AL-QURAN YANG MELIBATKAN POLITISI ZULKARNAEN DJ ABAR
( Analisis Fr aming Berita Pemeriksaan Kasus Pengadaan Al-Quran Yang Melibatkan Politisi Zulkarnaen Djabar Pada Media Online Detik.com dan
Tempo.co.id edisi 07 September 2012 )
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi persyaratan untuk memper oleh gelar sarjana pada FISIP UPN “veteran” J awa Timur
Oleh :
DENNY ANGGA PRASETYA NPM. 0743010031
PROGDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR SURABAYA
ii
Melibatkan Politisi Zulkarnaen Djabar Pada Media Online Detik.com dan Tempo.co.id edisi 07 September 2012 )
Telah Disetujui Untuk Mengikuti Ujian Skripsi
Menyetujui, Pembimbing Utama
Zainal Abidin Achmad. S.sos,M.Si.M. ED NPT : 37305990170.1
Mengetahui, DEKAN
Dra. EC. Hj. Supar wati, M.Si NIP. 195 5071 8198 3022 001
Judul Penelitian : PEMBINGKAIAN BERITA PEMERIKSAAN KASUS
PENGADAAN ALQURAN YANG MELIBATKAN
POLITISI ZULKARNAEN DJ ABAR Nama Mahasiswa : Denny Angga Prasetya
NPM : 0743010031
Program Studi : Ilmu Komunikasi
Fakultas : Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Telah Diuji dan Diseminarkan pada tanggal : 14Desember 2012
Pembimbing Tim penguji
1.
Zainal Abidin Achmad,S.sos.M.Si.M.ED J uwito. S.sos, M.Si NPT. 373059901701 NPT.367049500361
2.
Dr s. Kusnarto, M,Si NIP.1195808011984021001
3.
Zainal Abidin Achmad,S.sos.M.Si.M.ED NPT. 373059901701
Mengetahui
DEKAN
POLITISI ZULKARNAEN DJ ABAR Nama Mahasiswa : Denny Angga Prasetya
NPM : 0743010031
Program Studi : Ilmu Komunikasi
Fakultas : Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Telah Diuji dan Diseminarkan pada tanggal : 14Desember 2012
Pembimbing Tim penguji
1.
Zainal Abidin Achmad,S.sos.M.Si.M.ED J uwito. S.sos, M.Si NPT. 373059901701 NPT.367049500361
2.
Dr s. Kusnarto, M,Si NIP.1195808011984021001
3.
Zainal Abidin Achmad,S.sos.M.Si.M.ED NPT. 373059901701
Mengetahui
DEKAN
Dra. Ec. Hj. Supar wati, MSi NIP. 195507181983022001
Segala puji syukur atas kehadirat ALLAH SWT, penulis panjatkan karena dengan limpahan rahmat, karunia serta hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul “Analisis Framing Berita Tentang Kasus Pemeriksaan
Pengadaan Al-quran Yang Melibatkan Politisi Zulkarnaen Djabar Pada Media Online Detik.Com dan Tempo.Co Edisi 7 September 2012.
Dalam proses penyelesaian penelitian ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak berikut ini:
1. Ibu Dra. Suparwati, M.Si, sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
(FISIP) UPN “Veteran” Jatim.
2. Bapak Juwito, S.Sos, M.Si, sebagai Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi
FISIP UPN “Veteran” Jatim.
3. Bapak Drs. Syaifuddin Zuhri, M.Si sebagai Sekretaris Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP UPN “Veteran” Jatim.
4. ZAINAL ABIDIN ACHMAD.S.Sos,M.Si.M.ED, selaku Dosen Pembimbing
penulis. Terima kasih atas segala bimbingan dan masukannya.
5. Seluruh Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi maupun Staf Karyawan FISIP hingga UPN “Veteran” Jatim pada umumnya.
6. Terima kasih kepada Orang Tua saya Tercinta yang telah banyak mendukung
saya selama ini.
7. Leny Ayu Wulandari Tercinta yang telah banyak memberikan semangat dan
iv
untuk segala bentuk bantuan yang diberikan, penulis ucapkan terima kasih. Akhir kata, penulis menyadari bahwa penelitian ini jauh dari kesempurnaan.
Oleh sebab itu, kritik maupun saran selalu penulis harapkan demi tercapainya hal terbaik dari penelitian ini. Besar harapan penulis, semoga penelitian ini dapat
memberikan manfaat sekaligus menambah pengetahuan bagi berbagai pihak. Amin.
Surabaya, Desember 2012
Penulis
Halaman
HALAMAN J UDUL ... i
HALAMAN PERSETUJ UAN ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1
1.2. Perumusan Masalah ... 12
1.3. Tujuan Penelitian ... 13
1.4. Manfaat Penelitian ... 13
1.4.1. Manfaat Teoritis ... 13
1.4.2. Manfaat Praktis ... 13
BAB II KAJ IAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori ... 14
2.1.1. Jurnalisme Online Sebagai Media Massa ... 14
2.1.2. Situs Berita Online ... 15
2.1.3. Ideologi Media……… 21
2.1.4. Berita Sebagai Hasil Kontruksi Realitas…………. 23
2.1.5. Kriteria Umum Nilai Berita……… 24
2.1.6. Analisis Framing………. 25
vi BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Definisi Operasional ... 40
3.2. Subjek dan Objek Penelitian ... 41
3.3. Unit Analisis ... 41
3.4. Korpus Penelitian ... 42
3.5. Teknik Pengumpulan Data ... 42
3.6. Metode Analisis Data ... 43
3.7. Langkah-Langkah Analisis Framing ... 44
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Objek dan Penelitian... 48
4.1.1 Sejarah Detik.com... 48
4.1.2 Sejarah Tempo.co... 54
4.2. Frame Detik.com Dan Tempo.co... 59
4.2.1 Frame Detik.com tanggal 7 September 2012, 18:09 WIB 59 4.2.2 Berita Detik.com tanggal 7 September 2012, 18:53 WIB 63 4.2.3 Berita Tempo.co tanggal 7 September 2012, 13:28 WIB 67
4.2.4 Frame Tempo.co tanggal 7 September 2012, 14:17 WIB 71 4.2.5 Frame Tempo.co tanggal 8 September 2012, 16:06 WIB 76
4.2.6 Perbandingan Analisis Berita Detik.com Dan Tempo.co 80
5.1 Kesimpulan... 82
5.2 Saran... . 83
DAFTAR PUSTAKA... 84
ii ABSTRAK
DENNY, PEMBINGKAIAN BERITA PERSIDANGAN KASUS
PENGADAAN AL-QURAN YANG MELIBATKAN POLITISI
ZULKARNAEN DJ ABAR.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana situs berita online Detik.com dan Tempo.co membingkai pemberitaan tentang Persidangan Kasus Pengadaan Alquran Yang Melibatkan politisi Zulkarnaen Djabar, edisi 07 September 2012.
Penelitian ini menggunakan metode analisis framing dengan mengangkat perangkat analisis dari Zhongdang Pan dan Gerald M Kosicki. Teori yang digunakan adalah teori – teori dari 4 unsur elemen yang dijelaskan Pan dan Kosicki yaitu: Sintaksis ( cara wartawan menyusun berita ), Skrip ( Cara wartawan mengisahkan berita ), Tematik ( cara wartawan menulis berita ) dan Retoris ( cara wartawan menekan fakta ).
Setelah dianalisis, terlihat bahwa kedua media memiliki frame yang berbeda dalam menyikapi persidangan kasus korupsi pengadaan Alquran yang melibatkan politisi Zulkarnaen Djabar. Dalam pemberitaan kasus tersebut Detik.com cenderung lebih kearah pemberitaan penahanan Zulkarnaen dan tidak sepaham dengan pernyataan Zulkarnaen yang meminta asas praduga tak bersalah. Sehimgga dapat disimpulkan bahawa Detik.com tidak sepaham dengan pernyataan Zulkarnaen. Dan jika Tempo.com lebih mengrah ke pemberitaan tentang pembelaan Zulkarnaen Djabar atas tuduhan korupsi pengadaan Alquran yang menjerat dirinya, Tempo.co terlihat sepaham dengan pembelaan Zulkarnaen. Dari pernyataan kedua situs itu sudah terlihat jelas perbedaan dalam penulisan berita tentang persidangan kasus korupsi pengadaan Alquran.
Kata Kunci : Analisis Framing Korupsi, Pengadaan Alquran, Zulkarnaen Djabar, Detik.com, Tempo.co, Pan dan Kosicki.
ii ABSTRACT
This study aims to determine how the Detik.com online news sites and news framing Tempo.co on Trial Cases Involving Procurement Koran The politicians
Zulkarnaen Djabar, September 7, 2012 edition.
