KARYA AKHIR
ANALISA SISTEM MAINTENANCE RIVER SIDE
PUMP DI PABRIK GULA KWALA MADU
EBENESER KELIAT 015202021
KARYA AKHIR YANG DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SALAH SATU SYARAT MEMPEROLEH
IJAZAH SARJANA SAINS TERAPAN
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI MEKANIK INDUSTRI
PROGRAM DIPLOMA-IV FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena berkat rahmat dan hidayah-NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan
Laporan Karya Akhir ini dengan judul “ANALISA SISTEM MAINTENANCE
RIVER SIDE PUMP DI PABRIK GULA KWALA MADU”.
Penyusunan laporan Karya Akhir ini dilakukan guna untuk menyelesaikan
Studi di Program Studi Teknologi Mekanik Industri Universitas Sumatera Utara,
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Terapan.
Dalam kegiatan penulis untuk menyelesaikan Karya Akhir ini, penulis
telah banyak mendapat bantuan berupa bimbingan, arahan dan saran dari berbagai
pihak. Untuk itu maka dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Ir. Tugiman, MT, sebagai Dosen Pembimbing penulis
2. Bapak Ir. Alfian Hamsi, Msc, selaku Ketua Program Studi Teknologi
Mekanik Industri Program Diploma-IV, FT-USU.
3. Ayah dan Mama’ tercinta yang senantiasa memberikan dukungan
semangat dan materi serta mendoakan penulis.
4. Seluruh Staf Pengajar Departemen Teknik Mesin Universitas Sumatera
Utara.
5. Pegawai Departemen Teknik Mesin kak Is, kak Sonta, bang Syawal, bang
Izhar Fauzi, bang Yono, bang Rustam dan bang Marlon.
6. Rekan mahasiswa Koko wiradinata,SST, Surya,SST, Hidayatullah,SST,
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih belum sempurna adanya,
karena masih banyak kekurangan baik dari segi ilmu maupun susunan bahasanya.
Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran demi
menyempurnakan laporan ini.
Akhir kata bantuan dan budi baik yang telah penulis dapatkan,
menghaturkan terima kasih dan hanya Tuhan Yang Maha Esa yang dapat
memberikan limpahan berkat yang setimpal. Semoga laporan ini dapat bermanfaat
bagi kita semua dan bagi penulis sendiri tentunya.
Medan, Maret 2008 Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR... i
DAFTAR ISI... iii
DAFTAR GAMBAR... vii
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Tujuan Penulisan... 2
1.3 Manfaat Penulisan... 3
1.4. Batasan Masalah ... 3
1.5. Metode Pembahasan ... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian dan Cara Kerja Pompa (Pompa Sentrifugal)... 6
2.2 Klasifikasi Pompa ... 8
2.2.1. Pompa Tekanan Statis ... 8
2.2.2 Pompa Tekanan Dinamis... 9
2.3 Unit Penggerak Pompa ... 17
2.4 Pengertian dan Peranan Pemeliharaan ... 18
2.5. Jenis-jenis Pemeliharaan (Maintenance) ... 20
2.5.1 Preventive Maintenance ... 20
2.5.2 Breakdown Maintenance ... 23
2.6. Organisasi Maintenance... 24
2.7.1. Definisi Pekerjaan Perencanaan ... 28
2.7.2. Fungsi Dari Perencanaan ... 30
2.7.3. Pengaturan ... 31
2.7.4.Pembagian Waktu... 31
2.7.5. Rencana Yang Tepat... 32
2.7.6. Langkah-langkah Perencanaan ... 33
2.7.7. Kualifikasi Staff Perencanaan ... 34
2.7.8. Inspeksi dan Fungsinya ... 34
2.8. Beban Kerja... 35
2.8.1.Permintaan Kerja ... 35
2.8.2. Prioritas Pekerjaan ... 35
2.8.3. Beban Kerja Perawatan ... 36
2.9. Pekerjaan Pemeliharaan Pabrik... 37
2.9.1 Pemeliharaan Rutin... 37
2.9.2 Pemeliharaan Berkala ... 38
2.9.3 Repair... 38
2.9.4. Overhoul ... 39
2.9.5. Rekontruksi... 39
2.10. Man Power ... 40
2.10.1 Pengertian Man Power... 40
2.10.2. Jumlah Man Power Dalam Kaitan Dengan Keahlian ... 41
2.11 Man Hour ... 41
2.12 Equipment, Tool, Material dan Consumable ... 43
2.13.1 Pembiayaan Operasional ... 47
2.14. Pelumas dan Pelumasan ... 49
BAB III PENETAPAN SPESIFIKASI DAN PEMBUATAN ALAT 3.1. Data Spesifikasi River Side Pump ... 52
3.2. Organisasi Bagian Pemeliharaan Pabrik ... 54
3.3. Prosedur Pemeliharaan Terencana ... 55
3.4. Kegiatan Pemeliharaan Pabrik ... 57
3.5. Metode Analisis Permasalahan Maintenance ... 59
3.6. Laporan Pemeliharaan... 59
3.7. Laporan Kerusakan ... 61
3.8 Komponen-komponen River Side Pump ... 62
3.9 Pemeliharaan dan Perawatan River Side Pump ... 64
3.10. Perawatan Sistem Kelistrikan River Side Pump ... 65
3.10.1 Perawatan Periodik ... 65
3.10.2 Perawatan berkala ... 66
3.11. Perawatan River Side Pump... 68
3.11.1 Perawatan Periodik ... 68
3.11.2. Perawatan berkala (6 bulan)... 69
3.12. Biaya operasional Pemeliharaan dan Perawatan River Side Pump 71 BAB IV ANALISA SISTEM MAINTENANCE RIVER SIDE PUMP 4.1 Hubungan Biaya dengan Man power dan Man Hour. ... 72
4.2 Hubungan Biaya dengan Tool... 73
4.3 Hubungan Biaya dengan Material... 74
4.5 Analisa Preventive Maintenance (PM) pada River Side Pump .... 76
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ... 84
5.2 Saran... 85
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Lintasan aliran cairan pompa sentrifugal ... 7
Gambar 2.2. Pompa roda gigi dan Pompa ulir ... 8
Gambar 2.3. Pompa diafragma... 9
Gambar 2.4. Bagian-bagian utama pompa tekanan ... 10
Gambar 2.5. Pompa sentrifugal... 11
Gambar 2.6. Pompa aliran campur... 11
Gambar 2.7. pompa aliran aksial... 12
Gambar 2.8. Pompa diffuser ... 13
Gambar 2.9. Pompa vortex ... 13
Gambar 2.10. Pompa bertingkat banyak ... 14
Gambar 2.11. Pompa aliran campur poros tegak ... 15
Gambar 2.12. Pompa jenis belahan mendatar... 16
Gambar 2.13. Pompa isapan ganda ... 17
Gambar 2.14 Struktur Organisasi Pemeliharaan... 26
Gambar 2.15 Fungsi Rekayasa Pabrik ... 46
Gambar 3.1 Bagan water treatmet... 52
Gambar 3.2. Komponen Utama Pompa Sentrifugal... 62
Gambar 3.3 Impeler Jenis Tertutup dan Terbuka... 63
Gambar 3.4. Wadah Volute... 64
Gambar 3.5. Wadah Padat... 64
Gambar 4.1 Grafik hubungan Interval(I) dengan Probability (Pi x I)... 77
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Suatu pabrik Gula membutuhkan pompa yang banyak sekali untuk
keperluan proses pengolahan. Kebutuhan pompa sangatlah penting dan mutlak
mengingat pemindahan jenis fluida dan kondisi kerja yang sangat beragam.
Adapun sebagian pompa yang digunakan sebagai pengolahan Tebu adalah:
a. Pompa air pinggir sungai (River Side Water Pump)
Pompa ini berfungsi untuk mengalirkan air dari sungai ke Stasiun
Treatment dan akan di pergunakan sebagai air bersih setelah mengalami proses
pada stasiun treatment.
b. Pompa Nira (Juice Pump)
Berfungsi untuk memompakan air nira yang di hasilkan dari stasiun
penggilingan (Milling Stasiun) masuk ke stasiun boiling.
c. Pompa penampungan nira mentah (weighed juice Pump)
Pompa ini berfungsi untuk mengalirkan nira mentah dari tangki
penampungan nira mentah ke timbangan sebelum masuk ke proses pemasakan.
d. Pompa air imbibisi (Imbibition Water pump)
Berfungsi untuk memompakan air imbibisi ke rol gilingan
e. Pompa air kondensat (Condensate water Pump)
Pompa ini berfungsi untuk menyalur air yang telah di proses pada stasiun
f. Pompa minyak oli (Fuel Oil Pump)
Pompa ini berfungsi untuk mengalirkan minyak oli
g. Pompa Tetes
Pompa ini berfungsi untuk mengalirkan tetes yang dihasilkan dari stasiun
putaran ke tangki penampungan tetes.
Dalam penulisan Karya Akhir ini penulis mengambil topik maintenance
dari salah satu pompa sentrifugal yang ada di pabrik gula yaitu maintenance
pompa air pinggir sungai (River Side water Pump).
1.2. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan Karya Akhir ini adalah :
1. Untuk mengetahui bagaimana cara melakukan maintenance River side Pump
2. Mengatahui hubungan biaya dengan Man Power, hubungan biaya dengan Man
Hour, hubungan biaya dengan Tool, hubungan biaya dengan Material,
hubungan biaya dengan Consumable,
3. Perbandingan sistem Breakdown dan Preventive Maintenance pada River Side
Pump
4. Dapat mengurangi terjadinya kerusakan yang terjadi pada River side Pump,
dan dapat memperkecil biaya pengeluaran untuk melakukan perbaikkan.
