PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STUDENT TEAM-ACHIEVMENT DIVISION (STAD) TERHADAP SIKAP TANGGUNG JAWAB DAN HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR SEPAKBOLA
(Studi Eksperimen Pada Siswa SD Negeri 6 Watampone)
TESIS
diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh
gelar Magister Pendidikan Olahraga
oleh
Iyan Nurdiyan Haris 1201223
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN OLAHRAGA
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STUDENT TEAM-ACHIEVMENT DIVISION (STAD) TERHADAP SIKAP TANGGUNG JAWAB DAN HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR SEPAKBOLA
(Studi Eksperimen Pada Siswa SD Negeri 6 Watampone)
oleh
Iyan Nurdiyan Haris
Sebuah tesis yang diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh
gelar Magister Pendidikan Olahraga
© Iyan Nurdiyan Haris 2014
Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
LEMBAR PENGESAHAN
Tesis yang berjudul:
PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STUDENT TEAM
ACHIEVMENT DIVISION (STAD) TERHADAP SIKAP TANGGUNG JAWAB
DAN HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR SEPAKBOLA (Studi Eksperimen Pada Siswa SD Negeri 6 Watampone)
Disusun oleh:
Iyan Nurdiyan Haris 1201223
Disetujui Dan Disahkan Oleh:
Pembimbing I
Dr. Mulyana, M.Pd. NIP. 197108041998021001
Pembimbing II
Dr. Hj. Tite Juliantine, M.Pd. NIP. 196807071992032001
Mengetahui
Ketua Program Studi Pendidikan Olahraga
Iyan Nurdiyan Haris, 2014
Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Student Team-Achievment Division (Stad) Terhadap Sikap Tanggung Jawab Dan Hasil Belajar Keterampilan Dasar Sepakbola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PENGESAHAN………. i
PERNYATAAN KEASLIAN………. ii
ABSTRAK ……… iii
KATA PENGANTAR ……….. iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ………. ix DAFTAR GAMBAR ……… x
DAFTAR LAMPIRAN ……… xi
BAB I PENDAHULUAN ………. 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Identifikasi Masalah Penelitian ... 7
C. Rumusan Masalah ... 8
D. Tujuan Penelitian ... 9
E. Manfaat Penelitian ... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA ………. 11
A. Kajian Pustaka ... 11
1. Sikap Tanggung Jawab ………. 11
2. Hasil Belajar ……….. 12
3. Keterampilan Gerak ……….. 14
4. Permainan Sepakbola ……… 15
5. Model Pembelajaran Konvensional ………. 16
6. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ………... 16
7. Teori Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD………... 18
8. Efektifitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD……….. 23
B. Penelitian Yang Relevan ... . 24
C. Kerangka Pemikiran ... . 26
Iyan Nurdiyan Haris, 2014
Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Student Team-Achievment Division (Stad) Terhadap Sikap Tanggung Jawab Dan Hasil Belajar Keterampilan Dasar Sepakbola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III METODE PENELITIAN………... 31
A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian ... . 31
B. Desain Penelitian ... . 32
1. Pretest………. 32
2. Treatment………... 33
3. Posttest………... 34
C. Metode Penelitian ... . 35
D. Definisi Operasional ... . 29
1. Sikap Tanggung Jawab……….. 36
2. Keterampilan Dasar Sepakbola………. 37
E. Instrumen Penelitian ... . 37
1. Sikap Tanggung Jawab……… 37
2. Tes Keterampilan Dasar Sepakbola……… 41
F. Validitas dan Realibilitas ... . 44
1. Uji Validitas……….... 44
2. Uji Reliabilitas……… 45
G. Teknik Pengumpulan Data ... . 45
H. Analisis Data ... . 45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………. 47
A. Hasil Penelitian ……… 47 1. Deskripsi Data ……… 47 2. Analisis Data Hasil Penelitian ……… 49 a. Uji Normalitas Sikap Tanggung Jawab ……… 49 b. Uji Homogenitas Sikap Tanggung Jawab ………. 50
c. Uji Normalitas Keterampilan Dasar Sepakbola ……… 51
d. Uji Homogenitas Keterampilan Dasar Sepakbola ………. 52
3. Uji Hipotesis ……… 52
a. Analisis Paired Sample t-test ………. 53
Iyan Nurdiyan Haris, 2014
Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Student Team-Achievment Division (Stad) Terhadap Sikap Tanggung Jawab Dan Hasil Belajar Keterampilan Dasar Sepakbola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
B. Pembahasan ……… 57
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ……… 67
A. Kesimpulan ……….. 67
B. Saran ………... 67
Iyan Nurdiyan Haris, 2014
Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Student Team-Achievment Division (Stad) Terhadap Sikap Tanggung Jawab Dan Hasil Belajar Keterampilan Dasar Sepakbola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Program Pelaksanaan Penelitian ... 33
3.2 Sub Variabel Sikap Tanggung Jawab ... 38
3.3 Uji Validitas Item Instrumen Sikap Tanggung Jawab ... 40
3.4 Nomor Butir Pernyataan Yang Digunakan ... 41
3.5 Uji Reliabilitas Instrumen Sikap Tanggung Jawab ... 41
4.1 Deskripsi Data Sikap Tanggung Jawab... 47
4.2 Deskripsi Data Keterampilan Dasar Sepakbola ... 48
4.3 Uji Normalitas Sikap Tanggung Jawab... 49
4.4 Uji Homogenitas Sikap Tanggung Jawab ... 50
4.5 Uji Normalitas Keterampilan Dasar Sepakbola ... 51
4.6 Uji Homogenitas Keterampilan Dasar Sepakbola ... 52
4.7 Analisis Paired Sample t-test Sikap Tanggung Jawab ... 53
4.8 Analisis Paired Sample t-test Keterampilan Dasar Sepakbola ... 54
4.9 Analisis Independent Sample t-test Posttest Sikap Tanggung Jawab ... 55
4.10 Analisis Independent Sample t-test Posttest Keterampilan Dasar Sepakbola ... 56
Iyan Nurdiyan Haris, 2014
Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Student Team-Achievment Division (Stad) Terhadap Sikap Tanggung Jawab Dan Hasil Belajar Keterampilan Dasar Sepakbola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
3.1 Bagan Alur Penelitian………... ... 35
3.2 Desain Penelitian ... 36
3.3 Diagram Passing-stopping ... 42
Iyan Nurdiyan Haris, 2014
Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Student Team-Achievment Division (Stad) Terhadap Sikap Tanggung Jawab Dan Hasil Belajar Keterampilan Dasar Sepakbola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
LAMPIRAN A: INSTRUMEN PENELITIAN... 73
1. Instrumen Uji Coba Sikap Tanggung Jawab... 74
2. Data Hasil Ujicoba Instrumen Sikap Tanggung Jawab... 79
3. Instrumen Sikap Tanggung Jawab ... 87
LAMPIRAN B: BAHAN AJAR... 91
1. Program Perencanaan Penelitian ... 92
2. RPP Model Kooperatif Tipe STAD ... 93
3. RPP Model Konvensional ... 117
LAMPIRAN C: UJI STATISTIK……….. 129
1. Data Hasil Penelitian ... 130
2. Konversi Data T-skor ... 146
3. Hasil Analisis Inferensial ... 150
LAMPIRAN D: DOKUMENTASI DAN PERSURATAN……….. 158
1. Dokumentasi ... 159
Iyan Nurdiyan Haris, 2014
Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Student Team-Achievment Division (Stad) Terhadap Sikap Tanggung Jawab Dan Hasil Belajar Keterampilan Dasar Sepakbola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK
Iyan Nurdiyan Haris (2014). PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STUDENT TEAM-ACHIEVMENT DIVISION (STAD) TERHADAP SIKAP TANGGUNG JAWAB DAN HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR SEPAKBOLA (Studi Eksperimen Pada Siswa SD Negeri 6 Watampone).
Iyan Nurdiyan Haris, 2014
Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Student Team-Achievment Division (Stad) Terhadap Sikap Tanggung Jawab Dan Hasil Belajar Keterampilan Dasar Sepakbola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK
Iyan Nurdiyan Haris (2014). EFFECT OF COOPERATIVE LEARNING MODEL
TYPE STUDENT TEAM-ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TOWARD
RESPONSIBILITY AND FOOTBALL BASIC SKILLS LEARNING OUTCOMES. (Experimental Study of Elementary School Students 6 Watampone).
