PENDAPATAN
NASIONAL
PENGERTIAN PENDAPATAN
NASIONAL
Pendapatan nasional adalah nilai barang
dan jasa akhir yang dihasilkan suatu
negara dalam satu tahun tertentu.
Perhitungan pendapatan nasional sangat
penting, karena:
Menyediakan landasan bagi kita dalam
melakukan pengukuran kinerja perekonomian,
pembuatan peramalan ekonomi dan
penyusunan berbagai kebijakan
makroekonomi.
Dapat mengetahui berbagai bagian dalam
MACAM PENDAPATAN NASIONAL
Gross National Product/GNP
Nilai barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu negara
dalam suatu periode tertentu (satu tahun) yang diukur dengan satuan uang
GNP dihitung dengan menjumlahkan semua nilai barang dan
jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara tersebut ditambah dengan penduduk negara tersebut yang ada di luar negeri
Gross Domestic Product/GDP
Nilai barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu negara
METODE MENGHITUNG PENDAPATAN NASIONAL
Metode Pendapatan
Metode ini menjumlahkan semua pendapatan dari
faktor produksi dalam perekonomian:
Tenaga kerja (W) Modal (i)
Tanah (R)
Skill/entrepreneurship (P)
Rumus = Y = Y
W
+ Y
i
+ Y
R
+ Y
P
METODE MENGHITUNG
PENDAPATAN NASIONAL
Metode Produksi
Metode ini merupakan penjumlahan dari hasil perkalian antara
kuantitas/jumlah masing-masing barang dan jasa dengan barang/jasa tsb.
Rumus: Y= ∑ⁿP1Q1
i₌₁
Dimana Y adalagh produk domestik bruto/gross domestic bruto
(GDP), P adalah harga barang darui unit ke-1 hingga unit ke-n, dan Q adalah jumlah barang dari jenis ke-1 hingga jenis ke-n. Dengan kata lain, GDP diperoleh dengan menjumlahkan nilai
tambah (value added) yang dihasilkan oleh berbagai sektor perekonomian. Maka rumusnya:
GDP=Y= ∑ⁿVA
i₌₁ VA= value added dr sektor perekonomian
METODE PRODUKSI
Sektor industri pada pendapatan nasional
dikelompokkan menjadi 11 sektor atas dasar
ISIC (
internasional standart industrial
classification
) yang meliputi:
Sektor produksi pertanian, sektor produksi
pertambangan&penggalian, sektor industri
manufaktur, sektor produksi listrik, gas&air
minum, sektor produksi bangunan, sektor
produksi perdagangan, hotel&restoran, sektor
produksi transportasi&komunikasi, sektor
METODE MENGHITUNG PENDAPATAN NASIONAL
Metode Pengeluaran/Penggunaan
Metode ini menghitung pendapatan nasional
dengan cara menjumlahkan semua pengeluaran,
baik yang dilakukan:
Rumah tangga konsumen (C)
Rumah tangga swasta/produsen (I) Rumah tangga pemerintah (G)
Export netto (X – M)
Secara matematik dirumuskan
Y = AE = C + I + G + (X – M) AE = Agregate
Expenditure
Hasil perhitungan dengan metode ini sering
PRODUK DOMESTIK BRUTO
Produk domestik Bruto = Gross Domestic Product merupakan
konsep kunci dalam laporan pendapatan dan neraca produk nasional
GDP = nilai pasar keluaran total sebuah negara, yaitu nilai
pasar semua barang jadi dan jasa akhir yang diproduksi selama periode waktu tertentu oleh faktor-faktor produksi yang
berlokasi di dalam suatu negara
Barang jadi dan jasa akhir = barang dan jasa yang diproduksi
untuk penggunaan akhir
Barang intermediate = barang yang diproduksi oleh
perusahaan untuk diolah lebih lanjut oleh perusahaan lain.
Nilai tambah = perbedaan antara nilai barang ketika
KETERBATASAN GDP SEBAGAI
UKURAN KESEJAHTERAAN EKONOMI
1. GDP tidak pernah dimaksudkan untuk mengukur
indeks kesejahteraan sosial/ekonomi dari penduduk suatu negara, GDP hanya mengukur volume tahunan dari kegiatan yang ditujukan ke pasar.
2.Hasil taksiran GDP seringkali tidak menggambarkan
keadaan yang sebenarnya, GDP hanya
menunjukkan/memperhitungkan produksi yang diperjualbelikan di pasar.