1.3Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari Karya Akhir ini adalah,sebagai berikut :
1. Untuk penulis sangat bemanfaat, dimana untuk mengembangkan wawasan
2. Mengetahui dasar – dasar perawatan dan perbaikan River Side Pump,
sehingga kecil kemungkinan terjadi kerusakan pada River Side Pump di
pabrik.
3. Untuk pembaca, dimana dapat untuk memahami mengenai perawatan dan
perbaikan pada River Side Pump.
1.4. Batasan Masalah
Adapun batasan masalah yang dibahas adalah yang tertera pada tujuan
penulisan.
1.5. Metode Pembahasan
Beberapa metode yang digunakan penulis dalam menyelesaikan karya
akhir ini, dimana antara metode yang satu dengan yang lain akan sangat terkait
dan saling mendukung penyelesaian karya akhir ini. Berikut terdapat beberapa
metode yang telah dilaksanakan oleh penulis, antara lain:
1. Metode wawancara
Penulis melakukan tanya jawab langsung dengan koordinator dan pegawai
PGKM untuk mendapatkan informasi tentang topik yang dibahas pada
Karya Akhir ini. Adapun dari hasil wawancara yang dilakukan selama
mencari pengetahuan tentang Maintenance yang dilakukan oleh pabrik
Kwala Madu adalah :
a. Bagaimana proses kerja tentang river side pump pada pabrik gula di
b. Apa saja yang dilakukan dalam proses Maintenance pada river side
pump tersebut.
c. Bagaimana tindakan yang dilakukan apabila terjadinya kerusakan
river side pump.
2. Metode Observasi
Penulis mengadakan peninjauan langsung ke PKGM dan meninjau
langsung pompa River Side Pump yang ada di Pabrik Gula Kwala Madu.
3. Metode Literatur
Penulis mempelajari buku-buku petunjuk mengenai topik yang dibahas
dan buku-buku referensi baik dari perusahaan atau dari perpustakaan
kampus. Adapun literatur yang dilakukan adalah :
a. Bagaimana melakukan tindakan apabila terjadi masalah pada mesin,
hal ini dapat dikaji melalui buku Manajemen Perawatan Mesin, oleh
Ir. Suharto.
b. Dalam proses Maintenance juga dapat dilakukan bagaimana untuk
memenajemen suatu alat yang ada di pabrik, hal ini dapat kita
kembangkan melalui buku Manajemen Pemeliharaan Pabrik, oleh
Corder Antony.
c. Di sini penulis membahas mengenai Maintenance pada pompa,
dalam hal ini penulis menggunakan pedoman pada buku Pompa dan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian dan Cara Kerja Pompa (Pompa Sentrifugal)
Pompa adalah salah satu mesin fluida yang termasuk dalam golongan
mesin kerja. Pompa berfungsi untuk merubah energi mekanis (kerja putar poros)
menjadi energi fluida dan tekanan.
Suatu pompa sentrifugal pada dasarnya terdiri dari satu impeler atau lebih
yang dilengkapi dengan sudu-sudu, yang dipasangkan pada poros yang berputar
dan diselubungi dengan/oleh sebuah rumah (casing). Fluida mamasuki impeler
secara aksial di dekat poros dan mempunyai energi potensial, yang diberikan
padanya oleh sudu-sudu. Begitu fluida meninggalkan impeler pada kecepatan
yang relatif tinggi , fluida itu dikumpulkan didalam ‘volute’ atau suatu seri lluan
diffuser yang mentransformasikan energi kenetik menjadi tekanan. Ini tentu saja
diikuti oleh pengurangan kecepatan. Sesudah konversi diselesaikan, fluida
kemudian dikeluarkan dari mesin tersebut.
Aksi itu sama untuk pompa-pompa dengan kekecualian bahwa volume gas
adalah berkurang begitu gas-gas tersebut melewati blower, sementara volume
fluida secara praktis adalah tetap begitu begitu fluida tersebut melewati pompa.
Pompa-pompa sentrifugal pada dasarnya adalah mesin-mesin berkecepatan
tinggi (dibandingkan dengan jenis-jenis torak, rotary, atau pepindahan).
Perkembangan akhir-akhir ini pada turbin-turbin uap, dan motor-motor listrik dan
penggunan pompa-pompa sentrifugal, seharusnya dapat bersaing dengan unit-unit
torak yang ada.
Garis-garis effesiensi adalah garis yang menyatakan effesiensi yang sama
untuk hubungan head dengan kapasitas atau daya dapat di tentukan batasan
putaran maksimum dan minimum dengan kata lain untuk mendapatkan daerah
operasi yang terbaik jika dilihat dari segi putaran pompa. Dan keuntungannya
adalah sebagai berikut :
- Kontruksi yang lebih sempurna
- Lebih mudah dioperasikan
- Biaya perawatan yang rendah
- Dapat di kopel langsung dengan elektromotor
Kerugiannya :
- effesiensi rendah pada kapasitas tinggi
- Adanya kerugian pada pipa hisap karena bocor pada saat beroperasi
2.2.Klasifikasi Pompa
Secara umum pompa dapat diklasifikasikan dalam dua jenis kelompok
besar yaitu :
1. Pompa Tekanan Statis (Positive Displacement Pump)
2. Pompa Tekanan Dinamis (Rotodynamic Pump)
2.2.1. Pompa Tekanan Statis
Pompa jenis ini bekerja dengan prinsip memberikan tekanan secara
periodik pada fluida yang terkurung dalam rumah pompa. Pompa ini dibagi
menjadi dua jenis.
1. Pompa Putar (Rotary Pump)
Pada pompa putar, fluida masuk melalui sisi isap, kemudian dikurung diantara
ruangan rotor dan rumah pompa, selanjutnya didorong ke ruang tengah dengan
gerak putar dari rotor, sehingga tekanan statisnya naik dan fluida akan
dikeluarkan melalui sisi tekan. Contoh tipe pompa ini adalah : screw pump,
gear pump dan vane pump.
2. Pompa Torak (Reciprocating Pump)
Pompa torak mempunyai bagian utama berupa torak yang bergerak
bolak-balik dalam silinder. Fluida masuk melalui katup isap (suction valve) ke dalam
silinder dan kemudian ditekan oleh torak sehingga tekanan statis fluida naik
dan sanggup mengalirkan fluida keluar melalui katup tekan (discharge valve).
Contoh tipe pompa ini adalah : pompa diafragma dan pompa plunyer.
Gambar 2.3. Pompa diafragma
2.2.2. Pompa Tekanan Dinamis
Pompa tekanan dinamis disebut juga rotodynamic pump, turbo pump atau
impeller pump. Pompa yang termasuk dalam kategori ini adalah : pompa jet dan
pompa sentrifugal.
Ciri-ciri utama dari pompa ini adalah:
- Mempunyai bagian utama yang berotasi berupa roda dengan sudu-sudu
sekelilingnya, yang sering disebut dengan impeler.
- Melalui sudu-sudu, fluida mengalir terus-menerus, dimana fluida berada
Prinsip kerja pompa sentrifugal adalah : energi mekanis dari luar diberikan
pada poros untuk memutar impeler. Akibatnya fluida yang berada dalam impeler,
oleh dorongan sudu-sudu akan terlempar menuju saluran keluar. Pada proses ini
fluida akan mendapat percepatan sehingga fluida tersebut mempunyai energi
kinetik. Kecepatan keluar fluida ini selanjutnya akan berkurang dan energi kinetik
akan berubah menjadi energi tekanan di sudu-sudu pengarah atau dalam rumah
pompa.
Adapun bagian-bagian utama pompa sentrifugal adalah poros, impeler dan
rumah pompa dapat dilihat pada gambar 2.4
Gambar 2.4. Bagian-bagian utama pompa tekanan dinamis
Pompa tekanan dinamis dapat dibagi berdasarkan beberapa kriteria
berikut, antara lain :
a. Klasifikasi Menurut Jenis Impeler 1. Pompa sentrifugal
Pompa ini menggunakan impeler jenis radial atau francis. Konstruksinya
sedemikian rupa dan dapat dilihat pada gambar 2.5 sehingga aliran fluida yang
Impeler jenis radial digunakan untuk tinggi tekan (head) yang sedang dan
tinggi, sedangkan impeler jenis francis digunakan untuk head yang lebih
rendah dengan kapasitas yang besar.
Impeler dipasang pada ujung poros dan pada ujung lainnya dipasang kopling
sebagai penggerak poros pompa.
Gambar 2.5. Pompa sentrifugal
2. Pompa aliran campur
Pompa ini menggunakan impeler jenis aliran campur (mix flow), seperti pada
gambar 2.6. Aliran keluar dari impeler sesuai dengan arah bentuk permukaan
kerucut rumah pompa.
3. Pompa aliran aksial
Pompa aliran aksial, seperti yang terlihat pada gambar 2.7 menggunakan
impeler jenis aksial dan zat cair yangmeninggalkan impeler akan bergerak
sepanjang permukaan silinder rumah pompa ke arah luar. Konstruksinya mirip
dengan pompa aliran camput, kecuali bentuk impeler dan difusernya.
