CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN NON
PERFORMING LOAN (NPL) TERHADAP
PENYALURAN KREDIT PERBANKAN
(Studi Pada Bank Per ser o di Indonesia Periode 2001– 2011)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Per sayaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Pr ogram Studi Ilmu Ekonomi Pembangunan
Oleh :
YUDHI DWI ARIYANTO
0911010044/FE/IE
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN”
J AWA TIMUR
ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (DPK),
CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN NON
PERFORMING LOAN (NPL) TERHADAP
PENYALURAN KREDIT PERBANKAN
(Studi Pada Bank Per sero di Indonesia Periode 2001– 2011)Yang diajukan
YUDHI DWI ARIYANTO
0911010044/FE/IE
Telah disetujui untuk diseminarkan oleh
Pembimbing Utama
DRA. EC. NINIEK IMANINGSIH, MP Tanggal:………
NIP. 196111201987032001
Mengetahui,
Ketua Progdi Ekonomi Pembangunan
ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (DPK),
CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN NON
PERFORMING LOAN (NPL) TERHADAP
PENYALURAN KREDIT PERBANKAN
(Studi Pada Bank Per sero di Indonesia Periode 2001– 2011)YUDHI DWI ARIANTO
0911010044/FE/IE
Telah diseminarkan dan disetujui untuk menyusun skripsi oleh
Pembimbing Utama
DRA. EC. NINIEK IMANINGSIH, MP Tanggal:………
NIP. 196805011993031004
Mengetahui,
Ketua Progdi Ekonomi Pembangunan
ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (DPK), CAPITAL
ADEQUACY RATIO (CAR), DAN NON PERFORMING LOAN (NPL)
TERHADAP PENYALURAN KREDIT PERBANKAN
(Studi Pada Bank Per ser o di Indonesia Per iode 2001-2011)
Diajukan Oleh :
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Dengan segala kerendahan hati, penulis memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan mengambil judul:
“ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (DPK), CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN NON PERFORMING LOAN (NPL) TERHADAP PENYALURAN KREDIT PERBANKAN STUDI PADA BANK PERSERO DI INDONESIA PERIODE 2001-2011”.
Penyusunan skripsi ini dilakukan dengan maksud untuk melengkapi persyaratan yang harus dipenuhi untuk mendapatkan gelar sarjana ekonomi pada jurusan Ekonomi Pembangunan Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Terwujudnya skripsi ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan serta pengarahan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini peneliti dengan kerendahan hati yang tulus ikhlas mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada yang terhormat dosen pembimbing Ibu Dra. Ec. Niniek Imaningsih, MP yang telah banyak meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dan terima kasih kepada banyak pihak, yaitu :
ini.
2. Bapak Dr. Dhani Ichsanuddin Nur , SE, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “ Veteran” Jawa Timur.
3. Ibu Dra. Ec. Niniek Imaningsih,MP, selaku Ketua Program Studi Ekonomi Pembangunan Universitas Pembangunan Nasional “ Veteran” Jawa Timur.
4. Ibu Dr s.Ec. H Suwarno, SE, ME, selaku dosen wali yang mana telah memberikan ilmu yang bermanfaat kepada penulis.
5. Bapak-bapak dan ibu-ibu dosen serta staf karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur yang telah dengan ikhlas memberikan banyak ilmu pengetahuannya selama masa perkuliahan dan pelayanan akademik bagi peneliti.
6. Terucap hormat khusus kepada kedua orangtuaku yang senantiasa memberikan do’a restu dan dorongan baik moril maupun materiil yang tak terhingga.
demikian skripsi ini diusahakan sesuai dengan kemampuan penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca dan semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi yang membutuhkan serta bagi pembaca untuk penelitian selanjutnya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Surabaya, September 2013
KATA PENGANTAR……… i
DAFTAR ISI……… ... iv
DAFTAR TABEL……… ... vii
DAFTAR GAMBAR……… ... viii
DAFTAR LAMPIRAN……… ... x
ABSTRAKSI ………. .... xi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 9
1.3 Tujuan Penelitian ... 9
1.4 Manfaat Penelitian ... 9
BAB II TINJ AUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu ... 12
2.2. Landasan Teori ... 15
2.2.1 Bank ... 15
2.2.1.1. Pengertian Bank ... 15
2.2.1.2. Jenis-jenis Bank ... 17
2.2.2.1. Pengertian Kredit... 25
2.2.2.2 Tujuan Kredit ... 26
2.2.2.3 Fungsi Kredit ... 27
2.2.2.4. Unsur-unsur Kredit……… .. 28
2.2.3 Dana Pihak Ketiga (DPK) ... 30
2.2.4 Capital Adequacy Ratio (CAR) ... 34
2.2.5 Non Performing Loan (NPL) ... 36
2.3 Kerangka Pikir Teoritis... 38
2.4 Hipotesis ... 41
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 42
3.2. Teknik Penentuan Sampel... 46
3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 46
3.3.1. Jenis Data ... 46
3.3.2. Sumber Data ... 47
3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ... 47
3.4.1. Teknik Analisis ... 47
3.4.2. Uji Hipotesis ... 49
4.1. Deskripsi Obyek Penelitian ... 58
4.1.1. Gambaran Umum Penyaluran Kredit Bank umum ... 58
4.1.2. Gambaran Umum Perbankan Di indonesia ... 59
4.2 Deskripsi Hasil Penelitian ... 60
4.2.1 Perkembangan Kredit ... 60
4.2.2 Perkembangan Dana Pihak Ketiga ... 61
4.2.3 Perkembangan Capital Adequacy Ratio ... 62
4.2.4 Perkembangan Non Performing Loan ... 63
4.3. Hasil Analisis Asumsi Regresi Klasik (BLUE) ... 64
4.3.1. Analisis Dan Pengujian Hipotesis... 67
4.3.2. Uji Hipotesis Secara Simultan. ... 68
4.3.3. Uji Hipotesis Secara Parcial………. ... 70
4.3.4. Pembahasan ... 74
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 77
5.2. Saran……... 77
ADEQUACEY RATIO (CAR) DAN NON PERFORMING LOAN (NPL)
TERHADAP PENYALURAN KREDIT PERBANKAN
(Studi Pada Bank Per sero di Indonesia Periode 2001-2011) Oleh :
YUDHI DWI ARIYANTO Abstraksi
Perbankan merupakan bagian yang sangat penting dalam perekonomian, salah satunya sebagai lembaga intermediasi yang tugasnya menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dalam bentuk kredit. Tujuan penelitan ini adalah untuk mengetahui sejauh mana hubungan Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR), dan Non Performing Loan (NPL) terhadap besarnya penyaluran kredit pada Bank Persero di Indonesia. Variable independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR), dan Non Performing Loan (NPL) sedangkan Variable dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah penyaluran kredit.
Penelitian ini Bank Persero di Indonesia sebagai obyek penelitian, selama periode penelitian dari tahun 2001-2011. Penelitian ini menggunakan Data sekunder selama 11 tahun sejak tahun 2001-2011 yang diperoleh dari Laporan Keuangan Publikasi Bank Persero periode 2001-2011. Metode analisis data yang digunakan adalah regresi linier berganda,untuk mengetahui hubungan dan pengaruh secara simultan dan parsial dari variable Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR) dan Non Performing Loan (NPL). Terhadap Penyaluran Kredit Perbankan Persero di indonesia
Dari hasil analisis menunjukkan berdasarkan uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi tidak ditemukan variabel yang menyimpang dari asumsi klasik. Hal ini menunjukkan data yang tersedia telah memenuhi syarat menggunakan model persamaan regresi linier berganda. Setelah dilakukan uji statistik pada variable bebas Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial variable DPK (X1) signifikan positif terhadap penyaluran kredit (Y), sedangkan CAR (X2) dan NPL (X3) tidak menunjukkan pengaruh signifikan terhadap penyaluran kredit (Y). untuk variable Dana Pihak Ketiga tingkat signifikan sebesar 0,962 untuk tingkat signifikan Capital Adequacy Ratio sebesar 0,017 dan tingkat signifikan Non Performing Loan sebesar 0,088 Kemampuan prediksi dari ketiga variabel tersebut terhadap penyaluran Kredit adalah 57,2% sebagaimana ditunjukkan oleh besarnya adjusted R2, sedangkan sisanya 43,8% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dimasukkan kedalam model penelititan.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Dunia perbankan merupakan salah satu institusi yang sangat berperan
dalam bidang perekonomian suatu Negara, khususnya di bidang pembiayaan
perekonomian. Berdasarkan UU No.10 tahun 1998 tentang perbankan, bank
adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan
bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Dengan demikian, bank merupakan bagian dari lembaga keuangan yang memiliki
fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang kelebihan dana
dan menyalurkan dana yang dihimpunnya kepada masyarakat yang kekurangan
dana. Melalui sebuah bank dapat dihimpun dana dari masyarakat dalam berbagai
bentuk simpanan selanjutnya dari dana yang telah terhimpun tersebut, oleh bank
disalurkan kembali dalam bentuk pemberian kredit kepada sektor bisnis atau
pihak lain yang membutuhkan. Semakin berkembang kehidupan masyarakat dan
transaksi-transaksi perekonomian suatu negara, maka akan membutuhkan pula
peningkatan peran sektor perbankan melalui pengembangan produk-produk
Perusahaan perbankan yang ada di Indonesia meliputi bank persero, bank umum
swasta nasional devisa, bank umum swasta nasional non devisa, bank
pembangunan daerah, bank campuran dan bank asing. Bank yang diteliti dalam
penelitian ini adalah bank persero tbk.
