• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Perawatan (Maintenance) Ketel Uap Pada Pabrik Kelapa Sawit

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Studi Perawatan (Maintenance) Ketel Uap Pada Pabrik Kelapa Sawit"

Copied!
68
0
0

Teks penuh

(1)

KARYA AKHIR

STUDI PERAWATAN (MAINTENANCE) KETEL

UAP PADA PABRIK KELAPA SAWIT

KARYA AKHIR YANG DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SALAH SATU SYARAT MEMPEROLEH IJAZAH SARJANA SAINS TERAPAN

TOGU MAJU NABABAN

035202054

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI MEKANIK INDUSTRI

PROGRAM DIPLOMA IV FAKULTAS TEKNIK

(2)
(3)
(4)

KATA PENGANTAR

Dengan penuh kerendahan hati penulis mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga karya akhir ini dapat diselesaikan dengan baik. Karya akhir ini berisikan tentang Studi

Perawatan (maintenance) Ketel Uap Pada Pabrik Kelapa Sawit. Karya akhir

ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh Ijazah Sarjana Sains Terapan di Universitas Sumatera Utara.

Dalam pencarian bahan serta penyusunan karya akhir ini, penulis telah mengalami banyak hambatan. Namun penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak yang telah membantu terutama kepada:

1. Bapak Dr.Ing.Ir Ikhwansah Isranuri, selaku Ketua Departemen Teknik

Mesin Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Ir. Isril Amir, selaku dosen pembimbing penulis.

3. Semua Dosen Teknik Mesin Universitas Sumatera Utara yang turut

membantu dalam penyusunan laporan ini.

4. Kedua Orangtua yang telah banyak memberikan dukungan baik dalam

bentuk materi, nasehat, masukan, maupun spiritual.

5. Rekan-rekan yang turut membantu dalam penyusunan laporan ini.

6. Semua pihak yang telah membantu dalan penyusunan laporan ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam menyusun karya akhir ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dalam rangka penyempurnaan karya akhir ini.

Akhir kata penulis berharap agar karya akhir ini dapat bermanfaat bagi kita semua guna membangun masyarakat dan bangsa Indonesia dalam menuju era globalisasi.

Medan, Oktober 2009 Penulis,

(5)

DAFTAR ISI 2.1 Pengertian dan Peranan Pemeliharaan………..…..5

2.2 Jenis-jenis Pemeliharaan………..…...7

2.3 Organisasi Maintenance………...11

2.4 Planning (Perencanaan)………..16

2.5 Beban Kerja………22

2.6 Material dan Kontrol Pembelian……….27

2.7 Hubungan antara bagian teknik………..28

2.8 Man Power………..28

2.9 Jumlah Man Power dalam kaitan dengan keahlian……… …32

2.10 Man Hair………32

2.11 Pengandalian dan Pembayaran Operasional………..33

BAB III PREVENTIVE MAINTENANCE KETEL 3.1 Instruksi Perlengkapan……… ..…38

3.2 Pengoperasian Steam Turbine Pump………...39

3.3 Pengoperasian Water Modulating Control Valve………...40

3.4 Penyetelan Pneumatic Spreader………...41

3.5 Melaksanakan Soot Blower………...42

3.6 Pengambilan contoh air boiler………...44

3.7 Cara melaksanakan Blow Down……… ….45

BAB IV PERAWATAN (MAINTENANCE) KETEL UAP 4.1 Setiap 45 menit………..48

4.2 Setipa 1 jam………...48

4.8 Perlakuan pada Boiler pada saat stop operation yang tidak lama………...50

(6)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan………..55

5.2 Saran………55

DAFTAR PUSTAKA………..56

LAMPIRAN Lampiran 1……….58

Lampiran 2……….60

Lampiran 3……….61

(7)

LEMBAR PENGESAHAN

STUDI PERAWATAN (MAINTENANCE) KETEL UAP

PADA PABRIK KELAPA SAWIT

OLEH :

Nama: Togu Maju Nababan

NIM: 035202054

Dosen Pembimbing

Ir. Isril Amir NIP. 130517501

Ketua Program Studi:

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI MEKANIK INDUSTRI PROGRAM DIPLOMA IV FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan jaman dan ilmu pengetahuan, maka saat ini

metode untuk menemukan agar looses atau kerugian suatu proses semakin kecil

terus diupayakan. Metode ini diharapkan dapat meminimalkan kemungkinan

seringnya pembongkaran mesin, meningkatkan efisiensi pabrik serta mencegah

dampak lingkungan yang disebabkan kerusakan pada pabrik tersebut. Konsep

dasarnya adalah menjaga atau memperbaiki alat-alat/mesin dengan waktu yang

singkat dan biaya yang murah.

Pemeliharan dan perawatan merupakan suatu fungsi dalam suatu

perusahaan yang sama pentingnya dengan proses lainnya. Jika dalam suatu pabrik

mempunyai peralatan atau mesin, biasanya akan diusahakan agar peralatan itu

dapat digunakan dalam waktu yang cukup lama sehingga proses produksi

berlangsung sesuai dengan yang diharapkan.

Pada Pabrik Kelapa Sawit di PTP.Nusantara IV Kebun Bah Jambi

digunakan berbagai bahan dan peralatan yang mendukung proses pengolahan

kelapa sawit dengan kualitas dan mutu ekspor yang tinggi. Proses pengolahan

dilakukan secara bertahap, dengan kata lain suatu proses tidak dapat berlangsung

jika proses sebelumnya tidak berjalan dengan baik.

Untuk itulah dilakukan kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang

(9)

mesin yang di gunakan, sehingga mesin awet dan memudahkan proses pekerjaan

di pabrik.

Oleh karena itu, dalam karya akhir ini penulis membahas tentang

pemeliharaan dan perbaikan pabrik dengan judul STUDI PERAWATAN

(MAINTENANCE) DENGAN SISTEM PREVENTIVE MAINTENANCE

PADA KETEL UAP.

Setiap perusahaan pasti menginginkan kemudahan-kemudahan dalam

menyelesaikan suatu pekerjaan industri, baik itu pekerjaan yang ringan maupun

pekerjaan berat yang beresiko tinggi. Seperti kita ketahui bersama, dewasa ini

teknologi yang begitu cepat telah dapat menggantikan pekerjaan-pekerjaan

manusia dimana segala pekerjaan tersebut cepat diselesaikan dengan hasil yang

sesuai kita inginkan.

Pemeliharan dan perawatan merupakan suatu fungsi dalam suatu

perusahaan yang sama pentingnya dengan proses lainnya. Jika dalam suatu pabrik

mempunyai peralatan atau mesin, biasanya akan diusahakan agar peralatan itu

dapat digunakan dalam waktu yang cukup lama sehingga proses produksi

berlangsung sesuai dengan yang diharapkan.

Untuk itulah dilakukan kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang

meliputi bagian pembersihan, pelumasan, pemeriksaan, dan perbaikkan pada

mesin yang di gunakan, sehingga mesin awet dan memudahkan proses pekerjaan

(10)

1.2. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan karya akhir ini adalah mengetahui sistem

pemeliharaan dengan sistem preventive maintenance khususnya pada ketel uap

mendapatkan biaya yang lebih sedikit untuk kegiatan maintenance dan

produktivitas kerja yang tinggi pada PKS Bah Jambi

1.3. Batasan Masalah

Dari uraian diatas penulis mengambil beberapa permasalahan yang

dianggap layak untuk melakukan analisis. Pembahasan ini dititik beratkan pada

preventive maintenance yang diterapkan pada PKS Bah Jambi, yang mencakup

penjadwalan maintenance, biaya operasional, alat dan penggantian sparepart.

1.4. Metode Pembahasan

Adapun metode yang digunakan dalam penyelesaian karya akhir ini adalah

sebagai berikut :

1. Survei

Melaksanakan survei pada perusahaan yang dituju dan melakukan

peninjauan langsung.

2. Wawancara

Hal ini dilakukan untuk melakukan tanya-jawab antara kedua pihak untuk

mengetahui seputar proses pengelolahan dan sistem maintenance pada

(11)

3. Metode Kepustakaan

Penulis mempelajari buku-buku petunjuk mengenai topik yang dibahas

dan buku-buku referensi baik dari perusahaan atau dari perpustakaan

kampus.

1.5. Sistematika Pembahasan

Penulisan Karya akhir ini secara keseluruhan memuat 5 BAB terdiri dari :

Bab.I Berisi pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, tujuan,

batasan masalah, manfaat, serta metode pembahasan.

Bab.II Berisi tinjauan pustaka serta pengertian maintenance secara umum.

Bab.III Bab ini berisi uraian pemeliharaan rutin (preventive maintenance) yang

dilakukan pada ketel uap.

Bab.IV Bab ini berisi analisa sistem preventive maintenance ynag diterapkan

di PKS Bah Jambi.

Bab.V Bab ini berisi kesimpulan dari seluruh pembahasan tentang

pemeliharaan dengan sistem preventive maintenance serta saran dari

(12)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Dan Peranan Pemeliharaan

Pemeliharaan merupakan suatu fungsi dalam suatu perusahaan pabrik yang

sama pentingnya dengan fungsi-fungsi lain seperti produksi. Hal ini karena

apabila seseorang mempunyai paralatan atau fasilitas, maka biasanya dia akan

selalu berusaha untuk tetap mempergunakan peralatan atau fasilitas tersebut.

Demikian pula halnya dengan perusahaan pabrik, dimana pimpinan perusahaan

pabrik tersebut akan selalu berusaha agar fasilitas maupun peralatan produksinya

dapat dipergunakan sehingga kegiatan produksinya berjalan lancar.

