• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONTRIBUSI SIKAP SISWA TERHADAP KEPATUHAN DALAM PENDIDIKAN OLAHRAGA KEPADA PRESTASI BELAJAR DALAM PROGRAM INTI: Studi Deskriptif-Analitis terhadap Siswa-siswa SMA Negeri se-Kodya Bandung pada Tahun 1988.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KONTRIBUSI SIKAP SISWA TERHADAP KEPATUHAN DALAM PENDIDIKAN OLAHRAGA KEPADA PRESTASI BELAJAR DALAM PROGRAM INTI: Studi Deskriptif-Analitis terhadap Siswa-siswa SMA Negeri se-Kodya Bandung pada Tahun 1988."

Copied!
67
0
0

Teks penuh

(1)

PENDIDIKAN OLAHRAGA KEPADA PRESTASI BELAJAR

DALAM PROGRAM INTI

(Studi Deskriptif-Analitis terhadap Siswa-siswa SMA Negeri

se-Kodya Bandung pada Tahun 1988)

TESIS

Diajukan kepada Panitia Ujian Tesis

Institut Keguruan dan llmu Pendidikan Bandung

untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Program Pasca Sarjana

Bidang Studi Pendidikan Umum

Oleh :

TEDDY WIRATNO

494/G/XVI-8

PROGRAM PASCASARJANA

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(2)

Halaman

RATA PENGANTAR i

UCAPAN TERIMA KASIH iii

DAFTAR ISI vi

DAFTAR GAMBAR viii

DAFTAR TABEL ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Perumusan Masalah 10

C. Tujuan Penelitian 12

D. Kegunaan Penelitian 13

E. Variabel Penelitian 13

F. Garis-Garis Besar Pembahasan Masalah 15

BAB II LANDASAN TEPROTIS PEMBENTUKAN PRESTASI BELAJAR DIHUBUNGKAN DENGAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

A. Posisi Kepatuhan Siswa dalam

Hubung-annya dengan Prestasi Belajar 17 B. Landasan Teoritis tentang Prestasi

Belajar 22

1. Pengertian tentang Belajar 22

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Prestasi Belajar 24

3. Pengertian tentang Prestasi

Belajar 29

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Prestasi Belajar 31

C. Hubungan antara Kepatuhan Siswa

dengan Prestasi Belajar 35

1. Pengertian Kepatuhan 35

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Disiplin 41

D. Pendidikan Olahraga sebagai Salah

Satu Upaya untuk Meningkatkan Sikap /

Kepatuhan 44

1. Kajian Penyampaian Bidang Studi

Pendidikan Olahraga di SMA 44

(3)

a. Usaha-usaha Preventif 50

b. usaha-usaha Korektif 50

E. Norma dari nilai Pendidikan Olahraga

bagi Pengembangan Pendidikan 51

1. Sumber-Sumber Nilai di Sekolah ... 52

2. Nilai-nilai Pendidikan Olahraga

bagi Peningkatan Kepatuhan 54

3. Norma dan Nilai Pendidikan Olah

raga bagi Pengembangan Pendidikan. 56

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

A. Langkah-langkah Penelitian 58

B. Asumsi Penelitian 59

C. Hipotesis Penelitian 60

D. Populasi dan Sampel 61

E. Prosedur Penentuan Sampel 64

F. Metode Penelitian 66

G. Penjabaran Konsep-Konsep Teoritis,

Empiris dan Analitis 70

H. Alat Pengumpul Data 72

I. Pemberian Skor Alat Ukur 73

J. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur. 75

1. Uji Validitas Alat Ukur . . 76 2. Uji Reliabilitas Alat Ukur 80

K. Teknik Analisis Data 82

BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN, PENGOLAHAN DATA

DAN HASIL PENELITIAN

A. Persiapan Pengumpulan Data 83

B. Pelaksanaan Pengumpulan Data 84 C. Pengolahan dan Analisis Data 86 D. Deskripsi Hasil Pengolahan Data .... 93 BAB V PEMBAHASAN HASIL-HASIL PENELITIAN,

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. Pembahasan Hasil-hasil Penelitian ... 97

B. Kesimpulan 108

C. Implikasi 109

D. Keterbatasan Penelitian Ill

E. Penutup 113

DAFTAR PUSTAKA 114

LAMPIRAN-LAMPIRAN 118

(4)

Gambar Halaman

1. Paradigma Penelitian 15

2. Model Interaksi Belajar Mengajar oleh

M.J. Dunkin and B.J. Biddle, 1974 21

3. Tingkat Perkembangan Moral Kohlberg 36

4. Standard Umum Prasarana Sekolah dan Sarana

Olahraga Kesehatan 104

5. Spektra Cabang Olahraga dalam Hubungannya dengan Kegiatan Olahraga di Sekolah yang

Ideal 105

(5)

Tabel Halaman

1. Perhitungan Sumber Data Uji-Coba 65

2. Penyebaran Sumber Data Penelitian SMAN se-Kotamadya Bandung yang diwakili oleh

Enam Sekolah Menengah Atas Negeri ., 69

3. Variabel Independen X, Penjabaran Konsep-konsep Teoritis, Empiris dan

Analitis 70

4. Kisi-kisi Pernyataan Kepatuhan Siswa 72

5. Contoh Perhitungan Pembobotan Sebuah

Item Posit if yang di Uji-Cobakan 78

6. Gambaran Perhitungan Nilai t untuk

Sebuah Item Negatif 79

7. Harga-Harga Statistik yang dipakai

dalam Penelitian 88

8. Rekapitulasi Hasil-Hasil Uji Normalitas

Distribusi • • • - 89

9. Harga-Harga yang Perlu untuk Uji

Bartlett 90

(6)

A. Latar Rftiakang Masalah

Dalam pembukaan Undang-undang Dasar 1945 secara

jelas

dinyatakan

bahwa

salah

satu

tujuan

pembentukan

negara

Indonesia

adalah

untuk

mencerdaskan

kehidupan

bangsa.

Betapa pentingnya mencerdaskan

kehidupan

bangsa

tidak dapat disangkal, karena bangsa yang cerdaslah yang dapat mengisi kemerdekaannya, dan dapat mencapai tujuannya

secara utuh dan lengkap.

Berhasil tidaknya pembangunan pada masa yang akan datang sangat ditentukan oleh keadaan dunia pendidikan sekarang. Dengan perkataan lain, pendidikan adalah proses pembentukan manusia seutuhnya, dan bertujuan untuk mengem-bangkan aaspek-aspek kepribadian yang ada pada diri in-dividu, fisik-psikis, kognisi, afeksi, psikomotor dan

iman-ilmu-amal. Pendidikan manusia seutuhnya, dan bertu

juan untuk berkembangnya secara optimal dan wajar

dimensi-dimensi kepribadian yaitu emosional, intelektual, sosial

dan moral religius.

Demikian pentingnya pengembangan dimensi-dimensi tersebut dalam pembentukan manusia seutuhnya, maka sejalan dengan Dasar dflXL Tutuan Pendidikan Nasional, yang dican-tumkan dalam GEHH., sesuai T_ap_ HER Ho_. II/MPR/1993 sebagai

(7)

pekerti

luhur, berkepribadian, mandiri, maju,

tangguh,

cerdas,

kreatif, terampil, berdisiplin, beretos

kerja,

profesional,

bertanggung

jawab,

dan

produktif

serta

sehat jasmani dan rohani.

Sehubungan dengan Tujuan Pendidikan Nasional seperti

dikemukakan di atas, tergambarlah bahwa manusia

Indonesia

seutuhnya

yang akan diupayakan oleh pendidikan

mempunyai

ciri-ciri ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa,

berpe-ngetahuan,

berkecerdasan, terampil mempunyai

kepribadian

yang

kuat dan budi pekerti yang tinggi serta cinta

tanah

air. Mengacu pada pasal 31 ayat 1 Undang-Undang Dasar 1945

menetapkan

bahwa setiap warga negara berhak untuk

menda-patkan pendidikan, maka Undang-Undang Dasar terebut

mewa-jibkan sistem pendidikan dan pengajaran nasional.

Sekolah merupakan wadah tempat mendidik dan mengajar

serta mengembangkan potensi anak didik atau siswa

semaksi-mal

mungkin,

agar memiliki bekal yang

memadai

sehingga

hidup dewasa. Untuk menciptakan suasana yang

memumgkinkan

proses belajar-mengajar dapat dilaksanakan secara

efektif

dan berdisplin.

Aspek disiplin yang dimaksud adalah kepat

uhan

yaitu suatu ukuran ketaatan seseorang terhadap

tata

tertib,

peraturan atau norma yang berlaku

secara

sadar.

Diharapkan

dengan

kepatuhan itu bsgi

siswa

berpengaruh

terhadap prestasi be laj amya.

