FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KINERJ A SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA PT. SATRIA MAHA KARYA
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur
Untuk Menyusun Skripsi S-1 J ur usan Akuntansi
Diajukan Oleh :
PENOSIA TRI NOPITASARI
0813010083 / FE / EA
FAKULTAS EKONOMI
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KINERJ A SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA PT. SATRIA MAHA KARYA
SKRIPSI
Diajukan Oleh :
2012
SKRIPSI
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KINERJ A SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA PT. SATRIA MAHA KARYA
Diajukan Oleh :
PENOSIA TRI NOPITASARI
0813010083 / FE / EA
Telah Dipertahankan Dihadapkan dan Diterima Oleh Tim Penguji Skripsi
J ur usan Akuntansi Fakultas Ekonomi
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur
Pada tanggal, 30 Maret 2012
Pembimbing :
Tim Penguji :
Pembimbing Utama
Ketua
Dra. Er ry Andhaniwati, Maks, Ak
Dr. Sri Trisnaningsih, SE, MSi
Sekertaris
Dr s. Ec. Sjafi’I, MM, Ak
Anggota
Dra. Er ry Andhaniwati, Maks, Ak
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ekonomi
NIP 196309241989031001
USULAN PENELITIAN
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KINERJ A SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA PT. SATRIA MAHA KARYA
Yang diajukan
Penosia Tri Nopitasari
0813010083/FE/EA
telah disetujui untuk diseminarkan oleh
Pembimbing Utama
DRA.ERRY ANDHANIWATY,MAKS,AK
Tanggal : ...
Mengetahui
USULAN PENELITIAN
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KINERJ A SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA PT SATRIA MAHA KARYA
Yang diajukan
Penosia Tri Nopitasari
0813010083/FE/EA
Telah diseminarkan dan disetujui untuk menyusun skripsi oleh
Pembimbing Utama
DRA.ERRY ANDHANIWATY,MAKS,AK
Tanggal : ...
Mengetahui
KAPROGDI AKUNTANSI
SKRIPSI
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KINERJ A SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA PT SATRIA MAHA KARYA
yang diajukan
Penosia Tri Nopitasari
0813010083/FE/EA
Disetujui untuk Ujian Lisan oleh:
Pembimbing Utama
DRA.ERRY ANDHANIWATY,MAKS,AK
Tanggal :………
Mengetahui
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb.
Dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT, atas rahmat dan
hidayah-Nya yang diberikan kepada penyusun sehingga skripsi yang berjudul “FAKTOR –
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJ A SISTEM INFORMASI
AKUNTANSI PADA PT. SATRIA MAHA KARYA.
Penyusunan skripsi ini ditujukan untuk memenuhi syarat penyelesaian Studi
Pendidikan Strata Satu, Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi, Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Pada kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan terima kasih kepada semua
pihak yang telah memberi bimbingan, petunjuk serta bantuan baik spirituil maupun
materiil, khususnya kepada :
1.
Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Sudarto, MP selaku Rektor Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2.
Bapak Dr. Dhani Ichsanudin Nur. SE, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3.
Bapak Drs. Ec. Rahman A. Suwaidi, Msi Selaku Wakil Dekan I Fakultas
Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
tugas skripsinya.
6.
Para Dosen yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis
selama menjadi mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional “Veteran“ Jawa
Timur.
7.
Kepada Ayahanda dan Ibunda serta Kakak tercinta yang telah memberikan
dukungan baik moril ataupun material.
8.
Berbagai pihak yang turut membantu dan menyediakan waktunya demi
terselesainya skripsi ini yang tidak dapat penyusun sebutkan satu persatu.
Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa apa yang telah disusun dalam skripsi ini masih
jauh dari sempurna, oleh karena itu peneliti sangat berharap saran dan kritik
membangun dari pembaca dan pihak lain.
Akhir kata, Peneliti berharap agar skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang
membutuhkan.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Surabaya, Mei 2012
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN UJ IAN SKRIPSI ... I
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
ABSTRAKSI ... xiv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Perumusan Masalah ... 7
1.3. Tujuan Penelitian ... 7
1.4. Manfaat Penelitian ... 7
BAB II TINJ AUAN PUSTAKA ... 9
2.1. Penelitian Terdahulu ... 9
2.2. Landasan Teori ... 14
2.2.1. Pengertian Akuntansi Secara Umum ... 14
2.2.2. Pengertian Sistem ... 14
2.2.3. Sistem Informasi Akuntansi ... 15
2.2.3.1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi ... 15
2.2.3.4. Para Pemakai Sistem Informasi Akuntansi ... 18
2.2.3.5. Kualitas Sistem Informasi Akuntansi ... 20
2.2.4. Kinerja Sistem Informasi Akuntansi ... 21
2.2.5. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi ... 21
2.2.5.1. Partisipasi Pemakai ... 21
2.2.5.2. Tingkat Kemampuan Pemakai ... 22
2.2.5.3. Dukungan Manajemen Puncak ... ... 23
2.2.5.4. Program Pelatihan Dan Pendidikan Pemakai... ... 24
2.3. Kerangka Pikir ... 24
2.3.1. Pengaruh Partisipasi Pemakai Terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi ... 24
2.3.2. Pengaruh Tingkat Kemampuan Pemakai Terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi ... 25
2.3.3. Pengaruh Dukungan Manajemen Puncak Terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi ... 26
2.3.4. Pengaruh Program Pelatihan Dan Pendidikan Pemakai Terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi ... 28
2.4. Hipotesis ... 31
BAB III METODE PENELITIAN ... 33
3.1. Definisi Operasional Dan Pengukuran Variabel ... 33
3.1.1. Definisi Operasional ... 33
3.1.2. Pengukuran Variabel ... 34
3.2. Teknik Penentuan Sampel ... 35
3.2.1. Populasi ... 35
3.2.2. Sampel ... 36
3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 36
3.3.1. Jenis Data ... 36
3.3.2. Sumber Data ... 36
3.3.3. Pengumpulan Data ... 37
3.4. Uji Kualitas Data ... 38
3.4.1. Uji Validitas ... 38
3.4.2. Uji Reliabilitas ... 39
3.4.3. Uji Normalitas ... 39
3.5. Uji Asumsi Klasik ... 40
3.5.1. Uji Multikolinearitas ... 40
3.5.2. Uji Heteroskedastisitas ………. 41
3.6 Teknik Analisis Dan Uji Hipotesis ... 41
3.6.1. Teknik Analisis Data ... 41
3.6.2.2. Uji t ... 44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……….... .. 46
4.1. Deskripsi Obyek Penelitian ... 46
4.1.1. Sejarah PT. Satria Maha Karya ... 46
4.1.2. Lokasi PT. Satria Maha Karya ... 47
4.1.3. Visi Dan Misi Perusahaan ... 47
4.1.4. Struktur Organisasi ... 48
4.2. Deskripsi Hasil Penelitian ... 49
4.2.1. Deskripsi Variabel kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Y) ... 49
4.2.2. Deskripsi Variabel Partisipasi Pemakai (X1) ... 50
4.2.3. Deskripsi Variabel Tingkat Kemampuan Pemakai (X2) 51
4.2.4. Deskripsi Variabel Dukungan Manajemen Puncak (X3) 52
4.2.5. Deskripsi Variabel Program Pelatihan Dan Pendidikan (X4) ... 53
4.3. Uji Kualitas Data ... 53
4.3.1. Pengujian Validitas ... 53
4.3.2. Pengujian Reabilitas . ... 58
4.3.3. Normalitas . ... 59
4.4. Uji Asumsi Klasik ... 60
4.4.1. Uji Heterokodesitas ... 60
4.5. Teknik Analisis Data Dan Uji Hipotesis ... 61
4.5.1. Teknik Analisis Data ... 61
4.5.2. Uji Hipotesis . ... 64
4.5.2.1.Uji F . ... 64
4.5.2.2.Uji t . ... 66
4.6. Pembahasan Hasil Penelitian ... 67
4.6.1. Implikasi Penelitian . ... 69
4.6.2. Perbedaan Dengan Penelitian Terdahulu . ... 70
4.6.3. Keterbatasan penelitian . ... 71
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 72
5.1. Kesimpulan ... 72
5.2. Saran ... 73
