ABSTRACT
The purpose of this research is to find out if there is significant influence on the e-SPT and e-filling application against the Taxpayer compliance Agencies in reporting the period of notice letters (SPT’s period) and to find out how much the influence both simultaneous and partial.
This research was held at Tax Service Bureau Karees Bandung. The method used was descrptive method with the survey approach. The collection of data and information used by convenience sampling and library research. Which was tested by multiple regression analysis using SPSS 16.0. Data were tested earlier already qualified from the normality test, heteroskedastisity test, and multikolinierity test
Based on the results of analysis, in parsial can be inferred that there was a significant influence between e-SPT application variables against tax payer compliance in reporting the period of notice letters (SPT’s period) with the total influence of 21,53% and there are significant influence between e-filling application variables against tax payer compliance in reporting the period of notice letter (SPT’s period) with the total influence of 21,44%. Based on the results of the analysis are simultaneously can be inferred that there is significant influence between e-SPT application variables and e-filling application against tax payer compliance in reporting the period of notice letters (SPT’s period) of 26,7%. While the influence of the other variables which are not observed is equal to 73,3%.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apalah terdapat pengaruh signifikan pada penerapan e-SPT dan e-filling terhadap kepatuhan Wajib Pajak Badan dalam melaporkan Surat Pemberitahuan Masa (SPT Masa) serta mengetahui seberapa besar pengaruh tersebut baik secara simultan maupun parsial.
Penelitian ini dilaksanakan pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bandung Karees dengan menggunakan metode penelitian yang dilakukan berupa analisis deskriptif yaitu pendekatan survey kuesioner, sedangkan teknik pengumpulan data digunakan convenience sampling dan studi kepustakaan. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda dengan menggunakan SPSS 16.0. Data yang diuji sebelumnya sudah memenuhi syarat dari uji normalitas, heteroskedastisitas, dan multikolinieritas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial, terdapat pengaruh signifikan antara e-SPT terhadap kepatuhan Wajib Pajak Badan dalam melaporkan Surat Pemberitahuan Masa (SPT Masa) sebesar 21,53%. dan terdapat pengaruh signifikan antara e-filling terhadap kepatuhan Wajib Pajak Badan dalam melaporkan Surat Pemberitahuan Masa (SPT Masa) sebesar 21,44%. Secara simultan, penerapan e-SPT dan penerapan e-filling memberikan pengaruh signifikan sebesar 26,7% terhadap kepatuhan Wajib Pajak Badan dalam melaporkan Surat Pemberitahuan Masa (SPT Masa). Sedangkan sisanya sebesar 73,3% dipengaruhi oleh faktor lain.
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PENGESAHAN ... ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii
PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN... iv
KATA PENGANTAR ... v
ABSTRACT ... viii
ABSTRAK ... ix
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR GAMBAR ... xvi
DAFTAR TABEL ... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ... xx
BAB 1 PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 7
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 8
1.3.1 Maksud Penelitian ... 8
1.3.2 Tujuan Penelitian ... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN
2.1.4 Sistem Pemungutan Pajak ... 13
2.1.5 Pengertian Wajib Pajak ... 14
2.1.6 Surat Pemberitahuan (SPT) ... 14
