• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Filsafat Pancasila Pancasila Seb

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah Filsafat Pancasila Pancasila Seb"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

PENDIDIKAN

PENDIDIKAN

KEWARGANEGARAAN

KEWARGANEGARAAN

Bagian Kedua

Bagian Kedua

Filsafat Pancasila

Filsafat Pancasila

Pengertian Filsafat

Pengertian Filsafat

Pancasila sebagai Sistem Filsafat

Pancasila sebagai Sistem Filsafat

Pancasila sebagai Ideologi Negara

Pancasila sebagai Ideologi Negara

(2)

Pengertian Filsafat

Pengertian Filsafat

Dari bahasa Yunani :

 Philein: cinta/hasrat besar yg berPhilein: cinta/hasrat besar yg ber--kobarkobar22 & sungguh & sungguh22  Sophia: kebijaksanaan, kebenaran yg sejati/sungguhSophia: kebijaksanaan, kebenaran yg sejati/sungguh 22..  Keingingan sejati mencari kebenaran yg hakiki.Keingingan sejati mencari kebenaran yg hakiki.

 Pengertian ini kemudian berkembang : Pengertian ini kemudian berkembang :

Secara etimologis

 Filsafat : cinta akan kebijaksanaan Filsafat : cinta akan kebijaksanaan  ingin menjadi ingin menjadi orang yg arif bijaksana.

orang yg arif bijaksana.

 Filsafat : mendambakan pengetahuan Filsafat : mendambakan pengetahuan  selalu meng selalu meng- -harapkan utk mendapatkan pengetahuan sejati. harapkan utk mendapatkan pengetahuan sejati.  Secara terminologis

 Filsafat : pandangan hidup Filsafat : pandangan hidup  a assas/pendirian yg kebeas/pendirian yg kebe- -narannya telah diterima & diyakini utk dijadikan lan narannya telah diterima & diyakini utk dijadikan lan-

-dasan dasar penyelesaian masalah

dasan dasar penyelesaian masalah22 hidup hidup

(3)

-A

A. . Filsafat sbg. suatu kebijaksanaan yg Filsafat sbg. suatu kebijaksanaan yg

rasional dari segala sesuatu

rasional dari segala sesuatu

A

A. . Filsafat sbg. suatu kebijaksanaan yg Filsafat sbg. suatu kebijaksanaan yg

rasional dari segala sesuatu

rasional dari segala sesuatu

B. Filsafat sbg suatu sikap & pandangan

B. Filsafat sbg suatu sikap & pandangan

hidup

hidup

B. Filsafat sbg suatu sikap & pandangan

B. Filsafat sbg suatu sikap & pandangan

hidup

hidup

C. Filsafat sbg suatu kelompok persoalan

C. Filsafat sbg suatu kelompok persoalan

C. Filsafat sbg suatu kelompok persoalan

C. Filsafat sbg suatu kelompok persoalan

D. Filsafat sbg suatu kelompok teori &

D. Filsafat sbg suatu kelompok teori &

sistem pemikiran

sistem pemikiran

D. Filsafat sbg suatu kelompok teori &

D. Filsafat sbg suatu kelompok teori &

sistem pemikiran

sistem pemikiran

E. Filsafat sbg suatu proses kritis &

E. Filsafat sbg suatu proses kritis &

sis-tematis dari segala penget manusia

tematis dari segala penget manusia

E. Filsafat sbg suatu proses kritis &

E. Filsafat sbg suatu proses kritis &

sis-tematis dari segala penget manusia

tematis dari segala penget manusia

F

F. . Filsafat sbg. suatu usaha utk memper-Filsafat sbg. suatu usaha utk

memper-oleh pandangan yg komprehensif

oleh pandangan yg komprehensif

F

F. . Filsafat sbg. suatu usaha utk memper-Filsafat sbg. suatu usaha utk

memper-oleh pandangan yg komprehensif

oleh pandangan yg komprehensif

LINGKUP PENGERTIAN FILSAFAT

LINGKUP PENGERTIAN FILSAFAT

LINGKUP PENGERTIAN FILSAFAT

LINGKUP PENGERTIAN FILSAFAT

(4)

Manfaat Filsafat

Manfaat Filsafat

1.

1. Pembentuk pribadi Pembentuk pribadi  menjadi orang bijak dlm arti menjadi orang bijak dlm arti sebenarnya

sebenarnya

2.

2. Kebenaran sejati Kebenaran sejati  membangkitkan hasrat manusia membangkitkan hasrat manusia utk mendapatkan kebenaran sejati.

utk mendapatkan kebenaran sejati.

3.

3. Berpkir kritis dan logis.Berpkir kritis dan logis. 4.

4. Penelitian ilmiah.Penelitian ilmiah. 5.

5. Cakrawala pandangan.Cakrawala pandangan. 6.

6. Siap menghadapi dinamika kehidupan.Siap menghadapi dinamika kehidupan. 7.

7. Membangun sifat toleransi.Membangun sifat toleransi. 8.

8. Sadar kedudukanSadar kedudukan.. 9.

9. Merupakan petunjuk arahMerupakan petunjuk arah.. 10.

(5)

Hal-hal yg Mendorong

Hal-hal yg Mendorong

Orang Berfilsafat

Orang Berfilsafat

Ketakjuban

: Takjub thd alam semesta

: Takjub thd alam semesta

berusaha utk memikirkan & menyelidiki ra

berusaha utk memikirkan & menyelidiki ra

-

-hasia alam semesta

hasia alam semesta

Kesangsian

: Menyangsikan atas sesuatu

: Menyangsikan atas sesuatu

berusaha utk menyelidikinya secara

berusaha utk menyelidikinya secara

seksama

seksama

hingga mendapat kepastian

hingga mendapat kepastian

Kesadaran akan keterbatasan

: Merasa

: Merasa

bahwa dirinya : makhluk yg serba

bahwa dirinya : makhluk yg serba

keter-

ba

ba

tasan

tasan

memikirkan kekuatan gaib di

memikirkan kekuatan gaib di

(6)

Ciri-ciri Kegiatan Berfilsafat

Ciri-ciri Kegiatan Berfilsafat

(1)(1)

Radika

Radika

l

l

berpikir sampai ke akar

berpikir sampai ke akar

2

nya sampai

nya sampai

mendapatkan sesuatu dgn segala konsekwensi

mendapatkan sesuatu dgn segala konsekwensi

Deskriptif

Deskriptif

menguraikan secara rinci hal

menguraikan secara rinci hal

penting secara realita

penting secara realita

.

.

Sistematis

Sistematis

berpikir logis, bergerak dgn

berpikir logis, bergerak dgn

langkah

langkah

22

yg urut

yg urut

&

&

runtut serta saling

runtut serta saling

ber-

ber-hubungan yg teratur

hubungan yg teratur

Spekulatif

Spekulatif

upaya perekayasaan utk jadi

upaya perekayasaan utk jadi

landasan dasar lebih lanjut.

(7)

Ciri-ciri berpikir yg bersifat

Ciri-ciri berpikir yg bersifat

(2)(2)

Kritik/analit

Kritik/analit

ik

ik

analisis pengertian dgn istilah

analisis pengertian dgn istilah

yg jelas

yg jelas

Evaluatif/normatif

Evaluatif/normatif

menilai utk temukan

menilai utk temukan

norma

norma

Sistematik

Sistematik

tersusun secara runtut dlm satu

tersusun secara runtut dlm satu

kesatuan keseluruhan yg bulat

kesatuan keseluruhan yg bulat

&

&

utuh

utuh

Universal

Universal

berpikir yg mencakup keseluruh

berpikir yg mencakup keseluruh

-

-an yg bersifat umum, tidak terbatas oleh

an yg bersifat umum, tidak terbatas oleh

ruang

(8)

Fungsi Filsafat

(1)

Ditinjau dari Aspek Sejarah

Ditinjau dari Aspek Sejarah

: :

M

M

ulanya berfungsi sbg Induk dari segala Ilmu

ulanya berfungsi sbg Induk dari segala Ilmu

Pengetahuan.

Pengetahuan.

Kini

Kini

berfungsi sbg Sistem Inter Disipliner :

berfungsi sbg Sistem Inter Disipliner :

Sebagai penghubung

Sebagai penghubung

&

&

tempat bertemunya

tempat bertemunya

berbagai disiplin

berbagai disiplin

ilmu yg spesifik

ilmu yg spesifik

&

&

yg telah

yg telah

terpisah dari filsafat.

terpisah dari filsafat.

Pendalaman lebih lanjut ilmu

Pendalaman lebih lanjut ilmu

22

itu akan

itu akan

(9)

Fungsi Filsafat

(2)

Ditinjau dari Aspek Kemanfaatannya

Ditinjau dari Aspek Kemanfaatannya

: :

Fungsi secara Teoritik

Fungsi secara Teoritik

Merupakan

Merupakan

Sumber Bahan

Sumber Bahan

&

&

Pemberi Asas serta Metode,

Pemberi Asas serta Metode,

Pemberi Dasar, Prasangka

Pemberi Dasar, Prasangka

&

&

Pemersatu,

Pemersatu,

Petunjuk

Petunjuk

&

&

Penafsir bagi Ilmu Pengetahuan

Penafsir bagi Ilmu Pengetahuan

lain.

lain.

Fungsi secara Praktis

Fungsi secara Praktis

Menjadikan orang

Menjadikan orang

dapat berpikir secara logis

dapat berpikir secara logis

&

&

hidup secara

hidup secara

harmonis, serta bersikap maupun bertindak

harmonis, serta bersikap maupun bertindak

secara bijaksana dlm bat

secara bijaksana dlm bat

a

a

s norma kehidupan

s norma kehidupan

yg berlaku dlm masyarakat.

(10)

Beberapa Cabang Filsafat Umum

(1)

1.

1.

Metafisika

Metafisika

(Filsafat tentang yg ada)

(Filsafat tentang yg ada)

bagian

bagian

2

Ontologia (Filsafat umum)

Ontologia (Filsafat umum)

Inti Mutlak atau Zat atau Hakikat segala

Inti Mutlak atau Zat atau Hakikat segala

sesuatu

sesuatu

Kosmologia (Filsafat Alam)

Kosmologia (Filsafat Alam)

Segala sesuatu yg ada , teratur (struktur alam

Segala sesuatu yg ada , teratur (struktur alam

semesta)

semesta)

Epistomologi (teori ttg ilmu pengetahuan)

Epistomologi (teori ttg ilmu pengetahuan)

spontan & reflektif

spontan & reflektif

Pluralisme

Pluralisme

sesuatu banyak & saling berhu-

sesuatu banyak & saling

berhu-bungan biasanya bersifat empirik

(11)

Beberapa Cabang Filsafat Umum

(2) 2.

2. LogikaLogika (Filsafat Budi) (Filsafat Budi)

Masalah penalaran atau Cara Berpikir Tepat

Masalah penalaran atau Cara Berpikir Tepat merupa- merupa-kan cabang aksiologi ilmu pengetahuan

kan cabang aksiologi ilmu pengetahuan

3.

3. EtikaEtika (Filsafat Keindahan (Filsafat Keindahan perilaku perilaku)) Manusia ditinjau Manusia ditinjau dari sudut tingkah laku

dari sudut tingkah laku : :

Hedonisme, Eudemonisme, Unilitarisme, vitalisme, Hedonisme, Eudemonisme, Unilitarisme, vitalisme, 4.

4. EstetikaEstetika (Filsafat Keindahan (Filsafat Keindahan fisik fisik) )  Masalah Indah Masalah Indah tidaknya suatu

tidaknya suatu mmenurut enurut nnormaorma22 Objektif Objektif

5.

5. TheodiceTheodice (Filsafat Ada Mutlak) (Filsafat Ada Mutlak) Masalah zat mutlak yaitu Tuhan

(12)

Beberapa Aliran dlm Filsafat Barat

(1)

RasionalismeRasionalisme : pendiriannya adalah akal pikiran yg : pendiriannya adalah akal pikiran yg

merupakan :

merupakan :

 Dasar utk mengetahui sesuatu.Dasar utk mengetahui sesuatu.  Petunjuk utk mencapai kenyataan.Petunjuk utk mencapai kenyataan.  Alat utk mencapai pengetahuan.Alat utk mencapai pengetahuan.

 Mengabaikan pengetahuan indrawi yg dianggap sering Mengabaikan pengetahuan indrawi yg dianggap sering

menyesatkan

menyesatkan

EmpirismeEmpirisme : :

 Mendewakan pengalaman (empirisme) yg dianggap Mendewakan pengalaman (empirisme) yg dianggap

memegang peranan sangat penting bagi pengetahuan,

memegang peranan sangat penting bagi pengetahuan,

satu

satu22nya dasar serta sumber pengetahuan.nya dasar serta sumber pengetahuan.

 Dalam ilmu, pengetahuan yg berguna, pasti Dalam ilmu, pengetahuan yg berguna, pasti && benar benar

adalah diperoleh orang melalui penginderaannya.

(13)

Beberapa Aliran dlm Filsafat Barat

(2)

KritismeKritisme : :

 Menyelidiki (mengadakan kritik) pengetahuan budi Menyelidiki (mengadakan kritik) pengetahuan budi && menjelaskan tentang dimungkinkannya pengetahuan menjelaskan tentang dimungkinkannya pengetahuan

budi ini. budi ini.

 Berusaha mendamaikan pertentangan antara filsafat Berusaha mendamaikan pertentangan antara filsafat rasionalisme dgn empirisme.

rasionalisme dgn empirisme.

IdealismeIdealisme : :

 Segala sesuatu yang ada itu tergantung pada Segala sesuatu yang ada itu tergantung pada kesa- kesa-daran manusia.

daran manusia.

 Mengutamakan kebesaran rohani atau kebenaran ilham. Mengutamakan kebesaran rohani atau kebenaran ilham.

 Akal akan memikirkan lebih lanjut ilham itu.Akal akan memikirkan lebih lanjut ilham itu.

(14)

Beberapa Aliran dlm Filsafat Barat

(3)

Positivisme

: :

 Orang hendaknya memperhatikan halOrang hendaknya memperhatikan hal22 yg positif, yg positif, &&

apa

apa22 yg sungguh yg sungguh22, serta akibat, serta akibat22 yg sudah ditentukan yg sudah ditentukan

secara pasti

secara pasti && positif. positif.

 Mengutamakan kenyataan yg senyataMengutamakan kenyataan yg senyata22nya nya && t tiiddaak k

dapat diingkari lagi.

dapat diingkari lagi.

Materialisme

: :

 Hanya materilah yg dipandang sebagi kebenaran yg Hanya materilah yg dipandang sebagi kebenaran yg

sah.

sah.

 Mengutamakan benda atau materi Mengutamakan benda atau materi && mengabaikan jiwa mengabaikan jiwa

&

& roh. roh.

(15)

Beberapa Aliran dlm Filsafat Barat

Beberapa Aliran dlm Filsafat Barat

(4)

(4)

Pragmatisme

Pragmatisme

: :

 Mengutamakan kegunaan segala sesuatu bagi Mengutamakan kegunaan segala sesuatu bagi kehidup-

kehidup-an mkehidup-anusia.

an manusia. Yg penting adalah apaYg penting adalah apa2 2 yg berguna bagi yg berguna bagi

kehidupan manusia.

kehidupan manusia.

Utilitarisme

Utilitarisme

: :

 Tujuan hidup manusia adalah membentuk masyarakat Tujuan hidup manusia adalah membentuk masyarakat

yg sangat makmur

yg sangat makmur && tanpa kesusahan serta tanpa kesusahan serta bermandikan kesenangan belaka.

bermandikan kesenangan belaka.

Eksistensialisme

Eksistensialisme

: Individu merupakan subyek : Individu merupakan subyek

konkrit dlm menghadapi manusia

(16)

DASAR ONTOLOGIS

DASAR ONTOLOGIS

Pemikiran ttg negara Pemikiran ttg negara

bangsa, masyarakat & bangsa, masyarakat &

manusia manusia

DASAR ONTOLOGIS

DASAR ONTOLOGIS

Pemikiran ttg negara Pemikiran ttg negara

bangsa, masyarakat & bangsa, masyarakat &

manusia manusia

DASAR EPISTEMOLOGIS

DASAR EPISTEMOLOGIS

Sbg suatau pengetahuan

Sbg suatau pengetahuan

intern struktur logis &

intern struktur logis &

konsisten implementasinya

konsisten implementasinya

DASAR EPISTEMOLOGIS

DASAR EPISTEMOLOGIS

Sbg suatau pengetahuan

Sbg suatau pengetahuan

intern struktur logis &

intern struktur logis &

konsisten implementasinya

konsisten implementasinya

DASAR AKSIOLOGIS

DASAR AKSIOLOGIS

Yg terkandung di dlmnya, Yg terkandung di dlmnya, hierarkhi & struktur nilai

hierarkhi & struktur nilai

di dlmnya konsep etika yg

di dlmnya konsep etika yg

terkandung di dlmnya

terkandung di dlmnya

DASAR AKSIOLOGIS

DASAR AKSIOLOGIS

Yg terkandung di dlmnya, Yg terkandung di dlmnya,

hierarkhi & struktur nilai

hierarkhi & struktur nilai

di dlmnya konsep etika yg

di dlmnya konsep etika yg

(17)
(18)
(19)

DASAR

DASAR

AKSIOLOGIS

AKSIOLOGIS

DASAR

DASAR

AKSIOLOGIS

AKSIOLOGIS

HAKIKAT NILAI

HAKIKAT NILAI

HAKIKAT NILAI

HAKIKAT NILAI

SUMBER NILAI

SUMBER NILAI

SUMBER NILAI

SUMBER NILAI

STRUKTUR

STRUKTUR

NILAI

NILAI

STRUKTUR

STRUKTUR

(20)

ASAL USUL FALSAFAH BANGSA

ASAL USUL FALSAFAH BANGSA

(1)

(1)

DARI BUDAYA BANGSA

 Tertuang dari prasasti kerajaan di Kalimantan Timur, Tertuang dari prasasti kerajaan di Kalimantan Timur,

Sumatera Selatan, dan Jawa Tengah Sumatera Selatan, dan Jawa Tengah

PERIODE SEBELUM TAHUN 1900

 Kerajaan KUTAIKerajaan KUTAI

Prasasti Yupa

Prasasti Yupa  Nilai sosial, politik & ketuhanan dlm Nilai sosial, politik & ketuhanan dlm

bentuk : kerajaan, kenduri & sedekah kepada brahmana bentuk : kerajaan, kenduri & sedekah kepada brahmana

 Kerajaan SRIWIJAYAKerajaan SRIWIJAYA

Sistem pemerintahan teratur

Sistem pemerintahan teratur  nilai keagamaan ter- nilai keagamaan

ter-gambar adanya kerjasama rohaniwan dgn pegawai gambar adanya kerjasama rohaniwan dgn pegawai

kerajaan. kerajaan.

Cita

Cita2 2 negara tersurat : “marvuat vanua Criwijaya negara tersurat : “marvuat vanua Criwijaya siddhayatra subhiksa”

siddhayatra subhiksa”  cita cita22 negara Sriwijaya yg negara Sriwijaya yg

(21)

ASAL USUL FILSAFAT BANGSA

ASAL USUL FILSAFAT BANGSA

(2)(2)

 Kerajaan di Jawa sebelum MAJAPAHIT (masa Raja Kerajaan di Jawa sebelum MAJAPAHIT (masa Raja Erlangga)

Erlangga)

 sila I dgn toleransi beragamasila I dgn toleransi beragama

 sila IV dgn musyawarah & tradisi istanasila IV dgn musyawarah & tradisi istana

 sila V dgn upaya kesejahteraan pertanian rakyatsila V dgn upaya kesejahteraan pertanian rakyat

 Kerajaan MAJAPAHITKerajaan MAJAPAHIT

Pancasila dlm buku “Negarakertagama” (Mpu Pra-Pancasila dlm buku “Negarakertagama” (Mpu

panca) panca)

““Bhineka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrua” Bhineka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrua”

dlm buku Sutasoma (Mpu Tantular) dlm buku Sutasoma (Mpu Tantular)  walaupun walaupun

berbeda, namun satu jua adanya sebab tidak ada berbeda, namun satu jua adanya sebab tidak ada

agama yg memiliki Tuhan yg berbedaagama yg memiliki Tuhan yg berbeda

Sumpah “Palapa” Gajah Mada Sumpah “Palapa” Gajah Mada  cita cita2 2 mempersa- mempersa-

(22)

ASAL USUL FILSAFAT BANGSA

(3)

(3)

PERIODE SEBELUM TAHUN 1900

PERIODE SEBELUM TAHUN 1900

Masa Kerajaan Islam tidak banyak yg

Masa Kerajaan Islam tidak banyak yg

ditulis ttg falsafah bangsa (Pancasila)

ditulis ttg falsafah bangsa (Pancasila)

Masa Penjajahan Portugis & Belanda

Masa Penjajahan Portugis & Belanda

para Pemimpin Lokal (raja/sultan)

para Pemimpin Lokal (raja/sultan)

disibukkan utk melawan orang

(23)

ASAL USUL FILSAFAT BANGSA

(4)

Bangkitnya Kesadaran Kebangsaan

Bangkitnya Kesadaran Kebangsaan

 R. A. KARTINI (1904) R. A. KARTINI (1904)  Emansipasi perempuan : Emansipasi perempuan :

cerminan sila II

cerminan sila II

 BOEDI OETOMO (1908) BOEDI OETOMO (1908)  Kemandirian, martabat Kemandirian, martabat

bangsa, dan kesadaran nasional bertumpu pada

bangsa, dan kesadaran nasional bertumpu pada

kebudayaan : cerminan sila II & III.

kebudayaan : cerminan sila II & III.

 SERIKAT DAGANG ISLAM (1911) SERIKAT DAGANG ISLAM (1911)  Persamaan Persamaan

derajat, kemandirian, solidaritas, & perkembangan

derajat, kemandirian, solidaritas, & perkembangan

sosial-ekonomi masyarakat dgn tumpuan agama &

sosial-ekonomi masyarakat dgn tumpuan agama &

perdagangan : cerminan sila I, III, & V,

(24)

ASAL USUL FILSAFAT BANGSA

(5)

Bangkitnya Kesadaran Politis

Bangkitnya Kesadaran Politis

INDISCHE PARTIJ (1912)

INDISCHE PARTIJ (1912)

ingin capai

ingin capai

kemerdekaan dan membangun patriotisme

kemerdekaan dan membangun patriotisme

kaum “Hindia”, persamaan derajat, solidaritas,

kaum “Hindia”, persamaan derajat, solidaritas,

keadilan sosial ; cerminan sila III & V

keadilan sosial ; cerminan sila III & V

Gerakan Pemuda

Gerakan Pemuda

22

di Indonesia

di Indonesia

cita

cita

22

persatuan dgn dasar nasionalisme menuju

persatuan dgn dasar nasionalisme menuju

Indonesia Raya : cerminan sila III

Indonesia Raya : cerminan sila III

PNI & partai politik lain

PNI & partai politik lain

memperjoangkan

memperjoangkan

kemerdekaan dgn semangat nasionalisme &

kemerdekaan dgn semangat nasionalisme &

patriotisme : cerminan sila III & IV

(25)

ASAL USUL FILSAFAT BANGSA

(6)

Bangkitnya Kesadaran Ideologis

Bangkitnya Kesadaran Ideologis

Kongres Pemuda 1928

Kongres Pemuda 1928

“Sumpah

“Sumpah

Pemuda”, satu tanah air, bangsa &

Pemuda”, satu tanah air, bangsa &

bahasa cerminan : sila III, IV dan V

bahasa cerminan : sila III, IV dan V

Dikenal sbg hari lahir bangsa Indonesia

Dikenal sbg hari lahir bangsa Indonesia

sbg nasion

sbg nasion

Poespowardojo, 1989: 100

(26)

ASAL USUL FILSAFAT BANGSA

(7)

Sidang BPUPKI

Sidang BPUPKI

 3 ideologi yg berpengaruh : Kebangsaan, Islam, 3 ideologi yg berpengaruh : Kebangsaan, Islam,

Barat Moderen Sekuler.Barat Moderen Sekuler.

Kelompok Kebangsaan :

Kelompok Kebangsaan :

 5 hal sebagai dasar Indonesia merdeka5 hal sebagai dasar Indonesia merdeka

 Muh Yamin : Peri Kebangsaan, Peri Kemanusiaan, Muh Yamin : Peri Kebangsaan, Peri Kemanusiaan,

Peri Ketuhanan, Peri Kerakyatan, Kesejahteraan Peri Ketuhanan, Peri Kerakyatan, Kesejahteraan

RakyatRakyat

 Soepomo : Pemikiran Negara Integralistik, ...“ Soepomo : Pemikiran Negara Integralistik, ...“

negara yg bersatu dgn seluruh rakyatnya, yg negara yg bersatu dgn seluruh rakyatnya, yg

mengatasi seluruh golonganmengatasi seluruh golongan22nya dlm lapangan nya dlm lapangan

(27)

ASAL USUL FILSAFAT BANGSA

(8)

Kelompok Kebangsaan

Kelompok Kebangsaan

Soekarno : Nasionalisme atau Kebangsaan

Soekarno : Nasionalisme atau Kebangsaan

Indonesia, Internasionalisme atau Peri

Indonesia, Internasionalisme atau Peri

Kemanusiaan, Mufakat atau demokrasi,

Kemanusiaan, Mufakat atau demokrasi,

Kesejahteraan sosial, Ke-Tuhanan yg

Kesejahteraan sosial, Ke-Tuhanan yg

Berkebudayaan

Berkebudayaan

Ke-

Ke-

Tuhanan yg

Tuhanan yg

(28)

ASAL USUL FILSAFAT BANGSA

(9)

Kelompok Islam

Kelompok Islam

 Menghendaki Islam sbg Dasar Negara, Islam sbg Menghendaki Islam sbg Dasar Negara, Islam sbg

agama resmi & Presiden harus orang Indonesia asli

agama resmi & Presiden harus orang Indonesia asli

yg beragama Islamyg beragama Islam

 Piagam Jakarta : “… Ketuhanan dgn kewajiban menja- Piagam Jakarta : “… Ketuhanan dgn kewajiban menja-

lankan syari’at Islam bagi pemeluk pemeluknya”

lankan syari’at Islam bagi pemeluk pemeluknya”

Kelompok Barat Moderen Sekuler

Kelompok Barat Moderen Sekuler

 Urusan agama dipisahkan dgn urusan negaraUrusan agama dipisahkan dgn urusan negara

 Demokrasi yg mengarah pada faham individualistikDemokrasi yg mengarah pada faham individualistik  Sistem Pemerintahan Parlementer & pembatasan Sistem Pemerintahan Parlementer & pembatasan

kekuasaan

(29)

PANCASILA sbg IDEOLOGI NEGARA

PANCASILA sbg IDEOLOGI NEGARA

(1)

(1)

 Destut de Tracy : “science of idea” Destut de Tracy : “science of idea”  penget. ttg penget. ttg

gagasan : benar/kesalahan

gagasan : benar/kesalahan  melalui proses berfikir melalui proses berfikir kritis.

kritis.

 Berkembang Berkembang 

1. penget. ttg gagasan disertai : kerangka pikir, emosi,

1. penget. ttg gagasan disertai : kerangka pikir, emosi,

perilaku manusia, masyarakat & dunia secara kese- perilaku manusia, masyarakat & dunia secara kese-

luruhan sehingga menjasi suatu sistem.luruhan sehingga menjasi suatu sistem. 2.

2.“ pengetahuan yg mengkaji motivasi & penghalalan pengetahuan yg mengkaji motivasi & penghalalan

tindaktindak22 politik” politik”

 Pelaku politik sering tidak lagi berbicara logis & Pelaku politik sering tidak lagi berbicara logis &

faktual dlm melemparkan ide

(30)

PANCASILA sbg IDEOLOGI NEGARA

PANCASILA sbg IDEOLOGI NEGARA

(2) (2)

 Sejak abad XVIII berkembang ideologi sebagai Sejak abad XVIII berkembang ideologi sebagai

kemajuan cara berfikir manusia yg mengarah pd

kemajuan cara berfikir manusia yg mengarah pd

politik

politik

 Masa ini pertarungan antara penguasa & pemikirMasa ini pertarungan antara penguasa & pemikir2 2 ygyg

mengembangkan ide egaliter

mengembangkan ide egaliter

 Ideologi Liberal, lebih mengetengahkan faham rasion-Ideologi Liberal, lebih mengetengahkan faham

rasion-alisme, empirisme, individualisme

alisme, empirisme, individualisme

 Ideologi Sosialis Komunis, faham ini merupakan bentuk Ideologi Sosialis Komunis, faham ini merupakan bentuk

faham sbg reaksi atas perkembangan masyarakat

faham sbg reaksi atas perkembangan masyarakat

kapitalis.

kapitalis.  lebih mengutamakan masasalah komunal lebih mengutamakan masasalah komunal

 Ideologi lain, berkembang sbg ideologi alternatif yg Ideologi lain, berkembang sbg ideologi alternatif yg

disesuaikan dgn situasi kondisi : bangsa (terkait,

disesuaikan dgn situasi kondisi : bangsa (terkait,

sejarah & budaya) & wilayah

(31)

PANCASILA sbg IDEOLOGI NEGARA

PANCASILA sbg IDEOLOGI NEGARA

(3)

(3)

Makna Ideologi bagi Bangsa & Negara :

Makna Ideologi bagi Bangsa & Negara :

mencerminkan cara berfikir masyarakat,

mencerminkan cara berfikir masyarakat,

bangsa maupun negara, namun juga membentuk

bangsa maupun negara, namun juga membentuk

masyarakat menuju cita

masyarakat menuju cita

22

Merupakan sumber motivasi & semangat bangsa

Merupakan sumber motivasi & semangat bangsa

Hendaknya bersifat terbuka, reformatif &

Hendaknya bersifat terbuka, reformatif &

dinamis.

dinamis.

Bersiafat terbuka mengandung nilai

Bersiafat terbuka mengandung nilai

2 2

:

:

- Nilai Dasar

- Nilai Dasar

- Nilai Instrumental

- Nilai Instrumental

- Nilai Praksis

(32)

PANCASILA sbg IDEOLOGI NEGARA

PANCASILA sbg IDEOLOGI NEGARA

(4)

(4)

 Ideologi Negara (dalam arti citaIdeologi Negara (dalam arti cita22 negara) : menjadi negara) : menjadi

basis teori sistem kenegaraan untuk seluruh rakyat

basis teori sistem kenegaraan untuk seluruh rakyat

& bangsa, yang pada hakekatnya adalah suatu asas

& bangsa, yang pada hakekatnya adalah suatu asas

kerohanian dengan beberapa ciri antara lain :

kerohanian dengan beberapa ciri antara lain :

1.

1. Menjadi derajad tertinggi sebagai nilai hidup Menjadi derajad tertinggi sebagai nilai hidup

kebangsaan dan kenegaraan

kebangsaan dan kenegaraan 2.

2. Yuridis Kenegaraan Yuridis Kenegaraan  utk mewujudkan suatu asas utk mewujudkan suatu asas

kerokhanian, pandangan dunia, pandangan hidup,

kerokhanian, pandangan dunia, pandangan hidup,

pe-doman hidup, yg dipelihara, dikembangkan,

doman hidup, yg dipelihara, dikembangkan,

diamal-kan, dilestarikan kepada generasi berikutnya serta

kan, dilestarikan kepada generasi berikutnya serta

diperjuangkan & dipertahanakan dgn kesediaan

diperjuangkan & dipertahanakan dgn kesediaan

berkorban.

(33)

RUMUSAN PANCASILA

RUMUSAN PANCASILA

(1) (1)

Rumusan Soekarno

Rumusan Soekarno 1.

1. KebangsaanKebangsaan 2.

2. Internasionalisme atau Internasionalisme atau

Peri Kemanusiaan

Peri Kemanusiaan 3.

3. Mufakat atau Mufakat atau

Demokrasi

Demokrasi 4.

4. Kesejahteraan SosialKesejahteraan Sosial 5.

5. Ketuhanan Yang Maha Ketuhanan Yang Maha

Esa

Esa

Rumusan Muh.Yamin

Rumusan Muh.Yamin

1.

1. Peri KebangsaanPeri Kebangsaan 2.

2. Peri KemanusiaanPeri Kemanusiaan

3.

3. Peri KetuhananPeri Ketuhanan 4.

4. Peri KerakyatanPeri Kerakyatan 5.

(34)

RUMUSAN PANCASILA

RUMUSAN PANCASILA

(2) (2)

Rumusan Piagam JakartaRumusan Piagam Jakarta

1.

1. Ketuhanan dgn kewajiban Ketuhanan dgn kewajiban

menjalankan syariat

menjalankan syariat

Islam bagi pemeluk-

Islam bagi pemeluk-

pemeluknya

pemeluknya 2.

2.Kemanusiaan yang adil & Kemanusiaan yang adil &

beradab

beradab 3.

3.Persatuan IndonesiaPersatuan Indonesia 4.

4.Kerakyatan yang dipimpin Kerakyatan yang dipimpin

oleh hikmat

kebijaksa-5.Keadilan Sosial bagi Keadilan Sosial bagi

seluruh takyat Indonesia

seluruh takyat Indonesia

Rumusan UUD-1945Rumusan UUD-1945

1.

1. Ketuhanan Yang Maha EsaKetuhanan Yang Maha Esa 2.

2.Kemanusiaan yang adil & Kemanusiaan yang adil &

beradab

beradab 3.

3.Persatuan IndonesiaPersatuan Indonesia 4.

4.Kerakyatan yang dipimpin Kerakyatan yang dipimpin

oleh hikmat bijaksanaan

oleh hikmat bijaksanaan

dalam permusyawaratan/

dalam permusyawaratan/

perwakilan

perwakilan 5.

5.Keadilan sosial bagi Keadilan sosial bagi

seluruh rakyat Indonesia

(35)

RUMUSAN PANCASILA

RUMUSAN PANCASILA

(3) (3)

Rumusan Konstitusi

Rumusan Konstitusi

RIS

RIS

1.

1.

Ketuhanan yang

Ketuhanan yang

Maha Esa

5.

Keadilan Sosial

Keadilan Sosial

Rumusan UUDS

Rumusan UUDS

1.

1.

Ketuhanan Yang

Ketuhanan Yang

Maha Esa

Maha Esa

2.

2.

Peri Kemanusiaan

Peri Kemanusiaan

3.

3.

Kebangsaan

Kebangsaan

4.

4.

Kerakyatan

Kerakyatan

5.

5.

Keadilan Sosial

Keadilan Sosial

Setneg, tt: 67

(36)

NILAI

NILAI22 HUKUM TUHAN, HUKUM KODRAT, HUKUM TUHAN, HUKUM KODRAT,

HUKUM ETIS, HUKUM FILOSOFIS

HUKUM ETIS, HUKUM FILOSOFIS

YG TERKANDUNG DLM PEMBUKAAN UUD 1945

YG TERKANDUNG DLM PEMBUKAAN UUD 1945

NILAI

NILAI22 HUKUM TUHAN, HUKUM KODRAT, HUKUM TUHAN, HUKUM KODRAT,

HUKUM ETIS, HUKUM FILOSOFIS

HUKUM ETIS, HUKUM FILOSOFIS

YG TERKANDUNG DLM PEMBUKAAN UUD 1945

YG TERKANDUNG DLM PEMBUKAAN UUD 1945

HUKUM KODRAT

NEGARA PELAKSANAANPELAKSANAANPELAKSANAANPELAKSANAAN

(37)

PERIODISASI PENERAPAN PANCASILA

PERIODISASI PENERAPAN PANCASILA

Periode 1945 - 1949

Periode 1945 - 1949

 Pandangan yg berkembang s/d berlakunya Konstitusi Pandangan yg berkembang s/d berlakunya Konstitusi

RIS

RIS

 Sidang PPKI 18 Agustus 1845 :Sidang PPKI 18 Agustus 1845 :

1. Mengesahkan Pembukaan UUD

1. Mengesahkan Pembukaan UUD

2. Mengesahkan UUD

2. Mengesahkan UUD

3. Memilih Presiden dan Wakil Presiden

3. Memilih Presiden dan Wakil Presiden

4. Menetapkan utk sementara Presiden dibantu oleh

4. Menetapkan utk sementara Presiden dibantu oleh

sebuah Komite sebuah Komite Nasional.Nasional.

5. Konstitusi terdiri dari 3 bagian : Pembukaan,

5. Konstitusi terdiri dari 3 bagian : Pembukaan,

(38)

PERIODISASI PENERAPAN PANCASILA

PERIODISASI PENERAPAN PANCASILA

Periode 1945 - 1949

Periode 1945 - 1949

 Pemikiran Pancasila sbg citaPemikiran Pancasila sbg cita22 hukum & cita hukum & cita22 kenega-

kenega-raan dipenga-ruhi oleh situasi mempertahankan

raan dipenga-ruhi oleh situasi mempertahankan

ke-merdekaan & eksistensi bangsa.

merdekaan & eksistensi bangsa.

 Faktor Eksteren : Allied Forces Netherlands East Faktor Eksteren : Allied Forces Netherlands East

Indies utk lucuti & pulangkan Jepang, bebaskan

Indies utk lucuti & pulangkan Jepang, bebaskan

interniran sekutu, tegakkan perdamaian utk

interniran sekutu, tegakkan perdamaian utk

pemerin-tahan sipil & menuntut penjahat perang ke pengadilan

tahan sipil & menuntut penjahat perang ke pengadilan

 AFNEI masuk wilayah yg telah merdeka, timbulkan AFNEI masuk wilayah yg telah merdeka, timbulkan

konflik

konflik

 Faktor Interen : power struggle & ideological struggle Faktor Interen : power struggle & ideological struggle

 berdampak pada pelaksanaan cita berdampak pada pelaksanaan cita2 2 hukum & citahukum & cita2 2

(39)

PERIODISASI PENERAPAN PANCASILA

PERIODISASI PENERAPAN PANCASILA

Periode 1945 - 1949

Periode 1945 - 1949

Maklumat Wakil Presiden No X :

Maklumat Wakil Presiden No X :

 Komite Nasional Indonesia Pusat sbg MPR & DPR Komite Nasional Indonesia Pusat sbg MPR & DPR 

kekuasaan legislatif & menetapkan GBHN

kekuasaan legislatif & menetapkan GBHN  Pelaksana BP KNIP

Pelaksana BP KNIP

 Berdiri Partai Politik dgn 3 sumber ideologi :Berdiri Partai Politik dgn 3 sumber ideologi :

 Ideologi Agama : Masyumi, Parkindo, PKRIIdeologi Agama : Masyumi, Parkindo, PKRI

 Ideologi Barat Moderen Sekular : PSI, PRS, PKIIdeologi Barat Moderen Sekular : PSI, PRS, PKI

(40)

PERIODISASI PENERAPAN PANCASILA

PERIODISASI PENERAPAN PANCASILA

Periode 1949 - 1950

Periode 1949 - 1950

 Masa Berlakunya Pemerintah RISMasa Berlakunya Pemerintah RIS  Pembukaan Konstitusi RIS :Pembukaan Konstitusi RIS :

 Alinea I Alinea I  kesadaran kebangsaan, konstatasi seja- kesadaran kebangsaan, konstatasi

rah perjuangan, citarah perjuangan, cita22

&

&

niat “menduduki niat “menduduki

hak bangsa merdeka”hak bangsa merdeka”

 Alinea IIAlinea II  pengakuan & ucapan syukur kpd Tuhan, pengakuan & ucapan syukur kpd Tuhan,

konstatasi situasi konkrit pd masa itukonstatasi situasi konkrit pd masa itu

 Alinea IIIAlinea III Republik Federasi, Dasar Negara Republik Federasi, Dasar Negara

Pancasila

Pancasila

 Alinea IVAlinea IV  tujuan “mewujudkan kebahagiaan kese- tujuan “mewujudkan kebahagiaan

jahteraan, perdamaian & kemerdekaan”,

jahteraan, perdamaian & kemerdekaan”,

ttg negara hukum

(41)

PERIODISASI PENERAPAN PANCASILA

PERIODISASI PENERAPAN PANCASILA

Periode 1949 - 1950

Periode 1949 - 1950

 Pembukan Konstitusi RIS dan Pembukaan UUD Pembukan Konstitusi RIS dan Pembukaan UUD

1945 tdk banyak berbeda (dalam perumusan),

1945 tdk banyak berbeda (dalam perumusan),

namun alam pikiran & sistem pemerintahan

namun alam pikiran & sistem pemerintahan

banyak berbeda.

banyak berbeda.

 UUD 1945 UUD 1945  didukung secara penuh ideologi didukung secara penuh ideologi

kebangsaan

kebangsaan

 Konstitusi RIS Konstitusi RIS  alam pikiran Barat Moderen alam pikiran Barat Moderen

Sekular : Sistem Parlamenter, dicantumkannya

Sekular : Sistem Parlamenter, dicantumkannya

hak

hak22 & kebebasan dasar manusia,serta asas& kebebasan dasar manusia,serta asas22

dasar.

dasar.

 Masa ini ada :Masa ini ada :

 Pemberontakan baik bersifat petualangan maupun Pemberontakan baik bersifat petualangan maupun

ideologis

ideologis

(42)

PERIODISASI PENERAPAN PANCASILA

PERIODISASI PENERAPAN PANCASILA

Periode 1950 – 1959

Periode 1950 – 1959

(1)(1)

Periode ditandai memuncaknya konflik & perdebatan Periode ditandai memuncaknya konflik & perdebatan

ideologi di sekitar Pancasila. ideologi di sekitar Pancasila.

 Mukadimah UUDS 1950Mukadimah UUDS 1950

Alinea I

Alinea I  ttg kemerdekaan & penemuan kembali ttg kemerdekaan & penemuan kembali

ProklamasiProklamasi Alinea II

Alinea II  konstatasi jalannya perjuangan konstatasi jalannya perjuangan

Alinea III

Alinea III pernyataan syukur kepada Tuhan pernyataan syukur kepada Tuhan

Alinea IV

Alinea IV  neg yg berbentuk republik, dasar neg. neg yg berbentuk republik, dasar neg.

Pancasila, tujuan : mewujudkan kebaha-Pancasila, tujuan : mewujudkan

giaan, kesejahteraan, perdamaian & ke- giaan, kesejahteraan, perdamaian & ke-

merdekaan dlm masyarakat & neg Hukum merdekaan dlm masyarakat & neg Hukum

(43)

PERIODISASI PENERAPAN PANCASILA

PERIODISASI PENERAPAN PANCASILA

Periode 1950 – 1959

Periode 1950 – 1959

(2)(2)

Garuda Pancasila

Garuda Pancasila

,

,

dgn perisai tanda gambar

dgn perisai tanda gambar

dgn motto “Bhineka Tunggal Ika” disyahkan th

dgn motto “Bhineka Tunggal Ika” disyahkan th

1951

1951

Perkembangan umum luar negeri

Perkembangan umum luar negeri

pengakuan

pengakuan

& ikut berperanserta dlm politik dunia

& ikut berperanserta dlm politik dunia

Perkembangan politik dalam negeri

Perkembangan politik dalam negeri

krisis &

krisis &

gejolak

gejolak

instabilitas Pem.

instabilitas Pem.

Konflik Ideologi >< Kebangsaan >< Sosialisme

Konflik Ideologi >< Kebangsaan >< Sosialisme

(tripolar)

(44)

PERIODISASI PENERAPAN PANCASILA

PERIODISASI PENERAPAN PANCASILA

Periode 1950 – 1959

Periode 1950 – 1959

(3)

Ideologi Keagamaan

Ideologi Keagamaan

- Masyumi : menegakkan kedaulatan negara &

- Masyumi : menegakkan kedaulatan negara &

Islam serta cita

Islam serta cita

22

Islam

Islam

- PSII : negara spt dlm Qur’an, masalah lain

- PSII : negara spt dlm Qur’an, masalah lain

22

berasaskan keislaman.

berasaskan keislaman.

- Perti : ingin laksanakan tarbiat Islam

- Perti : ingin laksanakan tarbiat Islam se-

luas

luas

22

nya

nya

- Parkindo : politik ekonomi & sosial mrt

- Parkindo : politik ekonomi & sosial mrt

firman Tuhan

firman Tuhan

- PKRI : Pancasila & bertindak sesuai ajaran

- PKRI : Pancasila & bertindak sesuai ajaran

(45)

PERIODISASI PENERAPAN PANCASILA

PERIODISASI PENERAPAN PANCASILA

Periode 1950 – 1959

Periode 1950 – 1959

(4)(4)

 Ideologi KebangsaanIdeologi Kebangsaan

- PNI : kedaulatan NKRI, masyarakat sosialistis

- PNI : kedaulatan NKRI, masyarakat sosialistis

- PPIR : Kebangsaan, kerakyatan, peri-kemanusiaan

- PPIR : Kebangsaan, kerakyatan, peri-kemanusiaan

- Parindra : Patriotisme, Kerakyatan, Keadilan Sosial

- Parindra : Patriotisme, Kerakyatan, Keadilan Sosial

- PRI : kedaulatan NKRI, dasar Pancasila, perdamaian

- PRI : kedaulatan NKRI, dasar Pancasila, perdamaian

abadiabadi

- PRN : kerakyatan, kebangsaan, kekeluargaan (gotong

- PRN : kerakyatan, kebangsaan, kekeluargaan (gotong

royong)royong) - Partai

- Partai22 lain : P.Kedaulatan Rakyat, P.Serikat Kerakyat- lain : P.Kedaulatan Rakyat, P.Serikat Kerakyat-

an Indonesia, P.Ikatan Nasional Indonesia, P.Tani In- an Indonesia, P.Ikatan Nasional Indonesia, P.Tani In-

donesiadonesia - Partai

- Partai22 yg bersifat kerakyatan tercampur juga paham yg bersifat kerakyatan tercampur juga paham

(46)

PERIODISASI PENERAPAN

PANCASILA

Periode 1950 – 1959

(5)

 Ideologi SosialismeIdeologi Sosialisme Dipengaruhi ide negara Barat Dipengaruhi ide negara Barat

Moderen Sekular

Moderen Sekular

- PKI ; Marxisme Leninisme

- PKI ; Marxisme Leninisme  masyarakat sosialistis masyarakat sosialistis

Indonesia Indonesia  alat alat22 produksi dimiliki oleh/dan diper- produksi dimiliki oleh/dan diper-

dipergunakan utk kepentingan masy.dipergunakan utk kepentingan masy. - PSI : ajaran sosialis Marx-Engels

- PSI : ajaran sosialis Marx-Engels

- P.Murba : anti fasisme, imperialisme, kapitalisme &

- P.Murba : anti fasisme, imperialisme, kapitalisme &

perjuangan aksi Murba yg teraturperjuangan aksi Murba yg teratur

- P.Buruh : asas demokrasi, perjuangan rakyat sosialis.

(47)

PERIODISASI PENERAPAN PANCASILA

PERIODISASI PENERAPAN PANCASILA

Periode 1950 – 1959

Periode 1950 – 1959

(6) (6)

Konflik Ideologi Tripolar (DN) & Bipolar (LN)

Konflik Ideologi Tripolar (DN) & Bipolar (LN)

1.

1. Golongan yg menghendaki Sosial Ekonomi sbg dasar Golongan yg menghendaki Sosial Ekonomi sbg dasar

negara & menolak Pancasila atau Islam

negara & menolak Pancasila atau Islam 2.

2.Golongan yg menghendaki Islam & menolak Pancasila Golongan yg menghendaki Islam & menolak Pancasila

serta sosial ekonomi menjadi dasar.

serta sosial ekonomi menjadi dasar. 3.

3.Golongan yg mempertahankan Pancasila & menolak Golongan yg mempertahankan Pancasila & menolak

sosial ekonomi & Islam utk dijadikan negara.

sosial ekonomi & Islam utk dijadikan negara.

KAA memberi pengalaman bhw bgs Indonesia dpt KAA memberi pengalaman bhw bgs Indonesia dpt

berperan di dunia

berperan di dunia

(48)

PERIODISASI PENERAPAN PANCASILA

PERIODISASI PENERAPAN PANCASILA

Periode 1960 - 1965

Periode 1960 - 1965

 Periode ini dikenal sbg Periode Demokrasi TerpimpinPeriode ini dikenal sbg Periode Demokrasi Terpimpin  LangkahLangkah22 Presiden SoekarnoPresiden Soekarno

- Fungsi Pancasila = sbg dasar kebijaksanaan Pem.- Fungsi Pancasila = sbg dasar kebijaksanaan Pem. - Fungsi Pancasila = legitimasi kekuasaan

- Fungsi Pancasila = legitimasi kekuasaan  monopoli monopoli

penjelasan Pancasila oleh Pem.penjelasan Pancasila oleh Pem.

 Atas desakan PartaiAtas desakan Partai22 Politik Politik  Pancasila = NASAKOM Pancasila = NASAKOM

 Menolak NASAKOM = menolak PancasilaMenolak NASAKOM = menolak Pancasila

 Pancasila menjadi tertutup thp kritikPancasila menjadi tertutup thp kritik2 2  kabur kabur

statusnya

statusnya  Tema sentral : Revolusi Tema sentral : Revolusi

(49)

PERIODISASI PENERAPAN PANCASILA

PERIODISASI PENERAPAN PANCASILA

Periode 1960 - 1965

Periode 1960 - 1965

Sidang MPRS

Sidang MPRS

- Memperkuat Manipol RI dgn perincian dlm GBHN - Memperkuat Manipol RI dgn perincian dlm GBHN

- Menyetujui Amanat Presiden ttg GBHN - Menyetujui Amanat Presiden ttg GBHN

- Menyetujui Amanat Presiden ttg “to Bulid the World - Menyetujui Amanat Presiden ttg “to Bulid the World

Anew” & pedoman Manipol.Anew” & pedoman Manipol.

- Menugaskan dgn kekuasaan penuh kepada Presiden/ - Menugaskan dgn kekuasaan penuh kepada Presiden/

Pangti/PBR utk laksanakan keputusanPangti/PBR utk laksanakan keputusan22 MPRSMPRS

-

- LembagaLembaga22 Negara dibawah Presiden (dgn Ketuanya Negara dibawah Presiden (dgn Ketuanya

setingkat Menteri.setingkat Menteri.

(50)

PERIODISASI PENERAPAN PANCASILA

PERIODISASI PENERAPAN PANCASILA

Periode 1960 - 1965

Periode 1960 - 1965

Pemikiran Presiden Soekarno ttg PancasilaPemikiran Presiden Soekarno ttg Pancasila

-- Revolusi menjadi tema utama, Pancasila dikembangkan uraian Revolusi menjadi tema utama, Pancasila dikembangkan uraian

mengenai sosialisme Indonesia. mengenai sosialisme Indonesia.

- Pendidikan harus melahirkan warganegara yg Pancasilais.

- Pendidikan harus melahirkan warganegara yg Pancasilais.

Peranan PKIPeranan PKI

-- Makin meningkat, Nyoto & Lukman berkedudukan sbg MenteriMakin meningkat, Nyoto & Lukman berkedudukan sbg Menteri

- Tema revolusi memantulkan ideologi Marxis versi Lenin & Mao

- Tema revolusi memantulkan ideologi Marxis versi Lenin & Mao

 merupakan pergumulan politikmerupakan pergumulan politik

Seminar Hukum Nasional 1963

Seminar Hukum Nasional 1963

: :

Pancasila secara eksplisit menjadi dasar Hukum NasionalPancasila secara eksplisit menjadi dasar Hukum Nasional

(51)

PERIODISASI PENERAPAN PANCASILA

PERIODISASI PENERAPAN PANCASILA

Periode 1966 - 1998

Periode 1966 - 1998

 Dikenal sebagai Orde BaruDikenal sebagai Orde Baru

 Ditandai dgn Perjuangan Tritura (bubarkan PKI, pe-Ditandai dgn Perjuangan Tritura (bubarkan PKI,

pe-rombakan dari unsur PKI, perbaikan ekonomi)

rombakan dari unsur PKI, perbaikan ekonomi)

 Front Pancasila (beberapa partai & ormas) Front Pancasila (beberapa partai & ormas)  penata-

penata-an kembali kehiduppenata-an kenegarapenata-an sesuai dgn Ppenata-ancasila

an kembali kehidupan kenegaraan sesuai dgn Pancasila

& UUD-1945

& UUD-1945

 Super Semar Super Semar  Presiden Soekarno memberi mandat Presiden Soekarno memberi mandat

kepada Letjen TNI Suharto

kepada Letjen TNI Suharto

(52)

PERIODISASI PENERAPAN PANCASILA

PERIODISASI PENERAPAN PANCASILA

Periode 1966 - 1998

Periode 1966 - 1998

Sidang Umum MPRS 1966

Sidang Umum MPRS 1966

 Penugasan Super Semar membentuk Kabinet AmperaPenugasan Super Semar membentuk Kabinet Ampera  Menarik kembali Pengangkatan Pemimpin Besar Menarik kembali Pengangkatan Pemimpin Besar

Revolusi sbg Presiden seumur hidup.

Revolusi sbg Presiden seumur hidup.

 Memorandum DPR-GR ttg sumber tertib hukum RI & Memorandum DPR-GR ttg sumber tertib hukum RI &

tata urut per-undang

tata urut per-undang22an.an.

 Penyerderhanaan: kepartaian, keormasan & kekaryaan.Penyerderhanaan: kepartaian, keormasan & kekaryaan.  Pembubaran PKI & pernyataan sbg partai terlarang di Pembubaran PKI & pernyataan sbg partai terlarang di

wil neg Indonesia, pelarangan

wil neg Indonesia, pelarangan

penyebarluasan/meng-embangkan ajaran Komunis (Marxis, Leninisme)

(53)

PERIODISASI PENERAPAN PANCASILA

PERIODISASI PENERAPAN PANCASILA

Periode 1966 - 1998

Periode 1966 - 1998

Sidang Umum Istimewa MPRS 1967

Sidang Umum Istimewa MPRS 1967

 Pres Soekarno tdk dpt memenuhi pertanggungjawaban Pres Soekarno tdk dpt memenuhi pertanggungjawaban

konstusional & tdk menjalankan haluan serta putusan

konstusional & tdk menjalankan haluan serta putusan

MPRS

MPRS

 Menetapkan tatacara pemilihan Wapres & tatacara Menetapkan tatacara pemilihan Wapres & tatacara

pengangkatan Pejabat Presiden hingga dipilihnya

pengangkatan Pejabat Presiden hingga dipilihnya

Presiden oleh MPR (hasil pemilu)

Presiden oleh MPR (hasil pemilu)

Sidang Umum MPR 1973

Sidang Umum MPR 1973

 Memilih Presiden & Wakil PresidenMemilih Presiden & Wakil Presiden

(54)

PERIODISASI PENERAPAN PANCASILA

PERIODISASI PENERAPAN PANCASILA

Periode 1966 - 1998

Periode 1966 - 1998

Sidang Umum MPR 1978Sidang Umum MPR 1978 : :

 Pengukuan Pancasila melalui Program P4 Pengukuan Pancasila melalui Program P4  penuntun & penuntun & pegangan hidup & sikap setiap individu Indonesia

pegangan hidup & sikap setiap individu Indonesia

Sidang Umum MPR 1983Sidang Umum MPR 1983 : :

 Pancasila sbg satuPancasila sbg satu22nya asas bagi organisasi politik & nya asas bagi organisasi politik &

organisasi masa

organisasi masa

Sidang Umum MPR 1988Sidang Umum MPR 1988 : :

 Pembangunan sebagai pengamalan PancasilaPembangunan sebagai pengamalan Pancasila

Masa OrbaMasa Orba  Pancasila menjadi alat memperkokoh Pancasila menjadi alat memperkokoh kekuasaan orba

kekuasaan orba  kekuasaan eksekutif makin sulit kekuasaan eksekutif makin sulit

dikontrol & legislatif dibawah kendali eksekutif.

(55)

PERIODISASI PENERAPAN PANCASILA

PERIODISASI PENERAPAN PANCASILA

Periode 1999 - kini

Periode 1999 - kini

 Masa Reformasi bersamaan dgn “semangat globalisasi”Masa Reformasi bersamaan dgn “semangat globalisasi”

 Globalisasi menyatukan berbagai negara dlm satu entitasGlobalisasi menyatukan berbagai negara dlm satu entitas

 Globalisasi Globalisasi  perubahan struktural dlm kehidupan perubahan struktural dlm kehidupan berbangsa & bernegara

berbangsa & bernegara

 Globalisasi (ekonomi & iptek) Globalisasi (ekonomi & iptek)  imbas ; politik, sosial, imbas ; politik, sosial, budaya, gaya hidup dls hingga tindak kriminal

budaya, gaya hidup dls hingga tindak kriminal

 Blok liberal tdk ada yg mengimbangi Blok liberal tdk ada yg mengimbangi  benturan budaya benturan budaya

 pecah pecah neg. neg. nasionalnasional  neg. neg. etniketnik

 Ras Anglo Saxon ingin menguasai dunia lagi Ras Anglo Saxon ingin menguasai dunia lagi

(56)

PERIODISASI PENERAPAN PANCASILA

PERIODISASI PENERAPAN PANCASILA

Periode 1999 - kini

Periode 1999 - kini

 UNESCO (1999) menyarankan tetap diberlakunannya UNESCO (1999) menyarankan tetap diberlakunannya

kurikulum/silabi “

kurikulum/silabi “learning to belearning to be” yg dijabarkan ” yg dijabarkan menjadi kelompok Mk Pengembangan Kepribadian.

menjadi kelompok Mk Pengembangan Kepribadian.

 Indonesia harus tetap konsisten dgn Tunas Indonesia harus tetap konsisten dgn Tunas 

paradigma pembangunan sesuai dgn Pancasila.

paradigma pembangunan sesuai dgn Pancasila.

 Sila I : menempatkan manusia sebagai sistem alam Sila I : menempatkan manusia sebagai sistem alam  Sila II : dasar moralitas pengembangan IptekSila II : dasar moralitas pengembangan Iptek

 Sila III : komplementasi universal & internasionalSila III : komplementasi universal & internasional  Sila IV : ilmuwan bebas, demokratis & bersedia Sila IV : ilmuwan bebas, demokratis & bersedia

dikritik

dikritik

 Sila V : hasil pembangunan utk jaga keseimbangan Sila V : hasil pembangunan utk jaga keseimbangan

(57)

RENUNGAN MASA DEPAN

RENUNGAN MASA DEPAN

Globalisasi menyeret kita kearah

Globalisasi menyeret kita kearah

liberalisme

liberalisme

faham individualisme

faham individualisme

Negara kita mengarah menjadi negara

Negara kita mengarah menjadi negara

federal (sistem bi-kameral pada badan

federal (sistem bi-kameral pada badan

legislatif)

legislatif)

UU otonomi daerah akan mengarah ke

UU otonomi daerah akan mengarah ke

federalis & individualis

federalis & individualis

Beberapa pasal dlm UUD malah saling

Beberapa pasal dlm UUD malah saling

bertentangan (Pembukaan mengarah pd

bertentangan (Pembukaan mengarah pd

negara persatuan, batang tubuh

negara persatuan, batang tubuh

(58)

Daftar Pustaka

Daftar Pustaka

 Soemiarno (2006), Filsafat PancasilaSoemiarno (2006), Filsafat Pancasila

 Abdulgani, DR. Roeslan, 1988, Abdulgani, DR. Roeslan, 1988, Pancasila, Perjalanan Sebuah Pancasila, Perjalanan Sebuah

Ideologi, Jakarta,

Ideologi, Jakarta, Grasindo, FKN-alumni GMNI.Grasindo, FKN-alumni GMNI.

 Front Pembela Proklamasi ’45, 2002, Front Pembela Proklamasi ’45, 2002, Perubahan UUD 1945Perubahan UUD 1945, ,

Jakarta. Jakarta.

 Kaelan, H., Drs,MSKaelan, H., Drs,MS,,2002,2002, Pendidikan PancasilaPendidikan Pancasila, , Edisi Reformasi Edisi Reformasi

2002, Yogyakarta, Paradigma. 2002, Yogyakarta, Paradigma.

 Kattsoff, Louis O., 2004, Kattsoff, Louis O., 2004, Pengantar Filsafat Pengantar Filsafat (terjemahan Soejono (terjemahan Soejono

Soemargono), Yogyakarta, Tiara Wacana Soemargono), Yogyakarta, Tiara Wacana

 Notonagoro, Prof, Dr, Mr, Drs, 1997, Notonagoro, Prof, Dr, Mr, Drs, 1997, Pancasila secara ilmiah Pancasila secara ilmiah

Populer

Populer, Jakarta, Bumi Aksara, Jakarta, Jakarta, Bumi Aksara, Jakarta

 Noor Syam, Dr. Mohammad, 2000. Noor Syam, Dr. Mohammad, 2000. Pancasila Dasar negara Republik Pancasila Dasar negara Republik

Indonesia, Malang,

Indonesia, Malang, Lab Pancasila Un.Neg. Malang, Lab Pancasila Un.Neg. Malang,

 Poespowardoyo, DR.SoerjantoPoespowardoyo, DR.Soerjanto, , Filsafat Pancasila,Filsafat Pancasila, Gramedia, Gramedia,

Jakarta 1989 Jakarta 1989

 Simbolon, Parakitri T., 1995Simbolon, Parakitri T., 1995 Mejadi Indonesia IMejadi Indonesia I : : Akar-akar Akar-akar

Kebangsaan Indonesia

Kebangsaan Indonesia, Jakarta, Kompas-Grasindo , Jakarta, Kompas-Grasindo

 Sunoto, 1981, Sunoto, 1981, Mengenal Filsafat PancasilaMengenal Filsafat Pancasila, , YogyakartaYogyakarta,,Bag Bag

Referensi

Dokumen terkait

JL Soekarno Hatta KM 2 Loa Janan Gg Kasiani ± 100 m dari jalan utama. Wisma Loajanan

NEW WORLD ORDER (Menguak Rencana Licik Zionis Menguasai Dunia). Ufuk Publishing House.. Kesempatan ini dimanfaatkan oleh Yahudi untuk mengail dalam air keruh. Pyke diajak pergi

Terlihat bahwa unit Pemasaran III memiliki unit biaya eksternal paling tinggi, hal ini disebabkan karena unit Pemasaran tersebut memilik unit ICC yang jauh lebih tinggi

Permainan berdimensi ontologis. Seorang pemain tahu pasti bahwa yang dilakukan hanyalah permainan tapi dia bermain dengan begitu serius. Play itself contains its own, even

Proses pemilihan supplier yang tidak tepat akan berdampak pada penjualan dari perusahaan karena berhubungan dengan proses produksi dan juga produk yang akan dijual nantinya1. Banyak

Tetapi bila Anda tidak minum teh dan ingin melakukan perawatan dengan manfaat teh basi untuk wajah, Anda dapat secara khusus menyeduh teh untuk diendapkan semalaman dan

Hasil verifikasi juga mengeksplorasi bahwa dalam penyusunan MOU minimal memuat: pihak yang bekerjasama, visi, misi, kebijakan dan strategi pembangunan KKJS sisi

Varietas berpengaruh nyata pada tinggi tanaman pada 4 sampai 7 MST, jumlah anakan produktif, kejadian penyakit pada 8 dan 9 MST, bobot brangkasan, jumlah gabah bernas