FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN DALAM
PEMBERIAN KREDIT INVESTASI OLEH PT.BPR SURYA ARTHA UTAMA
SURABAYA
SKRIPSI
Diajukan Oleh :
MUCHAMMAD FIRDAUS 0813010045/FE/EA
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL " VETERAN"
J AWA TIMUR
SKRIPSI
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN DALAM PEMBERIAN KREDIT INVESTASI OLEH PT. BPR SURYA ARTHA
UTAMA SURABAYA Disusun Oleh :
MUCHAMMAD FIRDAUS 0813010045/FE/AK
telah diper tahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skr ipsi Pr ogram Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur pada tanggal 05 Oktober 2012
Pembimbing Utama : Tim Penguji :
Ketua
Dr s. EC. Munari, MM Dr s. EC. Munar i, MM Sekr etaris
Dra.Ec.Erna Sulistyowati, MM Anggota
Dra.Ec.Anik Yuliati, MAks
Mengetahui
Dekan Fakultas Ekonomi
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan segala puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala rahmat dan hidayah-Nya telah diberikan, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini guna memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar
sarjana Ekonomi jurusan Akuntansi dalam jenjang strata satu fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “ Veteran “ Jawa Timur dengan judul
“FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN DALAM
PEMBERIAN KREDIT INVESTASI OLEH PT.BPR SURYA ARTHA UTAMA
SURABAYA”.
Dalam menulis skripsi ini, penulis telah mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak yang telah memberikan motivasi, bimbingan, saran serta dorongan moril yang
baik langsung maupun tidak langsung sampai terselesainya penyusunan skripsi ini.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof.Dr.Ir.Teguh Soedarto,MP, selaku Rektor Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Ibu Dr. Sri Trisnaningsih SE, MSi, selaku Kepala Program Studi Akuntansi
4. Bapak Drs. EC. Munari, MM, selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan
bimbingan dan pengarahan selama penyusunan penelitian ini.
5. Seluruh dosen dan staf Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jawa Timur, yang telah mendidik penulis selama menjadi mahasiswa.
6. Ayah, Ibu tercinta serta kakak-kakak aku tiada kata ucapkan, karena merekalah
yang telah memberikan kasih sayang, dukungan dan semangat baik materiil maupun
spiritual sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
7. teman-teman upn, alifian, erik, deny, alam, bryan, budi, dan semua yang tidak bisa
saya tulis satu persatu.
8. Dan berbagai pihak yang turut membantu demi terselesainya skripsi ini, rangga,
agnes, bangga, dandy dan semua yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penelitian ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu penulis sangat
berharap kritik dan saran yang membangun dari pembaca dan pihak lain.
Akhir kata penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua
pihak yang berkepentingan dan dapat memberi sumbangan yang berguna bagi
almamater tercinta.
Surabaya, 30 Agustus 2012
DAFTAR ISI
HAL
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
ABSTRAK ... x
ABSTRACK ... xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 5
1.3 Tujuan Penelitian ... 5
1.4 Manfaat Penelitian ... 6
BAB II TINJ AUAN PUSTAKA ... 7
2.1 Penelitian Terdahulu ... 7
2.2 Landasan Teori ... 9
2.2.1 Bank ... 9
2.2.2 Kredit ... 10
2.2.2.1 Pengertian Kredit ... 10
2.2.2.2 Unsur-unsur Kredit ... 11
2.2.2.3 Tujuan Kredit ... 16
2.2.2.4 Fungsi Kredit ... 18
2.2.2.5 Jenis Kredit Perbankan Untuk Masyarakat ... 21
2.2.3 Laba Usaha ... 25
2.2.4 Jaminan Kredit ... 26
2.2.5 Pengaruh Laba Usaha terhadap Keputusan Pemberian Kredit….. 26
2.2.6 Pengaruh Jaminan terhadap Keputusan Pemberian Kredit …….. 27
2.3 Kerangka Pikir ... 28
2.4 Hipotesis ... 29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 30
3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 30
3.2 Teknik Penentuan Sampel ... 31
3.2.1 Populasi ... 31
3.2.2 Sampel ... 31
3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 32
3.3.1 Jenis Data ... 32
3.4 Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ... 33
3.4.1 Teknik Analisis ... 33
3.4.1.1 Uji Asumsi Klasik ... 33
3.4.1.2 Uji Regresi Linier Berganda ... 35
3.4.2 Uji Hipotesis ... 35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 44
4.1 Deskripsi Obyek Penelitian ... 44
4.1.1 Sejarah PT. BPR Surya Artha Utama ... 44
4.1.2 Profil Perusahaan ... 46
4.2 Deskripsi Data Penelitian ... 49
4.2.1 Laba Usaha ... 49
4.2.2 Jaminan Usaha ... 50
4.2.3 Keputusan Jumlah Pemberian Kredit Investasi ... 51
4.3 Analisis Data Penelitian ... 53
4.3.1 Asumsi Klasik ... 53
4.3.2 Persamaan Regresi Linier Berganda ... 57
4.3.3 Uji F ... 58
4.3.4 Koefisien Determinasi ... 59
4.3.5 Uji t ... 60
4.4 Pembahasan ... 61
4.4.1 Implikasi Hasil Penelitian ... 61
4.4.3 Keterbatasan Penelitian ... 68
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 69
5.1 Kesimpulan ... 69
Oleh :
Muchammad Fir daus
Abstr aksi
Keberhasilan pihak bank dalam memberikan kredit investasi di tentukan dari perencanaan dan pengendalian yang matang dalam pengelolaan kredit. Perencanaan dan pengendalian yang matang didukung oleh informasi yang handal dan terpercaya, maka pihak bank akan mampu untuk melakukan strategi 5C dan pengambilan keputusan yang tepat dengan melihat laba usaha perusahaan dan jaminan yang diberikan oleh debitur. Atas dasar pemikiran tersebut penelitian ini bertujuan mengetahui apakah laba usaha dan jaminan berpengaruh terhadap keputusan pemberian kredit investasi oleh PT. BPR Surya Arta Utama Surabaya.
Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari observasi lapangan, interview, dan dokumentasi. Untuk memenuhi tujuan penelitian, hipotesis di uji dengan uji f dan uji t.
Dari uji f dapat disimpulkan bahwa : nilai Fhitung sebesar 4,349 dengan
tingkat signifikan lebih kecil dari 5% yaitu sebesar 0,016. Hal ini berarti model regresi yang dihasilkan adalah cocok atau sesuai untuk mengetahui pengaruh laba usaha (X1) dan jaminan usaha (X2) terhadap keputusan jumlah pemberian kredit
investasi di PT.BPR Surya Artha Utama Surabaya (Y). Dari uji t dapat disimpulkan bahwa : dapat dijelaskan laba usaha (X1) secara parsial ter bukti
signifikan terhadap keputusan jumlah pemberian kredit investasi di PT.BPR Surya Artha Utama Surabaya (Y), dilihat dari nilai thitung yang dihasilkan yaitu
sebesar 2,877 dengan tingkat signifikan kurang dari 5% yaitu sebesar 0,005. Sedangkan jaminan usaha (X2) secara parsial tidak ter bukti signifikan terhadap
keputusan jumlah pemberian kredit investasi di PT.BPR Surya Artha Utama Surabaya (Y), dilihat dari nilai thitung yang dihasilkan yaitu sebesar -1,537 dengan
tingkat signifikan lebih dari 5% yaitu sebesar 0,128.
By :
Muchammad Fir daus
Abstr act
The bank successful in giving investment credit determined from mature planning and controlling in credit management. Mature planning and controlling supported by reliable and trustable information, then bank be able to make 5C strategy and precisely decision making by looking company business profit and guarantee that given by debtor. On such premise this research purposed to recognize what are business profit and guarantee have influenced toward investment credit giving decision by PT. BPR Surya Artha Utama Surabaya.
This research using secondary data taken from field observation, interview, and documentation. Fulfill the research aims, hypothesis tested with f-test and t-f-test.
From f-test can be concluded that : F-calculation value as 4,349 with smaller
level significant than 5% that is 0,016. It mean regression model produced is match or suitable to know business profit (X1) and business guarantee (X2) toward
investment credit number giving decision in PT. BPR Surya Artha Utama Surabaya (Y). from t-test could be concluded that : can be explained profit business (X1) partially significant proved toward decision in investment credit in
PT. BPR Surya Artha Utama Surabaya (Y), partially significant unproved toward investment credit number giving decision in PT. BPR Surya Artha Utama Surabaya (Y), seen from tcalculation resulted -1,537 with higher significance level
5% that is 0,128.
