• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS SIKAP DAN KEYAKINAN DARI PESAN IKLAN TERHADAP MINAT BELI PRODUK HAND BODY LOTION VIVA DI SURABAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS SIKAP DAN KEYAKINAN DARI PESAN IKLAN TERHADAP MINAT BELI PRODUK HAND BODY LOTION VIVA DI SURABAYA."

Copied!
94
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan Oleh :

DHANY NOVARISA

0712010029 / FE / EM

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

(2)

Dengan mengucapkan puji syukur kehadapan Allah SWT, atas segala rahmatNya sehingga saya berkesempatan menimba ilmu hingga ke jenjang Perguruan Tinggi. Berkat rahmatNya pula memungkinkan saya untuk menyelesaikan skripsi dengan judul “ANALISIS SIKAP DAN KEYAKINAN DARI PESAN IKLAN TERHADAP MINAT BELI PRODUK HAND BODY LOTION VIVA DI SURABAYA.”

Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan karya tulis ini tidak lepas dari bimbingan dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini saya menyampaikan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Dr. Dhani Ichsanudin N, MM., Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3. Bapak Dr. Muhadjir Anwar, MM., Ketua Jurusan Manajemen Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

(3)

6. Seluruh Staf dan Dosen Fakultas Ekonomi UPN “Veteran” Jawa Timur yang telah memberikan ilmunya.

7. Papa dan Mama tercinta, Kakak dan Kakak Ipar, Saudara kembar saya yang bernama Dhiny Novarisa, serta teman dan sahabat yang bernama Ayu Anggar Pratiwi, Angga Priantoro, Rizky Darma Yudistira, dan Nurhayati, yang senan tiasa dengan sabar memberikan doa serta semangat dan dorongan, baik moral maupun materil hingga skripsi ini selesai.

Akhirnya penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan didalam penulisan skripsi ini, oleh karenanya penulis senantiasa mengharapkan kritik dan saran bagi perbaikan dimasa mendatang. Besar harapan penulis, semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi pembaca

Surabaya, April 2012

(4)

Daftar Tabel ……….

viii

Daftar Gambar ……….

ix

Daftar Lampiran ………..

x

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah ………

1

1.2

Perumusan Masalah ………...

10

1.3

Tujuan Penelitian ………...

10

1.4

Manfaat Penelitian ……….

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Penelitian Terdahulu ………..

13

2.2

Landasan Teori ………..

17

2.2.1 Pengertian Manajemen Pemasaran ………

17

2.2.2 Pengertian Pemasaran ………

18

2.2.3 Konsep Pemasaran ………...

18

2.2.4 Pengertian Bauran Pemasaran ………...

20

2.3

Pesan Iklan ……….

22

2.3.1 Tujuan Iklan ………...

23

2.3.2 Karakteristik Iklan ……….

24

2.3.3 Pemilikan Media Iklan ………...

25

2.4

Keyakinan Konsumen ………...

29

2.5

Sikap Konsumen ………

30

2.6

Minat Beli ………..

32

2.7

Hubungan Antar Variabel ………..

33

2.7.1 Pengaruh Antar Pesan Iklan Terhadap Sikap

Konsumen ………..

33

2.7.2 Pengaruh Antara Pesan Iklan Terhadap Keyakinan

Konsumen ………..

34

2.7.3 Pengaruh Antar Sikap Konsumen Terhadap Minat

Beli ……….

35

2.7.4 Pengaruh Antar Keyakinan Konsumen Terhadap

Minat Beli ………..

36

2.8

Kerangka Konseptual ………

38

(5)

3.1.1 Definisi Operasional Variabel ………...

40

3.1.2 Pengukuran Variabel ……….

42

3.2

Teknik Penentuan Sampel ……….

43

3.3

Jenis Pengumpulan Data ………

43

3.4

Teknik Analisis & Uji Hipotesis ………...

44

3.4.1 Teknik Analisis Data ……….

44

3.4.2 Hipotesis Pengujian ………...

52

3.4.2.1

Evaluasi Kriteria Goodness Of Fit ………

52

BAB IV

HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN

4.1

Deskripsi Obyek Penelitian ………...

56

4.1.1 Analisis Karakteristik Responden ……….

56

4.1.2 Karakteristik Hand Body Lotion Viva ………...

56

4.2

Deskripsi Hasil Penelitian ……….

57

4.3

Deskripsi Pesan Iklan ………

58

4.4

Deskripsi Keyakinan Konsumen ………...

60

4.5

Deskripsi Sikap Konsumen ………...

61

4.6

Deskripsi Minat Beli ……….

63

4.7

Analisis Data & Pengujian Hipotesis ………

64

4.7.1 Uji Outlier Multivariate ……….

64

4.8

Uji Reliabilitas ………...

66

4.9

Uji Validitas ………...

67

4.10

Uji Contruct Reliability & Variance External ………...

68

4.12

Uji Multicollinerity & Singularity ……….

71

4.16

Uji Kausalitas ………

76

4.17

Analisis Unidimensi First Order ………

77

4.20

Pembahasan ………...

78

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1

Kesimpulan ………

85

5.2

Saran ………..

86

(6)

Dhany Novar isa Abstr aksi

Dunia pemasaran yang semakin kompetitif menuntut perusahaan untuk memiliki keunggulan daya saing. Untuk tetap bertahan dalam dunia pemasaran yang semakin cepat berubah seiring perkeembangan dalam era globalisasi maka perusahaan dituntut untuk semakin bekerja keras, pintar, dan kreatif. Disisi lain konsumen dihadapkan pada berbagai macam pilihan produk. Tujuan pada penelitian ini adalah untuk menganalisis Sikap dan Keyakinan Dari Pesan Iklan Terhadap Minat Beli Produk Hand Body Lotion Viva di Surabaya.

Penelitian ini menggunakan variabel Pesan Iklan (X1) dengan indikator

fantasi (X1.1), musik (X1,2), rasa takut (X1,3), variabel Keyakinan Konsumen (X2)

dengan indikator kemudahan dalam mendapatkan (X2,1), kemudahan

penyimpanan (X2,2), kemudahan pemakaian (X2,3), variabel Sikap Konsumen

(X3) dengan indikator kepercayaan pada merek (X3,1), evaluasi pada merek

(X3,2), maksud untuk membeli (X3,3), variabel Minat Beli (Y) dengan indikator

intensitas pencarian informasi (Y1), keinginan segera membeli (Y2), keinginan

preferensial (Y3). Skala menggunakan skala interval dan teknik pengukuran

variabel dengan menggunakan skala semantic differential scale, tanggapan pernyataan tersebut dinyatakan dengan member skor yang berada pada rentang nilai 1 sampai dengan 5 pada masing-masing skala. Populasi pada penelitian ini adalah jumlah seluruh calon konsumen hand body lotion viva di Surabaya Timur. Teknik pengambilan sampel ini adalah accidental sampling dengan jumlah responden 108 konsumen hand body lotion viva serta masyarakat yang pernah melihat iklan hand body lotion viva. Data yang digunakan adalah data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari jawaban para responden dengan menggunakan media kuesioner. Teknik pengumpulan data melalui kuesioner. Pengolahan data yang diperoleh dengan menggunakan analisis permodelan SEM

(Structural Equation Modelling).

Berdasarkan uji analisis di dapat hasil bahwa pengaruh positif antara pesan iklan terhadap keyakinan konsumen dapat diterima, pengaruh positif pesan iklan terhadap sikap konsumen tidak dapat diterima, pengaruh positif keyakinan konsumen terhadap minat beli tidak dapat diterima, dan pengaruh positif sikap konsumen terhadap minat beli tidak dapat diterima pada Hand body lotion Viva di sekitar daerah Kedung Baruk Kecamatan Rungkut, Surabaya Timur.

(7)

1.1 Latar Belakang

Pemanasan global yang terjadi akhir-akhir ini membuat manusia merasakan bahwa sinar matahari tidak aman untuk kulit dan juga dapat berdampak buruk pada kesehatan. Saat ini wanita baik yang masih sekolah ataupun bekerja sangatlah risau dengan adanya pemanasan global maka wanita disini mulai menjaga keremajaan kulitnya dengan melakukan perawatan tubuh. Setiap wanita selalu ingin berpenampilan menarik dan cantik setiap saat, ini merupakan gaya hidup yang tidak pernah digantikan, mereka juga sangat menjaga kesehatan kulitnya. Kebutuhan ini sekarang dirasakan wanita yang berada di kota besar ataupun kota kecil sama yaitu ingin berpenampilan cantik dan menarik.

Permasalahan yang sering dialami wanita atau remaja putri yaitu mereka mempunyai kulit yang sensitif dan warna kulit mudah sekali berganti. Pada akhirnya para wanita atau remaja putri ini mulai mencari produk body lotion yang cocok dengan kulit mereka yang dapat menghambat pembentukan melamin dari tabir surya aktif dan pigmen penghitam kulit. Ini merupakan salah satu upaya menonjolkan karakter kepribadian seseorang dan ini berdampak pada faktor psikologis yang sangat kuat untuk mempergunakan produk body lotion.

