• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG KERUSAKAN LINGKUNGAN MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI PARUNGKEUSIK KECAMATAN AGRABINTA KABUPATEN CIANJUR TAHUN AJARAN 2012/2013 : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV Sekolah Dasar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG KERUSAKAN LINGKUNGAN MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI PARUNGKEUSIK KECAMATAN AGRABINTA KABUPATEN CIANJUR TAHUN AJARAN 2012/2013 : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV Sekolah Dasar "

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

Dede Maenah, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Tentang Kerusakan Lingkungan Melalui Pendekatan Kontekstual Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Parungkeusik Kecamatan Agrabinta Kabupaten Cianjur Tahun 2012/2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG KERUSAKAN LINGKUNGAN MELALUI PENDEKATAN

KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI

PARUNGKEUSIK KECAMATAN AGRABINTA KABUPATEN CIANJUR TAHUN AJARAN 2012/2013

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh

Dede Maenah

0908208

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

(2)

Dede Maenah, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Tentang Kerusakan Lingkungan Melalui Pendekatan Kontekstual Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Parungkeusik Kecamatan Agrabinta Kabupaten Cianjur Tahun 2012/2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2013

Halaman Hak Cipta untuk Mahasiswa S1

========================================================== ========

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG KERUSAKAN LINGKUNGAN MELALUI PENDEKATAN

KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI

PARUNGKEUSIK KECAMATAN AGRABINTA KABUPATEN CIANJUR TAHUN AJARAN 2012/2013

Oleh

Dede Maenah

0908208

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Dede Maenah 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

(3)

Dede Maenah, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Tentang Kerusakan Lingkungan Melalui Pendekatan Kontekstual Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Parungkeusik Kecamatan Agrabinta Kabupaten Cianjur Tahun 2012/2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(4)

Dede Maenah, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Tentang Kerusakan Lingkungan Melalui Pendekatan Kontekstual Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Parungkeusik Kecamatan Agrabinta Kabupaten Cianjur Tahun 2012/2013

(5)

i

Dede Maenah, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Tentang Kerusakan Lingkungan Melalui Pendekatan Kontekstual Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Parungkeusik Kecamatan Agrabinta Kabupaten Cianjur Tahun 2012/2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG KERUSAKAN LINGKUNGAN MELALUI PENDEKATAN

KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI

PARUNGKEUSIK KECAMATAN AGRABINTA KABUPATEN CIANJUR TAHUN AJARAN 2012/2013

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Parungkeusik Kecamatan Agrabinta Kabupaten Cianjur Tahun Pelajaran 2012/2013)

Dede Maenah

ABSTRAK

(6)

Dede Maenah, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Tentang Kerusakan Lingkungan Melalui Pendekatan Kontekstual Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Parungkeusik Kecamatan Agrabinta Kabupaten Cianjur Tahun 2012/2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK... i

KATA PENGANTAR... ii

DAFTAR ISI... iii

DAFTAR TABEL... v

DAFTAR GRAFIK... vi

DAFTAR GAMBAR... vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1

B. Rumusan Masalah... 5

C. Tujuan Penelitian... 5

D. Manfaat Penelitian... 5

E. Definisi Oprasional... 6

F. Hipotesis Tindakan... 8

BAB II KANJIAN PUSTAKA A. Pengertian Hasil belajar... 9

B. Pendekatan Konstektual ... 12

C. Pembelajaran IPA di SD... 23

D. Materi... 31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian... 38

(7)

Dede Maenah, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Tentang Kerusakan Lingkungan Melalui Pendekatan Kontekstual Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Parungkeusik Kecamatan Agrabinta Kabupaten Cianjur Tahun 2012/2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

C. Subjek Penelitian... 40

D. Prosedur Penelitian... 40

E. Instrumen Penelitian... 42

F. Teknik Pengolahan Data... 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Awal Penelitian... 46

B. Hasil Penelitian... 47

C. Pembahasan... 68

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan... 77

B. Saran... 78

DAFTAR PUSTAKA... viii

LAMPIRAN-LAMPIRAN... ix

(8)

Dede Maenah, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Tentang Kerusakan Lingkungan Melalui Pendekatan Kontekstual Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Parungkeusik Kecamatan Agrabinta Kabupaten Cianjur Tahun 2012/2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.2 Katagori Nilai Rata-rata Siswa... 46

Tabel 3.3 Katagori Perolehan Persentase KKM Siswa... 46

Tabel 4.1 Nilai Awal Siswa... 46

Tabel 4.2 Hasil Tes Siklus I... 52

Tabel 4.3 Nilai Hasil Belajar Siklus I... 53

Tabel 4.4 Hasil Tes Siklus II... 63

(9)

Dede Maenah, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Tentang Kerusakan Lingkungan Melalui Pendekatan Kontekstual Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Parungkeusik Kecamatan Agrabinta Kabupaten Cianjur Tahun 2012/2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR GRAFIK

Halaman

Grafik 4.4 Perbandingan Nilai Rata-rata Pra Tes dan Siklus I... 53

Grafik 4.5 PerbandinganPersentase Ketuntasan KKM Pra Tes dan Siklus I...54

Grafik 4.8 Perbandingan Nilai Rata-rata Pra Tes Siklis I dan Siklis II...64

(10)

1

Dede Maenah, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Tentang Kerusakan Lingkungan Melalui Pendekatan Kontekstual Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Parungkeusik Kecamatan Agrabinta Kabupaten Cianjur Tahun 2012/2013 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Didalam kegiatan belajar mengajar berlangsung suatu proses pembelajaran dan evaluasi. Untuk mendapat out put belajar mengajar yang berkalitas diharapkan kedua proses tersebut hendaknya dikelola dan dilaksanakan dengan baik dan berarti. Suatu proses pengajaran dikatakan berhasil bila terjadi strukturisasi situasi perubahan tingkah laku siswa. pada saat proses pembelajaran digunakan sebagai salah satu indikasi terselenggaranya proses pembelajaran dengan baik.

Tujuan setiap proses pembelajaran adalah diperolehnya hasil yang optimal. Hal ini akan dicapai apabila semua terlibat secara aktif baik fisik, mental maupun emosional. Suatu tujuan pembelajaran menyatakan suatu hasil yang diharapkan dari pembelajaran itu dan bukan sekedar suatu proses dari pembelajaran itu sendiri.