Permasalahan

utama yang menjadi titik

tolak

studi

(8)

sesuatu hal yang berdiri sendiri, tetapi banyak aspek yang

berkaitan dengannya. Rasanya diakui, bahwa belajar

dipen-garuhi oleh banyak faktor. Secara garis besar

faktor-faktor yang mempengaruhi belajar itu adalah faktor-faktor inter

nal, yaitu faktor-faktor yang ada didalam diri siswa itu

sendiri dan faktor eksternal, yaitu faktor-faktor yang ada

diluar diri siswa.

Prestasi belajar itu, jika di kaji ialah tingkat

pencapaian usaha belajar dari seseorang, yakni suatu

perubahan yang terjadi dalam diri individu yang

dimanifes-tasikan dalam perbuatan, skill, tingkah laku dan dapat

dilihat melalui nilai hasil belajar yang diperoleh indivi

du dari sekolahnya. Baik secara informal, formal maupun

non formal pendidikan itu bertujuan agar anak-anak dan

remaja itu kelak di kemudian hari memiliki sikap dan

prilaku yang baik dan berfungsi di masyarakat. Di sekolah,

tugas mengembangkan disiplin dibebankan kepada pimpinan

sekolah dan para guru. Disiplin di sini berarti kepatuhan

yaitu suatu ukuran ketaatan seseorang terhadap tata

ter-tib, peraturan atau norma yang berlaku secara sadar.

Seorang siswa yang dikatakan disiplin atau patuh jika

siswa tersebut secara sadar mampu mentaati peraturan se

kolah. Di samping peraturan itu sendiri, materi pelajaran

(9)

penge-sikap sehingga lahir perilaku yang sesuai dengan tujuan

pendidikan. Mampu berperilaku disiplin atau patuh baik di

sekolah maupun dilingkungan masyarakat. Telah dikatakan

bahwa semua bidang studi mempunyai tujuan kurikuler seper

ti itu, dari berbagai kegiatan belajar tersebut siswa

memperoleh pengalaman dan latihan sehingga timbul peruba

han perilakunya sesuai dengan tujuan pengajaran yang telah

ditetapkan sebelumnya.

Dalam penelitian ini diharapkan adanya perubahan

perilaku melalui proses belajar mengajar pendidikan Olah

raga, sehingga perpengaruh pula terhadap prestasi

belajar-nya. Sedangkan tujuan pendidikan Olahraga dikemukakan oleh

Knapp (1953:70) antara lain pengembangan sifat-sifat

sosial seperti kerja sama, toleransi. Juga bertujuan untuk

mengembangkan emosi seperti mampu menyesuaikan diri sen

diri, penyesuaian terhadap orang lain dan rasa percaya

diri.

Pada bagian terdahulu tesis ini telah dikemukakan

bahwa prestasi belajar bukanlah satu hal yang berdiri

sendiri tetapi banyak aspek lain yang mempengaruhinya.

Abdul Rauf (1976:232-234), Menjelaskan bahwa prestasi

belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain

ialah sikap dan kebiasaan belajar dan faktor emosional,

(10)

membentuk manusia berkualitas yang berguna bagi

pembangu-n a pembangu-n .

Pengembangan

perilaku siswa seperti tersirat

dalam

tujuan

tersebut melalui proses belajar

mengajar,

dimana

faktor

guru lebih dominan dalam membimbing

siswa

kearah

prilaku yang diharapkan. Oleh karena itu, keteladanan

dan

penampilan

guru

olahraga

dalam

saat

belajar

mengajar

diproses sangat menentukan. Disamping itu materi pelajaran

Olahraga mengandung aturan-aturan bermain, aturan

berlom-ba,

sehingga

akan

membimbing

siswa

untuk

mentaati

peraturan-peraturan

permainan.

Jadi

melalui

pendidikan

oleh raga di sekolah , diharapkan selain timbul

perubahan

perilaku yang tampak mata (o_y_sx±.), juga yang tidak

tampak

mata (covert) seperti percaya diri, sportivitas, dan yang

lainnya. Pendidikan olah raga memungkinkan menjadi

sarana

untuk memperkembangkan kemampuan-kemampuan potensial siswa

karena pada hakekatnya pendidikan olahraga bersumber

dari

gerak

siswa

dan dlakukan oleh siswa itu

sendiri,

mulai

dari pola gerak yang sederhana hingga pola gerak yang

rumit

dan

kompleks. Sehubungan dengan hal

ini,

Neilson

(1966:3) mengemukakan berikut ini.

Phisical education activities give expression to the

natural

tendencies of children which are shown <in

the

movements

or

runing, jumping, climbing,

striking

and

throwing. Movement is the chief means by which

children

develop strength and endurance, neuromuscular

coordina

(11)

alamiah anak ditujukan dalam gerakan-gerakan lari, lompat,

memanjat,

memukul,

dan melempar.

Melalui

gerakan

yang

beragam

itu anak mengembangkan kekuatan dan

daya

tahan,

koordinasi syaraf-otot, pengaturan tubuh, dan penyesuaian

emosional dan sosial terhadap lingkungannya.

Bila siswa sudah terbiasa dengan aturan-aturan

bermain

atau

berolah

raga

maka

diharapkan

para j>iswa

memiliki kesadaran, kemmapuan untuk patuh dan taat

terhadap

peraturan

atau

tata

tertib

yang

berlaku

di

sekolah dan mampu menyesuaikan dengan setiap poeraturan

tersebut,

sehingga

diharapkan

menghasilkan

sikap

dan

prilaku kepatuhan.

Hasil belajar merupakan output dari proses belajar

mengajar,

dimana

faktor siswa, guru dan

kepala

sekolah

serta lingkungan sosial sekitar sekolah dapat mempengaruhi

keberhasilan belajar tersebut. Bagaimana kontrlbusi semua

faktor tersebut setelah mengikuti pendidikan olah raga

dilihat dari tingkat kepatuhannya berpengaruh terhadap

prestasi

belajarnya

masih belum jelas, oleh

karena

itu

perlu diteliti.

Masalah pentingnya kepatuhan siswa dan pengaruhnya

terhadap

prestasi

belajar,

sekurang-kurangnya

ada

dua

masalah

yang

perlu dijelaskan yaitu

masalah

pentingnya

(12)

pokok atau latar belakang pemikiran, baik yang bersifat

teoritis maupun yang bertolak dari gejala-gejala empiris.

Secara empiris, salah satu masalah pendidikan yang banyak

disoroti masyarakat adalah masalah prestasi belajar siswa

yang dinilai rendah. Dari penilaian tampak suatu

kesen-jangan antara apa yang diharapkan siswa sebagai

pres-tasinya dengan apa yang dicapai secara nyata oleh siswa

sendiri. Gejala demikian membuat masyarakat ingin mencari jawaban, apakah kesenjangan prestasi belajar yang terjadi mempunyai hubungan dengan kondisi siswa atau diluar

dirinya. Yang berasal dari kondisi siswa sebagai remaja sebagian masyarakat menghubungkannya dengan adanya

kecendrungan kenakalan remaja, sehingga menirabulkan per-hatian berbagai pihak. Kalau kondisi ini benar, penulis beranggapan bahwa berkembangnya kenakalan remaja

menun-jukkan bahwa terjadi penurunan tingkat kedisiplinan atau

tingkat kepatuhan dalam diri siswa sebagai pelajar dan

remaja.

Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa perlu

ditunjang suasana yang dapat memungkinkan terjadinya

proses belajar mengajar yakni kepatuhan siswa itu sendiri

dalam melaksanakan proses belajar mengajar di sekolah.

Dalam hubungan dengan bidang studi pendidikan olahraga

(13)

sebagai salah satu bentuk pendidikan moral dan fisik yang

menekankan pada semua aspek yaitu kognitif, afektif dan

psikomotor. Dalam arti bahwa penyempurnaan pendidikan

belum cukup hanya menitik beratkan pada pendidikan

intelektual saja, tetapi harus diimbangi dengan perhatian

yang lebih banyak pada faktor pendidikan jasmani.

Pendidikan dikatakan mencapai hasil yang sempurna jika

tercapai suatu keadaan dimana terdidik memiliki kemampuan

intelektual dan perkemabangan jasmani yang optimal.

