• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1 702010133 Full text

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T1 702010133 Full text"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

Penggunaan Metode Student Teams Achievement Divisions (STAD)

Berbantuan Video Tutorial Di SMK Pelita Salatiga

Laporan Penelitian

Diajukan kepada

Fakultas Teknologi Informasi

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Komputer

Oleh :

Adi Prasetyo Wicaksono

NIM : 702010133

Widya Damayanti S.Pd., M.Sc.

Martin Setyawan ST., M.Cs.

Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga

(2)

Penggunaan Metode Student Teams Achievement Divisions (STAD)

Berbantuan Video Tutorial Di SMK Pelita Salatiga

Laporan Penelitian

Diajukan kepada

Fakultas Teknologi Informasi

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Komputer

Oleh :

Adi Prasetyo Wicaksono

NIM : 702010133

Widya Damayanti S.Pd., M.Sc.

Martin Setyawan ST., M.Cs.

Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)

Penggunaan Metode Student Teams Achievement Divisions (STAD) Berbantuan Video Tutorial Di SMK Pelita Salatiga

1

Adi Prasetyo Wicaksono 2Widya Damayanti S.Pd., M.Sc. 3Martin Setyawan ST., M.Cs. Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia

Emai : 1) 702010133@student.uksw.edu, 2)widya.damayanti@staff.uksw.edu, 3) martin.setyawan@gmail.com

Abstract

Results are expected by the subjects Computer Skills and Information Management (KKPI) in particular operate software maker presentation (Microsoft Power Point) is the students can operate, present and know the function of the tools-tools of the Microsoft power point. The purpose of this study was to determine whether the method of Student Teams Achievement Divisions (STAD) aided tutorial video can be used in the lesson KKPI class X SMK Pelita Salatiga. This study uses quantitative methods and the use of an experimental model. The results showed an increase in the value of the average student. The results of this study indicate that the method STAD-aided video tutorial can be used on the course from KKPI class X SMK Pelita Salatiga shown from the average value of the initial drawn from pretest 60.00 into 79.36 when postest increased by 19:36% by the number of students whose value meets the KKM reach 22 (90.9%). It can be concluded that the use of video-assisted tutorials STAD method can be used on the course from KKPI class X SMK Pelita Salatiga.

Keywords: cooperative methods Student Teams Achievement Divisions (STAD), Video

Tutorials, increase in the value of students

Abstrak

Hasil yang diharapkan melalui matapelajaran Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI) khususnya mengoperasikan software pembuat presentasi (Microsoft Power Point) adalah siswa dapat mengoperasikan, menyajikan dan mengetahui fungsi dari tools-tools yang ada pada Microsoft power point. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah metode Student Teams Achievement

Divisions (STAD) berbantuan video tutorial dapat digunakan pada matapelajaran KKPI

kelas X di SMK Pelita Salatiga. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan penggunaan model eksperimen. Hasil penelitian menunjukan adanya peningkatan nilai rata-rata siswa. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa metode STAD berbantuan video tutorial dapat digunakan pada matapelajaran KKPI kelas X di SMK Pelita Salatiga ditunjukkan dari nilai rata-rata awal yang diambil dari pretest 60.00 menjadi 79.36 saat

postest meningkat sebesar 19.36% dengan jumlah siswa yang nilainya memenuhi KKM

mencapai 22 orang (90.9%). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode STAD berbantuan video tutorial dapat digunakan pada matapelajaran KKPI kelas X di SMK Pelita Salatiga.

Kata Kunci : metode kooperatif tipe Student Teams Achivement Divisions (STAD),

Video Tutorial, Peningkatan nilai siswa.

1

Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Jurusan Teknik Informatika dan Komputer, Universitas Kriten Satya Wcana

(10)

1 1. Pendahuluan

Permasalahan yang dihadapi oleh guru di SMK Pelita Salatiga adalah rendahnya nilai siswa pada mata pelajaran Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI). Dari nilai UAS semester 1, rata-rata nilai dari 22 siswa di kelas X Perhotelan adalah 64,5. Sebagian besar siswa merasa sulit untuk memahami materi yang disampaikan oleh guru. Rendahnya nilai siswa tersebut dapat dilihat dari nilai UAS semester 1 siswa kelas X Perhotelan. Bila dibandingkan dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) 70. Dari 22 siswa di kelas X Perhotelan hanya 10 (45.5 %) siswa yang nilainya memenuhi KKM, sementara nilai dari 12 siswa lainnya (55.5%) masih berada dibawah KKM dan harus melakukan remidi.

Hasil yang diharapkan melalui mata pelajaran KKPI khususnya

Microsoft Power Point 2007 siswa dapat mengoperasikan perangkat lunak

pembuat presentasi untuk menyajikan presentasi dalam bentuk slide. Mampu menggunakan perangkat lunak pembuat presentasi sebagai hasil belajar KKPI artinya siswa memiliki pengetahuan mengenai fungsi dari tools-tools yang ada pada Microsoft power point 2007 dan terampil menggunakannya. Proses pembelajaran KKPI diharapkan siswa dapat memahami materi yang disampaikan guru dan siswa dapat meningkatkan pemahaman materi yang disampaikan guru dengan cara praktikum. Guru harus mampu mengarahkan anak didiknya agar mereka mau dan mampu menerapkan pengetahuan yang telah diraihnya [1]. Pada pembelajaran KKPI pengembangan dan penerapan pengetahuan serta keterampilan dilakukan melalui kegiatan praktikum.

Dari hasil wawancara dengan murid dan guru mata pelajaran KKPI dan juga dari hasil observasi secara langsung di SMK Pelita Salatiga metode pembelajaran yang digunakan menggunakan metode konvensional. Penerapan metode pembelajaran konvensional yang cenderung menghafal menghasilkan siswa yang tidak dapat mengembangkan kemapuannya karena pembelajaran hanya terpaku pada guru dan buku pegangan saja. Penggunaan metode konvensional juga akan mengakibatkan siswa menjadi lebih cepat bosan dan akhirnya mengakibatkan siswa tidak memperhatikan pnjelasan materi oleh guru dan lebih memilih untuk melakukan aktifitas-aktifitas lain diluar pembelajaran seperti main game, main hp, ngobrol dengan teman, tidur, dan lain sebagainya. Oleh karena itu diperlukan metode pembelajaran yang dibantu dengan penggunaan media untuk memfasilitasi pembelajaran agar bisa mengatasi permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam proses pembelajaran dan akhirnya mampu meningkatkan nilai sebagai siswa.