(8)

remaja putri. Sehingga dalam memilih satu produk kosmetik body lotion kita bisa melihat hubungan kompleks antara tubuh, gaya penampilan dan kesenangan serta unsur kejiwaan seseorang. Produk-produk perawatan tubuh khususnya body lotion yang dikeluarkan perusahaan kosmetik saat ini mempunyai fungsi sebagai alat untuk menghambat pembentukan melamin dari tabir surya yang aktif. Maka dari itu perusahaan dituntut untuk mencari, menentukan dan memanfaatkan peluang untuk menjaga produk-produk. Oleh karena itu perusahaan harus mampu membuat kesan baik kepada konsumen dengan adanya produk-produk yang dijual dipasaran dan harus terus menerus menyiasati bagaimana produk tersebut agar laku terjual.

(9)

untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran individu dan organisasi. Manajemen pemasaran terjadi bila sekurang-kurangnya satu pihak pelaku pertukaran potensial berpikir tentang sarana-sarana untuk melaksanakan tanggapan yang diinginkan oleh pihak pertama itu dari pihak lain.

Iklan juga menjadi pilihan yang menarik sebagai sumber informasi, media hiburan, dan media komunikasi bagi pemasar. Iklan merupakan salah satu instrument pemasaran yang aktivitasnya didasarkan pada konsep komunikasi. Iklan (Information) didefinisikan sebagai pesan yang menawarkan suatu produk yang ditunjukkan kepada masyarakat melalui suatu media. Lebih dari itu iklan juga diarahkan untuk membujuk orang supaya membeli. Agar komunikasi efektif dan mencapai sasaran, terdapat tiga hal yang dapat diperhatikan yaitu pengaruh iklan terhadap perubahan perilaku pembelian, proses komunikasi dan pengambilan keputusan yang mempengaruhi perilaku serta target konsumen. Pada akhirnya, iklan memelihara citra produk bahkan perusahaan dibenak konsumen. Jika suatu perusahaan ingin mempertahankan kekuatan mereknya, maka ia harus melakukan periklanan secara efektif dan berkelanjutan. Melalui periklanan dengan media tertentu baik media cetak, radio dan televisi diharapkan konsumen akan mengetahui, mendengar, membaca dan melihat produk yang ditawarkan. Selanjutnya konsumen akan memperhatikan, memahami, menafsirkan dan merespon iklan tersebut pada akhirnya menimbulkan minat untuk melakukan pembelian.

(10)

melibatkan emosi atau perasaan tertentu dalam diri konsumen terhadap iklan. Untuk sampai pada suatu respon pembelian sebagai pengaruh dari iklan, maka konsumen mengalami beberapa proses yaitu mengetahui isinya, mengingat pesannya, mempunyai citra yang baik pada iklan, mempunyai niat membeli dan akhirnya membeli produk yang diiklankan. Menurut Sukarno (2005:140), minat beli merupakan keinginan yang direncanakan sepenuhnya oleh konsumen untuk melakukan pembelian nyata. Secara singkat minat beli (Inttention) dapat diartikan sebagai rencana pembelian. Jadi, minat beli suatu konsumen akan memberikan nilai positif pada suatu produk hand body lotion merk viva. Hal ini dapat membuat perusahaan lebih mengembangkan produknya dengan membuat berbagai varians aroma agar konsumen merasa nyaman dan senang telah memilih produk hand body lotion merk viva.

(11)

Sikap mempunyai arti penting dalam pembuatan keputusan pemasaran dan ada kecenderungan yang kuat untuk menganggap bahwa sikap itu sebagai faktor yang paling kuat untuk memprediksi perilaku dimasa yang akan datang serta dapat membantu perusahaan meramalkan permintaan produk serta mengembangkan program pemasaran yang tepat. Sikap seseorang terhadap atribut produk dapat berbeda-beda karena keyakinan serta evaluasi terhadap atribut yang dimiliki produk tersebut. Disamping itu masih ada faktor lain yang turut berpengaruh yang pada akhirnya akan menentukan minatnya membeli suatu produk. Dalam penelitian ini sikap merupakan faktor yang mendapatkan perhatian dari peneliti, karena sikap merupakan faktor yang tepat untuk memprediksi atau meramalkan perilaku konsumen dimasa yang akan datang. Jadi dengan mempelajari sikap konsumen diharapkan dapat menentukan apa yang akan dilakukan dimasa yang akan datang.

Sikap konsumen (Attitude) sebagaimana yang dimaksudkan menurut Sutina (dalam Sukarno, 2005:138) adalah melayani kecenderungan memberikan tanggapan pada suatu obyek atau kelompok obyek baik disenangi atau tidak disenangi secara konsisten. Sikap memainkan peranan utama dalam pembentukan perilaku individu, dalam hal ini pembelian terhadap suatu produk atau merek. Dalam memutuskan produk atau merek apa yang akan dibeli, toko mana yang akan dijadikan langganan, konsumen akan secara khas melakukan pemilihan terhadap suatu merek atau produk dievaluasi secara paling menguntungkan.

(12)

sekadar kegiatan promosional atas produk menjadi kegiatan pemasaran seperangkat nilai dan keyakinan. Iklan televisi telah menjadi satu bagian kebudayaan populer yang memproduksi dan mempresentasikan nilai, keyakinan, dan bahkan ideologi. Menariknya, iklan televisi kemudian tidak luput dari perannya sebagai arena komodifikasi, dimana pesan iklan bukan lagi sekadar menawarkan barang dan jasa, melainkan juga menjadi semacam alat untuk menanamkan makna simbolik. Sasaran iklan adalah sekelompok orang yang di kategorikan mempunyai kepentingan terhadap produk yang ditawarkan dan mereka mungkin membelinya atau sebagian pembeli potensial. Untuk dapat mencapai sasaran dari tujuan periklanan maka iklan juga mempunyai strategi-strategi isi dari pesan iklan yang disampaikan untuk mempengaruhi konsumen. Selain itu, pesan iklan harus menarik, spesifik, mudah mengerti, singkat, dan bisa dipercaya. Masalah-masalah yang sering timbul di pesan iklan mempunyai efek dalam mempengaruhi sikap konsumen. Efek yang mempengaruhi sikap konsumen disini dapat merubah gaya hidup, selain itu konsumen juga membutuhkan bukti kesaksian dari orang-orang terkenal agar tertarik dengan produk hand body lotion viva.

(13)

diyakininya. Selain itu menurut Bovee (1996:141), pesan iklan adalah ide atau berita yang dikomunikasikan atau yang disampaikan kepada konsumen melalui media iklan. http://id.shvoong.com. Untuk memahami sebuah komunikasi yang efektif dengan berdasarkan pandangan Harold Lasswell, bahwa komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu (Effendy,2001:10). Pesan iklan yang diminati atau dievaluasi secara menguntungkan dapat menghasilkan sikap yang lebih positif terhadap produk. Sehingga dapat menyebabkan keputusan untuk membeli (pertama kali konsumen mempunyai kepercayaan dan keyakinan terhadap merek, mengembangkan sikap terhadap merek, dan kemudian memutuskan apakah membeli atau tidak). Dan semakin seringnya konsumen mengetahui produk yang diiklankan, maka konsumen maka mengingat produk tersebut dan timbul keyakinan serta kepercayaan dari konsumen atas produk yang diiklankan tersebut (Jurnal Sukarno, 2005:139).

(14)

hand body lotion avocado, viva hand body lotion ekstrak ramuan tradisional. Hand body lotion terbuat dari ramuan yang sudah dipercayai sebagai ramuan kosmetik.

Produk hand body lotion boleh dibilang merupakan salah satu kategori produk dengan tingkat persaingan yang sangat ketat. Bahkan persaingan dikategorikan tidak akan pernah berakhir, mengingat produk ini termasuk produk yang dibutuhkan semua orang. Saat ini produk penjualan hand body sudah merosot tajam, sehingga persaingan sangat terasa. Persaingan saat ini yang paling terasa dikuasai oleh PT. Filma Utama Soap dibandingkan PT. Vitapharm. Dalam persaingan ini yang paling menonjol dari PT. Filma Utama Soap yaitu sabun mandi Claudia dan hand body lotion Marina. Sementara itu PT. Vitapharm mengeluarkan hand body lotion Viva dan Compact Powder. Dari persaingan usaha ini maka pertempuran head –to head antara kedua perusahaan ini pun tak dapat terhindarkan.

Tabel 1.1

Top Brand Indeks Hand Body Lotion tahun 2008 – 2010

No Nama Mer k 2008 2009 2010

1 Citr a 48,4 % 45,7 % 54,7 %

2 Vaseline 29,2 % 30,3 % 28,4 %

3 Mar ina 15,2 % 18,0 % 12,8 %

4 Viva 7,2 % 6,0 % 4,1 %

(15)

Pada tabel 1.1 dapat dilihat bahwa Viva tidak berhasil mendominasi pangsa pasar Hand body lotion di Indonesia. Produk hand body lotion merek Viva mendapatkan peringkat ke 4 sebesar 4,1 %, maka dari sini dapat dilihat luas pangsa pasar menurun disebabkan oleh jaringan pemasaran menurun, kekuatan penjualan menurun dan perancangan strategi pemasaran yang mencakup posisi produk dan mendeferensiasi pasar tidak lagi mampu untuk menciptakan pertumbuhan dan keuntungan di masa depan. Di antara beberapa merek hand body lotion merek Marina dengan merek Viva bersaing secara frontal di pasar.

