• Tidak ada hasil yang ditemukan

1 PENGARUH KARAKTERISTIK KEPEMILIKAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN KUALITAS AUDIT SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI PADA PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA ARTIKEL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "1 PENGARUH KARAKTERISTIK KEPEMILIKAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN KUALITAS AUDIT SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI PADA PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA ARTIKEL"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

1

PEMODERASI PADA PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

ARTIKEL

DODI SOERADI ARIFIN

NPM. 1310018212029

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS BUNG HATTA

(2)

PENGARUH KARAKTERISTIK KEPEMILIKAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN KUALITAS AUDIT SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI PADA PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

INDONESIA

Dodi Soeradi Arifin¹, Listiana Sri Mulatsih¹, Rika Desiyanti¹ ¹Program Studi Manajemen, Program Pascasarjana Universitas Bung Hatta

Email:tdoy_aquatsa@yahoo.co.id economiciana@yahoo.com

rikadyanti@yahoo.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis: (1) Menganalisis Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Kinerja Keuangan yang diukur dengan Return On Equity (ROE.), (2) Menganalisis Pengaruh Kepemilikan Keluarga terhadap Kinerja Keuangan yang diukur dengan Return On Equity (ROE), (3) Menganalisis Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Kinerja Keuangan yang diukur dengan Return On Equity (ROE), (4) Menganalisis Pengaruh Kepemilikan Asing terhadap Kinerja Keuangan yang diukur dengan Return On Equity (ROE), (5) Menganalisis Kualitas Audit memoderasi pengaruh Karakteristik Kepemilikan terhadap Kinerja Keuangan yang diukur dengan Return On Equity (ROE). Populasi dalam penelitian ini adalah 26 Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2007 sampai 2010. Sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling sehingga di dapat sampel sebanyak 25 perbankan. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Moderated Regression Analysis (MRA) dengan EVIEWS. Hasil pengujian menunjukkan 1 Kepemilikan manajerial berpengaruh signifikan positif terhadap Kinerja Keuangan yang diukur dengan Return on Equity (ROE) perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI dari Tahun 2007-2010. 2) Kepemilikan keluarga tidak berpengaruh signifikan positif terhadap Kinerja Keuangan yang diukur dengan Return on Equity (ROE) perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI dari Tahun 2007-2010. 3) Kepemilikan institusional berpengaruh signifikan positif terhadap Kinerja Keuangan yang diukur dengan Return on Equity (ROE) perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI dari Tahun 2007-2010. 4) Kepemilikan asing tidak berpengaruh signifikan positif terhadap Kinerja Keuangan yang diukur dengan Return on Equity (ROE) perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI dari Tahun 2007-2010. 5) Kualitas audit berpengaruh signifikan positif terhadap Kinerja Keuangan yang diukur dengan Return on Equity (ROE) perusahaan

perbankan yang terdaftar di BEI dari Tahun 2007-2010. PENDAHULUAN

Perekonomian Indonesia tahun 2008 tengah krisis keuangan global, Indonesia merupakan negara small open economi.

Sehingga imbas dari krisis finansial global sangat mempengaruhi kondisi perekonomian dalam negeri. Salah satu dampak dari krisis finansial global adalah

(3)

laju inflasi. (catatan: bahan tulisan ini antara lain bersumber dari laporan keuangan Bank Indonesia ).Persaingan bisnis tersebut menuntut setiap perusahaan untuk selalu mengembangkan stateginya untuk berkembang dan berdaya saing. Pengembangan perusahaan terus dilakukan oleh perusahaan dalam rangka menghadapi persaingan dan kelangsungan perusahaan. Untuk itu perusahaan perlu mengedepankan Good Corporate Governance (GCG) merupakan suatu konsep tata kelola perusahaan yang baik serta menyiapkan kerangka kerja tata kelola yang meliputi misi yang akan dicapai, aturan-aturan, dan konvensi yang jelas untuk pedoman pencapaian misi. Salah satu konsep menjaga kestablian

Good Corporate Governance (GCG) yaitu dengan meningkatkan kinerja keuangan perusahaan. Kinerja perusahaan menunjukkan kondisi keuangan suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat-alat analisis keuangan, sehingga dapat diketahui mengenai baik buruknya keadaan keuangan suatu perusahaan yang mencerminkan prestasi kerja dalam periode tertentu. Hal ini sangat penting agar asset perusahaan mampu dipergunakan secara optimal dalam menghadapi persaingan bisnis. Dengan demikian, good corporate governance

bukan saja terkait dengan hubungan antara perusahaan dengan para pemiliknya (shareholders), melainkan juga terutama dengan para pihak yang mempunyai kepentingan dengan perusahaan (stakeholders).

