• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Dampak Program Bank Sampah Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Di Kelurahan Binjai, Kecamatan Medan Denai, Kota Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Dampak Program Bank Sampah Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Di Kelurahan Binjai, Kecamatan Medan Denai, Kota Medan"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Dampak

Pengertian dampak menurut KBBI adalah benturan, pengaruh yang

mendatangkan akibat baik positif maupun negatif. Pengaruh adalah daya yang ada

dan timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan

atau perbuatan seseorang. Pengaruh adalah suatu keadaan dimana ada hubungan

timbal balik atau hubungan sebab akibat antara apa yang mempengaruhi dengan

apa yang dipengaruhi. (KBBI Online, 2013).

2.2 Pengertian Program

Program adalah unsur pertama yang harus ada demi terciptanya suatu

kegiatan. Di dalam program dibuat beberapa aspek, disebutkan bahwa di dalam

setiap program dijelaskan mengenai:

1. Tujuan kegiatan yang akan dicapai.

2. Kegiatan yang diambil dalam mencapai tujuan.

3. Aturan yang harus dipegang dan prosedur yang harus dilalui.

4. Perkiraan anggaran yang dibutuhkan.

(2)

Melalui program maka segala bentuk rencana akan lebih terorganisir dan

lebih mudah untuk diopersionalkan. Hal ini sesuai dengan pengertian program

yang diuraikan.

“A programme is collection of interrelated project designed to harmonize

and integrated various action an activities for achieving averral policy

abjectives” (suatu program adalah kumpulan proyek-proyek yang berhubungan

telah dirancang untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan yang harmonis dan secara

integraft untuk mencapaisasaran kebijaksanaan tersebut secara keseluruhan.

Menurut Charles O. Jones, pengertian program adalah cara yang disahkan

untuk mencapai tujuan, beberapa karakteristik tertentu yang dapat membantu

seseorang untuk mengindentifikasi suatu aktivitas sebagai program atau tidak

yaitu:

1. Program cenderung membutuhkan staf, misalnya untuk melaksanakan atau

sebagai pelaku program.

2. Program biasanya memiliki anggaran tersendiri, program kadang biasanya

juga diidentifikasikan melalui anggaran.

3. Program memiliki identitas sendiri, yang bila berjalan secara efektif dapat

diakui oleh publik.

Program terbaik didunia adalah program yang didasarkan pada

model teoritis yang jelas, yakni: sebelum menentukan masalah sosial yang

ingin diatasi dan memulai melakukan intervensi, maka sebelumnya harus

ada pemikiran yang serius terhadap bagaimana dan mengapa masalah itu

(3)

2.3 Bank

“Perbankan adalah segala sesuatu yang mencakup tentang bank,mencakup

kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalammelaksanakan kegiatan

usahanya” (Thomas Suyanto, 2001:152).

Prof G.M. Verryn Stuart dalam bukunya Bank Politik, bank adalah suatu

badan yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan kredit, baik dengan alat-alat

pembayarannya sendiri atau uang yang diperoleh dari orang lain, maupun dengan

jalan mengedarkan alat-alat penukar baru berupa uang giral (Thomas Suyanto,

2001:1).

A.Abdurrachman dalam Ensiklopedia Ekonomi Keuangan dan

Perdagangan menjelaskan bahwa, bank adalah suatu jenis lembaga keuangan yang

melaksanakan berbagai macam jasa seperti memberikan pinjaman, mengedarkan

mata uang, pengawasan terhadap mata uang, bertindak sebagai penyimpanan

benda-benda berharga, membiayai usaha-usaha perusahaan, dan lain-lain (Thomas

Suyanto, 2001:1).

Menurut Undang-Undang RI No.14/1967 Pasal 1 tentang pokok-pokok

Perbankan, “bank adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan

kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang”. Bank

berdasarkan pasal 1 Undang-Undang RI No.10 Tahun 1998 tentang perubahan

Undang–Undang RI No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, “ bank adalah badan

(4)

menyalurkan kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat

banyak.”

Berdasarkan Undang-Undang No.14/1967 terdapat 3 jenis bank (Thomas

Suyatno, 2001:17-20) yaitu:

a. Dilihat dari segi fungsinya terdiri dari:

1. Bank Sentral atau Bank Indonesia

2. Bank Umum ialah bank yang dalam pengumpulan dananya

menerima simpanan dalam bentuk giro dan deposito dalam

usahanya memberikan kredit jangka pendek.