Top Brand disini adalah suatu wujud pengakuan dari konsumen terhadap sebuah merek, karena Top Brand ini merupakan sebagian besar hasil survey yang dilakukan terhadap konsumen. Dalam suatu merek dikatakan Top jika merek tersebut dikenal luas dalam benak konsumen (Mind Share) yang memiliki market yang tinggi dan tingkat loyaliotas konsumen yang tinggi pula.

(16)

menguatkan suatu produk akan sikap dan keyakinan agar membeli body lotion tersebut. Kesemuanya ini diharapkan mampu menimbulkan minat beli atau daya jual dari konsumen. Hal ini tentu saja akan mampu mempengaruhi konsumen untuk melakukan pembelian produk body lotion tersebut. Maka dari sini perusahaan harus mampu menerapkan strategi pemasaran yang berfokus terhadap promosi dan iklan.

Berdasarkan hal tersebut di atas peneliti ingin mengambil judul “Analisis Sikap Dan Keyakinan Dar i Pesan Iklan Ter hada p Minat Beli Pr oduk Hand Body Lotion Viva Di Sur abaya.” Data ini akan didukung dengan melakukan penelitian pada konsumen potensial yang diharapkan pula peneliti memperoleh jawaban dari masalah yang sedang diteliti. Judul di atas juga mempunyai pengaruh yang sangat kuat antara variabel satu dengan variabel lainnya. Sikap dan keyakinan suatu konsumen di dapat dari pesan iklan yang ditawarkan maka akan terbentuk suatu minat beli produk Hand Body Lotion Viva ini. Fakta membuktikan bahwa gencarnya iklan yang dilakukan oleh hand body lotion merek Viva menunjukkan betapa besar keinginan menguasai pangsa pasar.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat diambil suatu rumusan sebagai berikut:

a. Apakah Sikap Konsumen (Attitude) berpengaruh terhadap Pesan Iklan

(17)

b. Apakah Keyakinan Konsumen (Confidence) berpengaruh terhadap Pesan Iklan (Information)?

c. Apakah Sikap Konsumen (Attitude) berpengaruh terhadap Minat Beli

(Inttention) ?

d. Apakah Keyakinan Konsumen (Confidence) berpengaruh terhadap Minat Beli (Inttention) ?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada pemirsa iklan produk hand body lotion Viva yang bertujuan :

a. Untuk menganalisis adanya Sikap konsumen pengaruh terhadap Pesan Iklan.

b. Untuk menganalisis adanya pengaruh Keyakinan Konsumen terhadap Pesan Iklan.

c. Untuk menganalisis adanya pengaruh Sikap Konsumen terhadap Minat Beli.

(18)

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Manfaat bagi perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran bagi PT. Vitapharm untuk dipakai salah satu alternatif dalam mengembangkan dan meningkatkan efektivitas hand body lotion Viva terutama dalam mengantisipasi gencarnya persaingan hand body lotion.

b. Manfaat bagi sendiri

(19)

2.1 Hasil Penelitian Ter dahulu

Hasil penelitian terdahulu yang dapat memberikan kontribusi dan menjadi acuan dalam penyusunan ini adalah penelitian yang dilakukan :

1. Zuraida dan Chasanah (jurnal,2001). Melakukan penelitian dengan judul “Analisis Efektifitas Iklan Rinso, SoKlin, dan Attack dengan menggunakan

Consumer Decision Model (CDM).

Berdasarkan analisis Consumer Decision Model (CDM) yang memiliki enam variabel yang berhubungan yaitu Pesan Iklan (F, Information), Pengenalan Merek (B, Brand Recognition), Sikap Konsumen (A, Attitude), Keyakinan Konsumen (C, Confidence), Minat Beli (I, Inttention), dan Pembelian (P,

Purchase). Berdasarkan hasil analisis data tersebut, maka dapat diambil beberapa

kesimpulan sebagai berikut :

a. Variabel Pesan Iklan mempunyai pengaruh signifikan terhadap Keyakinan Konsumen.

b. Variabel Pesan Iklan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Sikap Konsumen.

c. Variabel Keyakinan Konsumen mempunyai pengaruh signifikan terhadap Minat Beli.

(20)

e. Variabel Pesan Iklan dapat berpengaruh langsung terhadap Minat Beli tanpa melalui Keyakinan Konsumen, Keyakinan Konsumen bukan sebagai variabel antara.

f. Variabel Pesan Iklan dapat berpengaruh langsung terhadap Minat Beli tanpa melalui Sikap Konsumen, Sikap Konsumen bukan sebagai variabel antara.

Perbedaan yang ada pada jurnal (Zuraida dan Chasanah) yaitu

a. untuk produk Rinso, SoKlin dan Attack efektifitas pesan iklan dengan menggunakan konsep CDM akan menjadi efektif jika melalui variabel pengenalan merek dan sebaliknya tidak efektif jika melalui variabel keyakinan konsumen dan sikap konsumen. Dengan demikian konsep CDM tidak dapat diterapkan sepenuhnya baik untuk Rinso, SoKlin, maupun Attack.

b. Penelitian ini hanya melihat efektifitas pesan iklan sampai dengan niat beli, tidak sampai pada tindakan pembelian nyata.

c. Uji hipotesisnya menggunakan regresi linier sederhana.

Sedangkan kesamaan yang terjadi pada jurnal (Zuraida dan Chasanah) yaitu a. Dengan menggunakan model Consumer Decision Model (CDM). Karena

(21)

2. Gendut Sukarno (jurnal,2005) melakukan penelitian dengan judul “Penggunaan Consumer Decision Model (CDM) dalam Pengukuran Efektifitas Periklanan Hand body lotion merek Viva”. Berdasarkan analisis

Consumer Decision Model (CDM) yang memiliki enam variabel yang

berhubungan yaitu Pesan Iklan (F, Information), Pengenalan Merek (B,

Brand Recognition), Sikap Konsumen (A, Attitude), Keyakinan Konsumen

(C, Confidence), Minat Beli (I, Inttention), dan Pembelian (P, Purchase).

Berdasarkan hasil analisis data tersebut, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :

a. Faktor Informasi berpengaruh positif terhadap Faktor Pengenalan Merek. b. Faktor Pengenalan Merek berpengaruh positif terhadap sikap konsumen. c. Faktor Pengenalan Merek berpengaruh positif terhadap keyakinan

konsumen.

d. Faktor Informasi berpengaruh positif terhadap sikap konsumen. e. Faktor Informasi berpengaruh positif terhadap keyakinan konsumen. f. Faktor sikap konsumen berpengaruh positif terhadap minat beli. g. Faktor keyakinan konsumen berpengaruh positif terhadap minat beli.

Perbedaan yang ada pada jurnal (Gendut Sukarno) yaitu

a. Iklan shampoo Pantene belum efektif yang dinilai dari tanggapan konsumen.

b. Pesan yang disampaikan kurang mudah dipahami oleh konsumen sehingga iklan tidak tepat sasaran.

(22)

d. Uji hipotesisnya menggunakan Analysis Model One Step Approach to SEM.

Kesamaan yang terjadi dalam jurnal (Gendut Sukarno) yaitu

a. Dengan menggunakan metode Consumer Decision Model (CDM), maka iklan dan konsumen serta membentuk suatu hubungan yang kuat .

3. I Putu Artaya (dengan kajian yang berjudul “Pengaruh sikap dan keyakinan konsumen dalam keputusan pembelian tepung terigu merek Gunung Bromo produk PT. BOGASARI FLOUR MILLS Surabaya”. Berdasarkan hasil analisis data pengaruh sikap dan keyakinan diatas, diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :

a. Keyakinan konsumen memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian.

b. Sikap konsumen memiliki pengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.

c. Keyakinan konsumen dan sikap konsumen mempunyai hubungan yang kuat dan searah dengan keputusan pembelian.

d. Variabel yang tampak dominan adalah keyakinan konsumen, sedangkan sikap konsumen tidak dominan meskipun sama-sama berpengaruh nyata. Perbedaan yang ada pada jurnal ( I PUTU ARTAYA) yaitu

a. Menggunakan model regresi linier berganda

(23)

2.2 Landasan Teor i

2.2.1 Penger tian Manajemen Pemasar an

Manajemen pemasaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan dan mengendalikan kegiatan-kegiatan pemasaran untuk membantu dan mendukung pertukaran yang efisien dan efektif. Definisi menajemen pemasaran banyak diberikan para ahli pemasaran.

Menurut Kotler (2007:13) manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran penetapan harga promosi serta penyaluran gagasan barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan-tujuan individu dan organisasi.

(24)

2.2.2 Pengetian Pemasaran

Menurut Kotler (2007:8) pemasaran adalah suatu proses sosial dan menajerial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.

Menurut Stanton pada buku Swastha dan Irawan (2003:5) pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencakanan, menentukan harga, mempromosikan dari mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembelian yang ada maupun pembelian potensial.

2.2.3 Konsep Pemasar an

Menurut Kotler (2007:17) konsep pemasaran menyatakan bahwa kunci untuk meraih tujuan organisasi adalah lebih efektif dari pada pesaing dalam memadukan kegiatan pemasaran guna menetapkan dan memuaskan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran.

