• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PENYEDIA JASA INTERNET WIFI.ID DI SURABAYA DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PENYEDIA JASA INTERNET WIFI.ID DI SURABAYA DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT."

Copied!
90
0
0

Teks penuh

(1)

QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT

SKRIPSI

OLEH :

KRISTIAN HERI SAPUTRA

NPM : 1032010008

J URUSAN TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

J AWA TIMUR

(2)

PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PENYEDIA J ASA INTERNET WIFI.ID DI SURABAYA DENGAN METODE QUALITY FUNCTION

DEPLOYMENT

Disusun oleh :

KRISTIAN HERI SAPUTRA NPM : 1032010008

Telah diper tahankan dihadapan dan diter ima oleh Penguji Skr ipsi J ur usan Teknik Industr i Fakultas Teknologi Industr i Univer sitas Pembangunan Nasional “Veter an” J awa Timur

Pada Tanggal 23 Desember 2014

Penguji : Pembimbing :

1. 1.

Ir . Sumiati, MT Ir . Budi Santoso, MMT NIP. 19601213 199103 2 001 NIP. 19561205 198703 1 001

2. 2.

Ir . Budi Santoso, MMT Far ida Pulansar i, ST, MT NIP. 19561205 198703 1 001 NPT. 3 7802 04 0201 1 3.

Far ida Pulansar i, ST, MT NPT. 3 7802 04 0201 1

Mengetahui

Dekan Fakultas Teknologi I ndustr i

Univer sitas Pembangunan Nasional ”Veter an” J awa Timur Sur abaya

(3)

PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PENYEDIA J ASA INTERNET WIFI.ID DI SURABAYA DENGAN METODE QUALITY FUNCTION

DEPLOYMENT

Disusun oleh :

KRISTIAN HERI SAPUTRA NPM : 1032010008

Telah diper tahankan dihadapan dan diter ima oleh Penguji Skr ipsi J ur usan Teknik Industr i Fakultas Teknologi Industr i Univer sitas Pembangunan Nasional “Veter an” J awa Timur

Pada Tanggal 23 Desember 2014

Pembimbing I Pembimbing II

Ir . Budi Santoso, MMT Far ida Pulansar i, ST, MT NIP. 19561205 198703 1 001 NPT. 3 7802 04 0201 1

Mengetahui

Ketua J ur usan Teknik Industr i

Univer sitas Pembangunan Nasional ”Veter an” J awa Timur Sur abaya

(4)

Puji dan Syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

segala berkat dan karunia–Nya sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan

Tugas Akhir ini.

Tugas Akhir ini disusun untuk memenuhi persyaratan kelulusan Program

Sarjana Strata-1 (S-1) di Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur dengan judul :

“Peningkatan Kualitas Pelayanan Penyedia J asa Internet Wifi.Id Di

Sur abaya Dengan Metode Quality Function Deployment”

Penyusunan Tugas Akhir ini tentunya tidak terlepas dari peran serta

berbagai pihak yang telah memberikan bimbingan dan bantuan baik secara

langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu tidak berlebihan bila pada

kesempatan kali ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP, selaku Rektor Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Ir. Sutiyono, MT, selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3. Bapak Dr. Ir. Minto Waluyo, MM, selaku Ketua Jurusan Teknik Industri

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

4. Bapak Ir. Budi Santoso, MMT, selaku Dosen Pembimbing Utama Skripsi.

5. Ibu Farida Pulansari, ST, MT, selaku Dosen Pembimbing Pendamping

Skripsi.

6. Ucapan terima kasih tiada tara untuk kedua orang tua. Mama dan Papa yang

(5)

sayang, dan motivasi serta doanya. Terima kasih banyak telah menjadi bagian

dari motivator yang luar biasa.

7. Ucapan terima kasih untuk teman-teman paralel A tahun angkatan 2010 yaitu

Ismail (Kuro), Ganda (Mel), Mustofa, Rian Kus, Praja Putra, Shinta, Hendro,

Niluh, Rian Gendut, Rara, Auviar Risvie, Hendra Imut, Sujai, Dedi, Wiga,

Edwin, Hadi, Fajar dan semuanya yang telah mengajarkan saya arti sebuah

kekeluargaan, tanggung jawab dan kepedulian. Terima kasih banyak atas

segala kebersamaan dan waktu yang telah kalian berikan selama ini.

8. Terima kasih untuk teman-teman Keluarga Mahasiswa Katholik (KMK) dan

UK3a Santo Patrisius yaitu Mas Noel, Mas Cahya, Mbak Luci, Indro,

Vincent (BV), Theo. Terima kasih atas dukungan dan motivasinya selama ini.

9. Semua pihak yang telah membantu secara moril dan materil selama

pelaksanaan penelitian dan penyelesaian penulisan Tugas Akhir ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan Tugas Akhir ini masih

banyak kekurangan, maka dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan

saran dan kritik yang bersifat membangun.

Akhir kata semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak

yang membaca. Terima Kasih.

(6)
(7)

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

ABSTRAKSI ... x

ABSTRACT ... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 2

1.3 Batasan Masalah ... 2

1.4 Asumsi ... 3

1.5 Tujuan Penelitian ... 3

1.6 Manfaat Penelitian ... 4

1.7 Sistematika Penulisan ... 4

BAB II TINJ AUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Kualitas Pelayanan ... 6

2.1.1 Konsep Kepuasan Konsumen ... 8

2.1.2 Konsep Kualitas pada Industri Jasa ... 9

2.2 Metode Quality Function Deployment ... 10

2.2.1 Manfaat Quality Function Deployment ... 12

(8)

2.2.4 Matrik Perencanaan ( Planing Matrix ) ... 15

2.3 Populasi dan Sampel ... 17

2.4 Kuisioner ... 19

2.4.1 Pengertian Kuisioner ... 19

2.4.2 Penyusunan Kuisioner ... 20

2.4.3 Jenis-jenis Skala ... 20

2.4.4 Pengujian Kuisioner ... 22

2.5 Penelitian Terdahulu ... 25

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ... 31

3.2 Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional Variabel ... 31

3.2.1 Identifikasi Variabel ... 31

3.2.2 Definisi Operasional Variabel ... 32

3.3 Langkah Pemecahan Masalah ... 34

3.4 Metode Pengumpulan Data ... 38

3.5 Metode Analisis Data ... 39

3.5.1 Uji Validitas ... 39

3.5.2 Uji Reliabilitas ... 39

3.6 Membangun House Of Quality ... 40

3.6.1 Customer Needs ( WHATs) ... 40

3.6.2 Technical Respons ( HOWs ) ... 41

3.6.3 Relationship Matrix ... 42

(9)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengumpulan Data ... 46

4.1.1 Data Customer Needs ... 46

4.1.2 Uji Kecukupan Data ... 47

4.1.3 Uji Validitas ... 48

4.1.4 Uji Reliabilitas ... 50

4.2 Pengolahan Data ... 50

4.2.1 Nilai GAP Dari Persepsi dan Harapan Responden ... 50

4.2.2 Menentukan Technical Respon (HOWs) ... 52

4.2.3 Menentukan Hubungan Antara WHATs dan HOWs (Relationship) ... 53

4.2.4 Menentukan Technical Correlation ... 54

4.2.5 Menentukan Planning Matrix ... 54

4.2.5.1 Importance to Customer ... 55

4.2.5.2 Customer Satisfaction Performance .... 56

4.2.5.3 Goal ... 57

4.2.5.4 Improvement Ratio ... 59

4.2.5.5 Sales Point ... 60

4.2.5.6 Raw Weigth ... 61

4.2.5.7 Normalized Raw Weigth ... 62

4.2.6 Technical Matrix... 62

4.2.6.1 Priority Technical Respon ... 63

(10)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ... 70

5.2 Saran ... 71

DAFTAR PUSTAKA

(11)

Perkembangan teknologi informasi dan telekomunikasi pada saat ini

semakin mengalami kemajuan dan kompleksitas dalam berkomunikasi antar

individu. Internet merupakan salah satu contoh dari bentuk komunikasi sebagai

suatu sarana yang memberikan kemudahan dalam berkomunikasi. PT Telkom Tbk

adalah salah satu perusahaan penyedia jasa internet ISP (Internet Service

Provider) di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah pengaruh

kualitas produk, rasa kepuasan dan harga yang kompetitif terhadap kepuasan

pelanggan terhadap pelayanan jasa internet Wifi.Id, penelitian ini menggunakan

metode Quality Function Deployment dengan sampel penelitian berjumlah 73

orang yang di dapat dari penarikan sampel pelanggan dilokasi hotspot Wifi.Id di

jalan Diponegoro Surabaya. Hasil penelitian akhir menunjukkan bahwa

kehandalan suatu produk pelayanan jasa penyedia internet Wifi dalam hal

perbaikan dan perawatan fasilitas mempunyai pengaruh yang paling besar

dibandingkan dengan variabel bebas lainnya terhadap kepuasan pelanggan. Hasil

penelitian tersebut menunjukkan bahwa variabel kestabilan dan kecepatan

internet di lokasi Wifi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan

pelanggan.

