• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONSEP EKONOMI manajerial dalam bisnis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KONSEP EKONOMI manajerial dalam bisnis"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

Pertumbuhan ekonomi adalah bagian penting dari pembangunan sebuah negara, bahkan bisa dikatakan sebagai salah satu indikator penting untuk menjelaskan bahwa suatu negara itu mampu secara finansial atau sejahtera. Keberhasilan tidak akan terlihat tanpa adanya hasil riil berupa pertumbuhan dari sesuatu yang dibangun oleh pemerintah di bidang ekonomi, begitu juga tanpa pertumbuhan ekonomi maka pembangunan suatu negara tidak akan berjalan sebagaimana mestinya. Pada kondisi ini, pertumbuhan ditandai dengan masuknya dana kedalam sistem ekonomi suatu negara.

Begitu juga dengan pengalaman Indonesia dalam beberapa tahun belakangan ini sesudah terjadinya masa krisis ekonomi pada tahun 1998. Kondisi tersebut bukan hanya merusak sistem ekonomi yang terbangun selama dekade sebelumnya tetapi juga aspek lain seperti politik, hukum, dan pemerintahan. Kita dihadapkan pada banyak pilihan yang sebenarnya tidak mengijinkan kita memilih atas kehendak dan keinginan sendiri. Kondisi ini menandakan bahwa posisi tawar kita tidak menguntungkan baik secara internal maupun eksternal. Secara sederhana, Indonesia memerlukan dana dan dukungan finansial yang besar untuk bisa membangun kembali apa yang sudah hancur dan mempertahankan yang masih ada.

(2)

tersebut kepada lembaga-lembaga finansial internasional dan sejumlah negara lain. Sebenarnya apa yang dibutuhkan? Sederhana, Indonesia memerlukan ‘dana baru’ dalam bentuk investasi. Mengapa harus investasi? Karena secara perhitungan ekonomi saat itu Indonesia tidak mempunyai ‘saving’ atau tabungan untuk meredam gejolak ekonomi saat itu. Oleh karena itu, salah satu cara yang ditempuh adalah dengan bantuan lembaga finansial internasional dan mengundang sejumlah investor untuk mulai menanamkan modalnya di Indonesia.

Permasalahan yang muncul kemudian adalah perubahan dan perbaikan tidak hanya bisa digantungkan pada besarnya dana yang masuk tetapi juga kesiapan/kualitas internal. Peran pemerintah baik pusat maupun daerah sangat penting, ‘nilai jual’ daerah terhadap investor sangat ditentukan oleh kondisi daerah dan nasional. Kondisi yang dimaksud adalah kualitas SDM pemerintah, manajemen pelayanan, kualitas masyarakat, fasilitas dan kemudahan yang diberikan, serta stabilitas politik dan penegakan hukum. Sinkronisasi arah dan kehendak dari pemerintah pusat dan daerah pun mutlak diperlukan. Daerah dengan wewenang dan keinginannya pun tidak bisa dikesampingkan begitu saja, sebaliknya peran pemerintah pusat pun sebagai koordinasi sentral pun perlu ditegaskan kembali.

(3)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Konsep Ekonomi Manajerial

2.1. Ekonomi manajerial (managerial economic)

Menurut Mc Connel (1993), ekonomi manajerial adalah alat analisis yang sangat berguna bagi manajer dalam pengambilan keputusan bisnis. Sesuai dengan namanya, ekonomi manajerial merupakan hibrid dari ilmu ekonomi dan ilmu manajemen. Ilmu ekonomi adalah studi tentang perilaku manusia dalam memproduksi, mendistribusi dan mengkonsumsi barang dan jasa. Sedangkan sumber daya yang tersedia untuk mewujudkannya.

Sedangkan menurut Ket (2000) Ilmu manajemen dapat diartikan sebagai ilmu dan seni tentang bagaimana mengorganisasikan dan mengalokasikan sumber daya perusahaan yang terbatas untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Dengan demikian ekonomi manajerial adalah aplikasi dari analisis ekonomi dalam membuat keputusan bisnis agar sumber daya perusahaan yang terbatas dialokasikan pada penggunaannya yang paling baik.