Tujuan Pembelajaran bidang Pendidikan sebagaimana tercantum dalam SISDIKNAS 2006 yang menyebutkan bahwa tujuan Pendidikan Nasional adalah terwujudnya masyarakat Indonesia yang damai, demokratis, berakhlak, berkeahlian, berdaya saing¸ maju dan sejahtera dalam wadah Negara Republik Indonesia yang didukung oleh manusia yang sehat, mandiri, bertaqwa, cinta tanah air, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi , memiliki etos kerja yang tinggi serta disiplin.

Tuntutan manusia yang berkualitas hanya dapat dipenuhi oleh dunia penddikan, upaya pemenuhan tersebut merupakansuatu proses yang panjang yang dimulai sejak anak belajar di SD. Salah satu unsur yang turut menentukan kualitas Sumber Daya Manusia yaitu penguasan IPA.

(11)

2

Dede Maenah, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Tentang Kerusakan Lingkungan Melalui Pendekatan Kontekstual Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Parungkeusik Kecamatan Agrabinta Kabupaten Cianjur Tahun 2012/2013 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

bervariasi sehingga Siswa dapat mempelajari konsep-konsep dalam penggunaan pada aspek yang tergantung dalam mata pelajaran IPA untuk memecahkan suatu masalah atau persoalan serta mendorong Siswa membuat hubungan antara materi IPA dan penerapanya yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.

IPA merupakan konsep pembelajaran alam dan mempunyai hubungan yang sangat luas terkait dengan kehidupan manusia. Pembelajaran IPA sangat berperan dalam proses pendidikan dan juga perkembangan teknologi, karena IPA memiliki upaya untuk membangkitkan minat Siswa serta kemampuan dalam mengembangkan ilmu pegetahuan dan teknologi serta pemahaman tentang alam semesta mempunyai banyak fakta penemuanya dapat dikembangkan menjadi ilmu pengetahuan alam yang baru dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. mempelajari konsep-konsep dalam penggunaan pada asfek yang terkandung dalam mata pembelajaran IPA untuk memecahkan suatu permasalahan atau persoalan serta mendorong Siswa membuat hubungan antara materi IPA dan penerapanya yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.

Mutu pendidikan di Indonesia saat ini belum menunjukkan adanya peningkatan. Hal ini ditandai dengan adanya ketertinggalan didalam mutu pendidikan. Baik pendidikan formal maupun informal. Pendidikan sangatlah penting bagi manusia karena didalam pendidikan, ia akan mendapatkan berbagai macam pengetahuan, keterampilan, dan perubahansikap serta tingkah laku. Di dalam pendidikan terdapat proses belajar,proses inilah yang menghasilkan perubahan-perubahan tersebut. Ini sesuaidengan pernyataan G. Thompson yang dikutip oleh Hera menyatakanbahwa : “ Pendidikan adalah pengaruh lingkungan atas individu untukmenghasilkan perubahan-perubahan yang menetap di dalam kebiasaankebiasaan,pemikiran, sikap-sikap, dan tingkah laku.

(12)

3

Dede Maenah, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Tentang Kerusakan Lingkungan Melalui Pendekatan Kontekstual Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Parungkeusik Kecamatan Agrabinta Kabupaten Cianjur Tahun 2012/2013 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dimilikinya untuk dapat diterapkan di dalam kehidupan seseorang. Oleh karena itu, kesadaran akan pentingnya pendidikan bagi anak usia sekolah perlu ditingkatkan terutama pada tingkat Sekolah Dasar. Karena pada tingkat Sekolah Dasar seseorang mulai menerima berbagai pengetahuan yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, baik di lingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat.Sekolah Dasar merupakan jenjang pendidikan yang paling dasar dalam pendidikan formal. Di dalam pendidikan Sekolah Dasar, Siswa mulai mempelajari dan memahami apa saja yang terjadi di dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan materi yang telah diajarkan di Sekolah Dasar.Menurut Abdullah ( 1998 : 18 )

IPA merupakan pengetahuan teoritis yang diperoleh atau disusun dengan cara yang khas atau khusus yaitu dengan melakukan observasi, eksprimen, penyimpulan, penyusunan teori, eksperimentasi,dan demikian seterusnya kait mengkait antara cara yang satu dengan cara yang lain.

Bedasarkan penjelasan diatas,maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa IPA merupakan pengetahuan yang diperoleh dari hasil observasi,eksprimen,penyimpulan,penyusunan teori dan eksprerimentasi.

Tujuan pembelajaran IPA disekolah dasar yang diamanatkan dalam kurikulum KTSP tindakan hanya sekedar Peserta Didik memiliki pemahaman tentang alam semesta saja. Melainkan melalui pendidikan IPA Peserta Didik juga diharapkan melalui kemampuan :

1. Mengembangkan rasa ingin tahu dan suatu sikap positif terhadap sains,teknologi dan masyarakar.

2. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alamt sekitar,memecahkan masalah dan membuat keputusan.

3. Mengembangkan pengetahuan dan pehaman konsep-konsep sains yang akan bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. 4. Mengembangkan kesadaran tentang peran dan pentingnya sains dalam

kehidupan sehari-hari.

5. Mengalihkan pengetahuan, keterampilan dan pemahaman kebidang pengajaran lain.

(13)

4

Dede Maenah, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Tentang Kerusakan Lingkungan Melalui Pendekatan Kontekstual Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Parungkeusik Kecamatan Agrabinta Kabupaten Cianjur Tahun 2012/2013 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

7. Menghargai berbagai macam bentuk ciptaan tuhan di alam semesta ini untuk dipelajari ( Sri Sulistiyorini, 2007:40 ).

Di dalam Kurikulum pendidikan sekolah dasar terdapat beberapa mata pelajaran pokok yang harus dikuasai Peserta Didik. Salah satunya adalah IPA atau yang lebih dikenal saat ini Sains merupakan konsep pembelajaran alam dan mempunyai hubungan yang sangat luas terkait dengan kehidupan manusia.

