• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kadar Minyak Kelapa Sawit pada Brondolan berdasarkan Lapisannya di Pabrik Kelapa Sawit PTPN III Aek Nabara Selatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Kadar Minyak Kelapa Sawit pada Brondolan berdasarkan Lapisannya di Pabrik Kelapa Sawit PTPN III Aek Nabara Selatan"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

DAFTAR PUSTAKA

Fauzi, Y., Widyaastuti, Y.A., Satyawibawa, I., dan Pareu, R.2012. KELAPA SAWIT.Cetakan I.Jakarta:Penebar Swadaya

Fauzi, Y., Widyaastuti, Y.A., Satyawibawa, I., dan Pareu, R.2004.KELAPA SAWIT BUDIDAYA, PEMANFAATAN HASIL DAN LIMBAH, ANALISIS USAHA DAN pemasaran.Cetakan XVI.Jakarta:Penebar Swadaya

Hadi, M.2004.TEKNIK BERKEBUN KELAPA SAWIT.Edisi Pertama:Yogyakarta

Kartasapoetra, A.G.1998.TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN PANGAN DI DAERAH TROPIK.Cetakan I.Jakarta:Bina Aksara

Mangoensoekaerjo, S., Semangun, H.2008.MANAJEMEN AGROBISNIS KELAPA SAWIT.Cetakan III.Yogyakarta:Gadjah Mada University Press

Risza, S.1995.KELAPA SAWIT.Yogyakarta:Penerbit Kamisius

Sulistyo, B.D.H., Purba, A.,Siahaan, D., Harahap,R.2006.TEKNOLOGI PENGOLAHAN SAWIT.Edisi Revisi.Medan:Pusat Penelitian Kelapa Sawit

Syamsulbahri.1996.BERCOCOK TANAM TANMAANPERKEBUNAN TAHUNAN.Cetakan I.Yogyakarta:Gadjah Mada University Press Tambunan, R.2006.BUKU AJAR TEKNOLOGI OLEOKIMIA.Medan:Fakultas

Teknik Universitas Sumatera Utara

(4)

BAB 3

METODE PERCOBAAN

3.1 Alat-alat

1. Kampak Potong

2. Timbangan 1 (Avery Berkel) max 60 kg 3. Timbangan 2 (Presica – SI-130)

4. Kertas, spidol dan kapas

5. Neraca Analitik (Sartorius) 6. Cawan Petri

7. Cutter

8. Labu Alas 500 ml (Pyrex)

9. Oven 1500 (Memmert)

10. Alat ekstraksi soklet (Thermo) 11. Desikator

12. Corong plastic besar

3.2 Bahan

(5)

3.3 Prosedur Penelitian

3.3.1 Preparasi Sampel

1. TBS pada keadaan matang (fraksi 2&3) ditimbang dengan timbangan duduk, kemudian dipisahkan semua tangkai yang berisi brondolan dari bonggol tandan (stalk) dengan kampak potong, dilepaskan semua brondolan dari tangkainya dengan pisau buah. 2. Brondolan dibagi menjadi 3 bagian, yaitu brondolan luar, tengah,

dan dalam kedalam keranjang buah untuk ditimbang beratnya dan dihitung jumlah brondolan dari masing-masing bagian.

3. Diambil brondolan luar, tengah, dan dalam untuk mewakili jumlah brondolan dalam TBS untuk dianalisa. Lalu ditimbang berat brondolannya dengan neraca analitik.

4. Pisahkan daging brondolan dari bijinya dengan pisau buah, lalu ditimbang berat daging brondolan dengan neraca analitik.

3.3.2 Penentuan Kadar Minyak

1. Dimasukkan cawan penguap yang berisi daging brondolan ke dalam oven pada suhu 1050C - 1100C selama 3 5 jam atau sampai kandungin air dalam daging brondolan habis menguap.

(6)

sampai halus, dimasukkan tumbukan daging brondolan kering kedalam selubung ekstraksi kemudian ditutup dengan kapas bebas lemak / minyak.

3. Ditimbang labu alas dengan neraca analitik, kemudian di isi dengan pelarut n – heksana sebanyak 200 ml, dimasukkan selubung ekstraksi kedalam soklet, lalu dirangkai alat soklet pada heating mantel, diekstraksi selama 5-6 jam atau sampai warna n – heksana pada soklet berubah menjadi kuning.

4. Diuapkan n – heksana dalam labu alas hingga abis, labu alas dimasukkan kedalam oven untuk menhilangkan sisa-sisa n – heksana, didinginkan labu alas yang berisi minyak dan bebas pelarut kedalam desikator.

(7)

3.4 Bagan Prosedur Penelitian

3.4.1 Preparasi Sampel

ditimbang ditimbang ditimbang

diiris diiris diiris

dipisahkan dipisahkan dipisahkan

ditimbang ditimbang ditimbang

TBS (Tandan Buah Segar)

Fraksi 1

Brondolan Sawit Tangkai dan Bongkol Tandan

(8)

3.4.2 Penentuan Kadar Minyak

Didinginkan dalam desikator Ditimbang

Ditumbuk

Dimasukkan kedalam penyaring timbel

Ditimbang labu

Dimasukkan 200 ml n-heksana kedalam labu

Dirangkai alat ekstraksi soklet

Diekstraksi selama 5 – 6 jam

Diuapkan

Dimasukkan kedalam oven Didinginkan dalam Desikator

Daging buah

(masing-masing brondolan bagian luar, tengah, dalam)

Dimasukkan kedalam oven pada suhu 1050C - 1100C

Irisan Daging Buah Kering

Daging buah kering dan halus

Minyak Brondolan Buah

Berat minyak brondolan buah sawit

(9)

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

1.1. Hasil dan Data Percobaan

Penentuan Kadar Minyak Buah Sawit pada (Fraksi – 1) Kurang Matang pada Tanggal 04 Februari 2016.

