• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TENTANG POLA ASUH ORANG TUA DENGAN SELF-CONTROL PENGENDARA MOTOR DI BAWAH UMUR DI KABUPATEN SUBANG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TENTANG POLA ASUH ORANG TUA DENGAN SELF-CONTROL PENGENDARA MOTOR DI BAWAH UMUR DI KABUPATEN SUBANG."

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

No. Skripsi: 491/Skripsi/PSI-FIP/UPI.04.2015

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TENTANG POLA ASUH ORANG TUA DENGAN SELF-CONTROL PENGENDARA MOTOR

DI BAWAH UMUR DI KABUPATEN SUBANG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat dalam Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Departemen Psikologi

Oleh:

Prisca Ristiana Herislan 1000679

DEPARTEMEN PSIKOLOGI

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TENTANG POLA ASUH ORANG TUA DENGAN SELF-CONTROL PENGENDARA MOTOR DI BAWAH UMUR

DI KABUPATEN SUBANG

Oleh

Prisca Ristiana Herislan

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Psikologi pada Departemen Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan

© Prisca Ristiana Herislan 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Maret 2015

Hak cipta dilindungi undang-undang,

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,

(3)
(4)
(5)

Prisca Ristiana Herislan, 2014

Hubungan Antara Persepsi Tentang Pola Asuh Orang Tua Dengan Self-Control Pengendara Motor Di Bawah Umur Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Prsica Ristiana Herislan (1000679). Hubungan antara Persepsi tentang Pola Asuh

Orang Tua dengan Self-Control Pengendara Motor di Bawah Umur di Kabupaten Subang. Skripsi. Departemen Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung (2015).

Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi hubungan persepsi tentang pola asuh orang tua dengan self-control pada pengendara motor di bawah umur di Kabupaten Subang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode korelasional. Sampel dalam penelitian ini diambil dengan teknik purposive sampling, dengan jumlah subjek 209 siswa pengendara motor, kelas VII, VIII, IX dari empat SMP di Kabupaten Subang. Instrumen dalam penelitian ini terdiri dari skala persepsi tentang pola asuh orang tua yang disusun oleh peneliti sendiri berdasarkan teori pola asuh orang tua menurut Baumrind (1980) dan skala self-control berdasarkan teori low self-control menurut Gottfredson and Hirschi (1990). Analisis data dilakukan dengan teknik koefisien kontingensi (chi-square) dengan df = 12 dan α = 0,05 dengan bantuan progran SPSS versi 16.00 for windows.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara persepsi tentang pola asuh orang tua dengan self-control pengendara motor di bawah umur di Kabupaten Subang, dengan hasil > (77.936 > 21.026) serta koefisien kontingensi = 0.521, p=0.000. Berdasarkan hasil penelitian, bagi orang tua sebaiknya dapat memberikan kontrol dan kehangatan yang tinggi pada remajanya, dengan cara memberikan batasan tanpa memberikan tekanan pada remaja, secara perlahan orang tua dapat membatasi remaja dalam penggunaan kendaraan bermotor sehari-hari. Selanjutnya, bagi pihak sekolah atau guru sebaiknya dapat memberikan sosialisasi secara aktif pada remaja mengenai bahaya penggunaan kendaraan bermotor.

(6)

Prisca Ristiana Herislan, 2014

Hubungan Antara Persepsi Tentang Pola Asuh Orang Tua Dengan Self-Control Pengendara Motor Di Bawah Umur Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

Prsica Ristiana Herislan (1000679). The Correlation between Parenting Pattern and

Self- Control of Under-Aged Motorcycle Riders in Subang, Minithesis. Department of Psychology, Faculty of Education, Indonesian University of Education, Bandung (2015).

The purpose of this research is to determine the correlation between parenting pattern and self-control of under-aged motorcycle riders in Subang. This study was done by using a quantitative approach with the correlation method. Samples were taken by propossive sampling techniques, with a total number of subjects as many as 209 students from grade VII, VIII, and IX from the four junior high schools in Subang. The instruments used in this study consists of preception scales about parenting patterns, which was compiled by the researcher herself based on the theory of parenting patterns according to Baumrind (1980) and a scale of self-control according to Gottfredson and Hirschi (1990). Analysis was caried out using the chi-square method with df = 12 and α = 0,05 using SPSS version 16.00 for Windows. The result of this research shows that there was a correlation between perception on parenting patterns and self control of under-aged motorcycle riders in Subang, with the results > (77.936 > 21.026) and contingency coefficient = 0.521, p=0.000. Based on the results, the parents should be able to provide control and much warmth towards their adolescent, by providing limits without putting pressure on them. Furthermore, the school staff or the teachers should be able to provide active socialization in adolescents about the dangers of using motor vehicles.

(7)

Prisca Ristiana Herislan, 2014

Hubungan Antara Persepsi Tentang Pola Asuh Orang Tua Dengan Self-Control Pengendara Motor Di Bawah Umur Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iii

ABSTAK ... v

ABSTRACT ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GRAFIK... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah... 6

C. Tujuan Penelitian... 6

D. Manfaat Penelitian... 6

E. Sistematika Penulisan... 7

BAB II TINJAUAN TEORITIS... 9

A. Persepsi tentang Pola Asuh Orang Tua... 9

1. Definisi Persepsi Pola Asuh Orang Tua... 9

2. Dimensi Persepsi Pola Asuh Orang Tua... 10

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tinggi Rendah Parental Control dan Parental Warmth... 12

4. Jenis-Jenis Pola Asuh Orang Tua... 13

(8)

Prisca Ristiana Herislan, 2014

Hubungan Antara Persepsi Tentang Pola Asuh Orang Tua Dengan Self-Control Pengendara Motor Di Bawah Umur Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Definisi Self-Control... 20

2. Jenis-Jenis Self-Control... 21

3. Faktor-Faktor Self-Control... 22

4. Perkembangan Self-Control... 23

5. Dimensi Self-Control... 24

6. Teknik-Teknik Self-Control... 26

C. Profil engendara Motor Di bawah Umur... 26

1. Definisi Pengendara Motor Di Bawah Umur (Remaja Awal)... 26

2. Tugas-Tugas Perkembangan Remaja... 28

3. Faktor Penyebab Pengendara Motor di Bawah Umur... 29

D. Penelitian Sebelumnya... 31

E. Kerangka Berpikir... 32

F. Hipotesis Penelitian... 35

BAB III METODE PENELITIAN... 36

A. Populasi dan Sampel Penelitian... 36

1. Populasi... 36

2. Sampel... 36

B. Variabel penelitian... 37

C. Definisi Operasional... 38

D. Teknik Pengambilan Data... 39

E. Instrumen Penelitian... 39

1. Alat ukur Persepsi tentang Pola Asuh Orang Tua... 39

2. Alat Ukur Self-Control... 42

3. Uji Validitas... 43

4. Pemilihan Item yang Layak... 44

(9)

Prisca Ristiana Herislan, 2014

Hubungan Antara Persepsi Tentang Pola Asuh Orang Tua Dengan Self-Control Pengendara Motor Di Bawah Umur Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Instrumen Self-Control... 45

5. Reliabilitas... 45

a. Reliabilitas Persepsi tentang Pola Asuh Orang Tua... 45

b. Reliabilitas Self-Control... 45

6. Kategorisasi Skala... 45

F. Teknik Analisisi Data... 48

G. Prosedur Pelaksanaan Penelitian... 49

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 51

A. Hasil Penelitian ... 51

1. Gambaran Demografi Subjek Penelitian... 51

2. Gambaran Persepsi tentang Pola Asuh Orang Tua... 52

3. Gambaran Self-Control Pengendara Motor di Bawah Umur... 55

4. Gambaran Hubungan antara Persepsi Remaja tentang Pola Asuh Orang Tua dengan Self-Control Pengendara Motor di Bawah Umur di Kabupaten Subang... 56

B. Pembahasan... 60

1. Hubungan antara Persepsi tentang Pola Asuh Orang Tua dengan Self-Control Pengendara Motor Di Bawah Umur di Kabupaten Subang... 60