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Dalam rangka mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan
Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945, pelaksanaan pembangunan nasional yang
berdasarkan kekeluargaan perlu senantiasa dipelihara dengan baik. Untuk mencapai
tujuan tersebut maka pelaksanaan nasional harus lebih memperhatikan keserasian,
keselarasan, dan keseimbangan unsur-unsur pemerataan pembangunan, stabilitas
nasional, dan pertumbuhan ekonomi.
Pembangunan suatu negara memerlukan dana investasi dalam jumlah besar.
Dalam pelaksanaannya diarahkan untuk berlandaskan kepada kemampuan sendiri,
disamping memanfaatkan sumber lain sebagai pendukung, sumber dari luar tidak
mungkin selamanya untuk pembangunan. Oleh karena itu perlu ada usaha yang
sungguh-sungguh untuk mengarahkan dana investasi, yang bersumber dari dalam
tabungan masyarakat, tabungan pemerintah, dan penerimaan devisa.
Menurut Undang-undang No. 10 tahun 1998 menyebutkan bahwa bank adalah
badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk
lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Untuk memperlancar operasinya, tujuan dari didirikan bank tersebut adalah
ekonomi lemah. Dengan adanya pemberian kredit tersebut dapat menguntungkan
semua pihak diantaranya pemerintah yaitu tercapainya salah satu tujuan
pembangunan nasional dalam bentuk kesejahteraan umum. Peranan bank dalam
masyarakat adalah memberikan kredit dan jasa-jasa lain dalam lalu lintas pembayaran
dan peredaran uang dalam bentuk giro, deposito, dan tabungan , kemudian
dikembalikan lagi kepada masyarakat dalam bentuk kredit.
Dana yang digunakan untuk pembiayaan pembangunan terutama digali dari
kemampuan sendiri, sedangkan dana dari luar negeri merupakan perlengkapan
dengan memegang prinsip peningkatan kemandirian dalam melaksanakan
pembangunan. Dana perbankan lebih memperhatikan pihak luar, dalam hal ini
masyarakat serta badan usaha baik pemerintah maupun swasta. Sumber utama dari
pihak perbankan dalam mencapai pendapatan bank tergantung dari besarnya jumlah
nasabah kredit yang berupa operasi perkreditan. Dalam upayanya menghimpun dana
dari masyarakat yang berhasil dihimpun oleh bank akan menghasilkan jenis dana
yang berbeda dengan biaya-biayanya.
Bagi bank, dengan adanya kebijakan tersebut akan memperbesar dan
memperluas pemberian kredit khususnya kepada Pegawai Negeri Sipil. Serta bagi
masyarakat, dengan adanya bank tersebut akan lebih mudah mendapatkan pelayanan
kredit. Adapun prosedur permohonan kredit di BPR Surya Artha Utama adalah
sederhana, dengan persyaratan-persyaratan yang ringan berupa suku bunga yang
Dalam menjalankan operasionalnya PT. BPR Surya Artha Utama telah
memanfaatkan potensi-potensi wilayah yang ada, dengan mengadakan
pendekatan-pendekatan mengingat penyebaran penduduk di Kota besar seperti Surabaya yang
beraneka ragam latar belakang pekerjaannya. Sedangkan dalam penyaluran kreditnya
PT. BPR Surya Artha Utama lebih banyak memberikan penyaluran kredit kepada
pedagang kecil yang kebanyakan berada di lokasi – lokasi pasar – pasar tradisional
yang strategis.
Sebagai antisipasi dana reaksi atas perkembangan dan persaingan
perekonomian yang semakin pesat, maka perlu adanya sumber-sumber untuk
menyediakan dana guna membiayai kegiatan perekonomian yang semakin
berkembang. Kemudian mulai timbul suatu cara untuk mencari dan menggali sumber
dana yang diperoleh dengan mudah dan cepat.
Bankir-bankir yang mengelola banknya menurut sistem dan metode yang
mengacu tingkat produktivitas usaha para nasabah (baik industri, perdagangan, dan
jasa) akan mampu melihat ke depan dan mengambil keputusan yang seimbang bagi
perkembangan ekonomi negaranya. Dari sektor ini pula perbankan dapat
mempengaruhi maju mundurnya perekonomian, dan tidak dapat dipungkiri bahwa
aktivitas terbesar dan terpenting bagi kegiatan perbankan sampai sekarang terletak
pada sektor kredit.
Meskipun tidak dapat dipungkiri bahwa masih sering kali terjadi kendala yang
harus dihadapi oleh pihak bank dalam hal berkaitan dengan tanggung jawab pihak
pengambilan pinjaman atau hutang. Realita yang sering kali terjadi adalah jika pihak
debitur tidak mampu mengembalikan pinjaman dari bank maka pada akhirnya
berakhir pada terjadinya kredit bermasalah, pada debitur antara lain seperti kemauan
untuk membayar, pendapatan debitur, modal yang dimiliki oleh debitur, jaminan atas
kredit serta kondisi perekonomian debitur. Kelima hal tersebut sangat berpengaruh
terhadap kelangsungan pembayaran angsuran kredit kedepannya.
Tabel 1.1 : Tabel nilai pengajuan pinjaman dan nilai terealisasi yang di berikan oleh
bank pada tahun 2009-2010
Perusahaan Permohonan Kredit
Laba Usaha (Rp)
Jaminan (Rp)
Realisasi Kredit
Pemberian Kredit (%)
PT. A 750.000.000 32.000.000 250.000.000 750.000.000 100%
PT. B 50.000.000 1.500.000 120.000.000 50.000.000 100%
CV. AB 75.000.000 2.000.000 60.000.000 40.000.000 52%
CV.RA 50.000.000 1.700.000 75.000.000 30.000.000 53%
PT. K 15.000.000 2.000.000 20.000.000 9.000.000 60%
Sumber: data manajemen PT. BPR Surya Artha Utama Surabaya yang telah di olah
(nama debitur dirahasiakan, karena alasan privasi)
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa ada pemohon kredit yang tidak
disetujui, hal ini disebabkan pihak bank BPR. Surya Artha Utama dalam pemberian
kredit berpedoman pada jaminan yang diberikan dan laba yang dicapai oleh
perusahaan setiap bulannya. Misalnya untuk perusahaan PT. A yang mengajukan
bulannya sebesar Rp. 32.000.000 dengan jaminan Rp. 250.000.000 maka pihak bank
dapat merealisasikan sepenuhnya yaitu Rp. 750.000.000 atau 100%, sedangkan
perusahaan CV.AB yang mengajukan permohonan kredit sebesar Rp. 75.000.000
dengan laba usaha yang dicapai setiap bulannya sebesar Rp. 2.000.000 dengan
jaminan Rp. 60.000.000 tetapi pihak bank hanya merealisasikan sebesar Rp.
40.000.000 atau 52%.
Ketentuan tersebut harus mengacu pada tiga asas likuiditas, solvabilitas,
rentabilitas, dan prinsip 5C antara lain character, capacity, capital, collateral, dan
condition. Hal tersebut dilakukan agar para pengusaha mendapat kemudahan dalam
memperoleh kredit. Dan yang berlaku dalam pemberian kredit harus memberikan
keuntungan bagi bank pemberi kredit.
Kondisi tersebut di atas mengharuskan pihak bank mempunyai perencanaan
dan pengendalian yang matang dalam pengelolaan kredit. Perencanaan dan
pengendalian yang matang didukung oleh informasi yang handal dan terpercaya,
maka pihak bank akan mampu untuk melakukan strategi pengambilan keputusan
yang tepat.
Untuk mengetahui seberapa jauh kemungkinan calon debitur memenuhi
kewajiban dan mengatur kemampuannya dalam melunasi hutang pokok dan bunga,
serta sekaligus usaha untuk memperkecil resiko yang timbul dari pemberian kredit,
maka sebelumnya pihak bank akan melakukan analisa yang menyangkut beberapa
calon prinsipnya adalah agar pemberian kredit pada calon debitur dapat mencapai
sasaran sekaligus memperoleh pendapatan dan laba.
Dari latar belakang tersebut maka ingin dilakukan penelitian dengan judul:
“Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan dalam pember ian kr edit
investasi oleh PT. BPR Sur ya Artha Utama Sur abaya.”
1.2Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya adalah sebagai
berikut :
Apakah laba usaha, dan jaminan berpengaruh terhadap jumlah pemberian kredit
investasi oleh PT. BPR Surya Artha Utama Surabaya?
