• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan status sosial ekonomi orang tua dan prestasi belajar kejuruan siswa dengan minat berwirausaha : studi kasus kelas 2 dan 3 jurusan penjualan SMK Sanjaya Pakem, Sleman, Yogyakarta.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan status sosial ekonomi orang tua dan prestasi belajar kejuruan siswa dengan minat berwirausaha : studi kasus kelas 2 dan 3 jurusan penjualan SMK Sanjaya Pakem, Sleman, Yogyakarta."

Copied!
141
0
0

Teks penuh

(1)

xii

ABSTRAK

HUBUNGAN STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PRESTASI BELAJAR KEJURUAN SISWA DENGAN

MINAT BERWIRAUSAHA

Studi kasus : Siswa-siswi kelas 2 dan 3 Jurusan Penjualan SMK Sanjaya, Pakem, Sleman, Yogyakarta

Angela Nucifera Haidityasari Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2009

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah : (1) ada hubungan yang positif signifikan antara status sosial ekonomi orang tua dengan minat berwirausaha, (2) ada hubungan yang positif signifikan antara prestasi belajar kejuruan siswa dengan minat berwirausaha pada siswa-siswi kelas 2 dan 3jurusan penjualan SMK Sanjaya Pakem Sleman Yogyakarta.

Pengumpulan data dilaksanakan pada bulan September 2008. Populasi penelitian berjumlah 52 siswa. Pengumpulan data menggunakan metode kuesioner dan wawancara. Untuk menguji hipotesis penelitian menggunakan metode analisis korelasi product moment dari Pearson.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) ada hubungan yang positif dan signifikan antara status sosial ekonomi orang tua dengan minat berwirausaha, hal ini berdasarkan hasil perhitungan nilai koefisien korelasi bernilai positif dan nilai r = 0,349, sedangkan hasil pengujian

t

hitung = 2,751 lebih besar dari

t

tabel = 1,676.

(2) ada hubungan yang positif dan signifikan antara prestasi belajar kejuruan siswa dengan minat berwirausaha, hal ini berdasarkan hasil perhitungan nilai koefisien korelasi bernilai positif dan nilai r = 0,254, sedangkan

t

hitung = 2,029

(2)

xiii

ABSTRACT

THE RELATIONSHIP BETWEEN THE ECONOMIC AND SOSIAL STATUS OF THE PARENTS AND STUDENTS’ ACHIEVEMENT

TOWARD THE INTEREST OF ENTREPRENEURSHIP A Case Study on : The second and third year students of Marketing

Department Sanjaya Vocational Senior High School in Pakem, Sleman, Yogyakarta

Angela Nucifera Haidityasari Sanata Dharma University

Yogyakarta 2009

This research aims to know whether : (1) there is any positive and significant relationship between the economical and social status of the parents towards entrepreneurship ; (2) there is any positive and significant relationship between students’ achievement towards entrepreneurship of the students of the second and the third of students Marketing Department of Sanjaya Vocational Senior High School.

Data collecting was done in September 2008. The population of the research was 52 students. The data were collected by using questionnaire and interviews methods. To analyse the hypotheses, product moment from Pearson correlation analysis was applied.

(3)

HUBUNGAN STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN

PRESTASI BELAJAR KEJURUAN SISWA DENGAN

MINAT BERWIRAUSAHA

Studi Kasus Kelas 2 dan 3 Jurusan Penjualan

SMK Sanjaya Pakem, Sleman, Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Disusun oleh :

Angela Nucifera Haidityasari NIM : 041334006

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)
(5)
(6)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan untuk :

Bapa di Surga, Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria

Ayah A. Bambang Utoyo dan Mama A. Eny Waljiyati

Adikku Agatha dan Ancilla

Bramaku tersayang

(7)

v

MOTTO

Saat Hidup Tak Terangkai Sempurna

Banyak Berkat Terselubung di Balik

Kepedihan dan Pencobaan

Ya... Kita Tidak Dapat Melihat

Apa yang Allah Rencanakan

Namun, Lewat Penderitaan

Kita Menjumpai Kasih Allah,

Serta Dapat Merasakan Damai

Yang Dilaimpahkan-Nya Dari Surga

(Kathy C. Miller)

Roh Kudus Datang Menolong Dalam Kelemahan Kita

Dan Menjadi Pengantara Kita

(8)
(9)
(10)

vii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala berkah dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Hubungan Status Sosial Ekonomi Orang Tua dan Prestasi Belajar Kejuruan Siswa dengan Minat Berwirausaha”.

Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis memperoleh banyak bimbingan, kritik, saran, masukan dan dukungan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis ingin menghaturkan rasa hormat dan terima kasih kepada: 1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Y. Harsoyo, S.Pd., M.Si. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak L. Saptono. S.Pd., M.Si. Selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

(11)

viii

5. Ibu B. Indah Nugraheni, S.Pd.,SIP.,M.Pd, selaku Dosen Penguji yang telah bersedia meluangkan waktu memberikan bimbingan, dukungan, kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini

6. Bapak Drs. FX. Muhadi, M.Pd, selaku Dosen Penguji yang telah bersedia meluangkan waktu memberikan bimbingan, dukungan, kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini

7. Para Dosen Program Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis. 8. Semua karyawan di Sekretariat Pendidikan Akuntansi (Mbak Aris dan Pak

Wawik) terimakasih atas segala pelayanan dan bantuannya selama penulis kuliah di USD.

9. Bapak Y. Supriyadi, Bc. Hk, S.Pd, selaku Kepala SMK Sanjaya Pakem Sleman Yogyakarta yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.

10.Bapak dan Ibu Guru beserta Staf Karyawan di SMK Sanjaya Pakem Sleman Yogyakarta yang telah memberikan bantuan dan arahan kepada penulis.

11.Siswa-siswi kelas 2 dan 3 Jurusan Penjualan yang telah membantu penulis dalam melengkapi data. Terimakasih atas kerjasamanya.

(12)

ix

13.Adiku Agatha Previan Chrisditya dan Ancilla Thertia Milleena atas segala doa dan dukungannya ( Ta, belajar yang rajin biar bisa masuk TEKIM UGM yach!!! La, jangan maen kasti terus, belajar dong biar rangking 1 lagi OK??!!). 14.CintaQyu, SweetyQyu, Honey-BoneyQyu “Brama Eka Prasetya” makasih ya

atas doa, motivasi dan kasih sayangnya, Say, ternyata bener yang kamu bilang “Kamu pasti bisa!!” he9.. terbukti juga aku bisa lulus nich… Aku selalu dukung kamu biar cepet nyusul aku ok?! I Love You…..

15.Evi Lastriani Sitorus (my best friend… thank’s ya bukunya, thank’s bawelnya.. kangen nech jadi anak SMA lagi ha9… Sukses buat km!!!.)

16.Bu Yanti Kriting, Deyas, Sigit makasih atas doa dan bantuannya. (Buat Deyas n Sigit kapan married?)

17.Mbah Gabel, Budhe Is, Om Dwix, Om Tyas, Om Joko, Tante Ema, Michael, n Adiknya terimakasih atas doa dan dukungannya.

18.Bapak Rujito, Ibu Gumi, Ari, dan Tika Terimakasih atas doa dan dukungannya.

19.Astri (tri… Kamu memang diutus oleh Tuhan buat bantu aku he9… Thank’s atas semuanya)

20.Mba Yohana ’03 (thank’s for all… aku ga bs ngungkapin perasaanku, yg jelas aku seneng bs kenal km jd byk hal yg aku dapat he9…)

(13)

x

buat kamu!!), Siska (Cis,mkch t4 kostnya, makanan, minuman, dll. Chayo Cis Km pasti bisa!!!), Mba Esti PBI ’04 (Mksh bantuannya)

22.Tantri (Jenx, met berjuang yach. Yucks.. kpn Qta Tour bareng lagi?!), Evi (Chep, kangen nech!!! Mksh buat kerjasamanya, buat curhat2annya, cariin kerjaan donx buat aku.), Mbokde Gareth (Jaga De2’x Oni baex2, jgn diajari yg aneh2 he9…)

23.Ika, Nia, Yanita, Cece, Rani, Pasca, Shela, Yani, Dikha, Shinta, Ember, Lasme’x, Indra, Heru, Yoga, Ucup, Blakcy, Agung, Beni, Te.Pe, Moko, pakde Acon’x, Agus ’03, Gambul (terimakasih atas bantuan kalian selama kuliah dan dukungannya dalam penyelesaian skripsi ini kapan kita bisa

kumpul lagi aku kangen ni ma kalian smua………)

24.Sulis, Kriyas, Danang, Maz Eko, Maz Aris, n anak2 Mudika GabrieL (Makasih atas dukungan, semangat, n canda tawa kalian yg buat aku ga BT lagi)

25.Mas Moko n familly ( Terimakasih buat pinjeman komputer n scan virus he9… flashdisk ku skrg uda bersih low mas ha9…)

26.Temen2 PS. Jubilate, Komunitaz Pemazmur, Komunitas Lektor (Terimakasih buat kebersamaan kita… GBU)

27.Buat teman-teman seperjuangan di PAK 2004 kelas A dan B, sukses untuk semuanya ya………

(14)

xi

Dengan kerendahan hati, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu berbagai saran, kritik, dan masukan sangat diharapkan demi perbaikan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak yang berhubungan dengan pendidikan.