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI... 65

A. Kesimpulan... 65

B. Rekomendasi... 65 DAFTAR PUSTAKA

(10)

Prisca Ristiana Herislan, 2014

Hubungan Antara Persepsi Tentang Pola Asuh Orang Tua Dengan Self-Control Pengendara Motor Di Bawah Umur Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu RIWAYAT HIDUP

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Jenis-Jenis Pola Asuh... 12

Tabel 2.2 Karakteristik Pola Asuh dan Karakteristik Remaja yang Dihasilkan... 18

Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Pola Asuh Orang Tua... 40

Tabel 3.2 Skoring Instrumen Persepsi tentang Pola Asuh Orang Tua... 41

Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Self-Control... 42

Tabel 3.4 Skoring Instrumen Self-Control... 43

Tabel 3.5 Kriteria Reliabilitas Alpha Cronbach... 45

Tabel 3.6 Klasifikasi Pola Asuh Orang Tua... 47

Tabel 3.7 Statistik Deskriptif Skala Pola Asuh Orang Tua... 47

Tabel 3.8 Kategorisasi Dimensi Persepsi tentang Pola Asuh Orang Tua... 47

Tabel 3.9 Statistik Deskriptif Skala Self-Control... 48

Tabel 3.10 Kategorisasi Dimensi self-Control... 48

Tabel 4.1 Tabel Silang Frekuensi Persepsi Siswa Terhadap Pola Asuh Orang Tua dengan Self-Control Pengendara Motor di Bawah Umur di Kabupaten Subang... 57

Tabel 4.2 Hasil Chi-Square Tests... 59

(11)

Prisca Ristiana Herislan, 2014

Hubungan Antara Persepsi Tentang Pola Asuh Orang Tua Dengan Self-Control Pengendara Motor Di Bawah Umur Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Persentase Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin... 51

Grafik 4.2 Persentase Subjek Berdasarkan Usia... 52

Grafik 4.3 Persepsi tentang Pola Asuh Orang Tua... 52

Grafik 4.4 Jenis Pola Asuh Orang Tua... 53

(12)

Prisca Ristiana Herislan, 2014

Hubungan Antara Persepsi Tentang Pola Asuh Orang Tua Dengan Self-Control Pengendara Motor Di Bawah Umur Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

(13)

Prisca Ristiana Herislan, 2014

Hubungan Antara Persepsi Tentang Pola Asuh Orang Tua Dengan Self-Control Pengendara Motor Di Bawah Umur Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kartu Bimbingan... 1

Lampiran 2 Surat Pernyataan Expert Judgement... 3

Lampiran 3 Surat Permohonan Ijin Penelitian... 7

Lampiran 4 Kisi-Kisi Instrumen (Uji Coba)... 12

Lampiran 5 Kisi-Kisi Instrumen (Ambil Data)... 18

Lampiran 6 Kuesioner Penelitian (Uji Coba)... 23

Lampiran 7 Kuesioner Penelitian (Ambil Data)... 28

Lampiran 8 Data Mentah Uji Coba... 32

Lampiran 9 Hasil Analisis Item... 43

Lampiran 10 Data Skor dan Kategorisasi Pada Setiap Variabel... 57

Lampiran 11 Hasil Uji Hipotesis Dan Koefisien Kontingensi... 84

(14)

Prisca Ristiana Herislan, 2014

Hubungan Antara Persepsi Tentang Pola Asuh Orang Tua Dengan Self-Control Pengendara Motor Di Bawah Umur Di Kabupaten Subang

(15)

Prisca Ristiana Herislan, 2014

Hubungan Antara Persepsi Tentang Pola Asuh Orang Tua Dengan Self-Control Pengendara Motor Di Bawah Umur Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir ini, banyak terjadi kecelakaan yang disebabkan oleh pengendara motor di bawah umur. Keterlibatan pelajar atau siswa SMP sebagai pengendara motor di bawah umur yaitu pengendara motor yang bertentangan dengan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 22 tahun 2009 pasal 81 ayat 2, bahwa seseorang berhak memiliki SIM C pada usia 17 tahun (Chrisharyanto, 2011). Sedangkan, siswa SMP merupakan remaja awal yang rentang usianya 12 sampai 15 tahun (Monks, dkk, 2002, hlm. 260). Oleh karena itu, siswa SMP semestinya belum berhak mengendarai kendaraan bermotor dan belum berhak memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM). Namun kenyataannya, banyak siswa SMP yang mengendarai kendaraan bermotor, hal ini jelas melanggar hukum.

Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat tahun 2013 mencatat, bahwa kasus kecelakaan kendaraan bermotor yang disebabkan oleh pelajar terjadi sebanyak 2.214 kecelakaan. Kabupaten Subang merupakan salah satu Kabupaten yang memiliki tingkat kecelakaan pelajar tertinggi dibandingkan dengan Kabupaten dan Kota lainnya, yaitu sebanyak 208 kecelakaan (BPS Jawa Barat, 2013, hlm. 197-198). Adanya kebebasan dalam berkendara ini membuat maraknya pengendara motor di bawah umur, sehingga mengakibatkan resiko terjadinya kecelakaan kendaraan bermotor yang cukup tinggi.

(16)

2

Prisca Ristiana Herislan, 2014

Hubungan Antara Persepsi Tentang Pola Asuh Orang Tua Dengan Self-Control Pengendara Motor Di Bawah Umur Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang diberikan oleh orang tua dalam mengemudikan kendaraannya di jalanan umum yang seharusnya tidak diperbolehkan, dalam kasus ini perilaku remaja juga cenderung bebas, perilaku ini terjadi karena kurangnya kontrol dari orang tua dan merupakan penunjukan keinginan remaja untuk dicintai dan diperhatikan.

Beberapa kasus kecelakaan pengendara motor di bawah umur lainnya yang banyak terjadi di Indonesia, yakni kasus balapan kendaraan bermotor di Bale Pute, Luwu Sulawesi Selatan dikutip dari Suyeppa (dalam Wordpress.com, 2011) kecelakaan dialami oleh remaja yang mengendarai kendaraanya dengan kecepatan tinggi, serta tidak memperhatikan peraturan lalu lintas, mengakibatakan seorang pria mengalami koma akibat kelalaian remaja tersebut. Kasus kecelakaan lainnya di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara dikutip dari Ferdianto (dalam Merdeka.com, 2014) remaja berusia 11 tahun, remaja tersebut mengalami kecelakaan hingga meninggal dunia, karena mengendarai motor dengan kecepatan tinggi dan tanpa menggunakan helm pengaman. Kebanyakan dari kasus kecelakan yang dialami pengendara di bawah umur ini terjadi pada jenis kendaraan sepeda motor, hal ini karena sepeda motor termasuk unsafe vehicle yang mengharuskan pengendaranya memiliki keahlian dan pengalaman (Lulie dan Hatmoko, 2003, hlm. 142).

(17)

3

Prisca Ristiana Herislan, 2014

Hubungan Antara Persepsi Tentang Pola Asuh Orang Tua Dengan Self-Control Pengendara Motor Di Bawah Umur Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dari diri sendiri, serta usia yang masih labil akan sangat mempengaruhi terjadinya kecelakaan tersebut.

Gesell, A, llg, & Ames (dalam Hurlock, 1999) menyatakan bahwa remaja usia 14 tahun emosinya seringkali tidak terkontrol, hal ini karena remaja tidak berusaha dalam mengendalikan perasaannya. Oleh sebab itu, remaja harus dapat mengontrol dirinya, agar dapat menampilkan tingkah laku yang sesuai dengan norma dan aturan yang berlaku, serta dapat mengontrol setiap dorongan dalam dirinya sebelum ditampilkan dalam bentuk perilaku. Pembentukan perilaku pada remaja cenderung mendorong remaja untuk melakukan hal-hal yang mengandung resiko tinggi. Seperti halnya, kecelakaan kendaraan bermotor di Amerika Serikat merupakan penyebab utama kematian di kalangan remaja, kondisi tersebut mengakibatkan lebih dari sepertiga kematian remaja pada usia 15 sampai 19 tahun, kematian akibat kecelakaan bermotor ini disebabkan oleh ketidakmatangan remaja yang mengarah kepada pengambilan resiko dan ketidakpedulian orang tua (Papalia, dkk, 2008).