Dalam masalah ini, Fraenkel (1981:15) menempatkan

ketiga kemampuan (kognitif, afektif dan psikomotor)

tersebut dalam suatu keseimbangan. Ketiga merupakan suatu

keutuhan dimana satu dengan yang lain salaing merediasi

(mempengaruhi). Oleh sebab itu pembentukan sikap dan

kemampuan berbuat sesuai dengan sikap yang diplih

memerlukan informasi-informasi tenatang nilai. Dalam hu

bungan ini David Krech (1982:186) menuliskan "the

attitudes of individual are shaped by the information to

which he is exposed". Informasi dan nilai ini diharapkan

akan didapat memlalui bidang studi pendidikan olah raga di

sekolah. Pengetahuan, kesadaran, kemampuan dan kegemaran

melakukan kegiatan olahraga yang benar akan diperoleh jika

siswa dengan kerelaannya selalu terlibat dan patuh

mengikuti pendidikan bidang studi itu, sehingga dengan

(14)

kegiatan menurut Amiatai Etzioni (1975:5) ada tiga bentuk sebagai dasar perbandingan yaitu : (1) coersive p_e2w_flx_, (2) remunerative p_p_Hflr_, dan (3) normative p_QHfir.. Dari ketiga

bentuk ini masing-masing berarti keterlibatannya dalam

suatu kelompok karena terpakasa atau dipaksa, yang kedua yaitu keterlibatannya itu karena ada faktor yang

menguntungkan

dirinya,

dan yang terakhir

ialah

keikut-sertaannya memang sudah menjadi norma-norma dalam suatu

kelompok itu.

Sedangkan kajian dalam tesis ini kepatuhan dan kerelaan dalam mengikuti pendidikan olah raga dimaksudkan kerelaan yang didasarkan dari dirinya sendiri tanpa ada paksaan maupun melihat untung dan ruginya tetapi

keterlibatan itu memang diperlukan oleh siswa tersebut

secara sadar. Sehingga diharapkan kepatuhan yang tidak dipaksakan akan berkembang didalam keterlibatannya dengan bidang-bidang studi yang lain, disini dimaksudkan bidang studi yang termasuk dalam program inti secara keseluruhan.

Menunjuk kepada apa yang telah dikemukakan diatas dapatlah disebutkan bahwa kemampuan siswa didalam menyerap tujuan pendidikan olahraga sebagai masukan informasi dalam rangka pembentukan sikap dan prilakunya yang sesuai dengan

(15)

siswa dapat kita tempatkan sebagai salah satu faktor yang

penting dalam mengkaji prestasi belajar siswa.

2. Masalah Prestasi Belajar Siswa

Pada dasarnya persatasi belajar siswa berkenaan

dengan penguasaan terhadap bidang pengetahuan tertentu,

yang menjadi miliki seseorang akkibat dari belajar, yang

diukur ddan dinilai dengan suatu pembobotan

terntentu.Sejauh mana prestasi yang dicapai siswa dalam

belajar, dalam rangka tujuan sasaran pendidikan yaitu

perubahan tingkah laku atau yang non-tingkah laku. Tinggi

rendahnya preswtasi belajar para siswa menjadi ukuran

dirinya. Dari prestasi belajar yang dihasilkan oleh siswa

itu yang menjadi ukuran orang tuanya, patuh dan tidaknya

siswa itu di dalam mengikuti pendidikan di sekolah.

B. Perumiaan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah seperti yang

telah dikemukakan sebelumnya yaitu untuk menciptakan

suasana yang memunghkinkan agar proses belajar mengajar

dapat dilaksanakan secara efektif dan berdaya guna, maka

setiap sekolah perlu diperhatikan aspek disiplin. Aspek

disiplin yang dimaksud disini adalah meliputi

aktivitas,tindakan yang dilakukan dalam usaha meningkatkan

tingkat kepatuhan terhadap ketentuan-ketentuan dan taat

terhadap aturan, tata tertib yang berlaku di sekolah

(16)

itu

bagi siswa berpengaruh terhadap prestasi

belajarnya.

Permasalahan utama yang menjadi titik tolak studi ini

adalah melalui pendidikan olah raga diharapkan selain

timbul

perubahan

perilaku yang tampak

mata,

juga

yang

tidak tampak mata serta percaya diri, tanggung jawab, rasa

patuh dan taat, sportivitas dan lainnya. Bila siswa sudah

terbiasa dengan aturan-aturan bermain atau berolah raga maka para siswa memiliki kesadaran, kemampuan untuk patuh dan taat terhadap peraturan atau tata tertib yang berlaku di sekolah dan mampu menyesuaikan dengan setiap peraturan sehingga diharapkan menghasilkan sikap dan perilaku

kepatuhan. Selanjutnya kepatuhan yang tidak dipaksakan

akan berkembang di dalam keterlibatnnya dengan bidang-bidang studi yang lain dan akan mempengaruhi prestasi

belajarnya.

Seperti telah dikemukakan dalam latar belakang masalah, yaitu kepatuhan siswa dapat berkembang melalui

proses belajar pendidikan olahraga yang perumusannya

adalah: "Bagaimana kepatuhan siswa dapat berkembang melalui proses belajar pendidikan olah raga dan sejauh mana kepatuhan tersebut berkontribusi terhadap prestasi

belajarnya?"

Berdasarkan pernyataan masalah tersebut di atas

dikemukakan rumusan masalah melalui beberapa pertanyaan

(17)

1. Bagaimana tingkat kepatuhan siswa SMA Negeri

Kotamadya

Bandung dalam mengikuti proses belajar pendidikan olah

raga?

2. Seberapa besar kontribusi sikap kepatuhan siswa ter

hadap prestasi belajar ?

3. Seberapa besar kontribusi prestasi belajar siswa kepada

sikap kepatuhan siswa ?

Untuk menjawab pertanyaan itu, pada kesempatan ini dilakukan penelitian yang dituangkan pada tesis ini dengan

judul " Kontribusi Sikap Siswa Terhadap Kepatuan dalam

Pendidikan Olahraga kepada Prestasi Belajar dalam Program

Inti. (Studi Deskriftif-Analitis terhadap para siswa SMA Negeri se-Kotamadya Bandung tahun 1988).

C. Tu.iuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan dan perumusan masalah di

atas, penelitian ini bertujuan untuk:

1. Memperoleh gambaran tentang tingkat kepatuhan siswa SMA Negeri di Kotamadya Bandung.

2. Untuk mengetahui kontribusi sikap kepatuhan siswa ter hadap Prestasi Belajar.

3. Mengetahui kontribusi prestasi belajar siswa kepada

(18)

D. Kegunaan Penelitian

Studi ini memusatkan perhatian pada masalah

kepatuahan, khususnya sikap kepatuhan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan sumbangan bagi dunia pendidikan

formal, informal maupun non formal dari segi teori maupun

segi praktis, dalam mengelola program pendidikan dalam rangka meningkatkan atau membina kepatuhan para siswa

untuk mencapai prestasi belajarnya.

Penelitian ini akan mengungkap seberapa besar kontribusi sikap kepatuhan siswa terhadap prestasi belajar siswa SMA Negeri di Kotamadya Bandung. Atau sebaliknya

akan mengungkap seberapa besar prestasi belajar

berkontribusi kepada sikap kepatuhan siswa.

Informasi tersebut sangat bermanfaat bagi semua pihak terutama bagi siswa, bagi guru, kepala sekolah dan

lembaga pendidikan dalam rangka peningkatan efektivitas pengajaran dan peningkatan sikap kepatuhan siswa.

E. Variabel Penelitian

Untuk menuntun perumusan masalah yang telah

dikemukakan, maka penelitian ini hanya difokuskan kepada

dua variabel yaitu :

(19)

2. Prestasi belajar siswa dari bidang studi yang

tercakup

dalam

progaram

inti.

Variabel

ini

merupakan

variabel dependen (variabel tidak bebas).

1. S_ikap_ Kepatuhan £isH& (X). Variabel ini

dijabarkan

menjadi

tiga

aspek,

untuk

lebih

jelasnya

dibuatkan kisi-kisinya, yaitu yang tertuang dalam tabel 3.

Untuk efisiensi dan efektivitas dalam pembuatan angket dan

mengerjakannya,

maka

ketiga aspek yang

tercakup

dalam

variabel itu dijadikan satu, namun penyebaran itemnya

tetap dalam kelompoknya.

2.Prestasi Belajar (Y). Variabel ini diperoleh dari

hasil

belajar

siswa berdasarkan tes-tes

yang

ditempuh,

sudah

merupakan

nilai akhir pada

semester

empat.

Data

prestasi belajar diperoleh peneliti dari Kanwil

Depdikbud

Jawa Barat melalui masing-masing sekolahnya, dalam bentuk

nilai

pencapaian

belajar

siswa.