Pembelajaran IPA sangat berperan dalam proses pendidikan dan juga perkembangan Teknologi, karena IPA memiliki upaya untuk membangkitkan minat manusia serta kemampuan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pemahaman tentang alam semesta yang mempunyai banyak fakta yang belum terungkap dan masih bersifa trahasia sehingga hasil penemuannya dapat dikembangkan menjadi ilmupengetahuan alam yang baru dan dapat terapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Kenyataan di lapangan masih ditemui bahwa pembelajaran IPAdianggap sebagai pelajaran yang sulit dan menjadi momok bagi peserta didik. Ketidak tahuan peserta didik mengenai kegunaan IPA dalam aplikasi sehari-hari menjadi penyebab mereka lekas bosan dan tidak tertarik padapelajaran IPA, disamping pengajar IPA yang mengajar secara monotondan hanya berpegang teguh pada diktat-diktat atau buku-buku paket saja. Proses pembelajaran IPA di Sekolah Dasar (SD) yang teramati selama ini belum optimal.

(14)

5

Dede Maenah, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Tentang Kerusakan Lingkungan Melalui Pendekatan Kontekstual Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Parungkeusik Kecamatan Agrabinta Kabupaten Cianjur Tahun 2012/2013 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Diantaranya adalah Pudyarto (1996) yang dikutip oleh Gufron menyatakan bahwa : Proses belajar mengajar (PMB) yang dipraktikkan selama ini tidak mampu mengembangkan dan membentuk kemandirian peserta didik, melainkan mengarah kepada pembentukan sikap yang pasif, kurang percaya diri, dan tidak terlatih berfikir kritis guna mengembangkan penalarannya.Hal ini terlihat jelas dalam pendidikan di beberapa sekolah dasar yang masih menerapkan sistem pembelajaran yang cenderung monoton dan membuat Peserta Didik menjadi jenuh dalam mengikuti pelajaran.

Salah satu sekolah yang masih terlihat menggunakan sistem pembelajaran yang cenderung monoton adalah SDN Parungkeusik. System pembelajaran di sekolah ini masih hanya sekadar Pendidik menstranfer ilmu saja tapi Peserta Didik tidak diberi kesempatan untukmengembangkan kemampuannya dan Peserta Didik tidak dilatih untuk berfikir kritis melalui percobaan-percobaan yang dilakukan oleh Peserta Didik, karena pada dasarnya Pendidik hanya menggunakan model pendekatan pembelajarn konstektual saja atau yang lebih di kenal saat ini yaitu metode ceramah atau metode ekspositori.

Oleh karena itu pengembangan metode pembelajaran yang tepat harus selalu dilakukan. Pendekatan pembelajaran yang digunakan dalam proses belajar- mengajar dapat dianggap sebagai suatu prosedur atau proses yang teratur, suatu jalan atau cara yang teratur untuk melakukan sesuatu. Namun pendekatan konvensionalah yang banyak dominan digunakan oleh para ahli.

(15)

6

Dede Maenah, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Tentang Kerusakan Lingkungan Melalui Pendekatan Kontekstual Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Parungkeusik Kecamatan Agrabinta Kabupaten Cianjur Tahun 2012/2013 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran yang sangat penting. IPA merupakan proses pembelajaran dengan pemberian pengalaman langsung untuk memahami alam sekitar secara ilmiah. Tujuan pembelajaran IPA di Sekolah Dasar (SD) adalah agar dapat menjadi usaha bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri danalam sekitar serta dapat mengembangkan pengetahuan dan pamahaman konsep – konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalamm kehidupan sehari – hari.

Di dalam pembelajaran IPA terdapat materi yang menjelaskan tentang perubahan fisik bumi, yang mencakup faktor-faktor penyebab dan akibat yang ditimbulkan dari adanya perubahan lingkungan. IPA sebagai ilmu yang mempelajari tentang alam dapat menggunakan lingkungan alam sekitar untuk dapat diamati dan dicari penyebab dari adanya perubahan lingkungan yang terjadi. Untuk itu di dalam pembelajaran IPA seorang Pendidik harus menggunakan metode, pendekatan model pembelajaran dan strategi yang tepat agar apa yang dipelajari oleh Peserta Didik dapat dimengerti dengan baik.

Terdapat pendekatan pembelajaran yang digunakan dalam proses belajar-mengajar di sekolah, salah satunya adalah pendekatan pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning). CTL merupakan pendekatan pembelajaran

yang menghubungkan materi pelajaran dengan kehidupan nyata Peserta Didik. Untuk itu pendekatan CTL dapat digunakan oleh Pendidik dalam pembelajaran IPA di sekolah, agar Peserta Didik termotivasi untuk memahami dan mencari sendiri setiap makna yang dipelajari oleh Peserta Didik. Akan tetapi pendekatan pembelajaran CTL, saat ini masih belum banyak digunakan oleh Pendidik dalam pembelajaran IPA.Untuk mengatasi hal tersebut peneliti tertarik untuk penelitian dengan melakukan pendekatan lain yaitu pendekatan kontekstual(Contextual Teaching and Learning) disingkat dengan CTL, dimana Peserta Didik belajar untuk

(16)

7

Dede Maenah, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Tentang Kerusakan Lingkungan Melalui Pendekatan Kontekstual Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Parungkeusik Kecamatan Agrabinta Kabupaten Cianjur Tahun 2012/2013 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

berfikir kritis dalam memahami sesuatu malaui apa yang dipelajarinya. Akan tetapi dalam pendekatan CTL ini, Pendidik memerlukan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan pembelajaran dengan menggabungkan pendekatan lainya.

Untuk menggali potensi anak agar selalu kreatif dan berkembang perlu diterapkan pembelajaran bermakna yang akan membawa Peserta Didik pada pengalaman belajar yang mengesankan.