3. Bank Tabungan ialah bank yang dalam pengumpulan dananya

menerima simpanan dalam bentuk tabungan dan dalam usahanya

terutama memperbungakan dananya dalam surat berharga.

4. Bank Pembangunan ialah bank yang dalam pengumpulan dananya

terutama menerima simpanan dalam bentuk deposito dan atau

mengeluarkan kertas berharga jangka menengah dan panjang, serta

dalam usahanya terutama memberikan kredit jangka menengah dan

panjang.

5. Bank Desa ialah bank yang menerima simpanan dalam bentuk

uang dan natura (padi, jagung dan sebagainya) dan dalam usaha

memberikan kredit jangka pendek dalam bentuk uang maupun

natura kepada sector pertanian dan pedesaan.

b. Dilihat dari segi kepemilikannya terdiri dari :

(5)

(a) Bank Sentral atau Bank Indonesia yang didirikan dengan

Undang Undang No 13/1968.

(b) Bank Umum Milik Negara, seperti Bank Rakyat Indonesia,

Bank Negara Indonesia’46, Bank Ekspor Impor, Bank Dagang

Negara.

(c) Bank Tabungan Negara (BTN)

(d) Bank Pembangunan Indonesia

2. Bank Milik Pemerintah Daerah, adalah bank-bank pembangunan

daerah yang terdapat pada daerah tingkat I atau propinsi, seperti

Bank Pembangunan Daerah DIY (Bank BPD DIY).

3. Bank–Bank Milik Swasta terdiri dari:

(a) Bank Milik Swasta Nasional berbentuk Bank Umum Swasta,

Bank Tabungan Swasta, Bank Pembangunan Swasta. Beberapa

bank swasta nasional telah ditetapkan sebagai bank devisa yaitu

bank yang dapat melakukan transaksi valuta asing, seperti

Bank Niaga, Panin Bank, dll.

(b) Bank Milik Swasta Asing, seperti City Bank.

(c) Kerjasama bank swasta asing dengan swasta nasional, seperti

Bank Perdagangan Indonesia (gabungan bank swasta Indonesia

dan bank swasta Jepang).

4. Bank Koperasi, adalah bank yang modalnya berasal dari

perkumpulan-perkumpulan koperasi, seperti BUKOPIN.

c. Dilihat dari segi penciptaan uang giral

(6)

2. Bank Umum yang dapat mencetak uang giral.

2.4 Pengelolaan Sampah

Merujuk pada Undang-Undang RI No 18 Tahun 2008 tentangPengelolaan

Sampah yang dimaksud dengan “sampah adalah sisakegiatan sehari-hari manusia

dan atau proses alam yang berbentukpadat”.

Menurut Agung Suprihatin (1999:6), penggolongkan sampah yaitu:

a. Sampah Organik

Sampah organik terdiri dari bahan-bahan penyusun tumbuhan hewan yang

diambil dari alam atau dihasilkan dari kegiatan pertanian, perikanan atau

yang lain. Sampah ini dengan mudah diuraikan dalam proses alami.

Sampah rumah tangga sebagian besar merupakan bahan organik.Termasuk

sampah organik seperti sampah dapur, sisa tepung, sayuran, kulit buah,

daun.

b. Sampah Anorganik

Sampah anorganik berasal dari sumberdaya alam tak terbarui seperti

mineral dan minyak bumi atau dari proses industri. Beberapa bahan ini

tidak terdapat di alam seperti plastik dan aluminium. Sebagian zat

anorganik secara keseluruhan tidak dapat diuraikan oleh alam, sedang

sebagian lainnya hanya dapat diuraikan dalam jangka waktu yang lama.

