• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN METODE BERMAIN KONSTRUKTIF MELALUI MEDIA SENI RUPA DALAM UPAYA PENINGKATAN KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI PADA ANAK USIA DINI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN METODE BERMAIN KONSTRUKTIF MELALUI MEDIA SENI RUPA DALAM UPAYA PENINGKATAN KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI PADA ANAK USIA DINI."

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN METODE BERMAIN KONSTRUKTIF MELALUI MEDIA SENI RUPA

UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI PADA ANAK USIA DINI

(StudiEksperimenKuasiPadaAnak di Taman Kanak-Kanak Sejahtera, Bandung)

TESIS

DiajukanUntukMemenuhiSebagianSyaratMemperolehGelar Magister Pendidikan Program StudiPendidikanDasar

KonsentrasiPendidikanAnakUsiaDini

Oleh

Mohamad Helmi Ismail NIM : 0907845

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR

SEKOLAH PASCA SARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

(2)

PENERAPAN METODE BERMAIN KONSTRUKTIF

MELALUI MEDIA SENI

DALAM UPAYA PENINGKATAN KREATIVITAS DAN

KEMAMPUAN KOMUNIKASI PADA ANAK USIA DINI

(StudiEksperimenKuasiPadaAnak di Taman Kanak-Kanak Sejahtera, Bandung)

TESIS

DiajukanUntukMemenuhiSebagianSyaratMemperolehGelar Magister Pendidikan Program StudiPendidikanDasar

KonsentrasiPendidikanAnakUsiaDini Oleh

Mohamad Helmi Ismail NIM : 0907845

DISETUJUI OLEH

DOSEN PEMBIMBING I DOSEN PEMBIMBING II

Prof. Dr. H. Juntika Nurihsan, M.Pd Prof. H. Udin Syaefudin Saud, PhD NIP. 196606011991031005 NIP. 195306121981031003

MENGETAHUI KETUA PRODI PENDIDIKAN DASAR

(3)

ii

PERNYATAAN

“Dengan ini saya nyatakan tesis yang berjudul, “PenerapanMetodeBermainKonstruktifMelalui Media SeniRupa dalamUpayaPeningkatanKreativitasdanKemampuanKomunikasiPadaAnakUsia

Dini.”Ini beserta seluruh isinya adalah benar-benara karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko/sanksi yang akan dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini”.

Bandung, 18 Februari 2013

Yang Membuat Pernyataan

(4)

PENERAPAN METODE BERMAIN KONSTRUKTIF MELALUI MEDIA SENI RUPA

DALAM UPAYA PENINGKATAN KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI PADA ANAK USIA DINI

Abstrak

Penelitian ini merupakan suatu studi terhadap permasalahan yang terjadi di TK sejahtera, Bandung. Energi anak yang besar, dorongan bermain yang tinggi sering tidak memberikan dampak baik bagi mereka. Melalui penelitian ini, penulis mencoba mengembangkan kemampuan kreatif dan kemampuan komunikasi anak usia dini di TK Sejahtera Bandung melalui media seni. Upaya ini diharapkan dapat membantu proses perkembangan anak dengan baik karena kedua kemampuan tersebut merupakan bagian yang sangat penting dalam menunjang perkembangan anak secara keseluruhan.Penelitian merapkan metode quasi-eksperimen untuk mengetahui sejauh mana media seni rupa dapat mengembangkan kreativitas dan kemampuan komunikasi anak. Penggunaan desain pra dan post-eksperimen, dilakukanlah pengambilan sample data menurut quota.

Nilai rata-rata kreativitas anak di kelompok eksperimen pada saat pre-test mencapai rata-rata 0,463. Sedangkan kelompok kontrol mencapai rata-rata nilai, 0,594. Sementara kemampuan komunikasi anak di kelompok eksperimen memperoleh nilai rata-rata 0,343, dan kelompok kontrol memperoleh nilai 0,447. Setelah menjalani eksperimen, kelompok eksperimen menunjukan peningkatan signifikan. Kelompok eksperimen memperoleh nilai rata-rata 0,763 untuk kreativitas dan nilai rata-rata0,657 untuk kemampuan komunikasi. Sementara kelompok kontrol memperoleh nilai rata 0,66 untuk kreativitas dan nilai rata-rata 0,482 untuk kemampuan komunikasi. Perolehan data dari kegiatan post-test menunjukan peningkatan signifikan, dari uji t yang dilakukan kelompok eksperimen mendapatkan nilai sig. sebesar 0,015 untuk kreativitas (T-hitung, 4,091>T-tabel 2,132) dan sig. sebesar 0,030 untuk kemampuan komunikasi (T-hitung, 3,313>T-tabel 2,132)kedua hasil tersebut menunjukan peningkatan yang signifikan. Disimpulkan metode bermain konstruktif melalui media seni rupa dapat meningkatkan kreativitas dan kemampuan komunikasi anak dengan baik. Kepala sekolah, Guru, dan Peneliti lain sebaiknya mengarahkan kondisi natural anak untuk mencapai kemampuan yang baik dalam dirinya yang pada penelitian ini dikembangkan melalui permainan konstruktif melalui media seni rupa.