Terkait belum optimalnya hasil belajar Peserta Didik kelas IV SDN Parungkeusik, maka penulis berupaya menerapkan model pembelajaran konstektual sebagai salah satu alternatif pembelajaran yang aktif, kreatif, dan menyenangkan. Menurut Elaine B. Johnson ( 2010 : 65 ).

konstektual adalah sebuah sistem menyeluruh,konstektual terdiri dari bagian-bagian ini terjalin satu sama lain, maka akan dihasilkan pengaruh yang melibihi hasil yang diberikan bagian-bagianya secara terpisah. Konstektual yang terpisah melibatkan proses yan berbeda, yang ketika digunakan secara bersama-sama, memampukan para Peserta Didik membuat hubngan yang menghasilkan makna.pembelajaran kuantum merupakan refleksi pentingnya Pendidik mengelola proses pembelajaran melibatkan Peserta Didik secara aktif dan kreatif baik dari segi fisik,mental dan emosional.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, akhirnya penulis tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul : “ Upaya Meningkatkan

Hasil Belajar IPA Tentang Kerusakan Lingkungan Melalui Pendekatan

Kontekstual Pada Siswa kelas IV SDN Parungkeusik Kec.Agrabinta

Kab.Cianjur Tahun ajaran 2012/2013 ”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat di rumuskan suatu masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana Perencanaan Pembelajaran IPA tentang kerusakan lingkungan melalui Pendekatan Kontekstual di kelas IV SDN Parungkeusik ?

(17)

8

Dede Maenah, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Tentang Kerusakan Lingkungan Melalui Pendekatan Kontekstual Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Parungkeusik Kecamatan Agrabinta Kabupaten Cianjur Tahun 2012/2013 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3. Bagaimana hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA tentang kerusakan lingkungan meningkat setelah diterapkan Pendekatan Kontekstual di kelas IV SDN Parungkeusik ?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dalam penelitian tindakan kelas dengan upaya meningkatkan

hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA tentang kerusakan lingkungan melalui Metode Kontekstual adalah sebagai beikut :

1. Untuk mengetahui perecanaan pembelajaran IPA tentang kerusakan lingkungan melalui Pendekatan kontekstal pada siswa kelas IV SDN parugkeusik

2. Untuk mengetahui pelaksanaan IPA tentang kerusakan lingkungan melalui Pendekatan konstektual pada siswa kelas IV SDN parungkeusik

3. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPA tentang kerusakan lingkungan melalui Pendekatan konstektual pada siswa kelas IV SDN parungkeusik.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peserta Didik

a. Untuk meningkatkan aktivitas Peserta Didik dalam pembelajaran IPA sehingga pemahaman Peserta Didik mengenai konsep IPA yang dipelajari menjadi lebih baik.

b. Meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran mata pelajaran IPA tentang Materi Kerusakan Lingkungan.

(18)

9

Dede Maenah, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Tentang Kerusakan Lingkungan Melalui Pendekatan Kontekstual Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Parungkeusik Kecamatan Agrabinta Kabupaten Cianjur Tahun 2012/2013 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2. Bagi Pendidik

Sebagai pedoman dalam penerapan pendekatan pembelajaran IPA Khususnya dalam pendekatan kontekstual.Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan dalam perencanaan pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA di kelas IV SD tentang Materi Kerusakan lingkungan melalui pendekatan konstekstual.

3. Bagi Peneliti

a. Membantu peneliti dalam meningkatkan mutu dan perbaikan proses pembelajaran yang dilakukan guru secara rutin dan merupakan wahana pelaksanaan inovasi pembelajaran.

b. Untuk mengubah, mengembangkan dan meningkatkan pendekatan, metode, maupun gaya pembelajaran sehingga dapat melahirkan suatu model pembelajaran yang sesuai dengan kondisi dan karakteristik kelas.

c. Memberikan dasar untuk meneliti pelaksanaan pembelajaran IPA atau mata pelajaran lainnya dengan menerapkan pendekatan konstekstual.

d. Memberikan peluang untuk meneliti hasil belajar siswa pada ranah afektif dan psikomotorik dalam pembelajaran IPA dengan menerapkan pendekatan konstekstual.

.

E. Definisi Operasional

1. Hasil belajar

(19)

10

Dede Maenah, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Tentang Kerusakan Lingkungan Melalui Pendekatan Kontekstual Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Parungkeusik Kecamatan Agrabinta Kabupaten Cianjur Tahun 2012/2013 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

bersifat menetap, fungsional, positif, dan disadari. Adapun yang dimaksud hasil belajar dalam penelitian ini dari nilai tes tetulis yang diperoleh siswa.

Tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik jika hasil belajar sesuai dengan standar yang diharapkan dalam proses pembelajaran tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar harus dirumuskan dengan baik untuk dapat dievaluasi pada akhir pembelajaran. Hasil belajar seseorang tidak langsung kelihatan tanpa orang itu melakukan sesuatu untuk memperlihatkan kemampuan yang diperolehnya melalui belajar. Namun demikian, hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya.

Hasil belajar adalah tingkat penguasaan yang dicapai siswa dalam mengikuti program belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Syah, Muhibbin (1997: 91-92) menyatakan bahwa hasil belajar juga dapat dilihat dari tiga aspek, yaitu secara kuantitatif, institusional, dan kualitatif. Aspek kuantitatif menekankan pada pengisian dan pengembangan kemampuan kognitif dengan fakta-fakta yang berarti. Aspek insitusional atau kelembagaan menekankan pada ukuran seberapa baik perolehan belajar siswa yang dinyatakan dalam angka-angka. Sedangkan aspek kualitatif menekankan pada seberapa baik pemahaman dan penafsiran siswa terhadap lingkungan disekitarnya, sehingga dapat memecahkan masalah yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari.

(20)

11

Dede Maenah, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Tentang Kerusakan Lingkungan Melalui Pendekatan Kontekstual Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Parungkeusik Kecamatan Agrabinta Kabupaten Cianjur Tahun 2012/2013 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

yang telah tercantum dalam kurikulum dengan tidak melupakan hakikat IPA itu sendiri.

2. Pembelajaran IPA

Pembelajaran IPA menurut ahugefrod berpendapat bahwa pembelajaran IPA Adalah :

(1)suatu proses memperoleh informasi melalui metode empris(emphirical Methode);(2)suatu proses memperoleh informasi melalui penyelidikan yang logis dan sistematis;(3)suatu kombinasi proses berpikir kritis yang menghasilkan informasi yang dapat dipercaya dan valid (dalam Hidayat,2011 :7).