Prestasi

belajar

ini

meliputi

delapan

mata

pelajaran

yang

tergabung

dalam

program ini. Kedua variabel diatas saling berhubungan

dan

(20)

Gambar 1 : Paradigma Penelitian

1 /

Keterangan gambar :

= Kepatuhan siswa

= Ketaatan Siswa Terhadap Peraturan Sekolah

= Ketaatan Siswa Terhadap Tata Tertib Sekolah

= Ketaatan Siswa Terhadap Etika Sosial = Prestasi Belajar Program Inti

F. Garis-garis Baaax. Peabahaaan Masalah

Berdasarkan pada permasalahan yang telah dikemuka

kan,

maka dalam penulisan tesis ini

berturut-turut

akan

dibahas landasan teoritis guna mendukung permasalahan yang

akan diteliti. Landasan teoritis dimaksudkan bertolak dari

ihti permasalahan yaitu masalah hubungan antara

kepatuhan

siswa dalam mengikuti pendidikan olahraga dengan

prestasi

(21)

dikemukakan landasan teoritis pembentukan prestasi belajar

dihubungkan dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Kemudian akan dikemukakan pula posisi keterlibatannya

yaitu kepatuhan siswa dalam hubungannyadengan prestasi

belajar mengajar.

Diasumsikan pula bahwa kepatuhan siswa tidak

merupakan faktor satu-satunya yang berpengaruh terhadap

prestasi belajar siswa, tetapi dengan faktor-faktor lain

nya secara bersama saling berinteraksi daalam satu proses

belajar mengajar.

Bab selanjutnya akan dikemukakan prosedur penelitian

sebagai acuan dan kerangka penelitian, dimulai dengan

langkah-langkah penelitian, metode, alat pengumpul data,

validitas dan reliabilitas alat ukur.

Pelaksanaan penelitian, pengolahan data dan hasil

penelitian di bab keempat yang dimulai dengan persiapan

pengumpulan data, serta hasil-hasil pengolahan data.

Secara detail hasil penelitian dan pembahasan dalam

(22)

Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai prosedur dan metode langkah-langkah serta teknik yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian. Hal ini menyangkut penyusunan dan penilaian alat pengumpul data, pengambilan sampel, pengumpulan data, analisis data dalam rangka menguji hipotesis yang diajukan.

A. Langkah-langkah Penelitian

Pelaksanaan penelitian lapangan didahului oleh bebe rapa persiapan administratif dan persiapan teknis. Langkah pertama setelah adanya masalah, ditentukan topiknya, lalu

dibuat rancangan penelitiannya dan dilanjutkan dengan in

strumen penelitian (berupa kuesioner). Setelah rancangan penelitian dan instrumen penelitian beberapa kali disusun dan direvisi, untuk memperoleh instrumen yang tepat, ak-hirnya instrumen dapat diujicobakan.

Persiapan administratif yang perlu diselesaikan un tuk penelitian ini, nenbuat surat-surat ijin penelitian dari Rektor IKIP Bandung dan FPS-IKIP Bandung, selanjutnya ke Direktorat Sosial Politik Propinsi Jawa Barat dan Kantor Wilayah P dan K Propinsi Jawa Barat. Setelah surat

ijin Penelitian beres dan instrumen penelitian siap

diuji-cobakan, kemudian ditentukan sampel penelitiannya dan

uji-coba dilaksanakan.

Hasil ujicoba, kemudian diuji validitas dan relia

bilitas dengan analisis kulitatif dan kuantitatif.

(23)

Selanjutnya hasil analisis di konsultasikan dengan

pembimbing, dan mengalami sedikit perubahan atau penambahan, karena instrumen berdasarkan hasil analisis kuantitatif menunjuk-kan validitas yang memadai dan reliabilitas yang cukup meyakinkan. Akhirnya dilakukan penyebaran angket yang se-sungguhnya terhadap para responden.

Penyebaran angket pada responden di sekolah SMA Negeri di Kotamadya Bandung dilaksanakan mulai tanggal 2 April 1988 sampai dengan 30 April 1988.

B. Asumsi Penelitian

Asumsi-asumsi dimaksudkan disini merupakan titik tolak pemikiran yang akan memberikan batas-batas dalam keseluruhan proses penelitian ini, sehingga kesimpulan yang ditarik nanti sebagai hasil penelitian akan berada dalam batas-batas keberlakuan sepanjang asumsi-asumsi ter sebut dapat dipenuhi.

Berdasarkan pokok permasalahan dan sub masalah di atas, kepatuhan siswa yang dalam kegiatan proses belajar mengajar yang dilakukan di sekolah memungkinkan terjadinya peningkatan prestasi belajar.

Adapun asumsi-asumsi dimaksud ialah sebagai berikut: 1. Keikutsertaan siswa dalam kegiatan pendidikan olahraga diharapkan akan mengadopsi segala norma-norma dan nilai olahraga yang dilakukannya, termasuk norma-norma dan nilai yang melandasi tumbuhnya kepatuhan siswa.

(24)

3. Prestasi belajar siswa merupakan hasil

inter-relasi banyak faktor.

4. Terjadinya peningkatan prestasi belajar itu kemungkinan besar tidak hanya disebabkan kepatuhan siswa

sa j a.

5. Tingkat sikap kepatuhan siswa dapat diukur

melalui alat ukur skala pendapat model Likert.

6. Data kuantitatif tentang kepatuhan siswa dan

prestasi

belajar yang termasuk dalam Program

Inti

dapat

diolah dan dianalisis dengan menggunakan pendekatan-pendekatan kuantitatif dan hasilnya dapat disimpulkan

secara kualitatif dan inferensial.

c- Hipotesis Penelitian

Berdasarkan pada masalah dan asumsi yang telah dike

mukakan, maka perlu dirumuskan hipotesis kerja sebagai langkah untuk memecahkan permasalahan yang akan

diseli-diki.

Dalam penelitian ini hipotesis utama yang dikemuka

kan adalah sebagai berikut : Terdapat kontribusi kepatuhan siswa dalam mengikuti pendidikan olah raga terhadap

prestasi belajarnya.

Adapun sebagai sub hipotesis dan sekaligus sebagai

pertanyaan penelitian, yaitu sebagai berikut s

1. Terdapat kontribusi yang berarti antara ketaatan

siswa terhadap peraturan sekolah terhadap prestasi

(25)

2. Terdapat kontribusi yang nyata antara ketaatan terhadap tata tertib sekolah terhadap prestasi bel

ajarnya ?

3. Terdapat kontribusi yang nyata antara peraturan siswa terhadap etika sosial terhadap prestasi belajarnya ? 4. Terdapat kontribusi antara kepatuhan siswa dalam mengikuti olahraga terhadap prestasi belajarnya ?

5. Terdapat perbedaan nyata antara siswa tingkat kepatuhan tinggi dengan siswa tingkat kepatuhan rendah dalam prestasi belajarnya ?

6. Terdapat perbedaan tingkat kepatuhan siswa antar keenan siswa SMAN di Kotamadya Bandung ?

D. Populasi dan Sampel

Sesuai dengan tujuan penelitian ini, yaitu untuk mendapatkan kesimpulan sementara dari objek yang diteliti, maka perlu dicari karakteristik populasi yang diteliti. Pengertian dan konsep populasi seperti dikemukakan oleh Kerlinger adalah : "A population is defined as all members of any well-defined class of people, event or objects".

(Kerlinger, 1966 : 52). Populasi adalah keseluruhan ang-gota dari kelompok orang, pedristiwa atau kejadian-kejadi-an yang telah dibatasi secara cermat. Sedangkan pengertian

menurut Sudjana (1982 : 5) atau Ostle (1963 : 44) adalah

sebagai berikut :

(26)

Bertalian dengan konsep populasi yang diutarakan di atas, maka yang menjadi populasi penelitian ini adalah keseluruhan karakteristik kepatuhan siswa dalam kaitannya dengan prestasi belajar pada SMA Negeri se-Kotamadya

Bandung.

Dalam menentukan sampel digunakan sampel purposif yang ditarik dengan sengaja (non-random) karena alasan di ketahuinya sifat-sifat sampel, menurut Winarno ( 1980 : 102) yakni : a. Tingkat pendidikan responden yang sama; b. Tingkat usai responden yang sama; dan c. Karakteristik

responden yang sama.

Populasi dalam penelitian ini adalah sewluruh SMA Negeri yang ada di Kotamadya Bandung sebanyak 21 sekolah. Dari populasi itu diambil sampel menurut waktu yang relatif singkat, lokasi sekolah, sarana dan prasarana olah raga yang memadai dan tingkat kelas.

Lokasi sekolah, berdasarkan pertimbangan lokasi di ambil sekolah yang dapat mewakili. Untuk wilayah Bandung

Timur SMAN 10, wilayah Bandung Barat SMAN 4, wilayah Bandung Utara SMAN 2, wilayah Bandung Selatan SMAN 11 dan SMAN 12, wilayah Bandung Tengah SMAN 5.