1
Iyan Nurdiyan Haris, 2014
Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Student Team-Achievment Division (Stad) Terhadap Sikap Tanggung Jawab Dan Hasil Belajar Keterampilan Dasar Sepakbola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Pendidikan moral bukanlah sebuah gagasan baru. Sebetulnya, pendidikan
moral sama tuanya dengan pendidikan itu sendiri. Sejarah di negara-negara di
seluruh dunia, pendidikan memiliki dua tujuan besar: membantu anak-anak
menjadi pintar dan membantu mereka menjadi baik, (Lickona 2012, hlm. 7).
Kecenderungan yang terjadi pendidikan di sekolah hanya membuat siswa pintar,
akan tetapi masih banyak diantara siswa melakukan tindakan-tindakan yang
menyimpang, itu artinya pendidikan di sekolah tidak mencapai tujuan yang
sebenarnya.
Keberadaan Pendidikan Jasmani telah ditetapkan oleh pemerintah sebagai
pelajaran wajib sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang Republik Indonesia
No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 42. Pelajaran
pendidikan jasmani sebagai mata pelajaran yang wajib diberikan di sekolah mulai
tingkat SD sampai dengan SLTA. Dengan demikian pendidikan jasmani
merupakan mata pelajaran yang sangat penting. Pernyataan tersebut diperkuat
oleh pakar kurikulum pendidikan jasmani, yaitu Jewet (l994) bahwa Pendidikan
Jasmani adalah satu fase dari proses pendidikan secara menyeluruh yang peduli
terhadap perkembangan dan kemampuan gerak individu yang bersifat sukarela
serta bermakna dan terhadap reaksi yang langsung berhubungan dengan mental,
emosional dan sosial.
Sekolah dasar (SD) merupakan fondasi awal untuk memulai pendidikan
yang berkualitas. Melalui pembelajaran pendidikan jasmani, tujuan pendidikan
dapat dicapai karena itu dalam prakteknya pendidikan jasmani memiliki empat
tujuan. Tujuan tersebut diutarakan oleh Bucher 1964 (dalam Suherman 2009, hlm.
2
Iyan Nurdiyan Haris, 2014
Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Student Team-Achievment Division (Stad) Terhadap Sikap Tanggung Jawab Dan Hasil Belajar Keterampilan Dasar Sepakbola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Perkembangan fisik. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan melakukan aktivitas-aktivitas yang melibatkan kekuatan-kekuatan fisik dari berbagai organ tubuh seseorang (physical fitnees).
2. Perkembangan gerak. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan melakukan gerak secara efektif, efisien, halus, indah, dan sempurna (skill full).
3. Perkembangan mental. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan berpikir dan menginterpretasikan keseluruhan pengetahuan tentang pendidikan jasmani ke dalam lingkungannya sehingga menumbuh kembangkan pengetahuan, sikap, dan tanggung jawab siswa.
4. Perkembangan sosial. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan siswa dalam menyesuaikan diri pada suatu kelompok atau masyarakat.
Dari pernyataan Bucher dapat disimpulkan bahwa, pendidikan jasmani
tidak hanya terpusat pada aktivitas fisik semata, tetapi juga aktivitas psikis.
Pendidikan jasmani secara menyeluruh melibatkan pembelajaran gerak, dimana
pembelajaran gerak tersebut terdapat muatan nilai-nilai sosial seperti disiplin,
kerjasama, tanggung jawab, saling tolong-menolong dan bersahabat.
Menyimak pernyataan Bucher, seharusnya melalui pembelajaran
pendidikan jasmani dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Namun
kenyataannya di sekolah pembelajaran pendidikan jasmani, cenderung hanya
mengembangkan fisik dan penguasaan keterampilan olahraga kecabangan,
ketimbang mengarahkan peserta didik pada dimensi afektif, termasuk
pengembangan perilaku moral dan partisipasi siswa. Selain itu, guru juga sering
mengabaikan bagaimana memaksimalkan partisipasi siswa dalam pembelajaran
pendidikan jasmani. Kecenderungan tersebut boleh jadi akibat dalam penerapan
model pembelajaran tidak optimal, hingga domain kognitif, afektif, psikomotor,
dan perkembangan perilaku moral siswa relatif kurang mendapat perhatian.
Implementasi pembelajaran pendidikan jasmani sebagai upaya
menumbuhkembangkan watak dan pembinaan moral dalam suasana kerjasama,
disiplin, tanggung jawab, bersahabat, saling tolong menolong akan mengurangi
potensi munculnya perselisihan. Oleh sebab itu pendidikan jasmani sebagai
wahana pembinaan kepribadian dan perkembangan moral siswa akan
3
Iyan Nurdiyan Haris, 2014
Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Student Team-Achievment Division (Stad) Terhadap Sikap Tanggung Jawab Dan Hasil Belajar Keterampilan Dasar Sepakbola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dengan lingkungannya. Dengan demikian program pendidikan jasmani dapat
dimaksimalkan sebagai upaya untuk menumbuhkan perkembangan moral siswa.
Orientasi Kurikulum 2013 adalah terjadinya peningkatan dan
keseimbangan antara kompetensi sikap (attitude), keterampilan (skill) dan
pengetahuan (knowledge) (Blogspot.com). Sebagaiman amanat UU No. 20 Tahun
2003 dalam penjelasan Pasal 35: kompetensi lulusan merupakan kualifikasi
kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai
dengan standar nasional yang telah disepakati. Hal ini telah dilakukan pada
kurikulum berbasis kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dengan
mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu.
Senada dengan paparan di atas, Suherman juga memaparkan dalam seminar
Nasional pendidikan jasmani (2013) bahwa, implementasi pembelajaran
pendidikan jasmani materinya disusun seimbang mencakup kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran pendidikan jasmani dalam proses pembelajaran mengarah ketiga
ranah yaitu: afektif, kognitif, dan psikomotor.
Dalam upaya untuk mencapai tujuan kurikulum 2013, model
pembelajaran kooperatif disarankan untuk diterapkan di dalam kelas pendidikan
jasmani, karena menurut Lickona (2012:276) pembelajaran kooperatif
mengajarkan nilai moral dan pengetahuan akademis secara bersamaan,
sebagaimana yang dikatakan bahwa: “Ambillah apa yang biasanya anda ajarkan,
ajarkan dengan cara belajar kooperatif paling sedikit pada satu bagian dari hari
atau periode, dan anda akan mengajarkan nilai moral dan akademik pada waktu
yang bersamaan”.
Slavin (2005, hlm. 10) memandang model pembelajaran kooperatif
menyumbangkan ide bahwa siswa yang bekerjasama dalam belajar dan
bertanggung jawab terhadap teman satu timnya mampu membuat mereka belajar
sama baiknya. Lebih lanjut Slavin menyatakan, model student team learning
menekankan penggunaan tujuan-tujuan tim dan sukses tim, yang hanya akan
4
Iyan Nurdiyan Haris, 2014
Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Student Team-Achievment Division (Stad) Terhadap Sikap Tanggung Jawab Dan Hasil Belajar Keterampilan Dasar Sepakbola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yang telah diajarkan. Oleh sebab itu, dalam model student team learning setiap
siswa harus mampu bekerja dan menyelesaikan tugas yang telah diberikan oleh
guru agar mampu membuat timnya menjadi sukses.
Tiga konsep penting pada model student team learning yang dipaparkan
oleh Slavin (2005 hlm. 10) :
1. Penghargaan tim, maksudnya ialah tim akan mendapatkan sertifikat atau penghargaan-penghargaan tim lainnya jika mereka berhasil melampaui kriteria tertentu yang telah ditetapkan.
2. Tanggung jawab individu, bahwa kesuksesan tim bergantung pada pembelajaran individual dari semua anggota. Tanggung jawab difokuskan pada kegiatan anggota tim dalam membantu satu sama lain untuk belajar dan memastikan bahwa tiap orang dalam tim siap untuk mengerjakan kuis atau bentuk penilaian lainnya yang dilakukan siswa tanpa bantuan teman satu timnya.