1.3Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian adalah sebagai berikut:
Untuk mengetahui dan menguji secara empiris apakah laba usaha dan jaminan
berpengaruh terhadap keputusan pemberian kredit investasi oleh PT. BPR Surya Arta
1.4Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian adalah sebagai berikut :
a. Bagi akademisi
Sebagai bahan masukan yang bermanfaat bagi kemajuan study dan perkembangan
Ilmu ekonomi khususnya dibidang kredit dan sebagai bahan referensi penelitian
dimasa yang akan datang.
b. Bagi praktisi
Diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi lingkungan dunia
perbankan dalam menentukan kriteria pemberian kredit.
c. Bagi peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan praktis tentang keputusan
pemberian kredit investasi secara relevan dengan ilmu pengetahuan pada
BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh pihak lain yang dapat dipakai
sebagai bahan masukan serta bahan pengkajian berkaitan dengan penelitian ini antara
lain :
a. Saputra (2007)
“Keputusan Pemberian Kredit Investasi di Bank Rakyat Indonesia Cabang
Bojonegoro”
1. Perumusan Masalah
“Apakah laba Usaha dan jaminan berpengaruh terhadap jumlah pemberian kredit
investasi di BRI Cabang Bojonegoro?”
2. Hipotesis
Di duga bahwa laba usaha dan jaminan berpengaruh terhadap jumlah pemberian
kredit investasi di BRI Cabang Bojonegoro.
3. Hasil Penelitian
Laba usaha dan jaminan berpengaruh terhadap jumlah pemberian kredit
b. Diding Kusuma Atmaja Putra (2010)
“ Faktor yang mempengaruhi Keputusan Pemberian Kredit Investasi di
Bank Rakyat Indonesia Cabang Bojonegoro.”
1. Perumusan masalah
“Apakah laba usaha dan jaminan berpengaruh terhadap jumlah pemberian
kredit investasi di BRI Cabang Bojonegoro?”
2. Hipotesis
Diduga bahwa laba usaha dan jaminan berpengaruh terhadap jumlah
pemberian kredit investasi di BRI Cabang Bojonegoro
3. Hasil Penelitian
Laba usaha dan jaminan berpengaruh terhadap keputusan pemberian kredit
investasi di Bank Rakyat Indonesia Cabang Bojonegoro.
c. Sudharta (2010)
“Pengaruh Laba Usaha dan Nilai J aminan Kredit Terhadap Keputusan
Pemberian Kredit Investasi di BRI Cabang Sidoarjo
a. Perumusan Masalah
“Apakah laba usaha dan nilai jaminan kredit berpengaruh signifikan terhadap
keputusan pemberian kredit investasi di BRI Cabang Sidoarjo”?
b. Hipotesis
Di duga bahwa laba usaha dan nilai jaminan kredit berpengaruh signifikan
terhadap keputusan pemberian kredit investasi di BRI Cabang Sidoarjo
c. Hasil penelitian
Laba usaha dan nilai jaminan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
keputusan pemberian kredit investasi di BRI Cabang Sidoarjo.
d. Aryo Bayu Ramadhan (2011)
”Pengaruh Nilai Pengajuan Kredit, Laba Usaha dan Nilai J aminan Kredit
Ter hadap Keputusan Pemberian Kredit Investasi di Bank CIMB Tbk.
Cabang Mojokerto.”
1. Perumusan Masalah
Apakah nilai pengajuan kredit, laba usaha, dan nilai jaminan kredit
berpengaruh signifikan terhadap keputusan pemberian kredit investasi di Bank
CIMB NIAGA Tbk, Cabang Mojokerto?
2. Hipotesis
Bahwa nilai pengajuan kredit, laba usaha, dan nilai jaminan kredit
berpengaruh signifikan positif terhadap keputusan pemberian kredit investasi
di Bank CIMB NIAGA Tbk, Cabang Mojokerto.
3. Hasil Penelitian
a. Nilai pengajuan kredit, nilai laba dan nilai jaminan kredit mempunyai
pengaruh yang nyata terhadap keputusan pemberian kredit di Bank CIMB
Niaga Cabang mojokerto.
b. Hasil pengolahan data nilai koefisien determinasi (R2) menunjukkan bahwa
nilai pengajuan kredit, nilai laba usaha dan nilai jaminan kredit mempengaruhi
c. Penghasilan mempunyai pengaruh yang lebih dominan terhadap keputusan
pemberian kredit.
Dari beberapa penelitian terdahulu di atas terdapat perbedaan pada tahun
penelitian dan objek penelitian yaitu di duga bahwa laba usaha dan jaminan
berpengaruh terhadap keputusan jumlah pemberian kredit investasi di PT.BPR Surya
Artha Utama Surabaya.
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Bank
2.2.1.1 Pengertian Bank
Menurut PSAK No.31 menyatakan bahwa bank adalah badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya
kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk lainnya dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat.
Menurut Undang-undang pokok perbankan No.14 tahun 1967, bank adalah
lembaga keuangan yang usaha pokoknya adalah memberikan kredit dan jasa-jasa
dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang.
Menurut Undang-undang Republik Indonesia tentang perbankan No. 7 tahun
1992 merumuskan, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk simpanan, dan menyalurkannya pada masyarakat dalam rangka
Menurut sinungan (1997:3) sebagai intitusi yang amat penting perannya
dalam masyarakat, bank adalah suatu lembaga keuangan, yaitu suatu badan yang
berfungsi sebagai perantara keuangan dari dua pihak, yakni pihak yang berlebihan
dana dan pihak yang kekurangan dana.
Dari definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa, bank adalah suatu
lembaga keuangan yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk giro,
deposito, tabungan dan sebagainya dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat
dalam bentuk kredit untuk meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
2.2.1.2 J enis-J enis Bank
a. Bank Sentral
Bank sentral adalah bank yang didirikan berdasarkan Undang – undang nomor
13 tahun 1968 yang memiliki tugas untuk mengatur peredaran uang, mengatur
pengerahan dana – dana, mengatur perbankan, mengatur perkreditan, menjaga
stabilitas mata uang, mengajukan pencetakan/penambahan mata uang rupiah dan lain
sebagainya. Bank sentral hanya ada satu sebagai pusat dari seluruh bank yang ada di
Indonesia.
b. Bank Umum
Bank umum adalah lembaga keuangan yang menawarkan berbagai layanan
produk dan jasa kepada masyarakat dengan fungsi seperti menghimpun dana secara
masyarakat yang membutuhkan, jual beli valuta asing / valas, menjual jasa asuransi,
jasa giro, jasa cek, menerima penitipan barang berharga dan lain sebagainya.
c. Bank Perkreditan Rakyat / BPR
Bank perkreditan rakyat adalah bank penunjang yang memiliki keterbatasan
wilayah operasional dan dana yang dimiliki dengan layanan yang terbatas pula seperti
memberikan kredit pinjaman dengan jumlah yang terbatas, menerima simpanan
masyarakat umum, menyediakan pembiayaan dengan prinsip bagi hasil, penempatan
dana dalam SBI / sertifikat bank Indonesia, deposito berjangka, sertifikat / surat
berharga, tabungan, dan lain sebagainya.
2.2.2 Kredit
2.2.2.1 Pengertian kr edit
Kredit berasal dari bahasa yunani, ‘credere’ yang berarti kepercayaan atau
dalam bahasa latin, ‘creditum’ yang berarti kepercayaan dan kebenaran, karena itu
dasar dari kredit adalah kepercayaan. Dengan demikian istilah kredit memiliki arti
khusus, yaitu meminjamkan uang atau penundaan pembayaran.
Menurut PSAK No. 3 kredit adalah peminjaman uang atau tagihan yang
dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam
meminjam antara bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk
melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau
Menurut Undang - undang pokok perbankan No. 14 tahun 1967, kredit adalah
penyediaan uang atau tagihan – tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu
berdasarkan persetujuan pinjam – meminjam antara bank dengan lain pihak dalam hal
mana pihak peminjam berkewajiban melunasi hutangnya pada jangka waktu tertentu.
Dengan jumlah bunga yang telah ditetapkan. Adalagi yang menyebutnya bahwa
definisi kredit adalah suatu pemberian prestasi oleh suatu pihak kepada pihak lain dan
prestasi itu akan dikembalikan lagi pada suatu masa tertentu yang akan dating disertai
dengan kontra prestasi yang berupa bunga.
