• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kompetensi Teknologi Informasi dan Komunikasi Pegawai pada Perpustakaan Umum Kabupaten Deli Serdang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Kompetensi Teknologi Informasi dan Komunikasi Pegawai pada Perpustakaan Umum Kabupaten Deli Serdang"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pegawai Perpustakaan Umum

Dalam buku pedoman umum penyelenggaraan perpustakaan umum (2000,

43) dinyatakan bahwa pegawai perpustakaan umum dapat terdiri dari 4 (empat)

kelompok ialah :

1. Pemimpin/kepala perpustakaan dan atau pemimpin unit-unit kerja di dalam sebuah perpustakaan umum

2. Pustakawan yang ada instansi pemerintah atau pegawai negeri sipil disebut pejabat fungsional pustakawan

3. Pegawai pelaksana teknis kepustakawanan 4. Pegawai tata usaha/kesektariatan

Sehubungan dengan pernyataan di atas, pada buku pedoman perpustakaan

perguruan tinggi (1994, 9) bahwa “Tenaga administrasi dengan tugas

melaksananakan kegiatan kepegawaian, kearsipan, keuangan, kerumahtanggaan,

perlengkapan, penjilidan, perlistrikan, grafika komputer, tata ruang, dan lain-lain”.

Sulistyo Basuki (1991, 203) membagi kategori staf ke dalam empat

kelompok yaitu:

1. Profesional

Staf profesional terdiri dari orang yang ditugaskan dalam tugas profesional seorang pustakawan dan memiliki gelar kesarjanaan dalam ilmu perpustakaan serta ilmu berkaitan. Tugas yang lazim dilakukan oleh tenaga profesional mencakup: pemeliharaan buku, pemesanan buku, klasifikasi, pengkatalogan, pengindeksan, pembuatan abstrak (sari karangan), jasa referens/jasa informasi, dan perencanaan.

2. Para profesional

(2)

3. Teknisi penunjang

Teknisi penunjang merupakan tenaga perpustakaan yang berpendidikan SLTA ke bawah dengan pendidikan kepustakawanan 1 tahun atau kurang. Tugas mereka membantu pelaksanaan para profesional. Sedapat mungkin diusahakan peningkatan kemampuan mereka melalui kursus, latihan, pendidikan berkesinambungan, maupun pendidikan formal.

4. Penunjang (administrasi)

Sifat tenaga penunjang (administrasi) tidak berbeda dengan tugas tenaga sejenis kantor lain. Tugas tenaga penunjang (administrasi) antara lain ialah tenaga sekretariat pada pustakawan; bertanggung jawab atas berkas personalia (pengangkatan, berkas pribadi, dokumen pribadi, dokumen rahasia, pensiun), urusan keuangan dan bahan (gaji karyawan, lembur, honorarium, pemesanan barang habis pakai, rekening listrik air, listrik), pengetikan (kecuali kartu katalog, bibliografi senarai dokumentasi), serta tugas pemeliharaan rumah tangga perpustakaan (housekeeping)

2.2 Pengertian Pustakawan

Pustakawan tentunya berkaitan erat dengan kata pustaka. Jadi bila

didefinisikan, maka pustakawan adalah orang yang berhubungan dengan pustaka,

sedangkan sinonim dari kata “pustaka” adalah “buku”. Oleh karena itu,

pustakawan selalu berhubungan dengan buku, sedangkan buku ada di

perpustakaan, di sekolah, toko buku, rumah. Pustakawan merupakan perantara

yang aktif antara pengguna dengan sumber informasi. Pendidikan professional

dan berkelanjutan bagi pustakawan merupakan hal yang tak terelakkan guna

menjamin jasa yang memuaskan.

Hasugian (2009, 137) menjelaskan pengertian pustakawan dalam arti yang

sangat sederhana bahwa pustakawan ialah “seseorang yang bekerja di

pepustakaan”. Namun tidak semua yang bekerja di perpustakaan dapat disebut

sebagai pustakawan, karena untuk menjadi seorang pustakawan harus memenuhi

syarat sebagai pustakawan.

Dalam Undang-Undang R.I No.43 tahun 2007 tentang perpustakaan pasal

1 ayat 8 dinyatakan bahwa “pustakawan adalah seseorang yang memiliki

(3)

serta mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk melaksanankan pengolahan dan

pelayanan perpustakaan”.

Kemudian menurut (Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI) yang dikutip oleh

Hasugian (2009, 137) bahwa pustakawan adalah:

Orang yang memberikan dan melaksanakan kegiatan perpustakaan dalam usaha pemberian pelayanan/jasa kepada masyarakat sesuai dengan misi yang diemban oleh badan induknya berdasarkan ilmu perpustakaan, dokumentasi dan informasi yang diperolehnya melalui pendidikan.

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa pustakawan adalah seorang yang

memiliki keahlian sebagai tenaga profesi pada bidang perpustakaan dan informasi.

Pustakawan juga harus mampu memahami prinsip dan konsep dari

pengorganisasian dan manajemen sumber daya informasi. Kata kunci pendidikan

dalam definisi di atas menjadi hal yang sangat penting, kompetensi atau keahlian

pustakawan harus diperoleh melalui pendidikan. Kata pendidikan ini perlu digaris

bawahi, karena ini sangat penting bagi definisi pustakawan. Artinya, seseorang

tidak dapat disebut sebagai pustakawan kalau tidak memiliki pendidikan dalam

bidang perpustakaan meskipun dia telah bekerja puluhan tahun di perpustakaan.

Sehubugan dengan beberapa pernyataan di atas, Sudarsono (2009, 96)

menjelaskan layanan yang diberikan oleh seorang pustakawan meliputi bahan

perpustakaan baik tercetak maupun dalam beragam format lainya, seperti:

1. Buku, jurnal, foto, audiovisual, maupun basis data elektronik 2. Sitasi bibliografi yaitu daftar sumberdaya informasi khusus 3. Referensi informasi lainnya

4. Arahan pada pihak yang memerlukan tentang bagaiman dan diana menemukan informasi yang diperlukan, serta bagaimana menilai kualitas sumber tersebut

5. Memberikan informasi sebagai jawaban langsung atas pertanyaan pihak yang memerlukan.

Agar dapat memberikan akses informasi yang tepat, Sudarsono (2009, 97)

mengarahkan bahwa pustakawan juga harus memiliki pengetahuan:

1. Mengenai sumber informasi dan bagaimana mendapatkan akses

2. Untuk pemanfaatan bersama sumber daya informasi dan jaringan elektronik

(4)

2.3 Pengertian Kompetensi

Persoalan kompetensi berkaitan dengan berbagai hal, bukan hanya

pengukuran kinerja seorang profesional. Pada dasarnya pemikiran tentang

kompetensi profesi berkembang bersama dengan pemikiran seorang pustakawan

di dalam sistem kerja, serta sistem sosial-budaya yang lebih luas. Ketrampilan

atau kompetensi merupakan penerapan pengetahuan dalam kegiatan praktis,

dalam arti bahwa orang yang paling tahu tentang keperluan kompetensi ini justru

adalah pekerja profesional itu sendiri. Asosiasi-asosiasi profesi seharusnya

merupakan institusi yang paling aktif membentuk kompetensi inti, namun yang

mereka bentuk biasanya lebih bersifat umum dan tidak memenuhi kebutuhan

spesifik dari perpustakaan sesungguhnya..