This study uses framing analysis with the analysis of the lifting device Zhongdang Pan and Gerald M Kosicki. The theory used is the theory - the theory of the four elements of the elements described Pan and Kosicki namely: Syntax (how journalists construct news), Script (Cara tells news reporters), Thematic (how to write a news reporter) and Rhetoric (how journalists suppress facts). Once analyzed, it appears that the two media have different frames in response to the trial of corruption cases involving politicians procurement Qur'an Zulkarnaen Djabar. In such cases Detik.com news tends more towards news and detention Zulkarnaen Zulkarnaen disagreed with the statement that asks the presumption of innocence. Sehimgga can be concluded that free Detik.com Zulkarnaen disagreed with the statement. And if Tempo.com more mengrah to Zulkarnaen Djabar preaching defense procurement corruption allegations that led him Koran, seen Tempo.co agree with Zulkarnaen defense. From the statement of the two sites was apparent differences in the writing of news about the trial of
corruption cases procurement Koran.
1
1.1 Latar Belakang Masalah
Media massa adalah salah satu sarana untuk memenuhi kebutuhan manusia
akan informasi. Media massa menyajikan kegiatan atau peristiwa yang terjadi
dalam kehidupan manusia. Hingga antara keduanya tidak dapat dipisahkan dan
saling membutuhkan satu sama lainnya. Berita – berita yang disajikan oleh media
massa merupakan hasil seleksi dari berbagai issue yang berkembang di
masyarakat. Tidak semua kejadian atau peristiwa yang terjadi didalam kehidupan
manusia ditampilkan oleh media massa. Media massa berhak untuk menentukan
fakta apa yang akan diambil bagian mana yang ditonjolkan dan dihilangkan,serta
hendak kemana berita tersebut dibawa. Ini tentu saja berkaitan dengan cara
pandang atau perspektif yang digunakan oleh masing-masing media (Sobur,2002 ;
162).
Media massa sebagai ruang dimana berbagai ideologi dipresentasikan yang
berarti disatu sisi media dapat menjadi sarana penyebaran ideologi penguasa, alat
legitimasi dan kontrol atas wacana publik. Namun disisi lain media juga dapat
menjadi alat resistensi terhadap kekuasaan. Meskipun demikian,media
sesungguhnya berada ditengah realitas sosial yang sarat dengan berbagai
kepentingan,konflik dan fakta yang komplek dan beragam,sehingga media massa
mempresentasikan kepentingan banyak pihak. Media massa juga dapat menjadi
instrument perjuangan bagi kaum tertindas untuk membangun kultur dan ideologi
tandingan (Eriyanto,2003 : 47).
Sebagai suatu alat untuk menyampaikan berita,penilaian atau gambaran,
media massa mempunyai kemampuan untuk berperan sebagai institusi yang dapat
membentuk opini publik. Media massa ikut menentukan baik tidaknya masyarakat
dan apa yang ditampilkan akan diikuti oleh khalayak. Selain itu dalam media
massa ada pemilik modal,pemimpin redaksi,pemerintah dan masyarakat.
Masing-masing kelompok ini mempunyai ukuran, tuntutan,keinginan yang berbeda satu
sama lain. Perbedaaan kepentingan ini yang membuka peluang memunculkan
conflict of interest (konflik kepentingan), sehingga perlu adanya aturan yang
konkret untuk membatasi apa yang boleh dilakukan dan apa yang tidak, sehingga
diharapkan dapat mewadahi atau menjadi tolak ukur dalam mengatur “pergaulan”
antara media massa,pemerintah dan masyarakat. Hal tersebut yang menjadikan
media massa dapat memberikan pengaruh – pengaruh positif dan negatif. dengan
adanya peran tersebut media massa merupakan sebuah kekuatan raksasa yang
sangat diperhitungkan. Namun sebagian masyarakat berpendapat bahwa media
massa tidak lebih banyak memberikan kebenaran atau fakta apa adanya. Media
cenderung menciptakan peristiwa,menafsirkan dan mengarahkan terbentuknya
kebenaran.Tidak selalu untuk melayani kepentingan pihak-pihak tertentu secara
keduanya tidak selalu menjadi penting ketimbang yang dikatakan media tentang
realitas dan subjek politik tersebut (Sobur,2002 : 30-31).
Meskipun demikian tak dapat dipungkiri bahwa media massa mempunyai
peranan yang sangat penting bagi kehidupan masyarakat, terlepas dari bagaimana
wartawan mengemas dan menyajikan beritanya. Karena media massa juga
merupakan jembatan dalam membangun stabilitas nasional serta kontrol sosial
antara pemerintah dan masyarakat, yang ada dalam penyampaiannya tidak hanya
dapat disampaikan secara langsungnamun secara efisiensi dan efektifitas hal
tersebut juga dapat disampaikan melalui media massa.
Media massa dibedakan menjadi dua macam yaitu media massa elektronik
dan media massa cetak. Media massa cetak adalah suatu media statis dan
mengutamakan pesan-pesan visual. Sedangkan media massa elektronik adalah
suatu media yang menampilkan pesan – pesan baik secara audio maupun secara
visual. Contohnya : televisi, radio, internet, dan sebagainya. Dan salah satu
bentuknya adalah internet (on line). (Eriyanto,2002:3-5)
Kehadiran media online telah mengubah paradigma baru pemberitaan, yakni
event on the making. Maksudnya, berita yang muncul tidak disiarkan beberapa
menit, jam, hari, atau minggu, tetapi begitu terjadi langsung di-upload
(dimasukkan) ke dalam situs web media online. Itulah keunggulan media online
yang serba cepat.
Penggunaan teknologi internet bukan hanya menjadi teknologi untuk
membuat sebuah dokumen terhubung dengan dokumen lain. Namun teknologi
internet pada saat ini telah menjadi alat yang tepat guna untuk memperluas
jangkauan publikasi dan bahkan perdagangan yang interaktif untuk komunikasi
interaktif dengan jangkauan global. Budiono mengatakan “Salah satu bidang yang
sangat menikmati kemudahan dan keterbukaan teknologi internet adalah pers”.
Tidak lama berselang sesudah internet mulai banyak dikunjungi orang seantero
bumi, pers online – kemudian dikenal dengan istilah cybermedia bermunculan.
Kini hampir semua perusahaan pers di Indonesia sudah memiliki versi onlinenya.
Cybermedia merupakan salah satu penyaluran pesan lewat media massa
yang distribusinya melalui internet, dimana cara penyajiannya bersifat luas, up to
date (terkini), interaktif dan two way communications. Cyber media, memang
sejak awal dirancang dengan mengakomodasi dan memanfaatkan kecanggihan,
kemudahan, dan keleluasaan yang menjadi karakter teknologi digital. Media
massa online memanfaatkan keunggulan berkomunikasi di internet didasarkan
pada satu set protokol terbuka yang bisa dipakai siapa pun yang ingin bergabung.
Set protokol berinduk TCP/IP itu diterima sebagai tata cara "dialog" antar jaringan
dan antar individu (komputer) yang mengisinya. Karena itulah kita bisa
menikmati semakin banyak hal di Internet, mulai dari mengirim email,
Menurut Budiono, kemudahan dan keleluasaan merupakan salah satu
karakter teknologi Internet, bukan saja harus dimanfaatkan, melainkan juga harus
diakomodasi oleh pers. Namun demikian, di luar sisik melik Internet, seringkali
ada ancaman kegagalan memanfaat dengan baik karena justru oleh
ketidakmampuan memilah dan memilih berbagai kehandalan teknologi. Seperti,
saat ini teknologi Internet memiliki banyak kemampuan dan masih terus
dieksplorasi oleh berbagai pihak. Kunci penting agar Internet termanfaat dengan
baik, mampu memacu efektivitas, efisiensi serta memberi kemudahan dalam
bekerja, tak lain adalah adanya sebuah kesadaran penuh, bahwa Internet adalah
perpaduan seni komunikasi, telekomukasi dan teknologi.
(http://www.pasca.undip.ac.id/agenda-ujian-doktor/kuliah-umum/246-cybermedia-paradigma-baru-media-online-di-era-konvergensi.html)
Dalam menyajikan berita yang akan disampaikan kepada khalayak, tentunya
ada kebijakan-kebijakan yang sudah ditentukan oleh keredaksian yang dapat
membatasi wartawan dalam menulis berita. Kebijakan redaksional menjadi sebuah
pedoman serta ukuran dalam menentukan kejadian macam apa yang oleh surat
kabar itu patut diangkat dan dipilih untuk menjadi berita maupun bahan komentar.
Visi pokok yang dijabarkan menjadi kebijakan redaksional tersebut menjadi
kerangka acuan serta kriteria dalam menyeleksi dan mengolah bahan menjadi
berita. (Oetama,2001:146)
Berita pada dasarnya dibentuk melalui proses aktif dari pembuat berita.
Peristiwa yang kompleks dan tidak beraturan, disederhanakan dan dibuat
bermakna oleh pembuat berita. Tahap paling awal dari produksi sebuah berita
adalah bagaimana wartawan mempresepsikan peristiwa atau fakta yang akan
diliput. Fakta yang akurat dan aktualisasi masyarakat, merupakan perwujudan dari
sebuah informasi atau berita yang selaras, seimbang, dan dapat dipercaya. Oleh
karena itu setiap perspektif media dalam mengolah dan menyusun berita akan
selalu berbeda-beda, baik dalam kemasan atau dalam tampilannya. Hal tersebut
dikarenakan adanya segmentasi yang berbeda-beda serta visi dan misi yang
dibangun dan diciptakan oleh masing-masing media.