2.1.6.1 Pengertian Surat Pemberitahuan (SPT) ... 14
2.1.6.2 Fungsi Surat Pemberitahuan (SPT) ... 15
2.1.6.3 Jenis Surat Pemberitahuan (SPT) ... 16
2.1.6.4 Isi Surat Pemberitahuan (SPT) ... 17
2.1.6.5 Tata Cara Pengisian dan Penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) ... 17
2.1.6.6 Batas Waktu Penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) ... 18
2.1.6.7 Pembetulan Surat Pemberitahuan (SPT) ... 18
2.1.6.8 Sanksi Administrasi dan Pidana sehubungan dengan Surat Pemberitahuan (SPT) ... 20
2.1.7 E-System Perpajakan ... 21
2.1.7.1 Pengertian e-System ... 21
2.1.7.4 Tata Cara Penggunaan e-SPT... 22
2.1.7.5 Tata Cara Penyampaian e-SPT... 24
2.1.7.6 Prosedur Penyampaian e-SPT ... 24
2.1.7.7 Tata Cara Pembetulan e-SPT ... 26
2.1.8 E-Filling ... 26
2.1.8.1 Pengertian e-Filling ... 26
2.1.8.2 Pengertian e-FIN ... 27
2.1.8.3 Kelebihan fasilitas e-Filling ... 27
2.1.8.4 Layanan Fasilitas e-Filling ... 28
2.1.8.5 Tahap-Tahap Pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT) melalui e-Filling ... 29
2.1.9 Kepatuhan Wajib Pajak ... 30
2.1.9.1 Pengertian Kepatuhan ... 30
2.1.9.2 Kriteria Wajib Pajak Patuh... 31
2.1.9.3 Pencabutan Wajib Pajak Patuh... 32
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 34
2.3 Kerangka Pemikiran ... 35
2.4 Pengembangan Hipotesis ... 36
2.4.1 Penetapan Hipotesis Secara Simultan ... 37
2.4.2 Penetapan Hipotesis Secara Parsial ... 37
BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 39
3.1 Objek Penelitian ... 39
3.1.2 Struktur Organisasi KPP Pratama Bandung Karees ... 41
3.2 Metode Penelitian ... 43
3.3 Populasi dan Sampel ... 43
3.4 Jenis dan Teknik Pengumpulan Data ... 43
3.5 Operasional Variabel ... 44
3.6 Instrumen Penelitian ... 49
3.7 Pengujian Instrumen Penelitian ... 50
3.7.1 Uji Validitas ... 50
3.7.2 Uji Reliabilitas ... 51
3.8 Uji Asumsi Klasik ... 52
3.8.1 Uji Normalitas ... 52
3.8.2 Uji Heteroskesdastisitas ... 52
3.8.3 Uji Multikolinieritas ... 53
3.9 Tes Statistik ... 53
3.9.1 Analisis Regresi Linier Berganda ... 53
3.9.2 Penetapan Signifikansi ... 54
3.10 Pengujian Hipotesis ... 55
3.10.1 Pengujian Hipotesis Simultan (Uji F) ... 55
3.10.2 Pengujian Hipotesis Parsial (Uji t) ... 55
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 57
4.1 Hasil Pengumpulan Data ... 57
4.2 Analisis Deskriptif Hasil Penelitian ... 58
4.2.1 Penerapan e-SPT ... 58
4.2.2 Penerapan e-filling ... 64
4.3.3 Kepuasan Wajib Pajak dalam Melaporkan Surat Pemberitahuan Masa (SPT Masa) ... 67
4.3 Hasil Pengujian Instrumen Penelitian ... 69
4.3.1 Uji Validitas ... 69
4.3.2 Uji Reliabilitas ... 72
4.4 Uji Asumsi Klasik ... 73
4.4.1 Uji Normalitas Data ... 73
4.4.2 Uji Heteroskedastisitas ... 74
4.4.3 Uji Multikolinieritas ... 75
4.5 Analisis Regresi Linier Berganda ... 77
4.6 Pengujian Hipotesis ... 79
4.6.1 Pengujian Hipotesis Secara Simultan ... 79
4.6.2 Pengujian Hipotesis Secara Parsial ... 80
4.6.2.1 Pengujian Hipotesis Variabel Penerapan e-SPT ... 80
4.6.2.2 Pengujian Hipotesis Variabel Penerapan e-filling ... 80
4.8 Analisis Hubungan Penerapan e-SPT dan e-filling Terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Melaporkan Surat
Pemberitahuan Masa (SPT Masa) Secara Parsial ... 82
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 84
5.1 Simpulan ... 84
5.2 Saran ... 85
DAFTAR PUSTAKA ... 86
LAMPIRAN ... 88
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.3 Model Rerangka Pemikiran ... ... 35
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak (KPP)
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 34
Tabel 3.1 Operasional Variabel ... 46
Tabel 3.2 Skor kuesioner Penyataan Positif ... 49
