• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN PUSTAKAWAN DALAM MENINGKATKAN KUALITAS LAYANAN DI PERPUSTAKAAN SD MUHAMMADIYAH 2 PONTIANAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERAN PUSTAKAWAN DALAM MENINGKATKAN KUALITAS LAYANAN DI PERPUSTAKAAN SD MUHAMMADIYAH 2 PONTIANAK"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN PUSTAKAWAN DALAM MENINGKATKAN KUALITAS LAYANAN

DI PERPUSTAKAAN SD MUHAMMADIYAH 2 PONTIANAK

ARTIKEL PENELITIAN

OLEH

RIWANI

F0271151007

PROGRAM STUDI D 3 PERPUSTAKAAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PONTIANAK

(2)
(3)

PERAN PUSTAKAWAN DALAM MENINGKATKAN KUALITAS

LAYANAN DI PERPUSTAKAAN SD MUHAMMADIYAH 2 PONTIANAK

Riwani, Sisilya Saman Madeten

Program Studi D3 Perpustakaan FKIP Untan Pontianak Email : riwaniwani9@gmail.com

Abstrak

Judul dari tugas akhir ini adalah “ Peran Pustakawan dalam Meningkatkan Kualitas Layanan di Perpustakaan SD Muhammadiyah 2 Pontianak”. Masalah yang dibahas dari tulisan ini adalah peran pustakawan dan layanan yang akan diberikan dalam meningkatkan kualitas layanan di perpustakaan. Metode penelitian yang digunakan dalam penyusunan tugas akhir ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengunpulan data dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian ini diketahui peran pustakawan dalam meningkatkan kualitas layanan di perpustakaan SD Muhammadiyah 2 Pontianak sangat diperlukan karena untuk memuaskan pemustaka yang berkunjung di perpustakaan dengan adanya peran pustakawan dalam meningkatkan kualitas layanan di perpustakaan SD Muhammadiyah 2 Pontianak.

Kata kunci : Peran Pustakawan, Kualitas Layanan, Perpustakaan

PENDAHULUAN

Sesuai dengan fungsinya perpustakaan dituntut untuk memberikan pelayanan yang berkualitas yaitu layanan yang dapat memenuhi kebutuhan dan harapan pengguna perpustkaan. Kegiatan perpustakaan yang langsung dirasakan oleh pengguna adalah pelayanan, karena pelayanan merupakan ujung tombak perpustakaan Soetminah (dalam Marsahno 2015 : 1). Pada pelayanan inilah berlangsung hubungan antara pengguna dan perpustakaan. Baik tidaknya sebuah perpustakaan berkaita erat dengan bagaimana pelayanan yang diberikan kepada pengguna. Dengan kualitas jasa yang diberikan dapat mendorong pengguna untuk selalu memanfaatkan jasa perpustakaan.

Layanan perpustakaan merupakan salah satu hal yang perlu diperhatikan oleh perpustakaan, karena sebuah perpustakaan dapat dilihat baik buruknya melalui layanan yang diberikan oleh pus takawan kepada pemustaka. Layanan yang terdapat di perpustakaan terdiri dari dua layanan yaitu layanan teknis dan layanan penguna/pemakai. Layanan perpustakaan merupakan tolak ukur keberhasilan sebuah

perpustakaan. Hal itu karena kegiatan layanan merupakan kegiatan yang mempertemukan langsung antara pengguna akan muncul ketika kegiatan layanan tersebut di langsungkan.

Menurut Soetminah (dalam Marsahno 1992 : 17), Pelayanan dikatakan baik apabila dilakukan dengan : (1) cepat, artinya memperoleh layanan, orang tidak perlu menunggu waktu lama, (2) tepat waktu, artinya orang dapat memperoleh kebutuhan tepat waktunya, (3) benar, artinya pustakawan membantu perolehan sesuatu sesuai dengan yang diinginkan. Maka dari itu pelayanan di perpustakaan idealnya dapat lebih memikat, bersahabat, cepat, dan akurat, ini berarti orientasi pelayanan perpustakaan harus didasarkan pada kebutuhan pengguna, antisipasi perkembangan teknologi informasi dan pelayanan yang ramah, dengan kata lain menempatkan pengguna sebagai salah satu faktor.