Oleh karena itu dalam mengkonstruksi suatu realitas, setiap media on line
memiliki kebijakan yang akan membuat berita terlihat objektif atau tidak dimata
pembaca. Seperti halnya detik.com dan tempo.co.id yang memiliki cara pandang
atau arah pemberitaan yang spesifik dan berbeda satu sama lain dalam menyeleksi
suatu issue dan menulis berita. Termasuk berita tentang kasus persidangan korupsi
pengadaan Al-Quran yang menjerat politisi Golkar Zulkarnaen Djabar yang
dimuat dalam media on line detik.com dan tempo.co.id.
Berita ini dipilih karena praktik korupsi kini tak lagi pandang bulu. Tak
terkecuali di instansi dan komisi yang seharusnya mungkin paling bersih karena
mengurusi soal keagamaan umat negeri ini. Awalnya adalah pernyataan Plt Deputi
Rabu 20 Juni 2012. Dia mengatakan kini kasus korupsi juga terjadi pada
pengadaan kitab suci Alquran. “Astaghfirullahaladzim,” ujar Rony. Dia turut
menangani kasus korupsi itu, dan menyatakan sedih. Sembilan hari kemudian,
Jumat 29 Juni 2012, KPK menggelar konferensi pers mengumumkan penetapan
dua tersangka kasus dugaan korupsi Alquran di Kementerian Agama itu.
“Tersangka dalam kasus ini adalah ZD, anggota Badan Anggaran DPR periode
2009-2014, dan tersangka kedua adalah DP,” kata Ketua KPK Abraham Samad di
Kantor KPK. ZD adalah Zulkarnaen Djabar, dan DP adalah Dendy Prasetyo.
Ironisnya, keduanya adalah ayah-anak. Selain anggota Badan Anggaran DPR,
Zulkarnaen tercatat sebagai anggota Komisi VIII DPR yang membidangi
keagamaan. Sementara DP adalah Direktur Utama PT Karya Sinergy Alam
Indonesia (KSAI). KPK menjerat Zulkarnaen, dan anaknya atas 3 kasus korupsi.
Pertama, dugaan suap proyek pengadaan Alquran tahun anggaran 2011 di
Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag. Kedua, dugaan
korupsi pengadaan laboratorium komputer Madrasah Tsanawiyah tahun anggaran
2011 di Ditjen Pendidikan Islam Kemenag. Ketiga, dugaan suap proyek
pengadaan Alquran tahun anggaran 2012. KPK menduga Zulkarnaen memberi
imbalan atau suap kepada penyelenggara negara terkait pembahasan anggaran
pengadaan Alquran senilai Rp35 miliar itu. Modusnya adalah dengan
memerintahkan dan mengarahkan pejabat di Ditjen Bimas Islam Kementerian
Agama untuk memenangkan PT Adhi Aksara Abadi Indonesia sebagai pemegang
proyek tersebut. Hari itu juga KPK menggeledah rumah Zulkarnaen dan Dendy di
Bekasi. Kantor Zulkarnaen di lantai 13 Gedung Nusantara I DPR pun tak luput
dari penggeledahan KPK. Tak tanggung-tanggung, penyidik KPK menggeledah
ruang bernomor 1324 itu selama tujuh jam. Pada akhir penggeledahan, KPK
menyita tiga dus berukuran sedang yang berisi kertas, dokumen, dan bahan-bahan
rapat. KPK juga menyita CPU dan monitor komputer dari ruang kerjanya.
(ht tp:/ / fokus.new s.viva.co.id/ new s/ read/ 332350-ketika-proyek-pengadaan-quran-ikut-dikorupsi)
Perpektif media juga menentukan fakta yang dipilih dan ditonjolkan.
Penonjolah merupakan proses membuat informasi jadi lebih bermakna. Realitas
yang disajikan secara menonjol memiliki potensional untuk dipertahankan dalam
mempengaruhi pembaca dalam memahami realitas.
Realitas yang disajikan secara menonjol atau mencolok mempunyai peluang
besar untuk diperhatikan dan mempunyai khalayak dalam memahami realitas
karena itu dalam prakteknya, framing dijalankan oleh media dengan menyeleksi
isu tertentu dan mengabaikan isu lain, serta menonjolkan aspek isu tersebut
dengan menggunakan berbagai strategi wacana. ( Sobur,2001 : 164 )
Media bukanlah saluran yang bebas. Media juga berlaku sebagai subyek
yang mengkontruksi relitas, lengkap dengan pandangan, bias dan pemihakannya.
Tentu saja penonjolan aspek – aspek tertentu dari peristiwa yang sama akan
berbeda pula. Pembahasan framing pada media yang berbeda kali ini peniliti
Detik.com tentang kasus korupsi anggaran pengadan Al-Quran yang menjerat
politisi Golkar Zulkarnaen Djabbar. Dan Tempo.co.id dan Detik.com melihat dan
memahami peristiwa tersebut dengan cara berbeda. Tempo.co.id terkait
pemberitaan korupsi anggaran pengadaan Al-Quran yang menjerat politisi Golkar
Zulkarnaen Djabbar, pada pemberitaannya bahwa KPK harus objektif dalam
melakukan pemeriksaan, berharap masyarakat tidak menyebut perkara yang
membelit Zulkarnaen sebagai kasus korupsi pengadaan Al-Quran. KPK dianggap
berlebihan atas sebutan kasus dugaan korupsi yang membelit seseorang ternyata
bisa membuat tersangkanya risih. Kuasa hukum Zulkarnaen, Yusril Ihza
Mahendra, berharap masyarakat tidak lagi menyebut perkara yang membelit
kliennya itu sebagai kasus korupsi pengadaan Al-Quran. Framing dari media satu
dan lainnya jelas berbeda disesuaikan dengan ideologi wartawan dalam menulis
dan mengemas berita, dan frame dari Detik.com lebih bersifat kontra, seperti
berita pada tanggal 7 september 2012, Detik.com memberi judul “ Tersangka
Korupsi Pengadaan Al-Quran Zulkarnaen Djabbar Ditahan KPK”. Tampak pada
Detik.com menggunakan headline yang tegas dan sangat – sangat tidak setuju
dengan tindakan kuasa hukum Zulkarnaen “KPK dianggap berlebihan atas
sebutan kasus dugaan korupsi yang membelit seseorang ternyata bisa membuat
tersangkanya risih”. Nampak jelas sekali perbedaan kedua media tersebut dalam
membingkai peristiwa tersebut. Keterpihakan Tempo.co.id pada Zulkarnaen
Djabar. Sedangkan pada Detik.com terkesan menganggap bahwa Zulkarnaen
Djabar sebagai tersangka tahanan KPK atas kasus korupsi pengadaan Al-Quran.
Dan salah satu alasan kenapa peneliti memilih dan memakai media
Tempo.co.id dan Detik.com karena ke dua media ini adalah media situs berita
yang besar dan memiliki readership yang tinggi angkanya, dengan tingginya
readership secara otomatis peminat situs berita tersebut paling ramai dilihat,
dikunjungi oleh masyarakat dan dipercaya masyarakat bahwa kedua media ini
melaporkan berita sesuai dengan fakta.
Kedua situs berita ini memiliki cara pandang yang berbeda dalam
menyeleksi suatu isu dan menulis berita – berita mengenai kasus korupsi
pengadaan Al-Quran, hal ini dikarenakan cara pandang wartawan masing –
masing situs dan perbedaan sumber yang diliput oleh wartawan tersebut baik
Tempo.co.id dan Detik.com. Dalam mempersepsikan kasus tersebut dan
kemudian membingkainya kedalam bentuk susunan berita, Selain itu perbedaan
dari cara pandang kedua situs tersebut dalam mengemas berita dapat disebabkan
karena perbedaan kebijakan redaksi dalam memilih sumber dari kasus tersebut
dan perbedaan visi dan misi dari masing – masing media.
Untuk melihat perbedaan kedua media antara Tempo.co.id dan Detik.com
dalang mengungkap suatu peristiwa atau realitas peneliti memilih analisis
Framing sebagai metode penelitian. Alasannya adalah analisis framing merupakan
seleksi, Sumber dan pihak keterkaitan dalam kasus, penonjolan dan pertautan
fakta ke dalam berita agar lebih bermakna, menarik, berarti atau mudah diingat,
untuk menggiring interoretasi khalayak sesuai dengan perspektifnya. Dengan kata
lain framing adalah pendekatan untuk mengetahui bagaimana atau cara pandang
yang digunakan wartawan ketika menyeleksi isu dan menulis berita. Cara pandang
atau perspektif itu pada akhirnya yang menentukan fakta apa yang diambil.
Bagaimana yang ditonjolkan dan yang akan dihilangkan, serta hendak dibawa
kemana berita tersebut. ( Nugroho, Eriyanto, Surdiais dalam Sobur,2002 : 16 ).
