• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kebijakan Pembangunan KPH pasuruan bkph

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Kebijakan Pembangunan KPH pasuruan bkph"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KPH

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KPH

(2)

Materi Presentasi :

Mengapa Membangun KPH

Kebijakan Pembangunan KPH

Perkembangan Pembangunan KPH

(3)
(4)

Pengertian KPH :

Kesatuan Pengelolaan Hutan atau KPH adalah wilayah

pengelolaan hutan sesuai fungsi pokok dan peruntukannya

yang dikelola secara efisien dan lestari

KPH terdiri atas:

Kesatuan Pengelolaan Hutan Konservasi (KPHK)

Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL)

(5)

Analogi Pembangunan KPH :

 Pengelolaan Hutan adalah kegiatan teknis kehutanan yang terkait dengan sumberdaya hutan, idealnya ditangani oleh tenaga ahli/fungsional kehutanan.

 Pada kawasan hutan yang dibebani perijinan (IUPHHK-HA, IUPHHK-HT, HTR, dll), pengelolaan hutan selama ini dilakukan oleh pemegang ijin.

 Regulator Provinsi/Kab/Kota, idealnya tidak melaksanakan kegiatan teknis pengelolaan hutan.

 Analogi Pengelolaan Hutan pada Kegiatan Teknis Kementerian Lain :

• Dinas Kesehatan dan Rumah Sakit Regulasi dan Kebijakan Kesehatan oleh Dinas Kesehatan, sedangkan Pasien ditangani DOKTER

• Dinas Pendidikan dan Sekolah Regulasi dan Kebijakan Pendidikan oleh Dinas Pendidikan, sedangkan Murid ditanganiGURU

• Dinas Perhubungan dan Kapal Laut Regulasi dan Kebijakan Pelayaran oleh Dinas Perhubungan, sedangkan Kapal Laut ditangani NAHKODA dan paraABK

Dokter, Guru, Nahkoda dan ABKsaat bertugas selalu di tempat dan menunggui WAHANAnya

 Pembangunan KPH didesain menuju ke arah Pengelolaan Hutan secara Profesional dan Mandiri

 Operasionalisasi KPH merupakanDESENTRALISASI NYATA Bidang Kehutanan

 Pengelolaan Hutan adalah kegiatan teknis kehutanan yang terkait dengan sumberdaya hutan, idealnya ditangani oleh tenaga ahli/fungsional kehutanan.

 Pada kawasan hutan yang dibebani perijinan (IUPHHK-HA, IUPHHK-HT, HTR, dll), pengelolaan hutan selama ini dilakukan oleh pemegang ijin.

 Regulator Provinsi/Kab/Kota, idealnya tidak melaksanakan kegiatan teknis pengelolaan hutan.

 Analogi Pengelolaan Hutan pada Kegiatan Teknis Kementerian Lain :

• Dinas Kesehatan dan Rumah Sakit Regulasi dan Kebijakan Kesehatan oleh Dinas Kesehatan, sedangkan Pasien ditangani DOKTER

• Dinas Pendidikan dan Sekolah Regulasi dan Kebijakan Pendidikan oleh Dinas Pendidikan, sedangkan Murid ditanganiGURU

• Dinas Perhubungan dan Kapal Laut Regulasi dan Kebijakan Pelayaran oleh Dinas Perhubungan, sedangkan Kapal Laut ditangani NAHKODA dan paraABK

Dokter, Guru, Nahkoda dan ABKsaat bertugas selalu di tempat dan menunggui WAHANAnya

 Pembangunan KPH didesain menuju ke arah Pengelolaan Hutan secara Profesional dan Mandiri

(6)

Ada Institusi Tapak

Tidak ada Institusi Tapak

Potensi SDH

Potensi SDH (+)

(+)

(-) (-)

Perambahan Illegal Loging

(7)

Diselenggarakan oleh:

Kemenhut/Dinas Prov/Kab/Kota

1. Tata Hutan dan RP 2. Pemanfaatan Hutan 3. Penggunaan

Kawasan Hutan 4. Rehabilitasi dan

Reklamasi

4. Perlindungan dan Konservasi

PENGURUSAN HUTAN

Diselenggarakan Oleh: KPH

PENGELOLAAN HUTAN yang diselenggarakan oleh KPH

1. Perencanaan Kehutanan

2. Pengelolaan

(8)

MANDAT PERUNDANG-UNDANGAN

UMUM :

