Muhamad Fajar Rizkia, 2013
Efektivitas NLP (Neuro Linguistic Programming) Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek (Studi Eksperimen Kuasi pada Kelas X SMA Pasundan 7 bandung Tahun Ajaran 2012/2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
EFEKTIVITAS NLP (NEURO LINGUISTIC PROGRAMMING) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK (Studi Eksperimen Kuasi pada Kelas X SMA Pasundan 7 Bandung
Tahun Ajaran 2012/2013)
SKRIPSI
diajukan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
oleh
Muhamad Fajar Rizkia
NIM 0906400
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG
Muhamad Fajar Rizkia, 2013
Efektivitas NLP (Neuro Linguistic Programming) Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek (Studi Eksperimen Kuasi pada Kelas X SMA Pasundan 7 bandung Tahun Ajaran 2012/2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
EFEKTIVITAS NLP (NEURO LINGUISTIC PROGRAMMING)
DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK
oleh
MUHAMAD FAJAR RIZKIA 0906400
Skripsi yang diajukan untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana pendidikan
jurusan pendidikan bahasa dan sastra indonesia
©Muhamad Fajar Rizkia 2013
UniversitasPendidikan Indonesia
2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
Muhamad Fajar Rizkia, 2013
Efektivitas NLP (Neuro Linguistic Programming) Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek (Studi Eksperimen Kuasi pada Kelas X SMA Pasundan 7 bandung Tahun Ajaran 2012/2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
LEMBAR PENGESAHAN
Efektivitas NLP (Neuro Linguistic Programming) dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek
(Studi Eksperimen Kuasi Kelas X SMA Pasundan 7 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)
oleh
Muhamad Fajar Rizkia 0906400
disetujui dan disahkan oleh:
Pembimbing I,
Dr. Isah Cahyani, M. Pd. NIP 196407071989012001
Pembimbing II,
Dra. Nenden Lilis, M. Pd. NIP 197109262003122001
diketahui oleh
Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni
Universitas Pendidikan Indonesia
Muhamad Fajar Rizkia, 2013
Efektivitas NLP (Neuro Linguistic Programming) Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek (Studi Eksperimen Kuasi pada Kelas X SMA Pasundan 7 bandung Tahun Ajaran 2012/2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
EFEKTIVITAS NLP (NEURO LINGUISTIC PROGRAMMING) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK (Studi Eksperimen Kuasi pada Kelas X SMA Pasundan 7 bandung
Tahun Ajaran 2012/2013)
Pembelajaran menulis berbagai jenis sastra adalah hal yang penting dan diterapkan dalam pembelajaran sekolah. Kegiatan menulis memang sering jadi hal yang kurang diminati bagi siswa. Bisa kita katakan kalau menulis itu memang sesuatu yang tidak mudah karena memerlukan kreativitas dan pengetahuan atau apresiasi yang lebih. Menulis cerpen adalah suatu proses kreatif dan kreatif yang memerlukan daya imajinasi dan pengolahan kata-kata sehingga menciptakan jalan cerita yang mampu tergambarkan dengan baik bagi pembaca. Peneliti ingin mengujicobakan NLP (Neuro Linguistic Programming) pada pembelajaran menulis cerpen siswa. Rumusan masalah adalam penelitian ini adalah bagaimana kemampuan menulis cerpen pada siswa kelas X SMA Pasundan 7 Bandung sebelum dan sesudah diterapkan NLP (Neuro Linguistic Programming) di kelas eksperimen? Bagaimana kemampuan menulis cerpen pada siswa kelas X SMA Pasundan 7 Bandung tanpa menggunakan NLP (Neuro Linguistic Programming) di kelas kontrol? Apakah terdapat perbedaan signifikan antara kemampuan siswa dalam menulis cerpen di kelas ekspereimen dan kelas kontrol?
Tujuan dari penelitian ini disesuaikan dengan rumusan masalah. Adapun tujuannya adalah mengetahui kemampuan menulis cerpen siswa sebelum dan sesudah diterapkannya NLP (Neuro Linguistic Programming) pada pembelajaran cerpen di kelas eksperimen, mengetahui kemampuan menulis cerpen pada siswa tanpa menggunakan NLP (Neuro Linguistic Programming) di kelas kontrol, dan mengetahui kemampuan siswa menulis cerpen di kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Metode penelitian yang digunakan oleh penulis adalah eksperimen kuasi atau eksperimen semu. Penelitian ini diujicobakan pada kelas X-2 SMA Pasundan 7 Bandung sebagai kelas Eksperimen dan kelas X-1 sebagai kelas kontrol.
Muhamad Fajar Rizkia, 2013
Efektivitas NLP (Neuro Linguistic Programming) Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek (Studi Eksperimen Kuasi pada Kelas X SMA Pasundan 7 bandung Tahun Ajaran 2012/2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
ABSTRACT
THE EFFECTIVENESS OF NLP (NEURO LINGUISTIC PROGRAMMING) IN LEARNING TO WRITE SHORT STORIES (Quasi Experimental Study on Class X SMA Pasundan bandung 7 academic
year 2012/2013)
Learning to write various types of literature is important and applied in schools. Writing activities are often to be a thing that less attractive for students. Can we say that the writing was indeed something that was not easy because it requires creativity and knowledge or appreciation. Writing short stories is a creative process that requires creative imagination and word processing that are capable of creating storylines portrayed well for the reader. Researchers wanted to try out NLP (Neuro Linguistic Programming) on students learning to write short stories. Formulation of the problem in this research is how the ability to write short stories in class X SMA Pasundan 7 Bandung before and after NLP (Neuro Linguistic Programming) are applied in the experimental class? How the ability to write short stories in class X SMA Bandung Pasundan 7 without using NLP (Neuro Linguistic Programming) in the control class? Is there a significant difference between students' abilities in writing short stories in the experimental class and the control class?
The purpose of the study was adjusted with the formulation of the problem. As for the goal is to find out the short story writing skills of students before and after applied the NLP (Neuro Linguistic Programming) to the study of the short stories in the classroom experiment, knowing that the short story writing skills in students without using NLP (Neuro Linguistic Programming) in the control class, and know the student’s ability to write short stories in class experiments and classroom control.
Research methods used by the author is quasi-experimental or apparent-experimental. This study tested in the class X-2 SMA Pasundan 7 Bandung as classroom experiments and class X-1 as a control class.