Berat 1 Tandan Buah Segar = 7400 g

Setelah dipisahkan daging brondolan dari biji sawit, maka dilakukan proses ekstraksi dengan menggunakan pelarut n-heksan pada alat soklet. Adapaun hasilnya seperti pada tabel 4.1

Tabel 4.1. Berat Lapisan Brondolan

Lapisan Berat Brondolan (g) %Brondolan

Luar 1,260 17,02

Tengah 1,160 15,67

Dalam 1,100 14,86

a. %Brondolan =

� � %

= ,

, � %

(10)

b. %Brondolan =

Tabel 4.2. Kadar Minyak Brondolan pada fraksi 2

Lapisan Berat Daging

(11)

b)

% Kadar minyak = �� � � � ℎ

� � ℎ � �

%

=

. x 100 %

=38.49 %

c)

% Kadar Minyak = �� � �

� � ℎ � �

%

=

. x100%

=22.91 %

1.2. Pembahasan

Dari analisa yang dilakukan diketahui bahwa pada tanggal 04 Februari 2016, % Kadar Minyak pada lapisan luar 55.51 %, pada lapisan tengah 38.49 %, dan pada lapisan dalam 22.91 %. Hal ini disebabkan karena buah lapisan luar lebih matang dari pada buah lapisan tengah dan dalam sehingga menghasilkan minyak yang lebih banyak.

(12)

dihasilkan. Umumnya terdapat 10% brondolan dari total buah yang diterima di pabrik Kadar Minyak dalam brondolan mencapai 37 – 45%.

(13)

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.Kesimpulan

1. Hasil yang diperoleh diketahui bahwa pada tanggal 04 Februari 2016, Persen Kadar Minyak pada lapisan luar 55.51 %, pada lapisan tengah 38.49 %, dan pada lapisan dalam 22.91 %. Hal ini disebabkan karena buah lapisan luar lebih matang dari pada buah lapisan tengah dan dalam sehingga menghasilkan minyak yang lebih banyak.

5.2.Saran

1. Diharapkan agar lebih berhati-hati pada saat pengambilan labu alas yang berisi minyak di dalam desikator agar tidak terjatuh ataupun minyak curah kedalamnya.

(14)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sejarah Kelapa Sawit

(15)

Kelapa sawit didasarkan atas bukti-bukti fosil sejarah dan yang ada, diyakini berasal dari Afrika Barat.Ditempat asalnya kelapa sawit dibiarkan tumbuh liar di hutan-hutan yang telah dikenal sebagai tanaman pangan yang penting.Penduduk setempat kelapa sawit diproses secara amat sederhana menjadi minyak atau tuak. Sejak revolusi industri, di Eropa mulai bermunculan industri atau pabrik (antara lain industri sabun dan margarin) yang membutuhkan bahan mentah atau bahan baku operasionalnya. Minyak sawit dan minyak inti sawit yang muncul kemudian adalah dua produk yang antara lain dibutuhkan untuk bahan mentah atau bahan baku yang diperlukan dalam pabrik-pabrik tersebut. (Tim Penulis PS. 1997)

(16)

yang tersebar di berbagai sentra produksi, seperti Sumatera dan Kalimantan.(Fauzi,Y,.dkk.2012).

Tandan Buah segar (TBS) merupakan produk utama kebun kelapa sawit dan bahan baku utama PKS. Rendemen dan mutu produk hasil dari PKS tergantung pada mutu TBS yang masuk ke pabrik dari kebun.PKS tidak dapat meningkatkan mutu TBS, namun hanya dapat meminimalisasikan penurunan mutu. Faktor kebun yang dapat mempengaruhi kualitas bahan baku adalah genetik dan tipe tanaman, umur tanaman, agronomi, lingkungan dan teknik panen serta transportasi TBS.(Sulistyo,B.D.H. 2006).

Minyak yang dihasilkan dari buah kelapa sawit ternyata kini tidak hanya merupakan minyak goreng yang penting bagi penduduk di Afrika Selatan saja.Melainkan telah menjadi komoditi ekspor yang penting dipasaran dunia.Minyaknya dapat dihasilkan dari seluruh buah tanaman ini.Tanaman kelapa sawit dapat dikatakan tidak dapat tumbuh dengan baik di daerah yang terletak di atas 150 L.U. dan L.S. ekuator.Di daerah tropik dengan ketinggian di bawah 300 m.dpl. yang banyak menerima sinar matahari dengan curah hujan minimum rata-rata 1.200 mm sampai 2.000 mm per tahun yang terdistribusi dengan baik tanaman kelapa sawit dapat tumbuh dan berkembang dengan baik dan memberikan hasil tinggi. Pada daerah yang memeiliki curah hujan yang rendah pertahun nya tanah yang diperlukan bagi pertumbuhannya harus berupa tanah yang dapat menahan air dengan baik.(Kartasapoetra, A.G. 1988).

(17)

manusia, sumber daya alam, dan sumber daya keuangan dengan tujuan mencapai keberhasilan usaha perkebunan kelapa sawit. (Risza, S.1994).

2.2. Varietas Kelapa Sawit

Ada beberapa varietas tanaman kelapa sawit yang telah dikenal.Dibedakan berdasarkan tebal tempurung daging buah atau berdasarkan warna kulit buahnya, dan ada juga beberapa varietas unggul yang mempunyai beberapa keistimewaan yaitu, mampu menghasilkan produksi yang lebih baik dibandingkan dengan varietas lainnya.

1. Pembagian varietas berdasarkan ketebalan tempurung dan daging buah

Berdasarakan ketebalan tempurung dan daging buah dikenal lima varietas kelapa sawit, yaitu:

a) Dura

Tempurung cukup tebal antara 2-8 mm dan tidak terdapat lingkaran sabut pada bagian luar tempurung.Daging buah relative tipis dengan presentase daging buah terhadap buah bervariasi antara 35-50%.

b) Pesifera

Ketebalan tempurng sagat tipis tetapi daging buahnya tebal.Persentase daging buah terhadap buah cukup tinggi. Jenis Pesifera tidak dapat diperbanyak tanpa menyilangkan dengan jenis yang lain. Oleh sebab itu dalam persilangan dipakai sebagai pohon induk jantan. Penyerbukan silang anatara Pesifera dengan Dura akan menghasilkan varietas Tenera. c) Tenera

(18)

diperkebunan.Tempurung menipis, ketebalannya berkisar anatara 0,5-4 mm, dan terdapat lingkaran serabit disekelilingnya. Presentase daging buah terhadap bua tinggi, anatar 60-96%.Tandan buah yang dihasilkan oleh Tenera lebih banyak daripada Dura, tetapi ukuran tandannya relatif lebih kecil.