Dalam usaha untuk dapat terus menggunakan fasilitas tersebut agar

kontinuitas produksi dapat terjamin, maka dibutuhkan kegiatan-kegiatan

pemeliharaan dan perawatan yang meliputi kegiatan pemeriksaan, dan perbaikan

atau reparasi atas kerusakan-kerusakan yang ada, serta penyesuaian atau

penggantian spare part atau komponen yang terdapat pada fasilitas tersebut.

Seluruh kegiatan ini sebenarnya tugas bagian pemeliharaan. Peranan

bagian ini tidak hanya untuk menjaga agar pabrik dapat tetap bekerja dan produk

dapat diserahkan kepada pelanggan tepat pada waktunya, akan tetapi untuk

menjaga agar pabrik dapat bekerja secara efisien dengan menekan atau

mengurangi kemacetan produksi sekecil mungkin. Jadi, bagian perawatan

mempunyai peranan yang sangat menentukan dalam kegiatan produksi suatu

perusahaan pabrik yang menyangkut kelancaran atau kemacetan produksi,

(13)

Dalam masalah pemeliharaan ini perlu diperhatikan bahwa sering terlihat

daalm suatu perusahaan bahwa kurang diperhatikannya bidang pemeliharan atau

maintenance ini, sehingga terjadilah kegiatan pemeliharaan yang tidak teratur.

Peranan yang penting dari kegiatan baru diperhatikan setelah mesin-mesin

tersebut rusak dan tidak dapat berjalan sama sekali. Hendaknya kegiatan harus

dapat menjamin bahwa selama proses produksi berlangsung, tidak akan terjadi

kemaceta-kemacetan yang disebabkan oleh mesin maupun fasilitas produksi.

Maintenance dapat diartikan sebagai kegiatan untuk memelihara atau

menjaga fasilitas maupun peralatan pabrik dan mengadakan perbaikan atau

penyesuaian maupun penggantian yang diperlukan agar diperoleh suatu keadaan

operasi produksi yang memuaskan sesuai apa yang telah direncanakan. Jadi,

dengan adanya kegiatan maintenance ini, maka fasilitas maupun peralatan pabrik

dapat digunakan untuk produksi sesuai dengan rencana dan tidak mengalami

kerusakan selama fasilitas atau peralatan tersebut dipergunakan untuk proses

produksi atau sebelum jangka waktu tertentu yang direncanakan tercapai sehingga

dapatlah diharapkan proses produksi berjalan lancar dan terjamin karena

kemungkinan-kemungkinan kemacetan yang disebabkan tidak berjalannya

fasilitas atau perlatan produksi telah dihilangkan atau dikurangi. Tujuan utama

fungsi pemeliharaan adalah sebagai berikut:

a. Kemampuan produksi dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan rencana

produksi.

b. Menjaga kualitas pada tingkat yang tepat untuk memenuhi apa yang

dibutuhkan oleh produk itu sendiri dan kegiatan produksi yang tidak

(14)

c. Untuk membantu mengurangi pemakaian dan penyimpangan yang diluar

batas dan menjaga modal yang diinvestasikan dalam perusahaan selama

waktu yang ditentukan sesuai dengan kebijaksanaan perusahaan mengenai

investasi tersebut.

d. Untuk mencapai tingkat biaya pemeliharaan serendah mungkin, dengan

melaksanakan kegiatan maintenance secara efektif dan efisien

keseluruhannya.

e. Menghindari kegiatan maintenance yang dapat membahayakan

keselamatan para pekerja.

f. Mengadakan suatu kerjasama yang erat dengan fungsi-fungsi utama

lainnya dari suatu perusahaan dalam rangka untuk mencapai tujuan utama

perusahaan. Yaitu tingkat keuntungan atau return of investment yang

sebaik mungkin dan total biaya yang rendah.

2.2. Jenis-jenis Pemeliharaan (Maintenance)

Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan pada suatu pabrik dapat dibedakan

atas dua jenis, yaitu preventive maintenance dan breakdown maintenance.

1. Preventive Maintenance

Pengertian preventive maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan

perawatan yang dilakukan untuk mencegah timbulnya kerusakan-kerusakan yang

tidak terduga dan menemukan kondisi atau keadaan yang dapat menyebabkan

fasilitas produksi mengalami kerusakan pada waktu digunakan dalam proses

(15)

Dengan demikian, semua fasilitas produksi yang mendapatkan preventive

maintenance akan terjamin kelancaran kerjanya dan selalu diusahakan dalam

kondisi atau keadaan siap dipergunakan untuk setiap operasi atau proses produksi

pada setiap saat sehingga dapatlah dimungkinkan bahwa pembuatan suatu rencana

dan schedule pemeliharaan dan perawatan yang sangat cermat dan rencana

produksi yang lebih cepat. Preventive maintenance ini sangat penting karena

kegunaannya yang sngat efektif di dalam menghadapi fasilitas-fasilitas produksi

yang termasuk pada golongan critical unit, dimana sebuah fasilitas atau peralatan

produksi akan termasuk pada golongan ini apabila:

a. Kerusakan fasilitas atau peralatan tersebut akan membahayakan kesehatan

atau keselamatan para pekerja.

b. Kerusakan fasilitas ini akan mepengaruhi kualitas produk yang dihasilkan.

c. Kerusakan fasilitas ini akan menyebabkan kemacetan suatu proses produksi.

d. Modal yang ditanamkan dalam fasilitas tersebut atau harga fasilitas tersebut

cukup besar atau mahal.

Bilamana preventive maintenance dilaksanakan pada fasilitas-fasilitas atau

peralatan yang termasuk dalam critical unit, maka tugas-tugas maintenance

dapatlah dilakukan dengan suatu perencanaan yang intensif untuk unit yang

bersangkutan sehingga rencana produksi dapat dicapai dengan jumlah hasil

produksi yang lebih besar dalam waktu yang relatif singkat.

Dalam praktiknya, preventive maintenance yang dilakukan oleh suatu

(16)

a. Routine Maintenance

Routine maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang

dilakukan secara rutin, misalnya setiap hari. Sebagai contoh dari kegiatan ini

adalah pembersihan fasilitas maupun peralatan, serta pemeriksaan bahan bakarnya

dan mungkin termasuk pemanasan (warming-up) mesin-mesin selama beberapa

menit sebelum dipakai beroperasi sepanjang hari.

b. Periodic maintenance

Periodic maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang

dilakukan secara periodik atau dalam jangka waktu tertentu, misalnya setiap satu

minggu sekali, lalu meningkat setiap bulan sekali, dan akhirnya setiap setahun

sekali. Periodic maintenance dapat pula dilakukan dengan memakai lamanya jam

kerja mesin atau fasilitas produksi tersebut sebagai jadual kegiatan, misalnya

setiap seratus jam kerja mesin sekali atau seterusnya. Jadi, sifat kegiatan

maintenance ini tetap secara periodik atau berkala. Kegiatan ini jauh lebih berat

daripada routine maintenance. Sebagai contoh untuk kegiatan periodic

maintenance adalah pembongkaran karburator atau pembongkaran alat-alat

dibagian sistem aliran bensin, penyetelan katup-katup pemasukan dan

pembuangan silinder mesin, dan pembongkaran mesin ataupun fasilitas tersebut

untuk penggantian bearing, serta service dan overhaul kecil maupun besar.

2. Breakdown Maintenance

Breakdown atau corrective maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan

perawatan yang dilakukan setelah terjadinya suatu kerusakan atau kelainan pada

(17)

Kegiatan breakdown maintenance yang dilakukan sering disebut dengan kegiatan

perbaikan atau reparasi.

Perbaikan yang dilakukan karena adanya kerusakan yang dapat terjadi

akibat tidak dilakukannnya preventive maintenance ataupun telah dilakukan tetapi

sampai pada waktu tertentu fasilitas atau peralatan tersebut tetap rusak. Jadi,

dalam hal ini, kegiatan maintenance sifatnya hanya menunggu sampai kerusakan

terjadi dahulu, baru kemudian diperbaiki. Maksud dari tindakan perbaikan ini

adalah agar fasilitas atau peralatan tersebut dapat dipergunakan kembali dalam

proses produksi sehingga proses produksinya dapat berjalan lancar kembali.

Dengan demikian, apabila perusahaan hanya mengambil kebijaksanaan

untuk melakukan breakdown maintenance saja, maka terdapatlah faktor

ketidakpastian (uncertainity) dalam kelancaran proses produksinya akibat

ketidakpastian akan kelancaran bekerjanya fasilitas atau peralatan produksi yang

ada. Oleh karena itu, kebijaksanaan untuk melaksanakan breakdown maintenance

saja tanpa preventif maintenance akan menimbulkan akibat-akibat yang dapat

menghambat ataupun memacetkan kegiatan produksi apabila terjadi suatu

kerusakan yang tiba-tiba pada fasilitas produksi yang digunakan.

Kelihatannya bahwa breakdown maintenance adalah lebih murah biayanya

dibandingkan dengan preventive maintenance. Hal ini benar adanya selama

kerusakan belum terjadi pada fasilitas atau peralatan sewaktu proses produksi

berlangsung. Namun, bilamana kerusakan terjadi pada peralatan selama proses

produksi berlangsung, maka akibat dari kebijaksanaan dengan menerapkan

breakdown maintenance saja akan jauh lebih parah kerugiannya daripada

(18)

melonjak terhadap biaya-biaya perawatan dan pemeliharaan pada saat terjadinya

kerusakan tersebut. Oleh karena breakdown maintenance mahal, maka sedapat

mungkin harus dicegah dengan mengintensifkan preventive maintenance. Selain

itu, perlu dipertimbangkan bahwa dalam jangka panjang untuk mesin-mesin yang

mahal dan termasuk pada critical unit dari proses produksi, bahwa preventive

maintenance akan lebih menguntungkan daripada hanya menerapkan kebijakan

breakdown maintenance saja.