Analisis framing merupakan salah satu model analisis altenatif yang bisa
mengungkapkan suatu fenomena di balik perbedaan, bahkan pertentangan media
dalam mengunkap sebuah fakta. Analisis framing mengbongkar bagaimana
realitas dibingkai oleh media, Akan dapat diketahui siapa mengendealikan siapa,
mana lawan dan kawan, Siapa yang diuntungkan dan siapa yang dirugikan dan
seterusnya.
Dalam penelitian ini, peniliti menggunakan salah satu model framing milik
Zhongdang Pan dan Gerald M Kosicki. Menurut Zhongdang Pan dan Gerald M
Kosicki ada dua konsepsi dari pembingkaian yang saling berkaitan yaitu, pertama
dalam konsepsi Psikologi. Pembingkaian dalam konsepsi ini lebih menekankan
pada bagaimana seseorang memproses informasi pada dirinya sendiri.
Pembingkaian berkaitan dengan struktur dan proses kognitif, Bagaimana
seseorang mengolah sejumlah informasi dan ditunjukkan dalam skema tertentu.
Pembingkaian di sini dilihat sebagai penempatan informasi dalam suatu konteks
khusus dan menempatkan elemen tertentu dari isu dengan penempatan lebih
menonjol dalam kognisi seseorang. Elemen – elemen yang diseleksi dari suatu isu
/ peristiwa tersebut menjadi lebih penting dalam mempengaruhi pertimbangan
dalam membuat keputusan tentang realitas. Dan yang kedua adalah konsepsi
sosiologis. Kalau pandangan psikologis lebih melihat pada proses pencernaan dan
pemaknaan suatu isu dalam diri individu / internal, dalam konsep sosiologis
bagaimana individu secara kognitif menafsirkan suatu peristiwa dalam cara
pandang tertentu, maka pandangan sosiologis lebih melihat pada bagaimana
kontruksi sosial atas realitas. Jadi secara garis besarnya bagaimana khayalak atau
masyarakat dalam menyikapi dan memaknai permasalahan kasus pengadaan
Al-Quran dalam ruang pikiran mereka melalui ragam pemberitaan di media dan
menyimpulkan bagaimana dan kenapa dan apa yang terjadi dengan kasus tersebut.
1.2 Per umusan Ma salah
Bedasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan dan uraikan di
atas, maka penilitian ini dirumuskan sebagai berikut “ Bagaimana Pembingkaian
Berita kasus korupsi pengadaan Al-Quran dalam situs berita online Tempo.co.id
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui bagaimana pembingkaian berita tentang bagaimana
pembingkaian Berita kasus korupsi pengadaan Al-Quran dalam situs berita online
Tempo.co.id dan Detik.com.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun kegunaan penelitian ini adalah :
1. Manfaat Teor itis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah kajian ilmu komunikasi tentang
pembingkaian berita dengan mengaplikasikan teori – teori khususnya teori
komunikasi tentang pemahaman pesan yang dikemas oleh media melalui analisis
framing, sehingga hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi landasan
pemikiran untuk penelitian berikutnya.
2. Manfaat Pr aktis
Memberikan wawasan / cara pandang khalayak media dalam melihat media
mengkontruksi realitas senagai sebuah berita sehingga khalayak lebih kreatif dan
kritis dalam menghadapi ini sebuah berita.
KAJ IAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 J ur nalisme Online Sebagai Media Massa
Jurnalisme Online adalah tipe baru jurnalisme karena memiliki sejumlah itur dan karakteristik berbeda dari jurnalisma tradisional. Fitur – fitur uniknya
mengemuka dalam teknologinya, menawarkan kemungkinan tidak terbatas dalam memproses dan menyebar berita. J. Pavlik dalam bukunya Journalism
and New Media menyebut tipe terbaru jurnalisme ini sebagai “contextualized journalism”, karena mengintegrasikan tiga fitur komunikasi yang unik : kemampuan – kemampuan multimedia bedasarkan platform digital, kualitas
kualitas interaktif komunikasi online dan fitur – fitur ditatanya. Jurnalisme online didefinisikan sebagai seuatu proses pelaporan fakta yang diproduksi dan
didistribusikan melalui saluran internet. Pada dasarnya jurnalisne konvensional dan jurnalisme online tidak berbeda jauh, Yang membedakan hanya medium penyebarluasannya saja. Dari segi fiat, keduanya sama sama dituntut untuk
menyajikan berita paling up to date secepat mungkin. Setiap ada informasi atau peristiwa terbaru, mereka langsung melaporkannya. Perbedaan yang
paling jelas terletak pada media dan mekanisme efisiensi pencarian, pengolahan dan penyebaran luasan beritanya. Jurnalisme online merupakan jurnalisme yang menganut proses pencarian, pengolahan dan penyebarluasan
Karakteristik jurnalisme online yang paling terasa meskipun belum tentu disadari adalah kemudahan bagi penerbit maupun masyarakat untuk membuat
peralihan waktu penerbitan dan pengaksesan. Penerbit online bisa menerbitkan maupun mengarsip atikel – artkel untuk dapat dilihat saat ini maupun nanti. Ini
sebenarnya dapat dilakukan oleh jurnalisme konvensional, namun jurnalisme online dimungkinkan untuk melakukannya lebih mudah dan cepat karena informasi yang disebarluaskan bisa lebih cepat daripada jurnalisme
konvensional.
Berikut adalah keuntungan jurnalisme online, seperti yang tertulis dalam
buku Online Journalism, Principles, and Practises of News For The Web ( Holcomb Hathaway Publisher, 2005 ) :
1. Audience Contr ol. Jurnalisme online memungkinkan audience untuk
bisa lebih leluasa dalam memilih berita yang ingin didapatnya.
2. Nonlinearity. Jurnalisme online memungkinkan setiap berita yang
disampaikan dapat berdiri sendiri sehingga audience tidak harus membaca secara berurutan untuk memahami.
3. Storage And Retrieval. Jurnalisme online memungkinkan berita
tersimpan dan diakses kembali dengan mudah oleh audience.
4. Unlimited Space. Jurnaisme online memungkinkan jumlah berita yang
disampaikan / ditayangkan kepada audience dapat menjadi jauh lebih lengkap ketimbang media lainnya.
5. Immediancy. Jurnalisme online memungkinkan informasi dapat
disampaikan secara cepat dan langsung kepada audience.
6. Mutimedia Capability. Jurnalisme online memungkinkan bagi tim redaksi untuk menyertakan teks, suara, gambar, video dan komponen lainnya
di dalam berita yang akan diterima audience.
7. Interactivity. Jurnalisme online memungkinkan adanya peningkatan
partisipasi audience dalan setiap berita.
2.1.2 Situs Berita Online
Sejarah media massa memperlihatkan bahwa teknologi baru tidak pernah meninggalkan teknologi yang lama, namun mensubtitusinya. Hal ini dapat
dilihat dari suatu contoh yaitu keberadaan radio yang tidak menggantikan surat kabar, namun menjadi sebuah alternative, menciptakan sebuah kerajaan dan khalayak baru. Teori konvergensi menyatakan bahwa berbagai perkembangan
bentuk media massa terus merentang dari sejak awal siklus penemuannya. Setiap model media terbaru cenderung merupakan perpanjangan, atau evolusi
dari model – model terdahulu. Media baru adalah istilah umum yang ditujukan pada perubahan bentuk penyajian informasi dan hiburan pada khalayak yang terjadi terus – menerus. Untuk saat ini yang termasuk dalam media baru antara
lain : Internet, Telepon Seluler dengan fitur WAP, Televisi digital, DLL. Internet adalah saluran berita yang paling sesuai karena bisamenyajikan
Karena itu, yang berubah bukanlah substansinya, melainkan model – model produksi dan perangkatnya ( Hill dalam Santana, 2005 : 135 ).
Situs berita online merupakan salah satu pemanfaatan internet sebagai saluran komunikasi. Situs berita online adalah salah satu media yang content
oriented. Untuk lebih tepatnya berorientasi penyajian informasi berupa berita. Secara umum, situs berita online biasa diindentikkan dengan media tradisional lainnya, namun bersi online, yang berbeda adalah situs berita online tidak
terbit berkala, institusi media dapat memuat atau meng up-load artikel atau materi terbaru. Setiap ada perkembangan dan perubahan.
Situs berita online merupakan situs yang ditunjukan untuk meyampaikan berita dan informasi secara periodic kepada khalayak. Dalam produksinya, situs berita menggunakan kebijakan dan praktik jurnalisme tradisional dalam
mengumpulkan, menulis dan menyajikan berita. Situs berita online merupakan sarana untuk sebuah institusi media menyajikan dan mendistribusikan isinya,
Isi berita tersebut ditunjukan kepada khalayaknya yang terbagi bedasarkan minat dan wilayah geografis ( Stovall, 2005 :124 ).
Secara garis besar karakteristik situ berita online yaitu :
1. Real Time, informasi atau berita dapat dupublikasikan dalam waktu seketika, baik untuk updating breaking news dan kejadian yang sudah atau
sedang terjadi. Hal ini dapat ditemukan pada kedua situs berita yang dipilih peneliti. Kecepatan update berita kedua situs sudah tidak diragukan lagi, waktu upload berita seringkali berjarak tidak terlalu jauh dengan waktu
kejadian peristiwa dan jarak antar berita satu dengan yang lain ataupun update
berita berikutnya juga tidal terlalu berjauhan.