Namun, pada kenyataannya terdapat bank yang menyalahgunakan kepercayaan tersebut sehingga merugikan pihak nasabah atau stakeholder yang menyebabkan kepercayaan nasabah menurun. Salah satu penyebab penyalahgunaan kepercayaan itu terjadi karena kurangnya tata kelola yang baik

dalam suatu perusahaan perbankan untuk mempertahankan Good Corporate Governance. Permasalahan ini terjadi pada Bank Century pada tahun 2008 yang mengalami krisis kepercayaan karena adanya penipuan oleh pemilik dan manajemen dengan menggelapkan uang nasabah dengan melakukan penggelapan dengan cara. Pertama, memanfaatkan produk reksa dana fiktif yang diterbitkan PT. Antaboga Delta Sekuritas Indonesia yang dijual terselubung di Bank Century. Kedua, menyalurkan sejumlah kredit fiktif. Ketiga, menerbitkan letter of Credit

(L/C ) fiktif, (R. Dhanis, 2012). Permasalahan ini menunjukkan perusahaan perbankan yang kurang melaksanakan penerapan corporate governance akan berdampak pada operasionalisasi keuangan perbankan yang kurang efisien dan berdampak pada kinerja keuangan akibat resiko tindakan pengelolaan yang kurang tepat serta kurang melaksanakan penerapan Good Corporate Governance.

(4)

perusahan seperti penelitian Fama (1998) Kinerja perusahaan yang optimal merupakan tujuan perusahaan yang dapat dicapai melalui pelaksanaan fungsi manajemen keuangan, dimana satu keputusan keuangan yang diambil akan mempengaruhi keputusan keuangan yang lainnya dan berdampak pada nilai perusahaan.

Kinerja keuangan perusahaan ditunjukkan dari informasi laporan keuangan yang terlihat dari Neraca, Laporan laba rugi, Laporan komitmen/kontijensi, dan Laporan arus kas yang berguna bagi pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan perusahaan seperti informasi yang dimiliki oleh pemilik perusahaan. Sehingga, dengan adanya laporan keuangan, informasi akan tersebar secara merata antara pengelola dan pemilik serta menjadi informasi yang sangat penting dalam menganalisis suatu investasi, bahkan kinerja keuangan yang didapat dari hasil pengukuran rasio keuangan menjadi informasi yang sangat penting bagi investor untuk menanamkan modalnya. Artinya, kondisi keuangan perusahaan sangat penting untuk mengetahui kinerja perusahaan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan kebijakan manajemen dan para investor serta pihak lain di luar perusahaan.

Penilaian kinerja perusahaan yang didapat dari hasil rasio keuangan, dapat dilaksanakan dengan mengukur rasio keuangan melalui pendekatan Return On Equity (ROE)). Return On Equity (ROE)

untuk mengukur tingkat pengembalian ekuitas pemilik dalam memperoleh laba yang menjadi hak bagi pemegang saham perusahaan. Selain itu, Return On Equity

mampu dipergunakan untuk mengukur efektivitas keuangan perusahaan dalam mengelola aktiva dalam rangka memperoleh keuntungan yang pada

akhirnya dibagikan pada pemilik ekuitas. Semakin besar ROE perusahaan, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai perusahaan tersebut memanfaatkan modal yang dimiliki perusahaan. Semakin besar ROE menunjukkan kinerja perusahaan semakin baik, karena tingkat pengembalian Return On Equity semakin besar. Selain itu, hasil dari pengukuran ROE juga menunjukkan faktornet income margin dengan perputaran aktiva. Net Income Margin menunjukkan kemampuan memperoleh laba dari setiap kegiatan penjualan produk perusahaan, sedangkan perputaran aktiva menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menciptakan penjualan dari aktiva yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Artinya, kelancaran ROE mampu menggambarkan kinerja keuangan perusahaan.

Kemampuan manajerial perusahaan sebagai upaya untuk meningkatkan net income margin, maka diperlukan turnover

permodalan yang kuat baik didapat dari internal perusahaan maupun eksternal perusahaan. Sumber permodalan internal perusahaan antara lain modal saham, laba ditahan, dan laba tahun berjalan. Sedangkan sumber dana yang berasal dari eksternal perusahaan berasal dari hutang. Permodalan peruahaan harus dikelola dengan baik, karena masing-masing sumber dana tersebut harus dipertanggungjawabkan kepada para pemilik modal. Struktur modal (capital structure) antara modal sendiri (internal) dan modal pinjaman (eksternal) harus diperhatikan, sehingga dapat diketahui beban dan kewajiban perusahaan terhadap para pemilik modal tersebut.

(5)

pengaruh negatif antara institutional ownership terhadap ROE. Untuk itu informasi kinerja perusahaan melalui ROE, dapat mengetahui tingkat efisiensi perusahaan dalam memanfaatkan, mengelola dan mencapai kinerja perusahaan secara optimal dengan menggunakan modal pemilik perusahaan dan mengelola aktiva secara professional. Selain itu, manajemen perusahaan dituntut untuk mampu menganalisis profitabilitas, peramalan laba, serta perencanaan dan pengendalian aktiva dana ketersedian modal. Hal ini karena ketersediaan modal dapat mempengaruhi eksistensi kinerja perusahaan dalam melakukan penjualan produk perusahaan dan likuiditas perusahaan. Pengauditan merupakan sarana bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan baik bagi pemilik maupun stakeholders untuk memverifikasi kualitas laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan yang diaudit dapat dipercaya kualitasnya jika laporan keuangan tersebut dilakukan auditor yang berkualitas tinggi. Kualitas audit untuk mencegah terjadinya penyimpangan pengelolaan keuangan perusahaan dan mengetahui resiko keuangan dalam mempergunakan aktiva perusahaan melalui opini audit unqualified

