• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERJALANAN PT.GUNUNG MADU PLANTATIONS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERJALANAN PT.GUNUNG MADU PLANTATIONS"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BUSINESS ADMINISTRATION

PERJALANAN PT.GUNUNG MADU

PLANTATIONS

PREPARED BY :

Nerissa A. Giovanni

Nina Febriana

Sherly Kurniawati

Karina Felecia

Winda Dewi

STIKOM THE LONDON SCHOOL OF PUBLIC RELATIONS

JAKARTA

(2)

Kata Pengantar

Pertama-tama, kami bersyukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan lancar. Kami membuat makalah ini dalam rangka mencari pengetahuan dan ilmu mengenai suatu keadaan dalam perusahaan, seperti pengorganisasiannya, pengoperasiannya, dan juga hal-hal yang perlu diketahui dalam suatu organisasi. Dengan adanya makalah ini, kami ingin mengumpulkan data yang memungkinkan untuk memberikan informasi bagi orang-orang yang membutuhkan. Selain itu juga, makalah ini dapat berguna sebagai suatu tambahan informasi yang ingin diketahui. Makalah ini kami buat dengan menggunakan pencarian data, observasi, dan juga dari pengalaman-pengalaman menarik mengenai hal-hal yang berhubungan dengan suatu perusahaan, baik dari dalam perusahaan maupun dari luar perusahaan. .

Selama proses pembuatan makalah ini, kami sangat berterima kasih atas bantuan dari orang-orang di sekitar kami. Kami berterima kasih kepada Bapak Husein Gozali selaku pembimbing kami. Terima kasih karena telah membimbing kami dengan sabar. Kami juga berterima kasih kepada teman-teman dan keluarga yang telah memberi dukungan moral, dan juga membantu memberi ide dan informasi kepada kami. Tak lupa, kami juga berterima kasih kepada orang-orang hebat yang telah menulis data ataupun artikel, di mana tulisan Anda sekalian kami jadikan referensi bagi karya makalah kami ini.

Makalah ini kami buat secara sistematis agar pembaca dapat mengetahui sekilas tentang sistem yang dijalankan pada perusahaan yang ada di Indonesia. Oleh sebab itu, kami berharap agar pembaca dapat memperoleh informasi yang berguna bagi kehidupan pembaca. Kami sangat berharap agar pembaca memperoleh banyak manfaat dari makalah ini.

Akhir kata, tiada gading yang tak retak, kritik dan saran yang membangun akan kami terima dengan senang hati.

(3)

Bab I Pendahuluan

A. Latar Belakang

Latar belakang dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi keingintahuan pembaca dan kami sendiri mengenai apa saja hal menarik yang terjadi dalam suatu perusahaan, bagaimana mengorganisasi suatu perusahaan, bagaimana mengoperasikan suatu perusahaan, dan hal-hal sistematis lainnya yang ada dalam suatu perusahaan dan akan sangat berguna untuk menambah pengetahuan kita mengenai hal-hal tersebut. Pada umumnya, setiap manusia melalui setiap fase kehidupan mulai dari lahir, sekolah, kuliah, bekerja, berumah tangga, hingga menikmati masa tua. Oleh karena itu, dengan adanya makalah ini, kami berharap dapat membantu pembaca dalam menjalani fase hidup bekerja.

Kami membuat makalah ini sebagai kumpulan dari hasil pembelajaran dan riset kami mengenai manajemen perusahaan. Setelah melakukan penelitian kasus dan pencarian data-data mengenai perusahaan yang kami ingin teliti, akhirnya kami merangkum informasi-informasi yang telah kami dapatkan, untuk menjadi makalah ini.

Dengan semakin maraknya persaingan pada dunia kerja yang ada sekarang ini, kami berharap dengan membahas mengenai pengoperasian perusahaan ini, kami dapat menginformasikan pada masyarakat mengenai faktor2 yang dibutuhkan dan dapat dipelajari sebagai persiapan untuk terjun ke dunia pekerjaan. Dengan pembelajaran dan kumpulan informasi mengenai suatu perusahaan, diharapkan pembaca dapat menganalisa dari pengalaman-pegalaman yang sudah ada, dan merangkumnya sendiri menjadi suatu trik yang berguna bagi kelangsungan karir.

Kami pun berharap dengan informasi yang ada di makalah ini dapat menjadi informasi dan menambah pengetahuan.