(4)

dikaitkan dengan proses belajar mengajar disekolah, perpustakaan sekolah memiliki peran yang penting dalam upaya menambah pengetahuan siswa melalui berbagai informasi serta meningkatkan kualitas pendidikan dan pengajaran. Melalui penyediaan perpustakaan, siswa dapat berinteraksi dan terlibat langsung baik secara fisik maupun mental dalam proses belajar.

Pada dasarnya, seluruh manfaat yang diberikan perpustakaan akan terwujud apabila perpustakaan sekolah di kelola dengan baik oleh pustakawan. Banyak hal yang harus diperhatikan dalam mengelola perpustakaan sehingga manfaat yang diberikan perpustakaan dapat dirasakan langsung oleh pemustaka. Salah satu hal penting yang perlu diperhatkan adalah perpustakaan harus meberikan pelayanan yang baik kepada pemustaka. Dalam kaitanya hal ini, Darmono (dalam Aini 2012 : 3) menyatakan salah satu bagian yang cukup penting dalam penyelenggaraan perpustakaan sekolah adalah layanan perpustakaan. Sebagai ujung tombak jasa perpustakaan, sebagai layanan yang berhubungan secara langsung dengan pemakai.

Pustakawan adalah orang yang bergerak dibidang perpustakaan atau ahli perpustakan. Menurut Kode Etik Ikatan Pustakawan Indonesia bahwa yang dikatakan yang disebut pustakawan adalah “Seorang yang melaksanakan kegiatan perpustakaan dengan jalan memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan tugas lembaga induknya berdasarkan ilmu perpustakaan, dokumnetasi, dan informasi yang dimiliki

melalui pendidikan”.

Librarian-Pustakawan, penyaji informasi adalah “Tenaga profesional dan fungsional dibidang perpustakaan, informasi maupun dokumentasi.

Menurut Suwarno (2009 : 62) Pustakawan adalah seorang tenaga kerja dibidang perpustakaan yang telah memiliki pendidikan ilmu perpustakaan, baik melalui pelatihan, kursus, seminar, maupun dengan kegiatan informal.

Peran pustakawan sangatlah penting bagi sebuah perpustakaan. Pustakawan

memiliki peran sebagai perantara antara informasi yang ada di perpustakaan dengan pemustaka yang membutuhkan informasi. Dengan adanya pustakawan maka perpustakaan dapat terus memberikan layanan.

Menurut Suwarno (2014 : ) sikap dasar pustakawan penting untuk dilaksanakan oleh pustakawan sebagai bentuk implementasi dan aktualisasi diri. Tugas pustakawan sebagai berikut : a) Berupaya melaksanakan tugas sesuai dengan harapan masyarakat pada umumnya dan kebutuhan pengguna perpustakaan pada khususnya. b) Berupaya mempertahankan keunggulan kompetensi setinggi mungkin dan berkewajiban mengikutu perkembangan. Kewajiban ini dimaksud agar pustakawan dapat melaksanakan tugasnya dengan sebaik-baiknya. Untuk meningkatkan dan meperluas pengetahuan serta kemampuan pustakawan, dapat dilakukan secara formal, atau informal, sendiri, maupun bersama-sama. c) Berupaya membedakan antara pandangan atau sikap hidup pribadi dan tugas profesi. Kewajuban ini mengisyaratkan bahwa seorang pustakawan harus bersikap profesional dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Artinya seorang pustakawan harus dapat memisahkan kepentingan pribadi dan profesi. d) Menjamin bahwa tindakan dan keputusannya berdasarkan pertimbangan profesional. e) Tindakan menyalahgunakan posisinya dengan mengambil keuntungan kecil atas jasa profesi. f) Bersifat sopan dan bujaksana dalam melayani masyarakat, baik dalam ucapan maupun perbuatan.

Perpustakaan SD Muhammadiyah 2 Pontianak adalah perpustakaan dan pusat belajar yang melayani siswa. SD Muhammadiyah 2 Pontianak memiliki serang petugas dalam melayani siswa/i di perpustakaan tersebut. Dalam hal ini pustakawan/atau petugas perpustakaan memiliki kaitan erat dengan siswa/i dimana kualitas layanan di menjadi tolak ukur suatu perpustakaan. Oleh sebab itu penulis ingin meneliti lebih lanjut tentang “Peran Pustakawan dalam Meningkatkan Kualitas Layanan di Perpustakaan SD

(5)

Adapun tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah : a) Bagaimana peran pustakawan dalam meningkatkan kualitas layanan di perpustakaan SD Muhammadiyah 2 Pontianak? b) Bagaimana bentuk layanan yang diberikan pustakawan terhadap perpustakaan SD Muhammadiyah 2 Pontianak.