2. Multimedia, Pada jenis ini pembuat berita dapat memasukkan elemen multimedia seperti teks, grafis, suara, music, motion video atau flash, dan
animasi tiga dimensi. Pada Detik.com setiap berita yang disajikan tentu saja disertai oleh grafis yang memperjelas berita. Dan juga adanya gambar atau grafis yang ditempatkan pada konten tersendiri yaitu “ Foto “. Sedangkan
untuk Tempo.com grafis atau gambar ditempatkan pada konten sendiri yaitu “Images”.
3. Interactive, adanya hyperlinks yang mewakili mekanisme utama interaktiitas pada web, sehingga member pilihan pada public untuk member tanggapan, berinteraksi atau bahkan meng- customize ( menyesuaikan dengan
kebutuhan dari keinginan public bersangkutan ) terhadap berita – berita tertentu ( interactivity ). Kedua situs berita tentu saja telah menyediakan
fasilitas seperti ini bagi khalayak penggunanya. Pada Detik.com kolom interaktif disebut “ Surat Pembaca “ yang fungsingnya memberikan komentar, kritik, dan saran bagi pemberitaan di Detik.com, begitu juga di Tempo.co.id
nama juga cenderung sama yaitu “ surat pembaca”.
4. Asynchronous. Pendistribusian informasu atau berita melewati batas
ingin mencari berita tentang Nokia, kita tinggal menuliskan keyword di kolom “search” atau “cari”.
5. Hypertextual, adalah inovasi terknologi internet lainnya yang sering disebut yang memungkinkan pengguna untuk mengerti arti dari seluruh
kejadian dalam satu hari dalam konteks yang personal. Proses ini terdiri dari dalam bentuk alamat – alamat atau link yang menghubungan pengumuman atau berita pendek ke dalam konteks yang lebih dalam, penuh dengan ilustrasi,
informasi latar dan pernyataan – pernyataan sebelumnya pada subjek yang sama ( berita terkait ).
6. Digital, media memproses data – data yang masuk dan mengubah menjadi angka – angka bukannya menjadi obyek yang lain. Data ini dapat berupa cahaya, suara atau bentuk apapun ( teks, gambar, foto DLL ). Data ini
kemudian diproses menjadi angka dan dihasilkan atau diambil kembali dalam bentuk sumber online, digital disk, atau drive memory yang kemudian
diuraikan kembali kedalam tampilan layar atau dibuat hardcopy-nya.
Sebagai bagian dari media massa, jurnalisme online pun memiliki dan menjalankan fungsi – fungsi media massa yaitu :
1. Fungsi Infor masi
Melalui media massa, baik cetak maupun elektronik, masyarakat
mendapatkan informasi mengenai berbagai fenomena kehidupan bermasyarakat dan bernegara, mulai dari informasi mengenai aspek sosial, kriminalitas, budaya, ekonomi sampai dengan informaso mengenai politik.
Media juga menjadi sarana komunikasi yang efektif antara pemerintah sebagai
pengambil kebijakan dengan masyarakat. Dalam berbagai aspek, media merupakan pemberi informasi yang pertama kepada masyarakat.
2. Fungsi Edukasi
Fungsi edukasi merupakan fungsi yang dilakukan oleh media massa
dalam memberikan pendidikan kepada masyarakat, baik mengenai nilai – nilai maupun norma – norma yang mampu memberikan penyadaran kepada masyarakat seperti mengenai ekonomi, politik, hokum, sosial budaya dan
aspek – aspek lainnya yang pada intinya informasi yang diberikan merupakan upaya pemberdayaan masyarakat.
3. Fungsi Hiburan
Media massa juga memiliki fungsi hiburan, terlebih dengan media elektronik yang secara umum merupakan sarana hiburan bagi masyarakat
Indonesia pada umumnya. Setiap hari berbagai acara hiburan ditayangkan di televisi, baik hiburan untuk anak – anak maupun orang dewasa. Bahkan media massa sekarang ini sudah menjadi “ agama baru “ yang menggeser nilai – nilai
moral dan institusi yang lain, baik keluarga, sekolah maupun agama.
4. Fungsi Kontr ol Sosial
memberikan control kepada pengambil kebijakan dengan memberikan isu – isu yang memancing opini public.
2.1.3 Ideologi Media
Konsep ideology dalam sebuah institusi media massa ikut berpengaruh dalam menentukan arah atau isi pemberitaan yang akan disampaikan kepada pembaca. Hal ini disebabkan karena teks, percakapan dan lainnya adalah
bentuk praktik ideology atau pencerminan dari ideology tertentu. ( Eriyanto, 2005 : 13 ).
Dalam pembuatan berita selalu melibatkan pandangan dan ideology wartawan atau bahwan media yang bersankutan. Ideologi ini menentukan aspek fakta dipilih dan membuang apa yang ingin dibuang. Artinya, jika
seorang wartawan menulis berita dari salah satu sisi, menampilkan sumber dari satu pihak dan memasukkan opininyap ada berita itu dilakukan dalam rangka
pembenaran tertentu. Dapat dikatakan media bukanlah sarana yang netral dalam menampilkan kekuatan dan kelompok dalam masyarakat secara apa adanya tetapi kelompok dan ideology yang dominan dalam media itulah yang
ditampilkan dalam berita- beritanya ( Eriyanto, 2005 : 90 ).
Pada kenyataanya berita di media massa tidak pernah netral dan
obyektif. Jika kita lihat bahasa jurnalistik yang digunakan mediapin selalu dapat ditemukan adanya pemilihan fakta tertentu dan membuang aspek fakta yang lain yang mencerminkan pemilihan media pada salah satu kelompok atau
idologi tertentu. Bahasa ternyata tidak pernah lepas dari subyektifitas sang
wartawan dalam mengkontruksi reaitas dengan mengetahui bahasa yang digunakan dalam berita, pada saat itu juga kita menemukan ideology yang
dianut oleh wartawan dan media yang bersangkutan. Konsep ideology bisa membantu menjelaskan mengapa wartawan memilih fakta tertentu untuk
ditonjolkan dari pada fakta yang lain, walaupun hal itu merugikan pihak lain, menempatkan sumber beruta yang satu lebih menonjol dari pada sumber yang lain, ataupun secara nyata atau tidak melakukan pemihakan kepada pihak
tertentu. Artinya, idelogi wartawan dan media yang bersangkutanlah yang secara strategis menghasilkan berita – berit seperti itu. Disini dapat dikatakan
media merupakan inti instrument ideology yang tidak dipandang sebagai zona nertal dimana berbagai kelompok dan kepentingan ditampung, tetapi media lebih sebagai subyek yang mengkontruksi realitas atas penafsiran wartawan
atau media sendiri untuk disebat kepada khalayak ( Eriyanto, 2005 : 92 ).
2.1.4 Berita Sebagai Hasil Kontruksi Realitas
Pada dasarnya berita meurpakan laporan dari peristwa. Peristiwa disini adalah realitas atau fakta yang diliput oleh wartawan dan pada gilirannya akan
dilaporkan secara terbuka melalui media massa ( Birowo. 2004 : 168 ).
Peristiwa – peristiwa yang dijadikan berita oleh media massa tentunya
Setelah proses penyeleksian tersebut, maka peristiwa itu akan dibingkai sedemikian rupa oleh wartawan. Pembingkaian yang dilakukan oleh wartawan
tentunya melalui proses kontruksi atau realitas ini dapat berupa penonjolan dan penekanan pada aspek tertentu atau dapat juga berita tersebut ada bagian yang
dihilangkan, luput atau bahkan disembunyikan dalam pemberitaan ( Eriyanto, 2001 : 3 ).
Berita merupakan hasil kontruksi sosial dimana selalu melibatkan
pandangan, ideology dan nilai – nilai dari wartawan ataupun dari institusi media, tempat dimana wartawan tersebut bekerja. Bagaimana realitas tersebut
dijadikan berita sangat tergantung pada bagaimana fakta itu dipahami dan dimaknai.
Peristiwa atau realitas yang sama dapat dibingkai secara berbeda oleh
masing – masing media. Hal ini terkait dengan visi, misi dan ideology yang dipakai oleh masing – masing media. Sehingga kadang kala dari hasil
pembingkaian tesebut dapat diketahui bahwa media lebih berpihak kepada siapa ( jika yang diberiatakan adalah seorang tokoh, golongan atau kelompok tertentu ). Keberpihakan pemberitaan media teehadap salah satu kelompok
atau golongan dalam masyarakat, dalam banyak hal tergantung ada Etika, moral dan nilai – nilai.
Aspek – aspek etika, moral dan nilai – nilai tertentu tidak mungkin dihilangkan dalam pemberitaan media. Hal ini merupakan bagian dari integral dan tidak terpisahkan dalam membentuk dan mengkontruksi suatu realitas.