B. Permasalahan

(4)

kerja, kita seringkali tidak mengetahui sesuatu apapun mengenai dunia yang akan kita masuki tersebut. Kita akan seperti orang yang masuk ke dalam suatu ruangan gelap tanpa diberi informasi apapun. Kita nyaris tidak memiliki persiapan mental untuk mulai memasuki dunia baru. Maka, dengan adanya informasi, kami berharap dapat membantu memberi panduan maupun bimbingan bagi orang yang baru saja akan memasuki dunia baru tersebut.

C. Tujuan dan manfaat

- Mengumpulkan informasi mengenai keadaan karir dalam suatu perusahaan.

- Untuk mengetahui kegiatan administrasi dari suatu perusahaan

- Untuk mengetahui cara-cara pengelolaan keuangan dari suatu perusahaan

D. Tinjauan pustaka

(5)

BAB II

PT GUNUNG MADU PLANTATIONS

Latar Belakang berdirinya PT.GMP ( Perkembangan Industri Gula Indonesia )

A. Sebelum Perang Dunia II ( 1930 – 1940 )

 Sebelum Perang Dunia II, Indonesia ( Jawa ) merupakan salah satu penghasil

gula terbesar di dunia sekaligus sebagai pengekspor gula terbesar kedua setelah Kuba.

 Puncak produksi dicapai pada tahun 1931, dengan produksi sebesar 3 juta ton,

sekitar 2 juta ton diantaranya diekspor. Tingkat produktivitas mencapai 14,8 ton gula per hektare, dari produktivitas tebu sebesar 130 ton per hektare.

B. Seteleh Perang Dunia II ( 1950 – 1970 )

 Akibat perang dunia II, pabrik-pabrik gula banyak yang mengalami kerusakan

dan banyak yang tidak dapat dioperasikan kembali, pertanian tebu juga terlantar.

 Produktivitas dan produk gula terus merosot. Produktivitas tebu turun menjadi

sekitar 80 -90 ton tebu per hektare.

 Industri gula masih terkonsentrasi di Pulau Jawa, dan tanaman tebu masih

diusahakan di atas tanam – tanam sawah petani yang disewa oleh pabrik gula.  Indonesia menjadi negara pengimpor gula sejak tahun 1967 karena produksi

gula di dalam negeri tidak dapat memenuhi konsumsi yang terus meningkat.

C. Pengembangan Industri Gula ke Luar Jawa ( Pasca 1970 )

 Impor gula makin besar karena makin meningkatnya pertumbuhan ekonomi nasional dan bertambahnya jumlah penduduk. Impor pada awal tahun 1970-an mancapai 300.000 – 400.000 ton, sehingga memerlukan devisa yang sangat besar.

 Pada kurun waktu yang sama tingkat produktivitas ( Jumlah produksi per

(6)

membaiknya tingkat produktivitas. Kesenjangan antara produksi dan konsumsi di dalam negeri terus membesar.

 Pemerintah menyadari konsekuensi dari situasi pergulaan seperti ini, sehingga

mencanangkan pengembangan industri gula ke luar Jawa untuk menigkatkan produksi gula nasional. Karena keterbatasan dana, pemerintah mengundang pihak swasta untuk ikut melaksnakan pengembangan industri gula ini.

 PT Gunung Madu Plantations ( GMP ) didirikan pada tahum 1975 untuk

(7)

BAB III

Perjalanan PT.Gunung Madu Plantations

A. Posisi Awal PT. GMP dalam Merintis Industri Gula di Lampung

 Sebagai investor di bidang pertanian, para pemegang saham sangat menyadari

akan menghadapi berbagai resiko seperti lambatnya ROI ( return on investment ). Juga rentanya usaha pertanian terhadap gejala – gejala alam, seperti iklim, cuaca, eksplosi hama dan penyakit, ketersediaan air, variabilitas kesuburan tanah, dll.

 Investasi didanai dengan dana pinjaman luar negeri yang diperoleh melalui

perusahaan Kuok, sehingga dapat dimengerti bila mitra asing ini menguasai saham terbanyak. Selain itu, perusahaan Kuok juga sangat berpengalaman di bidang pergulaan internasional serta mempunyai perkebunan tebu dan pebrik gula yang cukup sukses di Malaysia. Pengalaman ini sangat berpengaruh dan bermanfaat dalam operasional proyek di Lampung. Kuok tetap menjadi motor penggerak utama dari PT Gunung Madu Plantations sampai dengan sekarang.