Ditambahkan oleh Dewiyana (2006) bahwa “kompetensi adalah

pengetahuan, keterampilan, kemampuan, atau karakteristik yang berhubungan

dengan tingkat kinerja suatau pekerjaan seperti pemecahan masalah, pemikiran

analitik, atau kepemimpinan”. Lebih dari itu kompetensi menawarkan suatu

kerangka kerja organisasi yang efektif dan efisien dalam mendayagunakan

sumber-sumber daya yang terbatas.

Kompeten harus dibedakan dengan kompetensi, walaupun dalam

pemakaian umum istilah ini digunakan dapat dipertukarkan. Upaya awal untuk

menentukan kualitas dari manajer yang efektif didasarkan pada sejumlah

sifat-sifat kepribadian dan ketrampilan manajer yang ideal. Osa yang dikutip oleh

Jordan (2011) menambahkan bahwa Kompetensi adalah "kombinasi pengetahuan,

keterampilan, dan kemampuan yang relevan dengan posisi pekerjaan tertentu yang

digeluti, dan memungkinkan seseorang untuk melakukan tugas pada keahlian

yang tinggi".

Senada dengan pernyataan di atas, Jurnal WebJunction (2009) menegaskan

bahwa “kompetensi memberikan landasan untuk membangun upaya untuk

meningkatkan pengetahuan, keterampilan, kemampuan karyawan dan akhirnya

(5)

Sedangkan Dole, Hurych, dan Liebsts yang dikutip oleh Jordan (2011)

menyatakan bahwa “kompetensi merupakan keterampilan dan pengetahuan yang

dapat dipelajari dan dapat diukur ".

Senada dengan pendapat di atas, pembahasan kompetensi dalam The

Special Libraries Association (SLA) (2003), menjelaskan bahwa “Kompetensi

adalah seperangkat alat untuk pertumbuhan profesional, perekrutan, dan

penilaian”.

Berdasarkan pendapat di atas penulis menyimpulkan bahwa kemampuan

dan keahlian yang dimiliki seseorang harus sesuai dengan standar sesuai profesi

yang digelutinya agar dapat melaksanakan kinerja yang lebih maksimal. Maka

kompetensi merupakan kemampuan yang dapat menunjukkan sebuah tindakan

yang dapat diwujudkan dalam suatu kegiatan.

Pada dasarnya standar kompetensi suatu bidang keahlian, merupakan salah

satu sub sistem dari sistem pengembangan sumber daya manusia yang

memberikan informasi tentang standar minimal kompetensi yang dibutuhkan oleh

suatu organisasi atau profesi, karena itu pekerjaan tertentu akan membutuhkan set

spesifik kompetensi di berbagai tingkat keterampilan, kompetensi sangat

berkaitan dengan seorang tenaga perpustakaan, kompetensi bagi seorang

pustakawan adalah standar minimum dan keahlian yang perlu dipenuhi dalam

melakukan segala hal yang berkenaan dengan perpustakaan, dan berorientasi

kepada hasil yang memuaskan. Pada era globalisasi sekarang ini tenaga

perpustakaan harus meningkatkan profesionalismenya. Oleh sebab itu,

kompetensi dan profesinalisme tenaga perpustakaan kita perlu selalu ditingkatkan

sesuai standar yang dibutuhkan para pengguna perpustakaan.

2.4 ICT

Literacy

(Literasi Teknologi Informasi dan Komunikasi)

Revolusi digital yang berkembang dengan pesat saat ini telah

mengkondisikan terjadinya modernisasi dalam pertukaran informasi, data dan

pengetahuan di setiap lapisan masyarakat dunia. Modernisasi yang dalam

implementasinya lebih lazim terfasilitasi karena kemampuan konvergensi

(6)

sebagai deskripsi keterampilan dan kecenderungan untuk penggunaan komputer

dan teknologi informasi. Pada definisi literasi TIK oleh Mceetya yang dikut ip oleh

Anley (2012) mendefinisikan bahwa ICT Literacy sebagai:

The ability of individuals to use ICT appropriately to access, manage, integrate and evaluate information, develop new understandings, and communicate with others in order to participate effectively in society.

Definisi di atas dapat diartikan bahwa ICT Literacy adalah “kemampuan

individu untuk menggunakan ICT secara tepat untuk mengakses, mengelola,

mengintegrasikan dan mengevaluasi informasi, mengembangkan pemahaman

baru, dan berkomunikasi dengan orang lain agar dapat berpartisipasi secara efektif

dalam masyarakat. Senada dengan pernyataan tersebut, Simonson, Maurer,

Montag-Torardi & Whitaker yang dikutip oleh Oliver (2000), mendefinisikan

bahwa:

An understanding of computer characteristics, capabilities and applications, as well as an ability to implement this knowledge in the skilful and productive use of computer applications suitable to the individual roles in society.

Definisi ICT Literacy di atas dapat diartikan sebagai berikut:

Literasi komputer sebagai pemahaman tentang karakteristik komputer, kemampuan dan aplikasi, serta kemampuan untuk menerapkan pengetahuan dalam penggunaan keterampilan dan produktifitas aplikasi komputer sesuai dengan peran individu dalam masyarakat.

Berdasarkan keterangan dari manajemen pembangunan dan pelaksanaan

National Assessment of Educational Progress (NAEP) dalam laporan

International Literacy ICT (2007), dinyatakan bahwa sejak awal tahun 1980-an

sudah banyak penelitian literasi Technology Information and Communication

(TIK) termasuk yang pertama Internasional Adult Literacy Survey (IALS).