UU No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan

PP No. 44 Tahun 2004 tentang Perencanaan Kehutanan

PP No 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemda Prov dan Pemda Kab/Kot

PP No. 41 tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah

KHUSUS :

PP No. 6 Tahun 2007 jo PP No 3 Tahun 2008 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, serta Pemanfaatan Hutan

TEKNIS :

Permenhut No. P.6/Menhut-II/2009 tentang Pembentukan Wilayah KPH

Permenhut No. P.6/Menhut-II/2010 tentang NSPK Pengelolaan Hutan pada KPHL dan KPHPPermendagri No. 61 tahun 2010 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja KPHL dan

KPHP

Permenhut No.P.41/Menhut-II/2011 jo P.54/Menhut-II/2011 tentang Standar Fasilitasi Sarpras pada KPHL dan KPHP Model

Permenhut No. P.42/Menhut-II/2011 tentang Kompetensi Teknis Bidang Kehutanan Pada KPHL dan KPHP

(9)
(10)

STRATEGI DAN KEBIJAKAN

Tercakup dalam Rencana Aksi Tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota melalui

(11)

8 PROGRAM KEMENHUT

1. Perencanaan Makro Bidang kehutanan dan Pemantapan Kawasan Hutan (Tanggung Jawab Ditjen Planologi

Kehutanan)

2. Peningkatan Usaha Kehutanan 3. Konservasi Keanekaragaman

hayati dan dan Perlindungan Hutan 4. Peningkatan fungsi dan daya

dukung DAS berbasis

Pemberdayaan masyarakat 5. Penelitian dan Pengembangan

Kemenhut

6. Penyuluhan dan Pengembangan SDM Kehutanan

7. Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Kemenhut 8. Dukungan Managemen dan

Pelaksanaan Tugas lainnya Kemenhut

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

• Data dan informasi geospasial dasar dan tematik kehutanan terkini tingkat nasional sebanyak 5 judul.

• Ijin pinjam pakai kawasan hutan terlayani 100% secara tepat waktu.

• Rencana makro penyelenggaraan kehutanan sebanyak 4 judul.

• Tata batas kawasan hutan sepanjang 25.000 Km, terdiri dari batas luar dan batas fungsi kawasan hutan.

• Penunjukan kawasan hutan provinsi selesai 100%.

Wilayah kesatuan pengelolaan hutan (KPH) ditetapkan di setiap provinsi dan beroperasinya 120 KPH (20% wilayah KPH yang telah ditetapkan).

KEGIATAN PRIORITAS: PEMBANGUNAN KPH

DIREKTORAT WP3 H

KEBIJAKAN KPH

(12)

JABARAN INDIKATOR PEMBANGUNAN KPH DALAM

RENSTRA KEMENHUT 2010-2014

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) :

Keputusan Menteri Kehutanan Tentang Penetapan Wilayah KPH di Seluruh Indonesia dan Beroperasinya 120 KPH (20% wilayah KPH yang Telah Ditetapkan)

INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK) :

• Keputusan Menhut tentang Penetapan wilayah KPHL dan KPHP Provinsi

seluruh Indonesia

• Beroperasinya 120 KPH (20 % Wilayah KPH yang telah ditetapkan Menhut).

• Keputusan Menhut tentang Penetapan Wilayah KPHK seluruh Indonesia

• Peraturan perundangan tentang penyelenggaraan KPH 4 judul.

(13)

TARGET DAN

REALISASI

KINERJA PEMBANGUNAN KPH

SESUAI RENSTRA KEMENHUT 2010-2014 (Kumulatif):

INDIKATOR RENSTRA KEMENHUT

2010-2014

Kumulatif

s.d. 2010 2011 2012 2013 2014

Keputusan Menhut Tentang Penetapan Wilayah KPHL dan KPHP

22 Prov

(realisasi 22 Prov 403 unit)

25 Prov

(realisasi 25 Prov 481 unit KPH (20 % wilayah KPH yang telah ditetapkan) Bid. Teknis KPHL dan

KPHP)

(14)

Program/Outcome/ Kegiatan/Output/

Komponen

Alokasi Pagu Sebelum Inisiatif Baru (Juta Rupiah)

Alokasi Pagu Setelah Inisiatif Baru (Juta Rupiah)

2011 2012 2013 2014 2011 2012 2013 2014

Program : Perencanaan Makro kehutanan dan Pemantapan Kawasan Hutan Kegiatan : Pembangunan KPH

