• Tidak ada hasil yang ditemukan

Memori dan Berpikir tingkat (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Memori dan Berpikir tingkat (1)"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI

Universitas Mercu Buana Kampus B Menteng 2014/2015

MEMORI DAN BERPIKIR

Mata Kuliah Psikologi Komunikasi

Disusun Oleh :

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan YME, yang telah memberikan izin dan

kekuatan kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Memori dan Berpikir” ini tepat pada waktunya.

Tugas ini ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Komunikasi. Kami

mengucapkan terimakasih kepada Bapak Rahmadya Putra Nugraha, M.Si, selaku

dosen pembimbing kami dan juga semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu

per satu yang turut membantu kelancaran dalam penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan kelemahannya,

baik dalam isi maupun sistematikanya. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan

pengetahuan dan wawasan kami. Oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan kritik

dan saran untuk menyempurnakan makalah ini.

Kami mengharapkan semoga makalah ini dapat memberikan manfaat, khususnya

bagi kami tim penyusun dan umumnya bagi pembaca.

Jakarta, Mei 2014

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI...iii

DAFTAR GAMBAR ...iii

I. PENDAHULUAN... 4

II. ILMU PSIKOLOGI... 5

III. MEMORI ... 5

III. 1. Proses Terjadinya Memori ... 6

III. 2. Mekanisme Kerja Memori ... 8

III. 3. Jenis – Jenis Memori ... 9

III. 3. 1. Sensory Memory ... 9

III. 3. 2. Short Term Memory ... 9

III. 3. 3. Long Term Memory ... 10

IV. BERPIKIR ... 12

IV. 1. Jenis – Jenis Berpikir ... 12

IV. 2. Fungsi Berpikir ... 14

IV. 2. 1. Menetapkan Keputusan (decision making) ... 14

IV. 2. 2. Memecahkan Persoalan (problem solving) ... 15

IV. 2. 3. Berpikir Kreatif (creative thinking) ... 17

V. KEPRIBADIAN MANUSIA DARI SISI PSIKOLOGI ... 19

VI. KESIMPULAN ... 20

DAFTAR PUSTAKA ... 21

(4)

I. PENDAHULUAN

Psikologi berhubungan dengan proses mental dan perilaku manusia. Proses mental

mengacu pada kognisi dan afeksi, sedangkan perilaku atau tindakan adalah apa saja

yang dilakukan oleh manusia, termasuk dalam bentuk komunikasi1.

Sebagaimana telah diterangkan pada pembahasan sebelumnya mengenai system

komunikasi intrapersonal, bahwa untuk memahami apa yang terjadi ketika orang

saling berkomunikasi, maka seseorang perlu untuk mengenal diri mereka sendiri dan

orang lain.

Proses pengeloalaan informasi dalam komunikasi intrapersonal melalui beberapa

tahapan yakni sensasi, persepsi, memori, dan berpikir. Tahapan-tahapan tersebut

termasuk dalam proses kognisi yang terjadi dalam psikologi manusia.

Proses didapatkannya suatu memori terjadi ketika proses sensasi dan

pengolahannya menjadi suatu persepsi telah berlangsung di dalam otak manusia.

Dalam komunikasi, memori memegang peranan penting dalam mempengaruhi

persepsi maupun cara berpikir.

Dalam makalah ini, akan dijelaskan pula mengenai kepribadian manusia.

Pembahasan kepribadian manusia disini menyangkut karakteristik dari tingkah laku

seseorang dan erat kaitannya dengan proses komunikasi.

(5)

II. ILMU PSIKOLOGI

Menurut Richard Mayer (1981) Ilmu psikologi merupakan analisis mengenai proses

mental dan struktur daya ingat untuk memahami perilaku manusia. Alasan kami

disini memilih definisi dari Richard Mayer karena psikologi adalah ilmu yang

mempelajari atau memahami perilaku manusia, tidak hanya sekedar memahami

perilaku manusia tetapi harus memiliki cara yang sistematis, melibatkan proses

mental dan struktur daya ingat untuk kita dapat mendalami dan memahami betul

perilaku setiap manusia dengan bukti-bukti yang kuat dan akurat.2

Maka dari itu, ilmu psikologi ini memegang peranan yang sangat penting untuk

berinteraksi dengan sesama manusia (human behavior). Karena melalui ilmu

psikologi kita dapat mengamati karakter dari setiap manusia, sehingga kita dapat

melakukan segala bentuk komunikasi yang kita harapkan berjalan dengan efektif.