3. GDP hanya mengukur besarnya total output tetapi
tidak menggambarkan pertumbuhan di dalam komposisi dan distribusi output.
4. GDP bukanlah merupakan ukuran yang paling
LANJUTAN...
5. GDP yang diukur secara kuantitatif bisa secara
drastis mengestimasi terlalu rendah tingkat kegiatan ekonomi dari suatu negara disebabkan adanya
ekonomi bawah tanah, yaitu kegiatan-kegiatan
ekonomi yang menghindari deteksi dan pengukuran resmi. Kegiatan tsb misal: pembajakan buku,
prostitusi, peredaran minuman keras ilegal dll.
6.GDP dihitung menurut harga yang berlaku dalam
kurun waktu tertentu, maka perbandingan antarwaktu tsb akan terganggu oleh inflasi.
7. Sejumlah output diukur secara tidak tepat karena
KOREKSI TERHADAP GDP MENURUT
PAUL SAMUELSON & WILLIAM
NORDHAUS
Yaitu melalui pendekatan kesejahteraan
ekonomi netto (
Net Economic Welfare
/NEW)
sebagai berikut:
1. memasukkan waktu luang&perkiraan mengenai
produksi&konsumsi rumah tangga di dalam perhitungan GDP.
2. Mengeluarkan dari perhitungan GDP berbagai
perkiraan yang menyangkut biaya-biaya sosial tertentu seperti:polusi, sampah, kebisingan dan ketidakamanan.
3. mengeluarkan beberapa jasa lokal& nasional
seperti proteksi oleh polisi yang dinilai merupakan kegiatan yang secara riil adalah input bagi
HUBUNGAN PNB, PN, PENDAPATAN PRIBADI DAN PENDAPATAN DISPOSIBLE
Pendapatan nasional sebenarnya dihitung dari:
GNP – (Penyusutan + Pajak Tidak Langsung + Transfer
Payment Perusahaa + Kesalahan Statistik) + Subsidi
kepada Perusahaan Pemerintah
Pendapatan pribadi = semua jenis pendapatan
(termasuk pdptan yang diperoleh tanpa
memberikan sesuatu kegiatan apa pun yang
diterima oleh penduduk suatu negara)
Pendapatan disposible = pendapatan yang
HUBUNGAN PNB, PN, PENDAPATAN PRIBADI DAN PENDAPATAN DISPOSIBLE
Dalam perhitungan pendapatan nasional,
digunakan dua macam harga, yaitu:
Harga Konstan (Hk)
Harga Yang Berlaku (Hb)
Indeks harga = perbandingan antara
pendapatan nasional nominal dengan
pendapatan nasional riil
PNB= produk nasional bruto
PENENTUAN KESEMPATAN KERJA
DAN PENDAPATAN NASIONAL
Kesempatan kerja penuh adalah suatu keadaan di
mana semua pekerja yang ingin bekerja pada suatu tingkat upah tertentu akan dengan mudah mendapat pekerjaan.
Mekanisme pasar dalam pasar tenaga kerja akan
menjamin bahwa permintaan&penawaran tenaga kerja akan selalu seimbang.
Disamping tenaga kerja, faktor-faktor lain seperti
teknologi dan keefisienan barang-barang modal yang tersedia penting peranannya dalam menentukan
tingkat pendapatan nasional yang dapat diwujudkan.
Dengan menggabungkan kedudukan keseimbangan di
pasaran tenaga kerja dengan fungsi produksi dapat ditunjukkan tingkat pendapatan nasional yang
PENDAPATAN NASIONAL DALAM
PENDEKATAN EKONOMI ISLAM
Dalam ekonomi konvensional menyatakan
pendapatan nasional (GDP atau GNP riil) dapat dijadikan ukuran kesejahteraan ekonomi atau kesejahteraan pada suatu negara.
GDP yang tinggi jika dibagi dengan jumlah penduduk
akan menghasilkan per capita income (pendapatan per kapita) yang tinggi. Jika hanya itu ukurannya, maka kapitalis modern akan mendapat angka
maksimal.
Berbeda dengan ekonomi Islam yang mengkritisi GDP
riil sebagai indikator kesejahteraan negara. Ekonomi Islam menggunakan parameter falah. Falah adalah kesejahteraan yang hakiki, kesejahteraan yang
LANJUTAN...
Unsur falah pada penghitungan pendapatan nasional
berdasarkan syariah Islam harus juga mampu mengenali bagaimana interaksi instrumen-instrumen wakaf, zakat dan sedekah dalam meningkatkan kesejahteraan umat.