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Pencapaian Rencana Perolehan Dan Realisasi Perolehan
Tahun 2011 ... 6
Tabel 2.1 Persamaan Dan Perbedaan Penelitian Terdahulu ... 13
Tabel 4.1 Deskripsi Variabel Kinerja Sistem Informasi Akuntansi ... 49
Tabel 4.2 Deskripsi Variabel partisipasi Pemakai ... 50
Tabel 4.3 Deskripsi Variabel Tingkat Kemampuan Pemakai ... 51
Tabel 4.4 Deskripsi Variabel Dukungan Manajemen Puncak ... 52
Tabel 4.5. Deskripsi Variabel Program Pelatihan Dan Pendidikan ... 53
Tabel 4.6 Uji Validitas Pada Variabel Kinerja Sistem Informasi Akuntansi ... 54
Tabel 4.7 Uji Validitas Pada Variabel Partisipasi Pemakai ... 55
Tabel 4.8 Uji Validitas Pada Variabel Tingkat Kemampuan Pemakai .. 55
Tabel 4.9 Uji Validitas Pada Variabel Dukungan Manajemen Puncak (Putaran ke – 1) ... 56
Tabel 4.10 Uji Validitas Pada Variabel Dukungan Manajemen Puncak (Putaran ke – 2) ... 56
Tabel 4.11 Uji Validitas Pada Variabel Program Pelatihan Dan Pendidikan Pemakai (Putaran ke – 1) ... 57
Tabel 4.12 Uji Validitas Pada Variabel Program Pelatihan Dan Pendidikan Pemakai (Putaran ke – 2) ... 57
Tabel 4.13 Hasil Uji Reabilitas ... 58
Tabel 4.15 Hasil Korelasi Rank Spearman ... 60
Tabel 4.16 Nilai VIF ... 61
Tabel 4.17 Persamaan Regresi Linear Berganda ... 62
Tabel 4.18 Hasil Uji F ... 64
Tabel 4.19 Koefisien Determinasi ... 65
Tabel 4.20 Hasil Uji T ... 66
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Skema Kerangka Pikiran ... 31
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuisioner
Lampiran 1A Data Rekapitulasi Jawaban Responden Kinerja Sistem
Informasi Akuntansi (Y)
Lampiran 1B Data Rekapitulasi Jawaban Responden Variabel Partisipasi
Pemakai (X1)
Lampiran 1C Data Rekapitulasi Jawaban Responden Variabel Tingkat
Kemampuan Pemakai SIA (X2)
Lampiran 1D Data Rekapitulasi Jawaban Responden Variabel Dukungan
Manajemen Puncak (X3)
Lampiran 1E Data Rekapitulasi Jawaban Responden Variabel Program
Pealatihan Dan Pendidikan Pemakai (X4)
Lampiran 2 Output Validitas Dan Reabilitas Variabel Kinerja Sistem
Informasi Akuntansi (Y)
Lampiran 3 Output Validitas Dan Reabilitas Variabel Partisipasi
Pemakai (X1)
Lampiran 4 Output Validitas Dan Reabilitas Variabel Tingkat
Kemampuan Pemakai SIA (X2)
Lampiran 5 Output Validitas Dan Reabilitas Variabel Dukungan
Manajemen Puncak (X3)
Lampiran 6 Output Validitas Dan Reabilitas Variabel Program Pelatihan
Lampiran 8 Output Regresi Linear Berganda
Lampiran 9 Output Rank Spearman Untuk mendeteksi Adanya
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJ A
SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA PT. SATRIA MAHA KARYA
Oleh:
PENOSIA TRI NOPITASARI
Abstr ak
Kebutuhan perusahaan tidak pernah terlepas dari kebutuhan akan informasi. Seperti halnya di era globalisasi saat ini, persaingan, perubahan dan perkembangan yang cepat dapat memepengaruhi sistem informasi. Sistem informasi tidak akan berkembang dengan sendirinya, tetapi perlu didukung oleh banyak faktor yang mampu menjadikan efektivitas sistem akan tercapai. Kehadiran SIA (Sistem Informasi Akuntansi) tidak dapat diabaikan begitu saja. Organisasi pada umumnya dan pada khususnya tidak dapat memilih untuk memiliki SIA atau tidak, karena keberadaan SIA merupakan suatu keharusan.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan PT. SATRIA MAHA KARYA yang terlibat dalam penggunaan Sistem Informasi Akuntansi dan tercatat sebanyak 28 orang dengan teknik pengambilan sampel sensus atau sampling jenuh. Variable peneliti yang digunakan adalah partisipasi pemakai, tingkat kemampuan pemakai SIA, dukungan manajemen puncak, program pelatihan dan pendidikan pemakai dan kinerja sistem informasi akuntansi sebagi variable terikat. Untuk menjawab perumusan masalah, tujuan dan hipotesis, analisis yang digunakan adalah analisis linier berganda.
Berdasarkan analisis linier berganda menyimpulkan bahwa dari uji F didapat Fhitung sebesar 4,170 dengan tingkat signifikan lebih kecil dari
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang masalah.
Kebutuhan perusahaan tidak pernah terlepas dari kebutuhan akan
informasi. Seperti halnya di era globalisasi saat ini, persaingan, perubahan
dan perkembangan yang cepat dapat memepengaruhi sistem informasi.
Sistem informasi tidak akan berkembang dengan sendirinya, tetapi perlu
didukung oleh banyak faktor yang mampu menjadikan efektivitas sistem
akan tercapai.
Sistem informasi akuntansi atau yang sering disingkat SIA
merupakan salah satu penyedia informasi khusunya informasi keuangan
yang banyak dibutuhkan oleh pihak – pihak yang berkepentingan.
Beberapa pihak yang terlibat dalam penggunaan informasi keuangan
meliputi pihak eksternal maupun pihak internal. Pihak eksternal misalnya
kreditur, calon investor, kantor pajak, masyarakat, lembaga keuangan,
yang semuanya memerlukan informasi keuangan dalam kaitannya dengan
kepentingan mereka. Demikian pula pihak internal yaitu manajemen,
memerlukan informasi keuangan untuk kepentingan mereka dalam
pengambilan keputusan dan menjalankan perusahaan. (Hadisoebroto, 2004
2
Kesuksesan sebuah sistem melibatkan beberapa faktor berpengaruh
yaitu pengguna sistem dengan kemampuannya dalam menggunakan
sistem, keterlibatan pengguna dan patisipasi pengguna dalam tahap
pengembangan sistem, fasilitas pelatihan dan pendidikan bagi pengguna
sistem informasi yang bersangkutan, keberadaan organisasional itu baik
berupa dukungan dari manajemen puncak, formalisasi pengembangan
sistem informasi, ukuran organisasi. Sementara itu kesuksesan sebuah
sistem informasi itu sendiri dapat diukur dari kepuasan pengguna sistem
tersebut dan penggunaan dari sistem informasi tersebut. (Hadisoebroto,
2004 : 249).
Kesuksesan pengembangan sistem informasi sangat tergantung
pada kesesuaian harapan antara sistem analyst, pemakai (user), sponsor
dan customer. Perubahan dari sistem manual ke sistem komputerisasi tidak
hanya menyangkut perubahan teknologi tetapi juga perubahan perilaku
dan organisasional. Perubahan perilaku dan organisasional ini dapat
berupa resistenci to change. Oleh karena itu, Pengembangan sistem
informasi memerlukan suatu perencanaan dan implementasi yang hati-hati,
untuk menghindari penolakan terhadap sistem yang dikembangkan
(resistance to change). (Lau, 2004:24).
Untuk menghindari adanya penolakan terhadap sistem yang
dikembangkan, maka diperlukan adanya partisipasi dari pemakai. Harapan
3
dikembangkan. (Lau, 2004 : 24). Diperlukannya partisipasi dalam
pengembangan sistem informasi telah diakui secara luas dalam literatur.
Partisipasi merupakan perilaku, pekerjanaan dan aktivitas yang dilakukan
oleh pemakai selama proses pengembangan sistem informasi (Lau,
2004:27).
Partisipasi pemakai digunakan untuk menunjukkan intervensi
personal yang nyata pemakai dalam pengembangan sistem informasi,
mulai dari tahap perencanaan, pengembangan sampai tahap implementasi
sistem informasi. Adanya partisipasi pemakai diharapkan dapat
meningkatkan penerimaan sistem oleh pemakai yaitu dengan
mengembangkan harapan yang realitis terhadap kemampuan sistem,
memberikan sarana bargaining dan pemecahan konflik seputar masalah
perancanagn sistem, serta memperkecil adanya resistance to change dari
pemakai terhadap informasi yang dikembangkan. Oleh karena itu,
partisipasi pemakai untuk mencapai keberhasilan sistem diharapkan akan
meningkatkan komitmen dan ketelibatan pemakai dalam pengembangan
sistem, sehingga pemakai dapat menerima dan menggunakan sistem
informasi yang dikembangkan dan akhirnya dapat meningkatkan kepuasan
pemakai (Lau, 2004 : 28).