Menurut Semin & Fiedler (dalam, Chrisharyanto, 2011, hlm. 45) pola pengasuhan yang diberikan orang tua dalam menekankan pentingnya perilaku patuh pada remaja terhadap peraturan menjadi faktor yang sangat berpengaruh jika nilai-nilai kepatuhan tersebut dijadikan acuan namun sebaliknya, jika nilai-nilai kepatuhan ini menjadi tidak perlu, maka remaja tidak akan merasa takut untuk melanggar peraturan. Dengan demikian, orang tua dapat menarik garis tipis antara memberikan kebebasan yang cukup serta memberikan perlindungan pada remaja dari ketidakdewasaan remaja dalam menilai. Hal ini akan sangat dipengaruhi oleh gaya pengasuhan orang tua (Papalia, dkk, 2008, hlm. 613).

(18)

4

Prisca Ristiana Herislan, 2014

Hubungan Antara Persepsi Tentang Pola Asuh Orang Tua Dengan Self-Control Pengendara Motor Di Bawah Umur Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1993, hlm. 121). Oleh sebab itu, perlakuan orang tua terhadap remaja akan sangat mempengaruhi sikap serta perilaku pada remaja itu sendiri (Bornstein, 2002).

Pola interaksi yang terjalin antara remaja dan orang tua, meliputi penerimaan remaja terhadap apa dan bagaimana orang tua memperlakukannya, yaitu tidak hanya pemenuhan kebutuhan secara fisik atau psikologis saja, melainkan orang tua juga mengajarkan remaja untuk mengetahui norma-norma yang berlaku di masyarakat, agar remaja dapat hidup sesuai dengan aturan yang berlaku di lingkungan (Maccoby, 1980) sehingga remaja dapat mengetahui mana yang boleh dan tidak boleh dilakukan, serta dapat berfikir terlebih dahulu agar tidak melanggar peraturan, maka remaja akan dapat mengontrol dirinya dengan baik.

Self-control menurut Gottfredson & Hirschi (dalam Praptiani, 2013,

hlm. 3) merupakan pengendalian diri yang bersifat unidemential. Self-control juga merupakan kemampuan seseorang dalam mengendalikan emosi, dorongan-dorongan dari dalam diri untuk mengatur proses-proses fisik, psikologis, serta mengatur, membimbing, dan mengarahkan bentuk perilaku yang positif agar dapat diterima oleh lingkungan sosialnya (Feist, 2008).

Menurut Gottfredson dan Hirschi (dalam Praptiani, 2013) individu yang memiliki self-control yang rendah akan cenderung bertindak impulsif, dan senang mengambil resiko. Selain itu, karakteristik individu yang memiliki

self-control yang rendah juga memungkinkan individu tersebut terlibat pada

perilaku menyimpang. Menurut Bucker (dalam Soekanto, 1998, hlm. 189) pada dasarnya setiap manusia memang memiliki dorongan untuk melanggar, meskipun pada kenyataanya tidak semua orang akan mewujudkan setiap dorongan-dorongan tersebut, maka kemamapuan mengontrol diri inilah yang seharusnya dimiliki oleh setiap individu selama masa remaja.

Self-control yang rendah memiliki resiko terjadinya agresivitas.

(19)

5

Prisca Ristiana Herislan, 2014

Hubungan Antara Persepsi Tentang Pola Asuh Orang Tua Dengan Self-Control Pengendara Motor Di Bawah Umur Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

jurnalnya “self-control and aggresion” menyatakan bahwa saat dorongan

untuk melakukan perilaku menyimpang atau agresi yang tinggi muncul,

self-control akan membantu individu dalam menurunkan agresinya dengan

mempertimbangkan aturan serta norma sosial yang berlaku.

Hasil penelitian Nasichah (dalam Ghufron, 2003), mengenai persepsi remaja terhadap pengasuhan serta penerapan disiplin yang diberikan oleh orang tua yang semakin demokratis cenderung membuat remaja memiliki kemampuan self-control yang semakin tinggi. Orang tua yang menerapkan sikap disiplin secara berkelanjutan sejak dini serta selalu konsisten terhadap konsekuensi yang dilakukan remaja, maka saat remaja menyimpang dari ketentuan atau aturan yang ada, sikap konsisten tersebut akan diinternalisasikan menjadi self-control bagi dirinya.

Berdasarkan penelitian Resti (2000), anak yang dikatakan memiliki

self-control juga akan mampu mengendalikan emosi dan mampu menunda

keinginannya untuk dipenuhi pada saat yang tepat serta dapat menghindari perbuatan yang melanggar norma sosial. Cara orang tua memperlakukan, mengajarkan dan membimbing anak ini akan membentuk karakter tersendiri pada anak. Dengan peran orang tua, anak belajar diantaranya bagaimana cara berbicara, bersopan santun, berperilaku yang boleh dan tidak boleh dilakukan, dan dapat memahami norma-norma yang berlaku di masyarakat.

Berbeda halnya dengan orang tua yang tidak memberikan batasan serta tanggung jawab kepada remaja, akan membuat remaja sulit dalam membedakan mana perilaku yang baik dan mana perilaku yang buruk, sehingga membuat remaja bereksperimen dengan keseluruhan perilakunya (Nur,aeni, 1999). Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ernawati (2009, hlm. 11) bahwa rendahnya kontrol dari orang tua yang diterima oleh remaja, akan membuat remaja bereksperimen secara tidak terbatas dengan perilaku-perilakunya termasuk perilaku yang beresiko.

(20)

berbeda-6

Prisca Ristiana Herislan, 2014

Hubungan Antara Persepsi Tentang Pola Asuh Orang Tua Dengan Self-Control Pengendara Motor Di Bawah Umur Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

beda pula pada setiap remaja. Oleh karena itu, hal ini yang melatarbelakangi peneliti untuk melakukan penelitian mengenai hubungan antara persepsi tentang pola asuh orang tua dengan self-control pengendara motor di bawah umur di Kabupaten Subang.

B. Rumusan Masalah

Pengendara motor di bawah umur semakin meluas di kalangan remaja di Indonesia, sesuai dengan aturan hukum yang berlaku bahwa pengendara motor wajib memiliki Surat Ijin Mengemudi (SIM) yaitu pada usia 17 tahun. Maka dari itu siswa SMP seharusnya tidak diperbolehkan menggunakan kendaraan bermotor namun kenyataannya banyak siswa SMP yang mengendarai kendaraan bermotor tanpa memiliki SIM. Akibatnya, berbagai fenomena kecelakaan bahkan kematian juga banyak dialami oleh pengendara motor di bawah umur. Berdasarkan rumusan masalah tersebut, pertanyaan yang diajukan pada penelitian ini, yaitu:

 Apakah terdapat hubungan antara persepsi tentang pola asuh orang tua dengan self-control pengendara motor di bawah umur di kabupaten Subang?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini, yaitu:

 Untuk mengetahui hubungan antara persepsi tentang pola asuh orang tua dengan self-control pengendara motor di bawah umur di kabupaten Subang.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat baik secara teoritis maupun secara praktis, yaitu:

(21)

7

Prisca Ristiana Herislan, 2014

Hubungan Antara Persepsi Tentang Pola Asuh Orang Tua Dengan Self-Control Pengendara Motor Di Bawah Umur Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Menjadi bahan referensi yang berguna bagi penelitian lainnya, terutama untuk variabel yang sama, yaitu variabel pola asuh dan variabel self-control.

2. Manfaat Praktis

a. Menjadi bahan pertimbangan bagi orang tua untuk memberikan pola asuh yang tepat bagi remaja dalam kaitannya dengan pengendara motor di bawah umur.

b. Menjadi salah satu pertimbangan bagi guru dan pihak sekolah agar mensosialisasikan mengenai aturan hukum mengenai larangan penggunaan kendaraan bermotorkepada siswa.