2.3. Organisasi Maintenance

Defenisi, maksud, lingkup dan hasil-hasil yang dari organisasi pasti ada.

Di dalam pendirian suatu organisasi perawatan, maka beberapa hal yang utama

ialah :

1. Menurunkan ongkos produksi dan meningkatkan produktivitas pabrik.

2. Bahwa pengambilan personal pengawas adalah didasarkan atas tanggung

jawab dan beban.

3. Berikanlah keahlian personal yang akan dilibatkan didalam aktivitas produksi.

4. Dan bahwa pendekatan secara otomatis dalam keahlian sedini menunjukkan

kebutuhan yang lebih besar dari seni teknik modern dan keahlian.

Berikut diberikan pentabelan tentang sebutan, definisi, lingkup serta

hasil-hasil yang diharapkan dari suatu organisasi.

Sebutan : Organisasi

Definisi : Menengahkan kewenangan, pertanggung jawaban dan

hubungan untuk mengektifkan tujuan dari organisasi

(19)

2. Beban dan tanggung jawab dari pengawas-pengawas

setiap tingkatan.

3. Permintaan kerja mekanik dalam tingkat produksi

Lingkup : Organisasi yang dipakai di pabrik, bagian, policy pabrik,

dan kelompok staff tenaga administrasi.

Pada tiap-tiap tingkatan dari pengawas harus dibagi atas

dasar beban dan tanggung jawab supaya seseorang staff

bisa berperan secara penuh dengan tanpa dikacaukan oleh

duplikasi pekerjaan-pekerjaan.

Dalam banyak hal bahwa suatu organisasi harus luwes

didalam meniti tujuan.

Hasil : 1. Organisasi dimaksud untuk mencapai target

2. Memudahkan serta menyederhanan prosedur didalam hal

praktis operasionalnya.

3. Menghilangkan fungsi duplikasi dan over lapping

4. Secara praktis dan bisnis adalah untuk lebih

meminimkan biaya produksi dan harga jual.

5. Meningkatkan kemampuan pabrik bila semuanya

(20)

Adapun dari struktur organisasi pemeliharaan yang dipakai oleh PKS Bah Jambi

dapat dilihat pada gambar 2.1.

(21)

Dari data di atas, maka dapat di jelaskan sebagai berikut :

1. Daftar sarana : Suatu laporan dimana untuk mengetahui beberapa

jenis mesin atau peralatan yang di maintenance

kan.

2. Jadwal pemeliharaan : Suatu kegiatan untuk mempermudah melakukan

suatu proses kegiatan maintenance dan apa saja

yang akan dilakukan.

3. Catatan riwayat : Suatu laporan untuk mengetahui kapan mesin

tersebut perlu di ganti atau melakukan

pembongkaran.

4. Program pemeliharaan : Apa saja yang akan dilakukan dalam melaksanakan

kegiatan proses maintenance.

5. Spesifikasi pekerjaan : Suatu kegiatan yang mana dapat dibagi dalam

melaksanakan proses maintenance.

6. Staff pemeliharaan : Suatu kerjaan dimana membuat kegiatan kerja

dalam melaksanakan proses maintenance.

7. Staff produksi : Suatu pekerjaan dimana memperhatikan keadaan

yang terjadi dalam proses produksi pada suatu

mesin.

Mengorganisasi dan mengawasi semua bahagian-bahagian dan

kegiatannya baik berupa kegiatan langsung ataupun tak langsung bekerja sama

dengan bagian pemeliharaan pabrik. Untuk tujuan ini perlu dibuat suatu metode

(22)

Bagaimana mengorganisasi bagian pemeliharaan yang tercakup dalam

organisasi pabrik harus jelas.

a. Tugas kepala bagian, insinyur, supervisor (penyedia), teknisi dan para

pekerja yang harus disiapkan pada saat memulai pekerjaan.

1. Siapkan semua tata cara ( prosedur )

2. Diskusikan dan siapkan semua detail untuk pelaksanaan kerja dan

awasi urutan kerjanya.

3. Minta tenaga kerja lain bila perlu, dan tugaskan pekerjaan pada

pekerjaannya masing-masing.

Sangat diajurkan untuk melakukan latihan pendahuluan sebelum pabrik

benar-benar beroperasi, dengan melatih para pekerja pabrik sebaik

mungkin akan menghindarkan pekerjaan yang bertumpuk-tumpuk pada

saat pabrik beroperasi.

b. Jaga dan evaluasi semua kegiatan-kegiatan pemeliharaan pabrik. Manajer

pabrik berhak untuk menilai kondisi para pekerja minimal sekali dalam

setahun. Para pekerja ini bertugas untuk menjaga dan meningkatkan

efisiensi pabrik dan menghilangkan aturan kerja yang berbelit-belit.

Struktur organisasi pada suatu pabrik.

1. General manager ( GM )

2. Superintenden ( SI )

3. Supervisor ( SPV )

4. Foreman ( Kepala Regu )

(23)

2.4. Planning ( Perencanaan )

1. Definisi Pekerjaan Perencanaan

Kemajuan suatu organisasi tidak dapat diharapkan tanpa adanya

perencanaan. Memang sebenarnya keberhasilan perusahaan, langsung

berhubungan dengan kuantitas dan kualitas perencanannya.

Perencanaan adalah suatu proses memperkirakan apa yang akan terjadi di

masa yang akan datang dan mempersiapkan sesuatu untuk masa mendatang itu.

Ini berarti setidak-tidaknya harus ada sepercik seni dan segenggam ilmu dalam

perencanaan. Yang harus jelas dalam perencanaan adalah sejumlah sasaran yang

pasti, sekalipun hanya berupa inti sari dari harapan dan keinginan. Seseorang

perencanaan harus mempunyai cukup daya khayal untuk membayangkan apa yang

akan terjadi, dan dapat mengubah gagasan kedalam bentuk yang lebih praktis,

sehingga dapat diterjemahkan dalam bentuk tindakan.

Semua pekerjaan-pekerjaan yang dilaksanakan oleh orang-orang

pemeliharaan sudah dikaji melalui beberapa perencanaan. Pekerjaan perlu

direncanakan bila :

a. Pekerjaan sudah diselidiki, jelas, dan langkah-langkah kerja juga sudah ada

catatannya.

b. Bahan yang diperlukan sudah dibeli dan sesuai dengan rencana spesifikasi

kerja tersebut.

c. Bila equipment-equipment khusus seperti truk besar dan kren diperlukan maka

equipment ini harus berada ditempat atau tersedia pada suatu tempat.

d. Perkakas-perkakas khusus yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan juga

(24)

e. Gambaran-gambaran atau skets dari barang yang mau dikerjakan harus ada

lengkap dengan uraiannya.

f. Diperlukan untuk meng-estimate jumlah tenaga kerja dan waktu yang

diperlukan untuk melakukan pekerjaan tersebut.

Jika suatu pekerjaan memenuhi kriteria diatas, maka pekerjaan tersebut

dapat diklasifikasikan sebagai pekerjaan perencanaan. Perencanaan pemeliharaan

akan dapat dilaksanakan dengan baik dengan mengikuti prosedur-prosedur dasar

berikut ini : pastkan langkah-langkah pekerjaan dan prosedur yang detail ( rinci ),

tentukan tingkat kekhususannya dan estimasi apa-apa yang diperlukan pada setiap

jenis pekerjaan pemeliharaan, karena setiap jenis pekerjaan berbeda dari satu

pabrik dengan pabrik lainnya.

Jika estimasi dan perencanaan dibuat secara teliti dan akurat maka

perencanaan akan berhasil dengan baik. Para perencanan harus tetap memikirkan

bahwa pelaksanaan berhasil dengan baik. Para perencanaan harus tetap

memikirkan bahwa pelaksanaan melewati batas waktu yang ditentukan atau

bahan-bahan tidak cukup atau habis, dan harus kelebihan dan ini tidak akan

menghasilkan pekerjaan yang baik, dan harus selalu diingat bahwa pekerjaan yang

seharusnya bila dikerjakan 2 orang hanya perlu waktu 8 jam tetapi kenyataannya

waktu tersebut lebih dari 8. Jadi bila perencanaannya buruk maka hasilnya akan

(25)

2. Fungsi Dari Perencanaan

Tugas-tugas dari perencana sebaiknya dipegang oleh orang yang

merencanakan sendiri pekerjaan itu, atau kedua pekerjaan diatas dapat juga

dilakukan oleh dua orang yang berbeda. Perencanaan menyiapkan

pekerjan-pekerjaan bulanan, mingguan, dan harian berdasarkan prioritas. Tujuan dari

perencanaan ini adalah untuk mendistribusikan pekerjaan-pekerjaan berdasarkan

jam kerja yang tersedia.

3. Pengaturan

Staff perencanaan membuat pengaturan untuk mendapatkan bahan,

perkakas, dan equipmen yang khusus dan dikirimkan kelapangan tempat

pekerjaan dilakukan. Jadwal pekerjaan untuk hari esok, tembusan permintaan

kerja, tembusan permintaan barang, gambar dan cetakan dikirim kebahagian

enginering atau kepada penyelia. Penyelia mempelajari kembali

pekerjaan-pekerjaan tersebut dan membuat koreksi-koreksi untuk pekerjaan-pekerjaan selanjutnya.

Jadwal kerja harian dan mingguan harus disiapkan lebih awal. Jadwal ini

menerangkan urutan-urutan kerja yang harus dilakukan.

