• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Preventive Maintenance Pada Pabrik Minyak Kelapa Sawit Di PT. Socfindo Tanah Gambus

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Sistem Preventive Maintenance Pada Pabrik Minyak Kelapa Sawit Di PT. Socfindo Tanah Gambus"

Copied!
74
0
0

Teks penuh

(1)

Ciko David Siahaan : Sistem Preventive Maintenance Pada Pabrik Minyak Kelapa Sawit Di PT. Socfindo Tanah Gambus, 2009.

USU Repository © 2009

SISTEM PREVENTIVE MAINTENANCE

PADA PABRIK MINYAK KELAPA SAWIT DI

PT.SOCFINDO TANAH GAMBUS

CIKO DAVID SIAHAAN NIM : 025202008

KARYA AKHIR YANG DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SALAH SATU SYARAT MEMPEROLEH IJASAH SARJANA SAINS TERAPAN

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI MEKANIK INDUSTRI

PROGRAM DIPLOMA –IV FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

Ciko David Siahaan : Sistem Preventive Maintenance Pada Pabrik Minyak Kelapa Sawit Di PT. Socfindo Tanah Gambus, 2009.

USU Repository © 2009

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan

rahmatNya penulis dapat menyelesaikan Karya Akhir ini dengan judul Sistem

Pemeliharaan/Preventive Maintenance pada Pembangkit Tenaga Diesel Di PT

Socfindo Perkebunan Tanah Gambus di Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batu

Bara Sumatera Utara

Adapun laporan Karya Akhir ini merupakan salah satu syarat untuk

menyelesaikan studi di Jurusan Teknologi Mekanik Industri Program D-IV

Universitas Sumatera Utara, guna memperoleh gelar Sarjana Sains Terapan.

Dalam penyelesaian Karya Akhir ini, penulis telah banyak mendapat

bimbingan, saran dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis

mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:.

1. Bapak Ir. Mulfi Hazwi MSc, sebagai Koordinator Program Studi

Teknologi Mekanik Industri dan sebagai Dosen Pembimbingku.

2. Bapak Dr.Ing.Ir.Ikhwansah Isranuri MSc, sebagai Ketua Jurusan

Teknologi Mekanik Industri..

3. Buat Ayahanda dan Ibunda tercinta yang telah banyak memberikan

dukungan penuh kepada penulis baik secara doa maupun rohani.

4. Buat Abang-abangku dan Kakakku yang tersayang yang selalu

memberikan aku semangat di dalam hidupku.

5. Buat rekan-rekan mahasiswa Jurusan Teknologi Mekanik Industri

(3)

Ciko David Siahaan : Sistem Preventive Maintenance Pada Pabrik Minyak Kelapa Sawit Di PT. Socfindo Tanah Gambus, 2009.

USU Repository © 2009

Penulis sangat menyadari bahwa Karya Akhir ini masih jauh dari

sempurna sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya

membangun demi kesempurnan Karya Akhir ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga Karya Akhir ini

dapat berguna dan bermanfaat bagi para pembaca.

Medan, Maret 2009 Penulis

(4)

Ciko David Siahaan : Sistem Preventive Maintenance Pada Pabrik Minyak Kelapa Sawit Di PT. Socfindo Tanah Gambus, 2009.

USU Repository © 2009

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GRAFIK ... viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Tujuan Penulisan ... 2

1.3 Batasan Masalah ... 3

1.4 Metode Pembahasan ... 3

1.5 Sistematika Penulisan ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Peranan Pemeliharaan ... 6

2.2 Jenis-jenis Pemeliharaan (maintenance)... 8

2.2.1 Preventive Maintenance ... 8

2.2.2 Breakdown Maintenance ... 11

2.3 Organisasi Bagian Pemeliharaan Pabrik ... 12

2.4 Kegiatan Pemeliharaan Pabrik ... 14

2.6 Metode Analisis Permasalahan Maintenance ... 15

2.7 Pemeliharaan Pabrik ... 17

2.7.1 Pemeliharaan Rutin... 18

2.7.2 Pemeliharaan Berkala ... 18

2.10 Man Power ... 19

2.10.1 Pengertian Man Power ... 19

2.10.2 Jumlah Man Power dalam Kaitan dengan Keahlian ... 20

(5)

Ciko David Siahaan : Sistem Preventive Maintenance Pada Pabrik Minyak Kelapa Sawit Di PT. Socfindo Tanah Gambus, 2009.

USU Repository © 2009

BAB III METODOLOGI

3.1 Mesin Diesel Enterprise ... 23

(6)

Ciko David Siahaan : Sistem Preventive Maintenance Pada Pabrik Minyak Kelapa Sawit Di PT. Socfindo Tanah Gambus, 2009.

USU Repository © 2009

4.6 Hubungan Biaya dengan Man Consumable ... 55

4.7. Analisa PM Pada Mesin Diesel... 56

4.8 Analisa PM Pada Radiator ... 66

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ... 72

5.2 Saran ... 73

(7)

Ciko David Siahaan : Sistem Preventive Maintenance Pada Pabrik Minyak Kelapa Sawit Di PT. Socfindo Tanah Gambus, 2009.

USU Repository © 2009

BAB I PENDAHULUAN

Pengolahan Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit di pabrik pengolahan

kelapa sawit (PKS) dimaksudkan untuk memperoleh minyak sawit (crude palm

oil) dari daging buah dan inti sawit (kernel palm oil) dari biji.

Perkembangan teknologi dari waktu ke waktu telah banyak membantu

para teknisi dalam memecahkan masalah-masalah yang rumit sehingga didapatkan

suatu efisiensi kerja yang tinggi. Dengan adanya penemuan-penemuan baru di

bidang teknologi merupakan suatu bukti manusia terus menerus berpikir

bagaimana cara merancang, menciptakan serta menemukan suatu hal yang baru

guna mempermudah pekerjaan yang akan dilakukan didalam suatu bidang

teknologi.

1.1 Latar Belakang

Kualitas minyak yang baik bermula di lapangan karena bagaimana pun

juga baiknya proses di pabrik, kualitas minyak yang dihasilkan tidak dapat lebih

baik dari keadaannya saat diterima di pabrik. Dan pabrik juga tidak dapat

memproduksi minyak lebih banyak dari yang dikandung oleh TBS. Pabrik hanya

dapat menekan sekecil mungkin perubahan kualitas dan loses selama proses.

Namun demikian, tidak berarti pengawasan mutu serta perawatan dan

perbaikan mesin dapat diabaikan selama pengolahan karena perlakuan yang salah

selama pengolahan dapat mengakibatkan kerusakan mutu produksi dan rendahnya

(8)

Ciko David Siahaan : Sistem Preventive Maintenance Pada Pabrik Minyak Kelapa Sawit Di PT. Socfindo Tanah Gambus, 2009.

USU Repository © 2009

Mutu dan rendemen hasil olahan sangat dipengaruhi oleh mutu tandan dan

mutu panen. Mutu tandan adalah derajat kesempurnaan buah yang ditentukan oleh

kesempurnaan penyerbukan pada tandan. Penyerbukan yang tidak sempurna,

menghasilkan banyak buah yang tidak jadi (partenokarpi) sehingga berat tandan

berkurang, hasil minyak dan inti berkurang. Sedangkan yang dimaksud dengan

mutu panen adalah derajat kematangan, kegiatan pengutipan brondolan, dan

perlakuan terhadap tandan buah kelapa sawit.

Tandan mentah mengandung minyak dan ALB yang rendah dan tandan

yang lewat matang mengandung kadar ALB yang tinggi. TBS mentah merupakan

salah satu faktor yang menyebabkan efisiensi pengutipan minyak rendah. Hal ini

disebabkan TBS di continuous settling tank akan membentuk buih yang banyak

sehingga proses pemisahan minyak menjadi tidak sempurna. Untuk mendapatkan

hasil yang bagus pada proses pengolahan minyak kelapa sawit, kita harus

memperhatikan kinerja mesin yang digunakan. Karena akan sangat berpengaruh

pada hasil yang diproduksi, oleh karena itu kita harus selalu mengecek mesin pada

saat beroperasi, agar minyak yang dihasilkan oleh pabrik dapat memenuhi standar.

1.2 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan karya akhir ini adalah untuk mengetahui bagaimana

sistem Pemeliharaan dengan sistem Preventive Maintenance pada pabrik minyak

kelapa sawit di PT. Socfindo Perkebunan Tanah Gambus yang diterapkan untuk

mendapatkan produktivitas produksi yang tinggi dengan menggunakan

metode-metode kerja yang ada. Dan di samping itu pula dibahas tentang Man Power atau

(9)

Ciko David Siahaan : Sistem Preventive Maintenance Pada Pabrik Minyak Kelapa Sawit Di PT. Socfindo Tanah Gambus, 2009.

USU Repository © 2009

waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan suatu pekerjaan dan biasanya dihitung

dalam jam. Dengan demikian diterapkan sistem pemeliharaan dan perawatan pada

pabrik dengan baik dan benar diharapkan dapat mengurangi kesalahan dan

kerugian.

1.3 Batasan Masalah

Kemajuan yang cepat dapat dilihat dalam bidang industri yang

memerlukan banyak sarana penunjang guna untuk mendukung kelancaran

pekerjaan di dalam suatu pabrik, seperti halnya pada proses pengolahan kelapa

sawit, perawatan dan perbaikan mesin pabrik secara berkala, serta pemahaman

satuan operasinya adalah mutlak diperlukan demi keberlangsungan operasi suatu

pabrik pengolahan kelapa sawit.

Sehubungan dengan kompleksnya pembahasan masalah yang terdapat

pada industri pengolahan kelapa sawit, maka penulis melakukan pambatasan

terhadap pembahasan masalah dalam karya akhir ini.

