• Tidak ada hasil yang ditemukan

Memori dan Intelegensi dan (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Memori dan Intelegensi dan (1)"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

MEMORY

A. Pengertian Ingatan

Ingatan atau sering disebut memory adalah sebuah fungsi dari kognisi yang melibatkan otak dalam pengambilan informasi. Ingatan akan dipelajari lebih mendalam di psikologi kognitif dan ilmu saraf. Pada umumnya para ahli memandang ingatan sebagai hubungan antara pengalaman dengan masa lampau. Apa yang telah diingat adalah hal yang pernah dialami, pernah dipersepsinya, dan hal tersebut pernah dimasukkan kedalam jiwanya dan disimpan kemudian pada suatu waktu kejadian itu ditimbulkan kembali dalam kesadaran. Ingatan merupakan kemampuan untuk menerima dan memasukkan (learning), menyimpan (retention) dan menimbulkan kembali apa yang pernah dialami (remembering).

Dalam proses mengingat informasi ada 3 tahapan yaitu memasukkan informasi (encoding), penyimpanan (storage), dan mengingat (retrieval stage).

B. Fungsi Memasukkan (Encoding)

Proses Encoding (pengkodean terhadap apa yang dipersepsi dengan cara mengubah menjadi simbol-simbol atau gelombang-gelombang listrik tertentu yang sesuai dengan peringkat yang ada pada organisme). Jadi encoding merupakan suatu proses mengubah sifat suatu informasi ke dalam bentuk yang sesuai dengan sifat-sifat memori organisme. Proses ini sangat mempengaruhi lamanya suatu informasi disimpan dalam memori.

Proses pengubahan informasi ini dapat terjadi dengan dua cara, yaitu:

1. Tidak sengaja, yaitu apabila hal-hal yang diterima oleh inderanya dimasukkan dengan tidak sengaja ke dalam ingatannya. Contoh konkritnya dapat kita lihat pada anak-anak yang umumnya menyimpan pengalaman yang tidak disengaja, misalnya bahwa ia akan mendapat apa yang diinginkan jika ia menangis keras-keras sambil berguling-guling.

2. Sengaja, yaitu bila individu dengan sengaja memasukkan pengalaman dan pengetahuan ke dalam ingatannya. Contohnya kita sebagai mahasiswa, dimana dengan sengaja kita memasukkan segala hal yang dipelajarinya di perguruan tinggi.

C. Fungsi Menyimpan (Storage)

(2)

telah dipelajari biasanya akan tersimpan dalam bentuk jejak-jejak (traces) dan bisa ditimbulkan kembali. Jejak-jejak tersebut biasa juga disebut dengan memory traces. Walaupun disimpan

namun jika tidak sering digunakan maka memory traces tersebut bisa sulit untuk ditimbulkan kembali bahkan juga hilang, dan ini yang disebut dengan kelupaan. Sehubungan dengan masalah retensi dan kelupaan, ada satu hal yang penting yang dapat dicatat, yaitu mengenai interval atau waktu antara memasukkan dan menimbulkan kembali.

Masalah intercal dapat dibedakan atas lama interval dan isi interval:

1. Lama interval, yaitu berkaitan dengan lamanya waktu pemasukan bahan (act of remembering). Lama interval berkaitan dengan kekuatan retensi. Makin lama intervalnya, makin kurang kuat retensinya, atau dengan kata lain kekuatan retensinya menurun.

2. Isi interval, yaitu berkaitan dengan aktivitas-aktivitas yang terdapat atau mengisi interval. Aktivitas-aktivitas yang mengisi interval akan merusak atau mengganggu memory traces, sehingga kemungkinan individu akan mengalami kelupaan.

Atas dasar lama interval dan isi interval, hal tersebut merupakan sumber atau dasar berpijak dari teori-teori mengenai kelupaan.

D. Fungsi Menimbulkan Kembali (Retrival)

Fungsi ketiga ingatan adalah berkaitan dengan menimbulkan kembali hal-hal yang disimpan dalam ingatan. Proses mengingat kembali merupakan suatu proses mencari dan menemukan informasi yang disimpan dalam memori untuk digunakan kembali bila dibutuhkan. Mekanisme dalam proses mengingat kembali sangat membantu organisme dalam menghadapi berbagai persoalan sehari-hari. Seseorang dikatakan “Belajar dari Pengalaman” karena ia mampu menggunakan berbagai informasi yang telah diterimanya di masa lalu untuk memecahkan berbagai masalah yang dihadapi saat ini juga.

Menimbulkan kembali ingatan yang sudah disimpan dapat menggunakan cara:

1. Recall, yaitu proses mengingat kembali informasi yang dipelajari di masa lalu tanpa petunjuk yang dihadapkan pada organisme. Conyohnya mengingat nama seseorang tanpa kehadiran orang yang dimaksud.

(3)

3. Redintegrative, yaitu proses mengingat dengan menghubungkan berbagai informasi menjadi suatu konsep atau cerita yang cukup kompleks. Proses mengingat reintegrative terjadi bila seseorang ditanya sebuah nama, misalnya Siti Nurbaya (tokoh sinetron), maka akan teringat banyak hal dari tokoh tersebut karena orang tersebut telah menontonnya berkali-kali.

E. Kelupaan

Kelupaan terjadi karena materi yang disimpan dalam ingatan itu jarang ditimbulkan kembali dalam alam kesadaran yang akhirnya mengalami kelupaan. Hali itu dikarenakan interval merupakan titik pijak dari teori-teori tentang kelupaan.

Ada lima teori lupa, yaitu:

1. Decay Theory (Atropi), teori ini beranggapan bahwa memori menjadi semakin aus dengan berlalunya waktu bila tidak pernah diulang kembali (rehearsal). Informasi yang disimpan dalam memori akan meninggalkan jejak-jejak (memory trace) yang bila dalam jangka waktu lama tidak ditimbulkan kembali dalam alam kesadaran, akan rusak atau menghilang.