Kata Kunci : PT. Telkom Wifi.Id, Metode Quality Function Deployment

(12)

ABSTRACT

Development of information technology and telecommunications at this

time more progress and complexity of communication between individuals.

Internet is one example of this form of communication as a means of providing

ease in communicating. PT Telkom is one of the internet service provider ISP

(Internet Service Provider) in Indonesia. This research aim to test whether the

effect of product quality, a sense of satisfaction and competitive prices to

customer satisfaction with the services of Internet services Wifi.Id. This research

using method Quality Function Deployment with sample amounted to 73 people in

the can of sampling customers Wifi.Id hotspot location in Jalan Diponegoro

Surabaya. Final research results show that reliability of a product services Wifi

internet providers in terms of repair and maintenance facilities have the greatest

impact in comparison with other independent variables on customer satisfaction.

The results showed that the variable stability and speed Wifi internet at the

location and a significant positive effect on customer satisfaction.

Keywords : PT. Telkom Wifi.Id, Method Quality Function Deployment

(13)
(14)

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini persaingan dunia industri semakin ketat khususnya pada sektor

jasa penyedia internet. Persaingan ini ditandai dari munculnya sejumlah

perusahaan yang berlomba – lomba untuk menciptakan produk yang mampu

bersaing dan mendominasi pasar dalam beberapa tahun belakangan ini dalam

industri yang sama yaitu industri penyedia jasa internet, oleh karena itu

persaingan dalam dunia ini tidak lepas dari pemasaran produk atau jasa tersebut

yang dapat di definisikan sebagai seni menciptakan permintaan dan proses

mencari pelanggan yang memiliki potensi (Nataliya Kalenskaya, 2013), dan

pemasaran jasa sejak dahulu sudah menjadi salah satu disiplin utama dalam

kegiatan ekonomi, dan ini menyatakan bahwa sektor jasa merupakan kegiatan

ekonomi yang dominan (Mehrdad Alipour, 2012).

PT. Telkom adalah salah satu perusahaan yang merupakan perusahaan

badan milik negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang jasa telekomunikasi.

Pelayanan yang ditawarkan oleh PT. Telkom salah satunya adalah lokasi internet

tanpa kabel wireless network, yang biasa disebut dengan Wifi.Id yang memiliki

kecepatan internet yang sangat tinggi.

Tersedianya fasilitas umun Wifi.Id yang disediakan oleh PT. Telkom jauh

dari kata sempurna, fasilitas yang ada dan disediakan secara outdoor seringkali

mengalami kendala seperti jaringan yang tidak stabil, loss connection, area

hotspot yang tidak rapi, kurang terawatnya fasilitas seperti instalasi listrik yang

(15)

kecewa bagi pengguna fasilitas Wifi.Id, adanya rasa kecewa akan gangguan yang

terjadi pada fasilitas Wifi.Id yang disediakan akan berdampak besar bagi

perusahaan.

Berdasarkan uraian permasalahan diatas dan mengacu dari penelitian

sebelumnya, maka pada penelitian ini digunakan metode Quality Function

Deployment (QFD), yang bertujuan untuk mengetahui seberapa besar indeks

kepentingan pelanggan terhadap pelayanan jasa yang diberikan PT. Telkom.

Analisis ini digunakan sebagai acuan penilaian konsumen dalam hal tingkat

kepentingan terhadap kualitas pelayanan dengan tingkat kinerja kualitas

pelayanan, untuk mengetahui item–item atribut layanan yang dianggap penting

oleh pelanggan tetapi layanannya belum memuaskan atau item–item dari atribut

layanan yang perlu ditingkatkan terutama pada bidang jasa penyedia internet di

Plasa Telkom.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan suatu

permasalahan yaitu : “Bagaimana upaya peningkatan kualitas pelayanan yang

harus dilakukan dan usulan perbaikan apa yang harus dilakukan guna

meningkatkan kualitas pelayanan penyedia jasa internet wifi.id ?”.

1.3 Batasan Masalah

Agar penulisan dapat berjalan dengan baik sesuai dengan alurnya maka

(16)

1. Penelitian ini dilaksanakan di Plasa Telkom jalan Diponegoro Surabaya.

Dengan kondisi dan keadaan seperti yang ada pada saat dilaksanakan

penelitian ini.

2. Jenis pelayanan yang diteliti yaitu pelayanan lokasi internet Wifi.Id

3. Data yang diambil adalah data berbentuk sample, yang berasal dari lokasi

Wifi.Id Plasa Telkom jalan Diponegoro.

1.4 Asumsi

Sedangkan beberapa asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Responden dapat memahami pertanyaan yang diberikan dan bersikap jujur

menjawab setiap pertanyaan yang diberikan.

2. Penunjukan konsumen yang menjadi responden dianggap mewakili

pelanggan pengguna jasa pelayanan internet dan mengerti tentang kualitas

layanan wifi.

3. Lokasi penelitian tidak berubah selama penelitian.

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian dalam penyusunan penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Mengetahui prioritas utama yang harus diperbaiki dari atribut kualitas

pelayanan penyedia jasa internet Wifi.Id di Plasa Telkom Diponegoro

(17)

2. Memberikan usulan perbaikan sebagai upaya meningkatkan kualitas

pelayanan penyedia jasa internet Wifi.Id.

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

1. Bagi peneliti, dapat mengaplikasikan metode Quality Function

Deployment dalam analisis kualitas kepuasan pelanggan pada bidang

pelayanan jasa.

2. Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat

sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan dalam merumuskan upaya –

upaya peningkatan layanan dengan memperhatikan kepuasan pelanggan

dalam bidang pelayanan penyedia jasa internet.

3. Bagi universitas, diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai

referensi bacaan untuk menambah ilmu pengetahuan tentang kualitas

pelayanan dalam bidang jasa dan dapat juga digunakan sebagai acuan

penelitian berikutnya.

1.7 Sistematika Penulisan

Pada dasarnya sistematika penulisan berisikan mengenai uraian yang akan

dibahas pada masing–masing bab, sehingga dalam setiap bab akan mempunyai

pembahasan topik tersendiri. Adapun sistematika penulisan dari penelitian ini

adalah sebagai berikut :

(18)

Bab ini berisi latar belakang penelitian, perumusan masalah yang

diteliti, tujuan dan manfaat penelitian, batasan dan asumsi yang

dipakai dalam penelitian serta sistematika penulisan.

BAB II TINJ AUAN PUSTAKA

Bab ini berisi dasar–dasar teori yang digunakan untuk mengolah

dan menganalisa data–data yang diperoleh dari pelaksanaan

penelitian, yaitu teori mengenai kualitas pelayanan dengan

menggunakan metode Quality Function Deployment.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini berisi tahapan–tahapan dalam melakukan penelitian ini

yaitu hal-hal yang dilakukan untuk mencapai tujuan penelitian atau

gambaran dan urutan kerja menyeluruh selama pelaksanaan

penelitian.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini berisi pengolahan dari data yang telah dikumpulkan

dan melakukan analisa, langkah–langkah pemecahan masalah dan

metode analisis serta pembahasan penelitian.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini berisi kesimpulan dan saran dari analisa yang telah

dilakukan sehingga dapat memberikan suatu rekomendasi sebagai

(19)

DAFTAR PUSTAKA

(20)

TINJ AUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Kualitas Pelayanan

Dalam situasi persaingan global saat ini yang semakin kompetitif,

persoalan kualitas produk menjadi isu sentral bagi setiap perusahaan. Kemampuan

perusahaan untuk menyediakan produk berkualitas akan menjadi senjata untuk

memenangkan persaingan, karena dengan memberikan produk yang berkualitas,

kepuasan konsumen akan tercapai. Oleh karena itu perusahaan harus menentukan

definisi yang tepat dan pemahaman yang akurat tentang kualitas yang tepat.

Menurut Kotler (2007), kualitas adalah keseluruhan ciri-ciri dan

karakteristik-karakteristik dari suatu produk atau jasa dalam hal kemampuan untuk memenuhi

kebutuhan-kebutuhan yang telah ditentukan.