(4)

dengan pendapat di atas dapat , yaitu ekonomi manajerial merupakanintegrasi dari bidang ilmu manajemen, ilmu ekonomi dan metode kuantitatif.

Ekonomi Manajerial adalah ilmu yang menerapkan dan memadukan konsep dan metodologi ekonomi serta teori pengambilankeputusan dalam bisnis untuk memecahkan berbagai problema manajerial.

Prinsip-prinsip ekonomi manajerial pengambilan keputusan oleh manajer yang berkaitan dengan mengalokasikan sumber-sumber daya yang langka secara efesien, antara lain: Man, Money, Material, Methode.

Menerapkan teori dan metode ekonomi dalam bisnis dan pengambilan keputusan administrative.

Menggambarkan bagaimana kekuatan-kekuatan ekonomi mempengaruhi dan dipengaruhi oleh keputusan-keputusan manajerial. Alat yang dapat digunakan untuk membantu manajer dalam pemecahan problema bisnis adalah metodologi ekonomi manajerial.

2.1.2. Penggunaan Ekonomi Manajerial Penggunaan ekonomi manajerial :

(5)

2. memberitahukan pata manajer hal-hal yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi secara efisien

3. membantu para manajer untuk mengenali bagiamana kekuatan-kekuatan ekonomi mempengaruhi organisasi dan menjelaskan konsekuensi ekonomi dari perilaku manajerial

4. Mengidentifikasikan cara-cara untuk secara efisien mencapai sasaran perusahaan.

2.1.3. Peran Ekonomi Manajerial dan Pengambilan Keputusan Manajerial

Masalah Keputusan Manajemen :

 Penerimaan dan Pelatihan Tenaga Kerja  Investasi dan Pendanaan

(6)

2.1.4. Teori Perusahaan

Teori Perusahaan, mengakui meksimisasi nilai yang diharapkan bukan maksimisasi laba jangka pendek. Sasaran meksimisasi nilai yang diharapak sekarang dipandang sebagai tujuan utama bisnis dalam model ekonomi tentang perilaku perusahaan.

Maksimisasi nilai yang diharapkan, penekanan para maksimisasi laba yang mencakup ketidakpastian dan dimensi waktu.

1. Mendefinisikan Nilai a. Nilai Perusahaan

(7)

Disini 1,2 dan sebagainya mewakili laba yang diharapkan setiap tahun. t dan i adalah suku bunga atau suku diskonto yang sesuai.

Karena laba (

) sama dengan pendapatan total (TR) dikurangi biaya total (TC), persamaan 1 dapat ditulis ulang sebagai berikut :

Nilai =

 

n

t t

t t

i TC TR

1 (1 )

(2)

Konsep penting dalam ekonomi manajerial adalah bahwa keputusan manajerial di keseluruhan perusahaan harus dianalisis dalam bentuk pengaruh keputusan tsb terhadap berbagai faktor penentu nilai yang diekspresikan dalam persamaan 1 dan 2.

b. Nilai Sekarang

Adalah nilai laba masa mendatang yang diharapkan , yang didiskonto kembali ke saat ini dengan suku bunga yang sesuai.

2. Batasan dan Teori Perusahaan

(8)

panjang serta bagaiimana berbagai batasan eksternal tsb mempengaruhi kemampuan mereka untuk mencapai tujuan organisasi.

Tiga kategori batasan perusahaan adalah : a. batasan sumber daya

contoh :

- tenaga terlatih

- bahan mentah

- mesin

- ruang gudang

b. batasan jumlah jumlah atau mutu keluaran contoh :

- tingkat keluaran minimum ttt harus diproduksi untuk memenuhi kebutuhan pengiriman

- persyaratan gizi untuk untuk campuran makanan

- persyaratan keandalan untuk produk-produk elektronik

- persyaratan untuk tingkat pelayanan ttt c. batasan hukum

contoh :

- upah minimum

- standar kesehatan dan keamanan

(9)

- persyaratan efisiensi bahan bakar

- praktek penetapan harga yang wajar

3. Pembatasan Teori Perusahaan

Apakah model ekonomi dari perusahaan ini benar-benar cukup sebagai dasar studi kita tentang pengambilan keputusan manajerial ?