Pembagian varietas berdasarkan warna kulit buah

Ada 3 varietas kelapa sawit yang terkenal berdasarkan perbedaan warna kulitnya. Varietas-varietas tersebut adalah:

a) Nigrescens

Buah berwarna ungu sampai hitam pada waktu muda dan berubah menjadi jingga kehitam-hitaman pada waktu masa.Varietas ini banyak ditanam diperkebunan.

b) Virescens

Pada waktu muda buahnya berwarna hijau dan ketika masak warna buah berubah menjadi jingga kemerahan, tetapi ujungnya tetap kehijauan. Varietas ini jarang dijumapai di lapangan

c) Albescens

Pada waktu muda buah berwarna keputih-putihan, sedangkan setelah masak menjadi kekuning-kuningan dan ujungnya berwarna ungu kehitaman.Varietas ini juga jarang dijumpai.

2. Varietas unggul

(19)

Pesifera sebagai induk jantan.Varietas tersebut mempunyai kualitas dan kuantitas yang lebih baik dibandingkan varietas lainnya. (Tim Penulis. 1997).

2.3. Panen Kelapa Sawit

Panen dan pengolahan hasil panen merupakan rangkaian terakhir dari kegiatan budi daya kelapa sawit.Kegiatan ini memerlukan teknik tersendiri untuk mendapatkan hasil yang berkualitas.Tanaman kelapa sawit mulai berbunga dan membentuk buah setelah umur 2-3 tahun. Buah akan menjadi masak sekitar 5-6 bulan setelah penyerbukan. Proses pemasakan buah kelapa sawit dapat dilihat dari perubahan menjadi merah jingga ketika masak. Proses pemanenan pada tanaman kelapa sawit meliputi pekerjaan memotong tandan buah masak, memungut brondolan dan mengangkutnya dari pohon ke tempat pengumpulan hasil (TPH) serta ke pabrik. Pelaksanaan pemanenan tidak secara sembarang.Perlu diperhatikan beberapa criteria tertentu sebab tujuan panen kelapa sawit adalah untuk mendapatkan rendemen minyak yang tinggi dengan kualitas yang baik. (Fauzi, Y,.dkk. 2004).

(20)

hingga enam bulan yang akan datang, jangka menengah, yaitu enam bulan hingga dua tahun, dan jangka panjang yaitu, dua tahun atau lebih.(Mustafa, H.M. 2004)

2.4. Kriteria Matang Panen

Kriteria kematangan optimal ditentukan pada saat kandungan minyak maksimal sedangkan kandungan asam lemak bebas (ALB) dalam kondisi minimal. Pada saat ini kriteria umum yang digunakan adalah 2 brondolan untuk 1 kg tandan buah segar (TBS) untuk tanaman dewasa yang sudah berumur lebih dari 6 tahun. Sedangkan untuk tanaman muda (3 – 5 tahun) adalah 1 kg brondolan untuk 1 kg tandan buah segar. Dengan kriteria demikian maka akan diperoleh TBS yang kematangannya paling optimal, yaitu 2 dan 3 dengan rendemen minyak 22,2%.(Syamsulbahri. 1996)

2.4.1. Cara Panen

(21)

Disyaratkan proporsi kotoran tidak melebihi 0,3% dari berat tandan. Selanjutnya tandan buah dan brondolan dikumpulkan di THP.(Fauzi, Y,.dkk.2004)

2.4.2. Pengolahan Hasil Panen

Pengolahan tandan buah segar (TBS) dipabrik bertujuan untuk memperoleh minyak sawit yang berkualitas baik. Proses tersebut berlangsung cukup panjang dan memerlukan control yang cermat, dimulai dari pengangkutan TBS atau brondolan dari THP ke pabrik sampai dihasilkan minyak sawit dan hasil sampingnya. Pada dasarnya aa dua macam hasil olahan utama TBS di pabrik, yaitu minyak sawit yang merupakan hasil pengolahan daging buah dan minyak inti sawit yang dihasilkan dari ekstraksi inti sawit.(Fauzi, Y,.dkk. 2012)

(22)

2.4.3. Kapasitas Olah Panen

Ukuran besarnyanya pabrik umumnya dinyatakan dengan kapasitas olah yaitu kemampuan pabrik untuk mengolah bahan baku untuk menghasilkan produk. Kapasitas olah dinyatakan dalam satuan massa per satuan waktu, dan untuk pabrik kelapa sawit (PKS) dinyatakan dengan ton TBS/jam.(Sulistyo,B..et.al.2006).

Kapasitas pemanen setiap harinya tergantung dari a) Produksi per ha yang dikaitkan dengan umur tanaman b) Topografi areal

c) Kerapatan pohon

d) Masa panen puncak atau panen rendah

Kapasitas per hari adalah basis tugas pemanen menurut jumlah kg tandan yang harus diselesaikan per hari kerja.Basis borong/basis premi adalah batasan jumlah tandan yang dipanen dalam tugas yang tidak mendapatkan premi.

Berdasarkan hal tersebut di atas, panen yang baik adalah jika:

1) Jumlah brondolan di pabrik sebanyak 15% dari tandan yang dipanen 2) Fraksi 2 dan 3 minimal 65% dari jumlah tandan

3) Fraksi 1 maksimal 20% dari jumlah tandan

4) Fraksi 4 dan 5 maksimal 15% dari jumlah tandan.

2.4.4. Fraksi TBS dan Mutu Panen

(23)

sususan atau komposisi tandan buah segar akan menentukan bagaimana cara maupun hasil pengolahannya. Komposisinya pertama ditentukan oleh jenis tanamannya, kesempurnaan penyerbukan bunganya, dan saat pelaksanaan panennya.Jenis Tenera adalah hasil persilangan jenis Deli Dura dengan jenis Pesifera Buah Dura mempunyai daging bauh tipis dan cangkang yang tebal.Sedangkan buah Pesifera mempunyai daging buah yang sangat tebal dan tidak mempunyai cangkang.Buah Tenera mempunyai daging buah yang agak tebal dan cangkang yang tipis. Kesempurnaan penyerbukan akan menentukan jumlah buah yang terdapat dalam satu tandan. Hasil penyerbukan oleh serangga ini jauh lebih sempurna.Tandan menjadi padat dengan buah, sampai ke lapisan paling dalam dari tandan. Tetapi kadar minyak dalam tandan hampir tidak bertambah. Tetapi kadar inti dalam tandan telah meningkat sampai 1,5 kali. Kriteria matang panen ditentukan sedemikian rupa. Pada umunya untuk pusingan 7 hari kriteria matang panen adalah 1,5 – 2 brondolan per kg berat tandan, dinyatakan sebagai jumlah brondolan yang terdapat di piringan sebelum tandan dipotong. Pelukaan buah (buah memar) sedapat mungkin harus dihindarkan untuk mencegah agar kadar ALB dalam minyak tidak menjadi terlalu tinggi. Tandan yang lebih matang akan lebih mudah luka. (Mangoensoekarjo & Semangun. 2008)

