BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis pada Bab III maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Dari kajian sosilogis hukum dapat diketahui bahwa “eksistennsi hukum adat dari pengadilan adat di Kabupaten Biak Numfor dalam sistem peradilan di Indoensia yang dibutuhkan adalah adanya pengakuan terhadap peradilan adat dalam politik hukum kekuasaan kehakiman di Indonesia mengalami dinamika sesuai dengan perkembangan politik, hukum, dan pemerintahan. Hal ini tidak lepas dari realita bahwa politik hukum termasuk politik hukum kekuasaan kehakiman dipengaruhi oleh konfigurasi politik yang berlangsung.
2. Meskipun tidak diatur dalam Undang-undang Nomor 4 Tahun 2004 keberadaan peradilan adat justru diakui dalam Undang-undang Otonomi Khusus Bagi Provinsi Papua (Undang-undang Nomor 21 Tahun 2001), sehingga saat ini terjadi inkonsistensi dalam peraturan perundang-undangan RI terkait dengan pengakuan terhadap peradilan adat.
3. KKN (Kankain Kankain Byak) memiliki peran penting dalam kehidupan
masyarakat Kabupaten Biak Numfor semenjak adanya pengakuan terhadap Peradilan Adat dari UUD 1945 dan UU No 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus dan Perdasus No 20 Tahun 2008 tentang Peradilan Adat.
B. Saran
1. Pemerintah Kabupaten Biak dan DPRD Kabupaten Biak lebih memperhatikan Peradilan Adat yang diselenggarakan oleh Dewan Adat Papua Kabupaten Biak dalam menjalankan wewenangnya dalam menangani kasus pidana adat dan perdata adat diluar peradilan yang diakui dalam Undang-Undang Kehakiman yang mana Peradilan Adat merupakan budaya hukum yang terlahir dan asli dari Papua yang harus dilindungi dan dilestarikan melalui pembuatan Perda yang senantiasa menyertakan Peradilan Adat sebagai lembaga penyelesaian sengketa.
2. Diharapakan ke depan, para pembuat Undang-Undang dalam hal ini Pemerintah dan DPR harus mengapresiasi dan mengakomodasi pengakuan terhadap peradilan adat melalui undang-undang yang mengatur kesatuan masyarakat hukum adat dengan sendirinya, dan menjadi salah satu peradilan yang tidak hanya diakui dalam undang-undang kekuasaan kehakiman dan Undang-Undang Otonomi Daerah.