atau qualified. Hal ini berdasarkan penelitian yang menggunakan ukuran kantor akuntan sebagai proksi kualitas audit bisa ditelusuri mulai dari DeAngelo (1981b), Chung dan Lindsay (1988), Teoh dan Wong (1993), DeFond dan Jiambalvo (1993), DeFond, Francis, dan Wong (2000), dan Choi dan Wong (2007). DeAngelo (1981b) mendefinisikan kualitas audit sebagai probabilitas nilaian-pasar bahwa laporan keuangan mengandung kekeliruan material dan auditor akan menemukan dan melaporkan kekeliruan material tersebut. Untuk itu dalam penelitian ini kualitas audit

ditempatkan sebagai variabel moderasi antara karakteristik kepemilikan dan kinerja keuangan perusahaan.

Karena itu, informasi keuangan kepada pihak yang berkepentingan pada penyajian informasi untuk para shareholders

perusahaan dan kepentingan stakeholders

sangat penting oleh perusahaan dalam penyampaian informasinya. Penyampaian informasi untuk perusahaan go public

perlu didukung oleh kualitas audit yang memberikan opini tentang laporan keuangan yang diterbitkan. Penggunaan variabel kualitas auditor sebagai variabel pemoderasi didasarkan pada peran auditor sebagai pihak yang memberikan pengesahan, dan bukan sebagai pihak penyaji laporan keuangan (Wirjono, 2004).

(6)

atau tidak terkonsentrasinya karakteristik kepemilikan dan pengungkapan laporan keuangan.

Tujuan Penelitian ini adalah untuk menganalisis: (1) Menganalisis Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Kinerja Keuangan yang diukur dengan Return On Equity (ROE.), (2) Menganalisis Pengaruh Kepemilikan Keluarga terhadap Kinerja Keuangan yang diukur dengan Return On Equity (ROE), (3) Menganalisis Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Kinerja Keuangan yang diukur dengan

Return On Equity (ROE), (4)Menganalisis Pengaruh Kepemilikan Asing terhadap Kinerja Keuangan yang diukur dengan

Return On Equity (ROE), (5)Menganalisis Kualitas Audit memoderasi pengaruh Karakteristik Kepemilikan terhadap Kinerja Keuangan yang diukur dengan

Return On Equity (ROE).

METODOLOGI PENELITIAN

Jenis Penelitian

Rancangan penelitian ini dilakukan pada Bursa Efek Indonesia dengan menggunakan data laporan keuangan (Financial Report) perbankan pada tahun 2007-2010 yang meliputi kepemilikan ekuitas, Laba bersih (net income), harga saham (stock price). Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan explanatory dan merupakan studi empiris yang dilakukan untuk membuktikan adanya Pengaruh Karakteristik Kepemilikan Terhadap Kinerja Keuangan dengan Kualitas Audit sebagai Moderasi (Studi pada Perbankan yang Terdaftar di BEI Periode 2007 – 2010). Penelitian ini merupakan pengujian hipotesis yang terkait dengan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen serta moderasi pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah 26 perbankan yang terdaftar di BEI.

Sampel

Penarikan sampel yang dilakukan secara acak dengan teknik purposive sampling. Sehingga di dapat sampel sebanyak 25 perbankan yang terdaftar di BEI

Definisi Operasional

1. Variabel Kinerja Keuangan yang diukur dengan ROE merupakan kemampuan manajemen perusahaan dalam mengelola modal yang tersedia untuk mendapatkan net income yang tersedia bagi pemegang saham.

2. Variabel Kepemilikan Manajerial merupakan kepemilikan saham perusahaan itu sendiri yang ditunjukkan dari persentase kepemilikan manajerial atau yang dimiliki manajer dan direktur pada masing-masing periode pengamatan 3. Variabel Kepemilikan Keluarga merupakan kepemilikan saham keluarga yang ditunjukkan dari persentase kepemilikan keluarga pada masing-masing periode pengamatan

4. Variabel Kepemilikan Institusional merupakan kepemilikan saham perusahaan itu sendiri yang ditunjukkan dari persentase kepemilikan institusional atau yang dimiliki oleh lembaga lain pada masing-masing periode pengamatan. 5. Variabel Kepemilikan Asing merupakan kepemilikan saham perusahaan yang ditunjukkan dari persentase kepemilikan asing pada masing-masing periode pengamatan.

(7)

kualitas audit yang ditinjau dari dimensi ukuran auditor.

Analisis Data

Moderated Regression Analysis (MRA). MRA merupakan aplikasi khusus regresi berganda linier dimana dalam persamaan regresinya mengandung unsur interaksi (perkalian dua atau lebih variabel independen). dengan bantuan EVIEWS. Pengujian Persyaratan Analisis

Sebelum analisis data dilakukan, terlebih dahulu perlu dilakukan pengujian persyaratan analisis. Persyaratan tersebut adalah sebagai berikut:

a. Uji normalitas data menggunakan teknik pendekatan jorque-Bera. Pengujian normalitas diperlukan untuk mengetahui apakah penggunaan teknik analisis regresi dan korelasi dapat digunakan untuk menganalisis data penelitian ini.

b. Uji linearitas garis regresi dengan teknik regresi sederhana

c. Uji multikolonearitas dilihat dari besaran VIF (Variance Inflation Factor) dan Tolerance

d. Uji Autokorelasi dilihat dari nilai Durbin Watson

e. Uji Heteroskedastisitas, metode uji glejser dengan cara meregresikan antara variabel independen dengan nilai absolut residualnya. Jika nillai signifikansi antara variabel independen dengan absolut residual>0,05 maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali 2006).