v
Muhamad Fajar Rizkia, 2013
Efektivitas NLP (Neuro Linguistic Programming) Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek (Studi Eksperimen Kuasi pada Kelas X SMA Pasundan 7 bandung Tahun Ajaran 2012/2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PERNYATAAN
ABSTRAK... i
KATA PENGANTAR... ii
UCAPAN TERIMA KASIH... iii
DAFTAR ISI... v
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR DIAGRAM ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah... 1
1.2Identifikasi Masalah... 4
1.3Batasan Masalah... 4
1.4Rumusan Masalah... 4
1.5Tujuan Penelitian... 5
1.6Manfaat Penelitian... 5
1.7Anggapan Dasar... 6
1.8Hipotesis... 6
1.9Definisi Operasional... 7
Muhamad Fajar Rizkia, 2013
Efektivitas NLP (Neuro Linguistic Programming) Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek (Studi Eksperimen Kuasi pada Kelas X SMA Pasundan 7 bandung Tahun Ajaran 2012/2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
2.1.1 Pengertian NLP...……... 8
2.1.2 Manfaat NLP...………... 9
2.1.3 Langkah-langkah NLP…...………... 10
2.2 Pembelajaran Menulis Cerpen………... 12
2.3 Menulis... 13
2.3.1 Pengertian Menulis... 13
2.3.2 Tujuan Menulis... 13
2.3.3 Fungsi Menulis... 14
2.3.4 Manfaat Menulis... 15
2.4 Cerpen... 15
2.4.1 Pengertian Cerpen... 15
2.4.2 Karakteristik Cerpen... 16
2.4.3 Unsur-unsur Pembangun Cerpen... 17
2.4.4 Langkah-langkah Menulis Cerpen... 21
2.5 Langkah NLP dalam Pembelajaran Menulis Cerpen... 22
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian... 23
3.2 Populasi dan Sampel... 24
vii
Muhamad Fajar Rizkia, 2013
Efektivitas NLP (Neuro Linguistic Programming) Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek (Studi Eksperimen Kuasi pada Kelas X SMA Pasundan 7 bandung Tahun Ajaran 2012/2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
3.2.2 Sampel Penelitian………... 24
3.3 Teknik Penelitian... 25
3.3.1 Teknik Pengumpulan Data... 25
3.3.1.1 Tes Menulis... 25
3.3.1.2 Observasi... 25
3.3.2 Teknik Pengolahan Data... 26
3.3.2.1 Pengolahan Data Hasil Tes Menulis... 26
3.3.2.2 Pengolahan Data Hasil Observasi... 29
3.4 Instrumen Penelitian... 29
3.4.1 Instrumen Perlakuan... 29
3.4.2 Instrumen Pengumpulan Data... 43
3.4.2.1 Soal... 43
3.4.2.2 Lembar Observasi... 45
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Proses Penelitian... 50
4.2 Deskripsi Hasil Penelitian………. 52
4.2.1 Analisis Data Prates Eksperimen dan Kontrol………... 52
4.2.2 Data Hasil Menulis Cerpen Prates Eksperimen dan Kontrol……… 71
Muhamad Fajar Rizkia, 2013
Efektivitas NLP (Neuro Linguistic Programming) Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek (Studi Eksperimen Kuasi pada Kelas X SMA Pasundan 7 bandung Tahun Ajaran 2012/2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
4.2.4 Data Hasil Menulis Cerpen Pascates Ekserimen dan Kontrol………... 100
4.2.5 Observasi... 103
4.3 Uji Reliabilitas Kemampuan Cerpen……… 107
4.3.1 Uji Reliabilitas Kelas Prates Eksperimen dan Kontrol... 107
4.3.2 Uji Reliabilitas Kelas Pascates Eksperimen dan Kontrol... 113
4.4 Uji Normalitas... 119
4.4.1 Uji Normalitas Kelas Prates Kontrol dan Eksperimen... 120
4.4.2 Uji Normalitas Kelas Pascates Kontrol dan Eksperimen... 126
4.5 Uji Homogenitas... 132
4.6 Uji Hipotesis... 133
4.7 Pembahasan Hasil Penelitian... 137
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN……… 137
5.1 Simpulan……… 137
5.2 Saran……….………. 138
DAFTAR PUSTAKA……….. 139
ix
Muhamad Fajar Rizkia, 2013
Efektivitas NLP (Neuro Linguistic Programming) Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek (Studi Eksperimen Kuasi pada Kelas X SMA Pasundan 7 bandung Tahun Ajaran 2012/2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Tabel DAFTAR TABEL
3.1 Pretest-posttest control group desain ... 23
3.2 Format ANAVA ... 27
3.3 Tabel Guilford ... 27
3.4 Skala Penilaian Rata-rata Observasi. ... 29
3.5 Format Penilaian Cerpen ... 43
3.6 Lembar Observasi Aktivitas Guru ... 45
3.7 Lembar Observasi Siswa ... 48
4.1 Nilai Rata-rata Prates Eksperimen ... 72
4.2 Nilai Rata-rata Prates Kontrol ... 73
4.3 Nilai Rata-rata Pascates Eksperimen ... 101
4.4 Nilai Rata-rata Pascates Kontrol ... 102
4.5 Nilai Lembar Observasi Guru ... 103
4.6 Nilai Lembar Observasi Siswa ... 106
4.7 ANAVA Data Nilai Prates Kontrol... 108
4.8 Format ANAVA Prates Kontrol... 110
4.9 ANAVA Data Nilai Prates Eksperimen ... 111
4.10 Format ANAVA Prates Eksperimen ... 113
4.11 ANAVA Data Nilai Pascates Kontrol ... 114
4.12 Format ANAVA Pascates Kontrol ... 116
4.13 ANAVA Data Nilai Pascates Eksperimen ... 117
4.14 Format ANAVA Pascates Eksperimen ... 119
4.15 Uji Normalitas Hasil Nilai Prates Kelas Kontrol ... 120
4.16 Distribusi Frekuensi Prates Kontrol ... 121
4.17 Daftar Frekuensi Observasi dan Ekspetasi Prates Kontrol ... 121
4.18 Uji Normalitas Hasil Nilai Prates Eksperimen... 123
4.19 Distribusi Frekuensi Prates Eksperimen ... 124
Muhamad Fajar Rizkia, 2013
Efektivitas NLP (Neuro Linguistic Programming) Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek (Studi Eksperimen Kuasi pada Kelas X SMA Pasundan 7 bandung Tahun Ajaran 2012/2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
4.21 Uji Normalitas Hasil Nilai Pascates Kontrol ... 126
4.22 Distribusi Frekuensi Pascates Kontrol ... 127
4.23 Daftar Frekuensi Observasi dan Ekspetasi Pascates Kontrol ... 128
4.24 Uji Normalitas Hasil Nilai Pascates Eksperimen ... 129
4.25 Distribusi Frekuensi Pascates Eksperimen... 131
4.26 Daftar Frekuensi Observasi dan Ekspetasi Pascates Eksperimen ... 131
4.27 Uji Homogenitas ... 133
xi
Muhamad Fajar Rizkia, 2013
Efektivitas NLP (Neuro Linguistic Programming) Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek (Studi Eksperimen Kuasi pada Kelas X SMA Pasundan 7 bandung Tahun Ajaran 2012/2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
DAFTAR DIAGRAM
Halaman
Muhamad Fajar Rizkia, 2013
Efektivitas NLP (Neuro Linguistic Programming) Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek (Studi Eksperimen Kuasi pada Kelas X SMA Pasundan 7 bandung Tahun Ajaran 2012/2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
DAFTAR LAMPIRAN
A. Lampiran 1
1. Surat Keputusan Judul dan Pembimbing
2. Surat Penelitian
3. Surat Keterangan
B. Lampiran 2
1. Lembar Observasi Kegiatan Peneliti
2. Lembar Observasi Kegiatan Siswa
C. Lampiran 3
Muhamad Fajar Rizkia, 2013
Efektivitas NLP (Neuro Linguistic Programming) Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek (Studi Eksperimen Kuasi pada Kelas X SMA Pasundan 7 bandung Tahun Ajaran 2012/2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menulis merupakan kegiatan umum yang dilakukan oleh siapa saja. Oleh sebab itu, menulis merupakan hal yang sangat berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Salah satu hal yang bisa kita tulis adalah mengenai sastra seperti cerpen,
puisi, atau novel.
Tarigan (2011: 118) mengatakan bahwa apresiasi masyarakat kita terhadap sastra pada umumnya dan terhadap fiksi pada khususnya, harus ditingkatkan. Selain itu, minat baca merupakan salah satu faktor penting dan perlu ditingkatkan dan dikembangkan. Kemajuan suatu bangsa tentu bukan hanya diukur dari jenis bacaan yang dibaca atau seberapa sering seseorang membaca buku. Hal ini karena kemajuan suatu bangsa dapat pula diukur melalui segi taraf apresiasi masyarakatnya terhadap ilmu dan seni, terhadap sastra. Oleh sebab itu, membaca dan menulis sastra dikatakan menjadi hal yang penting.
Pembelajaran menulis berbagai jenis sastra adalah hal yang penting dan diterapkan dalam pembelajaran sekolah. Kegiatan menulis memang sering jadi hal yang kurang diminati bagi siswa. Bisa kita katakan kalau menulis itu memang sesuatu yang tidak mudah karena memerlukan kreativitas dan pengetahuan atau apresiasi yang lebih.
Salah satu bentuk tulisan yang berisi kreativitas, aspirasi, imajinasi, pikiran, dan perasaan siswa adalah cerita pendek. Cerita pendek atau cerpen merupakan sebuah media yang sangat penting untuk mengungkapkan sesuatu atau menceritakan sebuah pengalaman baik itu senang, sedih, susah, dan keadaan
lainnya. Minat dalam menulis cerpen perlu ditingkatkan dengan pembelajaran yang menyenangkan dan juga tidak monoton. Selain itu, pembelajaran cerpen
Muhamad Fajar Rizkia, 2013
Efektivitas NLP (Neuro Linguistic Programming) Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek (Studi Eksperimen Kuasi pada Kelas X SMA Pasundan 7 bandung Tahun Ajaran 2012/2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Tarigan (2011: 119) mengemukakan bahwa dalam melakukan sesuatu kita tidak bisa asal-asalan, namun kita harus memiliki kesadaran dan pengetahuan yang cukup. Oleh sebab itu, dasar-dasar seperti penulisan dan penggunaan kalimat dalam cerita itu hal penting. Siswa terkadang sulit mengungkapkan apa yang ada di pikirannya dengan kalimat-kalimat yang menggambarkan cerita kreatif dan sesuai keinginan. Lalu, kesulitan menulis cerpen lainnya karena keterbatasan
pemahaman kosa kata dan dasar-dasar materi mengenai penulisan cerpen yang baik.Pembelajaran cerpen sebenarnya merupakan hal yang sangat menarik dan kreatif. Pada cerpen, cerita yang ditulis itu cukup singkat tapi lengkap dengan konflik yang terjadi. Oleh sebab itu, penulisan cerpen membutuhkan daya kreatif tinggi sehingga pembaca dapat membayangkan dan seakan terbawa oleh cerita yang dibawakan. Motivasi siswa dalam menulis cerpen juga menjadi salah satu faktor penting.
