• Tidak ada hasil yang ditemukan

BIOSINTESIS BIOPOLIMER POLI(3- HIDROKSIBUTIRAT) DARI BAHAN DASAR TEPUNG UBI JALAR MENGGUNAKAN BAKTERI Bacillus cereus FAAC 21005.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BIOSINTESIS BIOPOLIMER POLI(3- HIDROKSIBUTIRAT) DARI BAHAN DASAR TEPUNG UBI JALAR MENGGUNAKAN BAKTERI Bacillus cereus FAAC 21005."

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BIOSINTESIS BIOPOLIMER

POLI(3-HIDROKSIBUTIRAT) DARI BAHAN

DASAR TEPUNG UBI JALAR

MENGGUNAKAN BAKTERI

Bacillus

cereus

FAAC 21005

SKRIPSI SARJANA FARMASI

Oleh:

RAHIMATUL UTHIA

NO. BP 07 131 070

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS ANDALAS

(2)

DAFTAR ISI

2.3.1 Fase Pertumbuhan Bakteri 14

2.3.2 Bakteri Penghasil Biopolimer P(3HB) 17

2.3.2.1 Klasifikasi Bakteri Penghasil

Biopolimer 17

2.3.2.2 Identifikasi Bakteri B. cereus 18

2.4 Fermentasi 21

2.4.1 Defenisi Fermentasi 21

2.4.2 Tipe - Tpe Fermentasi 22

2.4.2.1 Fermentasi untuk

Memproduksi Biomassa 22

2.4.2.2 Fermentasi untuk

(3)

2.4.2.3 Fermentasi untuk

Memproduksi Metabolit 22

2.4.2.4 Fermentasi untuk

Memproduksi Senyawa 23

2.5 Biopolimer 23

2.5.1 Definisi Biopolimer 23

2.5.2 Poli(3-hidroksialkanoat) / P(3HA) 23

2.5.3 Poli(3-hidroksibutirat) / P(3HB) 26

2.5.3.1 Sejarah Penemuan P(3HB) 26

2.5.3.2 Sifat Fisika dan Kimia

P(3HB) 26

2.5.3.3 Granul P(3HB) 27

2.5.3.4 Biosintesis P(3HB) 27

2.5.3.5 Biodegradasi P(3HB) 28

2.5.3.6 Peranan P(3HB) di

Lingkungan 28

2.5.3.7 Biodegradasi P(3HB) di

Lingkungan 29

2.5.4 Prospek Biopolimer 30

III. PELAKSANAAN PENELITIAN 31

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 31

3.2 Metode Penelitian 31

3.2.1 Alat 31

3.2.2 Bahan 31

3.3 Prosedur Kerja 32

3.3.1 Sterilisasi 32

3.3.2 Penyiapan Medium Perbenihan 32

3.3.3 Pembuatan Medium Agar Miring 33

3.3.4 Peremajaan Isolat Bakteri B. cereus

FAAC 21005 33

3.3.5 Penyiapan Sampel 34

3.3.6 Identifikasi Bakteri B. cereus FAAC

(4)

3.3.7 Penyiapan Medium Pertumbuhan

Bakteri Penghasil Biopolimer P(3HB) 36

3.3.8 Penyiapan Suspensi Bakteri B. cereus

FAAC 21005 38

3.3.9 Pembuatan Inokulum Bakteri B. cereus

FAAC 21005 38

3.3.10 Pengkulturan Bakteri B. cereus FAAC

21005 pada Variasi Konsentrasi

Inokulum Bakteri untuk Mendapatkan

Biomassa Tertinggi 39

3.3.11 Pengkulturan Bakteri B. cereus FAAC

21005 pada Variasi Konsentrasi

Sumber Karbon untuk Mendapatkan

Biomassa Tertinggi 40

3.3.12 Pengkulturan Bakteri B. cereus FAAC

21005 pada Variasi Waktu untuk

Mendapatkan Biomassa Tertinggi 40

3.3.13 Proses Peisahan Biomassa dan

Supernatan 40

3.3.14 Pemeriksaan pH Supernatan 41

3.3.15 Penetapan Berat Kering Sel Bakteri 41

3.3.16 Penentuan Kandungan P(3HB) di

(5)

I. PENDAHULUAN

Istilah polimer digunakan untuk menggambarkan bentuk molekul raksasa atau rantai

yang sangat panjang yang terdiri atas unit-unit terkecil yang berulang atau mer atau meros

sebagai blok-blok penyusunnya. Molekul-molekul (tunggal) penyusun polimer disebut

monomer (Saptono, 2008).

Salah satu polimer yang banyak digunakan adalah plastik. Bahan mentah pembuatan

plastik ini adalah petroleum yang merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui,

sehingga semakin lama jumlahnya akan semakin berkurang dan tidak dapat digunakan terus

menerus dalam jangka waktu yang lama (Djamaan, 2000). Penggunaan plastik yang tidak

terkontrol saat ini telah banyak menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan. Diperkirakan

sebanyak 25 juta ton limbah plastik sintetis telah dibuang ke lingkungan setiap tahunnya di

dunia (Lee, 1996). Ribuan ton sampah plastik dibuang ke laut yang mengakibatkan lebih dari

satu juta hewan laut mati karena terjerat komponen plastik yang tenggelam maupun terapung

di permukaan laut (Doi, 1990). Untuk mengatasi masalah tersebut telah dilakukan pengkajian

untuk menghasilkan plastik yang ramah lingkungan yang mudah terurai (biodegradable) serta

dihasilkan dari sumber daya alam yang dapat diperbaharui (Djamaan, 2000).