3. Kesempatan sukses yang sama maksudnya, bahwa semua siswa memberikan kontribusi kepada timnya dengan cara meningkatkan kinerja mereka dari yang sebelumnya. Ini akan memastikan bahwa siswa dengan prestasi tinggi, sedang, dan rendah semuanya sama-sama ditangtang untuk melakukan yang terbaik, dan semua kontribusi dari semua anggota tim ada nilainya.
Belajar berkelompok tidak dikatakan sebagai pembelajaran kooperatif,
karena boleh jadi belajar kelompok guru hanya membagi siswa ke dalam beberapa
kelompok tetapi tidak memberikan arahan sesuai dengan teknik dari pembelajaran
kooperatif. Untuk memaksimalkan pembelajaran kooperatif menurut Johnson dan
Holubec (dalam Metzler, 2000, hlm. 223) ada beberapa elemen yang mesti
diterapkan, salah satunya adalah tanggung jawab individu. Pertanggungjawaban
ini muncul jika dilakukan pengukuran terhadap keberhasilan kelompok. Tujuan
pembelajaran kooperatif adalah membentuk semua anggota kelompok menjadi
pribadi yang kuat. Tanggung jawab individu adalah kunci untuk menjamin semua
anggota yang diperkuat oleh kegiatan belajar bersama. Artinya, setelah mengikuti
kelompok belajar bersama, anggota kelompok harus dapat menyelesaikan tugas
yang sama (Suprijono, 2009, hlm. 59). Beberapa cara menumbuhkan tanggung
jawab individu menurut Johnson (2010, hlm. 53) adalah:
5
Iyan Nurdiyan Haris, 2014
Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Student Team-Achievment Division (Stad) Terhadap Sikap Tanggung Jawab Dan Hasil Belajar Keterampilan Dasar Sepakbola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Melakukan assesmen terhadap setiap siswa.
3. Memberi tugas kepada siswa, yang dipilih secara random untuk mempresentasikan hasil kelompoknya kepada guru maupun seluruh peserta didik di depan kelas.
4. Mengamati setiap kelompok dan mencatat ferkuensi individu dalam membantu kelompok.
5. Menugasi seorang peserta didik untuk berperan sebagai pemeriksa di kelompoknya.
Senada dengan pernyataan di atas, Slavin (2005, hlm. 81) menyatakan
bahwa, tujuan kelompok dan tanggung jawab individu merupakan dua faktor yang
menentukan sukses tidaknya pembelajaran kooperatif. Pentingnya tujuan
kelompok dan tanggung jawab individu adalah memberikan insentif kepada siswa
untuk saling membantu satu sama lain dan untuk saling mendorong dalam
melakukan usaha yang maksimal. Dari beberapa penelitian yang dilakukan
pembelajaran kooperatif yang menggunakan tujuan kelompok dan tanggung
jawab individual jauh lebih baik daripada yang tidak menggunakan. Seperti yang
dilakukan Huber 1982 (dalam Slavin, 2005, hlm. 86) dalam penelitiannya
membandingkan sebuah bentuk STAD dengan kelompok kerja tradisional yang
meniadakan tujuan kelompok atau tanggung jawab dan hasilnya kelompok STAD
menunjukkan skor secara yang lebih baik daripada kelompok tradisional. Dari
paparan diatas, dapat diasumsikan bahwa ketika siswa diberi tanggung jawab
individu dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD, secara otomatis dapat
mengembangkan sikap tanggung jawab siswa. Dari beberapa kajian tersebut,
dapat diasumsikan bahwa pembelajaran model kooperatif mampu meningkatkan
sikap moral siswa dalam hal sikap tanggung jawab.
Stahl 1994 (dalam Juliantine dkk. 2012, hlm. 63) menyatakan bahwa:
“proses pembelajaran dengan model kooperatif mampu merangsang dan
menggugah siswa secara optimal dalam suasana belajar kelompok-kelompok kecil
yang terdiri dari dua sampai enam orang siswa”. Lebih lanjut dikatakan Stahl
bahwa, model pembelajaran kooperatif membuat iklim belajar berlangsung dalam
6
Iyan Nurdiyan Haris, 2014
Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Student Team-Achievment Division (Stad) Terhadap Sikap Tanggung Jawab Dan Hasil Belajar Keterampilan Dasar Sepakbola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
optimal bagi siswa untuk memperoleh informasi yang lebih banyak mengenai
materi yang dibelajarkan dan sekaligus melatih sikap dan keterampilan sosialnya
sebagai bekal dalam kehidupannya di masyarakat, sehingga perolehan hasil
belajar yang lebih baik.
Penelitian Snider 1986 (dalam Solihatin dan Raharjo, 2011, hlm. 13)
menemukan bahwa, penggunaan model cooperative learning sangat mendorong
peningkatan prestasi belajar siswa hingga perbedaan hampir 25% dengan
kemajuan yang dicapai oleh siswa yang diajar dengan menggunakan system
kompetisi. Selain itu, Slavin (2005, hlm. 11) menyatakan bahwa, „model
pembelajaran kooperatif dengan memakai konsep penghargaan tim dan tanggung
jawab individu, dapat meningkatkan prestasi kemampuan dasar‟.
Berkaitan dengan hasil belajar keterampilan dasar sepakbola, model
pembelajaran kooperatif tipe STAD bertujuan agar siswa saling bekerjasama,
saling membantu, bergotong royong, berdiskusi, dan memberi kesempatan kepada
mereka untuk membangun pengetahuannya secara aktif serta menerapkan ide dan
strategi mereka sendiri dalam belajar. Hal tersebut senada dengan pernyataan
Ibrahim (2000, hlm. 7) “Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk
mencapai tiga tujuan pembelajaran penting, yakni: prestasi akademik, penerimaan
terhadap keragaman atau perbedaan yang ada, dan pengembangan keterampilan
sosial”.
Pembelajaran kooperatif tipe STAD memberi kesempatan kepada siswa
berpartisipasi lebih aktif dalam pembelajaran dan sering mengekspresikan ide.
Siswa memiliki kesempatan lebih banyak dalam memanfaatkan pengetahuan dan
keterampilan secara komprehensif dalam kelompoknya. Dengan demikian,
melalui model pembelajaran kooperatif diyakini dapat meningkatkan hasil belajar
siswa
Menyimak pendapat para ahli dan hasil penelitian terdahulu, maka penulis
ingin menguji model pembelajaran Kooperatif tipe STAD yang akan diterapkan
dalam pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah dasar untuk mengembangkan
7
Iyan Nurdiyan Haris, 2014
Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Student Team-Achievment Division (Stad) Terhadap Sikap Tanggung Jawab Dan Hasil Belajar Keterampilan Dasar Sepakbola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(STAD) menurut Slavin 1980 (dalam Dyson dan Grineski, 2001, hlm. 28),
memberikan kesempatan siswa berbagi kepemimpinan, peran tanggung jawab,
dan menggunakan keterampilan kolaboratif untuk mencapai tujuan kelompok.
dengan demikian pembelajaran kooperatif tipe STAD, membuat siswa menjadi
aktif dan siswa juga dapat belajar tentang nilai-nilai moral seperti kerjasama,
disiplin, tanggung jawab, saling tolong-menolong dan nilai moral lainnya.
Sekolah Dasar Negeri 6 Watampone yang terletak di Kabupaten Bone
Sulawesi Selatan, berdasarkan pengamatan sekilas dalam proses pembelajaran
pendidikan jasmani, masih menekankan kepada keterampilan kecabangan
olahraga dan masih menggunakan model pembelajaran konvensional, sehingga
membuat siswa kurang antusias atau termotivasi dalam mengikuti proses
pembelajaran. Penulis menganggap strategi yang dipakai guru kurang menarik
artinya siswa tidak berperan secara aktif dalam proses pembelajaran, dengan kata
lain siswa hanya menjadi sebagai pendengar setia. Masalah-masalah ini bisa
terjadi karena disebabkan kurang pahamnya guru terhadap konsep pendidikan
jasmani itu sendiri yang pada proses pembelajarannya harus mencakup ketiga
domain yaitu: afektif, kognitif, dan psikomotor. Selain itu, dari hasil pengamatan
penulis guru pendidikan jasmani di sekolah tersebut sama sekali belum
mengetahui tentang model pembelajaran dalam pendidikan jasmani.