Sebagai falsafah bisnis konsep pemasaran bertujuan memberikan keputusan terhadap keinginan dan kebutuhan konsumen atau berorientasi kepada konsumen. Definisi konsep pemasaran ini menurut Swastha dan Irawan (2003:10) adalah sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan.

(25)

dengan usaha mengenali dan merumuskan keinginan dan kebutuhan konsumen. Dasar pemikiran yang terkandung di dalam konsep pemasaran dapat digolongkan ke beberapa elemen pokok, yaitu :

A. Orientasi konsumen, pasar atau pembeli

Dalam upaya memasarkan hasil produknya, produsen hendaknya memperhatikan selera konsumen, karena produk yang dihasilkan akan lebih banyak berhubungan dengan konsumen sebagai penikmat dan sebagai penggunanya. Beberapa konsumen yang harus ada untuk perusahaan yang benar-benar memperhatikan konsumen, antara lain :

a. Menentukan kebutuhan pokok dari pembeli yang akan dilayani dan dipenuhi.

b. Memilih kelompok pembeli tertntu sebagai sasaran dalam penjualannya. c. Menentukan produk dan program permasalahannya.

d. Mengadakan penelitian kepada konsumen untuk mengukur, menilai dan menafsirkan keinginan sikap serta tingkah laku mereka.

e. Menentukan dan melaksanakan strategi yang paling baik, apakah menitik beratkan pada mutu yang tinggi, harga yang murah atau model yang menarik.

B. Volume penjualan yang menguntungkan

(26)

Dapat pula dikatakan bahwa sebenarnya laba itu sendiri merupakan pencerminan dari usaha-usaha perusahaan yang berhasil memberikan kepuasan kepada konsumen.

2.2.4 Penger tian Bauran Pemasaran (Mar keting Mix)

Perusahaan, bauran pemasaran adalah gabungan strategi produk, penetapan harga, promosi dan distribusi yang digunakan untuk memasarkan produk.

Menurut Swastha (1983:78), Marketing Mix merupakan kombinasi dari empat variabel atau kegiatan inti dari sistem pemasaran perusahaan, yakni : produk, harga, promosi, dan sistem distribusi. Dimana hal tersebut akan menentukan keberhasilan pemasaran bagi perusahaan, dan semua ini ditujukan untuk memberikan kepuasan kepada segmen pasar atau konsumen yang dipilih.

Kegiatan-kegiatan yang dimaksud dalam Marketing Mix yaitu product,

price, promotion, place. Untuk dapat memenuhi atau melayani konsumen

seefektif mungkin, maka kegiatan-kegiatan ini perlu dikombinasikan, dipadukan dan dikoordinasikan sebagai nantinya tujuan perusahaan dapat tercapai.

Secara ringkas marketing mix menurut Kotler (marketing management, 2000) dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Produk (product)

(27)

pembungkus, warna, harga, prestasi perusahaan, dan pengecer yang diterima oleh pembeli untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan.

2. Harga (price)

Adalah pengorbanan yang diwujudkan dalam rangka memperoleh barang dan jasa, biasanya diukur dengan sejumlah uang. Berdasarkan nilai tersebut seseorang atau perusahaan bersedia melepaskan barang atau jasa yang dimiliki kepada pihak lain pada produk yang umum, penurunan harga dapat menaikkan penjualan, sedangkan pada produk yang membawa citra bergengsi, kenaikan harga akan menaikkan penjualan karena produk dengan harga tinggi akan menunjukkan image atau kepribadian seseorang.

3. Promosi (promotion)

Adalah kegiatan yang bertujuan mengkomunikasikan produk perusahaan kepasar sasaran sekaligus memotivasi minat mereka untuk membeli. Promosi merupakan kegiatan yang dapat mengkomunikasikan keunggulan suatu produk dan membujuk konsumen untuk membelinya. Jadi, promosi merupakan komponen yang dipakai untuk mempengaruhi pasar.

4. Tempat (place)

Adalah sejumlah organisasi mandiri yang terlibat dalam proses penyediaan produk untuk dikonsumsi oleh konsumen, meliputi wilayah pemasaran, maupun struktur penyaluran, sehingga produk dapat mencapai pasar yang dituju tepat pada waktunya.

Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa marketing mix

(28)

pada salah satu unsur saja maka akan mempengaruhi usaha pemasaran, yang berarti juga akan mempengaruhi tingkat atau volume penjualan yang akan dicapai oleh perusahaan.

2.3 Pesan Iklan (Information) ser ta indikator nya

Menurut Swastha dan Irawan (1983:350), periklanan adalah presentasi dan promosi non promosi non pribadi tentang ide, barang, dan jasa yang dibayar oleh sponsor tertentu.

Menurut Sutisna (2001) periklanan adalah bentuk komunikasi yang dibayar, walaupun beberapa bentuk periklanan seperti iklan layanan masyarakat, biasanya menggunakan ruang khusus yang gratis atau walaupun harus membayar tapi dengan jumlah yang sedikit. Purnama (2001:156) mendefinisikan periklanan sebagai bentuk presentasi non personal atau massal dan promosi ide, barang atau jasa oleh seseorang sponsor tertentu yang memerlukan pembayaran. Jefkins (1997:5) periklanan merupakan pesan-pesan penjualan yang paling persuasif yang diarahkan kepada calon pembeli yang paling potensial atas produk barang atau jasa tertentu dengan biaya yang semurah-murahnya.

(29)

penting semua kegiatan itu tetap efektif dan ekonomis dalam pengertian dapat mencapai sasaran perusahaan.

2.3.1 Tujuan Per iklanan

Langkah pertama dalam mengembangkan program periklanan adalah menetapkan tujuan periklanan. Tujuan ini harus didasarkan pada keputusan-keputusan terdahulu, mengenai pasar sasaran, positioning dan bauran pemasaran.

Dari definisi pemasaran menurut Kotler dan Amstrong (1998:154), adalah tugas komunikasi tertentu. Tujuan periklanan dapat dikelompokkan menjadi 4 (empat) macam, yaitu :

a. Informative Advertising

Iklan yang dipakai untuk menginformasikan kepada konsumen mengenai produk dan untuk memupuk permintaan primer.

b. Persuasive Advertising

Iklan yang dipakai untuk memupuk permintaan selektif dari suatu merek dengan membujuk konsumen bahwa merek itu menawarkan mutu terbaik bagi mereka.

c. Comparison Advertising

Iklan yang langsung atau tidak langsung, membandingkan suatu merek dengan satu atau beberapa merek lain.

d. Reminder Advertising

(30)

mengingatkan orang-orang yang mengenai coca-cola bukan memberi informasi atau membujuk mereka.

2.3.2 Kar akter istik Iklan Yang Baik

Dalam dunia periklanan para pengusaha saling bersaing untuk memperoleh tanggapan dari konsumen. Periklanan juga harus memiliki beberapa karakter yang mendukung karakteristik iklan yang baik. Menurut Jefkins (1997:241), karakteristik iklan yang baik adalah :

a. Attention (Perhatian)

Suatu iklan berhasil memenangkan perhatian, memecahkan perhatian konsumen dari berita editional atau iklan lain, iklan yang kita hasilkan tidak akan diperhatikan sedikitpun oleh konsumen. Perhatian mungkin dapat kita raih dengan memanfaatkan posisi dalam publikasi atau memanfaatkan bentuk iklan itu sendiri.

b. Interest (Ketertarikan)

Tidak ada suatu patokan tertentu dalam penggunaan perangkat kreatif ini guna membuat orang tertuju pada iklan kita kecuali iklan itu juga berhasil meraih rasa ketertarikan mereka. Hal itu mungkin secara selektif dan pembaca tentu akan merasa tertarik pada iklan tertentu.

c. Desire (Keinginan)

(31)

Bagaimanakah secara kreatif, suatu iklan dapat dibuat sehingga menimbulkan keinginan konsumen untuk memiliki produk yang diiklankan.

d. Conviction (Keyakinan)

Adalah sangat bagus apabila kita mampu menciptakan keinginan untuk membeli, memiliki atau menikmati produk dan jasa yang diiklankan. Namun kita juga harus menciptakan iklan yang mampu memunculkan keyakinan bahwa memang layak untuk melakukan pembelian. Hal itu akan memberi kepuasan, sebagaimana mereka inginkan.

e. Action (Tindakan)

Iklan lebih bersifat statistic dan tidak mudah untuk membuat pembaca melakukan tindakan sesuai yang diinginkan. Tentu saja, mungkin ada suatu pendekatan yang langsung memunculkan aksi pada hadline, atau mungkin implicit dikeseluruhan iklan. Namun demikian, perangkat-perangkat tertentu mungkin dapat digunakan untuk membuat konsumen melakukan tindakan.

2.3.3 Pemilikan Media Per iklanan

Tercapainya tujuan periklanan sangat dipengaruhi kebijakan dalam pemilihan media yang digunakan, sebab masing-masing media tersebut mempunyai kesanggupan media sendiri dalam mencapai tujuan dan media tersebut mempunyai kesanggupan mencapai konsumen.