Teknik Kemampuan Pemakai SIA berperan penting dalam
pengembangan sistem informasi untuk dapat menghasilkan informasi guna
menciptakan laporan perencanaan yang akurat. Oleh karena itu, setiap
4
agar dapat memproses sejumlah transaksi dengan cepat dan terintegritas,
dapat menyimpan data dan mengambil data dalam jumlah yang besar,
dapat mengurangi kesalahan matematik, menghasilkan laporan dengan
tepat waktu dalam berbagi bentuk, serta dapat menjadi alat bantu
keputusan.
Dukungan dan keterlibatan manajemen puncak ini memegang
peran penting dalam tahap siklus pengembangan sistem dan dalam
keberhasilan implementasi sistem informasi. Selain itu, manajemen
puncak melalui kekuatan dan pengaruh untuk mensosialisasikan
pengembangan sistem informasi, yang memungkinkan pemakai untuk
berpatisipasi dalam setiap tahap pengembangan sistem dan ini akan
berpengaruh pada keberhasilan sistem informasi akuntansi. Oleh karena
itu, partisipasi pemakai dalam pengembangan sistem akan meningkat
dengan adanya dukungan dari manajemen puncak. Dukungan tersebut
penting tidak hanya alokasi sumber daya yang diperlukan untuk
pengembangan tersebut, namun yang terpenting memberikan strong signal
bagi karyawan bahwa suatu perubahan yang dilakukan merupakan sesuatu
yang penting. (Lau, 2004 : 29).
Perusahaan dalam mengikuti dan mengembangkan sistem
informasi akuntansi harus mengusahakan keberadaan program pelatihan
dan pendidikan bagi pemakai sistem informasi akuntansi. Karena dengan
5
keterbatasan sistem informasi dan kemampuan ini dapat mengarah pada
peningkatan kinerja, Montazemi (1998), dikutip Komara (2005).
Kehadiran SIA (Sistem Informasi Akuntansi) tidak dapat diabaikan
begitu saja. Organisasi pada umumnya dan PT. SATRIA MAHA KARYA
pada khususnya tidak dapat memilih untuk memiliki SIA atau tidak,
karena keberadaan SIA merupakan suatu keharusan. Kehadiran PT.
SATRIA MAHA KARYA yang dapat bersaing dengan dunia bisnisnya
akan terwujudkan dengan keberadaan SIA yang hadir dengan
ketepatannya, keakuratannya, dan kecepatannya dalam menyajikan
informasi keuangan. Kesuksesan SIA bagi PT. SATRIA MAHA KARYA
akan meningkatkan kinerja PT. SATRIA MAHA KARYA. (Hadisoebroto,
2004 : 238)
Kinerja SIA dapat dikatakan baik jika informasi yang diterima
memenuhi harapan pemakai informasi oleh faktor – faktor yang meliputi
partisipasi pemakai, tingkat kemampuan pemakai SIA, dukungan
manajemen puncuk, keberadaan program pelatihan dan pendidikan
pemakai. (Hadisoebroto, 2004 : 238)
Untuk mengetahui seberapa baik kinerja SIA pada PT. SATRIA
MAHA KARYA, maka dibawah ini dapat dilihat hasil kinerja dari PT.
6
Tabel 1.1 Pencapaian Rencana Perolehan Dan Realisasi Perolehan Tahun 2011.
No Bulan Target Perolehan Realisasi Perolehan
Selisih Target dan Perolehan 1. Januari Rp. 740,220,000 Rp. 783,780,000 Rp. 43,560,000 2. Februari Rp. 748,700,000 Rp 783,400,000 Rp. 34,700,000 3. Maret Rp. 754,200,000 Rp. 592,760,000 (Rp.161,440,000) 4. April Rp. 768,400,000 Rp. 603,880,000 (Rp.164,520,000) 5. Mei Rp. 768,400,000 Rp. 615,423,000 (Rp.152,977,000) 6. Juni Rp. 768,400,000 Rp. 740,700,000 (Rp. 27,700,000) 7. Juli Rp. 768,400,000 Rp. 780,400,000 Rp. 12,000,000 8. Agustus Rp. 788,370,000 Rp. 793,469,000 Rp. 15,099,000 9. September Rp. 788,400,000 Rp. 698,090,000 (Rp 90,310,000) 10. Oktober Rp. 698,090,000 Rp 704,000,000 Rp 5,910,000 11. November Rp. 724,780,000 Rp. 743,000,000 Rp. 18,220,000 12. Desember Rp. 724,780,000 Rp. 744,930,000 Rp 20,150,000
Berdasarkan tabel diatas tampak terjadi fluktuasi dalam data pencapaian
realisasi perolehan. Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan terhadap
narasumber pada PT. SATRIA MAHA KARYA, hal tersebut disebabkan
adanya permasalahan – permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan,
diantaranya diantaranya tidak terkontrolnya pembayaran tagihan sehingga
berpengaruh terhadap rencana yang dianggarkan, kurang akuratnya
perencanaan perolehan karena adanya keterlambatan informasi.
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertatarik untuk meneliti tentang
“Faktor – Faktor Yang Mempengar uhi Kiner ja Sistem Infor masi
7
1.2 Per umusan masalah.
Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka perumusan
masalah yang ada adalah apakah ada pengaruh Partisipasi Pemakai,
Tingkat Kemampuan Pemakai SIA, Dukungan Manajemen Puncak, serta
Program Pelatihan Dan Pendidikan Pemakai terhadap Kinerja Sistem
Informasi Akuntansi pada PT. SATRIA MAHA KARYA?
1.3 Tujuan penelitian.
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
membuktikan secara empiris pengaruh Partisipasi Pemakai, Tingkat
Kemampuan Pemakai SIA, Dukungan Manajemen Puncak, Program
Pelatihan dan Pendidikan Pemakai terhadap Kinerja Sistem Informasi
Akuntansi pada PT. SATRIA MAHA KARYA.
1.4 Manfaat penelitian.
Dari penelitian ini diharapkan agar pihak-pihak yang
berkepentingan dapat mengambil manfaat antara lain :
1) Bagi Peneliti.
Sebagai langkah kongkrit untuk penerapan ilmu berdasarkan teori yang
selama ini didapat, serta dapat menambah pengetahuan tentang kondisi
perusahaan dan permasalahan yang dihadapinya, sehingga dapat
8
2) Bagi Perusahaan.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadikan pedoman untuk
perusahaan dalam bidang sistem informasi. Demikian pula diharapkan
sebagai input bagi pengambilan keputusan untuk menelaah lebih lanjut
mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja sistem informasi
akuntansi.
3) Bagi Universitas.
Sebagai tambahan koleksi perpustakaan, bahan referensi dan bahan
masukan bagi peneliti lebih lanjut yang berhubungan dengan masalah
9
BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian terdahulu yang pernah dilakukan tentang
masalah Sistem Informasi Akuntansi oleh pihak lain yang dapat dipakai
sebagai bahan masukan dan bahan pengkajian yang berkaitan dengan
penelitian ini antara lain:
1. Hadisoebroto. (2004)
a. Judul
“Faktor - faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Sistem
Informasi Akuntansi (studi pada karyawan Perusahaan daerah air
minum (PDAM) di wilayah provinsi jawa timur)”.
b. Rumusan masalah.
Apakah ada pengaruh antara partisipasi pemakai dalam
pengembangan sistem informasi, dukungan manajemen puncak,
program pelatihan dan pendidikan, serta kemampuan teknik
personal pemakai dengan keberhasilan Sistem Informasi pada
PDAM?
c. Hasil penelitian.
Partisipasi pengguna, dukungan manajemen puncak mempunyai
10
tetapi kemampuan pengguna serta pelatihan dan pendidikan
memberikan pengaruh yang negative terhadap keberhasilan SIA.
2. Lau (2004)
a. Judul.
Pengaruh Partisipasi Pemakai Terhadap Kepuasan Pemakai Dalam
Pengembangan Sistem Dengan Lima Variabel Moderating.
b. Rumusan masalah.
1) Apakah ada pengaruh antara partisipasi pemakai terhadap
kepuasan pemakai dalam proses pengembangan sistem
informasi.
2) Apakah dukungan manajemen puncak, komunikasi
pengembang, kompleksitas sistem dan pengaruh pemakai
memoderasi pengaruh partisipasi pemakai terhadap kepuasan
pemakai dalam pengembangan sistem informasi.
c. Hasil penelitian
1) Partisipasi pemakai berpengaruh terhadap kepuasan pemakai
dalam proses pengembangan sistem informasi.