(24)

dengan mengikuti ketentuan dan criteria matang panen dan terkumpulnya brondolan serta pengangkutan yang lancer maka dalam suatu pemanenan akan diperoleh komposisi fraksi tandan buah yang dapat diolah sebagai berikut:

a) Jumlah brondolan di pabrik sekitar 25% dari berat tandan seluruhnya b) Tandan yang berdiri dari fraksi 2 dan 3 minimal 65% dari jumlah tandan. c) Tandan yang terdiri dari fraksi 1 maksimal 20% dari jumlah tandan d) Tandan yang terdiri dari fraksi 4 dan 5 maksimal 15 dari jumlah tandan Table 2.1. Beberapa Tingkat Fraksi TBS

Fraksi Jumlah Brondolan Tingkat

Kematangan

Tidak ada, buah berwarna hitam 1 – 12,5% buah luar membrondol

(25)

Tabel 2.2. Hubungan Rendemen Minyak Dengan ALB

Apabila pemanenan buah tersebut dilakukan dalam keadaan lewat matang II masa minyak yang dihasilkan mengandung ALB dalam presentase tinggi (lebih dari 3%), namun rendemen minyaknya sudah mulai menurut. Sebaliknya, jika pemanenan dilakukan dalam keadaann buah belum matang, selain kadar ALB-nya rendah, rendemen minyak yang diperoleh juga rendah.(Fauzi, Y,.dkk. 2012)

Warna minyak kelapa sawit sangat dipengaruhi oleh kandungan karoten dalam minyak tersebut.Karoten dikenal sebagai sumber vitamin A, pada umumnya terdapat pada tumbuhan yang berwarna hijau kuning termasuk kelapa sawit, tetapi para konsumen tidak menyukainya.Oleh karena itu para produsen berusaha untuk menghilangkan bleaching earth. Mutu minyak sawit juga dipengaruhi oleh kadar asam lemak bebasnya, karena jika kadar asam lemak bebasnya tinggi, maka akan timbul bau tengik di samping juga dapat merusak peralatan karena mengakibatkan timbulnya korosi. Faktor- faktoryang dapat menyebabkan naiknya kadar asam lemak bebas dalam CPO antara lain adalah;

a) Kadar air dalam CPO

(26)

Kadar air dapat mengakibatkan naiknya kadar assam lemak bebas karena air pada CPo dapat menyebabkan terjadinya hidrolisa pada trigliserida dengan bantuan enzim lipase dalam CPO tersebut.(Tambun,R.2006)

2.5. Proses Pengolahan Minyak Kelapa Sawit

Proses pengolahan TBS menjadi minyak dapat dilakukan dengan cara yang sederhana dan dapat pula dengan teknologi tinggi yang sudah biasa digunakan oleh perkebunan-perkebunan besar yang menghasilkan minyak sawit mentah atau CPO (Crude Palm Oil)dengan kualitas ekspor. Adapun tahapan proses pengolahan minyak kelapa sawit adalah sebagai berikut:

2.5.1. Penerimaan Buah dan Sortasi

Buah yang diterima di PKS pertama-tama harus melalui jembatan timbang.Jembatan timbang berfungsi untuk mengontrol proses (pengolahan buah masuk), menghitung rendemen, sebagai dasar perhitungan pembayaran premi permanen dan buah pihak ketiga dan pencatatan produksi TBS kebun pemasok.Dan jembatan timbang dikalibrasi secara rutin.Selanjutnya buah dibawa ke loading ramp yang berfungsi untuk penimbunan sementara TBS. di Loading Ramp dilakukan sortasi panen untuk memastikan bahwa buah masuk berada

dalam kondidi yang optimal untuk diektrak minyaknya dalam artian kandungan minyak buah maksimal dan ALB yang rendah.

(27)

syarat dikembalikan, sedangkan bila TBS yang tidak memenuhi syarat lebih dari 50% seluruh buah di dalam sebuah truk dikembalikan. Brondolan sebenarnya sedapat mungkin dihindari dalam proses ekstrksi karena akan diperoleh rendemen yang relative rendah dan menyebabkan turunnya daya pemutihan (bleachability) CPO yang dihasilkan. Umumnya terdapat 10% brondolan dari total buah yang diterima di pabrik kadar minyak dalam brondolan mencapai 37-45%.

2.5.2. Perebusan (Sterilisasi)

Perebusan atau sterilisasi buah dilakukan dalam sterilizer yang berupa bejana bertekanan. Biasanya sterilizer dirancang untuk dapat memuat sampai 10 lori dengan tekanan uap 3 kg/cm2. Lori Adalah tempat buahyang dapat menampung buah 2,5 – 3,5 dari 5,0 ton. Fungsi lori yang berlubang dengan diameter 0,5 inch ini adalah untuk mempertinggi penetrasi uap pada bauh dan penetesan air kondensat yang terdapat diantara buah. Sterilizer harus dilengkapi dengan katup pemngaman (safety valve) untuk menjaga tekanan di dalam sterilizer tidak melebihi tekanan kerja maksimum yang diperkenankan.

Tujuan dari sterilisasi ini adalah:

a) Menonaktifkan enzim untuk mencegah kenaikan asam lemak bebas (ALB) minyak yang akan dihasilkan

b) Memudahkan pelepasan bbrondolan buah dari tandan

c) Melunakkan buah untuk memudahkan dalam proses pelumatan di digester d) Prakondisi untuk biji agar tidak mudah pecah selama proses pengepresan

(28)

Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan tekanan uap sebesar 2,8 – 3 kg/cm dengan lama sterilisasi sekitar 90 menit.