Adapun manfaat dari penulisan tuugas akhir ini ialah : a) Manfaat teoritis dalam penulisan Laporan Tugas Akhir ini adalah dalam rangka menambah ilmu dan pengetahuan serta wawasan tentang upaya pustakawan meningkatkan kualitas layanan di Perpustakaan SD Muhammadiyah 2 Pontianak. b) Manfaat praktis dalam penulisan Laporan Tugas Akhir ini adalah untuk menambah referensi pustakawan dalam rangka meningkatkan kualitas layanan terhadap siswa SD Muhammadiyah 2 Pontianak.

METODE PENELITIAN

Di dalam penelitian ini metode yang digunakan yaitu penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah salah satu jenis penelitian yang tujuannya untuk menyajikan gambaran lengkap tentang pengaturan sosial atau dimaksudkan untuk eksplorasi dan klasifikasi mengenai suatu fenomena atau kenyataan sosial, dengan jalan mendeskripsikan sebuat variabel yang berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti antara fenomena yang diuji. Dalam penelitian ini, peneliti telah memiliki definisi jelas tentang subjek penelitian dan akan menggunakan siapa dalam menggali informasi yang dibutuhkan. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah menghasilkan gambaran akurat tentang sebuah kelompok, mengambarkan mekanisme sebuah proses atau hubungan, memberikan gambaran lengkap sehingga dapat di proses lebih lanjut dengan dasar teori yang telah dipelajari sehingga data tersebut dapat di ambil kesimpulan.

Menurut Emzir (2014 : 3) Penelitian kualitatif adalah data yang di kunpulkan lebih mengambil bentuk kata-kata atau gambar dari pada angka. Hasil penelitian tertulis berisi kutipan-kutipan dari data untuk mengilustrasikan dan menyediakan buku presentasi. Data tersebut mencangkup

transkip wawancara, catatan lapangan, fotografi, videotape, dokumen pribadi, memo dan rekaman-rekaman resmi lainya. Dalam pencarian untuk pemahaman, penelitian deskriptif tidak meredukasi halaman demi halaman dari narasi dan data lain ke dalam simbol-simbol menarik. Menganalisis data dengan segala kekayaannya sedapat dan sedekat mungkin dengan bentuk rekaman dan transkipnya. Dari pengertian di atas, peneliti menyimpulkan bahwa penelitian tentang “Peran Pustakawan dalam Meningkatkan Kualitas Layanan di Perpustakaan SD Muhammadiyah 2 Pontianak” dapat mengunakan metode penelitian kualitatif. Adapun alasan penelitian ini data yang dihasilkan berupa uraian kata-kata dan bukan angka. Data-data yang diperoleh berupa tulisan dan kata-kata yang berasal dari sumber-sumber atau informan yang dipercaya.

Data dan Sumber Data

1. Data, Data merupakan bahan mentah untuk diolah, yang hasilnya kemudian menjadi informasi. Data yang diperlukan pada peneliti ada dua data yaitu data primer yang dilakukan dengan wawancara dan observasi langsung, sedangkan data sekunder yaitu data yang diperoleh data yang sudah jadi dan diolah oleh pihak orang lain. Data yang akan peneliti butuhkan dalam penelitian ini adalah : a) Upaya pustakawan dalam meningkatkan kualitas layanan di Perpustakaan SD Muhammadiyah 2 Pontianak. b) Bentuk layanan yang akan pustakawan berikan terhadap siswa atau pemustaka di perpustakan SD Muhammadiyah 2 Pontianak.

(6)

Teknik Pengumpulan Data

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan teknik triangulasi menggabungkan 3 pengumpulan data (observasi,wawancara dan dokumentasi) : a) Observasi, Metode ini dilakukan dengan mengamati secara langsung kegiatan yang dilakukan oleh pustakawan. b) Wawancara, Metode ini dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada para informan untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan secara langsung. c) Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.