III. MEMORI

Memori adalah suatu sistem yang sangat berstruktur yang menyebabkan organisme

sanggup merekam fakta tentang dunia dan menggunakan pengetahuannya untuk

membimbing perilakunya3.

Konsepsi lama tentang memori manusia adalah bahwa memori itu semata-mata

hanya tempat penyimpanan informasi dalam waktu yang lama. Jadi memori adalah

koleksi potongan-potongan kecil informasi yang terlepas-lepas dan tidak saling

berkaitan. Memori juga dapat dikatakan sebagai suatu alat yang berfungsi untuk

menangkap, mengolah dan menggunakannya di lain waktu ketika di butuhkan.4

2

植木理惠, 原來這才是心理學, 商周出版, 2011 3Diyas Prada a,

Sensasi, Persepsi, Memori dan Berpikir , tersedia:

http://diyaspradana.blogspot.com/2011/03/sensasi-persepsi-memori-dan-berpikir.html, diakses pada 7 April 2014

4

(6)

Manusia mampu menyimpan ataupun mengingat informasi dari berbagai peristiwa

yang dialaminya. Dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat mengingat banyak hal,

seperti bahasa, kosa kata, dimana letak dapur dan kamar mandi, bagaimana

menyalakan mobil, bagaimana cara mendapatkan bis dan lain sebagainya. Ini semua

adalah contoh-contoh sederhana. Pada tingkat yang lebih tinggi kita juga mengingat

hal-hal yang lebih membutuhkan kerja otak, seperti acara apa yang di agendakan

untuk kerja esok hari.

III. 1. Proses Terjadinya Memori

Memori berlangsung melalui tiga proses, yaitu:5

a. Proses pengkodean (encoding)

Pada tahap ini terjadi proses memasukkan informasi yang ada dengan

mengubah sifat informasi ke dalam bentuk yang sesuai dengan sifat-sifat

organisme, seperti simbol-simbol atau gelombang-gelombang listrik tertentu

yang sesuai dengan sifat organisme. Maksudnya, di mana kita mengubah

fenomena fisik menjadi kode-kode yang diterima ingatan (misalnya;

pendengaran, penglihatan, perabaan dan lain-lain), dan kita menyimpannya

ke dalam ingatan kita. Proses ini sangat mempengaruhi lamanya suatu

informasi disimpan dalam memori, dan kemampuan/kecepatan setiap individu

pada proses ini sangat beragam, ada yang cepat dan ada pula yang lambat.

Ada dua cara pengubahan informasi masuk ke dalam ingatan, yaitu:

Secara sengaja.

Proses pengubahan informasi dilakukan dengan sengaja atau dengan

kesadaran dimasukkan ke dalam ingatan. Contohnya mengamati sesuatu

dengan seksama lalu dengan sengaja memasukkan atau memahaminya

ke dalam ingatan.

Secara tidak sengaja.

Proses pengubahan informasi terjadi dengan tidak sengaja dimasukkan

ke dalam ingatan. Contohnya, jika dipukul akan terasa sakit. Informasi

tersebut akan disimpan sebagai pengertian akan rasa sakit.

5Teguh “uta to, “eluk Beluk I gata Me ori Ma usia’, tersedia:

(7)

b. Proses penyimpanan (storage)

Adalah proses penyimpanan dari informasi yang telah diubah pada tahap

encoding. Tahap kedua ini disebut juga retensi. Pada tahap ini terjadi

pengendapan informasi yang telah terkode dalam suatu tempat tertentu.

Ketika kita telah mempelajari sesuatu biasanya akan tersimpan dalam bentuk

jejak-jejak (traces) dan bisa ditimbulkan kembali. Jejak-jejak tersebut biasa

juga disebut dengan memory traces. Walaupun disimpan namun jika tidak

sering digunakan maka memory traces tersebut bisa sulit untuk ditimbulkan

kembali bahkan juga hilang, ketika jejak tersebut hilang maka terjadi suatu

fenomena yang kita sebut lupa.

c. Proses mengingat (retrieval)

Adalah proses mengingat kembali dari apa yang telah disimpan pada tahap

kedua tadi. Mengingat kembali merupakan suatu proses mencari dan

menemukan informasi yang disimpan dalam memori untuk suatu keperluan

atau kebutuhan.