Di lapangan, setelah berbicara dengan guru bersangkutan dan mulai mengajar, peneliti menemukan bahwa siswa kurang minat dalam hal menulis dan membaca. Siswa memiliki pendapat bahwa mereka terkadang bingung ingin menulis apa atau ingin bercerita apa ketika menulis cerpen. Hal ini tentu sangat disayangkan karena menulis cerpen merupakan hal penting dan ada dalam pembelajaran. Peneliti menemukan pula bahwa dalam pembelajaran, penggunaan media seperti gambar, poto, power point, dan lainnya masih jarang digunakan. Hal ini karena masih menggunakan pembelajaran yang menekankan pada sistem tradisional sehingga media kurang maksimal untuk diterapkan.
Pembelajaran menulis cerpen memerlukan suatu perubahan dalam gaya pengajaran atau memunculkan inovasi terbaru dalam pembelajaran. Hal ini tentu
akan meningkatkan antusiasme siswa dan motivasi dari dalam diri siswa itu sendiri. Dengan demikian, pembelajaran tentu akan berlangsung dengan efektif.
3
Muhamad Fajar Rizkia, 2013
Efektivitas NLP (Neuro Linguistic Programming) Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek (Studi Eksperimen Kuasi pada Kelas X SMA Pasundan 7 bandung Tahun Ajaran 2012/2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Menulis cerpen sendiri terbukti merupakan hal yang sangat penting dengan adanya banyak penelitian tentang menulis cerpen dengan berbagai metode. Salah satu contohnya yang dilakukan oleh Aceng Komarudin dalam skripsinya yang berjudul “Penerapan Teknik MLM (Melihat Langsung Menulis) Berbasis Pembelajaran Kooperatif Dalam Pembelajaran Menulis Cerpen”. Pada penelitian yang dilakukan oleh Aceng Komarudin, disimpulkan bahwa teknik MLM tersebut
terbukti efektif meningkatkan kemampuan menulis cerpen pada siswa. Hal ini terbukti pada nilai kemampuan menulis cerpen pada siswa dari rata-rata 60 telah meningkat menjadi 77. Skripsi lainnya yang membahas tentang cerpen seperti skripsi yang berjudul “Pembelajaran Apresiasi Cerpen Dengan Menggunakan Teknik Formasi Regu Tembak” yang disusun oleh Pia Amelia. Lalu, terdapat pula penelitian yang relevan dengan penelitian yang hendak dilakukan oleh peneliti dan menunjukkan keterkaitan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ade Irawan Tjandra dalam skripsi “Penerapan NLP (Neuro Linguistic Programming) Dalam Pembelajaran Menulis Karangan Eksposisi” menunjukkan bahwa NLP itu sendiri berhasil meningkatkan nilai menulis karangan eksposisi pada siswa SMKN 3 Bandung.
Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk menggunakan NLP (Neuro Linguistic Programming) dalam pembelajaran menulis cerpen. NLP sendiri belum pernah dilakukan dalam pembelajaran menulis cerpen dan NLP masih jarang digunakan. Peneliti berharap gabungan dari penelitian tersebut mampu melengkapi penulisan sebelumnya. Walaupun NLP sudah digunakan dalam pembelajaran menulis karangan eksposisi, tapi hal tersebut belum pernah dilakukan dan belum tentu berhasil dalam menulis cerpen. Selain itu NLP sendiri
belum pernah dilakukan terhadap jenjang SMA. Oleh sebab itu, penelitian ini selain untuk menguji NLP pada pembelajaran sastra (cerita pendek), penelitian ini
Muhamad Fajar Rizkia, 2013
Efektivitas NLP (Neuro Linguistic Programming) Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek (Studi Eksperimen Kuasi pada Kelas X SMA Pasundan 7 bandung Tahun Ajaran 2012/2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Kuasi pada Kelas X SMA Pasundan 7 Bandung Tahun Pembelajaran 2012/2013)”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah diuraikan peneliti, terdapat beberapa masalah yang terjadi dalam pembelajaran cerpen. Identifikasi masalah dalam
pembelajaran menulis cerpen adalah sebagai berikut. (1) Minat menulis cerpen yang masih kurang.
(2) Siswa merasa kesulitan membuat karangan cerpen.
(3) Siswa kurang memahami pentingnya menulis cerpen dan manfaatnya. (4) Teknik pembelajaran dalam pembelajaran menulis cerpen kurang bervariasi. (5) Media pembelajaran kurang kreatif dan efektif.
1.3Batasan Masalah
Peneliti membatasi masalah yang akan diteliti dalam melaksanakan penelitian ini. Ada dua batasan masalah yang akan dikemukakan oleh peneliti. Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
(1) Penelitian ini difokuskan pada efektivitas NLP (Neuro Linguistic Programming) dalam pembelajaran menulis cerpen kelas X-2 tahun ajaran
2012/2013 sebagai kelas eksperimen dan X-1 sebagai kelas kontrol. (2) Cerpen yang digunakan adalah cerpen berdasarkan pengalaman pribadi.
1.4Rumusan Masalah
Peneliti mengemukakan tiga rumusan masalah yang menjadi dasar dalam penelitian ini.
5
Muhamad Fajar Rizkia, 2013
Efektivitas NLP (Neuro Linguistic Programming) Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek (Studi Eksperimen Kuasi pada Kelas X SMA Pasundan 7 bandung Tahun Ajaran 2012/2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
(2) Bagaimana kemampuan menulis cerpen pada siswa kelas X SMA Pasundan 7 Bandung tanpa menggunakan NLP (Neuro Linguistic Programming) di kelas kontrol?
(3) Apakah terdapat perbedaan signifikan antara kemampuan siswa dalam menulis cerpen di kelas eksperimen dan kelas kontrol?
1.5Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
(1) kemampuan menulis cerpen siswa sebelum dan sesudah diterapkannya NLP (Neuro Linguistic Programming) pada pembelajaran cerpen di kelas eksperimen;
(2) kemampuan menulis cerpen pada siswa tanpa menggunakan NLP (Neuro Linguistic Programming) di kelas kontrol;
(3) mengetahui kemampuan siswa menulis cerpen di kelas eksperimen dan kelas kontrol.
1.6Manfaat Penelitian
Penelitian yang baik tentu perlu memberikan manfaat atau kegunaan. Manfaat penelitian ini terdiri atas manfaat teoretis dan manfaat praktis.
1. Manfaat Teoretis
Secara teoretis manfaat dari penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan dan penjelasan dari Neuro Linguistic Programming dalam dunia pendidikan, terlebih dalam pembelajaran menulis cerita pendek (cerpen).
2. Manfaat Praktis
Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti, bagi
guru, dan bagi siswa.
Muhamad Fajar Rizkia, 2013
Efektivitas NLP (Neuro Linguistic Programming) Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek (Studi Eksperimen Kuasi pada Kelas X SMA Pasundan 7 bandung Tahun Ajaran 2012/2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Penelitian ini juga bermanfaat saat peneliti menjadi berkecimpung dalam dunia pendidikan.
(2) Bagi guru, penelitian ini akan memiliki banyak manfaat dan berguna untuk diterapkan. Guru mendapat pengetahuan tambahan akan teknik yang bisa digunakan dalam pembelajaran menulis cerpen. Hal ini sangat baik sehingga dalam pembelajaran bisa bervariasi tekniknya. Lalu, kegiatan pembelajaran
di kelas menjadi tidak monoton atau itu-itu saja.
(3) Bagi siswa, penelitian ini sangat besar manfaatnya bagi siswa dengan menciptakan suasana yang baru di kelas. Siswa dapat meningkatkan pengetahuan, motivasi, dan kemampuan menulis cerpen yang menyenangkan sehingga keaktifan siswa menjadi meningkat. Siswa bisa mendapatkan kegiatan pembelajaran dengan cara yang menyenangkan dan menambah motivasi dalam belajar, khususnya menulis cerita pendek.
1.7Anggapan Dasar
Peneliti mengungkapkan beberapa anggapan dasar yang melandasi penelitian ini. Anggapan dasar dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
(1) Menulis cerpen merupakan kemampuan yang perlu dikuasai oleh siswa dan mampu meningkatkan kreativitas dalam menulis serta merangkai kalimat. (2) NLP (Neuro Linguistic Programming) menciptakan situasi yang
menyenangkan dalam pembelajaran menulis cerpen dengan berbagai cara seperti pemberian contoh atau menggunakan media dan menekankan pada komunikasi yang terjalin sehingga terjadi hubungan yang saling memotivasi.