2) Dukungan manajemen puncak, komunikasi pemakai
pengembang, kompleksitas tugas, kompleksitas sistem, dan
pengaruh pemakai moderasi, partisipasi pemakai berpengaruh
11
3. Almilia dkk (2004)
a. Judul
“Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi
Akuntansi Pada Bank Umum Pemerintahan Di Wilayah Surabaya
Dan Sidoarjo..”
b. Rumusan Masalah.
“Apakah ada pengaruh partisipasi pemakai, kemampuan teknik
personal SIA, dukungan manajemen puncak, program pelatihan
dan pendidikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi?”
c. Hasil Penelitian.
1) Partisipasi pemakai tidak berpengaruh terhadap kepuasan dan
pemakaian.
2) Kemampuan teknik personal SIA berpengaruh terhadap
kepuasan dan pemakaian.
3) Dukungan manajemen puncak berpengaruh terhadap kepuasan
pemakai.
4) Program pelatihan dan pendidikan tidak berpengaruh terhadap
kepuasan dan pemakaian.
4. Kushardiyantini. (2010)
12
“Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Sistem
Informasi Akuntansi Pada Perusahaan Daerah Air Minum Di
Wilayah Gresik.”.
b. Rumusan Masalah
“Apakah ada pengaruh partisipasi pemakai, tingkat kemampuan
pengguna SIA dan dukungan manajemen puncak terhadap
keberhasilan sistem informasi akuntansi pada perusahaan daerah
air minum di wilayah gresik.
c. Hasil Penelitian
Partisipasi pemakai, tingkat kemampuan pengguna SIA dan
dukungan manajemen puncak terhadap keberhasilan sistem
informasi akuntansi tidak berpengaruh terhadap keberhasilan
sistem informasi akuntansi pada perusahaan daerah air minum di
wilayah gresik.
Hasil penelitian terdahulu digunakan sebagai pendamping baik
landasan teori maupun uji hipotesisnya. Penelitian terdahulu digunakan
sebagai argumentasi yang kuat dan logis, bahwa penelitian dengan
permasalahan yang dimaksudkan dipandang perlu untuk dilaksanakan.
Penelitian yang dilakukan saat ini berbeda dengan penelitian
terdahulu. Adapun perbedaannya antara lain : Objek, tempat, dan lokasi
13
Tabel 2.1. Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu
No Nama Judul Variabel
1 Elfreda Aplonia Lau. (2004) Pengaruh Partisipasi Pemakai Terhadap Kepuasan Pemakai Dalam
Pengembangan Sistem Informasi Dengan Lima
Variabel Moderating
X1 = Partisipasi Pemakai
X2 = Dukungan Manajemen Puncak
Y = Kepuasan Pemakai
2
Andreas Emmanuel Hadisoebroto.
(2004)
Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Sistem Informasi Akuntansi Pada
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Surya Sembada Kota Surabaya.
X1 = Partisipasi Pemakai Dalam
Pengembangan Sistem Informasi X2 = Dukungan Manajemen Puncak
X3 = Program Pelatihan &Pendidikan
X4 = Kemampuan Teknik Personal
Pemakai
Y = Keberhasilan Sistem Informasi Akuntansi.
3
Luciana Spica Almilia.
(2004)
Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja
Sistem Informasi Akuntansi Pada Bank Umum Pemerintah Di Wilayah Surabaya Dan
Sidoarjo
X1 = Keterlibatan Pemakai Dalam
Pengembangan SIA.
X2 = Kemampuan Teknik Personal SIA
X3 = Dukungan Manajemen Puncak
X4 = Keberadaan Program Pendidikan
Dan Pelatihan Pemakai Y = Kinerja Sistem Informasi Akuntansi
4
Liyagustin Kushardiyantini
(2010)
Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja
Sistem Informasi Akuntansi Pada Perusahaan Daerah Air
Minum (PDAM) Di Wilayah Gresik
X1 = Partisipasi Pemakai
X2 = Tingkat Kemampuan Pengguna
SIA
X3 = Dukungan Manajemen Puncak
Y = Keberhasilan Sistem Informasi Akuntansi
5
Penosia Tri Nopitasari
(2012)
Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja
Sistem Informasi Akuntansi Pada PT. SATRIA MAHA KARYA
X1 = Partisipasi Pemakai.
X2 = Tingkat Kemampuan Pemakai.
X3 = Dukungan Manajemen Puncak.
X4 = Program Pelatihan Dan
Pendidikan Pemakai. Y = Kinerja Sistem Informasi Akuntansi
14
2.2 Landasan Teor i.
2.2.1 Penger tian Akuntansi Secar a Umum.
Dapat dikatakan bahwa akuntansi merupakan penyedia informasi
sehingga menurut Kieso dan Weygant (2002 : 2), akuntansi adalah
pengidentifikasian, pengukuran dan pengkomunikasian informasi
keuangan tentang entitas ekonomi kepada pemakai berkepentingan.
Menurut Warren dan Fess (2005 : 10) akuntansi adalah sistem
informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak – pihak yang
berkepentingan mengenai aktifitas ekonomi dan kondisi perusahaan.
Dari definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa akuntansi
merupakan proses pengolahan informasi yang berkaitan dengan kesatuan
ekonomi yang bersifat kuantitatif yang dapat menjadi dasar bagi pihak
ekstern maupun intern untuk mengambil keputusan. Sehingga akuntansi
disebut sebagai segi bahasa perusahaan, karena melalui akuntansi
perusahaan dikomunikasikan kepada pihak – pihak yang berkepentingan
dan orang – orang akan mengambil tindakan berdasarkan laporan tersebut.
2.2.2 Penger tian Sistem
Menurut Simamora (2000 : 176) sistem adalah seperangkat
peraturan dan prosedur yang dirancang untuk memastikan bahwa tugas
15
Menurut widjadjanto (2001 : 2) sistem adalah sesuatu yang
memiliki bagian – bagian yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan
tertentu melalui tiga tahapan yaitu input, proses dan output.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa sistem adalah
kesatuan dari beberapa unsur yang saling berinteraksi untuk mencapai
tujuan tertentu.
2.2.3 Sistem Infor masi Akuntansi.
2.2.3.1Penger tian Sistem Infor masi Akuntansi.
Banyak ahli akuntansi yang mencoba mendefinisikan sistem
informasi akuntansi, beberapa diantaranya adalah :
Menurut Simamora (2000 : 176), sistem informasi akuntansi
merupakan himpunan sumber daya seperti orang – orang dan
perlengkapan yang dirancang untuk mentransformasikan data keuangan
dan data – data lainnya ke dalam informasi.
Menurut Widjajanto (2001 : 4), sistem informasi akuntansi adalah
susunan berbagai formulir catatan, peralatan, termasuk computer dan
perlengkapannya serta alat komunikasi, tenaga pelaksanya dan laporan
yang terkoordinasikan secara erat yang didisain untuk menstranformasikan
data keuangan menjadi informasi yang dibutuhkan manajemen.
Menurut Bodnar dan Hopwood (2006 : 3) Sistem informasi
16
peralatan yang dirancang untuk mengubah data keuangan dan data lainnya
ke dalam informasi.
Definisi diatas menjelaskan bahwa sistem informasi akuntansi
adalah kesatuan sumber – sumber daya yang dirancang untuk mengubah
data ekonomi menjadi informasi akuntansi dengan tujuan untuk
memuaskan tujuan para pemakai informasi.
2.2.3.2Unsur – Unsur Sistem Infor masi Akuntansi
Menurut Husein (2004 : 3-5) elemen-elemen penting dalam suatu
sistem informasi akuntansi adalah:
1. Pemakai akhir (End User), terdiri dari pemakai akhir internal dan
pemakai akhir eksternal. Pemakai akhir eksternal adalah para kreditur,
pemegang saham, investor potensial, pajak, pemerintah, pemasok dan
pelanggan, sedangkan pemakai akhir internal adalah pihak manajemen
di setiap tingkatan organisasi.
2. Sumber data, adalah transaksi keuangan yang memasuki sistem
informasi dari sumber eksternal dan internal.
3. Pengumpulan data, yaitu tahap operasional yang tujuannya untuk
memastikan bahwa data yang memasuki sistem itu sah, lengkap, dan
bebas dari kesalahan.
4. Pemrosesan data, adalah data yang diolah untuk menghasilkan
17
5. Manajemen database, bertugas untuk menyimpan, memperbaiki,
memanggil dan menghapus data.
6. Penghasil informasi, yakni proses pengumpulan, mengatur,
memformat, dan menyajikan informasi untuk para pemakai. Informasi
dapat berupa dokumen operasional seperti laporan keuangan, atau
tampilan di layar computer.
7. Umpan balik, yakni berbentuk output yang dikirimkan kembali ke
sistem sebagai sumber data
2.2.3.3Tujuan Sistem Infor masi Akuntansi.