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pertama diketahui bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja keuangan yang diukur dengan Return on Equity perbankan yang terdaftar di BEI dari Tahun 2007-2010.

Semakin tinggi tingkat Kepemilikan Manajerial tentunya akan mendorong terjadinya peningkatan Kinerja Keuangan yang diukur dengan Return on Equity

perbankan yang terdaftar di BEI dari Tahun 2007-2010.

Berdasarkan temuan penelitian ini diketahui bahwa Kinerja Keuangan yang diukur dengan Return on Equity akan dipengaruhi oleh Kepemilikan Manajerial. Apabila Kepemilikan Manajerial dalam suatu perusahaan tersebut banyak maka Kinerja Keuangan yang diukur dengan

Return on Equity akan semakin baik dan meningkat pula.

Semakin besar kepemilikan institusi keuangan maka akan semakin besar kekuatan suara dan dorongan dari institusi keuangan tersebut untuk mengawasi manajemen dan akibatnya akan memberikan dorongan yang lebih besar untuk mengoptimalkan nilai perusahaan sehingga kinerja perusahaan akan meningkat. Pengaruh investor institusional terhadap manajemen perusahaan dapat menjadi sangat penting serta dapat digunakan untuk menyelaraskan kepentingan manajemen dengan pemegang saham Solomon (2004) dalam Sabrina (2010).

(8)

mekanisme untuk mengurangi masalah keagenan dari manajer dengan menyelaraskan kepentingan-kepentingan manajer dengan pemegang saham. Penelitian mereka menemukan bahwa kepentingan manajer dengan pemegang saham eksternal dapat disatukan jika kepemilikan saham oleh manajer diperbesar sehingga manajer tidak akan memanipulasi laba untuk kepentingannya. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Widyaningdyah, Utari, Agnes (2001) yang menyatakan bahwa hubungan kepemilikan manajerial dengan kinerja perusahaan masih bertentangan dan terhadap hubungan non monotonic. Di mana pola hubungan non-monotonic adalah pola hubungan yang membentuk non-linear.

Maksudnya kepemilikan manajerial yang rendah terbukti meningkatkan nilai perusahaan dan begitu pula dengan kepemilikan manajerial yang tinggi terbukti dapat meningkatkan nilai perusahaan, tetapi ketika kepemilikan manajerial ada pada level intermediate

justru dapat menurunkan nilai perusahaan Berdasarkan hasil pengujian hipotesis kedua diketahui bahwa Kepemilikan Keluarga tidak berpengaruh signifikan positif terhadap Kinerja Keuangan yang diukur denganReturn on Equity perbankan yang terdaftar di BEI dari Tahun 2007-2010. Tanpa adanya Kepemilikan Keluarga tentunya tidak akan mendorong terjadinya peningkatan Kinerja Keuangan yang diukur dengan Return on Equity

perbankan yang terdaftar di BEI dari Tahun 2007-2010.

Berdasarkan temuan penelitian ini diketahui bahwa Kinerja Keuangan yang diukur dengan Return on Equity tidak dipengaruhi oleh Kepemilikan Keluarga. Walaupun Kepemilikan Keluarga dalam suatu perusahaan baik, maka Kinerja Keuangan yang diukur dengan Return on

Equity tidak akan semakin baik dan meningkat pula.

Temuan penelitian ini tidak sejalan dengan pendapat Martinez et.al (2007) menyatakan bahwa perusahaan keluarga memiliki kinerja dengan hasil yang lebih baik, karena perusahaan keluarga dikelola sebagian besar oleh anggota keluarga yang memegang posisi kunci dalam organisasi. Ciri khas bisnis ini jika dibandingkan dengan bisnis lainnya terletak pada kepemimpinan dan kontrol yang akan diwariskan pada generasi berikutnya. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Jaskiewicz and Klein (2005) menyatakan bahwa kinerja perusahaan keluarga (family ownership) lebih baik. Martinez, Stohr, Quiroga (2007) menyatakan karena kinerja perusahaan dengan kepemilikan keluarga mengikuti tiga elemen efektif, profesional, dan bertanggung jawab.

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis ketiga diketahui bahwa Kepemilikan Institusional berpengaruh signifikan positif terhadap Kinerja Keuangan yang diukur dengan Return on Equity perbankan yang terdaftar di BEI dari Tahun 2007-2010. Semakin tinggi Kepemilikan Institusional tentunya akan mendorong terjadinya peningkatan Kinerja Keuangan yang diukur denganReturn on Equity perbankan yang terdaftar di BEI dari Tahun 2007-2010.

Berdasarkan temuan penelitian ini diketahui bahwa Kinerja Keuangan yang diukur dengan Return on Equity akan dipengaruhi oleh Kepemilikan Institusional. Apabila Kepemilikan Institusional dalam suatu perusahaan tersebut tinggi maka Kinerja Keuangan yang diukur denganReturn on Equity akan semakin baik dan meningkat pula.

