• Tidak ada hasil yang ditemukan

K TI aktifitas antijerawatberbagai tanama

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "K TI aktifitas antijerawatberbagai tanama"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

KAJIAN PUSTAKA AKTIVITAS ANTIBAKTERI TANAMAN TERHADAP BAKTERI PENYEBAB JERAWAT

Mia Nurmalatipah (24111033), Ika Kurnia S. M.Si., Apt

ABSTRAK

Jerawat merupakan salah satu penyakit kulit yang umum di derita oleh setiap orang. Salah satu pemicu terjadinya jerawast adalah bakteri seperti P. acne dan S. epidemidis. Pengobatan jerawat dengan antibiotic dapat menimbulkan kerusakan pada kulit dan memungkinkan terjadinya resistensi. Pengobatan tradisional telah banyak di gunakan dan di anggap lebih aman dan banyak tanaman-tanaman yang telah diteliti memiliki aktivitas terhadap bakteri penyebab jerawat. Di antara beberapa tanaman seperti mimba, srikaya, delima, daun jambu mawar, terminalia arjuna, terminalia chebula, daun puspa, umbi bakung putih dan kulit buah manggis. Dilihat dari KHM dan zona hambat ekstrak dibandingkan dengan 9 tanaman, tanaman jambu mawar khususnya bagian daunnya memiliki potensi yang paling tinggi dalam menghambat pertumbuhan bakteri P. acnes dengan KHM 0,031 mg/ml sedangkan ekstrak kulit buah manggis memiliki potensi aktivitas paling tinggi terhadap S. epidemidis dengan KHM 0,059 mg/ml dan diameter hambat 15 mm.

Kata Kunci : jerawat, KHM, P. acne, S. epidemidis, ekstrak kulit buah manggis, jambu mawar.

ABSTRACT

Acne is one of skin disease that is common in suffered by everybody. One trigger of acne is that bacteria as P. acne and S. epidemidis. The treatment of acne with antibiotic can inflict damage on the skin and allow the occurrence of resistance. Traditional medicine has been much in use and in consider safer and many plants that have been researched have activity against bacteria cause pimpled. Among some plants as mimba, custard apples, delima, leaves jambu mawar terminalia arjuna, terminalia chebula, leaves puspa, the tubers of white lily and the rind of manggis. Seen from MIC and zona obstruent extract a plant, compared with 9 plant syzygium jambos especially the part of its leaves have the potential the most high in inhibiting the growth of bacteria P. acnes with MIC 0,031 mg / ml while garcinia fruit rind extracthas the potential the activity of most high against S. epidemidis with MIC 0,059mg / ml and diameter inhibitor 15 mm.

(2)

1. PENDAHULUAN

Jerawat merupakan salah satu penyakit kulit yang paling umum, diderita lebih dari 50 juta orang didunia. Penyakit ini dianggap penting karena menyangkut kepercayaan diri seseorang (Davis, 2008).

Jerawat merupakan penyakit kulit yang dikenal dengan acne vulgaris, hampir semua orang pernah mengalami masalah jerawat. Jerawat sering dianggap sebagai kelainan kulit yang timbul secara fisiologis. Hal ini umumnya terjadi pada umur sekitar 14-17 tahun pada wanita, 16-19 tahun pada pria dan akan menghilang dengan sendirinya pada usia sekitar 20-30 tahun. Namun kadang-kadang terutama pada wanita, jerawat menetap sampai dekade umur 30 tahun lebih (Purwanti, 2010).

Meskipun jerawat merupakan penyakit yang umum, namun patofisiologi (penyebab) masih tidak pasti. Beberapa faktor etiologis seperti hiperkeratinisasi, sebum, Propionibakterium acnes dan peradangan berperan dalam timbulnya jerawat (DM Thiobuth, 2006). Banyaknya faktor penyebab jerawat, menjadi suatu tantangan untuk di cari pengobatannya.

P.acnes di laporkan sebagai faktor utama penyebab timbulnya jerawat pada manusia (Choi et al., 2011).

Diagnosis klinis jerawat mudah di buat, tetapi pengobatannya sering mengalami kesulitan. Hal ini karena penyebab jerawat bersifat multi faktorial, dan salah satu faktornya adalah bakteri (Mertaniasih dkk,1996).

