PENGARUH PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE JIGSAW II TERHADAP MINAT DAN PRESTASI BELAJAR PKN
SISWA KELAS IV SDN SENGI 2
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Disusun oleh:
Munir Rozi Asngari
091134042
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
PENGARUH PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE JIGSAW II TERHADAP MINAT DAN PRESTASI BELAJAR PKN
SISWA KELAS IV SDN SENGI 2
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Disusun oleh:
Munir Rozi Asngari
091134042
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
MOTTO
“IMAJINASI ADALAH SEGALANYA, KILASAN DARI MASA DEPAN” -Albert Einstain-
„
Bergembiralah!!!Janganlah pikirkan kegagalan hari ini, pikirkanlah
kesuksesan yang akan datang esok. Sukses akan diraih jika engkau
gigih dan akan engkau temukan kegembiraan dalam menaklukkan
berbagai rintangan...”
Keller-ABSTRAK
Asngari, Munir Rozi. (2013). Pengaruh Penerapan Metode Kooperatif Tipe
Jigsaw II Terhadap Minat Dan Prestasi Belajar Pkn Siswa Kelas IV Sdn
Sengi 2. Skripsi: Yogyakarta: Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma
Kata kunci: Metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II, minat belajar, prestasi belajar, mata pelajaran PKn.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II terhadap minat belajar dan prestasi belajar siswa kelas IV SDN Sengi 2 pada Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013 mata pelajaran PKn materi kebudayaan Indonesia.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
quasi-experimental design tipe non-equivalent control group design. Subjek penelitian
ini adalah siswa kelas IV SDN Sengi 2 yang terdiri dari kelas IVA sebanyak 25 siswa sebagai kelompok eksperimen dan kelas IVB sebanyak 26 siswa sebagai kelompok kontrol. Instrument penelitian berupa soal pilihan ganda untuk variabel prestasi belajar dan angket minat untuk variabel minat belajar. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dengan menggunakan angket awal, angket akhir, pretest dan posttest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Analisis data yang dilakukan menggunakan program SPSS 17 dengan tiga langkah yaitu dengan uji homogenitas (perbedaan data awal), uji normalitas, dan uji perlakukan (uji beda data akhir) antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol.
ABSTRACT
Asngari, Munir Rozi. (2013). The Application Effect of Cooperative Learning Method Jigsaw II for Students Learning Interest and Achievement Civics Education On 4th Grade At Sengi 2 Elementary School. A thesis : Yogyakarta : Elementary School Teaching Education Program, Sanata Dharma University of Yogyakarta
Keywords: jigsaw II cooperative teaching method, interest of study, achievement of study, PKn (educatioan of civics) subject
The goal of this research is to know the influence of jigsaw II cooperative teaching method usage toward: Learning interest and Students learning achievement in the 4th grade of Sengi Elementary School on the even semester of 2012/2013 training years for Civics subject learning “identifying the kind of Indonesian culture which is ever been shown in the internasional culture mission”
The sort of the research that is used is quasi-experimental design type
non-equivalent control group design. The subject of this research is the students of 4th
grade of Sengi Elementary School that consists of 25 students of 4th A as the experimental group and 26 students of 4th B as the group of control. The instruments of the reseach organized as multiple-choice test for the learning achievement variable and interest questionnaire for the learning interest variable. The technique of data collection in this research is by using the beginning questionnaire, end questionnaire, pre-test, and post-test in both of the controlled and experimentalgroup. The writer analyses the data by using the SPSS 17 program which consists of three steps, they are: homogeneity test (baseline differences), normality test, and treatment test (final data different test) between experimental group and controlled group.
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas Rahmad
serta karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian eksperimen ini dengan
judul “PENGARUH PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE
JIGSAW II TERHADAP MINAT DAN PRESTASI BELAJAR BELAJAR
PKN SISWA KELAS IV SDN SENGI 2”. Skripsi ini disusun untuk
memperoleh gelar sarjana pendidikan di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
khususnya Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini tidak mungkin selesai tanpa
bantuan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terima kasih sebesar-besarnya kepada:
1. Rohandi, Ph.D., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sanata Dharma.
2. G. Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., M.A., Ketua Program Studi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.
3. E. Catur Rismiati, S.Pd., M.A, Ed.D., Wakil Ketua Program Studi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
4. Drs. Y.B. Adimassana, M.A, dosen pembimbing I, yang telah memberikan
arahan, dorongan semangat serta sumbangan pemikiran yang penulis
butuhkan untuk menyelesaikan skripsi ini.
5. Dra. Ignatia Esti Sumarah, M.Hum., dosen pembimbing II, yang telah
memberikan bantuan ide, saran, kritik, serta bimbinganya yang sangat
berguna selama penelitian ini.
6. Slamet S.Pd, kepala sekolah Sekolah Dasar Negeri Sengi 2 Kabupaten
Magelang yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan
penelitian ini di kelas IV SD Negeri Sengi 2 Kabupaten Magelang.
7. M Mushon ‘ali, S.Pd, wali kelas IV A yang telah memberikan bantuan waktu,
8. Surya Bawa S.Pd, wali kelas IV B yang telah memberikan masukan serta
bantuan waktu untuk penulis.
9. Siswa kelas IV SD Negeri Sengi 2 Kabupaten Magelang yang telah bersedia
menjadi subjek dalam penelitian ini.
10. Bapak, Ibu, dan adik tercinta yang selama ini telah memberi support serta
doanya yang tidak pernah berhenti selama melakukan penelitian ini.
11. Teman-teman penulis, terutama teman-teman kelompok penelitian kolaboratif
yang telah memberikan masukan ide, semangat, dan dorongan untuk
menyelesaikan penelitian ini.
12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang telah
memberikan dukungan dan bantuan selama penelitian ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.
Semoga skripsi ini dapat berguna bagi siapa saja yang membaca. Terima Kasih.