(9)

dalam mengontrol agency cost. Semakin besar kepemilikan oleh institusi keuanganmaka akan semakin besar kekuatan suara dan dorongan institusi keuangan untuk mengawasi manajemen dan akibatnya akan memberikan dorongan yang lebih besar untuk mengoptimalkan nilai perusahaan sehingga kinerja perusahaan juga akan meningkat.

Temuan penelitian ini didukung oleh pendapat Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa biaya keagenan (agency cost) dapat dikurangi dengan meningkatkan institutional ownership, dengan biaya keagenan yang kecil maka kinerja perusahaan akan meningkat. Keberadaan institutional ownership dalam suatu perusahaan mempunyai pengaruh positif terhadap ROE (Chaganti dan Damanpour, 1991). Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Husnan (2001) yang menunjukkan bahwa perusahaan multinasional yang memiliki

institutional investor yang tinggi memiliki ROE yang lebih baik dibandingkan perusahaan domestik yang memiliki

institutional investor yang rendah. Hasil penelitian tersebut didukung oleh Chaganti dan Damanpour (1991) yang juga menunjukkan pengaruh positif antara

Institutional Ownership terhadap kinerja perusahaan yang tercermin dalam return on equity(ROE).

Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Waskito (2014) hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Kepemilikan manajerial mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja keuangan.

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis keempat diketahui bahwa Kepemilikan asing tidak berpengaruh signifikan positif terhadap Kinerja Keuangan yang diukur dengan Return on Equity perbankan yang terdaftar di BEI dari Tahun 2007-2010. Semakin tinggi Kepemilikan asing

tentunya tidak akan mendorong terjadinya peningkatan Kinerja Keuangan yang diukur denganReturn on Equity perbankan yang terdaftar di BEI dari Tahun 2007-2010.

Berdasarkan temuan penelitian ini diketahui bahwa Kinerja Keuangan yang diukur denganReturn on Equity tidak akan dipengaruhi oleh Kepemilikan Institusional. Apabila Kepemilikan asing dalam suatu perusahaan tersebut tinggi maka Kinerja Keuangan yang diukur dengan Return on Equity tidak akan semakin baik dan meningkat pula.

Kepemilikan asing merupakan proporsi saham biasa perusahaan yang dimiliki oleh perorangan, badan hukum, pemerintah serta bagian-bagiannya yangberstatus luar negeri. Kepemilikan asing dalam perusahaan merupakan pihak yang dianggap concern terhadap peningkatan

good corporate governance (Simerly & Li, 2001; Fauzi, 2006).

(10)

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis kelima diketahui bahwa kualitas audit berpengaruh signifikan positif terhadap Kinerja Keuangan yang diukur dengan

Return on Equity perbankan yang terdaftar di BEI dari Tahun 2007-2010. Semakin tinggi tingkat kualitas audit tentunya akan mendorong terjadinya peningkatan Kinerja Keuangan yang diukur dengan Return on Equity perbankan yang terdaftar di BEI dari Tahun 2007-2010.

Berdasarkan temuan penelitian ini diketahui bahwa Kinerja Keuangan yang diukur dengan Return on Equity akan dipengaruhi oleh kualitas audit. Apabila kualitas audit dalam suatu perusahaan tersebut baik maka Kinerja Keuangan yang diukur denganReturn on Equity akan semakin baik dan meningkat pula.

Menurut Agoes (2012:4) mengemukakan bahwa auditing adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut. Temuan penelitian ini didukung oleh Menurut Titman dan Trueman (1986) yang mengasumsikan bahwa pemilik perusahaan memiliki informasi privat. Informasi tersebut Watkins et al. (2004) berpendapat bahwa seharusnya kualitas auditor digambarkan dengan kualitas atau kekuatan pemonitoran yang dilaksanakan auditor. Auditor sebagai “mata” pemegang saham harus bisa memberikan jaminan bahwa laporan keuangan yang disampaikan oleh auditor lepas dari salah-saji material. Untuk bisa memberikan jaminan tersebut, maka auditor harus menggunakan sumber daya yang dimiliki. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis keenam diketahui bahwa kualitas audit

memperkuat pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Kinerja Keuangan yang diukur dengan Return on Equity. Semakin tinggi Kepemilikan Manajerial dan didukung dengan kualitas audit yang baik tentunya akan mendorong terjadinya peningkatan Kinerja Keuangan yang diukur denganReturn on Equity perbankan yang terdaftar di BEI dari Tahun 2007-2010.