1.8Hipotesis
7
Muhamad Fajar Rizkia, 2013
Efektivitas NLP (Neuro Linguistic Programming) Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek (Studi Eksperimen Kuasi pada Kelas X SMA Pasundan 7 bandung Tahun Ajaran 2012/2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
1.9Definisi Operasional
Pada suatu penelitian, tentu terdapat definisi operasionalnya. Oleh sebab itu, pada penelitian yang dilakukan dalam pembelajaran menulis cerita pendek yang dilakukan peneliti juga terdapat definisi operasional. Terdapat dua definisi operasional yang dipaparkan oleh peneliti.
(1) NLP (Neuro Linguistic Programming) adalah salah satu cara yang
menawarkan cara belajar yang positif dan menyenangkan bagi siapa saja melalui komunikasi, percontohan, dan media yang digunakan. Dengan NLP seseorang dapat menciptakan suasana belajar yang lebih baik dengan menitikberatkan pada komunikasi dan kondisi siswa. Penelitian ini menggunakan model NLP yang dilakukan dengan cara memberikan motivasi melalui permainan juga pembacaan cerpen dan pemberian sugesti, memberikan materi disertai contoh dengan memanfaatkan media yang ada, dan melakukan simulasi menulis cerpen.
Muhamad Fajar Rizkia, 2013
Efektivitas NLP (Neuro Linguistic Programming) Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek (Studi Eksperimen Kuasi pada Kelas X SMA Pasundan 7 bandung Tahun Ajaran 2012/2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Penelitian yang digunakan adalah metode penelitian eksperimen. Metode eksperimen adalah metode yang mengujicobakan suatu cara atau sesuatu dengan suatu pengamatan. Alasan digunakannya eksperimen ini, disebabkan
ketidakmungkinan peneliti untuk mengontrol semua variabel yang relevan. Penelitian dengan pendekatan percobaan atau eksperimen dimaksudkan untuk
menyelidiki kemungkinan hubungan sebab-akibat (causal and effect relationship), dengan cara mengekspos satu atau lebih kelompok eksperimental dan satu atau lebih kondisi eksperimen (Danim, 2002; dalam Syamsuddin dan Damaianti, 2011: 150-151).
Desain penelitian yang akan digunakan oleh peneliti adalah desain eksperimen dengan menggunakan quasieksperiment. Desain ini mempunyai variabel kontrol tetapi tidak digunakan sepenuhnya untuk mengontrol variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Dalam penelitian ini, peneliti bertujuan mencari efektivitas NLP (Neuro Linguistic Programming) terhadap pembelajaran menulis cerpen. Pada kelompok eksperimen diberi perlakuan NLP.
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pretest-posttest control group desain (Sugiyono, 2010:76).
Tabel 3.1
Pretest-posttest control group desain
Kelas Prates Perlakuan Pascates
E
K
Keterangan:
24
Muhamad Fajar Rizkia, 2013
Efektivitas NLP (Neuro Linguistic Programming) Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek (Studi Eksperimen Kuasi pada Kelas X SMA Pasundan 7 bandung Tahun Ajaran 2012/2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu O3 : Prates (kelas pembanding).
X1 : Perlakuan pada kelas eksperimen. O2 : Pascates (kelas eksperimen). O4 : Pascates (kelas pembanding).
3.2 Populasi dan Sampel
Penelitian ini tentu memiliki populasi dan sampel yang digunakan. Populasi dan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut.
3.2.1 Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Pasundan 7 Bandung tahun pelajaran 2012/ 2013 semester genap yang berjumlah tiga kelas, terdiri dari kelas X1 sampai kelas X3.
3.2.2 Sampel Penelitian
Sugiyono (2010: 81) mengemukakan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik sampling terdiri dari dua teknik, yaitu probality sampling dan nonprobality sampling. Teknik sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah probality sampling dengan model simple random sampling. Simple random sampling dipilih karena pada penelitian ini pengambilan anggota sampel populasi dilakukan secara acak tanpa memerhatikan strata pada populasi. Penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan cara simple random sampling, sehingga untuk mengambil sampel, peneliti mengambil dua kelas tanpa prasangka. Cara ini dipilih karena pada dasarnya setiap kelas memiliki rata-rata karakteristik yang hampir sama. Dua kelas yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah kelas X-2 sebagai kelas
Muhamad Fajar Rizkia, 2013
Efektivitas NLP (Neuro Linguistic Programming) Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek (Studi Eksperimen Kuasi pada Kelas X SMA Pasundan 7 bandung Tahun Ajaran 2012/2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
3.3 Teknik Penelitian
Teknik penelitian yang dilaksanakan dalam penelitian ini terdiri dari teknik pengumpulan data dan teknik pengolahan data. Penjelasan mengenai kedua teknik tersebut adalah sebagai berikut.
3.3.1 Teknik Pengumpulan Data
Peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data untuk memperoleh data atau mengenai hal-hal informasi yang ingin diteliti. Terdapat
beberapa cara teknik pengumpulan data. Mengumpulkan data memang bukan hal yang mudah dan melelahkan. Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti adalah tes dan observasi.
3.3.1.1Tes Menulis
Tes dilakukan sebanyak dua kali. Hal ini untuk melihat kemampuan siswa dalam menulis cerpen. Tes pertama dilakukan pada siswa sebelum mendapatkan perlakuan khusus. Lalu, tes kedua dilakukan kepada siswa setelah siswa mendapatkan perlakuan khusus. Pada tes pertama bertujuan untuk melihat kemampuan siswa dalam menulis cerpen dan tes kedua diberikan untuk melihat perkembangan, perubahan, dan kemampuan siswa menulis cerpen setelah diberikan perlakuan.
3.3.1.2Observasi
Observasi yang dilakukan ini adalah dengan mengikutsertakan penulis. Hal ini karena penulis memposisikan diri sebagai pengajar dan terlibat langsung dalam kegiatan pembelajaran. Observasi ini dilakukan untuk melihat kegiatan pembelajaran menulis siswa dengan NLP. Berbagai situasi siswa, semangat, motivasi, dan ketertarikan siswa dalam pembelajaran menulis cerpen dapat dilihat secara langsung. Bila siswa termotivasi, keterlibatan dalam proses pembelajaran
26
Muhamad Fajar Rizkia, 2013
Efektivitas NLP (Neuro Linguistic Programming) Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek (Studi Eksperimen Kuasi pada Kelas X SMA Pasundan 7 bandung Tahun Ajaran 2012/2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
3.3.2 Teknik Pengolahan Data
Dalam penelitian ini, data yang akan diolah terdiri dari data hasil tes menulis dan hasil observasi.
3.3.2.1Pengolahan Data Hasil Tes Menulis
Langkah-langkah dalam penilaian hasil tes menulis adalah sebagai berikut.
(1) Untuk menilai hasil menulis cerpen sebelum dan sesudah mendapat perlakuan menggunakan rumus:
Nilai = Skor
(2) Uji reliabilitas antarpenimbang
Uji reliabilitas antarpenimbang bertujuan menghindari subjektivitas dalam penilaian.Uji reliabilitas dapat dilakukan dengan mencari nilai:
SSt t2 =
SSp p2 =
SStot = –
SSkk 2 = – p2
Keterangan:
SSt t2 : Sumber variansi dari testi. SSp p2 : Sumber variansi dari penimbang. SStot : Sumber variansi total.
Muhamad Fajar Rizkia, 2013
Efektivitas NLP (Neuro Linguistic Programming) Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek (Studi Eksperimen Kuasi pada Kelas X SMA Pasundan 7 bandung Tahun Ajaran 2012/2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Dengan menggunakan prinsip ANAVA, data-data tersebut dapat dimasukkan dalam format ANAVA sebagai berikut.
Tabel 3.2
Format ANAVA
Sumber variansi SS Dk (N-1) Variansi
dari testi SSt t2 N-1 Vt=
dari penimbang SSp p2 k-1 -
dari kekeliruan SSkk 2 (N-1)(k-1) Vkk=
Berdasarkan tabel 3.2, untuk mencari reliabilitas antarpenimbang dapat digunakan rumus:
rn =
Keterangan:
Vt : Variansi testi
Vkk : Variansi kekeliruan
Hasil perhitungan reliabilitas yang telah diperoleh disesuaikan dengan tabel 3.3 guilford.