B. Upaya Mengatasi Masalah-masalah Awal

 Kendala-kendla utama yang dihadapi GMP pada awal perkembangannya

mencakup 3 hal, yaitu 1) Minim ketersediaan fasilitas umum dan prasarana dasar ( sarana jalan dan transportasi, telekomunikasi , listrik, pasar, dan lain-lain.), 2) Tidak tersedianya teknologi di bdang budidaya tebu untuk kondisi yang baru seperti di Lampung, karena teknologi yang ada adalah warisan jaman dulu yang lebih spesifik untuk kondisi Jawa, dan 3) Terbatasnya sumber daya manusia yang siap pakai pada seluruh lapisan pekerjaan, khususnya di lapisan manajemen.

 Dengan berbagai cara, GMP mengusahakan agar aksesibilitas yang kurang

(8)

 Di bidan gteknologi pertanian tebu GMP memenfaatkan dan menyerap teknologi yang sudah lebih siap pakai, yang berasal dari Malaysia, yakni dari perkebunan tebu Kuok di Malaysia.

 Tim kecil dari Malaysia diperbantukan ke GMP selama beberapa waktu

(sampai dengan 1981) untuk mengembangkan sumber daya manusia yang ada. Di sisi GMP, terutama untuk mengisi lapisan manajemen, manajemen merekrut tenaga-tenaga muda yang baru lulus dari perguruan tinggi. Sarjana-sarjana baru ini lebih mudah dibentuk dan lebih mudah menerima teknologi dan hal-hal baru.

 Proses pematangan staf juga dilakukan dengan mendatangkan berbagai pakar bertaraf internasional ke lokasi proyek. Para pakar ini diminta memberikan seminar, pelatihan dan memberikan pandangan-pandangan yang lebih mutakhir tentan gbidang mereka masing-masing. Para staf jug adikirim ke berbagai tempat di dalam maupun ke luar negeri untuk mempelajari dan mangadopsi teknologi baru.

C. Prinsip dan Strategi Berusaha

 Menyadari timbulnya beban dan kewajiban keungan yang cukup berat dengan

pinjaman luar negerinya yang dalam dollar AS, maka GMP menerapkan kebijakan keungan yang penuh disiplin. Selain itu, dalam seluruh operasionalnya GMP selalu mengikuti semua peraturan dan perundangan-undangan yang berlaku. GMP mempunyai pandangan dan sikap yang tegas dalam masalah ini. Prinsip ini terus dipertahankan sampai sekarang.

 Prinsip yang sama juga diterapkan dalam masalah pembebasan lahan,

sehingga persoalan-persoalan pembebasan lahan yang berkepanjangan dapat dihindari.GMP sangat menyadari bahwa keterbatasan lahan merupakan jaminan bagi tersedianya bahan baku tebu untuk pabrik, sehingga persoalan sekecil apapun tentu dapat mangganggu ketersediaan bahan baku dan mengganggu kepastian proses produksi.

(9)

D. Perkembangan Produksi

 Pabrik gula GMP yang semula sederhana dan berkapasitas giling 4.000 TCD

(ton tebu per hari) secara bertahap dikembangkan dan dimodernisasi sejalan dengan kemajuan perusahaan. Kini pabrik tesebut telah berubah menjadi pabrik yang modern dan berkapasitas giling 12.000 TCD.

 Produksi gula GMP terus menningkat sejalan dengan peningkatan

penguasaan teknologi baik di bidang pertanian, pabrik, serta di bidang manajemen pada umumnya.Pada musim giling pertama 1978 produksi gula GMP hanya sekitar 18.000 ton, dengan tingkat produktivitas 3,5 tongula per hektare. Dalam musim 5 tahun terakhir produksi gula mencapai rata-rata di atas 160.000 ton dengan tingkat produktivitas di atas 7,0 ton gula per hektare.  Sampai dengan bulan Juni 1998 produksi gula GMP seluruhnya dibeli oleh

BULOG, dan selanjutnya BULOG pula yang mengatur pendistribusiannya. Gula GMP didistribusikan di berbagai provinsi, antara lain Provinsi Lampung, Sumatera Selatan, Jambi, Riau, Sumatera Barat, Sumatera U tara, Kalimantan Selatan, DKI Jakarta, dan Jawa Barat. Tetapi, mulai bulan September 1998, pemasaran gula ditangani langsung oleh pabrik.