Yogyakarta, 26 Agustus 2013
Penulis,
DAFTAR ISI
HALAMAN
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... i i HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN MOTTO ... iv
HALAMAN KEASLIAN KARYA ... v
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi
ABSTRAK ... vii
ABSTRACT ... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A.Latar Belakang Masalah ... 1
B.Rumusan Masalah ... 3
C.Tujuan Penelitian ... 4
D.Manfaat Penelitian ... 4
E.Definisi Istilah ... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 6
A.Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw ... 6
1. Pembelajaran Kooperatif ... 6
2. Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw ... 12
B. Minat ... 19
2. Ciri-ciri Minat Anak ... 20
3. Cara Mengukur Minat ... 21
C.Prestasi Belajar ... 23
1. Pengertian Prestasi ... 23
2. Pengertian Belajar ... 23
3. Pengertian Prestasi Belajar... 24
4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ... 26
D. PKn Kelas IV SD ... 27
1. Pengertian PKn ... 27
2. Tujuan PKn ... 27
3. Materi Ajar PKn Kelas IV ... 29
E. Penelitian Yang relevan ... 29
F.Kerangka Berfikir... 34
G.Hipotesis Tindakan ... 35
G.Uji Validitas dan Reliabilitas ... 42
1. Validitas Instrumen ... 42
2. Reliabilitas Instrumen ... 43
H.Teknik Pengumpulan Data ... 44
2. Variabel Prestasi Belajar ... 45
I.Teknik Analisis Data ... 46
1. Uji Normalitas Data ... 46
2. Uji Statistik ... 46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 50
A. Hasil Penelitian ... 50
1. Pengaruh Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw II Terhadap Minat belajar ... 50
2. Pengaruh Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw II Terhadap Prestasi Belajar ... 57
3. Rangkuman Hasil Penelitian ... 64
B. Pembahasan ... 65
C. Keterbatasan Penelitian ... 66
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 67
A. Kesimpulan ... 67
B. Saran ... 68
DAFTAR TABEL
HALAMAN
Tabel 1 Pengaruh Perlakuan ... 37
Tabel 2 Waktu Pengambilan Data ... 37
Tabel 3 Jadwal Pengambilan Data ... 40
Tabel 4 Kisi-kisi Instrumen Tes ... 41
Tabel 5 Kisi-kisi Instrumen Angket ... 42
Tabel 6 Reliabilitas ... 44
Tabel 7 Uji reliabilitas Soal Pilihan Ganda ... 44
Tabel 8 Pengumpulan Data Variabel Minat ... 45
Tabel 9 Pengumpulan Data Variabel Prestasi Belajar ... 45
Tabel 10 Deskripsi Data Minat Belajar... 51
Tabel 11 Hasil Uji Normalitas Variabel Minat Belajar ... 51
Tabel 12 Perbandingan Skor Angket Awal Variabel Minat Belajar ... 53
Tabel 13 Hasil Uji Normalitas Variabel Minat Belajar ... 54
Tabel 14 Uji Homogenitas Angket Akhir Kelompok Kontrol dan Eksperimen Variabel Minat Belajar ... 54
Tabel 15 Perbandingan Skor Angket Akhir Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Variabel Minat Belajar ... 55
Tabel 16 Diskripsi Data Prestasi Belajar ... 57
Tabel 17 Hasil Uji Normalitas Variabel Prestasi Belajar ... 58
Tabel 18 Perbandingan Skor Pretes Variabel Prestasi Belajar ... 60
Tabel 19 Hasil Uji Normalitas Variabel Prestasi Belajar ... 61
Tabel 20 Uji Homogenitas Posttest ... 61
Tabel 21 Perbandingan Skor Posttest Kelompok Kontrol dan Eksperimen Variabel Prestasi Belajar ... 62
Tabel 22 Rangkuman Perbandingan Skor Pretest ... 64
Tabel 23 Rangkuman Pretes ke Posttest dan Angket Awal Ke Angket Akhir ... 64
DAFTAR GAMBAR
HALAMAN
Gambar 1 Literature Map ... 33
Gambar 2 Pemetaan Variabel Penelitian ... 39
Gambar 3 perbandingan Skor Angket Awal dan Angket Akhir pada
Kelompok Kontrol dan Eksperimen ... 56
Gambar 4 Perbandingan Skor Pretest dan Posttest Pada Kelompok
DAFTAR LAMPIRAN
HALAMAN
Lampiran 1 Permohonan Izin Penelitian ... 71
Lampiran 2 Surat Keterangan Melakukan Penelitian ... 72
Lampiran 3 Silabus Kelompok Eksperimen ... 73
Lampiran 4 Silabus Kelompok Kontrol ... 75
Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Eksperimen ... 77
Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Kontrol ... 81
Lampiran 7 Materi Ajar ... 84
Lampiran 8 Hasil Validasi Instrumen ... 88
Lampiran 9 Kisi-kisi Kuisioner Minat Siswa ... 89
Lampiran 10 Kisi-kisi Soal Objektif ... 91
Lampiran 11 Lembar Pengamatan Pelaksanaan Proses Jigsaw II ... 94
Lampiran 12 Hasil Rekap Nilai Kelompok Eksperimen ... 95
Lampiran 13 Hasil Rekap Nilai Kuisioner Minat Kelompok Eksperimen ... 96
Lampiran 14 Hasil Rekap Nilai Kelompok Kontrol ... 97
Lampiran 15 Hasil Rekap Nilai Kuisioner Minat Kelompok Kontrol... 98
Lampiran 16 Data Uji Normalitas Prestasi Belajar ... 99
Lampiran 17 Data Uji Normalitas Minat Belajar ... 103
Lampiran 18 Validasi Instrumen Kelas Eksperimen ... 107
Lampiran 19 Validasi Instrumen Kelas Kontrol... 111
Lampiran 20 Hasil LKS Kelas Eksperimen ... 115
Lampiran 21 Hasil Posttest Kelompok Eksperimen ... 119
Lampiran 22 Skala Minat Kelompok Eksperimen ... 122
Lampiran 23 Hasil LKS Kelas Kontrol... 124
Lampiran 24 Hasil Posttest Kelas Kontrol ... 126
Lampiran 25 Hasil Angket Minat Kelas Kontrol ... 129
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan berperan penting bagi proses kehidupan manusia. Adanya
pendidikan akan membuat suatu bangsa menjadi maju dan besar. Hal itu
didukung dengan adanya pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas
melalui pendidikan. Salah satu hal yang paling berpengaruh terhadap majunya
suatu pendidikan adalah proses pembelajaran. Proses pembelajaran inilah yang
menentukan tujuan belajar akan tercapai atau tidak tercapai. Ketercapaian
dalam proses belajar mengajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah
laku. Perubahan tingkah laku tersebut baik yang menyangkut perubahan
bersifat kognitif, afektif maupun yang bersifat psikomotor.
Pada hakekatnya kegiatan belajar mengajar adalah suatu proses
interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa dalam satuan
pembelajaran. Guru sebagai salah satu komponen dalam proses kegiatan
belajar di sekolah memegang peranan yang sangat besar. Seorang guru bukan
hanya sekedar penyampai materi, tetapi lebih dari itu guru dapat dikatakan
sebagai pengatur sekaligus pelaku dalam proses belajar mengajar. Oleh karena
itu, guru harus dapat menyelenggarakan proses pembelajaran menjadi lebih
efektif serta menarik sehingga bahan pelajaran yang disampaikan dapat
menumbuhkan minat belajar siswa yang pada akhirnya meningkatkan prestasi
Pada kenyataan di sekolah yang peneliti temukan, saat ini proses
pembelajaran belum menerapkan pembelajaran yang menumbuhkan minat dan
prestasi belajar siswa. Di dalam proses pembelajaran guru cenderung
menggunakan metode ceramah dibandingkan dengan metode-metode yang
lain. Hal ini membuat siswa dituntut untuk mengingat dan memahami materi
yang telah dipelajari serta mencatat hal-hal yang dianggap penting.
Penggunaan metode ceramah kurang efektif untuk membantu siswa dalam
proses mengingat dan memahami materi secara baik, serta cenderung akan
membuat siswa menjadi cepat bosan dalam menerima materi pelajaran.
Selain metode ceramah ada banyak sekali metode yang sebenarnya
dapat diterapkan untuk memfasilitasi siswa dalam belajar. Pendidik atau guru
sebelum mengajar harus mempertimbangkan metode yang akan digunakan
agar dapat membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan yang
dimiliki oleh siswa. Metode yang dipilih harus disesuaikan dengan materi ajar
yang akan diajarkan serta karakteristik dari siswa. Metode yang digunakan
harus membuat siswa belajar secara aktif, tidak membosankan, dan membuat
siswa merasa senang dalam mengikuti pembelajaran serta dapat mendorong
minat belajar siswa.
Salah satu mata pelajaran wajib di sekolah dasar adalah mata pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Menurut Wiharyanto (2008:6) PKn
merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan diri yang
menjadi warga negara Indonesia yang cerdas terampil dan berkarakter yang
dilandasi oleh Pancasila dan UUD 1945.
Berdasarkan uraian di atas, proses pembelajaran hendaknya divariasi
dengan menggunakan metode pembelajaran lain yang tidak membosankan,
membuat siswa belajar secara aktif, serta dapat mendorong minat belajar
siswa. Salah satu metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran ini yaitu
metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II. Metode pembelajaran tipe
jigsaw II dapat menciptakan pembelajaran yang dapat melibatkan siswa secara
aktif dalam diskusi kelompok dan menimbulkan suasana belajar yang
partisipatif, sehingga mendorong timbulnya rasa ketertarikan siswa dalam
mengikuti pelajaran yang akhirnya dapat meningkatkan minat dan prestasi
belajar siswa. Untuk mengetahui pengaruh keefektifan penggunakan metode
kooperatif tipe jigsaw II, peneliti melakukan penelitian yang menggunakan
penelitian jenis eksperimental dengan cara membandingkan antara dua
kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada siswa kelas
IVA dan IVB SD Negeri sengi 2 Kabupaten Magelang semester genap tahun
ajaran 2012/2013.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah penerapan metode kooperatif tipe jigsaw II berpengaruh positif
dan signifikan terhadap minat belajar siswa pada materi kebudayaan
Indonesia dalam misi kebudayaan internasional siswa kelas IV SDN
2. Apakah penerapan metode kooperatif tipe jigsaw II berpengaruh positif
dan signifikan terhadap prestasi belajar siswa pada materi kebudayaan
Indonesia dalam misi kebudayaan internasional siswa kelas IV SDN
Sengi 2 Tahun Ajaran 2012/2013?