Berdasarkan permasalahan diatas, penulis mencoba meneliti dua model
pendekatan pembelajaran dalam pendidikan jasmani di tingkat sekolah dasar
yakni model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan konvensional. Diantara
kedua model tersebut akan dilihat mana yang lebih cocok untuk dikembangkan
dalam rangka meningkatkan sikap tanggung jawab dan hasil belajar keterampilan
dasar permainan sepakbola siswa di tingkat sekolah dasar.
B. Identifikasi Masalah Penelitian
Kenyataanya dilapangan, masih banyak guru pendidikan jasmani yang
belum mampu menerapkan model-model pembelajaran yang tepat, termasuk guru
8
Iyan Nurdiyan Haris, 2014
Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Student Team-Achievment Division (Stad) Terhadap Sikap Tanggung Jawab Dan Hasil Belajar Keterampilan Dasar Sepakbola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pembelajaran dan hasil belajar siswa sangat ditentukan oleh kreativitas seorang
guru dalam memilih model pembelajaran yang tepat.
Penelitian yang dilakukan Webb 1985 (dalam Solihatin dan Raharjo, 2011,
hlm. 13), sebagai bukti bahwa dalam pembelajaran dengan menggunakan model
cooperative learning, sikap dan perilaku siswa berkembang kearah suasana
demokratis di dalam kelas, karena penggunaan kelompok kecil mendorong siswa
lebih bergairah dan termotivasi. Untuk itu, diharapkan guru penjas mampu
menerapkan model atau strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan sikap
kerjasama, disiplin, bertanggung jawab dan membuat siswa lebih antusias dalam
mengikuti proses pembelajaran sehingga pada akhirnya juga dapat meningkatkan
hasil belajarnya. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD dipilih karena model
pembelajaran ini diyakini mampu mengembangkan sikap positif siswa dan dapat
meningkatkan keterampilan gerak siswa secara bersamaan.
Dari beberapa kajian di atas, penulis mengidentifikasi masalah
penelitiannya sebagai berikut:
1. Pembelajaran pendidikan jasmani di SD Negeri 6 Watampone hanya
menitikberatkan kepada keterampilan kecabangan saja.
2. Pada proses pembelajaran pendidikan jasmani guru masih mendominasi
(teacher centered) tidak memberikan tanggung jawab, kesempatan
kepada siswa untuk saling bekerjasama dan bekerja secara kolaboratif.
3. Guru pendidikan jasmani SD Negeri 6 Watampone belum mengetahui
model pembelajaran yang dapat mengembangkan sikap siswa, termasuk
sikap tanggung jawab dan meningkatkan hasil belajar keterampilan
dasar sepakbola dalam pembelajaran pendidikan jasmani diwaktu yang
bersamaan.
C. Rumusan Masalah
Berangkat dari latar belakang penelitian dan identifikasi masalah diatas
maka dapat dirumuskan pertanyaan penelitian yaitu "Seberapa besar pengaruh
model Cooperative Learning tipe STAD dalam pembelajaran penjas terhadap
9
Iyan Nurdiyan Haris, 2014
Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Student Team-Achievment Division (Stad) Terhadap Sikap Tanggung Jawab Dan Hasil Belajar Keterampilan Dasar Sepakbola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
siswa?” Rumusan masalah penelitian tersebut, dapat dirinci kedalam beberapa
pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Apakah model Cooperative Learning tipe STAD berpengaruh terhadap
sikap tanggung jawab siswa SD Negeri 6 Watampone?
2. Apakah model Cooperative Learning tipe STAD berpengaruh terhadap
hasil belajar keterampilan dasar sepakbola siswa SD Negeri 6
Watampone?
3. Manakah yang lebih berpengaruh antara model Cooperative Learning
tipe STAD dan model pembelajaran konvensional terhadap sikap
tanggung jawab siswa SD Negeri 6 Watampone?
4. Manakah yang lebih berpengaruh antara model Cooperative Learning
tipe STAD dan model pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar
keterampilan dasar sepakbola siswa SD Negeri 6 Watampone?
D. Tujuan penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggali informasi melalui
berbagai aspek yang terkait dengan pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe
STAD dan konvensional pada sikap tanggung jawab dan hasil belajar siswa SD
kelas IV. Berikut merupakan tujuan secara khusus dalam penelitian ini:
1. Mengetahui pengaruh model Cooperative Learning tipe STAD terhadap
sikap tanggung jawab siswa SD Negeri 6 Watampone.
2. Mengetahui pengaruh model Cooperative Learning tipe STAD terhadap
hasil belajar keterampilan dasar sepakbola siswa SD Negeri 6
Watampone.
3. Mengetahui manakah yang lebih berpengaruh antara model Cooperative
Learning tipe STAD dan model pembelajaran konvensional terhadap
sikap tanggung jawab siswa SD Negeri 6 Watampone.
4. Mengetahui manakah yang lebih berpengaruh antara model Cooperative
Learning tipe STAD dan model pembelajaran konvensional terhadap
hasil belajar keterampilan dasar sepakbola siswa SD Negeri 6
10
Iyan Nurdiyan Haris, 2014
Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Student Team-Achievment Division (Stad) Terhadap Sikap Tanggung Jawab Dan Hasil Belajar Keterampilan Dasar Sepakbola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu E. Manfaat Penelitian
1. Teoritis
Diharapkan penelitian ini menjadi landasan pengetahuan dan
mampu melengkapi penelitian sebelumnya dan juga dapat berguna bagi
guru pendidikan jasmani serta lembaga yang terkait untuk dijadikan
sebagai informasi dan bahan referensi.
2. Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi pedoman bagi guru penjas
khususnya di Kabupaten Bone dalam penerapan model pembelajaran
kooperatif guna meningkatkan efektivitas pembelajaran penjas dalam
rangka meningkatkan sikap tanggung jawab dan hasil belajar siswa. Secara
spesifik manfaat praktis dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Sebagai pedoman bagi para guru pendidikan jasmani dalam
menerapkan model-model pembelajaran.
b. Sebagai referensi untuk pengembangan model-model
pembelajaran pendidikan jasmani yang akan diterapkan di
sekolah.
c. Sebagai sarana untuk mencapai tujuan belajar pendidikan
31
Iyan Nurdiyan Haris, 2014
Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Student Team-Achievment Division (Stad) Terhadap Sikap Tanggung Jawab Dan Hasil Belajar Keterampilan Dasar Sepakbola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian
1. Lokasi
Penelitian ini akan dilaksanakan di SD Negeri 6 Watampone yang beralamat
di jalan jendral Urip Sumoharjo Kabupaten Bone Sulawesi Selatan. Alasan
mengambil lokasi penelitian ini adalah karena di sekolah ini belum pernah ada
penelitian terkait dengan pendidikan jasmani, dan pihak sekolah juga sudah
menyepakati penelitian ini dan mereka berharap melalui penelitian ini
memberikan wawasan tentang pengembangan model pembelajaran pendidikan
jasmani dalam rangka pengembangan sikap tanggung jawab dan meningkatkan
hasil belajar keterampilan dasar sepakbola siswa.
2. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa laki-laki SD 6 Watampone kelas
IV, V, dan VI atau biasa disebut kelas atas. Masing-masing kelas berjumlah: kelas
VI 19 siswa, kelas V 22 siswa, dan kelas IV 21 siswa. Jumlah keseluruhan
populasi dari semua kelas adalah 62 siswa. Alasan pengambilan populasi siswa
kelas IV, V, dan VI karena pendidikan karakter dalam hal ini sikap tanggung
jawab harus dilakukan pembinaan sejak dini atau tingkat sekolah dasar agar kelak
ketika mereka memasuki masa remaja memiliki karakter atau sikap yang baik.