(5)

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan ... i

Lembar Pernyataan... ii

Motto ... iii

Abstrak ... iv

Kata Pengantar ... v

Ucapan Terimakasih... vii

Daftar Isi... ix

Daftar Tabel ... xii

Daftar Gambar ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat Penelitian ... 8

F. Struktur Organisasi Tesis ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS A. Konsep SeniRupa... 12

1. Seni Rupa, Media dan Kegiatan Belajar-Mengajar di PAUD ... 14

(6)

C. Bermain... 25

1. Pendekatan, Jenis, dan Karakteristik Bermain ... 26

2. Bermain Konstruktif dan Kemampuan Berfikir Simbolik... 29

3. Anak dan Pengkonstruksian Simbol ... 29

D. Kreativitas dan Representasi Kreatif pada AUD ... 31

E. Tes dan Pengembangan Kemampuan Kreatif pada AUD ... 36

F. KemampuanKomunikasiAnakUsiaDini ... 41

G. Kerangka Pemikiran ... 48

H. Hipotesis ... 49

I. Penelitian Lain yang Relevan ... 49

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sample Penelitian ... 51

B. Desain dan Metode Penelitian ... 51

C. Definisi Operasional ... 56

D. Variabel Penelitian ... 58

E. Teknik Pengumpulan Data ... 58

F. Teknik Analisis Data ... 62

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi dan Subjek Penelitian ... 65

B. Uji Hipotesis ... 66

1. Uji Hipotesis Kemampuan Kreatif ... 66

2. Uji Hipotesis Kemampuan Komunikasi ... 68

C. Data Tingkat Perkembangan ... 71

1. Tingkat Perkembangan Kemampuan Kreatif ... 71

2. Tingkat Perkembangan Kemampuan Komunikasi... 73

D. Data Hasil Penelitian ... 75

(7)

2. Tindakan 1 ... 78

3. Tindakan 2 ... 81

4. Tindakan 3 ... 83

5. Post-Test ... 86

E. Pembahasan Hasil Penelitian ... 88

1. Perkembangan Kreativitas ... 88

2. Perkembangan Kemampuan Komunikasi ... 93

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 1. Kesimpulan ... 97

2. Rekomendasi ... 98

3. Daftar Pustaka ... 101 Lampiran-Lampiran

(8)

DAFTAR TABEL

1. Proses Kreasi Erbele ... 46

1.1.Jadwal Kegiatan Penelitian ... 64

1.2.Kisi-kisi Kemampuan Kreatif ... 68

1.3.Kisi-kisi Kemampuan Komunikasi ... 69

2. Data Perolehan Nilai Pre-Test Anak ... 78

2.1.Data Perolehan Nilai Kemampuan Anak Pada Treatment 1 ... 80

2.2.Data Perolehan Nilai Kemampuan Anak Pada Treatment 2 ... 82

2.3.Data Perolehan Nilai Kemampuan Anak Pada Treatment 3 ... 85

2.4.Data Perolehan Nilai Kemampuan Anak Dari Pre-Test 2.5.Hingga Post-Test ... 88

3. Uji Normalitas Kemampuan Kreatif ... 89

3.1.Uji Variansi Dan Selisih Rata-Rata Kemampuan Kreatif ... 90

3.2.Uji Normalitas Kemampuan Komunikasi Anak Usia Dini ... 92

3.3.Uji Variansi Dan Selisih Rata-Rata Kemampuan Komunikasi Anak Usia Dini ... 92

4. Uji Hipotesis Tingkat Perkembangan Kemampuan Kreatif Anak Usia Dini ... 95

4.1.Tingkat Perkembangan Kemampuan Kreatif Anak Usia Dini ... 95

4.2.Uji Hipotesis Tingkat Perkembangan Kemampuan Komunikasi Anak Usia Dini ... 100

4.3.Tingkat Perkembangan Kemampuan Komunikasi Anak Usia Dini ... 101

(9)

DAFTAR GAMBAR

1. Kerangka Pemikiran...52

2. Desain Penelitian...56

3. Alur Fikir Penelitian...57

4. Perkembangan Kreativitas ... 96

5. Daerah Penolakan Ho 1 Sisi ... 96

6. Daerah Penolakan Ho 2 Sisi ... 97

7. Perkembangan Kemampuan Komunikasi ... 102

8. Daerah Penolakan Ho 1 Sisi ... 102

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan merupakan suatu upaya yang dilakukan secara sadar dan terencana untuk membangun peserta didik menjadi pribadi yang integral. Melalui beragam pendidikan yang dialaminya, pribadi siswa diharapkan akan terbangun beberapa pilar yang menunjang terciptanya sosok pribadi yang baik dalam segi spiritual, intelktual, sosial-emosional yang akan menjadi bekal dalam kehidupannya di masa yang akan datang. Hal ini pun diuraikan pada tujuan pendidikan nasional yang terdapat pada ada Undang Undang Negara Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003. tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab I Pasal 1, Ayat 1, tentang Ketentuan Umum menjelaskan bahwa pendidikan adalah sebagai berikut,

Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

(11)

dan bakat yang dimilikinya. Landasan pemikiran tentang pernyataan tersebut ini dapat kita lihat pada UU No.23/2002. pasal 9 ayat 1 tentang perlindungan anak yang menjelaskan bahwa, “Setiap anak berhak memperoleh pendidikan dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan

bakatnya.” (Sujiono, 2009:9).

Pendidikan Anak Usia Dini dalam penyelenggaraannya sebaiknya memperhatikan beberapa landasan yang menjadi bagian penting dalam kehidupan anak. menurut Sujiono (2009:9) Pendidikan Anak Usia Dini hendaknya

memperhatikan beberapa hal seperti, “Anak sebagai mahluk individu mempunyai aspek biologis, psikologis, sosiologis, antropologis”. Hal ini berarti pendidikan yang

diberikan harus melingkupi berbagai aspek kebutuhan perkembangan anak walaupun pada akhirnya anak akan menentukan arah perkembangan dirinya sesuai dengan minat dan potensi yang dimilikinya. Selain terkait permasalahan ruang lingkup pendidikan yang dilakukan, pada pelaksanaan Pendidikan Anak Usia Dini perlu juga memperhatikan konsep pembelajaran yang dirancang seperti, “Pembelajaran pada AUD harus berkonsep learning by playing, learning by doing, learning by

stimulating”. (Sujiono, 2009:9).