4. Pembagian Waktu

Hal yang perlu diperhatikan perencanaan adalah tidak semua

pekerjaan-pekerjaan sejenis dapat dikerjakan pada waktu dan hari yang sama. Jadwal

pekerjaan harian merupakan pegangan bagi penyelia untuk mengalokasikan

tenaga kerja pada pekerjaan-pekerjaan yang khusus berdasarkan estimasi

pekerjaan tersebut. Jadwal harian ini juga berguna untuk melaporkan status

pekerjaan dan jumlah jam kerja yang sebenarnya, agar dapat diperkirakan

(26)

Kegunaan lainnya, jadwal kerja harian ini merupakan sumber informasi

untuk mengawasi pekerjaan pemeliharaan. Jadi jadwal ini harus ditandatangani

atau disyahkan secara teliti oleh penyelia pemeliharaan pabrik atai insinyur yang

bertanggung jawab sebelum dikembalikan kebahagiaan perencanaan keesokan

harinya. Pada rapat harian bahagian pemeliharaan antara manajer pemeliharaan,

kepala bahagian dan penyelia membicarakan beban pekerjaan yang akan muncul

untuk minggu selanjutnya. Disini semua pekerjaan-pekerjaan yang sifatnya besar

didiskusikan dan rencana harian yang telah terjadwal disyahkan. Pada rapat harian

ini orang-orang bahagian operasi merupakan orang-orang penting yang

memberikan infomasi untuk keberhasilan penjadwalan pekerjaan tersebut.

Siapkan perencanaannya dengan membuat diagram batang dan

didiskusikan pada rapat mingguan, untuk menentukan apakah pemakaian tenaga

kerja yang dipakai sudah sesuai dengan yang diinginkan. Komunikasi antar

bahagian pemeliharaan dan bahagian produksi sangat penting. Rapat harian dan

mingguan untuk menyatukan komunikasi yang tercecer dan juga untuk

memberikan semangat dan kerjasama yang baik antara semua group pemeliharaan

yang ada.

Penjadwalan berguna untuk memastikan semua pekerjaan harian telah ada

tenaga kerjanya berdasarkan estimasi permintaan kerja yang sudah dibuat.

Walaupun demikian hak penuh untuk mengalokasikan pekerjaan ada pada

penyedia (supervisor) pemeliharaan pabrik. Khusus untuk pekerjaa darurat,

penyelia harus melengkapi jadwal pekerjaan harian, untuk menentukan siapa yang

(27)

5. Rencana Yang Tepat

Tidak akan ada rencana jangka panjang yang bermanfaat, jika tidak

dinyatakan secara tertulis. Ini berarti mempersiapkan perencanaan sedemikian,

sehingga dapat dilakukan tanpa hadirnya seorang perencana yang handal. Kalau

program ini ditulis, maka dapat dilakukan oleh siapapun yang akan

melakukannya.

Suatu rencana akan berhasil dengan baik, apabila sasaran dinyatakan

dengan jelas, dan dilakukan pengendalian atas rencana itu. Paling baik kalau

rencana itu dinyatakan dengan sederetan jadwal yang menunjukkan urutan waktu,

maupun persyaratan lainnya secara kuantitatif.

6. Langkah-langkah Perencanaan

Semua perencanaan harus didasari oleh kesadaran bahwa ia ditulis untuk

orang, dilaksanakan oleh orang, dan bisa gagal karena orang. Berhubungn dengan

itu, maka langkah-langkah diperlukan dalam perencanaan adalah sebagai berikut :

1. Tentukan dengan jelas apa yang harus dilakukan dan oleh siapa.

2. Menjamin adanya kemampuan dan sumber daya

3. Merinci sasaran

4. Kaitkan sasaran dengan organsiasi yang sudah ada

5. Mengerahkan pekerjaan

6. Cobakan rencana itu

7. Sisihkan perubahan yang perlu

8. Awasi terus kemajuannya

(28)

10.Rumuskan prosedur pengendalian dan lakukan pengecekan apakah

kemajuan itu sejalan dengan kendali.

7. Kualifikasi Staff Perencanaan

Satu hal yang harus diperhatikan pada saat group perencanaan akan

dibentuk adalah kualifikasi kemampuan para calon perencana tersebut, dan hal-hal

yang perlu dipertimbangkan adalah sebagai berikut :

1. Mempunyai latar belakang praktek lapangan.

2. Mampu menganalisa masalah-masalah yang ada, hingga dapat mengambil

tindakan lebih dahulu sebelum kerusakan benar-benar terjadi pengalaman

minimum 2 atau 3 tahun sebagai supervisor atau pendidikan diploma

teknik 3 tahun dengan pengalaman lapangan 3 tahun untuk calon

supervisor yang terbaik. Perekrutan dari diploma teknik dengan

pengalaman lapangan dianjurkan, karena calon ini dapat mengembangkan

dan mengantisipasi hal-hal yang baru.

8. Inspeksi dan Fungsinya

Bebarapa organsiasi perawatan mesin yang besar memisahkan antara

inspeksi pada perawatan pencegahan dan fungsi pengawasan (dalam arti perkiraan

pembiayaan) dar problema keteknikan dan keahlian pengawasan sendiri.

Pemisahan ini bila diharapkan tercapainya efisiensi kerja yang optimal

dalam organsaisi perawatan mesin tersebut. Bila semuanya mungkin, maka

sebaiknya untuk pengawasan supaya ditempatkan dalam kaitan dengan upaya

(29)

2.5. Beban Kerja

1. Permintaan Kerja

Permintaan kerja berisikan informasi-informasi yang sangat penting, tetapi

dasarnya adalah bagian yang penting yang harus diketahui oleh perencanaan dan

staffnya agar dapat meramalkan pekerjaan-pekerjaan tersebut.

Pertama adalah nomor item equipment yang menunjukkan jenis equipmen

dalam pabrik tersebut yang akan diperbaiki. Lebih baik lagi jika dibuat buku kode

pemeliharaan. Hingga dari buku ini dapat diperoleh nomor item dan dituliskan

permintaan kerja pada saat permintaan kerja itu diminta.

Dengan adanya nomor item ini memungkinkan kita mencatatnya pada

kartu histori pemeliharaan dan ini akan dipakai untuk meramalkan pemeliharaan

pada masa depan. Kode-kode lain yang dipakai pada permintaan kerja adalah

kode biaya, kode elemen biaya, kode bahan, kode klassifikasi pekerjaan, dan kode

priorotas pekerjaan pemeliharaan.

2. Prioritas Pekerjaan

Orang yang meminta pekerjaan pemeliharaan punya hak penuh untuk

mengusulkannya tetapi tidak berhak untuk prioritasnya. Koordinator operasi dan

pemeliharaan yang mengusulkan prioritas pekerjaan dan mensyahkan permintaan

kerja tersebut dan menyelidiki terlebih dahulu.

Insinyur atau kepala bagian operasi atau pemeliharaan yang mempunyai

wewenang memutuskan prioritas pekerjaan bergantung pada skope pekerjaan

pemeliharaan tersebut.

Prioritas 1. Pekerjan ini bersifat pekerjaan darurat, yang harus segera dilakukan

(30)

Pekerjaan darurat tidak memerlukan pengesahan bahagian-bahagian

yang terkait.

Prioritas 2. Pekerjaan-pekerjaan yang dapat dimulai pelaksanaan 30 jam lagi,

dan pekerjaan jenis ini dapat dikerjakan pada jadwal pekerjaan

keesokan harinya.

Prioritas 3. Pekerjaan ini adalah pekerjaan pemeliharaanya yang rutin, pekerjaan

ini bersifat alamiah dan terus menerus dan terjadwal dalam periode

satu minggu.

Prioritas 4. Pekerjaan ini adalah pekerjaan pembangkaran mesin tahunan,

pekerjaan ini memerlukan penyimpanan data-data yang banyak

sekali. Pada pekerjaan ini pembelian bahan-bahan harus

dilaksanakan 10 bulan sebelum pekerjaan tersebut dimulai.

Prioritas yang paling tinggi adalah priorits yang pertama, selanjutnya

adalah prioritas kedua, ketiga. Prioritas ke 4 merupakan pekerjaan yang bisa

dilakukan.

3. Beban Kerja Perawatan

Tujuan utama dari prosedur perawata menyangkut semua tentang

pengawasan, reparasi, over houl dan mengkonstruksi untuk menciptakan kondisi

”siap operasi” dari suatu mesin.

Pekerjaan-pekerjaan terdiri dari fungsi perencanaan perawatan dan

perancangan bagian-bagian mesin yang pelu dipengaruhi atau diganti dan

lain-lain. Lebih dari semua aktivitas ini dilaporkan kepada manajemen yang lebih

(31)

Teknik pabrik menyangkut semua pelaporan pada atasan supaya organisasi

pabrik bisa berjalan seperti yang diharapkan. Tanggung jawab utama dari teknik

pabrik dapat dibagi dalam dua fungsi dasar yaitu :

1. fasilitas teknik

2. perawatan

Perawatan berarti pula menciptakan “siap operasi” dari mesin-mesin dan

ini pasti melibatkan pembiayaan, perencanaan, serta fungsi desain untuk bisa

mencitakan berfungsinya fasilitas dan peralatan.