Literasi Technology Information and Communication (TIK) Mencerminkan

bahwa pentingnya pertumbuhan teknologi baru dalam pekerjaan, pendidikan, dan

kehidupan sehari-hari. Sehubungan dengan itu, berdasarkan laporan dari

International Literasi ICT mendefinisikan literasi Technology Information and

(7)

communications tools, and/or networks to access, manage, integrate, evaluate,

and create information in order to function in a knowledge society.

Definisi di atas berarti bahwa ICT Literacy mencakup dalam menggunakan

teknologi digital, alat komunikasi, dan jaringan untuk mengakses, mengelola,

mengintegrasikan, mengevaluasi, dan menciptakan informasi agar dapat menjadi

pengetahuan untuk masyarakat. Pernyataan tersebut juga mencerminkan sebuah

gagasan tentang kesadaran dalam memanfaatkan Technology Information and

Communication (TIK), yang memungkinkan menjadi sebuah pengukuran dari

berbagai aspek pengetahuan, dari keterampilan dalam kehidupan sehari-hari untuk

memanfaatkan transformasi keahlian dalam bidang Technology Information and

Communication (TIK). Sehubungan dengan pernyataan tersebut, bahwa literasi

TIK terbagi dalam lima komponen penting dalam ICT Literacy.

Kelima komponen merupakan satu set keterampilan dan pengetahuan

disajikan dalam urutan yang menunjukkan peningkatan kompleksitas yang

kognitif, lima definisi ICT Literacy tersebut adalah sebagai berikut:

1. Akses, yaitu memahami cara mengakses informasi dan mengetahui bagaimana mengumpulkan serta menyimpan/menghasilkan informasi. 2. Mengelola, yaitu menerapkan organisasi yang ada atau skema

klasifikasi.

3. Mengintegrasikan, yaitu menafsirkan dan mewakili informasi, juga mecakup meringkas, membandingkan informasi secara kontras.

4. Evaluasi, yaitu membuat penilaian tentang mutu informasi, relevansi, kegunaan, atau efisiensi informasi.

5. Membuat, yaitu mampu menghasilkan informasi dengan cara beradaptasi, menerapkan, merancang, menciptakan, atau authoring informasi.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa ICT Literacy merupakan

kemampuan dalam menggunakan teknologi untuk mengembangkan pengetahuan

dalam bidang informasi, dan juga memungkinkan individu untuk memaksimalkan

kemampuan teknologi pada tingkat tertinggi, serta keahlian TIK dalam

(8)

2.5 Kompetensi Pustakawan

Untuk memandang persoalan kompetensi pustakawan Indonesia, niscaya

kita akan melihat bahwa keinginan untuk menerapkan pengukuran kinerja

berdasarkan kompetensi harus dilakukan dengan bijaksana. Pandangan tentang

kompetensi harus disertai pemahaman yang benar tentang peran pustakawan dan

posisinya dalam bidang ini. Terutama jelas nampak bahwa sistem kerja berbasis

kompetensi memerlukan demokratisasi di tempat kerja.

Sehubungan dengan hal di atas, Pendit (2008) menyatakan bahwa persoalan

kompetensi pustakawan secara lebih kontekstual berhubungan dengan 3 faktor

penting, yaitu:

1. Perkembangan masyarakat dan teknologi informasi yang secara langsung memengaruhi kebutuhan akan masyarakat yang kompeten di bidang informasi. Artinya, kompetensi informasi dapat menjadi kebutuhan semua pihak, bukan hanya pustakawan. Ada beberapa aspek kompetensi informasi inimenjadi bersifat umum, sehingga dapat saja masyarakat yang bersangkutan merasa bahwa tidak diperlukan profesi khusus untuk membantu mereka mencapai tingkat kompeten di bidang informasi.

2. Posisi pustakawan dalam sistem kerja yang didasarkan pada kebutuhan masyarakat akan menentukan bagaimana kompetensi ditetapkan dan dijadikan alat ukur. Dalam hal ini, jika pustakawan merupakan pihak yang kurang memiliki posisi tawar, maka segala sesuatu yang berkaitan dengan kompetensi menjadi wewenang pihak lain. Hubungan antara pustakawan dengan pihak yang mengukur pun menjadi sepihak. Padahal kompetensi harus dilihat dari sisi kedua belah pihak.

3. Ketersediaan sarana pendidikan, pelatihan, dan pengembangan kompetensi merupakan harga mati jika kompetensi ingin dikaitkan dengan kinerja keseluruhan sebuah organisasi. Konsentrasi pada penetapan standar serta pengukuran kompetensi seringkali menyebabkan posisi pekerja semakin terpojok. Mereka terus dituntut untuk memenuhi standar, tetapi tidak diberi kesempatan untuk berkembang. Tentu saja hal ini berkaitan erat dengan sebagaimana diuraikan di butir sebelumnya.

Pendapat lain Menurut Diamond dan Dragich (2001) menyatakan bahwa

“seorang pustakawan dimasa kini justru lebih memerlukan kepercayaan diri dan

kemampuan berkembang secara mandiri”. Sebelum menerapkan pendekatan

berbasis kompetensi, seluruh jajaran pustakawan Indonesia harus terlebih dahulu

(9)

Indonesia.Termasuk di dalam sumberdaya ini adalah kepastian tentang posisi

pustakawan di dalam kehidupan masyarakat informasi, sarana pendidikan dan

pengembangan profesi, serta tanggung jawab sosial-budaya pustakawan sebagai

orang profesional. Semua ini akhirnya akan bermuara pula pada otonomi

pustakawan sebagai pekerja profesional.

Di Indonesia jelas bahwa para pustakawan Indonesia menghadapi

fenomena yang sama sebagai bagian dari masyarakat informasi yang berkembang.

Sebab itu, otonomi pustakawan Indonesia menjadi taruhan besar yang akan ikut

menentukan perkembangan profesi ini selanjutnya. Sementara itu, pustakawan

juga memerlukan kemampuan sintesis, pemahaman situasi, etika, dan kemampuan

menginterpretasi makna dari sebuah situasi dari berbagai perspektif dan sisi

pandang. Seorang pustakawan Indonesia harus terus mengembangkan diri, tetapi

pendidikan dan sistem pelatihan untuk melakukan hal ini kurang memadai.