Sampai saat ini belum ada penyembuh yang tuntas terhadap jerawat, meskipun ada beberapa cara yang sangat menolong. Salah satunya penggunaan antibiotik sebagai solusi untuk jerawat yang selama beberapa dekade masih banyak di resepkan (Yang et al.,2009). Penggunaan obat topikal merupakan salah satu standar pengobatan dan perawatan pada jerawat (Aziz et al., 2013). Obat-obat seperti tetrasiklin, klindamisin, eritromisisn, asam

salisilat, benzoil peroksid dan kombinasi dari obat tersebut sering di gunakan sebagai obat topikal. Meskipun telah di ketahui bertahun-tahun bahwa pengobatan topikal merupakan terapi yang kurang sukses dalm mengatasi jerawat dan dapat menyebabkan kerusakan serta perubahan pigmentasi pada kulit, maka pengobatan antibiotik secara sistemik di indikasikan. Pengobatan jerawat secara sendiri-sendiri (hanya sistemik/lokal saja) menjadi penyebab timbulnya resisten terhadap bakteri penyebab jerawat (Choi et al., 2011).

Berkaitan dengan cepatnya peningkatan resistensi bakteri penyebab jerawat terhadap antibiotik, maka diperlukan pencarian terhadap substansi antimikroba baru. Bahan-bahan yang berasal dari alam merupakan sumber antimikroba yang memiliki potensi tinggi salah satunya sebagai pengobatan /pemeliharaan penyakit jerawat. Pengobatan jerawat dengan cara alami dari tanaman herbal secara turun temurun telah di lakukan dan telah di percaya dapat mengobati masalah jerawat. Selain itu Pengobatan yang berasal dari tanaman herbal/alami di duga lebih aman terhadap kulit (Choi et al., 2011).

Saat ini, banyak penelitian-penelitian berkaitan tentang efektifitas tanaman obat terhadap bakteri penyebab jerawat dan telah terbukti khasiatnya seperti tanaman jambu air (Sharma et al., 2011), tanaman mimba (Balakrishan et al., 2011), srikaya (Aziz et al., 2013), kulit buah manggis (Pothitirat et al., 2011), bakung putih (Aziz et al., 2013).

(3)

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Jerawat

Jerawat merupakan salah satu penyakit kulit yang umum terjadi pada manusia .Meskipun jerawat bukan penyakit yang dapat mematikan, tetapi jerawat dapat merusak penampilan sehingga menimbulkan efek kurang percaya diri. Jerawat umumnya terjadi pada masa pubertas wanita dan pria, namun tak jarang di temui jerawat pada wanita dewasa sampai usia 30 tahun. Umumnya timbul dibagian kulit yang berminyak (sebasea) yaitu hidung, pipi, dahi, dagu, dada, dan punggung (Rika, 2013).

Jerawat merupakan peradangan yang di sertai dengan penyumbatan pada saluran kelenjar minyak kulit dan rambut (saluran polisebacea). Banyak faktor penyebab timbulnya jerawat seperti hormon, diet, genetik, stress, dan mikroba. Faktor yang berpengaruh pada timbulnya jerawat dan di kulit di antaranya sekresi sebum yang berlebihan , hiperkeratinisasi kantung rambut, dan pelepasan dari mediator inflamasi). Selain itu, Propionibacterium acnes dilaporkan merupakan mikroba utama penyebab terjadinya peradangan pada jerawat. Selain itu mikroba seperti Staphylococcus epidemidis

dan Staphylococcus aureus juga di laporkan di temukan pada lesi jerawat (Davis, 2008)..

2.2 Penyebab Jerawat

a. Hormonal

Sekresi kelenjar sebaseus yang hiperaktif dipicu oleh pembentukkan hormone testosterone(androgen) yang berlebih sehingga pada usia pubertas akan banyak timbul jerawat pada wajah, dada, punggung, sedangkan pada wanita selain hormone sebuah institusi kecantikan kulit di Amerika Serikat (Academy Of Dermatology) mengatakan bahwa jerawat tidak disebabkan oleh makanan. Tidak ada makanan yang secara signifikan dapat menimbulkan jerawat, tetapi ternyata sebuah hasil studi kasus terbaru, membuktikan hal yang bertolak belakang. Para pakar peneliti di Colondro State University Departemen Of Health And Exercise menemukkan bahwa makanan yang mengandung kadar gula dan kadar dimana hal tersebut memicu produksi hormon androgen yang membuat kulit jadi berminyak dan kadar minyak yang tinggi dalam kulit dibersihkan akan menyumbat saluran kelenjar palit dan menimulkan jerawat yang disebut komedo. Kosmetik yang paling umum penyebab timbulnya jerawat yaitu kosmetik pelembab yang langsung menempel pada kulit (Rika, 2013).