Berdasarkan definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa definisi kualitas

bersumber dari dua sisi, produsen dan konsumen. Produsen menentukan

persyaratan atau spesifikasi kualiatas, sedangkan konsumen menetukan kebutuhan

dan keinginan. Pendefinisian akan akurat jika produsen mampu menerjemahkan

kebutuhan dan keinginan atas produk kedalam spesifikasi produk yang dihasilkan.

Menurut Zeithaml dan Bitner (1996), yang dikutip oleh Merida Manurung

(2007), bahwa definisi pelayanan adalah semua aktivitas ekonomi yang hasilnya

bukan berupa produk dalam bentuk fisik, biasanya dikonsumsi pada saat yang

sama dengan waktu yang dihasilkan dan memberikan nilai tambah bagi

(21)

mencapai kepuasan konsumen, perusahaan diharuskan meningkatkan kualitas

pelayanan. Kualitas pelayanan adalah tingkat keunggulan yang diharapkan untuk

memenuhi keinginan konsumen. Faktor utama yang mempengaruhi kualitas

pelayanan yaitu, pelayanan yang diharapkan (expected service) dan pelayanan

yang diterima atau dirasakan (perceived service).

Melalui serangkaian penelitian terhadap berbagai macam industry jasa,

dalam Tjiptono & Chandra (2005), berhasil mengidentifikasi sepuluh dimensi

pokok kualitas jasa :

1. Bukti fisik (Tangibles) atau tampilan secara fisik dari fasilitas , peralatan,

personil , dan bahan komunikasi.

2. Keandalan (Reliability) meliputi dua aspek utama yaitu konsitensi kinerja

(performance) dan sifat dapat dipercaya (dependability) .hal ini berarti

perusahaan mampu menyampaikan jasanya secara benar sejak awal atau

kemampuan untuk menampilkan pelayanan yang dijanjikan dengan akurat.

3. Daya Tanggap (Responsiveness) yaitu kesediaan dan kesiapan para

karyawan untuk membantu para pelanggan dan menyampaikan jasa secara

cepat.

4. Kompentensi (Competence) yaitu penguasaan keterampilan dan

pengetahuan yang dibutuhkan agar dapat menyampaikan jasa sesuai

kebutuhan pelanggan.

5. Kesopanan (Courtesy) meliputi sikap santun, respek, atensi dan keramahan

para karyawan.

6. Kredibilitas (Credibility) yaitu dapat dipercaya dan jujur dalam

(22)

7. Keamanan (Security) atau bebas dari ancaman bahaya, resiko, dan

keraguan.

8. Akses (Access) atau kemudahan untuk dikontak dan diakses.

9. Komunikasi (Communication) artinya menyampaikan informasi kepada

pelanggan dalam bahasa yang mudah mereka pahami serta selalu

mendengarkan saran dan keluhan pelanggan.

10. Memahami Pelanggan (Understanding the Customer) atau usaha lebih

mengenali pelanggan dan memahami kebutuhan mereka.

2.1.1 Konsep Kepuasan Konsumen

Tjiptono dan Chandra (2005), kepuasan (satisfaction) berasal dari bahasa

latin. Satis artinya enough atau cukup, dan facere berarti to do atau melakukan.

jadi produk atau jasa yang bisa memuaskan adalah produk dan jasa yang sanggup

memberikan sesuatu yang dicari oleh konumen pada tingkat cukup. Kualitas

berkaitan erat dengan kepuasan pelanggan .Kualitas memberikan dorongan khusus

bagi pelanggan untuk menjalin ikatan relasi saling menguntungkan dalam jangka

panjang dengan perusahaan. Ikatan emosional semacam ini memungkinkan

perusahaan untuk memahami dengan seksama harapan dan kebutuhan spesifik

pelanggan. Pada gilirannya, perusahaan dapat meningkatkan kepuasan pelanggan,

dimana perusahaan memaksimumkan pengalaman pelanggan yang menyenangkan

dan meminimumkan atau meniadakan pengalaman pelanggan yang kurang

menyenangkan.

Kepuasan pelanggan adalah tanggapan pelanggan atas terpenuhinya

kebutuhannya. Hal ini berarti penilaian bahwa suatu bentuk keistimewaan dari

(23)

pemenuhan suatu kebutuhan, termasuk pemenuhan kebutuhan di bawah harapan

atau pemenuhan kebutuhan melebihi harapan pelanggan.

Gisese dan Cote (2000), dalam Tjiptono dan Chandra (2005),

mengidentifikasikan tiga komponen utama dalam kepuasan pelanggan yaitu :

1. Kepuasan pelanggan merupakan respon (emosional atau kognitif).

2. Respons tersebut menyangkut focus tertentu (ekspetasi, produk,

pengalaman konsumsi)

3. Respons terjadi pada waktu tertentu (setelah konsumsi, setelah pemilihan

produk/jasa, berdasarkan pengalaman akumulatif, dan lain-lain) Secara

singkat, kepuasan pelanggan terdiri atas tiga komponen: respons

menyangkut fokus tertentu yang ditentukan pada waktu tertentu.

Kotler dan Amstrong (2008), Kepuasan pelanggan bergantung pada

perkiraan kinerja produk dalam memberikan nilai, relatif terhadap harapan

pembeli. Jika kinerja produk jauh lebih rendah dari harapan pelanggan, pembeli

tidak terpuaskan. Jika kinerja sesuai dengan harapan, pembeli terpuaskan. Jika

kinerja melebihi yang diharapkan , pembeli lebih senang. Kuncinya adalah

menyesuaikan harapan pelanggan dengan kinerja perusahaan. Perusahaan yang

pintar bermaksud untuk memuaskan pelanggan dengan hanya memberikan apa

yang dapat mereka berikan kemudian memberikan lebih banyak dari yang mereka

janjikan.

2.1.2 Konsep Kualitas pada Industri J asa

Dengan perkembangan bidang usaha, maka organisasi atau perusahaan

bukan hanya bergerak di bidang industri manufaktur, tetapi juga pada industri

(24)

karakteristik jasa pada umumnya tidak nampak. Karakteristik unik dari suatu

industri jasa/pelayanan yang sekaligus membedakannya dari barang antara lain:

1. Pelayanan merupakan output tak berbentuk (intangible output).

2. Pelayanan merupakan output variabel, tidak standar.

3. Pelayanan tidak dapat disimpan dalam inventori, tetapi dapat dikonsumsi

dalam produksi.

4. Terdapat hubungan langsung yang erat dengan pelanggan melalui proses

pelayanan.

5. Pelanggan berpartisipasi dalam proses memberikan pelayanan.

6. Keterampilan personil “diserahkan” atau “diberikan” secara langsung

kepada pelanggan.

7. Pelayanan tidak dapat diproduksi secara masal.

8. Membutuhkan pertimbangan pribadi yang tinggi dari individu yang

memberikan pelayanan.

9. Perusahaan jasa pada umumnya bersifat padat karya.

10. Pengukuran efektifitas pelayanan bersifat subyektif.

11. Fasilitas pelayanan berada dekat lokasi pelanggan.

12. Pengendalian kualitas terutama dibatasi pada pengendalian proses.

13. (Option) penetapan harga lebih rumit.

2.2 Metode Quality Function Deployment

Quality Function Deployment (QFD) adalah metodologi dalam proses

perancangan dan pengembangan produk atau layanan yang mampu

mengintegrasikan ‘suara-suara konsumen’ ke dalam proses perancangannya. QFD

(25)

dan memenuhi kebutuhan serta keinginan konsumen terhadap produk atau jasa

yang dihasilkannya. Berikut ini dikemukakan beberapa definisi Quality Function

Deployment menurut para pakar :

1. Tugas menerjemahkan permintaan-permintaan pelanggan sasaran menjadi

prototype yang berfungsi dibantu beberapa metode yang dikenal sebagai

penyebaran fungsi mutu Quality Function Deployment (QFD).

Metodologi ini mengambil daftar atribut pelanggan Customer Atribut (CA)

yang diinginkan, yang dihasilkan riset pasar, dan mengubahnya menjadi

daftar atribut rekayasa Enginering Attrribute (EA) yang dapat digunakan

oleh para insinyur (Kotler 2005, yang dikutip oleh Hepi Risenasari, 2009).