2. Teori Interferensi, teori ini menitikberatkan pada isi interval. Teori ini beranggapan bahwa informasi yang sudah disimpan dalam memori jangka panjang masih ada dalam gudang memori (tidak mengalami keausan), akan tetapi jejak-jejak ingatan saling bercampur aduk, mengganggu satu sama lain. Bisa jadi bahwa informasi yang baru diterima mengganggu proses mengingat yang lama, tetapi juga terjadi sebaliknya.

Bila informasi yang baru kita terima menyebabkan kita sulit mencari informasi yang sudah ada dalam memori kita, maka terjadilah interferensi retroaktif. Sedangkan, bila informasi yang kita terima sulit untuk diingat karena adanya pengaruh ingatan yang sama, maka terjadi proses interferensi proaktif.

(4)

4. Teori Motivated Forgetting, menurut teori ini, seseorang akan cenderung berusaha melupakan hal-hal yang tidak menyenangkan. Hal-hal yang menyakitkan atau tidak menyenangkan ini akan cenderung ditekan atau tidak diperbolehkan muncul dalam kesadaran. Jadi, teori ini beranggapan bahwa informasi yang telah disimpan masih selalu ada.

5. Lupa Karena Sebab-sebab Fisiologis, para peneliti sepakat bahwa setiap penyimpanan informasi akan disertai berbagai perubahan fisik di otak. Perubahan fisik ini disebut engram. Gangguan pada engram ini akan mengakibatkan lupa yang mengakibatkan amnesia. Bila yang dilupakan adalah berbagai informasi yang telah disimpan beberapa waktu yang lalu, yang bersangkutan disebut menderia amnesia retrograd. Bila yang dilupakan adalah informasi yang baru saja diterimanya, maka orang tersebut menderita amnesia anterograd.

F. Beberapa Eksperimen Mengenai Ingatan

Beberapa metode yang digunakan dalam penelitian ingatan dapat dikemukakan sebagai berikut:

1. Metode dengan melihat waktu atau usaha belajar (the learning time method)

Metode ini merupakan metode penelitian ingatan dengan melihat sejauh mana waktu yang diperlukan oleh seseorang untuk dapat menguasai materi yang dipelajari dengan baik, seperti dapat mengingat kembali materi tersebut tanpa kesalahan.

Misalnya seseorang yang disuruh mempelajari suatu syair lagu dan orang tersebut harus menimbulkan kembali syair tanpa ada kesalahan. Bila kriteria ini telah terpenuhi, maka diukur waktu yang diperlukan hingga mencapai kriteria tersebut. Individu yang satu lebih cepat daripada individu yang lain, tetapi ada pula yang lambat. Hal tersebut menunjukkan bahwa waktu atau usaha yang dibutuhkan oleh seseorang berbeda-beda sesuai dengan kemampuan masing-masing.

2. Metode belajar kembali (the relearning method)

Metode ini merupakan metode yang berbentuk dimana suatu individu disuruh mempelajari kembali materi yang telah dipelajari sampai pada suatu kriteria tertentu. Dalam relearning, untuk mempelajari materi yang sama untuk kedua kalinya membutuhkan waktu yang relatif lebih singkat dibanding dengan pertemuan pertama.

(5)

yang dihemat untuk disimpan. Oleh karena itu metode ini disebut juga dengan metode saving method.

3. Metode rekonstruksi

Metode ini menugaskan individu untuk mengkronstruksi kembali materi yang telah diberikan kepadanya. Dalam mengkonstruksi kembali dapat diketahui waktu yang digunakan, kesalahan-kesalahan yang diperbuat, sampai pada kriteria tertentu. Contohnya seperti bermain puzzle.

4. Metode mengenali kembali (recognition)

Dalam metode ini penelitian dalam memori ditekankan pada recognition (mengenal kembali). Jadi subjek diminta untuk mempelajari materi kemudian materi tadi disajikan ulang dengan penyertaan materi lain. Adanya materi lain untuk mentes subjek apakah ia mampu mengenal kembali materi yang telah dipelajari sebelumnya diantara materi-materi lain yang disajikan.

5. Metode mengingat kembali

Dalam metode ini yang ditekankan adalah proses recall (mengingat kembali) terhadap apa yangtelah dipelajari sebelumnya. Misalnya pada tes yang berbentuk essai atau pada tugas-tugas pengarang dimana subjek diminta untuk mengingat kembali peristiwa atau pengalaman yang dialaminya.

6. Metode asosiasi berpasangan

Metode ini mengambil bentuk subjek disuruh mempelajari materi secara berpasang-pasangan. Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan mengingat apa yang telah dipelajarinya, maka dalam evaluasi, salah satu pasangan digunakan sebagai stimulus, dan subjek disuruh menampilkan kembali (baik recall maupun recognition).

Sensory Memory

Iconic Memory : Bentuk memori sensoris yang secara otomatis menyimpan informasi visual selama sekitar seperempat detik atau lebih, informasi segera hilang setelah perhatian dialihkan.

Echoic Memory : Bentuk memori sensorik yang memegang informasi pendengaran selama 1 atau 2 detik.

Psikolog George Sperling (1960) mendemonstrasikan eksistensi dari memori sensori dalam serangkaian penelitian yang cemerlang.

(6)

mereka diminta untuk menyebutkan kembali huruf-huruf di baris teratas jika suara yang keras dibunyikan. Karena suara tersebut diperdengarkan setelah penampakan huruf, maka seseorang harus bergantung pada ingatan mereka untuk menyebutkan baris yang benar.

Hasil dari penelitian ini memperlihatkan bahwa seseorang telah menyimpan pola yang lengkap di dalam ingatan. Mereka secara akurat mengingat huruf-huruf pada baris yang telah diindikasikan oleh suara tersebut terlepas dari apakah huruf tersebut terletak pada bagian atas, tengah atau bawah. Terlepas dari cepatnya informasi tersebut menghilang, informasi dalam ingatan sensori merupakan representasi akurat dari apa yang telah dilihat oleh seseorang.