d. Infeksi Bakteri

Dalam beberapa penelitian, disebutkan bahwa bakteri merupakan salah satu penyebab timbulnya jerawat. Berikut merupakan bakteri yang sering ditemukan dalam lesi jerawat :

Propionibacterium acnes

Merupakan salah satu bakteri Gram positif berbrntuk basil dan brsifat anaerob obligat.

P.acnes merupakan mikroba kulit yang sering ditemukan pada kulit yang kaya akan kelenjar sebasea sperti kulit di kepala dan muka.

(4)

Staphylococcus epidemidis

Staphylococcus epidemidis merupakan bakteri yang sering di temukan sebagai flora normal kulit dan selaput lendir manusia. S.epidemidis merupakan salah satu bakteri Gram positif berbentuk bulat, biasanya tersusun dalam rangkaian yang tak beraturan dan bersifat anaerob fakultatif. Bakteri ini merupakan penyebab infeksi kulit rinagan yang di sertai abses. Bakteri ini juga diduga berperan dalam pelepasan asam oleat hasil hidrolisisnya oleh lipase yang di duga berpengaruh terhadap perkembangan jerawat (Aziz et al., 2013).

Staphylococcus aureus

Staphylococcus aureus merupakan bakteri yang sering di temukan sebagai flora normal kulit dan selaput lendir manusia. S.aureus

merupakan salah satu bakteri Gram positif berbentuk bulat. S.aureus hidup dalam saluran saluran pengeluaran lendir dari tubuh manusia dan hewan seperti hidung,mulut dan tenggorokan. S.aureus memiliki kemampuan untuk mensintesis lipase yang dapt mengubah sebum trigliserid menjadi asam lemak bebas yang dapat merangsang inflamasi. Bakteri ini dapat menyebabkan pus (nanah) (Mertaniasih,1996).

2.3Patofisiologis Jerawat

Gambar 2.3.1 patofisiologi jerawat. Tahap Patofisiologi jerawat:

Peningkatan sebum(minyak) yang di hasilkan oleh kelenjar minyak yang di pengaruhi oleh hormon terutama hormon androgen. Hormon androgen juga salah satu penyebab terjadinya hiperkeratinisasi yang menyebabkan penebalan dan penyumbatan pada pori kulit sehingga minyak yang di produksi secara berlebihan tertahan di dalam. Salah satu kandungan dari minyak yakni trigliserida, memicu produksi flora normal kulit yakni

P.acnes berkembang secara berlebihan yang kemudian menimbulkan peradangan (Balakrishan et al., 2011).

2.4 Terapi Jerawat

Terapi jerawat di lakukan tanpa menggunakan obat atau di sebut juga terapi non-farmakologi. Terapi ini di lakukan dengan menjaga kebersihan daerah yang rentan di tumbuhi jerawat, mengurangi penggunaan make-up yang berat dan memilih make up yang ringan yang bebas minyak dan tidak menimbulkan komedo. Selain itu, tidak menyentuh atau memijat jerawat yang sudah timbul membantu penyebaran dan mempercepat proses penyembuhan jerawat. Terapi lain yang di lakukan tanpa mengkonsumsi obat kimia yakni dengan teknologi laser/terapi sinar atau oprasi.

(5)

Klindamisin dan doksisiklin merupakan antibiotik yang bekerja dengan mekanisme kerja menghambat sintesis protein bakteri (Tan, 1964).

Terapi farmaklologi menggunakan zat kimia sintetik dapat beresiko merusak struktur susunan kulit atau karsinogenik serta dapat beresiko terjadinya resistensi bakteri terhadap antibiotik yang di berikan. Beberapa penelitian di laporkan bahwa pasien berjerawat yang menerima antibiotik tetrasiklin, klindamisin atau eritromisisn sebagai pengobatan cenderung menyebabkan peningkatan terjadinya infeksi saluran nafas atas bila di bandingkan dengan pasien berjerawat tanpa terapi antibiotik (Choi et al., 2011).