Jawabannya adalah ‘YA”, alasannya :

a. riset telah memperlihatkan bahwa persaingan kuat pada umumnya, baik dalam pasar produk maupun pasar modal (u/ memperoleh modal) memaksa para manajer untuk mengusahakan maksimisasi nilai dalam keputusan-keputusan mereka.

b. Para manajer harus mempertimbangkan baik biaya maupun keuntungan dari setiap tindakan sebelum mereka dapat membuat keputusan yang beralasan

c. Model maksimisasi nilai memberikan pendalaman untuk kegiatan-kegiatan tanggung-jawab sosial suka rela perusahaan, walaupun jika dilihat sekilas, tampaknya model ini menyingkirkan kemungkinan tsb

2.1.5. Laba

(10)

laba memainkan peran kunci yang menjadi semakin penting dalam alokasi sumber daya ekonomi yang efisien di seluruh dunia.

1. Laba Bisnis versus Laba Ekonomi a. Laba Bisnis

Pendapatan penjualan dikurangi biaya eksplisit (akuntansi) dalam menjalankan bisnis

b. Laba ekonomi

Laba bisnis dikurangi biaya modal yang implicit Dan masukan lain yang disediakan pemilik Dan dipergunakan perusahaan

Beberapa teori yang menerangkan tentang laba, yaitu :

a. Teori Friksi dari Laba Ekonomi

Teori ini menyatakan bahwa pasar seringkali tidak berada dalam ekuilibrium karena adanya perubahan yang tidak diantisipasi dalam permintaan produk atau kondisi biaya.

Contoh :

Timbulnya generasi baru dari perangkat lunak komputer yang mudah dipergunakan dapat mengarah pada peningkatan yang jelas dalam permintaan akan komputer mikro, yang menyebabkan laba para pabrik komputer mikro akan meningkat di atas tingkat normal untuk jangka waktu tertentu.

b. Teori Monopoli dari Laba ekonomi

(11)

persyaratan modal yang tinggi, paten atau perlindungan import dapat mengembangkan posisi monopoli yang memungkinkan mereka untuk mempertahankan laba diatas normal untuk periode waktu yang lebih panjang.

c. Teori Inovasi dari Laba Ekonomi

Laba yang di atas normal dapat timbul sebagai hasil inovasi yang berhasil.

Contoh :

Xerox Corporationmemperoleh tingkat pengembalian yang tinggi karena berhasil mengembangkan, memperkenalkan Dan memasarkan alat penyalinan (fotocopy) yang unggul, terus menerima tingkat pengembalian di atas normal sampai perusahaan-perusahaan lain memasuki bidang ini.

d. Teori Kompensasi dari Laba Ekonomi

Teori ini menyatakan bahwa tingkat pengembalian yang di atas normal semata-mata merupakan imbalan bagi perusahaan yg sangat berhasil dalam memenuhi kebutuhan pelanggan, mempertahankan operasi yang efisien.

Teori ini juga mengenali laba ekonomi sbg imbalan yg penting bagi fungsi kewirausahaan dari para pemilik atau manajer.

(12)

Laba ekonomi memainkan peran penting dalam perekonomian berbasiskan pasar. Laba di atas normal berfungsi sebagai sinyal yang bernilai bahwa keluaran perusahaan atau industri harus ditingkatkan. Atau memberikan sinyal untuk ekspansi Dan masuk. Laba di bawah normal memberikan sinyal untuk kontraksi Dan ke luar.

Laba memainkan peran kritis baik dalam memberikan insentif bagi inovasi Dan efisiensi produksi maupun dalam mengalokasikan sumber daya yang langka.

BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Peran Bisnis Dalam Masyarakat

(13)

Pajak atas laba usaha perusahaan, serta pajak atas pembayaran yang dilakukan kepada para pemasok untuk tenaga kerja, bahan, modal Dan masukan lainnya telah memberikan pendapatan yang diperlukan pemerintah untuk meningkatkan pelayanannya kepada masyarakat.

3.2. Peran pemerintah dalam perencanaan pembangunan

Di dalam literatur-literatur ekonomi pembangunan sering disebutkan bahwa

ada tiga peran pemerintah yang utama yaitu:

1. Sebagai pengalokasi sumber-sumber daya yang dimiliki oleh negara untuk pembangunan;

2. Penciptaan stabilisasi ekonomi melalui kebijakan fiskal dan moneter; serta 3. Sebagai pendistribusi sumber daya.

Penjabaran ketiga fungsi ini di Indonesia dapat dilihat dalam Pasal 33 UUD 1945 Amandemen Keempat. Ayat (2) dan ayat (3) menyebutkan bahwa negara menguasai bumi serta kekayaan alam yang dikandung didalamnya, serta cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan bagi hajat hidup orang banyak. Penguasaan ini dimaksudkan untuk dipergunakan sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

(14)

berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.

Ayat ini juga mengamanatkan kepada Pemerintah untuk menjaga dan mengarahkan agar sistem perekonomian Indonesia berjalan dengan baik dan benar. Inilah yang dinamakan peran pengaturan dari pemerintah. Inilah yang menjadi inti tugas lembaga perencanaan dalam Pemerintah. Pemerintah juga dapat melakukan intervensi langsung melalui kegiatan-kegiatan yang dibiayai oleh pemerintah, yang mencakup kegiatan-kegiatan penyediaan barang dan layanan publik, melaksanakan kegiatan atau prakarsa strategis, pemberdayaan yang tak berdaya (empowering the powerless) atau keberpihakan.

Mudrajad Kuncoro setidaknya menjelaskan hal diatas sebagai apa yang disebut‘indikator kunci pembangunan’. Selain itu pula proses pembangunan yang dijalankan bukan hanya dilihat dari segi fisik (physical result) tetapi juga harus membawa sejumlah perubahan (growth with change) yang sifatnya non material. Setidaknya ada 3 perubahan yang perlu terjadi dalam proses pembangunan, yaitu perubahan struktur ekonomi (misalnya dari pertanian kepada industri lalu ke bidang jasa), perubahan kelembagaan (misalnya reformasi birokrasi dan SDM), dan perubahan kenaikan pendapatan perkapita (GNP riil dibagi jumlah penduduk).

(15)

hidup Bahkan indicator-indikator ini digunakan sebagai acuan terhadap pengelompokkan Negara tersebut dalam kaitannya dengan sistem ekonomi global. Namun kenyataan yang terjadi tidak bisa disederhanakan dengan hanya mengandalkan kedua indikator tersebut, sebab sebenarnya proses pembangunan yang berjalan bersifat kompleks. Ada sejumlah permasalahan baru dan laten yang tidak bisa diselesaikan begitu saja, bahkan untuk memetakan permasalahannya juga cukup sulit. Permasalahan tersebut bisa berasal dari pemerintah sendiri sebagai pelaksana dan penggagas pembangunan, juga dari sector swasta atau masyarakat sendiri. Bahkan dipercaya bahwa pembangunan sudah gagal untuk bisa menjadi jawaban dalam memperbaiki permasalahan-permasalahan laten seperti kemiskinan dan keterbelakangan.

Dikatakan bahwa pertumbuhan (pembangunan) semata tidak banyak menyelesaikan persoalan dan kadang-kadang mempunyai akibat yang tidak menguntungkan. Bahkan Todaro mengatakan bahwa pembangunan adalah proses multidimensi yang mencakup perubahan-perubahan penting dalam struktur social, sikap-sikap rakyat dan lembaga-lembaga nasional, dan juga akselerasi pertumbuhan ekonomi, pengurangan kesenjangan (inequality) dan pemberantasan kemiskinan absolut (Bryant,1989). Dapat dimengerti bahwa pembangunan bukanlah konsep statis melainkan dinamis dan merupakan proses tiada akhir.