Pendidikan profesional bagi pustakawan Indonesia, baik melalui jalur formal

maupun informal, patut mendapat sorotan yang terus menerus. Kemampuan

perpustakaan di Indonesia dalam mengikuti dan mengantisipasi perkembangan

zaman menjadi faktor penting jika ingin menerapkan sistem berbasis kompetensi.

Pada saat yang sama juga harus ingat bahwa persoalan kompetensi pustakawan

bukan hanya persoalan pihak-pihak yang akan membuat standar dan mengukur

kinerja pustakawan.

Pendapat lain dikemukakan oleh Sulistyo-Basuki (2006) menyatakan

bahwa kompetensi yang harus dimiliki seorang tenaga perpustakaan adalah “yang

memilki pengetahuan, keterampilan, dan nilai dasar yang diterapkan dalam

melaksanakan tugasnya”.

Senada dengan pendapat Sulistyo-Basuki di atas, Mirable yang dikutip

oleh Dewiyana (2006) mendefinisikan kompetensi sebagai “suatu pengetahuan,

keterampilan, kemampuan, atau hal-hal yang berhubungan kinerja yang tinggi

dalam pekerjaan, seperti penyelesaian masalah, pemikiran analitik, atau

kepemimpinan”.

Sedangkan Wicaksono (2004) bahwa kompetensi pustakawan terdiri atas

(10)

1. Skill Manajemen Informasi

Yang termasuk dalam Skill manajemen Informasi adalah:

a. Mencari informasi serta proses pencarian informasi, yang terbagi dalam:

1) Mendefinisikan kebutuhan informasi

2) Melakukan penelusuran, yaitu mempunyai keahlian/skill dasar dalam melakukan penelusuran informasi.

3) Memformulasikan strategi penelusuran, pengetahuan mendasar dan komprehensif yang sumberdaya informasi yang tepat termasuk strukturnya, Skill tentang suatu subjek juga perlu.

b. Menggunakan Informasi, yaitu proses menggunakan informasi terbagi dalam:

1) Evaluasi Informasi yang didapat. 2) Menilai informasi yang didapat.

3) Meng-integrasikan informasi dari berbagai sumber. 4) Memilah informasi

5) Interpretasi informasi.

c. Membuat dan menciptakan informasi, merupakan output dari pembuatan informasi adalah produk yang bisa membantu pemakai dalam mengambil keputusan. Dalam melakukan pengemasan ulang informasi, hal-hal penting yang harus diperhatikan:

1) Menentukan tujuan kemas ulang informasi.

2) Menentukan isi yang dianggap penting (key content).

3) Memilih format yang tepat (tertulis, lisan, visual) tergantung audiens dan tujuan.

4) Mengerti implikasi legal dari suatu proses kemas ulang informasi, 5) Menyediakan panduan, dokumentasi dan referensi.

d. Organisasi Informasi, merupakan Salah satu misi pustakawan yaitu pemakai memanfaatkan informasi. Beberapa skill yang membantu pustakawan agar pemakai mudah dalam mencari dan menggunakan informasi adalah:

1) Membuat abstrak (abstracting), yaitu kemampuan untuk menulis ringkasan sesuatu yang membuat pembaca bisa menangkap dengan jelas relevansi dan pentingnya informasi yang ingin disampaikan.

2) Menyusun indeks (indexing), yaitu menggunakan system klasifikasi atau taksonomi (tesaurus, tajuk subjek) yang ada. 3) Melakukan retensi, review termasuk pemberian informasi versi

(versioning system). e. Penyebaran informasi, yaitu:

1) Kemampuan menyampaikan dan mempromosikan (marketing) ide-ide secara jelas dalam berbagai bentuk (tertulis, oral, presentasi).

2) Mendengar dan mengevaluasi opini dan informasi dari orang lain. 3) Menggunakan perangkat TI yang punya unsur interaktifitas tinggi

(11)

4) Memfasilitasi berbagai bentuk forum berbagi informasi (sharing knowledge forum) antar pemakai.

2. Skill interpersonal

Skill interpersonal merupakan bagi pustakawan yang berperan dalam berkomunikasi dengan pengguna dan sesama rekan kerja, terbagi atas yaitu; memampuan berkomunikasi dengan efektif dan bisa mempengaruhi orang lain, mampu memberikan presentasi dengan jelas, komunikasi tertulis, dengan ejaan struktur dan isi yang jelas, berkomunikasi dengan interaktif dan mampu memberikan pandangan dari beragam perspektif.

a. Kemampuan mendengar

b. Kemampuan memberikan umpan balik yang baik beragam situasi yang dihadapi orang lain.

c. Kemampuan merespon mengatasi konflik dengan memberikan respon yang tepat dalam beragam situasi.

d. Kemampuan menggunakan mekanisme komunikasi formal dan informal dalam menjaga hubungan baik dengan sesama staf maupun pemakai.

e. Mampu membangun tim dan memotivasi orang lain, seperti menghargai kontribusi individu.

f. kemampuan untuk belajar mandiri (self learning skill). g. Kemampuan berinisiatif tanpa harus di suruh (self initiation). h. Kemampuan untuk bekerja sama dalam tim.

i. Cerdas dan mampu melakukan sesuatu secara terfokus. j. Memiliki jiwa entrepreneurship.

3. Skill Teknologi Informasi

Kemampuan untuk menggunakan berbagai perangkat Teknologi Informasi untuk membantu semua proses kerja. Beberapa skill TI yang diperlukan :

a. Desain dan Manajemen database b. Data warehousing

c. Penerbitan elektronik d. Pengelolaan Hardware e. Arsitektur informasi

f. Sumber informasi elektronik g. Integrasi Informasi

h. Desain intranet dan ekstranet i. Aplikasi perangkat lunak j. Pemrograman

k. Alur kerja l. Text processing m.Metadata

n. Perangkat lunak untuk manajemen informasi (information management tools).

4.Skill Manajemen

(12)

a. Administrasi, yaitu mampu membuat system administrasi yang baik bagi berbagai kegiatan yang akan dilakukan.

b. Memahami proses kegiatan sebuah perpustakaan dan kegiatan lain yang terkait.

c. Manajemen Perubahan, yaitu mampu mengatur berbagai kemungkinan yang bisa timbul dari suatu perubahan.

d. melakukan koordinasi dengan bagian lain yang terkait. e. Kepemimpinan, yaitu mempunyai karakter kepemimpinan.

f. Pengukuran, yaitu mampu melakukan pengukuran terhadap kinerja dan dampaknya terhadap layanan perpustakaan.

g. Manajemen sumberdaya manusia.

h. Manajemen proyek, yaitu mampu memimpin dan mengatur sebuah proyek.

i. Relationship Management, yaitu ampu menjaga hubungan baik dengan sesama pustakawan dan pemakai.

j. Team Building, yaitu mampu membangun tim kerja yang kompak dan bisa mencapai tujuan yang telah ditentukan.

k. Manajemen Waktu.

l. Pelatihan dan pengembangan.

m.Mampu melakukan perencanaan strategis dan implementasinya.

