• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Deskriptif Mengenai Tipe Relasi Keluarga Pada Narapidana Usia 20-35 Tahun Pelaku Kekerasan Terhadap Anak di Lembaga Pemasyarakatan "X" di Kota Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Studi Deskriptif Mengenai Tipe Relasi Keluarga Pada Narapidana Usia 20-35 Tahun Pelaku Kekerasan Terhadap Anak di Lembaga Pemasyarakatan "X" di Kota Bandung."

Copied!
70
0
0

Teks penuh

(1)

iii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Studi Deskriptif Mengenai Tipe Relasi Keluarga

pada Narapidana Usia 20-35 tahun Pelaku Kekerasan Terhadap Anak di LP “X”

di Bandung”. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui penghayatan narapidana

pelaku kekerasan terhadap anak mengenai tipe relasi keluarga. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh narapidana usia 20-35 tahun pelaku kekerasan

terhadap anak di LP “X” di Bandung. Teknik sampling yang digunakan adalah

purposive sampling yaitu semua sampel yang memenuhi karakteristik populasi akan diambil menjadi sampel penelitian dengan jumlah 19 orang.

Alat ukur yang digunakan adalah menggunakan kuesioner yang dirancang oleh peneliti, terdiri dari 50 item berdasarkan teori Tipe Relasi Keluarga dari David H. Olson. Validitas alat ukur berdasarkan content validity yaitu Alat ukur diberikan kepada empat orang expert untuk diuji dan diberikan feedback pada item-item yang kurang sesuai. Maka diperoleh 50 item yang dapat digunakan setelah melalui uji validitas tersebut. Reliabilitas yang digunakan berdasarkan Alpha Cronbarch, yaitu dimensi kohesi 0,856 dan dimensi adaptabilitas 0,846.

Hasil penelitian menunjukkan narapidana menghayati tipe relasi keluarga pada kategori balance, midrange dan extreme. Hal ini menunjukkan bahwa narapidana pada kategori apapun terbuka kemungkinan untuk menjadi pelaku kekerasan terhadap anak. Artinya, ada faktor lain yang lebih berperan dalam mendorong narapidana melakukan tindak kekerasan terhadap anak.

Saran ilmiah dari penelitian ini adalah untuk meneliti lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi tipe relasi keluarga pada narapidana; dapat mengajukan pertanyaan terbuka mengenai krisis dalam keluarga serta pengaruh krisis tersebut dalam keluarga. Untuk meneliti lebih lanjut mengenai faktor-faktor lain yang mendorong narapidana melakukan kekerasan terhadap anak yaitu faktor komunitas dan budaya.

(2)

viii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Lembar Pengesahan ... ii

Abstrak...iii

Kata Pengantar ...iv

Daftar Isi ... ...viii

BAB I 1.1 Latar Belakang Masalah ... ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... ... 10

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 11

1.3.1 Maksud Penelitian ... 11

1.3.2 Tujuan Penelitian ... 11

1.4 Kegunaan Penelitian ... 11

1.4.1 Kegunaan Teoritis ... 11

1.4.2 Kegunaan Praktis ... 12

1.5 Kerangka Pikir ... 12

(3)

ix Universitas Kristen Maranatha

BAB II

2.1Fungsi Keluarga...24

2.1.1. Keluarga sebagai sebuah sistem...24

2.1.2. Relasi Keluarga...26

2.1.2.1. Cohesion...26

2.1.2.2. Adaptability...29

2.1.3. The Cirumplex Model: Sebuah Peta Relasi...31

2.1.4. Keseimbangan Dinamis Dimensi Cohesion dan Adaptability...32

2.1.5. Keluarga Balanced dan Keahlian Berkomunikasi...34

2.1.6. Faktor yang mempengaruhi tipe relasi……….36

2.2. Masa Dewasa Awal...38

2.2.1. Batasan Usia Masa Dewasa Awal...38

2.2.2. Ciri-ciri Masa Dewasa Awal...38

2.3. Kekerasan Terhadap Anak...40

2.3.1. Definisi Kekerasan Terhadap Anak...40

2.3.2. Penyebab Kekerasan Terhadap Anak………..41

BAB III 3.1 Rancangan Penelitian ... 42

3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 42

(4)

x Universitas Kristen Maranatha

3.2.2. Definisi Operasional...43

3.3 Alat Ukur ... 45

3.3.1 Kuesioner Fungsi Keluarga ... 45

3.3.2 Prosedur Pengisian ... 46

3.3.3 Skoring Alat Ukur...46

3.3.4 Kuesioner Data Pribadi dan Data Penunjang...47

3.4 Validitas dan Reliabilitas ... .48

3.4.1 Validitas ... .48

3.4.2 Reliabilitas ... .48

3.5 Populasi Sasaran dan Teknik Penarikan Sampel ... ...49

3.5.1 Populasi Sasaran... ...49

3.5.2 Karakteristik Populasi ... 49

3.5.3 Teknik Sampling ... 50

3.6 Teknik Analisis ... 50

BAB IV 4.1 Gambaran responden………52

4.1.1 Gambaran responden berdasarkan krisis dalam keluarga…………....52

4.2 Hasil Penelitian……….53

4.2.1 Gambaran Hasil Penelitian………...53

4.3 Pembahasan………...54

(5)

xi Universitas Kristen Maranatha

BAB V

5.1 Kesimpulan……….…..68

5.2 Saran……….69

5.2.1 Saran Ilmiah……….…69

5.2.1 Saran Praktis………69 Daftar Pustaka...

Daftar Rujukan...

(6)

xii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

(7)

xiii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR BAGAN

Bagan 1.1 Skema Kerangka Pikir………...21

Bagan 2.1.Circumplex Model……….32

(8)
(9)

Item-item pada tipe relasi

Tabel L1 Tipe Relasi No

Item

Item

Structured-Disengaged

6 Keluarga saya selalu mencampuri urusan pribadi saya sehingga saya merasa tidak memiliki kehidupan pribadi. (sama sekali tidak sesuai) 12 Saya dapat mengatakan mengenai perasaan saya kepada keluarga

tanpa takut dicela (kurang sesuai)

28 Keputusan dalam keluarga berubah-ubah tanpa alasan yang jelas (jarang terjadi)

31 Orangtua memutuskan sesuatu dengan melibatkan pendapat anak-anak (jarang terjadi)

46 Di keluarga, Ibu berperan untuk mengurus anak dan pekerjaan rumah tangga (jarang berubah)

47 Peran saya sebagai anak adalah membantu mengerjakan pekerjaan rumah tangga (jarang berubah)

Chaotic-Separated

6 Keluarga saya mencampuri urusan pribadi saya sehingga saya merasa tidak memiliki kehidupan pribadi (agak sesuai)

10 Saya……..dituntut untuk terlibat dalam urusan keluarga(jarang) 11 Hubungan saya dengan anggota keluarga (dekat)

23 Saya …….. takut mengambil keputusan jika belum meminta pendapat keluarga (sangat jarang)

28 Keputusan dalam keluarga berubah-ubah tanpa alasan yang jelas (sangat sering terjadi)

39 Saya diberi kebebasan untuk mematuhi peraturan dalam keluarga (sesuai)

46 Di keluarga saya, Ibu berperan untuk mengurus anak dan pekerjaan rumah tangga (sangat sering berubah)

47 Peran saya sebagai anak adalah membantu mengerjakan pekerjaan rumah tangga (sangat sering berubah)

48 Dalam kondisi apapun, selama Ayah masih hidup, Ibu diizinkan untuk mencari nafkah (sangat sesuai)

Rigid-Separated 6 Keluarga saya selalu mencampuri urusan pribadi saya sehingga saya merasa tidak memiliki kehidupan prbadi (agak sesuai)

10 Saya ……….. dituntut untuk terlibat dalam urusan keluarga (jarang) 11 Hubungan saya dengan anggota keluarga (dekat)

12 Saya dapat mengatakan mengenai perasaan saya kepada keluarga tanpa takut dicela (cukup sesuai)

32 Ketika terjadi perbedaan pendapat, orangtua langsung memberikan kebebasan kepada anak untuk memutuskan (tidak pernah terjadi) 33 Saya……..berani mengungkapkan pendapat dengan bebas (sangat

jarang)

45 Di keluarga saya, Ayah berperan sebagai pencari nafkah (sangat jarang berubah)

(10)

rumah tangga (tidak pernah berubah)

Chaotic-Connected

1 Saya lebih senang menghabiskan waktu bersama keluarga daripada dengan teman (sesuai)

11 Hubungan saya dengan anggota keluarga (dekat)

17 Saya merasa banggamenjadi bagian dari keluarga saya (sesuai)

28 Keputusan dalam keluarga berubah-ubah tanpa alasan yang jelas (selalu terjadi)

32 Ketika terjadi perbedaan pendapat, orangtua langsung memberikan kebebasan kepada anak untuk memutuskan (selalu terjadi)

38 Setiap anggota keluarga yang melanggar peraturan tidak akan mendapatkan hukuman (sesuai)

Rigid-Connected 4 Keluarga saya……..menghabiskan waktu bersama (sangat sering) 11 Hubungan saya dengan anggota kelaurga (dekat)