Terapi farmakologi lain yang sering di gunakan secara turun temurun sampai saat ini adalah terapi dengan menggunakan tanaman herbal seperti kulit buah delima atau ekstrak kulit buah manggis baik di minum maupun di gunakan secara topical (Chomnawang et al., 2005).

2.5 Tinjauan Tanaman

a. Tanaman Puspa (Schima wallichii)  Kandungan kimia :

Kelompok senyawa yang terkandung dalam ekstrak etanol daun puspa adalah polifenol, steroid, kionon dan saponin, dan kulit batang mengandung flavonoid, kuinon dan saponin.

 Aktivitas farmakologis :

Beberapa kegunaan dari tanaman puspa adalah batang berkhasiat sebagai anti emetik dan untuk penyaki telinga. Daun puspa di gunakan untuk penghancur batu ginjal. Bunganya di gunakan sebagai disuria dan untuk penyakit jiwa (Reni, 2013).

b. Tanaman Bakung Putih (Crinum berupa likorin dan dari umbi dapat ditemukan senyawa kriasiatisidin, pratorimin, likorin, sedangkan pada bagian daun dapat di isolasi senyawa krinamin, likorin, norgalantamin dan epinogalantanin.

 Aktivitas Farmakologi :

Perangsang muntah, penetral racun, peluruh keringat, obat cacing, merangsang masaknya bisul, menghilangkan pembengkakan, menghilangkan rasa sakit (analgesik), pelembut kulit dan obat luka. Selain itu dapat pula di gunakan sebagai perangsang pertumbuhan rambut serta anti inflamasi (Aziz et al., 2013).

c. Jambu Mawar (Syzygium jambos L.)  Aktivitas Farmakologi :

Tanaman yang tumbuh di Afrika, Amerika dan Asia ini merupakan tanaman yang memiliki khasiat antimikroba, analgetik, daunnya sebagai diuretic dan antirheumatik. Sedangkan bijinya di gunakan sebagai antidiare, diabetes, katarak dan obat disentri. Sedangkan untuk kulit kayunya di gunakan sebagai anti asma dan bronchitis (Sharma et al., 2011).

 Kandungan Kimia :

d. Daun Patikan Kebo (Euphorbia hirata)  Aktivitas Farmakologi : myricitrin ), triterpenoid(terutama taraxerone

dan 11α, 12 αoxidotaraxterol), terdapat pula kandungan senyawa aktif lainnya seperti alkaloida, sterol (24 methylenecycloartenol)

(6)

e. Srikaya (Annona squamosa L.)  Kandungan zat aktif:

Tanaman ini mengandung beberapa senyawa aktif, antara lain flavonoid, borneol, camphor, alkaloid, terpen, saponin, tannin, polifenol dan senyawa poliketida. Kulit batang daun dan biji mengandung asetogenin, alkaloid annonia, squamosamide, dan senyawa-senyawa kelompok aforfin seperti klonidin, romerin, narkoridin, norisokoridin dan glausin.(Anonim). Pada biji buah di temukan squamosin, asetogenin, asam lemak, asam amino. Pada daun di temukan kandungan senyawa alkaloid tetrahidroksisquinolin. Bunga mengandung asam kaur-1,6-ene-1,9-oat sebagai komponen aktif. Akarnya mengandung senyawa flavonoid, borneol, kamfer, terpen, alkaloid anonain, saponin, tannin, dan polifenol, kulit kayu mengandung flavonoid,borneol, kamfer, terpen, dan alkaloid anonain.

 Aktivitas farmakologi :

Tanaman ini memiliki aktivitas farmakologi antimikroba, analgetik, anti inflamasi, antioksidan, antidiabetes(hipoglikemik), anti kolesterol, anti tumor, vasorelaksan, insektisida, anthelmentik, hepatoprotektor dan sebagainya (Taslimah,2013).

f. Mimba (Azadirachta indica A.Juss)  Kandungan Kimia :

Tanaman ini mengandung terpen (seperti nimbin, nimbidin, meliantriol, azadirachtin, dan salanin). Mimba mengandung senyawa triterpen dan tetraterpen (limonoid, protolimonoid dan kelompok gedunin). Dalam minyak biji terdapat nimbolin A dan B, nimbin, dan gedunin. Tanin dan minyak atsiri terdapat pada kulit kayu dan daun.Metabolit yang ditemukan dari tanaman mimba antara lain disetil vilasinin, nimbandiol, 3-desasetil salanin, salanol, dan azadirachtin (Apristiani dkk, 2005).