Gambar 2.7. pompa aliran aksial
b. Klasifikasi menurut bentuk rumah pompa 1. Pompa volut
Pompa ini khusus untuk pompa sentrifugal. Aliran fluida yang meninggalkan
impeler secara langsung memasuki rumah pompa yang berbentuk volut
(rumah siput) sebab diameternya bertambah besar. Bentuk dan konstruksinya
terlihat pada gambar 2.5.
2. Pompa diffuser
Konstruksi pompa ini dilengkapi dengan sudu pengarah (diffuser) di sekeliling
saluran keluar impeller seperti yang terlihat pada gambar 2.8. Pemakaian
diffuser ini akan memperbaiki efisiensi pompa. Difuser ini sering digunakan
Gambar 2.8. Pompa diffuser
3. Pompa vortex
Pompa ini mempunyai aliran campur dan sebuah rumah volut seperti
tergambar pada gambar 2.9. Pompa ini tidak menggunakan diffuser, namun
memakai saluran yang lebar. Dengan demikian pompa ini tidak mudah
tersumbat dan cocok untuk pemakaian pada pengolahan cairan limbah.
Gambar 2.9. Pompa vortex
c. Klasifikasi menurut jumlah tingkat 1. Pompa satu tingkat
Pompa ini hanya mempunyai sebuah impeler seperti yang terlihat pada
gambar 2.5 s/d 2.9. Pada umumnya head yang dihasilkan pompa ini
2. Pompa bertingkat banyak
Pompa ini menggunakan lebih dari satu impeler yang dipasang secara
berderet pada satu poros seperti yang terlihat pada gambar 2.10. Zat cair
yang keluar dari impeler tingkat pertama akan diteruskan ke impeler
tingkat kedua dan seterusnya hingga ke tingkat terakhir. Head total pompa
merupakan penjumlahan head yang dihasilkan oleh masing-masing
impeler. Dengan demikian head total pompa ini relative lebih tinggi
dibanding dengan pompa satu tingkat, namun konstruksinya lebih rumit
dan besar.
Gambar 2.10. Pompa bertingkat banyak
d. Klasifikasi menurut letak poros 1. Pompa poros mendatar
Pompa ini mempunyai poros dengan posisi horizontal seperti yang terlihat
pada gambar 2.5 s/d 2.10. pompa jenis ini memerlukan tempat yang
2. Pompa jenis poros tegak
Poros pompa ini berada pada posisi vertikal, seperti terlihat pada gambar
2.11. Poros ini dipegang di beberapa tempat sepanjang pipa kolom utama
bantalan. Pompa ini memerlukan tempat yang relative kecil dibandingkan
dengan pompa poros mendatar. Penggerak pompa umumnya diletakkan di
atas pompa.
Gambar 2.11. Pompa aliran campur poros tegak
e. Klasifikasi menurut belahan rumah 1. Pompa belahan mendatar
Pompa ini mempunyai belahan rumah yang dapat dibelah dua menjadi
bagian atas dan bagian bawah oleh bidang mendatar yang melalui sumbu
poros. Jenis pompa ini sering digunakan untuk pompa berukuran
Gambar 2.12. Pompa jenis belahan mendatar
2. Pompa belahan radial
Rumah pompa ini terbelah oleh sebuah bidang tegak lurus poros.
Konstruksi seperti ini sering digunakan pada pompa kecil dengan poros
mendatar. Jenis ini juga sesuai untuk pompa-pompa dengan poros tegak
dimana bagian-bagian yang berputar dapat dibongkar ke atas sepanjang
poros.
3. Pompa jenis berderet .
Jenis ini terdapat pada pompa bertingkat banyak, dimana rumah pompa
terbagi oleh bidang-bidang tegak lurus poros sesuai dengan jumlah tingkat
yang ada.
f. Klasifikasi menurut sisi masuk impeller 1. Pompa isapan tunggal
Pada pompa ini fluida masuk dari sisi impeler. Konstruksinya sangat
sederhana, sehingga sangat sering dipakai untuk kapasitas yang relative
kecil. Adapun bentuk konstruksinya terlihat pada gambar 2.5 s/d 2.11.
2. Pompa isapan ganda
Pompa ini memasukkan fluida melalui dua sisi isap impeler seperti yang
impeler pompa isapan tunggal yang dipasang bertolak belakang dan
dipasang beroperasi secara parallel. Dengan demikian gaya aksial yang
terjadi pada kedua impeler akan saling mengimbangi dan laju aliran total
adalah dua kali laju aliran tiap impeler. Oleh sebab itu pompa ini banyak
dipakai untuk kebutuhan dengan kapasitas yang besar.
Gambar 2.13. Pompa isapan ganda
2.3.Unit Penggerak Pompa
Umumnya unit penggerak pompa terdiri dari tiga jenis yaitu:
- Motor bakar
- Motor listrik, dan
- Turbin
Penggerak tipe motor bakar dan turbin sangat tidak ekonomis untuk
perencanaan pompa karena konstruksinya berat, besar dan memerlukan sistem
penunjang misalnya sistem pelumasan, pendinginan dan pembuangan gas hasil
pembakaran.
Sistem penggerak motor listrik lebih sesuai dimana konstruksinya kecil
dan sederhana, sehingga dapat digabungkan menjadi satu unit kesatuan dalam
karena murah dalam perawatan dan mampu bekerja untuk jangka waktu yang
relatif lama dibanding penggerak motor bakar dan turbin.
2.4 Pengertian dan Peranan Pemeliharaan
Pemeliharaan merupakan suatu fungsi dalam suatu perusahaan pabrik yang
sama pentingnya dengan fungsi-fungsi lain seperti produksi. Hal ini karena
apabila seseorang mempunyai paralatan atau fasilitas, maka biasanya dia akan
selalu berusaha untuk tetap mempergunakan peralatan atau fasilitas tersebut.
Demikian pula halnya dengan perusahaan pabrik, dimana pimpinan perusahaan
pabrik tersebut akan selalu berusaha agar fasilitas maupun peralatan produksinya
dapat dipergunakan sehingga kegiatan produksinya berjalan lancar.
Dalam usaha untuk dapat terus menggunakan fasilitas tersebut agar
kualitas produksi dapat terjamin, maka dibutuhkan kegiatan-kegiatan
pemeliharaan dan perawatan yang meliputi kegiatan pemeriksaan, pelumasan
(lubrication), dan perbaikan atau reparasi atas kerusakan-kerusakan yang ada,
serta penyesuaian atau penggantian spare part atau komponen yang terdapat pada
fasilitas tersebut.
Seluruh kegiatan ini sebenarnya tugas bagian pemeliharaan. Peranan
bagian ini tidak hanya untuk menjaga agar pabrik dapat tetap bekerja dan produk
dapat diprodusir dan diserahkan kepada pelanggan tepat pada waktunya, akan
tetapi untuk menjaga agar pabrik dapat bekerja secara efisien dengan menekan
atau mengurangi kemacetan produksi sekecil mungkin. Jadi, bagian perawatan
perusahaan pabrik yang menyangkut kelancaran atau kemacetan produksi,
kelambatan, dan volume produksi serta efisiensi berproduksi.
Dalam masalah pemeliharaan ini perlu diperhatikan bahwa sering terlihat
dalam suatu perusahaan bahwa kurang diperhatikannya bidang pemeliharan atau
maintenance ini, sehingga terjadilah kegiatan pemeliharaan yang tidak teratur.
Peranan yang penting dari kegiatan baru diperhatikan setelah mesin-mesin
tersebut rusak dan tidak dapat berjalan sama sekali. Hendaknya kegiatan harus
dapat menjamin bahwa selama proses produksi berlangsung, tidak akan terjadi
kemacetan - kemacetan yang disebabkan oleh mesin maupun fasilitas produksi.
Maintenance dapat diartikan sebagai kegiatan untuk memelihara atau
menjaga fasilitas maupun peralatan pabrik dan mengadakan perbaikan atau
penyesuaian maupun penggantian yang diperlukan agar diperoleh suatu keadaan
operasi produksi yang memuaskan sesuai apa yang telah direncanakan. Jadi,
dengan adanya kegiatan maintenance ini, maka fasilitas maupun peralatan pabrik
dapat digunakan untuk produksi sesuai dengan rencana dan tidak mengalami
kerusakan selama fasilitas atau peralatan tersebut dipergunakan untuk proses
produksi atau sebelum jangka waktu tertentu yang direncanakan tercapai sehingga
dapatlah diharapkan proses produksi berjalan lancar dan terjamin karena
kemungkinan-kemungkinan kemacetan yang disebabkan tidak berjalannya
fasilitas atau perlatan produksi telah dihilangkan atau dikurangi. Tujuan utama
fungsi pemeliharaan adalah sebagai berikut:
a. Kemampuan produksi dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan rencana
b. Menjaga kualitas pada tingkat yang tepat untuk memenuhi apa yang
dibutuhkan oleh produk itu sendiri dan kegiatan produksi yang tidak
terganggu.
c. Untuk membantu mengurangi pemakaian dan penyimpangan yang diluar
batas dan menjaga modal yang diinvestaikan dalam perusahaan selama
waktu yang ditentukan sesuai dengan kebijaksanaan perusahaan mengenai
investasi tersebut.
d. Untuk mencapai tingkat biaya pemeliharaan serendah mungkin, dengan
melaksanakan kegiatan maintenance secara efektif dan efisien
keseluruhannya.
e. Menghindari kegiatan maintenance yang dapat membahayakan
keselamatan para pekerja.
f. Mengadakan suatu kerjasama yang erat dengan fungsi-fungsi utama
lainnya dari suatu perusahaan dalam rangka untuk mencapai tujuan utama
perusahaan. Yaitu tingkat keuntungan atau return of investment yang
sebaik mungkin dan total biaya yang rendah.