Bagi peneliti selanjutnya:

a. Menjadi salah satu bahan yang dapat memberikan gambaran mengenai fenomena kecelakaan pengendara motor di bawah umur.

b. Memberikan gagasan untuk meneliti faktor lain yang juga berhubungan dengan permasalahan remaja yang berkaitan dengan pengendara motor di bawah umur.

E. Sistematika Penulisan

Struktur penulisan skripsi disesuaikan dengan buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah yang diterbitkan oleh UPI. Struktur penulisan yang dimaksud, yaitu sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi skripsi. BAB II TINJAUAN PUSTAKA

(22)

self-8

Prisca Ristiana Herislan, 2014

Hubungan Antara Persepsi Tentang Pola Asuh Orang Tua Dengan Self-Control Pengendara Motor Di Bawah Umur Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

control, faktor-faktor self-control, perkembangan self-control,

dimensi self-control, serta teknik-teknik self-control. Kemudian akan membahas mengenai pengendara motor di bawah umur serta teori remaja meliputi tugas-tugas perkembangan remaja, serta faktor penyebab pengendara motor di bawah umur.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini berisi tentang penjabaran yang rinci mengenai desain penelitian, populasi dan sampel penelitian, variabel penelitian, definisi operasional, teknik pengambilan data, instrumen penelitian yang terdiri dari kuesioner persepsi tentang pola asuh orang tua dan kuesioner self-control, analisis data, serta prosedur pelaksanaan penelitian.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi mengenai hasil analisis dan pembahasan penelitian mengenai gambaran persepsi tentang pola asuh orang tua dan

self-control, serta hubungan dari keduanya pada pengendara motor di

bawah umur.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

(23)

Prisca Ristiana Herislan, 2014

Hubungan Antara Persepsi Tentang Pola Asuh Orang Tua Dengan Self-Control Pengendara Motor Di Bawah Umur Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu mempunyai tata cara dalam pengambilan keputusan, interpretasi dan kesimpulan datanya berupa angka-angka yang diperoleh dari hasil analisis statistik (Azwar, 2007). Jenis penelitian ini merupakan jenis korelasional, hal ini bertujuan untuk menguji hubungan antara persepsi tentang pola asuh orang tua dengan self-control pada pengendara motor di bawah umur, peneliti menggunakan perhitungan statistik dengan menggunakan SPSS 16.00 for windows.

B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi

(24)

37

Prisca Ristiana Herislan, 2014

Hubungan Antara Persepsi Tentang Pola Asuh Orang Tua Dengan Self-Control Pengendara Motor Di Bawah Umur Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Metode pemilihan sampel pada penelitian ini merupakan

nonprobability sampling, karena setiap anggota populasi tidak memiliki

kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel. Populasi pada penelitian ini juga dapat bertambah setiap waktu sehingga tidak diketahui dengan pasti jumlah populasinya. Pengambilan sampel yang digunakan ialah teknik purposive sampling, yakni teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan khusus agar layak untuk dijadikan sampel dan diyakini dapat mewakili satu populasi tersebut (Noor, 2011). Kriteria sampel pada penelitian ini, yaitu:

1) Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) kelas VII, VIII, IX yang berada pada rentang usia 12-15 tahun.

2) Siswa merupakan pengendara sepeda motor yang mengendarai kendaraannya ke sekolah.

Sampel sekolah yang akan dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah siswa SMP Negeri 2 Subang, SMP Negeri 5 Subang, SMP PGRI Subang dan SMP Muhamadiyah Subang. Peneliti memilih sekolah tersebut karena kebanyakan dari siswa di sekolah tersebut membawa kendaraan bermotor, serta agar bervariasi berdasarkan tipe sekolah yakni sekolah negeri dan swasta. Dari setiap sekolah diambil sekitar 50 siswa yang akan dijadikan sampel penelitian, jumlah keseluruhan sampel dalam penelitian ini sekitar 200 siswa. Menurut Roscoe (dalam Sugiyono, 2010, hlm. 129) ukuran sampel yang layak dalam suatu penelitian yaitu antara 30 sampai dengan 500 sampel.

C. Variabel Penelitian

Menurut Silalahi (2009) variabel merupakan konsep atau konstruk yang bervariasi serta merupakan ide sentral dalam penelitian kuantitatif. Dalam penelitian ini, terdapat dua variabel yang akan diteliti, yaitu:

1. Persepsi remaja tentang pola asuh orang tua sebagai variabel bebas (independent).

(25)

38

Prisca Ristiana Herislan, 2014

Hubungan Antara Persepsi Tentang Pola Asuh Orang Tua Dengan Self-Control Pengendara Motor Di Bawah Umur Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu D. Definisi Operasional

1. Persepsi Remaja tentang Pola Asuh Orang Tua

Persepsi remaja tentang pola asuh orang tua dalam penelitian ini adalah derajat skor yang diperoleh dari pengakuan subjek mengenai tinggi rendahnya perlakuan orang tua dalam memberikan kontrol dan kehangatan yang dapat dirasakan atau ditafsirkan oleh remaja. Persepsi tentang pola asuh orang tua ini akan diukur melalui dua dimensi utama pola asuh orang tua menurut Baumrind (1980), yaitu sebagai berikut:

1) Dimensi Kontrol (Parental Control), mengacu pada tuntutan orang tua terhadap remaja. Hal ini ditunjukkan melalui bagaimana cara orang tua memberikan batasan, menetapkan tuntutan, pendisiplinan, campur tangan orang tua serta menunjukkan kekuasaannya pada remaja. Dimensi kontrol terdiri dari lima aspek yaitu, pembatasan (restrictveness), tuntutan (demandingness), pendisiplinan (strictness), campur tangan (intrusiveness), kekuasaan Sewenang-Wenang (arbitrary power

assertion).

(26)

39

Prisca Ristiana Herislan, 2014

Hubungan Antara Persepsi Tentang Pola Asuh Orang Tua Dengan Self-Control Pengendara Motor Di Bawah Umur Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Self-Control

Self-control dalam penelitian ini merupakan derajat skor yang

diperoleh berdasarkan instrumen self-control yang mengacu pada teori low

self-control. Menurut Gottfredson dan Hirschi (1990) terdapat enam

dimensi kontrol diri yang rendah, yaitu sebagai berikut: 1) Impulsivitas (impulsivity).

2) Tugas Sederhana (simple tasks). 3) Pencarian risiko (risk seeking). 4) Aktifitas fisik (physical activities). 5) Sikap egois (self-centered).

6) Temperamen (temper sub-components). E. Teknik Pengambilan Data

Pengambilan data pada penelitian ini menggunakan alat ukur yang dibuat dalam bentuk kuesioner. Kuesioner yang diberikan merupakan serangkaian pernyataan mengenai persepsi tentang pola asuh orang tua dengan self-control (Sugiyono, 2010, hlm. 199). Dalam pengumpulan data, peneliti akan memberikan secara langsung kuesioner pada subjek yang telah dipilih sesuai dengan kriteria dari peneliti (siswa SMP kelas VII, VIII, IX) di dalam kelas. Kuesioner tersebut terdiri dari sejumlah pernyataan yang harus dijawab oleh subjek. Subjek diberikan empat pilihan jawaban dan harus memilih salah satu dari ke empat pilihan jawaban tersebut yang sesuai atau menggambarkan keadaan subjek, sebelum itu peneliti akan menjelaskan terlebih dahulu petunjuk atau instruksi cara pengisian kuesioner tersebut. F. Instrumen Penelitian

(27)

self-40

Prisca Ristiana Herislan, 2014

Hubungan Antara Persepsi Tentang Pola Asuh Orang Tua Dengan Self-Control Pengendara Motor Di Bawah Umur Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

control remaja, peneliti menggunakan alat ukur yang diadaptasi dan

diterjemahkan dari low self-control scale yang dikembangkan oleh Gottfredson dan Hirschi (1990).