Yogyakarta, 12 Januari 2009

Penulis

(15)

xii

ABSTRAK

HUBUNGAN STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PRESTASI BELAJAR KEJURUAN SISWA DENGAN

MINAT BERWIRAUSAHA

Studi kasus : Siswa-siswi kelas 2 dan 3 Jurusan Penjualan SMK Sanjaya, Pakem, Sleman, Yogyakarta

Angela Nucifera Haidityasari Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2009

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah : (1) ada hubungan yang positif signifikan antara status sosial ekonomi orang tua dengan minat berwirausaha, (2) ada hubungan yang positif signifikan antara prestasi belajar kejuruan siswa dengan minat berwirausaha pada siswa-siswi kelas 2 dan 3jurusan penjualan SMK Sanjaya Pakem Sleman Yogyakarta.

Pengumpulan data dilaksanakan pada bulan September 2008. Populasi penelitian berjumlah 52 siswa. Pengumpulan data menggunakan metode kuesioner dan wawancara. Untuk menguji hipotesis penelitian menggunakan metode analisis korelasi product moment dari Pearson.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) ada hubungan yang positif dan signifikan antara status sosial ekonomi orang tua dengan minat berwirausaha, hal ini berdasarkan hasil perhitungan nilai koefisien korelasi bernilai positif dan nilai r = 0,349, sedangkan hasil pengujian

t

hitung = 2,751 lebih besar dari

t

tabel = 1,676.

(2) ada hubungan yang positif dan signifikan antara prestasi belajar kejuruan siswa dengan minat berwirausaha, hal ini berdasarkan hasil perhitungan nilai koefisien korelasi bernilai positif dan nilai r = 0,254, sedangkan

t

hitung = 2,029

(16)

xiii

ABSTRACT

THE RELATIONSHIP BETWEEN THE ECONOMIC AND SOSIAL STATUS OF THE PARENTS AND STUDENTS’ ACHIEVEMENT

TOWARD THE INTEREST OF ENTREPRENEURSHIP A Case Study on : The second and third year students of Marketing

Department Sanjaya Vocational Senior High School in Pakem, Sleman, Yogyakarta

Angela Nucifera Haidityasari Sanata Dharma University

Yogyakarta 2009

This research aims to know whether : (1) there is any positive and significant relationship between the economical and social status of the parents towards entrepreneurship ; (2) there is any positive and significant relationship between students’ achievement towards entrepreneurship of the students of the second and the third of students Marketing Department of Sanjaya Vocational Senior High School.

Data collecting was done in September 2008. The population of the research was 52 students. The data were collected by using questionnaire and interviews methods. To analyse the hypotheses, product moment from Pearson correlation analysis was applied.

(17)

xiv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

ABSTRAK... xii

ABSTRACT ... xiii

DAFTAR ISI ... xiv

DAFTAR TABEL ... xvii

DAFTAR GAMBAR ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan masalah ... 6

C. Rumusan Masalah ... 6

D. Tujuan Penelitian ... 7

E. Manfaat Penelitian ... 7

(18)

xv BAB II TINJAUAN TEORITIK

A. Status Sosial Ekonomi ... 10

B. Prestasi Belajar ... 16

C. Minat Berwirausaha ... 21

D. Hakekat Prestasi Kejuruan ... 29

E. Kerangka Berpikir ... 31

F. Paradigma Penelitian ... 34

G. Hipotesis ... 35

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 36

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 36

C. Subyek dan Obyek Penelitian ... 37

D. Populasi ... 37

E. Operasionalisasi Variabel ... 38

F. Teknik Pengumpulan Data ... 42

G. Teknik Pengujian Instrumen ... 43

H. Teknik Analisis Data ... 48

BAB IV GAMBARAN UMUM A. Sejarah SMK Sanjaya Pakem ... 53

B. Latar Belakang Pendirian Sekolah ... 54

(19)

xvi

D. Sistem Satuan Pendidikan SMK Sanjaya Pakem ... 55

E. Kurikulum Satuan Pendidikan SMK Sanjaya Pakem ... 58

F. Sumber Daya Manusia di SMK Sanjaya Pakem ... 60

G. Data Siswa SMK Sanjaya Pakem ... 64

BAB V DESKRIPSI DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data... 66

B. Analisis Data ... 69

1. Pengujian Prasyarat Analisis Data ... 69

2. Pengujian Hipotesis... 70

C. Pembahasan... 73

BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN, SARAN A. Kesimpulan ... 78

B. Keterbatasan Penelitian ... 78

C. Saran... 79

(20)

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Kisi-kisi Operasionalisasi Variabel Status Sosial Ekonomi ... 38

Tabel 3.2. Kisi-kisi Operasionalisasi Variabel Minat Berwirausaha ... 42

Tabel 3.3. Rangkuman Uji Validitas Status Sosial Ekonomi ... 44

Tabel 3.4. Rangkuman Uji Validitas Minat Berwirausaha ... 46

Tabel 3.5 Rangkuman Uji Reliabilitas ... 48

Tabel 5.1. Responden Penelitian ... 66

Tabel 5.2. Sebaran Klasifikasi Status Sosial Ekonomi Orang Tua ... 66

Tabel 5.3. Sebaran Klasifikasi Prestasi Belajar Kejuruan Siswa ... 67

Tabel 5.4. Sebaran Klasifikasi Minat Berwirausaha ... 68

(21)

xviii

DAFTAR GAMBAR

(22)

xix

DAFTAR LAMPIRAN

(23)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Saat ini banyak di jumpai Sekolah Menengah kejuruan (SMK)

yang didirikan oleh pemerintah maupun swasta untuk dapat memenuhi

tuntutan masyarakat terlebih dalam dunia industri. Dengan adanya

pertumbuhan Sekolah Menengah Kejuruan yang semakin banyak

diharapkan akan menghasilkan calon tenaga kerja yang semakin terampil,

namun hal ini akan menimbulkan permasalahan yang baru yaitu

penempatan tenaga kerjanya.

Dari sejumlah calon tenaga kerja yang dihasilkan oleh SMK

ternyata masih banyak yang belum mendapatkan pekerjaan. Hal tersebut

dikarenakan keterampilan para lulusan SMK masih banyak yang belum

memenuhi harapan dari pihak industri. Situasi ini lebih diperburuk lagi

dengan semakin banyaknya lulusan SMU yang tidak dapat melanjutkan

pendidikan ke Perguruan Tinggi, sehingga hal ini akan menambah jumlah

pencari kerja (Ida Bagus Mantra, 1980:59)

Untuk mengatasi permasalahan di atas ada beberapa alternatif

pemecahannya antara lain dengan memperluas lapangan kerja atau bisa

juga dengan berwirausaha. Pemerintah dalam hal ini juga sudah berusaha

keras, namun dengan adanya keterbatasan modal untuk menyeimbangkan

(24)

membutuhkan waktu yang sangat lama. Sedang jumlah lulusan sekolah

sebagai calon tenaga kerja terus meningkat setiap tahunnya.

Menghadapi kenyataan tersebut, SMK sebagai penyelenggara

pendidikan kejuruan yang siap kerja perlu untuk meningkatkan kualitas

lulusan agar mampu bekerja maupun menciptakan usaha sendiri. Salah

satu caranya adalah memberikan pendidikan yang sesuai dengan bidang

keahliannya serta menanamkan sikap berwirausaha kepada siswa.

Beberapa jurusan yang ditawarkan oleh SMK sangat membantu

siswa khususnya dalam menggeluti bidang keahlian yang dimilikinya.

Misalnya di SMK yang menawarkan jurusan penjualan, jurusan boga,

jurusan busana, jurusan otomotif, mereka dipersiapkan sesuai bidang

keahliannya agar setelah lulus nanti mereka bisa menerapkan kompetensi

yang dimilikinya dengan membuka lapangan kerja baru baik itu bagi

dirinya sendiri maupun bagi orang lain, tentunya dengan bekal yang telah

diperoleh sesuai bidang keahliannya masing-masing. Namun ada juga

SMK yang menawarkan jurusan Akuntansi yang tentunya mereka juga

sama-sama dipersiapkan untuk bisa terjun ke dunia kerja atau industri

namun mereka cenderung untuk mencari kerja karena keahlian dalam

bidang akuntansi yang mereka miliki hanya bisa diterapkan ketika mereka

bekerja di suatu perusahaan atau industri seperti misalnya kemampuan

dalam membuat laporan keuangan.

SMK Sanjaya Pakem Sleman Yogyakarta khususnya program studi

(25)

diharapkan dapat menghasilkan lulusan yang benar-benar memiliki

keterampilan yang memadai dengan demikian mampu mandiri dan mampu

menciptakan lapangan pekerjaan bagi dirinya sendiri maupun bagi orang

lain yaitu dengan berwirausaha.

Berdasarkan pengalaman dan pengamatan peneliti, minat

berwirausaha masing-masing siswa jurusan Penjualan SMK Sanjaya

Pakem Sleman Yogyakarta berbeda-beda, bahkan sebagian besar

mempunyai kecenderungan ingin mencari pekerjaan setelah lulus.

Perbedaan latar belakang siswa tidak terlepas dari status sosial ekonomi

orang tua siswa itu sendiri.