2.5. Jenis-jenis Pemeliharaan (Maintenance)
Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan pada suatu pabrik dapat dibedakan
atas dua jenis, yaitu preventive maintenance dan breakdown maintenance.
2.5.1 Preventive Maintenance
Pengertian preventive maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan
perawatan yang dilakukan untuk mencegah timbulnya kerusakan-kerusakan yang
fasilitas produksi mengalami kerusakan pada waktu digunakan dalam proses
produksi.
Dengan demikian, semua fasilitas produksi yang mendapatkan preventive
maintenance akan terjamin kelancaran kerjanya dan selalu diusahakan dalam
kondisi atau keadaan siap dipergunakan untuk setiap operasi atau proses produksi
pada setiap saat sehingga dapatlah dimungkinkan bahwa pembuatan suatu rencana
dan schedule pemeliharaan dan perawatan yang sangat cermat dan rencana
produksi yang lebih cepat. Preventive maintenance ini sangat penting karena
kegunaannya yang sangat efektif di dalam menghadapi fasilitas-fasilitas produksi
yang termasuk pada golongan critical unit, dimana sebuah fasilitas atau peralatan
produksi akan termasuk pada golongan ini apabila:
a. Kerusakan fasilitas atau peralatan tersebut akan membahayakan kesehatan
atau keselamatan para pekerja.
b. Kerusakan fasilitas ini akan mepengaruhi kualitas produk yang dihasilkan.
c. Kerusakan fasilitas ini akan menyebabkan kemacetan suatu proses produksi.
d. Modal yang ditanamkan dalam fasilitas tersebut atau harga fasilitas tersebut
cukup besar atau mahal.
Bilamana preventive maintenance dilaksanakan pada fasilitas-fasilitas atau
peralatan yang termasuk dalam critical unit, maka tugas-tugas maintenance
dapatlah dilakukan dengan suatu perencanaan yang intensif untuk unit yang
bersangkutan sehingga rencana produksi dapat dicapai dengan jumlah hasil
produksi yang lebih besar dalam waktu yang relatif singkat Dalam praktiknya,
preventive maintenance yang dilakukan oleh suatu perusahan pabrik dapat
Routine Maintenance
Periodic Maintenance
Routine maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang
dilakukan secara rutin, misalnya setiap hari. Sebagai contoh dari kegiatan ini
adalah pembersihan fasilitas maupun peralatan, pelumasan, serta pemeriksaan
bahan bakarnya dan mungkin termasuk pemanasan (warming-up) mesin-mesin
selama beberapa menit sebelum dipakai beroperasi sepanjang hari.
Periodic maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang
dilakukan secara periodik atau dalam jangka waktu tertentu, misalnya setiap satu
minggu sekali, lalu meningkat setiap bulan sekali, dan akhirnya setiap setahun
sekali. Periodic maintenance dapat pula dilakukan dengan memakai lamanya jam
kerja mesin atau fasilitas produksi tersebut sebagai jadual kegiatan, misalnya
setiap seratus jam kerja mesin sekali atau seterusnya. Jadi, sifat kegiatan
maintenance ini tetap secara periodik atau berkala. Kegiatan ini jauh lebih berat
daripada routine maintenance. Sebagai contoh untuk kegiatan periodic
maintenance adalah pembongkaran karburator atau pembongkaran alat-alat
dibagian sistem aliran bensin, penyetelan katup-katup pemasukan dan
pembuangan silinder mesin, dan pembongkaran mesin ataupun fasilitas tersebut
2.5.2 Breakdown Maintenance
Breakdown atau corrective maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan
perawatan yang dilakukan setelah terjadinya suatu kerusakan atau kelainan pada
fasilitas maupun peralatan sehingga tidak dapat berfungsi dengan baik dan benar.
Kegiatan breakdown maintenance yang dilakukan sering disebut dengan kegiatan
perbaikan atau reparasi.
Perbaikan yang dilakukan karena adanya kerusakan yang dapat terjadi
akibat tidak dilakukannnya preventive maintenance ataupun telah dilakukan tetapi
sampai pada waktu tertentu fasilitas atau peralatan tersebut tetap rusak. Jadi,
dalam hal ini, kegiatan maintenance sifatnya hanya menunggu sampai kerusakan
terjadi dahulu, baru kemudian diperbaiki. Maksud dari tindakan perbaikan ini
adalah agar fasilitas atau peralatan tersebut dapat dipergunakan kembali dalam
proses produksi sehingga proses produksinya dapat berjalan lancar kembali.
Dengan demikian, apabila perusahaan hanya mengambil kebijaksanaan
untuk melakukan breakdown maintenance saja, maka terdapatlah faktor
ketidakpastian (uncertainity) dalam kelancaran proses produksinya akibat
ketidakpastian akan kelancaran bekerjanya fasilitas atau peralatan produksi yang
ada. Oleh karena itu, kebijaksanaan untuk melaksanakan breakdown maintenance
saja tanpa preventif maintenance akan menimbulkan akibat-akibat yang dapat
menghambat ataupun memacetkan kegiatan produksi apabila terjadi suatu
kerusakan yang tiba-tiba pada fasilitas produksi yang digunakan.
Kelihatannya bahwa breakdown maintenance adalah lebih murah biayanya
dibandingkan dengan preventive maintenance. Hal ini benar adanya selama
berlangsung. Namun, bilamana kerusakan terjadi pada peralatan selama proses
produksi berlangsung, maka akibat dari kebijaksanaan dengan menerapkan
breakdown maintenance saja akan jauh lebih parah kerugiannya daripada
preventive maintenance. Oleh karena breakdown maintenance mahal, maka
sedapat mungkin harus dicegah dengan mengintensifkan preventive maintenance.
Selain itu, perlu dipertimbangkan bahwa dalam jangka panjang untuk
mesin-mesin yang mahal dan termasuk pada critical unit dari proses produksi, bahwa
preventive maintenance akan lebih menguntungkan daripada hanya menerapkan
kebijakan breakdown maintenance saja.
2.6. Organisasi Maintenance
Defenisi, maksud, lingkup dan hasil-hasil yang dari organisasi pasti ada.
Di dalam pendirian suatu organisasi perawatan, maka beberapa hal yang utama
ialah :
1. Menurunkan ongkos produksi dan meningkatkan produktivitas pabrik.
2. Bahwa pengambilan personal pengawas adalah didasarkan atas tanggung
jawab dan beban.
3. Berikanlah keahlian personal yang akan dilibatkan didalam aktivitas produksi.
4. Dan bahwa pendekatan secara otomatis dalam keahlian sedini menunjukkan
kebutuhan yang lebih besar dari seni teknik modern dan keahlian.
Berikut diberikan pentabelan tentang sebutan, definisi, lingkup serta
Sebutan : Organisasi
Definisi : Menengahkan kewenangan, pertanggung jawaban dan
hubungan untuk mengektifkan tujuan dari organisasi
Tujuan Pendirian : 1. Susunan administrasi
2. Beban dan tanggung jawab dari pengawas-pengawas
setiap tingkatan.
3. Permintaan kerja mekanik dalam tingkat produksi
Lingkup : Organisasi yang dipakai di pabrik, bagian, policy pabrik,
dan kelompok staff tenaga administrasi.
Pada tiap-tiap tingkatan dari pengawas harus dibagi atas
dasar beban dan tanggung jawab supaya seseorang staff
bisa berperan secara penuh dengan tanpa dikacaukan oleh
duplikasi pekerjaan-pekerjaan.
Dalam banyak hal bahwa suatu organisasi harus luwes
didalam meniti tujuan.
Hasil : 1. Organisasi dimaksud untuk mencapai Target
2. Memudahkan serta menyederhanan prosedur didalam hal
praktis operasionalnya.
3. Menghilangkan fungsi duplikasi dan over lapping
4. Secara praktis dan bisnis adalah untuk lebih
meminimkan biaya produksi dan harga jual.
5. Meningkatkan kemampuan pabrik bila semuanya
Adapun dari struktur organisasi yang di pakai oleh Pabrik Gula Kwala
Madu dapat dilihat pada gambar 2.14.
Gambar 2.14 Struktur Organisasi Pemeliharaan
Dari data di atas, maka dapat di jelaskan sebagai berikut :
1. Daftar sarana : Suatu laporan dimana untuk mengetahui beberapa
jenis mesin atau peralatan yang di maintenance
2. Jadwal pemeliharaan : Suatu kegiatan untuk mempermudah melakukan
suatu proses kegiatan maintenance dan apa saja
yang akan dilakukan.
3. Catatan riwayat : Suatu laporan untuk mengetahui kapan mesin
tersebut perlu di ganti atau melakukan
pembongkaran.
4. Program pemeliharaan : Apa saja yang akan dilakukan dalam
melaksanakan kegiatan proses maintenance.
5. Spesifikasi pekerjaan : Suatu kegiatan yang mana dapat dibagi dalam
melaksanakan proses maintenance.
6. Staff pemeliharaan : Suatu kerjaan dimana membuat kegiatan kerja
dalam melaksanakan proses maintenance.
7. Staff produksi : Suatu kerjaan dimana memperhatikan keadaan
yang terjadi dalam proses produksi pada suatu
mesin.