2.1.5 Kriter ia Umum Nilai Berita
Kriteria umum nilai berita ( new Value ) merupakan acuan yang dapat
digunakan wartawan untuk menunjukkan fakta yang pantas dijadikan berita memilih mana yang lebih baik. Dengan criteria tersebut, wartawan dapat
dengan cepat mendeteksi peristiwa mana yang harus diliput dan abaikan, memilih peritiwa mana yang terpenting dan terbaik untuk dimuat, disiarkan melalui medianya kepada khalayak ( Sumadiria,2005 : 80 ).
2.1.6 Analisis Fr aming
Gagasan ide mengenai framing, pertama kali dilontarkan oleh beterson tahun 1955 ( Sudibyo dalam Sobur, 2001 : 161 ). Frame pada awalnya dimaknai sebagai struktur konseptual atau perangkat kepercayaan yang
mengorganisir pandangan politik, kebijakan, dan wacana yang menyediakan kategori – kategori standar untuk mengapresiasi realitas. Konsep ini kemudian
dikembangkan lebih jauh oleh Goffman pada tahun 1974 yang mengandalkan frame sebagai kepingan – kepingan perilaku ( strips of behavior ) yang membimbing individu dalam membaca realitas ( Sobur, 2001 : 162 ). Realitas
itu sendiri tercipta dalam konsepsi wartawan. Sehingga berbagai hal terjadi seperti factor dan orang yang didistribusikan menjadi peristiwa yang kemudian
disajikan untuk khalayak.
G. J. Aditjondro mendefinisikan framing sebagai metode penyajian realitas dimana kebenaran tentang suatu kejadian tidak diingkari secara total,
aspek – aspek tertentu, dengan menggunakan istilah yang punya konotasi tertentu dan dengan bantuan foto, karitkaru, dan alat ilustrasi lainnya ( Sudibyo
dalam Sobur, 2001 : 165 ).
Pada analisis framing , yang kita lihat adalah bagaimana cara media
memaknai, memahami dan mebingkai sebuah kasus atau peristiwa yang ada dalam berita. Maka jelas adanya framing secara sederhana dapat digambarkan sebagai stuatu analisis untuk mengetahui bagaimana realitas ( peristiwa, aktir,
kelompok, atau apa saja ) dibingkai oleh media 9 Eriyanto , 2004 : 3 ).
Dalam ranah studi komunikasi analisis framing mewakili tradisi yang
mengedepankan pendekatan multidisipliner untuk menganalisa fenomena atau aktivitas komunikasi yang ada. Perspektif komunikasi framing dipakai untuk membedakan cara – cara atau ideology media saat mengkontruksi fakta.
Karena itu dengan proses seleksi isu dan bagaimana menonjolkan aspek isu atau realitas tesebut dalam berita. Disini framing dipandang sebagai
penempatan informasi dalam konteks yang khas sehingga isu tertentu mendapatkan alokasi yang besar dari pada isu – isu yang lain.
Sehingga jelas bedasarkan Gitlin dalan Eriyanti, dengan framing jurnalis
memproses berbagai inormasi yang tersedia dengan jalan mengemasnya sedemikian rupa dalam kategori kognitif tertentu dan disampaikan pada
khalayak. ( Eriyanto, 2005 : 69 ).
Analisis framing dipakai untuk mengetahui bagaimana realitas dibingkai oleh media. Dengan demikian realitas sosial dipahami, dimaknai dan
dikontruksi dengan bentukan dan makna tertentu. Elemen tersebut
menandakan bagaimana peristiwa dan akan ditampilkan. Inilah sesungguhnya sebuah realitas, bagaimana media membangun, menyuguhkan,
mempertahankan dan memproduksi suati peristiwa kepada pembacanya ( Eriyanto , 2006 : 5 ).
2.1.7 Proses Framing Pan dan Kosicki
Menurut Pan dan Kosicki, ada dua konsepsi dari framing yang saling
berkaitan, yaitu konsepsi psikologis dan konsepso sosiologis. Pertama yaitu konsep Psikologis. Framing dalam konsepso ini berkaitan dengan struktur dan
proses kogniti, bagaimana seseorang mengolah sejumlah informasi dan ditujukan dalam skema tertentu. Dalam pandangan psikologis lebih melihat pada proses internal seseorang, bagaimana individu kognitif menafsirkan suatu
peristiwa dalam cara pandang tertentu. Kedua, konsepso sosiologis. Frame disini dipahami sebaga proses bagaimana seseorang mengklasifikasikan,
mengoganisasikan dan menafsirkan pengalaman sosialnya untuk mengerti dirinya dan realitas di luar dirinya. Pandangan sosiologis lebih melihat pada bagaimana kontruksi sosial atas realitas.
Konsepsi psikologis dan sosiologis dapat digabung dalam satu model dapat dilihat dari bagaimana suatu berita diproduksi dan peristiwa dikontruksi
Dalam mengkontruksi realitas, wartawan tidak hanya menggunakan konsepso yang ada dalam pikirannya semata. Pertama proses kontruksi itu juga
melibatkan nilai sosial yang melekat dalam diri wartawan. Nilai – nilai sosial yang tertanam mempengahui bagaimana realitas dipahami. Ini umumnya
dipahami bagaimana kebenaran diterima secara Taken for granted oleh wartawan. Sebagai bagian dari lingkungan sosial, wartawan akan menerima nilai – nilai, kepercayaan yang ada dalam masyarakat. Kedua, ketika menulis
dan mengkontruksi suatu berita, wartawan bukanlah berhadapan dengan public yang kosong. Hal ini karena wartawan bukan menulis untuk dirinya sendiri,
melainkan untuk dinikmati oleh proses produksi yang selalu melibatkan standar kerja, profesi jurnalistik dan standar professional dari wartawan. ( Eriyanto,2005 : 252 – 254 ).
2.1.8. Perangkat Framing Pan dan Kosicki
Analisis framing yang akan dipergunakan dalam penelitian ini memaknai model yang diperkenalkan oleh Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki. Melalui tulisan mereka “ Framing Analysis : An Approach to News Discourse
“, Pan dan Kosicki ( 1993 ) mengoperasionalkan empat dimensi structural teks berita sebagai perangkat framing : Sintaksis, Scrip, Tematik dan Retoris.
Model ini berasumsi bahwa setiap berita mempunyai frame yang berfungsi sebagai pusat organisasi ide. Frame merupakan suatu ide yang dihubungkan dengan elemen yang berbeda dalam teks berita – kutipan sumber,
latar informasi, pemakaian kata atau kalimat tertentu – ke teks secara
keseluruhan. Frame berhubungan dengan makna. Bagaimana seseorang memaknai suatu peristiwa, dapat dilihat dari perangkat tanda yang
dimunculkan dalam teks. Dalam pendekatan ini perangkat raming dibagi menjadi empat bagian struktur besar. Pertama; Struktur Sintaksis, Kedua;
Struktur Scrip, Ketiga; struktur tematik, Keempat; struktur retoris ( Sobur,2001 : 175 – 176 ).
KERANGKA FRAMING PAN DAN KOSICKI
STRUKTUR PERANGKAT FRAMING UNIT YANG DIAMATI
SINTAKSIS
Cara Wartawan
Menyusun Informasi
1.Skema Berita Headline,Lead,Latar
Fakta,Kutipan Sumber, Pernyataan, Penutup
SKRIP Cara Wartawan
Mengisahkan Fakta
2.Kelengkapan
Berita
5W + 1H
TEMATIK
Cara Wartawan Menulis Fakta
3.Detail 4.Maksud
Kalimat,Hubungan
Paragraf,
5.Nominalisasi Antar Kalimat
6.Koherensi 7.Bentuk Kalimat 8.Kata Ganti
RETORIS
Cara Wartawan Menekankan
Berita
9.Leksikon 10.Grafis
11.Metafora 12. Pengandaian
Kata, Idiom,
Gambar, Foto,
Grafik
1. Sintaksis
Struktur sintaksis berhubungan dengan bagaimana wartawan menyusun peristiwa- pernyataan, opini, kutipan, pengamatan atas peristiwa – kedalam
bentuk susunan kisah berita. Dengan demikian, struktur sintaksis bisa diamati dari bagan berita ( Headline yang dipilih, lead yang dipakai, latar informasi yang dijadikan sandaran, sumber yang dikutip dan sebagainya ). Bentuk
sintaksis yang paling popular adalah struktur Piramida Terbalik, dimana bagian yang diatas lebih penting dibandingkan bagian yang dibawahnya.
a. Headline
Headline merupakan aspek sintaksis dari beritadengan tingkat kemenonjolan yang tinggi menunjkkan kecenderungan berita. Pembaca
cenderung lebih mengingat headline yand dipakai daripada bagian berita. Headline mempunyai framing yang kuat ( Eriyanto,2005 : 257 ).
Posisi judul dianggap penting karena sekilas kalau pembaca dahulu.