Status sosial ekonomi orang tua merupakan faktor ekstern yang

mencakup tingkat pendidikan orang tua, jabatan dalam masyarakat, dan

kekayaan yang dimiliki orang tuanya. Pengamatan peneliti menyatakan

siswa-siswi yang bersekolah di SMK Sanjaya Pakem Sleman Yogyakarta

sebagian besar berasal dari keluarga yang status sosial ekonomi orang

tuanya sedang bahkan rendah. Hal ini dapat dilihat dari penampilan siswa

yang sangat sederhana terlihat dari sepatu dan tas yang dipakai tidak

bermerek bahkan sudah usang, transportasi yang mereka gunakan untuk

bersekolah yaitu bus dan ada juga yang berjalan kaki, dan di tempat parkir

siswa tidak banyak yang menggunakan sepeda motor. Pada saat jam

istirahat berlangsung terlihat ada beberapa siswa yang tidak pergi ke

(26)

orang tua hanya cukup untuk keperluan transportasi atau dengan kata lain

uang saku mereka hanya pas-pas an saja.

Orang tua yang mempunyai pendidikan lebih tinggi diduga akan

lebih aktif dalam mendorong perkembangan anak. Pengalaman

mengenyam dunia pendidikan yang lebih baik memudahkan mereka untuk

membantu menyelesaikan kesulitan belajar anak karena pengalaman yang

mereka miliki dan cara mengatasi permasalahan dengan berbekal

pengetahuan yang luas. Anak dari keluarga yang tingkat pendidikan orang

tuanya lebih tinggi menunjukkan nilai lebih baik dalam kemampuan

akademik dan dalam lamanya bersekolah dibanding dengan anak-anak

yang tingkat pendidikan orang tuanya rendah. Selain itu, diduga derajat

hubungan kekayaan yang dimiliki orang tua dengan minat berwirausaha

akan lebih tinggi dibadingkan dengan siswa yang orang tuanya tidak

memiliki kekayaan. Hal ini disebabkan orang tua memiliki ketersediaan

modal material yang berupa fasilitas sarana dan biaya untuk membuka

usaha.

Faktor intern yang dapat mempengaruhi minat seseorang untuk

berwirausaha, salah satunya adalah keterampilan yang dimiliki siswa. Pada

kenyataannya keterampilan yang dimiliki oleh para siswa SMK Sanjaya

Pakem Sleman Yogyakarta berbeda-beda. Hal tersebut dapat dilihat dari

hasil prestasi belajar kejuruan yang berbeda-beda, sehingga minat

berwirausaha juga berbeda-beda. Pada umumnya seseorang yang senang

(27)

karena itu ia akan lebih cenderung memilih pekerjaan yang berkaitan erat

dengan pelajaran yang disenangi, diduga dengan prestasi yang tinggi dapat

menimbulkan minat berwirausaha siswa yang tinggi pada sekolah

kejuruan. Sebab dengan prestasi yang tinggi dapat membawa siswa dalam

berkreativitas dan berusaha sehingga menimbulkan minat berwirausaha.

Adanya Praktek Kerja Lapangan (PKL) di dunia industri dapat

menjadi sarana bagi siswa untuk mengembangkan keterampilan yang

dimilikinya. Dari sinilah mereka dilatih baik itu keterampilan yang

berhubungan dengan kompetensinya juga kepribadiannya seperti percaya

diri, tanggung jawab, disiplin, kerjasama, cepat tanggap, tekun dan ulet

(www.yasmin-barbeku.org/content/view/154/34/). Selain itu keterampilan

mengelola usaha kecil misalnya koperasi siswa dan mata pelajaran

kewirausahaan juga menjadi sarana bagi siswa untuk dapat

mengembangkan bakat terutama yang berhubungan dengan minatnya

dalam dunia wirausaha. Di sana mereka dilatih untuk mengelola koperasi

siswa serta dalam mata pelajaran kewirausahaan mereka dilatih untuk

membuat dan menawarkan barang dagangan, dengan adanya rasa

ketertarikan, perasaan senang dan keinginan untuk terlibat di dalamnya

maka diharapkan hal tersebut dapat menimbulkan minat berwirausaha

siswa.

Berdasarkan uraian dan fakta tersebut diatas, maka peneliti

tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Hubungan Status Sosial

(28)

Minat Berwirausaha”. Penelitian ini merupakan studi kasus pada

siswa-siswi kelas 2 dan 3 jurusan Penjualan pada SMK Sanjaya Pakem, Sleman,

Yogyakarta.

B. Batasan Masalah

Agar dapat diperoleh gambaran yang jelas dan menghindari

penafsiran yang menyimpang, maka perlu diberi batasan mengenai

permasalahan. Oleh karena banyak faktor yang mempengaruhi minat

berwirausaha siswa, maka dalam penelitian ini dibatasi pada faktor intern

yang meliputi prestasi belajar kejuruan siswa dan faktor ekstern yaitu

status sosial ekonomi orang tua yang dibatasi oleh tingkat pendidikan

orang tua, jabatan orang tua dalam masyarakat, dan kekayaan yang

dimiliki oleh orang tua

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas maka dapat

diambil rumusan masalah sebagai berikut :

1. Apakah ada hubungan positif antara status sosial ekonomi orang tua

dengan minat berwirausaha?

2. Apakah ada hubungan positif antara prestasi belajar kejuruan siswa

dengan minat berwirausaha?

(29)

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang akan dibahas, penelitian ini

bertujuan :

1. Untuk mengetahui apakah ada hubungan positif antara status sosial

ekonomi orang tua dengan minat berwirausaha.

2. Untuk mengetahui apakah ada hubungan positif antara prestasi belajar

kejuruan siswa dengan minat berwirausaha.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan akan bermanfaat bagi :

1. Sekolah

Penelitian diharapkan dapat dipergunakan sebagai langkah untuk

mengembangkan minat siswa dalam berwirausaha.

2. Mahasiswa

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk

mengembangkan kemampuan berpikir serta untuk menambah

pengetahuan.

3. Orang Tua

Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada orang tua

siswa agar lebih intensif mendorong dan mendampingi siswa dalam

(30)

G. Sistematika Isi Skripsi

Gambaran mengenai isi skripsi disajikan dalam sistematika sebagai

berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini akan diuraikan tentang latar belakang penelitian,

batasan penelitian, rumusan penelitian, manfaat penelitian, tujuan

penelitian, dan sistematika penulisan skripsi, dimana semuanya

merupakan landasan dalam penulisan skripsi ini.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Dalam bab ini mengemukakan tentang teori-teori yang berasal

dari pendapat para ahli yang telah diakui kebenarannya, yang

merupakan landasan sebagai syarat penunjang untuk

memecahkan masalah tentang hubungan status sosial ekonomi

orang tua dan prestasi belajar kejuruan siswa dengan minat

berwirausaha.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini mengemukakan beberapa metode atau cara yang

digunakan dalam penelitian baik dari awal penyusunan kuesioner

sampai pengambalian data menggunakan kuesioner tersebut serta

beberapa metode untuk menghasilkan perolehan data yang

(31)

BAB IV GAMBARAN UMUM SEKOLAH

Bab ini mengemukakan tentang sejarah dan berbagai sarana dan

prasarana penunjang pendidikan serta sumber daya manusianya

di mana penelitian ini dilaksanakan.

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini mengemukakan tentang penerapan metode yang

digunakan hingga ditemukan suatu hasil yang dapat

dipertanggungjawabkan. Kemudian dari hasil tersebut kita dapat

suatu pembahasan.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini mengemukakan tentang kesimpulan dan saran

yang telah kita tarik dari pembahasan. Kesimpulan tersebut dapat

memberikan pengertian kepada pihak yang berkepentingan

sehingga hasil penelitian tersebut dapat digunakan

sebaik-baiknya. Disini juga tertulis saran yang membangun dan

(32)

10

BAB II

KAJIAN TEORITIK

A. Status Sosial Ekonomi

Menurut Sukamto (1990:264) status adalah tempat atau posisi

seseorang dalam suatu kelompok sosial sehubungan dengan orang-orang

lainnya dalam kelompok tersebut atau tempat suatu kelompok sehubungan

dengan kelompok-kelompok lainnya di dalam kelompok yang lebih besar

lagi.

Sukanto kembali menyatakan bahwa status sosial berarti tempat

seseorang secara umum dalam masyarakat sehubungan dengan orang lain

dalam arti lingkungan pergaulannya, prestisnya dan hak-hak serta

kewajibannya. Sehubungan dengan status sosial tersebut Sukamto

menggolongkan menjadi tiga (3) yaitu :

1. Ascribed status yang berarti bahwa kedudukan yang diperoleh karena

kelahiran, misalnya keturunan ningrat secara otomatis dalam

masyarakat akan mempunyai kedudukan yang tinggi.

2. Achieved status merupakan kedudukan yang dicapai oleh seseorang

dengan usaha-usaha yang disengaja, misalnya orang dapat menjadi

hakim karena memiliki syarat-syarat tertentu.

3. Assigned status adalah kedudukan yang diberikan, misalnya

kedudukan yang diberikan masyarakat kepada seseorang menjadi

(33)

Pendapat tersebut sejalan dengan pendapat yang disampaikan

oleh E. Roucek dan Warren (1984:80) yang menyatakan bahwa status

sosial selalu mengacu kepada kedudukan khusus seseorang dalam

masyarakat berhubungan dengan orang lain dalam lingkungan yang

disertainya, martabat yang diperolehnya dan hak serta tugas yang

dimilikinya.