Mengorganisasi dan mengawasi semua bahagian-bahagian dan
kegiatannya baik berupa kegiatan langsung ataupun tak langsung bekerja sama
dengan bagian pemeliharaan pabrik. Untuk tujuan ini perlu dibuat suatu metode
yang efisien diantara sesama bagian-bagian lain yang terkait.
Bagaimana mengorganisasi bagian pemeliharaan yang tercakup dalam
organisasi pabrik harus jelas.
a. Tugas kepala bagian, insinyur, supervisor (penyedia), teknisi dan para
1. Siapkan semua tata cara ( prosedur )
2. Diskusikan dan siapkan semua detail untuk pelaksanaan kerja dan
awasi urutan kerjanya.
3. Minta tenaga kerja lain bila perlu, dan tugaskan pekerjaan pada
pekerjaannya masing-masing.
Sangat diajurkan untuk melakukan latihan pendahuluan sebelum pabrik
benar-benar beroperasi, dengan melatih para pekerja pabrik sebaik mungkin akan
menghindarkan pekerjaan yang bertumpuk-tumpuk pada saat pabrik beroperasi.
b. Jaga dan evaluasi semua kegiatan-kegiatan pemeliharaan pabrik. Manajer
pabrik berhak untuk menilai kondisi para pekerja minimal sekali dalam
setahun. Para pekerja ini bertugas untuk menjaga dan meningkatkan
efisiensi pabrik dan menghilangkan aturan kerja yang berbelit-belit.
Struktur organisasi pada suatu pabrik.
1. General manager ( GM )
2. Superintenden ( SI )
3. Supervisor ( SPV )
4. Foreman ( Kepala Regu )
5. Craft ( Buruh )
2.7. Planning ( Perencanaan )
2.7.1. Definisi Pekerjaan Perencanaan
Kemajuan suatu organisasi tidak dapat diharapkan tanpa adanya
perencanaan. Memang sebenarnya keberhasilan perusahaan, langsung
Perencanaan adalah suatu proses memperkirakan apa yang akan terjadi di
masa yang akan datang dan mempersiapkan sesuatu untuk masa mendatang itu.
Ini berarti setidak-tidaknya harus ada sepercik seni dan segenggam ilmu dalam
perencanaan. Yang harus jelas dalam perencanaan adalah sejumlah sasaran yang
pasti, sekalipun hanya berupa inti sari dari harapan dan keinginan. Seseorang
perencanaan harus mempunyai cukup daya khayal untuk membayangkan apa yang
akan terjadi, dan dapat mengubah gagasan kedalam bentuk yang lebih praktis,
sehingga dapat diterjemahkan dalam bentuk tindakan.
Semua pekerjaan-pekerjaan yang dilaksanakan oleh orang-orang
pemeliharaan sudah dikaji melalui beberapa perencanaan. Pekerjaan perlu
direncanakan bila :
a. Pekerjaan sudah diselidiki, jelas, dan langkah-langkah kerja juga sudah ada
catatannya.
b. Bahan yang diperlukan sudah dibeli dan sesuai dengan rencana spesifikasi
kerja tersebut.
c. Bila equipmen-equipmen khusus seperti truk besar dan kren diperlukan maka
equipmen ini harus berada ditempat atau tersedia pada suatu tempat.
d. Perkakas-perkakas khusus yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan juga
harus ada dilapangan.
e. Gambara-gambaran atau skets dari barang yang mau dikerjakan harus ada
lengkap dengan uraiannya.
f. Diperlukan untuk meng-estimate jumlah tenaga kerja dan waktu yang
Jika suatu pekerjaan memenuhi kriteria diatas, maka pekerjaan tersebut
dapat diklasifikasikan sebagai pekerjaan perencanaan. Perencanaan pemeliharaan
akan dapat dilaksanakan dengan baik dengan mengikuti prosedur-prosedur dasar
berikut ini : pastkan langkah-langkah pekerjaan dan prosedur yang detail ( rinci ),
tentukan tingkat kekhususannya dan estimasi apa-apa yang diperlukan pada setiap
jenis pekerjaan pemeliharaan, karena setiap jenis pekerjaan berbeda dari satu
pabrik dengan pabrik lainnya.
Jika estimasi dan perencanaan dibuat secara teliti dan akurat maka
perencanaan akan berhasil dengan baik. Para perencanan harus tetap memikirkan
bahwa pelaksanaan berhasil dengan baik. Para perencanaan harus tetap
memikirkan bahwa pelaksanaan melewati batas waktu yang ditentukan atau
bahan-bahan tidak cukup atau habis, dan harus kelebihan dan ini tidak akan
menghasilkan pekerjaan yang baik, dan harus selalu diingat bahwa pekerjaan yang
seharusnya bila dikerjakan 2 orang hanya perlu waktu 8 jam tetapi kenyataannya
waktu tersebut lebih dari 8. Jadi bila perencanaannya buruk maka hasilnya akan
lebih buruk.
2.7.2. Fungsi Dari Perencanaan
Tugas-tugas dari perencana sebaiknya dipegang oleh orang yang
merencanakan sendiri pekerjaan itu, atau kedua pekerjaan diatas dapat juga
dilakukan oleh dua orang yang berbeda. Perencanaan menyiapkan
pekerjan-pekerjaan bulanan, mingguan, dan harian berdasarkan prioritas. Tujuan dari
perencanaan ini adalah untuk mendistribusikan pekerjaan-pekerjaan berdasarkan
2.7.3. Pengaturan
Staff perencanaan membuat pengaturan untuk mendapatkan bahan,
perkakas, dan equipmen yang khusus dan dikirimkan kelapangan tempat
pekerjaan dilakukan. Jadwal pekerjaan untuk hari esok, tembusan permintaan
kerja, tembusan permintaan barang, gambar dan cetakan dikirim kebahagian
enginering atau kepada penyelia. Penyelia mempelajari kembali
pekerjaan-pekerjaan tersebut dan membuat koreksi-koreksi untuk pekerjaan-pekerjaan selanjutnya.
Jadwal kerja harian dan mingguan harus disiapkan lebih awal. Jadwal ini
menerangkan urutan-urutan kerja yang harus dilakukan.
2.7.4.Pembagian Waktu
Hal yang perlu diperhatikan perencanaan adalah tidak semua
pekerjaan-pekerjaan sejenis dapat dikerjakan pada waktu dan hari yang sama. Jadwal
pekerjaan harian merupakan pegangan bagi penyelia untuk mengalokasikan
tenaga kerja pada pekerjaan-pekerjaan yang khusus berdasarkan estimasi
pekerjaan tersebut. Jadwal harian ini juga berguna untuk melaporkan status
pekerjaan dan jumlah jam kerja yang sebenarnya, agar dapat diperkirakan
biayanya. Salinan jadwal kerja berguna mengkoordinasikan pengiriman barang.
Kegunaan lainnya, jadwal kerja harian ini merupakan sumber informasi
untuk mengawasi pekerjaan pemeliharaan. Jadi jadwal ini harus ditandatangani
atau disyahkan secara teliti oleh penyelia pemeliharaan pabrik atai insinyur yang
bertanggung jawab sebelum dikembalikan kebahagiaan perencanaan keesokan
harinya. Pada rapat harian bahagian pemeliharaan antara manajer pemeliharaan,
untuk minggu selanjutnya. Disini semua pekerjaan-pekerjaan yang sifatnya besar
didiskusikan dan rencana harian yang telah terjadwal disyahkan. Pada rapat harian
ini orang-orang bahagian operasi merupakan orang-orang penting yang
memberikan infomasi untuk keberhasilan penjadwalan pekerjaan tersebut.
Siapkan perencanaannya dengan membuat diagram batang dan
didiskusikan pada rapat mingguan, untuk menentukan apakah pemakaian tenaga
kerja yang dipakai sudah sesuai dengan yang diinginkan. Komunikasi antar
bahagian pemeliharaan dan bahagian produksi sangat penting. Rapat harian dan
mingguan untuk menyatukan komunikasi yang tercecer dan juga untuk
memberikan semangat dan kerjasama yang baik antara semua group pemeliharaan
yang ada.
Penjadwalan berguna untuk memastikan semua pekerjaan harian telah ada
tenaga kerjanya berdasarkan estimasi permintaan kerja yang sudah dibuat.
Walaupun demikian hak penuh untuk mengalokasikan pekerjaan ada pada
penyedia (supervisor) pemeliharaan pabrik. Khusus untuk pekerjaa darurat,
penyelia harus melengkapi jadwal pekerjaan harian, untuk menentukan siapa yang
harus mengerjakan suatu pekerjan tertentu.
2.7.5. Rencana Yang Tepat
Tidak akan ada rencana jangka panjang yang bermanfaat, jika tidak
dinyatakan secara tertulis. Ini berarti mempersiapkan perencanaan sedemikian,
sehingga dapat dilakukan tanpa hadirnya seorang perencana yang handal. Kalau
program ini ditulis, maka dapat dilakukan oleh siapapun yang akan
Suatu rencana akan berhasil dengan baik, apabila sasaran dinyatakan
dengan jelas, dan dilakukan pengendalian atas rencana itu. Paling baik kalau
rencana itu dinyatakan dengan sederetan jadwal yang menunjukkan urutan waktu,
maupun persyaratan lainnya secara kuantitatif.
