 6 siswa atau 3,19% memiliki persepsi
sangat rendah terhadap SMK. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
sebagian besar responden memiliki persepsi yang sangat tinggi .
3. Minat siswa melanjutkan ke SMK
Deskripsi variabel minat melanjutkan ke SMK didasarkan pada Pedoman
Acuan Patokan (PAP) tipe II:
Tabel 5. 3
Minat Melanjutkan ke SMK
Skor Frekuensi Persentase Kriteria 51 – 60
45 – 50 40 – 44 36 – 39 <36 50 102 22 7 7 26,60% 54,26% 11,70% 3,72% 3,72% Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah Jumlah 188 100%
Sumber : Data Penelitian
Tabel 5.3 menunjukkan bahwa 50 siswa atau 26,60% memiliki minat
melanjutkan ke SMK yang sangat tinggi, 102 siswa atau 54,26% memiliki
minat melanjutkan ke SMK yang tinggi, 22 siswa atau 11,70% memiliki
minat yang cukup untuk melanjutkan ke SMK, 7 siswa atau 3,72%
memiliki minat rendah untuk melanjutkan ke SMK, 7 siswa atau 3,72%
memiliki minat melanjutkan ke SMK yang sangat rendah. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden memiliki
C. Analisa Data
Pengujian Prasyarat Analisis Data, dengan menggunakan uji normalitas
Pengujian normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah data berdistribusi
normal atau tidak. Dalam penelitian ini pengujian normalitas didasarkan pada uji
One Sample Kolmogorov Smirnov dengan bantuan program SPSS versi 13,0.
Dalam lampiran halaman 104 menunjukkan bahwa nilai-nilai probabilitas
(asymptot significance) variabel status sosial ekonomi orang tua = 0,184. Nilai
probabilitas tersebut lebih besar dari nilai α = 0,05. Hal tersebut berarti distribusi
data status sosial ekonomi orang tua adalah normal. Nilai probabilitas persepsi
siswa terhadap SMK = 0,070. Nilai probabilitas tersebut lebih besar dari nilai α =
0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa distribusi data persepsi siswa terhadap
SMK adalah normal. Nilai probabilitas minat melanjutkan ke SMK = 0,078.
Nilai probabilitas tersebut lebih besar dari nilai α = 0,05. Hal tersebut
D. Pengujian Hipotesis Penelitian
1. Hubungan Antara Status Sosial Ekonomi Orang Tua Dengan Minat
Melanjutkan ke SMK
a. Rumusan Hipotesis I
H0 = Tidak ada hubungan positif antara status sosial ekonomi orang tua
dengan minat siswa melanjutkan ke SMK.
Ha = Ada hubungan positif antara status sosial ekonomi orang tua dengan
minat siswa melanjutkan ke SMK.
b. Pengujian Hipotesis
Hasil perhitungan untuk status sosial ekonomi orang tua menunjukkan
bahwa besarnya rhitung = 0,258 ( lihat lampiran halaman 109 ). Koefisien
korelasi sebesar 0,258 menunjukkan bahwa hubungan status sosial
ekonomi orang tua dengan minat siswa melanjutkan ke SMK adalah
positif dengan kategori derajat hubungan rendah. Sementara hasil
pengujian signifikansi pada taraf 5% diperoleh hasil perhitungan nilai
hitung
t =4,738 (lampiran halaman 110). Nilai ttabel pada taraf signifikansi
5% dengan db = 187-2 adalah 1,653. Dari analisis menunjukkan bahwa
nilai thitung = 4,738 > ttabel = 1,653, maka dapat disimpulkan bahwa Ho
ditolak dan menerima Ha. Hal ini berarti bahwa hubungan antara status
sosial ekonomi orang tua dengan minat siswa melanjutkan ke SMK adalah
2. Hubungan Persepsi Siswa Terhadap SMK Dengan Minat Melanjutkan
ke SMK
a. Rumusan Hipotesis I
H0 = Tidak ada hubungan positif antara persepsi siswa terhadap SMK
dengan minat siswa melanjutkan ke SMK.