Dengan demikian, hasil penelitian ini mendukung hipotesis yang menyatakan semakin tinggi tingkat kesesuaian antara Kepemilikan Manajerial dan kualitas audit akan semakin tinggi Kinerja Keuangan yang diukur dengan Return on Equity. Sebaliknya semakin rendah tingkat kesesuaian antara Kepemilikan Manajerial dan kualitas audit, semakin rendah kinerja Kinerja Keuangan yang diukur dengan

Return on Equity. Kombinasi kesesuaian antara Kepemilikan Manajerial dan kualitas audit merupakan kesesuaian terbaik yaitu faktor kualitas audit memenuhi prasyarat kondisional atau efektif dari Kepemilikan Manajerial yang dapat meningkatkan Kinerja Keuangan yang diukur dengan Return on Equity. Hal ini berarti Kepemilikan Manajerial dapat meningkatkan Kinerja Keuangan yang diukur dengan Return on Equity jika disertai dengan kualitas audit dari komite audit itu sendiri. Dengan demikian, kualitas audit secara signifikan mampu bertindak sebagai variabel moderating yang mempengaruhi hubungan Kepemilikan Manajerial dalam meningkatkan Kinerja Keuangan yang diukur denganReturn on Equity perbankan yang terdaftar di BEI dari Tahun 2007-2010.

(11)

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis ketujuh diketahui bahwa kualitas audit tidak memperkuat pengaruh Kepemilikan Keluarga terhadap Kinerja Keuangan yang diukur dengan Return on Equity. Semakin baik Kepemilikan Keluarga dan didukung dengan kualitas audit yang baik tidak akan mendorong terjadinya peningkatan Kinerja Keuangan yang diukur dengan Return on Equity perbankan yang terdaftar di BEI dari Tahun 2007-2010.

Dengan demikian, hasil penelitian ini tidak mendukung hipotesis yang menyatakan semakin tinggi tingkat kesesuaian antara Kepemilikan Keluarga dan kualitas audit akan semakin tinggi Kinerja Keuangan yang diukur dengan Return on Equity. Sebaliknya semakin rendah tingkat kesesuaian antara Kepemilikan Keluarga dan kualitas audit, semakin rendah kinerja Kinerja Keuangan yang diukur dengan

Return on Equity. Kombinasi kesesuaian antara Kepemilikan Keluarga dan kualitas audit merupakan ketidaksesuaian faktor kualitas audit Kepemilikan Keluarga yang dapat meningkatkan Kinerja Keuangan yang diukur dengan Return on Equity. Hal ini berarti Kepemilikan Keluarga tidak dapat meningkatkan Kinerja Keuangan yang diukur dengan Return on Equity jika disertai dengan kualitas audit dari komite audit itu sendiri. Dengan demikian, kualitas audit tidak signifikan bertindak sebagai variabel moderating yang mempengaruhi hubungan Kepemilikan Keluarga dalam meningkatkan Kinerja Keuangan yang diukur dengan Return on Equity perbankan yang terdaftar di BEI dari Tahun 2007-2010.

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis kedelapan diketahui bahwa kualitas audit memperkuat pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Kinerja Keuangan yang diukur dengan Return on Equity. Semakin tinggi Kepemilikan Institusional dan didukung dengan kualitas audit yang

baik tentunya akan mendorong terjadinya peningkatan Kinerja Keuangan yang diukur denganReturn on Equity perbankan yang terdaftar di BEI dari Tahun 2007-2010.

Dengan demikian, hasil penelitian ini mendukung hipotesis yang menyatakan semakin tinggi tingkat kesesuaian antara Kepemilikan Institusional dan kualitas audit akan semakin tinggi Kinerja Keuangan yang diukur dengan Return on Equity. Sebaliknya semakin rendah tingkat kesesuaian antara Kepemilikan Institusional dan kualitas audit, semakin rendah kinerja Kinerja Keuangan yang diukur dengan Return on Equity. Kombinasi kesesuaian antara Kepemilikan Institusional dan kualitas audit merupakan kesesuaian terbaik yaitu faktor kualitas audit memenuhi prasyarat kondisional atau efektif dari Kepemilikan Institusional yang dapat meningkatkan Kinerja Keuangan yang diukur dengan Return on Equity. Hal ini berarti Kepemilikan Institusional dapat meningkatkan Kinerja Keuangan yang diukur dengan Return on Equity jika disertai dengan kualitas audit dari komite audit itu sendiri. Dengan demikian, kualitas audit secara signifikan mampu bertindak sebagai variabel moderating yang mempengaruhi hubungan Kepemilikan Institusional dalam meningkatkan Kinerja Keuangan yang diukur denganReturn on Equity perbankan yang terdaftar di BEI dari Tahun 2007-2010.

(12)

Temuan penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Chaganti dan Damanpour (1991), dan Husnan (2001), yang menunjukkan adanya pengaruh positif antara institutional ownership terhadap ROE

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis kesembilan diketahui bahwa kualitas audit tidak memperkuat pengaruh Kepemilikan asing terhadap Kinerja Keuangan yang diukur dengan Return on Equity. Semakin tinggi Kepemilikan asing dan didukung dengan kualitas audit tidak akan mendorong terjadinya peningkatan Kinerja Keuangan yang diukur dengan Return on Equity perbankan yang terdaftar di BEI dari Tahun 2007-2010.