Dengan secara bertahap memperpanjang waktu antara presentasi pola visual dan nada, Sperling dapat menentukan dengan tingkat akurasi tertentu panjangnya waktu di mana informasi tersimpan di dalam ingatan sensori. Kemampuan untuk mengingat pola dari baris tertentu ketika diperdengarkan suatu nada menurun secara cepat ketika periode antara pemunculan visual dan pembunyian nada meningkat. Penurunan ini berlanjut hingga periode tersebut mencapai sekitar 1 detik dalam durasi, pada titik di mana baris tidak dapat diingat secara akurat sama sekali. Sperling menyimpulkan bahwa keseluruhan gambaran visual disimpan dalam ingatan sensori selama kurang dari satu detik.

Secara keseluruhan, ingatan sensori bekerja seperti kamera yang menyimpan informasi berupa informasi visual, auditori atau jenis sensori lain untuk waktu yang sangat singkat. Namun sebagaimana hasil tangkapan kamera, segera setelah diambil akan rusak dan digantikan dengan hal yang baru. Kecuali informasi dalam kamera tersebut ditransfer ke beberapa tipe memori yang lain, maka informasi tersebut akan hilang.

Short-Term Memory

Short-term memory mempunyai dua karakteristik:

1. Durasi terbatas

Maintenance rehearsal : mengacu pada perlakuan sengaja mengulangi atau berlatih sehingga informasi bertahan lebih lama dalam ingatan dengan menggunakan latihan.

2. Kapasitas terbatas

(7)

Salah satu alasan utama informasi hilang dari memori jangka pendek adalah gangguan (Estevez & Calvo, 2000). Hasil gangguan ketika informasi baru memasuki memori jangka pendek dan menimpa atau mendorong keluar informasi yang sudah ada.

Meskipun memori jangka pendek memiliki kapasitas dan durasi terbatas, adalah mungkin untuk meningkatkannya dengan baik. misalnya, saya menggunakan demonstrasi kelas di mana saya menjamin bahwa setiap siswa dapat belajar untuk menghafal daftar 23 digit, dalam urutan yang tepat, hanya dalam 25 detik. Ini demonstrasi ingatan yang mengesankan, yang selalu bekerja, dilakukan dengan mengetahui bagaimana menggunakan sesuatu yang disebut chunking.

Chunking

Chunking menggabungkan item yang terpisah dari informasi ke unit besar, atau potongan, dan kemudian mengingat potongan informasi dari item individu. Seperti pertama kali diusulkan oleh George Miller (1956), chunking adalah alat mengingat yang kuat yang sangat meningkatkan jumlah informasi yang dapat diandalkan dalam memori jangka pendek.

Fungsi Ingatan Jangka Pendek

Ada tiga hal penting untuk diingat tentang ingatan jangka pendek:

1. Informasi ditransfer ke ingatan jangka pendek,

2. Setelah waktu yang singkat, suatu informasi akan hilang kecuali berlatih, dan

3. Beberapa informasi pada akhirnya akan ditransfer dari ingatan jangka pendek ke penyimpanan permanen.

Attending  Salah satu fungsi ingatan jangka pendek adalah bahwa hal itu memungkinkan

kita untuk selektif memperhatikan informasi yang relevan dan mengabaikan segala sesuatu yang lain.

Rehearsing (Berlatih)  Fungsi lain dari ingatan jangka pendek adalah bahwa hal itu

memungkinkan Anda untuk menyimpan informasi dalam waktu singkat sampai Anda memutuskan apa yang harus dilakukan dengan itu. Jika Anda berlatih informasi dalam memori jangka pendek, Anda meningkatkan kemungkinan menyimpannya.

(8)

Putaran fonologi menyimpan dan mengingat kembali kata-kata yang saat itu sedang dipikirkan. Baddeley (1975) dalam penelitiannya, meminta partisipan mengingat kembali beberapa daftar pendek berisi kata-kata secara berurutan. Ia menemukan bahwa partisipan mampu mengingat kata-kata yang mereka sebutkan dalam dua detik. Kesimpulannya, putaran fonologi dapat menyimpan kata dengan baik dalam dua detik.

Gambaran penglihatan-ruang adalah ketika kita membentuk citra/gambaran mental tentang sesuatu. Gambaran penglihatan-ruang juga berperan dalam tugas-tugas spasial, misalnya mencari jalan memutar dan menentukan jarak.

Ingatan jangka pendek bukan hanya sebuah tempat penyimpanan ingatan sementara, tetapi juga lokasi berpikir secara aktif, tempat menyaring, memilah, dan menggabungkan informasi lama dengan informasi yang baru, lalu mengambil keputusan. Proses ini disebut penemuan mental. Penemuan mental merupakan salah satu fungsi terpenting dalam ingatan jangka pendek. Misalnya, bayangkan sebuah segitiga, lingkaran, dan empat persegi panjang. Gabungkan ketiganya, gambarlah objek yang anda ciptakan tersebut. Kini, secara mental anda telah menciptakan objek baru yang meungkin menyerupai atau tidak menyerupai objek yang anda kenal. Proses kreatif ini merupakan versi sederhana seorang seniman atau musisi dalam menciptakan karyanya.

INTELEGENSI MANUSIA

Yang membedakan manusia dengan makhluk lain adalah “budaya”. Budaya dihasilkan dari hasil cipta, rasa dan karsa manusia. Cipta rasa dan karsa berkembang berkat kemampuan intelligence manusia. Tetapi, tingkat intelegensi setiap individu sangat berbeda. Dibawah ini akan dijelaskan secara mendetail.

PENGERTIAN INTELEGENSI

Claparde dan Stern mengatakan bahwa intelegensi adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri secara mental terhadap situasi atau kondisi baru.