Selain itu pemberian pengalaman gerak yang sesuai dengan pertumbuhan dan
perkembangan juga harus di lakukan sejak anak duduk dibangku sekolah dasar
agar mereka bisa menjadi atlet-atlet elit masa depan. Oleh karena itu,
implementasi model pembelajaran kooperatif tipe STAD diharapkan mampu
mengembangkan sikap tanggung jawab dan meningkatkan hasil belajar siswa di
sekolah dasar.
3. Sampel
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah cluster
32
Iyan Nurdiyan Haris, 2014
Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Student Team-Achievment Division (Stad) Terhadap Sikap Tanggung Jawab Dan Hasil Belajar Keterampilan Dasar Sepakbola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
cluster random sampling menjelaskan bahwa “Dalam cluster random sampling, yang dipilih bukan individu melainkan kelompok atau area yang kemudian
disebut cluster. Misalnya propinsi, kabupaten/kota, kecamatan, dan sebagainya.
Alasan menggunakan teknik sampling ini karena dalam penelitian ini yang ingin
diteliti adalah siswa yang berada didalam kelas atas yaitu kelas IV, V, dan VI
selain itu dalam penelitian ini angket sikap tanggung jawab yang digunakan telah
disesuaikan untuk siswa kelas atas.
langkah-langkah dalam menentukan sampel dengan teknik cluster random
sampling pada penelitian ini yaitu:
a. Tahap pertama, mengundi dua kelas dari tiga kelas IV, V, VI yang berjumlah
62 siswa, terdiri dari kelas IV 21 siswa, kelas V 22 siswa, dan kelas VI 19
siswa.
b. Tahap ke dua, mengundi kembali dua kelas yang telah diundi pada tahap
pertama untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol.
c. Tahap yang ketiga, terpilihlah kelas V dengan jumlah sampel 22 siswa yang
masuk dalam kelas eksperimen dan kelas VI dengan jumlah sampel 19 siswa
masuk kedalam kelas kontrol. Jadi total keseluruhan sampel berjumlah 41
siswa.
B. Desain Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama 12 kali pertemuan yang dilaksanakn 2
kali seminggu, jadi penelitian dilakukan kurang lebih selama 6 minggu dari mulai
tanggal 19 Maret sampai 25 April 2014. Berikut adalah langkah-langkah yang
dilakukan dalam penelitian eksperimen menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD dalam mengembangkan sikap tanggung jawab dan
meningkatkan hasil belajar siswa:
1. Pre Test
Pelaksanaan pre test dilakukan sebelum perlakuan diberikan. Pre test
dilakukan untuk mengidentifikasi sejauh mana sikap tanggung jawab dan hasil
belajar keterampilan dasar sepakbola yang telah dimiliki siswa baik pada
33
Iyan Nurdiyan Haris, 2014
Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Student Team-Achievment Division (Stad) Terhadap Sikap Tanggung Jawab Dan Hasil Belajar Keterampilan Dasar Sepakbola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kelompok eksperimen dan kontrol diberikan angket yang mengacu pada skala
Likert untuk sikap tanggung jawab dan tes performa untuk hasil belajar
keterampilan dasar sepakbola.
2. Treatment
Treatment atau perlakuan yang diberikan pada kelompok eksperimen
adalah model coopetaive learning tipe STAD dengan materi permainan
sepakbola. Perlakuan ini dilakukan sebanyak 2 kali seminggu selama 6 minggu
berturut-turut atau dengan kata lain sebanyak 12 kali pertemuan. Ini merujuk dari
penelitian sebelumnya Bayraktar (2010) yang melakukan penelitian tentang
penggunaan pembelajaran kooperatif selama kelas senam memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap keberhasilan akademik siswa, sikap, dan keterampilan latihan.
Berikut ini merupakan program perlakuan yang diberikan dalam rangka
mengembangkan sikap tanggung jawab dan meningkatkan hasil belajar
keterampilan dasar sepakbola siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe
STAD pada materi ajar sepakbola yang dilakukan sebanyak 12 kali pertemuan
selama 4 minggu.
Tabel 3.1.
Program pelaksanaan penelitian
Pertemuan Materi
1-2
Pembelajaran: passing dan stopping
Melakukan passing dengan menggunakan kaki bagian dalam
Melakukan stopping dengan menggunakan kaki bagian dalam dan
luar.
Pembelajaran: passing dan stopping
Melakukan passing- kolong
Melakukan kombinasi passing-stopping dengan jarak yang lebih
jauh
3-4 Pembelajaran: dribbling
34
Iyan Nurdiyan Haris, 2014
Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Student Team-Achievment Division (Stad) Terhadap Sikap Tanggung Jawab Dan Hasil Belajar Keterampilan Dasar Sepakbola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Melakukan teknik dasar kombinasi dribbling dan passing
Pembelajaran: dribbling dan passing
Melakukan dribbling silang
Melakukan kombinasi dribbling-tendang-balik
5-6
Pembelajaran: dribbling dan passing
Melakukan dribbling-passing pindah tempat
Melakukan variasi shuttle-dribbling-passing
Pembelajaran: dribbling dan passing
Melakukan dribbling zig-zag
Melakukan kombinasi dribbling zig-zag dan passing pindah
tempat
7-8
Pembelajaran: dribbling dan shooting
Melakukan kombinasi dribbling-shooting
Melakukan variasi shuttle-dribbling-shooting
Pembelajaran: passing, dribbling, dan shooting
Melakukan kombinasi passing-dribbling-shooting
Melakukan variasi passing kolong-dribbling-shooting
9-10
Pembelajaran: kombinasi passing-stopping, dribbling, dan
shooting
Melakukan dribbling-pindah kotak
Melakukan dribbling-menunggu di samping garis
Melakukan dribbling-belok
11-12
Pembelajaran: penyerangan dan bertahan
Melakukan teknik permainan 4 vs 4
Melakukan teknik permainan 5 vs 5
3. Post test
Setelah diberikan perlakuan selama 12 kali pertemuan yang dilakukan 2 kali
setiap minggunya dengan durasi 3 x 30 menit setiap pertemuannya, selanjutnya
35
Iyan Nurdiyan Haris, 2014
Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Student Team-Achievment Division (Stad) Terhadap Sikap Tanggung Jawab Dan Hasil Belajar Keterampilan Dasar Sepakbola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sepakbola, kemudian dianalisis untuk melihat peningkatan sikap tanggung jawab
dan hasil belajar keterampilan dasar permainan sepakbola siswa. Dan langkah
terakhir hasil analisis diuji hipotesis untuk menjawab semua pertanyaan penelitian
yang telah diajukan sebelumnya.
Agar alur penelitian lebih jelas, berikut ini disajikan bagan alur
penelitiannya:
Gambar 3.1. Bagan Alur Penelitian
C. Metode Penelitian
POPULASI
SAMPEL
TES AWAL: SIKAP TANGGUNG JAWAB DA N HASIL BELAJAR
KETERAMPILAN DASAR SEPAKBOLA SISWA
KEL A: PEMBELAJARAN
PENJAS DENGAN MODEL
KOOPERATIF TIPE STAD
KEL B: PEMBELaJARAN
PENJAS DENGAN MODEL
KONVENSIONAL
TES AKHIR: SIKAP TANGGUNG JAWAB DAN HASIL BELAJAR
SISWA
PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS
36
Iyan Nurdiyan Haris, 2014
Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Student Team-Achievment Division (Stad) Terhadap Sikap Tanggung Jawab Dan Hasil Belajar Keterampilan Dasar Sepakbola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode
penelitian experiment dengan desain Randomize Pretest-Posttest Control Group
Design. Menurut Fraenkel dkk. (2012, hlm.272) pada desain Randomize
Pretest-Posttest Control Group Design dua kelompok subjek diukur atau diamati dua kali.
Pengukuran pertama berfungsi sebagai pre-test, yang kedua sebagai post-test. Tugas random (R) digunakan untuk membentuk kelompok. Adapun bentuk
desainnya sebagai berikut:
Gambar 3.2
The Randomized Pretest-Posttest Control Group Design (Sumber: Fraenkel dkk. (2012, hlm. 272)
Keterangan:
R = Random (Penetapan secara acak pada kelas atas yang dipilih secara random)
O = Observasi atau pengukuran
X = Eksperimen (Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD)
C = Kontrol (Model Pembelajaran Konvensional)
Alasannya memilih desain Randomize Pretest-Posttest Control Group
Design karena dalam penelitian ini ingin dilihat sejauh mana dampak dari
perlakuan yang diberikan atau dengan kata lain melihat sebab akibat antara setiap
variabelnya, selain itu penelitian ini merupakan eksperimen murni, artinya pada
proses pengambilan sampel harus dilakukan secara random.