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa konsep kompetensi pustakawan

meliputi pengetahuan manajemen informasi, keterampilan, dan kemampuan

individu (termasuk sifat-sifat, perilaku, dan keperibadian, serta motivasi), dan

menguasai bagian TIK agar mampu melaksanakan tugasnya secara efisien dan

mampu bertahan dalam pekerjaan yang dibebankan kepadanya.

2.6 Kompetensi Teknologi Informasi dan Komunikasi Pustakawan

Kompetensi merupakan kemampuan, kecakapan serta pengetahuan, dan

keterampilan yang dimiliki seseorang dalam melaksanankan tugas individu.

Dalam era informasi ini dapat memudahkan individu dalam memperoleh

informasi dengan kemajuan teknologi yang sangat pesat saat ini. Kehadiran

teknologi informasi dan media elektronik memunculkan kesempatan berbeda bagi

pustakawan untuk memperbaharui dan meluaskan teori-teori dalam proses

pengolahan bahan perpustakaan, mulai dari proses pengadaan, pengolahan,

pelayanan dan desiminasi informasi.

Untuk memenuhi kebutuhan pengguna secara tepat dan cepat pustakawan

(13)

komunikasi, kepustakawanan diperluas dengan pengetahuan dan keterampilan

dibidang teknologi informasi dan komunikasi yang selalu bersinggungan dengan

informasi. Pustakawan dalam menjalankan praktek kepustakawanan harus

berkemampuan menguasai teknologi informasi yang sedang menjadi trend dunia

(global), seperti perpustakaan digital dan yang lain. Perlu strategi pengembangan

guna menjawab tantangan perubahan keadaan lingkungan guna meningkatkan

pemenuhan kebutuhan informasi bagi pemustaka yang semakin meningkat dan

beragam.

Sulistyo-Basuki yang dikutip oleh Saragih (2009) menyatakan bahwa

“Teknologi informasi adalah teknologi yang digunakan untuk menyimpan,

menghasilkan, mengolah, serta menyebarluaskan informasi”. Kompetensi

teknologi informasi dan komunikasi merupakan kombinasi antara perangkat keras

dan perangkat lunak dengan kemampuan jaringan komunikasi yang digunakan

untuk berbagai keperluan.

Sehubungan dengan hal di atas, Sulistyo Basuki (2006) juga membagi

kompetensi teknologi informasi dan komunikasi yang harus dimiliki pustakawan

mencakup:

1. Menggunakan perambang (browsers) serta mengetahui fungsinya. 2. Mengumpulkan data dari berbagai sumber.

3. Meninjau dan menilai penggunaan TIK di perpustakaan. 4. Memahami sistem operasi komput er.

5. Menggunakan perangkat lunak komputer serta memahami perangkat keras dan antar muka komunikasi.

6. Analisa data

7. Menggunakan perangkat lunak pemampatan (compression) data. 8. Memasang dan memelihara mesin cetak (printer).

9. Memahami teknik yang digunakan oleh analis dan disainer sistem. 10. Memahami konsep dasar analis sistem.

11. Menyediakan bantuan teknis dalam pemasangan dan pemeliharaan.

Kompetensi TIK bagi pustakawan dimulai dari kompetensi dasar TIK

sampai dengan kompetensi dalam lembar elektronik (spreadsheet) dan

manajemen proyek. Didalamnya sudah termasuk kemampuan olah kata, surat

elektronik, internet, grafik, penyajian dan penerbitan. Kemampuan lain yang perlu

(14)

keilmuan menyangkut kepustakawanan, baik menggunakan TIK maupun tidak,

yang bersumber pada ilmu perpustakaan dan informasi.

Sedangkan Dewiyana (2006) membagi urutan kompetensi TIK meliputi:

1. Kemampuan di bidang teknologi dan manajemen jaringan, meliputi: a. Mampu menggunakan PC dengan level yang lebih tinggi

dibandingkan yang biasa digunakan sehari-hari.

b. Mampu menganalisis jaringan pengguna internal dan eksternal. c. Mampu menjadi gate-keeper teknologi dalam pengorganisasian

sumber-sumber informasi.

d. Mampu mengikuti pengembangan dan paham tentang teknologi informasi dan peralatannya.

e. Menguasai penggunaan peralatan in-house guna pengumpulan, penyebaran dan berbagi informasi.

2. Manajemen media penyimpanan dan temu balik, meliputi:

a. Memiliki pengetahuan tentang berbagai jenis saran penyimpanan dan temu kembali yang baru muncul.

b. Selalu mengembangan pengetahuan dan keterampilan untuk mengantisipasi perkembangan dan perubahan bidang industri informasi di masa depan.

3. Skill di bidang informasi, meliputi:

a. Mempertemukan kebutuhan informasi dengan sumber informasi. b. Memiliki keahlian tentang pencarian informasi.

c. Memiliki keahlian tentang sumber dan isi informasi.

d. Mampu mengidentifikasi, mengevaluasi, dan merekomendasi sumber informasi.

e. Menyediakan sarana terbaik untuk akses informasi.

f. Mampu menggunakan keterampilan tentang pengorganisasian informasi menjadi pengetahuan.

Berhubungan dengan uraian di atas, Brasley, dan Smith yang dikutip oleh

Adisahputra (2008) mengemukakan bahwa:

Definisi kompetensi TIK secara umum adalah merumuskan pertanyaan penelitian untuk memudahkan pencarian informasi. Namun secara khusus definisi tersebut dapat di lihat dari beberapa aspek seperti yang tertera di bawah ini:

1. Akses, yaitu menemukan informasi dari berbagai sumber

2. Evaluasi, yaitu menilai kelayakan informasi untuk tujuan khusus

3. Mengatur, yaitu mengorganisasi informasi untuk temu-balik yang akan datang

4. Menggabungkan, yaitu meringkaskan atau menyatukan informasi dari berbagai sumber

(15)

6. Menyampaikan, yaitu merubah informasi untuk dikirimkan melalui media yang berbeda, seperti e-mail, slide presentation, word processed document, dan spread sheet.