(12)

3

sebagai pendidik juga tidak dapat mengesampingkan peran yang dimilik seni rupa dalam menunjang proses pendidikan yang dilakukan. Pada beberapa kasus dalam penyelenggaraan pendidikan formal di sekolah, seni rupa kadang dianggap sebagai suatu ruang yang mungkin terbilang mirip dengan hiburan di sekolah diantara tekanan beberapa mata pelajaran lainnya yang sering membuat stress. Hal ini dapat terjadi dimanapun jika kita tidak benar-benar mencoba untuk memperhatikan dan mengupayakan peran lebih jauh dari pendidikan seni rupa yang diterapkan di sekolah. Kekhawatiran akan menurunnya peran seni rupa dalam proses penyelenggaraan pendidikan juga diungkapkan oleh Rob Barnes (1987:21) yang menyebutkan,“Perhaps a nightmare vision of art teaching is one where art is never

valued as anything but a recreation or leisure activity.” Dari pernyataan yang

diungkapkan oleh Rob barnes tadi, secara singkat menunjukan apa dan bagaimana umumnya seni rupa dipahami. Apakah karena penyebab ini juga seringkali kegiatan belajar seni rupa kurang memberikan pengaruh pada aspek perkembangan kreativitas dan beberapa kemampuan lain yang terkait dalam suatu kegiatan seni rupa?

(13)

kemampuan motorik dan kemampuan ingatan anak yang lebih memungkinkan anak dapat mengerjakan tugasnya dengan teliti dan sabar. Setiap permasalahan yang ditemukan, dipecahkan melalui cara baku dengan melihat contoh yang diberikan oleh guru yang mengajarkannya. Walaupun kegiatan tadi tidak dapat dibilang buruk, namun dirasakan kurang tepat jika dimaksudkan sebagai wahana untuk mengembangkan potensi kreatif dan kemunculan beberapa dampak pengiring lainnya pada keseluruhan perkembangan diri anak.

Kreativitas sering menjadi perbincangan menarik terkait hubungannya dengan pengembangan potensi anak usia dini. Beragam jenis kegiatan yang mendorong pengembangan kreativitas telah banyak diterapkan pada pelaksanaan pendidikan anak usia dini. Beberapa implementasi pengembangan tadi sering dihubungkan dengan kegiatan bermain dan pengambangan potensi imajinasi anak. Imajinasi yang di sentuh seringkali dianggap sebagai suatu modal untuk membantu anak mengenali dan membangun pemahaman tentang dunia di luar dirinya. Selain itu, daya imajinasi ini membantu anak untuk terus dapat menikmati kegiatan eksplorasi yang dilakukannya baik dalam lingkup dirinya sendiri, orang lain maupun lingkungan disekitarnya. Salah satu kegiatan yang sering dianggap erat hubunganya dengan nilai-nilai kreativitas adalah kegiatan seni yang juga telah banyak diterapkan di TK. Walaupun aspek perkembangan yang tercakup tidak hanya pada segi kreativitas saja namun, kegiatan seni, dalam hal ini kegiatan seni rupa, dianggap sangat kuat perannya dalam pengembangan kreativitas anak.

(14)

5

& Kirkland, 2010)” Pada salah satu artikel dalam jurnal pendidikan ProQuest yang

ditulis oleh Christensen & Kirkland menunjukan kepeduliannya terhadap permasalahan dalam pendidikan seni rupa bagi anak usia dini. Jika pada artikel tersebut pendidikan seni rupa dianggap menurun tingkatannya, pada kondisi di lingkungan kita pun sering terjadi hal yang sama, dimana pendidikan seni rupa anak usia dini justru lebih banyak mengolah segi motorik dan logika daripada aspek kreativitas anak. Christensen & Kirkland (2010: 88) menyebutkan bahwa kegiatan seni rupa yang diimplementasikan dalam bermain atau bereksperimen dapat menyentuh tingkatan kognisi yang tinggi pada diri anak. Melalui kegiatan seni rupa, anak diberikan pengalaman yang dapat membangun kepekaan indrawi maupun kepekaan berfikirnya. Seni rupa dapat dengan mudah mengantarkan anak pada kegiatan eksplorasi, discovery, memancing ketertarikan anak, menimbulkan masalah dan pertanyaan, dan menambah ruang refleksi pada anak usia dini.

(15)

imajinasi, perangkaian simbol dan makna kedalam susunan bentukpun mungkin tidak akan terjadi. Hal ini mungkin karena anak lebih terfokus untuk mengikuti instruksi yang diberikan oleh guru dengan baik daripada mencoba mengembangkan idenya sendiri, memahami, dan memaknai apa yang dilakukan oleh masing-masing anak tadi dalam kegiatannya.

Selain masalah tadi, energi yang cukup besar dalam diri anak yang tidak tersalurkan dengan baik justru memunculkan sikap agresif yang seringkali berdampak kurang baik pada diri anak tersebut maupun pada teman-temannya. Pada beberapa observasi yang dilakukan, anak sering terkesan tidak menikmati dan tidak menyenangi kegiatan belajar-mengajar yang dilakukan di kelas. Anak lebih merasa senang dan mendapatkan kepuasan ketika mereka diijinkan untuk bermain bebas. Hal ini mungkin efek dari pola kebiasaan yang menerapkan bermain sebagai “reward” setelah anak menyelesaikan tugasnya. Dengan pola perilaku seperti itu, kemungkinan besar motivasi anak dalam mengikuti proses pembelajaran yang dilakukan akan berkurang dan lebih berharap untuk bermain secara bebas, sesuai dengan kehendak mereka sendiri.

(16)

7

yang ditawarkan dalam permainan tadi. Dengan melakukan beberapa kegiatan tadi, selain dapat saling bekerjasama, melalui interaksi yang dilakukan anak mungkin akan mendapatkan motivasi tambahan dalam melakukan kegiatannya.