Tabel 3.3 Skor Kuesioner Pernyataan Negatif ... 50
Tabel 3.4 Standar Penilaian Untuk Validitas ... 51
Tabel 4.1 Hasil Penyebaran Kuesioner ... 57
Tabel 4.2 Tanggapan Responden Tentang Kemudahan dalam Pengoperasian/Penggunaan Aplikasi e-SPT ... 58
Tabel 4.3 Tanggapan Responden Tentang Lama Waktu Pemahaman Wajib Pajak terhadap Program e-SPT ... 59
Tabel 4.4 Tanggapan Responden Tentang Kelengkapan Fasilitas untuk Pengisian e-SPT ... 60
Tabel 4.5 Tanggapan Responden Tentang Kemudahan dalam Pengisian SPT ... 60
Tabel 4.6 Tanggapan Responden Tentang Kemudahan Perhitungan Pajak Terutang dalam e-SPT ... 61
Tabel 4.7 Tanggapan Responden Tentang Kesalahan Perhitungan Pajak Terutang yang dibuat e-SPT ... 62
Tabel 4.9 Tanggapan Responden Tentang Keamanan yang Dirasakan
Wajib Pajak dalam Menggunakan e-SPT ... 63
Tabel 4.10 Tanggapan Responden Tentang Pengetahuan e-filling ... 64
Tabel 4.11 Tanggapan Responden Tentang Cara Mendapatkan Fasilitas e-filling ... 65
Tabel 4.12 Tanggapan Responden Tentang Efisiensi Penggunaan e-filling ... 66
Tabel 4.13 Tanggapan Responden Tentang Kualitas Sistem Informasi e-filling ... 67
Tabel 4.14 Tanggapan Responden Tentang Kepatuhan Wajib Pajak Badan dalam Melaporkan SPT Masa ... 68
Tabel 4.15 Hasil Uji Validitas Penerapan e-SPT ... 70
Tabel 4.16 Hasil Uji Validitas Penerapan e-filling ... 71
Tabel 4.17 Hasil Uji Validitas Kepatuhan Wajib Pajak dalam Melaporkan Surat Pemberitahuan Masa (SPT Masa) ... 72
Tabel 4.18 Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Penelitian ... 73
Tabel 4.19 Hasil Uji Normalitas ... 74
Tabel 4.20 Tabel Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 75
Tabel 4.21 Tabel Hasil Uji Multikolinieritas ... 76
Tabel 4.22 Tabel Hasil Perhitungan Regresi Linier Berganda ... 78
Tabel 4.23 Tabel Hasil Pengujian Simultan ... 79
Tabel 4.24 Tabel Hasil Pengujian Parsial ... 80
Tabel 4.26 Tabel Hasil Hubungan Penerapan e-SPT dan e-filling
Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Melaporkan Surat
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
LAMPIRAN A KUESIONER ... 88
LAMPIRAN B UJI VALIDITAS ... 91
LAMPIRAN C UJI RELIABILITAS ... 94
LAMPIRAN D UJI ASUMSI KLASIK ... 95
LAMPIRAN E UJI REGRESI BERGANDA ... 97
LAMPIRAN F UJI PARSIAL ... 98
LAMPIRAN G TABEL T ... 99
LAMPIRAN H TABEL F ... 100
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pemerintah dan masyarakat sama-sama memiliki kewajiban dan hak yang
dipenuhi terhadap satu sama lainnya. Pemerintah wajib menjaga keamanan,
ketertiban, dan melaksanakan pembangunan, untuk menjamin kesejahteraan bagi
seluruh lapisan masyarakat. Dalam pelaksanaannya pemerintah memerlukan dana
yang banyak, maka pemerintah mencari dana dari sumber dana dari dalam negeri
yang salah satunya adalah pajak.
Direktorat Jenderal Pajak (DJP) sebagai salah satu institusi pemerintah di
bawah Departemen Keuangan yang memiliki tugas untuk mengamankan penerimaan
pajak negara dituntut untuk selalu dapat memenuhi pencapaian target penerimaan
pajak yang senantiasa meningkat dari tahun ke tahun di tengah tantangan perubahan
yang terjadi dalam kehidupan sosial maupun ekonomi di masyarakat. Adanya good
governance dan manajemen organisasi yang sehat merupakan prasyarat untuk dapat mencapai keberhasilan dalam melaksanakan tugas Direktorat Jenderal Pajak (DJP)
secara berkelanjutan, termasuk di dalamnya adalah usaha untuk menjamin proses
organisasi yang lebih etis dan transparan.
Pajak merupakan salah satu penopang pembangunan negara. Kewajiban
semua orang sebagai Warga Negara salah satunya ialah membayar pajak ke Kas
Bab I : Pendahuluan 2
dibutuhkan kesadaran para Wajib Pajak untuk turut berpartisipasi di dalamnya.