Tabel 3.3
Tabel Guilford
Nilai Kualitas Korelasi
0,800 – 1,00 Sangat tinggi
0,600 – 0,800 Tinggi
0,400 – 0,600 Sedang 0,200 – 0,400 Rendah
00,00 – 0,200 Sangat rendah
28
Muhamad Fajar Rizkia, 2013
Efektivitas NLP (Neuro Linguistic Programming) Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek (Studi Eksperimen Kuasi pada Kelas X SMA Pasundan 7 bandung Tahun Ajaran 2012/2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu (3) Uji normalitas nilai prates, pascates, dan indeks gain.
Uji normalitas bertujuan mengetahui sebuah data berdistribusi normal atau tidak normal. Pasangan hipotesis nol dan hipotesis tandingannya adalah:
a. H0 : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. b. Ha : Sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal.
Dengan taraf signifikansi (α) sebesar 0,05, dapat disimpulkan bahwa jika
nilai signifikansi > 0,05, maka H0 diterima dan H0 ditolak jika nilai signifikansi < 0,05.
(4) Menghitung indeks gain (normalized gain)
Untuk menghitung nilai indeks gain dapat digunakan rumus sebagai berikut.
Indeks gain =
Kriteria nilai indeks gain :
Indeks gain < 0,30 : Rendah 0,30 ≤ indeks gain ≥ 0,70 : Sedang Indeks gain > 0,70 : Tinggi
(5) Uji kesamaan dua rata-rata nilai prates, pascates, dan indeks gain
Uji kesamaan dua rata-rata nilai prates dan pascates bertujuan menguji hipotesis dalam penelitian ini. Jika sebuah data berdistribusi normal, maka uji
statistik yang digunakan adalah uji parametrik. Sebaliknya, jika data tersebut berdistribusi tidak normal maka uji statistik yang digunakan adalah uji nonparametrik. Sama halnya dengan uji normalitas, pada uji kesamaan dua rata-rata nilai prates dan pascates.
Muhamad Fajar Rizkia, 2013
Efektivitas NLP (Neuro Linguistic Programming) Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek (Studi Eksperimen Kuasi pada Kelas X SMA Pasundan 7 bandung Tahun Ajaran 2012/2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
3.3.2.2Pengolahan Data Hasil Observasi
Rata-rata hasil observasi dapat diketahui dari akumulasi rata-rata nilai observer dibagi jumlah observer dengan rumus sebagai berikut.
̅
̅ ̅Setelah diketahui hasil rata-rata nilai observasi, selanjutnya nilai tersebut dapat diketahui termasuk dalam kategori nilai dengan tingkat sangat baik, baik, cukup, atau kurang seperti pada tabel 3.4.
Tabel 3.4
Skala Penilaian Rata-Rata Observasi
Nilai Rentang Nilai Keterangan
A 4,00 – 3,50 Baik Sekali
B 3,49 – 3,00 Baik
C 2,99 – 2,50 Cukup
D 2,49 – 2,00 Kurang
3.4 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan terdiri dari instrumen perlakuan, yaitu rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan instrumen pengolahan data, yaitu soal dan lembar observasi.
3.4.1 Instrumen Perlakuan
Pada kelas eksperimen dilakukan dua kali tes, yaitu prates (O1) sebelum mendapat perlakuan dan pascates (O2) setelah mendapatkan perlakuan NLP. Pada kelas kontrol, tes juga dilakukan sebanyak dua kali.
Pola:
30
Muhamad Fajar Rizkia, 2013
Efektivitas NLP (Neuro Linguistic Programming) Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek (Studi Eksperimen Kuasi pada Kelas X SMA Pasundan 7 bandung Tahun Ajaran 2012/2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Berikut ini gambaran dari pelaksanaan perlakuan pada kelas eksperimen.
Pelaksanaan Penelitian
Keterangan:
P1 : Perlakuan 1 P2 : Perlakuan 2 P3 : Perlakuan 3
Kelas Eksperimen
(1) Pada tahap pertama penelitian, penulis melakukan prates menulis cerpen dengan tema tentang pengalaman pribadi.
(2) Pada tahap kedua penelitian, peneliti memberikan perlakuan kesatu, yaitu melaksanakan pembelajaran menulis cerpen dengan NLP menggunakan media
cerpen (modelling) dan brainstorming. Siswa mendengarkan dan juga menghayati agar meningkatkan perasaan atau emosinya dalam menulis cerpen. (3) Pada tahap ketiga penelitian, peneliti memberikan perlakuan kedua, yaitu
melaksanakan pembelajaran menulis cerpen dengan NLP menggunakan media visual adalah foto. Siswa melihat foto-foto tentang persahabatan atau pertemanan antar sekolah agar meningkatkan pengalaman kenyataan visual yang dapat merangsang motivasi siswa menulis cerpen.
(4) Pada tahap empat penelitian, peneliti memberikan perlakuan ketiga, yaitu NLP dengan mind mapping atau siswa melakukan pemetaan pikiran mengenai tema dan kerangka cerpen.
Muhamad Fajar Rizkia, 2013
Efektivitas NLP (Neuro Linguistic Programming) Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek (Studi Eksperimen Kuasi pada Kelas X SMA Pasundan 7 bandung Tahun Ajaran 2012/2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
pribadi. Pada tahap terakhir ini merupakan pembuktian dari hasil perlakuan yang telah dilaksanakan sebelumnya.
Deskripsi perlakuan tersebut tercantum dalam instrumpen perlakuan berupa rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Hari/tanggal :
Sekolah : SMA Pasundan 7 Bandung Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/ Semester : X/2 Standar Kompetensi : Menulis
16. Mengungkapkan pengalaman diri sendiri dan orang
lain ke dalam cerpen
Kompetensi Dasar : 16.1 Menulis karangan berdasarkan kehidupan diri sendiri dalam cerpen (pelaku, peristiwa, latar)
Alokasi Waktu :
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Untuk mengetahui kemampuan menulis cerpen siswa berdasarkan pengalaman pribadi dengan memerhatikan unsur-unsur intrinsik.
B. MATERI PEMBELAJARAN
Pengertian Cerpen
32
Muhamad Fajar Rizkia, 2013
Efektivitas NLP (Neuro Linguistic Programming) Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek (Studi Eksperimen Kuasi pada Kelas X SMA Pasundan 7 bandung Tahun Ajaran 2012/2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
dibagi lagi menjadi cerpen yang panjang (cerpenpan) dan cerpen yang pendek, biasa disebut cerita mini.
Cerpen hanya mengisahkan satu peristiwa (konflik tunggal), tetapi menyelesaikan semua tema dan persoalan secara tuntas dan utuh. Awal cerita (opening) ditulis secara menarik dan mudah diingat oleh pembacanya. Kemudian, pada bagian akhir cerita (ending) ditutup dengan suatu kejutan (surprise).
Ciri-ciri cerpen
Menurut Edgar Alan Poe (yang dianggap sebagai tokoh cerpen modern), ada lima aturan penulisan cerpen, yakni sebagai berikut:
1. Cerpen harus pendek.
2. Cerpen seharusnya mengarah untuk membuat efek yang tunggal dan unik. 3. Cerpen harus ketat dan padat.
4. Cerpen harus tampak sungguhan.
5. Cerpen harus memberi kesan yang tuntas.
Berikut ini kata kunci ciri-ciri cerpen:
a. Panjang cerita kurang lebih 10.000 kata. b. Hanya mengandung satu gagasan tunggal. c. Menyajikan satu kejadian yang paling menarik. d. Berakhir dengan penyelesaian.
e. Alur lebih sederhana.
Unsur Intrinsik Cerpen
Pada sebuah cerpen terdapat beberapa unsur yang membangunnya seperti unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Berikut beberapa unsur intrinsik tersebut. (1) Tema
(2) Alur (plot)
(3) Latar (4) Penokohan (6) Sudut pandang (7) Amanat
Muhamad Fajar Rizkia, 2013
Efektivitas NLP (Neuro Linguistic Programming) Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek (Studi Eksperimen Kuasi pada Kelas X SMA Pasundan 7 bandung Tahun Ajaran 2012/2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Langkah Menulis Cerpen
Langkah menulis cerpen tidak jauh berbeda dengan mengarang pada umumnya. Berikut ini adalah tahap-tahap penulisan cerpen.
1. Menentukan tema cerpen.
2. Mengumpulkan data-data, keterangan, informasi, dokumen yang terkait dengan peristiwa/pengalaman yang menjadi sumber inspirasi cerita.
3. Menentukan garis besar alur atau plot cerita. Secara bersamaan dengan tahap ini, menciptakan tokoh dan menentukan latar cerita.