Karya akhir ini hanya akan membahas seputar preventive maintenance

yang dikupas secara umum terhadap suatu pabrik pengolahan kelapa sawit,

dimana penulis telah melakukan survey lapangan yang dilaksanakn pada sebuah

perusahaan di Pt Socfindo Perkebunan Tanah Gambus di Kecamatan Lima Puluh

Kabupaten Batu Bara Sumatera Utara

1.4 Metode Penulisan

Beberapa metode yang digunakan penulis dalam menyelesaikan karya

(10)

Ciko David Siahaan : Sistem Preventive Maintenance Pada Pabrik Minyak Kelapa Sawit Di PT. Socfindo Tanah Gambus, 2009.

USU Repository © 2009

dan saling mendukung penyelesaian karya akhir ini. Berikut terdapat beberapa

metode yang telah dilaksanakan oleh penulis, antara lain :

a. Metode Survey

Penulis melaksanakan survey pada perusahaan yang dituju dan melakukan

peninjauan langsung terhadap operasi pengolahan pada pabrik kelapa sawit

b. Metode Wawancara

Penulis melakukan wawancara tanya-jawab kepada pihak yang

berkompeten pada perusahaan tersebut seputar proses pengolahan dan

perawatan maupun perbaikan mesin yang dilakukan oleh perusahaan

tersebut.

c. Studi Literatur

Untuk mendukung penyelesaian tugas akhir ini, penulis melaksanakan studi

literatur seputar industri pengolahan kelapa sawit sehingga pembahasan

pada karya akhir ini lebih sempurna.

1.5 Sistematika Penulisan

Penulisan karya akhir ini dibagi atas beberapa bab yang saling melengkapi,

dimana bab dapat diringkas secara garis besar sebagai berikut

Bab I Merupakan bab pendahuluan yang membahas seputar industri

pengolahan kelapa sawit, tujuan penulisan, batasan masalah, metode

penulisan, dan sistematika penulisan.

Bab II Merupakan studi literatur pendukung mengenai industri pengolahan

(11)

Ciko David Siahaan : Sistem Preventive Maintenance Pada Pabrik Minyak Kelapa Sawit Di PT. Socfindo Tanah Gambus, 2009.

USU Repository © 2009

Bab III merupakan sistem pemeliharaan periodik (Preventive Maintenance) di

Pabrik Kelapa Sawit. Diantaranya sistem pemeliharaan pada Mesin

Diesel (Genset), Ketel Uap, Turbin Uap.

Bab IV Merupakan analisa sistem preventive maintenance yang berlaku di

Pabrik Kelapa Sawit PT. Socfindo Tanah Gambus.

Bab V Merupakan bagian kesimpulan dan saran atas hasil pembahasan dan

(12)

Ciko David Siahaan : Sistem Preventive Maintenance Pada Pabrik Minyak Kelapa Sawit Di PT. Socfindo Tanah Gambus, 2009.

USU Repository © 2009

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian dan Peranan Pemeliharaan

Pemeliharaan merupakan suatu fungsi dalam suatu perusahaan pabrik yang

sama pentingnya dengan fungsi-fungsi lain seperti produksi. Hal ini karena

apabila seseorang mempunyai peralatan atau fasilitas, maka biasanya dia akan

selalu berusaha untuk tetap mempergunakan peralatan atau fasilitas tersebut.

Demikianlah pula halnya dengan perusahaan pabrik, dimana pimpinan perusahaan

pabrik tersebut akan selalu berusaha agar fasilitas maupun peralatan produksinya

dapat dipergunakan sehingga produksinya berjalan lancar.

Dalam usaha untuk dapat terus menggunakan fasilitas tersebut agar

kontinuitas produksi dapat terjamin, maka dibutuhkan kegiatan-kegiatan

pemeliharaan dan perawatan yang meliputi kegiatan pemeriksaan, pelumasan

(lubrication), dan perbaikan atau reperasi atas kerusakan-kerusakan yang ada,

serta penyesuaian atau penggantian spare part atau komponen yang terdapat pada

fasilitas tersebut.

Seluruh kegiatan ini sebenarnya tugas bagian pemeliharaan. Peranan

bagian ini tidak hanya untuk menjaga agar pabrik dapat tetap bekerja dan produk

dapat diprodusir dan diserahkan kepada pelanggan tepat pada waktunya, akan

tetapi untuk menjaga agar pabrik dapat bekerja secara efisien dengan menekan

atau mengurangi kemacetan produksi sekecil mungkin. Jadi, bagian perawatan

(13)

Ciko David Siahaan : Sistem Preventive Maintenance Pada Pabrik Minyak Kelapa Sawit Di PT. Socfindo Tanah Gambus, 2009.

USU Repository © 2009

perusahaan pabrik yang menyangkut kelancaran atau kemacetan produksi,

kelambatan, dan volume produksi serta efisiensi berproduksi. [1]

Dalam masalah pemeliharaan ini perlu diperhatikan bahwa sering terlihat

dalam suatu perusahaan bahwa kurang diperhatikannya bidang pemeliharaan atau

maintenance ini, sehingga terjadilah kegiatan pemeliharaan yang tidak teratur.

Peranan yang penting dari kegiatan baru diperhatikan setelah mesin-mesin

tersebut rusak dan tidak dapat berjalan sama sekali. Hendaknya kegiatan harus

dapat menjamin bahwa selama proses produksi berlangsung, tidak akan terjadi

kemacetan-kemacetan yang disebabkan oleh mesin maupun fasilitas produksi.

Maintenance dapat diartikan sebagai kegiatan untuk memelihara atau

menjaga fasilitas maupun peralatan pabrik dan mengadakan perbaikan atau

penyesuaian maupun penggantikan yang diperlukan agar diperoleh suatu keadaan

operasi produksi yang memuaskan sesuai apa yang telah direncanakan. Jadi,

dengan adanya kegiatan maintenance ini, maka fasilitas maupun peralatan pabrik

dapat digunakan untuk produksi sesuai dengan rencana dan tidak mengalami

kerusakan selama fasilitas atau peraltan tersebut dipergunakan untuk proses

produksi atau sebelum jangka waktu tertentu yang direncanakan tercapai sehingga

dapatlah diharapkan proses produksi berjalan lancar dan terjamin karena

kemungkinan-kemungkinan kemacetan yang disebabkan tidak berjalannya

fasilitas atau peeralatan prodiksi telah dihilangkan atau dikurangi. Tujuan utama

fungsi pemeliharaan adalah sebagai berikut :

a. Kemampuan produksi dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan rencana

(14)

Ciko David Siahaan : Sistem Preventive Maintenance Pada Pabrik Minyak Kelapa Sawit Di PT. Socfindo Tanah Gambus, 2009.

USU Repository © 2009

b. Menjaga kualitas pada tingkat yang tepat untuk memenuhi apa yang

dibutuhkan oleh produk itu sendiri dan kegiatan produksi yang tidak

terganggu.

c. Untuk membantu mengurangi pemakaian dan penyimpangan yang diluar

batas dan menjaga modal yang diinvestasikan dalam perusahaan selama

waktu yang ditentukan sesuai dengan kebijaksanaan perusahaan mengenai

investasi tersebut.

d. Untuk mencapai tingkat biaya pemeliharaan serendah mungkin, dengan

melaksanakan kegiatan maintenance secara efektif dan efisien

keseluruhnya.

e. Menghindari kegiatan maintenance yang dapat membahayakan

keselamatan kerja.

f. Mengadakan suatu kerjasama yang erat dengan fungsi-fungsi utama

lainnya dari suatu perusahaan dalam rangka untuk mencapai tujuaa utama

perusahaan. Yaitu tingkat keuntungan atau return of invesment yang

sebaik mungkin dan total biaya rendah.

2.2 Jenis-jenis Pemeliharaan (Maintenace)

Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan pada suatu pabrik dapat dibedakan

atas dua jenis, yaitu preventive maintenance dan breakdown maintenance.

2.2.1 Preventive Maintenace

Pengertian Preventive Maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan

(15)

Ciko David Siahaan : Sistem Preventive Maintenance Pada Pabrik Minyak Kelapa Sawit Di PT. Socfindo Tanah Gambus, 2009.

USU Repository © 2009

tidak terduga dan menemukan kondisi atau keadaan yang dapat menyebabkan

fasilitas produksi mengalami kerusakan pada waktu digunakan dalam proses

produksi.

Dengan demikian, semua fasilitas produksi yang mendapatkan preventive

maintenance akan terjamin kelancaran kerjanya dan selalu diusahakan dalam

kondisi atau keadaan siap dipergunakan untuk setiap operasi atau proses produksi

pada setiap saat sehingga dapatlah dimungkinkan bahwa pembuatan suatu rencana

dan schedule pemeliharaan dan perawatan yang sangat cermat dan rencana

produksi yang lebih cepat. Preventive Maintenance ini sangat penting karena

kegunaannya yang sangat efektif di dalam menghadapi fasilitas-fasilitas produksi

yang termasuk pada golongan critical unit, dimana sebuah fasilitas atau peralatan

produksi akan termasuk pada golongan ini apabila:

a. Kerusakan fasilitas atau peralatan tersebut akan membahayakan kesehatan

atau keselamatan para pekerja.

b. Kerusakan fasilitas ini akan mempengaruhi kualitas produk yang

dihasilkan.

c. Kerusakan fasilitas ini akan menyebabkan kemacetan suatu proses

produksi.

d. Modal yang ditanamkan dalam fasilitas tersebut atau harga fasilitas

tersebut cukup besar atau mahal.