Alasan pemilihan bank persero tbk karena bank persero tbk merupakan
bank yang mengelola aset-aset negara. Hal tersebut dapat dilihat dari kepemilikan
saham yang menunjukkan jumah saham yang dimiliki oleh Negara Republik
Indonesia lebih besar dari yang dimiliki oleh masyarakat. Selain itu, bank persero
tbk yang berjumlah 4 bank, memiliki total aset, dana pihak ketiga, dan kredit
yang cukup besar hampir menyaingi bank swasta devisa yang berjumlah 31 bank
(Susilo : 2000)
Berdasarkan jumlah saham yang dimiliki Negara Republik Indonesia
lebih besar dari yang dimiliki oleh masyarakat ( terdiri dari perorangan dalam
negeri, koperasi, yayasan, dana pensiun, asuransi, bank kustodian, lembaga dalam
negeri, lembaga lain, reksa dana, perorangan luar negeri, lembaga luar negeri )
Jumlah total aset bank umum berdasarkan kelompok bank pada tahun desember
Tabel 1
Total Aset Bank Umum ber dasar kan Kelompok Bank Per iode Desember 2012 (Miliar Rp)
TOTAL 4.262.687 3.225.198 2.725.673
Sumber : Statistik Perbankan Indonesia – Vol. 11. No. 1 Desember 2011 (www.bi.go.id)
Berdasarkan tabel 1.2 di atas, dapat dilihat bahwa jumlah aset, dana pihak ketiga,
dan kredit bank persero dengan jumlah 4 bank menduduki peringkat kedua
setelah bank swasta devisa dengan jumlah 32 bank.
Menurut Lukman Dendawijaya, (2001) dana - dana yang dihimpun dari
masyarakat dapat mencapai 80% - 90% dari seluruh dana yang dikelola oleh bank
dan kegiatan perkreditan mencapai 70% - 80% dari total aktiva bank. Bila
memperhatikan neraca bank akan terlihat bahwa sisi aktiva didominasi oleh
besarnya kredit yang diberikan, dan bila memperhatikan laporan laba rugi bank
akan terlihat bahwa sisi pendapatan didominasi oleh besarnya pendapatan dari
bunga dan provisi kredit. Hal tersebut dikarenakan aktivitas bank yang terbanyak
akan berkaitan erat secara langsung ataupun tidak langsung dengan kegiatan
perkreditan. Salah satu alasan terkonsentrasinya usaha bank dalam penyaluran
kredit adalah sifat usaha bank sebagai lembaga intermediasi antara unit surplus
dengan unit defisit, dan sumber utama dana bank berasal dari masyarakat
dalam bentuk kredit. Sebagaimana umumnya negara berkembang, sumber
pembiayaan dunia usaha di Indonesia masih didominasi oleh penyaluran kredit
perbankan yang diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi. Pemberian
kredit merupakan aktivitas bank yang paling utama dalam menghasilkan
keuntungan, tetapi risiko yang terbesar dalam bank juga bersumber dari
pemberian kredit.
Penyaluran kredit memungkinkan masyarakat untuk melakukan
investasi,distribusi, dan juga konsumsi barang dan jasa, mengingat semua
kegiatan investasi, distribusi, dan konsumsi selalu berkaitan dengan penggunaan
uang. Kelancaran kegiatan investasi, distribusi, dan konsumsi ini tidak lain adalah
kegiatan pembangunan perekonomian masyarakat. Melalui fungsi ini bank
berperan sebagai Agent of Development (Susilo, Triandaru, dan Santoso, 2006).
Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa penyaluran kredit mendorong
pertumbuhan ekonomi suatu negara. menyatakan bahwa dana berlebih (surplus
fund) yang disalurkan secara efisien bagi unit yang mengalami defisit akan
meningkatkan kegiatan produksi. Selanjutnya kegiatan tersebut akan
meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Pada level mikro, membuktikan bahwa
adanya kendala dalam penyaluran kredit dapat berdampak pada kehancuran usaha
- usaha kecil. (Kasmir,2002)
Meskipun penyaluran kredit memegang peranan penting bagi
pertumbuhan ekonomi negara, namun kredit yang disalurkan oleh perbankan
belum optimal. Hal ini dapat dilihat dari (Loan to Deposit Ratio (LDR) Bank
pada tahun 2001 sampai 2011 LDR Bank Persero berrturut-turut adalah 26.56%,
34.46%, 41.59%, 49.90%, 51.04%, 59.93%, 62.37%, 70.27%, 69.55%, 71.54%,
74.75% Dan Data tersebut menunjukkan bahwa LDR Bank Persero masih berada
dibawah harapan Bank Indonesia. Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia, angka
LDR seharusnya berada disekitar 85% - 110%.
Sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia No. 30/23/UPPB tanggal 19
Maret 1998, LDR merupakan indikator dalam pengukuran fungsi intermediasi
perbankan di Indonesia rasio LDR dihitung dari pembagian kredit dengan dana
yang diterima yang meliputi giro, deposito, dan tabungan masyarakat, pinjaman
bukan dari bank yang berjangka waktu lebih dari 3 bulan tidak termasuk
pinjaman subordinasi, deposito dan pinjaman dari bank lain yang berjangka
waktu lebih dari 3 bulan, surat berharga yang diterbitkan oleh bank yang
berjangka waktu lebih dari 3 bulan, modal inti, dan modal pinjaman. Kemudian
disesuaikan dengan Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/23/DPNP tanggal 31 Mei
2004, rasio LDR dihitung dari pembagian kredit yang diberikan kepada pihak
ketiga (tidak termasuk antarbank). dengan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang
mencakup giro, tabungan, dan deposito (tidak termasuk antarbank). Semakin
tinggi LDR menunjukkan semakin besar pula DPK yang dipergunakan untuk
penyaluran kredit, yang berarti bank telah mampu menjalankan fungsi
intermediasinya dengan baik. Disisi lain LDR yang terlampau tinggi dapat
menimbulkan risiko likuiditas bagi bank. yang antara lain disalurkan kedalam
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penyaluran DPK ke sektor lain (di
luar kredit) masih cukup besar.
Billy Arma Pratama, (2010) dalam kemampuan menyalurkan kredit oleh
perbankan dipengaruhi oleh berbagai hal yang dapat ditinjau dari sisi internal dan
eksternal bank. Dari sisi internal bank terutama dipengaruhi oleh kemampuan
bank dalam menghimpun dana masyarakat dan penetapan tingkat suku bunga.
Dan dari sisi eksternal bank dipengaruhi oleh kondisi ekonomi, peraturan
pemerintah, dan lain - lain. Sementara menurut (Sinungan, 2000) kebijakan
perkreditan harus memperhatikan beberapa fator-faktor seperti keadaan keuangan
bank saat ini, pengalaman bank, dan keadaan perekonomian.
Dana - dana yang dihimpun dari masyarakat (Dana Pihak Ketiga)
merupakan sumber dana terbesar yang paling diandalkan oleh bank Kegiatan
bank setelah menghimpun dana dari masyarakat luas adalah menyalurkan
kembali dana tersebut kepada masyarakat yang membutuhkannya, dalam bentuk
pinjaman atau lebih dikenal dengan kredit. Pemberian kredit merupakan aktivitas
bank yang paling utama dalam menghasilkan keuntungan (Dendawijaya, 2001).