Analisis Data

Menurut Emzir (2014 : 85 ) Analisi data merupakan proses sistematis pencarian dan pengaturan transkripsi wawancara, catatan lapangan, dan materi-materi yang telah dikumpulkan untuk meningkatkan pemahaman mengenai materi-materi tersebut dan untuk memungkinkan menyajikan apa yang sudah peneliti temukan kepada orang lain.

Dalam menganalisis data, penulis memilih analisis data secara deskriftif. Adapun yang akan dilakukan dalam menganalisi data yaitu : a) Memilih data serta merangkum data tersebut yang telah didapat melalui teknik pengumpulan data. b) Menyajikan data kualitatif sesuai bentuk yang dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat. yang di dapat.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Menurut Yusuf (2013:2) Perpustakaan Sekolah adalah perpustakaan yang ada di lingkungan sekolah. Di adakannya perpustakaan sekolah adalah untuk tujuan memenuhi informasi bagi masyarakat di lingkungan sekolah yang bersangkutan, khususnya para murid dan guru. Ia berperan sebagai mediadan sarana untuk menunjang proses belajar mengajar (PBM) di tingkat sekolah. Oleh karena itu, ia merupakan bagian integral dari program penyelenggaraan pendidikan tingkat sekolah.

Menurut Bafadal (2015 : 5-6) secara terinci, manfaat perpustakaan sekolah, baik

yang diselenggarakan di sekolah dasar, maupun disekolah menengah adalah sebagai berikut : a) Perpustakaan sekolah dapat menumbulkan kegiatan kecintaan murid-murid terhadap membaca. b) Perpustakaan sekolah dapat memperkaya pengalaman belajar murid-murid. c) Perpustakaan sekolah dapat menanamkan kebiasaan belajar mandiri yang akhirnya murid-murid mempu belajar mandiri. d) Perpustakaan sekolah dapat mempercepat proses penguasaanteknik membaca. e) Perpustakaan sekolah dapat membantu perkembangan kecakapan berbahasa. f) Perpustakaan sekolah dapat melatih murid-murid ke arah tanggung jawab. g) Perpustakaan sekolah dapat memperlancar murid-murid dalam menyelesaikan tugas-tugas sekolah. h) Perpustakaan sekolah dapat membantu guru-guru menemukan sumber-sumber pengajaran. i) Perpustakaan sekolah dapat membantu murid-murid, guru-guru, dan anggota staf sekolah dalam mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan teknologi.

Jadi, kesimpulan uraian di atas dapat diketahui bahwa manfaat perpustakaan sekolah tidak hanya menjadi sumber belajar melainkan juga sebagai wadah untuk membentuk karakter siswa agar mempunyai rasa tanggung jawab.

Menurut Yusuf (2015 : 4-5) perpustakaan sekolah mempunyai empat fungsi umum, yaitu edukatif, informatif, kreasi dan riset atau penelitian sederhana.

1. Fungsi Edukatif secara keseluruhan segala fasilitas dan sarana yang ada pada perpustakaan sekolah. Terutama koleksi yang dikelolanya banyak membantu para siswa sekolah untuk belajar dan memperoleh kemampuan dasar dala mentransfer konsep-konsep pengetahuan, sehingga di kemudian hari para siswa memiliki kemampuan untuk mengembangkan dirinya lebih lanjut. Fungsi edukatif dari perpustakaan sekolah ini sesungguhnya sangat mulia dilihat dari segi pelaksanaannya.

2. Fungsi Informatif berkaitan dengan mengupayaan penyediaan koleksi perpustakaan yang bersifat “memberi

(7)

dengan kepentingan para siswa dan guru. Melalui membaca berbagai media bahan bacaan yang disediakan oleh perpustakaan sekolah, para siswa dan guru akan banyak tahu segala hal yang terjadi di dunia.

3. Fungsi Rekreasi memang bukan yang utama dari di bangunnya perpustakaan sekolah, namun hanya sebagai pelengkap saja guna memenuhi kebutuhan sebagian anggota masyarakat sekolah akan hiburan intelektual.

4. Fungsi Riset atau penelitian. Ini dimaksudkan adalah koleksi perpustakan sekolah bisa dijadikan bahan untuk membantu dilakukannya kegiatan penelitian sederhana. Sejenis tentang informasi pendidikan setingkat sekolah yang bersangkutan sebaliknya di simpan di perpustakaan sehingga demikian, jika ada orang atau peneliti yang ingin mengetahui tentang informasi tertentu tinggal mencari di perpustakaan.