Alokasi dalam Renstra

Kementerian Kehutanan 15.410 15.690 15.990 16.210

DINAS KEHUTANAN

Sosialisasi KPH dan Penyiapan kelembagaan KPH

6.000 6.000 6.000

6.738*

BPKH

– Penyediaan sarpras Kantor KPH

dan peralatan operasional KPH

234.000

– Fasilitasi Tata Hutan dan

Penyusunan Rencana

– Diklat KPH

5.000 5.000 5.000

3.087*

– Penyusunan Regulasi,

Koordinasi, Monev, Bintek, dll 4.659*

TOTAL 15.410 15.690 15.990 16.210 305.000 158.000 158.000

103.703*

Keterangan:

* Realisasi DIPA Tahun Anggaran 2012

(15)
(16)

CAPAIAN

dan Target

KINERJA PEMBANGUNAN KPH (per tahun) :

INDIKATOR RENSTRA

KEMENHUT 2010-2014 s.d. 2010 2011 2012 2013 2014

Keputusan Menhut tentang Penetapan wilayah KPHL dan KPHP Provinsi seluruh Indonesia

Keputusan Menhut tentang Penetapan Wilayah KPHK seluruh Indonesia

20 unit 8 unit 14 unit 14 unit 14 unit

Beroperasinya 120 KPH

- Wilayah dan Org 15 unit 26 Unit

60 unit (target fas. 2012)

30 unit (target fas. 2013) 30 unit

- Sarpras dan Kegiatan 0 15 Unit 60 Unit 30 unit 30 unit

Peraturan perundangan tentang penyelenggaraan KPH 4 judul.

2 judul Fasilitasi, P.42 /2011 Standar Kompetensi

Bid Teknis)

3 judul

(Juknis Tata Hutan dan RP; Tipe Organisasi; Pemanfaatan Wilayah

Tertentu)

1 judul

(17)

PERKEMBANGAN PEMBANGUNAN KPH Tahun 2012

INDIKATOR RENSTRA

KEMENHUT 2010-2014 TARGET PERKEMBANGAN KETERANGAN

Keputusan Menhut tentang

Penetapan wilayah KPHL dan KPHP Provinsi seluruh Indonesia

49 unit (3 Provinsi)

Koordinasi ke Aceh, Kepri, dan Riau

Keputusan Menhut tentang Penetapan Wilayah KPHK seluruh Indonesia

14 unit Koordinasi awal dengan PHKA

Beroperasinya 120 KPH

- Wilayah dan Org 60 unit (target fas. 2012) 30 unit (target fas. 2013)

57 unit Model, 54 unit Berlembaga 2 unit Model, 7 unit usulan Model

- Sarpras dan Kegiatan 60 Unit Dialokasikan pada DIPA 2012 BPKH Siap dilaksanakan

Peraturan perundangan tentang penyelenggaraan KPH 4 judul.

3 judul

(Juknis Tata Hutan dan RP; Tipe Organisasi;

Pemanfaatan Wilayah Tertentu)

- Juknis Tata Hutan dan RP sudah ditandatangani Dirjen Planologi - Draf Tipe Organisasi

(18)

PERCEPATAN PEMBANGUNAN KPH :

Penetapan KPH MODEL :

Adalah wujud awal KPH yang secara bertahap dikembangkan menuju situasi dan kondisi aktual organisasi di tingkat tapak (P.6/Menhut-II/2009 tentang Pembentukan Wilayah KPH)

Fasilitasi Tata Hutan dan Rencana Pengelolaan Hutan KPH (pada KPHL/P Model)

Permenhut No. P.6/Menhut-II/2010 Tentang NSPK Pengelolaan Hutan pada KPHL dan KPHP

Fasilitasi Sarana dan Prasarana KPH (pada KPHL/P Model)

Permenhut No. P.41/Menhut-II/2011 Jo No. P.54/Menhut-II/2011 tentang Standar Fasilitasi Sarana dan Prasarana KPHL Model dan KPHP Model

Fasilitasi melalui DAK Bidang Kehutanan

Bagi Kabupaten yang memiliki KPH, maksimal 25 % DAK Bidang Kehutanan untuk Sarana dan Prasarana KPH

Kerjasama dengan Mitra

Dengan Pemerintah (G to G) atau dengan NGO  Penetapan KPH MODEL :

Adalah wujud awal KPH yang secara bertahap dikembangkan menuju situasi dan kondisi aktual organisasi di tingkat tapak (P.6/Menhut-II/2009 tentang Pembentukan Wilayah KPH)

