• Tidak ada hasil yang ditemukan

PAJAK PENGHASILAN UMUM materi kuliah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PAJAK PENGHASILAN UMUM materi kuliah"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PAJAK PENGHASILAN UMUM

Pajak penghasilan adalah pajak yang dikenakan untuk orang pribadi, perusahaan atau badan hukum lainnya atas penghasilan yang didapat. Dasar hukum untuk pajak penghasilan adalah Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008.

Subjek pajak dalam Pajak Penghasilan adalah Orang Pribadi, Warisan yang belum terbagi, sebagai satu kesatuan, Badan, dan Bentuk Usaha Tetap (BUT). Subjek pajak dibedakan menjadi dua subjek pajak yaitu subjek pajak dalam negeri dan subjek pajak luar negeri. Kriteria yang membedakan dari kedua subjek pajak adalah keberadaan (staying principles), kehendak (intension principles), dan waktu (time test).

Dalam Pasal 3 UU No.36 Thn 2008 dikemukakan bahwa yang tidak termasuk sebagai Subjek Pajak adalah Kantor Perwakilan Negara Asing atau organisasi internasional; Pejabat-pejabat perwakilan diplomatik dan konsulat atau pejabat-pejabat lain dari negara asing, dan orang-orang yang diperbantukan kepada mereka, yang bekerja dan bertempat tinggal bersama mereka; Organisasi-organisasi Internasional yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan; Pejabat-pejabat perwakilan organisasi Internasional yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan.

(2)

Dasar Pengenaan Pajak dan Cara Menghitung Penghasilan Kena Pajak

Dasar Pengenaan Pajak

Untuk wajib pajak dalam negeri dan untuk usaha tetap ( BUT ) yang menjadi dasar pengenaan pajak adalah penghasilan kena pajak. Sedangkan untuk wajib pajak luar negeri adalah penghasilan bruto. Yang perlu diingat besarnya penghasilan kena pajak untuk wajib pajak pada badan dihitung sebesar penghasilan netto

Penghasilan kena pajak (WP badan ) = penghasilan netto

CONTOH:

PT Sinar Gemilang di Semarang memperoleh penghasilan neto dalam tahun 2017 sebagai berikut:

Penghasilan dalam negeri Rp400.000.000

Penghasilan dari Vietnam (tarif pajak 20%) Rp200.000.000

Jumlah Penghasilan Neto Rp600.000.000 PKP

Sedangkan untuk wajib pajak orang pribadi dihitung seperti berikut:

Penghasilan kena pajak (WP orang pribadi ) = penghasilan netto- PTKP

Tarif PTKP 2016 untuk PPh Pasal 21 berdasarkan PMK No. 101/PMK.010/2016 adalah:

 Rp 54.000.000,- untuk diri Wajib Pajak orang pribadi

 Rp 4.500.000,- tambahan untuk Wajib Pajak yang kawin

 Rp 54.000.000,- untuk istri yang penghasilannya digabung dengan penghasilan suami

 Rp 4.500.000,- tambahan untuk setiap anggota keluarga

5 % untuk penerima penghasilan sampai dengan Rp 50 juta per tahun.

(3)

Cara menghitung penghasilan kena pajak

Penghitungan besarnya penghasilan netto bagi wajib pajak didalam negeri dan badan usaha tetap dapat dilakukan dengan dua cara:

1. Menggunakan pembukuan

Pembukuan adalah suatu proses pencatatan yang dilakukan secara teratur untuk mengumpulkan data dan informasi keuangan yang meliputi harta, kewajiban, modal, penghasilan, dan biaya, serta jumlah harga perolehan dan penyerahan barang atau jasa, yang ditutup dengan menyusun laporan keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi pada setiap tahun pajak berakhi rembukuan

2. Menggunakan norma penghitungan penghasilan netto (NPPN)

Wajib pajak yang boleh menggunakan NPPN adalah WP orang pribadi yang memenuhi syarat sebagai berikut:

1. Predaran bruto kurang dari Rp.4.800.000.000,00 Per tahun

2. Mengajukan permohonan dalam jangka waktu tiga bulan pertama dari tahun buku.

Norma penghitungan Penghasilan Neto dikelompokkan menurut wilayah sebagai berikut :

