PENGARUH PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE JIGSAW II
TERHADAP MINAT DAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS IV
SDN SENGI 2
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Disusun oleh:
Agung Krisdiyanto
NIM: 091134075
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
PENGARUH PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE JIGSAW II
TERHADAP MINAT DAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS IV
SDN SENGI 2
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Disusun oleh:
Agung Krisdiyanto
NIM: 091134075
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
iv
PER SEM BAH AN
Sebagai rasa terima kasihku kepada:
Y esus K ristus yang telah membimbing dan memberkatiku dalam
menyelesaikan kuliahku.
Orang tuaku yang telah membiayai dan memberikan semangat
dalam menj alani kuliahku.
K eluargaku yang telah memberikan semangat supaya bisa
menyelesaikan kuliahku dengan tepat waktu.
Endah T ri Utami yang telah menyemangati untuk
menyelesaikan kuliahku.
Orang-orang di sekitarku yang tidak dapat disebutkan satu per
satu yang telah memberikan dorongan semangat supaya dapat
M OTT O
“T uhan tidak akan mendampingiku sampai sej auh ini hanya untuk
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya yang saya tulis ini tidak
memuat hasil karya atau bagian karya orang lain, kecuali telah disebutkan dalam
kutipan pada daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 26 Agustus 2013
Yang menyatakan,
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Agung Krisdiyanto
NIM : 091134075
Demi perkembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan karya ilmiah saya
yang berjudul:
PENGARUH PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE JIGSAW II
TERHADAP MINAT DAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS IV
SDN SENGI 2 kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma beserta
perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada
Perpustakaan Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk
lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara
terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan
akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada
saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta, 26 Agustus 2013
Yang menyatakan,
viii
ABSTRAK
Krisdiyanto, Agung. 2013. Pengaruh Penerapan Metode Kooperatif Tipe Jigsaw
II Terhadap Minat dan Prestasi Belajar IPS Siswa Kelas IV SDN Sengi 2.
Skripsi. Yogyakarta. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan metode kooperatif tipe Jigsaw II terhadap minat belajar dan prestasi belajar IPS Kompetensi Dasar “Mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi serta pengalaman menggunakannya” pada siswa kelas IV SDN Sengi 2 Magelang pada semester genap tahun pelajaran 2012/2013.
Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimental tipe nonequivalent control
group design. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SDN Sengi 2
Magelang pada Tahun Ajaran 2012/2013 yang berjumlah 51, dan sampel penelitian kelompok kontrol adalah seluruh siswa kelas IVA yang berjumlah 25, dan sampel penelitian kelompok eksperimen adalah seluruh siswa kelas IVB yang berjumlah 26. Objek penelitian ini adalah penerapan metode kooperatif tipe
Jigsaw II terhadap minat belajar dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran
IPS tentang materi perkembangan teknologi. Teknik pengumpulan data menggunakan instrumen kuesioner minat untuk mengukur minat belajar, dan tes pilihan ganda untuk mengukur prestasi belajar. Analisis data dilakukan menggunakan program SPSS 21 dengan 3 langkah yaitu uji homogenitas (perbedaan data awal), uji normalitas, dan uji perlakukan (uji beda data akhir) dalam kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
Hasil dari penelitian ini adalah penerapan metode kooperatif tipe Jigsaw II berpengaruh secara signifikan terhadap minat belajar dan prestasi belajar IPS Kompetensi Dasar “Mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi serta pengalaman menggunakannya” pada siswa kelas IV SDN Sengi 2 Magelang pada semester genap tahun pelajaran 2012/2013. Dalam hal minat belajar, perbedaan terlihat dari data yang menunjukkan harga signifikansi sebesar 0.020 atau < 0.05 dalam perbandingan kuesioner akhir kelompok kontrol dan eksperimen. Sedangkan perbedaan dalam hal prestasi belajar, perbedaan ditunjukkan dengan harga signifikansi sebesar 0.044 atau < 0.05 antara posttest kelompok kontrol dan eksperimen.
Temuan penelitian ini memperkaya pemahaman tentang bagaimana dan mengapa metode kooperatif tipe Jigsaw II memberikan kontribusi terhadap minat belajar dan prestasi belajar siswa.
ABSTRACT
Krisdiyanto, Agung. 2013. The Application Effect of Cooperative Learning Method Jigsaw II for Students Learning Interest and Achievement in Social Subject on Fourth Grade Students of Sengi 2 Elementary School. Thesis. Yogyakarta. Elementary School Teacher Education Study Program, Department of Education, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University.
This research purposed to determine the application effect of cooperative learning method Jigsaw II for learning interest and achievement in Social subject Basic Competence " Understanding the development of technology production, communications , and transportation and the experience of using it " on fourth grade students of Sengi 2 Magelang Elementary School in the second semester of academic year 2012 / 2013.
This research is a quasi experimental in type of nonequivalent control group
design. The research population was all fourth grade students of Sengi 2
Magelang Elementary School in the second semester of academic year 2012 / 2013 which amounted 51 , and the sample of a control group is a whole class of IVA students which amounted 25, and the sample of an experimental group is a whole class of IVB students which amounted 26. Object of this research is the application of cooperative learning method Jigsaw II for learning interest and student achievement in social subject on technology development materials. Techniques of data collection using an interest questionnaire instrument to measure students interest in learning, and multiple-choice tests to measure students learning achievement. Data analysis was performed using SPSS 21 program with 3 steps, namely homogeneity test (baseline differences), normality test, and treatment test (final data different test) in the control group and experimental group.
The results of this research is the application of cooperative learning method Jigsaw II affected significantly their learning interest and achievement in social subject Basic Competence " Understanding the development of technology production, communications, and transportation; and the experience of using it " on fourth grade students of Sengi 2 Magelang Elementary School in the second semester of academic year 2012 / 2013. In terms of learning interest, the difference can be seen from the data that showed significantly of 0.020 or < 0.05 in the final questionnaire comparing the control group and experimental group. While the difference in terms of learning achievement, the difference showed significantly of 0.044 or< 0.05 between control and experimental group posttest. The findings of this research enrich our understanding of how and why cooperative learning method Jigsaw II contributes for student learning interest and achievement.
x
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
telah mencurahkan berkat serta karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penelitian eksperimen dengan judul “PENGARUH
PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE JIGSAW II TERHADAP
MINAT DAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SDN SENGI 2”
ini. Skripsi ini disusun dalam rangka pemenuhan salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana pendidikan di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
khususnya Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini tidak mungkin selesai tanpa
bantuan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terima kasih sebesar-besarnya kepada:
1. Rohandi, Ph. D., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sanata Dharma.
2. G. Ari Nugrahanta, S.J., SS., BST., M.A., Ketua Program Studi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.
3. E. Catur Rismiati, S. Pd., M.A, Ed.D., Wakil Ketua Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
4. Drs. Y.B. Adimassana, M.A., dosen pembimbing I, yang telah memberikan
arahan, dorongan semangat serta sumbangan pemikiran yang penulis
5. Dra. Ignatia Esti Sumarah, M.Hum., dosen pembimbing II, yang telah
memberikan bantuan yang berupa saran, kritik, serta bimbingannya yang
sangat berguna selama penelitian ini.
6. Bapak, Ibu, dan segenap keluarga tercinta yang telah memberikan fasilitas
serta support yang tidak pernah berhenti selama melakukan penelitian ini.
7. Teman-teman penulis, terutama teman-teman kelompok penelitian payung
yang telah memberikan masukan, semangat, dan dorongan untuk
menyelesaikan penelitian ini.
8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang telah
memberikan dukungan dan bantuan selama penelitian ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Semoga
skripsi ini dapat berguna bagi semua pihak yang membaca. Terima Kasih.