(11)

2

juga dapat menjadi fasilitas belajar bagi peserta didik dan bisa juga dijadikan sebagai ganti guru dalam menjelaskan materi [2].

Alasan pemilihan media video tutorial ini adalah, bahwa jika dibandingkan dengan media cetak yang berupa buku teks, media video lebih menarik perhatian siswa karena dilengkapi dengan gambar bergerak yang menyerupai gambar asli, efek suara dan grafis berupa tulisan sebagai penjelas[3]. Meskipun tanpa menggunakan media video seorang guru tetap dapat mendemonstrasikan materi hadapan siswa pada saat kegiatan praktik, namun dengan penggunaan video guru dapat memusatkan perhatian melalui tayangan video pada gerakan-gerakan tertentu. Hal ini mudah dipahami karena video mampu menampilkan gambar dengan dekat, sehingga gambar normal akan mempunyai kesan berubah menjadi lebih besar, lebih dekat, dan lebih jelas[4]. Jika dalam sebuah pembelajaran guru menggunakan alat bantu visual berupa gambar, diagram, melihat video, maka pemahaman materi yang diingat siswa mencapai 30%. Jika siswa dilibatkan dalam diskusi maka hasil materi yang diingat 50%, dan jika mempresentasikan hasil diskusi tersebut maka hasil materi yang diingat 70%. Sedangkan pembelajaran yang menekankan pada bermain peran, melakukan simulasi serta mengerjakan hal yang nyata, siswa dapat mengingat materi 90% [5]. Itulah alasan mengapa dalam penelitian ini digunakan metode STAD yang dibantu dengan media video tutorial.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penggunaan metode kooperatif STAD berbantuan video tutorial dapat digunakan pada matapelajaran KKPI kelas X SMK Pelita Salatiga dan akhirnya mampu meningkatkan nilai siswa pada matapelajaran KKPI di kelas X SMK Pelita Salatiga. Sementara itu Manfaat penelitian ini adalah :

1.1Bagi Guru

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan metode dan media dalam mengajar.

1.2Bagi Siswa

Dengan digunakannya metode pembelajaran STAD menggunakan video tutorial ini diharapkan mampu meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi mengoperasikan perangkat lunak pembuat presentasi (Microsoft Power Point) dan meningkatkan nilai siswa pada mata pelajaran KKPI.

2. Tinjauan Pustaka

Penelitian yang dilakukan oleh Rini tentang perbedaan hasil belajar siswa dengan menggunakan model kooperatif tipe STAD berbasis macromedia flash dan pembelajaran konvensional pada materi pokok impuls dan momentum di SMK Negeri 1 Stabat T.P. 2012/2013. Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa di kelas eksperimen hasil belajar Fisika mengalami peningkatan dari rata-rata pretest 37,1 menjadi 78,8 dalam kategori baik [6]. Penelitian yang dilakukan oleh Ni Putu Sinta Arjani, Made Suryadi, dan I Nyoman Suditha tentang Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Student

(12)

3

Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa. Hasil dari penelitian adalah adanya peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa dari siklus I dan siklus II. Aktivitas belajar siklus I adalah 73,15% dan siklus II adalah 81,57%. Dari data tersebut aktivitas siswa meningkat sebesar 8,42 %. Hasil belajar siswa siklus I sebesar 76,31 % dan siklus II 80,737 %. Dari data hasil belajar siswa meningkat sebesar 4,421 %. Jadi, penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada mata pelajaran geografi kelas X.2 SMA Negeri 1 Tegallalang dapat diterapkan [7]. Penelitian yang ketiga adalah penelitian yang dilakukan oleh Suherni tentang Penerapan Metode Kooperatif STAD Kolaborasi Edmodo Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI Pada Mata Pelajaran Sistem Komputer Di SMK Tarunatama Getasan Kabupaten Semarang. Hasil penelitian menunjukan rata-rata peningkatan hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Peningkatan rata-rata untuk kelas eksperimen 36,11% dan kelas kontrol 29,46%. Selisih nilai kelas eksperimen dan kontrol adalah 6,94%. Selama proses pembelajaran, siswa dapat menerima perbedaan individu terlihat dari kerjasama kelompok dan dapat mengembangkan keterampilan sosial [8].

Tabel 1. Perbandingan Penelitian Terdahulu dan Penelitian Yang Dilakukan

Peneliti/ Tahun

Mata Pelajaran

Responden Model Media

Rini, 2013 FISIKA SMK Kelas X STAD Macromedia Flash Arjani, dkk.,

2012

Geografi SMA Kelas X STAD Komputer

Suherni, 2014 Sistem Komputer

SMK Kelas XI STAD Edmodo

Wicaksono, 2015 KKPI SMK Kelas X STAD Video Tutorial

Dari tabel diatas dapat dilihat persamaan dan perbedaan penelitian terdahulu dan penelitian yang dilakukan adalah sama-sama meneliti tentang hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran STAD. Perbedaan penelitian yang akan dilakukan dengan ketiga penelitian terdahulu adalah jenis mata pelajaran, responden siswa yang digunakan dan juga media yang digunakan.

(13)

4

Tabel 2. Menghitung Skor Individu [7]

No Nilai Tes Skor Perkembangan

1 Lebih dari 10 poin dibawah skor dasar 0 poin 2 10 sampai 1 poin dibawah skor dasar 10 poin 3 Skor 0 sampai 10 poin di atas skor dasar 20 poin 4 Lebih dari 10 poin di atas skor dasar 30 poin 5 Pekerjaan sempurna (tanpa melihat skor dasar) 30 poin

Tabel 3. Menghitung Skor Kelompok [7]

Rata – rata Predikat

0 < 5

5 < 15

15 < 25

25 < 30

-

Tim baik

Tim hebat

Tim super

Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan belajar [11].