 Aktivitas Farmakologi:

Tanaman ini sejak zaman dahulu di gunakan sebagai antimikroba, anti inflamasi, antivirus, gangguan pencernaan dan meningkatkan sistem imun. Tanaman ini juga memiliki khasiat antioksidan dan antikarsinogenik. (Chomwang, 2008).

g. Terminalia chebula  Kandungan Kimia :

Pada buah di temukan 14 jenis tannin 14 (gallic acid, chebulagic acid, punicalagin, chebulanin, corilagin, neochebulinic acid, ellagic acid, chebulinic acid, 1,2,3,4,6-penta- O-galloyl-β-D-glucose,1,6-di-o-galloyl-D-glucose, casuarinin, 3,4,6-tri-o-glloyl-D-glucose,terchebulin),polifenol, Flavonol, glikosida, triterpenoid.

 Aktivitas Farmakologi:

Di asia di gunakan sebagai penyembuh luka, infeksi jamur, pembengkakan mukosa mulut, asthma, batuk dan pilek, astringent, purgative, gangguan saluran cerna dan laxatif.

h. Delima (Punica granatum)  Kandungan Kimia :

Kandungan kimia berupa minyak yang berisi asam punisik, phytoestrogen, mengandung asam organik seperti asam askorbat,asam sitrat, asam fumarat, asam amino (seperti proline,methionin, dan valine),tannin (ellagitanin) dan polifenol.

Aktivitas Farmakologi:

Delima memiliki aktivitas anti kanker seperti kanker payudara, kanker kulit, kanker usus dan sebagainya selain itu juga dapat di gunakan sebagai obat antihipertensi, penyakit kardiovaskular, anti inflamasi serta antimikroba (Karodi et al., 2013).

i. Tanaman Arjuna (Terminalia arjuna)  Kandungan Kimia :

(7)

 Aktivitas Farmakologi:

Kardiotonik, diuretic, antikanker,tumor, antivirus(herpes simplex), hipolipidemia, antikoaguan, antihipertensi,antimikroba, antitrombosit.(Vijayalakshmi et.al., 2011).

j. Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana Linn.)

 Kandungan Kimia :

Polyprenilat benzopfenon, xanthon prenilat, triterpen, biflavonoid, derivate xanthon (mangostin, mangostanol dan garcinon).

 Aktivitas farmakologi :

Infeksi kulit, diare, disentri, luka, gonoroe, penyakit usus kronik, antioksidan, antikanker,dll (Pathitirat et.al.,2010).

2.6 Metode Penentuann KHM

Penentuan aktivitas suatu antimukroba dapat di lakukan dengan dua metode umum, yakni metode difusi dan dilusi. Pada metode difusi terdiri dari:

 Disk Difusion

Metode menggunakan piringan yang berisi agen antimuikroba, kemudian di letakkan pada media agar yang sebelumnya telah ditanami mikroorganisme sehingga agen antimikroba dapat bedifusi pada media agar tersebut. Area jernih mengindikasikan adanya hambatan pertumbuhan mikroorganisme oleh agen antimikroba.

 E- test

Metode ini menggunakan strip plastik yang

mengandung agen antimikroba dari kadar terendah sampai tertinggi dan di letakkan pada permukaan media agar yang ditanami mikroorganisme. Area jernih pada sekitar strip tertentu menunjukkan konsentrasi hambat pertumbuhan mikroba.

 Ditch-plate technique

Metode ini menggunakan sampel uji agen antimikroba yang di simpan pada parit yang di buat dengan memotong media agar dalam cawan petri pada bagian tengah secara membujur dan mikroba uji, dan dioleskan kea rah parit yang berisi agen antimikroba uji.