2. QFD sebagai suatu proses atau mekanisme terstruktur untuk menentukan

kebutuhan pelanggan dan menerjemahkan kebutuhan-kebutuhan itu ke

dalam kebutuhan teknis yang relevan, dimana masing-masing area

fungsional dan level organisasi dapat mengerti dan bertindak (Gazpers

1998, yang dikutip oleh Hepi Risenasari, 2009)

3. QFD menerjemahkan apa yang dinginkan pelanggan serta bagaimana cara

organisasi menghasilkannya. Hal tersebut memungkinkan organisasi

memprioritaskan kebutuhan pelanggan, mencari inovasi untuk menanggapi

kebutuhan pelanggan, merubah proses agar lebih efektif. QFD adalah

penerapan penting untuk proses perbaikan sehingga organisasi

memungkinkan untuk memenuhi atau melebihi harapan pelanggan

(Goestch and David 2000, yang dikutip oleh Hepi Risenasari 2009)

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan QFD merupakan suatu

(26)

(Starting Point) dari QFD adalah pelanggan serta keinginan dan kebutuhan dari

pelanggan itu. Hal ini dalam QFD disebut sebagai suara dari pelanggan.

2.2.1 Manfaat Quality Function Deployment (QFD)

Penggunaan metodologi QFD dalam proses perancangan dan

pengembangan produk merupakan suatu nilai tambah bagi perusahaan. Sebab

perusahaan akan mempunyai keunggulan kompetitif dengan menciptakan suatu

produk atau jasa yang mampu memuaskan konsumen.

Manfaat-manfaat yang dapat diperoleh dari penerapan QFD dalam proses

perancangan produk adalah :

1. Meningkatkan keandalan produk atau jasa

2. Meningkatkan kualitas produk atau jasa

3. Meningkatkan kepuasan konsumen

4. Memperpendek time to market

5. Mereduksi biaya perancangan

6. Meningkatkan komunikasi

7. Meningkatkan produktivitas

8. Meningkatkan keuntungan perusahaan

2.2.2 Tahapan Dalam Metode Quality Function Deployment.

Quality Function Deployment yang ditunjukkan disini sebagai sebuah

susunan matrik yang berhubungan dengan kebutuhan konsumen terhadap lokasi

penyedia layanan internet Wifi.Id. Proses dalam Quality Function Deployment

dilaksanakan dengan menyusun satu atau lebih matrik yang disebut House Of

Quality. Matrik ini menjelaskan apa saja yang menjadi kebutuhan dan harapan

(27)

2.2.3 Tahapan Membangun House Of Quality Dalam Metode Quality

Function Deployment

Proses dalam Quality Function Deployment dilaksanakan dengan

menyusun satu atau lebih matriks yang disebut rumah kualitas atau House Of

Quality. Matriks yang disebut rumah kualitas dapat dilihat pada gambar 2.1.

Gambar 2.1 House of Quality (Rumah Kualitas)

Sumber: Tampubolon (2001)

Penjelasan:

1. Bagian A

Pada bagian ini dicantumkan kebutuhan-kebutuhan pelanggan yang telah

ditentukan, sesuai dengan urutan prioritas (signifikansi).

2. Bagian B

Berbagai informasi tentang perencanaan dicantumkan pada lembar ini, bila

dirasa perlu.

3. Bagian C

Pada bagian ini dicantumkan rencana mutu yang telah disusun, merupakan

(28)

4. Bagian D

Bagian ini berisi indikator kekuatan hubungan antara setiap unsur rencana

mutu atau program kegiatan (bagian C) dengan setiap kebutuhan (bagian

A). Indikator dimaksud dilambangkan dan dinilai sebagai berikut:

= Tinggi = 9

= Sedang = 3

= Rendah = 1

Jika tidak ada hubungan, tidak ditandai. Yang menentukan kekuatan

hubungan adalah yang ahli dalam bidang bersangkutan dan yang membuat

rencana mutu. Dalam hal barang, kekuatan hubungan dapat dihitung secara

matematis. Tapi dalam hal jasa, perhitungan hanya bersifat kualitatif

karena merupakan perilaku manusia. Nilai angka yang diberikan hanya

berupa indikator.

5. Bagian E

Pada bagian ini dicantumkan indikator kekuatan hubungan antara

unsur-unsur rencana mutu. Kekuatan hubungan itu menyangkut derajat saling

mendukung antara satu unsur dan unsur lainnya. Sebagaimana kekuatan

hubungan, kekuatan hubungan unsur juga ditentukan oleh yang ahli dalam

(29)

6. Bagian F

Bagian ini berisi berbagai informasi tentang perencanaan, khususnya

tentang program kegiatan (rencana mutu), juga tentang pelaksanaan,

terutama evaluasi.

2.2.4 Matr ik Perencanaan (Planning Matrix)

Planning matrix terdiri dari tujuh tipe data yang harus diisi, yaitu

Importance to customer, Customer Satisfaction Performance, Competitive

Satisfaction, Goal, Improvment Ratio, Sales Point, Raw weight dan Normalized

Raw Weigth (Usman Effendi 2013).

1. Importance to customer, merupakan kolom yang ,encatat seberapa

penting tiap kebutuhan (yang terdaftar pada bagian A) bagi pelanggan.

Ada tiga tipe data kepentingan yang biasa digunakan, yaitu tingkat

kepentingan absolute (Absolute importance), tingkat kepentingan relative

(Relative importance) dan tingkat kepentingan ordinal (Ordinal

importance)

2. Customer Satisfaction Performance

Diisi berdasarkan tingkat persepsi dan harapan pelanggan, kemudian

dihitung GAPnya. Nilai-nilai Customer Satisfaction Performance

dihitung dengan rumus :

Merupakan tujuan yang harus dicapai oleh perusahaan atau pihak terkait

setelah memperhatikan pelanggan dan teknis yang dimiliki oleh

(30)

4. Improvment

Suatu ukuran yang menyatakan besarnya usaha yang dibutuhkan untuk

mencapai Customer Satisfaction Performance yang ditargetkan. Dihitung

dengan rumus :

Improvment Ratio = Goal …….(2.2)

Current Satisfaction Performance

5. Sales Point

Berisi informasi seberapa mampu kebutuhan-kebutuhan yang telah

disebutkan dalam memberikan nilai jual pada produk ayau jasa yang

direncanakan.

Nilai yang paling umum digunkan pada sales point adalah :

1 = tanpa titik penjualan

1,2 = titik penjualan tengah

1,5 = titik penjualan kuat

6. Raw Weigth

Nilai dari Raw Weigth untuk tiap-tiap kebutuhan cusromer adalah :

= Importance to customer X Importance Ratio X Sales Point

Nilai ini menunjukkan tingkat kepentingan dari masing-masing kebutuhan

dari development team.

7. Normalized Raw Weigth

Sebelum menghitung Normalized Raw Weigth, dihitung Raw Total.

Raw Weigth Total =

RawWeigth

(31)

Raw Weigth Total

2.3 Populasi dan Sampel

Menururt Sugiyono (2008) pengertian populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya.

Jadi populasi bukan hanya orang tapi juga obyek dan benda-benda alam

yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek atau subyek

yang dipelajari, tetapi meliputi karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subyek

atau obyek itu.

Penelitian sampel baru boleh di laksanakan apabila keadaan subyek di

dalam populasi benar-benar homogen. Kita melakukan penelitian sampel dari

pada melakukan penelitian populasi karena penelitian sampel memiliki beberapa

keuntungan, yaitu:

1. Karena menghemat dari segi waktu, tenaga dan biaya karena subyek

penelitian sample relative lebih sedikit di banding dengan studi populasi

2. Di banding dengan penelitian populasi penelitian sampel lebih baik karena

apabila penelitian populasi terlalu besar maka di khawatirkan ada yang

terlewati dan lebih merepotkan

3. Pada penelitian populasi akan terjadi kelelahan dalam pencatatan dan

analisisnya

(32)

5. Ada kalanya penelitian populasi tidak lebih baik di laksanakan karena

terlalu luas populasinya.

Pengertian dari sampel menurut Sugiyono (2008), sampel adalah bagian

atau jumlah dan karakteritik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi

besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi,

misal karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti akan mengambil

sampel dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan

diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus

betul-betul representatif.

Ada empat parameter yang bisa dianggap menentukan representativeness

sampel (sampel yang benar-benar mencerminkan populasinya), yaitu:

1. Variabilitas populasi

Variabilitas populasi merupakan hal yang sudah “given”, artinya peneiti

harus menerima sebagaimana adanya, dan tidak dapat mengatur atau

memanipulasinya.

2. Besar sampel

Makin besar sampel yang diambil akan semakin besar atau tinggi taraf

representativeness sampel tersebut. Jika populasinya homogen secara

sempurna, besarnya sampel tidak mempengaruhi taraf representativeness

sampel.

3. Teknik penentuan sampel

Makin tinggi tingkat ambang dalam penentuan sampel, akan makin tinggi

pula tingkat representativeness sampel.