A. Peran Pustakawan Meningkatkan Kualitas Layanan di Perpustakan SD Muhammadiyah 2 Pontianak

Menurut Soerjono ( dalam Agung 2002 : 1) yaitu peran merupakan aspek dinamis kedudukan (status), apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajiban sesuai dengan kedudukanya, maka ia menjalankan suatu peran. Hakikatnya peran juga di rumuskan sebagai suatu rangkaian perilaku tertentu yang ditimbulkan oleh suatu jabatan tertentu. Kepribadian juga mempengaruhi bagaimana perna itu harus di jalankan. Peran yang dimainkan pada hakikatnya tidak ada perbedaan , baik yang dimainkan/diperankan pemimpin tingkat atas, menengah maupun bawah akan mempunyai peran yang sama.

Dari berapa pengertian di atas, dapat diketahui bahwa peran adalah suatu sikap atau perilaku yang di harapkan oleh orang banyakatau sekelompok orang terhadap seseorang yang memiliki status atau kedudukan tertentu.

Kata pustakaan berasal dari kata “pustaka” penambahan kata “wan” diartikan sebagai orang yang pekerjaannya atau profesinya

terkait erat dengan dunia pustaka atau bahan pustaka. Dalam bahasa inggris pustakawan di sebut sebagai “Librarian” yang terkait dengan “Library”.

Pustakawan adalah orang yang memberikan dan melaksanakan kegiatan perpustakaan dalam usaha untuk memberikan layanan /jasa kepada masyarakat sesuai dengan misi yang diemban oleh badan induknya berdasarkan ilmu perpustakaan dokumentasi dan informasi yang di perlukan melalui pendidikan.

Menurut undang-undang Nomor 43 tahun 2007 tentang perpustakaan, ditegaskan bahwa pustakawan adalah seorang yang dimiliki kompetei yang di peroleh melalui pendidikan atau pelatihan tentang kepustakawanan serta mempunyai tugas dan tanggungjawab untuk melaksanakan pengelolaan dan pelayanan peprustkaan.

(8)

melatih. Mendidik adalah mengembangkan kepribadian, mengajar adalah mengembangkan kemampuan berfikir, dan melatih adalah membina dan mengembangkan keterampilan. Oleh karenanya, pustakawan harus memiliki kecakapan mengajar, melatih, mengembangkan, baik para pegawai maupun para pengguna jasa yang dilayanani. 2) Manajer pada hakikatnya pustakawan adalah “manajer informasi” yang mengelolah informasi pada satu sisi, dengan pengguna informasi pada sisi lain. Informasi yang banyak dan terdapat dalam berbagai wadah yang jumlag selalu bertambah harus dikelolah dengan baik. Kebutuhan informasi pengguna merupakan dasar pengelolahaan informasi. 3) Sebagai administrator pustakawan harus menyusun, melaksanakan, dan mengevaluasi, program perpustakaan, serta dapat melakukan analisis, atas hasil yang telah dicapai, kemudian melakukan upaya-upaya perbaikan untuk mencapai hasil yang lebih baik. Oleh karena itu, seorang pustakawan harus mempunyai pengetahuan luas di bidang organisasi, sistem dan prosedur kerja. 4) Sebagai supervisor pustakawan harus : (a) dapat melaksanakan pembinaan profesional, untuk mengembangkan jiwa kesatuan dan persatuan antar sesama pustakawan, sehingga dapat menumbuhkan dan peningkatan semangat kerja, dan kebersamaan: (b) Dapat meningkatkan prestasi, pengetahuan dan keterampilan, baik rekan-rekan sejawat maupun masyarakat pengguna yang dilayani : (c) Mempunyai wawasan yang luas, pandangan jauh ke depan, memahami beban kerja, hambatan-hambatan, serta bersikap sabar, tetap tegas, adil, obyektif dalam melaksanakan tugasnya : dan (d) Mampu berkoordinasi, baik dengan sesama pustakawan maupun dengan para pembinanya dalam menyelesaikan berbagai persoalan dan kendala, sehingga mampu meningkatkan kinerja unit organisasinya. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan cara memperoleh data dan wawancara kepada narasumber mengenai peran pustakawan di SD Muhammadiyah 2 pustakawan melayani pemustaka dengan efektif, apa yang