(32)

cocok digunakan untuk periklanan swastha (1990:253) dalam bukunya azaz-azaz marketing adalah sebagai berikut :

1. Tujuan periklanan

Dari beberapa tujuan periklanan yang ada misalnya perusahaan mengutamakan kecepatan berita kepada masyarakat atau pasar, untuk mencapai tujuan tersebut akan lebih tepat apabila perusahaan mengunakan radio atau surat kabar sebagai media periklanan.

2. Sirkulasi media

Sirkulasi media yang akan dipakai harus sesuai atau seluas distribusi secara geografis maupun distribusi kepada sekmen pasar yang dituju. Apabila distribusi produknya hanya meliputi daerah local saja, sirkulasi didaerah iklim tersebut. Dari segi lain, untuk produk yang dipasarkan pada segmen pasar tertentu, misalnya produk untuk wanita, dapat diiklankan melalui majalah kewanitaan.

3. Keperluan berita

Ada beberapa produk yang dalam periklanannya pula disertai dengan gambar, tidak hanya tulisan, jadi berita yang harus disampaikan dirangkai dengan gambar, misalnya iklan mobil, rumah,lemari es, mesin jahit dan sebagainya. Untuk maksud tersebut, manajemen dapat memilih media-media seperti : surat kabar, majalah, televisi, slide bioskop, dan sebagainya.

4. Waktu dan lokasi dimana keputusan membeli

(33)

setelah orang melihat sebuah iklan, kemudian dalam jangka waktu pendek mengambil keputusan untuk membeli. Perlu diperhatikan bahwa keputusan yang diambil tidak selalu dirumah, tetapi dapat terjadi dijalan, dikantor, atau ditempat lain.

5. Biaya advertising

Pertimbangan biaya ini dihubungkan dengan jumlah yang tersedia dan sirkulasi media yang akan digunakan. Makin luas sirkulasi media tersebut maka semakin tinggi pula biaya pemasangan iklannya. Namun tingginya biaya tersebut diimbangi makin banyak jumlah pembaca atau pendengar yang dapat dicapai sehingga diharapkan jumlah pembeliannya semakin besar. 6. Kerjasama dan bantuan promosi

Kerjasama dan bantuan promosi yang ditawarkan oleh media pada umumnya manajemen lebih condong untuk melihat media yang bersedia melaksanakan kerjasama yang baik dan memberikan bantuan promosi yang lebih besar. 7. Karakteristik media

Untuk menggambil keputusan tentang media yang akan dipilih, perlu dipertimbangkan karakteristiknya, misalnya radio merupakan media yang dapat menimbulkan keingginan melalui telinga.

(34)

Tabel 2.1 profil kategor i media

Media Keunggulan Keterbatasan

Surat kabar

Fleksibilitas, tepat waktu, mampu menangkap pasar local dengan baik, jangkauan penerimaan yang luas, tingkat kepercayaan yang tinggi.

Umur informasi pendek, kualitas gambar dan cetakan jelek, sedikit audiens yang meneruskan informasi (small “pass-allong” audiens).

Televisi Informasi bisa dilihat, didengar dan gambar yang bergerak, menarik untuk ditonton, perhatian tinggi dan jangkauan luas.

Biaya tinggi, kebingungan yang tinggi, tingkat pemaparan yang cepat berlalu dan audiens kurang mempunyai data seleksi.

Radio Mempunyai banyak pendengar selektivitas geografis dan demografis yang tinggi dan biaya yang rendah

Audiens hanya mendengarkan saja, perhatian yang lebih rendah dibandingkan televisi, pemaparan yang cepat berlalu.

Majalah Selektivitas demografis dan geografis yang tinggi prestos dan kredibilitas, hasil cetakan berkualitas tingi, berumur panjang, jumlah pembaca yang meneruskan informasi cukup baik.

Waktu tunggu yang lama, waktu sirkulasi yang terbuang dan tak ada jaminan posisi yang lebih baik

Direct Mail

Memiliki selektivitas audiens, tidak ada iklan persaingan dalam media yang sama.

Biaya relative tinggi dan kesan citra surat.

Sumber : diapdosi dar i Kotler (1995)

Menurut Tjiptono (1997:243) media cetak adalah media yang menggunakan pesan-pesan dengan sejumlah kata-kata, gambar atau foto baik dalam tata warna maupun hitam putih. Bentuk-bentuk iklan dalam media cetak biasanya berupa iklan baris, iklan display, suplemen, pariwara, dan iklan layanan masyarakat.

Dalam hal ini indikator-indikator yang mempengaruhi iklan adalah :

(35)

2. Musik merupakn latar belakang dan pengiring penyampaian iklan tersebut. 3. Rasa takut merupakan penggunaan daya tarik perasaan konsumen yang

menggambarkan suatu konsekuensi negatif jika tidak menggunakan produk yang di iklankan.

2.4 Keyakinan Konsumen (Confidence)

Menurut Kotler, dalam jurnal Sukarno (2005:139) mendefinisikan keyakinan adalah gambaran pemikiran yang di anut seseorang tentang suatu hal. Dengan memberikan keyakinan kepada pelanggan bahwa merek atau pembekal tersebut terus menerus memberikan tingkat kepuasan tertinggi untuk manfaat-manfaat yang paling penting iklan dapat mengukuhkan sikap dan dengan demikian juga mempertahankan kesukaan merek dan kesetiaan merek untuk tujuan melakukan pembelian terhadap produk tersebut.

Keyakinan produk adalah suatu pemikiran deskriptif yang dimiliki seseorang mengenai produk tersebut. Keyakinan didasarkan pada pengetahuan yang sebenarnya, pendapat atau kepercayaan dan mungkin menaikkan emosi atau mungkin tidak. Keyakinan ini menyusun citra produk dan merek yang mempengaruhi tingkah laku membeli yang mempengaruhi tingkah laku membeli. Bila ada sebagaian keyakinan yang salah dan menghalangi pembelian, pemasar pasti ingin meluncurkan usaha untuk mengoreksinya.

(36)

psikologis konsumen meliputi : motivasi, persepsi, pengetahuan, kepercayaan dan sikap.

Menurut Mowen (dalam jurnal Sukarno 2005:139) menyatakan bahwa kepercayaan konsumen adalah semua pengetahuan yang dimiliki oleh konsumen dan semua kesimpulan yang dibuat konsumen tentang obyek, atribut, dan manfaatnya. Dimana kesemuanya itu merupakan bagian dari proses pembelajaran kognitif. Mowen (2002:312-313) seseorang membentuk tiga jenis kepercayaan : 1. Kepercayaan atribut-obyek (obyek attribute-beliefs), pengetahuan tentang

sebuah obyek memiliki atribut khusus. Melalui kepercayaan atribut-obyek, konsumen menyatakan apa yang mereka ketahui tentang sesuatu dalam hal variasi atributnya.

2. Kepercayaan atribut-manfaat (attribute-benefit beliefs) kepercayaan atribut-manfaat merupakan persepsi konsumen tentang seberapa jauh sebuah atribut tertentu menghasilkan atau memberikan manfaat tertentu.

3. Kepercayaan manfaat-obyek (object-benefit beliefs), merupakan persepsi konsumen tentang seberapa jauh produk, orang atau jasa tertentu yang akan memberikan manfaat tertentu.

Ketiga bagian tersebut dapat mempengaruhi konsumen sebagai masukan atau pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Pengetahuan dapat diperoleh dari informasi produk atau product knowledge dari produk yang disajikan pemasar melalui periklanan.

(37)

1. Kemudahan dalam mendapatkan : kemudahan mendapat produk saat konsumen membeli/membutuhkan.

2. Kemudahan penyimpanan : kemudahan dalam penyimpanan produk

3. Kemudahan pemakaian : kemudahan pemakaian produk saat menggunakannya.

2.5 Sikap Konsumen (Attitude) ser ta indikatornya

Sikap disebut juga konsep paling khusus dan sangat dibutuhkan dalam psikologis kontemporer. Sikap juga merupakan salah satu konsep yang paling penting digunakan pemasar untuk memahami konsumen.

Sikap menurut Swastha (1983:114) didefinisikan suatu kecendrungan terhadap penawaran produk dalam masalah yang baik ataupun kurang baik secara konsisten.

Sikap konsumen menurut Sutisna (dalam Sukarno 2005:138) adalah melayani kecendrungan memberikan tanggapan pada suatu obyek atau kelompok obyek baik disenangi atau tidak disenangi secara konsisten. Sutisna (2001) mengungkapkan ada 3 komponen sikap, antara lain :

1. Kepercayaan terhadap merek 2. Evaluasi Merek

3. Maksud untuk membeli

(38)

mempengaruhi evaluasi merek dan evaluasi merek mempunyai maksud untuk membeli.

I Putu Artaya (2008:68), indikator-indikator yang digunakan: a. Harga : memiliki harga yang lebih terjangkau.

b. Manfaat : memiliki keuntungan yang di terima.

c. Kompisisi : mengandung bahan-bahan yang aman di pakai.

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa sikap merupakan hal yang sangat penting dalam pengembangan strategi promosi dan satu konsep yang paling penting digunakan pemasar untuk memahami konsumen.