Status sosial ekonomi merupakan kedudukan seseorang dalam

masyarakat berdasarkan pekerjaan, pendapatan, tingkat pendidikan dan

pemilikan barang-barang berharga dari orang tersebut.

Sukamto (1990:266) mengemukakan beberapa kriteria

penggolongan status sosial ekonomi yaitu :

1. Ukuran kekayaan

Barangsiapa mempunyai kekayaan paling banyak termasuk lapisan

atau golongan teratas.

2. Ukuran Kekuasaan

Barangsiapa yang mempinyai kekuasaan atau wewenang terbesar

menempati golongan teratas.

3. Ukuran kehormatan

Orang yang paling disegani dan dihormati mendapat tempat teratas.

4. Ukuran ilmu pengetahuan

Ilmu pengetahuan dipakai sebagai ukuran masyarakat yang

(34)

Hal tersebut di atas sesuai dengan pendapat Keeves yang dikutip

oleh Budi Indarta (1996:8) bahwa status sosial ekonomi mencakup unsur

pendidikan, jabatan, penghasilan, pemilikan barang berharga yang dimiliki

seseorang di dalam suatu masyarakat atau kelompoknya.

Keadaan keluarga mempunyai hubungan terhadap perkembangan

pendidikan anak. Dapat diartikan bahwa sikap, cita-cita, minat, motivasi

anak terhadap suatu obyek ada hubungannya dengan keadaan ekonomi

orang tuanya. Menurut Gerungan (1989;57), dalam kondisi ekonomi

keluarga yang cukup, seseorang akan mendapat kesempatan yang lebih

luas untuk mengembangkan bermacam-macam kecakapan yang tidak

dapat ia kembangkan apabila tidak ada alat-alat. Dari pendapat tersebut

diartikan bahwa anak yang berasal dari keluarga yang ekonominya cukup,

mempunyai kesempatan yang lebih luas untuk mengembangkan

kemampuannya daripada anak yang berasal dari keluarga yang

ekonominya rendah. Dari berbagai pendapat yang telah dikemukakan

diatas dalam penelitian ini peneliti hanya membatasi status sosial ekonomi

menjadi tiga unsur saja, yaitu :

1. Tingkat Pendidikan Orang Tua

Pendidikan pada hakekatnya adalah usaha sadar yang

mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam sekolah dan

berlangsung seumur hidup. Mendidik atau pendidikan adalah

mempengaruhi anak dalam usaha membimbingnya supaya menjadi

(35)

dilaksanakan dengan sengaja. Pendidikan hanya terdapat dalam suatu

pergaulan yang disengaja antara orang dewasa dengan anak (manusia

muda).

Yang dimaksud orang dewasa adalah orang yang memiliki

kemampuan-kemampuan intelektual dasar dan mempunyai

keterampilan yang cukup berguna untuk berperan aktif dalam hidup

bermasyarakat serta juga berwawasan sama dengan sesama dan

bersedia bekerja bagi kesejahteraan bersama (Mardiatmojo, 1986:

53).

Menurut Muri Yusuf (1982:61), pendidikan dapat

diklasifikasikan dalam :

a. Pendidikan Formal merupakan pendidikan sekolah

b. Pendidikan Informal merupakan pendidikan yang diperoleh

dari pengalaman sehari-hari dengan atau tidak disengaja sejak

lahir sampai mati dalam keluarga, dalam pekerjaan atau

pengalaman sehari-hari.

c. Pendidikan Nonformal merupakan pendidikan yang teratur

dengan sadar dilakukan tetapi tidak selalu mengikuti peraturan

yang ketat dan tetap.

Yang dimaksud dengan orang tua adalah setiap orang tua yang

bertanggungjawab dalam satu keluarga atau rumah tangga yang

dalam penghidupan sehari-hari lazim disebut ibu bapak (Nasution,

(36)

tingkat pendidikan yang berhasil dicapai orang tua dalam hal ini

jenjang pendidikan formal yang berhasil diselesaikan yaitu SD,

SLTP, SMU / SMK, dan Perguruan Tinggi. Tingkat pendidikan

formal yang dicapai akan membawa hubungan yang luas pada

kehidupan seseorang yaitu bukan hanya berhubungan terhadap

tingkat penguasaan pengetahuan, tetapi juga berhubungan pada

jenjang pekerjaan formal, penghasilan, kekayaan dan status sosial

dalam masyarakat. Seseorang yang lulusan SD cenderung memiliki

pengetahuan yang lebih baik dibandingkan mereka yang tidak

sekolah sama sekali, seorang tamatan SLTP lebih berpengalaman

daripada tamatan SD dan akhirnya tamatan Perguruan Tinggi lebih

berpengalaman dari tamatan SMU / SMK. Bagaimanapun seorang

yang berpendidikan tinggi lebih berpengalaman atau berpengetahuan

(Nasution,1985:2).

Orang tua yang tingkat pendidikannya rendah akan sulit untuk

membantu anak mereka dalam menghadapi kesulitan belajarnya,

karena pengetahuan yang terbatas akibat dari tingkat pendidikannya

rendah menyebabkan orang tua mengalami kesulitan untuk

membantu kesulitan belajar. Kemampuan orang tua menyelesaikan

jenjang pendidikan yang tinggi menjadi pemicu dan semangat bagi

anak untuk mencapai hal yang serupa. Hal ini dikarenakan

pendidikan yang tinggi akan membuat orang tua akan semakin

(37)

menyadarkan dan mendorong anak untuk rajin belajar. Disisi lain,

anak juga akan meniru orang tuanya, seperti yang dikatakan Herbert

N.Cusson, (Nasution, 1985:1) meniru adalah sifat manusia, maka

perlulah setiap orang menjadikan dirinya contoh yang baik untuk

ditiru.

Orang tua yang berpendidikan tinggi akan lebih aktif dalam

mendorong perkembangan anak. Pengalaman mengenyam dunia

pendidikan yang lebih baik memudahkan untuk membantu

menyelesaikan kesulitan belajar anak, karena mereka memiliki

pengalaman dan cara mengatasi permasalahan dengan berbekal

pengetahuan yang luas. Anak dari keluarga yang tingkat pendidikan

orang tuanya lebih tinggi menunjukkan nilai lebih baik dalam

kemampuan akademik dan dalam lamanya bersekolah dibanding

dengan anak-anak yang tingkat pendidikan orang tuanya rendah.

2. Jabatan Dalam Masyarakat

Yang dimaksud dengan jabatan adalah kedudukan yang

dimiliki oleh seseorang yang dipercayakan masyarakat kepada

dirinya, misalnya menjadi Ketua RT, Ketua RW, Lurah, dan lain

sebagainya. Jabatan yang dimiliki seseorang dapat menunjukkan

kedudukannya di dalam masyarakat sehingga dia lebih dihormati dan

(38)

3. Kekayaan Yang Dimiliki

Uang dan harta benda lainnya merupakan hal yang dapat

digunakan untuk mengukur kekayaan seseorang. Semakin banyak

hartanya, semakin menjadikan orang tersebut lebih terpandang baik

di dalam masyarakat maupun dalam lingkungan pergaulan.

Kekayaan tersebut misalnya : rumah mewah, mobil, motor, dan lain

sebagainya.

B. Prestasi Belajar

1. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar merupakan suatu kecakapan nyata yang

dimiliki seseorang yang merupakan hasil dari proses yang dilakukan

dalam rangka menyiapkan diri untuk menambah pengetahuan, yang

hasilnya dapat dilihat secara nyata dan dapat diukur menggunakan alat

ukur yaitu test. Hasil yang diperoleh itu merupakan bentuk aktualisasi

diri (Winkel, 1985: 16). Belajar merupakan perubahan tingkah laku

seseorang terhadap situasi baik disadari maupun tidak disadari dalam

proses pembelajaran.

Pengertian belajar menurut Hilgard dan Bower seperti yang

dikutip oleh Ngalim Purwanto (1990:84)

(39)

Ngalim Purwanto (1990:85) mengemukakan adanya ciri-ciri

belajar yang meliputi empat hal yang hampir sama dengan pendapat di

atas, yaitu:

1. Belajar merupakan perubahan tingkah laku

2. Belajar merupakan perubahan melalui latihan atau pengalaman 3. Untuk disebut belajar maka perbuatan itu harus relatif menetap 4. Tingkah laku yang mengalami perubahan oleh karena belajar

menyangkut berbagai aspek kepribadian baik fisik maupun psikis

Keberhasilan seseorang siswa dalam kegiatan belajar salah

satunya dapat dilihat dari nilai-nilai yang dilaporkan dalam raport

secara periodik. Hal ini sesuai dengan pendapat Sumadi (1984:234)

yang mengemukakan bahwa nilai yang tercantum dalam raport

merupakan perumusan terakhir yang diberikan guru mengenai

kemampuan belajar siswa selama masa tertentu.

Sumadi juga menegaskan bahwa prestasi belajar adalah hasil

yang dicapai seseorang dalam usaha belajarnya yang dinyatakan

dengan nilai-nilai raportnya.