1. Alat ukur Persepsi tentang Pola Asuh Orang tua

Alat ukur yang digunakan untuk mengetahui gambaran persepsi remaja tentang pola asuh orang tua diperoleh berdasarkan dimensi dari teori pola asuh Diana Baumrind (dalam maccoby, 1980; Kail, 2012), teori ini memiliki dua dimensi utama yaitu, dimensi kontrol (control) dan dimensi kehangatan (warmth), dimensi tersebut masing-masing dijabarkan dalam lima indikator. Kemudian aitem pernyataan dalam instrumen ini dibuat oleh peneliti sendiri dengan cara menurunkan dari indikator yang sudah ada. Adapun kisi-kisi instrumen pola asuh orang tua, yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.1

Kisi-kisi Instrumen Persepsi tentang Pola Asuh Orang tua

Variabel Dimensi Indikator

Aitem pernyataan dapat mecapai sesuatu.

(28)

41

Prisca Ristiana Herislan, 2014

Hubungan Antara Persepsi Tentang Pola Asuh Orang Tua Dengan Self-Control Pengendara Motor Di Bawah Umur Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(29)

42

Prisca Ristiana Herislan, 2014

Hubungan Antara Persepsi Tentang Pola Asuh Orang Tua Dengan Self-Control Pengendara Motor Di Bawah Umur Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Skoring Instrumen Persepsi tentang Pola asuh Orang tua

2. Alat ukur Self-Control

Untuk mengukur control diperoleh berdasarkan low

self-control scale yang dikembangkan oleh Gottfredson dan Hirschi (dalam

McMullen, 1999), teori ini memiliki enam dimensi self-control rendah yang terdiri dari 16 aitem. Adapun kisi-kisi instrumen self-control, yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.3

Kisi-kisi Instrumen Self-Control

Variabel Dimensi Indikator Aitem pernyataan

Favorabel Unfavorabel

No Pilihan Jawaban Nilai

Favorabel Unfavorabel

1. Sangat Sesuai (SS) 4 1

2. Sesuai (S) 3 2

3. Tidak Sesuai (TS) 2 3

(30)

43

Prisca Ristiana Herislan, 2014

Hubungan Antara Persepsi Tentang Pola Asuh Orang Tua Dengan Self-Control Pengendara Motor Di Bawah Umur Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu risiko (risk

Instrumen self-control ini terdiri dari 16 aitem pernyataan, setiap aitem pernyataan bersifat favorabel dan unfavorabel. Masing-masing pernyataan tersebut akan diberikan penyekoran yang mengacu pada pola dalam tabel 3.4. Skala ini akan menunjukkan bahwa semakin tinggi skor akhir individu, maka semakin tinggi pula kontrol diri individu.

Tabel 3.4

Skoring Instrumen Self-Control

No Pilihan Jawaban Nilai

Favorabel Unfavorabel

1. Sangat Sesuai (SS) 1 4

2. Sesuai (S) 2 3

3. Tidak Sesuai (TS) 3 2

(31)

44

Prisca Ristiana Herislan, 2014

Hubungan Antara Persepsi Tentang Pola Asuh Orang Tua Dengan Self-Control Pengendara Motor Di Bawah Umur Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Uji Validitas

Suatu alat ukur dikatakan valid atau sahih jika benar-benar mengukur apa yang harus diukur oleh alat tersebut (Noor, 2011, hlm. 132). Pengujian validitas yang dilakukan dalam penelitian ini adalah uji validitas isi (content validity) yakni pengujian validitas instrumen terhadap isi instrumen yang dilakukan melalui analisis rasional atau melalui

professional judgement untuk memeriksa apakah masing-masing aitem

telah sesuai dengan indikator perilaku yang akan diteliti (Azwar, 2012, hlm. 175). Validitas isi pada alat ukur pola asuh orang tua dan self-control dilakukan melalui professional judgement kepada Drs. MIF. Baihaqi, M. Si, Dr. Hj. Titin Kartini, M.Si, dan Niken Cahyorinartri, M. Psi., Psikolog, sebagai dosen ahli pada bidang psikologi. Selain itu, validitas isi pada alat ukur self-control yang peneliti adaptasi dari bahasa inggris dilakukan melalui professional judgement kepada Dr. Doddy Rusmono, MLIS sebagai dosen ahli bahasa inggris.

Berdasarkan penilaian para ahli, secara keseluruhan aitem-aitem pada setiap instrumen sudah representatif dan relevan dengan fungsi pengukurannya. Pada alat ukur pola asuh terdapat beberapa aitem yang dihapus serta ada beberapa aitem yang diperbaiki struktur kalimatnya. Setelah direvisi, kedua instrumen dinilai validitas isinya sudah memadai. Selanjutnya peneliti melakukan uji coba (try out) instrumen pada 155 siswa di SMPN 1 Kawali, pada hari Kamis dan Jumat, yaitu tanggal 18-19 Desember 2015.

4. Pemilihan Aitem yang Layak

(32)

45

Prisca Ristiana Herislan, 2014

Hubungan Antara Persepsi Tentang Pola Asuh Orang Tua Dengan Self-Control Pengendara Motor Di Bawah Umur Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

karena, apabila jumlah aitem yang lolos ternyata belum mencapai jumlah yang diinginkan, maka batas kriteria koefisien korelasi dapat diturunkan dari 0,30 sampai 0,20. Sehingga, jumlah aitem yang diinginkan dapat tercapai (Ihsan, 2013). Berikut ini akan diuraikan hasil analisis aitem dari masing-masing instrumen.

a. Instrumen Persepsi tentang Pola Asuh Orang Tua

Berdasarkan perhitungan analisis aitem yang telah dilakukan terhadap instrumen persepsi tentang pola asuh orang tua, maka diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa 30 aitem dari 49 aitem dinyatakan layak, dan 19 aitem dinyatakan tidak layak. Aitem yang layak ialah pada nomor 3, 4, 9, 10, 11, 12, 13, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 24, 26, 28, 29, 32, 34, 35, 39, 40, 42, 43, 44, 45, 46, 47 49, dan aitem yang tidak layak ialah nomor 1, 2, 5, 6, 7, 8, 14, 22, 23, 25, 27, 30, 31, 33, 36, 37, 38, 41, 48.

b. Instrumen Self-control

Hasil analisis aitem pada instrumen self-control

menunjukan bahwa dari 24 aitem yang diuji, 16 aitem dinyatakan layak dan 8 aitem tidak layak. Adapun aitem-aitem yang layak yaitu nomor 1, 2, 3, 5, 6, 7, 8, 12, 13, 17, 19, 20, 21, 22, 23, 24, dan aitem tidak layak nomor 4, 9, 10, 11, 14, 15, 16, 18.

5. Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau diandalkan, serta menunjukkan kemantapan atau konsistensi dari hasil pengukuran (Noor, 2011, hlm. 131). Reliabilitas ini menjelaskan sejuah mana pengukuran dapat memberikan hasil yang relatif sama jika dilakukan pengukuran berulang kali. Pada penelitian ini untuk menguji reliabilitas menggunakan bantuan program SPSS versi 16.00 for

windows melalui teknik alpha cronbach. Koefisien reliabilitas berkisar

(33)

46

Prisca Ristiana Herislan, 2014

Hubungan Antara Persepsi Tentang Pola Asuh Orang Tua Dengan Self-Control Pengendara Motor Di Bawah Umur Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(Azwar, 2012). Hasil koefisien reliabilitas tersebut dapat digolongkan ke dalam beberapa kriteria koefisien reliabilitas menurut Guilford yaitu:

Tabel 3.5

Kriteria Reliabilitas Alpha Cronbach Kriteria Koefisien Reliabilitas Sangat Tinggi > 0,90

Tinggi 0,71 – 0,90 Sedang 0,41 – 0,70 Rendah 0,21 – 0,40 Sangat Rendah < 0,20

a. Reliabilitas Instrumen Persepsi tentang Pola Asuh Orang Tua Uji reliabilitas dilakukan dua kali, yang pertama saat aitem-aitem yang tidak layak tidak dibuang. Hasil uji reliabilitasnya yaitu 0,816. Kemudian uji reliabilitas yang kedua, yaitu aitem-aitem yang tidak layak dibuang, sehingga reliabilitas bertambah menjadi 0,860. Koefisien tersebut menunjukkan bahwa instrumen ini

reliable.

b. Reliabilitas Instrumen Self-Control

Hasil perhitungan uji reliabilitas instrumen self-control menunjukkan koefisien reliabilitas sebesar 0,762, sedangkan koefisien reliabilitas kedua setelah aitem-aitem yang tidak layak dibuang ialah 0,796. Koefisien tersebut menunjukkan bahwa instrumen ini reliable.