(14)

5

selayaknya memantau kualitas kemajuan belajar tutee dengan mengarahkan kajian sampai pada taraf pengetian yang mendalam [14].

Penggunaan metode pembelajaran yang dikombinasikan dengan penggunaan media yang tepat akan mampu meningkatkan pemahaman dan daya ingat siswa yang lebih besar terhadap materi yang disampaikan oleh guru. Sesuai dengan besarnya presentasi daya ingat siswa terhadap materi yang disampaikan oleh guru melalui kerucut pengalaman dari Wyatt dan Looper yang digambarkan sebagai berikut [15]:

Gambar 1. Kerucut Pengalaman dari Wyatt dan Looper

Berdasarkan gambar kerucut pengalaman tersebut, tampak jika metode ceramah mendominasi pembelajaran, maka siswa hanya mendengarkan saja dan hasilnya materi yang diingat 20%. Jika guru menggunakan alat bantu visual berupa gambar, diagram, melihat video, maka hasil materi yang diingat 30%. Jika siswa dilibatkan dalam diskusi maka hasil materi yang diingat 50%, dan jika mempresentasikan hasil diskusi tersebut maka hasil materi yang diingat 70%. Sedangkan pembelajaran yang menekankan pada bermain peran, melakukan simulasi serta mengerjakan hal yang nyata, siswa dapat mengingat materi 90%. Oleh karena itu dalam penelitian ini akan memaksimalkan penggunaan metode STAD berbantuan dengan media video tutorial dalam kegiatan pembelajaran. Penggunaan video dalam strategi pembelajaran STAD pada penelitian ini dimaksudkan untuk memudahkan siswa dalam memahami materi pada mata pelajaran TIK yang selama ini sulit dipahami oleh siswa. Tujuan lainnya adalah untuk meningkatkan keaktifan siswa, melibatkan siswa dalam pembelajaran sehingga suasana kelas menjadi lebih hidup dan persentase materi yang diingat siswa lebih tinggi.

Hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi, yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan situasi saat terealisasikannya bahan pelajaran[16]. Hasil belajar adalah perubahan perilaku, keterampilan, pengetahuan, sikap dan cita-cita siswa setelah siswa tersebut mengalami aktivitas belajar yang mengacu pada tujuan instruksional dari pelajaran.

(15)

6

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif, metode ini dipilih dikarenakan data yang nantinya dibutuhkan dalam penelitian ini adalah nilai siswa yang berupa angka-angka dan juga untuk menunjukkan bahwa STAD berbantuan media video tutorial bisa digunakan dalam matapelajaran KKPI dengan baik. Metode kuantitatif merupakan suatu metode ilmiah yang berisi data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik[17]. Model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah model eksperimen. Alasan pemilihan model eksperimen adalah untuk mengetahui tentang keberhasilan penggunaan metode STAD menggunakan media video tutorial dan siswa yang belajar dan membandingkan hasilnya dengan pembelajaran yang menggunakan metode konvensional pada mata pelajaran Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI) di SMK Pelita Salatiga. Pada penelitian ini, kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol sama-sama diberikan pretest dan posttest.

Penelitian dilaksanakan di SMK Pelita Salatiga yang beralamat di Jalan Hasanudin gang Mangga, Desa Mangunsari, Kecamatan Sidomukti, Salatiga, Kabupaten Semarang Jawa Tengah. Populasi dari penelitian adalah siswa kelas X di SMK Pelita Salatiga yang memperoleh pelajaran KKPI. Kelas X Perhotelan dan kelas X Akuntansi Pemasaran akan digunakan sebagai sampel dengan jumlah siswa masing-masing kelas 22 siswa. Pemilihan kedua kelas berdasarkan nilai UTS semester 1. Kelas X Perhotelan digunakan sebagai kelas eksperimen dan kelas X Akuntansi Pemasaran digunakan sebagai kelas kontrol. Kedua sampel ini dipilih berdasarkan nilai UAS semester 1.

Pengumpulan data penelitian menggunakan observasi, tes dan angket. Observasi dilakukan untuk menemukan data dan informasi dengan pengamatan dan mengetahui secara keseluruhan kegiatan proses pembelajaran. Sedangkan tes dijadikan acuan untuk mengetahui hasil belajar siswa. Observasi dilakukan sebelum penelitian atau sebelum diberikan treatmen kepada kelas eksperimen. Observasi disini dilakukan dengan cara mengamati langsung pembelajaran dikelas yang dipimpin oleh guru, hal ini dilakukan untuk menemukan kendala atau permasalahan yang nantinya akan dijadikan sebagai bahan penelitian. Untuk mengetui hal apa saja yang diamati dalam observasi, digunakan lembar pedoman observasi yang digunakan sebagai pedoman pengamatan pada saat dilaksanakan obeservasi.

Table 4. Pedoman observasi [13]

No Aspek yang Diamati Deskripsi Hasil Pengamatan

A Perangkat Pembelajaran 1 Kurikulum

2 Satuan Pelajaran 3 Rencana

Pembelajaran B Proses Pembelajaran 1 Membuka Pelajaran

2 Metode dan

(16)

7 6 Teknik Bertanya

7 Teknik Penguasaan Kelas

8 Penggunaan Media 9 Evaluasi

10 Menutup Pelajaran C Perilaku Siswa 1 Perilaku siswa di

dalam kelas

Setelah tahap observasi, dilakukan pula wawancara terhadap guru dan siswa. Hal ini dilakukan untuk mengetahui lebih jauh mengenai permasalahan dan kendala yang dialami pada proses pembelajaran. Dengan dilakukannya wawancara langsung kepada guru dan siswa juga dapat diketahui penyebab dari permasalahan dan juga apa saja yang nantinya harus dilakukan pada saat penelitian agar nantinya tidak terjadi permasalahan serupa pada saat penelitian. Wawancara dilakukan dengan menggunakan lembar pedoman wawancara guru dan siswa, berikut adalah lembar pedoman wawancara guru dan siswa.