Menurut pendapat Bloom yang dikutip oleh Suharsimi

(1987:205) prestasi belajar adalah perubahan tingkah laku yang

meliputi tiga aspek yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Poerwadarminto (1995:787) merumuskan bahwa prestasi

belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang oleh

mata pelajaran lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai

(40)

Tinggi rendahnya prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa

faktor, menurut Entang (1987:7) faktor-faktor tersebut adalah :

1. Faktor internal yang meliputi :

a.Intelegensi, kecerdasan, kecakapan, dan bakat

b.Panca Indra

c.Sikap dan kebiaasaan belajar

2. Faktor eksternal yang meliputi :

a.Situasi belajar

b.Kurikulum

c.Keadaan lingkungan

Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat dibedakan

menjadi dua yaitu faktor yang berasal dari diri individu yang belajar

baik faktor psikis maupun fisik dan faktor yang berasal dari luar

individu misalnya faktor lingkungan, sosial ekonomi, guru, metode

mengajar dan lain-lain. Sesuai dengan pendapat diatas, Usman

(1993:10) mengungkapkan faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

adalah :

1. Faktor yang berasal dari diri sendiri, misalnya sikap, motivasi,

minat, kecakapan nyata, kecerdasan, dan bakat.

2. Faktor yang berasal dari luar diri sendiri, misalnya lingkungan

(41)

Senada dengan pendapat diatas Suharsimi (1987:21)

mengemukakan ada beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi

belajar :

1. Faktor internal

a.Biologis yang meliputi usia, kematangan, kesehatan

b.Psikologis yang meliputi minat, motivasi, suasana hati

2. Faktor eksternal

a.Manusia : di keluarga, di sekolah, di masyarakat

b.Non manusia : udara, suasana, bau-bauan

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah

hasil belajar yang berasal dari dalam dan luar individu.

2. Pengertian Praktek Kerja Industri

Praktek Kerja Industri (prakerin) yang dahulu adalah Program

Sistem Ganda atau Praktek Kerja Lapangan merupakan kurikulum

wajib bagi siswa SMK untuk melakukan praktek kerja di Dunia Usaha

dan Dunia Industri (Du/Di) yang sesuai dengan program keahlian yang

bersangkutan. Tujuan Prakerin salah satunya adalah untuk

membelajarkan siswa untuk mempraktekan ilmu dan keterampilan

yang sudah diperoleh di sekolah serta membelajarkan siswa terhadap

suasana dunia kerja. Sedangkan feed back bagi sekolah adalah

memperoleh masukan tentang kesesuaian antara ‘kurikulum’ dunia

kerja dengan kurikulum sekolah.

(42)

Pendidikan sistem ganda adalah suatu bentuk penyelenggaraan

pendidikan dan pelatihan keahlian kejuruan yang memadukan secara

sistematik dan sinkron program pendidikan di sekolah dan program

penguasaan keahlian yang diperoleh melalui bekerja langsung di dunia

kerja, dan terarah untuk mencapai suatu tingkat keahlian profesional

tertentu. Dalam PSG, lembaga pendidikan atau lembaga pelatihan lain

dan industri secara bersama-sama menyelenggarakan suatu program

pendidikan atau program pelatihan mulai perencanaan,

penyelenggaraan, dan penilaian, sampai dengan upaya penempatan

lulusan. PSG adalah salah satu modal pendidikan yang paling efektif

dalam mendekatkan kesesuaian antara dunia kerja itu sendiri dan

penyelenggara pendidikan. Kesediaannya untuk tempat magang itu

berarti dunia kerja ikut membentuk peserta didik menjadi manusia

yang produktif dan berpenghasilan selama tidak mengganggu proses

produksi.

http://smkn1purwakarta.blogspot.com/2008/05/pengertian-pendidikan-sistem-ganda-p-s.html

Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa Praktek

Kerja Industri yang dilaksanakan di SMK sangat membantu para siswa

dalam mempraktekkan apa yang di dapat di sekolah pada dunia

industri. Dengan adanya Prakerin ini para siswa dilatih jiwa

berwirausaha yaitu percaya diri, tanggung jawab, disiplin, kerjasama,

(43)

C. Minat Berwirausaha

1. Pengertian Kewirausahaan

Kata wirausahawan merupakan terjemahan dari kata

entrepreneur. Kata tersebut berasal dari bahasa Perancis ”entrependre

yang berarti ”bertanggungjawab”. Wirausahawan adalah orang yang

bertanggungjawab dalam menyusun, mengelola dan mengatur resiko

suatu usaha bisnis (Machfoedz dan Machfoedz, 2004:1). Menurut

Drucker, kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan

sesuatu yang baru dan berbeda (ability to create the new and different).

Menurut Zimmere (Suryana, 2003:4), kewirausahaan adalah penerapan

kreativitas dan keinovasian untuk memecahkan permasalahan dan

upaya untuk memanfaatkan peluang yang dihadapi setiap hari.

Kreativitas sebagai kemampuan untuk mengembangkan ide-ide

baru dan untuk menemukan cara-cara baru dalam memecahkan

persoalan dan menghadapi peluang, sedangkan inovasi diartikan

sebagai kemampuan untuk menerapkan kreativitas dalam rangka

memecahkan persoalan-persoalan dan peluang untuk meningkatkan

dan memperkaya kehidupan Zimmere dalam (Suryana, 2003:2). Jadi

kewirausahaan adalah suatu kemampuan dalam berpikir kreatif dan

berperilaku inovatif yang dijadikan dasar, sumber daya, tenaga

penggerak, tujuan siasat, kiat dan proses dalam menghadapi tantangan

(44)

Lampiran Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 4

tahun 1995 tanggal 30 Juni 1995 (Priyono dan Soerata, 2004:16),

tentang “Gerakan Nasional Memasyarakatkan dan Membudayakan

Kewirausahaan” pada poin 1 menyatakan bahwa kewirausahaan adalah

semangat, sikap, perilaku dan kemampuan seseorang dalam menangani

usaha dan atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari,

menciptakan, menerapkan cara kerja, teknologi dan produk baru

dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan

yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang lebih besar.

Dalam modul pelatihan CEFE (Creation of Enterpreses Formation of

Entrepreneurs) yang diadakan oleh proyek PIKM Provinsi DIY

Kanwil Departemen perindustrian Provinsi DIY tanggal 5 Mei sampai

dengan 13 Juni 1995 (Priyono dan Soerata, 2004:16), disebutkan

bahwa kewirausahaan adalah tanggapan terhadap peluang usaha yang

terungkap dalam seperangkat tindakan serta membuahkan hasil berupa

organisasi usaha yang melembaga, produktif, dan inovatif.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan kewirausahaan adalah

suatu kemampuan dalam berpikir kreatif dan berperilaku inovatif

untuk memanfaatkan peluang usaha.

Istilah wirausaha pada waktu yang lalu lebih dikenal dengan

istilah wiraswasta, keduanya mempunyai pengertian yang sama.

Wirausaha atau wiraswasta berasal dari kata “wira” yang berarti

(45)

yang berarti berdiri. Jadi wirausaha atau wiraswasta adalah

orang-orang yang mempunyai sifat kewiraswastaan atau kewirausahaan

seperti : keberanian mengambil resiko, keutamaan dan keteladanan

dalam menangani usaha dengan berpijak pada kemauan dan

kemampuan sendiri (Priyono dan Soerata, 2004:15). Menurut

Prawirokusumo (Suryana, 2003:11), wirausaha adalah seseorang yang

melakukan upaya-upaya kreatif dan inovatif dengan jalan

mengembangkan ide, dan meramu sumber daya untuk menemukan

peluang (opportunity) dan perbaikan (preparation) hidup.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa wirausaha ialah

seseorang yang melakukan upaya kreatif dan inovatif dengan jalan

mengembangkan ide untuk menemukan peluang dan perbaikan hidup

dengan keberanian, keutamaan, keperkasaan, serta dapat memecahkan

permasalahan dengan kekuatan yang ada pada diri sendiri.

2. Pengertian Minat

Minat merupakan faktor psikologis yang dapat menentukan

suatu pilihan seseorang, selain itu minat merupakan salah satu faktor

psikologis yang sangat kuat dan penting untuk suatu kemajuan dan

keberhasilan seseorang. Seseorang yang mengerjakan suatu pekerjaan

dengan disertai minat sebelumnya, pada umumnya akan memperoleh

hasil yang lebih baik daripada mereka yang tidak berminat

(46)

Pengertian Minat menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

(Balai Pustaka, 1995:656), adalah kecenderungan hati yang tinggi

terhadap sesuatu, keinginan. Sejalan dengan itu menurut Mapiare

(1982:62), minat adalah suatu perangkat mental yang terdiri dari

campuran perasaan, harapan, pendirian, prasangka atau kecenderungan

yang mengarahkan individu kepada suatu pilihan tertentu. Ini berarti

selain karena perasaan senang, orang yang berminat terhadap suatu

objek juga mempunyai harapan-harapan untuk memperoleh manfaat

dari objek tersebut. Kalau memberikan manfaat dia cenderung untuk

memilih objek tersebut. Menurut Witherington (1963:90), minat

adalah kesadaran seseorang, bahwa suatu objek, seseorang, suatu

situasi mengandung sangkut paut dengan dirinya. Minat harus

dipandang sebagai suatu sambutan yang sadar, kalau tidak demikian

minat itu tidak mempunyai arti sama sekali.