3. Hakikat Pendekatan Konstektual

Dalam proses pembelajaran begitu banyak pendekatan yang digunakan akan tetapi kebanyakan pendekatan tersebut berdasarkan konsep semata tanpa dibekali peserta didik dalam memecahkan masalah dengan kemampuan yang dimilikinya dalam kehidupan nyata. Belajar akan lebih bermakna jika peserta didik mengalami apa yang dipelajarinya, bukan mengetahuinya, ini sesuai dengan Syaiful Sagala ( 2003 : 87 ) yaitu :

Pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.

Pendekatan yang menekan pada kehidupan dengan situasi dunia nyata peserta didik yang menghubungkan pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan dalam kehidupan sehari-hari, ini sesuai dengan pendapat Wina Sanjaya ( 2006 : 253 ) bahwa :

(21)

12

Dede Maenah, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Tentang Kerusakan Lingkungan Melalui Pendekatan Kontekstual Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Parungkeusik Kecamatan Agrabinta Kabupaten Cianjur Tahun 2012/2013 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dipelajarinya dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka.

F. Hipotesis Tindakan

(22)

36

Dede Maenah, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Tentang Kerusakan Lingkungan Melalui Pendekatan Kontekstual Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Parungkeusik Kecamatan Agrabinta Kabupaten Cianjur Tahun 2012/2013 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan metode penelitian yang digunakan adalah metode quasi eksperimen. Metode ini digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh antara penggunaan pendekatan Contextual Teaching and Learning dan pendekatan konvensional yang digunakan guru

terhadap hasil belajar IPA siswa.

Pada penelitian ini dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen yaitum kelompok siswa yang diberikan perlakuan dengan pendekatan CTL, dan kelompok kontrol yaitu siswa yang diberikan perlakuan dengan pendekatan konvensional serta yang akan dilihat hasilnya adalah hasil belajar siswa setelah peneliti menggunakan pendekatan CTL dan Pendekatan Konvensional.

Salah satu kelas sebagai kelompok eksperimen, yaitu siswa kelas IV B yang akan menerima pelajaran dengan menggunakan pendekatan CTL dengan pokok bahasan perubahan fisik bumi, dan kelas kontrol yaitu siswa kelas IVA dengan menggunakan pendekatan konvensional dengan pokok bahasan yang sama.

B. Model Penelitian

(23)

37

Dede Maenah, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Tentang Kerusakan Lingkungan Melalui Pendekatan Kontekstual Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Parungkeusik Kecamatan Agrabinta Kabupaten Cianjur Tahun 2012/2013 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dilakukan secara bersiklus. Setiap siklus terdiri dari 4 tahap, yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi. Empat tahap tersebut merupakan langkah berurutan dalam satu siklus dan berhubungan dengan siklus berikutnya. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN Parungkeusik Kabupaten Cianjur yang berjumlah 24 siswa. Analisis data yang digunakan adalah Analisis deskriftif kualitatif.

PTK ini dilaksanakan melalui proses pengkajian yang terdiri dari empat tahapan seperti Model yang dikembangkan oleh Stephen Kemmis dan Roben Mc Taggart ( Susilo 2007:20) “komponen penelitian tindakan kelas (PTK) terdiri dari empat tahapan yaitu: (a) perencanaan (planning), (b)aksi/tindakan (action), (c) observasi (observing), dan (d) refleksi (refleting) dalam setiap siklus“.

Model penelitian yang digunakan adalah model siklus berulang dan berkelanjutan, medel ini terdiri dari empat tahap, selanjutnya alur pelaksanaan PTK dapat digambarkan seperti gambar berikut:

SIKLUS I

SIKLUS II

Gambar 3.1. Model Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Menurut Kemmis dan Taggart (dalam Susilo 2007)

Refleksi

Tindakan I

Observasi Refleksi

Rencana

Observasi

Tindakan II

(24)

38

Dede Maenah, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Tentang Kerusakan Lingkungan Melalui Pendekatan Kontekstual Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Parungkeusik Kecamatan Agrabinta Kabupaten Cianjur Tahun 2012/2013 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Keempat tahap penelitian diatas dilaksanakan secara berkesinambungan dari siklus I sampai siklus II. Dalam penelitian tindakan kelas ini direncanakan sebanyak dua siklus dan setiap siklus I,yaitu : Mendeskripsikan cara Pencegahan Kerusakan Lingkungan ( Erosi, abrasi, banjir dan longsor ), dan pelaksanaan Siklus II, yaitu : Mengidentifikasi dan Mengeksplanasi Kerusakan Lingkungan serta mengkasifikasikan jenis- jenisnya.Secara garis besar langkah-langkah tersebut dapat digambarkan dengan alur sesuai pelaksanaanya menrut siklus yang tersaji pada gambar 3.2 :

Gambar 3.2 Alur Desain Penelitian

C. Subyek Penelitian

(25)

39

Dede Maenah, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Tentang Kerusakan Lingkungan Melalui Pendekatan Kontekstual Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Parungkeusik Kecamatan Agrabinta Kabupaten Cianjur Tahun 2012/2013 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dan dikelilingi gunung, latar belakang ekonomi keluarga siswa cukup beragam kebanyakan berprofesi sebagai petani. Alasan peneliti memilih subjek tersebut adalah peneliti menginginkan adanya peningkatan kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran IPA disekolah tersebut, dan adanya peningkatan hasil belajar siswa khususnya untuk mata pelajaran IPA.

Fokus penelitian adalah pembelajaran tentang kerusakan lingkungan pada kelas IV sekolah dasar melalui pendekatan konstruktivisme. Pemahaman yang kurang dan pasifnya aktivitas belajar siswa di dalam kelas dikarenakan pendekatan pembelajaran yang digunakan oleh guru kurang tepat. Berdasarkan kenyataan itu, peneliti mencari alternatife pembelajaran dengan menggunakan pendekatan yang dianggap dapat meningkatkan kualitas hasil belajar siswa tentang Kerusakan lingkungan. Salah satu pendekatan yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan kualitas hasil belajar siswa adalah pendekatan Kontekstual.