Proses mengingat diketahui dengan 4 cara sebagai berikut:6

Recall. Yaitu proses aktif untuk menghasilkan kembali fakta dan informasi

secara verbatim (kata demi kata) tanpa adanya petunjuk yang jelas.

Contohnya mengingat merek sebuah mobil tanpa adanya mobil yang

sedang diingatnya tersebut.

Recognition. Yaitu mengenal fakta agak lebih mudah daripada

mengingat kembali. Contohnya Mengingat merek mobil ketika melihat

bendanya atau bentuk mobilnya.

(8)

Reintegrative. Yaitu proses merekonstruksi seluruh masa lalu dari satu

petunjuk memori kecil. Petunjuk memori ini bisa berupa warna,

bau-bauan, atau tempat. Contoh dari proses mengingat jenis ini adalah ketika

anda sedang berada di suatu café dan tempat itu mengingatkan anda

tentang kencan pertama dengan mantan kekasih anda.

Relearning. Yaitu proses menguasai kembali pelajaran yang sudah kita

peroleh termasuk pekerjaan memori

III. 2. Mekanisme Kerja Memori

Dari penjelasan mengenai proses berlangsungnya memori, berikut adalah

mekanisme bagaimana otak kita bekerja untuk memproses informasi yang di dapat

melalui rangsangan indra dan menyimpannya menjadi memori, teori ini disebut

dengan The Information Processing Model7

7Kha A ade y,

Information processing model: Sensory, working, and long term memory tersedia: http://www.youtube.com/watch?v=pMMRE4Q2FGk, diakses pada 7 April 2014

(9)

Teori ini dikembangkan oleh para ahli psikologi didasarkan pada karya Atkinson dan

Shriffin pada tahun 19688 Fokus dari model ini adalah pada bagaimana informasi disimpan dalam memori. Model ini mengusulkan informasi yang diproses dan

kemudian disimpan dalam 3 jenis memori (sensory, short term & long term memory).

Dalam teori ini, cara bekerja otak kita di asumsikan bekerja seperti mesin komputer,

yakni adanya input – process – output.

III. 3. Jenis – Jenis Memori

III. 3. 1. Sensory Memory

Sensory memory atau bisa juga disebut dengan sensory register adalah

interaksi pertama dengan informasi yang di dapatkan dari lingkungan di sekitar.

Sensory memory ini merupakan record sementara dari informasi yang

dirasakan atau diserap. Sensory memory bertahan dalam periode waktu yang

berbeda-beda, tergantung rangsangan yang diterima dan proses encoding

yang terjadi.

Sensory memory terbagi menjadi 2 komponen, yakni:

a. Iconic memory: memori yang terbentuk dari apa yang kita lihat; umumnya

suatu proses penyimpanan memori sementara, artinya informasi yang

disimpan hanya dipertahankan selama informasi tersebut masih dibutuhkan9.

8

Wikipedia Atkinson–Shiffrin memory model tersedia

http://en.wikipedia.org/wiki/Atkinson%E2%80%93Shiffrin_memory_model diakses pada 11 Mei 2014 9Teguh “uta to Je is

(10)

Ingatan yang masuk dalam sensory memory diteruskan kepada short term

memory. Short term memory juga memiliki 3 komponen, yaitu:10

a. Visuo-Spatial Sketchpad : memori yang terbentuk dari iconic memory;

berupa visual & spatial information seperti: gambar, wajah manusia, sebuah

tempat

b. Phonological loop : memori yang terbentuk dari echoic memory dan juga

iconic memory; berupa verbal information seperti: nomor telepon, nama

gedung, nama jalan

c. Central Executive: komponen yang mengkoordinasikan visuo-spatial

sketchpad & phonological loop, untuk memproses input yang memiliki

informasi verbal dan visual secara bersamaan. Misalnya saat membaca

peta yang memiliki gambar, nama jalan, dan landmarks.

Ketika Central Executive mengkoordinasikan visuo-spatial sketchpad &

phonological loop untuk memproses informasi verbal dan visual, kemudian

visuo-spatial sketchpad & phonological loop membuat suatu representasi yang

kemudian disimpan dalam episodic buffer. Episodic buffer ini bekerja sebagai

konektor ke Long Term Memory.