Tabel 5. Pedoman wawancara guru dan siswa

No Guru Hasil Wawancara

1 Media pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi 2 Metode pembelajaran yang

digunakan dalam pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi 3 Respon siswa dalam kegiatan

pembelajaran

4 Sikap siswa ketika di kelas 5 Fasilitas yang disediakan

sekolah

6 Kendala yang dihadapai guru dan cara mengatasi

7 Cara penilaian 8 Hasil belajar siswa

No Siswa Hasil Wawancara

1 Tanggapan siswa tentang cara guru mengajar

2 Seberapa besar siswa menguasai materi pelajaran 3 Kendala yang dihadapai siswa 4 Pembelajaran yang diinginkan

siswa

(17)

8

Tes dalam penelitian ini, digunakan untuk melihat kemampuan siswa sebelum diberikan perlakuan dan sesudah diberikan perlakuan. Instrumen tes yang dipakai adalah pretest dan posttest dengan soal yang sama, hanya dibedakan pada penomoran soal.

Tabel 6. Kisi-kisi Soal Tes

No Indikator Jumlah Soal

1. Menjelaskan fungsi software presentasi 1

2. Menjelaskan langkah-langkah membuka dan menutup dan membuat lembar kerja baru software presentasi dengan benar

3

3.

Menyimpan file presentasi 2

4. Melakukan editing sederhana dan Memberikan efek yang menarik pada file presentasi

13

5. Menjelaskan cara mencetak file presentasi dalam bentuk slide/drawing, outline, hand out, notes

2

6. Melakukan presentasi dengan menggunakan LCD 1

(18)

9

. Gambar 2. Skema Tahapan Penelitian

Terdapat 3 tahapan dalam proses pembuatan video, yaitu tahap pra produksi, tahap produksi, dan tahap paska produksi. Tahap praproduksi atau perencanaan adalah tahap di mana seorang pengembang menyiapkan segala sesuatu untuk melakukan produksi gambar. Perencanaan yang meliputi penentuan ide atau gagasan, penyusunan Garis Besar Isi Media Video (GBIMV), penyusunan Jabaran Materi Media Video (JMMV). Tahap produksi atau peliputan, pada tahap ini dihasilkan produk berupa gambar dan narasi. Tahap pascaproduksi atau penyuntingan yang meliputi editing, manipulating, subtitling, titling, pemberian ilustrasi dan pemberian efek [15].

Gambar 3. Tahap-tahap pembuatan video

Tahap Pra Produksi :

(19)

10

disekolah. Kemudian dilanjutkan dengan pembuatan RPP dan Silabus, pembuatan RPP dan silabus ini bertujuan agar nantinya isi materi dalam video yang kita buat sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan dalam kelas. Penulisan naskah, yang dilakukan adalah menulis naskah, nantinya naskah akan dibaca dan direkam guna mengisi suara pada video tutorial.

Tahap Produksi

Pembuatan Slide Materi dengan. Kemudian dilanjutkan dengan membuat scren Capture Slide materi. Hasil dari screen capture inilah yang nantinya akan dijadikan video. Merekam suara, naskah yang sudah dibuat pada tahap pra produksi selanjutnya dibaca dan direkam, rekaman suara dari naskah yang berisikan penjelasan materi ini nantinya akan digunakan untuk mengiringi video.

Tahap Paska Produksi

Editing dan rendering video, proses editing video adalah proses

menggabungkan video dengan rekaman suara, backsound musik, pemberian

subtitle, pemotongan video, dan proses-proses lainnya dilakukan pada

proses editing video ini. Setelah video selesai diedit, langkah selanjutnya adalah rendering vide atau penggabungan video. Setelah proses render video selesai, video siap digunakan sebagai media ajar.

(20)

11 4. Hasil dan Pembahasan

Pada penelitian ini, tahap pertama yang dilakukan adalah melakukan observasi. Observasi dilakukan sebelum penelitian atau sebelum diberikan treatmen kepada kelas eksperimen. Observasi disini dilakukan dengan cara mengamati langsung pembelajaran dikelas yang dipimpin oleh guru, hal ini dilakukan untuk menemukan kendala atau permasalahan yang nantinya akan dijadikan sebagai bahan penelitian. Untuk mengetui hal apa saja yang diamati dalam observasi, digunakan lembar pedoman observasi yang digunakan sebagai pedoman pengamatan pada saat dilaksanakan obeservasi. Berikut adalah hasil yang didapat dari tahap observasi.

Tabel 7. Hasil observasi

No Aspek yang Diamati Deskripsi Hasil Pengamatan

A Perangkat Pembelajaran

1 Kurikulum Kurikulum yang digunakan dalam

pembelajaran ini yaitu KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)

2 Satuan Pelajaran Satuan Pelajaran yang digunakan pada mata pelajaran TIK adalah Silabus dan RPP

3 Rencana Pembelajaran RPP yang dibuat dan diajarkan berisi materi “Mengoperasikan Software Presentasi (Microsoft Power Point)”

B Proses Pembelajaran

1 Membuka Pelajaran Pembukaan pelajaran diawali dengan salam, doa dan presensi.

2 Metode dan Penyajian Materi Siswa dibagi kedalam 2 kelompok, 1 kelompok berada di kelas dan 1 kelompoknya lagi berada di lab. Metode yang digunakan oleh guru adalah metode ceramah, demonstrasi dan praktik. Materi disajikan melalui Slide Presentasi.

3 Penggunaan Bahasa Bahasa yang digunakan adalah Bahasa Indonesia dan Bahas Jawa.

4 Penggunaan Waktu Alokasi waktu adalah 2 jam pelajaran yaitu 2x45 menit. Guru datang tepat waktu namun penggunaan waktu kurang efektif, karena kelas dibagi menjadi 2 kelompok dan setiap kelompok hanya memiliki waktu sekitas 40 menit untuk menerima materi dan melakukan praktik

5 Mobilitas Guru tidak terlalu banyak bergerak berkeliling kelas ketika memberikan materi. Guru lebih sering di depan kelas. Dikarenakan guru harus menjelaskan sembari member contoh dengan mendemonstrasikannya melalui computer guru yang ada didepan kelas.