D. Prosedur Penelitian

1. Tahap Perencanaan

Rencana tindakan dalam Penelitian Tindakan Kelas disusun berdasarkan masalah yang akan dipecahkan . Penelitian Tindakan Kelas yang akan ditempuh yaitu akan dilaksanakan sebanyak tiga siklus. Adapun langkah yang akan dilaksanakan pada perencanaan tindakan yaitu berupa observasi awal diantaranya:

a. Mengkaji kurikulum kelas IV semester genap, pada mata pelajaran IPA dengan materi pokok Kerusakan Lingkungan untuk dijadikan objek penelitian yang sesuai dengan waktu penelitian.

(26)

40

Dede Maenah, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Tentang Kerusakan Lingkungan Melalui Pendekatan Kontekstual Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Parungkeusik Kecamatan Agrabinta Kabupaten Cianjur Tahun 2012/2013 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

c. Menyusun dan menyiapkan lembar kerja siswa (LKS) untuk masing-masing rencana pembelajaran pada siklus I dan II untuk diselesaikan dan dibahas oleh masing-masing kelompok belajar siswa.

d. Menyusun dan menyiapkan instrument observasi aktivitas belajar siswa selama penggunaan pembelajaran Konstektual dalam mata pelajaran IPA. e. Menyusun dan menyiapkan lembar observasi (tes) untuk masing-masing

rencana pembelajaran untuk mengukur hasil belajar siswa.

2. Tahap Pelaksanaan

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah melaksanakan rencana pembelajaran yang telah dibuat sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Konstektual. Yaitu dengan langkah-langkah:

a. Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya.

b. Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik. Maksud dari teori ini bahwa dalam melaksanakan pembelajaran harus sesuai dengan topik.

c. Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.dalam teori ini bahwa guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya. d. Ciptakan masyarakat belajar.bahwa dalam teori ini siswa merupakan

bagian dari masyarakat.

e. Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran,dalam teori ini guru dalam menyampaikan materi harus ada model sebagai contoh dalam pembelajaran.

f. Lakukan refleksi di akhir pertemuan.dalam teori ini bahwa Guru harus bisa mengulas kembali materi yang telah disampaikanminggu lalu.

(27)

41

Dede Maenah, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Tentang Kerusakan Lingkungan Melalui Pendekatan Kontekstual Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Parungkeusik Kecamatan Agrabinta Kabupaten Cianjur Tahun 2012/2013 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Dengan memperhatikan hasil analisis terhadap kemampuan awal siswa, peneliti menyusun rencana pembelajaran dengan pendekatan Konstektual yang terdiri dari dua siklus. Masing-masing rencana tindakan pembelajaran dilengkapi dengan lembar kerja siswa (LKS) dan alat-alat atau media IPA yang diperlukan. Kegiatan selanjutnya mengelompokan siswa untuk kegiatan pembelajaran. Kegiatan yang dilakukan sebagai berikut:

3. Tahap Observasi

Observasi merupakan kegiatan pengamatan langsung terhadap pelaksanaan tindakan yang dilakukan pada PTK. Tujuan pokok observasi adalah untuk memperoleh data mengenai ketercapaian aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran berlangsung dengan menggunakan pendekatan Konstektual yaitu dengan menggunakan lembar observasi. Lembar observasi merupakan suatu alat yang didalamnya terkumpul data untuk digunakan dalam penganalisaan. Pelaksanaan suatu tindakan bias saja tidak menghasilkan perubahan, hal ini harus segera dicermati penyebabnya ditentukan langkah-langkah perbaikan.

Pada tahap observasi guru dibantu seorang observer atau teman sejawat yang menjadi mitra dalam melakukan penelitian tindakan kelas. Observer berperan sebagai penilai penampilan dan kinerja guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran yang sedang dan telah dilaksanakan.

4. Tahap Refleksi

(28)

42

Dede Maenah, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Tentang Kerusakan Lingkungan Melalui Pendekatan Kontekstual Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Parungkeusik Kecamatan Agrabinta Kabupaten Cianjur Tahun 2012/2013 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penilaian penelitian terdiri dari instrument pembelajaran dan instumen penelitian.

1. Instrumen belajar

Intrumen pembelajaran suatu alat untuk melakukan suatu pembelajaran a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Perencanaan pembelajaran memiliki pran penting dan strategi dalam kegiatan pembelajaran, terutama sebagai alat proyeksi kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan selama pembelajaran berlangsung. Dengan demikian perencanaan pembelajaran memiliki banyak fungsi antara lain: Sebagai pedoman atau paduan kegiatan , menggambarkan hasil yang akan dicapai, sebagai alat control, dan sebagai alat evaluasi.

Perencanaan pembelajaran merupakan penjabaran oprasional dalam kurikulum yang ditetapkan, sedangkan aplikasi dari perencanaan akan terlihat dalam kegiatan pembelajaran, dengan demikian antara kurikulu, perencanaan pembelajaran dan kegiatan pembelajaran serta hasil yang dicapai mempunyai hubungan yang sangat erat, sistimatis dan merupakan suatu kesatuan yang sangat terkait.

Dalam menyusun rencana pembelajaran harus berpatokan pada kurikulum yang berlaku, yaitu KTSP.KTSP digunakan sebagai panduan dalam menyusun RPP. Perencanaan pembelajaran dalam penelitian tindakan kelas ini dilakukan sebelum pelaksanaan pembelajaran sebagai pedoman dan acuan langkah-langkah serta sekenario dalam pelaksanaan tindakan.

b. Lembar Kerja Siswa

(29)

43

Dede Maenah, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Tentang Kerusakan Lingkungan Melalui Pendekatan Kontekstual Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Parungkeusik Kecamatan Agrabinta Kabupaten Cianjur Tahun 2012/2013 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tes ini disajikan secara tertulis yang harus dijawab oleh siswa secara tertulis pula yang dibuat dalam bentuk berupa lembar kerja siswa yang diberikan selama proses pembelajaran berlangsung yang harus di kerjakan dengan berdiskusi dan tes individu yang dilaksanakan pada akhir pembelajaran.

2. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian suatu alat untu meneliti suatu pembelajaran a. Lembar observasi

Lembar observasi pada penelitian ini terdiri dari lembar observasi guru, lembar observasi aktivitas siswa dan observasi intraksi siswa dalam kelompok. Lembar observasi merupakan instrument yang digunakan untuk mengumpulkan data melalui pengamatan dilapangan terhadap aktivitas siswa selama berlangsungnya proses pembelajaran, selama ini observasi dilaksanakan untuk mendapatkan informasi tentang proses pembelajaran yang sedang dilaksanakan.