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada waktu sterillisasi : a) Tekanan uap dan lama sterilisasi

Tekanan uap dan lama sterilisasi kurang cukup akan mengakibatkan: 1. Buah kurang masak, karena sebagian brondolan tidak terlepas dari

tandannya dan akan menyebabkan kehilangan minyak dalam tandan kosong yang meningkat

2. Pelumatan dalam digerster tidak sempurna. Sehingga mengakibatkan proses pengepresan tidak sempurna dan mengakibatkan kerugian minyak pada ampas dan biji bertambah

3. Serat (fiber) menjadi basah. Sehingga mengakibatkan proses pembakaran dalam tungku ketel uap tidak komplit.

b) Pembuangan udara dan air kondensat

Apabila udara di dalam sterilizer tidak dikeluarkan maka terjadi campuran udara dan uap yang mengakibatkan pemindahan panas dari uap ke buah tidak sempurna.Udara yang masih ada di dalam sterilizer dapat memberikan pembacaan tekanan semu (tidak nyata) pada alat ukur tekanan (pressure gauge).

c) Siklus sterilisasi

Ada dua sistem yang digunakan yaitu double peak (dua puncak) dan triple peak (tiga puncak. Jumlah puncak dalam sterilisasi dilihat dari jumlah

(29)

2.5.3. Penebahan Buah (Threshing)

Penebahan adalah pemisahan brondolan buah dari tandan kosong kelapa sawit.Buah yang telah direbus di sterilizer diangkat dengan hoisting crane dan dituang ke dalam threser melalui hopper yang berfungsi untuk menampung buah rebus.Autofeeder akan mengatur meluncurnya buah agar tidak masuk sekaligus. Pemipilan dilakukan dengan membanting buah dalam drum yang dengan kecepatan putaran 23-25 rpm. Buah yang terpipil akan jatuh melalui kisi-kisi dan ditampung oleh fruit elevator dan dibawa dengan distributing conveyor untuk didistribusikan ke tiap unit-unit digester. Selanjutnya tandan kosong melalui empty bunch conveyor dibawa ke empty bunch hopper untuk penimbunan

sementara sebelum diangkut ke kebun sebagai mulsa atau kompos.

2.5.4. Pengempaan (Pressing)

Peremasan/ Pelumatan Buah (digester).Digester adalah alat untuk melumatkan brondolan sehingga daging buah terpisah dari biji.Digester terdiri dari tabung silinder yang berdiri tegak yang didalamnya dipasang pisau-pisau pengaduk (strirring arms) sebanyak 6 tingkat yang diikatkan pada poros dan digerakkan

(30)

akan menyebabkan minyak berfungsi sebagai pelumas pisau sehingga menguraikan efek pelumatan pisau digester.

Pengempaan Buah / Pemerasan Minyak . Pengempaan (screw press) digunakan untuk memisahkan minyak kasar (crude oil)dari daging buah (pericarp). Alat ini terdiri dari sebuah silinder (press silinder) yang

berlubang-lubang darn di dalamnya terdapat 2 buah ulir (screw) yang berputas berlawanan arah. Tekanan kempa diatur oleh dua konus (cones) yang berada pada bagian ujung pengempa yang dapat digerakkan maju mundur oleh mekanisme hidrolik. Massa yang keluar dari digesterdiperas dalam screw press pada tekanan 50 – 60 bar dengan menggunakan air pembilas screw press suhu 90 - 950C sebanyak 7% TBS (maks) dengan hasil minyak kasar (crude oil) yang viscositasnya tinggi. Untuk menurunkan viscositas minyak, penambahan air dapat pula dilakukan di oil gutter kemudian dialirkan melalui oil gutter ke stasiun klarifikasi, sedangkan biji

yang bercampur dengan serat masuk ke alat pemecah ampas kempa (cake breaker conveyor) untuk dipecahkan.

2.5.5. Pemurnian Minyak (Clarification)

Stasiun pemurnian minyak adalah stasiun terakhir untuk pengolahan minyak.Minyak kasar hasil stasiun pengempaan dikirim ke stasiun ini untuk diproses lebih lanjut sehingga diperoleh minyak produksi, proses pemisahan minyak, air dan kotoran dilakukan dengan system pengendapan, sentrifugasi dan penguapan.

(31)

Alat ini diguanakan untuk memisahkan pasir dari cairan minyak kasar yang berasal dari screw press. Untuk memudahkan pengendapan pasir, cairan minyak kasar harus cukup panas yang diperoleh dengan menginjeksi uap.

b) Saringan bergetar (Vibrating Screen)

Saringan bergetar digunakan untuk memisahkan benda-benda padat yang terikut minyak kasar.Saringan bergetar terdiri dari 2 tingkat saringan dengan luas permukaan masing-masing 2m2. Tingkat atas memakai saringan ukuran 20 mesh, sedangkan tingkat bawah memakai saringan 40 mesh. Crude oil yang telah diencerkan dialirkan ke vibrating screen dengan

tujuan untuk memisahkan beberapa bahan asing seperti pasir, serabut dan bahan-bahan lain yang masih mengandung minyak dan dapat dikembalikan ke digester. Untuk mengetahui ketepatan penambahan air pengecer maka setiap 2 jam sekali diambil sampel crude oil sebelum masuk vibrating screen untuk selanjutnya dengan hand centrifuge / electric centrifuge dapat diketahui komposisi minyak., NOS dan air. Komposisi yang tepat adalah satu bagian minyak dan dua bagian sludge (NOS dan air).Jika menggunakan decanter maka perbandingan minyak dan sludge 1:1. Minyak kasar yang telah disaring dialirkan kedalam crude oil tank dan suhu dipertahankan 90 – 950C selanjutnya minyak kasar dipompa ke setling tank.

c) Tangki / Pompa Minyak Kasar (Crude Oil Tank / Pump

(32)

tank)dengan pompa minyak kasar.Untuk menjaga agar suhu cairan tetap,

diberikan penambahan panas dengan menginjeksikan uap.Pembersihan secara menyulurkan (luar dan dalam) dilakukan ssetiap minggu akhir mengolah.

d) Tangki Masakan Minyak (Oil Tank)

Minyak yang telah dipisah pada tangki pemisah ditampung dalam tangki ini untuk dipanasi lagi sebelum diolah lebih lanjut pada oil centrifuge.Diusahakan agar tangki ini tetap penuh untuk menjaga agar spiral yang dialiri uap dengan tekanan 3 kg/cm2.Tangki berbentuk silinder, dengan bagian dasar berbentuk kerucut.