6. Kategorisasi Skala

Kategorisasi skala atau pengelompokan sebuah kelompok skala ke dalam beberapa level atau kategori (Ihsan, 2013).

(34)

47

Prisca Ristiana Herislan, 2014

Hubungan Antara Persepsi Tentang Pola Asuh Orang Tua Dengan Self-Control Pengendara Motor Di Bawah Umur Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penelitian terhadap variabel persepsi remaja tentang pola asuh orang tua akan dikategorisasikan ke dalam empat gaya pola asuh, yaitu:

1) Kontrol tinggi dengan kehangatan tinggi diklasifikasikan sebagai pola asuh authoritative.

2) Kontrol tinggi dengan kehangatan rendah diklasifikasikan sebagai pola asuh authoritarian.

3) Kontrol rendah dengan kehangatan tinggi diklasifikasikan sebagai pola asuh indulgent.

4) Kontrol rendah dengan kehangatan rendah diklasifikasikan sebagai pola asuh neglectful.

Tabel 3.6

Klasifikasi Pola Asuh Orang Tua

No Kontrol (control) Kehangatan (warmth) Kategori Pola Asuh

1 Tinggi Tinggi Authoritative

2 Tinggi Rendah Authoritarian

3 Rendah Tinggi Indulgent

4 Rendah Rendah Neglectful

Tabel 3.7

Statistik Deskriptif Skala Pola Asuh Orang Tua

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Sum Mean Std. Deviation

Dimensi Kontrol 209 29 54 9133 43.70 4.444

Dimensi

Kehangatan 209 36 63 10933 52.31 5.441

(35)

48

Prisca Ristiana Herislan, 2014

Hubungan Antara Persepsi Tentang Pola Asuh Orang Tua Dengan Self-Control Pengendara Motor Di Bawah Umur Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Data dikategorikan ke dalam dua kategori, yakni berdasarkan

median (rata-rata populasi). Persepsi tentang pola asuh orang tua pada

pengendara motor di bawah umur di kategorisasikan sebagai berikut: Tabel 3.8

Kategorisasi Dimensi Persepsi Remaja tentang Pola Asuh Orang Tua

Dimensi Kriteria Kategori b. Kategorisasi Skala Self-Control

Kategorisasi pada skala self-control ini dikategorikan ke dalam lima kategori, dengan menggunakan bantuan program SPSS.

Tabel 3.9

Self-control pengendara motor di bawah umur dikategorisasikan

(36)

49

Prisca Ristiana Herislan, 2014

Hubungan Antara Persepsi Tentang Pola Asuh Orang Tua Dengan Self-Control Pengendara Motor Di Bawah Umur Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Self-control sedang

Self-control tinggi

Self-control sangat tinggi

(Ihsan, 2013) G. Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan analisis korelasional sebagai metode analisis data. Analisis korelasional ini bertujuan untuk mengetahui atau mencari hubungan antara dua fenomena, baik asosiasi (atau hubungan), sejajar (covariational relations) maupun hubungan kausal (causal relations). Kerangka analisisnya akan mengarah pada usaha menguji ada atau tidaknya hubungan antara persepsi tentang pola asuh orang tua dengan self-control. Kerangka tabel yang digunakan untuk tujuan ini yaitu memuat variabel persepsi remaja tentang pola asuh orang tua dan variabel self-control yang disusun dalam satu tabel yang disebut tabel silang atau disebut juga tabel kontingensi (Silalahi, 2012, hlm. 334).

Pada penelitian ini, korelasi akan dianalisis dengan menggunakan teknik chi-square (koefisien kontingensi), yaitu untuk mengetahui hubungan antara persepsi remaja tentang pola asuh orang tua dengan self-control pengendara motor di bawah umur di kabupaten Subang, korelasi menggunakan chi-square ini dilakukan dengan bantuan software SPSS versi

16.00 for windows. Kemudian untuk mengetahui korelasi antar dimensi pada

variablel persepsi remaja tentang pola asuh orang tua dengan variabel self

control, dilakukan uji korelasi dengan menggunakan spearman’s rho. Korelasi dilakukan dengan bantuan software SPSS versi 16.00 for windows.

H. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti melakukan beberapa prosedur pelaksanaan penelitian, yaitu sebagai berikut:

(37)

50

Prisca Ristiana Herislan, 2014

Hubungan Antara Persepsi Tentang Pola Asuh Orang Tua Dengan Self-Control Pengendara Motor Di Bawah Umur Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

 Melakukan pengamatan terhadap fenomena banyaknya pengendara motor di bawah umur (siswa SMP).

 Melakukan perumusan masalah mengenai banyaknya kecelakaan kendaraan yang disebebkan oleh pengendara motor di bawah umur.

 Menentukan dua variabel yang akan diteliti, yaitu variabel persepsi remaja tentang pola asuh orang tua dan variabel

self-control.

 Melakukan studi literatur mengenai variabel-variabel penelitian yaitu pola asuh orang tua, dan self-control.

 Menyusun alat ukur persepsi remaja tentang pola asuh orang tua, dan alat ukur self-control remaja.

 Menetapkan populasi dan sampel penelitian, yaitu pengambilan sampel meggunakan teknik purposive sampling dengan kriteria sampel yaitu, siswa SMP kelas VII, VIII, IX (usia 12-15 tahun), siswa termasuk pengendara motor. Sampel penelitian sebanyak 209 siswa.

 Melakukan perizinan serta memberi penjelasan mengenai tujuan dari penelitian kepada beberapa pihak sekolah menengah pertama (SMP) di kabupaten Subang yang telah peneliti tentukan sebelumnya untuk dilaksanakannya penelitian tersebut.

2) Tahap Pelaksanaan

 Melakukan konfirmasi pada pihak Sekolah dan memohon kesedian siswa pada masing-masing sekolah untuk menjadi subjek dalam penelitian ini.

 Membagikan kuesioner penelitian serta memberikan petunjuk mengenai pengisian kuesioner kepada para siswa yang memiliki kriteria sebagai subjek pada penelitian ini.

(38)

51

Prisca Ristiana Herislan, 2014

Hubungan Antara Persepsi Tentang Pola Asuh Orang Tua Dengan Self-Control Pengendara Motor Di Bawah Umur Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Memberikan reward kepada para siswa yang telah bersedia menjadi subjek penelitian.

3) Tahap Pengolahan Data

 Melakukan skoring terhadap kuesioner yang telah dibagikan kepada subjek yaitu dengan cara menginputnya menggunakan

microsoft excel 2013 berdasarkan skala yang telah ditentukan.

 Membuat dan menghitung tabulasi data.

Melakukan analisis data menggunakan bantuan software SPSS versi 16.00 for windows pada setiap variabel dengan kategorisasi untuk memperoleh gambaran tingkat pada setiap variabel penelitian.

Melakukan uji hipotesis menggunakan chi-square (koefisien kontingensi) dengan bantuan program SPSS versi 16.00 for

windows.

4) Tahap Pembahasan

 Membuat pembahasan dari hasil data yang telah melalui uji statistik yang menggunakan analisis korelasi Chi square dengan menggunakan aplikasi SPSS 16.00 for windows.