2.2.2.2 Unsur – Unsur Kredit
Unsur yang terkandung dalam pemberian suatu kredit adalah sebagai berikut
(Kasmir,2002 : 103) :
a. Kepercayaan
Suatu keyakinan member kredit bahwa kredit yang diberikan berupa uang,
barang, atau jasa yang benar – benar diterima kembali di masa dating.
b. Kesepakatan
Di samping unsur percaya didalam kredit juga mengandung unsur kesepakatan
anatara si pemberi kredit dengan si penerima kredit. Kesepakatan ini terdapat
dalam suatu perjanjian dimana masing – masing pihak menandatangani hak dan
c. Jangka waktu
Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu mencakup masa
pengembalian kredit yang telah disepakati. Jangka waktu tersebut bisa berbentuk
jangka pendek, jangka menengah, atau jangka panjang.
d. Resiko
Suatu tenggang waktu pengembalian akan menyebabkan suatu resiko tidak
tertagihnya atau macet pemberian kredit. Semakin panjang suatu kredit semakin
besar resikonya demikian pula sebaliknya.
e. Balas jasa
Merupakan keuntungan atas pemberian suatu kredit atau jasa yang dikenal dengan
bunga. Balas jasa dalam bentuk bunga dan biaya administrasi kredit merupakan
keuntungan bank.
Untuk mengetahui seberapa jauh kemungkinan calon debitur memenuhi
kewajibannya sekaligus mengukur kemampuannya dalam melunasi hutang pokok dan
bunga, maka pihak bank akan melakukan analisa kredit yang menyangkut beberapa
aspek. Untuk dapat melaksanakan perkreditan secara sehat dikenal adanya prinsip
“5C” (Kasmir, 2002 : 117), yang meliputi :
a. Character
Suatu keyakinan bahwa sifat atau watak calon debitur yang akan diberikan kredit
benar – benar dapat dipercaya, hal ini tercermin dari latar belakang calon debitur
b. Capacity
Kemampuan calon debitur dalam menjalankan usahanya dihubungkan dengan
pendidikannya, kemampuan usaha juga di ukur dengan kemampuannya dalam
memahami tentang ketentuan – ketentuan pemerintah. Sehingga dapat dilihat
kemampuannya dalam mengembalikan kredit yang disalurkan.
c. Capital
Modal calon debitur perlu diketahui dan diteliti, dilihat laporan keuangan neraca
dan laporan rugi laba dengan melakukan pengukuran dari segi likuiditas,
solvabilitas, rentabilitas, dan ukuran lainnya.
d. Collateral
Merupakan jaminan yang diberikan calon debitur, yang harus diteliti
kebenarannya. Sehingga jika terjadi suatu masalah, maka jaminan yang diberikan
akan dapat dipergunakan secepat mungkin oleh pihak bank.
e. Condition
Dalam menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi dan politik
sekarang dan dimasa yang akan datang sesuai usaha masing – masing, serta
prospek usaha yang dijalankan calon debitur.
Sebelum melaksanakan prinsip-prinsip perkreditan diatas dalam pemberian
suatu kredit, bank harus berdasarkan kebijaksanaan kredit dengan memperhatikan 3
1. Asas Likuiditas
Yaitu asas yang mengharuskan bank untuk tetap dapat menjaga tingkat
likuiditasnya, karena suatu bank yang likuid akibatnya sangat parah yaitu
hilangnya kepercayaan dari para nasabahnya atau masyarakat luas.
2. Asas Solvabilitas
Yaitu menerima simpanan dana dari masyarakat dan disalurkan dalam bentuk
kredit
3. Asas Rentabilitas
Yaitu setiap kegiatan usaha akan selalu mengharapkan untuk memperoleh laba,
baik untuk mempertahankan eksistensinya maupun untuk keperluan
mengembangkan usahanya.
Didalam pemberian kredit, bank akan memperhatikan aspek – aspek
pertimbangan kredit untuk menilai suatu kelayakan suatu usaha yang akan dibayar
oleh kredit bank (Munawir, 1998 : 236) meliputi :
1. Aspek umum, dalam hal ini harus diteliti masalah – masalah :
a. Bentuk, nama dan alamat perusahaan
b. Susunan manajemen
c. Bidang usaha
d. Keterangan tentang jumlah pegawai
e. Kebangsaan
f. Bank langganan
2. Aspek ekonomi, yang meliputi masalah :
a. Pemasaran dan keadaan harga
b. Persaingan
c. Jumlah penjualan dari tiap – tiap jenis produk
d. Cara penjualan
e. Taksiran pemerintah dan sebagainya
3. Aspek teknik, harus diteliti oleh :
a. Bahan baku dan penolong yang dibutuhkan
b. Tanah dan tempat pabrik
c. Bangunan (milik, sewa, umur, harga)
d. Urut – urutan proses produksi
e. Perincian mesin
f. Jumlah produksi
g. Tersedianya tenaga kerja (keahlian, pendidikan, tingkat upah)
h. Dan lain – lain, missal mengenai tenaga penggerak (diesel stsu PLN),
tersedianya air (sumur atau PAM)
4. Aspek yuridis
Yaitu memenuhi ketentuan hukum yang berlaku, termasuk izin – izin yang
5. Aspek kemanfaatan dan kesempatan kerja, yang harus diperhatikan :
a. Manfaat ekonomi bagi penduduk dan pengaruhnya terhadap struktur
perekonomian setempat
b. Jumlah tenaga kerja yang dapat diserap oleh proyek yang bersangkutan
c. Termasuk sektor yang diprioritaskan oleh pemerintah
6. Aspek keuangan, hal yang perlu dinilai adalah sebagai berikut :
a. Neraca dan laporan rugi laba
b. Laporan sumber dan penggunaan modal kerja
c. Rencana penerimaan dan pengeluaran kas (cash budget)
d. Proyeksi laporan keuangan
e. Penilaian proyek investasi
f. Perhitungan kebutuhan kredit
g. Rencana angsuran kredit (repayment schedule)
2.2.2.3. Tujuan Kredit
Pemberian suatu fasilitas kredit mempunyai tujuan tertentu. Tujuan pemberian
kredit tidak akan terlepas dari misi bank tersebut didirikan. Adapun tujuan utama
pemberian suatu kredit (Kasmir, 2002 : 105) antara lain :
1. Mencari keuntungan
Yaitu bertujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian kredit terutama dalam
bentuk bunga yang diterima oleh bank sebagai balas jasa dan biaya administrasi
2. Membantu usaha nasabah
Yaitu untuk membantu usaha nasabah yang memerlukan dana, baik dana investasi
maupun dana untuk modal kerja. Dengan dana tersebut, maka pihak debitur akan
dapat mengembangkan dan memperluas usahanya.
3. Membantu pemerintah
Bagi pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak perbankan,
maka semakin baik, mengingat semakin banyak kredit berarti adanya peningkatan
pembangunan di berbagai sektor.
Fasilitas kredit selain mempunyai tujuan utama, ada pula tujuan kredit secara
umum. Tujuan kredit pada umumnya adalah sebagai berikut :
a. Keuntungan (profit)
Yaitu tujuan untuk memperoleh hasil dari kredit berupa keuntungan yang diambil
dari pendapatan bunga.
b. Keamanan (safety)
Yaitu keamanan dari prestasi atau fasilitas yang diberikan harus benar – benar
terjamin sehingga tujuan profibility dapat benar – benar tercapai tanpa hambatan –
hambatan yang berarti.
Dengan demikian maka tujuan kredit yang diberikan oleh suatu bank,
khususnya bank pemerintah yang mengemban tugas sebagai agent of development
adalah untuk :
b. Meningkatkan aktivitas perusahaan agar dapat menjalankan fungsinya guna
menjamin terpenuhinya kebutuhan masyarakat.
c. Memperoleh laba agar kelangsungan hidup perusahaan terjamin dan dapat
memperluas usahanya.