C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui apakah penerapan metode kooperatif tipe jigsaw II berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat belajar siswa pada
materi kebudayaan Indonesia dalam misi kebudayaan internasional siswa
kelas IV SDN Sengi 2 Tahun Ajaran 2012/2013?
2. Mengetahui apakah penerapan metode kooperatif tipe jigsaw II berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi belajar siswa pada
materi kebudayaan Indonesia dalam misi kebudayaan internasional siswa
kelas IV SDN Sengi 2 Tahun Ajaran 2012/2013?
D. Manfaat penelitian
1. Bagi Guru
Sebagai bahan masukan kepada guru untuk lebih mengenal model
pembelajaran yang inovatif khususnya pembelajaran kooperatif tipe
Jigsaw II dalam membantu dalam proses pembelajaran kepada siswa
kelas IV SDN Sengi 2 Kabupaten Magelang.
2. Bagi Siswa
Memberikan pengalaman kepada siswa kelas IV SDN Sengi 2 Kabupaten
Magelang Tahun Ajaran 2012/2013 dalam menggunakan metode
3. Bagi Sekolah
Sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam menerapkan Metode
kooperatif tipe jigsaw II dalam kegiatan pembelajaran sebagai upaya
dalam meningkatkan keaktifan, minat dan prestasi belajar siswa.
4. Bagi peneliti
Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman baru dari penelitian yang
telah dilakukan tersebut sehingga dapat memberi motivasi untuk selalu
mengembangkan metode atau pendekatan pembelajaran lain yang dapat
mengaktifkan siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar.
E. Defininsi Istilah
1. Metode kooperatif tipe Jigsaw II adalah suatu metode pembelajaran
kooperatif dimanasiswa mendapat kesempatan belajar secara keseluruhan
konsep sebelum ia belajar spesialisasi dalam kelompok untuk menjadi
expert.
2. Minat belajar adalah rasa suka dan tertarik pada suatu hal atau aktivitas
yang muncul tanpa ada yang menyuruh.
3. Prestasi belajar adalah prestasi siswa pada mata pelajaran PKn di kelas IV
SDN Sengi 2 yang ditunjukkan dengan nilai yang diberikan guru pada
setiap periode tertentu.
4. Siswa SD adalah siswa kelas IVA dan IVB yang bersekolah di SD Negeri
Sengi 2 kabupaten Magelang pada tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Bab II berisi kajian pustaka, kerangka berpikir, dan hipotesis. Tinjauan
pustaka membahas teori-teori yang relevan dan beberapa hasil penelitian
terdahulu. Selanjutnya dirumuskan kerangka berpikir dan hipotesis yang berisi
dugaan sementara atau jawaban sementara dari rumusan masalah penelitian.
A. Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw 1. Pembelajaran Kooperatif
a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Slavin (2008:4) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif
adalah metode pengajaran di mana para siswa bekerja dalam
kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya
dalam mempelajari materi pelajaran. Menurut Rusman (2011:202)
pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran dengan cara
siswa belajar dan bekerja dalam kelompok kecil secara kolaboratif
yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang dengan
struktur kelompok yang bersifat heterogen.
Sedangkan pendapat lain menurut Suyatno (2009:51), model
pembelajaran kooperatif adalah kegiatan pembelajaran dengan cara
berkelompok untuk bekerja sama saling membantu mengkontruksi
konsep, menyelesaikan persoalan, atau inquiri. Dengan pembelajaran
kooperatif, siswa dilatih dan dibiasakan untuk saling berbagi
pembelajaran, dapat juga digunakan berbagai strategi belajar mengajar
yang dapat membantu siswa untuk menyadari bahwa pengetahuan
yang siswa miliki dapat digunakan pada situasi baru untuk
memperoleh pengetahuan baru.
Dari beberapa pengertian yang telah disebutkan di atas, dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan model
pembelajaran yang berfokus pada kerjasama antar siswa di dalam
kelompok untuk mencapai tujuan yang sama, menguasai bahan
pelajaran atau masalah yang diberikan guru agar dapat
menyelesaikannya.
b. Karakteristik Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif berbeda dengan pembelajaran
lainnya. Perbedaan tersebut dilihat dari prosesnya, dimana
pembelajaran kooperatif lebih menekankan pada proses kerja sama
dalam kelompok. Tujuan utama yang ingin dicapai yaitu tidak hanya
kemampuan akademik tetapi juga adanya unsur-unsur kerja sama
dalam penguasaan materi satu kelompok. Menurut Rusman (2010:
207), terdapat karakteristik pembelajaran kooperatif sebagai berikut:
1)Pembelajaran Secara Tim
Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran dilakukan secara tim.
Tim merupakan tempat untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu,
tim harus membuat siswa belajar. Setiap anggota tim harus saling
2)Didasarkan pada Manajemen Kooperatif
Manajemen kooperatif memiliki tiga fungsi, yaitu sebagai
perencanaan, sebagai organisasi, dan sebagai kontrol. Dengan
demikian pembelajaran kooperatif memerlukan perencanaan yang matang
agar proses belajar berjalan secara efektif.
3)Kemauan untuk Bekerja Sama
Keberhasilan pembelajaran kooperatif ditentukan oleh keberhasilan
secara kelompok. Oleh karena itu prinsip kerja sama perlu
ditekankan dalam pembelajaran kooperatif. Tanpa kerja sama yang
baik, pembelajaran kooperatif tidak akan mencapai hasil yang
optimal.
4)Ketrampilan Bekerja Sama
Kemampuan bekerja sama itu dipraktikkan melalui aktivitas dalam
kegiatan pembelajaran secara berkelompok. Dengan demikian,
siswa perlu didorong untuk mau dan sanggup berinteraksi dan
berkomunikasi dengan anggota lain dalam rangka mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan.
Dari beberapa karakteristik pembelajaran kooperatif yang telah
disebutkan di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif
adalah pembelajaran yang dilakukan oleh siswa secara berkelompok
dimana siswa di dalam kelompok tersebut melakukan kerja sama dan
saling keterlibatan antar anggota kelompok dengan tujuan mencapai
c. Prosedur Pembelajaran Kooperatif
Wina Sanjaya (2006:246-247), mengemukakan bahwa
prosedur pembelajaran kooperatif pada prinsipnya terdiri atas empat
tahap, yaitu : (1) Penjelasan Materi; (2) Belajar dalam Kelompok; (3)
Penilaian; dan (4) Pengakuan Tim.
1) Penjelasan Materi
Pada tahap ini diartikan sebagai proses penyampaian
pokok-pokok materi pelajaran sebelum siswa belajar dalam
kelompok. Tujuan tahap ini adalah pemahaman siswa terhadap
pokok materi pelajaran. Guru memberikan gambaran umum
tentang materi yang harus dikuasai dan selanjutnya siswa akan
memperdalam materi dalam pembelajaran secara berkelompok.
2) Belajar dalam Kelompok
Setelah guru menjelaskan gambaran umum tentang pokok
materi pelajaran, selanjutnya siswa belajar dalam kelompoknya
masing-masing yang telah dibentuk sebelumnya. Pengelompokan
bersifat heterogen, artinya kelompok dibentuk berdasarkan
perbedaan-perbedaan setiap anggotanya, baik latar belakang
agama, sosial ekonomi, perbedaan gender, etnik dan perbedaan
kemampuan akademik.
3) Penilaian
Penilaian dilakukan dengan tes atau kuis. Tes atau kuis
digunakan untuk memberikan informasi kemampuan setiap siswa
dan tes kelompok akan memberikan informasi kemampuan tiap
kelompok. Hasil akhir setiap siswa adalah penggabungan keduanya
dan dibagi dua. Nilai kelompok setiap siswa sama, karena nilai
kelompok adalah nilai bersama dalam kelompoknya yang
merupakan hasil kerjasama setiap anggota kelompok.