2.7.6. Langkah-langkah Perencanaan
Semua perencanaan harus didasari oleh kesadaran bahwa ia ditulis untuk
orang, dilaksanakan oleh orang, dan bisa gagal karena orang. Berhubungn dengan
itu, maka langkah-langkah diperlukan dalam perencanaan adalah sebagai berikut :
1. Tentukan dengan jelas apa yang harus dilakukan dan oleh siapa.
2. Menjamin adanya kemampuan dan sumber daya
3. Memerinci sasaran
4. Kaitkan sasaran dengan organsiasi yang sudah ada
5. Mengerahkan pekerjaan
6. Cobakan rencana itu
7. Sisihkan perubahan yang perlu
8. Awasi terus kemajuannya
9. Bahaslah kemajuan dengan semua pihak yang bersangkutan
10.Rumuskan prosedur pengendalian dan lakukan pengecekan apakah
2.7.7. Kualifikasi Staff Perencanaan
Satu hal yang harus diperhatikan pada saat group perencanaan akan
dibentuk adalah kualifikasi kemampuan para calon perencana tersebut, dan hal-hal
yang perlu dipertimbangkan adalah sebagai berikut :
1. Mempunyai latar belakang praktek lapangan.
2. Mampu menganalisa masalah-masalah yang ada, hingga dapat mengambil
tindakan lebih dahulu sebelum kerusakan benar-benar terjadi pengalaman
minimum 2 atau 3 tahun sebagai supervisor atau pendidikan diploma
teknik 3 tahun dengan pengalaman lapangan 3 tahun untuk calon
supervisor yang terbaik. Perekrutan dari diploma teknik dengan
pengalaman lapangan dianjurkan, karena calon ini dapat mengembangkan
dan mengantisipasi hal-hal yang baru.
2.7.8. Inspeksi dan Fungsinya
Bebarapa organsiasi perawatan mesin yang besar memisahkan antara
inspeksi pada perawatan pencegahan dan fungsi pengawasan (dalam arti perkiraan
pembiayaan) dar problema keteknikan dan keahlian pengawasan sendiri.
Pemisahan ini bila diharapkan tercapainya efisiensi kerja yang optimal
dalam organsaisi perawatan mesin tersebut. Bila semuanya mungkin, maka
sebaiknya untuk pengawasan supaya ditempatkan dalam kaitan dengan upaya
2.8. Beban Kerja
2.8.1.Permintaan Kerja
Permintaan kerja berisikan informasi-informasi yang sangat penting, tetapi
dasarnya adalah bagian yang penting yang harus diketahui oleh perencanaan dan
staffnya agar dapat meramalkan pekerjaan-pekerjaan tersebut.
Pertama adalah nomor item equipmen yang menunjukkan jenis equipmen
dalam pabrik tersebut yang akan diperbaiki. Lebih baik lagi jika dibuat buku kode
pemeliharaan. Hingga dari buku ini dapat diperoleh nomor item dan dituliskan
permintaan kerja pada saat permintaan kerja itu diminta.
Dengan adanya nomor item ini memungkinkan kita mencatatnya pada
kartu histori pemeliharaan dan ini akan dipakai untuk meramalkan pemeliharaan
pada masa depan. Kode-kode lain yang dipakai pada permintaan kerja adalah
kode biaya, kode elemen biaya, kode bahan, kode klassifikasi pekerjaan, dan kode
priorotas pekerjaan pemeliharaan.
2.8.2. Prioritas Pekerjaan
Orang yang meminta pekerjaan pemeliharaan punya hak penuh untuk
mengusulkannya tetapi tidak berhak untuk prioritasnya. Koordinator operasi dan
pemeliharaan yang mengusulkan prioritas pekerjaan dan mensyahkan permintaan
kerja tersebut dan menyelidiki terlebih dahulu.
Insinyur atau kepala bagian operasi atau pemeliharaan yang mempunyai
wewenang memutuskan prioritas pekerjaan bergantung pada skope pekerjaan
pemeliharaan tersebut.
Prioritas 1. Pekerjan ini bersifat pekerjaan darurat, yang harus segera dilakukan
Pekerjaan darurat tidak memerlukan pengesahan bahagian-bahagian
yang terkait.
Prioritas 2. Pekerjaan-pekerjaan yang dapat dimulai pelaksanaan 30 jam lagi,
dan pekerjaan jenis ini dapat dikerjakan pada jadwal pekerjaan
keesokan harinya.
Prioritas 3. Pekerjaan ini adalah pekerjaan pemeliharaanya yang rutin, pekerjaan
ini bersifat alamiah dan terus menerus dan terjadwal dalam periode
satu minggu.
Prioritas 4. Pekerjaan ini adalah pekerjaan pembangkaran mesin tahunan,
pekerjaan ini memerlukan penyimpanan data-data yang banyak
sekali. Pada pekerjaan ini pembelian bahan-bahan harus
dilaksanakan 10 bulan sebelum pekerjaan tersebut dimulai.
Prioritas yang paling tinggi adalah priorits yang pertama, selanjutnya
adalah prioritas kedua, ketiga. Prioritas ke – 4 merupakan pekerjaan yang bisa
dilakukan.
2.8.3. Beban Kerja Perawatan
Tujuan utama dari prosedur perawata menyangkut semua tentang
pengawasan, reparasi, over houl dan mengkonstruksi untuk menciptakan kondisi
”siap operasi” dari suatu mesin.
Pekerjaan-pekerjaan terdiri dari fungsi perencanaan perawatan dan
perancangan bagian-bagian mesin yang pelu dipengaruhi atau diganti dan
lain-lain. Lebih dari semua aktivitas ini dilaporkan kepada manajemen yang lebih
Teknik pabrik menyangkut semua pelaporan pada atasan supaya organisasi
pabrik bisa berjalan seperti yang diharapkan. Tanggung jawab utama dari teknik
pabrik dapat dibagi dalam dua fungsi dasar yaitu :
1. fasilitas teknik
2. perawatan
Perawatan berarti pula menciptakan “siap operasi” dari mesin-mesin dan ini pasti
melibatkan pembiayaan, perencanaan, serta fungsi desain untuk bisa mencitakan
berfungsinya fasilitas dan peralatan.
2.9. Pekerjaan Pemeliharaan Pabrik 2.9.1 Pemeliharaan Rutin
Pemeliharaan rutin adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang
dilakukan secara rutin, misalnya setiap hari seperti: pembersihan peralatan,
pelumasan, dan pemeriksaan bahan bakar sebelum mesin dioperasikan.
Peranan utama dari perawatan rutin termasuk
1. Perawatan rutin dari peralatan agar mesin tetap berdaya guna
2. Menciptakan mesin selalu siap operasi
3. Penjagaan bagian-bagian mesin yang kiranya perlu diganti atau
overhoul
4. Kontrol dari bagian-bagian mesin hasi perawatan dari penjualan ( jasa
perawatan )
5. Kontrol mutu dari hasi kerja kelompok perawatan
Fungsi pengontrolan dalam hal ini tidak berbeda besar dari upaya untuk
manajemen yang lebih tinggi tentang “ kapan “ kiranya masing-masing dari
bagian mesin harus diganti. Dengan demikian jadwal, serta pembiayaan bisa
dirancang untuk itu.
2.9.2 Pemeliharaan Berkala
Pemeliharaan berkala adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang
dilakukan secara berkala atau jangka waktunya tertentu, misalnya setiap 1 (satu)
minggu sekali, lalu meningkat 1 (satu) bulan sekali, dan akhirnya setiap satu tahun
sekali.
Pemeliharaan berkala dapat pula dilakukan dengan menggunakan lamanya
jam kerja mesin atau fasilitas produksi tersebut sebagai jadwal kegiatan, misalnya
setiap 100 jam kerja mesin. Pada umumnya, sebuah pabrik memisahkan jadwal
pemeliharaannya, yaitu:
a. Pelumasan untuk mesin-mesin pengolahan
b. Pemeliharaan alat-alat listrik
c. Mesin-mesin maupun alat-alat pengolahan
d. Mesin-mesin pembangkit tenaga
2.9.3 Repair
Repair korektif adalah untuk memperingan kondisi yang tidak diinginkan
yang diperoleh selama kontrol perawatan pencegahan agar mesin dari alat-alat
berat siap dioperasikan.
Repair yang dimaksud ini adalah lebih dari sekedar pekerjaan yang “ tidak
terjadwal “ karena sering kali terjadi trouble yang justru karena hal-hal yang kecil
sebagai contoh karena endapan kotoron didalam pompa. Bisa juga hal itu terjadi
2.9.4. Overhoul
Overhoul atau turun mesin atau disebut juga perawatan total atau
perawatan besar adalah menyangkut : perencanaan waktu, jadwal pekerjaan dari
penggantian atau pembaruan atau juga rekondisi dari tiap-tiap bagian dari mesin.
Pekerjaan ini akan selamanya terdiri dari satu atau lebih bagian-bagian atau titik
patah, pengujian, penggantian, pembaruan, pemasangan kembali serta pengetesan
hasilnya.
Disamping relatif tetap untuk mesin-mesin, juga bisa dipakai fasilitas serta
alat yang tetap lokasinya seperti instalasi pemanas atau ventilasi. Ini benar-benar
berbeda dengan perawatan pencegahan, dimana keutamaan dari keterlibatan
kontrol dan test dari berbagai bagian mesin adalah didalam kaitan agar mesin
bener-benar semuanya serba baru atau siap untuk operasi dengan kondisi seperti
halnya pada saat awal mesin dioperasikan.