III. 3. 3. Long Term Memory

Long term memory adalah suatu proses memori atau ingatan yang bersifat

permanen, artinya informasi yang disimpan sanggup bertahan dalam jangka

waktu yang sangat panjang11.

Long term memory merupakan tahapan akhir dari The Information Processing

Model. Sama halnya dengan sensory & short term memory, long term memory

juga memiliki 2 komponen, yaitu;12

10Kha A ade y,

Information processing model: Sensory, working, and long term memory tersedia: http://www.youtube.com/watch?v=pMMRE4Q2FGk, diakses pada 7 April 2014

11

Teguh “uta to Je is-Je is I gata e ori tersdeia: http://jalurilmu.blogspot.com/2011/11/jenis-jenis-ingatan-memori.html, diakses pada 14 April 2014

12Brai HQ Types of Me ory tersedia:

(11)

a. Explicit / declarative memory: memori yang secara sadar terbentuk dari

fakta, peristiwa atau kejadian dan dapat kita ceritakan secara detail. Explicit

memory terbagi menjadi 2 jenis, yaitu:

Semantic Memory: memori yang berhubungan dengan kata-kata,

seperti: mengingat nama Ibu Kota suatu Negara, mengingat nama,

mengingat arti kata

Episodic Memory: memori yang berhubungan dengan suatu kejadian

(event). Seperti: mengingat hari pertama kuliah, konser, pesta ulang

tahun

b. Implicit / non–declarative memory: memori yang terbentuk dengan cara

mengulangi kegiatan yang kompleks berulang-ulang sampai semua sistem

saraf yang relevan bekerja sama untuk secara otomatis menghasilkan

aktivitas. Implicit memory juga terbagi menjadi 2 jenis, yaitu:

Procedural memory: memori mengenai bagaimana caranya

melakukan sesuatu, seperti: bagaimana cara mengendarai sepeda,

cara mengupas bawang, cara mengikat tali sepatu, cara membuat

origami, dsb

Priming memory: memori yang berasal dari pengambilan

kesimpulan berdasarkan pengalaman yang baru saja terjadi atau

yang paling dialami, seperti: ketika seseorang diminta untuk

(12)

IV. BERPIKIR

Proses selanjutnya yang mempengaruhi penafsiran kita terhadap stimuli adalah

berpikir. Dalam berpikir, kita melihat semua proses yang kita sebut diawal, yaitu

sensasi, persepsi dan memori. Berpikir menunjukkan berbagai kegiatan yang

melibatkan penggunaan konsep dan lambang, sebagai pengganti objek dan

peristiwa13

Definisi yang paling umum dari berfikir adalah berkembangnya ide dan konsep di

dalam diri seseorang. Perkembangan ide dan konsep ini berlangsung melalui proses

penjalinan hubungan antara bagian-bagian informasi yang tersimpan di dalam diri

seseorang yang berupa pengertian-pengertian.

Berpikir kita lakukan untuk memahami realitas dalam rangka pembuatan

keputusan (

Decision making

), memecahkan persoalan (

Problem solving

), dan

menghasilkan yang baru (

creativity

). Memahami realitas berarti menarik

kesimpulan, Meneliti berbagai kemungkinan penjelasan dari realitas eksternal

dan internal. Sehingga dengan singkat Anita Taylor mendefinisikan berpikir

sebagai proses penarikan kesimpulan.

Thingking is a inferring process

.

IV. 1. Jenis – Jenis Berpikir

Secara garis besar ada dua macam berpikir yakni:14

Berpikir autistic  melamun, menghayal, berfantasi. Dengan berpikir

demikian orang melarikan diri dari kenyataan dan melihat hidup sebagai

gambar-gambar fantastis.

Berpikir realistic  disebut juga nalar (reasoning), yakni berpikir dalam

rangka menyesuaikan diri dengan dunia nyata.

13

Er i Izatti “iste Ko u ikasi I traperso al tersedia:

http://notasimediaerni.wordpress.com/2011/05/22/sistem-komunikasi-intrapersonal/, diakses pada 11 Mei 2014

(13)

Ruch (dalam Rakhmat,2003) menyebut ada tiga macam bentuk berpikir realistic,

yakni :15

Berpikir Deduktif

Dalam berpikir deduktif, kita mulai mengerucutkan dari hal-hal yang umum

menjadi hal-hal yang lebih khusus. Berpikir deduktif berguna untuk

mengambil kesimpulan dari hal-hal yang umum kepada hal- hal yang

Merupakan kebalikan berpikir deduktif: dimulai dari hal-hal yang khusus dan

kemudian mengambil kesimpulan umum. Disini kita melakukan generalisasi,

contoh:

Saya bertemu dengan Asep, mahasiswa FIKOM. Ia pandai bicara. Saya

berjumpa dengan Heli, Yeni, Hamdan; semuanya mahasiswa FIKOM

dan pandai bicara. Saya menyimpulkan, mahasiswa FIKOM pandai

bicara.