(16)

beberapa karakteristik dari ekonomi Pancasila atau pun kerakyatan tersebut yang diberikan oleh penggagasnya. Dengan mengutip pendapat Mubyarto bahwa ciri dari sistem ekonomi Pancasila adalah roda perekonomian digerakkan oleh rangsangan ekonomi, social dan moral, kehendak kuat untuk pemerataan, nasionalisme menjiwai setiap kebijaksanaan ekonomi, koperasi merupakan sokoguru, dan imbangan yang tegas antara perencanaan di tingkat nasional dan desentralisasi (Kuncoro,1997). Saat ini kita mengetahui penjabaran konsep dan arah pembangunan melalui beberapa kebijakan yang dijalankan pemerintah. Salah satu kebijakan yang ada tertuang dalam peraturan perundang-undangan. Setidaknya ada dua peraturan perundang-undangan yang mengatur bidang permbangunan secara makro yaitu UU Nomor 25 Tahun 2000 tentang Program Pembangunan nasional (Propenas) 2000-2004 dan UU Nomor 25 Tahun 2000-2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Selain itu dapat dilihat dalam peraturan perundang-undangan yang bersifat sektoral.

(17)

· Terbangunnya struktur perekonomian yang kokoh dimana pertanian (dalam arti luas) dan pertambangan menjadi basis aktivitas ekonomi yang menghasilkan produk-produk secara efisien dan modern, industri manufaktur yang berdaya saing global menjadi motor penggerak perekonomian, dan jasa menjadi perekat ketahanan ekonomi.

· Pendapatan perkapita pada tahun 2025 mencapai sekitar US$ 6000 dengan tingkat pemerataan yang relatif baik dan jumlah penduduk miskin tidak lebih dari 5 persen.

· Kemandirian pangan dapat dipertahankan pada tingkat aman dan dalam kualitas gizi yang memadai serta tersedianya instrumen jaminan pangan untuk tingkat rumah tangga.

Kelanjutan operasionalisasi dari RPJM 2004-2009 yang diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 7 tahun 2005 dan kemudian diwujudkan dalam bentuk RKP Pemerintah yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 20 tahun 2004 dan Perpres 19 tahun 2006 sebagai peraturan pelaksana. Fungsi dari RPJM adalah menjadi pedoman umum bagi pemerintah pusat (diwakili oleh kementrian dan lembaga) serta pemerintah daerah dalam menyusun rencana kerjanya masing-masing.

3.2. Kebijakan investasi indonesia

(18)

saat ini, hal ini dapat dilihat dari sejumlah fakta seperti tertundanya keinginan pemerintah untuk membangun sejumlah infrastruktur akibat kurangnya dana yang dimiliki oleh pemerintah, tingkat produktivitas dan kemampuan individual masyarakat juga rendah, ketergantungan masyarakat terhadap bantuan pemerintah, serta kurangnya sarana produksi yang dimiliki masyarakat dan sector swasta. Akibatnya adalah derajat ekonomi, kesehatan, serta tingkat pengganguran yang tinggi.

Keadaan tersebut bisa dikurangi jika pemerintah bisa membangun dan menciptakan sarana produksi tadi. Pembangunan dan penciptaan sarana produksi tersebut adalah dengan membangun infrastruktur yang mendukung program tersebut. permasalahannya adalah dana untuk merealisasikannya tidak mencukupi. Dalam hal ini sebenarnya sektor swasta dalam negeri mempunyai peran yang strategis yaitu dengan membantu pemerintah dalam mengumpulkan dana tersebut. Namun kondisi sector swastapun tidak mampu untuk memikul tanggung jawab itu. Sehingga kebutuhan akan penyediaan dana dari luar menjadi pilihan utama kebijakan pembangunan ekonomi.