4 Fungsi Dasar Kerja Perawatan

Untuk bisa dicapai “Siap Operasi” dari mesin-mesin, maka fungsi

perawatan hendaknya mencakup pekerjaan-pekerjaan

a. Check up

Dalam keadaan kerja semua normal, maka aktivitas dari perawatan mesin

dibagi atas satu dari enam kelompok kerja. Dan fungsi yang ketujuh ialah

mengadministrasikan dari fungsi-fungsi sub-sub kerja tadi.

a. Kontrol Maintenance ( Chek up )

Peranan utama dari kontrol perawatan atau check-up termasuk

1. Kontrol berkala dari peralatan agar mesin tetap berdaya guna

(32)

3. Penjagaan bagian-bagian mesin yang kiranya perlu diganti atau overhoul

4. Kontrol dari bagian-bagian mesin hasil perawatan dari penjual (jasa

perawatan)

5. Kontrol mutu dari hasil kerja kelompok perawatan.

Fungsi pengontrolan dalam hal ini tidak berbeda dari upaya untuk aktifitas

produksi. Dari kontrol ini pula diharapkan adanya suatu masukan pada

manajemen yang lebih tinggi tentang kapan kiranya masing-masing dari bagian

mesin harus diganti. Dengan demikian jadwal, serta pembiayaan bisa dirancang

untuk itu.

b. Perawatan Pencegahan

Sepatutnya didefenisikan bahwa pekerjaan maintenance meliputi

pencegahan, pengaturan, penggantian rutin, pelumasan, pembetulan mana-mana

dari bagian-bagian mesin sehingga siap untuk dioperasikan. Pekerjaan perawatan

semacam ini adalah bisa memperkirakan perencanaan dan jadwal waktu, serta

dapat dipakai sebagai standart waktu untuk memperkirakan biaya perwaktunya.

Dengan perawatan pencegahan maka diharapkan tidak terjadinya

kefatalan atau kerewelan. Memang diakui, bahwa perawatan pencegahan berarti

meningkatkan profit. Waktu yang hilang, lamanya waktu yang dipakai untuk

hal-hal yang produktif menjadi sedikit, dan ini merupakan faktor utama yang bisa

meningkatkan keuntungan secara total dari perusahaan. Tersebab pada saat

peralatan tiba-tiba saja menjadi patah, maka bukan hanya ongkos yang

diperhitungkan terhadap hilangnya produksi, akan tetapi ongkos total menjadi

lebih besar dari pada nilai bagian mesin yang patah tadi karenanya maka jadwal

(33)

c. Reparasi

Repair korektif adalah untuk memperingan kondisi yang tidak diinginkan

yang diperoleh selama kontrol perawatan pencegahan agar mesin siap operasi.

Repair yang dimaksudkan adalah dari sekedar pekerjaan yang “tidak

terjadwal” karena seringkali terjadi trouble yang justru karena hal-hal yang kecil

sebagai contoh karena endapan air di dalam tangki bensin. Bisa juga hal itu terjadi

karena pergerakan pada elektroda besi dan lain-lain.

d. Overhaul

Overhaul atau turun mesin atau disebut pula perawatan total atau

perawatan besar adalah menyangkut : perencanaan waktu, jadwal pekerjaan dari

penggantian atau pembauran atau rekondisi dari tiap-tiap bagian dari mesin.

Pekerjaan ini akan selamanya terdiri dari satu atau lebih bagian-bagian atau titik

patah, pengujan, penggantian, pembauran, pemasangan kembali serta pengetesan

hasilnya.

Disamping relatif tetap untuk mesin-mesin dan mesin-mesin transportnya,

untuk itu juga bisa dipakai fasilitas serta alat yang tetap lokasinya seperti instalsi

pemanas atau ventilasi. Ini benar-benar berbeda dengan perawatan pencegahan,

dimana keutamaan dari keterlibatan dan test dari berbagai bagian mesin adalah di

dalam kaitan agar mesin benar-benar semuanya serba baru atau siap untuk operasi

kondisi seperti halnya pada saat awal mesin itu dioperasikan.

Semua perencanaan turun mesin harus bisa dihitung berapa total habisnya

(34)

e. Konstruksi

Pada beberapa pabrik, strategi dasar dari perawatan juga dimungkinkan

pula dengan pekerjaan-pekerjaan membangun atau mengkonstruksikan seperti

misalnya mengkonstruksi bagian-bagian dari engine yang terbuat dari kayu, baja,

plastik, concrete, benda tuang, instalasi listrik, instalasi kontroler elektronik dan

lain-lain. Dalam beberapa keadaan pekerjaan-pekerjaan terakhir ini bisa

dilimpahkan kepada pemborong terpercaya.

Betapa pun juga di dalam menganalisa perancangan organisasi perawatan

perlu memperhatikan banyak sekali kendala secara aktual. Terdapat dua tipe dasar

untuk operasi perawatan menetap dan perawatan sambil berjalan. Perawatan

menetap termasuk mengkonstruksi, pelurusan, pemasangan instalasi

listri/hidrolik, perawatan dan repair untuk mendapatkan kondisi yang lebih baik

sedangkan yang termasuk perawatan jalan yaitu perawatan dimana pada bagian

perawatan yang besar dikarenakan dalam keadaan jalan urutan kerjanya. Inspeksi,

repair dan bahkan overhaul terkadang justru terjadi dengan proses pengerjaan dari

suatu proses ke proses lain.

2.6. Material Kontrol Dan Pembelian

Material Kontrol

Jumlah orang untuk setiap pengawas atau beban pengawas, secara umum

dapat dipakai sebagai bahan untuk menetapkan berapa besarnya jumlah pengawas

yang dibutuhkan untuk memegang tenaga-tenaga perawatan mesin. Walaupun

kesepakatan pengawas di dalam membawahi buruh adalah 8 dan bahkan

(35)

Dengan melatih lebih dulu calon-calon pengawas, nantinya diharapkan

kontak personal yang lebih baik sehingga bisa memanage yang diawasi. Untuk

Pengambilan pengawas ahli Agar dihindari pemakaian pengawas yang bukan

ahlinya, sebab betapapun juga pengawas perlu bisa terjun untuk memberikan

contoh dan petunjuk-petunjuk teknis operasional. Jangan sampai ahli teknis

bangunan diterjunkan untuk mengawasi pada bidang mesin atau sebaliknya. Ini

hasilnya kurang memuaskan.

2.7. Hubungan Antara Bagian Teknik

Setiap bahagian-bahagian engineering pada suatu perusahaan selalu

mempunyai hubungan yang saling terkait antara satu dengan yang lain. Dan

hubungan ini dapat digambarkan sebagai suatu keluarga. Suatu tim engineering

terdiri dari sejumlah orang yang merasa mereka adalah bahagian tim engineering

yang lain.

1. Basis Keahlian Teknik

Ada dua hal yang mendasari kehalian teknik dari tenaga perawatan mesin

1. Peningkatan kemampuan keahlian teknik melalui latihan khusus dan

pengalaman.

2. Orang berlatar belakang pendidikan teknik mesin yang dipadukan dengan

pengalamannya untuk membawahi kelompok kerja.

2. Tujuan Kehalian

Adapun tujuan dari keahlian adalah, sebagai berikut :

(36)

2. Peningkatan karier dengan dasar keahlian di dalam persoalan-persoalan

perawatan mesin

3. Untuk mendapatkan hasil guna dari pekerjaan mereka supaya lebih

memuaskan

4. Lebih tahu dan lebih baik di dalam menghadapi pekerjaan serta pekerjaan

perawatan mesin

5. Kesempatan untuk mengembangkan keahlian non-teknik guna promosi

jabatan yang lebih tinggi bisa dicapai.

3. Fungsi Hubungan Teknik

Pada bagian lain beberapa keperluan dari gabungan keahlian teknik

(engineer) dan pengawasan adalah dimaksudkan untuk antara lain :

1. Lebih cepat untuk menyesuaikan diri terhadap tantangan-tantangan baru

khususnya yang berkaitan dengan persoalan-persoalan personal yang

tergabung dalam kelompok-kelompok kerja.

2. Lebih bisa untuk memberikan contoh dalam rangka peningkatan prestasi

kerja para buruh, khususnya kepada mereka yang dibawahinya.

Pendekatan edukatif, persuasif dan kemampuan komunikasi, menjadi

bagian yang harus dikuasainya.

Di dalam hubungan ini, bahwa penyusunan organisasi perawatan mesin

diharapkan nantinya agar staff atau buruh bisa mengkomunikasikan

kepada pengawas-pengawasnya masing-masing dan sebagainya, di dalam

rangka mencapai hasil kerja yang optimal.

3. Dengan pembaharuan sistem tentunya harus bisa diproyeksikan

(37)

yang ada, untuk mengoptimalkan hasil guna bila dibanding dengan ongkos

yang dikeluarkan.

4. Agar sedini mungkin diberikan latihan khusus, terutama kepada para

pengawas-pengawas yang baru supaya mereka lebih cepat untuk dilibatkan

dalam pengawasan produksi.

5. Lebih memudahkan dalam melakukan kontak-kontak kerja di dalam

rangka meningkatkan productifitas.

Kombinasi dari beberapa poin di atas dimaksudkan dalam rangka

meningkatkan keuntungan perusahaan.

4. Tenaga Ahli

Pemakaian dan jumlah tenaga staff ahli, misal : ahli teknik listrik, teknik

instrumentasi, logam, ahli korosi dan ahli-ahli, tergantung pada:

1. Kelayakan dari komposisi tenaga ahli yang perlu ada di dalam organisasi

2. Banyaknya skala-skala prioritas haruslah ditempatkan di dalam daftar

pertanyaan (dalam rencana) yang berbeda pula.

3. Suatu kesetimbangan ekonomi dari biaya pelayanan konsultan di dalam

organisasi perawatan mesin harus bisa menggantikan nilai tenaga ahli

profesional. Tidak terlampau biasa untuk memiliki tenaga spesialis

profesional di dalam organisasi perawatan mesin, akan tetapi disini

diberikan contoh pada instansi-instansi besar atau perusahaan yang

(38)

2.8. Man Power

Man power atau tenaga kerja manusia dalam suatu perusahaan perawatan,

ada banyak faktor yang harus diperhatikan. Masing-masing pabrik akan

mempunyai persoalannya sendiri-sendiri dan berbeda satu sama lain.