1. 10 (sepuluh) ibukota propinsi yaitu Medan, Palembang, Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Denpasar, Manado, Makassar, dan Pontianak;

2. Ibukota propinsi lainnya;

3. Daerah lainnya.

CONTOH:

(4)

Jawaban:

1. Wajib pajak orang pribadi dalam negeri

Tarif pajak yang diterapkan atas penghasilan kena pajak bagi wajip pajak orang pribadi dalam negeri adalah sebagai berikut:

Lapisan penghasilan kena pajak Tarif pajak

s.d Rp.50.0000.000 5 %

> Rp 50.0000.000 s.d Rp 250.0000.000 15% > Rp 250.0000.000 s.d Rp 500.0000.000 25 %

> Rp. 500.0000.000 30%

2. Wajib pajak badan usaha dalam negeri dan bentuk usaha tetap

a. Sedangkan tarif pajak yang di terapkan untuk penghasilan kena pajak untuk wajib pajak badan dalam negeri dan bentuk usaha tetap Adalah sebesar 28 % .

b. Sedangkan tarif pajak yang di terapkan untuk penghasilan kena pajak untuk wajib pajak badan dalam negeri mulai berlaku sejak tahun pajak 2010 diturunkan menjadi 25 %

(5)

d. Wajib pajak badan dalam negeri dengan peredarfan bruto sampai dengan Rp.50.0000.000,00 mendapat fasilitas pengurangan tarif 50 % yang dikenakan atas penghasilan kenapajak dari bagian peredaran bruto sampai dengan Rp.4.800.000.000,00.

CONTOH:

Salam adalah seorang pengusaha rotan di Kendari (belum menjadi badan hukum). Dari tahun ketahun pelanggannya semakin meningkat sehingga tahun 2016, ia merekrut 100 orang karyawan untuk memperlancar usahanya. Hingga tahun 2016 berakhir, omzet usaha Salam mencapai 1 miliar rupiah. Salam menyelenggarakan pembukuan dan diketahui biaya usaha yang dikeluarkan selama setahun sebesar 400 juta rupiah sehingga total penghasilan netto selama 2016 sebesar 600 juta rupiah. Salam sudah memiliki NPWP sejak tahun 2010 dan telah menikah dan mempunyai 2 orang anak.

Penghasilan bruto (omzet) Rp 1.000.000.000

Biaya Usaha (Rp 400.000.000)

Penghasilan Netto Rp 600.000.000

PTKP (K/2) (Rp 67.500.000)

Penghasilan Kena Pajak Rp 532.500.000

Pajak Terutang:

5% x Rp50.000.000 = Rp 2.500.000

15% x Rp250.000.000 = Rp37.500.000

25% x Rp 232.500.000 = Rp58.125.000

Rp98.125.000,-Cara Melunasi Pajak

Cara melunasi pajak ada 2 cara:

(6)

a. Pembayaran sendiri oleh WP ( PPh pasal 25 ) untuk setiap masa pajak.

b. Pembayaran pajak melalui pemotongan / pemungutan pihak ketiga berupa kredit pajak yang dapat diperhitungkan dengan jumlah pajak yang terutang selama tahun pajak, yaitu:

1) Pemotongan PPh atas penghasilan dari pekerjaan, jasa, atau kegiatan (PPh pasal 21)

2) Pemungutan PPh atas penghasilan dari kegiatan di bidang impor atau lainnya(PPh pasal 22)

3) Pemotongan PPh atas penghasilan dari modal atau penggunaan dharta oleh orang lain,jasa, hadiah , dan penghargaan ( PPh pasal 23)

4) Pelunasan PPh di luar negeri atas penghasilan di luar negeri ( PPh pasal 24)

5) Pemotongan PPh atas penghasilan yang terutang atas WP luar negeri ( PPh pasal 26)

6) Pemotongan atas penghasilan berupa bunga deposito dan tabungan-tabungan lainnya, penghasilan dari transaksi saham dan sekuritas lainnya di bursa efek, penghasilan dari pengalihan harta berupa tanah atau bangunan serta penghasilan tertentu lainnya untuk PPh 4 ayat (2) tidak dapat dikredit.