Sedangkan Suliman dan Foo yang dikutip oleh Dewiyana (2006)

menyatakan bahwa ada enam kategori kompetensi yang perlu dimiliki oleh

pustakawan dibidang informasi pada era informasi yang dikelompokkan sebagai

berikut:

1. Tools and technology skills (keterampilan teknologi dan perkakas). 2. Information skills (keterampilan informasi).

3. Social communication skills (keterampilan komunikasi dan sosial). 4. Leadership and management skills (keterampilan manajemen dan

kepemimpinan).

5. Strategic thingking and analytical skills (keterampilan berfikir strategis dan keterampilan analitik).

6. Personal and behaviour and atributes (perilaku dan sifat-sifat yang bersifat peribadi).

Pendapat lain yang dikemukakan oleh Dabbour (2006) bahwa standar kompetensi TIK meliputi:

1. Menentukan sifat dasar dan keluasan informasi yang dibutuhkan, seperti:

a. Mengidentifikasi keywords atau istilah subjek yang menggambarkan informasi yang dibutuhkan

b. Membedakan sumber informasi bersifat ilmiah dengan tidak ilmiah, khusus dengan dasar, dan primer dengan sekunder

c. Menetapkan atau memodifikasi informasi untuk mencapai fokus yang dapat diatur

2. Mengakses kebutuhan informasi secara efektif dan efisien, seperti: a. Mengenal jenis sumber informasi yang dibutuhkan dan mengetahui

bagaimana cara mengaksesnya di perpustakaan serta secara online. b. Membangun sebuah strategi penelusuran dengan menggunakan

perintah-perintah yang tepat dan keyword atau istilah-istilah subjek untuk sistem temu-balik, termasuk Boolean logic, pemotongan, dan pembatas

c. Mengetahui pada saat strategi penelusuran yang harus disaring

d. Menemu-balikkan informasi secara online dengan menggunakan berbagai metode, seperti katalog online, database terbitan berseri, skema klasifikasi, dan layanan peminjaman di dalam perpustakaan/ pengiriman dokumen

(16)

4. Secara individu atau berkelompok menggunakan informasi secara efektif untuk menyelesaikan tujuan khusus. Salah satu contohnya adalah mengembangkan sebuah produk informasi untuk menyampai. 5. Menunjukkan pemahaman tentang isu-isu ekonomi, hukum, dan seputar

penggunaan informasi, serta akses dalam menggunakan informasi secara etis dan secara hukum, misalnya:

a. Mengenali tentang plagiat

b. Mengetahui kebutuhan dan bagaimana untuk melakukan pencarian informasi pada sumber daya perpustakaan online

c. Mengutip sumber-sumber dan menggunakan gaya dokumentasi yang konsisten.

Sehubungan dengan standar kompetensi teknologi informasi dan

komunikasi yang dikemukakan oleh Dabbor, Ohio Library Council (2008)

membagi kompetensi tersebut secara rinci, yaitu:

1. Penggunaan Komputer

Merupakan pengetahuan serta pemahaman dasar tentang komputer dan ditambah dengan keterampilan dasar atau pengetahuan mengenai perangkat komputer.

Pustakawan diharapkan mampu mempunyai Keterampilan: a. Memasukkan kertas dan cartridge ke dalam printer

b. Mengetahui perbedaan antara log on pada komputer dan aplikasi c. Menggunakan keyboard dan mouse

d. Log on atau log off komputer

e. Start, shut down dan reboot/ restart komputer 2. Mengelola E-Mail

Kemampuan untuk menggunakan e-mail a. Membuat dan mengedit daftar distribusi

b. menggunakan Buku Alamat e-mail atau Daftar Kirim, c. Membuka pesan e-mail, dan melakukan balasan d. Insert/ melampirkan file

e. Menghapus dan mengosongkan folder f. Menghapus pesan

g. Pesan Cetak

h. Memahami perbedaan antara "email" dan "program e-mail" 3. Internet (World Wide) dan Dasar-Dasar Web

Kemampuan dasar untuk melakukan pencarian/penelusuran internet. a. Menghapus history sementara pada internet

b. Mengisi formulir online

c. Mengubah lokasi situs rumah, jika ada

d. Menambah, menghapus dan mengatur bookmark atau favorit

e. Melakukan penelusuran di Web menggunakan Google dan setidaknya mengetahui dua mesin pencari

(17)

h. Memahami perbedaan antara Internet dan Web

i. Memahami perbedaan antara halaman Web dan situs Web 4. Website Perpustakaan dan Katalog Online

Menunjukkan pengetahuan tentang situs Web perpustakaan, dan mengetahui apa saja dapat ditelusur pada Website dan layanan yang tersedia melalui website perpustakaan, serta kemampuan untuk melakukan penelusuran online pada katalog perpustakaan.

a. mengetahui URL perpustakaan dan dapat mengakses Situs web perpustakaan

b. Mengetahui berbagai situs Web perpustakaan dan bagaimana untuk mengaksesnya

c. mengetahui sumber daya yang tersedia diWebsite perpustakaan termasuk database elektronik

d. Mengartikulasikan kebijakan internet perpustakaan untuk pengguna e. Menentukan lokasi dan ketersediaan item tertentu di katalog online f. Mampu menggunakan katalog online dengan kata kunci penulis,

judul dan subjek

g. Mampu mengakses katalog online perpustakaan. 5. Keterampilan Web Browser

Mempunyai pemahaman dasar Web browser. a. Mengatur preferensi pribadi, jika ada

b. “Surf” the Web using back, forward, home, stop and print c. Mengetahui dua nama browser terkenal

d. Memahami istilah peramban (seperti link, URL, cache)

e. Menggunakan fungsi peramban (seperti such as back, forward, home, print)

f. Memahami bahwa browser adalah aplikasi atau program yang digunakan untuk mengakses informasi pada Web (internet)

6. Windows Basics

Mampu menggunakan Windows (seperti Windows 7) a. Membuat folder

b. Mencari, menyalin dan memindahkan file

c. Menggunakan taskbar, menu, toolbar dan memulai tombol d. Buka file dari dalam program

e. Menjalankan desktop

f. Mengetahui mengenai drive pada komputer

g. Memahami penggunaan floppy disk, CD-ROM dan flash drive h. Memindahkan, meminimalkan dan memaksimalkan jendela

(windows)

i. Memulai program dan keluar dari program 7. Keterampilan Pengolahan Kata

Kemampuan untuk menggunakan Program pengolahan kata, seperti Mi crosoft Word.

a. Mengubah font dan ukuran font

(18)

c. Mengformat dokumen menggunakan huruf tebal, huruf miring, dan menggaris bawahi

d. Centang dan menggunakan spell e. Mampu menggunakan bantuan

f. Mampu membuat, memformat, menyimpan, mencetak dan membuka dokumen

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa pustakawan yang memiliki

kompetensi di bidang teknologi informasi dan komunikasi (TIK) harus

mempunyai kemampuan dalam menggunakan komputer, serta memahami teknik

penelusuran informasi secara on-line, dan memiliki kemampuan pada manajemen

media, manajemen jaringan dan informasi.

