• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Desain Interior Redesign Prananda Teraphy Autism With Zen Theme.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Desain Interior Redesign Prananda Teraphy Autism With Zen Theme."

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

 

ABSTRAK

Anak penyandang autis yang berusia dibawah umur lima tahun merupakan awal dimana anak menentukan masa depannya. Oleh karena itu diperlukan suatu sarana yang dapat membantu dalam perkembangan dan membentuk kepribadian anak untuk masa depannya secara utuh.

Gejala anak autis biasanya sudah timbul dari usia 3 bulan. Penyebab autisme adalah gangguan neurobiologis yang memengaruhi fungsi otak, sehingga anak tidak mampu berinteraksi dan berkomunikasi dengan dunia luar secara efektif. Dengan gejala-gejala yang dialami anak autis terdapat pula cara penanggulangannya yaitu dengan beberapa terapi. Terapi tersebut sangat membantu untuk penyembuhan anak penyandang cacat autis.

Dengan beberapa metoda dan terapi yang dapat dilakukan di pusat terapi penyandang autis maka dapat disimpulkan bahwa sarana terapi yang akan saya rancang merupakan redesain dari sebuah lembaga pendidikan anak autis yang berada di bandung (PRANANDA). Lembaga ini mempunyai beberapa metode terapi untuk anak autis dimana ruangan terapi tersebut terdapat ruang terapi ABA,Terapi Wicara, Terapi Okupasi, Terapi sensori Integritas, terapi bermain dan terapi olahraga salah satunya adalah berenang.

Terdapat banyak hal yang harus dipertimbangkan dalam mendesain pusat terapi anak autis diantarnya program yang digunakan, material, warna, furniturehingga treatment yang mana hal tersebut menjadikan desain yang berbeda dan harus disesuaikan dengan ketentuan masing-masing ruang terapi yang juga berbeda aktivitasnya.

(2)

atematika Penulisan...4

5 2.1.1 Anak Autis... 2.3Penyebab Anak Autis...7

2.5 angan Anak Autis...

DAFTAR ISI

COVER………...i

LEMBAR PENGESHAN……….ii

PERNYATAAN ORISINALITAS……….iii

PERNYATAAN PUBLIKASI……….iv

BIODATA PENULIS………v

KATA PENGANTAR………..vi

ABSTRAK...vii

DAFTAR ISI...viii

DAFTAR GAMBAR...viv

DAFTAR TABEL...vivii

BAB I PENDAHULUAN...1

1.1Latar Belakang...1

1.2Identifikasi Masalah...3

1.3Tujuan Perancangan...3

1.4Manfaat Perancangan...4

1.5Sistem BAB II KAJIAN TEORI...5

2.1Autis... ...6

2.2Pola Pikir Anak Autis...7

2.3.1 Teori Ilmiah Penyebab Anak Autis...8

2.4Gejala Anak Autis...9

2.4.1 Standar Internasional Gejala Anak Autis...10

(3)

  Terapi Sensori Integrasi...17

Terapi Pijat... The Palm Beach School...22

2.11.3 Prananda... 2.11.3.2 Misi... 2.11.3.4 Metoda yang Dilakukan... BAB III DESKRIPSI dan ANALISIS OBYEK STUDI...31

3.1 Deskripsi Obyek Studi...31

...12

2.5.3 Terapi Okupasi...12

...12

2.5.5 Terapi Sensori Integritas...13

2.5.6 ...13

2.5.7 Terapi Musik...13

2.6Program 2.6.1 Lagu atau Nyanyian...15

2.6.2 ...16

2.6.3 Olahraga...16

2.7 Ruang Terapi...16

2.7.1 Terapi ABA...17

Fasilitas Pe ...18

en Pendukung...18 2.11.2 Jati Surip...26

...27

2.11.3.1 Visi...27

...27

2.11.3.3 Struktur Organisasi...28

...28

(4)

Site Analisis...

