• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBANGUNAN BERBASIS MARITIM DALAM MEWUJ

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PEMBANGUNAN BERBASIS MARITIM DALAM MEWUJ"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBANGUNAN BERBASIS MARITIM DALAM MEWUJUDKAN KESEJAHTERAAN SOSIAL

Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia. Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, sebagian besar wilayahnya terdiri dari laut, Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki Sumber Kekayaan Alam Laut (SKAL) yang menjanjikan untuk dieksplorasi dan dieksploitasi sebagai penggerak utama pembangunan nasional. Maka pantas jika kurun waktu ini pemerintahan Jokowi-JK menjadikan maritim sebagai pusat pembangunan ekonomi. Ada beberapa sektor yang berpotensi dalam perairan Indonesia. Sektor-sektor tersebut adalah (1) Sumber daya dapat pulih (ikan dan biota lainnya, terumbu karang, hutan mangrove, pulau-pulau kecil) (2) Sumber daya tidak dapat pulih (minyak dan gas, bahan tambang dan mineral) (3) Energi kelautan (gelombang, pasang surut, Ocean Thermal Energy Conversion, angin) (4) Jasa lingkungan (media transportasi, komunikasi, iklim, keindahan alam, penyerap limbah). Bayangkan jika keempat sektor potensi tersebut di Optimalkan secara maksimal. Kesejahteraan masyarakat Indonesia terutama daerah pesisir laut akan terjamin. Potensi kelautan Indonesia diperkirakan 1.2 trilliun USD, yang dapat menyerap tenaga 40 juta tenaga kerja. Dari potensi tak tereksploitasi (sleeping potency), kontribusi seluruh sektor kelautan (11 sektor) terhadap PDB Indonesia terhitung 20 %. Diperhitungkan sekitar Rp 300 trilliun potensi ini hilang dari illegal, unreported and auregulated fishing (IUUF), yang merupakan kerugian besar bagi bangsa Indonesia. Selanjutnya dikatakan 70% produk Indonesia dieksport melalui Negara Singapura (Dahuri, 2014).

(2)

pemangku kebijakan dan penguasa sumber daya alam harus mengupayakan untuk kesejahteraan rakyat Indonesia.

Merebut kembali potensi maritim dan mensejahterakan rakyat Indonesia dari hasil maritim adalah pekerjaan rumah Indonesia saat ini. Sluruh aspek kebangsaan mulai dari instintusi pemerintaah hingga struktur paling dasar negara perlu mendorong kedaulatan maritim Indonesia. Indonesia harus berdaulat dalam maritim di berbagai sektor mulai dari pertahanan, ekonomi, dan budaya maritim untuk mewujudkan Indonesia yang lebih baik. Tidak bisa dipungkiri saat ini keberadaan maritim menjadi poros pembangunan bangsa. Pembangunan digencarkan dan berporos pada laut Indonesia. Tentu, bukan pekerjaan mudah dan banyak rintangan menghalang untuk menuju pembangunan maritim. Berbagai aspek berlu dibenahi mulai dari kebijakan hingga pelaksanaan agenda pembangunaan. Tidak lain tujuannya adalah memanfaatkan maritim Indonesia sebagai poros pembangunan yang pada nantinya berimbas pada kesejahteraaan rakyat.

Konsep poros maritim memiliki 5 pilar yaitu (1) Budaya maritim; (2) Pengelolaan sumber daya laut: (3) Konekvitas maritim; (4) Diplomasi maritim; dan (5) Pertahanan maritim. Dari kelima pilar ini, pertahanan maritim lebih tajam jika diterjemahkan sebagai kedaulatan laut, merupakan syarat mutlak agar NKRI bisa menjadi poros maritim dunia. Agenda selanjutnya adala menyusun kebijakan, regulasi dan pengawalan pelaksanaan.

Sejarah Maritim dan Negara-negara Berbasis Maritim

Dimasa lalu Nusantara pernah mengalami kejayaan maritim. Kejayaan maritim dapat dilacak dari kehadiran kerajaan-kerajaan di pesisir pantai yang telah membangun budaya maritim. Dalam budaya maritim, perdagangan dan pelayaran menjadi denyut nadi kerajaan. Perdagangan ini menjulangkan kemasyhuran kerajaan-kerajaaan Nusantara dimasanya. Sejarah telah mencatat bahwa kerajaan-kerajaan nusantara pada masa silam adalah kerajaan yang berporos pada pengembangan maritim. Disisi potensi laut yang begitu melimpah, kerajaan-kerajaan nusantara masa lampau menjadikan laut sebagai daerah kekuasaan yang begitu dipertahankan dan menjadi medan perdagangan.

(3)

sebagai poros bangsa menjadi besar kenapa sekarang tidak?. Ini adalah alasan historis mengapa Indonesia harus berdaulat dalam mairitim.

Data dalam Wikipedia mengungkaapkan bahwa Jepang menempati urutan ke-2 di dunia di belakang Republik Rakyat Tiongkok dalam tonase penangkapan ikan (tahun 1989: 11,9 juta ton), kenaikan tipis dari 11,1 juta ton pada tahun 1980. Setelah terjadi krisis minyak 1973, perikanan laut dalam di Jepang menurun. Pada tahun 1980-an, total tangkapan ikan per tahun rata-rata 2 juta ton. Perikanan lepas pantai mencapai 50 % dari penangkapan ikan total pada akhir 1980-an, meski beberapa kali mengalami kenaikan dan penurunan. Perikanan pesisir dilakukan dengan perahu kecil, jala, atau teknik penangkaran terhitung sekitar sepertiga produksi total industri perikanan Jepang. Sementara itu, perikanan lepas pantai dengan kapal ukuran menengah terhitung sekitar lebih dari separuh produksi total. Di antara hasil laut yang diambil misalnya: sarden, cakalang, kepiting, udang, salem, cumi-cumi, kerang, tuna, saury, yellowtail, dan makerel.