(17)

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Diawali dari permasalahan yang telah diuraikan, kreativitas dan kemampuan komunikasi merupakan bekal penting yang dapat menunjang perkembangan maksimal Anak Usia Dini. Dengan kecenderungan natural anak yang menyenangi kegiatan bermain, metode bermain konstruktif dengan menggunakan media seni rupa dapat memberikan sumbangsih yang berarti bagi beberapa dimensi perkembangan anak. melalui beberapa pertimbangan tersebut maka peneliti mencoba mengidentifikasi beberapa butir masalah utama kerangka penelitian seperti,

1. Bagaimana gambaran kreativitas anak Taman Kanak-Kanak?

2. Bagaimana gambaran kemampuan komunikasi anak Taman Kanak-Kanak?

3. Bagaimana efektivitas metode pembelajaran bermain konstruktif yang melalui media seni rupa digunakan dalam mengembangkan kemampuan kreatif anak?

4. Bagaimana efektivitas metode pembelajaran bermain konstruktif melalui media seni rupa yang digunakan dalam mengembangkan kemampuan komunikasi anak?

C. Tujuan Penelitian

Sehubungan dengan beberapa permasalahan yang dirumuskan sebelumnya, penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh beberapa informasi seperti berikut ini,

a. Memperoleh informasi tentang tingkat kemampuan kreatif dan anak TK. b. Memperoleh informasi tentang tingkat kemampuan komunikasi anak TK. c. Memperoleh informasi tentang efektivitas metode pembelajaran bermain

(18)

9

d. Memperoleh informasi tentang efektivitas metode pembelajaran bermain konstruktif melalui media seni rupa dalam mengembangkan kemampuan kreatif anak.

D. Manfaat/Sigifikansi Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Melalui penelitian yang dilakukan, diharapkan akan didapat kegiatan belajar-mengajar yang dapat menyenangkan dan memfasilitasi keragaman ide anak. Selain itu, penerapan semangat seni rupa yang disisipkan dalam kegiatan bermain konstruktif ditujukan untuk mendapatkan pola baru yang menarik dan menyenangkan bagi anak. Dengan didapatkanya kedua rumusan tadi, diharapkan kegiatan seni rupa dapat memberikan sumbangsih pada perkembangan kreativitas anak. Selain itu, Semakin sering kesempatan yang diberikan pada anak untuk mengkomunikasikan pemikiran mereka, makin membaik kemampuan perkembangan komunikasi, artikulasi dan kemampuan berfikir mereka.

2. Manfaat Praktis

Dengan beberapa percobaan kecil yang dilakukan dalam kerangka kegiatan belajar-mengajar yang menggunakan metode bermain konstruktif ini diharapkan dapat memberikan pengaruh baik pada,

a. Anak

Mendapatkan peluang untuk mengembangkan kreativitas dalam segi figural dan kemampuan komunikasi anak melalui kegiatan bermain konstruktif dengan menggunakan media seni rupa.

b. Guru Taman Kanak-kanak

(19)

c. Taman Kanak-Kanak

Memperoleh kemungkinan rancangan kegiatan belajar seni rupa yang peka terhadap kebutuhan perkembangan anak usia dini. Menghasilkan suatu rancangan kegiatan belajar-mengajar yang dapat merangsang perkembangan ide dan kreativitas anak begitu pula dengan kemampuan komunikasi yang dimiliki anak.

E. Struktur Organisasi Tesis

Penyusunan Tesis yang dilakukan, terdiri dari lima Bab dengan tata penyusunan penulisan seperti,

BAB I Pendahuluan

A. Latarbelakang Penelitian

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah C. Tujuan Penelitian

D. Manfaat/Sigifikansi Penelitian

BAB II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran, dan Hipotesis Penelitian Penyusunan Kajian pustaka yang dilakukan pada bab II ini mendasari berbagai perangkat penelitian yang dilakukan untuk mendapatkan data dan melakukan tindakan dalam penelitian. Berbagai pengkajian pustaka dilakukan untuk mendukung upaya pengembangan kemampuan kreatif dan kemampuan komunikasi pada anak usia dini.

BAB III Metode Penelitian

A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian B. Desain Penelitian

(20)

11

F. Proses Pengembangan Instrumen: Validitas dan Reliabilitas G. Teknik Pengumpulan data

H. Analisis Data

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan A. Pengolahan atau analisis Data B. Pembahasan atau Analisis Temuan

BAB V Kesimpulan dan Saran Daftar Pustaka

(21)

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode yang akan diambil dari rancangan permasalahan dalam penelitian ini adalah metode quasi-eksperimen. Pada penelitian ini, akan dibuat perancangan kelompok yang diamati menjadi dua bagian yaitu kelompok kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan rancangan sebagai berikut,

A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sample Penelitian.

Penelitian ini direncanakan akan dilakukan di TK Sejahtera Ujungberung, Bandung. Dengan melibatkan siswa TK di semester ganjil. Pemilihan tadi dilandasi oleh beberapa pertimbangan seperti,

1. TK Sejahtera Ujungberung merupakan TK yang diharapkan dapat menjadi wahana penelitian dan pengembangan konsep dan praktek keilmuan pendidikan di TK.

2. TK Sejahtera Ujungberung terdiri dari siswa yang memiliki beberapa kemiripan baik dari latarbelakang sosial maupun gambaran awal kreativitas dan kemampuan komunikasi mereka.

3. Pembagian kelompok dilakukan mengikuti desain pra dan post-eksperimen dengan berdasarkan pada pencapaian yang ditunjukan anak pada saat pre-test.