Yogyakarta, 26 Agustus 2013
Yang menyatakan,
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
LEMBAR PERSEMBAHAN ... iv
MOTTO ... v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii
ABSTRAK ... viii
c. Pentingnya Minat dalam Belajar... 9
d. Faktor Pendorong Minat... 10
3. Prestasi Belajar ... 12
a. Pengertian Prestasi ... 12
b. Pengertian Prestasi Belajar ... 13
4. Pembelajaran Kooperatif ... 13
a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif ... 13
b. Unsur-unsur Pembelajaran Kooperatif ... 14
c. Tujuan Pembelajaran Kooperatif ... 15
d. Manfaat Pembelajaran Kooperatif ... 16
5. Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw I ... 17
6. Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw II... 19
a. Pengertian Jigsaw II ... 19
b. Langkah-langkah Jigsaw II ... 20
7. Pembelajaran IPS ... 23
a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial ... 23
b. Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial ... 25
c. Ruang Lingkup IPS di Sekolah Dasar ... 25
B. Hasil Penelitian Sebelumnya yang Relevan ... 26
xiv
2. Uji Reliabilitas ... 43
D. Teknik Pengumpulan Data ... 44
1. Minat Belajar ... 44
2. Prestasi Belajar ... 45
E. Teknik Analisis Data ... 46
1. Uji Homogenitas ... 46
2. Uji Normalitas ... 46
3. Uji Hipotesis ... 47
a. Uji Beda Data Akhir ... 47
b. Uji Selisih Skor ... 48
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 50
A. Hasil Penelitian ... 50
1. Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw II Terhadap Minat Belajar ... 50
a. Uji Homogenitas ... 52
b. Uji Pengaruh Perlakukan ... 54
2. Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw II Terhadap Prestasi Belajar... 57
a. Uji Homogenitas ... 58
b. Uji Pengaruh Perlakuan ... 60
3. Rangkuman Hasil Penelitian ... 63
B. Pembahasan ... 64
C. Keterbatasan Penelitian ... 65
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 66
A. Kesimpulan ... 66
B. Saran ... 67
DAFTAR TABEL
Halaman
3.1 Pengaruh Perlakuan ... 33
3.2 Waktu Pengambilan Data ... 34
3.3 Jadwal Pengambilan Data ... 35
3.4 Kisi-kisi Soal Pilihan Ganda ... 37
3.5 Kisi-kisi Kuesioner ... 38
3.6 Tabel Korelasi ... 40
3.7 Kualifikasi Reliabilitas ... 43
3.8 Uji Reliabilitas Soal Pilihan Ganda ... 44
3.9 Pengumpulan Data dan Variabel Minat ... 44
3.10 Pengumpulan Data Variabel Prestasi Belajar ... 45
4.1 Data Minat Belajar ... 51
4.2 Data Uji Normalitas Kuesioner Awal ... 51
4.3 Perbandingan Skor Kuesioner Awal Variabel Minat Belajar ... 53
4.4 Uji Normalitas Kuesioner Akhir ... 54
4.5 Uji Homogenitas Kuesioner Akhir ... 54
4.6 Perbandingan Skor Kuesioner Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Variabel Minat Belajar ... 56
4.7 Data Prestasi Belajar ... 57
4.8 Data Uji Normalitas Pretest ... 58
4.9 Perbandingan Skor Pretest Variabel Prestasi Belajar ... 60
4.10 Uji Normalitas Posttest ... 61
4.11 Uji Homogenitas Posttest ... 61
4.12 Perbandingan Skor Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Variabel Prestasi Belajar ... 62
4.13 Rangkuman Kuesioner Awal dan Pretest ... 64
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Silabus Pembelajaran Kelompok Eksperimen ... 72
Lampiran 2. Silabus Pembelajaran Kelompok Kontrol ... 76
Lampiran 3. RPP Kelompok Eksperimen ... 79
Lampiran 4. RPP Kelompok Kontrol ... 85
Lampiran 5. Materi Pembelajaran ... 91
Lampiran 6. LKS Kelompok Eksperimen ... 98
Lampiran 7. LKS Kelompok Kontrol ... 101
Lampiran 8. Kuesioner Minat Belajar ... 103
Lampiran 9. Lembar Evaluasi ... 105
Lampiran 10. Kunci Jawaban Soal Evaluasi ... 109
Lampiran 11. Lembar Penilaian Afektif dan Psikomotorik Kelompok Eksperimen ... 110
Lampiran 12. Pedoman Afektif Kelompok Eksperimen ... 112
Lampiran 13. Lembar Penilaian Psikomotorik Kelompok Eksperimen ... 114
Lampiran 14. Pedoman Penilaian Psikomotorik Kelompok Eksperimen ... 116
Lampiran 15. Lembar Penilaian Afektif Kelompok Kontrol ... 117
Lampiran 16. Pedoman Penilaian Afektif Kelompok Kontrol ... 119
Lampiran 17. Lembar Penilaian Psikomotorik Kelompok Kontrol ... 121
Lampiran 18. Pedoman Penilaian Psikomotor Kelompok Kontrol ... 123
Lampiran 19. Hasil Kuesioner Minat Siswa Kelompok Eksperimen ... 124
Lampiran 20. Hasil Kuesioner Minat Siswa Kelompok Kontrol ... 126
Lampiran 21. Hasil LKS Kelompok Eksperimen ... 128
Lampiran 22. Hasil LKS Kelompok Kontrol ... 131
Lampiran 23. Hasil Tes Pilihan Ganda Siswa Kelompok Eksperimen ... 133
Lampiran 24. Hasil Tes Pilihan Ganda Siswa Kelompok Kontrol ... 135
Lampiran 25. Daftar Nilai Kuesioner Kelompok Eksperimen ... 137
Lampiran 26. Daftar Nilai Kuesioner Kelompok Kontrol ... 138
Lampiran 27. Daftar Nilai Tes Pilihan Ganda Kelompok Eksperimen ... 139
Lampiran 29. Daftar Nilai Afektif dan Psiomotorik Kelompok Eksperimen ... 141
Lampiran 30. Daftar Nilai Afektif dan Psiomotorik Kelompok Kontrol ... 142
Lampiran 31. Hasil Perhitungan SPSS Nilai Kuesioner Minat Belajar ... 143
Lampiran 32. Hasil Perhitungan SPSS Nilai Tes Pilihan Ganda ... 146
Lampiran 33. Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran Kelompok Kontrol ... 149
Lampiran 34. Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran Kelompok Eksperimen 154 Lampiran 34. Lembar Pengamatan Pelaksanaan Proses Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw II ... 159
Lampiran 35. Dokumentasi Penelitian ... 160
Lampiran 36. Surat Izin Penelitian ... 167
xviii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
2.1 Literatur Map ... 29
3.1 Variabel Penelitian ... 36
4.1 Perbandingan Skor Antara Skor Kuesioner Awal dan Kuesioner
Akhir pada Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen ... 56
4.2 Perbandingan Skor antara Skor Pretest dan Posttest pada
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan memang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari
karena pendidikan memiliki peranan yang sangat penting untuk membantu
manusia dalam mengembangkan potensinya. Melalui pendidikan siswa
belajar untuk mengembangkan diri dan meningkatkan kemampuan kognitif,
afektif, dan psikomotor yang lebih baik. Pendidikan yang baik dapat
tercermin dari proses pembelajaran yang dapat membantu mengembangkan
kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor yang dimiliki oleh siswa dari
tahap yang paling rendah sampai pada tahap yang paling tinggi. Slameto
(2010:2) mengungkapkan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang
baru secara keseluruhan, sebagai pengalamannya sendiri dalam interaksi
lingkungannya. Menurut Winkel (1989:36), belajar adalah suatu aktivitas
mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan,
yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman,
keterampilan, nilai dan sikap.