12 Saya dapat mengungkapkan mengenai perasaan saya kepada kelaurga tanpa takut dicela (sesuai)

30 Keputusan dalam keluarga berubah-ubah tanpa alasan yang jelas (tidak pernah)

38 Setiap anggota keluarga yang melanggar peraturan tidak akan mendapatkan hukuman (sama sekali tidak sesuai)

45 Di keluarga saya, Ayah berperan sebagai pencari nafkah (tidak pernah berubah)

46 Di keluarga saya, Ibu berperan untuk mengurus anak dan pekerjaan rumah tangga (tidak pernah berubah)

Flexible-Enmeshed

1 Saya lebih senang menghabiskan waktu bersama keluarga daripada dengan teman (sangat sesuai)

9 Urusan keluarga merupakan prioritas utama dibandingkan diri saya sendiri (sangat sesuai)

11 Hubungan saya dengan anggota keluarga (sangat dekat)

21 Keluarga akan menyelesaikan permasalahn pribadi saya (selalu terjadi)

23 Saya………takut mengambil keputusan jika belum meminta pendapat keluarga (selalu)

27 Peraturan yang berlaku di dalam keluarga …….. (cukup sering berubah)

37 Orangtua………mempertimbangkan kehendak anak (cukup sering)

45 Di keluarga saya, Ayah berperan sebagai pencari nafkah (cukup sering berubah)

Rigid-Disengaged 6 Keluarga saya selalu mencampuri urusan pribadi saya sehingga saya merasa tidak memiliki kehidupan pribadi (sama sekali tidak sesuai) 22 Saya………..meminta pendapat keluarga dalam bertindak

(tidak pernah)

24 Dalam memilih teman, saya mengikuti saran keluarga (tidak pernah) 28 Peraturan yang berlaku di dalam keluarga…………..walaupun

(11)

31 Orangtua memutuskan sesuatu dengan melibatkan pendapat anak-anak (tidak pernah terjadi)

33 Saya………bernai mengungkapkan pendapat dengan bebas (tidak pernah)

39 Saya diberi kebebasan untuk mematuhi peraturan dalam keluarga (sama sekali tidak sesuai)

Chaotic-Enmeshed

5 Keluarga saya mengutamakan waktu berkumpul bersama (sangat sesuai)

6 Keluarga saya selalu mencampuri urusan pribadi saya sehingga saya merasa tidak memiliki kehidupan pribadi (sangat sesuai)

9 Urusan keluarga merupakan prioritas utama dibandingkan diri sendiri (sangat sesuai)

11 Hubungan saya dengan anggota keluarga (sangat dekat)

21 Keluarga akan menyelesaikan masalah pribadi saya (selalu terjadi) 23 Saya ………. takut mengambil keputusan jika belum meminta

pendapat keluarga (selalu)

27 Peraturan yang berlaku di dalam keluarga …………. (selalu berubah) 37 Orangtua………..mempertimbangkan keinginan anak (selalu) 39 Saya diberi kebebasan untuk mematuhi peraturan dalam keluarga

(sangat sesuai)

45 Di keluarga saya, Ayah berperan sebagai pencari nafkah (selalu berubah)

46 Di keluarga saya, Ibu berperan untuk mengurus anak dan pekerjaan rumah tangga (selalu berubah)

Flexible-Connected

4 Keluarga saya…………..menghabiskan waktu bersama keluarga (sangat sering)

6 Keluarga saya selalu mencampuri urusan pribadi saya sehingga saya merasa tidak memiliki kehidupan pribadi (sesuai)

12 Saya dapat mengatakan mengenai perasaan saya kepada keluarga tanpa takut dicela (sesuai)

22 Saya………..meminta pendapat keluarga dalam bertindak (cukup sering)

29 Orangtua memperlakukan saya secara berbeda sewaktu saya masih anak-anak dengan saya setelah dewasa (sesuai)

42 Keluarga saya member kebebasan kepada anak untuk taat terhadap aturan yang diberlakukan keluarga (sesuai)

Structured-Connected

11 Hubungan saya dengan anggota keluarga (dekat)

12 Saya dapat mengungkapkan mengenai perasaan saya kepada kelaurga tanpa takut dicela (cukup sesuai)

22 Saya………..meminta pendapat keluarga dalam bertindak (cukup sering)

27 Peraturan yang berlaku di dalam keluarga …………. (jarang berubah)

(12)

34 Orangtua mengambil keputusan bagi setiap anak dengan bertanya terlebih dahulu (jarang dilakukan)

38 Setiap anggota keluarga yang melanggar peraturan tidak akan mendapatkan hukuman (tidak sesuai)

Structured-Separated

6 Keluarga saya selalu mencampuri urusan pribadi saya sehingga saya merasa tidak memiliki kehidupan pribadi (kurang sesuai)

12 Saya dapat mengungkapkan mengenai perasaan saya kepada keluarga tanpa takut dicela (agak sesuai)

22 Saya………..meminta pendapat keluarga dalam bertindak (jarang)

38 Setiap anggota keluarga yang melanggar peraturan tidak akan mendapatkan hukuman (kurang sesuai)

44 Anggota keluarga diberikan kelonggaran untuk melaksanakan peraturan (jarang terjadi)

Flexible-Separated

2 Saya dituntut oleh keluarga untuk meluangkan waktu berkumpul bersama (jarang)

4 Keluarga ……….menghabiskan waktu bersama (jarang)

22 Saya………..meminta pendapat keluarga dalam bertindak (jarang)

23 Saya………takut mengambil keputusan jika belum meminta pendapat keluarga (jarang)

28 Peraturan yang berlaku di dalam keluarga…………..walaupun membutuhkan perubahan (cukup sering terjadi)

38 Setiap anggota keluarga yang melanggar peraturan tidak akan mendapatkan hukuman (cukup sesuai)

(13)

Analisis Item

Tabel L2 1. Structured-Separated

28. Keputusan dalam keluarga berubah-ubah tanpa alasan yang jelas Skor Tidak pernah terjadi Sangat jarang terjadi Jarang terjadi Cukup sering terjadi Sangat sering terjadi Selalu terjadi 1

30. Keluarga saya ... bertukar tugas harian rumah tangga Tidak

pernah

Sangat jarang

Jarang Cukup sering

Sangat sering Selalu 1 31. Orangtua memutuskan sesuatu dengan melibatkan pendapat anak-anak

Tidak pernah terjadi Sangat jarang terjadi Jarang terjadi Cukup sering terjadi Sangat sering terjadi Selalu terjadi 5

42. Keluarga saya memberi kebebasan kepada anak untuk taat terhadap aturan yang diberlakukan keluarga

5 Sama sekali

tidak sesuai

Kurang sesuai

Agak sesuai Cukup sesuai

Sesuai Sangat sesuai 45. Di keluarga saya, Ayah berperan sebagai pencari nafkah

Tidak pernah berubah Sangat jarang berubah Jarang berubah Cukup sering berubah Sangat sering berubah Selalu berubah 1

46. Di keluarga saya, Ibu berperan untuk mengurus anak dan pekerjaan rumah tangga Tidak pernah berubah Sangat jarang berubah Jarang berubah Cukup sering berubah Sangat sering berubah Selalu berubah 1

47. Peran saya sebagai anak adalah membantu mengerjakan pekerjaan rumah tangga Tidak pernah berubah Sangat jarang berubah Jarang berubah Cukup sering berubah Sangat sering berubah Selalu berubah 1

48. Dalam kondisi apapun, selama Ayah masih hidup, Ibu diizinkan untuk mencari nafkah

Sama sekali tidak sesuai

Kurang sesuai

Agak sesuai Cukup sesuai

Sesuai Sangat sesuai

1 49. Dalam kondisi apapun, selama Ibu masih hidup, ayah diizinkan untuk

mengerjakan tugas-tugas rumah tangga Sama sekali tidak sesuai Kurang sesuai Agak sesuai Cukup sesuai

Sesuai Sangat sesuai

(14)

2. Flexible-Separated

27. Peraturan yang berlaku di dalam keluarga ... walaupun membutuhkan perubahan Skor Tidak pernah berubah Sangat jarang berubah Jarang berubah Cukup sering berubah Sangat sering berubah Selalu berubah 6

34. Orangtua mengambil keputusan bagi setiap anak dengan bertanya terlebih dahulu Tidak pernah dilakukan Sangat jarang dilakukan Jarang dilakukan Cukup sering dilakukan Sangat sering dilakukan Selalu dilakukan 6

39. Saya diberi kebebasan untuk mematuhi peraturan dalam keluarga Sama sekali tidak sesuai Kurang sesuai Agak sesuai

Cukup sesuai Sesuai Sangat sesuai

5

42. Keluarga saya memberi kebebasan kepada anak untuk taat terhadap aturan yang diberlakukan keluarga

Sama sekali tidak sesuai Kurang sesuai Agak sesuai

Cukup sesuai Sesuai Sangat sesuai

5 45. Di keluarga saya, Ayah berperan sebagai pencari nafkah

Tidak pernah berubah Sangat jarang berubah Jarang berubah Cukup sering berubah Sangat sering berubah Selalu berubah 1

46. Di keluarga saya, Ibu berperan untuk mengurus anak dan pekerjaan rumah tangga Tidak pernah berubah Sangat jarang berubah Jarang berubah Cukup sering berubah Sangat sering berubah Selalu berubah 1

(15)

3. Structured-Connected

28. Keputusan dalam keluarga berubah-ubah tanpa alasan yang jelas Skor Tidak pernah terjadi Sangat jarang terjadi Jarang terjadi Cukup sering terjadi Sangat sering terjadi

Selalu terjadi 1

32. Ketika terjadi perbedaan pendapat, orangtua langsung memberikan kebebasan kepada anak untuk memutuskan

Tidak pernah terjadi Sangat jarang terjadi Jarang terjadi Cukup sering terjadi Sangat sering terjadi Selalu terjadi 6