e) Sentrifusi Minyak (Oil Purifier)

Untuk pemurnian mnyak yang berasal dan tangki masakan yang mengandung air ± 0,50 – 0,70% dan ± 0,10 – 0,30 dipergunakan alat pemisah sentrifusi ini, yang berputasr antara 5.000 – 6.000 rpm. Akibat gaya sentrifugal yang terjadi, maka minyak yang mempunyai berat jenis lebih kecil bergerak kearah poros, dan terdorong keluar oleh sudu-sudu (parig disc), sedangkan kotoran dan air yang berat jenisnya lebih besar terdorong kea rah dinding bowl. Air keluar, padatan melekat pada dinding bowl yang dikeluarkan dengan pencucian.

f) Tangki Apung (Float Tank)

(33)

g) Pengeringan Minyak (Vacuum Dryer)

Pengeringan minyak dipergunakan untuk memisahkan air dan minyak dengan cara penguapan hampa. Alat ini terdiri dari tabung hampa udara dan 3 tingkat steam ejector.Minyak terhisap ke dalam tabung melalui pemercik (nozzle), akibat adanya hampa udara, dan terpancar ke dalam tabung

hampa.Uap air dari tabung hampa, terhisap oleh ejector 1, masuk kedalam kondensor 1, sisa uap dari kondensor 1 terhisap oleh ejector 2, masuk kedalam kondensor 2, sisa uap terakhir dihisap oleh ejector 3 dan dibuang ke atmosfer. Air yang terbentuk dalam kondensor 1 dan 2 langsung ditampung dalam tangki air panas

di bawah (hot well tank).

2.6. Komposisi Minyak Kelapa Sawit

Kelapa sawit mengandung 80% perikarp (lapisan serat daging) dan 20% buah yang dilapisi kulit yang tipis, minyak dalam perikarp sekitar 34 – 40%. Minyak kelapa sawit adalah lemak semi padat yang mempunyai komposisi yang tetap. Titik lebur minyak sawit tergantung pada kadar trigliseridanya. Minyak sawit terdiri atas berbagai trigliserida dengan rantai asam lemak yang berbeda-beda. Rumus bangun minyak sawit adalah sebagai berikut:

H H

H—C—OH HOOCR1 H—C—OOCR1

H—C—OH + HOOCR2  H—C—OOCR2 + 3H2O H—C—OH HOOCR3 H—C—OOCR3

(34)

Panjang rantai adalah 14 – 20 atom karbon.Dengan demikian sifat minyak sawit ditentukan oleh perbandingan dan koposisi trigliserida.Karena kandungan asam lemak yang terbanyak adalah asam lemak jenuh oleat dan linoleat, minyak sawit masuk golongan minyak asam oleat-linoleat. Jumlah asam jenuh dan asam tak jenuh dalam minyak sawit hampir sama. Komponen utamanya adalah asam palmitat dan oleat.

Table 2.3 Komposisi Asam Lemak Minyak Sawit dan Inti Sawit

Asam Minyak sawit Minyak inti

sawit

2.7. Manfaat Kelapa Sawit dan Keunggulan pada Aplikasinya untuk Keperluan Pangan

(35)

minyak sawit telah dikembangkan sebagai salah satu bahan bakar nabati (biodiesel).

Minyak sawit juga memiliki keunggulan dalam hal susunan dan nilai gizi yang terkandung di dalamnya. Kadar steril dalam minyak sawit relative lebih rendah dibandingkan dengan minyak nabati lainnya yang terdiri dari sitosterol dan kolesterol. Dalam CPO, kadar sterol berkisar 360 – 620 ppm dengan kadar kolesterol hanya sekitar 10 ppm atau sebesar 0,001% dalam CPO.

Berikut adalah beberapa keunggulan minyak sawit pada aplikasinya untuk keperluan pangan:

a) Produk pangan yang diformulasikan dengan menggunakan minyak sawit akan memunyai keawetan yang lebih baik karena minyak sawit sangat stabil terhadap proses ketengikan dan kerusakan oksidatif lainnya. Alasan itulah yang membuat minyak sawit dikenal sebagai minyak goring terbaik. b) Minyak sawit mempunyai kecendrungan untuk mengalami kristalisasi dalam bentuk Kristal kecil sehingga mampu meningkatkan kinerja creaming jika digunakan pada formulasi cake dan margarine.

c) Kandungan asam palmitat minyak sawit sangat baik untuk proses aerasi campuran lemak/gula, misalnya pada proses baking.

d) Minyak sawit baik digunakan untuk membuat vanaspati, atau vegetable ghee, yang mengandung 100% lemak nabati, bias digunakan untuk

subsitusi mentega susu dan mentega cokelat.

(36)
(37)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guinensis) berasal dari Guinea di pesisir Afrika Barat, kemudian diperkenalkan ke bagian Afrika lainnya, Asia Tenggara dan Amerika Latin sepanjang garis equator (antara garis lintang utara 15° dan lintang selatan 12°. Kelapa sawit tumbuh baik pada daerah iklim tropis, dengan suhu antara 24°C - 32°C dengan kelembaban yang tinggi dan curah hujan 200 mm per tahun. Kelapa sawit mengandung kurang lebih 80% perikarp dan 20% buah yang dilapisi kulit yang tipis.Kandungan minyak dalam perikarp sekitar 30% - 40%. Kelapa sawit menghasilkan dua macam minyak yang sangat berlainan sifatnya yaitu, minyak sawit (CPO), yaitu minyak yang berasal dari sabut kelapa sawit, dan minyak inti sawit (CPKO), yaitu minyak yang berasal dari inti kelapa sawit.(Tambunan, R.2006)

Pengolahan TBS di pabrik bertujuan untuk memperoleh minyak sawit yang berkualitas baik. Proses tersebut di mulai dari pengangkutan TBS atau Brondolan dari TPH ke pabrik sampai dihasilkan minyak sawit dan hasil sampingnya. Secara ringkas tahap-tahap proses pengolahan TBS sampai dihasilkan minyak diuraikan sebagai berikut:

(38)

- Tahap kedua yaitu perebusan TBS (sterilizer). Selanjutnya di rebus di dalam sterilizer atau dalam ketel uap, dengan mengalirkan uap panas selama 1 jam akan tergantung dengan besarnya tekanan uap.