Non Performing Loan (NPL) merupakan rasio yang dipergunakan untuk
mengukur kemampuan bank dalam meng-cover risiko kegagalan pengembalian
kredit oleh debitur. NPL mencerminkan risiko kredit, semakin tinggi tingkat NPL
maka semakin besar pula risiko kredit yang ditanggung oleh pihak bank. Akibat
tingginya NPL perbankan harus menyediakan pencadangan yang lebih besar,
sehingga pada akhirnya modal bank ikut terkikis. Padahal besaran modal sangat
kendala dalam expansi kredit. Kondisi Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital
Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL). dan Kredit Bank Persero
selama tahun penelitian dari tahun 2001 hingga 2011.
Dana yang dihimpun oleh bank dari masyarakat berupa giro, tabungan dan
deposito baik dalam dalam bentuk rupiah maupun valas. Pada tabel tersebut
diatas menunjukan bahwa DPK pada tahun 2006-2012 menunjukkan adanya
peningkatan dari tahun ketahun begitu juga penyaluran kredit mengalami
peningkatan searah dengan laju perkembangan dana pihak ke tiga sedangkan
Capital Adequacy Ratio ( Ratio Kecukupan Modal ) CAR merupakan
ratio kecukupan modal yang berfungsi menampung resiko kerugian yang
kemungkinan dihadapi oleh bank, semakin tinggi CAR semakin baik bank
tersebut untuk menanggung resiko dari aktiva produktifnya/kredit yang ber
resiko.
Table 2
Total Capital Adequacy Ratio dan Kredit
TAHUN CAR KREDIT
2001-2002 19,39% - 21,71% 121.494 - 150.632 2003-2004 18,21% - 20,71% 177.137 - 222.855 2005-2006 19,43% - 21,20% 256.413 - 287.910 2007-2008 17,85% - 14,31% 356.151 - 470.665 2009-2010 13,81% - 15,36% 544.870 - 642.718
2011 15,04% 767.507
Sedangkan Non Performing Loan (Kredit Yang Tidak Menghasilkan) merupakan
rasio yang dipergunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam meng-cover
risiko kegagalan pengembalian kredit oleh debitur.
Table 3
Total Non Per for ming Loan dan Kredit
TAHUN NPL KREDIT
Melalui penelitiannya (Maharani, 2011) menemukan bahwa, Dana Pihak
Ketiga (DPK) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kredit perbankan. Hal
serupa juga ditemukan oleh (B.A. Pratama, 2010 dan Soedarto, 2004). Sementara
hasil yang berbeda ditemukan oleh (Setyati, 2007) dimana DPK berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap kredit perbankan.
Menurut (Soedarto, 2004), Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh
positif dan signifikan. Demikian juga penelitian yang dilakukan oleh (Maharani,
2011). Sedangkan menurut (B.A. Pratama, 2010), CAR berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap kredit perbankan.
Masih menurut (Soedarto, 2004), Non Performing Loan (NPL) berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kredit perbankan. Namun menurut (B.A. Pratama,
2010 dan Maharani, 2011), NPL berpengaruh negative dan signifikan terhadap
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah variable Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR),
dan Non Performing Loan (NPL) berpengaruh simultan maupun secara parsial
terhadap Penyaluran Kredit pada Bank Persero di Indonesia?
2. Variabel manakah yang berpengaruh dominan terhadap Penyaluran Kredit pada
Bank Persero di Indonesia? “
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy
Ratio (CAR), dan Non Performing Loan (NPL)secara parsial terhadap
Penyaluran Kredit pada Bank Persero di Indonesia.
2. Untuk mengetahui variabel mana yang berpengaruh dominan terhadap
Penyaluran Kredit pada Bank Persero di Indonesia.
1.4 Manfaat Penelitian
Adanya suatu penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat terutama bagi
bidang ilmu yang diteliti. Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah
1. Bagi Penulis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan, wawasan, serta
informasi mengenai analisis kesehatan bank, khususnya mengenai faktor-
faktor yang mempengaruhi kebijakan penyaluran kredit Bank Persero di
Indonesia.
2. Bagi Pihak Lain
Hasil penelitian diharapkan dapat menambah referensi, informasi dan
wawasan untuk mendukung penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan
faktor- faktor yang mempengaruhi kebijakan penyaluran kredit kepada
BAB II
TINJ AUAN PUSTAK A
2.1 Penelitian Ter dahulu
Penelitian – penelitian yang digunakan sebagai bahan referensi dalam
penelitian ini antara lain:
1. Soedarto(2004 : 31-32) Dalam penelitiannya menguji “faktor - faktor yang
mempengaruhi penyaluran kredit pada BPR (Studi Kasus pada BPR di
Wilayah Kerja BI Semarang)”. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi
berganda. Adapun variabel independen meliputi Tingkat Kecukupan Modal,
Jumlah Simpanan Masyarakat, Tingkat Suku Bunga, dan Jumlah Kredit Non
Lancar, sedangkan variabel dependen adalah Kredit. Hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa secara parsial maupun simultan Tingkat Suku Bunga,
Tingkat Kecukupan Modal, Jumlah Simpanan Masyarakat, dan Jumlah Kredit
Non Lancar berpengaruh positif terhadap Penyaluran Kredit.
2. Setiyati (2007 : 46) Dalam penelitiannya menguji “pengaruh Suku Bunga
Kredit, Dana Pihak Ketiga, dan Produk Domestik Bruto terhadap Penyaluran
Kredit Perbankan diIndonesia”. Adapun variabel independen meliputi Suku
Bunga Kredit, Dana PihakKetiga, dan Produk Domestik Bruto, sedangkan
3. Correction Model (ECM). Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa Suku
Bunga Kredit dan Dana Pihak Ketigaberpengaruh negatif dan signifikan
terhadap Penyaluran Kredit, dan Produk DomestikBruto berpengaruh positif
dan signifikan terhadap Penyaluran Kredit.
4. Tomo (2010 : 2) Dalam penelitiannya menguji “pengaruh Dana Pihak Ketiga
(DPK) terhadap Jumlah Kredit pada PT. Bank Mandiri Tbk”.Penelitian ini
menggunakan metode Deskriptif Verifikatif dengan menggunakan data Time
Series. Adapun variabel independen adalah Dana Pihak Ketiga (DPK) yang
terdiri dari Tabungan, Deposito, dan Giro, sedangkan variabel dependen
adalah Kredit. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa secara simultan Dana
Pihak Ketiga (DPK) berpengaruh positif signifikan terhadap Jumlah Kredit
Bank, secara parsial Tabungan dan Deposito berpengaruh positif signifikan
terhadap Jumlah Kredit Bank, sedangkan Giro tidak berpengaruh positif
signifikan terhadap Jumlah Kredit.
5. Pratama,(2010 : 61) Dalam penelitiannya menguji “faktor - faktor yang
mempengaruhi kebijakan penyaluran kredit perbankan yang meliputi, Dana
Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan
(NPL) dan Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI)”. Penelitian ini
menggunakan Bank Umum secara keseluruhan. Teknik analisis yang
digunakan adalah regresi berganda. Adapun variabel independen meliputi
Non Performing Loan (NPL) dan Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia
(SBI), sedangkan variabel dependen adalah Kredit. Hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa Dana Pihak Ketiga (DPK) berpengaruh positif dan
signifikan terhadap penyaluran kredit perbankan. Capital Adequacy
Ratio(CAR) dan Non Performing Loan(NPL) berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap penyaluran kredit perbankan. Sementara suku bunga
Sertifikat Bank Indonesia (SBI) berpengaruh positif dan tidak signifikan
terhadap penyaluran kredit perbankan.
6. Maharani (2011 : 22) Melakukan penelitian dengan tujuan untuk mengethui
“factor-faktor yang mempengaruhi penyaluran jumlah kredit pada PT. Bank
Tabungan Negara (Persero) Tbk Kantor Cabang Makassar”. Variabel
independennya meliputi Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio
(CAR), dan Non Performing Loan (NPL) sedangkan variable independennya
adalah Kredit. Penelitiannya menggunakan analisis regeresi liniear berganda.