 Hasil samping berupa tetes (molasses) dipasarkan langsung ke sejumlah

pembeli di dalam dan luar negeri.

 GMP telah diakui sebagai pioner industri gula di luar Jawa karena berhasil

membuktikan bahwa industri gula yang efisien dan menguntungkan dapa dikembangkan di Luar Jawa. GMP telah menjadi rujukan bagi berbagai pihak di lingkungan industri gula nasional, khususnya yang berada di Luar Jawa.

E. Pembinaan Sumber Daya Manusia dan Kesejahteraan

 GMP memberi perhatian yang sangat besar terhadap pengembangan sumber

(10)

 Kesejahteraan karyawan selalu ditingkatkan sesuai dengan kemampuan perusahaan di antara perusahaan sejenisnya di Lampung, GMP juga termasuk yang paling awal mempunyai institusi SPSI. Sampai saat ini Perjanjian Kerja Sama telah mengalami pembaharuan yang ke sepuluh kalinya dan terus berkembang secara dinamis sesuai kemajuan perusahaan. Perkembangan kegiatan koprasi, pendidikan anak karyawan, pembinaan kesehatan dan pembinaan keagamaan cukup menonjol. Perusahaan dan koperasi menyediakan bea-siswa bagi anak-anak karyawan yang berprestasi, dari tingkat SD,SLTP dan SLTA. Bagi mereka yang diterima pada jenjang D3 hingga S1 perguruan tinggi negri.

F. Pengelolaan Lingkungan

 GMP berupaya agar industri gula dapat menjadi industri yang ramah

lingkungan. Limbah cair diolah secara biologis melalui serangkaian kolam anaerob dan aerob. Instalasi pengolahan ini menempati lahan seluas 10 Ha. Kinerjanya mampu menghasilkan kualitas buangan dibawah baku mutu yang digariskan oleh pemerintah. Air buangan dari pabrik ini, setelah diolah, sangat layak digunakan untuk mengairi tanaman tebu, terutama pada bulan-bulan kering yang selalu bersamaan dengan musim giling.

 Limbah padat berupa blotong (filter cake) seluruhnya dimanfaaatkan kembali

sebagai pupuk organik di kebun tebu. Blotong ini cepat memberikan peningkatan pertumbuhan vegetatif tanaman, mengurangi pemakaian pupuk kimia dan memperbaiki kesuburan fisik dan kimiawi tanah. Buangan padat lainya, ampas tebu (bagasse), digunakan sebagai bahan bakar ketel yang berfungsi sebagai pembangkit tenaga listrik. Dalam hal ini pabrik gula selalu berswasembada listrik. Ampas yang tidak habis terpakai oleh ketel pabrik digunakan untuk membangkitkan listrik yang lebih besar (untuk penyediaan tenaga listrik sampai ke kebun), ampas tebu kini juga dimanfaatkan untuk bahan baku utama pembuatan kompos.

 Dalam artian yang lebih luas, GMP mengelola lingkungan juga dengan

(11)
(12)

BAB IV

Kontribusi PT. Gunung Madu Plantations

A. Kontribusi terhadap Pertumbuhan Ekonomi dan pengembangan

Daerah

 Pembayaran berbagai pajak (PBB, PPN, PPH) dan retribusi.

 GMP menyerap tenaga kerja sekitar 1.700 orang sebagai karyawan tetap,

ditambah sekitar 8.500 orang sebagai tenaga kerja harian dan musiman pada musim giling (April – Oktober). Di luar musim giling (Oktober – Maret), tenaga kerja harian yang dapat terserap masih sekitar 4.000 orang.

 Pada waktu musim giling, setiap minggu dibayarkan upah (untuk tenaga kerja

harian) sekitar Rp 3,0 hingga Rp 3,5 miliar, sedangkan untuk gaji karyawan dibayarkan sekitar Rp 2,5 miliar per bulan. Dana ini sebagian besar terserap di Provinsi Lampung sendiri, khususnya disekitar lokasi GMP.

 Berbagai barang, bahan, dan material juga dibeli secara local (di Lampung).

Pembelian local ini dapat mencapai rata – rata Rp 10 miliar setiap bulannya.  Perputaran dana serta keterlibatan dan kegiatan dari begitu banyak tenaga

kerja juga menumbuhkan berbagai kegiatan ekonomi ikutan, yang menguntungkan semua pihak dan daerah. Misalnya kegiatan angkutan umum, tumbuhnya pasar, warung dan toko, berkembangnya kegiatan perbengkelan dan pertukangan, kontraktor bangunan, dan lain-lain.