pemustaka butuhkan pustakawan selalu memenuhi kebutuhan pemustaka. Menjawab semua pertanyaan pemustaka jika pemustaka merasa kesulitan mencari informasi di perpustakaan serta merapikan kembali buku yang selesai di baca oleh pemustaka ke rak. Pustakawan juga memberikan pelayanan dengan ramah kepada pemustaka saat proses peminjaman dan pengembalian buku di perpustakaan. Selain itu, pustakawan sangat di anggap penting oleh pemustaka selain mengolah buku pustakwan juga berperan penting terhadap suasana dan memberikan kenyamanan kepada pemustaka.

B. Bentuk Layanan yang di berikan perpustakaan di SD Muhammadiyah 2 Pontianak

Berbagai kegiatan yang disiapkan untuk kebutuhan anak-anak dari pemilihan bahan pustakansampai kepada pelayanannya disesuaikan untuk anak menurut usia dan selera anak-anak.

Oleh karena itu koleksi untuk anak usia ini adalah buku-buku yang banyak gambar dan warna-warni, namun sudahmulai ada sedikit teks. Penyediaan bacaan yang tepat adalalah menjadi tanggung jawab pustakawan agar anak tertarik dengan gemar membaca. Anak- anak harus menemukan kepuasan membaca, karena itu pustakawan tidak boleh mengabaikan selera anak.

Tujuan dari layanan anak-anak anatara lain adalah : (1) Menyediakan koleksi berbagai bentuk bahan pustaka, serta penyajianya yang menarik perhatian anak dan mudah di gunakan. (2) Memberikan bimbingan kepada anak-anak dalam memilih buku dan bahan pustaka lainya yang sesuai dengan usianya. (3) Membina, mengembangkan dan memelihara kesenangan membaca sebagai hobi dan mendidik anak belajar mandiri (4) Mempergunakan sumber daya yang ada di perpustakaan untuk menunjang pendidikan seumur hidup. (5) Membantu anak untuk mengembangkan kecakapanya dan menambah pengetahuan sosialnya.

(9)

Yakni bentuk layanan terbaik yang memberi kepuasan kepada orang atau masyarakat yang dilayani.

Kepuasan mereka adalah tujuan layanan perpustakaan. Para pemustaka itu dapat terdiri dari masyarakat yan memiliki latar pendidikan yang berbeda dan memiliki ragam budaya. Oleh karena itu perpustakaan sebagai lembaga penyedia informasi dan jasa berusaha memberikan layanan yang memuaskan pemustaka. Yakni tingkat perasaan orang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakan dengan harapanya. Kepuasan pemustaka dipengaruhi oleh empati, jaminan mutu, kendala, komprehensif, kebaruan informasi, manajerial, dan trendi. 1) Layanan yang empati adalah layanan yang di berikan dengan mengoptimalkan

kemampuan pertugas

perpustakaan/pustakawan untuk mengenali, mengindera presfektif orang lain sebagai dasar membangun hubungan interpersonal yang sehat.Apabila kesadaran diri/self awarencess tefokus pada pengenalan emosi diri, maka dalam empati perhatianya dapat di alihkan pada pengenalan emosi orang lain. 2) Jaminan mutu,yakni upaya penyediaan jasa yang terpusat pada kemampuan dan keahlian pustakawan. Dengan kempuan layanan yang baik itulah pemustaka percaya akan kualitas layanan yang di berikan. 3) Kendala/ realiability, yakni kemampuan petugas perpustakaan terutama pustakawan dalam memberikan layanan informasi sesuai dengan apa yang di janjikan, dengan tepat, akurat, dan memuaskan.4) Komprehensif, yakni layanan perpustakaan untuk menyediakan bahan informasi berbagai bidang dalam berbagai media. Dengan demikian perpustakaan akan mampu memberikan informasi dalam berbagai bidang kepada pemustaka yang memerlukan informasi yang berbeda. 5) Manajerial,pengelolaan dan penyelenggaraan layanan perpustakaan harus didasarkan pada sistem manajemen yang jelas dengan kepemimpinan yang visioner dan perencanaan strategis. Kepeminmpinan akomodatif, komunikatif, dan demokratis akan mendorong terciptanya manajemen efektif. 6) Trendi/ trendy, layanan perpustakaan seharusnya