3.3.1.1 Ruang Terapi...39

3.3.1.2 Ruang Penunjang...42

Buble Diagram...44

Zoning... BAB IV ANALOGI KONSEP...47

Zen... 4.1.1 Filosofi Zen ... 4.2 4.2.1 Pengkawinan Anak Autis dengan Zen... 4.2.2 Elemen Pembentuk Ruang... 4.3 Impl

3.3 Analisis Fungsional dan Programing...39

3.3.1 Kebutuhan Ruang...39

3.3.2 Pengguna / User...43

3.3.3 Aktivitas User...43

3.3.4 3.3.5 ...45

3.3.6 Blocking...46

4.1 ...48

...48

4.I.2 Penerapan Zen pada Interior...48

Pengkawinan Analogi Konsep dengan Pengertian Autis...48

...49

...49

4.2.3 Tingkat Kepentingan Elemen desain Interior...50

ementasi Konsep Desain ...54

minari Desain...57

N...69

KA...71

(5)

  Ga

Ga Ga

Gambar 2.4The Palm Beach School...22

Gambar 2.5 Gambar 2.6 Lokasi Prananda...2

Gambar 2.7 Struktur Organisasi Prananda...28

Gambar 2.8 Layou Gambar 3.1 l Gambar 3.2 Perspektif BPK Penabur...33

Gambar 3.3 Gambar 3.4 Gambar 3.5 Foto Eksisting Bangunan...34

Gambar 3.6 Gambar 3.7 Gambar 3.8 Foto Eksisting Bangunan...35

Ga Gambar 3.11 Foto Eksisting Bangunan...37

Gambar 3 Gambar 3 Gambar 3.14 Aktivitas Terapis...44

Ga Gambar 3 Gambar 3.17 Zoning lantai 2...45

Gambar 3 Gambar 3 Gambar 4.1 Ruang Terapi ABA...52

Ga Ga Gambar 4.4 Bentuk Simetris...54

DAFTAR GAMBAR mbar 2.1Ergonomi display karya seni...21

mbar 2.2Ergonomi lavatory anak...21

mbar 2.3Ergonomi jangkauan anak...22

Layout Jati Surip...26

7 t Prananda...28

Site P an...31

Foto Eksisting Bangunan...33

Foto Eksisting Bangunan...33

Foto Eksisting Bangunan...34

Foto Eksisting Bangunan...35

Gambar 3.9 Foto Eksisting Bangunan...36

mbar 3.10 Foto Eksisting Bangunan...36

.12 Aktivitas New User...43

.13 Aktivitas User...44

mbar 3.15 Buble Diagram...44

.16 Zoning lantai 1...45

.18 Bloking lantai 1...46

.19 Bloking lantai 2...46

mbar 4.2 Ruang Tunggu (Entrance)...53

mbar 4.3 Ruang Relaxation...53

Gambar 4.5 Material...55

(6)

mbar 4.8 Furniture Terapi ABA...56

mbar 4.9 Alat Keamanan...57

Gambar 4.10 Denah General Lantai 1...57

Gambar 4.11 Denah General Lantai 2...58

Gambar 4.7 Jenis Lampu...55

Ga Ga Gambar 4.12 Denah Khusus Lantai 1...59

Gambar 4.13 Denah Khusus Lantai 2...59

Gambar 4.14 Pola Lantai Denah Khusus Lantai 1...60

Gambar 4.15 Pola Lantai Denah Khusus Lantai 2...61

Gambar 4.16 Ceilling Denah Khusus Lantai 1 dan 2...62

Gambar 4.17 Potongan Denah Khusus A, B, C, D...63

Gambar 4.18 Detail Furniture Terapi ABA...63

Gambar 4.19 Detail Furniture Ruang Relaxation...64

Gambar 4.20 Detail Interior Kenaikan Lantai Ruang Tunggu Entrance...66

Gambar 4.21 Detail Interior Air Terjun Ruang Relaxation...67

(7)

 

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Fasilitas Prananda...29

Tabel 3.1 Site analisis...37

Tabel 3.2 Kegiatan Terapi Menurut Fungsi Ruang...39

Tabel 3.3 Kegiatan dalam Ruang Penunjang...42

Tabel 4.2 Pengkawinan Analogi Konsep...49

Tabel 4.3 Elemen Pembentuk Ruang...49

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada masa-masa ini anak penyandang cacat autis semakin bertambah dan sangat meningkat pesat di seluruh dunia termasuk di Indonesia. Menurut Biro sensus Amerika di Indonesia dan LPPA, jumlah anak dengan gangguan autisma saat ini meningkat hingga 400% dimulai dari tahun 2002 dengan jumlah 475.000 penyandang autis per tahun dengan 9 kasus autisma per harinya.