Hubungan antara banyaknya orang dengan jumlah waktu operasi personal,

kaitan antara pegawai-pegawai perawatan yang bisa diperoleh, merupakan kajian

yang sangat penting bagi direksi. Sedikit jumlah tenaga kerja dengan kapasitas

dan kualitas hasil kerja yang memuaskan adalah tujuan manajemen.

Dalam manajemen produksi khususnya bagian perawatan pabrik, tenaga

kerja (man power) merupakan bidang keputusan yang sangat penting. Hal ini

disebabkan bahwa tidak akan terjadi suatu proses produksi dan operasi tanpa

adanya orang atau tenaga kerja yang mengerjakan kegiatan menghasilkan produk.

Penggunaan mesin dan tenaga kerja dapat digunakan untuk mengukur

hubungan antara tenaga kerja dan mesin guna melihat kemungkinan-kemungkinan

untuk memperbaiki penggunaan tenaga kerja dan mesin dan bertujuan untuk

membuat kedua unsur ini dapat dipergunakan seefektif mungkin. Perbaikan dalam

penggunaaan tenaga kerja dan mesin dilakukan dengan mengadakan analisis yang

menggunakan persentase penggunaan orang dan mesin dan analisis siklus kerja

serta siklus waktu yang realistis. Jika kegiatan kerja manusia diperlihatkan pada

gambar (chart) yang sama kegiatan kerjanya seperti kegiatan kerja mesin-mesin,

(39)

2.9. Jumlah Man Power Dalam Kaitan Dengan Keahlian

Sulit untuk dipersentasikan sebagai dasar penentuan dari masing-masing

keahlian yang berbeda di pabrik secara praktis dalam hubungan-hubungan seperti

ini, maka pengkajian secara terus-menerus menjadi sangat penting untuk

mendapatkan kondisi yang optimal, apakah perlu adanya penambahan pada

bagian yang satu atau pengurangan pada bagian yang lain guna mencapai alokasi

tenaga yang seimbang dalam kaitannya dengan beban pekerjaan.

Pencatatan setiap saat dari suatu bagian dan keahlian merupakan alat

perencanaan yang efektif. Suatu keadaan yang baik adalah bila beban kerja

diimbangi dengan tenaga yang cukup. Dalam kondisi seperti ini, dimana beban

terlampau besar dan terbatasnya tenaga, maka sebaiknya bisa dipakai pemborong

luar.

2.10. Man Hour

Dalam praktik pemeliharaan dan perawatan pabrik, man hour adalah

waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan suatu pekerjaan dan biasanya dihitung

dalam satuan jam. Untuk mengestimasi waktu yang diperlukan oleh suatu

pekerjaan sangat bergantung pada pengalaman yang ada. Menyadari akan hal

tersebut, dimana pengalaman memerlukan waktu yang lama, maka terdapat dua

metode yanng dapat dipakai, yaitu:

a. Waktu untuk pekerjaan-pekerjaan yang khusus.

b. menggunakan data standart yang berasal dari konsultan maupun

(40)

Indikator yang biasa ditemukan adalah persentase jam kerja yang

terjadwal. Tenaga kerja bagian pemeliharaan biasanya tersedia untuk

pekerjaan-pekerjaan yang sudah terjadual. Perbedaan antara jam-jam rutin yang tersedia dan

jam kerja yang terjadual disebut sebagai persentase jam-jam rutin yang ada.

Seorang perencana harus mengetahui jumlah man hour yang hadir dan siapa saja

pekerja yang absen. Perencana harus mengantisipasi pekerja yang tidah hadir,

seperti: liburan dan waktu permintaan cuti.

Indikator pengawasan adalah jam kerja yang sebenarnya yang dilaporkan

oleh workshop dan supervisor perbaikan dan jam kerja yang dibayarkan untuk

pekerja tersebut. Hal ini merupakan informasi yang penting sebab semua

laporan-laporan pengawasan berdasarkan jam-jam kerja yang dilaporkan.

Supervisor harus mencatat setiap jam kerja para pekerja termasuk

overtime. Jam kerja yang hilang adalah perbedaan jam kerja yang dilaporkan

dengan jam kerja yang dibayar. Indikator pengawasannya adalah jam-jam kerja

yang hilang sebagai presentase dari total jam kerja yang dibayar.

2.11. Pengendalian dan Pembiayaan Operasional

Metode yang umum dan tradisional dalam penerarapan pemeliharaan

adalah pemeliharaan darurat tak terencana. Metode ini membolehkan kerusakan

terjadi sebelum diadakan perbaikan untuk mengoreksi kesalahan atau mereperasi

kerusakan. Dalam cara ini kebutuhan akan pekerjaan mengendalikan organisasi

dan administrasi pemeliharaan, dan kerusakan peralatan mencerminkan kegagalan

(41)

Interupsi terhadap oleh pemberhentian yang tak teramalkan jarang

dievaluasi secara tuntas dan selalu ditaksir terlalu rendah.

Sebagai usaha untuk mengurangi efek interuptif seperti ini terhadap

produksi, berbagai perusahaan akhir-akhir ini telah menggunakan suatu cara

mengorganisasi pekerjaan pemeliharaan, dan cara ini kita sebut Pemeliharaaan

Terencana, yang didefenisikan sebagai pekerjaan yang diorganisasikan dan

dilakukan dengan pemikiran ke masa depan, pengendalian dan pencatatan.

Sangat sering ada kebencian diam-diam terhadap keteraturan pengendalian

ini, keterkejutan dan kesibukan yang sering ada disekitar perbaikan darurat tidak

terjadi lagi, para insinyur engan enggan melaksanakan pap yang sudah tertulis,

dan para pekerja merasa kemampuan mereka tidak diperlukan lagi. Yang

bertanggung jawab terhadap biaya bertanya-tanya apakah tidak lebih baik untuk

membiarkan biaya pemeliharaan tetap tertutupi dengan pembiayaan umum yang

sudah terbiasa dilakukan uang sesuai untuk pemeliharaan tak terkendali.

Pendapat-pendapat diatas tentu saja salah meskipun perlu ditekankan

bahwa diperlukan beberapa usaha tertentu untuk menerapkan metode

pemeliharaan terencana dan mungkin ditemukan bahwa kritik langsung yang

muncul terhadap metode ini didasari oleh kebencian yang tidak didasari seperti

diatas.

Pengendalaian administratif terhadap pekerjaan pemeliharaan sangat

berubah ketika berganti dari metode pemeliharaan darurat ke kebijakan

pemeliharaan terencana. Pemeliharan darurat sangat sangat tergantung dengan

(42)

proritas pekerjaan, pengarahan ulang tenaga kerja secara mendadak, dan berbagai

keadaan darurat yang komulatif merendahkan efisiensi pemeliharaan.

Suatu sistem pemeliharaan terencana mengelola kebijakan pemeliharaan

perusahaan dengan menyediakan alat-alat yang secara teknis dan finansial

mengarahkan dan mengendalikan operasi pemeliharaan dengan tujuan

meningkatkan standar pemeliharaan pabrik dan mempertinggi keefektifan biaya,

lihat pada gambar 2.2.

Rancangan pemeliharaan terncana yang paling sukses pastilah yang

sesederhana mungkin, melibatkan personil bengkel dengan sesedikit mungkin

pekerjaan tulis-menulis.

Sistem yang diterapkan dalam hal ini hanya membutuhkan tiga dokumen

yang bersangkutan dengan personil bengkel, hanya dua diantaranya memerlukan

penulisan. Dalam masyarakat modern sejumlah pekerjaa tulis – menulis tidak bisa

dihindarkan dan mungkin diperlukan dalam waktu bertahun-tahun menciba suatu

kata tertulis sampai betul-betul diterima sebagai salah satu prasyarat dalam teknis

perencanaan modern. Dalam hal ini beberapa masalah yang diketahui, misalnya

keengganan untuk berubah, mungki terjadi dan tidak bisa dihilangkan secara

keseluruhan.

Pada kebanyakan organisasi yang menggunakan sistem pemeliharaan

terencana, hal ini akan merupakan bagian integral dari fungsi rekayasa pabrik.

Gambar dibawah ini menunjukkan sebuah bagan lingkar sederhana yang

menggambarkan persentase pemeliharaan murni ( 55 % ), dibandingkan dengan

perekayasaan proyek dan berbagai pekerjaan non-pemeliharaan, yang bisa

(43)

Tentu saja persentase ini berbeda-beda pada perusahaan yang satu dengan

yang lain dan diantara industri yang berbeda. Jika proporsi pekerjaan

perekayasaan proyek kecil, pemeliharaan murni akan mempunyai proporsi besar.

Yang didapatkan tidak berbeda banyak antara perusahaan-perusahaan ialah

proporsi di dalam pemeliharaan murni itu sendiri, yaitu antara pemeliharaan

pencegahan, korektif, dan darurat yang masing-masing kisar antara 72, 22 dan 6

%. Angka ini adalah sasaran yang realistik yang harus di capai oleh setiap

perusahaan dalam 1.5 – 2 tahun setelah pemakaian sistem pemeliharaan terencana.

Gambar 2.2 Fungsi Rekayasa Pabrik

Manajemen dan pekerjaan produksi wajib berpikir bahwa pemakaian

(44)

standar pemeliharaan dan pengurangan waktu menganggur. Hal ini mungkin saat

terjadi dalam beberapa kasus, diman standar pemeliharaan jauh di bawah rata-rata.