 Merumuskan kesimpulan dan rekomendasi dari hasil data yang telah melalui uji statistik yang menggunakan analisis korelasi Chi

(39)

Prisca Ristiana Herislan, 2014

Hubungan Antara Persepsi Tentang Pola Asuh Orang Tua Dengan Self-Control Pengendara Motor Di Bawah Umur Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Kesimpulan dari penelitin ini, adalah:

Terdapat hubungan antara persepsi tentang pola asuh orang tua dengan self-control pengendara motor di bawah umur di kabupaten Subang. Hasil ini berarti semakin tinggi kontrol orang tua (parental

control) dan kehangatan orang tua (parental warmth), maka semakin

tinggi pula self control pengendara motor di bawah umur, begitu juga sebaliknya semakin rendah kontrol orang tua (parental control) dan kehangatan orang tua (parental warmth), maka semakin rendah pula self

control pengendara motor di bawah umur tersebut. Pola asuh orang tua

yang paling banyak dipersepsikan yaitu pola asuh orang tua authoritative, dan pola asuh orang tua neglectful sebagai pola asuh terbanyak kedua yang dipersepsikan oleh remaja. Kemudian Self-control pengendara motor di bawah umur di Kabupaten Subang ini berada pada kategori sedang.

B. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan dalam penelitian ini, adalah:

1. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik

non-probability sampling, dimana hasil penelitian hanya berlaku untuk

sampel dalam penelitian ini dan tidak dapat digeneralisasikan.

2. Peneliti tidak membandingkan atau melakukan komparasi self-control pengendara motor di bawah umur antara laki-laki dengan perempuan. C. Rekomendasi

(40)

66

Prisca Ristiana Herislan, 2014

Hubungan Antara Persepsi Tentang Pola Asuh Orang Tua Dengan Self-Control Pengendara Motor Di Bawah Umur Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Orang tua dapat memberikan kontrol dan kehangatan yang tinggi pada remaja, dengan cara memberikan batasan tanpa memberikan tekanan pada remaja, yaitu secara perlahan orang tua dapat membatasi remaja dalam penggunaan kendaraan bermotor sehari-hari. Menjaga hubungan yang hangat dalam keluarga dengan cara menanamkan sikap saling terbuka, dan menanamkan nilai-nilai yang bermakna serta penuh kasih sayang.

2. Bagi Pihak Sekolah dan Guru

Melakukan diskusi secara personal dengan siswa mengenai berbagai macam fenomena yang terjadi mengenai penggunaan kendaraan bermotor. Kemudian melakukan sosialisasi secara aktif tentang bahaya dan larangan siswa menggunakan sepeda motor baik ke sekolah maupun di jalanan umum.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

- Melakukan penelitian dengan variabel lain yang juga diperkirakan berhubungan dengan pengendara motor di bawah umur.

- Dapat memperhatikan kelemahan pada penelitian ini dan melakukan perbaikan pada penelitian selanjutnya.

(41)

Prisca Ristiana Herislan, 2014

Hubungan Antara Persepsi Tentang Pola Asuh Orang Tua Dengan Self-Control Pengendara Motor Di Bawah Umur Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Alwisol. (2010). Psikologi Kepribadian. Malang: UUM Press.

Aroma, I.S. & Suminar, D.R. (2012). Hubungan Antara Self control Dengan Kecenderungan Perilakau Kenakalan Remaja. Jurnal Pendidikan dan

Perkembangan. 1. (2), 1-6.

Artiesa, R.N. (2007). Hubungan Antara Pola Asuh Orang Tua Dengan Gaya

Penyelesaian Konflik Interpersonal Pada Remaja. (Skripsi). Sekolah

Sarjana, Universitas Padjadjaran, Bandung.

Azwar, S. (2007). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Azwar, S. (2012). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Badan Pusat Statistik Jawa Barat. (2013). Jawa Barat Dalam Angka 2013.

Bandung: Badan Pusat Statistik.

Banondari, A. (2003). Hubungan antara Persepsi terhadap Pola Asuh Neglectful

dengan Tingkah Laku Agresif pada Anak Usia 9-11 Tahun Di Sekolah Dasar. (Skripsi). Sekolah Sarjana. Universitas Islam Bandung.

Baumrind, D. (1971). Current Patternt of parental authority. Developmental

Psychology Monographs, 4 (1, Part 2).

Baumrind, D. (1991). The Influence Of Parenting Style On Adolesence

Competence And Substance Use. Journal of Early Adolesence, 11 (1),

59-95.

BBC. (2013, 19 Juli). Pengendara Di bawah Umur: Kebanggaan Atau Kelalaian

Orang tua [Forum online]. Tersedia: http://www.BBC.co.uk.

Bornstein, R. F (2002). Interpersonal Dependency and Physical illness. Journal Of

Social and Clinical Psychology. 4 (1), hlm. 225-243.

Calhoun, J.F and Accocella, J.R. (1990). Psychological of Adjusment and Human

Relationship. New York: Mc. Graw Hill Inc.

Chaplin, J.P. (2006). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

(42)

68

Prisca Ristiana Herislan, 2014

Hubungan Antara Persepsi Tentang Pola Asuh Orang Tua Dengan Self-Control Pengendara Motor Di Bawah Umur Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Christia, M. (2001). Hubungan Antara Persepsi Dalam Tingkah Laku dan

Keterlibatan Dalam Tingkah Laku Beresiko. (Skripsi). Sekolah Sarjana.

Universitas Indonesia. Depok.

De Hart, G.B, Sroufe L.A & Cooper, R. G. (2004). Child Development: Its Nature

and Course (5th ed). New York: McGraw Hill Companies.

Denson, T.F. (2012). Self-control and Aggresion. Journals of Psychological

Science. 21, (1), hlm. 20-25.

Ernawati. (2009). Hubungan antara Pola Asuh Orang tua dengan Perilaku

Pengambilan Resiko pada Remaja. (Skripsi). Sekolah Sarjana, Universitas

Pendidikan Indonesia, Bandung.

Feist, J. Gregory. (2008). Theories of personality. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Ferdianto, F. (2014, 19 Juli). Di Nunukan Anak Di bawah Umur Alami Banyak

Kecelakaan [Forum online]. Tersedia: http://www.Merdeka.com.

Ghufron, M.N. (2003). Hubungan Self control dan Persepsi Remaja terhadap

Penerapan Disiplin Orang tua dengan Prokratinasi Akademik. (Tesis).

Sekolah Pascasarjana, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Tersedia: http://www.librarygunadarma.com. (8 Januari 2014).

Ghufron, M. N., & Risnawita S, R. (2012). Teori-teori psikologi (cetakan ketiga). Jokjakarta: Ar-Ruzz Media.

Gottfredson, M. R., & Hirschi, T. (1990). A general theory of crime. Stanford: Stanford University Press.

Hamzah, Z A. (2013, 2 Februari). Pengendara Anak Merajalela [Forum online]. Tersedia: http://www.republika.co.id.

Hans, R.B. (1993). Model Sikap Orang tua: Teori, Pengukuran, Perkembangan

dan Perilaku. Jakarta: Arcan.

Hurlock, E.B. (1999). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang

Rentang Kehidupan (Edisi Kelima). Jakarta: Erlangga.

Ihsan, H. (2009). Metode Skala Psikologi. Bandung: Psikologi UPI. Jahja, Y. (2011). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Kencana

Kail, R.V. (2012). Children And Their Development. 6th edition. USA: Pearson Educaton, Inc.

(43)

69

Prisca Ristiana Herislan, 2014

Hubungan Antara Persepsi Tentang Pola Asuh Orang Tua Dengan Self-Control Pengendara Motor Di Bawah Umur Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Khairani, A. (2011). Peran Kontrol Diri, Harga Diri, dan Gaya Atribusi

Bermusuhan Terhadap Perilaku Agresif Satpol PP. (Siswa). Sekolah

Sarjana. Universitas Sumatera Utara.

Kopko, Kimberly. (2007). Parenting Styles and Adolescents. [Online]. Diakses: http://www.parenting.cit.cornel.edu.