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Capital
Adequacy Ratio (CAR) berkorelasi positif dan signifikan terhadap Penyaluran
Jumlah Kredit, sedangkan Non Performing Loan (NPL) berkorelasi negative
dan signifikan terhadap penyaluran kredit pada PT. Bank Tabungan Negara
2.2. Landasan Teor i
2.2.1 Bank
2.2.1.1 Penger tian Bank
Bank adalah suatu lembaga keuangan, yaitu suatu badan yang berfungsi
sebagai financial intermediary atau perantara keuangan dari dua pihak, yakni
pihak yang kelebihan dana dan pihak yang kekurangan dana. Karena demikian
eratnya kaitan antara bank dan uang, maka bank disebut juga sebagai suatu
lembaga yang berniaga uang. Bank menerima simpanan uang dari masyarakat
(to receive deposits) dalam bentuk giro, deposito, dan tabungan. Kemudian uang
tersebut dikembalikan lagi kepada masyarakat dalam bentuk kredit (to make
loans). Menurut Undang - Undang No. 10 tahun 1998 bank adalah badan usaha
yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk -
bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Keuntungan utama dari bisnis perbankan yang berdasarkan prinsip
konvensional diperoleh dari selisih bunga simpanan yang diberikan kepada
penyimpan dengan bunga pinjaman atau kredit yang disalurkan. Keuntungan
dari selisih bunga ini dikenal dengan istilah spread based (Kasmir, 2006 : 2).
Secara lebih spesifik fungsi bank dapat sebagai agent of trust, agent of
1. Agent of Trust
Dasar utama kegiatan perbankan adalah trust atau kepercayaan, baik dalam hal
penghimpunan dana maupun penyaluran dana. Masyarakat akan mau
menitipkan dananya di bank apabila dilandasi oleh unsur kepercayaan.
Masyarakat percaya bahwa uangnya tidak akan disalahgunakan oleh bank,
uangnya akan dikelola dengan baik, bank tidak akan bangkrut, dan juga
percaya bahwa pada saat yang telah dijanjikan masyarakat dapat menarik lagi
simpanan dananya di bank. Pihak bank sendiri akan mau menempatkan atau
menyalurkan dananya pada debitur atau masyarakat apabila dilandasi unsur
kepercayaan. Pihak bank percaya bahwa debitur tidak akan menyalahgunakan
pinjamannya, debitur akan mengelola dana pinjaman dengan baik, debitur akan
mempunyai kemampuan untuk membayar pada saat jatuh tempo, dan juga bank
percaya bahwa debitur mempunyai niat baik untuk mengembalikan pinjaman
beserta kewajiban lainnya pada saat jatuh tempo.
2. Agent of Development
Sektor dalam kegiatan perekonomian masyarakat yaitu sektor moneter dan
sektor riil, tidak dapat dipisahkan. Kedua sektor tersebut berinteraksi saling
mempengaruhi satu dengan yang lain. Sektor riil tidak akan dapat berkinerja
dengan baik apabila sektor moneter tidak bekerja dengan baik. Tugas bank
sebagai penghimpunan dan penyaluran dana sangat diperlukan untuk kelancaran
kegiatan perekonomian di sektor riil. Kegiatan bank tersebut memungkinkan
masyarakat melakukan investasi, distribusi, dan juga konsumsi barang dan jasa,
distribusi,konsumsi selalu berkaitan dengan penggunaan uang. Kelancaran
kegiatan investasi, distribusi, konsumsi ini tidak lain adalah kegiatan
pembangunan perekonomian masyarakat.
3. Agent of Services
Di samping melakukan kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana, bankjuga
memberikan penawaran jasa - jasa perbankan yang lain kepada masyarakat. Jasa
- jasa yang ditawarkan bank ini erat kaitannya dengan kegiatan perekonomian
masyarakat secara umum. Jasa - jasa bank ini antara lain dapat berupa jasa
pengiriman uang, jasa penitipan barang berharga, jasa pemberian jaminan bank,
dan jasa penyelesaian tagihan.
Ketiga fungsi bank di atas diharapkan dapat memberikan gambaran yang
menyeluruhdan lengkap mengenai fungsi bank dalam perekonomian, sehingga
bank tidak hanya dapat diartikan sebagai lembaga perantara keuangan atau
financial intermediary.
2.2.1.2 J enis - jenis Bank
Adapun jenis perbankan dewasa ini dapat ditinjau dari berbagai segi antara
lain :
a. Bank Umum Pengertian Bank Umum menurut UU RI No 7 tahun 1992
sebagaimana diubah dalam UU RI nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan
b. konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya
memberikan jasa lalu lintas pembayaran.
c. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Pengertian Bank menurut UU RI No 7 tahun
1992 sebagaimana diubah dalam UU RI nomor 10 Tahun 1998 tentang
d. perbankan BPR adalah Bank bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional atau berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam kegiatannya tidak
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran
e. Bank Sentral, yaitu bank (Bank Indonesia) yang memperoleh hak untuk
mengedarkan uang logam atau uang kertas yang didirikan berdasarkan UU
No.13 Tahun 1968.
f. Bank Tabungan, yaitu bank yang di dalam usahanya untuk menghimpun dana,
terutama menerima simpanan dalam bentuk tabungan dan menggunakan
dananya dengan kertas-kertas berharga
g. Bank Pembangunan, yaitu bank yang dalam usahanya mengumpulkan dana
terutama, menerima simpanan dalam bentuk deposito dan mengeluarkan
kertas-kertas berharga jangka menengah dan jangka panjang dalam bidang
pembangunan
Ada perbedaan lainnya yaitu berdasarkan atas kepemilikannya bank, di
a. Bank Milik Negara, yaitu bank-bank yang di miliki oleh Negara dan didirikan
berdasarkan undang-undang pemerintah serta kegiatanya mengumpulkan
uang. Memberikan pinjaman dan jasa-jasa perbankan lainnya. Bank yang
dimiliki Negara antara lain yaitu, Bank sentral dan Bank Indonesia, bank-bank
umum milik Negara, bank tabungan Negara, Bank Pembangunan Indonesia
dan lain-lain
b. Bank milik pemerintah Dimana akte pendiriannya maupun modalnya dimiiki
oleh pemerintah, sehingga seluruh keuntungan bank ini dimiliki oleh
pemerintah. Adapun yang termasuk bank pemerintah adalah PT. Bank Negara
Indonesia Tbk, PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk, PT. Bank Mandiri Tbk, dan
PT. Bank Tabungan Negara Tbk. Namun Bank Indonesia selaku bank sentral
menyebut keempat bank tersebut sebagai bank persero, karena keempat bank
tersebut telah go public dan sahamnya tidak sepenuhnya lagi milik pemerintah
melaikan sebagian merupakan milik masyarakat.
c. Bank Pemerintah Daerah (BPD) merupakan bank yang seluruh sahamnya
dimiliki oleh pemerintah daerah.
d. Bank milik swasta, yaitu bank-bank yang memiliki pihak swasta yang terdiri
dari
1. Bank Swasta Nasional, yaitu bank yang seluruh kekayaannya dimiliki oleh
warga Negara Indonesia dan atau badan-badan hokum yang dikelola oleh
warga Negara Indonesia, bank-bank ini dapat berbentuk umum swasta,
2. Bank Swasta Asing, yaitu bank yang seluruh kekayaannya dimiliki oleh
pihak asing dan atau badan-badan hokum yang dikelola oleh pihak asing.
e. Bank Koperasi, yaitu bank yang modalnya berasal dari
perkumpulan-perkumpulan koperasi yang terdiri dari bank umum koperasi, bank tabungan
koperasi bank pembangunan koperasi dan sebagian besar Kepemilikan
saham-saham bank ini dimiliki oleh perusahaan yang berbadan hukum koperasi.
f. Bank milik campuran adalah Kepemilikan saham bank campuran dimiliki
oleh pihak asing dan pihakswasta nasional. Kepemilikan sahamnya secara
mayoritas dipegang oleh Warga Negara Indonesia.
g. Bank milik asing adalah Bank yang bertindak sebagai bank biasa yang hanya
dapat didirikan sebagai cabang bank diluar negeri, atau sebagai gabungan
sebuah bank asing dengan sebuah bank Indonesia, sebagai perseroan terbatas
sesuai dengan hukum Indonesia pada umumnya peranan mereka adalah
mempermudah penanaman modal asing dan kegiatan-kegiatan eksport import
serta mengembangkan industri dalam negeri dalam rangka pembangunan
ekonomi dan perluasan kesempatan kerja.
Ditinjau dari segi status, bank dapat dibedakan dalam dua jenis yaitu :
1. Bank devisa
Merupakan bank yang dapat melaksanakan transaksi ke luar negeri atau
2. Bank non devisa
Merupakan bank yang belum mempunyai izin untuk melaksanakan transaksi
sebagai bank devisa, sehingga tidak dapat melaksanakan transaksi seperti
bank devisa, dimana transaksi yang dilakukan masih dalam batas-batas
negara.