6 Teknik Bertanya Siswa dapat melemparkan pertanyaan secara langsung ketika mendapat kesulitan, kemudian guru mengulangi materi yang diajarkan (bila diperlukan), tidak ada sesi tanya jawab pada akhir pembelajaran.

(21)

12

teman, bermain internet / game melalui computer, dan bermain Hp pada saat guru menerangkan materi.

8 Penggunaan Media Guru hanya menggunakan Slide Presentasi 9 Evaluasi Guru memberikan tugas kepada siswa berupa

tugas praktikum dan tes di akhir pertemuan.

10 Menutup Pelajaran Guru menutup pelajaran dengan Do’a dan Salam.

C Perilaku Siswa

1 Perilaku siswa di dalam kelas Sebagian besar siswa masih banyak yang sibuk mengobrol sendiri dengan teman, bermain internet / game melalui computer, dan bermain Hp pada saat guru menerangkan materi. Hanya beberapa siswa yang focus mendengarkan penjelasan dari Guru.

Setelah tahap observasi, dilakukan pula wawancara terhadap guru dan siswa. Hal ini dilakukan untuk mengetahui lebih jauh mengenai permasalahan dan kendala yang dialami pada proses pembelajaran. Dengan dilakukannya wawancara langsung kepada guru dan siswa juga dapat diketahui penyebab dari permasalahan dan juga apa saja yang nantinya harus dilakukan pada saat penelitian agar nantinya tidak terjadi permasalahan serupa pada saat penelitian. Berikut adalah hasil wawancara terhadap guru dan siswa.

Tabel 8. Hasil wawancara guru dan siswa

No Guru Hasil Wawancara

1 Media pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi

Guru hanya memanfaatkan slide presentasi sebagai media penyampai materi, hal ini di karenakan guru yang mengampu merupakan guru honorer dan juga masih aktif kuliah. Sehingga guru tidak punya waktu apabila harus menyiapkan materi dengan menggunakan media selain slide presentasi dikarenakan terbatasnya waktu yang dimiliki.

2 Metode pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi

Metode pembelajaran yang digunakan adalah metode ceramah yang dikombinasikan dengan metode demostrasi dan praktik.

3 Respon siswa dalam kegiatan pembelajaran

Beberapa siswa merespon pembelajaran dengan baik, meskipun sebagian besar siswa masih belum bias mengikuti fokus pembelajaran.

4 Sikap siswa ketika di kelas Sebagian besar siswa masih banyak yang sibuk mengobrol sendiri dengan teman, bermain internet / game melalui computer, dan bermain Hp pada saat guru menerangkan materi. Hanya beberapa siswa yang focus mendengarkan penjelasan dari Guru.

5 Fasilitas yang disediakan sekolah

(22)

13

dan cara mengatasi siswa tidak memiliki buku pedoman semisal LKS/Buku paket. Guru membagi kelas menjadi 2 kelompok, namun dengan cara ini Guru kurang mampu mengefektifkan waktu mengajar dikarenakan harus membagi kelas menjadi 2 kelompok dan hanya bias memaksimalkan waktu sekitar 40 menit untuk proses pembelajaran di setiap kelompoknya. Selain itu siswa yang tinggal di kelas lebih sering ramai sendiri sehingga mengganggu kelas sebelahnya atau bahkan pergi ke kantin sekolah, hal ini di karenakan mereka dikelas tanpa pengawasan dari guru.

7 Cara penilaian Penilaian yang dilakukan guru melalui nilai sikap dan nilai akademik. Nilai sikap meliputi tingkah laku siswa sedangkan nilai akademik meliputi hasil belajar siswa. lulus Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sedangkan 15 lainnya masih dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

No Siswa Hasil Wawancara

1 Tanggapan siswa tentang cara guru mengajar

Siswa merasa pembelajaran menjadi kurang maksimal dengan cara guru megajar yang begitu-begitu saja dan kurang menarik. Pembelajaran berpusat pada guru sehingga siswa merasa jenuh dan memilih untuk melakukan aktifitas diluar pembelajaran agar tidak mengantuk.

2 Seberapa besar siswa menguasai materi pelajaran

Guru tidak bisa menguasai keseluruhan materi yang sudah diajarkan oleh guru, terutama saat melakukan praktikum, siswa tidak bias mengikuti. 3 Kendala yang dihadapai siswa Siswa sulit menguasai materi yang diajarkan guru,

dikarenakan siswa sulit untuk fokus terhadap pembelajaran.

4 Pembelajaran yang diinginkan siswa

Siswa menginginkan pembelajaran yang lebih efektif dengan memaksimalkan waktu, tidak ada lagi pembagian kelas menjadi 2 kelompok dan lebih ada interaksi antara guru dengan murid, murid dengan murid, dan murid dengan guru. 5 Hasil belajar siswa Masih banyak siswa yang melakukan remidi agar

nilai mereka memenuhi KKM

(23)

14

kemudian setelah soal pretest dikerjakan, guru melakukan evaluasi hasil

pretest.

Tabel 9. Analisis deskriptif statistic skor pretes

Descriptive Statistics siswa pada kelas Eksperimen adalah 60.00 dengan standar deviasi 5,975 dan rata-rata kemampuan awal siswa pada kelas kontrol adalah 64,09 dengan standar deviasi 13,856. Nilai tertinggi dari kelas eksperimen adalah 70 dan nilai terendahnya adalah 45. Sedangkan nilai tertinggi pada kelas kontrol adalah 90 dan nilai terendahnya adalah 35. Kesimpulan yang dapat diambil dari pengujian nilai pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol ternyata memiliki kemampuan awal yang kurang lebih sama dan masih belum memenuhi KKM, sehingga penelitian perlu dilanjutkan.