K. Buhler mengatakan bahwa intelegensi adalah perbuatan yang disertai dengan pemahaman atau pengertian.

(9)

lain kesempatan ia mengatakan bahwa intelegensi adalah kemampuan untuk bertindak secara terarah, berfikir secara rasional dan menghadapi lingkungannya secara efektif.

William Stern mengemukakan batasan sebagai berikut: intelegensi ialah kesanggupan untuk menyesuaikan diri kepada kebutuhan baru, dengan menggunakan alat-alat berfikir yang sesuai dengan tujuannya. William Stern berpendapat bahwa intelegensi sebagian besar tergantung dengan dasar dan turunan, pendidikan atau lingkungan tidak begitu berpengaruh kepada intelegensi seseorang.

Dari batasan yang dikemukakan di atas, dapat kita ketahui bahwa:

 Intelegensi itu ialah faktor total berbagai macam daya jiwa erat bersangkutan di dalamnya (ingatan, fantasi, penasaran, perhatian, minat dan sebagainya juga mempengaruhi intelegensi seseorang).

 Kita hanya dapat mengetahui intelegensi dari tingkah laku atau perbuatannya yang tampak. Intelegensi hanya dapat kita ketahui dengan cara tidak langsung melalui “kelakuan intelegensinya”.

 Bagi suatu perbuatan intelegensi bukan hanya kemapuan yang dibawa sejak lahir saja, yang penting faktor-faktor lingkungan dan pendidikan pun memegang peranan.

 Bahwa manusia itu dalam kehidupannya senantiasa dapat menentukan tujuan-tujuan yang baru, dapat memikirkan dan menggunakan cara-cara untuk mewujudkan dan mencapai tujuan itu.

TIGA KONTROVERSI TENTANG INTELEGENSI

1. Apakah intelegensi merupakan kemampuan beradaptasi disemua lingkungan budaya atau hanya di budaya tertentu dimana seseorang berada

2. Apakah intelegensi merupakan suatu kemampuan secara menyeluruh atau beberapa kemampuan yang spesifik

3. Dengan neuroscience modern dapatkah kita mengukur intelegensi dari kecepatan otak memproses informasi

TEORI – TEORI INTELEGENSI

Teori – Teori mengenai intelegensi ada beberapa macam, diantaranya:

(10)

Inteligensi terdiri dari faktor G (general factor) kecerdasan umum yang berfungsi dalam setiap aktivitas mental & faktor S (specific factors)kemampuan khusus seseorang: verbal, numerikal, mekanikal, perhatian, imajinasi, dll.(Charles Spearman)

Teori Primary Mental Abilities

Inteligensi terdiri sekelompok faktor (primary Mental Abilities): verbal comprehension, numerical, spasial visualization, perseptual ability, memory, reasoning & word fluency. (L.L Thurstone).

Teori Triarchis

Menggambarkan proses berpikir sebagai komponen yang diklasifikasikan menurut fungsi & sifat:

Meta component: mengidentifikasi masalah, merencanakan, menunjukan perhatian dan memantau sejauh mana strategi yang dipilih tersebut bekerja.

Performance component: melaksanakan strategi yang telah dipilih.

Knowledge acquisition component : menyangkut perolehan pengetahuan (Sternberg).

Teori Struktural Intelektual

Teori ini dikembangkan oleh Guilford, dia mengatakan bahwa tiap tiap kemampuan memiliki jenis keunikan tersendiri dalam aktifitas mental atau pikiran (operation), isi informasi (content), dan hasil informasi (product).penjelasannya adalah sbb :

 Operation (aktivitas pikiran atau mental)

 Cognition yaitu aktivitas mencari, menemukan, mengetahui dan memahami informasi. Misalnya mengetahui makna kata “adil” atau “krisis”

 Memory yakni menyimpan informasi dalam pikiran dan mempertahankannya

 Divergent production yakni proses menghasikan sejumlah alternative informasi dari gudang ingatan untuk memenuhi kebutuhan, misalnya mengusulkan sejumlah judul sebuah cerita

 Convergent production yaitu penggalian informasi khusus secara penuh dari gudang ingatan. Misalkan menemukan kata – kata yang cocok untuk jawaban TTS

 Evaluation yakni memutuskan yang paling baik dan yang cocok dengan tuntunan berpikir logis

(11)

 Visual yaitu informasi – informasi yang muncul secara langsung dari stimulasi yang diterina oleh mata

 Auditory yakni informasi – informasi yang muncul secara langsung dari stimulasi yang diterina oleh system pendengaran (telinga)

 Simbolic yaitu iem – item informasi yang tersusun urut bersamaan dengan iem – iet yang lain.

 Misalnya sederet angka, huruf abjad dan kombinasinya

 Sematic biasanya berhubungan dengan makna atau arti tetapi tidak melekat pada symbol – symbol kata

 Behavioral yakni item informasi mengenai keadaan mental dan perilaku individuuang dipindahkan melalui tindakan dan bahasa tubuh.

 Product (bentuk informasi yang dihasilkan)

 Unit yaitu suatu kesatuan yang memiliki suatu keunuikan didalam kombinasi sifat dan atributnya, contoh bunyi musik,cetakan kata

 Class yakni sebuah konsep dibalik sekumpulan obyek yang serupa. Misalkan bilangan genap dan ganjil

 Relation yakni hubungan antara dua item. Contoh dua orang yang memiliki huruf depan berurutan, Abi kawin dengan Ani

 Sistem yakni tiga item atau lebih berhubungan dalam suatu susunan totalitas. Misalkan tiga orang berinteraksi didalam sebuah acara dialog di TV

 Transformation yaitu setiap perubahan atau pergantian item informasi

 Implication yakni item informasi diusulkan oleh item informasi yang sudah ada. Misalkan melihat 4X5 dan berpikir 20.