(19)

menyelenggarakanInfrastructure Summit for Indonesia, ditambah dengan serangkaian promosi ke berbagai negara investor.

Dalam hal ini, pemerintah sebaiknya memaksimalkan peran dan posisinya sebagai penentu kemana arah pembangunan ekonomi diarahkan dengan kewenangan regulatorynya dan fasilitasinya. iklim usaha dan investasi yang kondusif merupakan factor terpenting dalam menyelenggarakan kegiatan usaha. Sebagaimana dikatakan Jhingan, bahwa adalah menjadi tanggung jawab negara untuk melakukan investasi yang paling menguntungkan masyarakat. Pola optimum investasi sebagian besar tergantung pada iklim investasi yang tersedia di negeri itu dan pada produktivitas marginal social dari berbagai jenis investasi. sehingga jenis investasi apapun yang masuk harus mengacu kepada perencanaan dan kebijakan yang sudah dibuat, dan sebisa mungkin diarahkan kepada penciptaan lapangan pekerjaan dan peningkatan sarana produksi.

(20)

3.3. Paket Kebijakan Investasi Indonesia penanaman modal serta pembentukan perusahaan

B. Sinkronisasi Peraturan Pusat dan Peraturan Daerah (Perda).

Peninjauan Perda-Perda yang Menghambat investasi.

C. Kejelasan Ketentuan mengenai kewajiban analisa mengenai dampak lingkungan (AMDAL).

Perubahan keputusan Menteri Negara (Kepmeneg) Lingkungan Hidup tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Wajib AMDAL.

(21)

A. Percepatan arus barang. Percepatan Proses pemeriksaan kepabeanan. (TPB) dan perubahan beberapa konsep tentang Kawasan Berikat agar menarik bagi investor

A. Insentif Perpajakan Untuk investasi.

(22)

B. Melaksanakan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pembayaran pajak.

Mengubah UU Nomor 39 Tahun 2004 Tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri

C. Penyelesaian Berbagai perselisihan hubungan industrial secara cepat,

(23)

murah dan berkeadilan. D. Mempercepat Menkum

& HAM. Proses

Pengembangan Bursa Kerja dan Informasi Pasar Kerja.

(24)

Keluarnya paket kebijakan investasi tersebut diharapkan mampu mendongkrak kinerja investasi di Indonesia. Sebab, pemerintah menyadari bahwa investasi dapat diharapkan memberikan nilai bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) tahun 2007, paket kebijakan investasi juga menjadi salah satu substansi penting. Kebijakan tersebut dituangkan dalam Perpres 19 tahun 2006, langkah-langkah yang akan direncanakan pemerintah dalam kaitanya dengan kebijakan investasi terutama untuk perbaikan iklim investasi adalah:

a. Penyusunan dan penyempurnaan peraturan perundang-undangan penanaman modal, yang diharapkan dapat diundangkan pada tahun 2006;

b. Penyederhanaan prosedur dan peningkatan pelayanan penanaman modal baik di tingkat pusat maupun daerah;

c. Peningkatan promosi investasi terintegrasi baik di dalam maupun di luar negeri; d. Peningkatan fasilitasi terwujudnya kerjasama investasi PMA dan PMDN dengan

UKM (match-making);

e. Penanganan pelanggaran UU No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat (penegakan hukum dan kerja sama dengan instansi terkait);

f. Penyusunan rancangan amandemen UU No. 5 Tahun 1999;

g. Memprakarsai dan mengkoordinasikan pembangunan kawasan industri.