- Tahap ketiga yaitu perontokan dan pelumatan buah (thressing). Dari thresher, buah yang telah rontok di bawa ke mesin pelumat (digerster). Untuk lebih memudahkan penghancuran daging buah dan pelepasan biji, selama proses digerster dipanasi.

- Tahap keempat yaitu, untuk memisahkan biji sawit dari hasil pelumatan (pressing) langkah selanjutnya adalah pemerasan atau ekstraksi yang

bertujuan untuk mengambil minyak dari masa pengadukan.

- Tahap kelima yaitu, pemurnian dan penjernihan minyak sawit (klarifikasi). Proses penjernihan yang dilakukan untuk menurunkan kandungan air dalam minyak. (Fauzi, Y.,dkk.2004)

Ada 3 jenis lapisan brondolan yaitu lapisan dalam, tengah dan luar. Lapisan – lapisan ini memiliki ciri yang berbeda, yaitu:

- Lapisan luar

Ciri fisik lapisan luar brondolan adalah memiliki warna daging yang hitam dan ukurannya lebih besar.Kemudian setelah dioven warnanya menjadi kehitaman dan dagingnya lebih tebal, sementara ciri fisik bijinyya berserabut dan warnanya kehitaman.

- Lapisan tengah

(39)

pada lapisan luar, sementara ciri fisik bijinya berserabut dan warnanya lebih kekuningan.

- Lapisan dalam

Ciri fisik lapisan dalam brondolan adalah memiliki warna daging kuning keorangean dan ukurannya lebih kecil dibandingkan yang lainnya. Kemudian setelah dioven warnanya kuning pucat dan dagingnya lebih tipis.Sementara ciri fisik bijinya berserabut dan lebih bersih dari lapisan yang lainnya.

Biasanya perbedaan dari masing-masing lapisan akan mengasilkan kadar minyak yang berbeda, seperti pada lapisan dalam akan menghasilkan minyak yang paling sedikit, sedangkan lapisan tengah dan luar akan lebih banyak menghasilkan minyak dari pada lapisan dalam.

Maka dalam hal ini saya tertarik untuk memilih judul “Analisis Kadar Minyak pada Brondolan berdasarkan Lapisannya di Pabrik Kelapa Sawit PTPN III Aek Nabara Selatan “

1.2. Permasalahan

Permasalahan yang dijumpai dalam karya ilmiah ini adalah:.

1. Perbedaan antara kadar minyak pada brondolan yang mempengaruhi hasil yang diperoleh berdasarkan lapisannya.

1.3. Tujuan

(40)

1.4. Manfaat

(41)

BERDASARKAN LAPISANNYA DI PABRIK KELAPA SAWIT PTPN III AEK NABARA SELATAN

ABSTRAK

Telah dilakukan studi Analisis Kadar Minyak Kelapa Sawit pada Brondolan berdasarkan Lapisannya di Pabrik Kelapa Sawit PTPN III Aek Nabara Selatan.Kadar minyak yang diperoleh dengan metode ekstraksi menggunakan alat sokletasi untuk mendapatkan hasil yang lebih murni dan pelarut yang digunakan dapat dipergunakan kembali. Hasil Analisis Kadar Minyak pada Brondolan berdasarkan lapisannya yaitu, pada lapisan dalam kadar minyak yang di peroleh sebanyak 22,91%, pada lapisan tengah 38,49%, dan pada lapisan luar 55,51%. Lapisan luar lebih banyak mengandung minyak dari pada lapisan dalam dan tengah.

(42)

ANALYSIS OF OIL CONTENT IN BRONDOLAN BASED LAYER IN THE FACTORY AT PTPN III

AEK NABARA SELATAN

ABSTRACT

The study on the analysis of the oil content of brondolan based layers in the factory at PTPN III Aek Nabara Selatan. Oil content obtained by extraction method using soxhletation tool to get more pure and solvents used can be reused. The result of the analysis of the oil content in brondolan based layers, the inner lining of the amount of oil gained as much as 22,91%, the middle layer of 38,49%, and the outer layer of 55,51%. The outer layer contains more oil than the inner and middle layers.

(43)

ANALISISKADAR MINYAK KELAPA SAWIT PADA BRONDOLAN

BERDASARKAN LAPISANNYADI PABRIK KELAPA

SAWIT PTPN III AEK NABARA SELATAN

KARYA ILMIAH

SELLA ARRIYANTY

132401043

PROGRAM STUDI D3 KIMIA

DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(44)

ANALISISKADAR MINYAK KELAPA SAWIT PADA BRONDOLAN

BERDASARKAN LAPISANNYA DI PABRIK KELAPA

SAWIT PTPN III AEK NABARA SELATAN

KARYA ILMIAH

Diajukanuntukmelengkapitugasakhirdanmemenuhisyaratmencapaigelar

AhliMadya

SELLA ARRIYANTY 132401043

PROGRAM STUDI D3 KIMIA

DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(45)

Judul :Analisis Kadar Minyak Kelapa Sawit pada Brondolan berdasarkan Lapisannya di Pabrik Kelapa Sawit PTPN III Aek Nabara Selatan

Kategori : Karya Ilmiah

Nama : Sella Arriyanty

Nomor Induk Mahasiswa : 132401043

Program Studi : Diploma (D3) Kimia

Departemen : Kimia

Fakultas :Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Sumatera Utara

Disetujui di Medan, Juli 2016

Disetujui Oleh

Program Studi D3 Kimia FMIPA USU

Ketua, Dosen Pembimbing

Dra. Emma Zaidar Nst, M.Si Dr. Darwin Yunus Nasution, MS NIP.195512181987012001 NIP. 195508101981031006

Disetujui Oleh

Departemen Kimia FMIPA USU Ketua,

(46)

PERNYATAAN

ANALISIS KADAR MINYAK KELAPA SAWIT PADA BRONDOLAN BERDASARKAN LAPISANNYA DI PABRIK KELAPA SAWIT PTPN III

AEK NABARA SELATAN

TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwa Karya Ilmiah ini adalah hasil karya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Juli 2016

(47)

Bismillahirrahmanirrahim…

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas semua berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir dengan judul Analisis Kadar Minyak pada Brondolan berdasarkan Lapisannya di Pabrik Kelapa Sawit PTPN III Aek Nabara Selatan. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan program Diploma 3 Kimia di Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.