Pada hakikatnya kegiatan belajar mengajar dilakukan antara guru dan
siswa. Guru merupakan komponen yang sangat penting dalam kegiatan
belajar mengajar. Guru bukan hanya menyampaikan suatu materi tetapi juga
menjadi orang tua kedua siswa di sekolahan. Guru berperan juga sebagai
tugas guru sangatlah berat, karena guru harus mampu membuat anak didiknya
senang dan mudah dalam menerima mata pelajaran. Salah satu cara yang
dilakukan guru untuk meningkatkan rasa senang siswa terhadap pelajaran
adalah dengan belajar secara berkelompok. Metode pembelajaran yang
memanfaatkan pembagian kelompok adalah metode pembelajaran kooperatif.
Slavin (2005:4) berpendapat bahwa pembelajaran kooperatif adalah metode
pengajaran di mana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil
untuk saling membantu satu sama lainnya dalam materi pelajaran. Pendapat
lain dari Sugiyanto (2010:37) adalah pembelajaran kooperatif adalah
pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil
sehingga siswa dapat bekerja sama untuk mencapai tujuan belajar. Jadi,
pembelajaran kooperatif adalah metode pembelajaran yang menggunakan
pembagian kelompok supaya siswa dalam kelompok bekerja sama satu sama
lain untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Pembelajaran yang dilakukan hendaknya bersifat inovatif dan bervariasi
untuk meningkatkan minat atau semangat siswa dalam proses kegiatan belajar
di kelas, sehingga prestasi belajar siswa dapat berkembang dengan baik.
Salah satu metode yang digunakan dalam pembelajaran yaitu dengan metode
kooperatif tipe Jigsaw II yang akan membantu peserta didik dalam belajar di
kelas secara aktif. Beberapa peneliti melakukan penelitian menggunakan
metode kooperatif tipe Jigsaw II untuk mengetahui pengaruh metode ini
terhadap proses maupun hasil belajar siswa. Contohnya adalah penelitian
yang dilakukan oleh Kurniawati (2009) yang meneliti tentang penggunaan
dan prestasi belajar siswa kelas X SMAN 1 Jogonalan Klaten, contoh lainnya
adalah penelitian yang dilakukan Yuwita (2008) yang meneliti tentang
keefektifan Cooperative Learning tipe Jigsaw II yang melibatkan siswa dalam
pembelajaran Matematika pada sekolah inklusi di kelas XII IPS 2 MAN
Maguwoharjo. Penelitian-penelitian tersebut membuktikan bahwa metode
kooperatif tipe Jigsaw II memiliki pengaruh positif terhadap proses belajar
yaitu motivasi dan partisipasi, dan juga dalam hal hasil belajar yaitu prestasi
belajar siswa. Untuk membuktikan dan menguatkan penelitian-penelitian
sebelumnya tentang metode kooperatif tipe Jigsaw II, peneliti melakukan
penelitian eksperimental yang membandingkan dua kelompok yaitu
kelompok eksperimen yang menggunakan Jigsaw II dan kelompok kontrol
yang tidak menggunakan Jigsaw II pada siswa kelas IV SDN Sengi 2
Magelang pada semester genap Tahun Ajaran 2012/2013 dengan Standar
Kompetensi: 2. Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi dan
kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi, dan
Kompetensi Dasar: 2.3 Mengenal perkembangan teknologi produksi,
komunikasi, dan transportasi serta pengalaman menggunakannya.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah penerapan metode kooperatif tipe Jigsaw II berpengaruh secara
positif dan signifikan terhadap minat belajar IPS Kompetensi Dasar
”Mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan
transportasi serta pengalaman menggunakannya” pada siswa kelas IV
2. Apakah penerapan metode kooperatif tipe Jigsaw II berpengaruh secara
positif dan signifikan terhadap prestasi belajar IPS Kompetensi Dasar
”Mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan
transportasi serta pengalaman menggunakannya” pada siswa kelas IV
SDN Sengi 2 Magelang Tahun Ajaran 2012/2013?
C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui pengaruh penerapan metode kooperatif tipe Jigsaw II
terhadap minat belajar IPS Kompetensi Dasar ”Mengenal perkembangan
teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi serta pengalaman
menggunakannya” pada siswa kelas IV SDN Sengi 2 Magelang Tahun
Ajaran 2012/2013.
2. Mengetahui pengaruh penerapan metode kooperatif tipe Jigsaw II
terhadap prestasi belajar IPS Kompetensi Dasar ”Mengenal
perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi serta
pengalaman menggunakannya” pada siswa kelas IV SDN Sengi 2
Magelang Tahun Ajaran 2012/2013.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Memperoleh pengalaman melakukan penelitian eksperimental
khususnya menggunakan metode kooperatif tipe Jigsaw II dalam upaya
untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang signifikan dalam hal minat
dan prestasi belajar IPS Kompetensi Dasar “Mengenal perkembangan
teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi serta pengalaman
metode kooperatif tipe Jigsaw II dan kelas kontrol yang tidak
menggunakan metode kooperatif tipe Jigsaw II siswa kelas siswa kelas
IV SDN Sengi 2 Magelang Tahun Ajaran 2012/2013.
2. Bagi Siswa
Memberikan pengalaman mempraktekkan metode kooperatif tipe
Jigsaw II dalam belajar IPS tentang perkembangan teknologi kepada
siswa kelas IV SDN Sengi 2 Magelang Tahun Ajaran 2012/2013.
3. Bagi Guru
Guru akan lebih mengenal model pembelajaran yang inovatif
khususnya pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II, dan dapat membantu
dalam proses pembelajaran yaitu dalam mengajarkan mata pelajaran IPS
Kompetensi Dasar ”Mengenal pentingnya koperasi dalam meningkatkan
kesejahteraan masyarakat” kepada siswa kelas IV SDN Sengi 2
Magelang.
4. Bagi Sekolah
Dapat memberikan inspirasi bagi guru-guru SDN Sengi 2 Magelang
untuk melakukan eksperimental dalam pembelajaran khususnya
menggunakan metode kooperatif tipe Jigsaw II untuk diterapkan pada
materi-materi pembelajaran lainnya.
5. Bagi Program Studi
Menambah bahan pustaka/ bacaan yang terkait dengan penelitian
eksperimental khususnya penerapan metode kooperatif tipe Jigsaw II
berpengaruh terhadap prestasi belajar IPS Kompetensi Dasar “mengenal
pengalaman menggunakannya” pada siswa kelas IV SDN Sengi 2
Magelang semester genap Tahun Ajaran 2012/2013.
E. Definisi Istilah
Supaya tidak menimbulkan suatu pertanyaan dan tidak menimbulkan
kesalahan tafsiran tentang suatu istilah yang dikemukakan, maka perlu
adanya definisi istilah. Berikut ini merupakan definisi istilah yang peneliti
ambil, yaitu sebagai berikut.
1. Minat adalah suatu ketertarikan atau perhatian pada suatu objek yang
cenderung menetap yang di dalamnya ada unsur rasa senang.
2. Minat belajar adalah minat dalam mempelajari sesuatu yang diukur
dengan kuesioner minat belajar.
3. Prestasi adalah hasil yang telah dicapai seseorang setelah melakukan
sesuatu usaha.
4. Prestasi belajar adalah prestasi yang diperoleh siswa setelah melakukan
kegiatan belajar, yang diukur menggunakan instrument tes yang terdiri
dari 20 soal pilihan ganda.
5. Metode kooperatif tipe Jigsaw II adalah suatu metode dimana di dalam
tersebut siswa mendapat kesempatan belajar secara keseluruhan konsep,
sebelum ia belajar spesialisasi dalam kelompok untuk menjadi expert.