(25)

menyeluruh meskipun dijalankan secara bertahap. beberapa hal tersebut adalah perubahan terhadap kerangka kelembagaan, perubahan organisasi, pembangunan overhead social dan ekonomi (infrastruktur social dan ekonomi), pembangunan pertanian untuk menunjang kesediaan pangan dalam negeri, memacu perkembangan industri, kebijaksanaan moneter dan fiscal, dan peningkatan perdagangan luar negeri (Jhingan, 1997:431)

Penguatan kelembagaan juga harus dilakukan dalam tingkat pemerintah pusat. Setidaknya ada beberapa hal yang perlu dilakukan oleh pemerintah pusat antara lain yaitu, 1) high cost economy yang terjadi di lingkungan pusat; 2) kepastian hukum; 3) penciptaan iklim ekonomi yang kondusif secara makro; 4) kemampuan promosi pemerintah; 5) Inovasi pelayanan. Perbaikan terhadap beberapa permasalahan tersebut berkaitan dengan tanggung jawab dan peran lembaga-lembaga teknis terkait di pusat.

Dunia usaha terutama investasi sangat memerlukan iklim ekonomi yang kondusif. Tentu saja dalam hal ini peran pemerintah pusat sangat penting, sebab secara makro pemerintah bertanggung jawab menjaga agar posisi perekonomian tidak menurun. Kebijakan tersebut dapat dilihat dalam konteks Fiskal dan moneter. UU 32 Tahun 2004 tidak memberikan kewenangan tersebut kepada daerah sebab kewenangan itu merupakan kewenangan yang sepenuhnya dipegang pemerintah pusat. Oleh sebab itu, Pemerintah patut menjamin bahwa investor tidak akan dirugikan ketika dana dialirkan.

(26)

menjaga hubungan harmonis dengan pemerintah daerah sebagai bagian dari koordinasi internal; kemampuan ‘cepat tanggap’ terhadap permasalahan yang membutuhkan penyelesaian yang cepat; kemampuan untuk menyelesaikan program realisasi fisik yang didanai dari investasi secara tepat waktu; menjaga agar stabiilitas fiscal dan moneter tetap terkendali; dan kemampuan untuk membuat sejumlah terobosan atau inovasi yang efektif menarik investor.

Berdasarkan hal tersebut, salah satu terobosan yang perlu dilakukan adalah dalam bidang pelayanan. Pelayanan dalam hal apapun, terutama yang menyangkut perijinan, fasilitas insentif, dan berbagai kemudahan-kemudahan lain. Namun tetap, hal tersebut jangan sampai merugikan dan memberikan dampak balik yang buruk.Salah satu inovasi yang dilakukan adalah konsep pelayanan satu atap. Tujuannya adalah agar pusat dan daerah bisa memberikan pelayanan kepada investor dengan cepat, sehingga rentang waktu untuk mengurus perijinan tidak lama dan berbelit-belit. Tetapi kenyataannya, hal tersebut tidak cukup memberikan pengaruh yang signifikan, sebab pungutan liar tetap ada walaupun sistem pelayanannya sudah diubah.

(27)

BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

1. Pemerintah memiliki peranan yang sangat penting dalam menciptakan iklim yang kondusif bagi perkembangan pembangunan Ekonomi di Indonesia, dari konsep perencanaan Pembangunan Ekonomi yang telah dibuat oleh pemerintah rasanya ada secercah harapan bagi bangsa ini, karena jika diperhatikan pemerintah secara umum telah menyiapkan perencanaan dari berbagai aspek mulai dari menanamkan kepercayaan pada investor,dibuatnya kebijakan investasi,sistem pelayanan kepada investor yang diperbaiki dan lain sebagainya,walau harus di akui masih banyak kelemahan dari berbagai kebijakan yang dibuat oleh pemerintah

2. Paket kebijakan investasi juga menjadi salah satu substansi penting. Kebijakan tersebut dituangkan dalam Perpres 19 tahun 2006, langkah-langkah yang akan direncanakan pemerintah dalam kaitanya dengan kebijakan investasi terutama untuk perbaikan iklim investasi,mulai dari peningkatan manajerial para pelaksananya dan diberlakukannya sistem pelayanan satu atap sebagai upaya penanaman kepercayaan pada para investor

(28)

Penguatan peran dan kelembagaan pemerintah sangat penting untuk mendukung keberhasilan kebijakan investasi. Tanpa lembaga dan kapasitas yang siap maka kebijakan tidak bisa terealisasi secara maksimal. Tujuan dan prospek yang ingin dicapai sulit untuk dicapai dan kemungkinannya malah akan hilang. Pemerintah perlu menata kembali fungsi organisasi dan manajemen yang ada saat ini. Keterbukaan terhadap perubahan gaya manajemen dan fungsi organisasi perlu dilakukan. Bukan tidak mungkin pemerintah bias mengadopsi gaya kepemimpinan dan manajemen swasta yang berorientasi pada peningkatan ekonomi, tentu saja dengan tidak mengangapnya sebagai privatisasi birokrasi.