Latif, H. A. (2012). Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Motivasi Belajar

Siswa. (Skripsi). Sekolah Sarjana, Universitas Pendidikan Indonesia,

Bandung.

Ling, J & Catling, J. (2012). Cognitive Psychology. USA: Pearson Education Limited.

Logue, A.W. (1995). Self Control. New Jersey: Prentice Hall.

Lulie,Y., Hatmoko, J.R. (2003). Analisis Hubungan Kecepatan dengan Tebal

Helm yang Direkomendasikan. Laporan penelitian: Fakultas Teknik UAJY.

Maccoby, E. E. (1980). Social Development Psychological Growth and The

Parentalchild Relationship. New York: Harcourt Brace Javanovich.

Maccoby, E. E., & Martin, J.A. (1983). Socialization in the context of the family: Parent-Child Interactions. In P.H Mussen (Series Ed) & E. M. Hetherington (Vol. Ed), Handbook of Child Psychology: Vol. 4. Socialization,

Personality, and Social Development (4th ed., pp. 1-101). New York; John

Wiley & Sons.

Mansyur, M.I. (2013). Tinjauan kriminologis terhadap penggunaan kendaraan

bermotor oleh anak dalam wilayah hukum polsekta tamalanrea. (Skripsi).

Sekolah Sarjana, Universitas Hasanudin, Makassar.

Mariana. (2008). Studi Deskriptif Mengenai Pola Asuh Pada Remaja Awal

Perokok (Studi Deskriptif Terhadap Pelajar SMP Yang Merokok Di Bandung). (Skripsi). Sekolah Sarjana, Universitas Padjadjaran, Bandung.

McMullen, J.C. (1999). A Test of Self-control Theory Using General Patterns of

Deviance. (Dissertation). Doctor of Philosophy, Virginia Polytechnic

Institute University.

Monks, F.J., Knoers, A.M.P, & Herdianto. (2002). Psikologi Perkembangan:

Pengantar dalam Berbagai Bagian. Terjemahan. Yogyakarta: Gajah Mada

University Perss.

(44)

70

Prisca Ristiana Herislan, 2014

Hubungan Antara Persepsi Tentang Pola Asuh Orang Tua Dengan Self-Control Pengendara Motor Di Bawah Umur Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Nur’aeni, E. (1999). Hubungan antara Persepsi terhadap Pola Asuh Orang tua dengan Tingkah Laku Prososial pada Remaja di SMUN 4 Bandung.

(Skripsi). Sekolah Sarjana, Universitas Islam, Bandung.

Pangestu, H.L. (2010). Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Agresivitas

Remaja Awal. (Skripsi). Sekolah Sarjana. Universita Pendidikan Indonesia.

Bandung.

Papalia, Olds, & Feldman. (2008). Human Development, Psikologi Perkembangan. (Edisi Kesembilan), Alih Bahasa Oleh A. K. Anwar.

Jakarta: Kencana.

Parke, H. (1999). Child Psychology A Contemporary Viewpoint. New York: Mc Graw-Hill Companies.

Pasquali, Luiz.et.al. (2012). Perceptions of Parents Questionare: Evidence for a

Measure of Parenting styles. Nominal Council for Scientific and

Technological Development (CNPq).

Praptiani, S. (2013). Pengaruh Self control Terhadap Agresivitas Remaja Dalam Menghadapi Konflik Sebaya Dan Pemaknaan Gender. Jurnal Sains dan

Praktik Psikologi. 1 (1), hlm. 01-13.

Resti, M. (2000). Hubungan Pola Asuh Orang tua dengan Self control Anak pada

Masa Anak Akhir di Lingkungan Keluarga. (Skripsi). Sekolah Sarjana,

Universitas Padjajaran, Bandung.

Riberio, L. Livia. (2009). Contruction and Validation Of a Four Parenting Styles

Scale. (Tesis). The Faculty of Humboldt State University.

Riskinah, A. (2010). Analisis Pola Tingkah Laku Pengendara Sepeda Motor Di

Kota Surabaya Dengan Driver Behavior Questionare (DBQ). (Tesis).

Sekolah Pascasarjana, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya. Santrock, J.W. (2003). Perkembangan Remaja. Jakarta: Erlangga.

Santrock, J.W.(2007). Adolessence (terjemahan), Alih Bahasa Oleh Sallama &

Widyasinta. Jakarta: Erlangga.

Sarafino, E. P. (1990). Health Psychology Bio Psychology Social Interaction. Singapore : John Willey & Sons.

Sarwono, S.W. (2007). Psikologi Remaja. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. Shavira, E, (2011). Hubungan Religiuitas dan Kontrol Diri dengan Perilaku

Seksual Pranikah pada Mahasiswa di Universitas Islam Bandung. (Skripsi).

(45)

71

Prisca Ristiana Herislan, 2014

Hubungan Antara Persepsi Tentang Pola Asuh Orang Tua Dengan Self-Control Pengendara Motor Di Bawah Umur Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Siegel, J.L. (2008). Criminology. Belmont, CA : Thomson/Wadsworth. Silalahi, U. (2012). Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT Refika Aditama. Steinberg, L. (2002). Adolesence: Sixth Edition, US: McGrow Hill.

Sternberg (2008). Psikologi Kognitif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Soekanto, S. (1998). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo persada. Suyeppa. (2011, 19 Juli). Fenomena Pengendara di bawah umur [Forum online].

Tersedia: http://www.Wordpress.com.

Tangney, J.P., Baumeister, R, F., Boone, F.L. (2004). High Self Control Predicts Good Adjusment, Less Pathology, Better Grades, and Interpersonal Success.

Journal Of Personality, 72 (2), 271-324.

Utari, A.D. (2008). Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Pembentukan

Identitas Relasi. (Skripsi). Sekolah Sarjana, Universitas Padjadjaran,

Bandung.

Wagner, K.V. (2009). Parenting Styles: The Four Styles of Parenting. [online]. Diakses:http://psychology.about.com/od/developmentalpsychology/a/parent ing-style.htm.

Weaver, S.R., & Prelow, H. M. (2005). A mediated-Moderation Model Of Maternal Parenting Style, Association with Deviant Peers, and Problem Behaviors in Urban African American and European American adolescents.

Journal of Child and Family Studies. 14 (3), 343-356.

Will, K.E (2011). Traffic Psychology: Young Children and “Tweens”. USA: Elsevier.

Gambar

Tabel 3.1
Tabel 3.2
Tabel 3.3
Skoring Instrumen Tabel 3.4 Self-Control
+3

Referensi

Dokumen terkait

Adapun kaitan antara persepsi pola asuh demokratis dengan penyesuaian diri pada remaja dapat digambarkan bahwa remaja yang memiliki persepsi pola asuh secara

Hipotesis yang diajukan ada hubungan positif antara persepsi pola asuh demokratis orang tua dengan prestasi belajar. Subjek penelitian adalah seluruh siswa kelas X

Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ada hubungan positif antara persepsi terhadap pola asuh demokratis dan penyesuaian diri pada

Tujuan: Untuk mengetahui hubungan antara persepsi pola asuh orang tua dan dukungan sosial dengan koping stres pada remaja di Desa Sokaraja Kulon, Kabupaten Banyumas.. Metode:

Hasil analisis korelasi dengan menggunakan teknik korelasi product moment dari Pearson untuk mengetahui hubungan antara persepsi terhadap ibu dengan kemampuan pengambilan

Hasil penelitian diuji dengan Chi Square dan menunjukkan hasil bahwa orang tua remaja mayoritas menerapkan pola asuh demokratis sebanyak 74 remaja (74%) dan tingkat

Hasil uji chi-square yang dilakukan untuk mengetahui hubungan antara pola asuh orang tua terhadap kemampuan sosialisasi pada anak prasekolah di TK Pertiwi

Pada penelitian ini ditemukan bahwa tidak ada hubungan antara persepsi pola asuh orang tua dengan perilaku konsumtif pada remaja di Jakarta.. Hal ini mungkin