Judul berita ( headline ) pada dasarnya mempunyai tiga fungsi, yaitu mengiklankan cerita atau berita, meringkaskan atau mengintisarikan cerita dan
memperbagus halaman. Dalam judul berita tidak diizinkan mencantum sesuatu yang bersifat pendapat atau opini ( Sobur, 2001 : 76 – 77).
b. Lead
Lead yang baik umumnya memberikan sudut pandang dari berita, menunjukkan perpektif tertantu dari peristiwa yang diberitakan ( Eriyanto, 005
: 258 ). Lead adalah intisari berita yang mempunyai 3 fungsi, yakni : (1) Menjawab Rumus 5W + 1 H ( what,who,when,where,why, how ), (2) Menekankan News Feature Of Story dengan menempatkan pada posisi awal,
dan (3) Memberikan identifikasi tentang orang, tempat dan kejadian yang dibutuhkan bagi pemahaman cepat berita itu ( Sobur, 2001 : 77 ).
c. Latar Informasi
Ketika menulis beritas biasanya dikemukakanlatar belakang atas dperistiwa yang ditulis. Latar yang dipilih menetukan kea rah mana pandangan
komunikator dapat menyajikan latar belakang dapat juga tidak, bergantung pada kepentingan mereka ( Sobur, 2001 : 79 ). Latar umumnya ditampilkan di
awal sebelum pendapat wartawan yang sebenarnya muncul dengan maksud mempengaruhi dan member kesan bahwa pendapat wartawan sangat beralasan.
Karena itu latar membantu menyelidiki bagaimana seseorang member pemaknaan atas suatu peristiwa. ( Eriyanto, 2005 : 258 ).
d. Kutipan Sumber
Pengutipan sumber berita dalam penulisan berita dimaksudkan untuk membangun objektifitas – prinsip keseimbangan dan tidak memihak (
Eriyanto, 2005 : 259 ). Ini juga merupakan bagian berita yang menekankan bahwa apa yang ditulis oleh wartawan bukan pendapat wartawan semata, melainkan pendapat dari orang yang mempunya otoritas tertentu.
2. Skr ip
Struktur skrip berhubungan dengan bagaimana media mengisahkan atau menceritakan peristwa dalam bentuk berita. Pola pengorganisasian peritiwa dapat dilihat dari hadirnya komponen – komponen atau unsure kelengkapan
berita yang sejalan dengan kaidah – kaidah jurnalistik yaitu bentuk 5W + 1H. Penerapan penulisan beritas yang disusun sebagai suaru cerita dengan strategi
cara bercerita tertentu, dilakukan institusi media, dalam hal ini oleh wartawan tidak lain untuk menarik perhatian pembaca. Segi cara bercerita dan unur kelengkapan berita dapat menjadi penanda framing yang penting dan ingin
ditampilkan. Skrip merupakan salah satu strategi wartawan dalam
mengkontruksi berita dan skrip member tekanan mana yang didahulukan dan magian mana yang kemudian sebagai strategi untuk menyembunyikan
informasi penting. Bentuk umum dari struktur skrip adalah pola 5W + 1 H – what,who,where,when,why,how.
What : Peristiwa apa yang sedang terjadi? Who : Siapa yang terlibat dalam peristwa itu? When : Kapan peristiwa itu terjadi?
Where : Dimana peristiwa itu terjadi? Why : Mengapa peristiwa itu terjadi?
How : Bagaimana terjadinya peristiwa itu terjadi?
3. Tematik
Struktur tematik berhubungan dengan ara wartawan mengungkapkan pandangannya atas peristiwa ke dalam proposisi, kalimat, atau hubungan antar
kalimat yang membentuk secara keseluruhan. Struktur ini akan melihat bagaimana pemahaman itu diwujudkan ke dalam bentuk yang lebih kecil. Ada beberapa elemen yang dapat diamati dari perangkat tematik ini, antara lain :
a. Detail
Elemen detail berhubungan dengan control informasi yang ditampilkan seseorang ( komunikator ). Komunikator akan menampilkan secara berlebihan
akan menampilkan informasi dalam jumlah sediti ( bahkan kalau tidak perlu disampaikan ) kalau hal ini merugikan kedudukannya. Detail berhubungan
dengan apakah sisi informasi tertentu diuraikan secara panjang atau tidak. ( Sobur. 2001 : 79 ).
b. Maksud Kalimat, Hubungan
Elemen maksud kalimat melihat apakah teks itu disampaikan secara eksplisit ataukah tidak, apakah fakta disajikan secara telanjang ataukah tidak.
Umumnya, informasi yang menguntungkan komunikator akan diuraikan secara eksplisit dan jelas, seblaiknya informasi yang merugikan akan diuraikan
secara tersamar, implicit dan tersembunyi. Tujuan akhirnya adalah kepada public hanya disajikan informasi yang menguntungkan komunikator ( Sobur, 2001 : 79 ).
c. Nominalisasi Antar kalimat
Dengan melakukan nominalisasi, dapat member sugerti kepada khalayak
adanya generalisasi. Hal ini berhubungan dengan pertanyaan apakah komunikator memandang objek sebagai sesuatu yang tunggal berdiri sendiri ataukah sebagai suatu kelompok ( Sobur, 2001 : 81 ).
d. Koherensi
Koherensi adalah pertalian atau jalinan antar kata, proposisi atau kelaimat. Dua buah kalimat atau proposisi yang menggambarkan fakta yang berbeda dapat dihubungkan dengan menggunakan koherensi. Sehingga fakta
yang idak berhubungan sekalipun dapat menjadi berhubungan ketika
seseorang menghubungkannya. Pertama, koherensi sebab akibat. Proposisi atau kalimat satu dipandang akibat atau sebab dari proposisi lain. Proposisi
sebab akibat umumnya ditandai dengan kata hubung “ sebab “ atau “ karena “.
Kedua, koherensi penjelas. Proposisi atau kalimat satu dilihat sebagai penjelas
proposisi atau kalimat lain. Koherensi penjelas ditandai dengan pemakaian kata hubung “ dan” atau “ lalu”. Ketiga, koherensi pembeda. Proposisi atau kalimat satu dipandang kebalikan atau lawan dari proposisi atau kalimat lain.
Koherensi pembeda ditandai dengan kata hubung “dibandingkan” atau “ sedangkan” ( Eriyanto, 2005 : 263 ).
e. Bentuk Kalimat
Berhubungan dengan cara berfikit logis, yaitu prinsip kausalitas. Logika kusalitas kalah diterjemahkan kedalam bahasa menjadi susunan objek (
Menerangkan ) dan predikat ( Yang DIterangkan ). Bentuk kalimat ini bukan hanya persoalan teknis kebenaran tata bhasa, tetapi menentukan makna yang
dibentuk oleh susunan kalimat. Dalam kalimat yang berstruktur aktif, seseorang menjadi objek dari pernyataanya ( Sobur,2001 : 81 ).
f. Kata Ganti
Elemen untuk memanipulasi bahasa dengan menciptakan suatu
komunitas imajinatif. Perngulangan kata yang sama tanpa seuatu tujuan yang jelas akan menimbulkan rasa yang kurang enak. Perngulangan hanya diperkenlakan kalau kata itu dipentingkan atau mendapat penekanan (
4. Retoris
Struktur retoris berhubungan dengan cara wartawan menekankan arti tertentu. Dengan kata lain, struktur retoris melihat pemakaian pilihan kata,
idiom, grafik, gambar, yang juga dipakai guna member penekanan pada arti tertentu.
Ada beberapa elemen struktur retoris, Antara lain :
a. Leksikon
Pemilihan dan pemakaian kata – kata tertentu untuk menandai atau
menggambarkan peristiwa. Pilihan kata – kata yang dipakai tidak semata – mata hanya karena kebetulan, tetapi secara ideologis menunjukkan bagaimana pemaknaan seseorang terhadap fakta dan realitas. Pemakaian kata – kata
tersebut sering kali diiringi dengan penggunaan label – label tertentu ( Eriyanto, 2004 : 264 ).
b. Grafis
Dalam teks berita, grafis biasanya muncul lewat bagian tulisan yang dibuat lain dibandingkan tulisan lain. Pemakaian huruf cetak tebal, huruf
miring, huruf besar, pemakaian garis bawah, pemberian warna, foto, pemakaian caption, raster, grafik, gambar, table atau efek lain untuk
mendukung arti suatu pesan ( Eriyanto, 2005 : 266 ). c. Metafora
Di dalam suatu teks berita, seorang komunikator tidak hanya
menyampaikan pesan pokok, tetapi juga kiasan, ungkapan, metafora yang
dimaksud sebagai ornament atau bumbu dari suatu teks. Tetapi, pemakaian metafora tertentu boleh jadi menjadi petunjuk utama untuk mengerti suatu
teks. Metafora tertentu dipakai oleh komunikator secara strategis sebagai landasan berfikir.Alasan pembenar atas pendapat atau gagasan tertentu kepada
public. ( Sobur, 2001 : 84 ). d. Pengandaian
Pengandaian adalah strategi lain yang dapat member citra tertentu ketika
diterima khalayak. Elemen pengandaian merupakan pernyataan yang digunakan untuk mendukung makna suatu teks. Pengandaian hadir dengan
member pernyataan yang dipandan terpercaya dan karenanya tidak perlu dipertanyakan ( Sobur,2001 : 79 ).