mengikuti tuntutan kemajuan iftek dan penemuan baru sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tanpa usaha ini lama kelamaan perpustakaan akan ditinggalkan masyarakatnya.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian yang penulis lakukan dalam Tugas Akhir dapat di simpulkan sebagai berikut : 1) Peran pustakawan di perpustakaan SD Muhammadiyah 2 cukup baik, pustakawan/ petugas melayani kebutuhan pemustaka yang kurang paham bagaimana cara meminjam dan mengembalikan buku. 2) Petugas juga berperan sabar dalam menghadapi pemustaka khususnya pemustaka anak-anak yang berkunjung ke perpustkaan. 3) Layanan yang diberikan oleh pustakawan/ petugas cukup dari sikap dan pelayanan terhadap pemustaka. Petugas memberikan layanan anak baik berupa bahan pustaka yang digemari pemustaka anak-anak yaitu cerita rakyat, dongeng, cerpen, dan dll.

Saran

(10)

kurangnya pemahaman tentang bagaimana taat cara meminjam dan mengembalikan bahan pustaka. 4) Pustakawan harus lebih kreatif dan sigap dalam melayanani pemustaka, dan harus tahu apa yang di butuhkan pemustaka.

DAFTAR RUJUKAN

Aini, Latifa. 2012. “Pelayanan

Perpustakaan Sekolah dalam

Meningkatkan Minat Baca Siswa di SD Negeri Giwangan, Goro dan

Ungaran I”. Di akses Pada 08 Juli

2018, dari

http://eprints.ac.id/19473/1/Latifa%2 0Aini.pdf.

Emzir. 2014. “Metode Penelitian

Kualitatif : Analisis Data”. Jakarta : Rajawali Pers

Hermawan, Rachman dan Zen, Zulfikar. 2010. “Etika Kepustakawanan : Suatu Pendekatan Terhadap Kode

Etik Pustakawan Indonesia”.

Jakarta : Sagung Jeto.

Lasa, Hs. 2009. “Layanan Prima

Perpustakaan”. Diakses pada 04

Juli 2018, dari

http://repository.umy.ac.id/Layanan %Prima%20Perpustakaan.pdf.

Senen, Marsahno. 2015. “Peran Pustakawan dalam Meningkatkan Kualitas Layanan Pengguna di Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Provinsi Sulawesi

Utara”. Di akses Pada 03 Juli 2018, darihttp://media.neliti.com/media/pu

blication/93214-ID-peranan- pustakawan-dalam-meningkatkan-ku.pdf.

Suwarno, Wiji. 2014. “Ilmu Perpustakaan

dan Kode Etik : Perpustakaan”.

Jogyakarta : Ar- Ruzz Media.

Undang-undang Nomor 43 tahun 2007 tentang Perpustakaan. 2009.

(11)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan perbandingan persentase aktivitas harian maupun frekeunsi aktivitas individu owa jantan sebelum, selama dan pada saat tidak lagi diberikan sanrego

Sistem Usulan Administrator Petugas Waserda Bendahara Sekretaris Ketua Koperasi Login Mengelola Data Barang Mengelola data Users Input Permission Access Mengelola Data

Tujuan Penelitian : untuk mengetahui effektivitas konseling HIV/AIDS terhadap pengetahuan ibu hamil dalam pelaksanaan screening HIV/AIDS di Wilayah Puskesmas

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatnya sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “ANALISIS DAN PERANCANGAN

PKWT harus dibuat secara tertulis serta harus menggunakan bahasa Indonesia dan huruf latin, bahkan dalam hal PKWT yang dibuat tidak dengan tertulis dinyatakan sebagai Perjanjian

Analisis PCR secara simpleks dengan mengguna- kan primer spesifik untuk event BT11 memperlihatkan hasil positif pada sampel jagung event BT11 dan sampel event stacked PRG

14 yang meneliti tentang pengaruh edukasi gizi berbasis web tehadap peningkatan konsumsi buah dan sayur dan susu pada siswa SMA, menunjukkan bahwa terdapat peningkatan

 Menggunakan KDB yang kecil yaitu 30 %, untuk rencana pembangunan baru yang akan datang, sehingga pada tahap akhir penataan kawasan tersebut akan1. memiliki ruang hijau