Ditinjau dari segi penciptaan uang, bank dapat dibedakan dalam dua jenis yaitu :
1. Bank premier, yaitu bank yang dapat menciptakan uang giral, yang tergolong
dalam bank primer yaitu bank sirkulasi ( bank sentral ) yang dapat menciptakan
kredit dalam bentuk uang kertas dan giral serta bank umum yang dapat
menciptakan uang giral
2. Bank sekunder, yaitu bank yang bertugas sebagai perantara dalam menyalurkan
kredit, yang tergolong dalam bank sekunder adalah bank tabungan dan bank-bank
lainnya yang tidak dapat menciptakan uang giral.
2.2.1.3 Tugas dan Fungsi Pokok Bank
Pada intinya bank mempunyai tugas pokok antara lain :
1. Menghimpun dana dari masyarakat yang merupakan dana sisa atau lebh dari
kebutuhan sehari-hari, dalam bentuk rekening Koran, simpanan deposito,
tabungan dan lain-lain.
2. Memberikan kredit pada orang atau badan usaha yang membutuhkan uang,
pemeberian kredit ini dapat ditujukan untuk kegiatan-kegiatan produktif dan
3. Memberikan jasa-jasa dalam bentuk lalu lintas pembayaran dan peredaran
uang yang berbentuk pengeluaran cek, pengiriman uang, sebagai media tukar
menukar valuta asing dan lain-lain.
4. Memberikan jaminan keselamatan dan keamanan uang masyarakat dari
resiko kehilangan, kebakaran dan sebagainya.(Kasmir, 2002)
Sedangkan fungsi bank dalam suatu Negara dapat dikatakan, luas
karena bank merupakan alat pemerintah untuk menjaga stabilitas ekonomi
moneter dan keuangan antara tugas dan fungsi pokok perbankan tidak dapat
dipisahkan satu sama lain.
Selain mempunyai fungsi menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat,
bank juga mempunyai fungsi sebagai agen pembangunan nasional dalam
rangka meningkatkan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya
pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional dapat menuju kearah
peningkatan taraf hidup rakyat banyak (anonim, 1992:194).
Dengan adanya aktifitas bank yang bermacam-macam maka tugas
dan fungsi perbankan adalah sebagai berikut :
1. Sebagai lembaga yang menghimpun dana-dana dari masyarakat.
2. Sebagai lembaga yang menyalurkan dana dari masyarakat dalam bentuk
kredit atau sebagai bentuk pemberi kredit.
3. Sebagai lembaga yang melancarkan seluruh aktifitas keuangan
Dalam undang-undang bank Indonesia No.13 tahun 1968 tentang bank
sentral dalam hal ini bank Indonesia sebagai bank sentral, tugas pokok bank
Indonesia adalah membantu pemerintah dalam :
1. Mengatur, menjaga dan memelihara kestabilan nilai rupiah.
2. Mendorong kelancaran produksi dan pembangunan serta memperluas
kesempatan kerja guna meningkatan taraf hidup rakyat.
Rincian dari tugas pokok tersebut diatas secara garis besar Antara lain
dapat diutarakan sebagai berikut :
1. Dalam peredaran uang, bank Indonesia mempunyai hak tunggal untuk
mengeluarkan uang kertas dan uang logam yang merupakan alat
pembayaran yang sah di Indonesia.
2. Memajukan perkembangan yang sehat dari urusan kredit dan urusan
perbankan
3. Bank mengadakan pengawasan urusan kredit
4. Bank membina perbankan dengan jalan-jalan :
a. Memperluas, memperlancar dan mengatur lalu lintas pembayaran giral
dan menyelenggarakan kliring antar bank
b. Menetapkan ketentuan-ketentuan umum tentang soluabilitas dan
liquiditas bank-bank.
c. Memberikan bimbingan kepada bank bank dalam pengelolaan bank
5. Dalam melaksanakan tugas-tugas pokok tersebut bank Indonesia :
a. Menyusun rencana kredit untuk suatu jangka waktu tertentu untuk
diajukan kepada pemerintah melalui dewan moneter.
b. Mentapkan tingkat dan struktur bunga
c. Menetapkan pembatasan kualitatif atas pemberian kredit oleh
perbankan
6. Memberikan kredit likuiditas kepada bank-bank dengan cara :
a. Menerima gadai ulang.
b. Menerima sebagai jaminan surat-surat berharga.
c. Menerima aksep dengan syarat-syarat yang ditetapkan oleh bank.
Tugas ini merupakan pelaksanaan tugas sebagai bankers bank yang
artinya bank Indonesia berfungsi sebagai bank sentral maka
nasabahnya adalah bank.
7. Bank dapat memberikan kredit likuiditas pada bank-bank untuk mengatasi
kesulitan likuiditas mereka dalam keadaan darurat. Tugas ini merupakan
pelaksanaan tugas bank sentral sebagai lender of the last resort, artinya BI
adalah pemberi pinjaman terakhir bilamana bank-bank umum mengalami
kesulitan likuiditasnya. Pemberian kredit likuiditas tersebut dengan
syarat-syarat tertentu.
8. Dalam hubungan keuangan dengan pemerintah bank Indonesia
b. Menyelenggarakan pemindahan uang untuk pemerintah diantara
kantor-kantornya diseluruh wilayah republik Indonesia
c. Membantu pemerintah dalam penempatan surat-surat hutang Negara
penata usahaan serta pembayaran kupon dan pelunasannya.
d. Memberikan kredit kepada pemerintah dalam bentuk-bentuk rekening
untuk memperkuat kas Negara (Bank Indonesia, 2004)
2.2.2 Kredit
2.2.2.1 Penger tian Kr edit
Menurut (Kasmir, 2002 : 12) kata kredit berasal dari kata Yunani “Credere”
yang berarti kepercayaan, atau berasal dari Bahasa Latin “Creditum” yang berarti
kepercayaan akan kebenaran. Pengertian tersebut kemudian dibakukan oleh
pemerintah dengan dikeluarkannya Undang-Undang Pokok Perbankan No. 14
tahun 1967 bab 1 pasal 1, 2 yang merumuskan pengertian kredit sebagai berikut :
“Kredit adalah penyediaan uang atau yang disamakan dengan itu berdasarkan
persetujuan pinjam meminjam antara bank dengan lain pihak peminjam
berkewajiban melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah
bunga yang telah ditentukan”. Selanjutnya pengertian kredit tersebut
disempurnakan lagi dalam Undang -Undang No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan,
Sebagaimana telah diubah denganUndang-Undang No. 10 tahun 1998, yang
mendefinisikan pengertian kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat
meminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan
jumlah bunga”. Proses perkreditan dilakukan secara hati - hati oleh bank dengan
maksud untuk mencapai sasaran dan tujuan pemberian kredit.(dendawijaya: 2002)
Ketika bank menetapkan keputusan pemberian kredit maka sasaran yang
hendak dicapai adalah aman, terarah,dan menghasilkan pendapatan. Aman dalam
arti bahwa bank akan dapat menerimakembali nilai ekonomi yang telah
diserahkan, terarah maksudnya adalah bahwa penggunaan kredit harus sesuai
dengan perencanaan kredit yang telah ditetapkan, dan menghasilkan berarti
pemberian kredit tersebut harus memberikan kontribusi pendapatan bagi bank,
perusahaan debitur, dan masyarakat umumnya.
2.2.2.2. Tujuan Kr edit
Pemberian suatu fasilitas kredit mempunyai tujuan tertentu yang tidak akan
terlepas dari misi bank tersebut didirikan. Adapun tujuan utama pemberian suatu
kredit antara lain (Kasmir,2002 : 63-64)
1) Mencari keuntungan
Yaitu bertujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian kredit tersebut. Hasil
tersebut terutama dalam bentuk bunga yang diterima oleh bank sebagai balas
jasa dan biaya administrasi kredit yang dibebankan kepada nasabah.
2) Membantu usaha nasabah
Tujuan lainnya adalah untuk membantu usaha nasabah yang memerlukan
dana, baik dana investasi maupun dana untuk modal kerja. Dengan dana
tersebut pihak debitur akan dapat memperluas dan mengembangkan usahanya.
3) Membantu pemerintah
Bagi pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak
perbankan, makasemakin baik, mengingat semakin banyak kredit berarti
adanya peningkatanpembangunan di berbagai sektor.
2.2.2.3Fungsi Kredit
Fungsi kredit menurut (Kasmir, 2003 : 105-106) adalah sebagai berikut :
1) Untuk meningkatkan daya guna uang
Jika uang hanya disimpan saja tidak akan menghasilkan sesuatu yang berguna.