Dalam memenuni kebutuhan informasi baik untuk kebutuhan pihak
eksternal maupun internal, sistem informasi harus di desain sedemikian
rupa sehingga memenuhi fungsinya.
Tujuan sistem informasi menurut Husein (2004 : 5) adalah
menyediakan informasi bagi para pemakai atau pengguna. Secara lebih
khusus tujuannya adalah :
1. Untuk mendukung operasi harian.
2. Untuk mendukung pembuatan keputusan oleh pembuatan keputusan
intern perusahaan.
3. Untuk memenuhi kewajiban yang berhubungan dengan pengelolaan
18
2.2.3.4Par a Pemakai Sistem Infor masi Akuntansi.
Menurut Simamora (2000 : 8) pihak – pihak yang membutuhkan
informasi terdiri atas beberapa kalangan. Pada umumnya pemakai laporan
keuangan dapat dibagi dalam dua golongan antara lain, para pemakai
internal dan pemakai eksternal.
a. Pemakai internal.
Para manajer dan staf internal dari berbagai entitas bisnis. Manajer –
manajer perusahaan memakai informasi akuntansi untuk
menetapapkan sasaran bagi organisasinya, untuk mengevaluasi
kemajuan terhadap sasaran – sasaran tersebut dan mengambil tindakan
korekstif manakala dibutuhkan.
b. Pemakai eksternal.
1. Pemilik perusahaan, para pemilik (owners) telah menanamkan dan
mereka yang berharga ke dalam suatu organisasi bisnis. Orang –
orang ini menghendaki wawasan tentang keinginan pendapatan di
masa lalu, kemungkinan pertumbuhan pada waktu yang akan
datang dan prospek arus kas.
2. Karyawan, para karyawan berkepentingan dengan penilaian posisi
financial perusahaan mereka guna menunjukkan suatu indikasi
keselamatan pekerjaan mereka. Selain itu, kalangan karyawan juga
berniat pada informasi yang memungkinkan mereka menilai
19
3. Investor, investor memasok dana yang dibutuhkan untuk memulai
kegiatan usaha. Untuk memutuskan apakah permodalan suatu
perusahaan, pemodal – pemodal biasanya mengevaluasi besarnya
pendapatan yang diperkirakan dapat diraup dari investasi mereka.
4. Kreditor, kreditor adalah pihak yang menyediakan barang –
baranag, jasa – jasa dan sumber – sumber daya keuangan bagi
perusahaan baik dengan mengucurkan kredit usaha maupun
melakukan pinjaman. Kreditor berminat untuk mengetahui
kesanggupan sebuah perusahaan melunasi kewajiban – kewajiban
secara tepat waktu dan terjadwal.
5. Badan pemerintah, pemerintah membutuhkan informasi dalam
upayanya mengatur kegiatan – kegiatan perusahaan dan sebagai
dasar untuk menyusun statistic pendapatan nasional dan statistic
lainnya. Pemerintah pusat atau daerah menarik pajak dari
perusahaan. Besarnya pajak terutang yang harus dibayar tentunya
ditetapkan berdasarkan angka yang tertera dalam laporan
keuangan.
6. Organisasi nirlaba, organisasi nirlaba seperti yayasan pendidikan,
rumah sakit dan panti asuhan memakai informasi akuntansi untuk
merencanakan dan mengelola aktivitas – aktivitasnya. Mereka ini
perlu juga menyusun anggaran, menggaji pegawai – pegawainya,
membeli peralatan, yang semuanya itu membutuhkan informasi
20
7. Masyarakat, masyarakat umum sering bergantung pada informasi
keuangan yang dirangkum dalam laporan – laporan keuangan
untuk mengevaluasi tindakan – tindakan perusahaan besar di
Indonesia. Masyarakat banyak memakai informasi finansial dalam
menilai keberadaan ekonomi perusahaan – perusahaan di tengah
masyarakat.
2.2.3.5 Kualitas Sistem Infor masi Akuntansi
Menurut Hall (2001:17), karaketeristik kualitas informasi meliputi:
1. Relevan.
Isi sebuah laporan atau dokumen harus melayani suatu tujuan.
2. Tepat waktu.
Umur informasi merupakan faktor yang kritikal dalam menentukan
kegunaannya. Informasi harus tidak lebih tua dari periode waktu
tindakan yang didukungnya.
3. Akurat.
Informasi harus bebas darikesalahan yang sifatnya material.
4. Lengkap.
Tidak boleh ada bagian informasi yang esensial bagi pengambilan
keputusan atau pelaksanaan tugas yang hilang.
5. Rangkuman
21
2.2.4 Kiner ja Sistem Infor mati Akuntansi.
Penilaian kinerja adalah penentuan secara periodik efektivitas
operasional suatu organisasi dan personelnya berdasarkan sasaran, standar
dari kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. (Mulyadi, 2001 : 353)
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kinerja sistem
informasi akuntansi adalah tingkat efektivitas operasional sistem untuk
mengubah data menjadi informasi, serta menyediakan informasi bagi para
pemakai baik pihak eksternal maupun pihak internal.
2.2.5 Faktor – Faktor Yang Mempengar uhi Kiner ja Sistem Infor masi
Ak untansi.
2.2.5.1Par tisipasi Pemakai.
Menurut Davis (1995 : 179) menyatakan bahwa partisipasi adalah
keterlibatan mental dan emosional orang – orang dalam situasi kelompok
yang mendorong mereka untuk memberikan kontribusi pada tujuan
kelompok dan berbagai tanggung jawab pencapaian tujuan itu.
Ada tiga aspek yang sangat penting dalam partisipasi kerja antara
lain :
1. Keterlibatan emosi dan mental pegawai, berpartisipasi berarti
melibatkan emosi dan mental pegawai dari pada kegiatan fisik.
2. Motivasi untuk menyumbang, memberikan ide – ide kreatif dan
22
3. Penerimaan tanggung jawab, partisipasi kerja menurut pegawai untuk
mampu menrima tanggung jawab dalam kegiatan kelompok.
Menurut Hadisoebroto (2004 : 254), Partisipasi pemakai
merupakan perilaku yang dapat diamati atau diteliti dari pengguna sistem
informasi dalam proses pengembangan sistem
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian partisipasi
pemakai merupakan perilaku, pekerjaan dan aktivitas yang dilakukan oleh
pemakai selama proses pengembangan sistem informasi.
2.2.5.2Tingkat Kemampuan Pemakai SIA.
Menurut Robbins (2008 : 57) kemampuan adalah kapasitas
individu untuk maelakukan tindakan – tindakan dalam melaksanakan
berbagai tugas dalam pekerjaan. Dengan kemampuan yang dimiliki,
karyawan akan mendukung kegiatan karyawan yang juga mendukung
kegiatan badan usaha, sehingga akan terasa wajar apabila badan memberi
harapan agar tujuan karyawan dalam bekerja dapat tercapai.
Menurut Soegiharto (2001 : 179), jika para pengguna sistem
semakin memahami teknologi, tugas dan keputusan yang diambil dan
lingkungan social politis ditempat digunakannya sistem tersebut, maka
mereka akan memberikan kotribusi yang lebih besar bagi pengembangan
23
Rata – rata level pendidikan dan pengalaman anggota kelompok
sistem digunakan sebagai pengukur kemampuan personal sistem
informasi. Liyagustin (2010 : 30).
Sehingga dari asumsi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa
tingkat kemampuan pemakai adalah kesanggupan individu atau personal
dalam menggali potensi diri untuk mengembangkan sistem informasi
akuntansi.
2.2.5.3Dukungan Manajemen Puncak.
Menurut Supriono (1986 : 46) mengemukakan manajemen puncak
suatu perusahaan adalah para eksekutif pada puncak organisasi perusahaan
yang bertanggung jawab atas kelangsungan hidup dalam kesuksesan
perusahaan.
Menurut Glueck dan Jauch (1992 : 68) mengemukakan bahwa
manajemen puncak suatu perusahaan adalah eksekutif yang ada di puncak
perusahaan dan bertanggungjawab untuk kelangsungan hidup dan
keberhasilan perusahaan.
Dari pendapat diatas dapat dapat disimpulkan bahwa dukungan
manajemen puncak adalah dukungan atau dorongan yang dilakukan
eksekutif yang berada di puncak perusahaan dan bertanggungjawab untuk
24
2.2.5.4Pr ogr am Pelatihan dan Pendidikan Pemakai.
Menurut Martoyo (2000 : 63), Pelatihan dimaksudkan untuk
memperbaiki penguasaan berbagai ketrampilan dan teknik pelaksanaan
kerja tertentu dalam waktu yang relative singkat (pendek).