Ha = Ada hubungan positif antara persepsi siswa terhadap SMK dengan
minat melanjutkan ke SMK.
b. Pengujian Hipotesis
Hasil perhitungan untuk persepsi siswa terhadap SMK menunjukkan
bahwa besarnya rhitung = 0,412 ( lampiran halaman 109 ). Koefisien
korelasi sebesar 0,412 menunjukkan bahwa hubungan persepsi siswa
terhadap SMK dengan minat siswa melanjutkan ke SMK adalah positif
dengan kategori derajat hubungan sedang. Sementara hasil pengujian
signifikansi pada taraf 5% diperoleh hasil perhitungan nilai
hitung
t =6,941 (lampiran halaman 110 ). Nilai ttabel pada taraf
signifikansi 5% dengan db = 187-2 adalah 1,653. Dari analisis
menunjukkan bahwa nilai thitung = 6,941 > ttabel = 1,653, maka dapat
disimpulkan bahwa Ho ditolak dan menerima Ha. Hal ini berarti bahwa
hubungan antara persepsi siswa terhadap SMK dengan minat siswa
F. Pembahasan
1. Hubungan Antara Status Sosial Ekonomi Orang Tua Dengan Minat siswa
Melanjutkan Ke SMK
Temuan sebanyak 92,02% orang tua siswa siswa kelas III SMPN I
Tembarak tergolong dalam status sosial ekonomi sangat rendah,
merupakan paradok dengan tingginya biaya yang diperlukan dalam
pendidikan. Kondisi paradok ini menjelaskan ketidakmampuan sebagian
besar orang tua siswa untuk menyekolahkan anaknya ke sekolah
menengah tingkat atas karena kekurangan biaya. Hasil korelasi variabel
status sosial ekonomi dengan minat melanjutkan studi ke SMK kelas III
SMP Negeri I Tembarak sebesar 0,258, mengacu pada klasifikasi derajat
hubungan maka hubungan sebesar 0,258 tergolong rendah yang berarti
bahwa status sosial ekonomi keluarga bukan merupakan pertimbangan
utama siswa ketika berminat melanjutkan studi ke SMK. Sedangkan hasil
pengujian nilai t menunjukkan nilai thitung = 4,738 lebih besar dari ttabel
= 1,653. Hal ini berarti bahwa hubungan antara status sosial ekonomi
orang tua dengan minat melanjutkan ke SMK adalah positif dan
signifikan. Temuan hubungan tersebut bukan berarti suatu kepastian
bahwa siswa yang kondisi sosial ekonomi orang tuanya rendah pasti
anaknya tidak melanjutkan sekolah, karena masih banyak faktor lain yang
hubungan yang rendah antara status sosial ekonomi orang tua dengan
minat siswa melanjutkan ke SMK dapat terjadi diduga karena 2 faktor
yaitu :
a. Faktor orang tua
Di era globalisasi ini banyak orang berpendapat bahwa pendidikan
merupakan suatu hal yang sangat penting untuk mencapai masa depan
yang lebih baik bagi seseorang. Hal ini menjadi pemikiran bagi orang
tua yang mempunyai anak yang sedang menempuh pendidikan. Orang
tua tentu saja menginginkan anak-anaknya memperoleh pendidikan
yang memadai untuk mancapai masa depan yang lebih cerah. Banyak
orang tua tidak ragu-ragu mendorong anak-anaknya untuk terus
melanjutkan pendidikan, tetapi diluar semua itu status sosial ekonomi
orng tua yang melekat dalam diri mereka merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi pembentukan minat anak untuk melanjutkan studi
ke SMK.
Dari hasil penelitian ternyata terdapat hubungan antara status sosial
ekonomi orang tua dengan minat siswa melanjutkan ke SMK. Artinya
variabel status sosial ekonomi orang tua mempengaruhi minat siswa
dalam memilih SMK. Akan tetapi orang tua tetap berusaha semampu
mereka agar anaknya memcapai pendidikan yang tinggi. Apabila
orang tua siswa berpenghasilan besar, maka mereka akan
tidak ingin anaknya cepat bekerja, akan tetapi diharapkan melanjutkan
sekolah ke tingkat yang lebih tinggi lagi, disampin