D. Definisi Operasional
1. Sikap Tanggung Jawab
Sikap tanggung jawab merupakan pola perilaku atau predisposisi yang
meliputi peduli terhadap diri sendiri, orang lain dan lingkungan, memenuhi
kewajiban, memberi kontribusi terhadap masyarakat, meringankan penderitaan
orang lain serta kemampuan untuk berkata jujur, dengan kata lain sikap tanggung
jawab adalah bentuk evaluasi atau reaksi perasaan yang dimana seseorang dapat Treatment group R O X O
37
Iyan Nurdiyan Haris, 2014
Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Student Team-Achievment Division (Stad) Terhadap Sikap Tanggung Jawab Dan Hasil Belajar Keterampilan Dasar Sepakbola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
merasakan penderitaan orang lain dan kesiapan untuk meringankan atau
membantu. Dari beberapa definisi tentang sikap tanggung jawab diatas dapat
disimpulkan beberapa indikator-indikator untuk kemudian menjadi acuan dalam
membuat instrumen penelitian. Indikator-indikator tersebut sebagai berikut:
a. Peduli terhadap sesama
b. Kemampuan mengatakan yang sebenarnya
c. Mentaati aturan
d. Melakukan sesuatu yang telah disepakati
2. Hasil belajar Keterampilan Dasar Sepakbola
Hasil belajar yang akan diukur dalam penelitian ini adalah keterampilan
dasar permainan sepakbola yaitu passing-stopping dan dribbling. Sepakbola
merupakan salah satu materi yang diajarkan dalam pembelajaran penjas di tingkat
sekolah dasar. sepakbola merupakan permainan tim, yang masing-masing setiap
tim terdiri dari 11 pemain, dan salah satunya penjaga gawang. Keterampilan dasar
dalam permainan sepakbola terdiri dari: passing-stopping, dribbling, shooting,
dan heading.
Passing-stopping merupakan kemampuan untuk mengumpan kepada teman
dengan menggunakan kaki bagian dalam dan luar, serta kemampuan untuk
menahan atau mengontrol bola. Sedangkan dribbling adalah kemampuan
seseorang dalam menggiring bola dengan kedua kakinya (kaki bagian dalam,
punggung, atau luar) bertujuan untuk melewati hadangan lawan.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat bantu yang digunakan dalam mengumpulkan data
(Arikunto, 2010, hal. 265). Instrumen yang dipakai untuk menjaring data dalam
sikap tanggung jawab adalah angket. Angket terlebih dahulu di ujikan kepada
sampel yang homogen. Pengujian instrumen dilakukan untuk: uji coba, uji skala
per item (skala sikap), uji validitas per item, dan uji reliabilitas. Sedangkan
38
Iyan Nurdiyan Haris, 2014
Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Student Team-Achievment Division (Stad) Terhadap Sikap Tanggung Jawab Dan Hasil Belajar Keterampilan Dasar Sepakbola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
siswa dalam penelitian ini adalah tes praktek keterampilan pada materi tes
keterampilan dasar sepakbola.
1. Sikap Tanggung Jawab
Sebelum dilakukan pengambilan data, lebih dulu dilakukan uji instrumen.
Instrument skala sikap tersebut mengukur sikap tanggung jawab siswa SD kelas
IV. Data yang dihasilkan adalah data interval dari skala likert yang interval
skornya 0 (nol) sampai dengan 3 (tiga).
Data yang terkumpul, kemudian disusun sedemikian rupa, langkah awal
adalah mencari normalitas dan homegenitas data, dan data normal dan homogen.
Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji t, untuk mengetahui
perbedaan rata-rata antar kelompok.
Angket yang digunakan dalam penelitian ini merupakan angket sikap
tanggung jawab yang diadopsi dari Mulyana (2012), namun akan di uji cobakan
kepada siswa kelas atas SD, karena dalam penelitian sebelumnya sampel yang
digunakan adalah siswa SMP.
a. Rumusan Instrumen Sikap Tanggung Jawab
Berikut rumusan variable, subvariabel, dan indikator sikap tanggung jawab
pada Tabel 3.1.
Table 3.2.
Variable, Subvariabel dan Indikator Tanggung Jawab
Sumber : Mulyana (2012, hlm. 133)
Variable Sub Variabel Indikator Bentuk
39
Iyan Nurdiyan Haris, 2014
Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Student Team-Achievment Division (Stad) Terhadap Sikap Tanggung Jawab Dan Hasil Belajar Keterampilan Dasar Sepakbola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Mengakui
40
Iyan Nurdiyan Haris, 2014
Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Student Team-Achievment Division (Stad) Terhadap Sikap Tanggung Jawab Dan Hasil Belajar Keterampilan Dasar Sepakbola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Untuk menguji validitas dan reliabilitas instrumen tanggung jawab ini,
maka instrumen ini terlebih dahulu di ujicobakan pada objek yang akan di teliti.
Pengujian validitas dan reliabilitas dilakukan dengan menyebarkan instrumen
pada siswa SD Babakan Jati kelas IV Bandung, yang bukan merupakan sampel
penelitian.
c. Analisis Instrumen
Setelah instrumen di ujikan pada 40 siswa SD Babakan Jati, kemudian
dilakukan analisis instrumen dengan menghitung derajat validitas dan reliabilitas
instrumen dengan menggunakan SPSS 18. Hasil perhitungan derajat validitas dan
reliabilitas tes menggunakan SPSS 18. Berikut ini hasil analisis instrumen sikap
tanggung jawab dengan menggunakan SPSS 18:
Tabel 3.3.
Uji Validitas Butir Pernyataan Sikap Tanggung Jawab
41
Iyan Nurdiyan Haris, 2014
Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Student Team-Achievment Division (Stad) Terhadap Sikap Tanggung Jawab Dan Hasil Belajar Keterampilan Dasar Sepakbola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
21 0,288 0,312 tidak valid 47 0,215 0,312 tidak valid
Berdasarkan tabel 3.3. di atas, dari 52 item soal yang di ujikan terdapat 9
butir soal (1, 3, 7, 15, 16, 19, 21, 43, 43, 47) yang masuk dalam kategori derajat
korelasi yang rendah karena r hitung dibawah r tabel 0,312 (Arikunto, 2010, hlm.
402). Dengan begitu nomor-nomor yang memiliki derajat korelasi yang rendah
diputuskan untuk dibuang.
Tabel 3.4.
Nomor Butir Pernyataan Yang Digunakan
Sikap Tanggung Jawab Pernyataan Positif (+) Pernyataan Negatif (-)
42
Iyan Nurdiyan Haris, 2014
Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Student Team-Achievment Division (Stad) Terhadap Sikap Tanggung Jawab Dan Hasil Belajar Keterampilan Dasar Sepakbola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan tabel 3.4. menunujukkan indeks reliabilitas 0,938, artinya
tingkat reliabilitas sangat tinggi.
2. Tes Keterampilan Dasar Sepakbola
Pengukuran keterampilan fisik dan keterampilan gerak menjadi bagian
terbesar dalam penelitian keolahragaan (Maksum, 2012, hlm. 137). Untuk
keterampilan dasar permainan sepakbola yang diukur dalam penelitian ini adalah
passing-stopping dan dribbling. Adapun tes pengukuran keterampilan dasar
dalam permainan sepakbola (passing-stopping dan dribbling) sebagai berikut:
a. Passing-stopping
1) Tujuan: untuk mengukur keterampilan dan gerak kaki dalam menyepak dan
menahan bola.
2) Alat yang digunakan: bola 2 buah, stop watch, bangku swedia empat buah,
dan kapur.