6. IPS adalah suatu ilmu pengetahuan yang merupakan paduan sejumlah
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Pada bab II ini diuraikan segala sesuatu yang mendasari teori penelitian,
yaitu kajian teori, hasil penelitian sebelumnya yang relevan, kerangka berpikir,
dan hipotesis tindakan.
A. Kajian Teori
1. Pengertian Belajar
Slameto (2010:2) belajar adalah “suatu proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya”. Sependapat dengan Slamento, Hamalik
(2003:28) mengungkapkan belajar adalah “suatu proses perubahan
tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan”. Gagne
dalam Suprijono (2009:2) menyatakan bahwa belajar adalah “perubahan
disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas.
Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh langsung dari proses
pertumbuhan seseorang secara alamiah”.
Berdasarkan pengertian-pengertian belajar di atas dapat disimpulkan
bahwa belajar adalah proses yang dilakukan seseorang untuk
mendapatkan perubahan tingkah laku secara menyeluruh yang tidak
2. Minat Belajar
a. Pengertian Minat
Menurut Winkel (2004:212), minat diartikan sebagai
kecenderungan subyek yang menetap, untuk merasa tertarik pada
bidang studi atau pokok bahasan tertentu dan merasa senang
mempelajari materi itu. Sependapat dengan Winkel, Syah
(2008:151), minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan
yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu). Senada
dengan Winkel dan Syah, Slameto (2010:180) mengungkapkan
minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu
hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Soewardi (1987: 183)
mengungkapkan minat adalah kesediaan jiwa yang sifatnya aktif
untuk menerima sesuatu dari luar.
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, dapat disimpulkan
bahwa minat adalah rasa kecenderungan lebih suka pada bidang
studi atau pokok bahasan tertentu, sehingga dapat mendorong
seseorang untuk menerima sesuatu dari luar yang dalam hal ini
adalah materi pelajaran.
b. Ciri-ciri Minat
Menurut Winkel (2004:212), ciri-ciri minat adalah cenderung
merasa tertarik dan senang pada materi atau topik yang sedang
dipelajarinya. Sebagai contoh siswa senang terhadap mata pelajaran
IPS, maka siswa tersebut akan memusatkan perhatiannya lebih
“pemusatan perhatian yang intensif terhadap materi memungkinkan
siswa untuk belajar lebih giat, dan akhirnya mencapai prestasi yang
diinginkan”. Sependapat dengan Syah, Slameto (1988:182),
menyatakan sebagai berikut:
suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Siswa yang memiliki minat terhadap subjek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subjek tersebut.
Jadi, ciri-ciri minat adalah rasa ingin tahu yang begitu besar
kepada materi atau topik membuat siswa merasa tertarik terhadap
suatu topik atau materi yang sedang dibahas atau dipelajari sehingga
siswa memusatkan perhatian secara penuh terhadap materi yang
telah dipelajari. Dengan perhatian yang terpusat, siswa belajar lebih
giat terhadap materi sehingga siswa akan berusaha penuh untuk
memahami pelajaran, jika siswa mengalami kesulitan siswa akan
berusaha bertanya atau mengungkapkan pendapat kepada guru, dan
memberikan tanggapan dengan menyampaikan ide yang dimiliki
siswa.
c. Pentingnya Minat dalam Belajar
Purnomo (2008:253) menambahkan bahwa minat memerankan
peran yang besar atas perilaku dan sikap, antara lain menjadi sumber
motivasi yang kuat untuk belajar, mempengaruhi bentuk dan
intensitas aspirasi anak, semakin yakin mereka mengenai pekerjaan
yang diidamkan, semakin besar minta mereka terhadap kegiatan
kegembiraan pada setiap kegiatan yang ditekuni, dan meningkatkan
prestasi.
d. Faktor Pendorong Minat
Menurut Esti (2002:365) salah satu cara untuk menarik minat
selama pelajaran adalah menghubungkan pengalaman belajar dengan
minat siswa. Jika seorang guru tahu apa yang diminati siswa, banyak
tugas mengajar di kelas yang dapat dihubungkan dengan
minat-minat siswa. Sependapat dengan Esti, Soewardi (1987:183), minat-minat
didorong oleh motivasi. Motivasi merupakan suatu tenaga yang
mendorong setiap individu bertindak atau berbuat untuk tujuan
tertentu. Minat dimanifestasikan berdasarkan komponen dorongan
yang mendorongnya. Dari tersebut dapat disimpulkan bahwa faktor
pendorong minat adalah motivasi yang ada pada setiap individu yang
akan melaksanakan suatu tujuan atau tindakan dalam belajar.
e. Indikator Minat
Menurut Isnandar (2012:14-15), ada 5 indikator minat, yaitu:
1) Ekspresi perasaan senang, yang meliputi: siswa mengikuti
pelajaran dengan antusias, siswa tidak mengeluh jika
mendapatkan tugas dari guru, siswa datang tepat waktu sebelum
pelajaran dimulai, siswa menyiapkan buku pelajaran sebelum
pelajaran dimulai, dan siswa duduk dengan tenang untuk belajar.
2) Perhatian dalam mengikuti pelajaran, yang meliputi: siswa aktif
bertanya di dalam kelas, siswa aktif menjawab pertanyaan,
melamun di dalam kelas, dan siswa tidak mengobrol atau
mengganggu teman lain ketika belajar.
3) Ketertarikan siswa pada materi, yang meliputi: siswa giat
membaca buku pelajaran, siswa membaca materi terlebih dahulu
sebelum diajarkan oleh guru, siswa membuat catatan, siswa
serius menyelesaikan tugas yang diberikan guru.
4) Ketertarikan siswa pada metode guru, yang meliputi: siswa
menanyakan kesulitan yang dialami guru, siswa antusias dengan
metode pembelajaran yang diajarkan guru, siswa
memperhatikan saat guru menjelaskan IPS di depan kelas, siswa
memperhatikan langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang
disampaikan guru.
5) Keterlibatan siswa dalam pembelajaran, meliputi: siswa aktif
menyampaikan pendapat saat diskusi, siswa mau membantu
teman lain yang mengalami kesulitan dalam belajar, siswa
bekerja sama dengan kelompok, siswa maju mengerjakan tugas,
dan siswa mengajukan diri untuk menjawab spontan dari guru.
Sedangkan menurut Legowo (2012:15) indikator-indikator
siswa yang memiliki minat, antara lain:
1) Ekspresi perasaan senang, meliputi: siswa mengikuti pelajaran
dengan antusias, siswa tidak mengeluh bila diberi tugas dari
guru, siswa mengikuti pembelajaran dengan tepat waktu, dan
2) Perhatian dalam belajar, meliputi: siswa aktif bertanya di dalam
kelas, siswa aktif menjawab pertanyaan dari guru, siswa
memperhatikan penjelasan dari guru dengan sungguh-sungguh,
tidak melamun di dalam kelas, tidak mengantuk, tidak
mengobrol atau selalu mengganggu teman lain ketika belajar.
3) Kemauan mengembangkan diri, meliputi: siswa giat membaca
buku IPS, siswa menanyakan kesulitan kepada guru, siswa
membuat catatan mengenai materi yang sedang dipelajari, siswa
mengerjakan tugas dari guru, dan siswa membawa buku atau
sumber lain untuk belajar.
Berdasarkan penjelasan tentang indikator minat menurut
pendapat Isnandar (2012) dan Legowo (2012), dapat peneliti
simpulkan bahwa indikator minat mencakup: 1) ekspresi perasaan
senang; 2) merespon terhadap pertanyaan atau materi; 3)
memberikan perhatian dalam mengikuti pelajaran; 4) bersikap baik
dalam kegiatan belajar, contohnya bekerja sama dalam kelompok.