Sistem perpajakan di Indonesia menganut self assessment system, sehingga
diperlukan peran serta, tanggung jawab, dan kepercayaan Wajib Pajak untuk
menghitung, memperhitungkan, membayar, dan melaporkan sendiri besarnya pajak
yang harus dibayar. Sebagai seorang Wajib Pajak maka kita wajib menyampaikan
Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan ataupun Surat Pemberitahuan (SPT)Masa
dengan benar, lengkap, dan jelas. Namun seringkali masalah yang selalu dihadapi
Wajib Pajak dalam menyusun Surat Pemberitahuan (SPT)adalah bentuk formulir
yang selalu berubah. Kerumitan menghitung dan mengisi serta melapor Surat
Pemberitahuan (SPT) juga menjadi salah satu masalah mendasar yang membuat
Wajib Pajak akhirnya malas untuk mengurusnya.
Di tengah keterbatasan dalam berbagai hal, yakni sarana dan prasarana,
sumber daya manusia, teknologi, dan sistem informasi, maupun dana yang tersedia,
saat itu kondisi administrasi perpajakan kita adalah :
1. Pelayanan perpajakan di suatu kantor dilakukan oleh beberapa seksi
(berdasarkan jenis pajak), sehingga masyarakat terkadang harus berhubungan
dengan beberapa seksi-seksi terkait.
2. Akses atau perolehan informasi perpajakan dan ketentuannya yang terkadang
sulit, sehingga kondisi ini membuat tingkat pemahaman masyarakat mengenai
perpajakan menjadi kurang atau bahkan tidak tahu sama sekali.
3. Proses kerja yang dilakukan secara umum masih secara manual, sesuai dengan
sarana kerja yang digunakan.
4. Untuk mendaftarkan diri sebagai Wajib pajak, masyarakat harus datang ke
Bab I : Pendahuluan 3
menjadi tidak bisa datang, atau karena jarak ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP)
jauh sehingga masyarakat enggan untuk datang mendaftar.
5. Pelaporan pajak yang dilakukan melalui sarana Surat Pemberitahuan (SPT)
harus disampaikan langsung ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) atau dikirim
melalui pos sehingga membutuhkan waktu dan biaya.
Sistem administrasi manual ini akan meningkatkan tax compliance cost para
Wajib Pajak dalam segi waktu (time cost) untuk menjalankan sistem administrasi
perpajakan, terutama pada saat pengisian Surat Pemberitahuan (SPT) dan pelaporan,
dikarenakan Wajib Pajak harus mengalami tingkat kesulitan yang cukup tinggi ketika
melakukan pengisian Surat Pemberitahuan (SPT) yang memiliki transaksi dengan
jumlah yang banyak dan mengalami antrian yang cukup panjang dan lama untuk
menunggu aparat melakukan perekaman data Surat Pemberitahuan (SPT) yang
dilaporkan, begitu juga para aparatnya yang mengalami kesulitan untuk melakukan
perekaman disebabkan data Surat Pemberitahuan (SPT) yang dilaporkan dalam
jumlah banyak.
Adanya perkembangan teknologi informasi yang semakin canggih yang
dalam hal ini ditandai dengan era digital menjadikan peluangsekaligus tantangan
bagi Direktorat Jenderal Pajak (DJP) untuk senantiasa menyesuaikan diri.Guna
menjawab dan menyikapi meningkatnya kebutuhan Wajib Pajak yang tersebar di
seluruh Indonesia akan tingkat pelayanan yang harus semakin baik, membengkaknya
biaya pemrosesan laporan pajak, dan keinginan untuk mengurangi beban proses
administrasi laporan pajak menggunakan kertas, maka Direktorat Jenderal Pajak
Bab I : Pendahuluan 4
Salah satu bentuk modernisasi administrasi perpajakan yaitu dengan
diciptakan system. E-system dibagi menjadi payment, counseling,
e-registration, e-filling, e-SPT, dan e-mapping. E-system ini dibuat dengan harapan untuk mempermudah Wajib Pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya.