Ketepatan berpikir induktif bergantung pada memadainya kasus yang

dijadikan dasar. Misalnya, apakah lima orang mahasiswa Fikom cukup untuk

dijadikan sampel yang representatif

Berpikir evaluative

Yakni berpikir kritis, menilai baik buruknya, tepat tidaknya suatu gagasan.

Kita menilainya menurut kriteria tertentu.

Hal yang lazim dilakukan orang adalah berpikir analogis, yakni berpikir dengan cara

menggunakan perbandingan atau kontras. Ini bukanlah cara berpikir logis. Bahkan,

studi-studi yang ada menunjukan bahwa tidak hanya kalangan awam para ahli pun

umumnya berpikir analogis.

(14)

Misalnya, jika anda mengatakan bahwa kehidupan di Jawa seperti di Kalimantan,

Anda menggunakan perbandingan. Jika anda membandingkan keadaan pedesaan

Indonesia sebelum dan sesudah Orde Baru, anda menggunakan kontras.

Robert J. Stenberg, psikologi dari Yale University, meneliti penggunaan analogi ini

(sternberg, 1977). Ia menulis “Kita berpikir secara analogis setiap kali menetapkan

keputusan tentang sesuatu yang baru dalam pengalaman kita, dengan

menghubungkannya pada sesuatu yang sama pada masa lalu”

Berpikir analogis yang tidak logis paling sering kita gunakan untuk menetapkan

keputusan, memecahkan soal, dan melahirkan gagasan baru.

IV. 2. Fungsi Berpikir

IV. 2. 1. Menetapkan Keputusan (decision making)16

Salah satu fungsi berpikir ialah menetapkan keputusan. Sepanjang hidup kita

harus menentapkan keputusan. Sebagian dari keputusan itu ada yang

menentukan masa depan kita. Setiap keputusan yang diambil, akan disusul

oleh keputusan-keputusan lainnya yang berkaitan.

Contoh: Ketika memutuskan belajar ke luar negeri, Kita juga harus

memutuskan untuk tidak menikah dahulu, untuk meninggalkan keluarga, untuk

hidup sendiri di rantau, dan seterusnya.

Keputusan yang kita ambil beraneka ragam. Akan tetapi, ada tanda-tanda

umumnya, yaitu :

a. keputusan merupakan hasil berpikir, hasil usaha intelektual

b. keputusan selalu mellibatkan pilihan dari berbagai alternatif, dan

c. keputusan selalu melibatkan tindakan nyata, walupun pelaksanaanya

boleh ditangguhkan atau dilupakan.

(15)

Faktor-faktor personal amat menentukan hasil keputusan yang kita ambil.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan antara lain: 17

a. Kognisi  kualitas dan kuantitas pengetahuan yang dimiliki. Contoh:

Bila kita tahu bahwa suatu daerah itu berbahaya. Maka kita akan

memutuskan untuk tidak datang ke daerah tersebut

b. Motif dan Sikap  dorongan-dorongan dalam diri manusia yang

menyebabkan manusia itu berbuat sesuatu. Contoh: Bila kita ingin naik

jabatan atau memperoleh posisi penting di kantor. Kita memutuskan

untuk bergaul dengan orang-orang terkait yang bisa memudahkan kita

memperoleh posisi tersebut

Kognisi, motif dan sikap tidak bisa dilihat secara terpisah karena kemungkinan

ketiga faktor tersebut akan berlangsung sekalilgus.

IV. 2. 2. Memecahkan Persoalan (problem solving)

Masalah timbul ketika rutinitas kita terganggu, apa yang kita pikirkan dan

rencanakan mengenai suatu hal ternyata tidak sesuai dengan

kenyataan.

Proses pemecahan masalah berlangsung 5 tahap, yaitu:

 Terjadi peristiwa ketika perilaku yang biasa dihambat karena sebab-sebab tertentu. Anda mula-mula akan mengatasinya dengan

pemecahan yang rutin. Contoh : mobil mogok, Anda starter berkali-kali.