Nilai yang diperoleh dari Pretest ini yang nantinya digunakan sebagai acuan pembentukan kelompok pada kelas eksperimen. Kelompok dibentuk secara acak oleh guru. Kelas dibagi menjadi 5 kelompok, dengan setiap akelompok terdiri dari 4-5 orang siswa. Kelompok ini nantinya berfungsi sebagai tempar siswa untuk melakukan diskusi dan juga mengerjakan tugas kelompok. Didalam setiap kelompok terdapat satu orang siswa yang bertugas sebagai ketua.

Penelitian pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan sebanyak 4 kali pertemuan. Materi yang diajarkan adalah mengoperasikan perangkat lunak pembuat presentasi. Sebelum melakukan proses pembelajaran, dibuatlah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebagai pedoman guru dalam melaksanakan proses pembelajaran.

Pada tahapan penelitian terdapat perbedaaan penyampaian materi dalam proses pembelajaran antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pada kelompok eksperimen, proses pembelajaran berdasarkan tahapan-tahapan STAD. Berikut adalah langkah-langkah penerapan STAD berbantuan video tutorial pada kelas eksperimen.

Tabel 10. Langkah-langkah penerapan STAD berbantuan dengan video tutorial pada kelas eksperimen

Langkah-langkah STAD

(24)

15

materi Guru menyampaikan materi Keterampilan Komputer dan tutorial ini membuat guru dapat lebih fokus mengawasi siswa dalam proses pembelajaran, siswa yang harus dijawab secara individu

(25)

16

pembelajaran dilakukan dengan memberikan perlakuan menggunakan model STAD.

Pada saat pembelajaran, materi Mengoperasikan Perangkat Lunak Pembuat Presentasi disampaikan oleh guru melalui video tutorial. Siswa terlebih dahulu duduk secara berkelompok. Video tutorial yang diputar memiliki durasi sekitar 7-8 menit setiap videonya. Video diputar berulang sebanyak dua kali dengan tujuan siswa bisa lebih memahami materi yang disampaikan dalam video tutorial. Pada awal pertemuan, masih banyak siswa yang tidak memperhatikan materi yang disampaikan melalui video, hal ini terjadi dikarenakan siswa masih belum terbiasa dengan penyampaian materi melalui video tutorial. Namun hal ini dapat diatasi dengan cara guru terus-menerus mengingatkan siswa dan memberikan peringatan apabila ada siswa yang tidak memperhatikan materi. Setelah siswa mulai terbiasa dengan penjelasan materi dengan video tutorial ini, siswa mulai antusias dan memperhatikan materi yang disampaikan melalui video tutorial. Hal ini juga ditambah dengan adanya cara paraktik dalam video dan pemberian subtitle serta pemberian dubbing suara yang membuat siswa lebih mudah memahami materi karna siswa dapat melihat serta mendengar materi yang disampaikan, yang mana akan membuat materi lebih mudah diingat oleh siswa. Didalam video juga terdapat backsound yang membuat siswa nyaman dan tidak cepat bosan saat menyaksikan video marena diselingi dengan lagu. Setelah siswa menyaksikan video tutorial, guru kemudian memberikan kesempatan kepada setiap siswa untuk bertanya berhubungan dengan materi yang diajarkan saat itu. Disini setiap kelompok berfungsi untuk menampung pertanyaan dari setiap anggotanya dan kemudian setiap kelompok memiliki perwakilan untuk menanyakan hal yang belum dipahami oleh siswa dalam setiap kelompok. Jadi tidak membatasi siswa belajar dan bertanya kepada guru, dan dengan penerapan STAD ini interaksi antara guru dan siswa serta antar siswa lain dapat terjalin.

Setelah siswa mengutarakan pertanyaan, guru menjawab pertanyaan siswa tersebut. Dalam hal ini, guru juga sekaligus memberikan penjelasan ulang mengenai materi yang tadinya sudah disampaikan melalui video. Ini dimaksudkan agar siswa yang tadinya masih belum paham mengenai materi dalam video menjadi lebih paham dengan tambahan penjelasan dari guru. Setelah materi disampaikan melalui video tutorial, kemudian guru memberikan tugas kelompok berupa soal praktikum. Siswa dapat saling berdiskusi dengan kelompoknya untuk menyelesaikan tugas yang telah diberikan. Guru memantau jalannya diskusi kelompok serta membimbing kelompok jika ada yang mengalami kesulitan dan anggota kelompok yang sudah mengerti dapat menjelaskan pada kelompok lain. Seusai diskusi, guru menunjuk perwakilan dari setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya dan hasil akhir dari tugas yang diberikan oleh guru. Kelompok dengan hasil tugas dan presentasi yang terbaik saat akan mendapatkan penghargaan berupa pujian langsung kepada kelompok tersebut.

(26)

17

Tahapan selanjutnya yaitu siswa diberikan kuis untuk mengetahui kemampuan siswa dalam memahami materi yang sudah diberikan. Kuis diberikan diberikan sebanyak dua kali pada pertemuan kedua dan ketiga dalam penelitian, kuis ini dilakukan untuk merivew ulang materi yang sudah siswa pelajari pada pertemuan sebelumnya. Kuis dilakukan dengan cara memanggil siswa secara acak untuk maju kedepan untuk diberikan pertanyaan langsung oleh guru. Dari sini guru dapat mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang sudah guru berikan. Nilai dari kuis ini nantinya juga akan bermanfaat untuk menentukan kelompok mana yang memiliki skor perkembangan tertinggi. Kelompok yang mendapatkan nilai perkembangan tertinggi nantinya akan diberikan penghargaan berupa pujian dan tepuk tangan dari siswa lainnya.

Untuk memberi penghargaan kepada kelompok, dilakukan dengan cara membuat rata-rata skor perkembangan anggota kelompok. Pemberian skor perkembangan kelompok dilakukan dengan menjumlah semua skor perkembangan individu anggota kelompok dan membagi sejumlah anggota kelompok tersebut.

