• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Meningkatkan Self Efficacy (Efikasi Diri) Siswa yang Rendah di Kelas XI IPS SMAN I Kendal Melalui Layanan Konseling Kelompok Behavioral

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Meningkatkan Self Efficacy (Efikasi Diri) Siswa yang Rendah di Kelas XI IPS SMAN I Kendal Melalui Layanan Konseling Kelompok Behavioral"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

47

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

SMA Negeri 1 Kendal merupakan salah satu Sekolah Menengah Atas Negeri yang ada di Kendal. SMA Negeri 1 Kendal atau yang biasa dikenal sebagai SMANIK, merupakan salah satu Sekolah Menengah Atas yang difavoritkan di Kabupaten Kendal. Sekolah yang berlokasi di Jl. Soekarno-Hatta, Desa Purwokerto, Kecamatan Patebon ini, merupakan salah satu dari tiga SMA di Kabupaten Kendal yang pernah mendapat status Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional bersama SMA Negeri 1 Boja dan SMA Pondok Modern Selamat, sebelum akhirnya status itu dicabut sesuai keputusan Mahkamah Konstitusi beberapa waktu yang lalu. SMA juga memiliki sebutan Ganesha International Highschool berkaitan dengan logo sekolah yang bergambarkan Dewa Ganesha ini, telah berhasil mencetak lulusan terbaiknya untuk diterima di perguruan tinggi negeri atau pun swasta favorit di sejumlah wilayah di Indonesia, seperti UGM, ITB, IPB, Undip, ITS, Unnes, dan sebagainya. Mantan Bupati Kendal Dra. Hj. Siti Nurmarkesi juga pernah mengenyam pendidikan di SMA Negeri 1 Kendal.

4.1 Deskripsi Subjek Penelitian

(2)

48

layanan konseling kelompok behavioral dengan subjek penelitian sebanyak 11 menghasilkan data sebagai berikut.

4.1.1 Jenis Kelamin

Tabel 4.1

Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Frequency Percent

Valid Laki-Laki 3 27.3

Perempuan 8 72.7

Total 11 100.0

Sebagian besar subjek penelitian ini adalah dengan jenis kelamin perempuan = 72,7 %. Berarti perempuan dalam penelitian ini mempunyai andil terbesar dibanding laki-laki.

4.1.2 Urutan Anak

Tabel 4.2

Frekuensi Responden Berdasarkan Urutan Anak

Frequency Percent

Sebagian besar subjek penelitian ini adalah dengan anak urutan ke-1 sebanyak 5 anak = 45,5 %.

4.1.3 Jumlah Anak

Tabel 4.3

Frekuensi Jumlah Anak dalam Keluarga Responden

Frequency Percent

Valid 2 8 72.7

3 1 9.1

(3)

49

Sebagian besar subjek penelitian ini adalah jumlah anak dua sebanyak 8 anak = 72,7 %. Hal tersebut program pemerintah mencanangkan keluarga berencana dua anak cukup laki-laki maupun perempuan sama saja sudah terwujud sesuai dengan penelitian ini.

4.1.4 Pekerjaan Ayah

Tabel 4.4

Frekuensi Pekerjaan Ayah Responden

Pekerjaan Ayah berwiraswasta sebanyak 6 anak = 54,5 %.

4.1.5 Pekerjaan Ibu

Tabel 4.5

Frekuensi Pekerjaan Ibu Responden

Pekerjaan Ibu

Frequency Percent

Valid IRT 5 45.5

Pedagang 2 18.2

(4)

50

Swasta 1 9.1

Total 11 100.0

Sebagian besar ibu responden sebagai ibu rumah tangga sebanyak 5 anak = 45,5 %.

4.1.6 Jarak Belajar

Tabel 4.6

Frekuensi Jarak Rumah Responden Ke Sekolah

Jarak Belajar (Km)

Km Frequency Percent

Valid 2 3 27.3

Sebagian besar subjek penelitian ini adalah jarak dari rumah ke tempat belajar sebanyak 3 siswa = 27,3 %. Faktor jarak tidak menjadikan faktor self efficacy siswa dimungkinkan siswa diantar orang tua sehingga tidak menjadikan self efficacy siswa rendah.

4.2 Hasil Analisis Deskriptif Pelaksanaan

Konseling Kelompok Behavioral

Peneliti menggunakan analisis deskripsi persentase untuk mengetahui gambaran tingkat self

(5)

51 dapat diketahui peningkatan self efficacy pada siswa XI IPS SMA Negeri 1 Kendal.

Berdasarkan data pretes inventori self efficacy

diadaptasi dari inventori milik Albert Bandura dianalisis menggunakan komputer program SPSS versi 16 sebagai berikut.