4) Pengakuan Tim
Pengakuan tim dalam penetapan tim yang dianggap paling
menonjol atau tim paling berprestasi untuk kemudian diberikan
penghargaan atau hadiah. Hal ini dimaksudkan agar dapat
memotivasi kelompok agar terus berprestasi dan agar
membangkitkan motivasi tim lain untuk lebih meningkatkan
prestasi mereka.
d. Unsur-unsur pembelajaran Kooperatif
Menurut Suprijono (2011:58), ada lima unsur metode
pembelajaran kooperatif menurut Roger dan David, yaitu:
1) Saling Ketergantungan Positif
Unsur ini menunjukkan bahwa dalam pembelajaran
kooperatif ada dua pertanggung jawaban kelompok. Pertama,
mempelajari bahan yang ditugaskan kepada kelompok. Kedua,
menjamin semua anggota kelompok secara individu mempelajari
bahan yang ditugaskan. Saling ketergantungan dapat dicapai
ketergantungan menyelesaikan tugas, saling ketergantungan bahan
atau sumber, dan saling ketergantungan peran.
2) Tanggung Jawab Perseorangan
Pertanggungjawaban ini muncul ketika dilakukan
pengukuran terhadap keberhasilan kelompok. Tujuan pembelajaran
kooperatif adalah membentuk semua anggota kelompok menjadi
pribadi yang kuat. Tanggung jawab perseorangan adalah kunci
untuk menjamin semua anggota yang diperkuat oleh kegiatan
belajar bersama
3) Interaksi Promotif
Unsur ini penting karena dapat menghasilkan saling
ketergantungan positif. Ciri-ciri interaksi promotif adalah saling
membantu secara efektif dan efisien, saling memberi informasi dan
sarana yang diperlukan, memproses informasi bersama secara lebih
efektif dan efisien, saling membantu dalam merumuskan dan
mengembangkan argumentasi serta meningkatkan kemampuan
wawasan terhadap masalah yang dihadapi, saling percaya, serta
saling memotivasi. Tujuannya adalah untuk memperoleh
keberhasilan bersama.
4) Komunikasi antar Anggota
Untuk mengkoordinasikan kegiatan peserta didik dalam
pencapaian tujuan, peserta didik harus saling mengenal dan saling
saling menerima dan saling mendukung, serta mampu
menyelesaikan konflik secara konstruktif.
5) Pemprosesan Kelompok
Pemprosesan mengandung arti menilai. Tujuannya adalah
meningkatkan efektivitas anggota dalam memberikan kontribusi
terhadap kegiatan kolaboratif untuk mencapai tujuan kelompok.
Ada dua tingkat pemprosesan yaitu dengan kelompok kecil dan
kelas secara keseluruhan.
Berdasarkan beberapa uraian tersebut diatas, dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang diarahkan
oleh guru sebagai fasilitator dan berfokus pada penggunaan
kelompok-kelompok kecil untuk bekerja sama dalam kelompok-kelompok dalam mencapai
tujuan belajar.
2. Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw a. Pengertian Jigsaw I
Tipe pembelajaran jigsaw I ini dikembangkan oleh Elliot
Aronson dan kawan-kawan dari Universitas Texas sebagai model
pembelajaran kooperatif dan kemudian diadaptasi oleh Slavin dan
kawan-kawan (Sugiyanto, 2009:45). Tipe pembelajaran ini bisa
digunakan dalam pembelajaran membaca, menulis, mendengarkan,
ataupun berbicara. Tipe pembelajaran ini juga cocok digunakan untuk
semua kelas atau tingkatan. Slavin (2008:14) mengemukakan bahwa
kelompok yang sama, yaitu 4 orang dengan latar belakang yang
berbeda.
Suprijono (2011:89), juga mengemukakan bahwa
pembelajaran kooperatif dengan tipe jigsaw I diawali dengan
pengenalan topik yang akan dibahas oleh guru. Guru bisa menuliskan
topik yang dipelajari pada papan tulis, penayangan power point dan
sebagainya. Dalam model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw I
terdapat dua kelompok yaitu, kelompok asal dan kelompok ahli.
Kelompok asal yaitu kelompok induk siswa terdiri atas anggota yang
memiliki kemampuan akademik, jenis kelamin, dan latar belakang
sosial yang berbeda. Kelompok asal merupakan gabungan dari
beberapa ahli. Kelompok ahli adalah kelompok siswa yang terdiri
dari anggota kelompok asal yang berbeda yang ditugaskan untuk
mempelajari dan mendalami suatu topik serta menyelesaikan
tugas-tugas sesuai dengan topiknya untuk selanjutnya dijelaskan kepada
anggota kelompok asal. Dalam pembelajaran kooperatif tipe jigsaw I
anggota dari kelompok-kelompok yang berbeda dengan topik yang
sama bertemu untuk diskusi dalam kelompok ahli dan saling
membantu satu sama lain tentang topik pembelajaran yang
ditugaskan kepada mereka. Kemudian siswa kelompok ahli itu
kembali pada kelompok asal untuk menjelaskan kepada anggota
kelompok yang lain tentang apa yang telah mereka pelajari
Menurut Suprijono (2011: 45), terdapat beberapa langkah
penerapan pembelajaran kooperatif teknik jigsaw I sebagai berikut:
1) Siswa suatu kelas dibagi menjadi beberapa tim yang anggotanya
terdiri 4 atau 5 siswa dengan karakteristik yang berbeda.
Kelompok terdiri atas anggota yang memiliki kemampuan
akademik, jenis kelamin, dan latar belakang sosial yang berbeda
(heterogen).
2) Materi pembelajaran dibagikan kepada siswa dalam kelompok
asal dan setiap siswa bertanggung jawab untuk mempelajari
suatu bagian materi pembelajaran tersebut.
3) Selanjutnya semua siswa dengan materi pembelajaran yang
sama, berkumpul dalam kelompok ahli. Dalam kelompok ahli,
siswa mendiskusikan bagian materi yang sama serta menyusun
rencana bagaimana menyampaikan informasi tersebut kepada
anggota kelompok yang lain.
4) Kemudian para siswa yang berada dalam kelompok ahli kembali
menuju kelompok asal untuk menyampaikan materi
pembelajaran yang sudah di diskusikan dalam kelompok ahli.
5) Setelah diadakan pertemuan dan diskusi dalam kelompok asal,
para siswa dievaluasi mengenai materi pembelajaran yang telah
dipelajari.
Dari beberapa uraian pendapat para ahli yang telah disebutkan
jigsaw I merupakan strategi pembelajaran, dimana siswa belajar dalam
kelompok kecil yang anggotanya heterogen, saling bekerjasama dan
bertanggung jawab atas bagian materi pelajaran yang harus dipelajari
dan menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok lain.
b. Pengertian Jigsaw II
Menurut Trianto (2009:75) dalam metode pembelajaran
jigsaw II yang dikembangkan oleh Slavin terdapat sedikit perbedaan.
Perbedaan pembelajaran jigsaw II yang dikembangkan oleh Slavin
yaitu setiap siswa memperoleh kesempatan belajar secara
keseluruhan konsep sebelum siswa belajar spesialisasinya untuk
menjadi ahli (expert). Hal tersebut digunakan agar siswa memperoleh
gambaran menyeluruh dari konsep yang akan dibicarakan.
Dalam belajar kooperatif tipe jigsaw II, siswa dikelompokkan
secara heterogen dalam berbagai kemampuan (Rusman 2011:218).
Disini siswa memiliki banyak kesempatan untuk mengemukakan
pendapat dan mengolah informasi yang didapat dan dapat
meningkatkan ketrampilan berkomunikasi. Anggota kelompok
bertanggung jawab terhadap keberhasilan kelompoknya dan
ketuntasan bagian materi yang dipelajari serta dapat menyampaikan
informasinya kepada kelompok lain.