Tabel 11. Perhitungan Skor Perkembangan Individu Kelompok

Kelo mpok

Nomor Siswa

Tes Awal (Nilai Dasar)

Nilai Kuis I

Nilai Kuis II

Rata-rata Nilai Kuis I dan II

(27)

18

Dari tabel dapat dilihat keseluruhan anggota pada masing-masing kelompok mengalami perkembangan hasil belajar yang terlihat dari perbandingan nilai kuis dengan skor dasar (nilai). Total skor individu pada kuis 1 dan 2 menunjukan rata-rata total skor sempurna yaitu 30 karena pada setiap pertemuan siswa belajar dalam kelompok sehingga siswa yang pandai membantu siswa yang kurang pandai. Melalui belajar kelompok tersebut sehingga ketika diberikan kuis individu siswa dapat menjawab setiap pertanyaan kuis individu dengan benar. Total skor kelompok menunjukkan bahwa seluruh tim masuk kategori super team karena hasil pada keseluruhan kelompok menunjukkan rata-rata lebih besar dari skor 21. Artinya setiap anggota kelompok mengalami kenaikan lebih dari 10 poin dari nilai tesnya. Walaupun semua kelompok tergolong super team, terdapat beberapa anak dengan no absen 1,2,9,11,12,14,17,21 pada kelompok 1,2,3,5 yang mengalami penurunan nilai pada kuis kedua sehingga mengakibatkan rata-rata nilai kurang tetapi mengalami peningkatan poin, sehingga masih mendapatkan skor 20 dan30 pada nilai peningkatan.

Tabel 12. Perbandingan nilai rata-rata dari 5 kelompok

(28)

19

kelompok 1 kelompok 2 kelompok 3 kelompok 4 kelompok 5

N Valid 5 5 4 4 4

Missing 0 0 1 1 1

Mean 74.20 75.60 78.50 73.00 75.00

Tahap pemberian penghargaan berdasarkan perolehan skor rata-rata yang dikategorikan menjadi kelompok baik, kelompok hebat dan kelompok super. Pemberian penghargaan kelompok bertujuan untuk memotivasi siswa agar lebih aktif selama menyelesaikan tugas-tugas kelompok sehingga didapatkan kelompok yang kompak. Pemberian penghargaan diberikan berupa pujian langsung kepada kelompok yang terbaik.

Berdasarkan pernyataan di atas keberhasilan dari penelitian ini sangat dipengaruhi oleh bentuk pola kegiatan yang sebagian besar dimiliki model STAD, yaitu siswa bekerja sama dalam kelompok untuk menguasai materi pelajaran, tanggung jawab perorangan, partisipasi dan evaluasi. Sementara itu video tutorial memberikan pemahaman terhadap siswa pada saat melakukan praktikum.

Soal posttest diberikan diakhir rangkaian pembelajaran yakni di pertemuan ke 4, untuk mengetahui pengetahuan siswa setelah mengikuti proses pembelajaran yang diberikan perlakuan berupa metode ceramah dan praktik dan penngunaan model STAD berbantuan dengan media video tutorial. Analisis ini menggunakan hasil nilai posttest pada kelas kontrol (X Akuntansi) dengan kelas eksperimen (X Perhotelan).

Tabel 13. statistic descriptif posttest

Descriptive Statistics

N Min Max Mean Std. Deviation

Nilai postes kelas eksperimen 22 70 90 79.36 5.421 nilai postes kelas control 22 60 90 73.86 9.377

Valid N (listwise) 22

Berdasarkan hasil postest pada tabel 8, menunjukkan nilai rata-rata kemampuan siswa pada kelas kontrol adalah 73.86 dengan standar deviasi 9.377 dan rata-rata kemampuan siswa pada kelas eksperimen adalah 79.36 dengan standar deviasi 5.421. Dapat dilihat pada nilai postest ini nilai rata-rata dari kelas eksperimen 79.36 lebih tinggi dari rata-rata-rata-rata nilai kelas kontrol 73.86, terdapat perbedaan nilai antara kelas eksperimen dan kelas kontrol sebesar 5.5. Nilai tertinggi dari kelas kontrol adalah 90 dan nilai terendahnya adalah 60. Sedangkan nilai tertinggi pada kelas eksperimen adalah 90 dan nilai terendahnya adalah 70.

5. Kesimpulan

(29)

20

Teams Achievement Divisions (STAD) berbantuan dengan video tutorial bisa dikatakan berhasil digunakan di SMK Pelita Salatiga. Hal ini dapat dilihat dari proses belajar yang sudah dilakukan di kelas X Perhotelan. Pada awal pertemuan siswa masih belum terbiasa dengan metode dan penggunaan media, sehingga masih banyak siswa yang kurang memperhatikan dan pembelajaran masih belum efektif. Namun hal ini dapat diatasi dengan cara guru terus-menerus memberikan instruksi dan memperingatkan serta tak segan memberikan peringatan berupa hukuman kepada siswa agar nantinya siswa bisa lebih fokus terhadap penerapan metode STAD dan penggunaan media video tutorial. Selain itu pemberian subtitle,

dubbing suara, serta backsound musik dalam video tutorial sangat membantu

dalam proses penyampaian materi. Pemberian subtitle dan dubbing suara membantu dalam proses pemahaman siswa terhadap materi dan materi yang diselingi backsound musik membuat siswa nyaman dengan materi video dan membuat mereka tidak cepat bosan. Hasil lainnya dari penelitian ini adalah meningkatkan nilai siswa dalam mata pelajaran Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI), dengan materi Mengoperasikan software presentasi (Microsoft Power Point), pada kelas X Perhotelan di SMK Pelita Salatiga. Dari rerata pretest kelas eksperimen bernilai 60,00 dan kelas kontrol bernilai 64,09, dimana diawal pertemuan nilai kelas eksperimen lebih rendah dari kelas kontrol. Kemudian diakhir pertemuan dengan pemberian postest, terjadi peningkatan nilai dan terlihat dari rerata nilai posttest kelas eksperimen bernilai 79,36 lebih tinggi dari kelas kontrol yang bernilai 73,86. Dari kedua kelas terdapat selisih nilai 5,5 menunjukkan perbedaan hasil yang terjadi setelah menerima perlakuan atau treatment. Dari peningkatan rata-rata pada nilai posttest tersebut nampak bahwa pembelajaran menggunakan STAD berbantuan media video tutorial berpengaruh positif terhadap peningkatan nilai siswa. Sementara melalui STAD selama proses pembelajaran siswa dapat menerima perbedaan individu yang terlihat dari kerjasama kelompok dan dapat mengembangkan keterampilan sosial. Berdasarkan nilai kuis, kelompok, dan postest juga dapat diketahui bahwa siswa pada kelas yang dikenai perlakuan dapat mengoperasikan, menyajikan dan mengetahui fungsi dari

tools-tools yang ada pada Microsoft power point dengan baik. Maka dari itu dapat

dikatakan bahwa penerapan metode STAD berbantuan dengan media video tutorial ini berhasil dapat digunakan pada matapelajaran KKPI kelas X di SMK Pelita Salatiga.

6. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka disarankan kepada:

6.1Guru KKPI di SMK Pelita Salatiga agar lebih memperlajari mengenai penerapan metode-metode pembelajaran dan penggunaan media yang nantinya bisa membantu guru dalam proses pembelajaran dan membuat pembelajaran menjadi lebih menarik bagi siswa.

(30)

21 7. Daftar Pustaka

[1] Saki, Asniatin. 2012. Inovasi Pembelajaran Merupakan Ide Perubahan Menuju Peningkatan Kualitas Pembelajaran. Jurnal DIKDAS. 1(1):2.

[2] Anne Fatma dan Sri Ernawati. 2012. Pendekatan Perilaku Kognitif Dalam Pelatihan Keterampilan Mengelola Kecemasan Berbicara Di Depan Umum.

Jurnal Psikologi, Universitas Sahid Surakarta. 1(1): 7.

[3] Hamruni. 2012. Strategi Pembelajaran. Yogyakarta: Insan Madani.

[4] Dasuki, (2006). Perbandingan Penggunaan Metode Ceramah Dan Diskusi Dalam Memahami Pelajaran Aqidah Akhlak di MAN 11 Lebak Bulus Jakarta Selatan.

[5] Tukiran, Taniredja. 2011. Model-model pembelajaran Inovatif, Bandung : Alfabeta.

[6] Wahyuni, Rini, 2013, Perbedaan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Model Kooperatif Tipe STAD Berbasis Macromedia Flash dan Pembelajaran Konvensional pada Materi Pokok Impuls dan Momentum Di SMK Negeri 1 Stabat T.P. 2012/2013.

[7] Rusman, 2011, Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru, Jakarta: Rajawali Pers

[8] Suherni, 2015, Penerapan Metode Kooperatif STAD Kolaborasi Edmodo Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI Pada Mata Pelajaran Sistem Komputer di SMK Tarunatama Getasan Kabupaten Semarang. Universitas Kristen Satya Wacana.

[9] Budiarti, Retno, 2011, Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif

Student Teams Achievement Divisions (STAD) Untuk Meningkatkan

Pemahaman Konsep Siswa Pada Pokok Bahasan Sistem Pencernaan Makanan Kelas XI IPA MAN Sukoharjo . Universitas Sebelas Maret Surakarta.

[10] Slavin, 2011, Cooperative Learning: Teori, Riset dan Praktik, Bandung: Penerbit Nusamedia.

[11] Wibisono, Wawan, 2011, Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Melalui Pemanfaatan Media Video Pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Kelas XI Semester Ganjil di SMK Negeri 6 Semarang

Tahun Pelajaran 2011/2012, Education,

http://library.ikippgrismg.ac.id/docfiles/fulltext/c689 d62088ca8c32.pdf. Diakses tanggal 28 Januari 2014.

[12] Yusufhadi, Miarso, dkk., 1984, Teknologi Komunikasi Pendidikan , Jakarta: Rajawali.

[13] Sadiman, Arief S., 1986, Media Pendidikan (Pengertian,

Pengembangan, dan Pemanfaatannya), Jakarta : penerbit CV. Rajawali.

[14] Risdiawati, Yania. Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Student Teams Achievement Division (STAD) Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS 4 SMA Negeri 1 Imogiri Tahun Ajaran 2011/2012

[15] Sugiyono, 2010, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

(31)

22

[16] Kurniawati, Nuning, Widi, 2014, Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Video Dalam Strategi Pembelajaran Card Sort Pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Kelas VIII DI SMP NEGERI 1 Tuntang. Universitas Kristen Satya Wacana.

Gambar

Tabel 2.  Menghitung Skor Individu [7]
Table 4. Pedoman observasi [13] Deskripsi Hasil Pengamatan
Tabel 5. Pedoman wawancara guru dan siswa Hasil Wawancara
Tabel 6. Kisi-kisi Soal Tes
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sesuai dengan ketentuan dalam Perpres Nomor 70 Tahun 2012, kepada Rekanan yang berkeberatan atas pengumuman ini, Diberikan kesempatan untuk mengajukan sanggahan secara

Mevlânâ, gençken manevî terbiye yoluna girmeyi avantajla rıyla birlikte şöyle anlatır.. rıyla birlikte

Restuti &amp; Nathaniel (2012) menyatakan bahwa banyak perusahaan melakukan pengungkapan informasi pertanggungjawaban sosial atau Corporate Sosial Responsibility

rahmat, karunia, hidayah dan kasih sayang-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Model Kepemimpinan pada Oraganisasi Militer Perspektif

Analisis usaha budidaya ikan nila per satu kali panen dilihat dari nilai R/C rasio pada usaha pembenihan, pembesaran dan pemancingan secara berurutan yaitu 1,183, 1,096 dan

Berdasarkan kegiatan perencanaan pembelajaran pada siklus 1 pertemuan 2 yang dilaksanakan dengan acuan perencanaan dari guru/peneliti (IPKG 1), maka didapat hasil

Whilst in 2005, the classification is based on Bank Indonesia Regulation No.7/2/PBI/2005 dated January 20, 2005 regarding Asset Quality Rating For Commercial Banks (PBI 7).

independent sample t-test variansi homogen, nilai p=0,000 (p&lt;0,05) menunjukkan perbedaan yang bermakna. Sedangkan jumlah pembuluh darah pada hari ke-7, terlihat