(33)

Makin lengkap ciri-ciri populasinya yang dimasukkan ke dalam sampel,

akan makin tinggi tingkat representativeness sampel.

2.4 Kuisioner

Menurut menurut Arikunto (2006), kuisioner adalah pernyataan tertulis

yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan

tentang pribadi atau hal-hal yang responden ketahui.

2.4.1 Pengertian Kuisioner

Kuisioner dibedakan menjadi kuisioner tertulis dan kuisioner wawancara

yang digunakan oleh peneliti sebagai pegangan dalam melakukan wawancara.

Ada beberapa jenis kuisioner tertutup dan terbuka diantaranya adalah sebagai

berikut:

1. Kuisioner tertutup adalah kuisioner yang pada daftar pertanyaan telah

disediakan sejumlah pilihan jawaban. Ada beberapa keuntungan yaitu

responden tidak perlu menulis, harapan kuisioner dikembalikan besar,

pengolahan datanya mudah. Namun disisi lain mempunyai kerugian antara

lain responden tidak diberi kebebasan menjawab diluar pilihan jawaban,

pilihan jawaban belum lengkap, dan tidak membuka objek yag

seluas-luasnya.

2. Kuisioner terbuka adalah kuisioner yang dimana responden diberi

kesempatan untuk menjawab dengan bebas. Ada beberapa keuntungan

menggunakan kuisioner ini yakni responden bebas menjawab, tidak terikat

pilihan jawaban dan jawaban dapat membuka objek penelitian yang

seluas-luasnya. Kerugianya yakni pengolahan datanya sulit, pengisian

(34)

kecil, dan perbedaan kemampuan responden dalam menuangkan pikiran

secara tertulis akan mempengaruhi penelitian.

2.4.2 Penyusunan Kuisioner

Beberapa persyaratan dalam penyusunan kuisoner yang harus dipenuhi

yakni:

1. Menggunakan bahasa sederhana, mudah dimengerti, bahasa yang dipakai

sesuai dengan keseharian dari responden.

2. Menggunakan kalimat pendek.

3. Tidak menganggap responden mempunyai pengetahuan atau pengalaman

tertentu.

4. Melindungi privasi responden.

5. Hindari kalimat yang ambigu.

6. Tiap pertanyaan menyajikan 1 (satu) pikiran saja.

7. Mulai dengan pertanyaan yang mudah dan menarik hinggan kepertanyaan

yang sulit.

8. Tempat pertanyaan pribadi diakhir kuisioner.

2.4.3 J enis-J enis Skala

Pengukuran adalah penunjukan angka pada objek untuk mewujudkan

nominal, ordinal, interval dan rasio.

1. Skala Nominal, Pengukuran dimana angka yang ditunjukan pada objek

untuk tujuan perkatagorian atau pengidentifikasian. Missal untuk jenis

pekerjaan diklasifikasikan sebagi berikut:

(35)

b. Pegawai swasta diberi label 2

c. Wiraswasta diberi label 3

Ciri Skala nominal antara lain :

Posisi data setara, artinya seperti contoh diatas pegawai negeri tidak lebih

tinggi dari wiraswasta begitu pula sebaliknya, walaupun pengkodean

untuk ketiga jenis pekerjaaan diatas berbeda. Dan tidak dapat dilakukan

operasi matematika. Contoh tidak mungkin 3-2=1 atau wiraswasta

dikurangi pegawai swasta sama dengan pegawai negeri.

2. Skala Ordinal, pengukuran dimana angka-angka menunjukan kepada suatu

objek dengan dasar tingkatan atau pengurutan objek-objeknya (seperti

lebih dari, paling).

Misal Kepuasan pelanggan diberi klasifikasi sebagi berikut:

a. Sangat tidak puas diberi label 1.

b. Tidak puas diberi label 2.

c. Cukup puas diberi label 3.

d. Puas diberi label 4.

e. Sangat puas diberi label 5.

Ciri-ciri skala ordinal antara lain:

a. Posisi data tidak setara.

b. Tidak dapat dilakukan operasi matematika.

3. Skala Interval, pengukuran dimana jarak dua titik pada skala dudah

diketahui. Contohnya: untuk air mendidih dan membeku pada celcius 0oC

sampai 100oC, skala tersebut jelas jaraknya yaitu 100.

(36)

a. Jarak dua titik telah diketahui.

b. Mempunyai skala tetap.

4. Skala rasio, pengukuran yang mempunyai skala absolut atau nol, karena

itu menunjukan perbandingan absolute besarnya angka-angka. Contoh: 8,

berarti ada 8 pensil, jika 0 berarti tidak ada pensil sama sekali (absolut,

benar-benar 0). Ciri skala rasio tidak ada pemberian kode atau label, dapat

dilakukan operasi matematika (penjumlahan, perkalian, pembagian, dan

pengurangan).

2.4.4 Pengujian Kuisioner

Data yang masuk diuji dahulu kevalidan dan realibilitasnya. Adapun

pengujian kevalidan dan realibilitas dapat diterangkan sebagi berikut:

1. Uji Validitas

Uji validitas didefinisikan sebagai ukuran seberapa kuat suatu alat ukur

melakukan fungsi ukurnya. Semakin tinggi validitas suatu variabel maka

alat ukur tersebut semakin mengenai sasarannya dan semakin menunjukan

apa yang harus ditunjukanya. Pengujian validitas dalam penelitian ini

dilakukan dengan cara validitas internal yaitu kriteria yang dipakai berasal

dari tes itu sendiri dimana masing-masing variabel pelayanan

dikorelasikan dengan nilai totalnya sehingga diperoleh koefisien korelasi

momen produk. Taraf signifikasi yang digunakan adalah sebesar 5.

Menurut Sugiyono (2008), korelasi produk momen adalah :

(37)

Y : Skor Total Setiap Responden

N : Jumlah Responden

Setiap variabel yang dihipotesakan akan diukur korelasinya dan

dibandingkan dengan melihat angka kritisnya. Cara melihat angka kritis

adalah dengan melihat baris ke (n-2) pada tabel korelasi nilai r, data

dikatakan valid apabila r hitung lebih besar dari r tabel (r hitung > r tabel).

2. Reliabilitas

Realibilitas dapat didefinisikan sebagai indeks yang menunjukan sejauh

mana alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Keandalan disini

dapat berarti berapa kalipun variabel-variabel pada kuisioner tersebut

ditanyakan kepada responden yang berlainan maka hasilnya tidak akan

menyimpang jauh dari rata-rata jawaban responden untuk variabel

tersebut. Atau dengan kata lain realibilitas dapat menunjukan konsistensi

suatu alat ukur di dalam mengukuru gejala yang sama.

Untuk data berjumlah banyak maka yang ingin diketahui adalah

kesimpulan stastistik yang menyatakan seberapa realibel survei tersebut

dilakukan. Cara yang paling umum digunakan dengan menghitung

Cronbach’s alpha, alpha adalah batas bawah untuk realibitas sebenarnya

dari suatu survei. Secara matematis, realibiltas dinyatakan sebagai proporsi

variabilitas pada respon survei, yang merupakan hasil dari perbedaan

responden. Penghitungan nilai Alpha ini di dasarkan pada jumlah item

yang disurvei (K) dan ratio rata kovariansi inter item terhadap

(38)

Dimana :

α = reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

2

b

σ = jumlah varian butir/item

2

t

V

= total varian

3. Kecukupan Data

Dalam menguji apakah data yang kita sebarkan kepada responden cukup,

kita menguji dengan rumus bernoulli sebagai berikut:

…………(2.6)

Dimana :

N = Jumlah sampel minimum

Z = Nilai distribusi normal

e = Toleransi error (5%=0,05)

p = Kuisoner yang dijawab benar

q = Kuisoner yang dijawab salah

(39)

Bila data yang diperoleh telah mencukupi maka dilanjutkan dengan

pengolahan data, bila tidak mencukupi maka perlu dilakukan penyebaran

kuisioner lagi.