3) Petunjuk pelaksanaan: 1) testee berdiri dibelakang garis tembak yang
berjarak empat meter dari sasaran, boleh dengan posisi kaki kanan siap
menembak ataupun sebaliknya. 2) pada aba-aba “ya” testee mulai menyepak bola ke sasaran dan menahannya kembali dengan kaki dibelakang garis
tembak yang akan menyepak bola berikutnya yang arahnya berlawanan
dengan sepakan pertama. 3) lakukan kegiatan ini bergantian antara kaki kiri
dan kanan selama 30 detik. 4) apabila bola ke luar dari daerah sepak, maka
testee menggunakan bola cadangan yang telah disediakan.
Untuk lebih jelasnya, berikut ini diagram tes passing-stopping:
43
Iyan Nurdiyan Haris, 2014
Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Student Team-Achievment Division (Stad) Terhadap Sikap Tanggung Jawab Dan Hasil Belajar Keterampilan Dasar Sepakbola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1,5 m
Gambar 3.3
Diagram passing-stopping
Sumber: Jam jam (2007, hlm. 46)
4) Cara Penilaian
Jumlah menyepak dan menahan bola yang sah, selama 30 detik.
Hitungan 1, diperoleh dari satu kali kegiatan menendang bola. Instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini adalah modifikasi tes keterampilan
passing-stopping dengan papan pantul yang tingkat validitasnya 0,7981 dan
tingkat reliabilitasnya 0,8024 (Jam Jam, 2007 hlm. 56).
b. Dribbling
1) Tujuan: untuk mengukur keterampilan, kelincahan, dan kecepatan kaki
dalam memainkan bola.
2) Alat yang digunakan: bola, stop watch, 6 buah rintangan, tiang bendera,
dan kapur.
3) Petunjuk pelaksanaan:
a) Pada aba-aba “siap”, testee berdiri di belakang garis star dengan bola dalam penguasaan kakinya.
b) Pada aba-aba “ya”, testee mulai menggiring bola kea rah kiri melewati rintangan pertama dan berikutnya menuju rintangan berikutnya sesuai
44
Iyan Nurdiyan Haris, 2014
Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Student Team-Achievment Division (Stad) Terhadap Sikap Tanggung Jawab Dan Hasil Belajar Keterampilan Dasar Sepakbola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
c) Salah arah dalam menggiring bola, ia harus memperbaikinya tanpa
menggunakan anggota badan selain kaki dimana melakukan kesalahan dan
selama itu pula stop watch tetap jalan.
d) Menggiring bola dilakukan oleh kaki kanan dan kaki kiri bergantian, atau
minimal salah satu kaki pernah menyentuh bola satu kali sentuhan.
Gerakan dinyatakan gagal bila:
Testee menggiring bola hanya dengan menggunakan satu kaki Testte menggiring bola tidak sesuai arah panah.
Testee menggunakan anggota badan selain kaki pada saat menggiring Untuk lebih jelasnya, berikut ini diagram tes dribbling:
Gambar 3.4.
Diagram Dribbling
Sumber: Nurhasan dan Cholil (2013, hlm. 212).
4) Cara Penilaian
Waktu yang ditempuh oleh testee dari aba-aba “Ya” sampai ia melewati garis finish. Waktu dicatat dalam satuan detik. Instrumen yang
digunakan untuk mengukur kemampuan menggiring bola dinamakan
45
Iyan Nurdiyan Haris, 2014
Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Student Team-Achievment Division (Stad) Terhadap Sikap Tanggung Jawab Dan Hasil Belajar Keterampilan Dasar Sepakbola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu F. Validitas dan Reliabilitas
1. Uji Validitas
Uji validitas instrumen sikap tanggung jawab dan hasil belajar keterampilan
dasar sepakbola menggunakan Pearson Product Momen (PPM). Rumus PPM
sebagai berikut:
= 1 1
12 12
Keterangan : = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
1 = perbedaan skor variabel X dengan nilai rata-rata variabel X
1= perbedaan skor variabel Y dengan nilai rata-rata variabel Y
12 = Nilai X1 yang dikuadratkan
12 = Nilai Y1 yang dikuadratkan
2. Uji Reliabilitas
Uji realibilitas instrumen tanggung jawab hasil belajar keterampilan dasar
sepakbola menggunakan Kuder Richardson (KR-21) dengan rumus :
11 =
� � −1
2 − 2�
2
Keterangan : 11 = Reliabilitas tes � = Banyak butir tes
2 = Variansi skor total 2� = Jumlah variansi butir tes.
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dipilih pada penelitian ini adalah angket
yang mengacu pada skala Likert untuk sikap tanggung jawab sedangkan untuk
hasil belajar keterampilan dasar sepakbola alat pengumpulan data merupakan tes
tindakan dalam hal ini tes performa. Alasannya memilih angket sikap atau skala
sikap karena metode dalam bentuk self-report ini dianggap paling dapat
46
Iyan Nurdiyan Haris, 2014
Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Student Team-Achievment Division (Stad) Terhadap Sikap Tanggung Jawab Dan Hasil Belajar Keterampilan Dasar Sepakbola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
memilih tes performa karena dalam penelitian ini hasil belajar yang akan diukur
adalah keterampilan dasar anak dalam permainan sepakbola.
H. Analisis Data
Data hasil pengukuran dari dua kelompok sampel, selanjutnya diolah dan
dianalisis dengan metode statistik dengan bantuan software Statistical Product
For Service Solutions (SPSS) versi 18.0. Untuk data hasil belajar keterampilan
dasar sepakbola, sebelum dilakukan uji statistik terlebih dahulu dilakukan
konversi Z-Skor dan T-Skor untuk membandingkan dua sebaran skor yang
berbeda. Berikut analisis data dengan menggunakan SPSS 18:
1. Uji Normalitas yang digunakan pada penelitian ini adalah uji Shapiro-Wilk
Test dengan taraf signifikansi 5% atau 0,05.
2. Uji Homogenitas yang digunakan pada penelitian ini adalah uji Levane
Statistic Test dengan taraf signifikansi 5% atau 0,05.
3. Teknik statistik untuk mencari pengaruh masing-masing variable
menggunakan Uji-t sampel berpasangan (Paired Sample t-test).
4. Teknik statistik untuk mencari yang lebih baik menggunakan Uji perbedaan
67
Iyan Nurdiyan Haris, 2014
Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Student Team-Achievment Division (Stad) Terhadap Sikap Tanggung Jawab Dan Hasil Belajar Keterampilan Dasar Sepakbola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Kesimpulan
Berdasarkan data hasil penelitian yang telah dianalisis dan dibahas pada BAB
sebelumnya, maka disimpulkan bahwa:
1. Terdapat pengaruh model Cooperative Learning tipe STAD terhadap sikap
tanggung jawab siswa SD Negeri 6 Watampone.
2. Terdapat pengaruh model Cooperative Learning tipe STAD terhadap hasil
belajar keterampilan dasar sepakbola siswa SD Negeri 6 Watampone.
3. Model Cooperative Learning tipe STAD lebih berpengaruh dibandingkan
model pembelajaran konvensional terhadap sikap tanggung jawab siswa SD
Negeri 6 Watampone.
4. Model Cooperative Learning tipe STAD lebih berpengaruh dibandingkan
model pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar keterampilan dasar
sepakbola siswa SD Negeri 6 Watampone.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian ini, maka secara keseluruhan
hasil dari penelitian ini memberikan beberapa saran dalam hal menerapkan model
Cooperative Learning tipe STAD dalam pembelajaran pendidikan jasmani. Adapun
saran tersebut sebagai berikut:
1. Pembelajaran dengan model Cooperative Learning tipe STAD hendaknya
menjadi alternatif pilihan model pembelajaran khususnya dalam
mengembangkan sikap tanggung jawab dan hasil belajar keterampilan dasar
sepakbola.
2. Penelitian ini masih terbatas pada materi ajar permainan sepakbola. Oleh sebab
68
Iyan Nurdiyan Haris, 2014
Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Student Team-Achievment Division (Stad) Terhadap Sikap Tanggung Jawab Dan Hasil Belajar Keterampilan Dasar Sepakbola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Cooperative Learning tipe STAD dalam mengembangkan sikap tanggung
jawab dan hasil belajar keterampilan dasar sepakbola untuk materi ajar lainnya.