 Terjadi interaksi positif dengan lembaga-lembaga pendidikan setempat yang

pada saatnya dapat berfungsi sebagai wahana pemasok tenaga kerja, khususnya SLTA dan Perguruan Tinggi. GMP terbiasa menerima siswa dan mahasiswa praktek, termasuk untuk penelitian, dari tingkat SLTA, D-3, S-1, S-2, maupun S-3. Bahkan GMP kini menjadi pusat peningkatan mutu guru di Kabupaten Lampung Tengah.

 GMP memberikan berbagai bantuan sosial bagi desa sekitar. Pelayanan

(13)

B. Kontribusi terhadap Perkembangan Industri Gula Nasional

 GMP membuktikan bahwa industri gula di Luar jawa, khususnya di lampung, dapat berkembang dengan baik, dan mampu mencapai tingkat produktivitas yang cukup tinggi. Hal ini menghapus pendapat bahwa tanaman tebu dan industri gula hanya dapat tumbuh di pulau Jawa.

 Keberhasilan GMP telah menambah keyakinan pemerintah tentang prospek

peningkatan produksi gula nasional yang lebih cerah,dan memancing BUMN maupun pihak swasta lainnya untuk menggalakkan perkembangan industri gula di Luar Jawa.

 Impor gula Indonesia minimal dapat berkurang sejumlah produksi gula GMP yang cukup berarti bagi penghematan devisa negara.

 Di dalam GMP telah tumbuh keahlian di bidang pertebuan dan pergulaan

lahan kering yang sudah teruji, berupa para professional dan manager di bidang pergulaan. Potensi ini dapat dimanfaatkan kalangan yang lebih luas demi kemajuan industri gula nasional. Potensi GMP ini pun telah terbukti sangat besar peranannya sewaktu GMP dilibatkan dalam mengangkat produksi PT Gula Putih Mataram (tahun 1991) dan membuka PT Sweet Indo Lampung, PT Indo Lampung Perkasa dan PT Pemuka Sakti Manis Indah.  Temuan-temuan GMP yang bermanfaat, khususnya dibidang teknologi,

(14)

Penutup

Keberhasilan GMP selama ini mampu memberikan gambaran yang lebih cerah bagi prospek peningkatan produksi gula nasional. Adalah jelas bagi Indonesia, bahwa potensi terbesar yang dimilikinya adalah potensi di bidang pertanian, mengingat ketersediaan sumber daya alam dan sumber daya manusia yang cukup besar. Industri seperti pertanian seperti GMP secara nyata telah membuktikan betapa efektif dan harmonisnya pemanfaatan sumber daya alam, penyerapan tenaga kerja, pembukaan daerah terpencil dan pengembangan wilayah pedesaan dapat berlangsung. Bidang pertanian tetap merupakan penyerap tenaga kerja yang terbesar dan yang paling efisien bagi Indonesia.

Setelah berkiprah selama lebih dari 28 tahun di Lampung, GMP perlu mempertajam visi dan misi ke depan, sebagai berikut :

 Menjadi produsen gula yang efisien dan kompetitif di kawasan ASEAN

 Mendukung program pemerintah dalam usaha peningkatan produksi gula

nasional dan swasembada gula

 Mempertahankan dan meningkatkan kesejahteraan karyawan

 Berperan serta secara aktif dalam membantu pengembangan dan pembangunan wilayah sekitar

 Mempertahankan dan meningkatkan keuntungan bagi para pemegang saham

(15)

Kesimpulan

Tiap-tiap perusahaan pastinya memiliki kegiatan administrasi Dan dalam kegiatan administrasi tersebut mempunyai proses yang berbeda-beda. Di dalam kegiatan administrasi ini staf bukan hanya dituntut untuk terampil menyelesaikan pekerjaan di kantor, namun juga perlu memiliki sikap positif terhadap pekerjaan. Seorang manajer perusahaan harus bisa merencanakan, mengorganisir serta mengontrol seluruh pekerjaan dengan baik, agar seluruh pekerjaan dapat diselesaikan dengan cepat dan tepat sehingga perusahaan itu dapat sukses.

(16)
(17)
(18)
(19)
(20)

Referensi

Dokumen terkait