Menurut Martoyo (2000 : 65), Pendidikan adalah suatu kegiatan
untuk meningkatkan pengetahuan umum seseorang termasuk didalamnya
peningkatan penguasaan teori dan ketrampilan memutuskan terhadap
persoalan-persoalan yang menyangkut kegiatan mencapai tujuan.
Dari pendapat diatas dapat dapat disimpulkan bahwa program
pelatihan dan pendidikan pemakai pada dasarnya dirancang untuk
meningkatkan prestasi kerja serta memperbaiki kepuasan kerja.
2.3 Ker angka Pikir .
2.3.1 Penga r uh Par tisipasi Pemakai Ter hadap Kiner ja Sistem Infor masi
Ak untansi.
Pengertian partisipasi pemakai merupakan perilaku, pekerjaan dan
aktivitas yang dilakukan oleh pemakai selama proses pengembangan
sistem informasi.
Teori pendukung partisipasi pemakai terhadap kinerja sistem
informasi akuntansi adalah teori Y oleh MC Gregor. Teori ini dipelopori
oleh MC Gregor (1975) ini diantaranya menyatakan bahwa orang – orang
25
sesuai, mereka belajar menerima dan mencari tanggung jawab. (Davis dan
Newstorm, 1996 : 162).
Jen dalam Luciana (2004) berpendapat bahwa partisipasi pemakai
yang semakin sering akan meningkatkan kinerja SIA dikarenakan adanya
hubungan yang positif antara partisipasi pemakai dengan kinerja SIA.
Dengan teori diatas maka partisipasi pemakai adalah bentuk dari
pengarahan dan pengendalian diri sendiri untuk mencapai tujuan.
Partisipasi pemakai informasi juga merupakan salah satu bentuk
keterlibatan individu dalam kegiatan pengembangan informasi yang
berguna untuk mencapai kepuasan pemakai informasi.
2.3.2 Penga r uh Tingkat Kemampuan Pemaka i SIA Ter hadap Kiner ja
Sistem Infor masi Akuntansi.
Tingkat kemampuan pemakai adalah kesanggupan individu atau
personal dalam menggali potensi diri untuk mengembangkan sistem
informasi akuntansi.
Teori pendukung dari kemampuan teknik personal faules yaitu
teori pencapaian prestasi oleh MC Clelland (1953). Teori pencapaian
prestasi didasarkan asumsi bahwa perubahan perilaku muncul karena
individu ingin berhasil. Individu yang memiliki predisposisi yang kuat
untuk mengerjakan sesuatu dengan lebih baik, memiliki kemungkinan
yang tinggi untuk membuat perubahan memperoleh sesuatu. Asumsi lain
26
berpikirnya untuk melakukan sesuatu yang baik. Maka orang tersebut akan
menampakkan dorongan, energy dan hasrat, ingin sukses serta akan
meraih tujuan yang lebih besar (Pace dan Faules, 2006: 434).
Jen dalam Luciana (2004) berpendapat bahwa semakin tinggi
tingkat kemampuan pemakai SIA akan meningkatkan kinerja SIA
dikarenakan adanya hubungan yang positif antara tingkat kemampuan
pemakai SIA dengan kinerja SIA.
Dari teori diatas, dapat ditarik kesimpulan masalah kepuasan yang
rendah akan mengakibatkan tingkat kemampuan pengguna SIA juga
rendah. Namun kurangnya sumber daya atau rendahnya kemampuan yang
dimiliki oleh para karyawan tersebut dalam menyiapkan informasi
akunatnsi menyebabkan penurunan kepuasan terhadap keahlian yang tidak
terpisah dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.
2.3.3 Penga r uh Dukungan Manajemen Puncak Terhadap Kiner ja Sistem
Infor masi Akuntansi.
Dukungan manajemen puncak adalah dukungan atau dorongan
yang dilakukan eksekutif yang berada di puncak perusahaan dan
bertanggungjawab untuk kelangsungan hidup dan keberhasilan
perusahaan.
Teori yang mendukung hubungan Manajemen Puncak dengan
27
dari psikologi social . Teori yang dikembangkan oleh Filley, House dan
Kerr (1976) menyatakan supaya kelompok biasa mencapai tujuannya,
maka harus terdapat suatu pertukaran yang positif diantara pemimpin dan
pengikutnya. Teori juga menunjukan bahwa para pemimpin yang
meperhitungkan dan membantu pengikutnya mempunyai pengaruh yang
poitif terhadap sikap, kepuasan dan pelaksanaan kerja. Bentuk bantuan
yang diberikan oleh pemimpin dapat berupa dukungan pimpinan terhadap
bawahan. Thoha (1992 : 282).
Bila manajemen puncak memberi dukungan penuh dalam
pengembangan sistem informasi dan dukungan tersebut dapat diterima
oleh pemakai informasi, maka akan memberikan kepuasan terhadap
pemakai informasi tersebut.
Dukungan manajemen puncak juga memiliki kekuatan dan
berpengaruh untuk mensosialisasikan pengembangan sistem informasi,
yang memungkinkan pemakai untuk berpartisipasi dalam setiap tahap
pengembangan sistem dan berpengaruh pada kepuasan pemakai dalam
Liyagustin (2010 : 37)
Jen (2002) dalam Luciana (2004) mengatakan bahwa dengan
adanya Dukungan Manajemen Puncak yang semakin tinggi dalam proses
untuk pengembangan dan sistem operasinya, keputusan pemakai akan
28
2.3.4 Penga r uh Pr ogr am Pelatihan Dan Pendidikan Pemakai Terhadap
Kiner ja Sistem Infor masi Akuntansi.
Program pelatihan dan pendidikan pemakai pada dasarnya
dirancang untuk meningkatkan prestasi kerja serta memperbaiki kepuasan
kerja.
Menurut Martoyo (2000 : 69), yang dikutip oleh Drs. Manullang
dalam bukunya “Manajemen personalia” menyebutkan faedah nyata dapat
diperoleh dengan adanya progam pelatihan dan pendidikan yang
dilaksanakan oleh organisasi/perusahaan terhadap karyawan, yaitu sebagai
berikut :meningkatkatkan rasa puas karyawan, pengurangan pemborosan,
mengurangi ketidak hadiran dan turn over karyawan, memperbaiki metode
dan sistem kerja, menaikkan tingkat penghasilan, mengurangi biaya-biaya
lembur, mengurangi biaya pemeliharaan mesin-mesin, mengurangi
keluhan-keluhan karyawan, mengurangi kecelakaan kerja, memperbaiki
komunikasi, meningkatkan pengetahuan karyawan, memperbaiki moral
karyawn, menimbulkan kerja sama yang lebih baik.
Teori pendukung dari progam pelatihan dan pendidikan pemakai
(Pace dan Faules, 2006 : 419 - 444) yaitu:
1. Teori rasional dinyatakan oleh Ellis dan Herper (1975)
Teori rasional dinyatakan bahwa perubahan seseorang dipermudah
dengan penyajian masalah-masalah dimana persepsi,kepercayaan
29
dikembangkan dengan menerapkan cara-cara khusus dalam
membicarakan persoalan tersebut.
Pelatihan rasional-emotif disebut sebagai salah satu bentuk terapi.
2. Teori Rasional dinyatakan oleh Ellis dab Herper (1975)
Teori perilaku (Behavioral theory) memiliki asumsi dasar bahwa
perubahan dalam cara orang berperilaku akan dihasilkan lebih efisien
dengan menitik beratkan kepercayaan dan cara berfikir, seperti yang
disarankan teori rasional. Pada kenyataannya, sikap dan fikiran,
internal dapat dipahami dengan mengobservasi dan mengukur perilaku
nyata. Hal tersebut tidak berani perilaku tersebut tidak dipergunakan
oleh proses internal dan berfikir, hal ini sekedar berarti bahwa perilaku
yang dapat observasi adalah focus perhatian. Filosofi perilaku
mengasumsi hubungan perilaku secara khusus menghasilkan hubungan
dengan perubahan dalam berfikir atau bersikap.
3. Teori pengalaman oleh Spinger.
Pendekatan pengalaman (experiental theory)terhadap perubahan
perilaku mendasari atas premis orang lebih percaya akan pengalaman
mereka sendiri daripada pengalaman orang lain. Menurut pandangan
orang ini, orang mengubah perilaku mereka dengan meguji
kepercayaan mereka berdasarkan reaksi mereka terhadap situasi
dimana mereka merasa dorongan emosi yang penting. Dengan
30
yang sadar untuk mencoba cara berperilaku alternative dalam situasi
yang lain.