Tabel 4.7

Data Pretes Inventori Self Efficacy Konseling Kelompok

N Valid 11

Missing 0

Mean 1.7964

Minimum 1760.00

Maximum 1840.00

a. Multiple modes exist. The smallest value is shown

Berdasarkan data statistik penelitian inventori self efficacy berdasarkan pretes jumlah subjek penelitian 11, memperoleh skor tertinggi 1.840 dan skor terendah 1.760. Rata-rata skor inventori 1.796,4. Adapun interval yang digunakan range (skor tertinggi dikurangi skor terendah) dibagi 5 kategori, sehingga dapat disusun tabel frekuensi sebagai berikut.

Tabel 4.8

Kategori Self Efficacy Responden Sebelum Treatment

(6)

52

Berdasarkan tabel 4.8 self efficacy siswa SMA Negeri 1 Kendal berada pada kategori Rendah 100,0 %. Setelah mendapat layanan konseling kelompok menghasilkan data statistik sebagai berikut.

Tabel 4.9

Data Postes Inventori Self Efficacy Konseling Kelompok

N Valid 11

Missing 0

Mean 3953.4545

Minimum 3720.00

Maximum 4141.00

a. Multiple modes exist. The smallest value is shown

Berdasarkan data statistik penelitian inventori self efficacy berdasarkan postes jumlah subjek penelitian 11, memperoleh skor tertinggi 4.141 dan skor terendah 3.720. Rata-rata skor inventori 3.953,45. Adapun interval yang digunakan range (skor tertinggi dikurangi skor terendah) dibagi 5 kategori, sehingga dapat disusun tabel frekuensi sebagai berikut.

Tabel 4.10

Kategori Self Efficacy Responden Setelah Treatment

(7)

53 Berdasarkan tabel 4.10 kategori self efficacy

setelah konseling kelompok berada pada kategori Tinggi sebanyak = 100 %.

4.3 Analisis Perbedaan

4.3.1 Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov

Syarat untuk menggunakan t tes diperlukan uji normalitas sebagai data variabel yang diteliti. Untuk mengetahui kenormalan data distribusi self

efficacy sebelum dan sesudah diuji dengan

Kolmogorov-Smirnov.

4.3.1.1 Uji Sebelum Konseling Kelompok

Uji sebelum konseling kelompok untuk mendapatkan data normalitas data terpenuhi. Adapun setelah diadakan uji normalitas data mendapatkan tampilan output data dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.11

Normalitas Distribusi Pretes Konseling Kelompok

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Pretes Konseling Kelompok

N 11

Normal Parametersa Mean 1796.3636 Std. Deviation 26.18119 Most Extreme Differences Absolute .141

Positive .141

Negative -.089

Kolmogorov-Smirnov Z .469

Asymp. Sig. (2-tailed) .980

(8)

54

Hasil uji normalitas data menunjukkan nilai Kol-Smirnov sebesar 0.469 dan Asymp. Sig tidak signifikan yaitu sebesar 0.980 (> 0.05), sehingga dapat disimpulkan sebaran data berdistribusi normal yang nampak pada histogram di bawah ini.

Gambar 4.1 Histogram Sebaran Data self efficacy Pretes

4.3.1.2 Uji Setelah Konseling Kelompok

Tabel 4.12

Normalitas Distribusi Postes Konseling Kelompok

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Postes Konseling Kelompok

N 11

Normal Parametersa Mean 3953.4545 Std.

Deviation 144.59693 Most Extreme Differences Absolute .172

Positive .121

Negative -.172

Kolmogorov-Smirnov Z .569

Asymp. Sig. (2-tailed) .902

(9)

55 Hasil uji normalitas data menunjukkan nilai Kol-Smirnov sebesar 0.569 dan Asymp. Sig tidak signifikan yaitu sebesar 0.902 (> 0.05), sehingga dapat disimpulkan sebaran data berdistribusi normal yang nampak pada histogram di bawah ini.

Gambar 4.2 Histogram Sebaran Data self efficacy Postes

Berdasarkan uji normalitas data menunjukkan nilai Kol-Smirnov dan Asymp. Sig signifikan > 0.05 dan grafik histogram, sehingga dapat disimpulkan data berdistribusi normal.

4.3.2 Uji T-test

Berdasarkan data inventori self efficacy

sebelum dan sesudah perlakuan layanan konseling kelompok behavioral diuji menggunakan t sampel berpasangan. Hasil uji t sampel berpasangan menghasil data sebelum dan sesudah layanan konseling kelompok.

Tabel 4.13

(10)

56

Paired Samples Statistics

Mean N

Std.

Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Pretes Konkel 1.796,40 11 26.18119 7.89392

Postes KonKel 3.953,45 11 144.59693 43.59762

Pelaksanaan layanan konseling kelompok behavioral diikuti sebanyak 11 siswa penelitian dengan skor rata-rata self efficacy sebelum layanan konseling kelompok berjumlah 1.796,40 dan sesudah konseling kelompok 3.953,45. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 4.13 tentang Self efficacy

Sebelum dan Sesudah Konseling Kelompok. Tabel 4.14

Nilai t Hitung Self efficacy Sebelum dan Sesudah Konseling Kelompok

2.157 120.24180 36.25427 2076.31137 2237.87045 59.499 10 s.000

(11)

57

4.4 Pembahasan

Berdasarkan data tes awal mean pretes dengan skor 1.796,40 sedangkan skor mean postes sebesar 3.953,45 sehingga ada peningkatan sef efficacy. Hal tersebut dikarenakan adanya perlakuan konseling kelompok sehingga mean mengalami perubahan.

(12)

58

sehingga ada keragu-raguan takut salah atau sesuatu pendapatnya tidak diterima teman lain. Hal tersebut sesuai pendapat (Humeira, 2014: 3) bahwa siswa yang memiliki efikasi diri lemah terlihat minder diantara siswa yang pintar dan berprestasi dan tidak percaya diri akan kemampuan mencapai prestasi.

(13)

59 Layanan konseling kelompok behavioral mampu meningkatkan self efficacy siswa tidak luput dari manajemen pendidikan mulai proses pengembangan kegiatan kerjasama sekelompok orang untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan (Slameto, 2009:16). Layanan konseling kelompok behavioral melakukan kerjasama antara guru bimbingan konseling, kepala sekolah, kurikulum sekolah, ketatausahaan, siswa, dan pihak-pihak lain sehingga mampu meningkatkan

self efficacy siswa sesuai harapan / tujuan yang diinginkan. Setiap belajar diperoleh melalui percontohan sosial (social modeling) seperti meniru pengamatan (imitation of observation) (Bandura, 1997).

(14)

60

keputusan studi lanjut antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol (t=5,049; p<0,01). (3) Hasil penelitian Humeira (2014) menyatakan bahwa layanan bimbingan kelompok dengan teknik bermain peran dapat meningkatkan self efficacy

dalam belajar. (4) Hasil penelitian Fathiyah (2012) menyatakan bahwa adanya kecenderungan peningkatan self efficacy siswa yang diberi konseling sebaya. (5) Novariandhini (2012) menyatakan bahwa hasil penelitian menemukan hubungan yang signifikan positif antara self efficacy dengan motivasi intrinsik dan ekstrinsik.

Hasil penelitian yang tidak sesuai dengan penelitian ini adalah hasil penelitian Leufeto (2012) meneliti Self efficacy (self-efficacy) dan Motivasi Belajar Sebagai Prediktor Prestasi Belajar Matematika pada Siswa SMP Negeri 1 So’e Kelas VIII, menyatakan bahwa berdasarkan uji hipotesis dengan analisis regresi berganda diperoleh hasil self efficacy dan motivasi belajar secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar matematika siswa.

(15)
(16)

62

Gambar

Tabel 4.1
Tabel 4.4 Frekuensi Pekerjaan Ayah Responden
Tabel 4.6 Frekuensi Jarak Rumah Responden Ke Sekolah
Tabel 4.8  Responden Sebelum
+6

Referensi

Dokumen terkait

Ketika dilarutkan dalam atau dicampur dengan bahan lain dan dalam kondisi yang menyimpang dari yang disebutkan dalam EN374 silahkan hubungi suplier sarung tangan CE-resmi (misalnya

Analisis struktur sangat diperlukan untuk mengetahui suatu peristiwa yang ada di dalam teks supaya dapat melakukan eksplorasi pencarian karakter tokoh Sylvia. Struktur berarti

Nilai koefisien yang positif dan OR yang lebih dari 1 pada faktor risiko status gizi kurus menunjukkan bahwa dengan semakin rendah IMT atau semakin kurus siswi maka

Contoh-contoh teknologi yang dapat digunakan dalam pembelajaran yaitu komputer dengan menyajikan power point oleh guru maupun siswa, pemberian tugas internet agar siswa

Diharapkan pihak puskesmas dapat memotivasi dan memfasilitasi kader kesehatan lansia untuk meningkatkan pengetahuan tentang perawatan aktivitas hidup sehari-hari dengan

Identifikasi terhadap faktor-faktor konflik kerja dan keluarga pada penelitian ini didasarkan pada pandangan Greenhaus dan Beutell (1985) yang menjelaskan tiga

Penelitian ini menunjukkan bahwa aktivitas sistem saraf otonom mahasiswa empat tahun dalam keadaan istirahat adalah rendah, ada hipotensi parasimpatis dan ada kecenderungan aktivitas

Hasil yang diperoleh dari analisis penelitian tersebut adalah adanya pengaruh positif e-WOM terhadap citra merek, e-WOM memiliki pengaruh positif yang kuat terhadap niat