Sarana prasarana olahraga, sesuai dengan pra-survey dari keenam sekolah yang mewakili dalam melaksanakan

proses belajar mengajar olahraga tampak sudah memadai, me

(27)

Tingkat kelas, siswa yang diambil untuk sampel dalam penelitian ini adalah siswa-siswa SMAN kelas II, dengan

pertimbangan : (1) Siswa II sudah cukuip stabil menduduki

bangku SMA, suasananya tidak transisi lagi seperti kelas I (dari SMTP ke SMTA). (2) Sesuai dengan Kurikulum 1984 Mata

Pelajaran Pendidikan Olahraga diberikan dari semester satu sampai dengan semester empat, sehingga siswa kelas II sudah mengalami Pendidikan Olahraga selama empat semester, bisa dikatakan lebih mantap dibanding dengan kelas di

bawahnya. (3) Kelas II belum saatnya menghadapi ujian

mempersiapkan diri untuk itu. (4) Kelas I sebagai sampel yang disengaja (purposive sampling).

Alasan lain ialah atas pertimbangan waktu, tenaga, dan dana yang tersedia untuk mendukung penelitian ini, sangat terbatas. Keterbatan dana, waktu dan tenaga ini dengan sendirinya turut mempengaruhi pelaksanaan pene

(28)

Sebelum pengambilan sampel dilakukan, terlebih dahulu diadakan survey pendahuluan. Tujuannya adalah untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas berkenaan dengan data yang akan dikumpulkan untuk ppenelitian ini. Dari survey pendahuluan ke SMAN yang mewakili dalam penelitian ini dilakukan setelah tanggal 28-31 Maret 1988, diperoleh data tentang jumlah siswa kelas II Tahun Angkatan

1987/1988, yaitu sebagai berikut :

1. SMAN 2 jumlah siswa : 521 orang 2. SMAN 4 jumlah siswa : 522 orang 3. SMAN 5 jumlah siswa : 550 orang 4. SMAN 10 jumlah siswa : 475 orang 5. SMAN 11 jumlah siswa : 530 orang 6. SMAN 12 jumlah siswa : 294 orang

Jumlah siswa kelas II SMAN yang menjadi sumber data adalah 2892 orang.

E. Prosedur Panentuan S«ip«1

Telah disampaikan pada bagian terdahulu bahwa yang menjadi populasi dari penelitian ini ialah siswa kelas II SMAN se-Kotamadya Bandung. Untuk dijadikan sampel pene litian ini tentulah diantara populasi tersebut.

(29)

1. Terdaftar sebagai siswa kelas II SMAN se-Kotamadya Bandung.

2. Tidak cacad fisik.

3. Telah mengikuti pelajaran Olahraga dan Kesehatan selama 4 semester.

4. Mempunyai indeks pretasi hasil belajar pada semester IV mata progrma inti.

Agar masing-masing sekolah dari keenam sekolah yang menjadi sumber data itu dapat terwakili, dilakukan suatu perhitungan sumber data uji-coba itu adalah sebagaiman tertera pada tabel berikut ini.

Tabel 1

PERHITUNGAN SUMBER DATA UJI-COBA

(n = 36)

No. SEKOLAH f % n

1. SMAN 2 521 18,02 l f i ^ x 36 =

100

6,48 6

2. SMAN 4 522 18,05 A8_J15_ x 36 =

100

6,49 6

3 . SMAN 5 550 19,02 19_J22 x 26 =

100

6,84 7

4 . SMAN 10 475 16,42 16,42 x 36 =

100

5,91 6

5. SMAN 11 530 18,33 18u33_ x 36 = 100

6,59 7

6. SMAN 12 294 10,16 liUia x 36 = 3,65 4

2892 100 36

(30)

proporsi siswa pada setiap ekolah, dapat ditentukan jumlah

180 orang sebagai sumber data penelitian sebenarnya yaitu

kelipatan lima dari jumlah yang dipergunakan untuk sumber data uji-coba tidak diikutertakan lagi dalam penelitian yang sebenarnya. Selanjutnya hasil analisis dikonsul-tasikan dengan pembimbing, dan mengalami sedikit perubahan atau penambahan, karena instrumen berdasarkan analisis kuantitatif menunjukkan validitas yang memadai dan reliabilitas yang cukup meyakinkan. Akhirnya dilakukan penyebaran angket yang sesungguhnya terhadap para responden.

Penyebaran angket kepada responden di sekolah SMA Negeri se-Kotamadya Bandung dilaksanakan mulai tanggal 2 April 1988 sampai dengan tanggal 30 April 1988.

F. Metode Penelitian

Bertitik tolak dari rumusan masalah dan sasaran

penelitian dan hipotesis, metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Metode ini menekankan pada kejadian masa kini, walaupun sering pula dikaji per-soalan-persoalan pada masa lampau yang berkaitan atau ber pengaruh terhadap kejadian masa kini. Objek studi desk riptif adalah tentang kondisi, hubungan antara beberapa gejala, proses yang sedang berlangsung, pengaruh variabel tertentu yang teruji, bahkan kecenderungan-kecenderungan yang sedang berkembang. Dikemukakan oleh Best (1977:116) tentang metode deskriptif ini sebagai berikut :

(31)

on,, effect that are evident, or trends that are

developing. It is primarlily concern with present,

although it often considers past evident and influences as they relats to current conditions.

Dari perumusan Best diatas diketahui bahwa metode deskriptif gambaran dan interpretasi tentang apa yang terjadi. Ini berarti bahwa pelaksanaan dengan metode deskriptif ini tidak hanya terbatas pada pengumpulan data, tetapi mencakup pula analisis dan interpretasi arti dari data dimaksud. Salah satu ciri studi deskriptif ialah

tekanannya pada kejadian dan keadaan masa kini. Ia memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang, pada masalah-masalah yang aktual (Winarno Surachmad, 1965 : 76). Ini tidak berarti gejala dan masalah masa lampau diabaikan sama sekali, karena pada hakekatnya keadaan masa kini ada aitan dengan kondisi masa lalu. Dengan metode deskriptif penulis dapat dengan mudah mengkaji kondisi-kondisi, keterkaitan-ketrkaitan dan pengaruh serta kecenderungan-kecenderungan yang ada pada kepatuhan siswa SMA se-Kotamadya Bandung.

Dalam penelitian ini diambil dari jenis data siswa dan lokasi sumber yang berbeda yakni SMA se-Kotamadya Bandung, ini akan menguji hubungan antara dua faktor tersebut dengan mengetahui derajat hubungan antara faktor yang satu dengan faktor lainnya. (Kepatuhan siswa dalam mengikuti pendidikan olahraga dan pengaruhnya terhadap prestasi belajar).

(32)

prestasi

belajar. Melalui proses belajar mengajar

bidang

studi

Olahraga

dan Kesehatan

diharapkan

akan

tercapai

suatu perilaku siswa yang patuh menurut ukuran peraturan

di

ekolah.

Dengan demikian,

informasi

yang

ingin

kita

kumpulkan adalah informasi faktual yang tersusun dan mampu

menggambarkan

gejala-gejala

yang

ada.

Dari

gambaran

tersebut berimplikasi untuk menentukan keputusan atau

ke-bijakan

tentang

pembinaan

siswa

melalui

pendidikan

olahraga yang sifatnya intrakurikuler, kokurikuler dan

ekstrakurikuler.

Studi ini tidak sama dengan

studi

yang

merupakan pengertian penilaian hasil belajar atau

assesment hasil belajar. Assesment juga menggambarkan

status suatu gejala pada suatu waktu, namun hanya sampai

pada

taraf

menggambarkan

suatu

situasi

tanpa

membuat

penilaian atau menjelaskan alasan dibalik fakta terebut.

Studi ini tidak merupakan evaluasi, walaupun evaluasi juga

menekankan pada sesuatu penilaian tertentu. Namun evaluasi

tidak

menghasilkan generalisasi atau hukum ilmiah,

suatu

hal

yang

membedakannya dengan penelitian

yang

berusaha

memberi hukum, konsep atau generalisasi.

Oleh karena penelitian ini tidak hanya sekedar

memberikan gambaran tentang keadaan sekelompok sampel yang

merupakan obyek penelitian, namun juga dilakukan induksi

dari

sampel

ke

populasi, maka

metode

penelitian

yang

dipakai disebut pula metode deskriptif analitis.

Teknik

yang

dipergunakan adalah

teknik

survei.

Dengan

teknik

survei ini dimaksudkan bahwa dari ekelompok

siswa

(33)

dikumpulkan data selama batas populasi penelitian,

dikum

pulkan

data selama waktu yang relatif singkat.

Instrumen

pengumpul data tersebut disusun dalam bentuk kuesioner.

Untuk

jelasnya penyebaran sumber data penelitian

terebut

pada tabel berikut ini.