B. Desain dan Metode Penelitian

(22)

61

kelompok tadi. Sebelum diberikan tes akhir, kelompok eksperimen akan berikan beberapa tindakan yang dirancang sesuai dengan kebutuhan dan kerangka teoritis yang diambil dalam penelitian. Dengan membandingkan hasil yang diperoleh dari pre test dan post test, akan diketahui seberapa besar perubahan yang terjadi sebagai tanda keberhasilan tindakan yang diberikan dalam penelitian. Rancangan metode penelitian yang akan diterapkan pada penelitian ini mengadaptasi rancangan penelitian ekperimental dari McMillan & Schumacher (2001) seperti,

Kelompok Pre-test Tindakan Post-test

A O1 X1 O2

B O1 O2

Jangka waktu GAMBAR 1.2. DESAIN PENELITIAN Keterangan;

O1 : Pretest O2 : Post test

(23)

Sedangkan langkah-langkah yang dirancang dalam melakukan penelitian ini diuraikan dalam alur penelitian seperti berikut ini.

GAMBAR 1.3.

ALUR FIKIR PENELITIAN Observasi

Kegiatan

Post-Test Identifikasi Masalah

Penerapan Metode Bermain Konstruktif melalui Media Seni Rupa dalam Upaya Peningkatan Kreativitas dan Kemampuan

Komunikasi Anak Usia Dini.

Penentuan subjek, sample penelitian,

dan kelompok

Kelompok Eksperimen Kelompok kontrol

Bermain Konstruktif melalui

Media Seni Rupa

Pre-Test

Pengambilan, Pengolahan,

dan analisis data

(24)

63

Berdasarkan pada design lengkah-langkah penelitian yang dirancang, akan dilaksanakan beberapa tahap kegiatan sebagai berikut,

1. Melakukan identifikasi permasalahan yang ada dilapangan,

2. Melakukan pengkajian teori tentang bermain konstruktif, kemampuan kreatif dan kemampuan komunikasi.

3. Menentukan subjek penelitian.

4. Melakukan obeservasi terhadap kegiatan belajar-mengajar yang dilakukan oleh guru untuk mendapatkan gambaran awal tentang kemampuan kreatif dan kemampuan komunikasi anak TK.

5. Melakukan pre-test untuk mengetahui tingkat kemampuan kreatif dan kemampuan komunikasi pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebelum dilakukan treatment.

6. Bersama guru menyepakati beberapa batas dan anjuran tentang kegiatan bermain konstruktif dengan media seni rupa.

7. Memberikan pengenalan tentang langkah-langkah pembelajaran berdasarkan pada model pengembangan kemampuan kreatif menurut Treffinger.

8. Menerapkan metode bermain konstruktif dengan menggunakan media seni rupa terhadap kelompok eksperimen.

9. Meberikan test akhir kepada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. 10.Melakukan analisis data kuantitatif dengan menggunakan uji-t terhadap

(25)

TABEL 1.1.

JADWAL KEGIATAN PENELITIAN

No. Kegiatan Keterangan

1. Uji Instrument TK. Sejahtera, Bandung

2 Pengenalan dan pelatihan Guru kelas

3 Pre-test Kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol 4 Penerapan Metode Bermain Konstruktif Melalui

Media Seni Rupa dalam Upaya Peningkatan Kreativitas Dan Kemampuan Komunikasi pada anak TK.

Kelompok eksperimen

5 Post-test Kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol

C. Definisi Operasional

Definisi operasional ini ditujukan untuk membangun pemaknaan terkait variable penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. Dari pendefinisian dan perumusan masalah yang telah dilakukan sebelumnya, dapat diuraikan beberapa definisi operasional pada penelitian ini seperti,

1. Metode Bermain Konstruktif melalui Media Seni Rupa.

(26)

65

a. Alat mainan utama yang merupakan bahan utama yang akan dibentuk oleh anak.

b. Rincian bagian alat permaian yang merupakan bagian-bagian potongan kecil dari alat permainan utama.

c. Bagian asesoris merupakan rincian bagian lain yang bersifat sebagai pelengkap. Bagian ini diwakili oleh warna, striping dll.

d. Alat permainan tambahan, merupakan alat permainan yang tidak dirancang secara khusus dalam bagian alat mainan utama. Alat ini dapat ditemui anak di lingkungan TK ataupun alat mainan yang telah disediakan secara terpisah.

2. Kreativitas

Kajian kreativitas jika dirunutkan hampir semuanya berawal dari beberapa contoh definisi kemampuan berfikir secara divergen. Berawal dari pemikiran tersebut, penelitian dikhususkan untuk mengidentifikasi dan mengembangkan kreativitas anak dari segi kemampuan anak untuk berfikir fleksibel, kemampuan anak untuk berfikir elaboratif, dan juga kemampuan anak untuk dapat menghadirkan dan mengkonstruksi karyanya secara orijinal dan unik.

3. Kemampuan komunikasi

Pada penelitian yang dilakukan, rancangan kemampuan komunikasi yang hendak dikembangkan tidak hanya terbatas pada kegiatan tanya-jawab yang dilakukan oleh anak. Kemampuan komunikasi yang dikembangkan melingkupi kemampuan anak untuk memberikan sikap afirmatif, berdiskusi, serta menghargai temannya yang dirancang dalam kelompok kecil.

(27)

4. Model pengembangan kreativitasTreffinger.

Model pengembangan kreativitas ini merupakan model pengembangan yang cukup lengkap dimana anak tidak hanya dipicu dari segi kognitifnya saja tapi juga dari segi afektif. Selain itu, beberapa langkah penerapan yang ada mirip dengan project-based play. Pada Munandar (2009:172) menguraikan pengembangan kreativitas melalui model ini meliputi tiga tahap pengembangan,

a. Pengembangan Tingkat I, berkisar pada pembangunan kemampuan berfikir divergen. Stimulasi tidak hanya dilakukan pada sisi kognitifnya saja tapi juga mencoba memberikan dorongan agar segi afektif anak dapat tergerak dan memberikan termotivasi untuk terlibat dalam kegiatan yang kita programkan.

b. Pengembangan Tingkat II, merupakan penerapan lanjutan dari hasil pemikiran divergen yang dihasilkan pada tahap sebelumnya. Pada tahap ini anak mencoba untuk melakukan analisa, evaluasi dan pengandaian dari ide sebelumnya.