Bilamana preventive maintenance dilaksanakan pada fasilitas-fasilitas atau

peralatan yang termasuk dalam critical unit, maka tugas-tugas maintence dapatlah

dilakukan dengan suatu perencanaan yang intensif untuk unit yang bersangkutan

(16)

Ciko David Siahaan : Sistem Preventive Maintenance Pada Pabrik Minyak Kelapa Sawit Di PT. Socfindo Tanah Gambus, 2009.

USU Repository © 2009

besar dalam waktu yang yang relatif singkat.

Dalam praktiknya preventive maintenance yang dilakukan oleh suatu

perusahaan pabrik dapat dibedakan atas :

• Routine Maintenace

• Periodic Maintenance

Routine maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang

dilakukan secara rutin, misalnya setiap hari. Sebagai contoh dari kegiatan ini

adalah pembersihan fasilitas maupun peralatan, pelumasan, serta pemeriksaan

bahan bakarnya dan mungkin termasuk pemanasan (warming-up) mesin-mesin

selama beberapa menit sebelum dipakai beroperasi sepanjang hari.

Periodic maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang

dilakukan secara periodik atau dalam jangka waktu tertentu, misalnya setiap satu

minggu sekali, lalu meningkat setiap bulan sekali, dan akhirnya setiap setahun

sekali. Periodic maintenance dapat pula dilakukan dengan memakai lamanya jam

kerja mesin atau fasilitas produksi tersebut sebagai jadual kegiatan, misalnya

setiap seratus jam kerja mesin sekali atau seterusnya. Jadi, sifat kegiatan

maintenance ini tetap secara periodik atau berkala. Kegiatan ini jauh lebih berat

daripada routine maintenance. Sebagai contoh untuk kegiatan periodic

maintenance adalah pembongkaran karburator atau pembongkaran alat-alat

dibagian sistem aliran bensin, penyetelan katup-katup pemasukan dan

pembuangan silinder mesin, dan pembongkaran mesin ataupun fasilitas tersebut

(17)

Ciko David Siahaan : Sistem Preventive Maintenance Pada Pabrik Minyak Kelapa Sawit Di PT. Socfindo Tanah Gambus, 2009.

USU Repository © 2009

2.2.2 Breakdown Maintenace

Breakdown atau corrective maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan

perawatan yang dilakukan setelah terjadinya suatu kerusakan atau kelainan pada

fasilitas maupun peralatan sehingga tidak dapat berfungsi dengan baik dan benar.

Kegiatan breakdown maintenance yang dilakukan sering disebut dengan kegiatan

perbaikan atau reparasi.

Perbaikan yang dilakukan karena adanya kerusakan yang dapat terjadi

akibat tidak dilakukannnya preventive maintenance ataupun telah dilakukan tetapi

sampai pada waktu tertentu fasilitas atau peralatan tersebut tetap rusak. Jadi,

dalam hal ini, kegiatan maintenance sifatnya hanya menunggu sampai kerusakan

terjadi dahulu, baru kemudian diperbaiki. Maksud dari tindakan perbaikan ini

adalah agar fasilitas atau peralatan tersebut dapat dipergunakan kembali dalam

proses produksi sehingga proses produksinya dapat berjalan lancar kembali.

Dengan demikian, apabila perusahaan hanya mengambil kebijaksanaan

untuk melakukan breakdown maintenance saja, maka terdapatlah faktor

ketidakpastian (uncertainity) dalam kelancaran proses produksinya akibat

ketidakpastian akan kelancaran bekerjanya fasilitas atau peralatan produksi yang

ada. Oleh karena itu, kebijaksanaan untuk melaksanakan breakdown maintenance

saja tanpa preventif maintenance akan menimbulkan akibat-akibat yang dapat

menghambat ataupun memacetkan kegiatan produksi apabila terjadi suatu

kerusakan yang tiba-tiba pada fasilitas produksi yang digunakan.

Kelihatannya bahwa breakdown maintenance adalah lebih murah biayanya

dibandingkan dengan preventive maintenance. Hal ini benar adanya selama

(18)

Ciko David Siahaan : Sistem Preventive Maintenance Pada Pabrik Minyak Kelapa Sawit Di PT. Socfindo Tanah Gambus, 2009.

USU Repository © 2009

berlangsung. Namun, bilamana kerusakan terjadi pada peralatan selama proses

produksi berlangsung, maka akibat dari kebijaksanaan dengan menerapkan

breakdown maintenance saja akan jauh lebih parah kerugiannya daripada

preventive maintenance. Disamping itu akan akan didapat suatu kenaikan yang

melonjak terhadap biaya-biaya perawatan dan pemeliharaan pada saat terjadinya

kerusakan tersebut. Oleh karena breakdown maintenance mahal, maka sedapat

mungkin harus dicegah dengan mengintensifkan preventive maintenance. Selain

itu, perlu dipertimbangkan bahwa dalam jangka panjang untuk mesin-mesin yang

mahal dan termasuk pada critical unit dari proses produksi, bahwa preventive

maintenance akan lebih menguntungkan daripada hanya menerapkan kebijakan

breakdown maintenance saja.

2.3 Oraganisasi Bagian Pemeliharaan Pabrik

Pemeliharaan merupakan fungsi yang sangat penting dalam suatu

perusahaan untuk menjamin kelancaran proses produksinya. Oleh karena itu,

adanya bagian maintenance dalam suatu pabrik merupakan sesuatu yang

diharapkan. Perlu adanya bagian pemeliharaan ini disebabkan juga oleh kegiatan

pemeliharaan yang sangat rumit yang menyangkut seluruh peralatan pabrik.

Bagian pemeliharaan tidak dapat terlepas sama sekali dari bagian produksi karena

kegagalan kegiatan pemeliharaan sangat mengganggu kelancaran proses produksi.

Sebagai contoh, apabila kegiatan maintenance tidak berjalan dengan baik dan

efektif, misalnya karena mesin-mesin yang rusak tetapi terlambat atau tidak

diperbaiki, maka keadaan ini akan mengakibatkan proses produksi akan terhenti

(19)

Ciko David Siahaan : Sistem Preventive Maintenance Pada Pabrik Minyak Kelapa Sawit Di PT. Socfindo Tanah Gambus, 2009.

USU Repository © 2009

adanya suatu pekerjaan pemeliharaan yang baik dan efektif, maka akan dapat

dicegah timbulnya kerusakan (breakdown) sebelum waktunya kerusakan tersebut

seharusnya terjadi. Oleh karena itu, pada umumnya bagian pemeliharaan di dalam

suatu pabrik merupakan bagian yang membantu dan memberi laporan kepada

kepala pabrik atau bagian produksi mengenai keadaan peralatan produksi. Peranan

bagian pemeliharaan dalam suatu pabrik akan bertambah penting apabila

perusahaan tersebut menggunakan mesin-mesin yang serba otomatis dalam proses

produksinya.

Besar-kecilnya bagian pemeliharaan ini tergantung pada besarnya

perusahaan pabrik tersebut dan otomatis tidaknya mesin-mesin yang digunakan.

Perusahaan besar mempunyai jumlah tenaga kerja yang besar di bagian

pemeliharaan dan mempunyai struktur organisasi yang lebih kompleks

dibandingkan dengan perusahaan kecil. Jenis-jenis pekerjaan pemeliharaan yang

umumnya dilakukan oleh bagian maintenance adalah sebagai berikut:

a. Pemeliharaan bangunan

b. Pemeliharaan peralatan pabrik

c. Pemeliharaan peralatan elektris

d. Pemeliharaan tenaga pembangkit (power plant)

e. Pemeliharaan peralatan penerangan dan ventilasi pabrik

f. Pemeliharaan peralatan material handling dan transportasi

g. Pemeliharaan halaman dan taman pabrik

h. Pemeliharaan peralatan service

(20)

Ciko David Siahaan : Sistem Preventive Maintenance Pada Pabrik Minyak Kelapa Sawit Di PT. Socfindo Tanah Gambus, 2009.

USU Repository © 2009

2.4 Kegiatan Pemeliharaan Pabrik

Kegiatan atau tugas pemeliharaan dapat digolongkan salah satu

dari keempat tugas pokok berikut:

a. Kegiatan Inspeksi (Inspection)

Kegiatan inspeksi meliputi kegiatan pengecekan atau pemeriksaan secara

berkala (routine schedule check) bangunan dan peralatan pabrik sesuai

dengan rencana serta kegiatan pengecekan atau pemeriksaan terhadap

peralatan yang mengalami kerusakan dan membuat laporan-laporan dari

hasil pengecekan atau pemeriksaan tersebut.

b. Kegiatan Teknik (Engineering)

Kegiatan teknik meliputi kegiatan percobaan (pengetesan) terhadap

peralatan yang baru dibeli dan kegiatan-kegiatan pengembangan peralatan

atau komponen peralatan yang perlu diganti, serta melakukan

penelitian-penelitian terhadap kemungkinan pengembangan tersebut.

c. Kegiatan Produksi (Production)

Kegiatan produksi merupakan kegiatan pemeliharaan yang sebenarnya,

yaitu memperbaiki dan mereparasi mesin-mesin dan peralatan. Secara

fisik, melaksanakan pekerjaan yang disarankan atau diusulkan dalam

kegiatan inspeksi dan teknik,melaksanakan kegiatan service dan lubrikasi.

Kegiatan produksi ini dimaksudkan agar kegiatan pengolahan pabrik dapat

berjalan lancar sesuai dengan rencana. Untuk itu diperlukan usaha-usaha

(21)

Ciko David Siahaan : Sistem Preventive Maintenance Pada Pabrik Minyak Kelapa Sawit Di PT. Socfindo Tanah Gambus, 2009.