2.2 Kerangka Ber fikir
Pekerjaan media pada dasarnya adalah yang berhubungan dengan
pembentukan realitas. Realitas bukanlah sesuatu yang tersedia, yang kemudian ditampilkan wartawan dalam pesan – pesannya lewat berita. Berita merupakan hasil dari kontruksi dan realitas dari sebuah proses manajemen ternyata tidak
selalu menghasilkan makna yang sama seperti yang diharapkan wartawan dalam diri khalayak pembacanya.
Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah sebuah analisis framing yang mana dipakai untuk mengetahui realitas yang dibingkai oleh media. Dengan demikian realitas sosial dipahami, dimaknai dan di kontruksi (
tersebut menandakan sebuah peristiwa berlangsung. Dari latar belakang tersebut maka paradigm, konsep dan teori yang digunakan peneliti adalah
paradigm Konstruktivisme.
Dalam penelitian ini menggunakan model Zhongdang Pan Dan Gerald
M. Kosicki. Perangkat framig dibagi menjadi empat bagian struktur besar, yaitu : Sintaksis, Skrip, Tematik dan Retoris. Keempat dimensi strukturan ini membentuk semacam tema yang dipertautkan elemen – elemen semantic
narasi berita dalam satu koherensi global. Keempat struktur ini merupakan suatu rangkaian yang dapat mewujudkan framing dari suatu media.
Selengkapnya tertera pada bagan dibawah :
KERANGKA BERPIKIR
Peristiwa Kasus
Pengadaan Al-Qur an Yang Melibatkan Politisi Golkar Zulkarnaen Djabar
Media Online Detik.com dan Tempo.co.id
Perangkat fr aming
Zhongdang Pan dan Gerald M Kosicki
40 3.1. Definisi Operasional
Penelitian ini bersifat kualitatif, dengan metode analisis framing. Penelitian
ini mencoba untuk menangkap perspektif pemberitaan dalam kaitannya dengan bagaimana pemberitaan itu memperlihatkan orientasi sebuah media dengan cara
tertentu memperlakukan realitas atau fakta.
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku,
persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain. Secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks kasus yang
alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah (Lexy.J.Moleong, 2004 : 6).
Metode penelitian yang digunakan adalah analisis framing, yang memiliki
instrument metodologis atau perangkat framing yang dipakai untuk melihat cara media mengkonstruksi sebuah wacana berita dengan melakukan
penonjolan-penonjolan tertentu. Metode analisis framing sangat tepat digunakan untuk menangkap kecenderungan sikap dan perspektif media dalam cara pemberitaannya.
Framing memberi tekanan lebih pada bagaimana teks komunikasi ditampilkan dan bagaimana yang ditonjolkan atau dianggap penting oleh pembuat
teks. Dengan menggunakan analisis framing, peneliti ingin melihat bagaimana
subyektivitas media online Tempo.co.id dan Detik.com melakukan frame
pemberitaan tentang kasus Pemeriksaan korupsi pengadaan Al-Quran yang
menjerat politisi Golkar Zulkarnaen Djabar yang dimuat dalam media on line detik.com dan tempo.co.id.
3.2. Subjek dan Objek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah media online Detik.com dan
Tempo.co.id edisi Jumat 07 September 2012. Sedangkan Obyek penelitian ini adalah berita-berita tentang kasus Pemeriksaan korupsi pengadaan Al-Quran yang menjerat politisi Golkar Zulkarnaen Djabar.
3.3. Unit Analisis
Pada penelitian ini unit analisis yang dugunakan adalah unit reference.
Yaitu unit yang digunakan untuk menganalisis kalimat dan kata yang dimuat dalam teks berita tentang kasus Pemeriksaan korupsi pengadaan Al-Quran yang
menjerat politisi Golkar Zulkarnaen Djabar.
Analisis teks dengan melihat hubungan antara kalimat, foto, grafik, dan
ungkapan narasumber, untuk mengungkapkan pemaknaan terhadap perspektif pemberitaan media online Detik.com dan Tempo.co.id, dalam melihat berita tentang kasus Pemeriksaan korupsi pengadaan Al-Quran yang menjerat politisi
3.4. Korpus Penelitian
Korpus dalam penelitian ini adalah suatu himpunan terbatas atau berbatas
dari unsur yang memiliki sifat bersama atau tunduk pada aturan yang sama. Pendapat lain juga ada yang mengatakan bahwa korpus adalah sekumpulan bahan yang berbatas, yang ditentukan pada perkembangan oleh analisis dengan semacam
kesemenaan, bersifat sehomogen mungkin (Kurniawan, 2001:70). Sifat yang homogeny itu diperlukan untuk member harapan yang beralasan bahwa
unsur-unsurnya dapat dianalisis secara keseluruhan.
Korpus dalam penelitian ini adalah pemberitaan yang berkaitan dengan pemeriksaan kasus pengadaan Al Qur’an yang melibatkan politisi Zulkarnaen
Djabar, pada media online Detik.com dan pemberitaan pada Tempo.co.id edisi Jumae 07 September 2012, yaitu :
Korpus Media Detik.com :
1. Berita 07 September 2012, 18.09 WIB
Judul berita “Tersangka Korupsi Pengadaan Alquran Zulkarnaen Djabar
Ditahan KPK”
2. Berita 07 September 2012, 18.53 WIB
Judul berita “Kasus Alquran, KPK Duga Zulkarnaen Terima Suap Lebih Rp 10 M”
Korpus Media Tempo.co.id : 1. Berita 07 September 2012, 13.28 WIB
Judul berita “Zulkarnaen Djabar Tantang Pembuktian Terbalik”
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
2. Berita 07 September 2012, 14.17 WIB
Judul berita “Zulkarnaen Minta Sebutan Korupsi Alquran Direvisi”
3. Berita 08 September 2012, 16.06 WIB
Judul berita “Zulkarnaen Tuding KPK Mengada-ada”
3.5. Teknik Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini dikumpulkan dari sumber data dan jenis data
primer berupa berita tentang kasus Pemeriksaan korupsi pengadaan Al-Quran yang menjerat politisi Golkar Zulkarnaen Djabar yang dimuat media online Detik.com dan Tempo.co.id pada edisi 07 September 2012
.
3.6. Metode Analisis Data
Pada penelitian ini metode analisis yang digunakan adalah dengan menganalisis struktur sintaksis yang digunakan untuk mengamati dari bagan berita. Sintaksis berhubungan dengan bagaimana penyusunan
peristiwa-peristiwa, opini, kutipan, pengamatan atas peristiwa kedalam bentuk sususnan kisah berita, seperti headline, yang dipilih, lead yang dipakai, latar informasi yang
dijadikan sandaran, dan sumber yang dikutip. Selanjutnya menganalisis struktur skrip yaitu melihat bagaimana strategi bercerita atau bertutur yang dipakai dalam mengamas peristiwa dan kemudian menganalisis struktur yang berhubungan
dengan cara mengungkapkan pandangannya atas peristiwa kedalam proposisi, kalimat, atau hubungan antar kalimat yang membentuk teks secara keseluruhan.
itu diungkapkan atau dibuat oleh wartawan. Ada beberapa elemen yang dapat diamati dari perangkat tematik diantaranya detail, maksud, nominalisasi,
koherensi dan bentuk kalimat. Dan yang terakhir menganalisis struktur retoris berhubungan dengan cara menekankan arti tertentu. Dengan katalain melihat pemakaian pemilihan kata, idiom, grafik, gambar, yang juga dipakai guna
memberi penekanan pada arti tertentu.
3.7. Langkah-langkah Analisis Framing
Dengan menggunakan perangkat framing model Zhongdang Pan dan Kosicki maka analisis berita tentang kasus Pemeriksaan korupsi pengadaan
Al-Quran yang menjerat politisi Golkar Zulkarnaen Djabar berdasarkan pada empat struktur besar yaitu :
a) SINTAKSIS adalah bagaimana media online Detik.com dan Tempo.co.id menyusun berita kedalam bentuk susunan umum berita. Sintaksis dapat memaknai bagaimana wartawan memaknai suatu kasus dan hendak dibawa kemana berita
tersebut.
1. Headline : judul berita pada topik berita tentang kasus Pemeriksaan korupsi
pengadaan Al-Quran yang menjerat politisi Golkar Zulkarnaen Djabar merupakan inti dari suatu berita, dengan disingkat, bentuk huruf, mencolok untuk menarik perhatian.
2. Lead : atau teras berita, menunjukkan perspektif atau sudut pandang media online Detik.com dan Tempo.co.id
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
3. Latar : latar belakang atas berita tentang kasus Pemeriksaan korupsi pengadaan Al-Quran yang menjerat politisi Golkar Zulkarnaen Djabar,
bagaimana Detik.com dan Tempo.co.id memberikan pemaknaan dan issu pada berita tersebut.
4. Pengutipan Sumber Berita : pengutipan dari narasumber untuk membangun
obyektifitas, prinsip keseimbangan agar khalayak tidak memihak.
b) SKRIP adalah bagaimana media online Detik.com dan Tempo.co.id mengisahkan atau menceritakan tent