Dengan demikian, hasil penelitian ini tidak mendukung hipotesis yang menyatakan semakin tinggi tingkat kesesuaian antara Kepemilikan asing dan kualitas audit akan semakin tinggi Kinerja Keuangan yang diukur dengan Return on Equity. Sebaliknya semakin rendah tingkat kesesuaian antara Kepemilikan Institusional dan kualitas audit, semakin rendah kinerja Kinerja Keuangan yang diukur dengan Return on Equity. Kombinasi kesesuaian antara Kepemilikan Institusional dan kualitas audit merupakan kesesuaian terbaik yaitu faktor kualitas audit memenuhi prasyarat kondisional atau efektif dari Kepemilikan Institusional yang dapat meningkatkan Kinerja Keuangan yang diukur dengan Return on Equity. Hal ini berarti Kepemilikan Institusional tidak dapat meningkatkan Kinerja Keuangan yang diukur dengan Return on Equity jika disertai dengan kualitas audit dari komite audit itu sendiri. Dengan demikian, kualitas audit tidak signifikan bertindak sebagai variabel moderating yang mempengaruhi hubungan Kepemilikan Institusional dalam meningkatkan Kinerja Keuangan yang diukur dengan Return on

Equity perbankan yang terdaftar di BEI dari Tahun 2007-2010.

Temuan penelitian ini tidak didukung Nur, Aeni (2010) hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kepemilikan institusional dan kepemilikan asing dalam perusahaan memiliki pengaruh yang positif dansignifikan terhadap kinerja perusahaan. Sedangkan kepemilikan manajerial dankepemilikan publik tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.

KESIMPULAN, IMPLIKASI PENELITIAN, DAN

KETERBATASAN PENELITIAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Kepemilikan manajerial berpengaruh signifikan positif terhadap Kinerja Keuangan yang diukur dengan Return on Equity (ROE) perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI dari Tahun 2007-2010. Semakin tinggi tingkat Kepemilikan manajerial tentunya akan mendorong terjadinya peningkatan Kinerja Keuangan yang diukur dengan Return on Equity

(ROE) perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI dari Tahun 2007-2010. 2. Kepemilikan keluarga tidak berpengaruh signifikan positif terhadap Kinerja Keuangan yang diukur dengan

(13)

terdaftar di BEI dari Tahun 2007-2010. Semakin tinggi kepemilikan institusional tentunya akan mendorong terjadinya peningkatan Kinerja Keuangan yang diukur dengan Return on Equity (ROE) perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI dari Tahun 2007-2010.

4. Kepemilikan asing tidak berpengaruh signifikan positif terhadap Kinerja Keuangan yang diukur dengan Return on Equity (ROE) perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI dari Tahun 2007-2010. Semakin tinggi kepemilikan asing tentunya tidak akan mendorong terjadinya peningkatan Kinerja Keuangan yang diukur dengan Return on Equity (ROE) perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI dari Tahun 2007-2010.

5. Kualitas audit berpengaruh signifikan positif terhadap Kinerja Keuangan yang diukur dengan Return on Equity (ROE) perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI dari Tahun 2007-2010. Semakin tinggi tingkat kualitas audit tentunya akan mendorong terjadinya peningkatan Kinerja Keuangan yang diukur dengan Return on Equity (ROE) perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI dari Tahun 2007-2010. 6. Kualitas audit memperkuat pengaruh Kepemilikan manajerial terhadap Kinerja Keuangan yang diukur dengan Return on Equity (ROE) perusahaan. Semakin tinggi Kepemilikan manajerial dan didukung dengan kualitas audit yang baik tentunya akan mendorong terjadinya peningkatan Kinerja Keuangan yang diukur dengan

Return on Equity (ROE) perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI dari Tahun 2007-2010.

7. Kualitas audit tidak memperkuat pengaruh kepemilikan keluarga terhadap Kinerja Keuangan yang diukur dengan

Return on Equity (ROE) perusahaan. Semakin baik kepemilikan keluarga dan didukung dengan kualitas audit tidak akan mendorong terjadinya peningkatan Kinerja

Keuangan yang diukur dengan Return on Equity (ROE) perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI dari Tahun 2007-2010. 8. Kualitas audit memperkuat pengaruh kepemilikan institusional terhadap Kinerja Keuangan yang diukur dengan Return on Equity (ROE) perusahaan. Semakin tinggi kepemilikan institusional dan didukung dengan kualitas audit yang baik tentunya akan mendorong terjadinya peningkatan Kinerja Keuangan yang diukur dengan

Return on Equity (ROE) perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI dari Tahun 2007-2010.

9. Kualitas audit tidak memperkuat pengaruh kepemilikan asing terhadap Kinerja Keuangan yang diukur dengan

Return on Equity (ROE) perusahaan. Semakin tinggi kepemilikan asing dan didukung dengan kualitas audit tidak akan mendorong terjadinya peningkatan Kinerja Keuangan yang diukur dengan Return on Equity (ROE) perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI dari Tahun 2007-2010. Implikasi Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disampaikan implikasi penelitian sebagai berikut:

Implikasi Teoritis

Hasil penelitian dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu manajemen keuangan dan juga dapat dipakai sebagai acuan untuk riset-riset mendatang yang akan melakukan kajian-kajian tentang Kinerja Keuangan yang diukur dengan Return on Equity (ROE) perusahaan.