USU Repository © 2009

d. Kegiatan Administrasi (Administration)

Kegiatan administrasi ini merupakan kegiatan yang berhubungan dengan

pencatatan-pencatatan mengenai biaya-biaya yang berhubungan dengan

kegiatan pemeliharaan, komponen (spare parts) yang dibutuhkan,

progress report tentang apa yang telah dikerjakan, waktu

dilaksanakannnya inspeksi dan perbaikan, lamanya perbaikan tersebut,

serta informasi komponen suku cadang yang tersedia dibagian

pemeliharaan. Jadi, dalam kegiatan ini termasuk penyusunan planning dan

schedulling, yaitu rencana kapan suatu mesin harus diperiksa, di-service,

dan direparasi.

e. Pemeliharaan Bangunan (Housekeeping)

Kegiatan pemeliharaan bangunan merupakan kegiatan untuk menjaga agar

bangunan gedung tetap terpelihara dan terjamin kebersihannya. Jadi,

kegiatan ini merupakan kegiatan pemeliharaan yang tidak termasuk dalam

kegiatan teknik dan produksi dari bagian maintenance.

2.5 Metode Analisis Permasalahan Maintenance

Dalam masalah industri proses sering dijumpai persoalan keadaan yang

tidak pasti (uncertainity). Pasti persoalan ini harus dipecahkan untuk menentukan

keputusan apa yang akan diambil dan dijalankan. Salah satu metode untuk

memecahkan masalah ini adalah metode coba-coba dan jika salah diganti (trial

and error). Metode ini tentunya mempunyai banyak resiko, yaitu jika perusahaan

ternyata mengambil keputusan yang salah, maka perusahaan akan memperoleh

(22)

Ciko David Siahaan : Sistem Preventive Maintenance Pada Pabrik Minyak Kelapa Sawit Di PT. Socfindo Tanah Gambus, 2009.

USU Repository © 2009

kerugiannya. Misalnya jika perusahaan salah menentukan barang yang akan

dihasilkan, dimana barang yang dihasilkan ternyata tidak laku dipasaran,

akibatnya perusahaan akan menderita kerugian.

Oleh karena itu, maka dibutuhkan cara yang lebih baik, dimana beberapa

alternatif solusi diperbandingkan untuk beberapa kriteria yang ada dan solusi yang

terbaiklah yng dipilih. Untuk memperoleh cara yang lebih baik, maka sering

digunakan perhitungan-perhitungan untuk perbandingan yang bersifat matematis,

statistik atau probabilitas, dan linear programming. Dalam hal ini Monte Carlo

menggunakan cara yang bersifat statistik maupun probability dalam analisis

persoalan uncertainity yang sering disebut “Monte Carlo Analysis” yang sering

digunakan dalam permasalahan maintenance. [1]

Teknik Monte Carlo menggunakan sisyem random number dan poisson

distribution. Misalnya suatu perusahaan memiliki 12 unit, maka cumulative

probability bahwa rata-rata mesin rusak 5 dalam satu hari tabel cumulative

probability-nya adalah sebagai berikut:

=

Tabel 2.1 Tabel Cummulative Probability pada PT Socfindo

Jlh

Dengan mengetahui besarnya probabilitas mesin yang rusak dalam perusahaan,

maka dapatlah ditentukan banyaknya tenaga maintenance, alat-alat pemeliharaan,

dan persediaan spare parts, serta ruangan bengkel yang perlu disediakan untuk

(23)

Ciko David Siahaan : Sistem Preventive Maintenance Pada Pabrik Minyak Kelapa Sawit Di PT. Socfindo Tanah Gambus, 2009.

USU Repository © 2009

2.6 Pemeliharaan Pabrik Kelapa Sawit

Pengolahan Buah kelapa sawit yang umumnya disebut dengan tandan

buah segar dimaksudkan untuk memperoleh minyak sawit dari daging buah dan

inti sawit dari biji. Perlakuan terhadap TBS mulai dari panen, transportasi dan

proses pengolahan di pabrik akan menentukan kuantitas dan kualitas minyak yang

akan dihasilkan. Pada Prinsipnya proses pengolahan TBS menjadi minyak dan inti

sawit dapat dibagi dalam beberapa stasiun, antara lain :

• Stasiun Penerimaan Buah

• Stasiun Perebusan • Thressing Machine

• Stasiun Pengempaan

• Stasiun Klarifikasi • Stasiun Kernel

Pemeliharaan adalah kegiatan untuk memelihara atau menjaga fasilitas

maupun peralatan pabrik dan mengadakan perbaikan atau penyesuaian atau

penggantian yang diperlukan agar diperoleh suatu keadaan operasi produksi yang

memuaskan sesuai dengan yang telah direncanakan. Berikut ini merupakan tujuan

utama dari fungsi pemeliharaan, antara lain :

a. Kemampuan berproduksi dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan rencana

produksi.

b. Menjaga kualitas pada tingkat yang tepat untuk memenuhi apa yang dibutuhkan

(24)

Ciko David Siahaan : Sistem Preventive Maintenance Pada Pabrik Minyak Kelapa Sawit Di PT. Socfindo Tanah Gambus, 2009.

USU Repository © 2009

c. Untuk membantu mengurangi pemakaian dan penyimpangan di luar batas dan

menjaga modal yang diinvestasikan dalam perusahaan selama waktu yang

ditentukan sesuai dengan kebijaksanaan perusahaan mengenai investasi

tersebut.

d. Untuk mencapai tingkat biaya pemeliharaan serendah mungkin dengan

melaksanakan kegiatan pemeliharaan secara efektif dan efisien

keseluruhannya.

e. Menghindari kegiatn pemeliharaan yang dapat membahayakan keselamatan

para pekerja.

f. Mengadakan suatu kerjasama yang erat hubungannya dengan fungsi-fungsi

utama dari suatu perusahaan dalam rangka untuk mencapai tujuan utama

perusahaan yaitu tingkat keuntungan atau return of investment yang sebaik

mungkin dan total biaya yang terendah.

Sasaran-sasaran tersebut di atas dapat dicapai dengan jalan melaksanakan

pemeliharaan pencegahan (preventive maintenance). Pemeliharaan dengan

pencegahan dapat dibedakan atas pemeliharaan rutin dan pemeliharaan berkala.

2.6.1 Pemeliharaan Rutin

Pemeliharaan rutin adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang

dilakukan secara rutin, misalnya setiap hari seperti: pembersihan peralatan,

pelumasan, dan pemeriksaan bahan bakar sebelum mesin dioperasikan.

2.6.2 Pemeliharaan Berkala

Pemeliharaan berkala adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang

(25)

Ciko David Siahaan : Sistem Preventive Maintenance Pada Pabrik Minyak Kelapa Sawit Di PT. Socfindo Tanah Gambus, 2009.

USU Repository © 2009

minggu sekali, lalu meningkat 1 (satu) bulan sekali, dan akhirnya setiap satu tahun

sekali.

Pemeliharaan berkala dapat pula dilakukan dengan menggunakan lamanya

jam kerja mesin atau fasilitas produksi tersebut sebagai jadwal kegiatan, misalnya

setiap 100 jam kerja mesin. Pada umumnya, sebuah pabrik memisahkan jadwal

pemeliharaannya, yaitu:

• Pelumasan untuk mesin-mesin pengolahan • Pemeliharaan alat-alat listrik

• Mesin-mesin maupun alat-alat pengolahan

• Mesin-mesin pembangkit tenaga

2.7 MAN POWER

2.7.1 Pengertian Man Power

Man power adalah tenaga kerja manusia dalam suatu perusahaan untuk

melakukan perawatan pada mesin – mesin yang ada dipabrik tersebut.

Masing-masing pabrik akan mempunyai persoalannya sendiri-sendiri dan berbeda satu

sama lain.

Hubungan antara banyaknya orang dengan jumlah waktu operasi personal,

kaitan antara pegawai-pegawai perawatan yang bisa diperoleh, merupakan kajian

yang sangat penting bagi direksi. Sedikit jumlah tenaga kerja dengan kapasitas

dan kualitas hasil kerja yang memuaskan adalah tujuan manajemen.

Dalam manajemen produksi khususnya bagian perawatan pabrik, tenaga

kerja (man power) merupakan bidang keputusan yang sangat penting. Hal ini

disebabkan bahwa tidak akan terjadi suatu proses produksi dan operasi tanpa

(26)

Ciko David Siahaan : Sistem Preventive Maintenance Pada Pabrik Minyak Kelapa Sawit Di PT. Socfindo Tanah Gambus, 2009.

USU Repository © 2009

Penggunaan mesin dan tenaga kerja dapat digunakan untuk mengukur hubungan

antara tenaga kerja dan mesin guna melihat kemungkinan-kemungkinan untuk

memperbaiki penggunaan tenaga kerja dan mesin dan bertujuan untuk membuat

kedua unsur ini dapat dipergunakan seefektif mungkin. Perbaikan dalam

penggunaaan tenaga kerja dan mesin dilakukan dengan mengadakan analisis yang

menggunakan persentase penggunaan orang dan mesin dan analisis siklus kerja

serta siklus waktu yang realistis. Jika kegiatan kerja manusia diperlihatkan pada

gambar (chart) yang sama kegiatan kerjanya seperti kegiatan kerja mesin-mesin,

maka kedua unsur tersebut harus digambarkan suatu skala waktu yang sama.

2.7.2 Jumlah Man Power Dalam Kaitan Dengan Keahlian

Sulit untuk dipresentasikan sebagai dasar penentuan dari masing-masing

keahlian yang berbeda di pabrik secara praktis dalam hubungan-hubungan seperti

ini, maka pengkajian secara terus-menerus menjadi sangat penting untuk

mendapatkan kondisi yang optimal, apakah perlu adanya penambahan pada

bagian yang satu atau pengurangan pada bagian yang lain guna mencapai alokasi

tenaga yang seimbang dalam kaitannya dengan beban pekerjaan.