Jen (2002) dalam Luciana (2004) berpendapat bahwa kinerja SIA
akan lebih tinggi apabila program pelatihan dan pendidikan pemakai
diperkenalkan.
2.3.5 Penga r uh Per tisipasi Pemakai, Tingkat Kemampuan Pemakai SIA,
Dukungan Manajemen Puncak Dan Pr ogram Pelatihan dan
Pendidikan Pemakai Ter hadap Kiner ja Sistem Infor masi Akuntansi.
Jen dalam Luciana (2004) berpendapat bahwa partisipasi pemakai
yang semakin sering akan meningkatkan kinerja SIA dikarenakan adanya
hubungan yang positif antara partisipasi pemakai dengan kinerja SIA.
Jen dalam Luciana (2004) berpendapat bahwa semakin tinggi
tingkat kemampuan pemakai SIA akan meningkatkan kinerja SIA
dikarenakan adanya hubungan yang positif antara tingkat kemampuan
pemakai SIA dengan kinerja SIA.
Jen (2002) dalam Luciana (2004) mengatakan bahwa dengan
adanya Dukungan Manajemen Puncak yang semakin tinggi dalam proses
untuk pengembangan dan sistem operasinya, keputusan pemakai akan
dalam menggunakan sistem yang semakin tinggi pula.
Jen (2002) dalam Luciana (2004) berpendapat bahwa kinerja SIA
31
Untuk memudahkan analisis dan menguji hipotesis, maka dapat
digambarkan dalam suatu kerangka pikir yaitu sebagai berikut :
Uji Regr esi Linea r Ber ganda
Gambar 2.1 Skema Ker angka Pikir
2.4 Hipotesis.
Berdasarkan dari rumusan masalah, uraian teori dan kerangka pikir yang
telah dikemukakan, maka dapat disusun hipotesis sebagai berikut : bahwa
terdapat pengaruh Partisipasi Pemakai, Tingkat Kemampuan Pemakai, X1
Partisipasi pemakai
X2
Tingkat kemampuan pemakai
X3
Dukungan manajemen puncak
X4
Program pelatihan dan pendidikan
Kinerja Sistem Informasi
32
Dukungan Manajemen Puncak, Program Pendidikan Dan Pelatihan
33
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Definisi Operasional Dan Pengukuran Var iabel
3.1.1 Definisi Operasional
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah kinerja sistem
informasi akuntansi sebagai variabel (Y) sedangkan variabel bebasnya
adalah partisipasi pemakai (X1), tingkat kemampuan pemakai SIA (X2),
dukungan manajemen puncak (X3), serta program pelatihan dan
pendidikan pemakai Sistem Informasi Akuntansi (X4).
Definisi operasional dari variabel – variabel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Variabel terikat (Y)
Kinerja sistem informasi akuntansi (Y) yaitu tingkat efektifitas
operasional sistem untuk mengubah data menjadi informasi serta
menyediakan informasi bagi pelaku di dalam maupun di luar
perusahaan. (Liyagustin, 2010)
b. Variabel bebas (X)
1. Partisipasi pemakai (X1)
Partisipasi pemakai merupakan perilaku yang dapat diamati atau
diteliti dari pengguna sistem informasi dalam proses
34
2. Tingkat kemampuan pemakai SIA (X2)
Tingkat kemampuan pemakai SIA pemakai sistem informasi
merupakan tingkat kemampuan yang dimiliki oleh pemakai sistem
informasi, Hadisoebroto (2004 : 254)
3. Dukungan manajemen puncak (X3)
Dukungan manajemen puncak bertanggung jawab terhadap
penyediaan pengarahan secara menyeluruh untuk aktivitas operasi,
Hadisoebroto (2004 : 254)
4. Program pelatihan dan pendidikan pemakai (X4)
Program pelatihan dan pendidikan pemakai merupakan usaha yang
dilakukan oleh perusahaan untuk meningkatkan keahlian,
pemahaman dari sistem informasi yang digunakan, Hadisoebroto
(2004 : 255).
3.1.2 Pengukuran Var iabel
Skala pengukuran data yang digunakan adalah skala interval,
dengan teknik penyusunan skala Semantic Differential Sumarsono (2004 :
25) yang terukur dalam skala (7) tujuh point dengan pola sebagai berikut :
Sangat tidak setuju Sangat setuju
1 2 3 4 5 6 7
35
Beberapa indikator yang digunakan adalah :
a. Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Y)
Variabel ini diukur dengan menggunakan dua indikator yaitu kepuasan
pemakai dan penggunaan sistem sebanyak 11 pertanyaan.
b. Partisipasi pemakai (X1).
Variabel ini diukur dengan menggunakan indikator tingkat partisipasi
pengguna dalam proses pengembangan Sistem Informasi Akuntansi
sebanyak 2 pertanyaan.
c. Tingkat kemampuan pemakai SIA (X2).
Variabel ini diukur dengan menggunakan indikator latar belakang
keahlian yang dimiliki oleh pemakai sebanyak 5 pertanyaan.
d. Dukungan manajemen puncak (X3).
Variabel ini diukur dengan menggunakan indikator tingkat
pemahaman manajemen puncak terhadap sistem informasi,
keterlibatan manajemen puncak dan dukungan manajemen puncak
sebanyak 5 pertanyaan.
e. Program pelatihan dan pendidikan pemakai (X4)
Variabel ini diukur dengan menggunakan indikator keberadaan dan
manfaat fasilitas pelatihan dan pendidikan sebanyak 4 pertanyaan.
Dalam pengukuran variabel digunakan kuesioner yang diambil dari
36
3.2 Teknik Penentuan Sampel
3.2.1 Populasi.
Populasi menurut Sumarsono (2004 : 44) merupakan kelompok
subjek atau objek yang memiliki cirri – cirri atau karakteristik –
karakteristik tertentu yang berbeda dengan kelompok subjek atau objek
yang lain. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh
karyawan bagian operasional dan bagian umum PT. SATRIA MAHA
KARYA yang terlibat dalam penggunaan Sistem Informasi Akuntansi dan
tercatat sebanyak 28 orang.
3.2.2 Sampel
Menurut Sumarsono (2004 : 25) sample adalah bagian dari sebuah
populasi yang mempunyai ciri dan karakteristik yang sama dengan
populasi tersebut. Teknik penentuan sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sensus, jadi semua populasi adalah sampel. Sensus
atau sampling jenuh adalah penentuan sampel bila semua anggota populasi
sebagai sample. Hal ini dilakukan bila populasi kurang dari 30 orang.
(Sugiyono, 2002 : 81).
Berdasarkan ketentuan diatas maka jumlah sampel yang digunakan
37
3.3 Teknik pengumpulan data
3.3.1 J enis data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer
yang diperoleh langsung melalui survey dan wawancara langsung.
3.3.2 Sumber data
Sumber data yang diambil peneliti berasal dari obyek yang diteliti
yaitu seluruh karyawan bagian operasional dan bagian umum PT. SATRIA
MAHA KARYA yang terlibat dalam penggunaan Sistem Informasi
Akuntansi.
3.3.3 Pengumpulan data
Pengumpulan data yang dilakukan untuk memperoleh data primer yaitu :
1. Wawancara
Wawancara yang dilakukan dengan cara tanya jawab langsung kepada
pejabat berwenang untuk mendapatkan penjelasan sepenuhnya
terutama yang berhubungan dengan variabel – variabel yang
digunakan dalam penelitian ini.
2. Dokumentasi
Dalam penelitian juga dilakukan pengumpulan dokumen – dokumen
38
3. Kuesioner
Teknik pengumpulan data dengan cara mengajukan daftar pertanyaan
yang disusun rapi dan terstruktur, tertulis kepada responden untuk diisi
menurut pendapat pribadi sehubungan dengan masalah yang diteliti
kemudian tiap jawaban diberikan nilai. Daftar pertanyaan diserahkan
kembali sesuai dengan batas waktu yang telah ditetapkan oleh peneliti.
4. Observasi
Merupakan paket yang tercakup dalam proses wawancara dan
pengumpulan data yang tercatat dalam dokumentasi.
3.4 Uji Kualitas Data
3.4.1 Uji Validitas
Menurut Soemarsono (3004 : 31), Uji validitas digunakan untuk
mengetahui sejauh mana alat pengukur itu (kuesioner) mengukur apa yang
diinginkan valid atau tidaknya alat ukur yang tersebut dapat diuji dengan
mengkorelasikan antara skor yang diperoleh antara pada masing – masing
butir pertanyaan dengan skor total yang diperoleh dari penjumlahan semua
skor pertanyaan.