Sampah jenis ini pada tingkat rumah tangga, misalnya berupa botol, botol

(7)

Pengelolaan Sampah menurut UU No 18 Tahun 2008 yaitu kegiatan yang

sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan

penanganan sampah. Pengurangan sampah meliputi kegiatan:

a. Pembatasan timbunan sampah

b. Daur ulang sampah

c. Pemanfaatan sampah

Sedangkan penanganan sampah meliputi kegiatan:

a. Pemilahan dalam bentuk pengelompokkan dan pemisahan sampah sesuai

jenis, jumlah dan atau sifatnya.

b. Pengumpulan dalam bentuk pengambilan dan pemindahan sampah ke

tempat penampungan sementara atau tepat pengolahan sampah terpadu.

c. Pengangkutan dalam bentuk ebawa sampah dari sumber dan atau dari

tempat penampungan sementara atau dari tempat penampungan sampah

terpadu menuju ke tempat pemrosesan akhir.

2.5 Bank Sampah

Bank sampah adalah tempat menabung sampah yang telah terpilah

menurut jenis sampah, sampah yang ditabung pada bank sampah adalah sampah

yang mempunyai nilai ekonomis. Cara kerja bank sampah pada umumnya hampir

sama dengan bank lainnya, ada nasabah, pencatatan pembukuan dan manajemen

pengelolaannya, apabila dalam bank yang biasa kita kenal yang disetorkan

nasabah adalah uang akan tetapi dalam bank sampah yang disetorkan adalah

sampah yang mempunyai nilai ekonomis, sedangkan pengelola bank sampah

(8)

dapat meningkatkan pendapatan masyarakat. Sistem kerja bank sampah

pengelolaan sampahnya berbasis rumah tangga, dengan memberikan reward

kepada yang berhasil memilah dan menyetorkan sejumlah sampah. Konsep bank

sampah mengadopsi menajemen bank pada umumnya. Selain bisa sebagai sarana

untuk melakukan gerakan penghijauan, pengelolaan sampah juga bisa menjadi

sarana pendidikan gemar menabung untuk masyarakat dan anak-anak. Metode

bank sampah juga berfungsi untuk memberdayakan masyarakat agar peduli

terhadap kebersihan.

2.5.1. Lokasi Bank Sampah

Tempat atau lokasi bank sampah dapat berupa lahan terbuka, gudang dan

lahan-lahan kosong yang dapat menampung sampah dalam jumlah yang banyak.

2.5.2 Nasabah Bank Sampah

Nasabah bank sampah adalah individu, komunitas/ kelompok yang

berminat menabungkan sampahnya pada bank sampah. Individu biasanya

perwakilan dari kepala keluarga yang mengumpulkan sampah rumah-tangga.

Komunitas/ kelompok, adalah kumpulan sampah dari satu rukun tetangga (RT),

atau sampah dari sekolah-sekolah dan perkantoran.

2.5.3 Manajemen Bank Sampah

Cara menabung pada bank sampah adalah setiap nasabah mendaftarkan

(9)

diberi buku tabungan secara resmi. Bagi nasabah yang ingin menabung sampah,

caranya cukup mudah, tinggal datang ke kantor bank sampah dengan membawa

sampah, sampah yang akan ditabung harus sudah dipilah-pilah sesuai dengan

jenisnya seperti kertas, plastik, botol, kaleng, besi, alumunium dan lainnya

dimasukkan kekantong-kantong yang terpisah. Sampah yang akan ditabung harus

dalam kondisi bersih dan kering. Petugas teller akan melakukan penimbangan,

pencatatan, pelabelan dan memasukkan sampah pada tempat yang telah

disediakan. Nasabah yang sudah menabung dapat mencairkan uangnya sesuai

dengan ketentuan yang telah disepakati misalnya 3 bulan atau 5 bulan sekali dapat

mengambil uangnya. Sedangkan jadwal menabung ditentukan oleh pengelola.

Pencatatan dibuku tabungan akan menjadi patokan berapa uang yang sudah

terkumpul oleh masing-masing nasabah, sedang pihak bank sampah memberikan

harga berdasarkan harga pasaran dari pengepul sampah. Berbeda dengan bank

pada umumnya menabung pada bank sampah tidak mendapat bunga. Untuk

keperluan administrasi dan upah pekerja pengelola akan memotong tabungan

nasabah sesuai dengan harga kesepakatan. Dana yang terkumpul akan dikelola

oleh bendahara.