Pencatatan setiap saat dari suatu bagian dan keahlian merupakan alat

perencanaan yang efektif. Suatu keadaan yang baik adalah bila beban kerja

diimbangi dengan tenaga yang cukup. Dalam kondisi seperti ini, dimana beban

terlampau besar dan terbatasnya tenaga, maka sebaiknya bisa dipakai pemborong

luar.

(27)

Ciko David Siahaan : Sistem Preventive Maintenance Pada Pabrik Minyak Kelapa Sawit Di PT. Socfindo Tanah Gambus, 2009.

USU Repository © 2009

Kegunaan juru tulis dalam perawatan

1. Pekerjaan-pekerjaan penulisan laporan secara konsisten lebih bisa dihemat

dengan operasi dan pengawasan yang lebih akurat. Staff juru tulis bisa

merencanakan kemungkinan-kemungkinan tambah atau tidaknya jumlah

pengawas secara tersusun, baik hitam di atas putih secara terus menerus.

2. Lebih baik lagi bila disana juga dapat direkam perhitungan-perhitungan

pembiayaan dan neraca serta arus keluar masuknya uang. Dan demikian

juga informasi dari manajemen yang lebih tinggi pula cetakan-cetakan

utama untuk meningkatkan efisiensi administrasi dari bagian perawatan

mesin.

3. Staff-staff yang terlibat di sini diharapkan bisa menyimpan dan mencatat

informasi keluar maupun masuk guna mendukung pengawasan unit-unit

personal dan biaya untuk meningkatkan profit perusahaan.

4. Kebutuhan tenaga administrasi atau juru tulis ini berfariasi. Kelompok

administrasi secara praktis melaporkan hasil kerjanya kepada atasannya

langsung.

2.8 MAN HOUR

Dalam praktik pemeliharaan dan perawatan pabrik, man hour adalah

waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan suatu pekerjaan dan biasanya dihitung

dalam satuan jam. Untuk mengestimasi waktu yang diperlukan oleh suatu

pekerjaan sangat bergantung pada pengalaman yang ada. Menyadari akan hal

tersebut, dimana pengalaman memerlukan waktu yang lama, maka terdapat dua

(28)

Ciko David Siahaan : Sistem Preventive Maintenance Pada Pabrik Minyak Kelapa Sawit Di PT. Socfindo Tanah Gambus, 2009.

USU Repository © 2009

a. Waktu untuk pekerjaan-pekerjaan yang khusus.

b. Menggunakan data standart yang bersala dari konsultan maupun

jurnal-jurnal pendukung yang relevan.

Indikator yang biasa ditemukan adalah persentase jam kerja yang

terjadual. Tenaga kerja bagian pemeliharaan biasanya tersedia untuk

pekerjaan-pekerjaan yang sudah terjadwal. Perbedaan antara jam-jam rutin yang tersedia dan

jam kerja yang terjadual disebut sebagai persentase jam-jam rutin yang ada.

Seorang perencana harus mengetahui jumlah man hour yang hadir dan siapa saja

pekerja yang absen. Perencana harus mengantisipasi pekerja yang tidah hadir,

seperti: liburan dan waktu permintaan cuti.

Indikator pengawasan adalah jam kerja yang sebenarnya yang dilaporkan

oleh workshop dan supervisor perbaikan dan jam kerja yang dibayarkan untuk

pekerja tersebut. Hal ini merupakan informasi yang penting sebab semua

laporan-laporan pengawasan berdasarkan jam-jam kerja yang dilaporkan.

Supervisor harus mengawasi setiap jam kerja para pekerja termasuk

overtime. Jam kerja yang hilang adalah perbedaan jam kerja yang dilaporkan

dengan jam kerja yang dibayar. Indikator pengawasannya adalah jam-jam kerja

(29)

Ciko David Siahaan : Sistem Preventive Maintenance Pada Pabrik Minyak Kelapa Sawit Di PT. Socfindo Tanah Gambus, 2009.

USU Repository © 2009

BAB III

METODOLOGI

Dalam Pabrik Kelapa Sawit khususnya PT.Socfindo Perkebunan Tanah

Gambus penggerak mula yang dipakai adalah turbin uap. Disamping itu

disediakan juga mesin diesel (genset) sebagai pembangkit pertama untuk

menghidupkan blower pada ketel uap sampai ketel uap dapat menghasilkan uap

masuk turbin.

3.1 MESIN DIESEL (GENSET)

Disamping pembangkit listrik tenaga uap (Turbin).dibutuhkan juga

pembangkit listrik tenaga diesel (Genset) genset tersebut memiliki daya 180kw.

Penggunaan mesin ini terutama dipakai pada waktu turbin uap belum / tidak

beroprasi atau pada waktu pemutaran blower untuk mensuplay udara pembakaran,

sampai ketel uap tersebut dapat menghasilkan listrik sendiri dan selanjutnya

genset dapat dimatikan tanpa mengganggu operasi turbin

3.1.1 Konstruksi Dan Komponen Mesin Diesel

A. Sistem Suplay Bahan Bakar

Bahan bakar mesin diesel adalah solar, dan sistem suplay bahan

bakarnya secara injeksi, dimana clearancenya sangat halus, sehingga perlu

(30)

Ciko David Siahaan : Sistem Preventive Maintenance Pada Pabrik Minyak Kelapa Sawit Di PT. Socfindo Tanah Gambus, 2009.

USU Repository © 2009

Suplay bahan bakar dikendalikan oleh governoor yang mengatur ke nozzle

dimana solar akan di injeksikan. Sedangkan jumlah solar yang akan di injeksikan

di atur oleh rack yang mengatur bukan plunger

B.Sistem Pendingin

Sistem pendingin terdiri dari peralatan :

Peralatan ini berpungsi sebagai heat exchanger, dimana panas yang di

ambil air pendingin dari mesin dilepaskan disini. Radiator

Pompa ini berfungsi untuk mensirkulasi air pendingin. Water Pump

Merupakan alat untuk mendinginkan minyak pelumas, sistim kerjanya

mirip radiator, tetapi fluida pendinginnya bukan udara tetapi air

pendingin. Oil Cooler

Alat ini merupakan sensor, untuk menghidupkan / mematikan aliran air

pendingin (water pump) atau kipas pendingin. Prinsip kerjanya dengan

mekanisme bimetal untuk buka / tutup valve.

c. Turbocharging / Supercharging

Untuk Diesel Engine yang berkapasitas besar biasanya dilengkapi

dengan Turbocharger / Supercharger, peralatan ini untuk meningkatkan

effisiensi mesin, dimana gunanya untuk mengkompresikan umpan udara panas

keruang bakar.

(31)

Ciko David Siahaan : Sistem Preventive Maintenance Pada Pabrik Minyak Kelapa Sawit Di PT. Socfindo Tanah Gambus, 2009.

USU Repository © 2009

Gambar 3.1 Genset / Diesel

3.1.2 Perawatan Periodik Mesin Diesel

- Membersihkan mesin, peralatan-peralatan bantu serta lantai lokasi mesin

dari debu, tumpahan minyak dan benda cair lainnnya.

- Buang air kondensat dan kotoran dari tangki : udara, fuel oil (bahan

bakar), tangki penampungan kebocoran.

- Periksa level oli pada sump tank dan lakukan penambahan bila

kekurangan oli.

- Periksa minyak pelumas dari kecampuran bahan bakar (solar)

- Periksa dan perbaiki kebocoran minyak pelumas

- Periksa dan perbaiki kebocoran sistem bahan bakar

- Periksa dan perbaiki kebocoran sistem air pendingin

- Periksa dan perbaiki kebocoran sistem udara start

- Periksa dan perbaiki glen packing, spinder coupling pompa jacket water

3.1.3 Preventive Maintenanace pada Mesin Diesel

• Man Power : 4 orang

(32)

Ciko David Siahaan : Sistem Preventive Maintenance Pada Pabrik Minyak Kelapa Sawit Di PT. Socfindo Tanah Gambus, 2009.

USU Repository © 2009

• Tool : - kunci ring pas 1 ¼, 1 1/6, 3/4, 9/16

- kunci shock 5/8, 9/16

- obeng minus dan obeng plus

- tang 2

- box tampungan

- martil

• Material : - glen packing jacket water • Consumable : solar, oli, kain lap, deterjen

3.2 KETEL UAP (BOILER)

Ketel uap berfungsi untuk steam dari pipa – pipa air di boiler. Pipa – pipa

air tersebut dipanaskan dengan mengalirkan udara panas dari hasil pembakaran di

refractorysehingga udara di butuhkan untuk proses pembakaran

PT Socfindo Perkebunan Tanah Gambus memilih penggunaan tenaga uap

sebagai alternatif utama untuk pembangkit tenaga listrik. Pemilihan ini dilakukan

dengan alasan:

Pabrik pengolahan minyak kelapa sawit PT. Socfindo memiliki dua ketel

uap. Ketel yang dipakai yaitu ketel pipa api jenis jenis scott merek Takuma yang

berfungsi menghasilkan uap (steam). Kebutuhan uap pada PT Socfindo

Perkebunan Tanah Gambus mencapai 20 ton/jam.

3.2.1 Bagian-Bagian Ketel Uap

Ketel uap mempunyai bagian – bagian yang akan diterangkan sebagai

(33)

Ciko David Siahaan : Sistem Preventive Maintenance Pada Pabrik Minyak Kelapa Sawit Di PT. Socfindo Tanah Gambus, 2009.