(28)

67

D. Variable Penelitian

Penelitian ini melibatkan beberapa unsur variable yang terdiri dari variable bebas dan variable terikat. Variable yang menjadi variable bebas atau patokan utama dalam penelitian ini adalah beragam permainan konstruktif yang dirancang untuk meningkatkan unsure yang terdapat pada variable terikat. Sedangkan variabel yang menjadi variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan kreatif anak usia dini beserta kemampuan komunikasi anak.

a. Variable Bebas (X), merupakan metode bermain konstruktif b. Variable Terikat (Y1), Peningkatan kemampuan kreatif anak. c. Variable Terikat (Y2), Peningkatan kemampuan komunikasi anak.

E. Teknik Pengumpulan Data

(29)

a. Tes Performance

Untuk mengumpulkan data yang diperlukan, akan dilakukan tes kemampuan komunikasi dan kemampuan kreatif anak dengan menggunakan membuat beberapa karya dan kegiatan seni rupa yang sesuai dalam kerangka pembelajaran di PAUD melalui tes penampilan anak dalam selama melakukan permainan konstruktif.

TABEL 1.2.

KISI-KISI KEMAMPUAN KREATIF ANAK USIA DINI

(30)

69

b. Observasi

Observasi dilakukan untuk melihat kemampuan komunikasi anak dengan cara mengobservasi secara sistematis kemunculan prilaku dan kemampuan anak yang menunjang pada kemampuan kreatif anak selama melakukan permainan konstruktif.

TABEL 1.2.

(31)

 Meminta informasi tentang pemasangan benda maian  Meminta informasi tentang

penempatan rincian tambahan dari objek maian.

Jawaban Memberi Informasi

 Memberi Informasi tentang apa saja yang harus

dibongkar dari objek mainan

Observasi

 Memberi Informasi tentang apa saja yang harus

dimodifikasi.

 Memberi Informasi tentang penempatan dan

memasangkan

 Memberi Informasi tentang penempatan rincian

tambahan dari benda mainan.

c. Dokumentasi

(32)

71

F. Teknik Analisis Data

Ragam data yang diperoleh untuk keperluan penafsiran dalam penelitian diolah secara kuantitatif. Sebelum melakukan pengujian hipotesis, dilakukan juga uji normalitas dan homogenitas dengan menggunakan berdasarkan pada teknik Smirnov-Kolmogrof dan Uji variansi berdasarkan pada Independent T-Test sample, serta Paired T-T-Test sampel untuk mengetahui perkembangan yang dialami anak dari awal menjalani pre-test dan perubahan yang mereka tunjukan pada data yang didapat dari hasil post-test dengan menggunakan SPSS 18.0 dan MS-Excel.

a. Penyusunan Alat Tes

Instrumen peneitian terdiri dari tes kemampuan kreativitas dan komunikasi yang digunakan untuk mengukur tingkat pencapaian kemampuan anak sebelum dan sesudah tindakan. Tes bertujuan mendapatkan gambaran signifikansi perbedaan hasil belajar pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Tes yang digunakan disusun berdasarkan pada kisi-kisi yang terdapat pada kurikulum pendidikan anak usia dini yang berlaku. Alat tes yang dirancang akan di uji validitas dan realibilitasnya sebelum digunakan untuk melihat kemampuan dan ketepatan pengukuran terhadap perkembangan kemampuan kreatif dan komunikasi anak. Validitas instrument terdiri dari validitas teoritis yang hanya berdasarkan pada pertimbangan logika dari para ahli yang bersangkutan meliputi, validitas umum, validitas isi, yang digunakan untuk mencocokan tiap butir tes dengan kisi-kisi yang disusun berdasarkan standar isi yang berlaku. Kejelasan bahasa dan validitas empiris atau validitas kriteria, untuk menghitung koefisien korelasi antara tes uji dengan tes lain sebagai kriteria standarnya.

b. Uji coba alat tes

(33)

skor hasil tes uji dengan tes penelitian, koefisien reliabilitas, koefisien korelasi tiap butir dengan skor total, daya pembeda, tingkat kesukaran dan efektivitasnya.

c. Analisis hasil Uji coba

Analisis hasil uji coba dilakukan untuk mengetahui kualitas tes uji coba yang akan digunakan, yang meliputi,

1. Analisis Validitas Tes

Uji validitas dilakukan untuk mengukur sampai sejauh mana validitas suatu instrument yang akan diterapkan dalam penelitian. Instrumen yang baik seharusnya memiliki nilai validitas yang tinggi, dan sebaliknya jika instrument tersebut memiliki nilai yang rendah maka dapat dikatakan instrument tersebut memiliki tingkat validitas yang rendah. Uji validitas akan dilakukan dengan menggunakan program SPSS, dengan kriteria validitas seperti,

r

xy = ∑ – ∑ ∑

√{ ∑ }{ ∑ ∑ }

N = Jumlah Subjek

Analisis dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi product moment (pearson) dengan angka kasar, kriteria untuk menafsirkan koefisien korelasi:

0,800 – 1, 00 = Sangat Tinggi 0, 600 – 0, 800 = Tinggi

0, 400 – 0, 600 = Cukup 0, 200 – 0, 400 = rendah

(34)