Semua perencanaan turun mesin harus bisa dihitung berapa total habisnya
material dan onderdil-onderdil secara lengkap.
2.9.5. Rekontruksi
Pada beberapa pekerjaan maintenance, strategi dasar dari perawatan juga
dimungkinkan pula dengan pekerjaan-pekerjaan membangun atau
mengkonstruksikan seperti misalnya mengkonstruksikan bagian-bagian dari
engine yang terbuat dari kayu, baja, plastik, concrete, benda tuang, instalasi listrik,
instalasi kontroler elektronik dan lain-lain.
Dalam beberapa keadaan pekerjaan-pekerjaan terakhir ini bisa
Betapapun juga didalam menganalisa perancangan organisasi perawatan
perlu memperhatikan banyak sekali kendala secara aktual.Terdapat dua tipe dasar
untuk operasi perawatan menetap dan perawatan sambil berjalan.Perawatan
menetap termasuk mengkontruksi, pelurusan, pemasangan instalasi listrik /
hidrolik, perawatan dan repair untuk mendapatkan kondisi yang lebih baik
sedangkan yang termasuk perawatan jalan yaitu perawatan dimana pada bagian
perawatan dikarenakan dalam keadaan jalan urutan kerjanya, inspeksi, repair dan
bahkan overhoul terkadang justru terjadi dengan proses pengerjaan dari suatu
proses keproses lain.
2.10. Man Power
2.10.1 Pengertian Man Power
Man power atau tenaga kerja manusia dalam suatu perusahaan perawatan,
ada banyak faktor yang harus diperhatikan. Masing-masing pabrik akan
mempunyai persoalannya sendiri-sendiri dan berbeda satu sama lain.
Hubungan antara banyaknya orang dengan jumlah waktu operasi personal,
kaitan antara pegawai-pegawai perawatan yang bisa diperoleh, merupakan kajian
yang sangat penting bagi direksi. Sedikit jumlah tenaga kerja dengan kapasitas
dan kualitas hasil kerja yang memuaskan adalah tujuan manajemen.
Dalam manajemen produksi khususnya bagian perawatan pabrik, tenaga
kerja (man power) merupakan bidang keputusan yang sangat penting. Hal ini
disebabkan bahwa tidak akan terjadi suatu proses produksi dan operasi tanpa
Penggunaan mesin dan tenaga kerja dapat digunakan untuk mengukur
hubungan antara tenaga kerja dan mesin guna melihat kemungkinan-kemungkinan
untuk memperbaiki penggunaan tenaga kerja dan mesin dan bertujuan untuk
membuat kedua unsur ini dapat dipergunakan seefektif mungkin. Perbaikan dalam
penggunaaan tenaga kerja dan mesin dilakukan dengan mengadakan analisis yang
menggunakan persentase penggunaan orang dan mesin dan analisis siklus kerja
serta siklus waktu yang realistis. Jika kegiatan kerja manusia diperlihatkan pada
gambar (chart) yang sama kegiatan kerjanya seperti kegiatan kerja mesin-mesin,
maka kedua unsur tersebut harus digambarkan suatu skala waktu yang sama.
2.10.2. Jumlah Man Power Dalam Kaitan Dengan Keahlian
Sulit untuk dipresentasikan sebagai dasar penentuan dari masing-masing
keahlian yang berbeda di pabrik secara praktis dalam hubungan-hubungan seperti
ini, maka pengkajian secara terus-menerus menjadi sangat penting untuk
mendapatkan kondisi yang optimal, apakah perlu adanya penambahan pada
bagian yang satu atau pengurangan pada bagian yang lain guna mencapai alokasi
tenaga yang seimbang dalam kaitannya dengan beban pekerjaan.
Pencatatan setiap saat dari suatu bagian dan keahlian merupakan alat
perencanaan yang efektif. Suatu keadaan yang baik adalah beban kerja diimbangi
dengan tenaga yang cukup. Dalam kondisi seperti ini, dimana beban terlampau
besar dan terbatasnya tenaga, maka sebaiknya bisa dipakai pemborong luar.
2.11 Man Hour
Dalam praktik pemeliharaan dan perawatan pabrik, man hour adalah
dalam satuan jam. Untuk mengestimasi waktu yang diperlukan oleh suatu
pekerjaan sangat bergantung pada pengalaman yang ada. Menyadari akan hal
tersebut, dimana pengalaman memerlukan waktu yang lama, maka terdapat dua
metode yang dapat dipakai, yaitu:
a. Waktu untuk pekerjaan-pekerjaan yang khusus.
b. Menggunakan data standart yang bersala dari konsultan maupun
jurnal-jurnal pendukung yang relevan.
Indikator yang biasa ditemukan adalah persentase jam kerja yang
terjadual. Tenaga kerja bagian pemeliharaan biasanya tersedia untuk
pekerjaan-pekerjaan yang sudah terjadwal. Perbedaan antara jam-jam rutin yang tersedia dan
jam kerja yang terjadual disebut sebagai persentase jam-jam rutin yang ada.
Seorang perencana harus mengetahui jumlah man hour yang hadir dan siapa saja
pekerja yang absen. Perencana harus mengantisipasi pekerja yang tidah hadir,
seperti: liburan dan waktu permintaan cuti.
Indikator pengawasan adalah jam kerja yang sebenarnya yang dilaporkan
oleh workshop dan supervisor perbaikan dan jam kerja yang dibayarkan untuk
pekerja tersebut. Hal ini merupakan informasi yang penting sebab semua
laporan-laporan pengawasan berdasarkan jam-jam kerja yang dilaporkan.
Supervisor harus mencatat setiap jam kerja para pekerja termasuk
overtime. Jam kerja yang hilang adalah perbedaan jam kerja yang dilaporkan
dengan jam kerja yang dibayar. Indikator pengawasannya adalah jam-jam kerja
2.12 Equipment, Tool, Material dan Consumable
Equipment : Merupakan peralatan-peralatan yang besar seperti crane, mobil
derek,dan lain-lain.
Tool : Peralatan kerja seperti obeng, tang, martil, pisau dan lain-lain.
Material : Bahan-bahan yang tidak habis pakai seperti packing, bantalan dll.
Consumable : Bahan habis pakai seperti minyak gemuk (grease), oli, sabun.
Setiap point diatas biasanya ditempatkan pada tempat-tempat yang
strategis agar supaya ketika diperlukan secara cepat dapat dengan langsung
digunakan. Setiap pemakaian dari point diatas harus memiliki laporan baik secara
lisan maupun tulisan supaya penggunanya jangan sembarangan, yang dapat
merugikan perusahaan.
2.13. Pengendalian dan Pembiayaan Operasional
Metode yang umum dan tradisional dalam penerarapan pemeliharaan
adalah pemeliharaan darurat tak terencana. Metode ini membolehkan kerusakan
terjadi sebelum diadakan perbaikan untuk mengoreksi kesalahan atau mereperasi
kerusakan. Dalam cara ini kebutuhan akan pekerjaan mengendalikan organisasi
dan administrasi pemeliharaan, dan kerusakan peralatan mencerminkan kegagalan
untuk memeliharanya.
Interupsi terhadap oleh pemberhentian yang tak teramalkan jarang
dievaluasi secara tuntas dan selalu ditaksir terlalu rendah.
Sebagai usaha untuk mengurangi efek interuptif seperti ini terhadap
produksi, berbagai perusahaan akhir – akhir ini telah menggunakan suatu cara
Terencana, yang didefenisikan sebagai pekerjaan yang diorganisasikan dan
dilakukan dengan pemikiran ke masa depan, pengendalian dan pencatatan.
Sangat sering ada kebencian diam – diam terhadap keteraturan
pengendalian ini, keterkejutan dan kesibukan yang sering ada disekitar perbaikan
darurat tidak terjadi lagi, para insinyur engan enggan melaksanakan pap yang
sudah tertulis, dan para pekerja merasa kemampuan mereka tidak diperlukan lagi.
Yang bertanggung jawab terhadap biaya bertanya – tanya apakah tidak lebih baik
untuk membiarkan biaya pemeliharaan tetap tertutupi dengan pembiayaan umum
yang sudah terbiasa dilakukan uang sesuai untuk pemeliharaan tak terkendali.
Pendapat – pendapat diatas tentu saja salah meskipun perlu ditekankan
bahwa diperlukan beberapa usaha tertentu untuk menerapkan metode
pemeliharaan terencana dan mungkin ditemukan bahwa kritik langsung yang
muncul terhadap metode ini didasari oleh kebencian yang tidak didasari seperti
diatas.
Pengendalaian administratif terhadap pekerjaan pemeliharaan sangat
berubah ketika berganti dari metode pemeliharaan darurat ke kebijakan
pemeliharaan terencana. Pemeliharan darurat sangat sangat tergantung dengan
keputusan sesaat, pembelian secara panik, revisi yang tak beakhir terhadap
proritas pekerjaan, pengarahan ulang tenaga kerja secara mendadak, dan berbagai
keadaan darurat yang komulatif merendahkan efisiensi pemeliharaan.
Suatu sistem pemeliharaan terencana mengelola kebijakan pemeliharaan
perusahaan dengan menyediakan alat – alat yang secara teknis dan finansial
meningkatkan standar pemeliharaan pabrik dan mempertinggi keefektifan biaya,
lihat pada gambar 2.15.
Rancangan pemeliharaan terncana yang paling sukses pastilah yang
sesederhana mungkin, melibatkan personil bengkel dengan sesedikit mungkin
pekerjaan tulis – menulis.