Polimer poli (3-Hidroksialkanoat) misalnya, adalah salah satu contoh polimer ramah

lingkungan. Polimer ini dapat diuraikan secara alamiah oleh mikroorganisme seperti : bakteri,

jamur dan alga. Polimer yang seperti ini biasa disebut dengan istilah biopolimer. Biopolimer

digunakan sebagai bahan kimia, bahan pertanian, penyalut bahan obat yang memungkinkan

terkendalinya pelepasan obat dan juga untuk aplikasi medis seperti benang jahitan bedah,

contohnya poli (3-Hidroksibutirat) atau P(3HB) (Djamaan, 2004).

Biopolimer diproduksi oleh bakteri penghasil biopolimer pada saat lingkungannya

kekurangan nitrogen, fosfat, magnesium dan oksigen dengan kelebihan sumber karbon.

(6)

satunya ubi jalar. Selain itu pernah diteliti pada penelitian-penelitian terdahulu telah digunakan

minyak kelapa sawit, limbah cair pabrik pengolahan kelapa sawit, jerami padi, glukosa, asam

oleat, ampas pabrik tapioka, dan gula pasir sebagai sumber karbon untuk memproduksi

biopolimer (Djamaan, 2011).

Ubi jalar merupakan sumber karbohidrat ke empat setelah beras, jagung dan ubi kayu

(Herawati dan Widowati, 2009). Produksi ubi jalar yang cukup besar tidak sebanding dengan

pemanfaatannya. Umbi ini memiliki kandungan karbohidrat (sumber atom C) yang cukup

tinggi. Kandungan tersebut dapat dimanfaatkan dalam bentuk tepung sebagai substrat pada

fermentasi yang menghasilkan biopolimer poli(3-hidroksibutirat). Selama ini untuk produksi

P(3HB) digunakan glukosa dan minyak tumbuhan. Namun karena biaya produksi

menggunakan glukosa dan minyak tumbuhan relatif tinggi, perlu dicari sumber lain yang lebih

murah.

Dari literatur diketahui pada 100 gram ubi jalar mengandung 32,3 g karbohidrat/pati;

0,4 g lemak; 1,1 g protein; 0,7 g serat; 68,5 g air; 57mg kalium; 52 mg fosfor; 52 mg Na; 393

mg kalsium; 900 IU vitamin A; 0,1 mg vitamin B1; 0,04 mg vitamin B2; 35 mg vitamin C.

Dimana dari kandungan karbohiddrat/pati tersebut terdapat amilosa sebanyak 37 % sedangkan

sisanya adalah amilopektin sebanya 63 % (Depkes RI, 2002).

Berdasarkan uraian di atas, maka dilakukan penelitian untuk melihat kemungkinan

pemanfaatan tepung ubi jalar sebagai substrat fermentasi biopolimer P(3HB). Pada penelitian

ini diamati hubungan berbagai konsentrasi inokulum Bacillus cereus FAAC 21005 dan tepung

ubi jalar terhadap pertumbuhan sel bakteri. Dari penelitian terdahulu bakteri ini telah terbukti

dapat menghasilkan P(3HB) dari sumber karbon lain, yaitu glukosa (Majid et. al., 1997) dan

(7)
(8)

ABSTRAK

Telah diteliti proses biosintesis senyawa biopolimer poli(3-hidroksibutirat), P(3HB) dari bahan dasar tepung ubi jalar (Ipomea batatas) menggunakan bakteri Bacillus cereus

FAAC 21005. Proses biosintesis dilakukan pada suhu 30° C, pH 7 dan agitasi 120 rpm menggunakan bioreaktor dengan kapasitas 250 mL. Diamati pengaruh variasi konsentrasi inokulum bakteri, sumber karbon dan waktu fermentasi. Cairan hasil fermentasi selanjutnya disentrifugasi dengan kecepatan 3.000 rpm dan biomasanya dikeringkan sampai berat konstan. Kandungan P(3HB) yang terbentuk di dalam sel ditentukan dengan metode kromatografi gas menggunakan kolom 5-phenyl methyl xyloxan, dengan fasa gerak helium dan detektor Flame

Ionization Detector. Hasil percobaan menunjukkan bahwa kondisi optimum dicapai pada

konsentrasi inokulum 5 % v/v, tepung ubi jalar 2,5 g/100ml, lama fermentasi 54 jam, dengan kandungan P(3HB) sebesar 48,05 % b/b.

Referensi

Dokumen terkait

Kebijakan puritanisme oleh sultan Aurangzeb dan pengislaman orang-orang Hindu secara paksa demi menjadikan tanah India sebagai negara Islam, dengan menyerang berbagai praktek

Sedangkan mengenai pentingnya kedua belahan otak ini, yang di kutip oleh Agus Efendi (2005:107) dari tulisan Deporter yang berisi “kedua belahan otak penting artinya. Orang

Suomessa viime aikoina käydyn julkisen keskustelun myötä tuli ajankohtai- seksi selvittää, millaista tutkimustietoa on olemassa apteekkijärjestelmän sääntelyn purka-

Sehingga, pendidikan karakter terimplementasi secara komprehensif tinggal menjaga konsistensi dan komitmen semua bangsa dalam pembentukan karakter ini sehingga negara

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa personal financial need yang diproksikan melalui melalui OSHIP (kepemilikan saham oleh orang dalam) tidak memberikan pengaruh

Ilmu ekonomi industri mempelajari berbagai kebijaksanaan perusahaan terhadap pesaing dan pelanggannya yang berada di dalam pasar, dan keadaan industri yang bersaing

[r]

Pada tahun 2014 Kabupaten Biak Numfor memiliki 19 distrik yang terdiri dari 8 kelurahan dan 254 kampung atau total kampung/kelurahan definitif ada sebanyak 262