73

2. Analisis Reablilitas Tes

Rumus untuk menghitung koefisien reliabilitas instrument dengan menggunakan Cronbach Alpha adalah sebagai berikut:

Keterangan;

 Jika alpha > 0,90 maka reliabilitas sempurna

 Jika alpha antara 0,70 – 0,90 maka reliabilitas tinggi  Jika alpha antara 0,50 – 0,70 maka reliabilitas moderat  Jika alpha < 0,50 maka reliabilitas rendah

(35)

A. Kesimpulan

Setelah menjalankan eksperimen melalui beberapa tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan kreatif dan kemampuan komunikasi pada anak usia dini, maka dapat disimpulkan bahwa,

1. Kemampuan kreatif anak usia dini yang berada di TK sejahtera Ujungberung, Bandung cukup baik. Ini terbukti dari data yang didapat dari hasil pre-test dimana beberapa anak terkadang dapat memunculkan ide yang kreatif, orisinil, dan unik. Namun, kemunculan beberapa kemampuan tersebut belum dapat termunculkan dengan baik dan hanya kadang-kadang saja.

2. Anak-anak di TK sejahtera cenderung aktif dan memiliki energi yang cukup besar, hal ini menjadi tantangan tersendiri dalam mengorganisir mereka. Kemampuan komunikasi yang mereka miliki masih terbatas pada hubungan tanya-jawab saja dan belum dapat memunculkan segi komunikasi yang lebih mendalam yang dapat diwujudkan melalui kepedulian, perhatian, dan persetujuan. Hal ini dapat dilihat dari data keseluruhan rata-rata nilai per kelompok yang belum maksimal. Kelompok eksperimen hanya mencapai nilai 0,463 sedangkan kelompok kontrol mencapai nilai 0,594.

3. Setelah anak menjalani beberapa tindakan yang dirancang untuk meningkatkan kemampuan kreatif, perkembangan perolehan nilai yang mereka terbilang signifikan dengan nilai rata-rata kreativitas kelompok eksperimen pada pre-test hanya mencapai 0,463 meningkat cukup pesat pada hasil post-test dengan nilai 0,763. Hal yang berbeda

(36)

102

4. Kemampuan komunikasi yang dimiliki oleh anak di kelompok eksperimenpun mengalami peningkatan yang tinggi dengan perolehan nilai awal di pre-test mencapai 0,343 setelah menjalani beberapa tindakan, pada kegiatan post-test nilai anak meningkat pesat mencapai 0,657. Berbeda dengan kelompok eksperimen, peningkatan yang dialami oleh kelompok kontrol tidak begitu baik. Dengan nilai awal mereka yang mencapai 0,447 tanpa mengikuti tindakan yang dirancang untuk meningkatkan kemampuan komunikasi, rata-rata nilai hasil post-test yang mereka dapatkan hanya mencapai 0,482. Ini juga menunjukan bahwa upaya pengembangan kemampuan komunikasi yang dibangun melalui kegiatan bermain konstruktif dengan capaian nilai rata-rata sig. kelompok eksperimen sebesar 0,030 dapat dikatakan efektif dan signifikan dalam meningkatkan kemampuan komunikasi pada anak usia dini.

B. Rekomendasi

1. Kepala TK,

Memang bukan permasalahan mudah untuk menjalankan suatu program PAUD yang benar-benar baik dan jika kita membicarakan suatu keterbatasan dari upaya pelakasanaan, pasti akan ada banyak hal yang membatasi. Dengan melihat karakteristik anak selama melakukan penelitian, saya melihat suatu potensi dan semangat belajar yang sangat besar yang dimiliki oleh anak. Menyediakan dan menata ruang untuk aktivitas belajar-mengajar yang lebih variatif dan interaktif akan memberikan pengaruh yang baik bagi anak. Kegiatan out-door yang dilakukan seminggu sekali dapat ditambahkan porsinya serta dimaksimalkan programnya mengingat tingkat energi dan agresivitas anak yang cukup tinggi.

2. Guru

kegiatan yang bervariasi dapat dilakukan dengan menambahkan tingkat bermain yang ada dan mengintegrasikannya dalam kegiatan belajar-mengajar. Project based play atau Even based play dapat dijadikan altetnatif untuk menyikapi kecenderungan anak. Penataan

(37)
(38)

DAFTAR PUSTAKA

Adler, G., Rodman, G. (2011) Understanding Human Communication. [online] Tersedia:http://books.google.co.id/books?id=wgbatgAACAAJ&dq=understa nding+human+communication.pdf&hl=id&sa=X&ei=YnzjULrBMsntrAeqio HIAg&redir_esc=y[17 Oktober 2012]

Arikunto, S. (2007).Dasar-DasarEvaluasiPendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Barnes, R. (1987), Teaching Art to Young Children. New York:RoutledgeFalmer. Bee, H. L. & Mitchel, K. S. (1984), The Developing Person; A life-span approach.

New York: Harper & Row.

Carr, M. (2001) Assesment in Early Childhood Setting: Learning Stories.[online] Tersedia:

http://books.google.co.id/books?id=tNZ597GTkz4C&printsec=frontcover& dq=Assesment+in+Early+Childhood+Setting:+Learning+Stories&source=bl &ots=XbDsvCDI9Q&sig=sGO4V4mfrsIsgXXzJYDm8K7eq2o&hl=id&sa= X&ei=ZA1_UP_ZKc6GrAfswoHoCw&ved=0CC0Q6AEwAA#v=onepage &q=Assesment%20in%20Early%20Childhood%20Setting%3A%20Learnin g%20Stories&f=false [17 Oktober 2012]

Cannatella, H.(____), Education through Art [online] Tersedia:

http://www.philosophy-of-education.org/conferences/pdfs/canatellaeducation.pdf. [1 Februari 2011] Chen, J. C. (1997), An Examination of Theories of Aesthetic Development with

Implication for Future Research. Taiwan: Journal of Tauwan National

Normal University. [online] Tersedia:

http://140.122.100.145/ntnuj/j42/hs42-2.pdf [1 Februari 2011]

Christensen & Kirkland (2010), Early Childhood Visual Arts Curriculum; Freeing spaces to express developmental and cultural palettes of mind. ProQuest

Education Jiurnal. ,[online] Tersedia:

(39)

Day, B. (1983), Early Childhood Education; Creative learning activities. New York: Mc Milan Publishing Co.