Fasilitasi Tata Hutan dan Rencana Pengelolaan Hutan KPH (pada KPHL/P Model)

Permenhut No. P.6/Menhut-II/2010 Tentang NSPK Pengelolaan Hutan pada KPHL dan KPHP

Fasilitasi Sarana dan Prasarana KPH (pada KPHL/P Model)

Permenhut No. P.41/Menhut-II/2011 Jo No. P.54/Menhut-II/2011 tentang Standar Fasilitasi Sarana dan Prasarana KPHL Model dan KPHP Model

Fasilitasi melalui DAK Bidang Kehutanan

Bagi Kabupaten yang memiliki KPH, maksimal 25 % DAK Bidang Kehutanan untuk Sarana dan Prasarana KPH

Kerjasama dengan Mitra

(19)

PENILAIAN TAHAPAN KEMAJUAN PEMBANGUNAN KPH MODEL

(kriteria sementara dari Dit WP3H)

A. Aspek Wilayah

1. Arahan Pencadangan/Penetapan Wilayah Provinsi

2. Penetapan KPH Model

B. Aspek Kelembagaan

3. Penetapan Organisasi

4. Penugasan Personel KPH

5. Sarana dan Prasarana KPH

C. Aspek Rencana

6. Tata Hutan dan Rencana Pengelolaan

7. Alokasi Anggaran APBD

8. Konvergensi Kegiatan Eselon I Kemenhut

9. Peta Operasional (Rencana Kerja KPH)

10. Kegiatan Pengelolaan Hutan lainnya

A. Aspek Wilayah

1. Arahan Pencadangan/Penetapan Wilayah Provinsi

2. Penetapan KPH Model

B. Aspek Kelembagaan

3. Penetapan Organisasi

4. Penugasan Personel KPH

5. Sarana dan Prasarana KPH

C. Aspek Rencana

6. Tata Hutan dan Rencana Pengelolaan

7. Alokasi Anggaran APBD

8. Konvergensi Kegiatan Eselon I Kemenhut

9. Peta Operasional (Rencana Kerja KPH)

(20)
(21)

KPH SIAP BEROPERASI :

Merupakan Tugas DITJEN PLANOLOGI KEHUTANAN dalam

Penyiapan Pra Kondisi Pengelolaan Hutan

Merupakan Tugas DITJEN PLANOLOGI KEHUTANAN dalam

Penyiapan Pra Kondisi Pengelolaan Hutan

A. Aspek Wilayah

1. Arahan Pencadangan/Penetapan Wilayah Provinsi 2. Penetapan KPH Model

B. Aspek Kelembagaan 3. Penetapan Organisasi 4. Penugasan Personel KPH 5. Sarana dan Prasarana KPH C. Aspek Rencana

(22)

KPH BEROPERASI OPTIMAL

Memerlukan peranserta STAKEHOLDER

-

Eselon I Kemenhut

-

Lintas Sektor (Kemendagri, KemenPan RB, KemenKeu, dll)

-

Mitra, PERS, Donor

-

dan lain-lain

Memerlukan peranserta STAKEHOLDER

-

Eselon I Kemenhut

-

Lintas Sektor (Kemendagri, KemenPan RB, KemenKeu, dll)

-

Mitra, PERS, Donor

-

dan lain-lain

1. KPH siap beroperasi BELUM CUKUP untuk mengelola hutan

2. Perlu Langkah strategis lanjutan agar KPH Beroperasi secara Optimal

a. Kelengkapan, Kompetensi, dan Kebijakan Personil

b. Tata Hubungan Kerja (Kemenhut-Dinas-KPH-Pemegang Ijin) c. Distribusi Kewenangan

d. Sistem Penganggaran

e. Meanstreaming Peraturan Terkait Pengelolaan Hutan f. Aktivitas Pengelolaan Hutan secara Rutin oleh KPH g. Kerjasama dan Donasi

(23)

TANTANGAN

• Sejauh mana KPH yang telah terbentuk mempunyai rancangan dan/atau peran dalam pengembangan ekologi, sosial, dan ekonomi masyarakat lokal?

• Pengarusutamaan peraturan perundang-undangan yang berpihak pada KPH sehingga mendorong percepatan operasionalisasi KPH Model.

• Keterbatasan SDM Pengelola KPH.

• Penempatan pengelola/calon pengelola KPH yang telah dididik oleh Kemenhut (penempatan SDM berbasis kompetensi).