3. Penelitian ini masih terbatas pada populasi kelas atas SD Negeri 6 Watampone.
Oleh karena itu, diharapkan adanya penelitian lebih lanjut mengenai penerapan
model Cooperative Learning tipe STAD dalam mengembangkan sikap
tanggung jawab dan hasil belajar keterampilan dasar sepakbola untuk populasi
dikelas berbeda dijenjang yang sama, ataupun dijenjang yang berbeda.
4. Penelitian ini masih terbatas pada pengembangan sikap tanggung jawab dan
hasil belajar keterampilan dasar sepakbola. Oleh sebab itu, diharapkan
penelitian selanjutnya mengenai penerapan model Cooperative Learning tipe
STAD dalam mengembangkan sikap positif dan hasil belajar keterampilan dasar
yang berbeda.
5. Kecenderungan rendahnya kualitas keterlaksanaan pembelajaran hendaknya
menjadi perhatian bagi peneliti selanjutnya. Diharapkan penelitian selanjutnya
lebih mempersiapkan diri untuk menghadapi siswa yang akan memperoleh
69
Iyan Nurdiyan Haris, 2014
Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Student Team-Achievment Division (Stad) Terhadap Sikap Tanggung Jawab Dan Hasil Belajar Keterampilan Dasar Sepakbola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Adrian, B. (2011). Manusia dan Tanggung Jawab. (Online), (http://baguspemudaindonesia.blogdetik.com/2011/04/20/manusia-dan-tanggung-jawab/), diakses 3 desember 2012.
Agustin, M. (2011). Permasalah Belajar dan Inovasi Pembelajaran. Bandung: PT Refika Aditama
Ali, Muhammad. (2010). Metodelogi dan Aplikasi Riset Pendidikan. Bandung: Pustaka Cendikia Utama.
Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Arnold, PJ. (1994). Jurnal Moral Education. Sport and Moral Education. Volume 23. Carvax Publishing Company
Azwar, S. (1995). Sikap Manusia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Bayraktar, G. (2010). A the effect of cooperative learning on students’ approach to general gymnastics course and academic achievements. Academic Journals, 6 (1), hlm. 68-70.
Bertens, K. (2013). Etika. Yogyakarta: Kanisius
Bower, Gordon H. & Ernes R. Hilgard. 1981. Theories of Learning. Englewood
Clliffs, New Jersey: Prentice Hall, Inc.
Bloom, B.S. (1956). Taxonomy of Educational, The Classification of Educational Goals, Hand Book 1: Cognitive Domain. USA: Longman Inc.
Callahan, Joseph F., Leonard H. Clark. (1983) Foundation of Education. New Yor k: Macmillan Publishing Company Inc.
Casey , A. dkk. (2009). Action Research In Physical Education: Focusing Beyond Myself Through Cooperative Learning. Educational Action Research Vol.
(17), hlm. 407–423.
70
Iyan Nurdiyan Haris, 2014
Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Student Team-Achievment Division (Stad) Terhadap Sikap Tanggung Jawab Dan Hasil Belajar Keterampilan Dasar Sepakbola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dyson, B. & Strachan, K. (2004). The Ecology Of Cooperative Learning In A High School Physical Education Programme. Waikato Journal of Educationhlm. 120.
Fraenkel, dkk. (2012). How to Design and Evaluate Reserch in Education. USA: McGraw Hill. Inc.
Gerungan, W.A. (1996). Psikologi Sosial. Bandung: Eresco.
Goudas, M. dan Magotsiau, E. (2009). The Effects of a Cooperative Physical
Education Program on Students’ Social Skills. Journal of Applied Sport Psychology.hlm. 356-364.
Gülay,O. dkk. (2010). Effects of Cooperative Games on Social Skill Levels and Attitudes Toward Physical Education. Eurasian Journal of Educational Research. hlm. 77-92.
Hergenhahn dan Olson. (2009). Theories Of Learning. Jakarta: Kencana
Ibrahim, dkk. (2000). Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya University Press.
Isjoni, (2012). Mengembangkan Kemampuan Belajar Kelompok. Bandung: Alfabeta
Jamjam. (2007). Tes Validitas dan Reliabilitas Alat Modifikasi Passing dan Stopping Vernon. Skripsi pada FPOK UPI Bandung: tidak diterbitkan
Jewet, A.E. (l994) Curriculum Theory and Research in Sport Pedagogy, dalam
Sport Science. Review, Sport Pedagogy, Vol. 3 (1).
Jung, J. dkk. (2008). Effects of Cooperative Learning on Students’ Sociality in
Elementary Physical Education Classes. AIESEP.
Johnson, D. W., Johnson, R. T., Holubec, E. J. (2010). Colaborative Learning. Bandung: Nusa Media
Juliatine, T., Subroto, T., Yudiana, Y. (2013). Model-Model Pembelajaran Pendidikan Jasmani. Bandung: FPOK.
Kosasih. (2012). Teori Belajar dan Pembelajaran. Bandung: UPI Press
71
Iyan Nurdiyan Haris, 2014
Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Student Team-Achievment Division (Stad) Terhadap Sikap Tanggung Jawab Dan Hasil Belajar Keterampilan Dasar Sepakbola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Lie, A. (2002). Mempraktikkan Cooperative Learning Di Ruang-Ruang Kelas, Jakarta: PT Grasindo.
Lubis, M. (2013). Pengaruh Latihan Terpusat dan Latihan Acak Terhadap Penguasaan Keterampilan Teknik Dasar Passing, Dribbring, dan Shooting Dalam Permainan Sepakbola. Skripsi pada FPOK UPI Bandung: diterbitkan
Lutan, R. (1988). Belajar Keterampilan Motorik: Pengantar Teori dan Metode.
Jakarta: Dirjen Dikti-Depdikbud.
Mahendra, A. (2007). Teori Belajar Mengajar Motorik. Bandung: FPOK UPI
Maksum, A. (2012). Metodelogi Penelitian Dalam Olahraga. Surabaya: Unesa University Press.
Metzler, Michael W. (2000). Intructional Model For Physical Education. Massachusetts: Allyn and Bacon, Inc.
Mulyana. (2012). Pembentukan Karakter melalui Pembinaan Pencak Silat. Disertasi SPs UPI Bandung.
Nurhasan dan Cholil, (2013). Tes dan Pengukuran dalam Pendidikan Jasmani. Jakarta: Depdiknas
Rink. (1993). Teaching Physical Education For Learning. University of South Carolina. Mosby.
Romiszowski, A.J. (1981). Design Instructional System. London: Kogan.
Schmidt A. R. (1988). Motor Control and Learning: A Behavioral Emphasis. Edisi
ke-2. Champaign Illinois: Human Kinetics Publishers, Inc.
Seels, & Rita, C. (1994). Teknologi Pembelajaran: Definisi dan Kawasannya. Penerjemah Dewi S. Prawiradilaga dkk. Jakarta: Kerjasama IPTPI LPTK UNJ.
Slavin, Robert E. (2005). Cooperative Learning, London: Allyn and Bacon, Inc.
Solihatin, E. & Raharjo. (2005). Cooperative Learning, Jakarta: PT Bumi Aksara.
Sucipto, dkk. (2000). Sepakbola. Bandung: FPOK
Suprijono, Agus. (2009). Cooperative Learning, Yogyakarta: Pustaka Belajar.
72
Iyan Nurdiyan Haris, 2014
Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Student Team-Achievment Division (Stad) Terhadap Sikap Tanggung Jawab Dan Hasil Belajar Keterampilan Dasar Sepakbola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Suherman, A. (2009). Revitalisasi Pengajaran dalam Pendidikan Jasmani. Bandung: CV. Bintang Warli Artika.
Suherman, A. (2013). Pengembangan Pembelajaran Penjasorkes Berbasis Kurikulum 2013. Materi disajikan Seminar Nasional Pendidikan Jasmani , SPs Universitas Pendidikan Indonesia.
Suherman, Erman dkk. (2003), Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: IMSTEP.
Tohirin. (2008). Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Wahyu. (2012). Kurikulum 2013. (Online),
(http://wahyu- nuansa.blogspot.com/2012/12/kurikulum-2013-guru-penjaas-tak-perlu.html). diakses 3 desember 2012.