• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBELAJARAN MEMBACA DENGAN METODE GILLINGHAM BERBASIS NEURO-LINGUISTIC PROGRAMMING (NLP) PADA ANAK DISLEKSIA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMBELAJARAN MEMBACA DENGAN METODE GILLINGHAM BERBASIS NEURO-LINGUISTIC PROGRAMMING (NLP) PADA ANAK DISLEKSIA."

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

170 BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab 5 ini penulis membahas kesimpulan dan saran sekait dengan

hasil penelitian peningkatan kemampuan membaca anak disleksia melalui

pembelajaran membaca dengan metode Gillingham berbasis NLP. Adapun

kesimpulan dan saran pada penelitian ini adalah sebagai berikut.

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya,

beberapa kesimpulan yang dapat dikemukakan sekait dengan peningkatan

kemampuan membaca anak disleksia melalui pembelajaran membaca dengan

metode Gillingham berbasis NLP adalah sebagai berikut.

1) Bentuk kesulitan membaca yang dominan dimiliki oleh Fauzi terdapat pada

keterampilan analisis kata, pengenalan kata, dan pemahaman bacaan.

Kesulitan pada keterampilan analisis kata yang dialami Fauzi ditandai dengan

adanya kelemahan dalam mengidentifikasi vokal dan konsonan, kesulitan

membaca konsonan rangkap, serta kesalahan berupa pembalikan urutan huruf

pada kata. Kesulitan pada keterampilan pengenalan kata dan pemahaman

membaca ditandai dengan kesulitan penggunaan kata dalam konteks kalimat

dan kesulitan dalam menjawab pertanyaan bacaan.

2) Bentuk kesulitan membaca yang dominan dimiliki oleh Ane terdapat pada

(2)

Kesulitan pada keterampilan analisis kata yang dialami Ane ditandai dengan

adanya kelemahan dalam mengidentifikasi konsonan, kecenderungan

menebak kata, penghilangan imbuhan, serta kelemahan dalam

mengintegrasikan antara bunyi dan simbol. Kesulitan pada keterampilan

pengenalan kata dan pemahaman membaca ditandai dengan kesulitan

penggunaan kata dalam konteks kalimat dan kesulitan dalam menjawab

pertanyaan bacaan.

3) Mengacu kepada teori yang dikemukakan oleh Saunders, Hornsby, dan

Mercer tentang karakteristik anak disleksia, bentuk-bentuk kesulitan

membaca yang dimiliki oleh Fauzi dan Ane termasuk ke dalam disleksia.

4) Faktor penyebab kesulitan membaca yang dialami Fauzi dan Ane tidak

berbeda, antara lain karena adanya gangguan persepsi penglihatan, gangguan

keterampilan perseptual motorik, dan adanya konsep diri yang rendah.

5) Jenis disleksia yang dimiliki Fauzi adalah disleksia visual. Adapun disleksia

yang dimiliki Ane adalah disleksia campuran antara jenis disleksia sekunder

dan perolehan.

6) Hasil tindakan berupa pembelajaran membaca dengan metode Gillingham

berbasis NLP sebagai upaya peningkatan kemampuan membaca Fauzi dan Ane

menunjukkan adanya peningkatan pada hasil postes membaca setelah tindakan.

Rata-rata peningkatan yang dimiliki Fauzi sebesar 0,40% dan Ane sebesar

0,42%. Selain itu, konsep diri Fauzi dan Ane pun berkembang lebih positif

ditandai dengan adanya rasa percaya diri, optimis, dan antusias dalam

(3)

171

7) Pembelajaran membaca dengan metode Gillingham berbasis NLP

berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan membaca anak disleksia

sehingga dapat digunakan untuk mengatasi kesulitan membaca anak disleksia

dengan karakteristik yang sama seperti objek pada penelitian ini.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian peningkatan kemampuan membaca anak

disleksia melalui pembelajaran membaca dengan metode Gillingham berbasis

NLP, beberapa saran yang dapat penulis kemukakan adalah sebagai berikut.

1) Perlu adanya tindakan dan penanganan yang khusus terhadap kasus anak

disleksia sesuai dengan kebutuhan mereka karena telah terbukti berdasarkan

hasil penelitian ini bahwa tindakan yang didasarkan pada kebutuhan anak

disleksia mampu meningkatkan kemampuan membaca mereka.

2) Perlu adanya pembekalan pemahaman dan pengetahuan yang lebih luas sekait

dengan disleksia dan upaya penanganannya, baik terhadap guru atau pihak

sekolah maupun orangtua siswa. Dengan demikian, kesulitan membaca sekait

disleksia yang dialami anak dapat terdeteksi dan terantisipasi sejak dini.

3) Perlu diadakan tindak lanjut pembelajaran terhadap objek pada penelitian ini,

terutama dalam rangka peningkatan kemampuan menulis dan keterampilan

berbahasa lainnya.