Berdasarkan kebijaksanaan di bidang ekonomi dan pembangunan dan
ketentuan yang berlaku di negara kita maka secara umum dapat dikemukakan bahwa
kebijaksanaan kredit perbankan (Kasmir, 2002 : 102) adalah sebagai berikut :
a. Pemberian kredit harus sesuai dan seirama dengan kebijaksanaan moneter dan
ekonomi
b. Pemberian kredit harus selektif dan diarahkan kepada sektor – sektor yang
diprioritaskan
c. Bank dilarang memberikan kredit kepada usaha – usaha yang diragukan
kemampuannya
d. Setiap kredit harus diikat dengan suatu perjanjian kredit (akad kredit), yang
tersirat pertimbangan yuridis yaitu revenue (penghasilan pemerintah bertambah
dengan adanya bea materi kredit).
e. Overdraft (penarikan uang dari bank melebihi saldo giro atau melebihi plafond
kredit yang disetuju) dilarang.
f. Pemberian kredit untuk pembayaran kembali kepada pemerintah dilarang (kredit
untuk membayar pajak dan bea cukai)
2.2.2.4. Fungsi kr edit
Dalam kehidupan perekonomian, bank memegang peranan yang sangat
penting sebagai lembaga keuangan yang membantu pemerintah untuk mencapai
kemakmuran. Kredit pada awal perkembangannya mengarahkan fungsinya untuk
merangsang kedua belah pihak untuk tujuan pencapaian kebutuhan baik dalam bidang
usaha maupun kebutuhan sehari – sehari. Pihak yang mendapat kredit harus dapat
menunjukkan prestasi yang lebih tinggi pada kemajuan usahanya itu, atau
mendapatkan pemenuhan atas kebutuhannya. Adapun bagi pihak yang memberikan
kredit, secara material dia harus mendapatkan rentabilitas berdasarkan perhitungan
yang wajar dari modal yang dijadikan objek kredit, dan secara spiritual mendapatkan
kepuasan karena dapat membantu pihak lain untuk mencapai kemajuan.
Suatu kredit mencapai fungsinya, baik bagi debitur, kreditur, maupun
masyarakat, apabila secara sosial ekonomis membawa pengaruh yang lebih baik.
Bagi pihak debitur dan kreditur, mereka sama – sama memperoleh keuntungan, dan
juga mengakibatkan tambahan penerimaan negara dari pajak, serta membawa dampak
kemajuan ekonomi yang bersifat mikro maupun makro.
Kredit dalam kehidupan perekonomian sekarang, dan juga dalam
perdagangan, mempunyai fungsi sebagai berikut (Kasmir, 2002 : 107) :
a. Meningkatkan Daya Guna Uang
Dengan adanya kredit dapat meningkatkan daya guna uang maksudnya jika uang
diberikan kredit uang tersebut menjadi berguna untuk menghasilkan barang atau
jasa oleh penerima kredit.
b. Meningkatkan Peredaran Dan Lalu Lintas Uang
Dalam hal ini uang yang diberikan atau disalurkan akan beredar dari satu wilayah
ke wilayah lainnya sehingga suatu daerah yang kekurangan uang dengan
memperoleh kredi maka daerah tersebut akan memperoleh tambahan uang dari
daerah lainnya.
c. Meningkatkan Daya Guna Barang
Kredit yang diberikan oleh bank akan dapat digunakan oleh debitur untuk
mengolah yang tidak berguna akan menjadi berguna atau bermanfaat.
d. Meningkatkan Peredaran Barang
Kredit dapat menambah atau memperlancar arus barang dari satu wilayah ke
wilayah lainnya, sehingga jumlah barang yang beredar dari satu wilayah ke
wilayah lainnya bertambah atau kredit dapat pula meningkatkan jumlah barang
yang beredar.
e. Kredit Sebagai Alat Stabilitas Ekonomi
Dengan memberikan kredit dapat dikatakan sebagai stabilitas ekonomi karena
dengan adanya kredit yang diberikan akan menambah jumlah barang yang
diperlukan oleh masyarakat. Kemudian kredit dapat membantu dalam
mengekspor barang dari dalam negeri keluar negeri sehingga meningkatkan
f. Meningkatkan Kegairahan Berusaha
Penerima kredit akan dapat meningkatkan kegairahan berusaha karena bantuan
kredit yang diterima nasabah dari bank dapat digunakan untuk memperbesar
volume usaha dan prokduktivitasnya.
g. Meningkatkan Pemerataan Pendapatan
Semakin banyak kredit yang disalurkan maka akan semakin baik, terutama dalam
hal meningkatkan pendapatan.
h. Meningkatkan Hubungan Internasional
Dalam pinjaman internasional akan dapat meningkatkan saling membutuhkan
anatara si penerima kredit dengan si pemberi kredit. Pemberian kredit oleh negara
lain akan meningkatkan kerjasama di bidang lainnya.
2.2.2.5. J enis kredit perbankan untuk masyarakat
Kredit yang diberikan bank umum dan bank perkreditan rakyat untuk
masyarakat terdiri dari beberapa jenis. Secara umum jenis – jenis kredit dibedakan
menurut berbagai kriteria, yaitu dari kriteria tujuan kredit, jangka waktu, jaminan,
sektor usaha dan penggunannya. (Kasmir,2002 : 110) :
a. Dari segi tujuan kredit, kredit dikelompokkan menjadi :
1. Kredit produktif
Kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi atau investasi.
2. Kredit Konsumtif
Kredit yang digunakan untuk konsumsi secara pribadi. Dalam kredit ini tidak ada
pertambahan barang dan jasa yang dihasilkan, karena memang untuk digunakan
atau dipakai oleh seorang atau badan usaha.
3. Kredit Perdagangan
Kredit yang digunakan untuk perdagangan, biasanya untuk membeli barang
dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan
tersebut.
b. Dari segi jangka waktu, kredit dikelompokkan menjadi :
1. Kredit jangka pendek (short tern loan)
Yaitu kredit yang berjangka waktu maksimum 1 tahun. Kredit semacam ini,
biasanya diberikan bank sebagai modal kerja.
2. Kredit jangka menengah (medium tern loan)
Yaitu kredit yang berjangka waktu antara 1 sampai 3 tahun. Bank biasanya
menyalurkan kredit jangka menengah untuk keperluan – keperluan modal
kerja atau investasi yang jumlahnya relative kecil, seperti alat kerja atau mesin
– mesin ringan.
3. Kredit jangka panjang (long tern loan)
Yaitu kredit yang berjangka waktu lebih dari 3 tahun. Kredit jangka panjang ini
umumnya adalah kredit investasi yang bertujuan untuk menambah modal
perusahaan dalam rangka rehabilitasi, ekspansi atau perluasan, dan pendirian
c. Dari segi jaminan, kredit dikelompokkan menjadi :
1. Kredit dengan jaminan (secured loan)
Kredit yang diberikan dengan suatu jaminan, jaminan tersebut dapat berbentuk
barang berwujud atau barang tidak berwujud.
Jaminan yang diberikan untuk suatu kredit dapat terdiri atas :
a. Jaminan barang, baik barang tetap maupun barang tidak tetap (bergerak).
b. Jaminan pribadi yaitu perjanjian dimana suatu pihak menyanggupi pihak lain
(kreditur) bahwa ia menjamin pembayarannya suatu utang apabila terutang
(kreditur) tidak menepati janjinya.
c. Jaminan efek-efek saham, obligasi, dan sertifikat yang didaftar bursa efek.
d. Dari segi sektor usaha, kredit dikelompokkan menjadi :
1. Kredit pertanian, merupakan kredit yang dibiayai untuk sector perkebunan atau
pertanian rakyat yang berjangka pendek atau jangka panjang.
2. Kredit peternakan, dalam hal ini untuk jangka pendek misalnya peternakan
ayam dan jangka panjang kambing atau sapi.
3. Kredit industri, yaitu kredit untuk membiayai industri kecil, menengah, atau\
besar.
4. Kredit pertambangan, jenis usaha tambang yang dibiayai dalam jangka panjang.
5. Kredit pendidikan, merupakan kredit yang diberikan untuk membangun sarana
dan prasarana pendidikan.
6. Kredit profesi, diberikan kepada para professional seperti : dosen, dokter, atau
7. Kredit perumahan, yaitu kredit untuk membiayai pembangunan atau pembelian
Perumahan.
e. Dari segi kegunaannya, kredit dikelompokkan menjadi :
1. Kredit Modal Kerja
Yaitu kredit yang digunakan untuk meningkatkan produksi dalam
operasionalnya. Misalnya : Kredit modal kerja diberikan untuk membeli bahan
baku, membayar pegawai atau biaya-biaya lainnya yang berkaitan dengan
proses produksi perusahaan.
2. Kredit Investasi
Yaitu kredit yang digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau membangun
proyek atau pabrik baru atau untuk keperluan rehabilitasi. Contoh kredit
investasi, misalnya untuk membangun pabrik atau membeli mesin-mesin.
Ciri-ciri kredit investasi adalah :
Pertama : diperlukan untuk penanaman modal
Kedua : mempunyai perencanaan yang terarah dan matang
Ketiga : waktu penyelesaian kredit berjangka menengah atau panjang
Dengan cirri-ciri diatas, pada umumnya jumlah keuangan bank yang
bersangkutan didalam proyek – proyek kredit investasi itu tidaklah sedikit.