Melalui metode jigsaw II, siswa oleh guru diberikan tugas
untuk membaca beberapa bab dengan topik yang berbeda-beda.
berbeda yang mempunyai topik sama berkumpul dalam kelompok
ahli untuk mendiskusikan topik mereka. Selesai membahas kumudian
anggota kelompok ahli tersebut kembali kepada tim kelompok asal
untuk mengajari teman satu timnya sesuai dengan topik yang telah
mereka bahas. Pada tahap terakhir para siswa menerima penilaian
yang mencakup seluruh topik dan skor kuis akan digunakan dalam
skor tim untuk kelompok asal.
c. Langkah-Langkah Pembelajaran Dalam Jigsaw II
Menurut Trianto (2009:75-78), terdapat langkah-langkah
model pembelajaran kooperatif learning teknik Jigsaw II:
1) Orientasi
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan diberikan
dengan memberikan penekanan manfaat penggunaan Jigsaw
dalam kegiatan belajar mengajar kepada anak didik. Seorang guru
senantiasa mengingatkan pada siswa untuk percaya diri, kritis,
dan kooperatif selama kegiatan berlangsung. Peserta didik
diminta belajar konsep secara keseluruhan agar memperoleh
gambaran keseluruhan dari konsep yang akan dipelajari.
2) Pengelompokan
Dalam pembentukan kelompok, seorang pendidik dapat
mengelompokkan berdasarkan peringkat kemampuan siswa.
Masing-masing kelompoknya diisi siswa secara heterogen
pelajaran. Berikan indeks 1 untuk kelompok sangat baik, indeks 2
untuk kelompok baik, indeks 3 untuk kelompok sedang, dan
indeks 4 untuk kelompok rendah. Misalkan : A1 berarti group A
dari kelompok sangat baik, …, A4 group A dari kelompok
rendah. Tiap group akan berisi:
Group A {A1, A2, A3, A4}
Group B {B1, B2, B3, B4}
Group C {C1, C2, C3, C4}
Group D {D1, D2, D3, D4}
Group E {E1, E2, E3, E4}
3) Pembentukan dan pembinaan kelompok expert
Selanjutnya group yang telah terbentuk tadi dipecah menjadi
kelompok yang mempelajari materi yang akan diberikan dan
dibina supaya jadi expert, berdasarkan indeksnya adalah sebagai
berikut:
Kelompok 1 (A1, B1, C1, D1, E1)
Kelompok 2 (A2, B2, C2, D2, E2)
Kelompok 3 (A3, B3, C3, D3, E3)
Kelompok 4 (A3, B3, C3, D3, E3)
Setiap kelompok diharapkan dapat mempelajari topik yang telah
diberikan dengan sebaik-baiknya sebelum kembali ke dalam
group sebagai tim ahli “expert”, tentunya peran guru sangat
4) Diskusi (Pemaparan) kelompok ahli dalam group
Siswa “ahli” dalam konsep tertentu ini masing-masing kembali
dalam group semula. Pada fase ini masing-masing group memiliki
ahli dalam konsep-konsep tertentu sesuai dengan worksheet
masing-masing. Selanjutnya siswa dipersilahkan
mempresentasikan keahliannya dalam group masing-masing, satu
persatu. Pada proses ini akan terjadi sharing pengetahuan antara
tiap anggota group. Aturan dalam fase ini sebagai berikut:
a) Siswa harus bertanggung jawab untuk memastikan setiap
anggota tim mempelajari materi yang telah diberikan.
b) Memperoleh pengetahuan baru adalah tanggung jawab
bersama, jadi tidak ada yang selesai belajar sampai setiap
anggota menguasai konsep.
c) Apabila ada yang kurang dimengerti siswa, tanyakan pada
anggota sebelum bertanya pada pendidik.
d) Pembicaraan dilakukan dengan suara pelan tujuannya agar
tidak mengganggu grup lain.
e) Akhiri diskusi dengan “merayakan” agar siswa memperoleh
kepuasan.
5) Tes (Penilaian)
Pada fase ini guru memberikan tes tulis untuk dikerjakan oleh
siswa yang seluruh konsep yang didiskusikan. Pada tes ini siswa
6) Pengakuan kelompok
Penilaian pada pembelajaran kooperatif berdasarkan skor
peningkatan individu, tidak didasarkan pada skor akhir yang
diperoleh siswa, tetapi berdasarkan pada seberapa jauh skor itu
melampaui rata-rata skor sebelumnya. Setiap siswa dapat
memberikan kontribusi poin maksimum pada kelompoknya dalam
sistem skor kelompok. Siswa memperoleh skor untuk
kelompoknya didasarkan pada skor kuis mereka melampaui skor
dasar mereka.
B. Minat
1. Pengertian Minat
Ada beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli tentang
minat. Menurut Surya (2004:121) menyatakan bahwa, minat dapat
diartikan sebagai rasa senang atau tidak senang dalam menghadapi suatu
obyek. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan sesuatu hubungan
antara diri sendiri dengan sesuatu diluar diri. Semakin kuat atau dekat
hubungan tersebut, semakin besar minat.
Muhibbin Syah (2008:151) menyatakan bahwa minat berarti
kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar
terhadap sesuatu. Pendapat lain yang dikemukakan oleh Slameto
(2010:180), minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa
minat merupakan suatu rasa suka dan rasa keterikatan pada suatu hal,
tanpa ada tekanan dari suatu hal/paksaan dari orang lain dan tanpa ada
yang menyuruh. Selain itu juga dapat dikatakan bahwa minat erat
hubungannya dengan perasaan, individu, obyek, aktivitas, dan situasi.
2. Ciri-ciri Minat Anak
Menurut Winkel (2004:212), ciri-ciri minat adalah cenderung merasa
tertarik dan senang pada materi atau topik yang sedang dipelajarinya.
Sebagai contoh siswa senang terhadap mata pelajaran PKn, maka siswa
tersebut akan memusatkan perhatiannya lebih banyak daripada siswa
lainnya terhadap pelajaran PKn itu. Sedangkan menurut Slameto
(2003:58), siswa yang berminat dalam belajar mempunyai ciri-ciri sebagai
berikut:
a) Mempunyai kecenderungan yang tetap untuk untuk memperhatikan
dan mengenang sesuatu yang dipelajari secara terus menerus.
b) Ada rasa suka dan senang pada sesuatu yang diminati.
c) Memperoleh suatu kebanggaan dan kepuasan pada sesuatu yang
diminati.
d) Ada rasa keterikatan pada sesuatu aktivitas-aktivitas yang diminati.
e) Lebih menyukai suatu hal yang menjadi minatnya daripada yang
lainnya.
Berdasarkan beberapa ciri yang dikemukakan para ahli di atas dapat
disimpulkan bahwa ciri-ciri minat yaitu rasa ingin tahu yang besar terhadap
suatu materi atau topik sehingga membuat siswa merasa tertarik terhadap
topik atau materi yang dipelajari serta siswa dapat memusatkan perhatian
secara penuh terhadap materi yang sedang dipelajarinya. Dengan perhatian
yang menyeluruh, siswa belajar lebih terhadap materi dan berusaha penuh
untuk memahami materi pelajaran. Jika siswa mengalami kesulitan dalam
memahami materi yang sedang dipelajari maka siswa akan berusaha
bertanya atau mengungkapkan pendapat kepada guru, setelah itu
memberikan tanggapan dengan menyampaikan ide yang dimiliki siswa
kedalam kelompoknya.