33. Saya ... berani mengungkapkan pendapat dengan bebas Tidak

pernah

Sangat jarang

Jarang Cukup Sangat Selalu 1

37. Orangtua ... mempertimbangkan kehendak anak Tidak

pernah

Sangat jarang

Jarang Cukup sering

Sangat sering

Selalu 6

44. Anggota keluarga diberikan kelonggaran untuk melaksanakan peraturan Tidak pernah terjadi Sangat jarang terjadi Jarang terjadi Cukup sering terjadi Sangat sering terjadi

Selalu terjadi 5

45. Di keluarga saya, Ayah berperan sebagai pencari nafkah Tidak pernah berubah Sangat jarang berubah Jarang berubah Cukup sering berubah Sangat sering berubah

Selalu berubah 6

46. Di keluarga saya, Ibu berperan untuk mengurus anak dan pekerjaan rumah tangga Tidak pernah berubah Sangat jarang berubah Jarang berubah Cukup sering berubah Sangat sering berubah

Selalu berubah 6

4. Structured-Connected

31. Orangtua memutuskan sesuatu dengan melibatkan pendapat anak-anak Skor Tidak pernah terjadi Sangat jarang terjadi Jarang terjadi Cukup sering terjadi Sangat sering terjadi

Selalu terjadi 6

37. Orangtua ... mempertimbangkan kehendak anak Tidak

pernah

Sangat jarang

Jarang Cukup sering Sangat sering

(16)

39. Saya diberi kebebasan untuk mematuhi peraturan dalam keluarga Sama sekali tidak sesuai Kurang sesuai Agak sesuai

Cukup sesuai Sesuai Sangat sesuai 5

42. Keluarga saya memberi kebebasan kepada anak untuk taat terhadap aturan yang diberlakukan keluarga

Sama sekali tidak sesuai Kurang sesuai Agak sesuai

Cukup sesuai Sesuai Sangat sesuai 1 45. Di keluarga saya, Ayah berperan sebagai pencari nafkah

Tidak pernah berubah Sangat jarang berubah Jarang berubah Cukup sering berubah Sangat sering berubah Selalu berubah 1

46. Di keluarga saya, Ibu berperan untuk mengurus anak dan pekerjaan rumah tangga Tidak pernah berubah Sangat jarang berubah Jarang berubah Cukup sering berubah Sangat sering berubah Selalu

berubah 1

49. Dalam kondisi apapun, selama Ibu masih hidup, ayah diizinkan untuk mengerjakan tugas-tugas rumah tangga

Sama sekali tidak sesuai Kurang sesuai Agak sesuai

Cukup sesuai Sesuai Sangat sesuai 1

5. Flexible Connected

28. Keputusan dalam keluarga berubah-ubah tanpa alasan yang jelas Skor Tidak pernah terjadi Sangat jarang terjadi Jarang terjadi Cukup sering terjadi Sangat sering terjadi Selalu terjadi 1

30. Keluarga saya ... bertukar tugas harian rumah tangga Tidak

pernah

Sangat jarang

Jarang Cukup sering Sangat sering

Selalu 1

34. Orangtua mengambil keputusan bagi setiap anak dengan bertanya terlebih dahulu Tidak pernah dilakukan Sangat jarang dilakukan Jarang dilakukan Cukup sering dilakukan Sangat sering dilakukan Selalu dilakukan 6

36. Anak diberi kebebasan untuk mematuhi keputusan yang diambil oleh orangtua Tidak pernah terjadi Sangat jarang terjadi Jarang terjadi Cukup sering terjadi Sangat sering terjadi Selalu terjadi 6

37. Orangtua ... mempertimbangkan kehendak anak Tidak

pernah

Sangat jarang

Jarang Cukup sering Sangat sering

(17)

39. Saya diberi kebebasan untuk mematuhi peraturan dalam keluarga Sama sekali

tidak sesuai

Kurang sesuai

Agak sesuai Cukup sesuai Sesuai Sangat sesuai

6

40. Dalam berbagai kondisi, orangtua memberikan kebebasan untuk mematuhi peraturan

Sama sekali tidak sesuai

Kurang sesuai

Agak sesuai Cukup sesuai Sesuai Sangat sesuai

6 42. Keluarga saya memberi kebebasan kepada anak untuk taat terhadap aturan yang

diberlakukan keluarga Sama sekali

tidak sesuai

Kurang sesuai

Agak sesuai Cukup sesuai Sesuai Sangat sesuai

6 45. Di keluarga saya, Ayah berperan sebagai pencari nafkah

Tidak pernah berubah Sangat jarang berubah Jarang berubah Cukup sering berubah Sangat sering berubah Selalu berubah 1

46. Di keluarga saya, Ibu berperan untuk mengurus anak dan pekerjaan rumah tangga Tidak pernah berubah Sangat jarang berubah Jarang berubah Cukup sering berubah Sangat sering berubah Selalu berubah 1

47. Peran saya sebagai anak adalah membantu mengerjakan pekerjaan rumah tangga Tidak pernah berubah Sangat jarang berubah Jarang berubah Cukup sering berubah Sangat sering berubah Selalu berubah 1

48. Dalam kondisi apapun, selama Ayah masih hidup, Ibu diizinkan untuk mencari nafkah

Sama sekali tidak sesuai

Kurang sesuai

Agak sesuai Cukup sesuai Sesuai Sangat sesuai

1 49. Dalam kondisi apapun, selama Ibu masih hidup, ayah diizinkan untuk

mengerjakan tugas-tugas rumah tangga Sama sekali

tidak sesuai

Kurang sesuai

Agak sesuai Cukup sesuai Sesuai Sangat sesuai

1

6. Flexible-Connected

34. Orangtua mengambil keputusan bagi setiap anak dengan bertanya terlebih dahulu Skor Tidak pernah dilakukan Sangat jarang dilakukan Jarang dilakukan Cukup sering dilakukan Sangat sering dilakukan Selalu dilakukan 5

(18)

terjadi terjadi

37. Orangtua ... mempertimbangkan kehendak anak Tidak

pernah

Sangat jarang

Jarang Cukup sering Sangat sering

Selalu 6 39. Saya diberi kebebasan untuk mematuhi peraturan dalam keluarga

Sama sekali tidak sesuai

Kurang sesuai

Agak sesuai Cukup sesuai Sesuai Sangat sesuai

5

40. Dalam berbagai kondisi, orangtua memberikan kebebasan untuk mematuhi peraturan

Sama sekali tidak sesuai

Kurang sesuai

Agak sesuai Cukup sesuai Sesuai Sangat sesuai

5

42. Keluarga saya memberi kebebasan kepada anak untuk taat terhadap aturan yang diberlakukan keluarga

Sama sekali tidak sesuai

Kurang sesuai

Agak sesuai Cukup sesuai Sesuai Sangat sesuai

5 45. Di keluarga saya, Ayah berperan sebagai pencari nafkah

Tidak pernah berubah Sangat jarang berubah Jarang berubah Cukup sering berubah Sangat sering berubah Selalu berubah 1

46. Di keluarga saya, Ibu berperan untuk mengurus anak dan pekerjaan rumah tangga Tidak pernah berubah Sangat jarang berubah Jarang berubah Cukup sering berubah Sangat sering berubah Selalu

berubah 1 48. Dalam kondisi apapun, selama Ayah masih hidup, Ibu diizinkan untuk mencari

nafkah Sama sekali tidak sesuai

Kurang sesuai

Agak sesuai Cukup sesuai Sesuai Sangat sesuai

(19)

Data Skoring

Tabel L3

resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 no

item

1 2 4 6 6 5 4 2 5 5 3 5 5 5 5 6 6 3 3 6

2 3 1 4 6 5 4 6 3 4 3 3 3 3 6 5 4 3 3 6

3 6 4 6 1 5 4 6 6 6 4 3 2 3 6 6 5 3 1 1

4 3 5 5 3 4 3 5 5 4 4 4 6 6 4 4 6 3 3 4

5 2 5 5 6 4 4 4 2 5 5 2 5 5 4 5 5 2 3 6

6 2 2 2 4 2 3 5 1 3 2 3 5 1 3 5 2 1 5 6

7 3 4 4 6 4 3 3 3 4 3 2 5 3 2 6 5 2 1 6

8 3 4 1 6 4 6 4 1 4 4 2 3 6 4 6 4 1 6 6

9 5 5 6 6 5 4 6 2 4 5 4 6 3 5 5 6 4 5 6

10 6 1 6 6 4 3 6 1 3 3 4 4 6 3 4 5 3 3 1

11 4 6 6 6 6 5 6 6 5 5 4 6 6 5 6 6 5 2 6

12 2 4 5 6 3 6 5 3 4 2 3 5 6 2 6 3 6 3 1

13 6 5 6 6 5 6 6 6 4 4 5 6 3 5 6 5 6 2 6

14 4 6 2 6 4 4 5 3 4 3 5 4 6 4 6 6 5 4 6

15 5 5 6 6 5 6 2 6 4 5 4 6 6 5 6 6 5 3 6

16 6 6 6 6 5 6 6 6 5 5 5 6 6 4 6 6 6 4 6

17 6 6 6 6 6 6 5 6 6 6 6 6 5 4 6 6 6 3 6

18 6 3 6 6 3 4 1 1 4 3 5 3 3 6 3 6 3 4 1

19 3 6 2 3 4 4 5 3 4 4 6 6 6 4 5 6 3 3 6

20 6 6 6 6 4 5 4 6 6 5 5 6 6 5 6 6 6 3 6

21 3 4 6 6 4 5 6 6 4 4 1 6 3 5 6 6 6 4 4

22 3 4 2 3 3 3 3 1 4 3 1 3 6 6 6 6 3 1 6

23 3 5 2 6 4 4 3 1 4 3 6 3 6 2 6 6 3 1 6

(20)