3. Prestasi Belajar
a. Pengertian Prestasi
Winkel (1984:64) mengatakan prestasi adalah pembuktian dari
semua usaha yang dapat dicapai. Hasil yang dicapai dapat diukur
dengan tes atau evaluasi, hal ini mempunyai tujuan untuk
mengetahui keberhasilan dalam pembelajaran. Menurut KBBI
(2008:1101) prestasi adalah “hasil yang telah dicapai (dari yang telah
dicapai yang sesuai dengan tujuan dari suatu kegiatan. Dari beberapa
pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa prestasi adalah segala
hasil yang dicapai yang sesuai dengan tujuan kegiatan yang dapat
diukur dengan evaluasi.
b. Pengertian Prestasi Belajar
Menurut KBBI (2008:1101) prestasi belajar adalah “penguasaan
pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan melalui mata
pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau nilai yang telah
diberikan oleh guru”. Menurut Winkel (1983:162) prestasi belajar
adalah bukti keberhasilan usaha yang dapat dicapai. Prestasi belajar
dapat dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat
yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak
dalam periode tertentu. Arifin (1990:3) menyatakan bahwa prestasi
adalah “kemampuan, keterampilan, dan sikap seseorang dalam
menyelesaikan suatu hal”.
Jadi, prestasi belajar adalah segala hasil yang dicapai yang
sesuai dengan tujuan dari suatu kegiatan belajar, yang dapat berupa
penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan
melalui mata pelajaran, yang ditunjukkan oleh nilai tes atau nilai
yang diberikan guru.
4. Pembelajaran Kooperatif
a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Suprijono (2009:54), pembelajaran kooperatif adalah “konsep
bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh
guru”. Menurut Sugiyanto (2010:paragraf pertama) pembelajaran
kooperatif adalah “pendekatan pembelajaran yang berfokus pada
penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam
memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar”.
Sedangkan menurut Rusman (2011), Cooperative Learning adalah
teknik pengelompokan yang di dalamnya siswa bekerja terarah pada
tujuan belajar bersama dalam kelompok kecil yang umumnya terdiri
dari 4-5 orang.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran kooperatif adalah metode pembelajaran yang
mempunyai fokus untuk membentuk kelompok demi mencapai
tujuan belajar dengan setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang.
b. Unsur-unsur Pembelajaran Kooperatif
Roger dan David Johnson dalam Suprijono (2009:58-61)
berpendapat bahwa pembelajaran kooperatif memiliki lima unsur,
yaitu positive interdependence (saling ketergantungan positif),
personal responsibility (tanggung jawab perseorangan), face to face
promotive interaction (interaksi promotif), interpersonal skill
(komunikasi antar anggota), dan group processing (pemrosesan
kelompok). Nurulhayati dalam Rusman (2011:204) mengatakan
unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif adalah ketergantungan
positif, pertanggungjawaban individual, kemampuan bersosialisasi,
(1994); Sutton (1990) dalam Trianto (2010:60-61), terdapat lima
unsur penting dalam pembelajaran kooperatif, yaitu saling
ketergantungan yang positif antar siswa, interaksi antara siswa yang
saling mengikat, tanggung jawab individual, keterampilan
interpersonal dan kelompok kecil, dan proses kelompok.
Menurut pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
unsur-unsur pembelajaran kooperatif adalah positive
interdependence (saling ketergantungan positif), personal
responsibility (tanggung jawab perseorangan/individual), face to face
promotive interaction (interaksi promotif), interpersonal skill
(komunikasi antar anggota), group processing (pemrosesan
kelompok), dan evaluasi kelompok.
c. Tujuan Pembelajaran Kooperatif
Johnson & Johnson (1994) dalam Trianto (2010:57) menyatakan
bahwa tujuan pokok pembelajaran kooperatif adalah
“memaksimalkan belajar siswa untuk meningkatkan prestasi
akademik dan pemahaman baik secara individu maupun kelompok”.
Menurut Suprijono (2009:59), tujuan pembelajaran kooperatif adalah
“membentuk suatu kelompok menjadi pribadi yang kuat”. Rusman
(2011:210) menjelaskan bahwa tujuan pembelajaran kooperatif
adalah “untuk mengajarkan kepada siswa keterampilan bekerja sama
dan kolaborasi”.
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, maka dapat disimpulkan
belajar siswa untuk meningkatkan prestasi akademik dan
pemahaman baik secara individu maupun kelompok, serta
mengajarkan kepada siswa tentang keterampilan bekerja sama dan
kolaborasi di antara anggota kelompok.
d. Manfaat Pembelajaran Kooperatif
Zamroni (2000) dalam Trianto (2010:57), mengemukakan
manfaat penerapan pembelajaran kooperatif adalah “dapat
mengurangi kesenjangan pendidikan khususnya dalam wujud input
pada level individu, di samping itu belajar kooperatif dapat
mengembangkan solidaritas sosial di kalangan siswa”. Rusman
(2011:202), mengemukakan sebagai berikut:
dengan belajar berkelompok memberikan kesempatan kepada siswa secara aktif dan kesempatan untuk mengungkapkan sesuatu yang dipikirkan siswa kepada teman akan membantunya untuk melihat sesuatu dengan lebih jelas bahkan melihat ketidak sesuaian pandangan mereka sendiri.
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, dapat disimpulkan
bahwa manfaat pembelajaran kooperatif adalah memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan gagasannya,
sehingga dapat membantu siswa untuk melihat sesuatu dengan lebih
jelas dengan cara membandingkan pengetahuannya dengan pendapat
siswa lain dalam kelompok, sehingga kesenjangan pengetahuan
masing-masing individu dalam kelompok dapat terkurangi, di
samping itu belajar kooperatif dapat mengembangkan solidaritas
5. Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw I
Pelajaran Jigsaw I dikembangkan oleh Erriot A. dan kawan-kawan
dari Universitas Texas sebagai model pembelajaran kooperatif dan
kemudian diadaptasi oleh Slavin dan kawan-kawan (Sugiyanto,2019:45).
Menurut Slavin (2005:14) pembelajaran dalam Jigsaw I siswa saling
bekerja dalam anggota kelompok yang sama, yaitu 4 orang dengan latar
belakang yang berbeda.
Suprijono (2009:89) mengemukakan pembelajaran kooperatif tipe
Jigsaw I diawali dengan topik yang akan dibahas oleh guru. Guru
selanjutnya menuliskan topic atau materi yang akan dipelajari pada papan
tulis. Dalam Jigsaw I terdapat dua kelompok, yaitu kelompok asal dan
kelompok ahli. Kelompok asal merupakan gabungan dari kelompok ahli
sedangkan kelompok ahli adalah kelompok siswa yang terdiri dari
kelompok asal yang berbeda yang ditugaskan memahami dan
mempelajari sesuatu topik tertentu serta diminta untuk mengerjakan
tugas sesuai dengan topiknya kemudian setelah selesai dijelaskan kepada
anggota kelompok asal. Dalam pembelajaran Jigsaw I anggota kelompok
yang berbeda dengan topik yang sama bertemu untuk berdiskusi dalam
kelompok ahli dan saling membantu bekerja sama tentang topik yang
ditugaskan kepada mereka. Kemudian siswa kembali pada kelompok asal
untuk menjelaskan kepada anggota kelompok lain tentang apa yang telah
dipelajari pada kelompok ahli.
Dalam pembelajaran Jigsaw I menurut Suprijono (2009:45) terbagi
a. Siswa suatu kelas dibagi menjadi beberapa tim yang anggotanya
terdiri dari 4 sampai 5 anak dengan karakteristik berbeda.