Dalam jurnal Competency Index for the Library Field (2009) dikemukakan

bahwa kompetensi teknologi inti terbagi atas:

1. Mengelola E-mail

terkait keterampilan dan pengetahuan:

a. Mampu menerima pesan, membuka pesan, atau menghapus pesan e-mail

b. menyusun atau membalasan pesan e-mail, memasukkan alamat dan mengirim pesan e-mail

c. Mengirim, menerima dan menyimpan lampiran d. Mengatur alamat atau kontak

e. Membuat folder dan file pesan bila suatu saat diperlukan

f. Mengidentifikasi dan menggunakan program e-mail berbasis web serta aplikasi e-mail desktop.

2. Perngkat Keras (Hardware)

Memahamidan menggunakanperangkat keras komputer. a. Memahami secara dasar mengenai terminologi teknologi

b. Mengetahui dan memahami fungsi dari komponen komputer secara dasar (komputer, monitor, keyboard, mouse, power supply, printer) c. Mampu menoperasikan secara dasar perangkat keras komputer

(plug-in, start-up, shut-down, reboot, fungsi mouse, fungsi keyboard, menggunakan headphone dan speaker)

d. Mengetahui perangkat penyimpanan (removable) umum (CD atau DVD disk, USB drive, floppy disk) dan mengidentifikasi drive yang sesuai dalam melakukan prosedur pemecahan masalah untuk hardware dan peripheral komputer

e. Memahami set-up dan penggunaan proyektor serta peralatan audio Visual lainnya yang digunakan untuk pemrograman perpustakaan f. Melakukan tugas pemeliharaan printer (start-up, kertas dan

cartridge, dan apabila kertas macet jelas). 3. Internet

(19)

1) Memahamistruktur dasardariInternet danWorld Wide(website)

2) Mengidentifikasi danmenggunakanbrowser secaraumum untukmengaksesWebsite, sertamemahami dalam menggunakanURL

3) Menggunakanfungsi umumdariWebbrowser

4) Mendownloaddan menyimpanfile dari Internet, termasukgambar, audio dan video

5) Mendownloade-book dan audio b. Melakukanpencarianinformasi dasar

1) Mengidentifikasi danmenggunakanmesin pencari, direktoriwebdandatabase online

2) Mengevaluasiinformasiuntuk kualitasdan kredibilitas 3) Menunjukkankeakrabandengan berbagaistrategi pencarian

4) MemanfaatkanfiturFinduntuk mencari informasipada halaman Web

c. Memahamiprotokol keamananumum yang terkait denganpenggunaanInternet

1) Memahami tujuan anti-virus dan software anti-spam

2) jendela danblokpop-upataumemungkinkan merekaseperlunya 3) Memahamifungsicookies

4) Memahami situstransaksi secara amandan memahamiapa saja jenis kegiatan yang dilakukan

5) Memahamidan menerapkankomputerperpustakaandankebijakan penggunaan Internet

4. Sistemoperasi (operating system)

Memahamidanmelakukan fungsisistem operasidasar komputer a. Melakukan fungsi sistem operasi dasar

b. Melakukan file umum dan manajemen folder tugas dan mengakui ekstensi file yang umum

c. Melakukan tugas pemeliharaan komputer dasar 5. AplikasiSoftware

a. Memahamidanmelakukanfungsi dasardan tugasperangkat lunak umumprogram

1) Mengidentifikasijenisdan penggunaanaplikasiperangkat lunak umumyang berbeda

2) Melakukanmanipulasi untuksebagian besar aplikasi

3) Memahamidan menggunakanfitur-fitur umumuntuksebagian besar aplikasi (menu, toolbar, taskbar)

4) Melakukanprosedur dasaruntuk mengatasi masalahaplikasi perangkat lunak.

b. Melakukanoperasipengolah kata dasar

1) Membuat,membukadan menyimpanataumenghapusfile 2) Memilih, luka, salinan, pastaataumenghapus teks

3) Melakukan operasi, format dan memeriksa ejaan dokumen c. Melakukan operasipencetakan dasardariaplikasi umum

(20)

2) Mengidentifikasilokal versusprinter jaringan

3) Mengaturset-up, previewpekerjaan cetakdanmelakukan operasicetak.

6. Menggunakan Fasilitas Web

Memahamidan menggunakanjejaring sosialserta kolaborasi fasilitas online

a. Menempatkan dan membaca blog dan mendengarkan podcastmenunj ukkan keakraban dengan micro-blogging

b. Menunjukkan keahlian menggunakanfeedreaders

c. Menunjukkankeahlian denganalat pesan instan dan jejaring sosial. d. Menunjukkankeahlian denganfoto-sharing

e. Menunjukkankeahlian dalam menggunakan file-sharingsecara online dan alat-alat kolaborasi (GoogleDocs, Zoho, wiki)

f. Menggunakanprogramwebconferencing

g. Mengidentifikasi danmenggunakanmenubantuan,tutorial danmendukung masyarakatuntuk memperolehyang diperlukan

keterampilan

h. Menempatkandan mengikutisumberinformasiuntuk tetap informasiteknologi baruda n alat-alatsosial.

Untuk menerapkan standar kompetensi TIK bagi pustakawan merupakan

sebagai pemikiran awal bagi tersedianya tenaga pustakawan yang memiliki

keahlian komputer. Alasannya adalah di masa depan perpustakaan tidak akan dan

tidak bisa terlepas dari penggunaan teknologi informasi dalam mengelola dan

mengakses bahan-bahan perpustakaan seperti jurnal elektronik, buku elektronik,

multimedia, internet, basisdata electronik. kompetensi teknologi juga menekankan

bahwa semua pustakawan perlu berperan dalam rangka memberikan kontribusi

terhadap efektivitas kinerja pustakawan terhadap keseluruhan organisasi, dan

setiap pustakawan harus mampu mengelola informasi, menggunakan teknologi

informasi, dan pelestarian sumber daya informasi baik baru maupun yang sudah

ada dalam semua bentuk (format).