Teori Kognitif

Teori ini dikembangkan oleh Sternberg menurutnya inteligensi dapat dianalisis kedalam beberapa komponen yang dapat membantu seseorang untuk memecahkan masalahnya diantaranya :

(12)

 Komponen kinerja adalah proses – proses pada urutan lebih rendah yang digunakan untuk melaksanakan berbagai strategi bagi kinerja dalam tugas

 Komponen perolehan pengetahuan adalah proses – proses yang terlibat dalam mempelajari informasi baru dan penyimpanannya dalam ingatan

Teori Inteligensi Majemuk (multiple intelligences)

Teori ini dikembangkan oleh Howard Gadner, dalam teorinya ia mengemukakan sedikitnya ada tujuh jenis inteligensi yang dimiliki manusia secara alami, diantaranya :

 Inteligensi bahasa (verbal or linguistic intelligence) yaitu kemampuan memanipulasi kata – kata didalam bentuk lisan atau tulisan. Misalnya membuat puisi

 Inteligensi matematika-logika (mathematical-logical) yaitu kemampuan memanipulasi system-sistemangka dan konsep-konsep menurut logika. Misalkan para ilmuwan bidang fisika, matematika

 Inteligensi ruang (spatial intelligence) adalah kemampuan untuk melihat dan memanipulasi pola-pola dan rancangan. Contohnya pelaut, insinyur dan dokter bedah

 Inteligensi musik (musical intelligence)adalah kemampuan memahami dan memanipulasi konsep-konsep musik. Contohnya intonasi, irama, harmoni

 Inteligensi gerak-tubuh(bodily-kinesthetic intelligence)yakni kemampuan untuk menggunakan tubuh dan gerak. Misalkan penari, atlet

 Inteligensi intrapersonal yaitu kemampuan untuk memahami perasaan – perasaan sendiri, refleksi, pengetahuan batin, dan filosofinya,contohnya ahli sufi dan agamawan

 Inteligensi interpersonal yaitu kemmampuan memahami orang lain, pikiran maupun perasaan – perasaannya, misalnya politis, petugas klinik, psikiater

ASAL – USUL PENGUKURAN INTELEGENSI

1. FRANCIS GALTON

a. Trait manusia di turunkan secara genetis

(13)

c. Kekuatan intelektual berdasarkan pada waktu reaksi (EL), ketepatan sensoris (system limbic) kekuatan otot, proporsi tubuh

2. Alfred Binnet

a. Umur kalender seorang individu berhubungan dengan tingkat kemampuan tertentu

i. Mental Age = Chronological Age  Normal

ii. Mental Age < Chronological Age  Butuh

iii. Mental Age > Chronological Age  Pandai

b. Bakat mental  Kapasitas umum yang tampil dalam berbagai cara

c. Mencari jawaban pada pengaruh lingkungan

3. Lewis Terman

a. Mengevaluasi alat ukur Binnet

4. Stern

a. IQ  (Mental Age : Chronological Age) x 100

b. Digunakan hanya untuk anak-anak

c. Ditemukan bahwa hasil test berbeda pada ras yang berbeda

d. Hanya untuk akademis

BAKAT & KREATIVITAS

Intelegensi dan Bakat

a) Intelegensi merupakan konsep mengenai kemampuan umum individu dalam mengatasi masalah. Namun didalam kemampuan umum tersebut juga terdapat kemampuan yang amat spesifik.

b) Bakat adalah kemampuan spesifik yang memberikan individu kondisi yang memadai dalam mencapai pengetahuan, kecakapan, dan keterampilan melallui suatu latihan.

c) Alat yang digunakan adalah aptitude test yag dirancang untuk mengungkap bakat.

d) Tes bakat untuk prestasi belajar yang digunakan adalah scholastic aptitude test dan untuk pekerjaan menggunakan vocational aptitude test & interest inventory

e) Contoh scholastic adalah TPA atau grade record Examination (UAN)

(14)

Intelegensi dan Kreativitas

Kreativitas merupakan salah satu perilaku intelegensi yang juga merupakan manifestasi kogntif. Sedangkan menurut J.P.Guilford, kreativitas bersifat divergen, yaitu mempunyai kebebasan alternative jawaban berdasar informasi yang ada. S.C.U. Munandar kreatifitas menggambarkan kemampuan menggambarkan kelancaran, keluwesan, originalitas, dan mengolah apa yang ada. Intelegensi dengan kreativitas belum mempunyai hasil yang sama dengan penelitian-penelitian sebelumnya sehingga masih menimbulkan perdebatan. Skor IQ rendah selalu diikuti dengan kreativitas yang rendah, namun pada IQ yang tinggi tidak selalu diikuti tingkat kreativitas yang tinggi pula, bahkan dengan level IQ yang lebih tinggi lagi, tidak adanya korelasi antara IQ dan kreativitas.

Pendapat para ahli:

a) J.P Guilford menjelaskan bahwa kreativitas adalah proses yang divergen, sedangkan tes IQ hanya memberikan gambaran atas proses konvergen dimana hanya ada satu solusi, jika selain itu maka dinyatakan salah.

b) Para ahli berpendapat bahwa tidak ada batasan yang jelas tentang kreativitas. Contohnya S.C.U Munandar.

Kuadran Pembelajaran

Ada tiga cara belajar pada manusia, yaitu:

(15)

- Auditory : cara belajar yang menggunakan indra pendengaran lebih dominan. Cara belajar ini lebih mengarah pada mendengarkan. Contohnya : mendengarkan musik sambil belajar, mendengarkan orang yang sedang menjelaskan, dan lain sebagainya.

- Kinestetik : cara belajar yang harus disertai dengan gerakan tubuh. Seperti belajar sambil berjalan, atau belajar sambil mengayunkan kaki, dan lain sebagainya.