2.5 Penelitian Terdahulu

Berikut adalah dua dari penelitian mengenai metode Quality Function

Deployment (QFD) yang terkait dengan penelitian ini adalah :

1. Desain Dan Pembuatan Alat Penggiling Daging Dengan Metode Quality

Function Deployment (Charles Anson, Soejono Tjitro dan Stefanus

Ongkodjojo, 2006). Salah satu proses untuk mengolah daging adalah

penggilingan. Proses ini bertujuan untuk menghancurkan dan

menghaluskan daging untuk diproses lebih lanjut, misalnya untuk

menbuat bahan makanan seperti bakso atau kornet. Ada berbagai jenis alat

penggiling daging, salah satunya adalah penggiling yang digerakkan

secara manual dengan tangan. Penggiling ini biasanya terbuat dari besi

cor baja halus, material tersebut sangat peka terhadap korosi meskipun

dapat dikendalikan secara sementara. Karena penggilingan ini bersentuhan

langsung dengan bahan makanan maka dari pernyataan tersebut perlu

dilakukan peninjauan ulang pada alat penggilingan daging tersebut, tujuan

penelitian ini adalah untuk memahami dan mengaplikasikan metode QFD

dalam perencanaan alat penggiling daging agar dapat menghasilakan alat

(40)

metode QFD yang diterapkan, diperoleh poin utama yang merupakan

sasaran dalam penelitian untuk meningkatkan performa alat penggiling

daging yang ada dipasaran, beberapa poin tersebut adalah :

- Jenis material yang digunakan harus memiliki sifat yang tahan korosi,

jenis material yang cocok adalah aluminium paduan 514.0 yang umum

digunakan untuk peralatan pengolah makanan.

- Kekasaran permukaan yang rendah, yang juga berhubungan dengan

kehigienisan daging yang diolah, nilai kekasaran ditargetkan adalah sesuai

dengan nilai kekasaran sample produk cor aluminium yaitu 1,654 µ m.

- Akurasi dimensi yang akan mempengaruhi kinerja alat maupun hasil

gilingan. Hal ini dapat dipenuhi dengan pemberian toleransi dimensi yang

tepat.

Hasil yang dapat diambil dari penelitian ini yaitu metode QFD yang

diterapkan dalam perancangan alat penggiling daging manual telah

berhasil manangkap kebutuhan konsumen akan alat penggiling daging

yang lebih baik dari produk yang telah ada dipasaran dan yang selanjutnya

telah diterjemahkan menjadi spesifikasi teknis dari produk yang baru.

Peningkatan performa yang tercatat yaitu meningkatnya higienitas alat

yang didapat dari nilai angka kekasaran permukaan yang berubah 62,2%

lebih baik serta material yang tidak lagi korosi dengan penggunaan

alminium paduan 514.0, keuntungan lain yang didapat secara otomatis dari

penggantian material tersebut yaitu didapat produk yang lebih ringan yang

tercatat untuk bagian ulir dari 3kg menjadi 1,2kg dengan dimensi yang

(41)

2. Analisis Kinerja UKM Pengolahan Keripik Pisang Di Lampung Dengan

Menggunakan Metode Quality Function Deployment (Dian Ramadhani,

2012) Pada dasarnya Usaha Kecil (UK) dihadapkan pada persaingan

yang lebih ketat sehingga harus mampu menghasilkan produk atau

jasa yang memiliki daya saing tinggi dalam usaha memenangkan pangsa

pasar, sekaligus menghindari market misses. Setiap UK harus mampu

mengimbangi perkembangan yang terjadi pada dunia bisnis dan mampu

mengatasi masalah umum yang terdapat pada UK, yaitu konsep

manajemen yang kurang baik termasuk didalamnya mental dan budaya

kerjanya, tingkat pendidikan SDM yang terkait dengan keterampilan dan

keahlian, keterbatasan modal, informasi pasar yang kurang mendukung,

penggunaan dan penguasaan teknologi yang relatif rendah, dan kurangnya

kerjasama antar UK. Untuk itu dibutuhkan pengembangan yang tepat bagi

UK, melalui perbaikan kinerja yang mampu meningkatkan daya saing dan

pangsa pasar, dan juga sesuai dengan karakteristik UK dengan segala

keterbatasannya.

Salah satu Usaha kecil sektor agroindustri yang memiliki prospek sangat

potensial untuk dikembangkan di Propinsi Lampung adalah usaha

pembuatan kripik pisang. Berdasarkan hasil penelitian dasar potensi

ekonomi (Baseline Economic Survey) Daerah Tingkat I Propinsi Lampung

(1999) terdapat 133 unit usaha kecil yang termasuk kategori sangat

potensial untuk dikembangkan. Dari angka tersebut komponen terbesar

adalah untuk usaha kecil di industri pengolahan yaitu sebanyak 43 unit.

(42)

industri rumah tangga. Hingga saat ini usaha-usaha kecil pengolahan

kripik pisang kian menjamur. Walaupun besarnya investasi pada

industri rumah tangga relatif kecil tetapi cukup banyak menyerap tenaga

kerja dan menambah pendapatan masyarakat. Berdasarkan kemampuan

industri rumah tangga ini maka pengembangan industri rumah tangga

perlu terus dilakukan.

Untuk merancang sistem peningkatan kinerja industri pengolahan keripik

pisang melalui metode QFD dibutuhkan perkalian antara hubungan

karakteristik pelanggan (VoC) vs karakteristik teknis (VoE) dengan bobot

keinginan konsumen atau Importance of The WHATs dimana karakteristik

teknis meliputi kinerja operasi, manajemen sumber daya dan hubungan

dengan lingkungan. Berdasarkan hasil analisa dan data yang didapat maka

didapatkan 5 usulan alternatif perbaikan kinerja UKM yaitu 22,29%

inovasi dalam kinerja operasi, 20,35% kualitas dan produktivitas dalam

kinerja operasi, 14,59% organisasi dan motivasi dalam kinerja

manajemen sumberdaya, 12,02% penjualan dan posisi pasar dalam kinerja

operasi serta 11,82%.

3. Perencanaan Kualitas Produk Trasi Udang Dengan Menggunakan Metode

Quality Function Deployment (Intan Ratna K, 2006). Terasi Cap Udang

No. 1 produksi UD. Sunoto adalah salah satu makanan khas yang berasal

dari Tuban. Terasi ini di buat oleh UD. Sunoto yang terletak di desa

Karang Agung, Kec. Palang, Kab. Tuban. Perusahaan ini telah memiliki

pelanggan yang cukup banyak, selain melakukan pemasaran di wilayah

(43)

seperti Solo, Jogja, dan Rembang. Tetapi dikarenakan sekarang banyak

muncul perusahaan terasi yang sama, maka perlu adanya peningkatan

kualitas terasi untuk meningkatkan dan mempertahankan pelanggan yang

ada. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quality Function

Deployment yang merupakan suatu perangkat manajemen dimana

keinginan konsumen digunakan sebagai alat untuk pengembangan yang

diidentifikasikan pada langkah-langkah awal QFD dan dapat dipecahkan

sebelum proses produksi dimulai. Ada empat langkah dalam proses QFD

yaitu perencanaan produk, perancangan desain, perencanaan proses, dan

proses kontrol. Disini atribut yang diinginkan konsumen adalah rasa,

warna, harga, bahan, kemasan dan tekstur. Dari pengolahan tersebut

dihasilkan atribut atau keinginan konsumen yang perlu dikembangkan

antara lain kemasan yang higienis (0,450), terasi rasa udang (0,446), rasa

yang lebih sedap (0,740), aroma yang khas udang (0,418), warna gelap

(merah tua / kehitam- hitaman) (0,307), bahan dari udang murni (0,361),

tidak menutup kemungkinan atribut-atribut yang lain dipertahankan atau

bahkan ditingkatkan. Disamping itu prioritas respon teknis yang

dipentingkan yang harus segera di penuhi antara lain memperbanyak

komposisi udang sebagai bahan dasar (271,7485), menghilangkan ikan

sebagai bahan campuran (258,0364), mengurangi komposisi tepung

sebagai bahan campuran (179,8251), udang dikeringkan sebelum diolah

menjadi terasi (86,6748), memproduksi kemasan sendiri (80,8458),

(44)

dan menggunakan kertas yang dilapisi dengan plastik sebagai kemasan

(54,2736).

4. Perencanaan Peningkatan Kualitas Baju Kaos Dengan Menggunakan

Metode Quality Function Deployment (Hendik Didin Durin K, 2007).