3. Cara Mengukur Minat
Seorang pendidik tidak bisa melihat aktivitas pikiran dan perasaan
siswa. Oleh karena itu, pendidik dapat mengamati aspek-aspek saat kegiatan
belajar berlangsung sebagai indikator untuk mengidentifikasi minat belajar
siswa. Menurut Setyawan (2012:17-19), indikator minat dapat dikenali
melalui proses belajar sebagai berikut:
a) Perhatian terhadap pelajaran
Siswa yang berminat cenderung akan memperhatikan kegiatan
pembelajaran. Siswa mempersiapkan diri sebelum kegiatan pelajaran
b)Terciptanya konsentrasi pada pelajaran
Siswa yang mempunyai minat belajar tinggi akan senantiasa konsentrasi
selama mengikuti kegiatan pembelajaran dengan cara menjaga suasana
kelas tetap kondusif, tidak ramai atau mengganggu teman, tidak
berjalan-jalan pada saat guru menyampaikan materi serta tetap konsentrasi
meskipun hampir istirahat atau menjelang pulang sekolah.
c) Respon dari pertanyaan guru maupun teman
Siswa yang memiliki minat belajar tinggi akan menyimak kegiatan
pembelajaran, menghargai teman yang sedang menyampaikan pendapat
serta memberikan tanggapan.
d)Menyelesaikan tugas yang diberikan guru
Siswa yang memiliki minat belajar tinggi akan menyelesaikan tugas yang
diberikan oleh guru dengan penuh rasa tanggung jawab. Siswa selalu
mengerjakan setiap tugas dengan sungguh-sungguh, dapat bekerjasama
dengan teman satu kelompoknya, dan menyelesaikan tugas dengan tepat
waktu
e) Sikap terhadap pelajaran
Siswa yang memiliki minat belajar tinggi ditunjukkan dengan sikap siswa
selama mengikuti kegiatan pembelajaran seperti membuat catatan
pelajaran, mencari sumber belajar lain, mempelajari kembali materi
pelajaran, mempelajari materi yang akan dibahas keesokan harinya, siap
mengikuti ulangan atau ujian, dan juga menunjukkan sikap senang
f) Rasa suka terhadap objek
Siswa yang memiliki minat belajar tinggi selalu semangat mengikuti
kegiatan pembelajaran, mengerjakan tugas-tugas dengan senang hati,
serta mempunyai rasa ingin tahu untuk memahami materi yang sedang
dibahas.
g)Pengaruh suasana pelajaran
Siswa yang memiliki minat belajar akan menjaga dan menciptakan
suasana yang kondusif. Hal tersebut dapat ditunjukkan dengan sikap
siswa seperti tidak ramai di kelas, tidak mengganggu teman pada saat
pembelajaran sedang berlangsung dan menciptakan hubungan yang baik
dengan teman dan guru.
C. Prestasi Belajar
1. Pengertian Prestasi
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997;787) prestasi merupakan
hasil yang telah dicapai dari usaha yang telah dilakukan dan dikerjakan.
Menurut Hamalik (2000:203) prestasi adalah usaha untuk mengetahui
berapa banyak hal yang telah dimiliki oleh siswa setelah mempelajari
keseluruhan materi yang telah disampaikan. Dari dua pengertian di atas,
dapat disimpulkan bahwa prestasi adalah segala hasil yang dicapai oleh
seseorang dari usaha yang telah dilakukan/dikerjakan.
2. Pengertian Belajar
Muhibbin Syah, (2003:64) menerangkan bahwa belajar adalah
bentuk materi/informasi pelajaran. Menurut Slameto (2010:2) belajar adalah
suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Lain lagi dengan Mustaqim (2008:34) yang menyimpulkan bahwa
belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif tetap yang terjadi karena
latihan dan pengalaman. Dengan kata lain yang lebih rinci, belajar adalah
sebagai berikut :
a) Suatu aktivitas atau usaha yang disengaja
b)Aktivitas tersebut menghasilkan perubahan, berupa sesuatu yang baru
baik yang segera nampak atau tersembunyi tetapi juga hanya beberapa
penyempurnaan terhadap sesuatu yang pernah dipelajari
c) Perubahan-perubahan itu meliputi perubahan ketrampilan jasmani,
kecepatan persepsual, isi ingatan, abilitas berpikir dan,
d)Perubahan tersebut telatif bersifat konstan.
Dari beberapa pengertian belajar di atas, dapat disimpulkan bahwa
belajar merupakan perubahan tingkah laku dengan serangkaian kegiatan
baik secara langsung maupun tidak langsung dengan lingkungannya
sehingga membawa pada kondisi kehidupan yang lebih baik.
3. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar merupakan istilah yang tidak asing lagi dalam dunia
pendidikan. Istilah tersebut biasa digunakan sebagai sebutan penilaian dari
didik dalam hal penguasaan materi pengajaran yang telah dipelajari sesuai
dengan tujuan yang telah ditetapkan. Prestasi belajar terdiri dari dua kata,
yakni prestasi dan belajar. Prestasi belajar digunakan untuk menunjukkan
hasil yang optimal dari suatu hasil belajar sehingga tidak dapat dipisahkan
dari pengertian belajar.
Menurut Darsono (2000:110) prestasi belajar siswa merupakan
perubahan-perubahan yang berhubungan dengan pengetahuan/kognitif,
keterampilan/psikomotor, dan nilai sikap/afektif sebagai akibat inetraksi
aktif dengan lingkungan. Dari pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa
hasil belajar dapat dilihat dari tingkah laku siswa dari aspek kognitif,
psikomotorik, dan afektif setelah mereka memperoleh pengalaman belajar.
Sedangkan menurut Purnomo (2008: 369) prestasi belajar adalah hasil
yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam
diri individu sebagai hasil dari aktivitas belajar. Prestasi belajar dan proses
belajar merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Prestasi
belajar pada hakikatnya merupakan hasil akhir dari proses belajar untuk
mengetahui prestasi belajar siswa, biasanya dilakukan evaluasi atau tes
terhadap materi belajar yang telah diajarkan.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan prestasi belajar
adalah hasil yang diperoleh siswa dari usaha yang dilakukan dalam kegiatan
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Menurut Ahmadi dan Supriyono (1991:130-131) faktor-faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar adalah :
1) Faktor internal
Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam individu
(siswa). Faktor ini dapat dibagi dalam beberapa bagian yaitu :
a) Faktor jasmaniah (fisiologis)
Faktor ini dapat bersifat bawaan maupun perolehan. Faktor ini antara
lain meliputi alat indera, struktur tubuh, dsb.
b)Faktor Psikologis
Faktor psikologis adalah faktor yang berkaitan dengan keadaan
rohani siswa yang termasuk di dalamnya adalah intelegensi,
perhatian, minat, bakat dan emosi.
2) Faktor Eksternal
Faktor eksternal merupakan faktor-faktor yang berasal dari luar diri.
Faktor eksternal terdiri dari :
a) Faktor sosial, yang termasuk faktor sosial adalah lingkungan
keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat, dan juga
lingkungan kelompok.
b)Faktor budaya, yang termasuk faktor budaya diantaranya adat
istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian.
c) Faktor lingkungan fisik, seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar dan
D. PKn Kelas IV SD
1. Pengertian PKn
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) adalah mata pelajaran yang
bertujuan membantu siswa dalam pembentukan sikap mental dan jati diri
sebagai bangsa Indonesia. Menurut Wiharyanto (2008:6) mata pelajaran
PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan
diri yang beragam dari segi agama, sosio-kultural, bahasa, usia, dan suku
bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas terampil dan
berkarakter yang dilandasi oleh Pancasila dan UUD 1945.
Pendidikan Kewarganegaraan merupakan bagian dari kelompok
pelajaran pengembangan kepribadian yang dapat menumbuhkan
wawasan, kesadaran bernegara dan membentuk sukap dan perilaku cinta
tanah air yang bersendikan kebudayaan bangsa. PKn tidak hanya
mengandung ranah kognitif tetapi sekaligus mencakup ranah afektif dan
psikomotorik. Menurut Pasha (2002:12) PKn merupakan materi yang
menyangkut pemahaman tentang persatuan dan kesatuan, kesadaran
warga negara dan bernegara, hak dan kewajiban warga negara dalam
berbangsa dan bernegara serta pendidikan bela negara.