Sistem yang diterapkan dalam hal ini hanya membutuhkan tiga dokumen
yang bersangkutan dengan personil bengkel, hanya dua diantaranya memerlukan
penulisan. Dalam masyarakat modern sejumlah pekerjaa tulis – menulis tidak bisa
dihindarkan dan mungkin diperlukan dalam waktu bertahun – tahun menciba
suatu kata tertulis sampai betul – betul diterima sebagai salah satu prasyarat dalam
teknis perencanaan modern. Dalam hal ini beberapa masalah yang diketahui,
misalnya keengganan untuk berubah, mungki terjadi dan tidak bisa dihilangkan
secara keseluruhan.
Pada kebanyakan organisasi yang menggunakan sistem pemeliharaan
terencana, hal ini akan merupakan bagian integral dari fungsi rekayasa pabrik.
Gambar dibawah ini menunjukkan sebuah bagan lingkar sederhana yang
menggambarkan persentase pemeliharaan murni ( 55 % ), dibandingkan dengan
perekayasaan proyek dan berbagai pekerjaan non-pemeliharaan, yang bisa
menjadi suatu sasaran untuk perencanaan masa depan.
Tentu saja persentase ini berbeda – beda pada perusahaan yang satu
dengan yang lain dan diantara industri yang berbeda. Jika proporsi pekerjaan
perekayasaan proyek kecil, pemeliharaan murni akan mempunyai proporsi besar.
Ynag didapatkan tidak berbeda banyak antara perusahaan – perusahaan ialah
pencegahan, korektif, dan darurat yang masing – masing kisar antara 72, 22 dan 6
%. Angka ini adalah sasaran yang realistik yang harus di capai oleh setiap
perusahaan dalam 1.5 – 2 tahun setelah pemakaian sistem pemeliharaan
terencana.
Gambar 2.15 Fungsi Rekayasa Pabrik
Manajemen dan pekerjaan produksi wajib berpikir bahwa pemakaian
sistem pemeliharaan terencana dengan segera akan menghasilkan perbaikn standar
pemeliharaan dan pengurangan waktu nganggur. Hal ini mungkin saat terjadi
dalam beberapa kasus, diman standar pemeliharaan jauh di bawah rata – rata.
Tetapi, manajemen, staf dan para pekerja harus sadar bahwa adanya keengganan
untuk berubah, perlunya mesin di overhoul secara total dan sebagainya,
sama penuh dari departemenoperasi atau produksi, dan juga yang penting adalah
adanya dukungan dari manajemen puncak, sebelum efek pemeliharaan bisa
dirasakan.
Kita telah melihat bahwa masalah utama yang dihadapi oleh manajer
pemeliharaan adalah komunikasi antara dirinya sendiri dengan pekerja work shop.
Penggantian sebagian cara komunikasi tradisioanl dan satu – satunya yaitu kata –
kata dengan mulut, dengan suatu sistem dokumen membutuhkan kesabaran dan
keuletan yang besar.
Dokumen tunggal yang paling penting dalam mengorganisasikan
pemeliharaan adalah apa yang kita sebut permintaan pemeliharaan ( maintenance
request ). Ini sering disebut juga pesanan kerja, permintaan kerja, kartu kerja, atau
tiket kerja, istilah tersebut sangat tergantung dari kesukaan masing – masing
perusahaan, tetapi pada dasarnya sama saja.
2.13.1 Pembiayaan Operasional
Masalah ketepatan pelaksanaan jadwal pekerjaan, pengurangan tingkat
keseringan kerusakan dan kerewelan, perlunya memperhatikan preventive dan
corrective maintenance secara konsisten. Itu semua adalah didalam upaya
menurunkan ongkos produksi. Biaya perawatan pada kenyataannya termasuk
bagian daripada biaya produksi.
a. Corrective Maintenance Cost
Biaya perawatan korektif adalah biaya suatu perawatan untuk suatu mesin
setelah ordometer melebihi 11.000 km setelah 6 bulan pemakaian/operasi dari
Suharto ). Perawatan korektif ini dilakukan setiap 4000 km ( Buku Manajemen
Perawatan Mesin oleh Ir. Suharto ) sekali semua bagian yang rusak
diganti.Dalam kaitan ini penggantian oli dilakukan setiap 1000 km sekali.
b. Preventive Maintenance Cost
Biaya perawatan pencegahan adalah biaya perawatan untuk suatu mesin
dari pemakaian baru, yaitu odometer dari 0 km hingga mencapai 11.000 km (
Buku Manajemen Perawatan Mesin oleh Ir. Suharto ).
Pada waktu-waktu perawatan pencegahan ini mencakup pencegahan
bagian-bagian mesin serta kemungkinan yang terjadi.
c. Overhaul Cost
Biaya overhaul yaitu biaya yang dikeluarkan untuk perawatan mesin
setelah odometer mencapai 50.000 km. Menurut biaya overhaul ini dibebankan
pada biaya produksi yang besarnya :
000
d. Total Maintenance Cost
Biaya perawatan total yaitu terdiri dari biaya perawatan pencegahan, biaya
perawatan korektif dan biaya overhaul.
Biaya perawatan korektif yang selain daripada penggantian elemen-elemen
pembantu daripada mesin yang perlu diperhitungkan adalah biaya-biaya pelumas,
minyak hydrolik dan grease.
Dimana :
X = Harga minyak lumas ( rp/jam ) C = Kapasitas oli = 0,15 . N ( liter )
N = daya out put mesin ( Hp ) t = priode penggantian oli
Biaya pemberian Minyak Gemuk :
0,3 x 104x N x X ( rp/jam ) ( 2.3 )
Dimana :
N = daya mesin ( Hp )
X = Harga grease ( rp/kg )
Dan menurut pengalaman dapat dituliskan pula di sini bahwa total biaya
perawatan mesin bisa diexpreskan :
( 1, 10 – 1,40 )
2.14. Pelumas dan Pelumasan a. Pelumas
Untuk mengenal pilosopi pelumas dan pelumasan itu sendiri dalam
lingkup yang lebih luas dan lebih mendalam. Pada umumnya dikenal pelumas itu
oleh sebagian besar dari pada teknisi dalam bentuk dan ujudnya. Ada pelumas
yang berujud cairan seperti halnya oli mesin, oli hidrolik, dan oli transmisi. Akan
tetapi ada pula yang berfungsi melumasi bearing-bearing roller atau bearing bola
yaitu yang dibedakan dengan nama grease dan dengan tingkat visconsity
intermediate ada yang disebut gemuk dan fet.
Pilosopi pemilihan serta pelakuan pelumasan didalam kaitannya dengan
operasi mesin tentunya sekedar asal melimasi saja, akan tetapi mempunyai makna
obyek yang dilumasi. Bagaimana lingkungannya, bagaiman tinggi-rendahnya
temperature operasinya, sifat-sifat bahan pelumas terhadap obyek, kecepatan putar
ataupun kecepatan linier dari obyek yang dilumasi, bahan mesin, beban pada
mesin, serta peran apa saja yang diinginkan dari maksud pemberian pelumas
tersebut. Beberapa maksud dari pada pelumasan mesin sekaligus mencakup
tujuan-tujuan diataranya :
1.Menahan beban mesin
Jadi disini untuk mengantisipasi gerusan bearing karena kontaknya poros
dengan bearing.
2.Mengendalikan terjadinya getaran
Jadi disini mempunyai aspek yaitu menjaga kelemahan bahan karena
beban-beban extra yaitu dari getaran-getaran mesin.
3.Mencegah terjadinya korosi
Disini korosi oleh uap air, lepasnya electron, atau sebab-sebab lain.
4.Meredusir terjadinya noise.
5.Mempertahankan koefisien gesek.
6.Mengendalikan terjadinya panas.
7.Mengendalikan terhadap keausan bagian-bagian karena proses abrasi.
b. Sistem Pelumasan
Apa yang bisa nampak dipermukaan perihal sistem pelumasan ini mulai
dari cara melumas dan power penggerak sistem pelumasannya sendiri. Ditinjau
1. Splash
2. Tetesan
3. Fed
4. Rendam
Dan bila ditinjau dari power penggerak dari sistem pelumasan itu sendiri,
dibedakan :
1. Pelumasan parsial ( bagian-bagian )
2. Pelumasan integral ( sistem sentral )
Untuk sistem yang kecil, pelumasan parsial masih lebih ekonomis, akan
tetapi untuk sistem yang lebih besar dan lebih luas seperti pabrik, kapal dan sistem
besar lainnya lebih ekonomis dengan sistem pelumasan secara sentral. Pelumasan
secara sentral itu ditinjau dari segi ekonomisnya sangat menguntungkan karena
dua alasan, yaitu :
1. Bisa diperkecil ongkos perawatan, khususnya berkaitan dengan tenaga
perawatannya.
Kemampuan dukung oli bisa dipertahankan yang berati umur pakai bearing dan
BAB III
PERAWATAN RIVER SIDE PUMP
3.1. Data Spesifikasi River Side Pump
Pada Pabrik Gula Kwala Madu Terdapat dua River Side Pump utama
dengan jenis yang sama yaitu jenis pompa sentrifugal dengan tenaga penggerak
Induction Motor 3 Phase yang berfungsi untuk memberikan kebutuhan air pada
Pabrik Gula Kwala Madu yang terdapat pada sungai Bingai dengan jarak 4 km
dari lokasi pabrik. yang terlihat pada gambar 3.1