USU Repository © 2009

a. Drum Atas (Upper Drum)

Drum atas berfungsi sebagai :

1. Tempat masuknya air umpan ke drum.

2. Tempat pembentukan uap yang dilenkapi dengan sekat – sekat penahan

butir – butir air terbawa oleh uap

b. Drum bawah (lower drum)

Drum bawah berfungsi sebagai tempat pemanasan air ketel yang di

dalamnya dipasang plat – plat pengumpul endapan endapan halus untuk

memudahkan pembuangan keluar (blow down).

c.Pipa – Pipa Air (Header)

Pipa – pipa ini berfungsi sebagai tempat pemanasan air ketel yang

dibuat sebanyak mungkin sehingga penyerapan panas lebih merata dan efisiensi

lebih tinggi .pada pipa – pipa air (Header ) perpindahan panas terjadi secara

konveksi (paksa) yang berfungsi untuk mempercepat pemanasan air ketel . pipa –

pipa ini terdiri atas :

1. Pipa – pipa air yang yang menghubungkan drum atas dengan drum bawah.

2. Pipa – pipa air yang menghubungkan drum atas dengan header belakang.

d. Pembuangan Gas Bekas

Gas bekas dari pembakaran dihisap oleh blower dihisap (induced draft

fan) kemudian dibuang keudara bebas melalui cerobong asap (chinney). Pada PKS

PT Socfindo Perkebunan Tanah Gambus ,terdapat dua buah ketel pipa air (water

(34)

Ciko David Siahaan : Sistem Preventive Maintenance Pada Pabrik Minyak Kelapa Sawit Di PT. Socfindo Tanah Gambus, 2009.

USU Repository © 2009

e.Alat – Alat Pengaman

Mengingat tekanan kerja dan temperatur ketel tinggi, maka ketel

harus dilengkapi dengan alat – alat pengaman. Adapun alat – alat pengaman

tersebut antara lain

a. Katup Pengaman

Alat ini bekerja membuang uap pada tekanan yang telah ditentukan

sesuai dengan 21 kg/cm2 , sedangkan pada katub pengaman tekanan uap lanjut

(super heated steam) disetel pada tekanan 20,5 kg/cm2. jika tekanan kerja dalam

ketel melampaui batas setting dari katup pengaman, maka katup ini harus dapat

membuang uap, sehingga tekanan yang ada tidak lebih tinggi dari yang di ijinkan

untuk mencegah meledaknya / pecahnya ketel. Agar lebih aman setiap ketel uap

menggunakan dua buah katup pengaman.

b. Gelas Penduga (Sight Glass)

Gelas penduga ini berguna untuk menunjukkan tinggi rendahnya

permukaan air dalam ketel . prinsip kerjanya adalah menurut hukum bejana

berhubungan. Gelas penduga adalah sebuah tabung gelas dengan garis tengah kira

– kira 20 mm, panjangnya rata – rata 30 cm dan tebal dinding kira – kira 2 – 2,5

mm, kedua gagang dan peralatan tersebut terbuat dari tembaga dan dilengkapi

dengan keran ( pada kedua ujung ), dimana gagang atas dihubungkan dengan

ruang uap dari ketel dan gagang bawah dihubungkan dengan ruang uap dari ketel

dan gagang bawah dihubungkan dengan ruang air. Bila gelas penduga bekerja

dengan baik, maka tinggi air dalam gelas akan sama dengan tinggi air didalam

(35)

Ciko David Siahaan : Sistem Preventive Maintenance Pada Pabrik Minyak Kelapa Sawit Di PT. Socfindo Tanah Gambus, 2009.

USU Repository © 2009

Gelas Penduga Refleks

Gelas penduga refleks banyak digunakan, karena pada gelas penduga

ini terdapat perbedaan yang jelas antara air dan uap. Bagian yang berisi

memperlihatkan warna yang agak kehitaman, sedangkan bagian yang berisi uap

kelihatan bersih, gelas ini disebelah dalam diberi alur – alur dengan penampang

berbentuk segi tiga sama kaki dengan sudut puncak sebesar 900. Perbedaan warna

itu terjadi karena perbedaan pantulan cahaya pada bidang batas antara gelas

dengan uap. Gelas penduga ini dilengkapi dengan alat pengontrol air otomatis

yang akan berbunyi dan lampu merah akan menyala pada waktu kekurangan air,

pada waktu kelebihan air bell akan berbunyi dan lampu hijau menyala.

c. Katup Penguras (Blow Drum Valve)

Katup penguras ini digunakan untuk membuang atau mengosongkan

ketel sebagian atau seluruhnya, dimana pengosongan ini dimaksud untuk

membuang lumpur yang terdapat didalam drum bawah ketel dan untuk mencegah

timbulnya kerak ketel dan buntu pipa.

Manometer adalah pengukur tekanan uap di dalam ketel yang

dipasang satu buah untuk tekanan uap dipanasi lanjut dan satu buah lagi untuk

tekanan uap basah. Manometer yang digunakan adalah manometer baurdon,

manometer baurdon ini terdiri dari sebuah pipa yang melengkung dan

berpenampang elips, dimana penampang ujungnya tertutup dan satu lagi terbuka

dan dihubungkan dengan tekanan yang akan di ukur. Bagian pipa yang tertutup

(36)

Ciko David Siahaan : Sistem Preventive Maintenance Pada Pabrik Minyak Kelapa Sawit Di PT. Socfindo Tanah Gambus, 2009.

USU Repository © 2009

berputar sehingga jarum penunjuk berputar, biasanya antara ketel dengan

manometer dipasang pipa yang mengandung air guna melindungi pipa baurdon

yang tersumbat dari kuningan agar pembacaan tidak dipengaruhi oleh suhu air

1. Alat penghembus debu pada pipa air ketel (Mecanical Sool Blower). e. Kran Uap Induk (Gate Valve)

Kran pemasukan air ini terdiri dari dua buah kran yaitu satu buah kran

ulir dan satu lagi kran satu arah (Non Return Valve). Kedua alat ini di buat dari

bahan yang tahan panas dan tekanan tinggi.

Perlengkapan lain yang diperlukan untuk ketel uap adalah :

2. Pemasukan air ketel otomatis (Automatic Feed Water Regulator).

3. Panel – panel listrik kran elit dengan alat – alat ukur.

4. Meter pencatat tekanan temperatur (Manometer / Temperatur Recorder)

5. Kran – kran buangan air

Gambar.3.2 Boiler

Spesifikasi Boiler:

• Kapasitas = 20 ton/jam

(37)

Ciko David Siahaan : Sistem Preventive Maintenance Pada Pabrik Minyak Kelapa Sawit Di PT. Socfindo Tanah Gambus, 2009.

USU Repository © 2009

• Temperatur Superheater = 280 0C

• Temperatur Air Umpan = 105 0C

3.2.2 Pengoperasian Ketel Uap (Boiler)

Ketel uap dioperasikan, bilamana memenuhi kondisi - kondisi sebagai

berikut :

a. Tangki air umpan berada dalam keadaan penuh dan kondisi air telah

memenuhi persyaratan untuk air umpan boiler.

b. Pompa air umpan ketel berada dalam kondisi baik dimana pompa-pompa

dapat digerakkan oleh tenaga listrik maupun tenaga uap.

c. Peralatan pengaman ketel pada umumnya siap dioperasikan, dimana

peralatan tersebut seperti berikut:

Katup pengaman (safety valve)

• Manometer dan thermometer

• Gelas penduga • Panel listrik

d. Ketinggian permukaan air dalam ketel sesuai dengan batas pada garis

yang telah ditentukan digelas penduga

e. Ruang bakar harus tetap bersih dan bahan bakar tersedia dengan cukup

f. Dosing pump internal treatment tetap dalam kondisi baik dan siap

dioperasikan, termasuk bahan kimia internal treatment sudah tersedia.

Dalam mengoperasikan ketel uap dengan benar perlu dilakukan langkah-langkah

sebagai berikut:

a. Buka kran dan buang udara pada drum superheater

(38)

Ciko David Siahaan : Sistem Preventive Maintenance Pada Pabrik Minyak Kelapa Sawit Di PT. Socfindo Tanah Gambus, 2009.

USU Repository © 2009

c. Hidupkan pompa air umpan yang digerakkan oleh listrik dan buka kran

buangan air pada drum (blow down) selama lebih-kurang ½ menit yang

tujuannya untuk mengeluarkan sisa-sisa air kondensat yang terkandung

kemudian ditutup kembali dan ketinggian air diatur sampai batas yang

ditentukan.

d. Lakukan pembakaran di ruang bakar atau dapur sampai menyala

e. Hidupkan induce draft fan pada posisi pintu dapur tertutup rapat dan nyala

api cukup besar.

f. Dioperasikan pengantar bahan bakar (fuel conveyor) termasuk high

pressure dan Low Pressure Fan

g. Hidupkan Force Draft Fan, perhatikan tekanan udara dalam ruang bakar

diantara -5 sampai dengan -30 mmHg

h. Pada tekanan 5 kg/cm2 pompa uap (steam pump) atau turbin pompa dicoba

untuk digerakkan

i. Pada tekanan 10 kg/cm2 air kondensat pada pipa di-blow down dengan

membuka kran selama ½ menit

j. Buka kran induk secara perlahan-lahan sampai terbuka penuh dan kran

buang ditutup pada Super Heater

k. Naikkan tekanan ketel sampai tekanan kerja

l. Diupayakan temperatur air Deaerator tank mencapai 95 – 1000 C selama

pengoperasian

m. Kegiatan pengoperasian agar secara up to date dicatat pada kertas jurnal

(39)

Ciko David Siahaan : Sistem Preventive Maintenance Pada Pabrik Minyak Kelapa Sawit Di PT. Socfindo Tanah Gambus, 2009.

USU Repository © 2009

3.2.3 Perawatan Periodik Ketel Uap

Untuk dapat mempertahankan kondisi ketel dalam operasi normal tetap

baik, perlu dilakukan langkah – langkah sebagai berikut:

1. Apabila kran utama membuang, supaya dicatat tekanan pada saat

mulai pembuangan (Blow off) dan tekanan pada saat berhentinya

pembuangan. Yakinkan bahwa kran pengaman tersebut berfungsi

dengan akurat, jangan mengencangkan kran hanya dengan

mengencangkan pernya saja.