2. Tujuan PKn
Menurut Kardiyat Wiharyanto (2008:5), secara umum tujuan PKn
adalah membawa siswa untuk menjadi ilmuwan dan professional yang
memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air, demokratis dan
berdisiplin; berpartisipasi aktif dalam membangun kehidupan yang damai
berdasarkan sistem nilai Pancasila. Sedangkan tujuan khusus PKn adalah
sebagai berikut:
a) Mengantar siswa memiliki wawasan kesadaran bernegara untuk bela
negara dan memiliki pola pikir, pola sikap, dan perilaku untuk cinta
tanah air Indonesia
b) Menumbuhkembangkan wawasan kebangsaan, kesadaran berbangsa
dan bernegara pada diri siswa, sehingga terbentuk daya tangkal
sebagai ketahanan nasional
c) Siswa dapat menerapkan nilai-nilai luhur Pancasila dalam
menciptakan ketahanan nasional
d) Siswa mampu menuangkan pemikiran berdasarkan nilai-nilai
Pancasila dalam menganalisa permasalahan hidup bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara
Dari penjelasan tersebut dapat dikatakan bahwa tujuan PKn adalah
untuk memberikan pengetahuan mengenai sikap yang harus dilakukan
dalam perwujudannya sebagai warga negara. Tujuan ini harus dicapai
agar siswa sebagai generasi penerus bangsa mempunyai bekal dalam
mengendalikan dirinya. Penguasaan materi PKn juga dapat membantu
siswa untuk mengenali dirinya sebagai warga negara yang mampu
3. Materi Ajar PKn Kelas IV
Materi ajar kelas IV yang diteliti yaitu pada standar kompetensi 4
yaitu “Menunjukkan sikap terhadap globalisasi di lingkungannya” dan
Kompetensi dasar yang 4.2 “mengidentifikasi jenis budaya Indonesia
yang pernah ditampilkan dalam misi kebudayaan internasional”.
Materi jenis budaya Indonesia yang pernah ditampilkan dalam misi
kebudayaan internasional dalam mata pelajaran PKn untuk siswa kelas
IV SD dapat diperkenalkan dengan berbagai metode pembelajaran
inovatif. Dalam penelitian ini metode pembelajaran yang akan digunakan
adalah metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II. Metode
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II diharapkan akan melatih siswa
untuk aktif dalam pembelajaran. Siswa mampu untuk berdiskusi serta
melatih keberaniannya dalam menanggapi pendapat siswa yang lain. Hal
tersebut akan menjadi indikator minat belajar siswa selama proses
pembelajaran berlangsung. Minat yang baik, diharapkan akan
meningkatkan prestasi peserta didik.
E. Penelitian-penelitian yang Relevan
Yuwita (2008) meneliti tentang keefektifan metode Cooperative
Learning tipe Jigsaw II yang melibatkan siswa dalam pembelajaran
Matematika pada sekolah inklusi di kelas XII IPS 2 MAN Maguwoharjo.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah metode Cooperative Learning tipe
dalam diskusi kelompok. Peningkatan keterlibatan siswa pada siklus II
meningkat 2.58% dari siklus I.
Wulansih (2009) meneliti tentang peningkatan pemahaman konsep
siswa kelas VII SMP Stella Duce 2 Yogyakarta pada pokok bahasan zat dan
wujudnya melalui pembelajaran dengan metode kooperatif tipe Jigsaw II.
Hasil dari penelitian tersebut menyatakan bahwa penggunaan metode
kooperatif tipe Jigsaw II dapat meningkatkan pemahaman siswa dengan
peningkatan 73.33% untuk konsep sifat-sifat zat, 63.33% untuk konsep
definisi masa jenis zat, 60% untuk konsep definisi zat, dan 43.33% untuk
konsep kapilaris.
Endarwati (2009) meneliti tentang penggunaan model pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw II dalam peningkatan keterlibatan siswa dalam
pembelajaran matematika pada pokok bahasan operasi hitung pada bentuk
aljabar di SMP 3 Godean. Kesimpulan dari penelitian ini adalah dengan
penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II dalam
pembelajaran matematika ada peningkatan rata-rata sebesar 42,6% pada
keterlibatan siswa dan prestasi belajar siswa.
Susanto (2010) dengan penelitian berjudul “Peningkatan Prestasi
Belajar Menggunakan Model Cooperative Learning Teknik Jigsaw II dalam
Mata Pelajaran IPS Siswa Kelas IV SD Kanisius Gowongan Tahun Pelajaran
2009/2010”. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pembelajaran kooperatif
pada pelajaran IPS siswa kelas IV SDK Gowongan tahun pelajaran
2009/2010.
Jaya (2011) meneliti tentang meningkatkan hasil belajar siswa dan
minat dalam proses pembelajaran dengan metode penemuan terbimbing pada
pokok bahasan prisma di kelas 8.1 SMP Muhammadiyah 3 Yogyakarta.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada peningkatan dalam hal hasil belajar
dan minat siswa dengan menggunakan metode penemuan terbimbing. Hasil
belajar mengalami peningkatan 20.65%, sedangkan untuk minat belajar
mengalami peningkatan yang ditunjukkan dengan hasil wawancara yang
menyatakan siswa merasa senang dan semakin berminat untuk belajar
matematika.
Elentaty (2011) meneliti tentang peningkatan minat dan prestasi belajar
sejarah tentang pengaruh perkembangan agama dan kebudayaan Islam
terhadap masyarakat Indonesia melalui pemanfaatan multimedia
pembelajaran pada siswa kelas XI IPS 2 SMA Stella Duce 2 Yogyakarta.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah proses pembelajaran dengan
memanfaatkan multimedia ternyata mampu meningkatkan minat belajar dan
prestasi belajar siswa terhadap mata pelajaran Sejarah tentang pengaruh
perkembangan agama dan kebudayaan Islam terhadap masyarakat Indonesia.
Nilai minat belajar siswa mengalami peningkatan 3.37 poin, dan nilai prestasi
belajar meningkat sebesar 4.67 poin.
Adheyanto (2012) dengan penelitian berjudul “Peningkatan Sikap,
pada Mata Pelajaran IPS Kelas V SD Kanisius Gayam Semester Genap
Tahun Pelajaran 2010/2011”. Kesimpulan dari penelitian ini adalah proses
pembelajaran dengan PPR mampu meningkatkan sikap siswa sebesar
22,10%, dan prestasi belajar IPS sebesar 10,22% pada siswa kelas V SD
Kanisius Gayam Semester Genap Tahun Pelajaran 2010/2011
Joko Purnomo (2012) meneliti tentang peningkatan minat dan prestasi
belajar menggunakan metode eksperimen pada materi sifat-sifat cahaya siswa
kelas V SD Negeri 1 Bakung, Klaten semester genap tahun pelajaran
2011/2012. Kesimpulan dari penelitian ini adalah penerapan metode
eksperimen mampu meningkatkan minat dan prestasi belajar IPA tentang
materi sifat-sifat cahaya pada siswa kelas V SD Negeri Bakung, Klaten
semester genap tahun pelajaran 2011/2012. Peningkatan minat sebesar 6.05
poin, dan untuk peningkatan prestasi belajar sebesar 36.37%.
Berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu, peneliti menyimpulkan
bahwa penelitian yang dilakukan oleh peneliti-peneliti diatas belum ada
satupun yang meneliti tentang minat belajar, prestasi belajar, dan metode
kooperatif tipe jigsaw II secara bersamaan. Selain itu metode jigsaw II pada
penelitian sebelumnya belum pernah diterapkan pada mata pelajaran PKn.
Jadi dapat disimpulkan bahwa peneliti menyumbangkan hal baru dalam dunia
F. Kerangka Berpikir
Pendidikan kewarganegaraan (PKn) merupakan salah satu mata
pelajaran yang diberikan di tingkat SD/MI/SDLB. Mata pelajaran PKn
merupakan mata pelajaran yang mempunyai tujuan untuk membentuk warga
negara yang mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya sesuai amanat
Pancasila dan UUD 1945.