Terapi yang ada di Indonesia belum sebaik dengan terapi yang sudah ada di luar negeri, jumlah penderita yang ada di indonesia pun belum sebanding dengan anak

(9)

 

penderita autis¹, selain itu fasilitas ruang dan perlengkapan yang tersediapun belum memadai.

Penataan ruang terapi sangat perlu diperhatikan karena ruang terapi adalah sebuah tempat kegiatan dengan aktivitas inti dari sebuah pusat terapi autis. Kondisi pengguna harus dipertimbangkan dalam suatu desain dan oleh karena itu perwujudan fasilitas yang ada di ruang terapi harus dapat memenuhi tuntutan anak autis.

Anak penyandang cacat autis yang berusia dibawah umur tujuh tahun merupakan awal dimana anak menentukan masadepannya. Oleh karena itu diperlukan suatu sekolah yang dapat membantu dalam perkembangan dan membentuk kepribadian anak untuk masa depannya secara utuh.

Sarana terapi bagi anak penyandang autis dapat membentuk karakter dan pribadi anak. Namun, orangtua terutama pasangan muda pada umumnya belum mengerti seluk beluk pendidikan prasekolah ini.

Sarana terapi bagi anak penyandang autis harus memiliki faktor-faktor yang dapat menunjang kegiatan yang ada. Faktor-faktor yang berperan dalam menunjang perkembangan anak penyandang autis adalah kualitas guru, program kegiatan , lingkungan, dan standard fasilitas untuk anak penyandang autis selain itu juga keergonomisan yang baik pun sangat diperhatikan.

Memperhatikan perkembangan anak penyandang autisme semakin penting lagi jika kita melihat bahwa banyak terjadi perubahan nilai di masyarakat yang sebagian besar akibat dari modernisasi dan tuntutan pembangunan untuk menjadikan anak penyandang autis sebagai sumber daya manusia yang berkualitas.

Menurut wawancara yang penulis lakukan dengan seorang terapis yanga ada di PRANANDA, anak penyandang autis membutuhkan sarana terapi khusus dimana cara pengajaran dan linkungan yang berbeda dari sekolah pada umumnya, dimana dalam lingkup sekolah anak autis tersebut lebih mengarah kepada pengajaran yang one on one. Anak penyandang autis tidak bisa disatukan dengan anak yang normal walaupun anak tersebut masih satu umur. Sarana terapi autis harus memiliki keamanan yang benar-benar diperhatikan karna jiwanya yang labil dapat minumbulkan suatu permasalahan.

Dalam tumbuh kembang setiap anak, warna dan nada dapat membantu tumbuh kembang sesuai dengan kebutuhannya, karena anak penyandang cacat autis lebih lamban untuk berfikir dan belajar.

(10)

dengan warna alam menimbulkan efek tenang dan pengharapan.Dengan begitu tema yang digunakan adalah alam.

PRANANDA amerupakan salah satu sarana terapis yang memeberikan terapi-terapi yang dibutuhkan anak autis sesuai dengan gejala dan standar-standar gejala anak autis. Pendidikan yang diberikan tidak hanya sekedar pendidikan dengan metode ABA tetapi metode lain seperti wicara, terapi okupasi, terapi olahraga dll, dimana hal tersebut sangat membantu perkembangan anak autis.

Dengan metode yang diberikan Prananda cukup baik maka, memberikan inspirasi saya untuk meredesain sarana tersebut sesuai dengan kebutuhan anak autis.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang sudah dibahas maka permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana merancang sebuah sarana terapi penyandang autis sesuai dengan standard fasilitas yang digunakan PRANANDA untuk mendidik anak autis?