25 6 5 4 6 5 4 6 1 4 4 3 4 6 4 6 6 4 4 5

26 5 5 3 6 3 4 6 1 4 2 1 5 5 4 5 5 4 1 2

27 6 3 3 6 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 6 4 4 1 6

28 4 1 1 3 1 2 1 3 3 3 3 3 6 5 3 2 3 1 6

29 5 5 6 2 2 6 4 5 2 2 3 5 5 5 6 2 1 2 6

30 2 2 1 6 1 1 1 3 3 3 2 3 1 5 6 2 1 1 6

31 3 5 3 6 5 6 4 1 3 3 4 3 6 5 3 3 3 3 1

32 3 6 3 6 5 4 4 2 1 3 2 2 6 5 3 4 1 2 1

33 2 1 4 6 4 6 1 1 2 3 4 5 5 3 6 3 3 2 6

34 6 4 6 6 5 3 6 4 4 4 4 5 4 5 6 5 3 1 6

35 3 3 4 6 4 2 6 5 4 4 2 3 3 4 6 2 1 1 1

36 4 3 4 6 4 3 6 2 4 3 3 5 3 4 6 5 3 2 6

37 4 6 4 6 5 6 6 6 4 4 3 6 3 5 6 4 6 3 6

38 4 2 1 2 3 2 1 2 2 2 4 2 5 4 3 6 3 4 1

39 5 4 5 6 4 5 6 1 5 5 2 5 5 5 6 6 4 4 6

40 5 4 4 6 4 4 6 4 3 4 3 5 5 6 6 6 4 4 6

41 4 3 5 6 4 3 4 3 4 5 2 4 3 5 6 6 5 4 6

42 5 2 4 6 5 5 6 6 5 5 2 5 3 5 6 6 4 4 6

43 2 2 1 2 2 2 1 4 1 2 1 2 4 6 1 1 1 4 1

44 3 5 3 6 3 4 3 3 4 4 2 4 6 4 6 5 3 3 6

45 1 6 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 4 4 6 5 6 4 6

46 1 6 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 4 5 6 3 3 4 2

47 6 3 6 3 1 4 1 1 4 3 3 3 3 5 6 2 6 4 6

48 2 2 1 1 1 4 5 1 2 2 3 1 4 6 6 2 4 4 1

49 2 2 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 4 4 6 2 2 3 1

50 3 3 1 1 4 3 4 4 3 4 4 5 3 5 6 5 4 4 6

(21)

Rincian Kuesioner Tipe Relasi Keluarga

Tabel L4

DIMENSI KARAKTERISTIK INDIKATOR NO ITEM

KOHESI Separateness/

Togetherness

Intensitas kebersamaan keluarga

1. Saya lebih senang menghabiskan waktu bersama keluarga daripada dengan teman Sama sekali tidak sesuai Kurang Sesuai Agak Sesuai Cukup Sesuai

Sesuai Sangat Sesuai 2. Saya dituntut oleh keluarga untuk meluangkan waktu berkumpul bersama

Tidak pernah

Sangat jarang

Jarang Cukup sering

Sangat sering

Selalu 3. Saya ... merasa bersalah ketika tidak dapat berkumpul bersama

dengan keluarga Tidak

pernah

Sangat jarang

Jarang Cukup sering

Sangat sering

Selalu 4. Keluarga saya ... menghabiskan waktu bersama

Tidak pernah

Sangat jarang

Jarang Cukup sering

Sangat sering

Selalu 5. Keluarga saya mengutamakan waktu berkumpul bersama

Sama sekali tidak sesuai Kurang sesuai Agak sesuai Cukup sesuai

Sesuai Sangat sesuai

I vs We Penghargaan dan

toleransi terhadap

6. Keluarga saya selalu mencampuri urusan pribadi saya sehingga saya merasa tidak memiliki kehidupan pribadi (privacy)

Sama sekali tidak Kurang sesuai Agak sesuai Cukup sesuai

(22)

kehidupan anggota keluarga

sesuai

7. Saya ... menyukai berkumpul bersama keluarga dibandingkan untuk melakukan kegiatan yang Saya sukai

Tidak pernah

Sangat jarang

Jarang Cukup sering

Sangat sering

Selalu 8. Saya ... memiliki pendapat yang sama dengan anggota keluarga

lainnya Tidak pernah

Sangat jarang

Jarang Cukup sering

Sangat sering

Selalu 9. Urusan keluarga merupakan prioritas utama dibandingkan diri saya

sendiri Sama sekali tidak sesuai Tidak sesuai Kurang sesuai Cukup sesuai

Sesuai Sangat sesuai 10. Saya ... dituntut untk terlibat dalam urusan keluarga

Tidak pernah

Sangat jarang

Jarang Cukup sering

Sangat sering

Selalu

Closeness Adanya

kedekatan, keterbukaan dan perhatian antar anggota keluarga sehingga dapat saling

memahami

11. Hubungan saya dengan anggota keluarga Sama

sekali tidak dekat

Kurang dekat

Agak dekat Cukup dekat

Dekat Sangat dekat 12. Saya dapat mengatakan mengenai perasaan saya kepada keluarga tanpa

takut dicela Sama sekali tidak sesuai Kurang sesuai Agak sesuai Cukup sesuai

(23)

13. Keluarga saya memberikan nasihat ketika salah seorang anggota keluarga melakukan kesalahan Tidak pernah Sangat jarang

Jarang Cukup sering

Sangat sering

Selalu 14. Saya dapat memahami keinginan keluarga saya

Sama sekali tidak sesuai Kurang sesuai Agak sesuai Cukup sesuai

Sesuai Sangat sesuai 15. Saya merasa diperhatikan oleh keluarga saya

Sama sekali tidak sesuai Kurang sesuai Agak sesuai Cukup sesuai

Sesuai Sangat sesuai

Loyalty Perasaan

bangga, mempercayai, menghormati dan membela keluarga

16. Anggota keluarga saya saling menghormati Tidak pernah diharuskan Sangat jarang diharuskan Terkadang diharuskan Cukup diharuskan

Diharuskan Sangat diharuskan 17. Saya merasa bangga menjadi bagian dari keluarga saya

Sama sekali tidak sesuai Kurang sesuai Agak sesuai Cukup sesuai

Sesuai Sangat sesuai 18. Saya akan membela keluarga saya meskipun keluarga saya salah

Tidak pernah dilakukan Sangat jarang dilakukan Terkadang dilakukan Cukup sering dilakukan Sangat sering dilakukan Selalu dilakukan 19. Saya ……….. mempercayai setiap perkataan anggota keluarga

Tidak pernah

Sangat jarang

Jarang Cukup sering

Sangat sering

(24)

Sama sekali tidak sesuai Kurang sesuai Agak sesuai Cukup sesuai

Sesuai Sangat sesuai Dependence/ Independence Derajat ketergantungan terhadap keluarga

21. Keluarga akan meyelesaikan permasalahan pribadi saya Tidak pernah terjadi Sangat jarang terjadi Jarang terjadi Cukup sering terjadi Sangat sering terjadi Selalu terjadi 22. Saya ... meminta pendapat keluarga dalam bertindak

Tidak pernah

Sangat jarang

Jarang Cukup sering

Sangat sering

Selalu 23. Saya ... takut mengambil keputusan jika belum meminta pendapat

keluarga Tidak pernah

Sangat jarang

Jarang Cukup sering

Sangat sering

Selalu 24. Dalam memilih teman, saya mengikuti saran keluarga

Tidak pernah terjadi Sangat jarang terjadi Jarang terjadi Cukup sering terjadi Sangat sering terjadi Selalu terjadi 25. Keluarga akan mengambil tanggung jawab atas setiap tindakan yang saya

lakukan Tidak pernah terjadi Sangat jarang terjadi Jarang terjadi Cukup sering terjadi Sangat sering terjadi Selalu terjadi

ADAPTABILITAS Change

Perubahan-perubahan dalam rutinitas sehari-hari, perubahan

26. Keluarga saya tidak memiliki jadwal kegiatan rutin harian bersama Sama sekali tidak sesuai Kurang sesuai Agak sesuai Cukup sesuai

(25)

peraturan, keputusan,peran, perlakuan orang tua terhadap

anak yang

tumbuh dewasa membutuhkan perubahan Tidak pernah berubah Sangat jarang berubah Jarang berubah Cukup sering berubah Sangat sering berubah Selalu berubah 28. Keputusan dalam keluarga berubah-ubah tanpa alasan yang jelas

Tidak pernah terjadi Sangat jarang terjadi Jarang terjadi Cukup sering terjadi Sangat sering terjadi Selalu terjadi 29. Orangtua memperlakukan saya secara berbeda sewaktu saya masih

anak-anak dengan saya setelah dewasa Sama sekali tidak sesuai Kurang sesuai Agak sesuai Cukup sesuai

Sesuai Sangat sesuai 30. Keluarga saya ... bertukar tugas harian rumah tangga

Tidak pernah

Sangat jarang

Jarang Cukup sering

Sangat sering

Selalu

Leadership Dominasi pengambilan keputusan serta kebebasan anggota keluarga dalam

menyampaikan pendapat

31. Orangtua memutuskan sesuatu dengan melibatkan pendapat anak-anak Tidak pernah terjadi Sangat jarnag terjadi Jarang terjadi Cukup sering terjadi Sangat sering terjadi Selalu terjadi 32. Ketika terjadi perbedaan pendapat, orangtua langsung memberikan

kebebasan kepada anak untuk memutuskan Tidak pernah terjadi Sangat jarang terjadi Jarang terjadi Cukup sering terjadi Sangat sering terjadi Selalu terjadi 33. Saya ... berani mengungkapkan pendapat dengan bebas