Produk baju kaos tidak pernah punah melainkan selalu berkembang dan

maju. produk ini selalu dicari oleh konsumen karena produk tersebut

dibutuhkan sebagai produk kebutuhan primer. Namun dalam jangka waktu

yang cukup lama perkembangan produk ini dapat dikatakan cepat dalam

perkembanganya, secara garis besar begitu sepat mengalami perubahan

dalam model dan harga. Kebutuhan konsumen terhadap produk sangat

beragam misalnya harga, model, dan kualitas. Untuk mengurangi dan

menghilangkan permasalahan-permasalahan yang timbul dalam perbaikan

produk dan pentingnya memperhatikan tuntutan pasar, maka dengan

menggunakan Quality Function Deployment penulis mencoba

merencanakan perbaikan produk dengan cara mencari atribut produk

tersebut yang sangat dipentingkan oleh konsumen dan berusaha untuk

memenuhinya. Tahap-tahap yang dilakukan dalam perencanaan kerja

Quality Function Deployment terdiri dari 3 tahapan, antara lain: Tahap

Pengumpulan Suara Pelanggan, Tahap Penyusunan Rumah Kualitas, dan

Tahap Analisa & Interpretasi. Berdasarkan hasil analisa yang dilakukan

dalam perencanaan perbaikan produk didapat atribut-atribut yang sangat

dipentingkan oleh konsumen. Pada produk baju kaos atribut yang

dipentingkan oleh konsumen adalah harga Rp 50.000, Warna polos, tidak

(45)

oblong, ukuran L, jahitan rapi, tempat pemasaran diperluas, harga 35.000,

jenis kain katun,lengan pendek, awet sampai 3,5 tahun, ukuran S, harga Rp

25.000, awet sampai 2,5 tahun, harga Rp 60.000, ukuran M, memekai

kerah, tidak luntur, jenis kain TR, awet sampai 4 tahun, jahitan kuat, tidak

mudah melar, kombinasi kain, kemudahan mendapatkan, awet sampai 2

tahun, model lengan panjang, jenis kain paragon. Dan atribut yang

diprioritaskan untuk dikembangkan terlebih dahulu oleh tim pengembang

(46)

METODE PENELITIAN

3.1 Tempat Dan Waktu Penelitian

Dalam penelitian ini, maka penulis melakukan penelitian pada lokasi

hotspot Wifi.Id di sekitar Plasa Telkom Diponegoro Surabaya. Penelitian

direncanakan dimulai pada bulan Oktober 2014 sampai dengan data-data yang

dibutuhkan dalam penelitian ini lengkap.

3.2 Identifikasi Variabel Dan Definisi Operasional Variabel

3.2.1 Identifikasi Variabel

Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:

1. Variabel Terikat

Yang termasuk variabel terikat pada penelitian ini adalah :

Tingkat kualitas pelayanan penyedia jasa internet Wifi.Id

2. Variabel Bebas

Yang termasuk variable bebas dalam penelitian ini adalah :

- Tangibles (Bukti Langsung)

- Realibility (Kehandalan)

- Assurance (Jaminan)

- Responsiveness (Daya Tanggap)

(47)

3.2.2 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel sebagai berikut :

1. Variabel Terikat

Variabel Terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi

akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2008). Dalam penelitian

ini variabel yang diteliti adalah Tingkat kualitas kepuasan pengguna

layanan jaringan internet Wifi.Id.

2. Variabel Bebas

Yaitu variabel yang mempengaruhi variasi perubahan nilai variabel terikat

(Sugiyono, 2008), meliputi 5 dimensi pelayanan :

- Tangibles (Bukti Langsung)

Meliputi fasilitas fisik, perlengkapan sarana serta komunikasi.

- Realibility ( Keandalan)

Merupakan kemampuan untuk memberikan pelayanan yang dijanjikan

dengan segera, akurat, dan memuaskan.

- Assurance (Jaminan)

Mencakup pengetahuan, kemampuan, kesopanan, atau sifat dapat

dipercaya yang dimiliki, bebas dari bahaya, resiko atau

keragu-raguan.

- Responsiveness (Daya Tanggap)

Merupakan kewajiban para staff untuk membantu para pelanggan dan

memberikan pelayanan yang maksimal.

- Emphaty (Empati)

(48)

yang baik, perhatian pribadi, dan memehami kebutuhan pelanggan.

Variabel yang diukur guna mengetahui derajat kepuasan pelanggan

terhadap pelayanan area Wifi.Id, variabel yang diteliti terdiri dari atribut-atribut

pengukur kualitas pelayanan area hotspot Wifi.Id yang mempengaruhi tingkat

kepuasan pelanggan, yaitu:

1. Tangibles (Bukti Langsung)

- Lokasi yang luas dan rapi.

- Instalasi listrik yang tersedia di setiap meja.

- Memakai IP Dinamik, sehingga pengguna tidak melakukan

konfigurasi secara manual.

2. Realibility (Keandalan)

- Pelanggan mudah untuk mendapatkan atau membeli voucher yang

disediakan.

- Adanya SSID khusus yang dapat diakses secara gratis tanpa

pembelian voucher (free@wifi.id).

3. Assurance (Jaminan)

- Lokasi yang tanpa batas selalu terbuka 24 jam penuh.

- Kecepatan akses internet yang stabil dan cepat.

- Voucher yang berlaku untuk semua area layanan Wifi.Id.

4. Responsiveness (Daya Tanggap)

- Staff lapangan yang siap melayani pelanggan bila terjadi gangguan

(49)

5. Emphaty (Empati)

- Kemudahan dalam melakukan transaksi karena menggunakan sistem

Pay As You Use.

- Live chat support assisten yang selalu siap melayani semua

pertanyaan dan keluhan pelanggan.

(50)
(51)

Gambar 3.1 Langkah-langkah Pemecahan Masalah

Penjelasan Langkah-langkah Pemecahan Masalah

Penjelasan langkah-langkah pemecahan masalah dalam penelitian ini

adalah sebagi berikut :

1. Studi Lapangan

Pada tahap ini dilakukan semacam studi terhadap lokasi Wifi.Id di Plasa

Telkom Diponegoro Surabaya untuk pemilihan topik yang akan dibahas.

Penelitian bertujuan untuk mengetahui tingkat kepuasan pengguna Wifi.Id

(52)

2. Studi Pustaka

Studi kepustakaan ini bertujuan untuk mengumpulkan segala informasi

dan dasar-dasar teori penunjang baik berasal dari buku, jurnal, ataupun referensi

yang lain. Teori-teori pendukung yang digunakan sebagi pemecah masalah antara

lain metode QFD (Quality Function Deployment).

3. Identifikasi Masalah

Setelah mengetahui kondisi lokasi Wifi.Id di Plasa Telkom Diponegoro

Surabaya maka dapat ditentukan topik permasalahan yang akan dibahas pada

penelitian ini. Permasalahan yang diangkat dari penelitian ini dapat dilihat pada

bab I. Perumusan masalah dilakukan untuk merumuskan permaslahan apa yang

akan diamati dan dianalisa dalam penelitian. Permasalahan yang akan diteliti

mengacu pada latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya. Dengan rumusan

masalah yang jelas maka diharapkan pada saat melakukan penelitian baik

permasalahan ataupun objek yang diteliti tidak akan mengalami perulasan atau

perubahan.

4. Tujuan Penelitian

Penetapan tujuan ini dimaksudkan untuk memberi masukan atau

rekomendasi bagi pihak penyedia layanan Wifi.Id sehingga perluasanya dapat

berguna bagi perusahaan, perincian tujuan dapat dilihat pada bab I. Langkah ini

dilakukan untuk menentukan tujuan apa yang ingin dicapai dalam penelitian.

Penentuan tujuan penelitian ini berfungsi untuk memberikan arahan

dalam pelaksanaan penelitian secara keseluruhan. Dengan demikian penelitian

akan lebih terarah pada kerangka yang telah dibuat sehingga tujuan dari

(53)

5. Identifikasi Variabel Penelitian

Identifikasi variabel penelitian dilakukan untuk menentukan

variabel-variabel yang akan diteliti. Penentuan variabel-variabel tersebut dapat dilakukan dengan

mengamati kondisi nyata dari objek penelitian. Selanjutnya variabel penelitian

tersebut akan digunakan sebagai acuan dalam pembuatan kuisioner yang akan

disebarkan ke pelanggan.

6. Penyusunan Kuisioner

Dalam penelitian kuisioner digunakan sebagai alat pengumpulan data.

Kuisioner disusun dari variabel-variabel penelitian yang telah ditentukan. Dalam

penelitian ini kuisionernya terdiri dari tiga kuisioner yaitu kuisioner identitas

responden, kuisioner tingkat kepuasan dan harapan praktikan dan Kuisioner

tingkat kepentingan pelanggan.

7. Penyebaran Kuisioner

Kuisioner kualitas pelayanan yang telah disusun untuk pelanggan dicoba

disebarkan untuk mengetahui apakah pertanyaan-pertanyaannya mudah dipahami

oleh praktikan. Apabila pertanyaan yang ada dalam kuisioner sulit dimengerti

dan membingungkan maka perlu diperbaiki lagi.

8. Uji Kecukupan Data

Uji kecukupan data dilakukan untuk mengetahui jumlah kuisoner yang

telah disebar dan data yang didapat mencakupi untuk diolah lebih lanjut.