 Cup plate Technique

(8)

NO NAMA TANAMAN METODE BAKTERI UJI

ANTIBIOTIK PEMBANDING

HASIL

Extrak Tanaman Pembanding

KHM

( mg/ml) Zona Hambat (mm) KHM( mg/ml) Zona Hambat

1 Ekstrak Kulit buah manggis (Garcinia mangostana rind fructus)

Mikrodilusi P.acne S.epidemidis

Klindamisin 0,039

0,059

15 - 15

2 Ekstrak daun Jambu Mawar (Syzygium jambos folium.)

Mikrodilusi P.acnes Tetrasiklin 0.0313 - 0,0031

-3 Ekstrak daun Terminalia

chebula( Terminalia chebula folium)

Mikrodilusi P.acnes Klindamisin 0,3125 32 /10 mg 0,0004 15

4 Ekstrak daun

tanaman arjuna (Terminalia arjuna folium)

Mikrodilusi P.acne S.epidemidis

Klindamisin 0,315

0,186

17,9 0,0010 20

22

5 Ekstrak daun dan batang Puspa (Schima wallichii folium)

Mikrodilusi P.acnes doksisiklin 0,128l - 32

-6 Ekstrak umbi bakung putih (crinum asiaticum l.)

Difusi Agar P.acnes S.epidemidis

Klindamisin 1,25

2,5

- 50 18

7 Ekstrak daun Mimba (Azadirachta indica folium)

Difusi Agar P.acnes Klindamisin 5 15 0,0004 15

8 Ekstrak daun

Srikaya (Annona squamosa L.)

Difusi Agar P.acnes Klindamisin 10 1 5 0,0004 15

9 Ekstrak tanaman Patikan Kebo (Euphorbia hirata)

Difusi Agar S.epidemidis klindamisin 20 8 0,03 14,8

10 Ekstrak Kulit buah delima (Punica granatum)

Cup Plate P.acnes Klindamisin 100 12 6

Tabel data KHM dan zona hambat tanaman yang memiliki aktivitas terhadap bakteri Propioni bacterium acnes dan

(9)

3. PEMBAHASAN

Jerawat merupakan suatu penyakit kulit yang umum di derita wanita atau pria terutama remaja usia 14-20 tahun bahkan usia 30 tahun. Timbulnya jerawat di sebabkan dan di pengruhi oleh banyak faktor di antaranya kelenjar minyak, keratinoid kulit berlebih, hormon, bakteri, makanan, keadaan psikologi (stress) dan genetik. Jerawat timbul karena adanya produksi minyak berlebih oleh kelenjar lemak, yang tertahan di dalam kulit karena keratinoid rambut kulit menutupi pori-pori kulit sehingga menjadi komedo kecil. Sekresi minyak berlebih di pengaruhi oleh hormon androgen. Kelenjar minyak yang menumpuk dan berlebih menimbulkan peningkatan pertumbuhan flora normal kulit yakni P.acnes. P.acnes yang bertumbuh memicu timbulnya peradangan dan dengan adanya bakteri S.aureus dan S.epidemidis

membuat jerawat yang mengalami peradangan menimbulkan nanah (pus).

Berbagai metode pengobatan jerawat dilakukan, dari terapi non farmakologis seperti menjaga kebersihan kulit dan pola hidup sehat sampai dengan terapi farmakologi menggunakan obat, baik obat kimia sintetik maupun menggunakan cara tradisional dengan memanfaatkan tanaman herbal yang telah di lakukan secara turun temurun. Meski pengobatan dengan menggunakan bahan alam tidak seefektif obat kimia sintetik, beberapa penelitian menemukan bahwa pengobatan dengan herbal memiliki resiko yang lebih ringan di bandingkan menggunakan obat kimia sintetik yang dapat menimbulkan efek yang tidak diinginkan seperti resistensi terhadap antibiotik dan kerusakan pada jaringan kulit. Terapi tersebut di lakukan dengan tujuan untuk mengurangi produksi sebum, menormalkan keratinisasi kulit, menghilangkan dan mencegah timbulnya mikrokomedo dan menghambat atau menormalkan pertumbuhan bakteri penyebab jerawat yang menimbulkan peradangan pada kulit.

Dari beberapa penelitian, telah di buktikan beberapa ekstrak tanaman memiliki aktivitas antimikroba terhadap beberapa bakteri penyebab timbulnya jerawat seperti P.acnes

dan S.epidemidis. Tanaman-tanaman tersebut diantaranya adalah ekstrak kulit buah manggis, ekstrak daun jambu mawar, ekstrak umbi bakung putih, ekstrak tanaman patikan kebo, ekstrak daun srikaya, ekstrak daun mimba, ekstrak daun terminalia chebula, ekstrak kulit buah delima, ekstrak daun tanaman arjuna, ekstrak daun tanaman arjuna dan ekstrak daun puspa.