Tidak pernah

Sangat jarang

(26)

34. Orangtua mengambil keputusan bagi setiap anak dengan bertanya terlebih dahulu Tidak pernah dilakukan Sangat jarang dilakukan Jarang dilakukan Cukup sering dilakukan Sangat sering dilakukan Selalu dilakukan 35. Saya ... diizinkan untuk menyampaikan ketidaksetujuan saya

terhadap keputusan yang telah diambil oleh kepala keluarga Tidak

pernah

Sangat jarang

Jarang Cukup sering

Sangat sering

Selalu 36. Anak diberi kebebasan untuk mematuhi keputusan yang diambil oleh

orangtua Tidak pernah terjadi Sangat jarang terjadi Jarang terjadi Cukup sering terjadi Sangat sering terjadi Selalu terjadi 37. Orangtua ... mempertimbangkan kehendak anak

Tidak pernah

Sangat jarang

Jarang Cukup sering

Sangat sering

Selalu

Discipline Konsistensi pelaksanaan peraturan,reward dan hukuman

38. Setiap anggota keluarga yang melanggar peraturan tidak akan mendapat hukuman Sama sekali tidak sesuai Tidak sesuai Kurang sesuai Cukup sesuai

Sesuai Sangat sesuai 39. Saya diberi kebebasan untuk mematuhi peraturan dalam keluarga

Sama sekali tidak sesuai Kurang sesuai Agak sesuai Cukup sesuai

Sesuai Sangat sesuai 40. Dalam berbagai kondisi, orangtua memberikan kebebasan untuk

(27)

Sama sekali tidak sesuai Kurang sesuai Agak sesuai Cukup sesuai

Sesuai Sangat sesuai 41. Saat saya mematuhi peraturan, orangtua akan memberikan pujian

Tidak pernah terjadi Sangat jarang terjadi Jarang terjadi Cukup sering terjadi Sangat sering terjadi Selalu terjadi 42. Keluarga saya memberi kebebasan kepada anak untuk taat terhadap

aturan yang diberlakukan keluarga Sama sekali tidak sesuai Kurang sesuai Agak sesuai Cukup sesuai

Sesuai Sangat sesuai 43. Saya merasa pelaksanaan peraturan dalam keluarga saya tidak adil

Sangat tidak sesuai Kurang sesuai Agak sesuai Cukup sesuai

Sesuai Sangat sesuai 44. Anggota keluarga diberikan kelonggaran untuk melaksanakan peraturan

Tidak pernah terjadi Sangat jarang terjadi Jarang terjadi Cukup sering terjadi Sangat sering terjadi Selalu terjadi

Roles Seberapa sering

anggota keluarga untuk dapat berubah dalam menjalankan perannya masing-masing

45. Di keluarga saya, Ayah berperan sebagai pencari nafkah Tidak pernah berubah Sangat jarang berubah Jarang berubah Cukup sering berubah Sangat sering berubah Selalu berubah

46. Di keluarga saya, Ibu berperan untuk mengurus anak dan pekerjaan rumah tangga

(28)

pernah berubah

jarang berubah

berubah sering berubah

sering berubah

berubah 47. Peran saya sebagai anak adalah membantu mengerjakan pekerjaan rumah

tangga Tidak pernah berubah Sangat jarang berubah Jarang berubah Cukup sering berubah Sangat sering berubah Selalu berubah 48. Dalam kondisi apapun, selama Ayah masih hidup, Ibu diizinkan untuk

mencari nafkah Sama sekali tidak sesuai Kurang sesuai Agak sesuai Cukup sesuai

Sesuai Sangat sesuai 49. Dalam kondisi apapun, selama Ibu masih hidup, ayah diizinkan untuk

mengerjakan tugas-tugas rumah tangga Sama sekali tidak sesuai Kurang sesuai Agak sesuai Cukup sesuai

Sesuai Sangat sesuai 50. Saya dapat menggantikan saudara saya untuk melakukan tugasnya ketika

(29)

Rekap Data Hasil Penelitian No

Resp

Usia Pendidikan Lama hukuman

Tipe relasi

1 24 SMK 5 thn 6 bln Connected flexible

2 30 SLTA 8 thn, sub 6 bln Connected structured

3 21 SMK 4 thn 6 bln Connected rigid

4 25 SLTP 8 thn 3 bln Enmeshed chaotic

5 20 SLTP 4 thn 6 bln Separated structured

6 20 SLTA 6 thn Connected structured

7 23 SLTP 6 thn 6 bln, sub

3 bln

Connected flexible

8 20 SLTP 5 thn 3 bln Disengaged rigid

9 24 SMK 6 thn Separated rigid

10 28 SLTP 7 thn Disengaged

structured

11 21 SD 8 thn 6 bln Disengaged rigid

12 23 SD 8 thn Connected flexible

13 22 SLTP 8 thn Connected chaotic

14 21 SLTP 8 thn 6 bln Separated chaotic

15 20 SLTP 8 thn Enmeshed chaotic

16 34 STM 8 thn Enmeshed flexible

17 26 STM 9 thn, sub 6 bln Disengaged structured

18 25 SLTP 11 thn Disengaged rigid

19 23 SD 8 thn Enmeshed chaotic

(30)

Reliabilitas Dimensi Kohesi

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

item1 104.68 252.673 .508 .847

item2 105.26 254.760 .440 .849

item3 105.11 278.433 -.091 .872

item4 104.95 266.608 .251 .855

item5 105.05 244.830 .705 .841

item6 106.21 262.509 .224 .857

item7 105.58 237.035 .825 .836

item8 105.26 253.982 .338 .854

item9 104.37 258.801 .451 .849

item10 105.42 258.813 .263 .856

item11 103.89 252.988 .660 .844

item12 105.26 260.316 .249 .857

item13 104.05 262.164 .338 .852

item14 104.63 254.357 .527 .847

item15 104.11 260.099 .401 .851

item16 103.63 264.801 .488 .851

item17 103.58 266.702 .328 .853

item18 105.47 272.819 .009 .866

item19 104.84 260.029 .334 .853

item20 103.79 262.731 .436 .851

item21 104.53 260.596 .299 .854

item22 105.68 238.006 .655 .840

item23 105.32 238.673 .635 .841

item24 105.74 233.316 .820 .834

item25 104.63 247.912 .649 .843

(31)

Reliabilitas Dimensi Adaptabilitas

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

item26 85.47 281.485 .497 .837

item27 85.42 283.591 .580 .835

item28 86.37 287.135 .419 .840

item29 85.32 291.006 .297 .845

item30 86.58 271.368 .617 .831

item31 85.53 303.596 .118 .850

item32 85.89 292.877 .278 .845

item33 85.68 284.228 .410 .840

item34 84.63 289.023 .461 .839

item35 85.79 297.620 .205 .848

item36 85.21 283.287 .599 .835

item37 84.32 299.006 .278 .844

item38 86.42 306.702 .067 .851

item39 84.53 282.819 .609 .834

item40 84.53 282.263 .805 .831

item41 84.89 288.211 .545 .837

item42 84.47 297.152 .297 .844

item43 87.11 307.988 .040 .852

item44 85.16 279.251 .734 .831

item45 86.37 279.468 .396 .842

item46 86.84 281.807 .445 .839

item47 85.53 291.930 .280 .845

item48 86.47 288.485 .349 .843

item49 87.11 285.544 .549 .836

item50 85.42 297.591 .267 .845

(32)

Tabulasi silang antara krisis dalam keluarga dan tipe relasi keluarga Tabel L7 Krisis

dalam keluarga

Tipe Relasi Keluarga Total

Separated-structured Separated-flexible Connected-structured Connected-flexible Separated-rigid Separated-chaotic Connected-rigid Connected-chaotic Disengaged-structured Enmeshed-flexible Disengaged-rigid Enmeshed-chaotic Perceraian orangtua 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 1 5,26% 0 0% 1 5,26% Kehamilan anggota keluarga di luar nikah 0 0% 0 0% 1 5,26% 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 1 5,26% 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 2 10,53% Tekanan ekonomi yang berat 0 0% 0 0% 0 0% 1 5,26% 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 1 5,26% Anggota keluarga meninggal 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 1 5,26% 0 0% 1 5,26%

Keguguran 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 1 5,26% 0 0% 1 5,26% Tidak pernah mengalami 1 5,26% 1 5,26% 1 5,26% 1 5,26% 1 5,26% 1 5,26% 1 5,26% 0 0% 2 10,53% 2 10,53% 0 0% 2 10,53% 13 68,42%

(33)
(34)

Tabulasi silang antara krisis dalam keluarga dan dimensi kohesi

Krisisdalamkeluarga Dimensi kohesi Total

Disengaged Separated Connected Enmeshed

Perceraian orangtua 1 0 0 0 1

Kehamilan anggotakeluarga di luarnikah 0 0 2 0 2

Tekananekonomi yang berat 0 0 1 0 1

Anggotakeluargameninggal 1 0 0 0 1

Keguguran 1 0 0 0 1

Tidakpernahmengalami 2 4 3 4 13

Total 5 4 6 4 19

Tabulasi silang antara krisis dalam keluarga dan dimensi adaptabilitas

Krisisdalamkeluarga Dimensiadaptabilitas Total

Rigid Structured Flexible Chaotic

Perceraianorangtua 1 0 0 0 1

Kehamilananggotakeluarga di luarnikah 0 1 0 1 2

Tekananekonomi yang berat 0 0 1 0 1

(35)