Bila cara biasa ini gagal, masalah timbul

 Anda mencoba menggali memori Anda untuk mengetahui cara-cara apa saja yang efektif pada masa yang lalu. Misalnya: Mobil mogok bisa

didorong.

 Pada tahap ini Anda akan mencoba seluruh kemungkinan pemecahan yang pernah Anda ingat atau yang anda pikirkan. Semua Anda coba. Ini

disebut penyelesaian mekanis (mechanical solution) dengan uji coba –

trial and error

(16)

 Anda mulai menggunakan lambang-lambang verbal dan grafis untuk mengatasi masalah. Anda mencoba memahami situasi yang terjadi,

mencari jawaban, dan menemukan kesimpulan yang tepat. Anda

mungkin menggunakan deduksi, atau induksi; tetapi karena jarang

memeroleh informasi lengkap, Anda lebih sering menggunakan analogi.

 Tiba-tiba terlintas didalam pikiran anda suatu pemecahan. “Aha, sekarang saya tahu, mobil saya mati karena air accu nya habis” Kilasan

pemecahan ini disebut Aha Erlebnis (pengalaman Aha), atau lebih lazim

disebut insight solution

Kelima tahap tersebut bisa saja terjadi dalam tiap penyelesaian masalah, tetapi

tentu saja tidak selalu begitu. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses

penyelesaian masalah antara lain:18 a. Situasional dan personal

Situasional terjadi, misalnya, pada stimulus yang menimbulkan masalah

pada sifat-sifat masalah: sulit mudah, baru lama, penting-kurang

penting, melibatkan sedikit atau banyak masalah lain

b. Biologis dan sosiopsikologis

Faktor biologis: Manusia kurang tidur mengalami penurunan

kemampuan berpikir; begitu pula bila ia terlalu lelah

Faktor Sosiopsikologis :

Contoh :

 Motivasi  motivasi yang rendah mengalahkan perhatian. Motivasi yang tinggi membatasi fleksibilitas

 Kepercayaan dan sikap yang salah  asumsi yang salah dapat menyesatkan kita. Kerangka rujukan yang tidak cermat

menghambat efektivitas pemecahan masalah

(17)

 Kebiasaan  kecenderungan untuk mempertahankan pola berpikir tertentu, atau melihat masalah hanya dari satu sisi saja, atau

kepercayaan yang berlebihan dan tapa kritis pada pendapat

otoritas, menghambat pemecahan masalah yang efisien

 Emosi  Dalam menghadapi berbagai situasi, kita tanpa sadar sering terlibat secara emosional

IV. 2. 3. Berpikir Kreatif (creative thinking)19

Berpikir kreatif diperlukan mulai dari: komunikator yang harus mendesain

pesannya, insinyur yang harus merancang bangunan, ahli iklan yang harus

menata pesan verbal dan pesan grafis, sampai pada pemimpin masyarakat

yang harus mengembalikan perspektis baru dalam mengatasi masalah sosial.

Berpikir kreatif harus memenuhi tiga syarat :

 Kreatifitas melibatkan respons atau gagasan yang baru, atau yang secara statistic sangat jarang terjadi

 Dapat memecahkan persoalan secara realistis

 Merupakan usaha untuk mempertahankan insight (memahami diri sendiri) yang orisinal, menilai, dan mengembangkannya sebaik mungkin

Guilford membedakan antara berpikir kreatif dan yang tidak kreatif dengan

konsep berpikir Convergent dan Divergentt. Berpikir Convergent adalah

kemampuan untuk memberikan satu jawaban yang tepat pada pertanyaan yang di ajukan. Contoh: Jika anda ditanya, “Apa ibu kota Republik Indonesia?” Anda menjawabnya dengan berpikir Convergent. Sebaliknya, berpikir Divergent jawaban yang di tanyakan bisa banyak. Contoh: Jika anda ditanya , “Apakah perbedaan antara bank dan koperasi? Sebutkan sebanyak mungkin!” Anda menjawabnya dengan berpikir Divergent.

Orang kreatif cenderung ditandai dengan pola berpikir Divergent, yakni,

mencoba menghasilkan sejumlah kemungkinan jawaban. Berpikir Convergent

erat kaitannya dengan kecerdasan sedangkan Divergent, dengan kreativitas.