Minat dan prestasi belajar sangat bergantung dengan bagaimana strategi
guru dalam mendidik siswa. Model pembelajaran kooperatif teknik jigsaw II
dapat diterapkan untuk menciptakan keaktifan siswa yang dapat diterapkan
dengan cara bekerja secara kelompok. Pembelajaran tersebut dapat
menimbulkan suasana yang menyenangkan bagi siswa. Untuk itu peneliti
berasumsi jika guru menggunakan pembelajaran kooperatif teknik jigsaw II
pada mata PKn kelas IV semester genap SDN Sengi 2 kabupaten Magelang
tahun ajaran 2012/2013 pada KD “4.2 Mengidentifikasi jenis budaya
Indonesia yang pernah ditampilkan dalam misi kebudayaan internasional”
maka dapat meningkatkan minat belajar dan prestasi belajar siswa SD Sengi 2
kabupaten Magelang.
Peneliti menggunakan metode jigsaw II ini dikarenakan peneliti ingin
mencoba memberikan solusi terhadap upaya pembelajaran. Dengan
pembelajaran dilakukan secara menarik diharapkan siswa semakin aktif dan
G. Hipotesis Tindakan
1. Ada pengaruh positif dan signifikan dalam hal minat belajar PKn
Kompetensi Dasar ”Mengidentifikasi jenis kebudayaan Indonesia dalam
misi kebudayaan internasional” antara kelompok eksperimen yang
menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw II dan kelas kontrol yang
tidak menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw II pada siswa kelas IV
SDN Sengi 2 Kabupaten Magelang Tahun Ajaran 2012/2013.
2. Ada pengaruh positif dan signifikan dalam hal prestasi belajar PKn
Kompetensi Dasar ”Mengidentifikasi jenis kebudayaan Indonesia dalam
misi kebudayaan internasional” antara kelompok eksperimen yang
menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw II dan kelas kontrol yang
tidak menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw II pada siswa kelas IV
BAB III
METODE PENELITIAN
Di dalam bab ini, diuraikan metode penelitian yang akan digunakan dalam
penelitian ini. Pembahasan tentang metode penelitian meliputi: jenis penelitian,
populasi dan sampel, rencana penelitian, instrumen penelitian, uji validitas dan
reliabilitas
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. Menurut
Sugiyono (2010:114-116) penelitian ini menggunakan jenis penelitian quasi
eksperimental tipe nonequivalent control group design. Penelitian ini disebut
penelitian quasi experimental karena dalam penelitian ini menggunakan
desain penelitian dengan dua kelompok dengan pemilihan kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol tidak dilakukan secara acak/random.
Kedua kelompok tersebut lalu diberi pretest dengan tujuan untuk mengetahui
keadaan awal dari masing-masing kelompok dan untuk mengetahui ada atau
tidaknya perbedaan antara kelompok tersebut. Kemudian kelompok kelas
eksperimen diberi perlakukan atau treatment yaitu dengan menerapkan
pembelajaran menggunakan metode kooperatif tipe Jigsaw II sedangkan pada
kelompok kontrol tidak. Setelah diberi perlakuan yang berbeda, kemudian
dilakukan posttest pada masing-masing kelompok. Posttest ini bertujuan
untuk mengetahui apakah ada pengaruh atau tidak dengan adanya treatment
yang telah dilakukan pada kelas eksperimen. Pengaruh perlakuan dihitung
Tabel 1. Pengaruh Perlakuan
Keterangan : O1= hasil observasi pretest kelompok eksperimen O2= hasil observasi posttest kelompok eksperimen
O3= hasil observasi pretest kelompok kontrol O4= hasil observasi posttest kelompok kontrol
x = perlakuan atau treatment penerapan tipe jigsaw II
B. Setting Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SDN Sengi 2 Kabupaten Magelang. SD
Negeri Sengi 2 beralamat di Dusun Gawok, Kelurahan Sengi, Kecamatan
Dukun, Kabupaten Magelang, kode pos 56482.
Penelitian ini dilaksanakan pada akhir Januari sampai dengan April
2013. Peneliti mengambil hari untuk penelitian sesuai dengan keputusan
dari wali kelas IV di SD tersebut. Masing-masing dari kelompok kontrol
dan kelompok eksperimen pengambilan data dilaksanakan dalam 6 jam
pelajaran dengan pembagian alokasi waktu sebagai berikut :
Tabel 2. Waktu Pengambilan Data
Kelompok Hari dan Tanggal Kegiatan Alokasi Waktu
Pengamatan kelas, pretest, dan pengisian
angket minat awal 1 x35 menit
Sabtu, 13 April 2013
Penyampaian materi ajar dengan metode
jigsaw II 2 x35 menit
Rabu, 17 April 2013
Penyampaian materi ajar dengan metode jigsaw II
Postest dan pengisian angket minat akhir
3 x 35 menit
Pengamatan Kelas, pretest, dan pengisian
angket minat awal 1 x35 menit
Sabtu, 20 April 2013
Penyampaian materi pelajaran
2 x 35 menit
Rabu, 24 April 2013 Penyampaian materi pelajaran
Postest dan pengisian angket minat akhir 3 x35 menit O1 x O2
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Moh. Nazir (2005:271), populasi adalah kumpulan dari
individu dengan kualitas serta ciri-ciri yang telah ditetapkan. Sedangkan
menurut Sugiyono (2010:297), bahwa populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya. Penelitian ini menggunakan seluruh populasi yang
ada yaitu siswa kelas IVA dengan jumlah siswa 25 dan IVB dengan
jumlah siswa 26 sebagai sampel penelitian
2. Sampel
Menurut Sugiyono (2010:297) sampel adalah sebagian dari
populasi tertentu. Sampel penelitian ini ada dua kelompok yaitu kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Penelitian ini menggunakan seluruh
populasi yang ada yaitu siswa kelas IVA dan IVB sebagai sampel.
Penelitian ini mengambil subyek SDN Sengi 2 dengan studi kasus kelas
IVA dengan jumlah anak sebanyak 25 siswa sebagai kelompok
eksperimen dan IVB dengan jumlah anak sebanyak 26 siswa sebagai
kelompok kontrol.
Pemilihan kelompok eksperimen dan kontrol tersebut, dipilih
dengan cara diundi dan disaksikan oleh guru mitra. Guru mitra disini
adalah guru kelas masing-masing kelas dan mereka mengampu mata
dokumentasi dilakukan oleh peneliti dengan dibantu oleh teman sejawat
dan juga guru kelas agar suasana kelas menjadi terkontrol.
D. Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2010:61) variabel adalah suatu atribut atau sifat
atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulan. Variabel yang akan diteliti dalam penelitian dibagi menjadi 2
yaitu : (1) Variabel independen (bebas), (2) Variabel dependen (terikat)
Variabel penelitian
Variabel Independen variabel dependen
Gambar 2 : Pemetaan Variabel Penelitian
a. Variabel Independen (bebas)
Sugiyono (2010:61) variabel bebas merupakan variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya
variabel dependen (terikat), dalam hal ini variabel independen adalah
metode kooperatif tipe jigsaw II
b. Variabel dependen (terikat)
Sugiyono (2010:61) variabel terikat merupakan variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel
Minat
Penggunaan jigsaw II
bebas. Dalam hal ini yang menjadi variabel dependen dalam penelitian
ini adalah minat dan dan prestasi belajar.
E. Jadwal Pengambilan Data
Penelitian dilaksanakan pada akhir Januari sampai dengan April 2013.
Berikut ini tabel pengambilan datanya:
Tabel 3. Jadwal Pengambilan Data
No. Kegiatan Bulan
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus
1. Izin Kepala Sekolah
2. Penyusunan
Instrumen Penelitian 3. Uji Validitas Soal
Objektif
4. Pengambilan Data Penelitian
5. Pembuatan Proposal 6. Pengumpulan
Proposal Penelitian 7. Penyusunan laporan
Ujian skripsi
F. Instrumen Penelitian
Menurut Margono (2003:155) instrumen penelitian merupakan suatu alat
yang digunakan dalam mengumpulkan data penelitian. Alat tersebut berupa tes
dan non-tes. Penelitian ini berdasarkan standar kompetensi mata pelajaran PKn
dengan Kompetensi Dasar “4.2 Mengidentifikasi jenis budaya Indonesia yang