2. Selalu mengganti instrumen pengatur panas untuk memeriksa apakah

semua nilai faktor memadai atau tidak. Setiap instrumen pengatur

panas ditest secara priodik untuk memriksa tingkat akurat dari pada

fungsinya.

3. Setiap peralatan harus di inspeksi atau di tes untuk menjamin amannya

operasi ketel, seperti berikut:

a. Setiap 8 jam

- Membersihkan meteran level air

- Melakukan soot blowing

- Menjatuhkan abu dari api

- Melakukan sample test untuk air pengisi ketel

b. Setiap 24 jam

Memberi pelumasan pada bagian yang berputar, bergerak dan

(40)

Ciko David Siahaan : Sistem Preventive Maintenance Pada Pabrik Minyak Kelapa Sawit Di PT. Socfindo Tanah Gambus, 2009.

USU Repository © 2009

c. Setiap 1 minggu

Menginspeksi dan membersihkan strainer minyak dan setiap bagian

dari ketel

d. Setiap 1 bulan

Membuang abu dari ketel

e. Pada waktu ketel berhenti

- Menginspeksi dinding dapur yang di inginkan dengan air (water

wall)

- Menginspeksi dinding batu bata

- Menginspeksi dan membersihkan peralatan pembakaran

- Menginspeksi dan membersihkan perlengkapan

f. Setiap 2 sampai 6 bulan

Menginspeksi bagian dalam dan luar ketel dan mengganti Rooster

yang rusak

g. Setiap 1 tahun

- Menginspeksi dan memelihara Casing ketel

- Menginspeksi dan membersihkan cerobong

- Menginspeksi dan membersihkan Controller dan Regulator atau

setiap instrumen pengukur

- Menginspeksi dan membersihkan kran pipa dan memeriksa

keseluruhan plan (Over haule).

3.2.4 Preventive Maintenanace Pada Ketel Uap

(41)

Ciko David Siahaan : Sistem Preventive Maintenance Pada Pabrik Minyak Kelapa Sawit Di PT. Socfindo Tanah Gambus, 2009.

USU Repository © 2009

• Man Hour : 6 jam

• Tool : - kunci ring pas 1 ¼, 1 1/6, 3/4, 9/16

- kunci shock 5/8, 9/16

- obeng minus dan obeng plus

- tang 2

- box tampungan

- martil

• Material : - Instrumen pengatur panas

• Consumable : kain lap, deterjen

3.3 TURBIN UAP

Turbin uap (steam turbine) merupakan suatu mesin penggerak mula yang

mengolah energi potensial uap menjadi energi kinetis dan energi kinetis ini

selanjutnya dirubah menjadi energi mekanis dalam bentuk putaran poros turbin.

Turbin uap secara umum diklasifikasikan dalam dua jenis, yaitu turbin

impuls, turbin reaksi.

a.

Design turbin impuls steam dialirkan melalui nozzel diarahkan kesudu – sudu

bergerak, dimana sudu akan memutar poros dan energi yang dikandung steam

akan turun. Jika roda turbin lebih dari satu stage, maka steam akan masuk ke

sudu tetap (sudu pengarah) yang mengarahkan steam kembali ke sudu – sudu

bergerak stage berikutnya.

Turbin PKS umumnya menggunakan rotor tunggal, dua jenis stage dan jenis

(42)

Ciko David Siahaan : Sistem Preventive Maintenance Pada Pabrik Minyak Kelapa Sawit Di PT. Socfindo Tanah Gambus, 2009.

USU Repository © 2009

• Casing b. Turbin Reaksi

Design turbin Reaksi setiap sudu berfungsi sebagai nozzle, oleh karena itu

memiliki pengaruh impuls di setiap stage. Sudu bergerak didesign sedemikian

rupa sehingga saat steam mengalir akan terjadi penurunan kecepatan steam

saat menggerakkan rotor sehingga rotor berputar dengan kecepatan tinggi.

Turbin jenis ini mempunyai efisiensi tinggi, sehingga jarang di jumpai di PKS.

3.3.1 Komponen – komponen Turbin Uap

Komponen – komponen Turbin adalah :

• Rotor

• Bearing • Seal

• Nozzele

• Sistem pelumasan

• Governor

a. Casing

Casing terbuat dari konstruksi baja, dengan rotor bisa ditengahnya di

antara dua bearing

b. Rotor

Umumnya terbuat dari baja, sudu diselipkan pada celah - celah peripheral.

(43)

Ciko David Siahaan : Sistem Preventive Maintenance Pada Pabrik Minyak Kelapa Sawit Di PT. Socfindo Tanah Gambus, 2009.

USU Repository © 2009

Berbentuk karbon ring dipadukan dengan per keliling dan dipasangkan

pada gland housing, pada umumnya terdiri dari tiga tau empat bagian

Seal ini akan men seal steam pada casing dan mencegah kebocoran steam

keluar.

Ada juga turbin yang menggunakan Seal labirin, biasanya pada turbin

kondensasi.

d. Nozzle

Merupakan komponen Turbin yang berfungsi untuk mengarahkan dan

menaikan kecepatan steam ke sudu bergerak turbin. Hal ini karena bentuk

penampang nozzle yang sempit pada pangkalnya dan melebar di ujungnya

d. Governoor

Kecepatan turbin harus dikontrol agar out put generator dengan frekwensi

50 Hz. Sistem governoor adalah semacam bandul yang diputar pada poros,

sehingga akibat gaya sentrifugal bandul bergerak keluar, dan menarik

pengendali plunger dan menggerakkan pembukaan Inlet Valve Steam

Turbin uap dapat dioperasikan apabila memenuhi persyaratan

pengoperasian sebagai berikut :

a. Klep pengaman (trip emergency Valve) dalam kondisi bebas.

b. Kran uap bekas pada bejana tekanan balik (back pressure vessel) terbuka

c. Air pendingin turbin cukup tersedia

d. Kran uap induk dalam posisi tertutup dan kran-kran condensat pada

(44)

Ciko David Siahaan : Sistem Preventive Maintenance Pada Pabrik Minyak Kelapa Sawit Di PT. Socfindo Tanah Gambus, 2009.

USU Repository © 2009

Adapun spesifikasi turbin uap yang dipakai pada pabrik kelapa sawit PT.Socfindo

Perkebunan Tanah Gambus adalah sebagai berikut :

Gambar.3.3 Turbin Uap

Spesifikasi Turbin Uap:

• Kapasitas daya = 700 KW

• Tekanan kerja = 21 kg/cm2

• Temperatur kerja = 1800C • Temperatur Bearing = 55-60 0C

• Tekanan Exhaust = 3 Bar

3.3.2 Pengoperasian Turbin

Tata cara dalam mengoperasikan Turbin pada pabrik kelapa sawit

dilakukan sebagai berikut :

a. Buka kran air pendingn

b. Buka kran kondensat

c. Buka kran uap buangan turbin ke back pressure vessel (bpv)

(45)

Ciko David Siahaan : Sistem Preventive Maintenance Pada Pabrik Minyak Kelapa Sawit Di PT. Socfindo Tanah Gambus, 2009.

USU Repository © 2009

e. Aturlah speed drop pada kedudukan skala sesuai dengan ketentuan

f. Buka kran uap induk atas sedikit yaitu + 2 draad dan kran uap induk

bawah dibuka berlahan-lahan sampai penuh

g. Buka stang chest dan turbin mulai berjalan

h. Periksa putaran dengan melihat rpm pada tachometer. Putar speed control

bilamana putaran normal belum tercapai

i. Buka kran uap induk bagian atas perlahan-lahan sampai batas maksimum

j. Setelah turbin berjalan normal dan pada voltase 400 volt, saklar induk

pada switch board dimasukkan dalam turbin siap dibebani

k. Kegiatan pengoperasian dicatat dalam laporan operasi turbin uap

3.3.3 Perawatan Periodik Turbin Uap

- Periksa baut pondasi turbin

- Periksa bearing turbin

- Lakukan pelumasan dengan motor digunakan saat start atau putaran

turbin itu sendiri digunakan saat turbin beroperasi

3.3.4 Preventive Maintenance pada Turbin Uap

• Man Power : 2 orang

• Man Hour : 4 jam

• Tool : - kunci ring pas 3/4, 15/16

- kunci shock

- tang

(46)

Ciko David Siahaan : Sistem Preventive Maintenance Pada Pabrik Minyak Kelapa Sawit Di PT. Socfindo Tanah Gambus, 2009.

USU Repository © 2009

- obeng minus dan obeng plus

• Material : -

• Consumable : deterjen, oli, kain lap

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hubungan Biaya dengan Man Power

Total biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk man power dapat dihitung

sebagai berikut. Jumlah man power adalah jumlah man power tiap unit pengerjaan

selama tiga bulan jika dalam satu jam upah tiap man power = Rp 15.000, maka

untuk menghitung biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk plant maintenance

adalah : jumlah Man Hour dikali dengan jumlah upah pekerja dalam satu jam MH

x Rp 15.000.

Tabel 4.1 Man Power tiap unit perawatan pada

Nama Unit Man Power Biaya MH x Rp 15.000

Mesin Diesel (Genset) 4 orang 72 x Rp15.000 = Rp1.080.000

Ketel Uap 6 orang 108 x Rp15.000 = Rp1.620.000

Turbin Uap 2 orang 24 x Rp15.000 = Rp 360.000

TOTAL 12 orang Rp3.060.000

(47)

Ciko David Siahaan : Sistem Preventive Maintenance Pada Pabrik Minyak Kelapa Sawit Di PT. Socfindo Tanah Gambus, 2009.