(29)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Jayus, Jaja; 20 Maret 2006, Paket Kebijakan Investasi Dongkrak

Investasi,Bandung, Pikiran Rakyat.

Bryant, Coralie dan Louise G. White; 1989, Manajemen

Pembangunan Untuk Negara Berkembang (diterjemahkan oleh Rusyanto L), Jakarta, LP3ES.

Inpres No. 3 tahun 2006 tentang Paket Kebijakan Investasi.

Jhingan, M.L.; 2003, Ekonomi Pembangunan dan

Perencanaan (diterjemahkan oleh D. Guritno), Jakarta, Raja Grafindo Persada.

Keputusan Presiden No. 3 Tahun 2006 tentang Tim Nasional Peningkatan Ekspor dan Peningkatan Investasi.

Keputusan Presiden No. 29 tahun 2004 tentang Penyelenggaraan Penanaman Modal dalam Rangka Penanaman Modal Asing dan Penanaman Modal dalam Negeri Melalui Sistem Pelayanan Satu Atap.

Kuncoro, Mudrajad; 2000, Ekonomi Pembangunan Teori, Masalah, dan

Kebijakan, Yogyakarta, UPP AMP YKPN.

Osborne, David and Ted Gabler; 1996, Reinventing Government

(Mewirausahakan Birokrasi), diterjemahkan oleh Abdul Rosyid, Jakarta, Pustaka Binaman Pressindo.

(30)

Soebhan, Syafuan Rozi; 2000, Model Reformasi Birokrasi Indonesia, Jakarta, LIPI.

Suryana; 2000, Ekonomi Pembangunan Problematika dan Pendekatan,

Jakarta, Salemba Empat.

Tambunan, Tulus; 2006, Iklim Investasi di Indonesia: Masalah,

Tantangan dan Potensi, KADIN Indonesia – Jetro.

Toha, Miftah; Reformasi Birokrasi Indonesia, disampaikan dalam

Referensi

Dokumen terkait

Upaya perbaikan yang dapat dilakukan yaitu memberikan pemerataan dan kemudahan akses informasi yang efektif seperti melakukan penyuluhan di setiap dinas peternakan

D$( زﻮﳚ ﻪﻌﻴﺑ نﺈﻓ ﺎﻋﺮﺷ ﻞﲢ ﺔﻌﻔﻨﻣ ﻪﻴﻓ ﺎﻣ

sudut kecil. Pengukuran dengan SANS berhasil menampilkan presipitat yang te~adi, bahkan pada tahap sangat awal sekalipun. Dalam makalah ini disajikan teon separasi

sekali dibaca dibaca oleh oleh setiap setiap muslim muslim agar agar diberi diberi keturunan keturunan yang yang

si mengajar n, kelas yan elas yang se a yang kur k ergonomi ebab risiko elitian usan masala baran tingk epok tahun ungan faktor asar Negeri d ungan faktor asar Negeri d ungan

Dari pengertian di atas secara jelas memberi arti bahwa badan hukum Perseroan Terbatas terbentuk dari modal-modal yang terkumpul dari orang-orang yang terikat oleh perjanjian

Nivo, pada alat ukur sipat datar ini umumnya terdapat dua buah nivo. Dari jenis kotak yang terletak pada tribach dan jenis tabung yang terletak di atas teropong. Nivo kotak

Diantara keenam variabel aspek penilaian kesehatan bank, pada Bank Mandiri, Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan Bank Tabungan Negara (BTN) variabel yang paling unggul