Kelompok terdiri atas anggota yang memiliki kemampuan
akademik, jenis kelamin dan latar belakang social yang berbeda.
b. Materi pelajaran dibagikan kepada siswa dalam kelompok asal dan
setiap siswa bertanggung jawab untuk mempelajari suatu bagian
materi pembelajaran tersebut.
c. Selanjutnya semua siswa dengan materi pembelajaran yang sama
berkumpul dalam kelompok ahli. Dalam kelompok ahli siswa
mendiskusikan materi atau topik yang sama serta menyusun
rencana bagaimana penyampaian materi pada anggota kelompok
yang lain.
d. Kemudian pada siswa yang berada dalam kelompok ahli kembali
ke kelompok asal untuk menyampaikan materi pembelajaran yang
sudah didiskusikan dalam kelompok ahli
e. Setelah itu siswa berdiskusi pada kelompok asal, para siswa saling
bertukar dan saling mengevaluasi mengenai materi pelajaran yang
telah dipelajari.
Dari beberapa uraian di atas peneliti menyimpulkan bahwa
pembelajaran Jigsaw I adalah pembelajaran yang terdiri dari beberapa
kelompok kecil yang heterogen, siswa dibagi menjadi kelompok asal dan
kelompok ahli. Siswa saling bekerja sama dan berdiskusi atas materi
yang harus dipelajari dan menyampaikan materi tersebut pada kelompok
6. Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw II
a. Pengertian Jigsaw II
Jigsaw II dikembangkan oleh Slavin (Roy Killen, 1996) dengan
sedikit perbedaan dengan Jigsaw I. Dalam belajar kooperatif tipe
Jigsaw, secara umum siswa dikelompokkan secara heterogen dalam
kemampuan. Siswa diberi materi yang baru atau pendalaman dari
materi sebelumnya untuk dipelajari. Masing-masing anggota
kelompok secara acak ditugaskan untuk menjadi ahli (expert).
Setelah membaca dan mempelajari materi, “ahli” dari kelompok
berbeda berkumpul untuk mendiskusikan topik yang sama dari
kelompok lain sampai mereka menjadi “ahli” pada konsep yang
dipelajari. Kemudian kembali lagi ke kelompok semula untuk
mengajarkan topik yang mereka kuasai kepada teman
sekelompoknya. Terakhir diberikan tes atau assessment yang lain
pada semua topik yang diberikan.
Metode pembelajaran Jigsaw II sudah dikembangkan oleh
Slavin. Ada perbedaan mendasar antara pembelajaran Jigsaw I dan
Jigsaw II. Pada tipe I, awalnya siswa hanya belajar konsep tertentu
yang akan menjadi spesialisasinya sementara konsep-konsep yang
lain didapatkan melalui diskusi dengan teman segrupnya. Sedangkan
pada tipe Jigsaw II setiap siswa memperoleh kesempatan belajar
secara keseluruhan konsep (scan read) sebelumnya belajar
b. Langkah-langkah Jigsaw II
Dalam Trianto (2010) disebutkan bahwa langkah-langkah
pembelajaran dengan Jigsaw II adalah:
1) Orientasi
Pendidik menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
diberikan. Memberikan penekanan tentang manfaat penggunaan
metode Jigsaw II dalam proses belajar mengajar. Mengingatkan
senantiasa percaya diri, kritis, kooperatif dalam model
pembelajaran ini. peserta didik diminta belajar konsep secara
keseluruhan untuk memperoleh gambaran keseluruhan dari
konsep.
2) Pengelompokan
Misalkan dalam kelas ada 20 siswa, selanjutnya akan dibagi
menjadi 5 grup (A-E) yang isi tiap-tiap grupnya heterogen
dalam kemampuan IPS. Berilah indeks 1 untuk siswa sangat
baik, indeks 2 untuk kelompok baik, indeks 3 untuk kelompok
sedang, dan indeks 4 untuk kelompok rendah, misalkan (A1
berarti grup A dari kelompok sangat baik,..., A4 grup A dari
kelompok rendah).
Tiap grup akan berisi:
Grup A (A1, A2, A3, A4)
Grup B (B1, B2, B3, B4)
Grup C (C1, C2, C3, C4)
Grup E (E1, E2, E3, E4)
3) Pembentukan dan pembinaan kelompok expert
Selanjutnya grup itu dipecah menjadi kelompok yang akan
mempelajari materi yang kita berikan dan dibina supaya jadi
expert, berdasarkan indeksnya.
Kelompok 1 (A1, B1, C1, D1, E1)
Kelompok 2 (A2, B2, C2, D2, E2)
Kelompok 3 (A3, B3, C3, D3, E3)
Kelompok 4 (A4, B4, C4, D4, E4)
Tiap kelompok diberi konsep IPS (transformasi) sesuai
dengan kemampuannya. Setiap kelompok diharapkan bisa
belajar topik yang diberikan dengan sebaik-baiknya sebelum ia
kembali ke dalam grup sebagai tim ahli “expert”. Tentunya
peran pendidik cukup penting dalam fase ini.
4) Diskusi (Pemaparan) kelompok ahli dalam grup
Expertist (peserta didik ahli) dalam konsep tertentu ini,
masing-masing kembali dalam grup semula. Pada fase ini
kelima grup (1-5) memiliki ahli dalam konsep-konsep tertentu
(worksheet 1-4). Selanjutnya pendidik mempersilahkan anggota
grup untuk mempresentasikan keahliannya kepada grupnya
masing-masing secara bergantian satu persatu.
Aturan dalam fase ini adalah :
a) Siswa memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa
b) Memperoleh pengetahuan baru adalah tanggung jawab
bersama, jadi tidak ada yang selesai belajar sampai setiap
anggota menguasai konsep.
c) Tanyakan kepada anggota grup sebelum tanya kepada
pendidik.
d) Pembicara dilakukan secara pelan agar tidak mengganggu
grup lain.
e) Akhiri diskusi dengan “merayakannya” agar memperoleh
kepuasan.
5) Tes (Penilaian)
Pada fase ini guru memberikan tes tulis untuk dikerjakan
oleh siswa yang seluruh konsep yang didiskusikan. Pada tes ini
siswa tidak diperkenankan untuk bekerja sama.
6) Pengakuan kelompok
Penilaian pada pembelajaran kooperatif berdasarkan skor
peningkatan individu, tidak didasarkan pada skor akhir yang
diperoleh siswa, tetapi berdasarkan pada seberapa jauh skor itu
melampaui rata-rata skor sebelumnya. Setiap siswa dapat
memberikan kontribusi poin maksimum pada kelompoknya
dalam sistem skor kelompok. Siswa memperoleh skor untuk
kelompoknya didasarkan pada skor kuis mereka melampaui skor
7. Pembelajaran IPS
Sebelum membahas mengenai materi permasalahan sosial pada mata
pelajaran IPS, maka perlu diketahui beberapa hal, sebagai berikut:
a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga
(2003:424), ilmu pengetahuan sosial diartikan sebagai suatu ilmu
pengetahuan yang merupakan fusi atau paduan sejumlah mata
pelajaran sosial (seperti sejarah, ekonomi, geografi).
IPS didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan tentang manusia di
dalam kelompok yang disebut masyarakat, dengan menggunakan
ilmu politik, ekonomi, sejarah, geografi, sosiologi, dan antropologi
Menurut Solehatin (2007:15) pola pembelajaran pendidikan IPS
menekankan pada unsur pendidikan dan pembekalan. Mata pelajaran
yang dapat dijadikan sumber pada pengajaran IPS yaitu geografi,
sejarah, ekonomi, antropologi, politik, dan sosiologi. Penjelasannya
adalah sebagai berikut:
1) Geografi: mengungkapkan kesuburan tanah, jenis-jenis mata
pencaharian penduduk, jenis dan penyebaran sumber daya,
transportasi-komunikasi, iklim dan pengaruhnya terhadap
kehidupan, pemukiman, tenaga air, globe dan peta, dan lain
sebagainya.