Menurut The Liang Gie (1995:16), minat melahirkan

perhatian wajar yang tidak dipaksakan dengan tenaga kemauan. Minat

melahirkan perhatian wajar yang tidak dipaksakan akan memudahkan

terciptanya konsentrasi dan menjadi benteng pelindung melawan

gangguan-gangguan perhatian apapun dari luar. Minat selain

memungkinkan pemusatan pikiran, juga akan menimbulkan

kegembiraan dalam usaha belajar. Keriangan hati akan memperbesar

daya kemampuan belajar seseorang dan juga membantunya tidak

(47)

Amstrong (The Liang Gie, 1995:133), ada 10 (sepuluh) cara untuk

memperoleh minat sebagai berikut :

1. Hendaknya berusaha menetapkan apa yang ingin diperbuatnya dan ke mana akan menuju.

2. Tetapkan suatu alasan bagi pekerjaan yang dilakukan dan dengan demikian membersihkannya dari unsur pekerjaan yang membosankan.

3. Hendaknya berusaha menentukkan tujuan hidupnya : ingin menjadi apa?

4. Lakukan suatu usaha yang sungguh-sungguh untuk menangkap keyakinan dan pengabdian diri pada pelajaran yang bersangkutan. 5. Hendaknya membangun suatu sikap yang positif, yaitu mencari

minat-minat yang baik ketimbang alasan-alasan penghindar yang buruk.

6. Hendaknya menerapkan keaslian dan kecerdasannya dalam mata pelajaran sebagaimana dilakukannya pada kegemarannya.

7. Berlakulah jujur terhadap diri sendiri.

8. Praktekan kebajikan-kebajikan dari minat dalam ruang kuliah, yaitu tampak dari berbuat seakan-akan sungguh berminat.

9. Hendaknya menggunakan nalurinya menghimpun untuk

mengumpulkan keterangan. Hal ini tidak saja membantu perkembangan minat, melainkan juga konsentrasi.

10.Janganlah takut untuk menggunakan rasa ingin tahu.

Menurut Freeman (The Liang Gie, 1995:135), ada 10 (sepuluh)

cara untuk memperoleh minat sebagai berikut :

1. Hendaknya menyingkirkan pengganggu-penggangu yang tak

penting dan tak dikehendaki seperti misalnya suara, rasa lapar, dan rasa dingin.

2. kesampingkanlah urusan-urusan mendesak lainnya dengan cara mencatatnya atau menyusun jadwal penyelesaiannya.

3. Tekanlah pikiran-pikiran yang tak dikendaki dengan cara secepatnya beralih ke topik yang sedang dipelajari.

4. Hendaknya memahami apa yang sedang dipelajarinya.

5. Punyailah suatu minat yang hidup terhadap mata pelajaran di luar jam studi.

6. Hendaknya menggunakan banyak sumber-sumber ide dan

(48)

7. Janganlah berusaha mempelajari suatu mata pelajaran secara tersendiri, melainkan berusaha mempertalikannya sepanjang waktu dengan kehidupan sehari-hari.

8. Hendaknya berusaha membaca suatu buku mengenai sejarah sesuatu mata pelajaran.

9. Usahakan mengetahui pertalian mata pelajaran itu dengan mata pelajaran lainnya dan bagaimana mata pelajaran itu dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari.

10.Perhatikan film-film, acara televisi dan radio yang berhubungan dengan mata pelajaran itu.

Mengenai cara untuk mengembangkan minat terhadap mata pelajaran

yang tak disenangi, Colin Woodley (The Liang Gie, 1995:135),

menyatakan bahwa dengan mempelajarinya secara sungguh-sungguh

dan baik.

Menurut Winkel (1985:30) dan Walgito (1981:8) sebagai

kecenderungan yang menetap pada diri seseorang terhadap suatu

obyek dan merasa senang berkecimpung dalam hal itu yang mana

disertai rasa ingin tahu, ingin mempelajari, dan kemudian ingin

membuktikan lebih lanjut tentang hal yang diketahui. Mengeani

munculnya minat, Winkel memberikan urutan-urutan untuk mencapai

minat sebagai berikut :

Perasaan Sikap minat

Bila dihubungkan dengan minat seseorang untuk berwirausaha,

mula-mula seseorang akan merasa senang terhadap wirausaha.

Perasaan tersebut muncul karena seseorang telah mengenal dan karena

dia memandang bahwa berwirausaha dapat memberikan manfaat dan

berharga bagi dirinya, maka timbulah sikap yang positif. Dia akan

(49)

dengan sikap wirausaha. Dengan demikian dapat dikatakan minat

seseorang untuk berwirausaha telah muncul.

Minat pada diri seseorang tidak terjadi secara tiba-tiba

melainkan suatu proses. Anak mempunyai minat dari pembawaannya

kemudian memperoleh perhatian dan interaksi dengan lingkungan

sehingga minatnya dapat tumbuh dan berkembang. Minat merupakan

suatu pernyataan psikis yang menunjukkan adanya pemusatan

perhatian terhadap suatu obyek tertentu yang menarik perhatian

(Widodo, 1989:18). Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan

bahwa minat adalah dorongan psikis yang ditunjukkan oleh adanya

kesadaran yang mendorong perhatian pada suatu obyek disertai dengan

keinginan untuk terlibat dengan obyek tersebut dalam usahanya untuk

memenuhi harapan-harapan yang telah ada dalam dirinya, maka di

dalam minat terdapat adanya unsur-unsur kesadaran, perhatian,

keinginan, dan juga harapan untuk terlibat langsung pada suatu obyek

tertentu yang diminati.

Faktor-faktor yang mempengaruhi minat berwiraswasta

menurut Haryono (1995: 10) adalah faktor dari dalam dirinya (faktor

intern) dan faktor yang berasal dari luar dirinya (faktor ekstern).

a. Faktor-faktor dari dalam meliputi :

1. Faktor Bakat

Bakat adalah kecakapan khusus dalam bidang tertentu yang

(50)

yang dilahirkan dari orang yang berwiraswasta maka

setidaknya anak tersebut akan mempunyai kecakapan khusus

dalam bidang wiraswasta yang dapat menyebabkan anak

tersebut juga ingin terjun dalam bidang wiraswasta.

2. Faktor Kepribadian

Kepribadian adalah totalitas perilaku seseorang yang sifatnya

menetap. Kepribadian seseorang ini sangat berpengaruh dalam

pemilihan jenis pekerjaan, karena pilihan kerja yang baik yang

berakar dari cocoknya kepribadian tersebut yang

memungkinkan diekspresikannya sifat-sifat kepribadian

tersebut.

3. Faktor Kemampuan

Kemampuan adalah suatu kecakapan seseorang dalam bidang

tertentu yang dapat diperoleh dari hasil belajar, melalui

pendidikan formal maupun pendidikan non formal. Kecakapan

seseorang itu sangat berpengaruh dalam pemilihan jenis

pekerjaan.

b. Faktor-faktor dari luar meliputi :

1. Adanya sarana atau fasilitas

Tersedianya modal material yang berupa fasilitas sarana dan

biaya untuk membuka usaha, dengan sendirinya akan

(51)

2. Faktor keluarga atau latar belakang keluarga

Adanya dorongan orang tua, saudara-saudara, merupakan

pengaruh bagi bidang kerja seseorang.

3. Latar belakang pendidikan seseorang

Misalnya jurusan penjualan dipersiapkan untuk menjadi

wirausaha karena dia mempunyai bekal ilmu yang diperoleh di

sekolah dapat mendukung minatnya dalam berwirausaha.

4. Latar belakang sosial masyarakat

Adanya pekerjaan yang mendomonasi suatu daerah akan sangat

berpengaruh terhadap pilihan pekerjaan. Apabila dalam

masyarakat banyak dijumpai wiraswastawan yang berhasil,

maka akan mempengaruhi minat berwiraswasta seseorang.

Dengan pengertian minat dan pengertian kewirausahaan yang

telah diuraikan di atas, maka dapat disimpulkan pengertian minat

berwirausaha sebagai suatu keadaan dimana seseorang mempunyai

perasaan senang menaruh perhatian pada sesuatu serta berusaha untuk

mengetahui, melakukan pendekatan, memperhatikan dengan seksama,

melibatkan diri dan mengarahkan individu pada suatu pilihan tertentu.

D. Hakekat Prestasi Kejuruan

Di dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia istilah Prestasi diartikan

sebagai hasil yang dicapai, misal Siswa Sekolah Menengah Kejuruan

(52)

dimaksud adalah hasil dari belajar siswa tersebut yakni memuaskan.

Pengukuran prestasi belajar diketahui dari total nilai semester II. Dari nilai

total dibagi jumlah mata pelajaran akan didapat nilai rata-rata siswa.

Sedangkan kejuruan, yang berarti Sekolah Kejuruan atau Lembaga

Pendidikan Kejuruan sebagai suatu proses belajar-mengajar yang

menekankan lulusannya memiliki ketrampilan khusus untuk bekerja atau

memenuhi kualitas pekerjaan yang diinginkan. Pernyataan demikian

diperkuat oleh (Widodo1898:22) bahwa Sekolah Kejuruan merupakan

lembaga pendidikan yang menyiapkan lulusannya untuk langsung terjun ke

lapangan kerja, oleh karena itu Sekolah Kejuruan mempunyai hubungan erat

dengan dunia kerja. Jadi sekolah kejuruan mempersiapkan lulusannya untuk

langsung dapat memasuki dunia kerja atau memperoleh dan menciptakan

lapangan pekerjaan sesuai dengan disiplin ilmu pengetahuan serta

keterampilan atau skill yang dimilikinya.