USU Repository © 2009

Total biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk man hour dapat dihitung

sebagai berikut : jumlah man hour tiap unit pengerjaan selama tiga bulan. Jika

dalam satu jam upah pekerja = Rp 15.000, maka untuk menghitung biaya yang

dikeluarkan perusahaan untuk plant maintenance adalah jumlah man hour dikali

dengan upah pekerja dalam satu jam MH x Rp 15.000

Tabel 4.2 Man hour tiap unit perawatan

Nama Unit Man Hour Biaya MH x Rp 15.000

Total biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk tool dapat dihitung sebagai

berikut total biaya tool adalah jumlah biaya tool tiap unit pengerjaan selama tiga

bulan. Untuk mengetahui jumlah biaya tool selama tiga bulan dapat dilihat pada

tabel dibawah ini

Tabel 4.3 Tool tiap unit perawatan

(48)

Ciko David Siahaan : Sistem Preventive Maintenance Pada Pabrik Minyak Kelapa Sawit Di PT. Socfindo Tanah Gambus, 2009.

USU Repository © 2009

- tang

4.4 Hubungan Biaya dengan Equipment

Dalam waktu sebulan perusahaan tidak memakai equipment untuk

perawatan. Berarti perusahaan tidak mengeluarkan biaya untuk equipment selama

sebulan.

Tabel 4.4 Equipment tiap unit perawatan per bulan

Nama Unit Equipment Jlh Equipment Biaya (Rp)

Mesin Diesel 0 0 0

Ketel Uap 0 0 0

Turbin Uap 0 0 0

(49)

Ciko David Siahaan : Sistem Preventive Maintenance Pada Pabrik Minyak Kelapa Sawit Di PT. Socfindo Tanah Gambus, 2009.

USU Repository © 2009

4.5 Hubungan Biaya dengan Material

Total biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk material dapat dihitung

sebagai berikut jumlah total material tiap unit pekerjaan selama sebulan. Untuk

mengetahui jumlah biaya material selama sebulan dapat dilihat pada tabel

dibawah ini:

Tabel 4.5 Material tiap unit perawatan per bulan

Nama Unit Material Jlh Material Biaya (Rp)

Mesin Diesel - glen packing 6 1.440.000

Ketel Uap -Instrumen pengatur panas 1 550.000

Turbin Uap - seal pelumas awal 6 720.000

Total Biaya Material Rp 2.710.000

4.6 Hubungan Biaya dengan Consumable

Total biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk consumable dapat dihitung

sebagai berikut jumlah total consumable tiap unit pekerjaan selama sebulan .

Untuk mengetahui jumlah biaya consumable selama sebulan dapat dilihat pada

table dibawah ini :

Tabel 4.6 Consumable Tiap Unit Perawatan

Nama Unit Consumable Jlh Consumable Biaya (Rp)

(50)

Ciko David Siahaan : Sistem Preventive Maintenance Pada Pabrik Minyak Kelapa Sawit Di PT. Socfindo Tanah Gambus, 2009.

USU Repository © 2009

Ketel Uap - deterjen

4.7 Analisa Preventive Maintenance (PM) pada Mesin Diesel (Genset)

Dari segi pemeliharaan dan perbaikan, Bagian-bagian mesin diesel yang

sering melakukan pergantian adalah bantalan, cincin torak, saringan minyak

pelumas dan saringan bahan bakar. Pada PKS PT. Socfindo terdapat 3 unit mesin

diesel pembangkit utama sebagai penggerak mula untuk menghasilkan energi

listrik yang merupakan mesin diesel 4 tak dengan konstruksi mesin V engine.

Biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk service preventive adalah

Rp 15.000, biaya repair setelah Breakdown (CR) = Rp 100.000.000. Dari data

tersebut dapat dihitung probability breakdownnya. Perhitungannya dapat

dilihatpada tabel berikut :

Tabel 4.7. Probability Mesin Diesel (Genset) dalam 1 Tahun pada PT Socfindo

Waktu (i) Probability (Pi) Pi x i

1 0,070 0,070

2 0,075 0,150

3 0,065 0,195

(51)

Ciko David Siahaan : Sistem Preventive Maintenance Pada Pabrik Minyak Kelapa Sawit Di PT. Socfindo Tanah Gambus, 2009.

USU Repository © 2009

915 , 6

3

Jarak Waktu Perawatan Selama 1 Tahun

0 2 4 6 8 10 12 14

Total jumlah kerusakan (MTBF) = 6,915

TC = Rp 100.000.000 x

= Rp 43.383.950

(52)

Ciko David Siahaan : Sistem Preventive Maintenance Pada Pabrik Minyak Kelapa Sawit Di PT. Socfindo Tanah Gambus, 2009.

USU Repository © 2009

Grafik 4.1 Probability Mesin Diesel (Genset) Selama 1 Tahun

Perhitungan berikut menunjukkan harga Bj (jumlah breakdown) diantara

PM interval, biaya interval PM dapat dihitung dan ditabelkan sebagai berikut :

B1 = M . P1

= 3 (0,070)

= 0,21

B2 = M (P1 + P2) + (B1 . P1)

= 3 (0,070 + 0,075) + (0,21 . 0,070)

= 0,435 + 0,0147

= 0,449

B3 = M (P1 + P2 + P3) + (B2 . P1) + (B1 . P2)

= 3 (0,070 + 0,075 + 0,065) + (0,449 . 0,070) + (0,21 . 0,075)

= 0,63 + 0,031 + 0,015

= 0,676

B4 = M (P1 + P2 + P3 + P4) + (B3 . P1) + (B2 . P2) + (B1 . P3)

= 3 (0,070 + 0,075 + 0,065 + 0,075) + (0,676 .0,070) + (0,449 . 0,075)

+(0,21 . 0,065)

= 0,855+ 0,047 + 0,033 + 0,013

= 0,948

B5 = M (P1 + P2 + P3 + P4 + P5) + (B4 . P1) + (B3 . P2) + (B2 . P3) + (B1 . P4)

= 3 (0,07 + 0,075 + 0,065 + 0,075 + 0,08) + (0,948 .0,070) + (0,676 .

0,075) +(0,449 . 0,065) + (0,21 . 0,075)

= 1,095 + 0,066 + 0,050 + 0,029 + 0,07

(53)

Ciko David Siahaan : Sistem Preventive Maintenance Pada Pabrik Minyak Kelapa Sawit Di PT. Socfindo Tanah Gambus, 2009.

USU Repository © 2009

B6 = M (P1 + P2 + P3 + P4 + P5 + P6) + (B5 . P1) + (B4 . P2) + (B3 . P3) + (B2 . P4)

+ (B1 . P5)

= 3 (0,075 + 0,085 + 0,090 + 0,075 + 0,1 + 0,080) + (1,31 .0,075) + (0,948

. 0,085) +(0,676 . 0,090) + (0,449 . 0,075) + (0,21 . 0,1)

= 1,395 + 0,084 + 0,080 + 0,060 + 0,033 + 0,021

= 1,673

B7 = M (P1 + P2 + P3 + P4 + P5 + P6 + P7) + (B6 . P1) + (B5 . P2) + (B4 . P3) + (B3

. P4) + (B2 . P5) + (B1 . P6)

= 3 (0,075 + 0,085 + 0,090 + 0,075 + 0,1 + 0,080 + 0,060) + (1,673 .0,075)

+ (1,31. 0,085) +(0,948 . 0,090) + (0,676 . 0,075) + (0,449 . 0,1) +

(0,21 . 0,080)

= 1,575 + 0,125 + 0,111 + 0,085 + 0,050 + 0,044 + 0,016

= 2,006

B8 = M (P1 + P2 + P3 + P4 + P5 + P6 + P7 + P8) + (B7 . P1) + (B6 . P2) + (B5 . P3)

+ (B4 . P4) + (B3 . P5) + (B2 . P6) + (B1 . P7)

= 3 (0,075 + 0,085 + 0,090 + 0,075 + 0,1 + 0,080 + 0,060 + 0,070) +

(2,006 . 0,075) + (1,673 . 0,085) +(1,31 . 0,090) + (0,948 . 0,075) +

(0,676 . 0,1) + (0,449 . 0,080) + (0,21 . 0,060)

= 1,785 + 0,15 + 0,142 + 0,117 + 0,071 + 0,067 + 0,035 + 0,012

= 2,446

B9 = M (P1 + P2 + P3 + P4 + P5 + P6 + P7 + P8 + P9) + (B8 . P1) + (B7 . P2) + (B6 .

Gambar

Tabel 2.1 Tabel Cummulative Probability pada PT Socfindo Jlh 0 1 2 3 4 5 6 7 8
Gambar 3.1 Genset / Diesel
Gambar.3.2 Boiler
Gambar.3.3 Turbin Uap
+7

Referensi

Dokumen terkait

Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan

Membawa : Laptop, Kabel Roll, Modem dan Flasdisk Acara : Kualitas Data Sekolah. Demikian atas perhatian dan kehadirannya disampaikan

[r]

Penelitian ini dilaksanakan di SDN 101877 Tanjung Morwa, penelitian diambil berdasarkan hasil pengamatan yang akan diteliti dan peneliti melihat rendahnya

NFOHBKBSLBOOZB QBEB QFOEVEVL .VTIBGNVTIBG NFSFLB TBUV EFOHBO ZBOH MBJO BEB QFSCFEBBO TFIJOHHB TBBU UFSKBEJ QFSUFNVBO

[r]

Kelompok Kerja 8 Unit Layanan Pengadaan Direktorat Jenderal Pajak, Kementerian Keuangan Republik Indonesia akan melaksanakan Pelelangan Sederhana dengan pascakualifikasi untuk

[r]