Tabel 2

PENYEBARAN SUMBER DATA PENELITIAN

SMAN SE-KOTAMADYA BANDUNG YANG DIWAKILI OLEH ENAM SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI

(SISWA KELAS II ANGKATAN TAHUN 1987/1988)

No. SEKOLAH

BANYAK

SISWA

SUMBER DATA

UJI - COBA PENELITIAN

1. SMAN 2 521 6 30

2. SMAN 4 522 6 30

3. SMAN 5 550 7 35

4. SMAN 10 475 6 30

5. SMAN 11 530 7 35

6. SMAN 12 294 4 20

2892 36 180

Dari

jumlah 180 orang siswa hasil perhitungan

pada

tabel diatas, diperhatikan pula keseimbangan jumlah antara

siswa

pria

dan siswa wanita,

yaitu

diharapkan

[image:33.595.57.524.100.726.2]
(34)

G. Pwnjttharan Konaep-konsep Teoritis. EmpirJS dan. Analitjg Penjabaran konsep-konsep dalam penelitian bertujuan

untuk memberikan gambaran secara lengkap tentang berbagai hal yang berkenaan dengan penelitian yang akan dilakukan. Berdasarkan pemikiran tersebut, maka sebagai rangkuman

dari uraian Bab III : Prosedur Penelitian ini, diterakan

pada tabel 3, penjabaran konsep teoritis, empiris dan

analitis dari variabel penelitian. Sedangkan gambaran

tentang penyusun alat pengumpul data penelitian akan diterakan pada butir pembahasan selanjutnyaterendiri.

Tabel 3

VARIABEL INDEPENDEN X PENJABARAN KONSEP-KONSEP

TEORITIS, EMPIRIS DAN ANALITIS

K O N S E P

TEORITIS EMPIRIS ANALISIS

Kepatuhan siswa Indeks Skala sikap Jawaban Siswa. baik dalam mengikuti

1. Ketaatan terha

dap. peraturan Sekolah

2. Ketaatan terha

dap Tata tertib

vang bersifat favora ble, maupun unfavora ble., terhadap sejum-lah pernyataan ten tang:

1. Kehadiran/absensi. Contoh: "Kehadiran Pendidikan Olah

raga

siswa pada saat pel ajaran adalah merupa kan kewaj iban yang

harus dilaksanakan".

2a. Waktu Pelajaran Contoh: "Pada saat pelajaran dimulai

tidak dibenarkan ada

nya siswa yang datang

terlambat".

Pelajaran Olah

raga

(35)

K 0 N S E P

TEORITIS EMPIRIS ANALISIS

2b. Tugas Pekerjaan Sekolah.

Contoh: Tugas sekolah yang dikerjakan di

rumah harus diselesai dan diserhkan sesuai

dengan waktu yang te lah ditentutkan".

2c. Pelaksanaan Tugas

Gerak

Contoh: "Walaupun tu gas geraknya sulit dan menjemukan, saya mencoba terus sampai

bisa melakukan".

2d. Peraturan Permain

a n

Contoh: "Pelangfiaran peraturan permainan merupakan perbuatan yang harus dikenakan hukuman".

3. Ketaatan terha 3. Mengharfiai hak in dap. Etika Sjis_- dividu dalam ke

ial dalam Ke lompok.

(36)

Tabel 4

KISI-KISI PERNYATAAN KEPATUHAN SISWA

ASPEK DAN SUB ASPEK + - JUMLAH

1. Ketaatan terhadap peraturan Sekolah

- Kehadiran 20 20 40

2 Ketaatan terhadaD Tata Ter-t.ih Pelajaran

a. Waktu pelajaran 5 5 10

b. Tugas-tugas pekerjaan

sekolah 5 5 10

c. Pelaksanaan Tugas-tugas

gerak 5 5 10

d. Peraturan permainan 5 5 10

3. Ketaatan terhadap Etika Sosial dalam Kelompok

bel-ajar

- Menghargai hak individu

dalam kelompok 20 20 40

Jumlah 60 60 120

H. Alat. Pengumpul Data

Masalah-masalah penelitian seperti yang telah

dirumuskan pada bagian pendahuluan ingin mengungkapkan

tentang karakteristik kepatuhan siswa melalui pendidikan

Olahraga dan Kesehatan dalam kaitannya dengan prestasi

belajar.

(37)

keterangan dan memperoleh data, disusunlah model alat

pengumpul data berbentuk kuesioner, dimana untuk setiap butir pertanyaannya telah disediakan jawaban-jawaban yang harus dipilih. Dipergunakannya alat pengumpul data ber bentuk kuesioner ini didasarkan atas beberapa pertim bangan : (a) data yang diperoleh akan lebih mudah diolah dan dianalisis secara statistk, (b) dengan alat tersebut dinungkinkan memperoleh data yang lebih obyektif, dan (c) cara pengumpulan data dapat dilakukan dengan lebih nudah, sehingga menghemat tenaga, biaya dan waktu.

Instrumen ataua alat angket penelitian untuk pene litian variabel-variabel yang diduga berupa kontributor terhadap prestasi belajar siswa SMAN ini hanya ada satu kelompok, sesuai dengan banyaknya variabel bebas yang akan ditelusuri. Sedangkan yang lainnya sebagai pelengkap adalah lembaran alih data untuk mencatat skor pretasi belajar siswa yabg termasuk sampel. Sedangkan Daftar Kumpulan Nilai prestasi belajar tahun ajaran 1987/1988 diperoleh dari data nilai raport pada semester IV. Data prestasi belajar meliputi mata pelajaran Program Inti yang diberikan pada semester IV, yang mencakup 8 mata pela jaran. Pengolahan data prestasi belajar merupakan varia

bel Y.

I. Penberian SJlqz. Alat. UJuix.

(38)

dalam penelitian ini penulis membutuhkan skor dari

masing-masing responden untuk variabel yang akan diteliti.

Menurut pendapat penulis bentuk alat-alat ukur yang sesuai

dengan maksud tersebut adalah alat ukur berbentuk skala

penilaian yang dikemukakan oleh model Likert (Oppenheim,

1976), dengan lima pilihan mulai dengan urutan sangat

setuju sampai dengan sangat tidak setuju dengan skala 4,

3, 2, 1, 0, untuk item yang positif, dan sebaliknya untuk

item negatif diberi bobot nilai 0, 1, 2, 3, 4. Bobot-bobot

nilai tersebut langsung dijadikan skor untuk setiap

responden yang memberikan jawaban terhadap masing-masing

lembaran jawaban itu jumlahkan maka akan diperoleh skor

total dari etiap responden. Untuk mendapatkan item-item

yang mempunyai daya pembeda yang tajam maka setiap item

harus terlebih dahulu dianalisis sehingga diketahui mana

item yang baik dan mana item yang kurang baik.

Pernyataan-pernyataan yang disusun melalui skala

Likert tersebut meliputi pernyataan yang favorable dan

pernyatan yang unfavorable. Pernyataan favorable dimaksud

kan bahwa pernyataan itu berkenaan dengan kepatuhan siswa

sesuai dengan tipe yang diteliti. Pernyataan unfavorable

dalam arti bahwa pernyataan itu tidak diambil dari yang

sebenarnya berlaku bagi tipe tersebut. Unfavorable di sini

tidak berarti selalu lebih buruk, tetapi tidak diambil

dari hal yang sebenarnya terjadi. Setiap indikator dari

masing-masing aspek kepatuhan siswa yang diteliti itu akan

mengambil beberapa pernyatan favorable dan beberapa

(39)

ketetapan yang memberi reaksi terhadap pernyataan-per

nyataan itu.

Responden menilai pernyataan itu dengan salah satu

jawaban berikut :

1) Sangat Setuju (S)

2) Setuju (S)

3) Tidak Tahu TT)

4) Tidak Setuju (TS)

5) Sangat Tidak Setuju (STS)

Kemungkinan jawabam yang tinggi, yaitu Sangat Setuju (SS) untuk pernyatan favorable diberi skor 4, berurutan

menurut jenjang sampai pada kemungkinan jawaban terendah yaitu Sangat Tidak Setuju (STS) dengan skor 0, dan sebaliknya untuk pernyataan unfavorable.

J. Validitas dan. Reliabilitas Alat. Ukur

Pengukuran variabel kepatuhan siswa dilakukan dengan

menggunakan alat ukur buatan sendiri yang penyebaran item

it emny a didasarkan atas kriteria tugas dan kewajiban

sebagai siswa dalam mengikuti. pendidikan olahraga, yang

dijabarkan melalui konaep-konsep teoritis, empiris dan

analitis. Konsep teoritis dalam variabel ini adalah

kepatuhan siswa, yang penjabaran konsep empirisnya adalah;

(1) Ketaatan Terhadap Peraturan Sekolah, (2) Ketaatan Ter

hadap Tata Tertib Pelajaran Olahraga, (3) Ketaatan

Terhadap Etika Sosial Dalam Kelompok Belajar. Yang

masing-masing akan diterakan secara berurutan adalah ; (1)

(40)

Sekolah; (2c) Pelaksanaan Tugas Gerak; (2d) Peraturan

Permainan dan (3) Menghargai hak individu dalam kelompok.

