1.
JUDUL : “PENGARUH PENCANTUMAN BAHAYA MEROKOK PADAIKLAN ROKOK TERHADAP KEINGINAN MEROKOK
”
2.
LATAR BELAKANGKebiasaan menghisap tembakau telah dikenal sejak lama di muka bumi ini. Kaum Indian di Amerika Utara sejak dulu dikenal menggunakan sebagai pipa perdamaian yang sering ditemukan pada buku-buku cerita Indian, hanya saja harus diingat bahwa mereka biasanya menghisap pipa hanya pada kesempatan khusus, tidak dilakukan setiap hari seperti biasanya orang merokok sekarang ini. (http://id.wikipedia.org/wiki/Rokok)
Kebiasaan menghisap rokok kemudian terus berkembang luas, khususnya setelah berkembangnya industri modern rokok di awal abad ini. Sekitar setengah dari kaum pria dari negara berkembang juga punya kebiasaan yang sama. Jumlah perokok dikalangan wanita di negara maju sedikit lebih rendah daripada kaum prianya, sementara di negara berkembang diperkirakan 10% wanita merokok. Seiring perkembangan jaman diciptakanlah berbagai macam rokok dengan berbagai merk yang telah diproduksi oleh pabrik-pabrik di Negara Indonesia. Sebagian kaum lelaki mengkonsumsi rokok tersebut. Sebagai satu-satunya racun yang bebas diperjualbelikan, bahkan bebas dipromosikan, tentu tidak aneh jika sejak dulu perdagangan rokok jauh lebih menguntungkan daripada perdagangan emas dan perak. Sejalan dengan gencarnya kampanye antirokok, mulai banyak para perokok yang menyadari bahaya kesehatan akibat kebiasaan merokok. Namun, kesadaran bahaya merokok tersebut tidak lantas membuat para perokok memutuskan untuk berhenti merokok. Faktor ketagihan nikotin pun turut memengaruhi terganggunya rasionalitas para perokok tersebut.
memahami sifat ketagihan rokok dan “kegelisahan” para perokok terhadap isu kesehatan yang ada dibalik kebiasaan tersebut. Industri rokok membuat sebuah terobosan dengan menciptakan produk rokok ringan (mild, light, ultralight cigarette). Konsep yang diusung adalah kebiasaan merokok dapat tetap berjalan dengan modifikasi jenis rokok yang lebih “sehat”. (http://klipingut.wordpress.com/2009/11/19/adakah-rokok-yang-lebih-sehat/)
3. RUMUSAN MASALAH
Apakah ada pengaruh pencantuman bahaya merokok pada iklan rokok terhadap keinginan merokok ?
4. TUJUAN PENELITIAN
Untuk mengetahui bagaimana pengaruh pencantuman bahaya merokok terhadap keinginan merokok.
5. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah :
Manfaat Teoritis
a. Menambah referensi terhadap kajian komunikasi terkait dengan bahaya merokok pada kesehatan
b. Menjadi bahan acuan dan referensi pada penelitian sejenis yang dilakukan dimasa yang akan datang
Manfaat Praktis
a. memberikan informasi kepada masyarakat umum apakah pencantuman label bahaya merokok dapat berpengaruh pada keinginan merokok.
6. TINJAUAN PUSTAKA
Teori Uses and Gratifications (kegunaan dan kepuasan)
Pendekatan Uses and Gratification mengasumsikan audiens merupakan khalayak aktif dan mengarah pada satu tujuan. Media hanyalah dianggap sebagai salah satu untuk memenuhi kebutuhannya dan individu dapat saja memenuhi kebutuhannya itu melalui media atau cara lain (Littlejohn,1998:600)
Teori ini mengasumsikan bahwa khalayak mempunyai kebutuhan dan mereka berusaha untuk memenuhi kebutuhan mereka tersebut melalui media. Sementara media saling bersaing di dalam memenuhi atau memuaskan gravitasi kebutuhan khalayak tadi.