Seperti e-registration yang mempermudah pendaftaran Nomor Pokok Wajib Pajak
(NPWP), e-mapping untuk mempermudah aparat pajak melacak posisi objek pajak
dan kepemilikan kekayaan Wajib Pajak, e-SPT yang memudahkan Wajib Pajak
dalam hal administrasi dan pelaporan data Surat Pemberitahuan (SPT)
Masa/Tahunan dengan mengisi Surat Pemberitahuan (SPT) dalam bentuk elektronik
menggunakan aplikasi e-SPT yang disediakan oleh Direktorat Jenderal Pajak (DJP)
karena salah satu kewajiban perpajakan yang harus dilakukan seluruh Wajib Pajak
adalah melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Masa atau Surat Pemberitahuan
(SPT)Tahunan, e-fiilling yang memungkinkan cara penyampaian e-SPT dan
penyampaian Pemberitahuan Perpanjangan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan
secara elektronik yang dilakukan secara online dan real time melalui Application
Service Provider (ASP) ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) tempat Wajib Pajak terdaftar. Application Service Provider (ASP) adalah Perusahaan Penyedia Jasa
Aplikasi yang ditunjuk oleh Direktorat Jenderal Pajak (DJP)untuk menyalurkan
penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) secara elektronik ke Direktorat Jenderal
Pajak (DJP), dan e-payment yang berguna untuk melakukan pembayaran secara
elektronik.
Tujuan utama layanan pelaporan pajak ini adalah untuk menyediakan fasilitas
pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT) secara elektronik (via internet) kepada Wajib
Bab I : Pendahuluan 5
tempatnya bekerja, sedangkan Wajib Pajak Badan dapat melakukannya dari lokasi
kantor atau usahanya. Jalan keluar ini akan dapat membantu mengurangi biaya dan
waktu yang dibutuhkan oleh Wajib pajak untuk memersiapkan, memroses dan
melaporkanSurat Pemberitahuan (SPT) ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) secara
benar dan tepat waktu. Selain itu dukungan kepada Kantor Pelayanan Pajak (KPP)
dalam hal percepatan penerimaan laporan Surat Pemberitahuan (SPT) dan
perampingan kegiatan administrasi, pendataan juga akurasi data, distribusi dan
pengarsipan laporan Surat Pemberitahuan (SPT).
Diharapkan dengan sistem elektronik tersebut perekaman data di Kantor
Pelayanan Pajak (KPP)dapat dilakukan dengan cepat, akurat, dan nyaman karena
dapat dilakukanwaktu dan tempatsesuai kehendak Wajib Pajak sehingga
permasalahan-permasalahan seperti antrian di Tempat Pelayanan Terpadu (TPT)
ketika memasuki jatuh tempo pelaporan tidak terjadi.
Dalam melaksanakan administrasi perpajakan, seorang Wajib Pajak harus
melaksanakan prosedur perpajakan yang terdiri darI pengisian Surat Pemberitahuan
(SPT), penyetoran pajak terutang dan pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT) dengan
baik dan benar. Diantara ketiga prosedur tersebut, pengisian Surat Pemberitahuan
(SPT) merupakan prosedur yang paling utama dilaksanakan oleh Wajib Pajak, karena
dengan melakukan pengisian Surat Pemberitahuan (SPT) terlebih dulu, seorang
Wajib Pajak akan mengetahui jumlah pajak terutang yang harus dibayarnya dan
waktu pelaporannya. Surat Pemberitahuan (SPT) yang harus diisi oleh Wajib Pajak
setiap bulannya antara lain yaitu Surat Pemberitahuan Pajak Penghasilan (SPT PPh)
Bab I : Pendahuluan 6
dilaksanakan dengan cara yang benar menurut Wajib Pajak dan sesuai dengan
Undang-Undang Perpajakan, maka Surat Pemberitahuan (SPT) tersebut harus
dilaporkan kepada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) sesuai tempat Wajib Pajak
terdaftar, agar Kantor Pelayanan Pajak (KPP) tersebut dapat melakukan proses
perekaman data Surat Pemberitahuan (SPT) yang telah dilaporkan, setelah direkam
pada komputerisasi. Sistem seperti ini adalah sistem administrasi perpajakan manual
seperti yang terjadi pada pertengahan tahun 2007.
Saat menjalankan administrasi perpajakan yang manual, bentuk pelayanan
pajak yang diberikan Kantor Pelayanan Pajak (KPP)kepada para Wajib Pajak
menjadi tidak optimal terutama dalam segi waktu (time cost). Wajib Pajak akan
mengalami kesulitan yang cukup tinggi ketika melakukan pengisian Surat
Pemberitahuan (SPT) yang memiliki transaksi dengan jumlah yang banyak, ketika
melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) yang telah diisi, Wajib Pajak harus
mengantri dan menunggu aparat melakukan perekaman data. Petugas pajak sendiri
mengalami kesulitan dalam melakukan perekaman apabila data Surat Pemberitahuan
(SPT)yang dilaporkan dalam jumlah yang banyak.