2. Pelunasan pajak sesudah akhir tahun.

Pelunasan pajak sesudah tahun pajak berakhir dilakukan dengan cara:

a. Membayar pajak yang kurang disetor yaitu dengan menghitung sendiri jumlah pajak penghasilan terutang untuk suatu tahun pajak dikurangi dengan jumlah kredit pajak tahun yang bersangkutan.

b. Membayar pajak yang kurang disetor berdasarkan surat ketetapan pajak atau surat tagihan pajak yang ditetapkan oleh direktur jenderal pajak, apabila terdapat bukti bahwa jumlah pajak penghasilan terutang tidak benar.

(7)

Anonymous. 2012. Norma Perhitungan. [Online]. Tersedia dalam: http://www.pajak.go.id/content/norma-penghitungan. [4Oktober 2017].

Anonymous. 2016. Penghasilan Tidak Kena Pajak. [Online]. Tersedia dalam:

http://www.pajakbro.com/2016/04/cara-menghitung-ptkp-dan-contohnya.html. [4

Oktober 2017].

Awaluddin, Ishak. 2017. Perpajakan Pembahasan Sesuai Aturan Pelaksanaan Perpajakan Terbaru 2017. K-Media: Yogyakarta.

Luqman. 2016. Cara Menghitung Pajak Penghasilan Bagi Usahawan. [Online]. Tersedia dalam: http://kringpajak.com/cara-menghitung-pajak-penghasilan-bagi-usahawan/. [4 Oktober 2017].

Nihlatullaila. 2016. Makalah Pajak Penghasilan Umum. [Online]. Tersedia dalam: http://nihlatullaila14.blogspot.co.id/2016/04/makalah-pajak-penghasilan-umum.html. [3 Oktober 2017].

Noor Aeny, Suci. 2017. Contoh Soal Perhitungan PPh Pasal 24. [Online]. Tersedia dalam: http://news.ddtc.co.id/artikel/9192/pph-pasal-24-4-contoh-soal-perhitungan-pph-pasal-24/. [ 4 Oktober 2017].

Nurbaiti, Kurnia. 2013. Pajak Penghasilan Umum. [Online]. Tersedia dalam: http://kampusmaroon.blogspot.co.id/2013/12/pajak-penghasilan-umum.html. [ 3 Oktober 2017].

(8)

“PAJAK PENGHASILAN UMUM”

OLEH KELOMPOK 4:

REZKI WULANDARI YUSUF B1C1 14 047

NUR ANNISSAK B1C1 14 049

MELANI RUDITA B1C1 14 051

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

Referensi

Dokumen terkait

Menurunnya realisasi produksi jagung pada SR I 2014 sebesar 5,02 persen dibandingkan dengan SR I 2013 karena beberapa kabupaten mengalami penurunan produksi, antara lain

Karena pendekatan collaborative filtering melakukan prediksi berdasarkan rating yang diberikan user pada item, maka menjadi suatu masalah ketika suatu item baru masuk ke dalam

Pada akhirnya, cooperative web cache diharapkan dapat mendukung peran pengelolaan sumber daya bandwith sehingga secara tidak langsung dapat menjadi bagian dari strategi

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui 1) Pelaksanaan praktik mengajar mahasiswa PPL jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN

Tugas akhir ini meliputi back calculation analysis dari parameter kuat geser tanah, analisis Tugas akhir ini meliputi back calculation analysis dari parameter kuat geser tanah,

Zakat fitrah wajib bagi orang islam yang mempunyai kelebihan keperluan makan bagi dirinya dan orang tanggungannya pada siang  juga malam hari raya(Idul

Memang kendala dari para siswa tentang proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam berbasis ICT atau multimedia tidak begitu serius. Hal ini karena memang kebanyakan

Berkenaan dengan otonomi daerah yang dikenal pula dengan desentralisasi pendidikan membuat Madrasah harus memiliki strategi-strategi baik dalam mengelola