Dari pengertian seperti tersebut di atas maka prestasi kejuruan dapat

diartikan sebagai berikut yaitu suatu kemajuan yang dicapai melalui

pendidikan yang dihasilkan dari pengembangan dan kemampuan kognitif,

afektif, dan psikomotorik, sehingga dapat diwujudkan dengan kecakapan

(53)

E. Kerangka Berpikir

1. Hubungan Status Sosial Ekonomi Orang Tua Dengan Minat

Berwirausaha

Status adalah tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok

sosial sehubungan dengan orang-orang lainnya dalam kelompok

tersebut atau tempat suatu kelompok sehubungan dengan

kelompok-kelompok lainnya di dalam kelompok-kelompok yang lebih besar lagi.

Oleh sebab itu status sosial dapat diartikan tingkatan, keadaan, jati

diri atau hal yang sebenarnya ada pada diri seseorang, misalnya tingkat

pendidikannya ataupun kedudukannya dalam masyarakat.

Sedangkan ekonomi dapat diartikan sebagai pengetahuan dan

pendidikan mengenai asas-asas penghasilan, pembagian (distribusi) dan

pemakaian barang-barang mengenai kekayaan (seperti halnya keuangan,

urusan rumah tangga, kehematan). (Poerwadarminto, 1995: 267) adapun

yang dimaksud ekonomi yang berhubungan dengan orang tua adalah

tingkatan materiil atau segala sesuatu yang berhubungan dengan

kekayaan materi orang tua.

Sedangkan orang tua dapat diartikan sebagai setiap orang yang

bertanggungjawab dalam suatu keluarga atau rumah tangga, yang dalam

kehidupan sehari-hari lazim disebut ibu bapak (Nasution, 1985: 1).

Sehingga orang tua adalah yang utama dan terutama memegang

dalam kelangsungan hidup suatu rumah tangga atau keluarga.

(54)

maupun dalam asuhan dan bimbingan disebut anggota keluarga. Di

mana mereka harus patuh pada ketentuan-ketentuan yang telah

digariskan dalam rumah tangga. Sehingga orang tua mempunyai

peranan-peranan yang penting dan memiliki tanggungjawab yang besar

terhadap anggota keluarga yang berada dibawah tanggungjawabnya.

Dari pengertian tersebut di atas maka, status sosial ekonomi orang

tua dapat diartikan sebagai tingkatan kemampuan seseorang untuk

mencukupi kebutuhan hidupnya dilihat kepemilikan barang-barang

berharga, tingkat pendidikan orang tua dan kedudukan bapak atau ibu di

dalam masyarakat.

Seorang anak yang berasal dari keluarga dengan status sosial

ekonomi yang tinggi akan mempunyai kesempatan yang lebih luas

dalam mengembangkan kemampuan serta ketrampilan yang dimilikinya

daripada seorang anak yang berasal dari keluarga yang mempunyai

status sosial ekonomi yang rendah. Orang tua yang mempunyai status

sosial ekonomi sedang atau tinggi akan selalu mendampingi

perkembangan anak baik itu dalam hal pendidikan maupun dalam

menyediakan fasilitas berupa alat dan modal bagi anak untuk menjadi

wirausaha. Sedangkan anak yang berasal dari keluarga yang mempunyai

status sosial ekonomi rendah mempunyai kesempatan yang lebih

terbatas dalam mengembangkan kemampuan dan keterampilan yang

(55)

hal pendidikan, modal maupun fasilitas untuk menumbuhkan minat

berwirausaha.

Dengan demikian minat berwirausaha bagi lulusan SMK tidak

lepas dari keberadaan orang tua. Diduga status sosial ekonomi

mempunyai hubungan positif dengan minat berwirausaha.

2. Hubungan Prestasi Belajar Kejuruan Dengan Minat Berwirausaha

Prestasi merupakan tujuan utama di dalam belajar mengajar baik

pada Lembaga Pendidikan Kejuruan maupun Lembaga pendidikan

Umum. Seorang anak akan lebih banyak mengenal pengetahuan

sehingga prestasi atau kemampuan yang dimilikinya akan lebih tinggi.

Prestasi yang dimiliki tersebut dapat dipergunakan untuk memasuki

lembaga pendidikan yang lebih tinggi, yang berarti sesuai dengan tujuan

pendidikan pada Sekolah Umum yaitu dipersiapkan untuk memasuki

jenjang pendidikan yang lebih tinggi, tetapi lain halnya dengan prestasi

belajar kejuruan diharapkan dapat digunakan untuk mencari pekerjaan

atau membuka lapangan pekerjaan sesuai dengan kemampuannya.

Prestasi belajar dapat dipakai sebagai petunjuk ke arah mana

seseorang seharusnya memilih pekerjaan. Karena keberhasilan dalam

belajar akan menjadi motivasi dan modal dasar dalam memilih suatu

pekerjaan. Prestasi belajar kejuruan siswa pada program keahlian

penjualan yang tinggi mencerminkan penguasaan keterampilan pada

program keahlian penjualan yang tinggi pula. Hal ini akan sangat

(56)

keahlian yang ditekuninya. Sebaliknya apabila prestasi belajar kejuruan

siswa rendah dapat menimbulkan keraguan apabila akan berwirausaha

karena merasa keterampilan yang dimiliki kurang memadai. Dari uraian

diatas dapat diduga bahwa prestasi belajar kejuruan siswa mempunyai

hubungan positif dengan minat berwirausaha.

F. Paradigma Penelitian

Berdasarkan pada deskripsi dan kerangka berfikir, maka akan dibuat

paradigma penelitian sebagai berikut:

Status Sosial Ekonomi Orang Tua

(X1)

Minat Berwirausaha (Y)

Prestasi Belajar Kejuruan Siswa

(X2)

Melalui gambar diatas, maka dapat diketahui bahwa terdapat

hubungan antara status sosial ekonomi orang tua (X1) dan prestasi belajar

(57)

G. Hipotesis

Berdasarkan pada kerangka teoritis dan kerangka berpikir di atas maka

dapat diajukan hipotesis sebagai berikut :

1. Ada hubungan positif antara status sosial ekonomi orang tua dengan

minat berwiraswasta.

2. Ada hubungan positif antara prestasi belajar kejuruan siswa dengan

(58)

36

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan meliputi :

1. Deskriptif

Yaitu suatu penelitian yang terbatas pada usaha mengungkapkan

maksud dan keadaan sebagaimana adanya berdasarkan fakta-fakta yang

tampak.

2. Studi Kasus

Yaitu penelitian tentang subyek tertentu dimana subyek tersebut

terbatas, maka kesimpulan yang diperoleh hanya berlaku pada subyek

yang diteliti.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMK Sanjaya Pakem Sleman Yogyakarta.

2. Waktu Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan pada bulan September 2008 – November

(59)

C. Subyek dan Obyek Penelitian

1. Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah orang-orang yang terlibat dalam penelitian,

dalam hal ini mereka bertindak sebagai pemberi informasi yang

berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. Subyek penelitian ini

meliputi kepala sekolah, guru, dan siswa-siswi SMK Sanjaya Pakem

Sleman Yogyakarta kelas II dan III jurusan penjualan.

2. Obyek Penelitian

Obyek penelitian adalah sesuatu yang menjadi pokok pembicaraan

dalam penelitian. Dalam hal ini yang menjadi obyek penelitian adalah

status sosial ekonomi orang tua, prestasi belajar kejuruan siswa, dan

minat berwiraswasta.

D. Populasi

Pengertian populasi menurut Sugiyono (1999:72) adalah wilayah

generalisasi yang terdiri dari objek dan subjek yang mempunyai kuantitas dan

karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari.

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh siswa kelas

II dan III Jurusan Penjualan SMK Sanjaya Pakem Sleman Yogyakarta.

Berdasarkan survai awal penelitian ini, didapat jumlah populasi siswa kelas II

jurusan penjualan sebanyak 31 siswa dan kelas III jurusan penjualan sebanyak

21 siswa. Jadi keseluruhan responden sebanyak 52 siswa. Dalam penelitian

(60)

merupakan penelitian populasi. Penelitian populasi (Arikunto, 2006:130),

adalah pendekatan semua elemen yang ada di dalam wilayah penelitian.

Alasan dari pemilihannya adalah karena siswa kelas II dan III jurusan

Penjualan sudah menempuh mata pelajaran kewirausahaan.

E. Operasionalisasi Variabel

Variabel penelitian adalah obyek penelitian yang bervariasi atau apa

yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Dalam penelitian ini ada 3

variabel yaitu variabel bebas (Independen Variabel), yang meliputi status

sosial ekonomi orang tua (X1) dan prestasi belajar kejuruan siswa (X2).

Variabel terikat (Dependent Variabel) adalah minat berwirausaha (Y).

1. Variabel status sosial ekonomi

Status sosial ekonomi mencakup unsur pendidikan, jabatan dalam

masyarakat, penghasilan yang dimiliki oleh orang tua, pemilikan

barang-barang berharga yang dimiliki seseorang di dalam suatu masyarakat atau

kelompoknya. Berikut ini disajikan tabel kisi-kisi operasionalisasi

[image:60.595.87.514.201.700.2]

variabel status sosial ekonomi orang tua.