4) Perlu diadakan penelitian lebih lanjut sekait dengan upaya peningkatan

kemampuan membaca anak disleksia melalui pengembangan konsep diri anak

(4)

170

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono. (2003). Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Aikesari. (2010). “Konsep Diri, Perkembangan dan Pengaruhnya terhadap Pencapaian Akademik Siswa, serta Upaya Pembentukan Konsep Diri

Berbasis Aktivitas Pembelajaran”. [Online]. Tersedia:

http://aikesari.multiply.com/journal/item/28. [6 Juni 2010].

Alwasilah, A. Chaedar. (2003). Pokoknya Kualitatif. Jakarta: PT Kiblat Buku Utama.

Burns, Bonnie. (1999). How to Teach Balanced Reading & Writing. California: Corwin Press.

Dechant, Emerald V. (1982). Improving the Teaching of Reading. (Third Edition). London: Prentice-Hall.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (2002). Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Edisi Ketiga). Jakarta: Balai Pustaka.

Drew, Clifford J. (2008). Designing and Conducting Research in Education. Los Angeles: SAGE Publications.

Emmy. (2008). “Jenis-Jenis Disleksia”. [Online]. Tersedia: http://sehatbugar.multiply.com/journal/item/102/102. [11 Oktober 2009].

Harjasujana, Ahmad Slamet. (1995). “Menentukan Tingkat Keterbacaan”, dalam Modul 1-12. (1995). Membaca. Jakarta: Universitas Terbuka.

Hornsby, Beve. (1997). Overcaming Dyslexia: A straight-forward guide for families and teachers. London: Vermilion.

Makmun, Abin Syamsuddin. (2005). Psikologi Kependidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Mc.Ginnis, Dorothy J & E. Smith, Dorothy (1982). Analyzing and Treating Reading Problems. New York: Macmillan Publishing Co., Inc.

(5)

171

Narayana, Shalini dan Jinhu Xiong. (2003). “Reading treatment helps children with dyslexia and changes activity in language areas of the brain”. [Online]. Tersedia: http://www.nichd.nih.gov. [11 Oktober 2009].

Natalia, Margaretha Mega dan Kania Islami Dewi. (2008). Aplikasi NLP dalam Pembelajaran. Bandung: TINTA EMAS Publishing.

Nurgiyantoro, Burhan. (2009). Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE.

Nurhadi. (2005). Membaca Cepat dan Efektif. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Perlstein, David. (2007). “Dyslexia”. [Online]. Tersedia:

http://www.medicinenet.com/dyslexia/article.htm. yang ditampilkan pada tanggal 26 September 2009 23:49:40 GMT. [11 Oktober 2009].

Rahim, Farida. (2008). Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.

Richards, Jack C. Dan Theodore S. Rodgers. (2001). Approaches and Methods in Language Teaching. (Second Edition). United Kingdom: Cambridge University Press.

Shodig. (1996). Pendidikan bagi Anak Disleksia. Jakarta: Dirjen Dikti Depdikbud PPTA.

Soedarso. (2002). Speed Reading: Sistem Membaca Cepat dan Efektif. Jakarta: Gramedia.

Subrata, Heru. (2009).”Pembelajaran Membaca Permulaan Melalui Permainan Bahasa di Kelas Awal Sekolah Dasar”. [Online]. Tersedia: http://mbahbrata-edu.blogspot.com/2009/08/pembelajaran-membaca-permulaan-melalui.html. [11 Oktober 2009].

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Tampubolon, D.P. (1987). Kemampuan Membaca: Teknik Membaca Efektif dan Efisien. Bandung: ANGKASA.

Tarigan, Henry Guntur. (1994). Membaca: Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: ANGKASA.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas penggunaan metode kata lembaga dalam memperbaiki kesulitan Hf dalam membaca kata yang berakhiran huruf

Secara teoritik dan empirik bahwa keterampilan membaca permulaan dapat ditingkatkan melalui media kartu kata pada siswa kelas I SDN 1 Jatipohon Kecamatan

kesulitan keterampilan membaca permulaan siswa yaitu dengan kartu huruf, kartu. kata, kartu bergambar, dan

baru dapat membaca huruf vokal dan konsonan, serta anak tersebut dapat membaca kata akan tetapi masih terbata-bata. Hal ini kemampuan yang dimiliki anak,

Dalam membaca kata maupun kalimat, anak tidak melakukan pembalikan huruf maupun kata. Semua dilakukan dengan baik dan percaya diri karena siswa membaca dengan menunjuk

PENERAPAN MODEL NEURO-LINGUISTIC PROGRAMMING (NLP) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPOSISI (Penelitian Eksperimen Semu pada Siswa Kelas X SMAN 3

Dengan demikian keterampilan membaca permulaan merupakan kemampuan siswa kelas 1 SD untuk melafalkan huruf-huruf, merangkai suku kata, dan selanjutnya menjadi kata-kata dan

Kesulitan membaca Beni yaitu: 1 Sulit mengeja dengan benar, 2 Sulit mengeja kata atau suku kata yang bentuknya serupa, misal: b-d, u-n, atau m-n, 3 Ketika membaca anak sering salah