Terimakasih penulis sampaikan kepada Kedua Orangtua penulis yang selalu memberikan semangat dan dukungannya kepada penulis dalam menyelesaikan pendidikan.Terima kasih penulis sampaikan kepada Dr. Darwin Yunus Nasution, MS selaku pembimbing yang telah meluangkan waktunya selama penyusunan Tugas Akhir ini.Terimakasih kepada Dra. Emma Zaidar Nst, M.Si selaku Ketua Program Studi D3 Kimia FMIPA USU, Terimakasih kepada Dr. Rumondang Bulan Nst, MS selaku Ketua Departemen Kimia FMIPA USU dan Sekretaris Departemen Matematika FMIPA USU Medan, Dekan dan Pembantu Dekan FMIPA USU seluruh Staff dan Dosen Matematika FMIPA USU, pegawai FMIPA USU dan rekan-rekan kuliah.

Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan.Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca.Semoga Karya Ilmiah ini bermanfaat dan semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya untuk kita semua, Amiin.

Medan, Juli 2016 Penulis

(48)

ANALISIS KADAR MINYAK KELAPA SAWIT PADA BRONDOLAN BERDASARKAN LAPISANNYA DI PABRIK KELAPA SAWIT PTPN III

AEK NABARA SELATAN

ABSTRAK

Telah dilakukan studi Analisis Kadar Minyak Kelapa Sawit pada Brondolan berdasarkan Lapisannya di Pabrik Kelapa Sawit PTPN III Aek Nabara Selatan.Kadar minyak yang diperoleh dengan metode ekstraksi menggunakan alat sokletasi untuk mendapatkan hasil yang lebih murni dan pelarut yang digunakan dapat dipergunakan kembali. Hasil Analisis Kadar Minyak pada Brondolan berdasarkan lapisannya yaitu, pada lapisan dalam kadar minyak yang di peroleh sebanyak 22,91%, pada lapisan tengah 38,49%, dan pada lapisan luar 55,51%. Lapisan luar lebih banyak mengandung minyak dari pada lapisan dalam dan tengah.

(49)

ANALYSIS OF OIL CONTENT IN BRONDOLAN BASED LAYER IN THE FACTORY AT PTPN III

AEK NABARA SELATAN

ABSTRACT

The study on the analysis of the oil content of brondolan based layers in the factory at PTPN III Aek Nabara Selatan. Oil content obtained by extraction method using soxhletation tool to get more pure and solvents used can be reused. The result of the analysis of the oil content in brondolan based layers, the inner lining of the amount of oil gained as much as 22,91%, the middle layer of 38,49%, and the outer layer of 55,51%. The outer layer contains more oil than the inner and middle layers.

(50)

DAFTAR ISI

2.4.2 Pengolahan Hasil Panen 12

2.4.3 Kapasitas Olah Panen 13

2.4.4 Fraksi TBS dan Mutu Panen 13

2.5 Proses Pengolahan Minyak Kelapa Sawit 17 2.5.1 Penerimaan Buah dan Sortasi 17

2.5.2 Perebusan (Sterilisasi) 18

2.5.3 Penebahan Buah (Threshing) 20

2.5.4 Pengempaan (Pressing) 20

2.5.5 Pemurnian Minyak (Clarification) 21

2.6 Komposisi Minyak Kelapa Sawit 24

2.7 Manfaat Kelapa Sawit dan Keunggulan pada Aplikasinya 26 Untuk Keperluan Pangan

Bab 3 Metode Percobaan 28

3.1 Alat-alat 28

3.2 Bahan 28

3.3 Prosedur Penelitian 29

3.3.1 Preparasi Sampel 29

(51)

3.4.1 Preparasi Sampel 31

3.4.2 Penentuan Kadar Minyak 32

Bab 4 Hasil dan Pembahasan 33

4.1 Hasil Data Percobaan 33

4.2 Pembahasan 35

Bab 5 Kesimpulan dan Saran 37

5.1 Kesimpulan 37

5.2 Saran 37

Daftar Pustaka 38

Lampiran 39

Lampiran 1 39

(52)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

Tabel 2.1 Beberapa tigkat Fraksi TBS 15

Tabel 2.2 Hubungan Rendemen Minyak dengan ALB 16 Tabel 2.3 Komposisi Asam Lemak Minyak Insi Sawit 25

Tabel 4.1 Berat Lapisan Brondolan 33

(53)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

Lampiran 1 Gambar brondolan yang sudah di pisahkan 39 antara daging buah dengan bijinya

Gambar

Tabel 4.2. Kadar Minyak Brondolan pada fraksi 2
Table 2.1. Beberapa Tingkat Fraksi TBS
Tabel 2.2. Hubungan Rendemen Minyak Dengan ALB
Table 2.3 Komposisi Asam Lemak Minyak Sawit dan Inti Sawit

Referensi

Dokumen terkait

PTPN III PKS Kebun Rambutan – Tebing Tinggi merupakan pabrik yang mengolah minyak kelapa sawit ( CPO ) mulai dari tandan buah segar ( TBS ) hingga menjadi minyak kasar.Dan hasil

Perkebunan Nusantara III Pabrik Kelapa Sawit Aek Nabara Selatan adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang pengolahan kelapa sawit menjadi CPO dan inti sawit.. Sistem

Nusantara III merupakan salah satu pabrik kelapa sawit yang tidak hanya mengolah tandan buah segar (TBS) menjadi minyak kasar kelapa sawit (crude palm oil dan

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dengan judul “ Pengaruh Komunikasi dan Kerjasama Kelompok Terhadap Kinerja Karyawan PTPN III Pabrik Kelapa

Komposisi fraksi tandan yang biasanya ditentukan di pabrik sangat dipengaruhi perlakuan sejak awal panen.Faktor penting yang cukup berpengaruh adalah kematangan

PTPN II Rambutan Tebing Tinggi bahan baku utamanya adalah buah sawit yang masih segar untuk diolah menjadi minyak kelapa sawit (CPO) dan inti sawit yang diperoleh

Kelapa Sawit : Usaha Budi Daya Pemanfaatan Hasil dan Aspek Pemasaran. Kelapa Sawit Budidaya Pemanfaatan Hasil dan Limbah Analisis Usaha dan

Flow chat Proses Pengolahan Minyak Sawit. Universitas