Dengan diberikannya kredit uang tersebut menjadi berguna untuk
menghasilkan barang atau jasa oleh penerima kredit.
2) Untuk meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang
Dalam hal ini uang yang diberikan atau disalurkan akan beredar dari satu
wilayah ke wilayah lainnya, sehingga suatu daerah yang kekurangan uang
dengan memperoleh kredit maka daerah tersebut akan memperoleh tambahan
3) Untuk meningkatkan daya guna barang
Kredit yang diberikan oleh bank dapat digunakan oleh debitur untuk
mengolah barang yang tidak berguna menjadi berguna atau bermanfaat.
4) Meningkatkan peredaran barang
Kredit dapat pula menambah atau memperlancar arus barang dari satu wilayah
ke wilayah lainnya, sehingga jumlah barang yang beredar dari satu wilayah
kewilayah lainnya bertambah atau kredit dapat pula meningkatkan jumlah
barang yang beredar.
5) Sebagai alat stabilitas ekonomi
Kredit yang diberikan akan menambah jumlah barang yang diperlukan oleh
masyarakat. Kredit dapat pula membantu dalam mengekspor barang dari
dalam negeri ke luar negeri sehingga meningkatkan devisa.
2.2.2.4Unsur - unsur Kr edit
Dalam pemberian kredit, unsur kepercayaan adalah hal yang sangat
mendasar yang menciptakan kesepakatan antara pihak yang memberikan kredit
dan pihak yang menerima kredit untuk dapat melaksanakan hak dan kewajiban
yang telah disepakati, baik dari jangka waktu peminjaman sampai masa
pengembalian kredit serta balas jasa yang diperoleh, maka unsur-unsur yang
a. Kepercayaan
Yaitu suatu keyakinan pemberi kredit bahwa kredit yang diberikan akan
benar-benar diterima kembali dimasa tertentu dimasa yang akan datang.
Kepercayaan ini diberikanoleh bank, dimana sebelumnya sudah dilakukan
penelitian, penyelidikan tentang nasabahbaik secara interen maupun
eksteren.
b. Kesepakatan
Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian dimana masing-masing
pihakmenandatangani hak dan kewajibannya masing-masing.
c. Jangka waktu
Jangka waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah
disepakati. Jangka waktu tersebut bisa berbentuk jangka pendek, menengah,
atau jangka panjang.
d. Risiko
Adanya suatu tenggang waktu pengembalian akan menyebabkan suatu
risiko tidaktertagihnya/macet pemberian kredit. Semakin panjang suatu
kredit semakin besarrisikonya demikian pula sebaliknya. Risiko ini menjadi
tanggungan bank, baik yangdisengaja oleh nasabah maupun yang tidak di
e. Balas jasa
Merupakan keuntungan atas pemberian suatu kredit atau jasa tersebut yang
kita kenal dengan nama bunga. (Kasmir, 2002 : 103)
Indikator efektivitas perbankan dalam menyalurkan kredit adalah Loan to
Deposit Ratio (LDR). Sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia No. 30/23/UPPB
tanggal 19 Maret 1998, rasio LDR dihitung dari pembagian kredit dengan dana yang
diterima yang meliputi giro, deposito, dan tabungan masyarakat, pinjaman bukan dari
bank yang berjangka waktu lebih dari 3 bulan tidak termasuk pinjaman subordinasi,
deposito dan pinjaman dari bank lain yang berjangka waktu lebih dari 3 bulan, surat
berharga yang diterbitkan oleh bank yang berjangka waktu lebih dari 3 bulan, modal
inti, dan modal pinjaman. Kemudian disesuaikan dengan Surat Edaran Bank
Indonesia No. 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004, rasio LDR dihitung dari pembagian
kredit yang diberikan kepada pihak ketiga (tidak termasuk antarbank) dengan Dana
Pihak Ketiga (DPK) yang mencakup giro, tabungan, dan deposito (tidak termasuk
antarbank). Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia, angka LDR seharusnya berada di
sekitar 85% - 110%.
2.2.3 Dana Pihak Ketiga (DPK)
Dana pihak ketiga dibutuhkan suatu bank dalam menjalankan operasinya.
(Dendawijaya, 2001) mendefinisikan dana pihak ketiga adalah dana berupa simpanan
dari masyarakat. Ternyata merupakan sumber dana terbesar yang paling diandalkan
Bank dapat memanfaatkan dana dari pihak ketiga ini untuk ditempatkan pada
pos-pos yang menghasilkan pendapatan bagi bank, salah satunya yaitu dalam bentuk
kredit. Pertumbuhan dana pihak ketiga akan mengakibatkan pertumbuhan kredit
yang pada akhirnya LDR juga akan meningkat. Masyarakat yang kelebihan dana
dapat menyimpan dananya di bank dalam bentuk tabungan, deposito, giro, sertifikat
deposit. Menurut Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004
dana yang dipercayakan oleh masyarakat kepada bank atau dana yang bersumber
dari pihak ketiga dan dihimpun oleh sektor perbankan adalah sebagai berikut:
1. Giro (Demand Deposit) adalah simpanan (perseorangan atau perusahan badan
hukum) pada bank yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran dan penarikan
melalui cek,surat bilyet giro atau dengan cara pemindah bukuan.
2. Tabungan adalah simpanan pihak ketiga pada bank yang pengambilan hanya
dapat dilakukan menurut syarat-syarat yang telah disetujui oleh kedua belah pihak
(bank dan nasabah), penarikan dengan menggunakan cek tidak berlaku.
3. Deposito berjangka adalah simpanan dari pihak ketiga pada bank yang penarikan
nya hanya dapat dilakukan pada jangka tertentu menurut perjanjian antara pihak
deposan dan bank yang bersangkutan.
4. Sertifikat deposito adalah deposito berjangka yang bukti simpanannya dapat
diperdagangkan dana usaha menghimpun dana tersebut, bank harus mengenal
sumber-sumber dana yang berbeda-beda pada. Dalam garis besarnya sumber dana
a. Dana yang bersumber dari bank sendiri, dana in berbentuk modal sektor
yang berasal dari pemegang saham-saham dan cadangan serta keuntungan
bank yang belum dibagikan kepada pemegang saham.
b. Dana yang berasal dari masyarakat luas. Dana yang berasal dari masyarakat
luas ini adalah dan yag umumnya berbentuk simpanan tradisional. Dana yang
bersumber dari masyarakat ini harus dikembangkan dan dikelola oleh bank
untuk memaksimalkan keuntungan.
c. Dana yang berasal dari lembaga keuangan yang berbentuk bank maupun non
bank yang biasanya dalam bentuk pinjaman Dana bank adalah uang tunai
yang dimiliki bank ataupun aktiva lancar yang dikuasai oleh bank dan setiap
waktu dapat diuangkan (kasmir, 2002) secara garis besar, sumber dana bank
dibedakan menjadi 3 (tiga) sumber, yaitu :
a. Dana sendiri atau dana pihak pertama, yaitu dari modal bank sendiri
operasional adalah :
1. Modal yang disetor yaitu jumlah uang yang disetor secara efektif oleh
para pemengang saham pada waktu bank berdiri, umumnya modal
setoran pertama dari para pemilik bank dipergunakan bank untuk
sarana perkantoran, peralatan kantor dan promosi untuk menarik minat
2. Cadangan-cadangan yaitu sebagian dari laba yang disisihkan dalam
bentuk cadangan modal dan cadangan lainnya yang dipergunakan
untuk menutupi timbulnya resiko di kemudian hari.
3. Laba yang ditahan yang semestinya milik para pemegang saham, tapi
oleh mereka sendiri diputuskan untuk tidak dibagi dan dimasukkan
kembali dalam modal kerja.
b. Dana dari pinjaman pihak luar bank, yaitu dana dari pihak kedua yang
memberikan pinjaman pada bank, dana ini terdiri dari :
1. Pinjaman dari bank lain yaitu pinjaman harian antar bank yang
biasanya terjadi apabila bank dalam keadaan mendesak.
2. Pinjaman dari bank atau lembaga keuangan lain dan luar negeri.
3. Pinjaman dari lembaga keuangan bukan bank yang biasanya
berbentuk surat berharga yang dapat diperjual belikan.
4. Pinjaman dari bank Indonesia, yaitu pinjaman untuk membiayai
usaha-usaha masyarakat yang tergolong prioritas tinggi spserti kredit
investasi.