Implikasi Praktis

Berdasarkan hasil penelitian, maka ada beberpa saran yang ingin penulis sampaikan pada akhir penulisan ini adalah: 1.Pimpinan PT. Perbankan yang terdaftar BEI dari Tahun 2007-2010. Upaya yang dapat dilakukan adalah:

(14)

kepemilikan manajerial.

b.Meningkatkan kepemilikan keluarga c.Memperhatikan kepemilikan institusional.

d.Menggunakan KAP Big 4 agar kualitas auditnya bagus.

Keterbatasan Penelitian

Adapun keterbatasan penelitian dan saran yang dapat penulis sampaikan pada bagian akhir penulisan tesis ini adalah sebagai berikut :

1. Penelitian ini hanya melihat pengaruh karakteristik komite audit terhadap Kinerja Keuangan yang diukur dengan Return on Equity (ROE) perusahaan perbankan yang go publik dengan kualitas audit sebagai variabel pemoderasi, disarankan kepada peneliti berikutnya untuk menambahkan variabel lain yang dapat mempengaruhi Kinerja Keuangan yang diukur dengan

Return on Equity (ROE) perusahaan agar dapat memahami lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi Kinerja Keuangan yang diukur dengan

Return on Equity (ROE) perusahaan. Ruang lingkup penelitian ini pada perbankan yang terdaftar di BEI dari tahun 2007-2010, disarankan kepada peneliti berikutnya untuk menambahkan objek penelitian menjadi lebih lama tahunnya dari tahun 2007-2015 agar dapat memahami lebih komprehensif tentang pengaruh karakteristik komite audit terhadap Kinerja Keuangan yang diukur dengan Return on Equity (ROE) perusahaan perbankan yang go publik dengan kualitas audit sebagai variabel pemoderasi

DAFTAR RUJUKAN

Agoes, Sukrisno. (2012). Auditing Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan Oleh Akuntan Publik, Jilid 1, Edisi Keempat, Jakarta: Salemba Empat.

Chaganti Rajeswararao, Damanpour Fariborz. (1991)“Institutional Ownership, Capital Structure and Firm Performance”.

Strategic Management Journal, Vol 12. 479-491

Choi, J.H. dan T.J. Wong. (2007). “Auditors’ Governance Functions and Legal Environment: An International Investigation”. Contemporary Accounting Research. 24 (Spring). pp. 1—36.

DeAngelo, L.E. (1981b). Auditor Size and

Audit Quality”. Journal of Accounting and

Economics. December. pp. 183—199. Fama, Eugene F. Dan French, Kenneth R, (1998), Taxes, Financing Decision and Firm Value, The Journal of Finance. Vol. LIII No.3 June, Page 819-843.

Husnan, Suad, (2001). Corporate Governance dan Keputusan Pendanaan: Perbandingan Kinerja Perusahaan dengan Pemegang Saham Pengendali Perusahaan Multinasional dan Bukan

Multinasional”. Jurnal Riset Akuntansi, Manajemen, Ekonomi, Vol. 1 No.1, Februari: 1– 12.

Keown, Martin. Scott Jr. Petty. (2004).

Manajemen Keuangan. Jakarta: PT. Indeks Kelompok Gramedia.

Nur’Aeni, Dini. (2010) Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham terhadap Kinerja Perusahaan, (Studi Kasus pada Perusahaan Manufakture yang Listing di Bursa Efek Indonesia). Program Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.

(15)

Copenhagen Business School, Working Paper.

Sabrinna, Anindhita Ira. (2010).Pengaruh Corporate Governance dan Struktur Kepemilikan terhadap Kinerja Perusahaan. Program Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.

Setyaningrum, Dyah. (2005). Pengaruh Mekanisme Corporate Governance terhadap Peringkat Surat Utang Perusahaan Di Indonesia.Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia Juli-Desember 2005, Vol.2, No.2,pp.73-103 Titman, Sheridan, Roberti Wessels. (2011)

Financial Management. Eleven Edition. Pearson: Boston.

Referensi

Dokumen terkait

Pada bab ini dibahas mengenai definisi karakter untuk representasi grup hingga G, fungsi kelas, relasi orthogonal, karakter reguler, beserta ketunggalan dekomposisi representasi

Zakat produktif dalam penelitian ini adalah pendayagunaan zakat secara produktif, yang pemahamannya lebih kepada bagaimana cara atau metode menyampaikan dana zakat

Dari hasil simulasi pemanenan konstan dan musiman berdasarkan parameter kemampuan tangkap ikan diperoleh nilai yaitu real positif dan negatif yang menunjukkan kestabilan

Indonesia / STEI) has conducted various education, research, and seminar activities related with.. Economic, Business, and Social sciences in the local and national

Mendeskripsikan Sekolah Menengah Atas/Sekolah Menengah Kejuruan (SMA/SMK) di Kabupaten Minahasa Tenggara berdasarkan 4 Standar Nasional Pendidikan (Standar Kompetensi

Dalam penelitian ini menggunakan komitmen dari Gundlach (1995) sebagai variabel yang akan diukur dengan komitmen Continuance yang direfleksikan dalam pelayanan yang

Hasil penyerbukan bunga pepaya dengan sumber putik dan serbuk sari dari tanaman yang berbeda jenis kelaminnya akan menghasilkan tanaman pepaya dengan jenis kelamin yang berbeda

If we wanted every tmux session to start in the same default folder, or automatically open a split window, we could bake that right in to our default configuration, simply by using