DEPDIKNAS (2007), Naskah Akademik Kajian Kebijakan Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan, Pusat Kurikulum.

Docket & Fleer (1999) Play and Pedagogy in Early Childhood. Sidney: Harcourt Australia Pty. Limited.

Fulcher, G., Davidson, F,. (2007) Language Testing and Assesment. [online]

Tersedia:http://books.google.co.id/books?id=YCWm1sS4QY4C&printsec=f rontcover&dq=Glenn+Fulcher+%26+Fred+Davidson+(2007)&hl=id&sa=X &ei=Vn7jUObtL8TnrAeJzYFA&redir_esc=y[17 Oktober 2012]

Furqon, (2008), Statistika Terapan untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Getswicki, C. (2007), Developmentally Appropriate Practice. Canada: Thompson Delmar Learning.

Herawati, I, S, &Iriaji (1999) PendidikanSeniRupa. Jakarta: DEPDIKBUD

Hohman & Weikart (1985), Educating Young Children; Active Learning Practices. Michigan: High/Scope Press.

Hoorn, J., Nourot, P., M., Scales, B., Alward, K., R., (1993), Play at The Center of The Curriculum. New York: McMillan Publishing Co.

Kostelnik, M.,J., Soederman, A.,K., Whiren, A.,P. (____) Developmentally Appropriate Curriculum: Best Practices in Early Childhood Education.[online] early years. California: Wadsworth Publishing Co.

Munandar, U. (2009), Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta.

(40)

Riduwan & Akdon. (2009), Rumus dan Data dalam Analisis Statistika. Bandung: Alfabeta.

Rahmat, J. (2008) Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Rinekasari, N., R. (2011), Belajar dengan Menggunakan Media Balok Dalam Meningkatkan Kreativitas dan Kemampuan Berhitung Permulaan Anak Usia Dini. Bandung: Program Magister Pendidikan Dasar [Tesis] Universitas Pendidikan Indonesia.

Santi, Y. (2011), Belajar dengan Menggunakan Media Balok dalam Meningkatkan Kreativitasdan Kemampuan Berhitung Permulaan Anak Usia Dini. Bandung: Program Magister Pendidikan Dasar [Tesis] Universitas Pendidikan Indonesia.

Sari, M. (2011), Pengaruh Pembelajarandengan Media Realiater hadap Peningkatan Kreativitas dan Keterampilan Motorik Anak Usia Dini. Bandung: Program Magister Pendidikan Dasar [Tesis] Universitas Pendidikan Indonesia.

Siska, Y. (2011) Penerapan Metode Bermain Perandalam Meningkatkan Keterampilan Sosialdan Keterampilan Berbicara Pada Pendidikan Anak Usia Dini. Bandung: Program Magister Pendidikan Dasar [Tesis] Universitas Pendidikan Indonesia.

Sujiono, Y. N. (2009), Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Indeks Sutanto, A. (2012) Langkah-LangkahPengujianInstrumenUjiValiditasdanReliabilitas.

Tabrani, P. (1998) Proses Kreasi, Kreativitas, dan Apresiasi Belajar. Bandung: ITB Tocharman, M. Soeteja, Z. S., Sobandi, S. (2006) PendidikanSeniRupa. Bandung:

(41)

Zimmerman, E. (2010), Creativity and Art Education; a Personal Jorney in Four Act. [online]

tersedia:http://www.arteducators.org/research/LowenfeldLecture_2010_Enid Zimmerman.pdf [20 Januari 2013]

Gambar

figural dan kemampuan komunikasi anak melalui kegiatan bermain
GAMBAR 1.2. DESAIN PENELITIAN
GAMBAR 1.3. ALUR FIKIR PENELITIAN
TABEL 1.1. JADWAL KEGIATAN PENELITIAN
+3

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini sesuai dengan pecking order Theory , kenaikan nilai perusahaan diikuti oleh naiknya financial leverage Nilai perusahaan dapat memberikan

JABATAN FUNGSIONAL PENELITI DARI KEMENTERIAN/LEMBAGA PEMERINTAH NON KEMENTERIAN YANG AKAN DINILAI OLEH PENILAI SIDANG TANGGAL: 24 MEI 2016. JABATAN PENELITI DARI

Selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah, mahasiswa mempelajari berbagai teori baik yang berkaitan dengan ilmu sosial kemasyarakatan, maupun keilmuan yang sesuai

Pada kegiatan KT, ICPS melakukan beberapa kegiatan seperti penyebarluasan pengetahuan melalui artikel pada website , publikasi jurnal online , penyediaan dan

Pada model determinan terhadap status rumah tangga (miskin atau tidak miskin), terlihat modal sosial bridging mempunyai peranan yang lebih tinggi dibandingkan modal so- sial

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa program Posbindu PTM di wilayah Puskesmas Polonia belum maksimal, maka diharapkan kepada pihak Dinas Kesehatan Kota

1 Program pelatihan yang dibuat sudah sesuai dengan sasaran yang ingin dicapai perusahaan 2 Program pelatihan telah. menjelaskan apa yang menjadi

Tujuan utama kajian ini adalah bagi mengenal pasti pola komunikasi yang digunakan, menganalisis sejauh mana pola komunikasi mempunyai hubungan dengan amalan