2. Bagaimana membuat sebuah desain pusat terapi penyandang autis yang sesuai dengan keergonomisan penyandang autis?

3. Bagaimana merancang kebutuhan ruang seseorang untuk merasakan adanya tema alam untuk merangsang tumbuh kembang anak?

4. Bagaimana merancang sebuah sarana pusat terapi penyandang autis dengan keamanan yang baik?

1.3 Tujuan Perancangan

1. Membangun dan merancang sebuah pusat terapi penyandang autis, dengan menyediakan fasilitas yang memadai sesuai dengan standar anak autis yang di berikan PRANANDA. Keamanan, keergonomisan, standar fasilitas anak autis dalah salah satu hal yang utama untuk dapat merancang sekolah penyandang autis yang baik.

2. Membangun pusat terapi autis sesuai dengan terapis yang dibutuhkan anak penyandang autis.

3. Membangun pusat terapi anak autis agar dapat membaur dengan kehidupan sekitar dengan pendekatan alam secara utuh.

(11)

 

1.4 Manfaat Perancangan

1. Bagi Anak penyandang autis. Proyek TA ini dapat membantu mereka untuk mengatasi masalah kesehatan mereka dan memberikan terapis-terapis yang baik untuk memaksimalkan potensi yang ada pada anak dengan pendekatan alam. Anak penyandang autis akan mendapatkan pelayanan kesehatan yang layak sesuai dengan faktor psikologis anak penyandang autis.

2. Bagi perancang, Proyek TA ini dapat memberikan wawasan pengetahuan tentang sarana pendidikn penyandang autis, serta memberikan pengalaman dalam hal merancang sebuah sarana pendidikan penyandang autis dengan berpikir analitis dan komparatif sesuai dengan temadan konsep yang digunakan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

3. Bagi masyarakat luas, dapat dijadikan sebagai sarana penunjang untuk membantu kesehatan anak penyandang autis dan memberikan apresiasi tentang pandangan terhadap sekolah penyandang autis bahwa sekolah penyandang autis merupakan tempat terapis yang dapat memberikan kesembuhan dan perkembangan anak autis. 4. Bagi pemerintah, akan mendapatkan pendapatan daerah dan meningkatkan kualitas

dan kuantitas program pemerintah dalam sekolah penyandang cacat autis

1.5 Sistematika Penulisan

BAB I, penulis membahas tentang Latar belakang, Gagasan, Identifikasi Masalah, Tujuan Perancangan, Manfaat Perancangan, Sistematika Penulisan.

BAB II, penulis memaparkan literatur yang berhubungan dengan anak penyandang cacat autis, pola pikir anak autis, penyebab anak autis, gejala anak autis, penanggulangan anak autis, faktor pendukung tumbuh kembang anak autis, program anak autis, metode dan ruang terapi, study banding.

BAB III, penulis mendeskripsikan mengenai deskripsi proyek, analisis fungsional. BAB IV, penulis akan memaparkan tentang Analogi Konsep.

(12)

BAB V

SIMPULAN

Dalam merancang sebuah pusat terapis anak autis diperlukan ruangan yang benar-benar sesuai dengan standar fasilitas yang dianjurkan sesuai dengan kebutuhan user yang dilihat dari kenyamanan anak autis, efisiensi dan safety baik dari penggunaan material hingga furniture.

Dalam setiap pusat terapi memiliki program-program tersendiri yang sesuai dengan standar pemerintah, hal tersebut menjadikan program ruang yang berbeda-beda dari segi kegiatan hingga standar fasilitasnya sperti furniture, akustik, material, juga warna, dari beberapa hal tersebut sebagai acuan desain yang akan dibuat.

(13)

 

Anak autis yang membutuhkan keseimbangan dan ketenagan oleh karena itu implementasi sebuah desain harus sesuai dengan kebutuhan tersebut, maka penggunaan konsep zen sebagai konsep perancangan pusat terapi autis sangat tepat karena memberikan kesan ruang yang seimbang dan tenang. Terdapatnya elemen-elemen alam yang juga menunjang tumbuh kembang anak digunakan karena sesuai dengan konsep zen yang memberikan keseimbangan alam.

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Panero Julius, AIA,ASID.2003.Dimensi Manusia dan Ruang Interior.Jakarta:Erlangga. Olds Rui, Anita. 2001. Child Care Desain Guide. New York: the mc graw-hill companies. Danuatmaja, Bonny. 2003. Terapi Anak Autis di Rumah. Bogor: Puspa Swara.