5. Dana dari masyarakat atau dana dari pihak ketiga. Dana yang
disimpan dari masyarakat dalam bank adalah merupakan sumber dana
terbesar yang paling diandalkan oleh bank, dengan demikian bank
harus dapat lebih aktif dalam menangani masalah simpanan,
Dana yang dimiliki suatu bank semakin banyak, maka semakin besar peluang bagi
bank tersebut untuk melakukan kegiatan-kegiatan dalam mencapai tujuannya.
Peranan bank sebagai lembaga keuangan tidak pernah luput dari masalah kredit.
2.2.4 Capital Adequacy Ratio (CAR)
CAR merupakan rasio permodalan yang menunjukkan kemampuan bank dalam
menyediakan dana untuk keperluan pengembangan usaha dan menampung risiko
kerugian dana yang diakibatkan oleh kegiatan operasi bank. CAR menunjukkan
sejauh mana penurunan aset bank masih dapat ditutup oleh equity bank yang
tersedia, semakin tinggi CAR semakin baik kondisi sebuah bank. Sesuai dengan
Surat Edaran Bank Indonesia No. 26/5/BPPP tanggal 29 Mei 1993 besarnya CAR
yang harus dicapai oleh suatu bank minimal 8% sejak akhir tahun 1995, dan sejak
akhir tahun 1997 CAR yang harus dicapai minimal 9%. Tetapi karena kondisi
perbankan nasional sejak akhir 1997 terpuruk yang ditandai dengan banyaknya bank
yang dilikuidasi, maka sejak Oktober tahun 1998 besarnya CAR diklasifikasikan
dalam 3 kelompok. Klasifikasi bank sejak 1998 dikelompokkan dalam : (Siamat,
1999 : 20)
1. Bank sehat dengan klasifikasi A, jika memiliki CAR 4% atau lebih.
2. Bank take over atau dalam penyehatan oleh BPPN (Badan Penyehatan Perbankan
Nasional) dengan klasifikasi B, jika bank tersebut memiliki CAR antara -25%
3. Bank Beku Operasi (BBO) dengan klasifikasi C, jika memiliki CAR kurang dari
-25%. Bank dengan klasifikasi C inilah yang dilikuidasi.
Menurut Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004CAR
dirumuskan sebagai berikut :
CAR = %
Modal terdiri dari Modal Inti dan Modal Pelengkap. Modal Inti terdiri dari modal
disetor dan cadangan tambahan modal yang terdiri dari faktor penambah (agio, modal
sumbangan, cadangan umum modal, cadangan tujuan modal, laba tahun - tahun lalu
setelah diperhitungkan pajak, laba tahun berjalan setelah diperhitungkan taksiran
pajak (50%), selisih lebih penjabaran laporan keuangan kantor cabang luar negeri,
dan dana setoran modal) dan faktor pengurang (disagio, rugi tahun - tahun lalu, rugi
tahun berjalan, selisih kurang penjabaran laporan keuangan kantor cabang di luar
negeri, dan penurunan nilai penyertaan pada portofolio yang tersedia untuk dijual).
Modal Inti diperhitungkan dengan faktor pengurang berupa goodwill. Modal
Pelengkap terdiri dari cadangan revaluasi aktiva tetap, cadangan umum PPAP
(maksimal 1,25% dari ATMR), modal pinjaman, pinjaman subordinasi (maksimal
50% dari Modal Inti), dan peningkatan nilai penyertaan pada portofolio yang tersedia
untuk dijual setinggi - tingginya sebesar 45%. Sedangkan ATMR (Aktiva
Tertimbang Menurut Risiko) terdiri dari aktiva neraca yang diberikan bobot sesuai
kadar risiko kredit yang melekat dan beberapa pos dalam off-balance sheet yang
dengan cara mengalikan nilai nominal aktiva dengan bobot risiko. Semakin likuid
aktiva risikonya nol dan semakin tidak likuid bobot risikonya 100, sehingga risiko
berkisar antara 0 - 100% .
Semakin tinggi CAR maka semakin besar pula sumber daya finansial yang dapat
digunakan untuk mengantisipasi potensi kerugian yang diakibatkan oleh penyaluran
kredit. Secara singkat dapat dikatakan besarnya nilai CAR akan meningkatkan
kepercayaan diri perbankan dalam menyalurkan kredit. Dengan CAR diatas 20%,
perbankan bisa memacu pertumbuhan kredit hingga 20 - 25 persen setahun. Kiat yang
banyak ditempuh oleh bank untuk memperkuat CAR dalam rangka menggenjot
ekspansi kredit pada tahun berikutnya adalah dengan penerbitan obligasi subordinasi
(subdebt) dan right issue .
2.2.5. Non Performing Loan (NPL)
NPL merupakan rasio yang dipergunakan untuk mengukur kemampuan bank
dalam meng-cover risiko kegagalan pengembalian kredit oleh debitur. NPL
mencerminkan risiko kredit, semakin kecil NPL semakin kecil pularisiko kredit yang
ditanggung pihak bank. Bank dalam memberikan kredit harusmelakukan analisis
terhadap kemampuan debitur untuk membayar kembalikewajibannya. Setelah kredit
diberikan bank wajib melakukan pemantauan terhadappenggunaan kredit serta
kemampuan dan kepatuhan debitur dalam memenuhikewajibannya. Bank melakukan
peninjauan, penilaian, dan pengikatan terhadapagunan untuk memperkecil risiko
5%, hal ini sejalandengan ketentuan Bank Indonesia.Menurut Surat Edaran Bank
Indonesia No. 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004NPL dirumuskan sebagai berikut :
NPL = %
Dampak dari keberadaan Non Performing Loan (NPL) dalam jumlah besar tidak
hanya berdampak pada bank yang bersangkutan, tetapi juga meluas dalam cakupan
nasional apabila tidak dapat ditangani dengan tepat. (Dendawijaya 2001 : 49)
mengemukakan dampak Non Performing Loan (NPL) yang tidak wajar sebagai
berikut:
1. Hilangnya kesempatan memperoleh kesempatan pendapatan (income) dari kredit
yang diberikan, sehingga mengurangi laba dan mengurangi kemampuan untuk
memberikan kredit.
2. Rasio kualitas aktiva produktif menjadi semakin besar yang menggambarkan
situasi memburuk.
3. Bank harus memperbesar penyisihan untuk cadangan aktiva produktif yang
diklasifikasikan berdasarkan ketentuan yang berlaku. Hal ini pada akhirnya akan
mengurangi besar modal bank.
4. Menurunkan tingkat kesehatan bank berdasarkan perhitungan kesehatan bank
2.3
Kerangka Pikir Teor itisSesuai dengan perumusan masalah yang telah dikemukakan pada bab I, maka
dapat dijelaskan secara singkat bahwa variabel bebas dan terikat terdapat suatu
hubungan yang saling mempengaruhi :
a. Pengar uh Dana Pihak Ketiga (DPK) ter hadap Penyalur an Kr edit
Menurut Dahlan Siamat (1999) salah satu alasan terkonsentrasinya usaha bank
dalam penyaluran kredit adalah sifat usaha bank sebagai lembaga intermediasi
antara unit surplus dengan unit defisit dan sumber utama dana bank berasal
dari masyarakat sehingga secara moral mereka harus menyalurkan kembali
kepada masyarakat dalam bentuk kredit.
Dana - dana yang dihimpun dari masyarakat (Dana Pihak Ketiga)
merupakan sumber dana terbesar yang paling diandalkan oleh bank Kegiatan
bank setelah menghimpun dana dari masyarakat luas adalah menyalurkan
kembali dana tersebut kepada masyarakat yang membutuhkannya, dalam
bentuk pinjaman atau lebih dikenal dengan kredit. Pemberian kredit
merupakan aktivitas bank yang paling utama dalam menghasilkan
keuntungan. Menurut (Soedarto 2004 : 31), (Billy Arma Pratama, 2010 : 61)
dan (Anita Maharani, 2011 : 22) DPK berpengaruh positif terhadap kredit
perbankan. Dengan demikian DPK diprediksi berpengaruh positif terhadap
b. Pengar uh Capital Adequacy Ratio (CAR) ter hadap Penyalur an Kr edit
Capital Adequacy Ratio (CAR) merupakan rasio permodalan yang
menunjukkan kemampuan bank dalam menyediakan dana untuk keperluan
pengembangan usaha dan menampung risiko kerugian dana yang diakibatkan
oleh kegiatan operasi bank. Semakin tinggi CAR maka semakin besar pula
sumber daya finansial yang dapat digunakan untuk keperluan pengembangan
usaha dan mengantisipasi potensi kerugian yang diakibatkan oleh penyaluran
kredit. Secara singkat bisa dikatakan besarnya nilai CAR akan meningkatkan
kepercayaan diri perbankan dalam menyalurkan kredit. Dengan CAR diatas
20%, perbankan bisa memacu pertumbuhan kredit hingga 20 - 25 persen
setahun. Menurut (Soedarto, 2004 : 32) dan (Anita maharani, 2011 : 24) CAR
berpengaruh positif terhadap kredit perbankan. Dengan demikian CAR
diprediksi berpengaruh positif terhadap penyaluran kredit.