Keguguran 1 0 0 0 1

Tidakpernahmengalami 2 4 4 3 13

Total 5 5 5 4 19

Tabulasisilangantarakrisisdalamkeluargadankategoritiperelasikeluarga

Krisisdalamkeluarga Kategoritiperelasikeluarga Total

Fungsional Midrange Disfungsional

Perceraianorangtua 0 0 1 1

Kehamilananggotakeluarga di luarnikah 1 1 0 2

Tekananekonomi yang berat 1 0 0 1

Anggotakeluarga yang meninggal 0 9 1 1

Keguguran 0 0 1 1

Tidakpernahmengalami 4 7 2 13

(36)

Tabulasisilangantarapernahmendengar, melihatmaupunmengalamitindakkekerasandantiperelasikeluarga yang fungsional

Tiperelasi Total

Connected-flexible

Separated-structured

Separated-flexible

Connected-structured

Pernahmendengar 0 0 0 1 1

Pernahmendengardanmelihat 0 0 0 1 1

Pernahmengalamitindakkekerasan 1 0 0 0 1

Tidakpernahmengalami 1 1 1 0 3

Total 2 1 1 2 6

Tabulasisilangantarahukuman yang berlaku di rumahdantiperelasikeluarga yang fungsional

(37)

Connected-flexible

Separated-structured

Separated-flexible

Connected-structured

Dipukul 0 0 0 0 0

Diomeli 0 0 0 0 0

Dikurung di kamarmandi 0 0 0 1 1

Tidakmendapatuangjajan 0 0 0 1 1

Tidakpernahdihukum 2 2 0 0 4

Total 2 2 0 2 6

Tabulasisilangantarahukuman di sekolahdantiperelasikeluarga yang fungsional

Tiperelasi Total

Connected-flexible

Separated-structured

Separated-flexible

Connected-structured

Berdiri 0 1 0 0 1

Dijemur 1 0 0 0 1

Skorsing 0 0 0 1 1

Tidakpernahdihukum 1 0 1 1 3

(38)

Tabulasisilangantarapernahmendengar, melihatmaupunmengalamitindakkekerasandandimensikohesi

Dimensikohesi Total

Disengaged Separated Connected Enmeshed

Pernahmendengar 0 0 1 0 1

Pernahmendengardanmelihat 0 0 1 0 1

Pernahmengalami 0 0 1 0 1

(39)

Total 0 2 4 0 6

Tabulasisilangantarahukuman yang berlaku di rumahdandimensikohesi

Dimensikohesi Total

Disengaged Separated Connected Enmeshed

Dipukul 0 0 0 0 0

Diomeli 0 0 0 0 0

Dikurung di kamarmandi 0 0 1 0 1

Tidakmendapatuangjajan 0 0 1 0 1

Tidakpernahdihukum 0 2 2 0 4

Total 0 2 4 0 6

Tabulasisilangantarahukuman di sekolahdandimensikohesi

Dimensikohesi Total

Disengaged Separated Connected Enmeshed

(40)

Dijemur 0 1 0 0 1

Skorsing 0 0 1 0 1

Tidakpernahdihukum 0 1 2 0 3

Total 0 3 3 0 6

(41)

Dimensiadaptabilitas Total

Rigid Structured Flexible Chaotic

Pernahmendengar 0 1 0 0 1

Pernahmendengardanmelihat 0 1 0 0 1

Pernahmengalami 0 0 1 0 1

Tidakpernahmengalami 0 1 2 0 3

Total 0 3 3 0 6

Tabulasisilangantarahukuman yang berlaku di rumahdandimensiadaptabilitas

Dimensiadaptabilitas Total

Rigid Structured Flexible Chaotic

Dipukul 0 0 0 0 0

Diomeli 0 0 0 0 0

Dikurung di kamarmandi 0 1 0 0 1

Tidakmendapatuangjajan 0 1 0 0 1

Tidakpernahdihukum 0 1 3 0 4

(42)

Tabulasisilangantarahukuman di sekolahdandimensiadaptabilitas

Dimensiadaptabilitas Total

Rigid Structured Flexible Chaotic

Berdiri 0 1 0 0 1

Dijemur 0 0 1 0 1

Skorsing 0 1 0 0 1

Tidakpernahdihukum 0 1 2 0 3

(43)

Profil LP “X” di Bandung

LP “X” dibangun pada tahun 1817 oleh Pemerintahan Belanda. Bangunan penjara tersebut tampak megah karena bergaya arsitektur Eropa. Jika dilihat dari udara atau tempat ketinggian, LP “X” berbentuk trapesium. Gedung ini memiliki arsitektur modern fungsional yang dirancang oleh arsitek Belanda. Menurut Kepala LP, luas lahan LP “X” sekitar enam hektare. Empat hektare digunakan untuk perkantoran dan dan kamar hunian yang terbagi atas empat blok yaitu Blok Barat, Timur, Utara, dan Selatan. LP “X” terdiri atas dua lantai dengan 552 kamar hunian. Sebanyak 37 kamar di antaranya sudah tidak layak huni dan

empat kamar merupakan kamar isolasi.

Perlu diketahui, LP “X” merupakan LP terbaik dalam hal pelayanan hak napi dibandingkan dengan Lapas dan Rutan lain di seluruh Indonesia. Satu narapidana menempati satu ruang sel tersendiri.

(44)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Perilaku kekerasan terhadap anak saat ini semakin meningkat dari tahun ke tahun. Berdasarkan data yang dihimpun Komnas Perlindungan Anak pada tahun 2007, kasus kekerasan terhadap anak tercatat mencapai 1.510 kasus. Setahun kemudian jumlahnya meningkat menjadi 1.826 kasus. Pada tahun 2009 jumlahnya meningkat lagi menjadi 1.998 kasus. Memasuki 2010 hingga pekan ketiga September tercatat sudah 2.044 kasus. Hal ini berarti kekerasan terhadap anak mengalami peningkatan 20-38% dibandingkan dengan tahun 2009 (www.komnaspa.or.id).

(45)

2

Universitas Kristen Maranatha Berdasarkan UU No 23/2002 tentang perlindungan terhadap anak, seorang anak dinyatakan mendapatkan perlindungan hukum sejak masih berada dalam kandungan. Oleh karena itu siapapun yang melakukan Kekerasan Terhadap Anak (KTA), menelantarkan, mengabaikan/melalaikan, eksploitasi, pornografi, drugs,

abuse (menyalahgunakan, menyiksa), dan seterusnya akan berhadapan dengan

(tuntutan) hukum. Berdasarkan Undang-undang No. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, pasal 1 ayat 1, yang dimaksud dengan anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan (http://www.infodokterku.com).

(46)

3

Universitas Kristen Maranatha lain atau merugikan kesehatan fisik, mental, perkembangan spiritual, moral dan sosial-emosional anak-anak (http://www.puskel.com).

Pelaku kekerasan terhadap anak dapat dijerat secara hukum dan menjalani hukuman di Lembaga Pemasyarakatan sebagai narapidana. Lembaga

Pemasyarakatan “X” merupakan Lembaga Pemasyarakatan yang berada di

Bandung. Berdasarkan data yang diperoleh dari bagian registrasi Lembaga Pemasyarakatan “X”, jumlah pelaku kekerasan terhadap anak sebanyak 202 (39%) dari 518 narapidana. Hal ini menunjukkan bahwa jenis kejahatan kekerasan terhadap anak merupakan jenis kejahatan terbanyak di Lembaga Pemasyarakatan “X”. Adapun bentuk kekerasan yang dilakukan oleh narapidana tersebut, berupa kekerasan fisik berupa pemukulan yang mengakibatkan luka hingga meninggalnya korban. Bentuk kekerasan yang juga banyak dilakukan oleh narapidana di Lembaga Pemasyarakatan “X” tersebut adalah berupa kekerasan

seksual, yaitu melakukan hubungan seksual dengan anak di bawah umur maupun melakukan hubungan seksual dengan anak tiri.

(47)

4

Universitas Kristen Maranatha narapidana dengan keluarga akan memberikan pengaruh dalam berinteraksi dengan orang lain.

Interaksi yang terjalin dalam keluarga membentuk tipe-tipe relasi yang akan menentukan fungsionalitas keluarga (Goldenberg, 1985). Menurut Olson (1993, dalam Day et. at., 1995), terdapat dua dimensi yang menggambarkan relasi keluarga, yaitu dimensi kohesi dan dimensi adaptabilitas. Dimensi kohesi merupakan kedekatan emosional antar anggota keluarga. Dimensi adaptabilitas merupakan kemampuan keluarga dalam menyesuaikan aturan-aturannya sesuai dengan perubahan situasi yang dihadapi. Penghayatan interaksi keluarga narapidana tergambar melalui kedua dimensi tersebut yang membentuk membentuk tipe-tipe relasi keluarga yang menentukan fungsionalitas keluarga. Tipe-tipe relasi tersebut menghasilkan tiga kategori fungsionalitas keluarga yaitu

balance, midrange dan extreme.

Tipe relasi keluarga yang berbeda-beda dapat memberikan penghayatan yang berbeda pula bagi masing-masing individu. Penghayatan tersebut akan mempengaruhi sikap individu terhadap lingkungannya. Hal ini berkaitan dengan keluarga sebagai sebuah sistem sosial yang memiliki pengaruh secara langsung maupun tidak langsung terhadap tingkah laku anggota keluarga (Hart et al., 1997; Pake & Buriel, 1998 dalam Berk 2003).