Handojo, Stefanny T. 2006. Desain Partisipasi pada Unsur-Unsur Fisik Ruang Kelas Anak Berkebutuhan Khusus.

Krisnawati, Christina. 2005. Terapi warna dalam Kesehatan.Curiosita.

Handojo, Y, Dr, dr, MPH. 2009. Autisme pada Anak. PT Bhuana Ilmu Popuer.

http://id.wikipedia.org/wiki/Anak

http://duniapsikologi.dagdigdug.com/tag/pengertian-anak/

http://duniapsikologi.dagdigdug.com/category/psikologi-anak/

http://duniapsikologi.dagdigdug.com/tag/definisi-anak/

http://blogbintang.com/cara-mendidik-anak-menjadi-pintar

http://www.nutrisibalitacerdas.com/module.php?act=article&mode=read&categoryID=2&arti

cleID=88

http://www.satumed.com

http://www.nutrisibalitacerdas.com/module.php?act=article&mode=read&articleID=277&cat

egoryID=2

http://www.anneahira.com/kesehatan-anak/index.htm

http://www.anneahira.com/kesehatan-anak/permainan-anak.htm

http://bidanku.com/index.php?/Faktor-Perkembangan-Anak

http://puterakembara.org/archives3/00000015.shtml

http://dewo.wordpress.com/2006/01/17/anak-autis/

http://www.sulapmagic.com/anak_autis.htm

(15)

 

http://www.dongengkakrico.com/index.php?view=article&catid=43%3Akumpulan-artikel-seputar-anak&id=194%3Aanak-autis&option=com_content&Itemid=101

http://www.republika.co.id/berita/89200/Cermat_Atur_Pola_Makan_Anak_Autis

http://binhasyim.wordpress.com/2008/01/27/penyebab-autis-bag2/

http://www.dechacare.com/Ajari-Anak-Autis-Berenang-I683.html

http://esqmagazine.com/kesehatan/2009/11/07/768/gejala-anak-autis-bisa-dikenali-sejak-lahir.html

http://eprints.undip.ac.id/1497/

http://forum.cekinfo.com/showthread.php?t=1686

http://beritabaru.com/index.php?option=com_content&view=article&id=325:lumba-lumba-therapy-baru-buat-anak-autis&catid=39:lifestyle&Itemid=86

http://www.kotalayakanak.org/index.php?option=com_content&view=article&id=235:kasih-sayang-kunci-menangani-anak-autis&catid=56:artikel&Itemid=77

http://www.sinarharapan.co.id/berita/0904/03/kesra02.html

http://www.lpmpjabar.go.id/index.php/artikel/172-anak-autis

http://www.serambinews.com/news/anak-autis-butuh-perhatian-ekstra

http://cahayamuslimah.com/blog/program-anak-anak-autis

www.pbsfa.org/about.htm

http://altmedicine.about.com/cs/chakras/a/ChakraSounds.htm

http://www.dreamhomedecorating.com/zen-interior-design.html

Referensi

Dokumen terkait

Vektor plasmid yang telah diligasi dengan DNA insert (sisipan) kemudian ditransfeksikan ke dalam sel kompeten E coli (Nova Blues singles – Novagen) dengan metode

pilih tidak terdaftar dalam pemilu terdaftar dalam daftar pemilih

[r]

Partisipasi masyarakat yang dilakukan dalam perencanaan pembangunan desa wisata di Desa Lubuk Dagang dapat berjalan dengan lancar dan telah menghasilkan rencana

Guru sosiologi tidak menerapkan 1 komponen yang tidak dieterapkan yaitu memotivasi siswa.Dari semua komponen keterampilan menutup pelajaran yang terdiri dari 3 komponen

Maka sejak saat itu, para penduduk kampung selalu menggantungkan lampion, menghiasi rumah mereka dengan ornament ornamen yang berwarna merah pada malam Tahun

10) Teacher asks the students to write down a narrative text by using Pyramid... Confirmation.. 4) The teacher asks the students about the material have

Menurut psikologi, remaja adalah suatu periode transisi dari masa awal anak anak hingga masa awal dewasa, yang dimasuki pada usia kira kira 10 hingga 12 tahun dan berakhir pada usia