Mengingat lamanya pengendapan dalam proyek investasi maka haruslah disusun
suatu cash flow atau perputaran keuangan perusahaan investor yang mencakup segala
komponen biaya dan pendapatan sehingga akan dapat diketahui berapa uang yang
kemudian dibuatkan suatu amorization schedule yaitu rencana pengangsuran kredit,
berdasarkan proyeksi kemampuan pendapatan dan biaya dari tahun ke tahun
bersamaan dengan perkiraan tentang keadaan – keadaan dimasa datang, mengingat
kredit investasi sesuai dengan sifatnya memerlukan waktu yang cukup panjang.
Untuk memperkirakannya, perlu diadakan perhitungan dan perkiraan neraca dan
laba rugi selama kredit berjalan. Dari perkembangan – perkembangan inilah
kemudian dapat diadakan pengukuran tentang earning power (kekuatan pendapatan)
dan solvency (kemampuan mengangsur) perusahaan. Data yang diperlukan untuk
penyusunan perkiraan neraca dan laba rugi harus sedemikian rupa dapat dipercaya.
Kesukaran yang utama pada umumnya adalah memperoleh suatu data yang benar –
benar akurat, faktual, dan aktual (yang benat – benar dapat dipercaya).
2.2.3 Laba Usaha
Menurut Soemarso (2002 : 227) laba usaha adalah selisih antara laba bruto
(pendapatan) dengan beban usaha. Atau laba yang diperoleh semata-mata dari
kegiatan utama perusahaan.
Penggunaan informasi keuangan melalui laporan keuangan oleh pihak luar
(outsider) yaitu untuk membuat keputusan investasi dan menempatkan sumber daya
yang akan diinvestasikan dan juga untuk memutuskan pemberian kredit oleh kreditor.
Untuk kepentingan tersebut laporan keuangan dirancang, guna mengetahui
Informasi laba merupakan komponen laporan keuangan perusahaan, menurut
Statement Of Financial Accounting Concept No. 1 (1992) memiliki manfaat sebagai
berikut : menilai kinerja manajemen, membantu mengestimasi kemampuan laba yang
representatif dalam jangka panjang, memprediksi laba dan menaksir resiko dalam
investasi atau kredit.
Untuk menganalisis realisasi laba usaha maka data historis yang berurutan paling
tidak selama kurun waktu dua tahun terakhir harus tersedia dan dapat dianalisis.
Laporan laba atau rugi perusahaan pada periode-periode yang sudah berlaku
menggambarkan situasi yang dihadapi oleh perusahaan, baik dalam bidang
manajemen, keuangan, maupun perpajakan, juga pengalaman dari pengelola tersebut.
2.2.4 J aminan Kredit
Jaminan kredit adalah seluruh harta kekayaan seseorang, baik barang bergerak,
tidak bergerak, barang berwujud maupun tidak berwujud, baik yang diserahkan
secara tegas (berdasarkan perjanjian) maupun secara otomatis (berdasarkan
Undang-undang) oleh debitur kepada kreditur, dengan maksud untuk menjamin
pembayarankembali kreditnya berdasarkan suatu perikatan (Kasmir, 2003 : 113)
Pentingnya suatu jaminan oleh bank atau suatu pemberian kredit, tidak lain
adalah karena jaminan merupakan salah satu upaya untuk mengantisipasi resiko yang
mungkin timbul dalam tenggang antara pelepasan dan pelunasan kredit.
Keberadaan jaminan kredit (collateral) merupakan persyaratan guna
kredit tidak selalu harus dengan jaminan kredit, sebab jenis usaha dan peluang bisnis
yang dimiliki debitur pada dasarnya sudah merupakan jaminan atas prospek usaha itu
sendiri. Hanya saja, jika suatu kredit dilepas tanpa agunan maka kredit itu akan
memiliki resiko yang sangat besar karena jika investasi yang dibiayai mengalami
kegagalan atau tidak sesuai dengan perhitungan semula. Jika hal ini terjadi maka bank
akan dirugikan sebab dana yang disalurkan berpeluang untuk tidak dapat
dikembalikan. Itu berarti kredit tersebut macet tanpa ada asset nasabah yang dapat
digunakan untuk menutup kredit yang tidak terbayar. Lain halnya jika ada agunan
bank akan dapat menarik kembali dana yang disalurkannya dengan memanfaatkannya
jaminan tersebut. Masalah collateral dapat menjadi pelik jika tidak disikapi dengan
seksama.
2.2.5 Pengaruh Laba Usaha Terhadap Keputusan Pemberian Kredit
Menurut Ahmed Belkaoui dasar akuntansi bukanlah pemilik bukan pula kesatuan
usaha akan tetapi sekelompok aktiva dan kewajiban-kewajiban yang bersangkutan
serta batasan-batasan yang bersangkutan yang mengatur pemakaian aktivalah yang
menjadi dasar akuntansi, yakni yang disebut sebagai “Dana”. Teori dana memandang
satuan usaha sebagai satuan yang terdiri dari sumber-sumber ekonomi (dana) dan
kewajiban-kewajiban yang bersangkutan serta batasan-batasan yang bersangkutan
dalam pemikiran dana tersebut. Oleh karena itu, teori dana lebih terpusat pada aktiva
dalam arti bahwa teori dana lebih menitikberatkan pada administrasi dan kelayakan
terhadap pemberian kredit oleh investor yang menunjukkan kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba bersih dari pengelolahan aktivanya (assets).
Laba usaha mempengaruhi kebijaksanaan dalam pemberian kredit investasi.
Laba usaha menunjukkan seberapa besar solvabilitas, likuiditas, rentabilitas, dan
tingkat resiko usaha perusahaan. Hal tersebut dapat menunjukkan kemampuan
perusahaan untuk melunasi kewajiban-kewajibannya dari kegiatan usaha yang akan
dilakukannya yang akan dibiayai dengan kredit dari bank (Muljono, 1990 : 14).
2.2.6 Pengaruh J aminan Ter hadap Keputusan Pemberian Kredit
Teori keputusan yang dikemukakan oleh Revered Thomas Bayes pada tahun
1763 yang dikenal dengan teori Bayes mengatakan dengan tindakan atau alternatif
yang ada maka kita dapat memperkirakan resiko yang akan muncul (untung atau rugi)
atau tindakan dari tiap keadaan yang akan terjadi dimasa depan (P.Siagian,1987).
Teori keputusan menjelaskan jaminan mempunyai peranan yang sangat penting
dalam proses pemberian kredit, karena jaminan adalah sebagai alat pengaman apabila
usaha yang dibiayai dengan kredit tersebut mengalami kegagalan atau sebab-sebab
lain di mana debitur tidak mampu melunasi kreditnya dari hasil usahanya yang
normal (Muljono, 1990 : 16).
Dalam UU pokok perbankan No. 14 Tahun 1967 pasal 24 ayat 1 mengatakan
bahwa bank umum pada prinsipnya tidak dibenarkan memberikan kredit tanpa
adanya jaminan. Pengertian jaminan menurut undang – undang ini adalah jaminan
2.3 Kerangka Pikir
Model alur kerangka berpikir yang dapat disimpulkan dari penjelasan diatas
adalah sebagai berikut :
Variabel Bebas
Regresi Linier Berganda
Gambar: Diagram Kerangka Pikir
2.4 Hipotesis
Berdasarkan penelitian terdahulu dan landasan teori yang telah diuraikan
maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
Di duga bahwa laba usaha dan jaminan berpengaruh terhadap keputusan jumlah
pemberian kredit investasi di PT.BPR Surya Artha Utama Surabaya. Laba Usaha
(X1)
Jaminan Usaha (X2)
Keputusan Jumlah Pemberian
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Untuk menghindari kesalahan persepsi terhadap penelitian maka berikut ini
diberikan penjelasan mengenai variable-variabel berikut :
a. Keputusan jumlah pemberian kr edit investasi
Keputusan Jumlah pemberian kredit investasi adalah suatu keputusan
mengenai jumlah besarnya kredit yang telah mendapatkan persetujuan dari pihak
bank, dalam hal ini adalah perbandingan antara jumlah yang direalisasikan dengan
jumlah permohonan kredit yang diajukan oleh debitur.
Pengukuran data variable dengan menggunakan skala rasio dan dinyatakan
dalam prosentase yang memperbandingkan antara realisasi pemberian kredit dengan
permohonan kredit yang diajukan, yang selanjutnya dinyatakan sebagai variabel
terikat (Y).
b. Laba Usaha
Laba usaha adalah selisih antara laba bruto (pendapatan) dengan beban usaha.
Atau laba yang diperoleh semata-mata dari kegiatan utama perusahaan.