Tetapi manajemen, staf dan para pekerja harus sadar bahwa adanya keengganan

untuk berubah, perlunya mesin di overhoul secara total dan sebagainya,

membutuhkan bantuan dari setiap orang dalam departemen pemeliharaan, kerja

sama penuh dari departemen operasi atau produksi, dan juga yang penting adalah

adanya dukungan dari manajemen puncak, sebelum efek pemeliharaan bisa

dirasakan.

Kita telah melihat bahwa masalah utama yang dihadapi oleh manajer

pemeliharaan adalah komunikasi antara dirinya sendiri dengan pekerja work shop.

Penggantian sebagian cara komunikasi tradisioanl dan satu-satunya yaitu

kata-kata dengan mulut, dengan suatu sistem dokumen membutuhkan kesabaran dan

keuletan yang besar.

Dokumen tunggal yang paling penting dalam mengorganisasikan

pemeliharaan adalah apa yang kita sebut permintaan pemeliharaan ( maintenance

request ). Ini sering disebut juga pesanan kerja, permintaan kerja, kartu kerja, atau

tiket kerja, istilah tersebut sangat tergantung dari kesukaan masing-masing

(45)

BAB III

PREVENTIVE MAINTENANCE KETEL

Ketel uap adalah alat yang digunakan untuk menghasilkan uap sebagai

sumber energi. Ketel uap yang digunakan adalah jenis ketel pipa air (water tube

boiler). Pada garis besarnya ketel uap terdidri dari :

1. Ruang bakar

2. Drum atas

3. Pipa uap pemanas lanjut (Superheater Pipa)

4. Drum bawah

5. Pipa-pipa air/header

6. Pembuangan abu (Ash Hopper)

7. Pembuangan gas bekas

8. Alat-alat pengaman

3.1. Instruksi Perlengkapan

Adapun instruksi perlengkapan pada ketel uap terdiri dari :

3.1.1 Katup Pengaman (Safety Valve)

1. Katup pengaman yang dipergunakan adalah Type “Per” yang full left atau

full bore dan didesign sedemikian rupa agar lefting menjadi lancar.

2. Penyetelan katup pengaman harus dilakukan oleh beberapa orang yang

ditunjuk bekerja untuk indikasi tekanan, catatan tekanan dan operasi, dan

(46)

3. Level air yang terlalu tinggi pada saat katup pengaman bekerja harus

dihindarkan, karena sistem yang digunakan untuk membuka pengaman

mengandung banyak air dan akan masuk ke dalam katup pengaman.

4. Selamanya harus berhati-hati agar pipa pembuangan air dari katup

pengaman tidak boleh tersumbat, pipa buangan air (drain piping tidak

boleh disambungkan dengan pipa buangan yang lain.

5. Jangan mengencangkan atau melongkarkan mur pencuci katup pengaman

tanpa izin yang bertanggung jawab (Depnaker).

6. Katup pengaman harus dipindahkan sewaktu diadakan Hydrostatic Test

untuk penggantinya dapat dipasangkan blend flange.

7. Pada saat ketel beroperasi, usahakan agar katup pengaman jangan

sering-sering bekerja. Hal tersebut akan mengakibatkan kerusakan pada “Disc”

dan melemahnya spring penekan Disc dari katup pengaman.

3.2 Pengoperasian Steam Turbine Pump

1. Lihat pelumasan pada bearing steam turbine pump, bearing pada pompa

serta lihat level olie pada GOVERNOR.

2. Buka valve air masuk dan air keluar sepenuhnya serta valve-valve yang

ada hubungannya agar dipersiapkan dalam posisi terbuka dan perhatikan

pressure gauge air masuk; untuk mengetahui ada atau tidaknya air masuk

ke pompa agar dibuka valve buangan udaranya. Buka valve minimum

flow.

3. Buka valve Exhaust Steam Turbine Pump serta ball valve ∅ 1” (drain

(47)

4. Buka dua buah ball valve, alirkan steam secara perlahan-lahan untuk

pemanasan pendahuluan dnegan membuka valve. Setelah yakin

kandungan air pada saluran pipa yang dialirkan uap suah habis, hal ini

dapat dilihat dari pipa drain tersebut keluar steam, maka buka ball valve

dan tutup ball valve selama steam turbine pump beroperasi ball valve

dalam posisi terbuka.

5. Buka valve pada handle trip dengan cara menekan dan buka valve steam

secara perlahan-lahan guna untuk mengadakan pemanasan pendahuluan

dari pada casing turbine pump dan tanpa ada putaran dari steam turbine

pump tersebut.

6. Operasikan steam turbine pump dengan putaran awal secara

perlahan-lahan dan buka valve sedikit demi sedikit hingga putaran maksimum atau

sesuaikan dengan kebutuhan pada boiler. Buka penuh kedua buah hand

valve yang terdapat pada body steam turbine pump. Putaran maksimum

steam turbine pump adalah 2900 rpm dan untuk mengetahui putaran steam

turbine pump dapat dilihat pada Tachometer yang terpasang pada body

steam turbine pump. Steam turbine pump dalam keadaan operasi agar

diadakan pelayanan dan pengamatan seperti pendataan setiap jamnya.

7. Hindarkan pengoperasian steam turbin pump tanpa ada pemanasan awal

terlebih dahulu.

3.3Pengoperasian Water Modulating Control Valve.

Untuk ketel uap yang dilengkapi dengan water modulating control valve:

(48)

atau Turbine Pump dan dialirkan melalui water Modulating Control Valve yang

bekerja secara otomatis. Cara Pengoperasian Modulating Control Valve:

1. Perhatikan kondisi air dalam gelas penduga: sebelum modulating control

dioperasikan: kondisi air dalam gelas penduga harus ± 50m/m diatas

normal water level.

2. Buka katup

3. Buka kerangan setelah ± 5 menit tutup kerangan.

4. Buka perlahan-lahan kerangan biarkan kondisi ini selama ± 15 menit

sebelum modulating valve dioperasikan.

5. Masukkan power (arus) pada Control Box.

6. Operasikan Electric Feed Water Pump.

7. Selanjutnya buka penuh katup A dan tutup katup B yang teradapat pada

modulating valve.

8. Perhatikan kondisi air dalam gelas penduga: pada posisi dimana air dalam

gelas penduga pada saat modulating control valve membuka dan menutup.

9. Kondisi air yang baik dalam gelas penduga untuk operasi modulating

control valve adalah:

- ± 20 mm di atas N.W.L. Modulating Control Valve full open.

- ± 75 mm di atas N.W.L. Modulating Control Valve full close.

Hal ini untuk menjaga agar pada safety valve below off tidak akan terjadi

kehabisan air hingga batas 2nd low water level pada Boiler.

3.4Penyetelan Pneumatic Spreader.

Alat ini digunakan untuk penyebaran bahan baker ke dalam ruang dapur

(49)

penumpukan pada satu tempat. Untuk penyebaran dibantu dengan udara dari 2nd

Forced Draft Fan.

Gbr 3.1 Pneumatic Spreader

“Posisi Up” : Bahan bakar akan terlempar jauh ke dalam ruang bakar.

“Posisi Hor” : Bahan bakar akan jatuh ditengah ruang dapur.

“Posisi Down” : Bahan bakar akan jatuh di depan ruang dapur (dekat pintu dapur).

3.5Melaksanakan Soot Blower

Soot blowing harus dilakukan dengan hati-hati: Mechanical soot blowing

harus dioperasikan ± 8 jam sekali sewaktu beban ketel sedang kecil atau pada saat

temperatur outlet gas > 3500C. Tekanan uap untuk soot blowing harus lebih 5

(50)

Gbr 3.2 Soot blowing

Prosedur Soot Blowing adalah:

1. Yakinkan kerangan stop uap pada mechanical soot blowing sudah ditutup:

pastikan bahwa kerangan drain (buangan) telah dibuka.

2. Kerangan utama dari Mechanical Soot Blowing dibuka sedikit untuk

menghangatkan pipa: kemudia dibuka bertahap sedikit demi sedikit hingga

terbuka penuh.

3. Soot blowing harus dilakukan satu demi satu dari kerangan soot blower

sepanjang arah pengaliran gas pembakaran.

4. Agar memutar soot blowing itu dalam batas yang ditunjukkan oleh

indikator dari pengangan operasi yang berada di depan blowing dan

lakukan selama ± 4 menit dengan masa putar 3 x dan diputar secara

perlahan-lahan.

5. Apabila dari cerobong asap diketahui asap yang keluar masih bercampur

dengan abu dalam jumlah besar, maka sering lakukan blowing. Jangan

(51)

6. Setelah selesainya operasi soot blowing, kerangan utama dari soot blower

harus ditutup dan kerangan drain (buangan) harus dibiarkan terbuka.

3.6Pengambilan Contoh Air Boiler.

Untuk pengambilan contoh air dipasang melalui jalur pipa continous blow

down. Sebab pada saat ketel beroperasi, valve continous blow down dari upper

drum ini harus senantiasa dibuka ± 20 s/d 40%. Hal ini gunanya untuk membuang

kotoran-kotoran dan zat-zat yang terurai di dalam drum atas yang tidak dapat

terbawa oleh uap secara kontinu.

Gbr 3.3 Pengambilan Contoh Air Boiler

Seperti dibicarakan di atas, selama boiler beroperasi katup continous blow

down tetap buka ± 20 s/d 40% . Apabila akan diadakan pengambilan contoh air:

Buka katup air no.4 untuk pendingin contoh air.