2.6 Minat Beli (Intention)

Minat beli atau Intention merupakan keinginan yang direncakan sepenuhnya oleh konsumen untuk melakukan pembelian nyata. Secara singkat Niat beli dapat diartikan sebagai rencana pembelian. Menurut Rossiter dan Percy (1987:155), minat pembelian konsumen adalah “Brand Purchase the Brand (Or

take other relevant purchase-related action)”. Definisi tersebut mengandung

pengertian bahwa minat pembelian terhadap suatu merek adalah perintah seorang pembelian kepada dirinya sendiri untuk membeli sebuah merek produk atau untuk mengambil tindakan lain yang berhubungan merupakan tahap perencanaan sebelum seorang pembeli melakukan tindakan (action). Minat pembelian merupakan salah satu tahap dari tanggapan konsumen. Augusty (2006:206) Indikator-indikator Minat beli adalah sebagai berikut :

(39)

2. Keinginan segera membeli, keinginan untuk membeli atau memiliki produk 3. Keinginan Preferensial, produk tertentu inilah yang diinginkan dan bersedia

mengabaikan lainnya.

2.7 Hubungan Antar a Var iabel

2.7.1 Penga r uh Antar a Sikap Konsumen Ter hadap Pesan Iklan

Sebuah iklan cenderung menciptakan sikap yang baik terhadap suatu produk dengan menjelaskan ciri-ciri positif serta konsekuensinya. Sikap sangat penting bagi pemasaran karena sikap merupakan kunci pemahaman mengapa seseorang berperilaku sedemikian rupa atas suatu obyek. Karena pada dasarnya sikap adalah bagaimana perasaan seseorang atas suatu obyek yang dapat mempengaruhi reaksi atau perilaku individu atas obyek tersebut. Menurut Metha (1994:64) iklan itu mampu menciptakan sikap seseorang atas iklan. Pengukuran sikap audiens bagi pemasar merupakan hal sangat penting namun sekarang faktor penentu dari sikap adalah komponen kognitif dan komponen afektif sedangkan komponen konatif bukan faktor penentu dari sikap itu sendiri namun sebaliknya sikap dipandang sebagai faktor penentu dari komponen konatif. Jadi iklan komparatif harus memperhatikan daya tarik dari pesan iklan yang disampaikan dengan tujuan agar audiens bisa melihat komparasi dan daya tarik dalam pesan iklan tersebut.

(40)

maupun visual, yang kemudian akan mempengaruhi perasaan dan emosi konsumen atas iklan tersebut. Perasaan dan emosi inilah yang kemudian akan mempengaruhi bagaimana sikap konsumen atas iklan tersebut, sikap atas iklan ini akan mempengaruhi sikap konsumen terhadap merek obyek yang diiklankan.

2.7.2 Pengar uh Antar a Keyakinan Konsumen Ter hadap Pesan Ik lan Menurut Sukarno (2005:139) keyakinan pada pelanggan melalui pesan iklan dapat mengukuhkan sikap dan juga mempertahankan kesukaan merek, kesetiaan akan merek untuk tujuan melakukan pembelian terhadap produk tersebut. Setiap perusahaan saling berlomba untuk mengiklankan produk lama maupun produk baru. Karena pemasar mempunyai keyakinan dengan semakin tinggi intensitas iklan yang dilakukan dapat membangun kesadaran akan produk

(awarenss) dengan lebih baik. Periklanan sebagai proses komunikasi bertujuan

untuk menginformasikan keadaan suatu produk dan manfaatnya, sehingga pelanggan sasaran memiliki kesadaran adanya suatu produk serta dapat memperlihatkan citra produk maupun perusahaan.

Menurut Sutisna (2003:107) iklan yang ditampilkan mampu menciptakan kepercayaan positif pada merek, konsumen akan lebih mungkin untuk mempunyai sikap positif dan membeli produk itu

(41)

menyatakan keyakinan. penilaiannya terhadap sesuatu dan dapat dipercaya kebenarannya tanpa bermaksud menyesatkan pelanggan sasaran.

Kesimpulannya semakin sering konsumen mengetahui produk yang diiklankan, maka konsumen akan mengingat produk tersebut dan timbul keyakinan dari konsumen atas produk tersebut. Dalam hal ini pesan iklan yang disampaikan relatif konsisten dan sesuai dengan apa yang sudah disampaikan dan diketahui oleh konsumen pada suatu merek tertentu.

2.7.3 Pengar uh Antar a Sikap Konsumen Ter hadap Minat Beli

Definisi sikap yang paling klasik dikemukakan oleh Gordon Allport yang termuat (dalam buku Sutisna 2001:99). Allport mendefinisikan sikap adalah melayani kecenderungan memberikan tanggapan pada suatu obyek atau kelompok obyek baik disenangi atau tidak disenangi secara konsisten.

(42)

Sikap memainkan peranan utama dalam pembentukan perilaku individu dalam hal ini pembelian terhadap suatu produk atau merek. Dalam memutuskan produk atau merek apa yang akan dibeli, atau yang mana akan dijadikan langganan, konsumen akan secara khas melakukan pemilihan terhadap suatu merek atau produk dievaluasi secara paling menguntungkan. Sebagai akibatnya peningkatan sikap ini dapat menjadi sasaran pemasaran yang penting bagi perusahaan. Swastha (1990:114) mendefinisikan sikap sehingga “suatu kecenderungan yang dipelajari untuk bereaksi terhadap penawaran produk dalam masalah yang baik maupun kurang baik secara konsisten”.

Jadi kesimpulannya, kemampuan iklan untuk menciptakan sikap yang mendukung terhadap produk sering tergantung pada konsumen dengan adanya iklan. Iklan yang diminati atau dievaluasi secara menguntungkan dapat menghasilkan sikap yang lebih positif terhadap produk. Iklan yang tidak diminati dapat mengurangi minat pembelian produk oleh konsumen.

2.7.4 Pengar uh Antar a Keyakinan Konsumen Ter hadap Minat Beli

Menurut Nugroho J. Setiadi (2003:172) seorang audiens mungkin lebih menyukai suatu produk tertentu tetapi yakin atau tidak akan membeli produk tersebut . Maka tugas komunikator ialah membangun keyakinan bahwa produk tersebut pilihan yang terbaik, akhirnya beberapa orang audiens memiliki keyakinan melakukan pembelian.

(43)
(44)

2.9 Hipotesis

a. Diduga ada pengaruh positif antara variabel Sikap Konsumen terhadap Pesan iklan

b. Diduga ada pengaruh positif antara variabel Keyakinan Konsumen terhadap Pesan iklan

c. Diduga ada pengaruh positif antara variabel Keyakinan Konsumen terhadap Minat Beli

(45)

3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Va r iabel 3.1.1 Definisi Operasional Var iabel

Definisi operasional variabel penelitian adalah untuk memberikan petunjuk tentang bagaimana suatu variabel-variabel penelitian diukur. Variabel beserta definisi yang digunakan dalam pembahasan ini adalah sebagai berikut :

a. X1= Pesan Iklan

Info yang disampaikan agar mendapat perhatian, menarik, membangkitkan keinginan dan menghasilkan tindakan. Indikator Pesan Iklan dalam Jurnal Sukarno (2005 : 141), antara lain :

X1.1 = Musik adalah suatu alunan yang melatar belakangi cerita suatu iklan yang ditayangkan dimedia televisi bernuansa jazz.

X1.2 = Fantasi adalah salah satu cara untuk menimbulkan imajinasi penonton yang menyaksikan tampilan iklan di televisi.

X1.3 = Rasa Takut adalah daya tarik perasaan konsumen yang menggambarkan suatu konsekuensi negatif jika tidak menggunakan produk yang di iklankan.

b. X2 = Keyakinan konsumen

(46)

X2.1 = Kemudahan dalam mendapatkan : kemudahan mendapatkan produk saat konsumen membeli / membutuhkan.

X2.2 = Kemudahan penyimpanan : kemudahan dalam penyimpanan produk.

X2.3 = Kemudahan pemakaian : kemudahan pemakaian produk saat menggunakan.

c. X3 = Sikap Konsumen

Merupakan kecenderungan yang memberikan tanggapan pada suatu obyek atau kelompok obyek baik disenangi atau tidak disenangi secara konsisten dalam Jurnal Sukarno (2005 : 141), antara lain :

X3.1 = Komponen kognitif (Kepercayaan pada merek), kepercayaan yang timbul karena konsumen memilih produk Hand Body Lotion Viva. X3.2 =Komponen afeksi (Evaluasi pada merek), Hand body lotion juga

harus dievaluasi baik kemasan, komposisi, dan harga agar konsumen tertarik dan tidak berpindah ke hand body lotion lain. X3.3 = Komponen konatif (Maksud untuk membeli), setelah konsumen

mengevaluasi merek baik kemasan, komposisi, dan harga maka konsumen mempunyai niat untuk membeli produk Hand Body Lotion Viva.

Y = Minat Beli

(47)

menjadi bagian dari produk. Indikator variabel Minat Beli Agusty (2006:206), adalah :

Y1 = Itensitas Pencarian Informasi, mencari informasi mengenai sebuah produk yang akan dibeli.

Y2 = Keinginan segera membeli, keinginan untuk segera membeli dan memiliki suatu produk yang telah diinginkan sebelumnya.