2) Sejarah: mengungkapkan peristiwa-peristiwa berdasarkan kurun
3) Ekonomi: mengungkapkan usaha memenuhi kebutuhan materi
dari sumber daya dan modal yang terbatas, produksi bahan
kebutuhan, pengangkutannya, distribusinya.
4) Antropologi: mengungkapkan bagaimana kemampuan manusia
menciptakan hasil-hasil kebudayaan dengan perkembangannya
dari keadaan yang sederhana kepada keadaan yang maju.
5) Ilmu politik: menyajikan pelajaran tentang pemerintahan,
kenegaraan, proses politik, dan tentang kebijaksanaan.
6) Sosiologi: mengungkapkan relasi sosial manusia dengan segala
faktor dan pengorganisasiannya.
Ilmu pengetahuan sosial merupakan kajian tentang manusia dan
dunia sekelilingnya. IPS lahir dari keinginan para pakar pendidikan
untuk “membekali” para siswa supaya nantinya mampu menghadapi
dan menangani kompleksitas kehidupan di masyarakat yang sering
berkembang secara tidak terduga. “Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
adalah bidang-bidang keilmuwan yang mempelajari manusia sebagai
anggota masyarakat”.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan yaitu mereka
memandang IPS sebagai suatu ilmu, IPS mempelajari hubungan
antara manusia dan sekelilingnya sebagai anggota masyarakat. Jadi,
dapat disimpulkan bahwa IPS merupakan suatu ilmu yang memiliki
b. Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) memperkenalkan kepada siswa
bahwa manusia dalam hidup bersama dituntut adanya kebersamaan.
Ilmu Pengetahuan Sosial bertujuan untuk mengembangkan
pengetahuan siswa dan keterampilan dasar yang dapat digunakan
dalam kehidupannya. Pada kurikulum 1994, materi pelajaran IPS di
SD dibagi menjadi dua bagian, yakni sejarah dan materi pengetahuan
sosial. Pengajaran IPS di sekolah diharapkan dapat melatih sikap
peka dan tanggap untuk bertanggung jawab dalam memecahkan
masalah-masalah sosial yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
IPS berfungsi untuk mengembangkan pengetahuan, sikap, dan
keterampilan dasar untuk memahami kenyataan sosial yang dihadapi
siswa dalam kehidupan sehari-hari, sedangkan pengajaran sejarah
berfungsi untuk menumbuhkan rasa kebangsaan dan kebanggaan
terhadap perkembangan masyarakat. Jadi pada hakikatnya Ilmu
Pengetahuan Sosial memiliki tujuan untuk mengantarkan siswa
supaya memiliki kepekaan terhadap kenyataan yang ada dalam
kehidupan sehari-hari.
c. Ruang Lingkup IPS di Sekolah Dasar
Ruang lingkup pengajaran IPS di tingkat Sekolah Dasar dibatasi
sampai gejala dan masalah sosial yang dapat dijangkau oleh geografi
dan sejarah. Terutama gejala dan masalah sosial kehidupan
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan disebutkan bahwa
ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi aspek-aspek sebagai
berikut:
1) Manusia, Tempat, dan Lingkungan.
2) Waktu, Keberlanjutan, dan Perubahan.
3) Sistem Sosial dan Budaya.
4) Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan.
B. Hasil Penelitian Sebelumnya yang Relevan
Kurniawati (2009) meneliti tentang penggunaan metode pembelajaran
tipe Jigsaw II untuk meningkatkan motivasi, partisipasi, dan prestasi belajar
siswa kelas X dalam pembelajaran ekonomi di SMAN 1 Jogonalan Klaten.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II
mampu meningkatkan motivasi, partisipasi, dan prestasi belajar siswa Kelas
X SMAN 1 Jogonalan Klaten dalam pembelajaran Ekonomi. Data
peningkatan dari setiap aspek adalah sebagai berikut: 1) peningkatan motivasi
sebesar 12.5%; 2) peningkatan partisipasi sebesar 5%; 3) peningkatan prestasi
sebesar 17.5%.
Yuwita (2008) meneliti tentang keefektifan metode Cooperative Learning
tipe Jigsaw II yang melibatkan siswa dalam pembelajaran Matematika pada
sekolah inklusi di kelas XII IPS 2 MAN Maguwoharjo. Kesimpulan dari
penelitian ini adalah metode Cooperative Learning tipe Jigsaw II pada
umumnya cukup efektif mengaktifkan siswa untuk terlibat dalam diskusi
kelompok. Peningkatan keterlibatan siswa pada siklus II meningkat 2.58%
Endarwati (2009) meneliti tentang penggunaan model pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw II dalam peningkatan keterlibatan siswa dalam
pembelajaran matematika pada pokok bahasan operasi hitung pada bentuk
aljabar di SMP 3 Godean. Kesimpulan dari penelitian ini adalah dengan
penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II dalam
pembelajaran matematika ada peningkatan pada keterlibatan siswa dan
prestasi belajar siswa. Peningkatan keterlibatan siswa dari siklus I sampai
dengan tes akhir sebesar 10.14%.
Wulansih (2009) meneliti tantang peningkatan pemahaman konsep siswa
kelas VII SMP Stella Duce 2 Yogyakarta pada pokok bahasan zat dan
wujudnya melalui pembelajaran dengan metode kooperatif tipe Jigsaw II.
Hasil dari penelitian tersebut adalah penggunaan metode kooperatif tipe
Jigsaw II dapat meningkatkan pemahaman siswa dengan peningkatan 73.33%
untuk konsep sifat-sifat zat, 63.33% untuk konsep definisi masa jenis zat,
60% untuk konsep definisi zat, dan 43.33% untuk konsep kapilaris.
Rine Pertiwi, dkk. Meneliti tentang penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw II untuk meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa
kelas IV SD Negeri 97 Pekanbaru. Rata-rata aktivitas belajar siswa pada
siklus I yaitu 70,88% (baik) dan pada siklus II mengalami peningkatan yaitu
86,09% (sangat baik) jadi aktivitas belajar siswa naik sebesar 15,21%. Nilai
rata-rata ulangan siswa setelah tindakan siklus I diperoleh hasil rata-rata
siswa mencapai 75,35 dengan persentase ketuntasan 65% dan siklus II nilai
Yulius (2011) meneliti tentang peningkatan minat dan kemampuan
menulis paragraf deskripsi dengan menggunakan metode karya wisata siswa
kelas X Semester I SMA Surya Mandala Barong Tongkak Kutai Barat.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah penggunaan metode karya wisata
terbukti meningkatkan minat dan kemampuan menulis paragraf deskripsi
siswa kelas X semester I SMA Surya Mandala, Barong Tongkok, Kutai Barat
Tahun Pelajaran 2009/2010. Peningkatan minat menulis paragraph deskripsi
sebesar 74.29%, dan untuk kemampuan menulis paragraf deskripsi
mengalami peningkatan nilai 2.23 poin untuk aspek kesesuaian judul, 1.78
poin untuk aspek perincian objek, 1.15 poin untuk sudut pandang, 0.57 poin
untuk aspek diksi, 0.49 poin untuk aspek tata bahasa, 0.67 poin untuk aspek
ejaan, dan 0.41 poin untuk aspek kerapian dan kebersihan.
Elentaty (2011) meneliti tentang peningkatan minat dan prestasi belajar
sejarah tentang pengaruh perkembangan agama dan kebudayaan Islam
terhadap masyarakat Indonesia melalui pemanfaatan multimedia
pembelajaran pada siswa kelas XI IPS 2 SMA Stella Duce 2 Yogyakarta.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah proses pembelajaran dengan
memanfaatkan multimedia ternyata mampu meningkatkan minat belajar dan
prestasi belajar siswa terhadap mata pelajaran Sejarah tentang pengaruh
perkembangan agama dan kebudayaan Islam terhadap masyarakat Indonesia.