The Four Selves

Pada kiri atas, lebih kepada pengumpulan fakta, analisis, argumen, teori, terperinci dan statistik. Pada kiri bawah, lebih melihat segala sesuatu secara mengalir atau urutan, agak pelit, perencanaan, dan organisasi. Pada Kanan bawah, lebih dapat memahami, dapat membangun antusiasme, lebih pada hal-hal bersifat emosi dan perasaan. Pada kanan atas, lebih pada keteraturan, membaca petunjuk, dan lebih intituitif.

Brain Dominance Communication

(16)
(17)

Otak, dikaitkan dengan kemampuan komunikasi dengan orang lain. secara teoritis, otak dapat dibagi-bagi dalam beberapa kuadran. Sebenarnya, terdapat otak emosi, dimana otak emosi dapat mempengaruhi persepsi. Bagaimana kita mempersepikan sesuatu dan bertindak dipengaruhi oleh otak emosi. Namun, otak emosi jarang sekali digunakan. Ketiadaan otak emosi menyebabkan ingatan akan orang-orang yang ada disekitar kita menjadi tidak ada.

PENGUKURAN INTELEGENSI

(18)

memerlukan kelas-kelas khusus (anak-anak yang kurang pandai). Alat tes itu dinamakan Tes Binet-Simon. Tes ini kemudian direvisi pada tahun 1911.

Tahun 1916, Lewis Terman, seorang psikolog dari Amerika mengadakan banyak perbaikan dari tes Binet-Simon. Sumbangan utamanya adalah menetapkan indeks numerik yang menyatakan kecerdasan sebagai rasio (perbandingan) antara mental age dan chronological age. Hasil perbaikan ini disebut Tes Stanford_Binet. Indeks seperti ini sebetulnya telah diperkenalkan oleh seorang psikolog Jerman yang bernama William Stern, yang kemudian dikenal dengan Intelligence Quotient atau IQ. Tes Stanford-Binet ini banyak digunakan untuk mengukur kecerdasan anak-anak sampai usia 13 tahun.

Salah satu reaksi atas tes Binet-Simon atau tes Stanford-Binet adalah bahwa tes itu terlalu umum. Seorang tokoh dalam bidang ini, Charles Sperrman mengemukakan bahwa inteligensi tidak hanya terdiri dari satu faktor yang umum saja (general factor), tetapi juga terdiri dari faktor-faktor yang lebih spesifik. Teori ini disebut Teori Faktor (Factor Theory of Intelligence). Alat tes yang dikembangkan menurut teori faktor ini adalah WAIS (Wechsler Adult Intelligence Scale) untuk orang dewasa, dan WISC (Wechsler Intelligence Scale for Children) untuk anak-anak.

Di samping alat-alat tes di atas, banyak dikembangkan alat tes dengan tujuan yang lebih spesifik, sesuai dengan tujuan dan kultur di mana alat tes tersebut dibuat.

Validitas dan Reliabilitas

Test intelegensi kebanyakan menggunakan prestasi sekolah sebagai promotor atau kriteria utamanya. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa tes intelegensi memang mempunyai korelasi yang amat tinggi dengan prestasi sekolah. Jadi dalam hal ini tes tersebut valid. Pertanyaan validitas, dan khususnya reliabilitas tes intelegensi menyangkut pada pengaruh budaya. Bila tes dapat dibuat sama sekali tidak dipengaruhi oleh budaya (Culture Fair atau Culture Free) maka tes tersebut dapat diharapkan reliabel (dapat dipakai di mana saja).

Jenis-Jenis Tes Intelegensi

Berdasarkan penataannya ada beberapa jenis tes intelegensi, yaitu :

1) Tes Intelegensi individual, beberapa di antaranya:

a. Stanford – Binet Intelegence Scale.

b. Wechster – Bellevue Intelegence Scale (WBIS)

c. Wechster – Intelegence Scale For Children (WISC)

d. Wechster – Adult Intelegence Scale (WAIS)

e. Wechster Preschool and Prymary Scale of Intelegence (WPPSI)

(19)

a. Pintner Cunningham Prymary Test

b. The California Test of Mental Makurity

c. The Henmon – Nelson Test Mental Ability

d. Otis – Lennon Mental Ability Test

e. Progassive Matrices

3) Tes Intellegensi dengan tindakan perbuatan

Untuk tujuan program layanan bimbingan di sekolah yang akan dibahas adalah tes intelegensi kelompok berupa:

 The California Test of Mental Maturity (CTMM)

 The Henmon – Nelson Test Mental Ability

 Otis – Lennon Mental Ability Test, and

 Progassive Matrices. (22)

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTELEGENSI

Seperti yang telah kita ketahui bahwa setiap individu memiliki tingkat intelegensi yang berbeda. Hal ini seperti yang disebutkan diatas ada pandangan yang menekankan pada bawaan (pandangan kualitatif) dan ada yang menekankan pada proses belajar (pandangan kuantitatif) sehingga dengan adanya perbedaan pandangan tersebut dapat diketahui bahwa intelegensi dipengaruhi oleh faktor-faktor sebgai berikut.

1. Pengaruh faktor bawaan

Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa individu-individu yang berasal dari suatu keluarga, atau bersanak saudara, nilai dalam tes IQ mereka berkolerasi tinggi ( + 0,50 ), orang yang kembar ( + 0,90 ) yang tidak bersanak saudara ( + 0,20 ), anak yang diadopsi korelasi dengan orang tua angkatnya ( + 0,10 – + 0,20 ).

2. Pengaruh faktor lingkungan

(20)

3. Stabilitas intelegensi dan IQ

Intelegensi bukanlah IQ. Intelegensi merupakan suatu konsep umum tentang kemampuan individu, sedang IQ hanyalah hasil dari suatu tes intelegensi itu (yang notabene hanya mengukur sebagai kelompok dari intelegensi). Stabilitas inyelegensi tergantung perkembangan organik otak.

4. Pengaruh faktor kematangan

Tiap organ dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Tiap organ (fisik maupun psikis) dapat dikatakan telah matang jika ia telah mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya.