Y3 = Keinginan Prefensial, keinginan membeli dan memiliki satu produk sangat rela mengabaikan produk yang lainnya walaupun sejenis.

3.1.2 Pengukuran Var iabel

Skala pengukuran yang digunakan adalah skala interval, yaitu merupakan ukuran yang semata-mata menunjukkan urutan (rangking) obyek penelitian berdasarkan atribut, tetapi juga memberikan informasi tentang jarak perbedaan antara tingkatan obyek yang satu dengan obyek yang lain. Sedangkan pengukuran skala menggunakan skor lima poin skala Likert. Analisis ini dilakukan dengan meminta responden untuk menyatakan pendapatnya tentang serangkaian pernyataan yang berkaitan dengan obyek yang diteliti dalam bentuk nilai yang berada dalam jenjang 1-5 dalam penelitian ini mengikuti pola sebagai berikut :

(48)

3.2 Tek nik Penentuan Sampel a. Populasi

Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah semua orang yang pernah melihat iklan hand body lotion Viva di Surabaya.

b. Sampel

Penelitian ini dilakukan dengan melakukan teknik accidental sampling

(pengambilan sampel secara kebetulan), yaitu sampel/responden yang dipilih berdasarkan responden secara kebetulan ditemui oleh peneliti. Sampel dalam penelitian ini, para perempuan pekerja pabrik, sekitar daerah Rungkut Surabaya. Jumlah parameter dalam penelitian ini adalah 12 maka jumlah sampel yang dipergunakan adalah 9 x 12 = 108 responden.

Maksimal sampel adalah 10 kali jumlah parameter yang diestiminasi dan minimal 5 kali jumlah parameter yang diestiminasi (Agusty, 2002 : 48).

3.3 J enis Pengumpulan Data

a. Jenis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah Data Primer yaitu data yang diperoleh langsung dari tanggapan responden.

b. Sumber data dalam penelitian ini adalah kuesioner yaitu memberikan angket daftar pertanyaan kepada responden.

(49)

1. Metode Observasi

Yaitu melakukan pengamatan langsung pada obyek penelitian. 2. Metode Wawancara

Yaitu mewawancarai secara langsung kepada responden untuk keterangan yang lebih dalam mengenai hal-hal yang diperlukan dalam penelitian.

3. Metode Kuesioner

Yaitu teknik pengumpulan data dengan memberikan daftar pertanyaan (angket) kepada responden untuk memperoleh informasi langsung.

3.4 Teknik Analisis dan Uji Hipotesis 3.4.1 Teknik Analisis Data

Model yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah Structural Equation Modeling (SEM). Model pengukuran faktor information, brand recognition, attitude, confidence, intention, purchase, menggunakan Confirmatory Factor Analysis. Penaksiran pengaruh masing-masing variabel terikatnya menggunakan koefisien jalur. Langkah-langkah dalam analisis SEM model pengukuran dengan contoh variabel informasi dilakukan sebagai berikut :

Persamaan Dimensi Faktor informasi : X1.1 = λ1 informasi + er_1

(50)

Bila persamaan di atas dinyatakan dalam sebuah pengukuran model untuk diukur unidimensionalitasnya melalui confirmatory factor analysis, maka model pengukuran dengan contoh faktor informasi akan nampak sebagai berikut :

Gambar 3.1

Contoh Model Pengukur an Fak tor Infor masi

Keterangan : [saudara lihat daftar pertanyaan] X1.1 = Pertanyaan tentang …………., X1.2 = Pertanyaan tentang …………., X1.3 = Pertanyaan tentang …………., er_j = error term Xij

demikian juga faktor lain seperti sikap, keyakinan dan minat beli. 1. Asumsi Model (Str uctur al Equation Modelling)

a. Uji Normalitas Sebaran dan Linieritas

1) Normalitas dapat diuji dengan melihat gambar histogram data atau dapat diuji dengan metode-metode statistik.

Pesan Iklan

X1.1

X1.2

X1.3

er_1

er_2

(51)

2) Menggunakan Critical ratio yang diperoleh dengan membagi keofisien sampel standar errornya dan Skewness value yang biasanya disajikan dalam statistic deskriptif dimana nilai statistic untuk menguji normalitas itu disebut sebagai Z-value. Pada tingkat signifikasi 1 %, jika nilai Z lebih besar dari nilai kritis, maka dapat diduga bahwa distribusi data adalah tidak normal.

3) Normal Probability Plot [SPSS 10.1]

4) Linieritas dengan mengamati scatterplots dari data yaitu dengan

memilih pasangan data dan dilihat pola penyebarannya untuk menduga ada tidaknya linieritas.

b. Evaluasi atas Outlier

1) Mengamati nilai Z-score : ketentuannya diantara ± 3,0 non outlier.

2)Multivariate outler diuji dengan criteria jarak Mahakanobis pada

tingkat p <. Jarak diuji dengan chi-square [ x ] pada df sebesar jumlah variabel bebasnya, ketentuan : bila M ahalanobis > dari : nilai x adalah multivariate outlier. Outlier adalah observasi atau data yang memiliki karakteristik unik yang terlihat sangat berbeda jauh dari observasi-observasi lainnya dan muncul dalam bentuk nilai ekstrim untuk sebuah variabel tunggal atau variabel kombinasi [ Hair,1998 ].

c. Deteksi Multicolinierity dan Singularity

(52)

d. Uji Validitas dan Reliabilitas

Validitas menyangkut tingkat akurasi yang dicapai oleh sebuah indikator

dalam menilai sesuatu yang akurat pengukurannya atas apa yang sebenarnya diukur. Sedangkan Reliabilitas adalah ukuran mengenai konsistensi internal dari indikator-indikator sebuah konstrak yang menunjukkan derajat sampai dimana masing-masing indikator itu mengindikasikan sebuah konstrak yang umum. Karena indikator multidimensi, maka uji validitas dari setiap laten

variabel / construct akan diuji dengan melihat loading faktor dari hubungan

antara setiap observerd variabel dan laten variabel. Sedangkan reliabilitas diuji dengan construct reliability dan varience-extrected dihutung dengan rumus berikut:

[Σ Standardize Loading]2

Construct Reliability =

[ [Σ Standardize Loading]2+ Σεj ]

[Σ Standardize Loading 2]

Variance Extraced =

[ [ Σ Standardize Loading]2 + Σεj ]

(53)

melihat nilai estimasi setiap butir sebagai indikator yang didapat dari hasil perhitungan komputer.

2. Pengujian Hipotesis dan Hubungan Kausal

Pengaruh langsung [ koefisien jalur ] diamati dari bobot regresi terstandar, dengan pengujian signifikan pembanding nilai CR / Critical Ratio / atau p [probability] yang sama dengan nilai t hitung. Apabila t hitung lebih besar dari pada t table berarti signifikan.

3. Pengujian Model dengan Two-Step Approach

Two-Step approach to structural equation modeling [ SEM ] digunakan untuk menguji model yang diajukan pada gambar 3.2 Two-Step Approach digunakan untuk mengatasi masalah sampel data yang kecil jika dibandingkandengan jumlah butir instrumentasi yang digunakan [ Hartline & Ferrell, 1996 ] dan keakuratan reliabilitas indikator-indikator terbaik dapat dicapai dalam two-step approach ini. Two-Step Approach bertujuan untuk menghindari interaksi antara model pengukuran dan model structural pada One-Step Approach [ Hair et.al.,1998 ].

Yang dilakukan dalam two-step approach SEM adalah : estimasi terhadap

measurement model dan estimasi terhadap structural model [Anderson dan

Gerbing, 1998]. Cara yang dilakukan dalam menganalisis SEM dengan Two step approach adalah sebagai berikut :

(54)

indikator tersebut distandarisasikan [Z-scores] dengan mean = 0, devisiasi standar = 1 yang tujuannya adalah untuk mengeliminasi pengaruh-pengaruh skala yang berbeda-beda tersebut [Hair et,al. 1998].

b. Menetapkan error [ε] dan lambda [λ] terms, error terms dapat dihitung

dengan rumus 0,1 kali σ² dan lambda termsndengan rumus 0,95 kali σ [Anderson dan Gerbing,1988]. Perhitungan constrak reliability [α] telah dijelaskan pada bagian sebelumnya dan deviasi standar [σ] dapat dihitung

dengan program aplikasi statistic SPPS. Setelah error [ε] dan lambda [λ] term diketahui, skor-skor tersebut dimasukkan sebagai parameter fix pada analisis model pengukuran SEM.

Diagram jalur dengan Two-Step Approach dapat dilihat sebagai berikut : Gambar 3.2 : Str uctural Equation Modelling Two Step Approach

CX2

er_2

Keyakinan

Konsumen

Pesan

Iklan

MinatBeli

Sikap

Konsumen

CX1

er_1

CX3 er_3

CY

(55)

Keterangan simbol-simbol di atas adalah sebagai berikut :

: Faktor /Constrak laten variabel unobserved variabel

yaitu sebuah variabel bentukan, yang dibentuk melalui indikator-indikator yang diamati dalam dunia nyata.

: Variabel terukur / Observerd variabel indicator variabel yaitu variabel yang datanya harus dicari melalui observasi, misalnya melalui instrumen-instrumen survey.