(10)

(Elof, 1998). Dari penelitian sepuluh tanaman yang dilakukan, metode mikrodilusi merupakan metode yang paling banyak di gunakan untuk menentukan KHM dan klindamisin merupakan antibiotik pembanding yang paling banyak digunakan. Keduanya dipilih karena memiliki sensitifitas yang lebih baik di bandingkan metode dan antibiotik pembanding lain.

Dari kepuluh tanaman yang memiliki aktivitas antimikroba terhadap P.acnes di antaranya ekstrak daun jambu mawar (KMH 0,0313 mg/ ml), ekstrak kulit buah manggis (KMH 0,039 mg/ml dan diameter hambat 15 mm), ekstrak daun puspa (KMH 0,128mg/ml), ekstrak daun terminalia chebula (KMH 0,3125 mg/ml dan diameter hambat 32 mm/10 mg), ekstrak daun tanaman arjuna (KMH 0,315 mg/ml dan diameter hambat 17,9 mm), ekstrak umbi bakung putih (KMH 1,25 mg/ml), ekstrak daun mimba (KMH 5 mg/ml dan diameter hambat 15 mm), ekstrak daun srikaya (KMH 10 mg/ml dan diameter hambat 15 mm), ekstrak kulit buah delima (KMH 100 mg/ml dan diameter hambat 6 mm). Sedangkan tanaman yang memiliki aktivitas terhadap S. epidemidis adalah Ekstrak Kulit buah manggis (KMH 0,059 mg/ml dan diameter hambat 15 mm), Ekstrak daun tanaman arjuna (KMH 0,186 mg/ml dan diameter hambat 17,9 mm) Ekstrak umbi bakung putih (KMH 2,5 mg/ml) dan Ekstrak tanaman Patikan Kebo (KMH 20 mg/ml dan diameter hambat 8 mm).

Dari tanaman-tanaman tersebut, senyawa sekunder tanaman berupa zat aktif yang memiliki aktivitas antimikroba adalah dari golongan tannin seperti pada ekstrak kulit buah delima dan daun terminalia arjuna. Pada ekstrak daun jambu mawar analog asam menghambat bakteri P.acnes adalah ekstrak daun jambu mawar dengan KMH 0,0313 mg/ ml. Untuk tanaman yang memiliki aktivitas terhadap bakteri S.epidemidis adalah Ekstrak Kulit buah manggis, Ekstrak daun tanaman dengan diameter hambat 15 mm.

DAFTAR PUSTAKA

Aziz, S. (2013). Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun dan Umbi Bakung Putih (Crinum asiaticum L.) Terhadap Bakteri Penyebab Jerawat. Skripsi, Fakultas Kedokteran dan Kesehatan. UIN syarif Hidayatullah: Jakarta.

(11)

Choi, J.S., Bae, H.J., & Kim, S.J. (2011). Invitro Anti bacterioal and anti inflammatory Properties of Seaweed Extract Againts Acne including Bacteria

Propionibacterium acnes. Journal Environ Biol. 32,313-318.

Chomnawang, M.T., Surassmo & Nukoolkam, V.S. (2005). Antimicrobial Effect of Thai Medicinal Plants against Acne Including Bacteria. Journal of Etno Pharmacology.

Cowan, M.M. (1999). Plant Product as Antimicrobial Agents. Clinical Microbiology Reviews.4(12), 564-582. Davis, E.C. & Callendar, V.D. (2008).

Review of Acne in Ethnic skin. Journal Clinical Aestethic dermatology. 41(4), 24-35.

Eloff, J.N. (1998). Sensitive and Quick Microplate Method to Determine the Minimal Inhibitory Concentration. New York : University of Pretoria. Press

Karodi, R.S., Tripura, A., C.B., Mahendrakumar & Bhise,K. (2013). Evaluation of Anti Acne Activity of Hydroalcoholic Extract of Punica Granatum Linn. Journal of Pharmacognosy and Phytoterapy. 5(9),

160-163.

Pothitirat, W., Chomnawang, M.T. & Gritsanpan, W. (2009). Anti-Acne Inducing Bacterial Activity of Mangosteen Fruit Rind Extracts. Medical Principles and Practice. 19, 281-286.

Selvan, K., R. Sentila & A. Michael. (2012). Generation and Characterization of Chicken Egg Yolk Antibodies Against

Propionibacterium acnes for the

Prevention of Acne Vulgaris. Indian Journal of Dermatology. 57(1), 16-19.