(4)

rumah tangga bukan nelayan yang memiliki rumah sendiri. Meskipun demikian, data ini sesungguhnya tidak menunjukkan bagaimana kualitas rumah yang dimiliki nelayan. Kenyataan lain, komunikasi bukan menjadi hambatan bagi para nelayan karena sekitar 83 persen nelayan memiliki telepon seluler. Para nelayan kurang beruntung ditinjau dari aspek pendidikan, dengan hampir 70 persen nelayan berpendidikan sekolah dasar ke bawah dan hanya sekitar 1,3 persen yang berpendidikan tinggi. Pemerintah juga perlu memperhatikan aspek kesehatan para nelayan.1 Pertanyaan besar kembali muncul, seharusnya dengan kekayaaan alam laut yang melimpah nelayan-nelayan di Indonesia bisa hidup sejahtera. Ini baru dalam sektor perikanan belum sektor-sektor lain dalam laut yang melimpah ruah yang belum bisa terjamah untuk kesejahteraan Indonesia.

Potensi dan Kekuatan Negeri Maritim dengan Supremasi Hukum Kelautan

Perkembangan Sejarah hukum laut tidak lepas dari kemajuan teknologi maritim— perkapalan dan kepelabuhanan—Belanda dan Inggris serta orientasi komoditi perdagangan dunia (Simbolon, 1995). Pasca Perang Sabil/Salib sampai dengan bagian akhir jaman pencerah-an (renaisspencerah-ance) laut praktis hpencerah-anya menjadi milik Sppencerah-anyol dpencerah-an Portugal, sehingga ada semacam pembagian wilayah yuridiksi dari kedua negara tersebut. Bagian akhir jaman pencerahan (renaissance), tekno-logi maritim Belanda dan Inggris melampaui Spanyol dan Portugal. Oleh karena itu hukum laut banyak ditentukan oleh polemik bangsa Belanda dan Inggris.

Upaya membaangun Indonesia sebaagai sebuah Negara maritim yang kuat dan tangguh sehingga dapat menjadikan Indonesia sebaagai Poros Maritim Dunia harus dilaksanakan dalam konteks Indonesia sebagai Negara hukum sebagaimana diamanahkan dalam UUD 1945. Hal ini berarti bahwa upaya kea rah pembangunan Negara Maritim harus didukung dan didasarkan pada peraturan-peraturan hukum yang memberikan legitimasi yang kuat kepada semuaa pemangku kepentingan dalam menjalankan perannya masing-masing.

Konsep kemaritiman dan kelautan merupakan konsep yang multidimensi yang melipui dimensi pertahanan keamanan, dimensi ekonomi dan lingkungan dan dimensi social budaya. Begitu juga hukum yang mengaturnya tidak saja meliputi dimensi hukum nasional namun juga hukum internasional. Maka daripada itu landasan hukum dan kebijaakan kemaritiman harus dapat bergerak mengikuti peta global. Indonesia mendasarkan kemaritiman dan kelautan secara mendasar pada UUD 1945 berkaaitan dengan pengelolan dan pertahanan. Jika dikristalisasikan

1

(5)

maka ada dua pokok perjuangan maritim yang harus diperjuangkan yaitu bidang perekonomian yang berkaitaan dengan pengelolaan sumber daya laut dan pertahanan kelautan.

Diundangkannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2014 tentang Kelautan yang merevisi Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1996 tentang Perairan Indonesia setidaknya penyelenggaraan kelautan Indonesia diarahkan pada aspek Wilayah laut, pembangunan kelaautan, pengelolaaan kelaautan, pengembangan kelautan, pertahanan, keamanan, penegakaan hukum dan keselamatan dilaaut sertaa tata kelola kelembagaan.

Referensi

Dokumen terkait

Untuk kepentingan keamanan pangan pada biota perairan maka dilakukan penelitian mengenai analisis kandungan logam berat pada kepiting (Scylla serrata) yang berada

Tujuan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah untuk mengetahui gambaran objektif tentang Peningkatan hasil belajar IPS materi kenampakan alam dan kenampakan buatan

Klasifikasi Status Ketahanan Pangan Hasil Prediksi Berdasarkan Gambar 2 dan Gambar 3 dapat diketahui bahwa kabupaten-kabupaten yang terklasifikasi hampir sama namun terdapat

Dengan adanya komponen-komponen zat anti infeksi yang terkandung dalam ASI, maka bayi yang diberikan ASI akan terlindung dari berbagai macam infeksi baik yang disebabkan

K-Nearset Neighbor telah digunakan untuk beberapa penelitian seperti yang dilakukan oleh Ricky Imanuel (2014) pada penelitian “Analisis Prediksi Tingkat

kabupaten Batang belum memiliki gambar teknik pada kapal bangunan barunya. Kurangnya pemahamanan tentang teknik pembangunan kapal secara modern terutama keutamaan

Uraikan permasalahan dan kebutuhan lapangan satu atau lebih kelompok usaha di desa vokasi, yang dapat mengekspresikan kreativitas dan menerapkannya untuk suatu

Gibson dkk 8 melaporkan angka remisi yang lebih tinggi yaitu 93% pada pasien yang menggunakan regimen kemoterapi yang sama seperti penelitian kami namun dengan dosis yang