Tabel 3.1

Kisi-kisi Operasionalisasi Variabel Status Sosial Ekonomi

No Indikator No Pertanyaan

1. Pendidikan terakhir orang tua 1,2

2. Jabatan dalam masyarakat 3

3. Kondisi tempat tinggal 4,5,6,7,8,9

4. Kepemilikan barang-barang

berharga 10,11,12,13,14,15,16,17

Skor setiap pernyataan selanjutnya dinyatakan dalam 4 skala Likert

(61)

Pengukuran status sosial ekonomi orang tua siswa terlebih dahulu di

kuantitatifkan dengan memberi skor dan jika tidak menjawab akan diberi

skor 0 pada bagian kepemilikan barang berharga.

Deskripsi Item Skor Pertanyaan

1. Pendidikan terakhir Ayah anda :

a. Tamat SD 1

b. Tamat SLTP 2

c. Tamat SLTA 3

d. Tamat Diploma / Sarjana 4

2. Pendidikan terakhir Ibu anda :

a. Tamat SD

1

b. Tamat SLTP 2

c. Tamat SLTA 3

d. Tamat Diploma / Sarjana 4

3. Jabatan yang dimiliki oleh orang tua anda di kampung :

a. Yang dituakan dalam masyarakat 1

b. Pengurus RT / RW 2

c. Kepala Dukuh 3

d. Kepala Desa 4

4. Status rumah orang tua anda :

a. Menumpang saudara 1

b. Sewa tanah 2

c. Kontrak rumah dan tanah 3

d. Milik sendiri 4

5. Luas rumah orang tua anda :

a. Kurang dari 36 m2 1

b. 37 m2 – 75 m2 2

c. 76 m2 – 100 m2 3

d. Lebih dari 100 m2 4

6. Atap rumah orang tua anda terbuat dari :

a. Genteng kripik 1

b. Genteng asbes 2

c. Genteng pres 3

d. Genteng semen 4

7. Dinding rumah orang tua anda terbuat dari :

a. Gedeg 1

b. Papan biasa (bukan jati) 2

c. Setengah Tembok 3

d. Tembok 4

8. Lantai rumah orang tua anda terbuat dari :

a. Semen / Plesteran 1

(62)

c. Keramik 3

d. Marmer 4

9. Langit-langit rumah anda terbuat dari :

a. Tidak ada langit-langit 1

b. Gipsum 2

c. Triplek 3

d. Anyaman bambu 4

Barang-barang yang dimiliki orang tua anda :

Barang yang

dimiliki Jumlah dan Perkiraan harga

Skor Pertanyaan

10. Mesin Cuci a. < Rp 500.000

b. Rp 500.000 – Rp 1.000.000 c. Rp 1.000.000 – Rp 5.000.000 d. > Rp 5.000.000

1 2 3 4 11. Kulkas a. < Rp 500.000

b. Rp 500.000 – Rp 1.000.000 c. Rp 1.000.000 – Rp 5.000.000 d. > Rp 5.000.000

1 2 3 4 12. Sepeda motor 2 – 3 buah, perkiraan harga :

a)Rp 5.000.000-Rp 10.000.000 b)Rp 10.000.000-Rp 20.000.000 c)Rp 20.000.000-Rp 35.000.000 d)> Rp 35.000.000

1 2 3 4 13. Sepeda a. < Rp 100.000

b. Rp 100.000 – Rp 500.000 c. Rp 500.000 – Rp 1.000.000 d. > Rp 1.000.000

1 2 3 4 14. Komputer a. < Rp 500.000

b. Rp 500.000 – Rp 1.000.000 c. Rp 1.000.000 – Rp 5.000.000 d. > Rp 5.000.000

1 2 3 4 15. Televisi a. < Rp 500.000

b. Rp 500.000 – Rp 1.000.000 c. Rp 1.000.000 – Rp 5.000.000 d. > Rp 5.000.000

1 2 3 4 16. VCD player a. < Rp 500.000

b. Rp 500.000 – Rp 1.000.000 c. Rp 1.000.000 – Rp 5.000.000 d. > Rp 5.000.000

1 2 3 4 17. Hand Phone a. < Rp 500.000

b. Rp 500.000 – Rp 1.000.000 c. Rp 1.000.000 – Rp 5.000.000 d. > Rp 5.000.000

(63)

2. Variabel prestasi belajar kejuruan

Prestasi belajar merupakan suatu kecakapan nyata yang dimiliki

seseorang yang merupakan hasil dari proses yang dilakukan dalam

rangka menyiapkan diri untuk menambah pengetahuan, yang hasilnya

dapat dilihat secara nyata dan dapat diukur menggunakan alat ukur yaitu

test. Hasil yang diperoleh itu merupakan bentuk aktualisasi diri. Sejauh

mana anak menguasai dan memahami materi pelajaran ditunjukkan

dengan adanya nilai yang berhasil dicapai siswa. Pengukuran prestasi

belajar diketahui dari total nilai semester II. Dari nilai total dibagi jumlah

mata pelajaran akan didapat nilai rata-rata siswa.

3. Variabel minat berwiraswasta

Minat berwiraswasta merupakan aspek psikologis seseorang untuk

menaruh perhatian terhadap kegiatan tertentu dan mendorong orang yang

bersangkutan untuk melaksanakan kegiatan tersebut. Pengukuran

variabel minat berwirausaha dalam penelitian ini didasarkan pada 8

(delapan) indikator yang meliputi: (a) ketertarikan; (b) perasaan senang;

(c) keinginan/dorongan untuk terlibat dalam kegiatan wirausaha; (d)

harapan untuk memperoleh manfaat; (e) pendirian; (f) kemampuan; (g)

konsentrasi; (h) rasa ingin tahu.

Berikut ini disajikan tabel kisi-kisi operasionalisasi variabel minat

(64)
[image:64.595.83.513.109.599.2]

Tabel 3.2

Kisi-kisi Operasionalisasi Variabel Minat Berwirausaha No Indikator No Pertanyaan

1. Ketertarikan 1,2

2. Perasaan senang 3,4

3. Keinginan/dorongan untuk terlibat

dalam kegiatan wirausaha

5,6,7,8,9

4. Harapan untuk memperoleh manfaat 10

5. Pendirian 11

6. Kemampuan 12,13

7. Konsentrasi 14

8. Rasa ingin tahu 15

Skor setiap pernyataan selanjutnya dinyatakan dalam 4 skala Likert

dengan model multiple choice.

Pengukuran variabel minat berwirausaha dengan memberi skor pada

setiap jawaban yaitu untuk jawaban A skor 1, B skor 2, C skor 3, dan D

skor 4.

F. Teknik Pengumpulan Data

1. Kuesioner

Kuisioner merupakan sejumlah daftar pertanyaan yang diberikan kepada

reponden untuk diisi sesuai dengan keadaan responden. Metode ini

digunakan untuk mengumpulkan data tentang status sosial ekonomi orang

tua, prestasi belajar kejuruan siswa, dan minat berwirausaha.

2. Wawancara

Wawancara merupakan dialog yang dilakukan oleh peneliti dimaksudkan

untuk mendapatkan keterangan-keterangan yang diperlukan. Metode ini

diperlukan untuk mendapatkan data-data untuk melengkapi data-data yang

(65)

G. Teknik Pengujian Instrumen

Agar alat ukur yang dipakai dapat dipertanggungjawabkan atau dapat

dipercaya harus diuji terlebih dahulu. Pengujian tersebut dimaksudkan untuk

mengetahui apakah alat ukur tersebut memang cocok dan mantap jika

diterapkan pada variabel yang diukur. Dalam dunia penelitian kecocokan dan

kemantapan alat ukur disebut dengan validitas dan realibilitas instrumen.

1. Validitas

Pengujian validitas (test of validity) dimaksudkan untuk

mengetahui apakah butir-butir pertanyaan mampu mengukur yang

seharusnya diukur (sahih) atau tidak. Pengujian validitas dilakukan dengan

mengkorelasikan antar skor jawaban masing-masing item pertanyaan

dengan skor total yang diperoleh dari penjumlahan skor pertanyaan. Uji

validitas digunakan dengan rumus Ko

Gambar

Gambar 5.3. Sebaran Klasifikasi Minat Berwirausaha ..................................69
Tabel 3.1 Kisi-kisi Operasionalisasi Variabel Status Sosial Ekonomi
Tabel 3.2
Tabel 3.3 Rangkuman Uji Validitas untuk Status Sosial Ekonomi Orang Tua
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian dengan variabel status sosial ekonomi orang tua, motivasi belajar, prestasi belajar, dengan minat melajutkan studi ke perguruan tinggi bertujuan untuk mengetahui

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Apakah ada hubungan positif yang signifikan antara tingkat pendidikan orang tua dengan minat berwiraswasta siswa, (2) Apakah

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah: (1) ada hubungan yang signifikan antara status sosial ekonomi orang tua dengan minat siswa SMA dalam melanjutkan studi ke

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah: (1) ada pengaruh tingkat pendidikan orang tua terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat siswa berwirausaha;

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Apakah ada hubungan positif yang signifikan antara tingkat pendidikan orang tua dengan minat berwiraswasta siswa, (2) Apakah

Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Tidak ada hubungan antara status sosial ekonomi orang tua dengan jiwa berwirausaha siswa, hal ini didukung dengan nilai koefisien

Hasil penelitian menunjukkan bahwa besaran pengaruh antara status sosial ekonomi orang tua terhadap minat berwirausaha adalah sebesar 0,8% sementara sisanya

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) ada hubungan positif dan signifikan status ekonomi orang tua dengan minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi; (2) ada hubungan