c. Pengar uh Non Performing Loan (NPL) ter hadap Penyalur an Kr edit
Non Performing Loan (NPL) merupakan rasio yang dipergunakan untuk
mengukur kemampuan bank dalam meng-cover risiko kegagalan
pengembalian kredit oleh debitur. NPL mencerminkan risiko kredit, semakin
tinggi tingkat NPL maka semakin besar pula risiko kredit yang ditanggung
oleh pihak bank (Billy Arma Pratama, 2010). Akibat tingginya NPL
perbankan harus menyediakan pencadangan yang lebih besar sehingga pada
bank ikut terkikis. Padahal besaran modal sangat mempengaruhi besarnya
ekspansi kredit. Besarnya NPL menjadi salah satu penyebab sulitnya
perbankan dalam menyalurkan kredit. Menurut Billy Arma Pratama, (2010)
dan Anita Maharani (2011), NPL berpengaruh negatif terhadap kredit
perbankan. Dengan demikian NPL diprediksi berpengaruh negatif terhadap
Ga mbar 1.1
Kerangka Pikir
Sumber : Peneliti
2.4. Hipotesis
Dari perumusan masalah dapat ditarik suatu dugaan sementara atau
hipotesis. Hipotesis tersebut adalah :
1 = Diduga Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR), dan
Non Performing Loan (NPL) secara simultan dan parsial memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap Penyaluran Kredit pada Bank Persero
di Indonesia.
2 = Diduga Dana Pihak Ketiga (DPK) berpengaruh dominan terhadap
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Definisi Operasional dan Pengukur an Var iabel
Definisi operasional adalah mendefinisikan konsep yang akan
dioperasionalkan pada suatu penelitian dalam suatu penelitian dalam bentuk
variabel, baik berdasarkan teori maupun data secara empiris dengan tujuan
untuk menjelaskan dan menerangkan beberapa variabel, baik variabel terikat
(dependent variabel) dan variabel bebas (variabel independent).
Beberapa definisi pengukuran variabel - variabel penelitian
operasional berdasarkan teori dan data secara empiris, dimana
variabel-variabel yang ada menunjukan bahwa terdapat hubungan-hubungan
fungsional yang mendefinisikan ketergantungan variabel terikat pada variabel
bebas secara spesifik. Dalam penelitian ini variabel-variabel yang digunakan
dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :
• Variabel tidak bebas ( dependent variabel) (Y)
Variabel tidak bebas adalah variabel yang perlu dijelaskan (explained
ketiga yang dapat dihimpun oleh Bank Umum Periode Desember 2006 –
Februari 2012
• Variabel Bebas (independent variabel) (X)
Variabel bebas adalah variabel yang menjelaskan (explanatory
variable). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah dana pihak ketiga (X1),
capital adequacy ratio (X2), non performing loan (X3).
Adapun definisi operasional dari masing-masing variabel yang digunakan
di dalam penelitian ini, baik untuk variabel terikat maupun variabel bebasnya
antara lain ;
1. Kredit (Y)
Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu,
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank
dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi hutangnya
setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Dalam penelitian ini
Nilai kredit yang merupakan variable Y diperoleh dari hasil pembagian antara
Kredit pertahun (yang terdiri dari kredit yang diberikan/ salurkan kepada
masyarakat) dengan Total kredit yang diberikan yang merupakan
penjumlahan seluruh kredit pertahun selama tahun penelitian (2001-2011)
2. Dana Pihak Ketiga (DPK) (X1)
Dana Pihak Ketiga dibutuhkan suatu bank dalam menjalankan operasinya.
Dendawijaya (2009) mendefinisikan dana pihak ketiga adalah dana berupa
simpanan dari masyarakat. Bank dapat memanfaatkan dana dari pihak ketiga
ini untuk ditempatkan pada pos-pos yang menghasilkan pendapatan bagi
bank, salah satunya yaitu dalam bentuk kredit. Pertumbuhan dana pihak ketiga
akan mengakibatkan pertumbuhan kredit yang pada akhirnya LDR juga akan
meningkat. Masyarakat yang kelebihan dana dapat menyimpan dananya di
bank dalam bentuk tabungan, deposito, giro, sertifikat deposit.
Dana Pihak ketiga per tahun terdiri dari jumlah tabungan, deposito, dan giro
(dalam Miliar Rp) yang dihimpun dari masyarakat. Sedangkan Total Dana
Pihak Ketiga merupakan hasil penjumlahan antara dana pihak ketiga per tahun
selama periode penelitian (2001-2011). untuk memperoleh nilai dalam bentuk
miliyar.
3. Capital Adequacy Ratio (CAR) (X2)
Capital Adequacy Ratio (CAR) merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur kecukupan modal. Dalam rasio permodalan CAR dapat
menjelaskan kemampuan suatu bank untuk mengatasi penurunan nilai aktiva
aktiva berisiko.Selain itu CAR juga dapat berfungsi untuk kemampuan
menyanggah aktiva produktif terutama kredit yang disalurkan.Dengan kata
lain CAR adalah rasio kinerja keuangan bank yang mengukur kecukupan
modal bank untuk menunjang aktiva yang mengandung risiko, salah satunya
kredit yang diberikan. Rasio ini dihitung dengan menggunakan rasio antara
modal sendiri terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR). CAR
dihitung dengan formula: (Sesuai SE No.6/23/DPNP Tanggal 31 Mei 2004.
CAR = %……… (3)
4. Non Performing Loan (NPL) (X3)
Non Performing Loan adalah rasio untuk mengukur risiko kredit. Risiko
kredit yang diterima oleh bank merupakan salah satu risiko usaha bank, yang
diakibatkan dari tidak dilunasinya kembali kredit yang diberikan oleh pihak
bank kepada debitur.Apabila suatu bank memilki NPL yang tinggi , maka
akan mengurangi kemampuan nya dalam memberikan kredit. NPL dihitung
dengan formula: (Sesuai SE No.6/23/DPNP Tanggal 31 Mei 2004).
3.2. Teknik Penentuan Sampel
Penelitian ini menggunakan data tahunan yang terukur secara runtun
waktu bersifat time series mulai desember 2001 – februari 2011. Data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data sekunder.
Data sekunder adalah pengambilan data-data yang diperoleh dan dikumpulkan
dari beberapa instansi yang terkait dalam penelitian ini, atau data yang
dipublikasikan dan diambil dari lembaga atau instansi yang terkait.
3.3. Teknik Pengumpulan Data
Data merupakan faktor yang terpenting dalam melakukan penelitian
sebagai pelengkap untuk menjamin obyektifitas penyusunan skripsi. Dalam
pengumpulan data yang digunakan penelitian ini dilakukan melalui beberapa
langkah yang sesuai dengan prosedur yang berlaku, antara lain :
3.3.1. J enis Data dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data sekunder
yang diperoleh atau dikumpulkan dari instansi-instansi atau lembaga yang ada
Instansi-instansi yang berhubungan dengan penelitian ini yaitu BPS (Badan Pusat
Statistik), BI (Bank Indonesia), website, www.google.com.
3.3.2. Sumber Data
Data yang yang dipergunakan dalam penelitian ini diperoleh dari
beberapa instansi yang terkait, melalui studi kepustakaan untuk mendapatkan
suatu informasi, gambaran dan sebagai dasar teori dengan beberapa literatur
dalam bentuk jurnal, makalah, maupun laporan yang terkait dalam penelitian
ini.
Instansi-instansi yang berhubungan dengan penelitian ini yaitu BI (Bank
Indonesia),Bank Mandiri, Bank BTN, Bank BRI dan Bank BNI untuk
memperoleh data Laporan Keuangan Publikasi Bank Indonesia perkembangan
jumlah penyaluran kredit dan penghimpunan dana pihak ketiga,capital
adequacy ratio, non performing loan, di indonesia tahun Desember 2001 –
februari 2011, BI (Bank Indonesia) Surabaya, website, www.google.com.
3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis
3.4.1. Teknik Analisis
Data yang diperoleh dianalisis dengan metode kuantitatif perhitungan)