(18)

Proses berpikir kreatif berlangsung 5 tahap, yakni:

Orientasi: Masalah dirumuskan, dan aspek-aspek masalah di identifikasi

Preparasi: Pikiran berusaha mengumpulkan sebanyak mungkin informasi

yang relevan dengan masalah

Inkubasi: Pikiran beristirahat sebentar, ketika berbagai pemecahan

berhadapan dengan jalan buntu. Pada tahap ini, proses pemecahan

masalah berlangsung terus dalam jiwa bawah sadar kita

Iluminasi: Masa inkubasi berakhir ketika pemikir memeroleh semacam

ilham, serangkaian insight yang memecahkan masalah. Ini menimbulkan

Aha Erlebnis.

Verifikasi: Tahap terakhir untuk menguji dan secara kritis menilai

pemecahan masalah yang diajukan pada tahap keempat

Ada beberapa faktor yang secara umum menandai orang-orang kreatif, yaitu :

Kemampuan kognitif. Termasuk disini kecerdasan di atas rata-rata,

kemampuan melahirkan gagasan-gagasan baru, gagasan-gagasan yang

berlainan, dan fleksibilitas kognitif.

Sikap yang terbuka. Orang kreatif mempersiapkan dirinya menerima stimuli

internal dan eksternal; Ia memiliki minat yang beragam dan luas.

(19)

V. KEPRIBADIAN MANUSIA DARI SISI PSIKOLOGI

Kepribadian setiap individu adalah unik dikarenakan banyak faktor yang bisa

mempengaruhi kepribadian seseorang.

Setelah melalui berbagai proses yang diterima individu, akan terbentuk kepribadian

dalam dirinya. Pada dasarnya, semua manusia yang dilahirkan mempunyai sifat

yang sama. Semua bayi yang baru lahir di belahan dunia manapun mempunyai sifat

sama. Perubahan sifat kepribadian orang yang berbeda-beda terjadi karena

pengalaman yang diperoleh pada waktu proses sosialisasi yang bebeda pula. Setiap

individu memiliki kepribadian sebagai hasil sosialisasi sejak ia dilahirkan.

Kepribadian menunjuk pada pengaturan sikap-sikap seseorang untuk berbuat,

berpikir, dan merasakan, khususnya apabila dia berkomunikasi dengan orang lain

atau menanggapi suatu keadaan

Dapat dikatakan bahwa kepribadian sesungguhnya merupakan integrasi dari

kecenderungan seseorang untuk berperasaan, bersikap, bertindak, dan berperilaku

sosial tertentu20.

Dengan demikian, kepribadian memberi watak yang khas bagi individu dalam

kehidupan seharihari. Kepribadian bukanlah perilaku, namun kepribadianlah yang

membentuk perilaku manusia, sehingga dapat dilihat dari cara berpikir, berbicara,

atau berperilaku. Kepribadian lebih berada dalam alam psikis (jiwa) seseorang yang

diperlihatkan melalui perilaku.

Dapat kita pelajari bahwa karakter manusia dapat digolongkan menjadi 4 bagian

dasar, yaitu:21

a. Tipe Sanguinis popular merupakan kelompok orang yang ekstrovert, suka bicara,

optimis, kreatif dan inovatif

b. Tipe Melankolis sempurna merupakan kelompok orang yang introvert, pemikir,

pesimis dan berorientasi jadwal

20Ya Hu s

Kepribadian – Faktor Yang Mempengaruhi Tingkah Laku Manusia tersedia: http://sosiologi.yahubs.com/kepribadian/ diakses pada 11 Mei 2014

21

(20)

c. Tipe Koleris kuat merupakan orang yang ekstrovert, pelaku, optimis, melihat

seluruh gambaran, mencari pemecahan praktis

d. Tipe Phlegmatis damai merupakan kelompok orang yang introvert, pengamat,

pesimis dan menemukan cara yang mudah

Dari keempat golongan yang telah diuraikan di atas, dapat disimpulkan bahwa setiap

manusia sangatlah unik dan ajaib, tidak akan mungkin ada 2 orang yang memiliki

kepribadian yang sama walaupun anak kembar sekalipun

Dapat dilihat pula bagaimana karakteristik seseorang ternyata sangat mempengaruhi