Pengumpulan data prestasi belajar siswa diperoleh

dari data hasil belajar siswa berdasarkan tes-tes yang

ditempuh yabg sudah merupakan nilai akhir. Data prestasi

belajar siswa diperoleh peneliti dari Knwil Depdikbud Jawa

Barat melalui masing-masing sekolah, dalam bentuk nilai

pencapaian belajar siswa.

Khusus untuk data prestasi belajar tidak dilakukan

uji validitas dan reliabilitas. Hal ini dikarenakan pres

tasi belajar tidak diperoleh melalui alat ukur yang disu

sun peneliti. Sedangkan untuk variabel kepatuhan siswa

yang di dapat melalui alat ukur, terlebih dahulu akan

diuji tingkat validitas dan reliabilitasnya.

Suatu alat ukur untuk penelitian harus memenuhi

beberapa persyaratan, diantaranya keshaihan atau validitas

(validity "> dan keterandalan atau reliabilitas (relia

bility^ . Langkah-langkah untuk mencapai tingkat validitas

dan reliabilitas alat ukur tersebut akan diuraikan sebagai

berikut ini.

1. ILil Validitas Alat UJiux.

Validitas dimaksudkan sebagai hal yang mempersoalkan

apakah alat ukur yang digunakan untuk mengukur suatu

atri-but yang dimaksud. Validitas alat ukur mungkin terjadi

jika alat itu tepat mengukur variabel-variabel yang

diteliti. Dengan perkataan lain dikatakan bahwa validitas

(41)

hendak diukur. Dengan demikian validitas akan menunjukkan

berguna atau tidak bergunanya alat ukur tersebut untuk

keperluan penelitian yang dilaksanakan.

Untuk melihat validitas alat ukur dalam penelitian

ini, dilakukan 2 buah cara, yaitu (1) melalui pertimbangan

(judge) oleh tiga orang ahli dari dosen-dosen IKIP Bandung

sebelum diuji-cobakan, (2) melalui uij-coba kepada 36

siswa kelas II SMAN Kotamadya Bandung (di luar sampel),

yang dilaksanakan dari tanggal 7 Maret sampai dengan 15

Maret 1988.

Dari cara pertama, melalui pertimbangan para dosen

tersebut dilakukan perbaikan terhadap seluruh item, ber

dasarkan analisis rasional baik isi maupun bentuk. Melalui

cara kedua, yaitu uji-coba alat ukur yang telah diperbaiki

tersebut, diuji-cobakan terhadap 36 siswa SMAN tahun 1988.

Gambaran perhitungan dan penyebaran sumber data uji-coba

ini diterakan pada tabel perhitungan dalam lampiran 2

laporan ini.

Sebagai contoh perhitungan lengkap untuk memilih

butir yang memenuhi syarat skalanya, langkah berikutnya

yaitu menyeleksi item-item yang mempunyai Daya Pembeda

(42)

CONTOH PERHITUNGAN PEMBOBOTAN SEBUAH ITEM POSITIF YANG DIUJI-COBAKAN

LANGKAH-LANGKAH PEM BOBOTAN ITEM SANGAT SETUJU (SS) SETUJU (S) TIDAK TAHU (TT) TIDAK SETUJU (TS) SANGAT TIDAK SETUJU (STS) (1) frekuensi (2) proporsi (3) p. kumulatif (4) titik tengah (5) nilai -z

(6) nilai z + 2,19 f P pk pk 5 0,138 1 0,930 1,48 3,67 16 0,444 0,861 0,639 0,36 2,55 11 0,306 0,417 0,264 -0,63 1,56 3 0,083 0,111 0,069 -0,83 0,71 1 0,028 0,028 0,014 -2,19 0

z dibulatkan 4 3 2 1 0

Berdasarkan hasil analisis normalitas penyebaran frejuensi

pada

kontinum

skala

sikap

kepatuhan

ini,

dari

120

pernyataan yang ada, 42 diantaranya tidak memenuhi syarat sehingga tidak dapat dipakai. Hal ini berarti bahwa ada 78

pernyataan yang masih dapat dipertimbangkan untuk alat ukur tahap akhir.

Uji validitas

alat ukur berikutnya dari hasil uji-coba di

tes melalui analisis perhitungan daya pembeda (discri

minating power) dengan menggunakan tes kesamaan dua

rata-rata (£ - test) terhadap 27 % skor-skor jawaban kelompk tinggi dan 27 % skor-skor jawaban kelompok rendah. Kemudian dari 36 responden yang digunakan diambil 10 responden yang memiliki nilai tertinggi dan 10 responden

lainnya yang memiliki niali terendah. Kemudian dilakukan

pengujian t untuk setiap pernyataan, guna membedakan responden yang bersikap positif dan yang bersikap negatif.

Adapun

rumus

t - teBt yang dipergunakan

adalah

sebagai

(43)

xT - XR

s

R

(Allen L. Edward, 1957: ditulis ulang oleh Rochman Natawidjaja,

1985, hal. 241)

i n n

X.J.

=

skor rata-rata dari kategori

alternatif

respon

kelompk tinggi.

XR

=

skor

rata-rata

dari kategori alternatif respon

kelompok rendah. n = jumlah subjek.

Hasil perhitungan validitas alat ukur melalui cara uji-coba secara terinci diukur pada Lampiran 2. a.

Dibawah ini disajikan contoh perhitungan dan pengujian t untuk pernyataan negatif.

KATEGORI

RESPON X

KELOMPOK UNGGUL KRL0MP0K RENDAH

f

fXj!

f*p

f

fxR

fxR

SS S TT TS STS 0 1 2 3 4 3 5 2 6 15 8 2,43 0,05 2,42 5 3 1 1 5 6 3 4 3,2 0,12 1,44 4,84

JUMLAH 10 29 4,9 10 28 9,6

NOTASI D m fXrp

fXj

nR

fxR

fxR

X = 2 Srn 29 10 4,9

1 0 - 1

= 2,9 = 0,54 x = 2 SR 18 10 9,6

1 0 - 1

= 1,8

(44)

t =

XT - XR

2 2

ST

SR

+

n

2,9 - 1,8

0,54 1,06 1,1

+ = =2,75

V 10 10 0,4

t signifikan pada tingkat 0,975

Berdasarkan hasil uji daya diskriminasi ini 13 pernyataan lagi yang tidak memenuhi syarat, sehingga masih dapat dipertimbangkan untuk menjadi alat ukur tahap akhir

dari penelitian ini.

Hasil perhitungan t untuk setiap butir pernyataan dapat diperhatikan pada lampiran 2.

2. LULL Reliabilitas Alat. Uiuir.

Uji reliabilitas bertujuan untuk mengungkapkan masalah ketepatan dan kemantapan alat ukur. Mengenai reliabilitas ini dikemukakan oleh Donald IL_ Mathew (1963 : 20) sebagai berikut :

Reliability and objectivity simply refer to the consistency of the measurement for any given tes. That is, if a test were administered to a group of pupils today, we should expect the same result from the tes if

it were administered to the identical group at another

time.

(45)

yang sama jika tes terebut diberikan lagi pada kelompok

yang sama pada saat yang berbeda.

Adapun perhitungan statistik untuk menguji

reliabilitas alat ukur ini mempergunakan teknik belah dua

(split-half). Rumus-rumus perhitungannya adalah sebagai

berikut :

1. Untuk mencari reliabilitas setengah perangkat skala sikap digunakan rumus r Pearson (Guilford & Fruchhter) yang ditulis ulang oleh Rochman Natawidjaja

(1985).

N 2 XY - (2X) (2Y)

V {N2Xa - (2)a> {N2Ya - (2Y)8

2. Untuk mencari reliabilitas seluruh perangkat skala sikap, digunakan rumus sebagai berikut:

2rhh

rtt

=

Guilford & Fruchter, 1978

1 + rhh

(Rochman Natawidjaja, 1985).

rnn adalah nilai r yang diperoleh dari perhitungan

r

Pearson di atas.

3. Untuk menguji signifikansi indek korelasi digunakan uji-t, dengan rumus sebagai berikut:

t =

rtt V N

- 2

'

1 ~ *'tt

(Sudjana, 1984, hal. 365).