4. Menetapkan titik pusat kisahan atau sudut pandang pengarang. 5. Mengembangkan garis besar cerita menjadi cerita utuh.
6. Memeriksa ejaan, diksi, dan unsur-unsur kebahasaan lain serta memperbaikinya jika terdapat kekeliruan.
Contoh Cerpen
Duha di Masjid Agung
Baru pertama kalinya aku menginjakkan kaki di sni. Rasanya begitu aneh, dan jantungku berdebar tak karuan. Aku memandang di sekitar bandara Sultan Mahmud Baharuddin II. Letih rasanya, dan baru pertama pula aku naik pesawat. Kulihat jam, sudah jam 3 sore rupanya. Di tempat asalku, pasti sudah Ashar. Tapi aku ragu, lalu kutanyakan kepada orang yang kebetulan lewat di hadapanku. Alhamdulillah, belum Ashar. Berarti aku masih punya kesempatan sholat Dzuhur. Aku pun mencari tempat sholat di sekitar sana, lalu, ku bermunajat kapada Allah, semoga segalanya dilancarkan oleh-Nya.
Di kota inilah, kekasihku tinggal. Dan tujuanku di sini memang ingin menjemputnya. Sepuluh tahun lalu, walaupun bumi kami berbeda, dan jarak yang sangat jauh memisahkan kami, namun itu semua tak bisa menghalangi cinta kasih kami. Berawal dari sebuah sabda yang terucap pada tengah malam, 28 Maret,
sepuluh tahun lalu. Dan kuharap, cintaku padanya adalah karena aku mengharapkan Ridha dan Cinta dari Allah.
34
Muhamad Fajar Rizkia, 2013
Efektivitas NLP (Neuro Linguistic Programming) Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek (Studi Eksperimen Kuasi pada Kelas X SMA Pasundan 7 bandung Tahun Ajaran 2012/2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
membayangkan betapa wajahnya menyiratkan kebahagiaan, menyambut kehadiranku. Aku tersenyum, puas. Semoga, semua berjalan sesuai rencana.
Rencana pertama, aku kan mencari hotel terlebih dahulu, yang murah dan terjangkau. Dan menurut informasi yang aku dapatkan, ada sebuah hotel, yang bisa dijangkau di sekitar komplek ilir barat permai. Lalu aku naik taksi, dan kutanyakan alamatnya kepada pak supir. Kamipun jalan menuju ke sana.
Namun ternyata, taksi yang aku tumpangi hanyalah kedok belaka. Tiba-tiba, aku ditodong orang yang ada di belakangku yang entah dari mana datangnya.
Aku dipaksa menyerahkan semua yang aku punya. Aku panik, panik sekali. Apakah aku kan mati di sini. Apakah aku kan mati, tanpa menepati janjiku. Ya Allah, tolonglah hamba-Mu ini. Lalu, sampai di suatu tempat yang sepi, di mana tak banyak orang yang berlalu lalang, aku diturunkan dengan paksa. Sebelumnya, perampok itu, yang semoga Allah memberikan hidayah dan ampunan-Nya, terlabih dahulu memukuliku bertubi-tubi. Aku ditendang keluar, tubuhku berguling-guling, bertarung dengan aspal jalan. Ya Allah, sakit sekali. Terasa ngilu di sekujur badanku. aku bingung, dan frustasi. Bagaimana aku bisa menjemput kekasihku, jika harta yang aku punya hanya baju yang menutupi badanku? Akankah orangtuanya menerimaku sebagai bagian dari hidup mereka, melihat keadaanku yang seperti berandalan? Dan, lagipula, aku tidak tau di mana persis letak rumahnya. Duh Gusti, hamba hanya bisa pasrah dengan keadaan ini.
Lalu aku berjalan gontai, tak tau arah, dan tujuan. Aku tak punya siapa-siapa di kota ini. Tapi hati kecilku membisikiku “Jangan khawatir, kau masih punya Allah, Tuhan dan Tuanmu. Bukankah selama ini, kau selalu meminta kepada-Nya, dan Dia selalu ada untukmu, membantumu. Apakah kau meragukan kasih-Nya, pertolongan-Nya yang pasti? Setelah sekian lama kau dikasihi-Nya, apakah kau akan ragu dan putus asa dari Rahmat-Nya?” Bisikan-bisikan itu terus
Muhamad Fajar Rizkia, 2013
Efektivitas NLP (Neuro Linguistic Programming) Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek (Studi Eksperimen Kuasi pada Kelas X SMA Pasundan 7 bandung Tahun Ajaran 2012/2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
menara yang sangat indah. Tak jauh dari situ, aku melihat jembatan yang sangat indah dan panjang. Dan di bawahnya mengalir sungai yang indah. Tiang-tiang masjid itu berbentuk bulat memanjang, sehingga bentuknya seperti serambi pendopo atau seperti gaya bangunan kolonial. Di depan masjid kulihat kolam membundar dan luas. Subhanallah, indah sekali! Aku masuk, lalu ke tempat wudhu pria. Ku basuh mukaku, kurasakan sejuk di sekujur tubuhku. Lalu aku
berwudhu dan bergegas mengikuti shalat berjama’ah.
Aku berdoa, dan hanya doa itulah harapanku, di tengah bumi yang asing
ini. Semoga Allah menolongku, mengasihiku, memberikan pertolongan-Nya padaku. Kuputuskan tuk sementara, tuk tinggal berdiam diri di situ, sambil berfikir, apa yang sebaiknya aku lakukan di tengah keadaan seperti ini. Namun, lapar dan haus yang menguasaiku membuatku tidak bisa berfikir dengan jernih. perlahan, ku tak bisa menyangga mataku. Lalu, aku tak tahu lagi bagaimana keadaanku kemudian.
Entah berapa lama aku tepejam. Yang aku tahu, ketika kubuka mataku, kulihat seseorang mengguncang-guncang tubuhku. Perlahan kubuka mataku, mencoba mengatur nafasku dan mencoba mengerti keadaanku saat ini. Tiba-tiba aku teringat, masya Allah, sholat!! Aku belum sholat maghrib. Tapi .. kulihat sekelilingku, sudah terang. Jam berapa ini? Ku bertanya pada orang yang
membangunkanku. “Jam delapan” Astaghfitullah, berarti aku meninggalkan
sholat, Maghrib, Isya dan Shubuh!! Memang aku tak sengaja meninggalkan sholat dan bisa diqadha. Tapi tetap, rasanya kan beda, dan sangat berat. Badanku langsung lemas, ya Allah, maafkanlah hamba, hamba telah lalai melakukan kewajiban hamba. Maaf ya Allah!!
Mataku sayu, aku merasa mau mati saja. Jikalau tidak teringat dosaku yang masih menggunung, dan bunuh diri itu adalah dosa yang sangat besar.
36
Muhamad Fajar Rizkia, 2013
Efektivitas NLP (Neuro Linguistic Programming) Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek (Studi Eksperimen Kuasi pada Kelas X SMA Pasundan 7 bandung Tahun Ajaran 2012/2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Perhatiannya, manisnya senyumnya, mampu sedikit menenangkan hatiku yang sedang susah. Lalu di bertanya, siapa namaku, aku menjawab dengan nama kecilku, bukan nama yang diberikan bapak kepadaku. Lalu dia kembali bertanya, untuk apa aku ke tanah ini, dan bagaimana aku bisa terdampar di masjid yang sangat indah ini. Lalu aku menjawab semua yang aku alami di sini. Dari mana asalku dan apa tujuanku datang kemari. Setelah aku ceritakan semuanya,
kuperhatikan wajahnya. Ada sesuatu yang bening laksana mutiara mengalir dari kelopak matanya. Ya Allah, dia menangis. Dan aku heran, kenapa dia menangis?
Ada yang salah dengannya, atau apa salahku sehingga dia menangis? Lalu dia
kembali bertanya, siapakah nama kekasih yang ku tuju ” Fatimah binti Ahmad”
jawabku. Tangisnya bertambah kencang, namun sekarang kulihat sedikit senyum di wajahnya. Yang membuatku bertambah heran, dia lalu menyebut nama asliku dengan lengkap, dan lancar. Ku bingung, sebenarnya siapakah di. Lalu, kulihat dia mencoba mengeluarkan sedikit kata-kata, namun kurasa dia begitu berat
mengucapkannya. “Kak, kakak tidak tahu siapakah yang ada di hadapanmu
sekarang ini? Tidakkah kakak tahu siapakah aku? Akulah yang setiap malam berdoa untuk kakak. Akulah yang setiap hari menunggu kedatangan kakak. Akulah yang sangat senang saat kakak di sini, namun ku juga bersedih melihat
keadaan kakak sekarang. Akulah Fatimah kak, Akulah Fatimah!!”