Setidaknya ada empat hal yang semestinya menjadi
ukuran tingkat kesejahtraan berkaitan dengan pendapatan nasional berdasarkan ekonomi Islam.
Empat hal tersebut yaitu: pendapatan nasional harus
dapat mengukur penyebaran pendapatan individu rumah tangga, pendapatan nasional harus dapat mengukur produksi di sektor pedesaan, pendapatan nasional harus dapat mengukur kesejahteraan ekonomi Islam dan perhitungan pendapatan nasional sebagai ukuran dari kesejahteraan sosial Islami melalui
EMPAT HAL YANG MENJADI
1. pendapatan nasional harus dapat mengukur penyebaran pendapatan individu rumah tangga.
Perhitungan pendapatn nasional Islami harus dapat mengenali
penyebaran alamiah dari output perkapita, karena dari sinilah nilai-nilai sosial dan ekonomi Islam bisa masuk. Jika penyebaran
pendapatan individu secara nasional bisa di deteksi secara akurat maka akan mudah dikenali seberapa besar rakyat yang hidup di bawah garis kemiskinan.
Hal tsb bisa diperoleh dari survei nasional yang menyeluruh. Cara
lain adalah dengan perhitungan GDP yang tepat.
Dalam perhitungan GDP konvensional: produksi barang-barang
mewah memiliki bobot yang sama dengan produksi barang-barang kebutuhan pokok. Maka untuk lebih mendekatkan pada ukuran kesejahteraan, ekonomi islam menyarankan agar produksi
kebutuhan pokok memiliki bobot yang lebih berat daripada produksi barang mewah.
Contoh perhitungan GDP konvensional: produksi beras yang
LANJUTAN...
2. pendapatan nasional harus dapat mengukur
produksi di sektor pedesaan.
Komoditas subsisten (pedesaan) khususnya pangan
sangatlah penting di negara-negara muslim yang baru masuk dalam percaturan perekonomian dunia.
Dalam perhitungan pendapatan nasional pada
pendekatan ekonomi Islam harus mengetahui tingkat produksi komoditas subsisten ini, melalui tingkat harga yang digunakan. Ada dua jenis harga pasar, yakni harga yang secara nyata diterima/diharapkan petani dan
harga yang dibayar oleh konsumen di pasar eceran.
Jadi pemerintah harus secara akurat mendeteksi
LANJUTAN...
3. pendapatan nasional harus dapat
mengukur kesejahteraan ekonomi Islam.
Jika GNP mengukur hasil, maka secara Islami
ukuran dari konsumsi rumah tangga itu
memberi kontribusi kepada kesejahteraan
manusia.
Menurut Nordhaus da Tobin jenis konsumsi ada
3 yaitu: (1)belanja untuk keperluan publik,
seperti mebuat jalan, jembatan, jasa polisi dll,
(2)belanja rumah tangga, seperti membeli TV,
mobil dan barang2 yang habis pakai dan (3)
memperkirakan berkurangnya kesejahteraan
sebagai akibat urbanisasi, polusi dan
LANJUTAN...
4. perhitungan pendapatan nasional
sebagai ukuran dari kesejahteraan sosial
Islami melalui pendugaan nilai santunan
antar saudara dan sedekah.
Sedekah merupakan bagian kepatuhan dalam
menjalankan kehidupan beragama.
Kini sedang diupayakan mengukur
pendapatan dari zakat sebagai presentase
dari GNP. Pengukuran ini akan sangat
bermanfaat sebagai variabel kebijakan di
dalam pengambilan keputusan di bidang
sosial ekonomi, sebagai bagian dari
BAGAIMANA SISTEM PENDAPATAN
NASIONAL DI INDONESIA?
Pendapatan domestik bruto/PDB/GDP Indonesia
perkapita 2013 menurut BPS (badan pusat statistik) sebesar 36,5 juta yang berarti mengalami kenaikan 3 % dari tahun 2012 yang hanya 33, 5 jt. Hal tersebut karena realisasi PDB Indonesia sepanjang 2013 yang mengalami kenaikan.
Kenaikan PDB menyumbang peningkatan pendapatan
perkapita, namun jika diukur dengan dollar AS maka PDB menunjukkan penurunan karena ada pelemahan nilai tukar rupiah.
Pendapatan perkapita memang senantiasa bukan
satu-satunya tolak ukur untuk menilai tingkat kemakmuran suatu bangsa namun harus