2.7 Model ICT Literacy Menurut Educational Testing Service (ETS)

Pada Januari 2001, Educational Testing Service (ETS) mengadakan

sebuah penelitian skala internasional untuk mempelajari kaitan erat antara

teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dengan Literacy.Literacy ICT

merupakan hal penting dalam pertumbuhan teknologi baru dalam pekerjaan,

(21)

Literacy ICT pada Educational Testing Service (ETS) (2007) mendefinisikan

Literacy ICT sebagai berikut:ICT literacy is using digital technology,

communications tools, and/or networks to access, manage, integrate, evaluate,

and create information in order to function in a knowledge society.

Definisi di atas dapat diartikan bahwa ICT Literacy mencakup dalam

menggunakan teknologi digital, alat komunikasi, dan jaringan untuk mengakses,

mengelola, mengintegrasikan, mengevaluasi, dan menciptakan informasi agar

dapat menjadi pengetahuan untuk masyarakat. Sehubungan dengan pernyataan

tersebut, bahwa literasi TIK terbagi dalam lima komponen penting dalam ICT

Literacy. Menurut Educational Testing Service (ETS) ada lima komponen yang

merupakan satu set keterampilan dan pengetahuan disajikan dalam urutan yang

menunjukkan peningkatan kompleksitas yang kognitif, lima definisi ICT Literacy

tersebut adalah sebagai berikut:

1. Access - knowing about and knowing how to collect and/or retrieve information.

2. Manage - applying an existing organizational or classification scheme. 3. Integrate - interpreting and representing information. It involves

summarizing, comparing and contrasting.

4. Evaluate - making judgments about the quality, relevance, usefulness, or efficiency of information.

5. Create - generating information by adapting, applying, designing, inventing, or authoring information.

Lima definisi ICT Literacy di atas dapat diartikan sebagai berikut :

1. Akses, yaitu memahami cara mengakses informasi dan mengetahui bagaimana mengumpulkan serta menyimpan/menghasilkan informasi. 2. Mengelola, yaitu menerapkan organisasi yang ada atau skema

klasifikasi.

3. Mengintegrasikan, yaitu menafsirkan dan mewakili informasi, juga mecakup meringkas, membandingkan informasi secara kontras.

4. Evaluasi, yaitu membuat penilaian tentang mutu informasi, relevansi, kegunaan, atau efisiensi informasi.

5. Membuat, yaitu mampu menghasilkan informasi dengan cara beradaptasi, menerapkan, merancang, menciptakan, atau authoring informasi.

Sehubungan dengan pernyataan di atas, dalam laporan International

Literacy ICT pada Educational Testing Service (ETS) dinyatakan bahwa ada lima

(22)

1. ICT secara fundamental mengubah cara hidup kita baik dalam belajar maupun bekerja. Alat teknologi dan aplikasi teknologi yang memiliki kapasitas untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dengan meningkatkan efektivitas pengajaran dan pembelajaran terhadap pengetahuan teknologi informasi dan komunikasi..

2. Perkembangan ICT yang semakin pesat.

3. Penggunaan teknologi yang tidak dapat dibatasi oleh budaya, ekonomi, jenis kelamin, geografis, linguistik atau hambatan fisik.

4. Masyarakat pembuat suatu kebijakan memiliki tanggung jawab untuk menentukan komponen pengetahuan tentang teknologi digital.

5. Sebuah definisi yang dapat diterima yang mencerminkan lebih luas tentang pemahaman suatu komponen penting dari Literacy ICT akan mendorong transformasi pada keterampilan dan pengetahuan yang harus diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan, sehingga meningkatkan kualitas pendidikan bagi tenaga kerja pada masa mendatang.

Educational Testing Service (ETS) sangat meyakini bahwa tingkat yang

lebih tinggi tentang Literacy ICT memiliki potensi untuk mengubah, tidak hanya

terhadap kehidupan individu dalam mengembangkan keterampilan dan

pengetahuan seseorang, tetapi pada masyarakat secara keseluruhan pula.

Educatinal Testing Service (ETS) berharap bahwa pengembangan dan

pelaksanaan penilaian yang akan memberikan bukti yang lebih efektif dan dapat

diciptakan yang bertujuan untuk menerapkan Literacy ICT terhadap

perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Literacy ICT yang baik dapat

pula dicapai melalui pembelajar atau sebuah pengalaman yang mengintegrasikan

secara kognitif dan teknik belajar secara terfokus terhadap kurikulum yang telah

ditetapkan, baik secara akademis maupun teknis. Keterampilan Literacy ICT perlu

diintegrasikan tepat kedalam kurikulum dalam menangani keterampilan secara

kognitif, serta menangani pada teknologi informasi dan keterampilan teknis untuk

Referensi

Dokumen terkait

BAB IV : TANGGUNG JAWAB DEALER SEBAGAI PELAKU USAHA TERHADAP INDENTOR DALAM PERJANJIAN JUAL BELI SEPEDA MOTOR SECARA INDENT (Studi.

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis berusaha melakukan penelitian terhadap proses pemanfaatan kembali klise foto yang dapat dilakukan dengan proses

Selain itu untuk mengetahui pengaruh experiential marketing terhadap loyalitas merek, emotional branding terhadap loyalitas merek dan citra merek terhadap loyalitas

Unsur-unsur Administrasi Negara: Proses penyelenggaraan dalam bidang tertentu, yaitu negara Kerja sama antarberbagai lembaga negara yang terdapat dalam negara

Manfaat teoritis diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan informasi ilmu pengetahuan khususnya kebidanan untuk menambah gambaran dan pengetahuan tentang

Un dispositivo L3 (un router o un switch compatible con la capa 3) se conecta a un switch de LAN con varias conexiones; una conexión independiente para cada VLAN que

Dari hasil perhitungan didapat bahwa Kodya Semarang memiliki 2 jenis tanah. yaitu : Ts < 0,25 Batuan dan Ts > 0,75

Hal ini terjadi karena pada gangguan 1 fasa ke tanah dan 2 fasa ke tanah sebenarnya aliran daya listrik tetap ada karena hanya satu atau dua phasa saja yang