(48)

5

Universitas Kristen Maranatha mengatakan lebih banyak menghabiskan waktu di luar keluarga dan keluarga tidak terlalu ikut campur dalam urusan pribadi, keluarga hanya ikut campur dalam hal-hal tertentu saja di luar urusan pribadi (I vs We). Mereka tidak terbuka dalam menceritakan masalah pribadi maupun mengenai hal-hal yang sedang dirasakan dengan keluarga karena ada perasaan takut salah sehingga lebih suka menyimpan masalah sendiri. Narapidana merasa tidak terlalu tergantung dengan anggota keluarga, seringkali menghadapi permasalahan sendiri tanpa perlu meminta pendapat keluarga sehingga keluarga seringakali tidak mengetahui hal-hal yang sedang dialami (dependence / independence). Pengambilan keputusan dilakukan oleh salah satu anggota keluarga melalui musyawarah dengan mendengarkan pendapat anggota keluarga lainnya dan setiap anggota keluarga dapat mengeluarkan pendapat masing-masing (leadership). Peraturan yang berlaku dalam keluarga tidak banyak larangan-larangan, apabila melanggar peraturan maka hanya diberikan nasehat namun tidak pernah mendapatkan hukuman (discipline). Berdasarkan hal tersebut maka diasumsikan dimensi kohesi yang dihayati oleh narapidana berada pada derajat separated (kedekatan emosi yang cukup dekat namun lebih mengarah pada keterpisahan). Sedangkan untuk dimensi adaptabilitas berada pada derajat flexible (peraturan keluarga tidak kaku dan adanya kebebasan dalam memberikan pendapat). Tipe relasi flexible separated merupakan kategori keluarga yang balance.

(49)

6

Universitas Kristen Maranatha sendiri tanpa keluarga (I vs We). Adanya kedekatan dengan semua anggota keluarga sehingga ada keterbukaan untuk menceritakan masalah-masalah pribadi karena merasa butuh saran dari keluarga, keluarga sering bertukar pikiran (closeness). Narapidana merasa cukup bergantung pada keluarga dan selalu meminta keputusan dari keluarga namun keluarga menyerahkan kembali pengambilan keputusan kepada diri sendiri (dependence / independence). Narapidana menghayati peraturan sewaktu masih anak-anak terlalu ketat, namun saat beranjak dewasa menjadi lebih longgar (change). Pada proses pengambilan keputusan, dilakukan dengan menanyakan pendapat anggota keluarga yang lainnya atau dalam bentuk musyawarah. Selain itu, anggota keluarga yang tidak setuju atau ingin mengajukan pendapat dapat melakukannya tanpa ada larangan namun keputusan tetap diambil oleh ayah (leadership). Peraturan maupun hukuman yang berlaku dalam keluarga berbentuk larangan-larangan namun cukup longgar, serta diberlakukan kepada semua anggota keluarga. Anggota keluarga diberikan penjelasan mengenai aturan-aturan yang diterapkan dalam keluarga (discipline). Berdasarkan hal tersebut maka diasumsikan bahwa dimensi kohesi berada pada derajat connected (adanya kedekatan emosional yang cukup tinggi namun tidak berlebihan). Pada dimensi adaptabilitas berada pada derajat flexible (peraturan keluarga tidak kaku dan adanya kebebasan dalam memberikan pendapat). Tipe relasi flexible connected merupakan kategori balance.

(50)

7

Universitas Kristen Maranatha keluarga adalah membicarakan tentang olahraga karena memiliki minat yang sama dalam bidang olahraga (separateness / togetherness). Keluarga seringkali ikut campur atau terlibat dalam kehidupan anggota keluarga, anggota keluarga saling mengetahui kegiatan masing-masing, masih terdapat ruang untuk diri sendiri dan keluarga (I vs We). Adanya perasaan dekat dengan anggota keluarga sehingga merasa terbuka untuk bercerita dengan keluarga mengenai masalah pribadi tanpa ada rahasia dan keluarga menanggapi dengan baik (closeness). Pada saat mengambil keputusan, membahas terlebih dahulu dengan keluarga lalu memutuskan sendiri (dependence / independence). Keluarga memberikan peraturan yang konsisten. Sehingga ketika melanggar peraturan maka anggota keluarga harus mematuhi hukuman yang ada (discipline). Narapidana mengatakan pada saat pengambilan keputusan ditentukan oleh satu anggota keluarga namun ketika terdapat perbedaan pendapat/ketidaksetujuan maka dapat mengajukan pendapat/ketidaksetujuan (leadership). Berdasarkan hal tersebut maka diasumsikan dimensi kohesi berada pada derajat connected (adanya kedekatan emosional yang cukup tinggi namun tidak berlebihan). Pada dimensi adaptabilitas berada pada derajat structured (peraturan di keluarga terstruktur dan cenderung kaku). Tipe relasi structured connected merupakan kategori balance.

(51)

8

Universitas Kristen Maranatha kedekatan secara emosional dalam keluarga sehingga tidak menceritakan masalah pribadi kepada keluarga dan menanggung sendiri permasalahan yang dihadapi (closeness). Narapidana tidak pernah meminta pendapat keluarga dan bertanggungjawab sendiri terhadap keputusan yang diambil (dependence /

independence). Peraturan yang berlaku dalam keluarga cukup longgar sehingga

seringkali dilanggar namun ketika melanggar maka akan dimarahi. Peraturan diterapkan kepada semua anggota keluarga (discipline). Pengambilan keputusan dilakukan oleh ayah namun dilakukan dengan membicarakan terlebih dahulu dengan anggota keluarga lainnya. Apabila ada anggota keluarga yang tidak setuju atau ingin mengajukan pendapat maka diperbolehkan (leadership). Berdasarkan hal tersebut maka diasumsikan bahwa dimesi kohesi berada pada derajat

disengaged (kedekatan emosional yang kurang bahkan cenderung tidak ada). Pada

dimensi adaptabilitas berada pada derajat flexible (peraturan keluarga tidak kaku dan adanya kebebasan dalam memberikan pendapat). Tipe relasi flexible

disengaged merupakan kategori midrange.

Satu orang narapidana (11,11%) mengatakan setiap hari berkumpul bersama keluarga, membicarakan kegiatan sehari-hari maupun masalah yang terjadi dalam keluarga, menonton TV bersama (separated / togetherness). Narapidana merasa lebih senang menghabiskan waktu bersama dengan keluarga dibandingkan sendirian namun keluarga tidak ikut campur dalam urusan pribadi (I

vs We). Narapidana merasa dekat dengan keluarga dan saling terbuka untuk

(52)

9

Universitas Kristen Maranatha mengatur keluarga (leadership). Peraturan yang berlaku dalam keluarga berupa kebebasan, tidak terdapat peraturan yang membatasi (discipline). Berdasarkan hal tersebut maka diasumsikan dimensi kohesi berada pada derajat connected (adanya kedekatan emosional yang cukup tinggi namun tidak berlebihan). Pada dimensi adaptabilitas berada pada derajat chaotic (tidak terdapatnya aturan dalam keluarga maupun pribadi yang bertanggungjawab mengatur dan mengambil keputusan bagi keluarga sehingga keluarga menjadi kacau). Tipe relasi chaotic connected merupakan kategori midrange.

(53)

10

Universitas Kristen Maranatha (tidak terdapatnya aturan dalam keluarga sehingga keluarga menjadi kacau). Tipe relasi chaotic disengaged merupakan kategori extreme.

Berdasarkan uraian di atas terdapat perbedaan tipe relasi keluarga pada narapidana yang menjadi bagian penting dalam kehidupan narapidana pelaku kekerasan terhadap anak. Pada survei awal ditemukan terdapat tipe relasi keluarga narapidana berada pada kategori tipe relasi balance dan kategori tipe relasi

midrange (salah satu dimensi balance sedangkan dimensi lain extreme). Hal ini

menunjukkan terdapat perbedaan fakta dan teori mengenai karakteristik keluarga asal narapidana sebagai faktor yang membuat narapidana lebih rentan menjadi pelaku kekerasan, maka peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai tipe relasi keluarga asal narapidana pelaku kekerasan terhadap anak di Lembaga Pemasyarakatan “X” di kota Bandung.

1.2Identifikasi Masalah

(54)

11

Universitas Kristen Maranatha

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran secara umum mengenai relasi keluarga pada narapidana pelaku tindak kekerasan terhadap anak di Lembaga Pemasyarakatan “X” di kota Bandung.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penghayatan tipe relasi keluarga pada narapidana pelaku tindak kekerasan terhadap anak di Lembaga Pemasyarakatan “X” di kota Bandung dan faktor yang mempengaruhi.

1.4Kegunaan Penelitian

1.4.1 Kegunaan Teoritis

 Penelitian ini berguna untuk memberikan sumbangan pengetahuan bagi Psikologi Keluarga mengenai tipe relasi keluarga pada narapidana pelaku kekerasan terhadap anak.

 Penelitian ini berguna untuk memberikan sumbangan pengetahuan bagi Psikologi Klinis mengenai relasi keluarga sebagai faktor yang mendorong narapidana melakukan tindak kekerasan terhadap anak.

(55)

12

Universitas Kristen Maranatha

1.4.2 Kegunaan Praktis

 Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada Lembaga Pemasyarakatan sehingga mendorong keluarga narapidana untuk tetap memberikan dukungan serta membina relasi keluarga yang lebih kondusif narapidana dalam kaitannya melewati masa hukuman yang dijalani.

 Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada Dinas Sosial dalam upaya pencegahan terjadinya tindak pidana kekerasan terhadap anak, melalui penyuluhan/sosialisasi tentang relasi keluarga sebagai bagian penting dalam bermasyarakat.