Penelitian mengenai e-SPT juga dilakukan oleh beberapa peneliti di
Indonesia. Pratiwi (2010) pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Madya Bandung
menyimpulkan bahwa penerapan e-SPT memiliki pengaruh positif yang signifikan
terhadap kepuasan Wajib Pajak. Penerapan e-SPT memiliki pengaruh sebesar 62,2%
terhadap kepuasan Wajib Pajak, artinya penerapan e-SPT yang baik akan
meningkatkan kepuasan Wajib Pajak.
Penelitian yang dilakukanWulandari (2010) menyimpulkan bahwa terdapat
Bab I : Pendahuluan 7
Pajak (KPP) Madya Bandung terhadap kepatuhan Wajib pajak. Modernisasi
administrasi perpajakan memiliki pengaruh sebesar 56,4%. Perubahan yang terjadi
pada kepatuhan Wajib Pajak dengan arah positif, artinya modernisasi administrasi
perpajakan yang baik akan meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak. Penelitian ini
merupakan replikasi dari penelitian yang disusun oleh Bekti (2012) tentang Pengaruh
penerapan e-SPT dan e-filling terhadap kepatuhan Wajib Pajak Badan dalam
melaporkan SPT, dengan studi kasus di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Madya
Bandung. Hasil penelitian mengemukakan bahwa penerapan e-SPT dan e-filling
memiliki pengaruh yang signifikan baik secara simultan dan parsial terhadap
kepatuhan Wajib Pajak Badan dalam melaporkan SPT.
Alasan peneliti meneliti kembali karena penerapan e-SPT dan e-filling sangat
penting untuk mengatasi masalah yang terkait dengan pelaporan Surat
Pemberitahuan (SPT). Yang membedakan penelitian ini dengan penelitian
sebelumnya adalah Kantor Pelayanan Pajak (KPP) dan lebih spesifik kepada Surat
Pemberitahuan Masa (SPT Masa).
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik melakukan penelitian
dengan judul:
“Pengaruh Penerapan e-SPT dan e-filling terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
Badan dalam melaporkan Surat Pemberitahuan Masa (SPT Masa) (Studi
Bab I : Pendahuluan 8
1.2 Identifikasi masalah
Berdasarkan pemaparan yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan
permasalahan yaitu:
1. Apakah penerapan e-SPT berpengaruh signifikan terhadap tingkat kepatuhan
Wajib Pajak Badan dalam melaporkan Surat Pemberitahuan Masa (SPT Masa) ?
2. Apakah penerapan e-fillingberpengaruh signifikan terhadap tingkat kepatuhan
Wajib Pajak Badan dalam melaporkan Surat Pemberitahuan Masa (SPT Masa) ?
3. Apakah penerapan e-SPT dan e-fillingberpengaruh signifikan terhadap tingkat
kepatuhan Wajib Pajak Badan dalam melaporkan Surat Pemberitahuan Masa
(SPT Masa) ?
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
1.3.1 Maksud penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh mengenai
penerapan e-SPT dan e-fillinguntuk menciptakan kepatuhan Wajib Pajak Badan
dalam melaporkan SPT.
1.3.2 Tujuan penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka
tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji secara parsial dan simultan pengaruh
Bab I : Pendahuluan 9
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Bagi pembaca, diharapkan dapat menambah wawasan tentang SPT dan
e-flling, serta memperoleh pengetahuan tentang usaha peningkatan kepatuhan Wajib Pajak khususnya penerapan sistem e-SPT dan e-filling.
2. Bagi Direktorat Jendral Pajak, sebagai masukan dalam usaha peningkatan
sumber pembiayaan negara khususnya melalui penerapan sistem SPT dan
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan hasil pengujian yang telah dilakukan
mengenai pengaruh e-SPT dan e-filling terhadap kepatuhan Wajib Pajak dalam
melaporkan Surat Pemberitahuan Masa (SPT Masa) di Kantor Pelayanan Pajak
(KPP) Pratama Bandung Karees, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil uji statistik mengenai variabel e-SPT menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh signifikan antara e-SPT terhadap kepatuhan Wajib Pajak
dalam melaporkan Surat Pemberitahuan Masa (SPT Masa). Secara parsial
bersarnya pengaruh e-SPT terhadap kepatuhan Wajib Pajak dalam
melaporkan Surat Pemberitahuan Masa (SPT Masa) adalah sebesar 21,53%.