Nilai minat belajar siswa mengalami peningkatan 3.37 poin, dan nilai prestasi
belajar meningkat sebesar 4.67 poin.
Purnomo (2012) meneliti tentang peningkatan minat dan prestasi belajar
V SD Negeri 1 Bakung, Klaten semester genap tahun pelajaran 2011/2012.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah penerapan metode eksperimen mampu
meningkatkan minat dan prestasi belajar IPA tentang materi sifat-sifat cahaya
pada siswa kelas V SD Negeri Bakung, Klaten semester genap tahun
pelajaran 2011/2012. Peningkatan minat sebesar 6.05 poin, dan untuk
peningkatan prestasi belajar sebesar 36.37%.
Literature Map
Gambar 2.1 Literature Map Mengenai Penelitian-penelitian yang Relevan
Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
II
Minat dan Prestasi Belajar
Kurniawati (2009) Jigsaw II, motivasi, partisipasi, dan prestasi belajar
Endarwati (2009) Jigsaw II dan keterlibatan siswa
Yuwita (2008) Jigsaw II dan keaktifan siswa
Elentaty (2011) Pemanfaatan multimedia, minat, dan prestasi belajar
Yulius (2011) Karya wisata, minat, dan kemampuan menulis paragraf
Jaya (2011) penemuan terbimbing, hasil belajar, dan minat belajar
Yang perlu diteliti:
Teknik Jigsaw II, minat, dan prestasi belajar
Purnomo (2012) Eksperimen, minat, dan prestasi belajar Rine Pertiwi, Jigsaw II dan
Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah minat, prestasi, dan metode
kooperatif tipe Jigsaw II. Ketiga variable tersebut belum pernah digunakan
secara bersamaan dalam sebuah penelitian. Jadi, dapat disimpulkan bahwa
peneliti menyumbangkan hal baru dalam dunia penelitian pendidikan.
C. Kerangka Berpikir
Mata pelajaran IPS adalah salah satu mata pelajaran pokok di tingkat SD.
Oleh karena itu, penting bagi guru untuk membimbing siswa supaya dapat
belajar dengan mudah dan memiliki prestasi yang baik pada mata pelajaran
IPS. Metode kooperatif tipe Jigsaw II yang memanfaatkan pembagian
kelompok dalam belajar dianggap mampu menciptakan pembelajaran yang
dapat melibatkan siswa menjadi lebih aktif, dan menimbulkan suasana yang
partisipatif sehingga mendorong timbulnya rasa ketertarikan siswa dalam
mengikuti pelajaran. Dengan timbulnya ketertarikan siswa dalam mengikuti
pembelajaran maka minat siswa untuk belajar akan cenderung tinggi, dan
minat yang tinggi dalam diri siswa akan berdampak positif bagi prestasi
belajar siswa. Sehingga jika pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II
diterapkan, maka minat dan prestasi belajar siswa akan cenderung tinggi jika
dibandingkan dengan pembelajaran yang menggunakan metode-metode
pembelajaran tradisional seperti metode ceramah.
D. Hipotesis Penelitian
1. Penerapan metode kooperatif tipe Jigsaw II berpengaruh secara positif
dan signifikan terhadap minat belajar IPS Kompetensi Dasar ”Mengenal
pengalaman menggunakannya” pada siswa kelas IV SDN Sengi 2
Magelang Tahun Ajaran 2012/2013.
2. Penerapan metode kooperatif tipe Jigsaw II berpengaruh secara positif
dan signifikan terhadap prestasi belajar IPS Kompetensi Dasar
”Mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan
transportasi serta pengalaman menggunakannya” pada siswa kelas IV
32
BAB III
METODE PENELITIAN
Pada bab III akan dibahas tentang metode penelitian yang terdiri dari jenis
penelitian, populasi dan sampel, jadwal pengambilan data, variable penelitian,
instrument penelitian, dan uji validitas dan reliabilitas.
A. Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan menggunakan jenis penelitian quasi
eksperimental tipe nonequivalent control group design (Sugiyono,2010:112).
Penelitian ini menggunakan desain penelitian dengan dua kelompok yaitu
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pemilihan kelompok ini
dilakukan dengan cara pengundian yang disaksikan oleh dua orang guru mitra
yaitu guru kelas IVA dan IVB SDN Sengi 2 Magelang. Peneliti mengetahui
keadaan awal kelas dengan memberikan pretest kepada tiap masing-masing
kelas dan untuk mengetahui homogenitas antara kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol. Pada kelas pertama (kelas eksperimen) diberikan
perlakuan yaitu dengan menerapkan pembelajaran yang menggunakan
metode kooperatif tipe Jigsaw II, dan di akhir pembelajaran diberi posttest
untuk mengetahui pengaruh treatment atau perlakuan yang telah diberikan
pada kelompok eksperimen. Pada kelompok kedua (kelas kontrol) tidak diberi
perlakuan dengan menggunakan metode kooperatif tipe Jigsaw II. Guru
melakukan pembelajaran di kelompok kontrol ini dengan menggunakan
metode ceramah, tanya jawab dan penugasan. Pada akhir pembelajaran diberi
dilakukan pada kelompok kontrol. Pengaruh perlakuan dihitung dengan cara:
(O2-O1)-(O4-O3).
Tabel 3.1 Pengaruh Perlakuan
O1 X O2
O3 O4
Keterangan :
O1: minat awal dan pretest kelompok eksperimen
O2: minat akhir dan posttest kelompok eksperimen
O3: minat awal dan pretest kelompok kontrol
O4: minat akhir dan posttest kelompok kontrol
X : perlakuan atau treatment penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe
Jigsaw II
B. Setting Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Sengi 2 Magelang. Alamat SD
ini beralamat di Gowok Pos, Sengi, Dukun, Magelang, Kode Pos 56482.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada akhir Maret dan sampai
pertengahan April. Perlakuan kelompok eksperimen berlangsung 2 kali
pertemuan, pada pertemuan pertama 2 jam pelajaran, selanjutnya 3 jam
pelajaran dan untuk kelompok kontrol 5 jam pelajaran dalam sekali
pertemuan. Waktu pelaksanaan perlakuan diambil berdasarkan konsultasi
dengan guru kelas dari kelas IVA dan kelas IVB. Berikut ini tabel waktu
Tabel 3.2 Waktu Pengambilan Data
Kelompok Tanggal Pertemuan Kegiatan Alokasi
Waktu
27 Maret 2013 II Perlakuan pertemuan I
2x35 menit
28 Maret 2013 III Perlakuan pertemuan II dan penyampaian
21 Maret2013 I Penyampaian kuesioner awal dan
pretest
2x35 menit
15 April 2013 II Perlakuan 5x 35 menit
3. Populasi dan Sampel
Menurut Sugiyono (2010:117), yang dimaksud dengan populasi yaitu
wilayah generalisasi atau menyeluruh yang terdiri atas objek atau subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya. Sampel merupakan bagian
dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono,
2010:118).
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SDN Sengi 2
Magelang yang berjumlah 51 siswa yang terdiri dari 2 kelas yaitu kelas IVA
dan IVB. Kelas eksperimen dan kelas kontrol yang masing-masing memiliki
siswa berjumlah 26 dan 25 siswa. Seluruh siswa kelas IVB terpilih menjadi
sampel kelas eksperimen dan seluruh siswa kelas IVA terpilih sebagai sampel
kelas kontrol. Pemilihan kelompok eksperimen dan kontrol tersebut dilakukan
dengan cara diundi dan disaksikan oleh 2 orang guru mitra. Guru mitra