1.5Kerangka Pikir

Narapidana pelaku kekerasan terhadap anak di Lembaga Pemasyarakatan “X” berusia antara 20-35 tahun. Menurut Santrock, usia tersebut berada pada masa perkembangan dewasa awal yaitu masa transisi dari masa remaja menuju masa dewasa. Pada masa ini berada pada fase mencapai prestasi yang melibatkan penerapan intelektualitas pada situasi yang memiliki konsekuensi besar dalam mencapai tujuan jangka panjang, seperti pencapaian karir dan pengetahuan. Hal ini harus diintegrasikan dalam rencana hidup yang mencakup masa depan. Narapidana menjadi terhambat dalam merencanakan masa depannya, yaitu pencapaian karir dan pengetahuan. Keadaan ini sebagai pengaruh dari tindak pidana yang dilakukan oleh narapidana.

(56)

13

Universitas Kristen Maranatha berinteraksi dalam keluarga akan memberikan pengaruh dalam interaksi narapidana dengan orang lain sebagai mahluk sosial. Artinya, keluarga sebagai tempat pertama memahami kehidupan bermasyarakat. Interaksi dalam keluarga terjalin karena keluarga merupakan sebuah sistem.

Interaksi yang terjalin di antara anggota keluarga membentuk tipe-tipe relasi yang akan menentukan fungsionalitas keluarga (Goldenberg, 1985). Menurut Olson (1993), tipe relasi memiliki tiga dimensi utama dalam bentuk

circumplex yaitu kohesi (kedekatan), adapatabilitas (kemampuan untuk berubah),

dan communication (komunikasi). Dimensi kohesi dan adaptabilitas digunakan Olson sebagai dimensi yang menggambarkan tipe relasi keluarga. Sedangkan komunikasi merupakan dimensi yang memfasilitasi pergerakan dimensi kohesi dan adaptabilitas. Komunikasi menekankan pada proses pola-pola komunikasi yang membantu untuk menciptakan dan menampilkan relasi keluarga. Komunikasi yang positif (empati, reflective listening, komentar yang mendukung) memungkinkan keluarga untuk berbagi satu dengan yang lainnya mengenai perubahan-perubahan kebutuhan dan berhubungan dengan adaptabilitas dan kohesi. Komunikasi negatif meminimalkan kemampuan keluarga untuk berbagi perasaan satu dengan yang lainnya sehingga membatasi pergerakan dimensi kohesi dan adaptabilitas. Artinya, narapidana yang memiliki keluarga yang dapat berkomunikasi dengan baik, cenderung menjadi dekat dan memiliki kemampuan untuk memecahkan suatu permasalahan ketika permasalahan itu muncul.

(57)

14

Universitas Kristen Maranatha relasi yaitu disengaged, separated, connected, enmeshed. Derajat disengaged dan

enmeshed merupakan kategori extreme. Derajat separated dan connected

merupakan kategori balance. Derajat-derajat tersebut dibentuk dari karakteristik yang dimiliki oleh dimensi kohesi. Karakteristik separateness / togetherness yaitu intensitas interaksi yang terjalin antara narapidana dengan anggota keluarga lainnya. Karakteristik I vs We, merupakan penghayatan narapidana mengenai penekanan terhadap diri sendiri atau lebih mengarah kepada keluarga sebagai prioritas. Karakteristik closeness menunjukkan penghayatan narapidana terhadap keakraban yang terjalin di antara anggota keluarga. Karakteristik loyalty menunjukkan penghayatan narapidana terhadap relasi berupa kesetiaan narapidana terhadap keluarga. Karakteristik dependence/independence menunjukkan penghayatan narapidana mengenai derajat kemandirian maupun ketergantungan narapidana dengan keluarga.

(58)

15

Universitas Kristen Maranatha perubahan dalam kepemimpinan keluarga, relasi peran dan hubungan dengan aturan.

Dimensi ini memiliki empat derajat relasi, yaitu rigid, structured, flexible,

chaotic. Pada level relasi yang extreme terdapat level rigid dan chaotic. Derajat relasi structured dan flexible, merupakan relasi yang balance. Derajat tersebut terbentuk dari karakteristik yang dimiliki oleh dimensi adaptabilitas. Karakteristik

change merupakan penghayatan narapidana mengenai perubahan-perubahan yang

terjadi dalam relasi keluarga. Karakteristik discipline merupakan penghayatan narapidana mengenai penerapan aturan-aturan serta hukuman yang ada di dalam keluarga dan konsistensi pelaksanaannya. Karakteristik leadership yaitu penghayatan narapidana mengenai kepemimpinan dalam keluarga serta dominasi pengambilan keputusan. Karakteristik roles yaitu penghayatan narapidana mengenai peran anggota keluarga dalam kedudukannya sebagai anggota keluarga. Dimensi kohesi dan dimensi adaptabilitas pada dasarnya akan membentuk

circumplex model. Circumplex model ini mengidentifikasi enam belas tipe relasi

keluarga yang berasal dari empat buah derajat yang diturunkan masing-masing dimensi. Enam belas jenis relasi keluarga ini dapat dikelompokkan menjadi tiga tipe kelompok besar, yaitu balanced families, midrange families dan extreme

families. Kategori balanced families adalah flexible separated, flexible connected,

structured separated dan structured connected. Midrange families memiliki skor

(59)

16

Universitas Kristen Maranatha dalam keadaan penuh dengan tekanan. Sebaliknya, keluarga ini akan dapat berada pada keadaan extreme ketika berada pada keadaan penuh dengan tekanan. Kategori midrange families adalah chaotically separated, chaotically connected,flexible disengaged,flexible enmeshed, structured disengaged,

structured enmeshed, rigidly separated , rigidly connected. Extreme families

adalah keluarga yang memiliki skor ekstrim di kedua dimensi. Tipe-tipe extreme

families biasanya lebih sulit untuk berfungsi layaknya sebuah keluarga. Kategori

extreme families adalah disengaged chaotically, chaotically enmeshed, rigidly

disengaged, rigidly enmeshed. Relasi sebuah keluarga akan dideskripsikan

sebagai salah satu dari 16 tipe relasi tersebut berdasarkan cara keluarga tersebut berfungsi (Olson, 1993 dalam Day et. al., 1995).

David H. Olson (1995), mengatakan terdapat faktor yang berperan dalam relasi keluarga, yaitu krisis yang terjadi dalam keluarga. Permasalahan-permasalahan yang terjadi merupakan suatu pendorong bagi keluarga menerapkan strategi-strategi penanggulangan krisis yang sedang dihadapi (Goldenber, 1983). Artinya ketika mengalami krisis, maka keluarga akan menyesuaikan diri untuk dapat menanggulangi krisis tersebut dengan baik yang tentunya akan memberikan pengaruh terhadap tipe relasi keluarga

(60)

17

Universitas Kristen Maranatha hal-hal yang sedang dialami. Narapidana merasa dekat dengan anggota keluarga lainnya, namun juga memiliki kehidupan pribadi. Narapidana merasa aman karena memiliki kesepakatan yang sama tentang hal-hal yang penting. Misalnya peraturan cukup fleksibel untuk berubah jika dibutuhkan (dimensi adaptabilitas). Narapidana diberikan kebebasan dan tanggung jawab yang lebih ketika lebih dewasa dan mampu.

Narapidana yang menghayati kategori balance akan terbuka kemungkinan menjadikan individu yang optimal dalam perkembangannya. Ketika narapidana memiliki penghayatan mengenai tipe relasi keluarga yang balance maka narapidana dapat melakukan tugas-tugas perkembangannya dengan baik dan menjadi individu yang optimal. Hal ini dikarenakan adanya kebutuhan afeksi yang terpenuhi melalui kedekatan dan waktu yang dihabiskan bersama dengan anggota keluarga sehingga membantu individu menjadi lebih kuat (Freeman, 1981 dalam Goldenberg, 1985). Kebutuhan afeksi merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Selain itu, adanya contoh yang tepat diberikan oleh anggota keluarga mengenai peran maupun peraturan yang berlaku dalam keluarga menjadikan keluarga sebagai agen sosial yang membantu anggota keluarga untuk dapat memahami aturan maupun pe

Gambar

Tabel L2  1. Structured-Separated

Referensi

Dokumen terkait

Tiga (75%) dari empat istri korban KDRT di Yayasan JaRI Kota Bandung, merasa puas dalam menjalin hubungan yang hangat dengan relasi di sekitarnya, termasuk anggota keluarga

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran mengenai orientasi masa depan bidang pernikahan pada narapidana dewasa awal yang belum menikah di Lembaga Pemasyarakatan

Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui orientasi masa depan dalam bidang pekerjaan narapidana remaja umur 15-20 tahun di Lembaga P ermasyarakatan “ X” kota

persyaratan yang dapat dipenuhinya untuk menerima hak ini, juga narapidana yang berkeinginan untuk mendapatkan cuti mengunjungi keluarga ini juga banyak, namun

Narapidana yang menerima dukungan sosial keluarga positif akan merasa aman dan dicintai sehingga berdamapk pada penerapan subjective well-being dalam menjalani

Berdasarkan informan yang telah di wawancara oleh penulis terkait dengan kewajiban nafkah narapidana terhadap keluarga di LAPAS Kelas I Kedungpane ini dapat

Narapidana Di Cabang RUTAN Aceh Singkil) Telah berhasil dipertahankan di hadapan dewan penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar

Adapun hasil analisis dari penelitian diperoleh kesimpulan kewajiban suami (narapidana) terhadap nafkah keluarga, masih tetap bisa diberikan sesuai dengan kemampuan, cara