emosi, cara bergaul dan cara berpikir seseorang. Oleh karena itu, dalam suatu

hubungan komunikasi kita harus dapat memahami karakter dari si komunikan bukan

hanya komunikator sendiri. Dengan begitu akan kita dapat mencapai suatu

komunikasi yang efektif.22

VI. KESIMPULAN

a. Memori mempunyai peran besar dalam komunikasi intrapersonal yang

mempengaruhi baik persepsi, maupun cara berpikir seseorang

b. Kepribadian yang terbentuk dalam diri seseorang mempengaruhi emosi, cara

berpikir dan cara bergaulnya

c. Dengan memahami karakter/kepribadian dalam diri sendiri (komunikasi

intrapersonal), komunikasi yang kita lakukan dengan orang lain (komunikasi

intrapersonal) akan berjalan efektif

22

(21)

DAFTAR PUSTAKA

Riswandi.(2013). Psikologi Komunikasi. Yogyakarta: Graha Ilmu

Rakhmad, Drs. Jalaludin.(2011). Psikologi Komunikasi. PT. Remaja Rosdakarya.

Bandung

植木理惠.(2011).原來這才是心理學. 商周出版

心理學經典實驗之9:肯德爾 (Eric Kandel)的海蝸牛實驗

心理學經典實驗之8:羅芙特斯(Elizabeth Loftus) 假記憶實驗

Diyas Pradana, “Sensasi, Persepsi, Memori dan Berpikir”, tersedia:

http://diyaspradana.blogspot.com/2011/03/sensasi-persepsi-memori-dan-berpikir.html,

diakses pada 7 April 2014

Toni Juliantono, “Pengolahan Informasi Dalam Sistem Memori Manusia Dan

Aplikasinya Dalam Belajar”, tersedia:

http://tonijulianto.wordpress.com/2012/12/11/pengolahan-informasi-dalam-sistem-memori-manusia-dan-aplikasinya-dalam-belajar/, diakses pada 7 April 2014

Teguh Sutanto, “Seluk Beluk Ingatan (Memori) Manusia’, tersedia:

http://jalurilmu.blogspot.com/2011/11/seluk-beluk-ingatan-manusia.html, diakses

pada 7 April 2014

Khan Academy, “Information processing model: Sensory, working, and long term memory” tersedia: http://www.youtube.com/watch?v=pMMRE4Q2FGk, diakses pada

7 April 2014

Wikipedia “Atkinson–Shiffrin memory model” tersedia

http://en.wikipedia.org/wiki/Atkinson%E2%80%93Shiffrin_memory_model diakses

(22)

BrainHQ “Types of Memory” tersedia:

http://www.positscience.com/brain-resources/memory/types-of-memory, diakses pada 14 April 2014

Erni Izatti “Sistem Komunikasi Intrapersonal” tersedia:

http://notasimediaerni.wordpress.com/2011/05/22/sistem-komunikasi-intrapersonal/,

diakses pada 11 Mei 2014

Gambar

Figure 1. The Information Processing Model .........................................................................................
Figure 1. The Information Processing Model

Referensi

Dokumen terkait

Setelah berada di sistem memori jangka pendek, informasi tersebut dapat ditransfer lagi dengan proses pengulangan ke sistem ingatan jangka panjang untuk disimpan,

Dari sensori memori tersebut kemudian informasi disandi dan mengalir ke dalam sort term memory yang terdiri dari hanya sebagian kecil informasi yang secara aktif kita gunakan

• Sebagian besar kegiatan manusia berhubungan dengan memori (ingatan) manusia, seperti saat manusia selalu mengingat semua yang terjadi, memori manusia berisi semua pengetahuan dari

Je ni s In ga ta n Memori Sensoris Short Term Memory. Long

sama dengn memori kerja (working memory).selain menyimpan informasi baru dalam jangka waktu singkat selagi kita mempelajari informasi tersebut, memori jangka pendek juga

Teori ini sebenarnya sepakat dengan teori interferensi bahwa informasi yang sudah disimpan dalam memori jangka panjang selalu ada, tetapi kegagalan untuk mengingat

Bagaimana  otak  menyimpan  informasi  dalam  memori  jangka  panjang,  dapat  dijelaskan  melalui  hasil  studi  neurokognitif  Donald  Hebb  berikut  ini. 

Beberapa buku mengatakan memori jangka pendek (short term memory) sama dengn memori kerja (working memory).selain menyimpan informasi baru dalam jangka waktu singkat selagi