2. Berdasarkan hasil uji statistik mengenai variabel e-filling menunjukkan
bahwa terdapat pengaruh signifikan antara e-filling terhadap kepatuhan Wajib
Pajak dalam melaporkan Surat Pemberitahuan Masa (SPT Masa). Secara
parsial besarnya pengaruh e-filling terhadap kepatuhan Wajib Pajak dalam
melaporkan Surat Pemberitahuan Masa (SPT Masa) adalah sebesar 21,44%.
3. Berdasarkan hasil perhitungan keofisien determinasi, menghasilkan nilai R2
sebesar 0,267 yang artinya penerapan e-SPT dan penerapan e-filling
memberikan pengaruh simultan sebesar 26,7% terhadap kepatuhan Wajib
Pajak dalam melaporkan Surat Pemberitahuan Masa (SPT Masa). Sedangkan
Bab V : Kesimpulan dan Saran 85
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti mengajukan
beberapa saran yang diharapkan bermanfaat bagi pihak-pihak tertentu yaitu:
1. Bagi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bandung Karees
Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bandung Karees diharapkan dapat
memberikan sosialisasi kepada Wajib Pajak dalam mengenai SPT dan
e-filling sehingga Wajib Pajak dapat menggunakan fasilitas-fasilitas tersebut untuk mempermudah dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya.
2. Bagi peneliti selanjutnya
Dengan keterbatasan penelitian ni diharapkan peneliti berikutnya dapat
mengembangkan penelitian ini dengan mengambil variabel-variabel lain dan
DAFTAR PUSTAKA
Bekti, Zahra Purnama Esa. 2012. Pengaruh Penerapan e-SPT dan e-filling terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Badan) dalam melaporkan SPT. Skripsi Universitas Padjadjaran, Bandung.
Brotodihardjo, R. Santoso. 2003. Pengantar Ilmu Hukum Pajak. Refika Aditama, Bandung.
Cooper, Pamela S. 2006. Metode Riset Bisnis. PT Media Global Edukasi, Jakarta.
Ghozali, Imam. 1009. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Progaram SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegero. Semarang.
Gujarati, Damodar. 2006. Dasar-Dasar Ekonometrika. Erlangga, Jakarta.
KEP-88/PJ/2004 jo KEP-05/PJ/2005 tentang Tata Cara Penyampaian Surat Pemberitahuan Secara Elekronik (e-filling) Melalui Perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi.
KEP-383/PJ/2002 tentang Tata Cara Pelaporan Surat Pemberitahuan dengan Menggunakan Media Komputer.
Keputusan Menteri Keuangan N0. 235/KMK.03/2003 tentang Kriteria Wajib Pajak Yang Dapat Diberikan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pembayaran Pajak.
Mardiasmo. 2011. Perpajakan Edisi Revisi 2011. Penerbit Andi Offset. Yogyakarta.
Pandiangan, Liberti. 2008. Modernisasi dan Reformasi Pelayanan Perpajakan. Elex Media Komputindo, Jakarta.
Peraturan Direktorat Jenderal Pajak No.6/PJ/2009 tentang Tata Cara Penyampaian Surat Pemberitahuan Dalam Bentuk Elektronik.
Peraturan Menteri Keuangan Indonesia No. 152/PMK.03/2009 tentang Bentuk dan Isi Surat Pemberitahuan, Serta Tata Cara Pengambilan Pengisian, Penandatanganan, dan Penyampaian Surat Pemberitahuan.
Pratiwi, Dhea Ekadita. 2010. Pengaruh Penerapan e-SPT terhadap Kepuasan Wajib Pajak. Skripsi Universitas Padjadjaran, Bandung.
Resmi, Siti. 2011. Perpajakan, Teori, dan Kasus. Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Sanjoyo, Setiawan, R., Carolina, V., Magdalena, N., dan Kurniawan, A. 2013. Aplikasi SPSS untuk Smart Riset. Penerbit Alfabeta, Bandung.
Undang-Undang No. 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tatacara Perpajakan.
Undang-Undang No. 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tatacara Perpajakan.
Waluyo. 2011. Perpajakan Indonesia. Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Wulandari, Windy. 2010. Pengaruh Modernisasi Administrasi Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Skripsi Universitas Padjadjaran, Bandung.
www.pajak.go.id.
www.junaidichaniago.wordpress.com