Pengukuran variabel dengan menggunakan skala rasio dan dinyatakan dalam
c. J aminan Usaha
Jaminan adalah jaminan yang berupa material yang diserahkan sebagai
pengaman terhadap kredit yang diterima oleh debitur.
Pengukuran variable dengan menggunakan skala rasio dan dinyatakan dalam
rupiah. Dan selanjutnya dinyatakan sebagai variabel bebas (X2).
3.2 Teknik Penentuan Sampel
3.2.1. Populasi
Populasi adalah kelompok subjek atau objek yang memiliki ciri-ciri yang atau
karakteristik-karakteristik tertentu yang berbeda dengan kelompok subjek atau objek
yang lain dan kelompok tersebut akan dikenai generalisasi dari hasil penelitian
(sumarsono, 2002, 44).
Populasi dalam penelitian ini adalah permohonan kredit jenis kredit investasi
yang diterima oleh BPR Surya Artha Utama Surabaya selama tahun 2010 sampai
dengan tahun 2011 yaitu 130 Debitur. Dipilihnya periode 2010 sampai dengan 2011
berdasarkan pertimbangan bahwa arsip permohonan masih mudah diperoleh.
3.2.2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri dan karakteristik
yang sama dengan populasi (sumarsono, 2002, 44). Penentuan sampel ini dengan
anggota populasi yang tidak homogen. Ukuran sampel yang dibutuhkan dalam
penelitian ini diperoleh dengan menggunakan rumus slovin :
... (Umar,2004:85)
Dimana :
n = Ukuran Sampel
N = Ukuran Sampel
E = % (Persen) kelonggaran ketidak telitian karena kesalahan pengambilan
sampel yang dapat diinginkan, yaitu 5 %.
Maka :
= 98
Sehingga jumlah sampel yang digunakan sebanyak 98 debitur.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
3.3.1 J enis Data
Jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini meliputi data sekunder yaitu
data yang bersumber dari data intern Bank Perkreditan Rakyat Surya Artha Utama
Surabaya yang berupa tabel pengajuan pinjaman dan nilai terealisasi yang telah
3.3.2 Car a Pengumpulan Data
Cara pengumpulan data yang digunakan adalah:
a. Observasi
Yaitu teknik pengumpulan data, dimana penyusun mengadakan pengamatan
langsung ke lokasi kegiatan objek yang diteliti yaitu PT. BPR Surya Artha Utama
Surabaya.
b. Interview
Yaitu mengadakan serangkaian tanya jawab secara langsung dengan pihak
yang berwenang untuk memperoleh data Informasi yang diharapkan adalah data
mengenai Pemberian Kredit Investasi dimana faktor – faktor yang mempengaruhi
keputusan dalam pemberian kredit investasi.
c. Dokumentasi
Yaitu memperoleh data dari dokumen atau arsip tentang obyek penelitian
yang diperlukan yaitu data – data baik yang menyangkut gambaran umum PT.BPR
Surya Artha Utama Surabaya, struktur Organisasi, tugas dan tanggung jawab, serta
jumlah pemberian kredit investasi dan daftar para debitur yang mengajukan kredit
3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis
3.4.1. 1 Uji Asumsi Klasik
Untuk mengetahui apakah koefisien regresi yang didapat telah sahih
(benar, dapat diterima), maka perlu melakukan pengujian terhadap
kemungkinan adanya pelanggaran asumsi klasik. Penerapan pengujian asumsi
klasik regresi linier dilakukan terhadap data residual, kecuali uji asumsi
multikolinieritas. Adapun asumsi klasik regresi linier adalah sebagai berikut :
1. Error (residual) tidak mengalami autokorelasi
Menurut Gujarati (1995: 201), autokorelasi didefinisikan sebagai
korelasi antara data observasi yang diurutkan berdasarkan urut waktu (Data
time series) atau data yang diambil pada waktu tertentu (Data cross
sectional). Penyimpangan asumsi model klasik yang pertama adalah adanya
autokorelasi dalam model regresi. Artinya adanya korelasi antar anggota
sampel yang diurutkan berdasarkan waktu (data time series) atau data yang
diambil pada waktu tertentu.
Adanya autokorelasi pada error mengindikasikan bahwa ada satu atau
beberapa faktor (variabel) penting yang mempengaruhi variabel terikat yang
tidak dimasukkan kedalam model regresi. Uji autokorelasi yang digunakan
Tabel 3.1 : Kriteria Uji Durbin Watson
Nilai d Kesimpulan
0 < d < dL Ada autokorelasi positif
dL≤ d ≤ dU Tidak ada kesimpulan
dU < d < 4-dU Tidak ada autolorelasi
4-dU≤ d ≤ 4-dL Tidak ada kesimpulan
4-dL < d < 4 Ada autokorelasi negatif
Untuk mengetahui ada tidaknya gejala autokorelasi maka perlu
dilihat tabel Watson dengan jumlah variabel bebas (k) dan jumlah data (n)
sehingga diketahui dL dan dU maka dapat diperoleh distribusi daerah
keputusan ada tidak terjadi autokorelasi.
2. Ragam dar i er ror (residual) ber sifat homogen (homoskedastik)
Maksud dari ragam bersifat homogen adalah bahwa error memiliki
nilai ragam yang sama antara error ke-i dan error ke-j. Bagaimanapun juga,
error sebenarnya berupa data. Hanya saja, sangat sulit atau bahkan tidak
mungkin untuk mengetahui nilainya secara pasti. Oleh karena itu, diperlukan
suatu penduga dari data error. Data penduga yang paling tepat adalah data
residual. Setiap nilai dari data residual diharapkan memiliki nilai ragam yang
mirip. (http://ineddeni.wordpress.com)
Jika varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan lain
berbeda, maka disebut terdapat heteroskedastisitas. Metode regresi yang baik
Identifikasi secara statistik ada atau tidaknya gejala heteroskedastisitas
dapat dilakukan dengan melakukan Uji Glejser , jika tingkat signifikan
(p-value) lebih besar 5%, maka tidak terdapat gejala heteroskedastisitas
3. Tidak terjadi multikolinieritas antar variabel bebas X
Menurut Ghozali (2005: 91), Uji Multikolineritas bertujuan untuk
menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel
bebas (Independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi antara variabel bebas. Multikolineritas dapat dilihat dari (1) nilai
Tolerance dan lawannya (2) Variance Inflation Factor (VIF). Kedua ukuran
ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh
variabel independen lainnya. Dalam pengertian sederhana setiap variabel
independen menjadi variabel dependen (terikat) dan diregres terhadap
variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas independen
yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi
nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF=
1/tolerance). Nilai cut off yang umum dipakai untuk menentukan adanya
Multikolinearitas adalah nilai tolerance < 0,10 atau sama dengan nilai VIF >
10. Setiap peneliti harus menentukan tingkat kolinieritas yang masih dapat
ditolerir. Sebagai misal nilai tolerance= 0,10 sama dengan tingkat
kolinieritas 0,95. Walaupun Multikolineritas dapat dideteksi dengan nilai
tolerance dan VIF, tetapi kita masih tetap tidak mengetahui variabel-variabel
4. Er ror (residual) menyebar nor mal dengan r ata-r ata nol dan suatu
ragam (variance) tertentu.
Statistik uji yang paling sering digunakan untuk menguji asumsi
kenormalan error (residual) adalah Kolmogorov-Smirnov normality test.
Kolmogorov-Smirnov Test bekerja dengan cara membandingkan 2 buah
distribusi/sebaran data yaitu distribusi yang dihipotesiskan dan distribusi
yang teramati. Distribusi yang dihipotesiskan dalam kasus ini adalah
distribusi normal, sedangkan distribusi yang teramati adalah distribusi yang
dimiliki oleh data yang sedang diuji. Apabila distribusi yang teramati mirip
dengan distribusi yang dihipotesiskan (distribusi normal), maka data yang
diamati memiliki distribusi/sebaran normal.
Hipotesis dalam uji normalitas adalah :
H0 = Data menyebar normal
H1 = Data tidak menyebar normal
Apabila nilai p-value (tingkat signifikan) lebih besar dari α = 5%,
maka H0 diterima yang artinya asumsi kenormalan residual tidak dilanggar
3.4.1.2 Uji Regresi Linier Berganda
Penelitian ini menggunakan teknik persamaan regresi linier berganda untuk
pengaruh antara variabel terikat dengan variable bebas. Persamaan regresi linier
berganda dapat dinyatakan sebagai berikut :
Y = B0 + b1x1 + b2x2 + e
Keterangan :
Y : variabel terikat yaitu keputusan pemberian kredit investasi
X1 : variabel bebas yaitu target pendapatan atau laba usaha
X2 : variabel bebas yaitu jaminan usaha
b1 : Koefisien regresi variabel X1
b2 : Koefisien regresi variabel X2
e : kesalahan baku
b0 : konstanta
3.4.2 Uji Hipotesis
a. Uji F
1. Uji hipotesis yang pertama adalah uji F, untuk menguji cocok atau
tidaknya model regresi yang dihasilkan dengan melihat pengaruh
simultan variable X1 dan X2 terhadap Y.
2. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh secara simultan antara variabel
variabel bebas dengan variable terikat digunakan uji F dengan rumus
Keterangan :
R2 : koefisien determinasi
K : jumlah variabel bebas
n : jumlah sampel
3. Dalam penelitian digunakan tingkat signifikasi 0,05 dengan derajat bebas
(n-k)
n : jumlah pengamatan
k : jumlah variabel
4. Dari uraian di atas, maka hipotesis statistik sebagai berikut :
H0 : b1 = b2 = 0 (Model regresi tidak cocok).
H1 : b1 = b2 ≠ 0 (Model regresi cocok).
5. Kriteria hipotesis
Jika nilai profitabilitas (P value) / signifikan > 0,05 maka H0 diterima dan
H1 ditolak.
Jika nilai profitabilitas (P value) / signifikan < 0,05 maka H0 ditolak da
H1 Diterima.
b. Uji t
1. untuk mengetahui signifikasi variable-variabel bebas mana yang
sebagai berikut:
Keterangan :
Bj : koefesien regresi
Se (bj0) : standar error (simpangan baku untuk masing-masing koefesien
regresi).
2. Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikan 0,05 dengan derajat
bebas (n-k)
n : jumlah pengamatan
k : jumlah variabel
3. Ho : b1 = 0 (tidak ada pengaruh yang nyata variabel terikat terhadap
variabel bebas secara parsial)
Ho : b1 ≠ 0 (ada pengaruh yang nyata variabel terikat terhadap
variabel bebas secara parsial).
4. Kaidah pengujian :
Jika nilai profitabilitas (P value) / signifikan > 0,05 maka H0 diterima
dan H1 ditolak.
Jika nilai profitabilitas (P value) / signifikan < 0,05 maka H0 ditolak dan
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskr ipsi Obyek Penelitian
4.1.1. Sejar ah PT. BPR SURYA ARTHA UTAMA
PT. BPR SURYA ARTHA UTAMA sejak didirikan pada bulan Mei 2006
mengemban beberapa misi utamanya mengembangkan perekonomian daerah
disamping sebagai salah satu sumber pendapatan asli daerah.
Pada perjalanannya keberadaan Bank Perkreditan Rakyat ini cukup mendapat
sambutan dari masyarakat, hal ini terbukti dengan kenyataan bahwa volume usaha
semakin besar dari waktu ke waktu dengan perhitungan Tingkat Kesehatan Bank rata
– rata diatas 90, dan tingkat LDR rata – rata diatas 85 %.
Krisis keuangan global yang melanda dunia mau tidak mau mempengaruhi
kondisi makro ekonomi di Indonesia, hal ini dibuktikan dengan semakin tingginya
tingkat inflasi dan melambatnya pertumbuhan ekonomi, baik yang dialami Indonesia
maupun negara- negara lain. Bank – bank berlomba – lomba meningkatkan suku
bunga baik Funding maupun landing. Banyak bank-bank yang tergerus labanya
karena kondisi ini.
Namun demikian patut disyukuri bersama bahwa krisis keuangan tersebut tidak
terlalu berpengaruh dalam kinerja BPR pada tahun 2008, perkembangan terhadap
ketiga yang dipakai untuk pembiayaan kredit sampai dengan akhir tahun 2010
mencapai 808%.
Untuk itu penting dilakukan tambahan penyetoran modal guna mendukung
kemampuan ekspansi kredit atau memperluas jaringan kerja dengan membuka outlet
– outlet pelayanan nasabah.
Diharapkan pada tahun 2011 BPR Surya Artha Utama dapat menerima
tambahan modal sebesar Rp. 7.350.000.000,- (tujuh milyar tiga ratus lima puluh juta
rupiah) jumlah tersebut merupakan total modal yang Belum disetor.
Modal yang kuat akan menjadikan bank lebih mampu bersaing dan
mengembangkan diri dengan volume usaha yang lebih besar.
PT. BPR SURYA ARTHA UTAMA bergerak dalam bidang industri perbankan
yang telah mempunyai captive market yaitu :
• Pegawai Negeri Sipil di lingkungan PEMKOT Surabaya dan
• Pedagang Pasar dibawah PD. Pasar Surya.
• Calon Pelanggan PDAM Kota Surabaya
Dengan semakin membaiknya kondisi perekonomian secara makro dan
stabilitas politik yang mendukung tumbuhnya iklim berusaha yang semakin sehat,
perusahaan berencana mengadakan ekspansi kredit atas captive market yang telah
dimilikinya. Namun demikian ekspansi kredit tersebut tentunya harus didukung
dengan penghimpunan dana pihak ketiga dengan penawaran kompesasi yang sangat
dalam pembiayaan Kredit Pegawai Negeri dan PD Pasar Surya untuk pembiayaan
para pedagang pasar dibawah PD Pasar Surya serta Calon Pelanggan PDAM kota
Surabaya, kami berpendapat bahwa ekspansi kredit tersebut relative aman. Untuk
memenuhi kebutuhan tersebut diperlukan Dana Pihak Ketiga yang cukup memadai.
4.1.2. Pr ofil Perusahaan
Bentuk : Perseroaan terbatas
Bisnis/Industri : Perbankan
Deskripsi bisnis :
a. Menghimpun dana dalam bentuk simpanan dalam bentuk
Deposito berjangka, tabungan, atau bentuk lain yang
dipersamakan dengan itu.
b. Memberikan kredit
c. Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank
Indonesia (SBI), deposito berjangka, sertifikat deposito,
dan/atau tabungan dalam tabungan lain.
Dasar Hukum :
1. Undang-undang nomor 7 tahun 1992 sebagaimana telah
diubah dengan undang-udang nomor 10 tahun 1998 tentang
Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 40 tahun 2007
3. Akte Pendirian Nomor 21 tanggal 9 Agustus 2004
sebagaimana telah disahkan oleh Menteri Hukum dan HAM
Republik Indonesia dengan SK nomor : C-10565
HT.01.01.TH.2005 tanggal 18 april 2005.
Equitas : Modal Dasar Modal Disetor
Nominal 10 Milyar 2,650 Milyar
Jumlah saham 10.000 Lbr 2.650 Lbr
ShareHolder : Pemerintah Kota Surabaya
Kopkar. PD Pasar Surya
Alamat : Jl. Walikota Mustajab no.84 Surabaya
Phone 031-5480250 atau 031-5480251
Fax 031-5480360
Tujuan : a. Menjalankan usaha Perbankan sebagaimana dimaksud dalam UU
No.7 tahun 1992 tentang Perbankan sebagai mana telah diubah
dengan UU No.10 tahun 1998.
b. Mendorong pertumbahan perekonomian daerah.
c. Membantu Pengembangan dan Pertumbuhan UKM dengan
menyalurkan kredit komersial.
d. Memberikan pembiayaan kepada individu-individu untuk
memenuhi kebutuhannya.
1. Pelayanan secara cepat, tepat, mudah dan terpadu untuk
penepatan dana dengan tetap memperhatikan peraturan Bank
Indonesia Nomor : 5 / 23 / PBI / 2003 tentang PENERAPAN
PRINSIP MENGENAL NASABAH di dukung sumber daya
manusia yang handal.
2. Kedepan memperluas jaringan pemasaran dengan membuka unit
pelayanan kas atau kantor cabang diwilayah Surabaya,
khususnya di unit pasar dibawah kepemilikan PD Pasar Surya.
3. Memberi rasa aman dan kenyamanan bagi para
deposan/kreditur dengan mengikuti sertakan program Penjamin
Bank Indonesia Pemasaran Penyaluran Kredit.
4. Mengutamakan pelayanan kepada nasabah dalam Penyaluran,
namun tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian dengan selalu
melakukan survey yang terstandarisasi.
5. Selalu meningkatkan mutu layanan dari waktu kewaktu.
6. Kedepan memperluas jaringan pemasaran dengan membuka
unit pelayanan kas atau kantor cabang diwilayah Surabaya.
7. Menjalin dan meningkatkan kerjasama dengan lembaga
pembiayaan
Produk : a. Kredit Konsumtif
b. Kredit Modal Kerja/Investasi