Koefisien masing – masing item kemudian dibandingkan dengan nilai r
kritis dengan kriteria pengujian sebagai berikut :
a. Jika nilai r hitung > 0,30 berarti pernyataan valid
39
3.4.2 Uji Reabilitas
Menurut Ghozali (2006 : 41) reabilitas sebenarnya adalah alat
untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel
atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan riabel atau handal jika jawaban
kuesioner seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari
waktu – waktu. Formula yang digunakan untuk menguji reabilitas
instrument dalam penelitian ini adalah koefisien alfa dari cronbach Alpha.
Dan kriteria pengujian sebagai berikut :
a. Jika nilai Alpha > 0,60 berarti pertanyaan reliable
b. Jika niali Alpha < 0,60 berarti pertanyaan tidak reliable.
1.4.3 Uji Nor malitas
Menurut Sumarsono (2004 : 40) uji normalitas digunakan untuk
mengetahui apakah suatu data mengikuti sebaran normal atau tidak. Untuk
mengetahui apakah data tersebut mengikuti sebaran normal dapat
dilakukan dengan metode Kolmogrov Smirnov.
Dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :
a. Nilai probabilitas > 0,05 berarti data tersebut berdistribusi normal.
b. Nilai probabilitas < 0,05 berati data tersebut tidak berdistribusi
40
3.5 Analisis Asumsi Kla sik
Untuk mendukung keakuratan hasil model regresi, maka perlu
dilakukan penelusuran terhadap asumsi klasik meliputi asumsi
multikolonieritas, heterokodesitas dan autokorelasi.
1. Uji Multikolonier itas.
Menurut Ghozali (2006 : 95) uji multikorelasi bertujuan untuk
menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar
variabel bebas (independen). Model regresi yang baik tidak terjadi
korelasi diantara variabel independen.
Multikolonieritas dapat dilihat dari (1) nilai tolerance dan (2)
nilai variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan
setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel
lainnya. Dalam pengertian sederhana setiap variabel independen
menjadi variabel dependen (terikat) dan diregres terhadap variabel
independen lainnya. Tolerance ( 1-Rj2) mengukur valiabilitas variabel
independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel
independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang sama dengan nilai VIF
tinggi (karena VIF = 1/tolerance). Nilai cut off yang umum dipakai
untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai tolerance ≤
0,10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10. Setiap peneliti harus
menentukan tingkat kolonieritas yang masih dapat ditolerir (Ghozali,
41
2. Uji Heter oskodesitas.
Menurut Ghozali (2006 : 105), Uji heterokodesitas bertujuan
untuk menguji apakah model dalam regresi terjadi ketidaksamaan
variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika
variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka
dapat disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut
heteroskodesitas.
Menurut Santoso (2001 : 208) untuk mendeteksi adanya
heteroskodesitas adalah :
- Nilai probabilitas > 0,05 berarti bebas dari hetesrokodesitas.
- Nilai probabilitas < 0,05 berarti terkena dari heteroskodesitas.
3.6 Tek nik Analisis Data Dan Uji Hipotesis
3.6.1 Tek nik Analisis Data.
Analisis Regr esi Linear Ber ganda.
Berdasarkan tujuan dan hipotesis penelitian di atas, maka teknik
analisis digunakan adalah analisis linear berganda dengan alasan bahwa
metode ini dapat digunakan sebagai variabel model prediksi terhadap satu
variabel dependen dengan beberapa variabel independent dengan
persamaan sebagai berikut :
42
Keterangan :
Y = Kinerja Sistem Informasi Akuntansi
β0 = Konstanta
β1 X1 = Partisipasi pemakai
β2 X2 = Tingkat kemampuan pemakai SIA
β3 X3 = Dukungan manajemen puncak
β4 X4 = Program pelatihan dan pendidikan pemakai
ei = Faktor kesalahan baku
(Anonim, 2011 : L-21)
3.6.2 Uji Hipotesis
3.6.2.1Uji F
Uji f digunakan untuk menguji cocok atau tidaknya model regresi yang
dihasilkan guna mengetahui pengaruh – pengaruh variabel – variabel
independen (X) terhadap variabel dependen (Y) dengan prosedur sebagai
berikut :
a. H0 : βi = 0, dimana i = 1,2,3 (X1, X2, X3, X4 secara bersama
tidak berpengaruh terhadap Y)
b. H0 : βi ≠ 0, dimana i = 1,2,3 (X1, X2, X3, X4 secara bersama
berpengaruh terhadap Y)
c. Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikansi 0,05 dengan
43
d. Dengan F hitung sebesar :
F hit = R (k – 1)
(1 - R)(n – k)
(Anonim, 2011 : L-21)
e. Kriteria pengujian adalah sebagai berikut :
Ho diterima, Ha ditolak jika nilai signifikansi > 0,05
Ho ditolak, Ha diterima jika nilai signifikansi < 0,05
Koefisien Deter minasi pada Regr esi Linea r.
Koefisien determinasi pada regresi linear sering diartikan sebagai
seberapa besar kemampuan semua variabel bebas dalam menjelaskan
varians dari variabel terikatnya. Secara sederhana koefisien determinasi
dihitung dengan mengkuadratkan Koefisien Korelasi (R). Sebagai contoh,
jika nilai R adalah sebesar 0,80 maka koefisien determinasi (R Square)
adalah sebesar 0,80 x 0,80 = 0,64. Berarti kemampuan variabel bebas
dalam menjelaskan varians dari variabel terikatnya adalah sebesar 64,0%.
Berarti terdapat 36% (100%-64%) varians variabel terikat yang dijelaskan
oleh faktor lain. Berdasarkan interpretasi tersebut, maka tampak bahwa
nilai R Square adalah antara 0 sampai dengan 1.
Penggunakan R Square (R Kuadrat) sering menimbulkan
44
penambahan variabel bebas dalam suatu model. Hal ini akan menimbulkan
bias, karena jika ingin memperoleh model dengan R tinggi, seorang
penelitian dapat dengan sembarangan menambahkan variabel bebas dan
nilai R akan meningkat, tidak tergantung apakah variabel bebas tambahan
itu berhubungan dengan variabel terikat atau tidak.
Oleh karena itu, banyak peneliti yang menyarankan untuk
menggunakan Adjusted R Square. Interpretasinya sama dengan R Square,
akan tetapi nilai Adjusted R Square dapat naik atau turun dengan adanya
penambahan variabel baru, tergantung dari korelasi antara variabel bebas
tambahan tersebut dengan variabel terikatnya. Nilai Adjusted R Square
dapat bernilai negatif, sehingga jika nilainya negatif, maka nilai tersebut
dianggap 0, atau variabel bebas sama sekali tidak mampu menjelaskan
varians dari variabel terikatnya.
Sumber: www.konsultanstatistik.com
3.6.2.2Uji t
Uji t digunakan untuk menguji pengaruh variabel X terhadap variabel Y
secara parsial. Adapun prosedurnya sebagai berikut :
a. H0 : β1 = β2 = β3 = β4 = 0 (tidak terdapat pengaruh X1, X2, X3,
X4 terhadap Y)
b. H0 : β1 = β2 = β3 = β4 ≠ 0 (terdapat pengaruh X1, X2, X3, X4
45
c. Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikansi 0,05 dengan
derajat bebas [n-k], dimana n = jumlah pengamatan dan k = jumlah
variabel.
d. Dengan nilai t hitung :
t hit = bj
Se (bj)
(Anonim, 2011 : L-21)
e. Kriteria pengujian adalah sebagai berikut :
Ho diterima, Ha ditolak jika nilai signifikansi > 0,05
46
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskr ipsi Obyek Penelitian
4.1.1 Sejar ah PT. Satr ia Maha Kar ya
PT Satria Maha Karya adalah badan usaha milik swasta yang
bergerak dibidang jasa penyedia dan pengelola tenaga kerja yang dikelola
oleh tenaga-tenaga profesional yang ahli dibidangnya, guna menunjang di
bursa kerja dan pelayanan kepada klien / pemakai jasa.
PT Satria Maha Karya berdiri pada tanggal 10 November 2006,
dengan Akte Notaris dari Ni Made Diestriana Dwiwahyuni, S.H.
Walaupun usia perusahaan masih terbilang cukup muda namun kinerja
perusahaan bisa dikatakan cukup baik, karena setiap tahunnya mitra kerja
yang bergabung selalu bertambah, karena hal ini dilandasi oleh nilai-nilai
perusahaan yang menerapkan :
1. Integritas
Bersikap loyalitas, kedisiplinan, jujur dan tanggung jawab, atas
setiap tindakan dan kewajiban, baik sebagai perusahaan
maupun sebagai individu.
2. Orientasi Pelayanan
Mengut