Dia semakin terisak, dan aku semakin bingung, akalku tetap tidak bisa
mengendalikan jiwaku. “Kak, kakak masih ragu, kakak masih ragu kalau ini adek,
kalau raga yang ada di hadapanmu ini adalah raga kekasihmu? Yakinlah kak, ini
adek!” Ya, sekarang aku baru sadar, bahwa yang di depanku ini, adalah orang yang aku harapkan di dunia ini. Ya aku yakin, yakin bahwa itu adalah dirinya dan yakin bahwa rahmat Allah pasti tidak akan pernah hilang. Lalu aku bangkit, perasaanku jauh lebih tenang dari sebelumnya. Setelah susah payah aku bangkit,
kulihat dia hendak memelukku. Namun aku menghindar ” Kenapa? ” tanyanya. Aku tersenyum, ” Kita masih bukan muhrim dek, nggak boleh ” Senyumku
Muhamad Fajar Rizkia, 2013
Efektivitas NLP (Neuro Linguistic Programming) Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek (Studi Eksperimen Kuasi pada Kelas X SMA Pasundan 7 bandung Tahun Ajaran 2012/2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
berikanlah rahmat kepada kami dari sisiMu dan sempurnakanlah bagi kami
petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini).” (QS. al-Kahfi: 10). Amiin. http://remaja.suaramerdeka.com/2011/04/07/duha-di-masjid-agung/
C. METODE PEMBELAJARAN
1. Ceramah 2. NLP
3. Penugasan
D. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Pertemuan 1
1. Kegiatan awal
1) Siswa dikondisikan untuk persiapan KBM (mengucapkan salam, menyapa, dan mengecek kehadiran siswa).
2) Guru bertanya kepada siswa pernahkah mendengar kata cerpen? 3) Guru bertanya kembali kepada siswa apakah yang dimaksud dengan
cepen?
4) Siswa diberikan motivasi untuk mencapai tujuan pembelajaran. 2. Kegiatan Inti
1) Siswa diarahkan atau kondisi kelas dibuat menjadi sebaik mungkin dengan cara interaksi antara siswa dan guru.
2) Pengetahuan siswa tentang cerpen kembali diarahkan, seperti mengenai apa yang kalian ketahui tentang cerpen, pengertian, dan cirinya.
3) Siswa diarahkan tentang topik dan kerangka cerpen pengalaman pribadi.
4) Siswa diselaraskan kondisi pikirannya agar lebih memahami mengenai cerpen yang dibuat dan tema cerpen pengalaman pribadi.
5) Siswa diberikan contoh cerpen (modelling) yang berjudul “Duha di
Mesjid Agung” dan brainstorming agar pembelajaran menyenangkan dan perasaan emosi siswa meningkat dalam menulis cerpen.
38
Muhamad Fajar Rizkia, 2013
Efektivitas NLP (Neuro Linguistic Programming) Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek (Studi Eksperimen Kuasi pada Kelas X SMA Pasundan 7 bandung Tahun Ajaran 2012/2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
7) Siswa mencoba berlatih menulis cerpen berdasarkan contoh yang telah disimak.
8) Siswa diarahkan oleh guru mengenai tulisan cerpen yang dibuat.
3. Kegiatan Akhir
1) Siswa dan guru merefleksi simpulan tentang topik pembelajaran.
2) Siswa diberi kesempatan bertanya atau mengungkapkan pengalaman ketika mengikuti proses KBM.
Pertemuan 2
1. Kegiatan awal
1) Siswa dikondisikan untuk persiapan KBM (mengucapkan salam, menyapa, dan mengecek kehadiran siswa).
2) Guru bertanya kepada siswa mengenai unsur dari cerpen. 3) Siswa diberikan motivasi untuk mencapai tujuan pembelajaran. 2. Kegiatan Inti
1) Siswa diarahkan untuk kondusif belajar di kelas dengan cara berinteraksi antara siswa dan guru.
2) Siswa digali pengetahuannya mengenai pengertian dan unsur cerpen. 3) Siswa diberikan motivasi dan pemahaman mengenai cerpen dengan
memberikan gambar yang menggambarkan pengalaman pribadi untuk membuat pembelajaran menjadi menyenangkan dan memotivasi siswa. 4) Siswa diberikan penjelasan mendalam mengenai ide atau gagasan
tentang tema cerpen agar siswa lebih memahami.
5) Siswa berlatih menulis cerpen berdasarkan gambar seperti persahabatan atau momen lainnya.
6) Siswa diarahkan oleh guru dan diberikan pengarahan mengenai menulis cerpen yang baik.
Muhamad Fajar Rizkia, 2013
Efektivitas NLP (Neuro Linguistic Programming) Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek (Studi Eksperimen Kuasi pada Kelas X SMA Pasundan 7 bandung Tahun Ajaran 2012/2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 3. Kegiatan Akhir
1) Siswa dan guru merefleksi simpulan tentang topik pembelajaran.
2) Siswa diberi kesempatan bertanya atau mengungkapkan pengalaman ketika mengikuti proses KBM.
Pertemuan 3
1. Kegiatan awal
1) Siswa dikondisikan untuk persiapan KBM (mengucapkan salam, menyapa, dan mengecek kehadiran siswa).
2) Guru bertanya kepada siswa mengenai cerpen yang baik dan apa yang ada dalam cerpen.
3) Siswa diberikan motivasi untuk mencapai tujuan pembelajaran. 2. Kegiatan Inti
1) Siswa diarahkan untuk kondusif belajar di kelas dengan cara berinteraksi antara siswa dan guru.
2) Siswa dan guru berdiskusi mengenai cerpen.
3) Siswa digali pengetahuannya mengenai pengertian, ciri-ciri, dan langkah menulis cerpen.
4) Siswa diarahkan untuk kondusif belajar di kelas dengan cara berinteraksi antara siswa dan guru.
5) Siswa diberikan pengarahan mengenai hal yang ada dalam cerpen dan bahasa pada cerpen.
6) Siswa diarahkan untuk melakukan pemetaan pikiran (mind mapping) mengenai tema cerpen yang akan dibahas dan kerangka yang akan dibuat.
9) Siswa diminta untuk berlatih membuat cerpen berdasarkan pengalaman pribadi.
40
Muhamad Fajar Rizkia, 2013
Efektivitas NLP (Neuro Linguistic Programming) Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek (Studi Eksperimen Kuasi pada Kelas X SMA Pasundan 7 bandung Tahun Ajaran 2012/2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 3. Kegiatan Akhir
1) Siswa dan guru merefleksi simpulan tentang topik pembelajaran.
2) Siswa diberi kesempatan bertanya atau mengungkapkan pengalaman ketika mengikuti proses KBM.
E. SUMBER /BAHAN/ ALAT BELAJAR
Sumber:
Tika Hartikah, dkk. Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas X. Grafindo.
Ismail Kusmayadi. Think Smart Bahasa Indonesia Kelas X. Grafindo.
E.Kosasaih. Kompetensi Ketatabahasaan dan Kesusastraan. Yrama Widya.
Bahan:
Contoh cerpen ”Duha di Mesjid Agung". Alat:
Spidol, LCD dan Notebook.
F. PENILAIAN
1. Teknik : Tes Tulis
Muhamad Fajar Rizkia, 2013
Efektivitas NLP (Neuro Linguistic Programming) Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek (Studi Eksperimen Kuasi pada Kelas X SMA Pasundan 7 bandung Tahun Ajaran 2012/2013)
42
Muhamad Fajar Rizkia, 2013
Efektivitas NLP (Neuro Linguistic Programming) Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek (Studi Eksperimen Kuasi pada Kelas X SMA Pasundan 7 bandung Tahun Ajaran 2012/2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu dengan dimensi
Siswa dinyatakan berhasil jika tingkat pencapaianya sesuai kriteria.
Memberikan program remedial untuk siswa yang tingkat pencapaiannya kurang dari nilai standar kriteria ketuntasan minimal (KKM) 70.
Memberikan program pengayaan untuk siswa yang tingkat pencapaian nilai (KKM) lebih dari 70
Kegiatan Pengayaan
Bentuk Tugas Soal
Pemberian soal cerpen
Individu 1. Menentukan apa yang dimaksud dengan cerpen?