Setelah dihitung dengan rumus-rumus di atas indeks

(46)

tiga aspek hasilnya adalah sebagai berikut:

Alat ukur

X± :

r = 0,872 ; t = 10,39

Signifikan pada tingkat 0,999

Alat ukur

X2 : r = 0,886 ; t = 11,13

Signifikan pada tingkat 0,999

Alat ukur

X3 : r = 0,856 ; t =

9,65

Signifikan pada tingkat 0,999

Proses perhitungannya dapat dilihat pada Lampiran 2..

K. Teknik Analisis Rata.

Dengan menggunakan alat pengupul data yang telah diuji-cobakan, khgusunya untuk data sikap kepatuhan siswa

dalam pelajaran pendidikan olahraga, dan studi dokumenter

untuk memperoleh data prestasi belajar siswa, peneliti

memperoleh sejumlah data. Data tersebut kemudian diolah

dan dianalisis untuk menguji hipotesis-hipotesis penelitian. Untuk menguji hipotesis penelitian, digunakan

statististik parametrik, jika semua asumsi statistik terpenuhi, yairu (1) normalitas distribusi frekuensi skor

sikap dan prestasi belajar, (2) homoginitas variansi.

Pengolahan data ini dilakukan dengan bantuan jasa KpPPUter (Pjakat. Program Micro-StatV Beberapa analisis

data

yang sederhana dan atau tidak tersedia

dalam

paket

(47)

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

Dalam Bab terakhir ini disajikan pembahasan

hasil-hasil yang diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan.

Pada bagian berikutnya, akan disajikan beberapa indikasi

yang merupakan kesimpulan-kesimpulan dari uraian diskusi

tentang hasil-haail penelitian tersebut. Selanjutnya,

implikasi-implikasi yang dapat diangkat dari penelitian

ini, agar dapat menjadi bahan kajian bagi

penelitian-pene-litian selanjutnya yang memiliki permasalahan yang serupa.

A. Penbahaaan Hagil-Hagil Penelitian

Berbagai upaya pemerintah dalam membina dan mengem

bangkan disiplin ataupun kepatuhan di dalam kehidupan

masyarakat Indonesia terus ditingkatkan, baik dalam

pengembangan yang bersifat konseptual maupun operasional.

Pembinaan dan pengembangan disiplin melalui jalur

pendidikan informal (keluarga), formal (sekolah), dan non

formal (masyarakat), tentunya harus terkoordinasi secara

terpadu dan konsisten dalam berpikir, bersikap, dan ber

buat dengan mengacu kepada norma-norma dan nilai yang

berlaku dalam kehidupan bangsa Indonesia. Jika disimak

dari sistem pendidikan nasional yang diterapkan saat ini,

(48)

ternyata usaha untuk mengkoordinasi pembinaan dan pengem

bangan disiplin peserta didik telah direncanakan oleh

pemerintah yang tercermin dalam tujuan dan asas-asas

pelaksanaan pendidikan nasional yang berlaku saat ini.

Kepatuhan dan ketaatan seseorang terhadap

norma-norma dan nilai yang berlaku bagi bangsa dan

masyara-katnya,

menunjukkan bahwa orang tersebut

telah

memiliki

kedisplinan

maupun

kepatuhan dalam segala

pola

perila

kunya,

baik

untuk

kepentingan

dirinya

sendiri

maupun

lingkungan sosialnya.

Usaha pendidikan yang dilaksanakan di sekolah sering

disebut

pendidikan

formal,

karena dalam

mengisi

pendi-dikannya

diatur

dan

dikendalikan

secara

ketat

dengan

norma-norma

dan nilai yang mengikat, baik

dalam

jenjang

maupun waktunya, yang diwujudkan dalam peraturan-peraturan

akademis yang harus dipatuhi oleh para anggota

masyarakat

sekolah yang bersangkutan.

Salah satu tujuan

pengembangan

etika

dalam

pendidikan

di

Indonesia

menurut

Dardji

Darmodiharjo

adalah

pembentukan siswa

yang

berdisplin.

disiplin yang terbentuk dalam diri manusia merupakan suatu

perubahan tingkah laku yang dipengaruhi oleh banyak faktor

yang

terdapat

dalam lingkungan

hidupnya- Dari

berbagai

kegiatan

belajar di sekolah siswa

memperoleh

pengalaman

dan

latihan sehingga timbul perubahan perilakunya

sesuai

(49)

Di sekolah itu pula siswa diberikan pengalaman dan

latihan dalam bidang pelajaran pendidikan olahraga,

sesuai

dengan taraf perkembangannya, yaitu berupa

kegiatan-kegiatan olahraga yang terpilih sebagai sarana untuk

mencapai tujuan pendidikan. Pendidikan olahraga

memungkinkan menjadi sarana untuk memperkembangkan

kemampuan-kemampuan potensial siswa karena pada hakekatnya

pen-didikan olahraga bersumber dari gerak siswa dan

dilakukan siswa. Tetapi hal ini pula tergantung kepada

siswa itu sendiri dalam memberikan makna atas

keterlibatannya

dalam

mengikuti pendidikan

olahraga

di

sekolahnya.

Adapun permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana

sikap kepatuhan siswa itu dapat berkembang melalui proses

belajar

pendidikan

olahraga

dan

sejauhmana

kepatu-han

tersebut berpengaruh terhadap prestasi belajarnya.

Apabila kita simak dari hasil penelitian ternyata

bahwa

variabel-variabel

kepatuhan

siswa,

yang

terdiri

dari : (1) Ketaatan siswa terhadap peraturan sekolah (Xj),

(2) Ketaatan siswa terhadap tata tertib sekolah (X2).

dan

(3)

Ketaatan

siswa

terhadap

etika

sosial

(X3)

tidak

menunjukkan adanya hubungan yang berarti terhadap prestasi

belajar

(Y),

baik secara parsial antar

ketiga

variabel

kepatuhan tersebut maupun gabungan ketiga variabel terse

(50)

Gambaran hasil penelitian sebagai berikut

Model 1

Regresi sederhana antara X dan Y

Fhitung =

1'25

< Ftabel

= 3'90

F

hitung

= °>03 < Ftabel

= 3'

90

Fhitung = 0,36 < Ftabel

= 3,90

H

A

Fhit > Ftab

Fhit < Ftab

Model 2

Kontribuasi Total X terhadap Y

Fhitung = °>36

< Ftabel

= 3'90

rhit > Ftab

1 xl

x2

x3 1

> Y

A

:

Fhit < Ftab

Dari hasil penelitian tersebut dapat diungkapkan

bahwa :

1. Prestasi belajar tidak ditentukan oleh satu

faktor akan tetapi ditentukan oleh berbagai faktor, bahkan

oleh beribu-ribu faktor. Oleh karena itu kepatuhan siswa

berolahraga merupakan salah satu faktor saja yang

mungkin

andilnya

sebagian kecil dalam menunjang prestasi

belajar

(51)

Apabila kita kaji dari teori yang telah diungkap

pada bahasan sebelumnya, tertera bahwa hasil belajar

ditentukan oleh berbagai variabel (M.J. Dunkin and B.J.

Biddle, 1974). Hal ini menunjukkan bahwa setiap variabel

menunjang terhadap pencapaian prestasi belajar akhir,

tetapi tinggi rendahnya derajat hubungan akan tergantung

Gambar

Tabel2
Gambaran jenis-jenis

Referensi

Dokumen terkait

Karena nilai-nilai dan norma-norma kepemimpinan yang bersumber dari kebudayaan Jawa itu dapat dijadikan pegangan hidup, terutama dalam kehidupan berorganisasi, kemudian

jeung alam, dongéng nu 40 téh ngandung ajén étnopédagogi. Ieu ajén téh

pihak lain, pemimpin harus mampu memberikan perlindungan dan. mewujudkan kesejahteraan pada pihak

“Pengaruh Predisposisi dan Dukungan Sosial Terhadap Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada Masyarakat di Desa Simodong Kecamatan Sei Suka Kabupaten Batu Bara 2013”.. Dalam

Bandung: Jurusan Pendidikan Bahasa Daérah FPBS UPI.. Arti Antropologi Untuk Indonesia Masa

Teori dan Filsafat Ilmu Hukum , Bandar Lampung: Bahan Kuliah, Program Studi Magister Ilmu Hukum – Universitas Bandar Lampung. Poespoprodjo, W., 1986, Filsafat Moral Kesusilaan

Penegakan hukum HKI di Indonesia terbukti belum efektif yang terlihat dengan beberapa indikator yaitu: (1) masih maraknya peredaran produk bajakan di sekitar kita;

Sahabat MQ/ Seleksi calon menteri Susilo Bambang Yudhoyono akan dimulai hari ini// Seluruh dokumen pakta integritas pun telah disiapkan/ namun pakta tersebut ditujukan