9. Pengolahan Data

Data diperoleh dari responden selanjutnya diolah dengan menggunakan

Program SPSS untuk menentukan validitas dan reliabilitas. Sedangkan untuk

(54)

10. Pembentukan House Of Quality

Langkah ini menggambarkan struktur QFD yang merupakan suatu

matriks berbentuk rumah kualitas. Pembentukan dan Penggambaran harus

dengan tahapan membentuk HOQ seperti yang sudah dijelaskan pada bab II.

11. Usulan Perbaikan

Dalam langkah ini memberikan usulan perbaikan pada penelitian yang

dilakukan.

12. Hasil dan Pembahasan

Dalam langkah ini akan dibahas hasil dari pengolahan data yang akan

dijelaskan pembahasan sesuia dengan tujuan penelitian.

13. Kesimpulan dan Saran

Pada akhirnya penelitian ini akan ditarik kesimpulan yang didasarkan

pada hasil pembahasan. Penarikan kesimpulan bertujuan untuk menerangkan

secara garis besar hasil penelitian yang dilakukan. Selain memperbaiki kondisi

yang ada saat ini.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive

sampling. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara memilih responden yang

menggunakan produk pelayanan jasa internet Wifi.Id di lokasi penelitian.

Purposive sampling yaitu teknik pengambilan data dengan pertimbangan tertentu,

misalnya dari segi usia,latar belakang pekerjaan, atau dari segi frekuensi

penggunaan pelayanan jasa dan selanjutnya akan di lakukan uji kecukupan data

(55)

3.5Metode Analisis Data

Hasil kuisioner yang telah disebarkan akan dilakukan pengujian terhadap

atribut-atribut yang diteliti, untuk mengetahui apakah ada pada penelitian

selanjutnya atribut tersebut masih layak untuk dipergunakan. Uji yang digunakan

adalah sebagai berikut :

3.5.1 Uji Validitas

Validitas didefinisikan sejauh mana ketepatan dan kecepatan suatau

instrumen pengukur (test) dalam melakukan fungsi ukurnya. Apabila data valid

dilanjutkan dengan pengujian reliabilitas. Validitas dihutung dengan rumus

korelasi produk moment :

Y = Skor Total Setiap Responden

N = Jumlah Responden

Setiap variabel yang dihipotesakan akan diukur korelasinya dan

dibandingkan dengan melihat angka kritisnya. Cara melihat angka kritis adalah

dengan melihat baris ke (n-2) pada tabel korelasi nilai r, data dikatakan valid

apabila r hitung lebih besar dari r tabel (r hitung > r tabel).

3.5.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas untuk mengetahui sejauh mana hasil suatu pengukuran

dapat dipercaya, artinya hasil ukur adalah dapat dipercaya apabila dalam

(56)

yang relative sama, kalau aspek yang diukur dalam diri subyek memang belum

3.6 Membangun House Of Quality (HOQ)

Dari customer need akan diperoleh atribut-atribut apa saja yang

dipentingkan, sehingga dapat dibentuk House Of Quality (HOQ).

3.6.1 Customer Needs (WHATs)

Matriks WHATs ini berisi kebutuhan pelanggan layanan jasa di lokasi

penelitian. Matriks WHATs diisi dengan atribut yang muncul berdasarkan

dimensi kualitas (Tangibles, Reliability, Responsiveness, Assurance, dan

Empaty).

Tabel 3.1 Contoh tabel atribut pelayanan kebutuhan pelanggan

D No Customer Needs

Ta

ngibles

1 Luas lokasi area hotspot

2 Jumlah dan kondisi meja dan kursi yang ada di area hotspot 3 Jumlah dan kondisi instalasi listrik stop kontak di area hotspot 4 Jumlah dan kondisi router yang disediakan

(57)

7 Kecepatan akses internet yang disediakan 8 Auto connect simless

D No Customer Needs

Assura

nce

9 Keamanan yang ada di area hotspot

10 Kemudahan dalam menggunakan jaringan Wifi yang ada 11 Kebutuhan informasi yang didapat di area hotspot

12 Kebebasan dalam mengakses semua fasilitas yang disediakan 13 Harga voucher terjangkau

14 Ketersediaan voucher di setiap counter

Responsi vene

ss 15 16 Pelayanan staff IT di area hotspot terhadap keluhan pelanggan Pelayanan live chat support 17 Pelayanan staff kebersihan di area hotspot

Emphar

y

18 Keramahan staff dalam melayani pengguna lokasi Wifi.Id

3.6.2 Technical Response (HOWs)

Matriks HOWs merupakan jawaban yang diberikan perusahaan atau pihak

terkait atas permintaan dalam matriks WHATs.

Tabel 3.2 Contoh tabel Technical Response

D No Customer Needs Technical Response

Ta

ngibles

1 Luas lokasi area hotspot Memperluas dan penataan ulang area hotspot 2 Jumlah dan kondisi meja dan kursi yang

ada di area hotspot

Memperbanyak jumlah meja dan kursi

3 Jumlah dan kondisi instalasi listrik stop

kontak Menata ulang instalasi listrik

4 Jumlah dan kondisi router yang disediakan Maintenance router secara berkala

Rea

libi

lity

5 Kestabilan internet di area hotspot Memasang range extender 6 Besar bandwidth yang disediakan Upgrade bandwidth 7 Kecepatan akses internet yang disediakan Mengoptimalkan instalasi

jaringan

8 Auto Connect Simless Mengoptimalkan frekuensi jaringan

Assura

nce 9 Keamanan yang ada di area hotspot

Memperbanyak petugas keamanan

10 Kemudahan menggunakan jaringan Wifi Mengganti login page yang lebih friendly

(58)

hotspot Wifi 12 Kebebasan dalam mengakses semua

fasilitas yang disediakan

Mengurangi pemblokiran website

13 Harga voucher yang terjangkau Memberi potongan harga voucher

14 Ketersediaan voucher dalam kebutuhan pengguna di lokasi

Memperbanyak jumlah stock voucher

Responsive

15 Pelayanan staff IT Mengoptimalkan kinerja staff IT

16 Pelayanan Live Chat Support Mengoptimalkan kinerja Customer Service

17 Pelayanan staff kebersihan Memperbanyak petugas Cleaning Service

Emphar

y

18 Keramahan staff dalam melayani pengguna di lokasi Wifi

Seleksi karyawan yang

memiliki komunikasi yang baik

3.6.3 Relationship Matrix

Pada bagian ini masing-masing atribut dalam matriks WHATs ditentukan

hubungannya dengan ini matriks HOWs. Apakah ada hubungan antara keinginan

dengan tindakan pemenuhan keinginan dan seberapa kuat hubungan antara

keduanya. Tingkat hubungan ini dinyatakan dangan lambang dan nilai tertentu.

Tabel 3.3 Makna Sikap Harapan Konsumen

Simbol Nilai Numerik Pengertian

(Kosong)

3.6.4 Technical Correlation (Hubungan Antara Matr ik HOWs)

Menentukan apakah masing-masing technical response saling

mendukung atau sebaliknya. Tingkat hubungan ini dinyatakan dengan simbol

Gambar

Gambar 2.1 House of Quality (Rumah Kualitas)
Gambar 3.1 Langkah-langkah  Pemecahan Masalah
Tabel 3.1 Contoh tabel atribut pelayanan kebutuhan pelanggan
Tabel 3.2 Contoh tabel Technical Response
+7

Referensi

Dokumen terkait

Konsep nilai hasil merupakan suatu metode yang mampu menghitung besarnya biaya yang menurut anggaran sesuai dengan pekerjaan yang telah di selesaikan atau di lak-

1) Video berbentuk iklan layanan masyarakat berdurasi maksimal 5 menit, sarat makna, kreatif dan sesuai dengan tema yang ditentukan. 2) Video yang dikirimkan adalah

Hasil data yang telah dijabarkan dalam penelitian ini, dapat dilihat bahwa variabel beban kerja (X1), gaya kepemimpinan transformasional (X2), melalui kepuasan

Judul bab harus ditulis dengan huruf Kapital dan simetris di tengah, ditebalkan tanpa tanda baca. Huruf awal setiap kata pada judul anak bab ditulis dengan huruf

Penghargaan tersebut dapat berupa anggaran yang diberikan kepada Inspektorat harus sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 44 Tahun 2008 yang nantinya digunakan untuk

Hasilnya terdapat beberapa faktor yang mempunyai tingkat kepentingan yang tinggi tetapi tingkat kepuasan pelanggan sangat lemah, diantaranya adalah faktor reliability yaitu

[r]

Planning atau perencanaan adalah keseluruhan proses dan penentuan secara matang tentang hal-hal yang akan dikerjakan di masa akan datang dalam rangka pencapaian