5. Pengaruh faktor pembentukan

Pembentukan ialah segala keadaan di luar diri seseorang yang mempengaruhi perkembangan intelegensi.

6. Minat dan pembawaan yang khas

Minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan dorongan bagi perbuatan itu. Dalam diri manusia terdapat dorongan-dorongan (motif-motif) yang mendorong manusia untuk berinteraksi dengan dunia luar.

7. Kebebasan

Kebebasan berarti bahwa manusia itu dapat memilih metode-metode yang tertentu dalam memecahkan masalah-masalah. Manusia mempunyai kebebasan memilih metode, juga bebas dalam memilih masalah sesuai dengan kebutuhannya.

Semua faktor tersebut di atas bersangkutan satu sama lain. Untuk menentukan intelegensi atau tidaknya seorang anak, kita tidak dapat hanya berpedoman kepada salah satu faktor tersebut, karena intelegensi adalah faktor total. Keseluruhan pribadi turut serta menentukan dalam perbuatan intelegensi seseorang.

DINAMIKA INTELEGENSI

Dalam bahasan ini akan dijelaskan beberapa poin tentang masalah-masalah yang berkaitan dengan intelegensi

1. Hubungan intelegensi dengan tingkat kelompok jabatan

Super dan Cities menyimpulkan bahwa makin tinggi tingkat kelompok jabatan, makin tinggi rata-rata IQ-nya.

(21)

Schienfield menyatakan tentang hereditas intelegensi (apa yang diwariskan oran tua kepada anaknya) selain adanya pengaruh tingkat pendidikan orang tua dengan perkembangan intelegensi anak (stimulasi orang tua) seperti yang dikemukakan oleh Fitzegerald dan McKinney.

3. Hubungan kondisi jasmani terhadap intelegensi seseorang.

Berdasarkan penelitian, ternyata orang-orang yang ber-IQ tinggi cenderung lebih sehat jasmaninya dan pertumbuhannya lebih subur dibandingkan dengan orang-orang yang ber-IQ rendah.

4. Pengaruh pendidikan pada tingkat intelegensi.

Prof.Irving Lorge (1945) dari universitas California menunjukan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, semakin tinggi pula skor IQ-nya, disamping adanya faktor lain seperti lingkungan keluarga, sosial, minat belajar, keperibadian, dan sebagainya.

GANGGUAN OTAK YANG BERPENGARUH KEPADA INTELEGENSI

Berdasarkan teori Howard Gardener yang mengatakan adanya kecerdasan majemuk, maka hampir semua gangguan otak baik itu gangguan saraf, gannguan mental, dan gangguan pada otak itu sendiri dapat berpengaruh pada intelegensi seseorang.

Contoh kasus, bila seorang individu terkena schizophrenia maka individu tersebut akan mengalami gangguan intelgensi pada kategori kecerdasan interpersonal dan cenderung untuk ke intrapersonal.

Tetapi tidak semua gangguan saraf yang mengatur indera berpengaruh pada intelegensinya, contohnya adalah Ludwig Van Bethoven, dia seorang composer terkenal yang mengalami tuli, dan dengan ketuliannya dia justru menciptakan karya-karya hebatnya.

PEMBAHASAN EQ, SQ, PQ, AQ

* IQ (INTELLEGENCE QOUTIENT)

Kapasitas umum seseorang untuk engerjakan atau melakukan sesuatu. Berhubungan dengan penalaran / berfikir. Intellegensi adalah keseluruhan kemampuan individu untuk berfikir dan bertindak secara logis, terarah, serta mengolah dan menguasai lingkungan secara efektif (Marten Pali, 1993).

Kesimpulan IQ:

(22)

c. Kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang akan memunculkan penghargaan dalam budaya seorang individu.

CIRI-CIRI PRILAKU INTELLEGEN / CERDAS :

 Masalah yang dihadapi merupakan masalah baru

 bagi yang bersangkutan.

 Serasi tujuan dan ekonomis (efesien).

 Masalah mengandung tingkat kesulitan.

 Keterangan pemecahannya dapat diterima.

 Sering menggunakan abstraksi.

 Bercirikan kecepatan.

 Memerlukan pemusatan perhatian

* EQ (EMOTIONAL QOUTIENT)

Pengertian EQ (emotional quotient) / kecerdasan emosi : Kemampuan untuk mengenali perasaan sendiri, perasaan orang lain, memotivasi diri sendiri, mengelola emosi dengan baik, dan berhubungan dengan orang lain (DANIEL GOLDMAN). Kemampuan mengerti dan mengendalikan emosi (PETER SALOVELY & JOHN MAYER). Kemampuan mengindra, memahami dan dengan efektif menerapkan kekuatan,ketajaman, emosi sebagai sumber energi, informasi, dan pengaruh (COOPER &SAWAF). Bertanggung jawab atas harga diri, kesadaran diri, kepekaan sosial, dan adaptasi sosial (SEAGEL).

ASPEK EQ (SALOVELY & GOLDMAN) ADA LIMA : 1. Kemampuan mengenal diri (kesadaran diri).

2. Kemampuan mengelola emosi (penguasaan diri). 3. Kemampuan memotivasi diri.

4. Kemampuan mengendalikan emosi orang lain.

5. Kemampuan berhubungan dengan orang lain (empati). PRILAKU CERDAS EMOSI :

(23)

- Tidak bingung menghadapi emosi orang lain. - Tidak menganggap lucu emosi orang lain. - Tidak memaksa apa yang harus dirasakan. - Tidak harus membereskan emosi orang lain. - Saat emosional adalah saat mendengarkan

CREATIVITY / KREATIVITAS adalah potensi seseorang untuk memunculkan sesuatu yang merupakan penemuan-penemuan baru dalam bidang ilmu dan teknologi serta semua bidang dalam usaha lainnya

(24)

Kemampuan untuk mengkaji kembali suatu persoalan melalui cara yang berbeda dengan yang sudah lazim. Beberapa cara memunculkan gagasan kreatifitas

Kuantitas gagasan

Gagasan pertama sebagai cara untuk mendapatkan gagasan yang lebih baik. Pemilihan dari bernagai gagasan

b. BRAINSTORMING

untuk menambah gagasan yang telah ada, untuk mendapat gagasana yang orisinil

c. SINEKTIK :

Membuat yang asing menjadi akrab menggunakan analogi dan metafora

d. MEMFOKUSKAN TUJUAN :

Membuat seolah-olah apa yang diinginkan akan terjadi besok

* SQ (SPIRITUAL QOUTIENT)

Spiritual Quotient yaitu sesuatu yang berhubungan dengan kepercayaan agama. Percaya bahwa Tuhan itu ada, Maha Melihat, Maha Mendengar dan Maha. Mengetahui apa-apa yang diucapkan, diperbuat bahkan isi hati atau niat manusia.

Dalam buku yang berjudul Seratus Tokoh yang paling berpengaruh dalam sejarah, si penulisnya Michael H. Hart membuat peringkat enam teratas adalah :

1) Nabi Muhammad SAW; 2) Isaac Newton;

3) Nabi Isa (Yesus);

4) Budha (Sidharta Gautama); 5) Kong Hu Chu;

6) St Paul.

Hampir semua tokoh tersebut ternyata adalah tokoh-tokoh agama,pemimpin/penggerak spiritual. Jadi manusia yang menentukan arah sejarah adalah mereka yang memiliki kualitas spiritual.

(25)

• memiliki prinsip dan visi yang kuat • prinsip kebenaran

• prinsip keadilan • prinsip kebaikan

• memandang sesuatu dengan yang benar

• mampu melihat kesatuan dalam keanekaragaman

CONTOH : Guru ingin hasil lulusan optimal, maka semua yang terkait akan kerja sesuai kepasitas dlm tujuan yg sama

• Mampu memaknai setiap sisi kehidupan

CONTOH : Semua yang terjadi ada maknanya, berbagai penderitaan akan pempertebal sq, jika berhasil akan bersyukur

• mampu mengelola & bertahan dlm kesulitan & penderitaan Orang sukses telah melewati liku, cacian & ujian yang besar

* AQ (ADVERSITY QOUTIENT)

Adversity Qountient adalah kemampuan / kecerdasan seseorang untuk dapat bertahan menghadapi kesulitan-kesulitan dan mampu mengatasi tantangan hidup contoh kasus :

Ketika akhirnya Thomas Alva Edison (1847 – 1931) berhasil menemukan baterai yang ringan dan tahan lama, dia telah melewati 50.000 percobaan dan bekerja selama 20 tahun. Tak heran kalau ada yang bertanya, “Mr. Edison, Anda telah gagal 50.000 kali, lalu apa yang membuat Anda yakin bahwa akhirnya Anda akan berhasil ?” Secara spontan Edison langsung menjawab, “Berhasil ? Bukan hanya berhasil, saya telah mendapatkan banyak hasil. Kini saya tahu 50.000 hal yang tidak berfungsi.

Paul G. Stoltz, merinci AQ:

AQ Tingkat “Quitters” (Orang-orang yang Berhenti)

langsung menyerah ketika menghadapi kesulitan hidup, tidak berikhtiar dan hanya berkeluh kesah menghadapi penderitaan

b. AQ Tingkat “Campers” (Orang yang Berkemah)

(26)

bila memiliki jabatan dan materi.

c. AQ Tingkat “Climbers” (Orang yang Mendaki)

seumur hidupnya mendaki mencari hakikat kehidupan menuju kemuliaan manusia dunia dan akhirat.

Analisis SWOT merupakan suatu teknik yang dapat digunakan untuk menelaah tingkat keberhasilan pencapaian cita-cita/karier.

“S” Strenght (Kekuatan), adalah sebuah potensi yang ada pada diri sendiri yang mendukung cita-cita / karier.

“W” Weakness (Kelemahan), adalah seluruh kekurangan yang ada pada diri sendiri dan kurang mendukung cita-cita/ karier.

“O” Opportunity, (Peluang), adalah segala sesuatu yang dapat menunjangkeb erhasilan cita-cita/karier.

“T” Traits (Ancaman), adalah segala sesuatu yang dapat menggagalkan rencana citacita/karier yang berasal dari diri sendiri atau lingkungan.

Daftar Pustaka :

(27)

Referensi

Dokumen terkait

 Perlu dilakukan penelitian mengenai pengaruh aktivitas fisik rutin terhadap memori jangka panjang, terutama pada usia lanjut..

Memori jangka panjang ini berasal dari memori jangka pendek yang selalu diulang- ulang dan berkesan bagi individu sehingga informasi yang ia terima dapat

Penyimpanan jangka pendek bisa mengubah intisari pada suatu sinyal yang baru masuk atau item yang didapat kembali dari penyimpanan jangka panjang.. Penyimpanan jangka panjang (long

Memori jangka panjang (long term memory) adalah suatu proses memori atau ingatan yang bersifat permanen yaitu informasi yang disimpan sanggup bertahan

yang dapat berada dalam memori jangka pendek. • Ingatan jangka pendek terdiri dari

• Sebagian besar kegiatan manusia berhubungan dengan memori (ingatan) manusia, seperti saat manusia selalu mengingat semua yang terjadi, memori manusia berisi semua pengetahuan dari

Memori sensoris merupakan proses penyimpanan informasi melalui saraf saraf sensoris dalam jangka waktu yang sangat pendek..  Encoding dalam memori sensoris: Pada saat mata

Memori sensoris merupakan proses penyimpanan informasi melalui saraf saraf sensoris dalam jangka waktu yang sangat pendek Encoding dalam memori sensoris: Pada saat mata melihat