Menurut para penemunya, Elihu katz, Jay G. Blumler dan Michael Gurevitch, Uses and Gratification meneliti asal mula kebutuhan psikologis dan social, yang menimbulkan harapan tertentu dari media massa atau sumber sumber tertentu lainnya, yang membawa pada pola terpaan media berlainan (atau keterlibatan pada kegiatan lain) dan menimbulkan pemenuhan kebutuhan dan akibat akibat lain, barangkali termasuk juga yang tidak diinginkan (Blumler dan Katz, dalam Rakhmat, 1994:205).
7. KERANGKA BERFIKIR
X
Y
8. HIPOTESIS
Ada pengaruh antara pencantuman bahaya merokok pada iklan rokok terhadap keinginan merokok.
9. METODE PENELITIAN
9.1. Metode dan lokasi penelitian
Metode yang digunakan adalah survey, yaitu meneliti populasi yang relatif luas dengan cara menentukan sampel yang mewakili (representative) dari populasi yang diteliti. Metode survey ini dilakukan dengan menyebarkan kuesioner (Singarimbun, 1995: 9).
Lokasi penelitian ini dilakukan pada mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Semarang.
9.2. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa-mahasiswi fakultas teknoloogi informasi dan komunikasi universitas semarang. Mahasiswa-Mahasiswi tersebut menjadi populasi dalam penelitian ini namun tidak akan dipakai semuanya dalam penelitian ini mengingat minimnya waktu dan biaya peneliti oleh karena karena itu dipergunakan teknik sampling yang sesuai dengan kemampuan peneliti.
b. Sampel
9.3. Jenis data dan teknik pengumpulan data
Jenis atau tipe penelitiannya adalah jenis penelitian eksplanatif, karena merupakan penelitian yang berusaha menjelaskan korelasi antara suatu gejala sosial satu (variabel x) dengan gejala sosial lain (variabel y), sekaligus menjawab mengapa itu terjadi melalui pengujian hipotesis (Berger, 2000).
Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer yaitu data yang secara langsung diperoleh dari responden yaitu berupa skor hasil jawaban responden mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Semarang.
Sedangkan teknik pengumpulan data berupa angket, yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan membuat daftar pertanyaan yang terstruktur dengan tujuan untuk mengumpulkan data primer dari seluruh responden. Selain itu digunakan juga teknik pengumpulan data berupa dokumentasi, yaitu suatu cara mengumpulkan data dengan melihat, mengutip dan menggunakan data, laporan dan catatan-catatan milik lembaga terkait yang berhubungan dengan pembahasan sebagai tambahan data untuk memecahkan masalah.
9.4. Instrumen pengumpulan data
Instrumen untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah angket atau daftar pertanyaan yang disusun guna mendapatkan informasi yang dibutuhkan.Seluruh jawaban responden yang terkumpul adalah jawaban yang telah diberi skor untuk setiap item jawaban.
Dalam rangka memperoleh data yang sesuai dengan keperluan dalam penelitian ini digunakan teknik penskalaan pengukuran skala Likert dengan lima angka dimana responden diminta memberi tanggapan atas pertanyaan yang diberikan. Cara pengukurannya dinyatakan dengan memberikan jawaban. Adapun skor dari setiap jawaban adalah sebagai berikut :
9.5. Definisi operasional variabel
Selanjutnya masing-masing konsep dioperasionalkan sebagai berikut untuk memudahkan pengukurannya:
Variabel X (independen).atau tingkat kognitif pencantuman bahaya merokok di iklan rokok adalah peringatan atau himbauan tentang bahaya yang ditimbulkan dari merokok.
Variabel Y (dependen) atau frekuensi keinginan merokok adalah dorongan atau tarikan yang menyebabkan adanya tingkah laku untuk merokok.
9.6. Analisis data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis hubungan untuk mengetahui derajat hubungan diantara variabel-variabel penelitian.Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan, maka dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan tes statistic Chi-Kuadrat.Rumus ini digunakan untuk mengetahui korelasi antara dua variabel ordinal.
10. JADWAL PENELITIAN
No. Kegiatan BULAN
1 2 3 4 5 6
1. Persiapan
2. Pengumpulan data
3. Pengolahan data
4. Penulisan laporan
5. Konsulatsi
DAFTAR PUSTAKA