Sharma, R., Kishore, N. & Hussein, A. (2013). Antibactreial and Antiinflamatory

effect of Syzygium jambos L.(Alston) and Isolated Compounds on Acne Vulgaris. BMC Complementary and Alternative Medicine. 293(13).

Taslimah. (2014). Uji Efikasi Eksatrak biji Srikaya sebagai Bioinsektisida dalam upaya Integrated Vector Managenent.Skripsi, Fakultas Kedokteran dan Kesehatan. UIN syarif Hidayatullah: Jakarta.

(12)

LAMPIRAN 1

Gambar bakteri penyebab jerawat

Gambar 1: Propionibacterium acne

Sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/ Propionibacterium_acnes.

Gambar 2: Staphylococcus epidemidis

Sumber :http://en.wikipedia.org/wiki/ Staphylococcus_epidermidis

Gambar 3 : Staphylococcus aureus

Sumber :http://en.wikipedia.org/wiki/ Staphylococcus_aureus

LAMPIRAN II

Gambar tanaman yang memiliki aktivitas antibakteri :

Gambar 1:Tanaman Puspa (Schima wallichii)

Sumber :http://www.plantamor.com/ index.php?plant=1122

Gambar 2 : Tanaman Bakung Putih (Crinum asiaticum L.)

Sumber : www.gardenmatrial.com /2012/11/tanaman-bakung-bunga-putih-crinum.html

Gambar 3: Jambu Mawar (Syzygium jambos

L.)

Sumber : www.plantamor.com/ index.php?plant=1214

Gambar 4: Daun Patikan Kebo (Euphorbia hirata)

Sumber:http://www.ics.trieste.it/MAPs/ MedicinalPlants_Plant.aspx?id=612)

(13)

Sumber:http://ccrc.farmasi.ugm .ac.id/?page_id=2288

Gambar 6 : Mimba (Azadirachta indica

A.Juss)

Sumber :

Gambar 7 : Terminalia chebula

Sumber:http://www.flickriver.com/photos/ tags/terminaliachebula

Gambar 8: Kulit buah manggis (Garcinia mangostana)

Gambar 9 : Tanaman Arjuna (Terminalia arjuna)

Sumber:http:/ /www.indiamart.com/pure-gold-incorp/

products.htm

Gambar 10: Delima (Punica granatum L.)

Sumber:http://manfaatbuahdaun.blogspot.com/

2014/01/manfaat-buah-delima-untuk-kesehatan.html

(14)

Gambar

Gambar 2.3.1 patofisiologi jerawat.
Tabel data KHM dan zona hambat tanaman yang memiliki aktivitas terhadap bakteri Propioni bacterium acnes danStaphylococcus
Gambar  6 : Mimba (Azadirachta  indica

Referensi

Dokumen terkait

Terapi dilanjutkan dan pasien juga disarankan untuk menjaga kebersihan makan dan minuman, pola makan teratur, memperbanyak asupan bergizi, mengurangi dan menghindari kebiasaan

Terapi dilanjutkan dan pasien juga disarankan untuk menjaga kebersihan makan dan minuman, pola makan teratur, memperbanyak asupan bergizi, mengurangi dan menghindari kebiasaan

Pengetahuan tentang pola hidup sehat dapat mencegah timbulnya berbagai penyakit. Bagi Lansia yang menderita gangguan penyakit, penerapan pola hidup sehat sesuai

Semua informan menyatakan faktor yang mempengaruhi kesembuhan karena optimisme diri sendiri, dukungan keluarga, pola hidup sehat dengan menjaga pola makan, memiliki

Pengobatan alternatif ATFG (Alat Terapi Fisik Gondo) menawarkan solusi sehat dengan harga terjangkau oleh berbagai lapisan masyarakat untuk mengobati beragam

Untuk perilaku seksual sehat berarti siswa memiliki kecenderungan perilaku untuk menjaga kebersihan pakaian dalam, menghindarkan diri dari obat pemutih wajah atau kulit, selalu

 Sama seperti Stadium I (pola hidup yang positif dan sehat, pemeriksaan, skrining, seks lebih aman, vaksinasi).  Pengobatan dini

Menjaga kebersihan diri dan lingkungan, antara lain: 1 Mengolah daging sampai matang dan menjaga kebersihan hewan ternak.. Farmakologi: 1 Pemberian albendazol menjadi terapi pilihan