• Konvergensi kegiatan Eselon I Kemenhut lokus pada KPH.

• Stagnasi Pembangunan KPH bukan Model, belum ada perkembangan yang berarti yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah.

• Kebijakan Pendanaan, SDM, dan Kewenangan akibat OTONOMI DAERAH, memerlukan koordinasi intensif antara Pemerintah Pusat dan Daerah.

• Sejauh mana KPH yang telah terbentuk mempunyai rancangan dan/atau peran dalam pengembangan ekologi, sosial, dan ekonomi masyarakat lokal?

• Pengarusutamaan peraturan perundang-undangan yang berpihak pada KPH sehingga mendorong percepatan operasionalisasi KPH Model.

• Keterbatasan SDM Pengelola KPH.

• Penempatan pengelola/calon pengelola KPH yang telah dididik oleh Kemenhut (penempatan SDM berbasis kompetensi).

• Konvergensi kegiatan Eselon I Kemenhut lokus pada KPH.

• Stagnasi Pembangunan KPH bukan Model, belum ada perkembangan yang berarti yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah.

(24)

TINDAK LANJUT

• Pendampingan yang berkelanjutan bagi KPH Model oleh Eselon I Teknis Kemenhut

• Pengembangan model insentif melalui mekanisme Pembiayaan DAK Bidang Kehutanan, atau mekanisme yang lain

• Koordinasi dengan Lintas Sektor dalam hal Kebijakan Pendanaan (Bappenas), SDM (KemenPan RB dan BKN), Kelembagaan (Kemendagri).

• Evaluasi dan revisi peraturan perundangan terkait KPH untuk solusi operasional (melihat keragaman sosial, kondisi pulau kecil, dan historisnya), termasuk kendala regulasi (pemanfaatan HHK pada HKm, HD), sharing

inisiatif lain yang serupa

• Pelibatan Stakeholder Kehutanan dalam Percepatan Pembangunan KPH, termasuk PERS.

• Pendampingan yang berkelanjutan bagi KPH Model oleh Eselon I Teknis Kemenhut

• Pengembangan model insentif melalui mekanisme Pembiayaan DAK Bidang Kehutanan, atau mekanisme yang lain

• Koordinasi dengan Lintas Sektor dalam hal Kebijakan Pendanaan (Bappenas), SDM (KemenPan RB dan BKN), Kelembagaan (Kemendagri).

• Evaluasi dan revisi peraturan perundangan terkait KPH untuk solusi operasional (melihat keragaman sosial, kondisi pulau kecil, dan historisnya), termasuk kendala regulasi (pemanfaatan HHK pada HKm, HD), sharing

inisiatif lain yang serupa

(25)

Referensi

Dokumen terkait

Segera cuci dengan air yang cukup selama beberapa waktu, buka kelopak mata atas dan bawah untuk mengeluarkan bahan.. Jika terjadi iritasi mintakan saran/pertolongan

Nilai total kapasitas Penambahan Populasi Ternak Ruminansia (KPPTR) kabupaten Padang Pariaman adalah sebesar 6.833,84 ST (Tabel 11). Keadaan ini me- nunjukan bahwa dengan

Sekolah Tinggi Teknologi Ronggolawe Cepu dipimpin oleh Ketua yang bertanggung jawab langsung kepada Yayasan Pendidikan Ronggolawe Cepu Dalam melaksanakan tugas sehari-hari Ketua

Sehubungan dengan telah dilaksanakannya proses pelelangan pekerjaan Pengadaan Alat Laboratorium Balai Karantina Pertanian Kelas I Denpasar Tahun 2012, sesuai

Pada hari ini Jum’at tanggal Dua Puluh Tiga bulan September tahun Dua Ribu Enam Belas, bertempat di Ruang Sekretariat Kelompok Kerja (Pokja) Barang/ Jasa Lainnya Pada

Rumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimana hasil pemahaman membaca mahasiswa, bagaimana kemampuan menulis paragraf mahasiswa, apakah ada hubungan yang

Manfaat yang akan diberikan melalui penelitian ini adalah (1) Bagi perusahaan, diharapkan dapat memberikan manfaat kepada perusahaan sebagai acuan untuk mempertahankan posisinya di

BAB IV TRADISI MERANTAU PEDAGANG BUBUR KACANG IJO ASAL KUNINGAN DI YOGYAKARTA TAHUN 1950 - 2015 4.1 Awal Mula Tradisi Merantau Pedagang Burjo (Bubur Kacang Ijo) Asal