1. Tutup katup no.3 dan buka katup no. 2 perlahan-lahan.

2. Biarkan air dari boiler terbuang beberapa saat untuk membuang sisa-sisa

(52)

3. Apabila kita telah yakin air yang keluar sudah air yang baru maka

tampunglah untuk contoh air.

4. Setelah selesai tutup katup no. 2 dan no. 4, buka penuh katup no. 3.

3.7Cara Melaksanakan Blow Down.

Pada saat Boiler full orpasi sangan perlu dilakukan blow down,

terlebih-lebih apabila kondisi air pengisi ketel kurang memenuhi standard yang ditentukan,

hal ini jika lebih sering dilakukan, akan lebih baik.

Blow down adalah pengatur sirkulasi air pada waktu boiler dihidupkan

atau dimatikan.

Pada saat melakukan blow down, operator harus dengan seksama

memperhatikan kondisi air di dalam gelas penduga. Operator yang melakukan

blow down tidak dibenarkan mengoperasikan kerangan atau alat-alat lain dalam

waktu yang bersamaan. Lamanya blow down tergantung dengan kondisi air di

dalam gelas penduga. Hindari melakukan blow down melalui ke empat buah

header pada saat Boiler operasi, sebab sangat mempengaruhi sistem sirkulasi air

(53)

Gbr 3.4 Skema Blow Down

Caranya:

1. Buka kerangan No. 27 sepenuhnya.

2. Buka kerangan No. 28 perlahan-lahan hingga sesuai dengan kebutuhan.

3. Setelah kondisi air dalam gelas penduga normal tutup kerangan No. 28.

4. Tutup kerangan No. 27.

5. Buka kembali kerangan No. 28 sedikit untuk membuang sisa-sisa air,

selanjutnya tutup kembali.

3.7.1 Meter Level Air (Gelas Penduga)

Adapun hal-hal yang harus diperhatikan pada gelas penduga adalah :

1. Kaca gelas penduga harus selalu dijaga bersih, dan harus diganti bila kotor

atu kabur.

2. Kefungsian gelas penduga harus diperiksa beberapa kali dalam satu hari,

hal ini untuk menjaga kemungkinan:

- Adanya sumbatan pada pipa-pipa sambungan.

(54)

3. Gelas penduga diperiksa menurut prosedur dibawah:

- Tutuplah keran atas dan keran bawah satu persatu.

- Buang air dari kolom gelas penduga dengan membuka katup

pembuang.

- Buka katup atas ( katup uap) untuk memeriksa jalannya uap.

- Tutup katup atas ( katup uap).

- Buka katup bawah (kerangan air), air akan menyembur dari katup

pembuang untuk memeriksa tekanan air. Jika tenaga pembuangan

uap atau tenaga penyemburan air ternyata lemah atau lambat, maka

berarti saluran telah tersumbat disuatu tempat.

(55)

BAB IV

PERAWATAN (MAINTENANCE) KETEL UAP

Perawatan dan pelayanan yang baik pada boiler dapat menjamin umur

teknis dan umur ekonomis yang relatif panjang. Oleh sebab itu operator

memegang peranan yang sangat penting.

Berikut ini dijelaskan cara-cara perawatan dan inspeksi Boiler secara rutin yang

jika lebih sering dilakukan akan lebih mejamin amannya pengoperasian boiler

tersebut:

4.1 Setiap 45 menit:

1. Membersihkan dan membuang abur dari box dust collector.

2. Membersihkan dan membuang abu dari chute dust hopper. Setelah

dibersihkan, dust hopper damper harus ditutup kembali. Bila penutupan

damper kurang rapat, akan terjadi pembakaran di dalam hoper, yang

akibatnya akan membakar secara langsung lower drum dan dapat

mengakibatkan kerusakan yang fatal pada hopper dan lower drum.

3. Amati jangan sampai ada bahan bakar yang terbakar di bawah fire grate

(roster).

4.2Setiap 1 jam

1. Membersihkan (spui) air pada water kolom dan gelas penduga.

2. Membuat jurnal operasi dengan mencatat semua peraltan-peralatan seperti:

- Mencatat tekanan steam (tekanan kerja Boiler).

- Mencatat water flow meter (pemakaian air) & steam flow meter.

(56)

- Mencatat temperatur air umpan.

- Memeriksa kondisi pompa yang dipergunakan.

- Memeriksa semua peralatan yang bergerak dan berputar.

- Memeriksa semua valve atas kemungkinan kebocoran.

4.3 Setiap 3 s/d 4 jam

1. Melaksanakan soot blowing (pembersihan pipa-pipa).

2. Membuang abu dari atas roster.

3. Membuang abur dari bawah roster.

4. Memeriksa meteran-metean pengukur tekanan dan panas.

4.4 Setiap 24 Jam

Memeriksa bagian-bagian yang berputar dan bergerak, dan berikan

minyak pelumas sesuai dengan spesifikasi minyak pelumas sesuai dengan

spesifikasi minyak pelumas pada masing-masing kondisi tempat peralatan

tersebut.

4.5 Setiap 1 s/d 2 minggu.

1. Memeriksa dan membersihkan strainer (saringan) minya, air maupun

steam.

2. Memeriksa roster dan menggantinya jika ada yang patah.

3. Memeriksa dan membersihkan pipa dan dinding batu api dari abu-abu dan

kerak-kerak pembakaran yang melekat di dinding.

(57)

4.6 Setiap 1 s/d 3 bulan

1. Memeriksa dan memberihkan bagian luar dan dalam Boiler.

2. Membersihkan bagian dalam semua pipa-pipa main water tube dan semua

header serta drum dari scale (kerak).

4.7 Diatas 1 tahun

1. Periksa dan perawatan pada casing (dinding)

2. Periksa dan perawatan pada gas duct dan dust collector.

3. Periksa dan perawatan pada controller, peralatan dan instrument.

4. Periksa dan perawatan pada valve, cock dan piping.

4.8 Perlakukan Pada Boiler Pada Saat Stop Operation Yang Tidak Lama

1. Tutup katup induk (main valve).

2. Perhatikan level air dalam gelas penduga dan sirkulasikan air pada boiler

hingga tekanan turun dan ditahan pada <10Kg/cm2.

3. Stop Forced Draft Fan dan Jet Fan (2nd F.D. Fan).

4. Keluarkan abu dan kerak sisa pembakaran dari pintu dapur.

5. Stop Induced Draft Fan dan damper buka penuh.

6. Menurunkan abu dari rangka bakar dengan mengoperasikan dumping grate

dan mengeluarkan abu dari pintu abu.

7. Buka pintu dapur dan pintu abu, sendang pintu-pintu yang lainnya tidak

perlu dibuka.

8. Periksa dengan seksama semua katup blow down dan continuous blow

(58)

katup air vent jangan ada yang terbuka: hal ini untuk menjaga agar kondisi

air dalam boiler tidak banyak berkurang.

9. Pindahkan semua saklar ke pisisi “OFF” terkecuali instrument panel.

Jika boiler stop dan dalam kondisi seperti ini; operator harus juga mengadakan

chcking setiap 1 s/d jam sekali, hal ini untuk mejaga apabila kemungkinan terjadi

hal-hal yang tidak diingini.

4.9 Perlakukan Pada Boiler Pada Saat Stop Operation Yang Cukup Lama.

Apabila Boiler stop operasi dalam jangka waktu yang relatif lama harus

dilakukan perawatan-perawatan agar tidak terjadi korosif pada Boiler tersebut

dengan jalan :

1. Tekanan kerja Boiler harus Nol.

2. Perawatan “Dry Cutting”; perawatan ini adalah cara yang paling baik

untuk perawatan Boiler yang stop operasi dalam waktu yang relatif lama.

Yaitu dengan jalan memasukkan “gas Nitrogen (N2)” ke dalam Boiler dan

ditahan hingga tekanan ± 2kg/cm2. Biaya perawatan seperti ini biasanya

sangat tinggi.

3.Perawatan “Wewt Cutting”; yaitu dengan jalan mengisi air ke dalam

Boiler dan diberi chemical sebagai bahan pencuci sesuai dosis kemudian

diadakan pengapian hingga tekanan 23 kg/cm2. Dan setiap 2 s/d 3 bulan

sekali diadakan penggantian air dan bahan pencucinya. Dan setiap hari

Gambar

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Pemeliharaan
Gambar 2.2 Fungsi Rekayasa Pabrik
GAMBAR SKEMA INSTALASI KETEL UAP DENGAN TURBIN DAN

Referensi

Dokumen terkait

Menurut (Assauri 1993) Pengertian preventive maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan untuk mencegah timbulnya kerusakan-kerusakan yang tidak

dengan adanya kegiatan maintenance ini, maka fasilitas maupun peralatan pabrik dapat digunakan untuk produksi sesuai dengan rencana dan tidak mengalami kerusakan selama fasilitas

dengan adanya kegiatan maintenance ini, maka fasilitas maupun peralatan pabrik dapat digunakan untuk produksi sesuai dengan rencana dan tidak mengalami kerusakan selama

Pengertian preventive maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan untuk mencegah timbulnya kerusakan-kerusakan yang tidak terduga dan menemukan

preventive maintenance (pemeliharaan pencegahan) adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan untuk mencegah timbulnya kerusakan-kerusakan yang tidak terduga

Pada dasarnya strategi pemeliharaan ( maintenance strategy ) ada dua macam yaitu, pemeliharaan yang direncanakan ( planned paintenance ) dan pemeliharaan diluar dari perencanaan

2.6.1 Preventive Maintenance Pengertian preventive maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan untuk mencegah timbulnya kerusakan-kerusakan yang tidak

Pemeliharaan pencegahan Preventive maintenance Preventive maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan untuk mencegah timbulnya kerusakan–kerusakan yang