Garis dengan anah panah satu arah [ ] = garis yang menunjukkan hubungan yang dihipotesiskan antara dua variabel dimana variabel yang dituju merupakan variabel dependen.

Garis dengan anak panah dua arah [ ] = garis yang menunjukkan hubungan yang tidak dihipotesiskan antara dua variabel dimana kedua variabel berkorelasi.

Keterangan :

CX1 = Indikator Sikap yang sudah dikomposit CX2 = Indikator Keyakinan yang sudah dikomposit CX3 = Indikator Pesan Iklan yang sudah dikomposit CY = Indikator Minat Beli yang sudah dikomposit

(56)

4. Evaluasi Model

Hair et.al.,1998 menjelaskan bahwa pola “confirmatory” menunjukkan prosedur yang dirancang untuk mengevaluasi utilitas hipotesis-hipotesis dengan pengujian fit antara model teoritis dan data empiris. Jika model teoritis menggambarkan “ good fit “ dengan data, maka model dianggap sebagai yang diperkuat. Sebaliknya, suatu model teoritis tidak diperkuat jika teori tersebut mempunyai suatu “ poor fit “ dengan data. Amos dapat menguji apakah model “

good fit “ atau “ poor fit “.

Jadi “ good fit “ model yang diuji sangat penting dalam menggunakan

structural equation modelling. Pengujian terhadap model yang dikembangkan

dengan berbagai kriteria Goodness of fit, yakni chi-squre, probality, RMSAE, GFI,

TLI, CFI, AGFI, CMIN/DF. Apabila model awal tidak good fit dengan data maka

(57)

Goodness of Fit Indices

GOODNESS OF FIT INDEX

KETERANGAN CUT-OF VALUE

X2 Chi-square

Menguji apakah covariance populasi yang destimasi sama dengan cova-riance sampe (apakah model sesuai dengan data).

Diharapkan kecil 1 s.d 5 atau paling baik diantara 1 dan 2

Probability Uji signifikasi terhadap perbedaan matriks covariance yang diestimasi.

Minimum 0,1 atau 0,2 atau ≥ 0,05

RMSEA Mengkompensasi kelemahan Chi-square

pada sample besar

≤ 0,08

GFI Menghitung proporsi tertimbang varians dalam matriks sample yang dijelaskan oleh matriks covariance populasi yang diestimasi (analog dengan R² dalam regresi berganda)

≥ 0,90

AGFI GFI yang disesuaikan terhadap DF ≥0,90

CMIND / DF Kesesuaian antara data dan model ≤ 2,00

TLI Perbandingan antara model yang diuji terhadap baseline model

≥ 0,95

CFI Uji kelayakan model yang tidak sensitive terhadap besarnya sample dan kerumitan model

≥ 0,94

Sumber : Hair et,al., 1998

3.4.2 Pengujian Hipotesis

3.4.2.1 Evaluasi Kr iter ia Goodness of Fit

1. X

²

- Chi-square Statistic
(58)

memuaskan bila nilai Chi-squarenya rendah. Semakin kecil nilai X

²

semakin baik model itu. Karena tujuan analisis adalah mengembangkan dan menguji sebuah model yang sesuai dengan data atau yang fit terhadap

data, maka yang dibutuhkan justru sebuah nilai X

²

yang kecil dan tidak

signifikasi.

X

²

bersifat sangat sensitif terhadap besarnya sampel yaitu terhadap

sampel yang terlalu kecil maupun terlalu besar. Penggunaan Chi-square hanya sesuai bila ukuran antara 100 dan 200. Bila ukuran sampel ada diluar rentang itu, uji signifikan akan menjadi kurang reliable. Oleh karena itu pengujian ini perlu dilengkapi dengan alat uji yang lain.

2. RMSEA-The Root Mean Square Error Of Approximation

RMSEA adalah sebuah index yang digunakan mengkompensasi Chi-square Statistic dalam sampel yang besar. Nilai RMSEA menunjukkan Goodness Of Fit yang dapat diharapkan bila model diestimasi dalam populasi ini RMSEA yang lebih kecil atau sama dengan 0,08 merupakan index untuk dapat diterimanya model yang menunjukkan sebuah close fit dari model itu berdasarkan Degress Of Freedom.

3. GFI-Goodness Of Fit Index

GFI adalah analog dari R

²

dalam regresi berganda. Index kesesuaian
(59)

kovarians sampel yang dijelaskan oleh matrix kovarians populasi yang terestimasi. GFI adalah sebuah ukuran non statistikal yang mempunyai rentang nilai antara 0 (poor fit) sampai dengan 1.0 (perfect fit). Nilai yang tinggi dalam index ini menunjukkan sebuah ‘better fit’.

4. AGFI-Adjusted Goodness Of Fit Index

AGFI = GFI / DF tingkat penerimaan yang direkomendasikan adalah bila AGFI mempunyai nilai sama dengan atau lebih besar dari 0,09. GFI maupun AGFI adalah kriteria yang memperhitungkan proporsi tertimbang dari varians dalam sebuah matrix kovarians sampel. Nilai sebesar 0,95 dapat diinterpretasikan sebagai tingkatan yang baik (Good Overal Model Fit) sedangkan besaran nilai antara 0,90 – 0,95 menunjukkan tingkatan cukup (Adequate Fit).

5. TLI-Tucker Lewis Index

TLI adalah sebuah alternatif incremental Fit Index yang membandingkan sebuah baseline model. Nilai yang direkomendasikan sebagai acuan untuk diterimanya sebuah model adalah penerimaan ≥ 0,95 dan nilai yang sangat mendekati 1 menunjukkan A very Good Fit.

6. CMIN / DF

(60)

Chi-square, X

²

dibagi DF-nya sehingga disebut X

²

relatif. Nilai X

²

relatif

kurang dari 2,0 atau bahkan kadang kurang dari 3,0 adalah indikasi dari

acceptable fit antara model dan data. Nilai X

²

relatif yang tinggi

menandakan adanya perbedaan yang signifikan antara matriks kovarians yang diobservasi dan yang diestimasi.

7. CFI-Comparative Fit Index

(61)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskr ipsi Objek Penelitian 4.1.1 Analisis Kar akter istik Responden

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan menganalisis Sikap dan Keyakinan dari Pesan Iklan terhadap Minat Beli produk Hand Body Lotion Viva di Surabaya, yang nantinya diharapkan dapat menganalisis faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi sikap dan keyakinan dari pesan iklan terhadap minat beli produk hand body lotion viva.

Penelitian ini telah ditentukan lokasi dimana masyarakat yang menjadi pengguna dari Hand Body Lotion Viva dan masyarakat yang pernah melihat iklan dari produk Hand Body Lotion tersebut yang berada di Surabaya Timur. Lokasi penelitian ini berada di sekitar daerah Kedung Baruk Kecamatan Rungkut Surabaya yang dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada 108 responden dengan klasifikasi usia antara 20 sampai 25 tahun, serta bersedia mengisi kuesioner yang diberikan oleh peneliti.

4.1.2 Karakter istik Hand Body Lotion Viva

(62)

PT.Vitapharm yang cukup familiar (dikenal) dalam masyarakat adalah hand body lotion merek Viva. Produk ini menjadi pilihan penelitian dengan alasan bahwa hand body lotion merek Viva ini adalah hand body lotion dengan harga yang terjangkau di kalangan menengah kebawah. Viva adalah merek hand body lotion terbesar di Indonesia, salah satu faktor yang mendukung hal tersebut karena iklim tropis di Indonesia yang mengakibatkan kalangan remaja membutuhkan kelembaban pada kulit yang menjadi masalah umum masyarakat di Indonesia, ol

Gambar

Tabel  1.1 Top Brand Indeks Hand Body Lotion tahun 2008 – 2010
gambar dan cetakan jelek, sedikit
Gambar 3.1 Contoh Model Pengukuran Faktor
Gambar  3.2  :  Structural Equation Modelling Two Step Approach
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh karakteristik eksekutif, ukuran perusahaan, dan sales growth terhadap tax avoidance pada perusahaan manufaktur

Administrasi PBM adalah dari (1) program pengajaran dan program evalusi, (2) menyusun persiapan harian/silabus, (3) evaluasi dan analisis evaluasi, (4) bimbingan

sekarang untuk mencari pengaruh dimensi ekuitas merek yang terdiri kesadaran merek, asosiasi merek, persepsi kualitas, loyalitas merek serta variabel bebas citra

5 Karyawan ini selalu bekerja sesuai dengan standar mutu yang telah ditetapkan oleh perusahaan. 6 Tingkat pencapaian volume kerja yang dihasilkan karyawan ini

Kemudian program kompensasi juga penting bagi perusahaan, karena hal itu mencerminkan upaya organisasi untuk mempertahankan sumberdaya manusia atau dengan kata lain agar

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang akan digunakan adalah teknik penelitian menggunakan metode survei dengan memberikan kuesioner kepada

Output dari kegiatan ini adalah tersedianya 6 (enam) rumusan regulasi teknis terkait kebijakan Undang-Undang Perlindungan Konsumen dan mutu produk serta terkait dengan

akan meningkat sedangkan proporsi material yang lain akan turun, hal ini disebabkan karena untuk menyesuaikan dengan volume maka material dengan berat jenis lebih besar