Kegiatan observasi difokuskan pada aktivitas guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran, baik ketika guru menyampaikan informasi maupun ketika siswa melakukan kegiatan pembelajaran.

b. Lembar tes

Lembar tes terdiri dari lembar tes awal dan lembar pos tes.Lembar tes awal digunakan pada waktu sebelum pelaksanaan penelitian. Lembar evaluasi merupakan alat bantu yang diberikan kepada siswa yang berisi butir soal yang berkaitan dengan materi pembelajaran yang telah dilaksanakan. Lembar evaluasi dapat digunakan untuk mengukur kemampuan yang dicapai siswa setelah melakukan proses

G. Teknik Pengolahan Data

(30)

44

Dede Maenah, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Tentang Kerusakan Lingkungan Melalui Pendekatan Kontekstual Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Parungkeusik Kecamatan Agrabinta Kabupaten Cianjur Tahun 2012/2013 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Menyeleksi data dengan cara memilih dan memilih data yang diperlukan dan membuang data yang tidak diperlukan.

b. Klasifikasi Data

Mengklasifikasi data yang diperoleh dari siklus I dan Siklus II dengan mengacu pada RPP. Tujuan untuk mengetahui aktivitas guru dan siswa yang diharapkan terjadi atau yang tidak diharapkan terjadi juga untuk mengetahui hasil belajar siswa yang diperoleh. Dan untuk mempermudah data-data tersebut kemudian diklasifikasikan sesuai dengan jenis datanya, missal: 1). Data tentang aktivitas siswa

2). Data tentang aktivitas guru 3). Data tentang hasi belajar c. Disflay Data

Mendeskripsikan data yang sudah diperoleh baik dalam bentuk narasi, uraian atau dalam bentuk label juga grafik.

d. Interpretasi Data

Menafsirkan data-data yang sudah didisplay baik data dalam bentuk label atau data bentuk gerafik.

e. Refleksi

Perencanaan dan pelaksanaan yang telah dilakuakn dengan cara memilih kekuatan yang sudah diperoleh atau kelemahan yang masih harus ditingkatkan. Kemudian kekuatan dan kelemahan tersebut dianalisis mengapah masih terjadi kelemahan dan bagaimana cara mengatasi kelemahan tersebut yang kemudian ditingkatkan pada tindakan berikutnya.

2. Teknik Pengolahan hasil Tes

a. Scoring

(31)

45

Dede Maenah, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Tentang Kerusakan Lingkungan Melalui Pendekatan Kontekstual Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Parungkeusik Kecamatan Agrabinta Kabupaten Cianjur Tahun 2012/2013 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

setiap siswa ditentukan dengan menghitung jumlah skor yang diperoleh siswa untuk setiap jawaban benar dengan rumus:

N = Jumlah jawaban benar X 100% Jumlah seluruh soal

b. Menghitung rata-rata

1). Rata-rata hitung hasil belajar (pos tes), dapat dihitung dengan menggunakan rumus.

Rata-rata nilai pos tes =Jumlah keseluruhan jumlah siswa Jumlah siswa

2). nilai rata-rata hasil belajar tindakan siklus dibandingaknan dengan KKM .

3). Nilai rata hasil belajar pada siklus I ke II dibandingkan dengan rata-rata nilai belajar konvensional/Pra siklus

4). Membuat grafik pola skor pos tes berdasarkan rata-rata hitung.

Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar pada penelitian ini. Maka dibuat grafik yang menujukan efektifitas pembelajaran sebagai hasil penelitian sehingga akan tampak jelas pola kecendrungan prubahan hasil belajar setiap siklus.

H. . Analisis Data Hasil Tes

1. Skoring

Kriteria penilaian pada pos tes siklus I dan Siklus II adalah berupa uraian yang berjumlah 5 soal, dimana tiap soal mempunyai bobot skor 20 apabila siswa dapat menjawab dengan benar sehingga skor maksimal yang dapat diperoleh adalah 100.

2. Nilai Rata-rata

Hasil akhir pos tes (nilai rara-rata) dikelompokan menjadi beberapa katagori sebagai berikut.

(32)

46

Dede Maenah, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Tentang Kerusakan Lingkungan Melalui Pendekatan Kontekstual Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Parungkeusik Kecamatan Agrabinta Kabupaten Cianjur Tahun 2012/2013 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Katagori Nilai rata-rata Siswa

No Rentang Nilai Katagori

1. 90-100 Sangat Baik

2 70-89 Baik

3 50-69 Cukup

4 30-49 Kurang

5 0-29 Kurang Sekali

Sedangkan untuk persentase KKM dapat dikelompokan menurut katagori sebagai berikut;

Tabel 3.3

Katagori Perolehan Persentase KKM Siswa

No Persentase Katagori

1 60%-100% Berhasil (tuntas)

(33)

73

Dede Maenah, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Tentang Kerusakan Lingkungan Melalui Pendekatan Kontekstual Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Parungkeusik Kecamatan Agrabinta Kabupaten Cianjur Tahun 2012/2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian pada pembelajaran IPA konsep Kerusakan Lingkungan dengan pendekatan Konstekstual yang dilaksanakan di SD Negeri Parungkeusik Kecamatan Agrabinta Kabupaten Cianjur dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Perencanaan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan Konstekstual pada pembelajaran IPA tentang Kerusakan Lingkungan terbukti efektif dalam menanamkan pemahaman konsep dan menjadikan siswa menjadi aktif, perencanaan harus dibuat terlebih dahulu yaitu dengan membuat RPP, LKS dan alat peraga yang akan digunakan. Dalam kegiatan belajar mengembangkan keterampilan intelektual dan sikap ilmiah. Langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam pembelajaran Konstekstual yang dimulai dengan menyajikan Konstruktivisme,Pemodelan,Inkuiri,Komunitas belajar, Tanya Jawab,Refleksi dan Penilaian Otentik.

2. Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Konstekstual pada pembelajaran IPA tentang Kerusakan Lingkungan ternyata dapat meningkatkan aktivitas siswa dan guru dalam pembelajaran. Siswa dapat belajar lebih mandiri dan aktif menemukan, memecahkan masalah sendiri sehingga pembelajaran berpusat pada siswa sedangkan peran guru sebagai fasilitator yang memberikan kemudahan dalam pembelajaran.

(34)

74

Dede Maenah, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Tentang Kerusakan Lingkungan Melalui Pendekatan Kontekstual Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Parungkeusik Kecamatan Agrabinta Kabupaten Cianjur Tahun 2012/2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

peningkatan nilai rata-rata siswa pada awal tes sebesar 67,70 persentase ketuntasan KKM 58,33% yang belum mencapai KKM 41,67% dan pada siklus I nilai rata-rata siswa sebesar 75 dan persentase ketuntasan KKM 70,83% yang belum mencapai KKM 29,16 % serta pada siklus II dengan nilai rata-rata siswa sebesar 82,71% dan persentase ketuntasan 91,66% yang belum mencapai KKM 8,33% .

B. Rekomendasi

Berdasakan temuan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat dikemukakan beberapa Rekomendasi:

1. Bagi Siswa, penerapan pendekatan Konstekstual dapat menngkatkan hasil belajar dan siswa lebih senang dan tertarik pada pembelajaran sehingga siswa akan merasa lebih terdorong untuk belajar dan berfikir.

2. Guru-guru SDN Parungkeusik khususnya dan guru-guru sekolah dasar pada umumnya diharapkan dalam menerapkan pendekatan konstekstual dapat melaksanakannya sesuai dengan prinsip-prinsip pada pendekatan konstekstual yaitu: kontruktivisme,pemodelan,Inkuri,Komunitas belajar, Tanya jawab,Refleksi dan Penilaian Otentik.

3. Disarankan kepada peneliti, agar melanjutkan dan mengembangkan pendekatan konstekstual melalui berbagai variasi metode tidak hanya melalui metode percobaan dan demonstrasi.untuk itu bag peneliti lain yang berminat untuk melakukan penelitian tentang pendekatan konstekstual masih terbuka, hal ini dikarenakan peneliti ini masih terbatas bahkan jauh dari sempurna.

(35)

74

Dede Maenah, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Tentang Kerusakan Lingkungan Melalui Pendekatan Kontekstual Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Parungkeusik Kecamatan Agrabinta Kabupaten Cianjur Tahun 2012/2013

(36)

Dede Maenah, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Tentang Kerusakan Lingkungan Melalui Pendekatan Kontekstual Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Parungkeusik Kecamatan Agrabinta Kabupaten Cianjur Tahun 2012/2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Anggoro,Toha(2007). Metodologi Penelitian. Jakarta : Universitas Terbuka. Arikunto, Suharsimi. (2007). Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.

(2010). Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta

Asy’ari, Muslichach. (2006). Penerapan Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat

Dalam Pembelajaran Sains di Sekolah Dasar. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Direktorat Ketenagaan.

Akbar, Budi (2010). Kumpulan Materi PLPG. Jakarta : Uhamka.

Bahri, Syaiful, dkk (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Pt. Rineka Cipta. B.Elaine( 2010). Contextual Teaching dan Learning. Bandung : Kaifa.

Dimyanti,dkk(2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta. Hatimah,Ihat,dkk( 2007). Pembelajaran Berwawasan Masyarakat. Jakarta :

Universitas Terbuka.

http://wdsains.blongspot.com. 2010. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam. Diakses pada tanggal 3 Februari tahun 2011.

Imron, Ali. (1996). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Pustaka Jaya.

Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Direktorat Ketenagaan.

Jihad, Asep,dkk. (2008). Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta : Multi Pressindo. Kesuma, Dharma,dkk (2010). Contextual Teaching and Learning. Garut :

Rahayasa Research and Training.

Lestari, Hera (2007). Pendidikan Anak di SD. Jakarta : Universitas Terbuka. Naredi,Hari( 2009). Metodologi Penelitian. Jakarta : Uhamka.

(37)

Dede Maenah, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Tentang Kerusakan Lingkungan Melalui Pendekatan Kontekstual Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Parungkeusik Kecamatan Agrabinta Kabupaten Cianjur Tahun 2012/2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Sagala, Syaiful( 2003). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta. Samatowa, Usman. (2006). Bagaimana Membelajarkankan IPA di Sekolah Dasar. Sanjaya, Wina. (2006). Strategi Pembelajarn Berorientasi

StandarProsesPendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group Sudjana, Nana( 2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung :

Remaja Rosdakarya.

S, Udin,dkk (2007). Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Universitas Terbuka.

Sutarno, Nono( 2009). Materi dan Pembelajaran IPA SD. Jakarta : Universitas Terbuka.

Tim Penyusun.2008. Bahan Ajar. Jakarta : Universitas Negri Jakarta.

Gambar

Tabel 3.2 Katagori Nilai Rata-rata Siswa.......................................................
Grafik 4.4 Perbandingan Nilai Rata-rata Pra Tes dan Siklus I...........................
Gambar 3.1. Model Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Menurut Kemmis dan Taggart (dalam Susilo 2007)
Gambar 3.2 Alur Desain Penelitian
+3

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil analisis Cause and Effect Diagram dan FMEA yang telah dilakukan, diketahui bahwa nilai RPN tertinggi pada penyebab kecacatan ketebalan

Pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur khusus yang dirancang untuk

[r]

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa, proteksi arsip vital yang dilakukan oleh Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah di Yogyakarta, yaitu lebih mengutamakan fisik

Perkebunan Nusantara VII Unit Usaha Pematang Kiwah Bandar Lampung (Survey terhadap karyawan bagian pengolahan) ”. Di bawah bimbingan Dr. Syamsul Hadi Senen, MM dan

Intervensi psikologis yang paling umum digunakan pada pasien skizofrenia berasal dari prespektif perilaku yang memperlihatkan bahwa banyak kesulitan yang

Media pembelajaran Fun Lyrics (FL) dikembangkan untuk meningkatkan minat belajar siswa melalui media yang interaktif dan menyenangkan. Terdapat lirik 2 bahasa yaitu

PENERAPAN TEKNIK PEMBELAJARAN TAKE AND GIVE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR PADA MATA PELAJARAN IPS.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |