• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Analisis Pemungutan Pajak Reklame Sebagai Pendapatan Asli Daerah Kota Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Analisis Pemungutan Pajak Reklame Sebagai Pendapatan Asli Daerah Kota Medan"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pajak merupakan pembayaran wajib yang dikenakan berdasarkan Undang-Undang yang tidak dapat dihindari, yang hasilnya digunakan untuk membiayai pengeluaran negara dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan. Penerimaan dari setiap sektor pajak setiap tahunnya terus mengalami peningkatan. Melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dapat diketahui setiap rencana Pendapatan Negara dari sektor pajak yang mengalami peningkatan setiap tahunnya.Pendapatan yang diperoleh dari sektor ini yang akan digunakan untuk pembiayaan setiap pembangunan yang akan berjalan maupun pembangunan yang sedang berjalan, dan juga pendapatan negara dari sektor ini akan digunakan untuk keperluan negara bagi kemakmuran rakyat.

(2)

diarahkan ke daerah. Berdasarkan Undang – Undang Nomor 33 Tahun 2004 Pasal 5 tentang perimbangan keuangan antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah, ditetapkan bahwa penerimaan Negara dalam pelaksanaan desentralisasi terdiri atas Pendapatan Daerah dan Pembiayaan. Pendapatan Daerah tersebut bersumber dari :

1. Pendapatan Asli Daerah ( PAD ) 2. Dana Perimbangan

3. Lain – Lain Pendapatan daerah yang sah

Pendapatan daerah yang bersumber dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan sumber yang dapat memberikan peluang untuk memajukantiap daerah. Apabila peluang itu tercapai maka dengan demikian dapat tercapainya kebutuhan setiap masyarakat dalam hal perekonomian. Salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah adalah dari Pajak Reklame. Pajak Reklame merupakan sumber yang sangat potensial untuk meningkatkan perekonomian daerah. Untuk mewujudkan hal tersebut maka dilakukanlah pemungutan Pajak Reklame. Yang dapat diperoleh melaluiadanya pemasangan reklame atau pemasangan iklan. Sehingga akan dijadikan Pendapatan Asli Daerah yang akan digunakan untuk membiayai setiap pengeluaran aparatur dan pengeluaran publik. Pemasangan reklame yang dapat dipungut hanya yang memiliki izin saja sesuai dengan peraturan daerah yang telah ditetapkan.

(3)

reklame,perhitungan besar pajak dan melalui pemungutan pajak reklame. Dalam melakukan pemungutan pajak harus sesuai dengan kriteria– kriteria perpajakan yang dalam hal teori dan praktik dapat dipertanggung jawabkan, seperti berdasarkan objek dan dasar pengenaan pajaknya sesuai dengan kepentingan umum, memperhatikan aspek keadilan, kemampuan masyarakat dan tidak memberi dampak ekonomi yang negatif. Pemungutan pajak yang dipungut dapat mempengaruhi kehidupan ekonomis, sehingga dalam pemungutan harus berdasarkan kebijakan perpajakan. Maka pemungutan pajak yang dilakukan tidak menjadi suatu beban bagi yang dipungut. Hal ini menjadi dapat menjadi pendukung dalam hal pembiayaan pengeluaran untuk mewujudkan pembangunan.

(4)

karena secara integral pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan negara. Penerimaan yang diperoleh melalui pemungutan pajak reklame dapat menjadi pendukung meningkatkan Pendapatan Asli Daerah, dengan adanya kepedulian dan kepatuhan wajib pajak sangat mendukung hal ini. Kepedulian pada setiap pemasangan reklame sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan dan juga kewajiban pada setiap wajib pajak yang telah mendirikan reklame untuk membayar pajak menjadi pendukung dapat tercapainya Pendapatan Asli Daerah. Dalam mendirikan reklame juga tidak dapat di sembarang tempat, seperti di lokasi bukan persil misalnya reklame yang didirikan di trotoar yang berada di persimpangan jalan, yang dapat mengganggu atau menutupi rambu – rambu yang ada di persimpangan jalan. Hal ini menjadi faktor yang dapat mempengaruhi nilai penerimaan pajak reklame. Maka peranan pajak reklame dapat terhambat sebagai pendukung dalam memajukan pembangunan daerah.

Pemungutan dalam pajak reklame dilakukan tidak sembarangan, yakni sesuai dengan ketetapan yang telah ditentukan yang tidak mempengaruhi reklame tersebut seperti dari segi nilai sewa, dan melalui letak strategis reklame. Berdasarkan hal tersebut apabila tidak diperhatikan maka akan mempengaruhi pembangunan daerah.

(5)

B. Tujuan dan Manfaat 1. Tujuan

Adapun tujuan dari laporan tugas akhir adalah :

a. Untuk mengetahui peranan Pajak Reklame terhadap Pendapatan Asli Daerah di Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah Kota Medan.

b. Untuk mengetahui hambatan – hambatan dalam pelaksanaan pemungutan Pajak Reklame sebagai Pendapatan Asli Daerah Kota Medan.

c. Untuk mengetahui upaya – upaya dalam meningkatkan penerimaan Pajak Reklame di Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah Kota Medan. d. Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi Pajak Reklame pada tahun

2011 – 2016 dalam meningkatkan penerimaan Pendapatan Asli Daerah Kota Medan.

2. Manfaat

Adapun manfaat dari penulisan laporan tugas akhir ini, yaitu 2.1 Bagi Mahasiswa

a. Menambah wawasan dan pengetahuan mahasiswa dibidang pajak daerah khususnya pada pajak reklame.

b. Menerapkan ilmu yang telah diperoleh mahasiswa di perkuliahan tentang perpajakan khususnya tentang wajib pajak reklame.

(6)

2.2 Bagi Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan

a. Mendapatkan masukan berupa ide, saran dan gagasan untuk perbaikan dan penyempurnaan kurikulum yang berlaku di Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fisip, sehingga mampu mencapai standar pendidikan yang lebih baik.

b. Meningkatkan mutu serta kualitas dari setiap mahasiswa Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan sehingga akan menghasilkan lulusan-lulusan yang ahli dibidangnya.

c. Membuka interaksi antara Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fisip dengan Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi DaerahKota Medan dalam memberikan uji nyata mengenai ilmu pengetahuan yang dapat diterima dan dituangkan dalam laporan tugas akhir.

2.3 Bagi Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah(BPPRD) KotaMedan.

a. Membina hubungan baik antara Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah Kota Medan dengan Universitas Sumatera Utara khususnya Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan. b. Membantu dalam memberikan informasi dan masukan kpada

(7)

c. Membekali Mahasiswa/I dengan pengalaman yang sebenarnya di dunia kerja dan sebagai persiapan untuk memasuki dunia kerja dan masyarakat umum.

C. Uraian Teoritis 1. Pengertian Pajak

Menurut Undang – Undang No.16 Tahun 2009 dan Tata Cara Perpajakan bahwa Pajak adalah Kontribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang – undang dengan tidak mendapat imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar – besarnya kemakmuran rakyat. Adapun yang menjadi unsur – unsur pajak , yaitu :

a. Iuran rakyat kepada negara b. Berdasarkan Undang – Undang

c. Tanpa jasa timbal balik atau kontraprestasi dari negara yang secara langsung dapat ditunjuk

d. Digunakan untuk membiayai rumah tangga Negara

Secara umum pajak adalah pungutan dari masyarakat oleh negara berdasarkan undang – undang yang dapat dipaksakan dan terutang oleh orang pribadi atau badan dengan tidak mendapat prestasi kembali( kontraprestasi / balas jasa ) secara langsung, yang digunakan untuk membiayai pengeluaran negara dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan.

(8)

a. Pajak dipungut oleh negara, baik oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, berdasarkan kekuatan undang – undang serta aturan pelaksanaannya.

b. Pembayaran pajak harus masuk kepada kas negara.

c. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan adanya kontraprestasi individu oleh pemerintah ( tidak ada imbalan langsung yang diperoleh si pembayar pajak ).

d. Penyelenggaraan pemerintahan secara umum merupakan manifestasi kontraprestasi dari negara kepada para pembayar pajak.

e. Pajak dipungut karena adanya suatu keadaan, kejadian, dan perbuatan yang menurut peraturan perundang – undangan pajak dikenakan pajak. f. Pajak memiliki sifat dapat dipaksakan. Artinya wajib pajak yang tidak

memenuhi kewajiban pembayaran pajak, dapat dikenakan sanksi, baik sanksi pidana maupun denda sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

2. Fungsi Pajak

a. Fungsi Budgeter, yaitu pajak sebagai alat atau instrumen untuk memasukkan dana secara optimal ke kas negara berdasarkan Undang – Undang Perpajakan yang berlaku.

(9)

3. Jenis Pajak

Adapun jenis – jenis Pajak dikelompokkan ke dalam 3 bagian : 3.1 Pajak Menurut Golongannya

a. Pajak Langsung, yaitu pajak yang harus ditanggung sendiri oleh Wajib Pajak dan tidak dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada pihak lain. b. Pajak Tidak Langsung, yaitu pajak yang dibebankan atau dilimpahkan

kepada pihak lain.

3.2 Pajak Menurut Sifatnya

a. Pajak Subjektif, yaitu pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada subjeknya dan selanjutnya dicari syarat objektifnya, dalam arti memperhatikan keadaan diri Wajib Pajak.

b. Pajak Objektif, yaitu pajak yang berdasarkan objeknya, tanpa memperhatikan keadaan diri Wajib Pajak.

3.3 Pajak Menurut Lembaga Pemungutnya

a. Pajak Pusat, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga negara.

b. Pajak Daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah.

Pajak daerah terdiri atas : 1. Pajak Provinsi

(10)

4. Sistem Pemungutan Pajak

Sistem pemungutan pajak dibagi dalam tiga bagian berikut ini. a. Official Assessment System

Sistem pemungutan yang memberi wewenang kepada pemerintah ( fiskus ) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak menurut perundang – undangan perpajakan yang berlaku.

Ciri – ciri Official Assessment System :

1. Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang pada fiskus

2. Wajib Pajak bersifat pasif

3. Utang Pajak timbul setelah dikeluarkan surat ketetapan pajak oleh fiskus.

b. Self Assessment System

Sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada Wajib Pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang terutang.

c. With Holding System

(11)

5. Pengertian Pajak Daerah

Menurut Undang – Undang Nomor 28 Tahun 2009 (Pasal 1 ayat 10) tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Pajak Daerah adalah kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang –Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar – besarnya kemakmuran rakyat.

Adapun pengertian lain dari Pajak daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh daerah kepada orang pribadi atau badan tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang – undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembangunan daerah.

Berikutyang menjadi ciri – ciri dari Pajak daerah :

a. Pajak daerah berasal dari pajak negara yang diserahkan kepada daerah sebagai pajak daerah.

b. Penyerahan dilakukan berdasarkan Undang – Undang.

c. Pajak daerah dipungut oleh daerah berdasarkan kekuatan Undang – Undang dan peraturan hukum lainnya.

d. Hasil pungutan pajak daerah digunakan untuk membiayai pengeluaran daerah sebagai badan hukum publik.

(12)

melaksanakan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di daerah. Karena pemerintah daerah di Indonesia terbagi menjadi dua, yaitu pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten / kota, yang diberi kewenangan untuk melaksanakan otonomi daerah, pajak daerah di Indonesia dibagi menjadi dua, yaitu pajak provinsi dan pajak kabupaten / kota. Adapun jenis – jenis pajak daerah diatur sesuai dengan Undang –Undang Nomor 28 Tahun 2009, yaitu :

1. Jenis Pajak Provinsi terdiri dari : a. Pajak Kendaraan Bermotor

b. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor c. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor d. Pajak Air Permuka an

e. Pajak Rokok

2. Jenis Pajak Kabupaten / Kota terdiri dari : a. Pajak Hotel

b. Pajak Restoran c. Pajak Hiburan d. Pajak Reklame

e. Pajak Penerangan Jalan

f. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan g. Pajak Parkir

h. Pajak Air Tanah

i. Pajak Sarang Burung Walet

(13)

k. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan 6. Definisi Pajak Reklame dan Ruang Lingkupnya 6.1 Pengertian Pajak Reklame

Menurut Undang – Undang Nomor 28 Tahun 2009 ( Pasal 1 angka 26 dan 27 ), Pajak Reklame adalah pajak atas penyelenggaraan reklame. Reklame adalah benda, alat, perbuatan atau media yang dirancang untuk tujuan komersial. Dipergunakan untuk memperkenalkan, menganjurkan atau memujikan suatu barang, jasa atau orang, ataupun untuk menarik perhatian umum kepada suatu barang, jasa atau orang yang ditempatkan atau yang dapat dilihat, dibaca, didengar dari suatu tempat dan dinikmati oleh umum, kecuali yang dilakukan oleh pemerintah.

Pengenaan pada Pajak Reklame tidak mutlak ada pada seluruh daerah kabupaten / kota yang ada di Indonesia. Melainkan, hal ini berkaitan dengan kewenangan yang diberikan kepada pemerintah kabupaten / kota untuk mengenakan atau tidak mengenakan suatu jenis pajak kabupaten / kota.

6.2 Dasar Hukum Pemungutan Pajak Reklame

Yang menjadi dasar hukum dalam pelaksanaan pemungutan pajak reklame adalah :

• Undang-Undang No 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi

Daerah

• Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Perubahan Atas

(14)

• Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2001 tentang

Pajak Daerah

• Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 11 Tahun 2011 tentang Pajak

Reklame

• Peraturan Walikota Medan Nomor 38 Tahun 2014 tentang Penataan

Reklame

• Peraturan Walikota Medan Nomor 17 tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis

Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 11 Tahun 2011

D. Ruang Lingkup

Dalam penyusunan laporan tugas akhir ini, penulis melakukan pembatasan masalahnya agar tidak menyimpang dari permasalahan yang ada, yaitu sebagai berikut :

a. Peranan Pajak Reklame terhadap Pendapatan Asli Daerah

b. Hambatan – hambatan dalam pelaksanaan pemungutan Pajak Reklame sebagai Pendapatan Asli Daerah

c. Upaya – upaya dalam meningkatkan penerimaan Pajak Reklame

E. Metode Penulisan

Untuk mendapatkan dan mengumpulkan data serta informasi yang sesuai, maka metode yang digunkan adalah sebagai berikut.

1. Tahap Persiapan

(15)

persetujuan judul oleh program studi Diploma III Administrasi Perpajakan, penyusunan proposal, berkonsultasi dengan dosen pembimbing yang ditunjuk oleh program studi Diploma III Administrasi Perpajakan, pengajuan seminar proposal kepada program studi Diploma III Administrasi Perpajakan, melaksanakan seminar proposal tugas akhir dengan dosen pembimbing, acc seminar proposal tugas akhir dari dosen pembimbing, memohon surat pengantar laporan praktik kerja lapangan mandiri dari program studi Diploma III Administrasi Perpajakan.

2. Studi Literatur

Dalam tahap ini penulis melakukan riset berupa mencari data dan informasi dengan memahami landasan teori, menelaah buku-buku literatur, peraturan perundang-undangan dibidang perpajakan khususnya pajak reklame, Peraturan Pemerintah, majalah, surat kabar, internet, catatan-catatan maupun bahasa yang tertulis yang berhubungan secara langsung dengan kegiatan penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 3. Observasi Lapangan

(16)

4. Pengumpulan Data

Dalam melaksanakan penulisan Proposal Laporan Tugas Akhir, penulis juga mengumpulkan data yang diperlukan untuk kegiatan penelitian. Data tersebut dapat diperoleh dari pihak Badan Pengelola Pajak dan Retribusi DaerahKota Medan baik yang tertulis maupun data secara lisan.

5. Analisis Data dan Evaluasi

Dalam tahap ini penulis menganalisa permasalahan, kendala yang dihadapi dan mencari tahu atau menanyakan solusi atau jalan yang terbaik untuk memecahkan suatu masalah.

F. Metode Pengumpulan Data

Dalam menyusun laporan tugas akhir ini, ada tiga metode yang dilakukan untuk mengumpulkan data-data, yaitu sebagai berikut:

1. Metode Wawancara (interview)

Dalam tahap ini penulis mengumpulkan dan mencari data dengan melakukan wawancara dan mengajukan beberapa pertanyaan kepada pegawai Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah Kota Medan yang berkompenten untuk mendukung hasil laporan dan memperoleh data yang dibutuhkan mengenai pemungutan Pajak Reklame sebagai Pendapatan Asli Daerah.

2. Metode Pengamatan (observation)

(17)

mencari data secara langsung, mengamati dan meneliti bagaimana pelaksanaan pemungutan Pajak Reklame.

3. Metode Dokumentasi (documentation)

Mengumpulkan data dari Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah Kota Medan yang berupa dokumen-dokumen atau informasi yang berhubungan dengan objek yang dianggap sebagai bukti otentik yang dianggap sah mengenai Pajak Reklame yang diperoleh untuk melengkapi penyusunan Laporan Tugas Akhir.

G. Sistematika Penulisan Laporan

Adapun Sistematika penulisan laporantugas akhir yaitu sebagai berikut.

BAB I: PENDAHULUAN

Dalam bab ini penulis menjelaskan secara singkat Latar Belakang yang menjadi dasar pemikiran dalam penyusunan laporan, dan juga dalam pemilihan judul. Bab ini terdiri dari Latar Belakang, Tujuan dan Manfaat, Uraian Teoritis, Ruang Lingkup, Metode Penelitian, Metode Pengumpulan Data, dan Sistematika Penulisan Laporan Tugas Akhir.

BAB II: GAMBARAN UMUMBADAN PENGELOLA PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH KOTA MEDAN

(18)

Akhir,Struktur Organisasi, Uraian Tugas Pokok dan Fungsi, serta Gambaran data Pegawai Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah Kota Medan.

BAB III: GAMBARAN DATA ANALISIS PEMUNGUTAN PAJAK REKLAME SEBAGAI PENDAPATAN ASLI DAERAH

Dalam bab ini penulis menguraikan segala Pajak Reklame mulai dari subyek, objek, cara perhitungan serta masalah yang berkaitan dengan objek penelitian.

BAB IV: ANALISIS DAN EVALUASI DATA

Dalam bab ini diuraikan mengenai penganalisaan masalah yang timbul dan alternatif pemecahan masalah juga evaluasi terhadap alternatif pemecahan masalah tersebut.

BAB V: PENUTUP

Referensi

Dokumen terkait

Selanjutnya dilakukan pengujian citra baru di dalam jaring saraf tiruan dengan nilai penimbang yang didapat dari pelatihan dengan data training.. Desain

Madrasah Aliyah Muallimin Darussalam Sumedang adalah satuan pendidikan yang dikelola oleh yayasan pondok pesantren, budaya akademik yang dipakai adalah perpaduan

Data-data penelitian diambil dari karangan berbahasa Arab mahasiswa semester V (ganjil) Jurusan Bahasa dan Sastra Arab Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri..

Dengan sistem yang ada dalam e- court saat ini siapa saja yg akan menggunakan persidangan elektronik harus dan wajib memeliki akun sebagai "Pengguna Terdaftar"

Apabila berdasarkan laporan bulanan Perusahaan Syariah per 30 Juni 2020 Perusahaan Syariah memiliki Tingkat Kesehatan Keuangan dengan kondisi sehat dan mempunyai

Cara 2: Jika Sig. Maka dapat disimpulkan bahwa H 0 diterima, yang berarti bahwa Corporate Image secara parsial tidak berpengaruh terhadap kepercayaan masyarakat.. H0 :

Alat pengumpulan data teknik observasi adalah lembar observasi terhadap guru yang melaksanakan penelitian tindakan kelas (melaksanakan pembelajaran tindakan

Sedangkan tujuan dari analisis hidrologi ini adalah untuk mengetahui ketersediaan air Aek Sirahar dalam hubungannya dengan kebutuhan air atas areal pertanian yang berdasarkan