2. Menentukan cirri-ciri cerpen? 3. Membuat topik dan kerangka cerpen pengalaman pribadi yang menarik?
Bandung, 2013
1. Menentukan ciri-ciri cerpen ?
2. Menentukan topik cerpen pengalaman pribadi?
Muhamad Fajar Rizkia, 2013
Efektivitas NLP (Neuro Linguistic Programming) Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek (Studi Eksperimen Kuasi pada Kelas X SMA Pasundan 7 bandung Tahun Ajaran 2012/2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
3.4.2 Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal sebagai instrumen dari tes menulis dan lembar observasi sebagai instrumen dari observasi.
3.4.2.1Soal
Dalam lembar soal tersebut berisi instruksi yang harus dilakukan dalam menulis cerpen. Pedoman penilaian hasil tulisan berupa cerpen tercantum pada
tabel 3.5 diadaptasi dari Sumiyadi (2010) dan disesuaikan sesuai kebutuhan penelitian..
Tabel 3.5 Format Penilaian Cerpen
44
Muhamad Fajar Rizkia, 2013
Efektivitas NLP (Neuro Linguistic Programming) Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek (Studi Eksperimen Kuasi pada Kelas X SMA Pasundan 7 bandung Tahun Ajaran 2012/2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
45
Muhamad Fajar Rizkia, 2013
Efektivitas NLP (Neuro Linguistic Programming) Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek (Studi Eksperimen Kuasi pada Kelas X SMA Pasundan 7 bandung Tahun Ajaran 2012/2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
3.4.2.2 Lembar Observasi
Lembar observasi dalam penelitian ini terdiri dari dua subjek pengamatan, yaitu pada siswa dan pada guru (penulis). Lembar observasi tersebut terdapat pada halaman lampiran.
Tabel 3.6
Lembar Observasi Aktivitas Guru
No. Hal yang Diamati Penilaian
A B C D
1. Kemampuan membuka pelajaran. a. Menarik perhatian siswa. b. Menumbuhkan motivasi. c. Memberi acuan.
d. Mengadakan apresiasi.
2. Sikap guru dalam proses pembelajaran. a. Artikulasi suara.
b.Gerakan badan tidak menggangu perhatian siswa.
c. Antusias penampilan menarik. d. Mobilitas posisi tempat.
3. Proses Pembelajaran.
a. Kesesuaian metode dengan pokok bahasan. b. Kejelasan dalam menerangkan dan
memberikan contoh.
c. Antusias dalam menanggapi dan menggunakan respons.
d. Kecermatan dalam pemanfaatan waktu.
4. Kemampuan menggunakan NLP.
46
Muhamad Fajar Rizkia, 2013
Efektivitas NLP (Neuro Linguistic Programming) Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek (Studi Eksperimen Kuasi pada Kelas X SMA Pasundan 7 bandung Tahun Ajaran 2012/2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu mengkondisikan kelas.
b. Pemberian materi dengan proses interaksi dengan siswa.
c. Menyelaraskan kondisi pikiran siswa terhadap materi pembelarajaran.. d. Membangun antusias serta menanggapi
respon siswa dalam menggunakan NLP. e. Kemampuan berkomunikasi dengan siswa. f. Kemampuan membimbing aau mengarahkan
siswa.
g. Penggunaan modelling
h. Penggunaan gambar dalam memotivasi siswa menulis cerpen.
i. Penggunaan pemetaan pikiran pada siswa mengenai cerpen atau kerangka cerpen. j. Pengarahan terhadap siswa dan
pengkondisian siswa saat pascates.
k. pengarahan mengenai menulis cerpen dan manfaatnya di masa depan kelak.
5. Evaluasi pembelajaran.
a. Menggunakan penilaian proses dan hasil. b. Melakukan evaluasi sesuai alokasi waktu
yang direncanakan.
c. melakukan evaluasi sesuai dengan bentuk dan jenis yang dirancang.
6. Kemampuan menutup pembelajaran. a. Meninjau kembali.
Muhamad Fajar Rizkia, 2013
Efektivitas NLP (Neuro Linguistic Programming) Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek (Studi Eksperimen Kuasi pada Kelas X SMA Pasundan 7 bandung Tahun Ajaran 2012/2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu c. Menugaskan kegitan kurikuler.
d. Menginformasikan bahan selanjutnya.
Komentar mengenai aktivitas guru :
Keterangan:
Mengisi lembar observer dengan memberikan tanda centang (V) Sangat Baik (A) = 4
Baik (B) = 3 Cukup (C) = 2 Kurang (D) = 1
Observer,……….….…..2013
48
Muhamad Fajar Rizkia, 2013
Efektivitas NLP (Neuro Linguistic Programming) Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek (Studi Eksperimen Kuasi pada Kelas X SMA Pasundan 7 bandung Tahun Ajaran 2012/2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.7
Lembar Observasi Siswa
No. Hal yang Diamati A B C D
1. Antusias dalam menulis cerpen.
a. Mengikuti istruksi guru untuk belajar. b.Secara tekun melaksanakan kegiatan
belajar.
c.Mencari dan menentukan hal-hal yang penting yang dapat mendukung menulis cerpen.
d. Mencatat hal-hal penting.
2. Inisiatif dalam mengajukan pendapat. a. Keaktifan bertanya.
b. Keaktifan untuk menjawab.
c. Penyanggahan terhadap sesuatu yang kurang sependapat.
d. Mampu memberikan alasan atas pendapat yang diajukan.
3. Kesungguhan mengajar tugas menulis cerpen.
a. Keseriusan dalam menulis cerpen. b. Ketekunan dalam menulis cerpen.
c. Kesesuaian cerpen.
d. Kemampuan menulis cerpen secara sistematis.
4. Memperhatikan penjelasan guru dalam pembelajaran menulis cerpen.
Muhamad Fajar Rizkia, 2013
Efektivitas NLP (Neuro Linguistic Programming) Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek (Studi Eksperimen Kuasi pada Kelas X SMA Pasundan 7 bandung Tahun Ajaran 2012/2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu seksama
b. Tidak membuat kegaduhan saat guru menjelaskan
c. Mencatat hal-hal penting dari penjelsan guru
d. Memahami contoh cerpen yang diberikan guru.
Komentar mengenai aktivitas siswa :
Keterangan:
Mengisi lembar observer dengan memberikan tanda centang (V) Sangat Baik (A) = 4
Baik (B) = 3
Cukup (C) = 2 Kurang (D) = 1
Observer,……….….…..2013
Muhamad Fajar Rizkia, 2013
Efektivitas NLP (Neuro Linguistic Programming) Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek (Studi Eksperimen Kuasi pada Kelas X SMA Pasundan 7 bandung Tahun Ajaran 2012/2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
BAB 5
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil analisis dari penelitian yang telah dilakukan mengenai NLP (Neuro Linguistic Programming) dalam pembelajaran menulis cerpen pada
siswa kelas X SMA Pasundan 7 Bandung, diperoleh simpulan sebagai berikut. 1. Kemampuan menulis cerpen siswa kelas X SMA Pasundan 7 Bandung sebelum
dan sesudah diterapkannya NLP (Neuro Linguistic Programming) mengalami perubahan yang cukup besar. Hal ini dapat dibuktikan dari analisis nilai rata-rata prates pada kelas eksperimen mendapatkan nilai 52.01. Lalu, siswa pada kelas eksperimen saat pascates mengalami peningkatan nilai rata-rata menjadi 73.68. Hasil penelitian tersebut menunjukan, bahwa siswa kelas X SMA Pasundan 7 Bandung mampu menulis cerpen menggunakan NLP (Neuro Linguistic Programming) dengan baik. Kemampuan menulis cerpen mengalami
peningkatan, baik dalam pembawaan penulisan cerpen itu sendiri dan pengembangan tema yang ditentukan pada kelas eksperimen.
2. Kemampuan menulis cerpen siswa kelas X SMA Pasundan 7 Bandung pada kelas kontrol cukup baik dan mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata siswa kelas kontrol saat prates 51.87 dan mengalami sedikit perubahan saat pascatest yang dilakukan setelah diarahkan kembali. Nilai rata-rata cerpen siswa kelas kontrol pascates adalah 63.12. Kemampuan menulis cerpen pada kelas kontrol ini memang mengalami peningkatan dari prates ke pascates. Akan tetapi, peningkatan yang dialami oleh kelas kontrol ini tidak sebesar kelas
eksperimen dan hal ini bisa terlihat dari nilai rata-rata siswa kelas kontrol. 3. Terdapat perbedaan signifikan antara kemampuan menulis cerpen di kelas
ekperimen dan kontrol. Selain itu, NLP (Neuro Linguistic Programming) efektif digunakan dalam mengajarkan menulis cerpen pada siswa kelas X SMA Pasundan 7 Bandung. Hal ini dapat dilihat berdasarkan uji t. hipotesis tersebut terbukti dengan perolehan nilai (5,3) > (1,65) pada taraf