2.5.4 Kebijakan Penanganan Program 3R

Strategi nasional kebijakan penanganan sampah melalui program 3 R

adalah :

- Pengurangan sampah

- Penanganan sampah

(10)

- Peningkatan kapasitas pengelolaan

- Pengembangan kerja sama

Sedangkan UU No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah

mengatakan bahwa pengelolaan sampah rumah tangga, terdiri dari pengurangan

sampah sampah dan penanganan sampah. Pengurangan sampah yang dimaksud

meliputi :

- Pembatasan timbulan sampah

- Daur ulang sampah

- Pemanfaatan kembali sampah

Dalam kegiatan penanganan sampah berbasis 3R mulai dari sumber tak

lepas dari peran serta masyarakat sebagai penghasil sampah. Sumber sampah yang

berasal dari masyarakat, sebaiknya dikelola oleh masyarakat yang bersangkutan

agar mereka bertanggung jawab terhadap sampahnya sendiri, karena jika dikelola

oleh pihak lain biasanya mereka kurang bertanggung jawab.

Dalam pelaksanaan kegiatan penanganan sampah berbasis 3R tidak lepas

dari peranserta masyarakat, untuk itu perlu adanya perubahan kebiasaan dan pola

pikir masyarakat dalam menangani sampah.

Aktivitas pengelolaan sampah berbasis masyarakat berupa kegiatan

pemilahan dan composting untuk sampah organik dan daur ulang anorganik

dilakukan oleh warga sejak dari rumah, yang bertujuan mengurangi sampah yang

akan diangkut ke TPS dan TPA. Hasil yang ingin dicapai dalam pengelolaan

sampah berbasis 3R adalah meningkatnya kesehatan lingkungan dan masyarakat,

melindungi sumberdaya alam, melindungi fasilitas umum dan mengurangi volume

(11)

2.6 Peranan Bank Sampah

Peranan Bank Sampah terdapat dalam teori pertukaran. “Teori pertukaran

menekankan kepada sosiologi perilaku agar memusatkan perhatian pada

hubungan antara pengaruh perilaku seorang aktor terhadap lingkungan dan

dampak lingkungan terhadap aktor. Hubungan ini adalah dasar untuk

pengkondisian operan atau proses belajar yang melalui perilaku disebabkan oleh

konsekuensinya.”(Ritzer dan Douglas, 2007:356). Teori ini berkembang pada

rewads and punishment. Bank sampah merupakan institusi lokal yang

kekuasaannya tidak begitu besar. Bank Sampah tidak dapat melakukan

punishment kepada masyarakat, sehingga Bank Sampah harus menggunakan

sistem rewads. Proses penyadaran lingkungan melalui tabungan sampah yang

dinilai dengan uang atau Rupiah merubah paradigma masyarakat tentang sampah.

Sampah yang seharusnya dibuang menjadi bermanfaat.

2.7 Sosial Ekonomi

2.7.1 Pengertian Sosial Ekonomi

Kondisi Sosial ekononomi adalah suatu keadaan atau kedudukan yang

diatur secara sosial dan menetapkan seseorang dalam posisi tertentu dalam

struktur masyarakat. Pemberian posisi ini disertai pula seperangkat hak dan

kewajiban yang harus dipenuhi oleh si pembawa status. Tingkat sosial merupakan

faktor non ekonomis seperti budaya, pendidikan, umur dan jenis kelamin,

sedangkan tingklat ekonomi sepertik pendapatan, jenis pekerjaan, pendidikan dan

(12)

Manusia selalu ingin memenuhi kebutuhan hidupnya baik moral maupun

material. Kebutuhan pokok atau basic human needs dapat dijelaskan sebagai

kebutuhan yang sangat penting guna kelangsungan hidup manusia. Abraham

Maslow mengungkapkan kebutuhan manusia terdiri dari kebutuhan dasar

fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan kasih sayang, kebutuhan

akan dihargai dan kebutuhan mengaktualisasikan diri.

Salah satu faktor yang penting untuk membangun masyarakat yang

sejahtera adalah sebuah teori sosial ekonomi yang baik. Sepanjang sejarah,

manusia terus mencari jawaban bagaimana sumberdaya di bumi ini yang dapat

dipergunakan dan dibagikan dengan baik. Tambahan pula, masyarakat

memerlukan suatu sistem pemerintahan yang dapat memenuhi semua kebutuhan

anggotannya. Jawaban masyarakat atas keperluan itu menggambarkan nilai-nilai

sosial ekonomi yang diikuti masyarakat pada saat itu.

Menurut Melly G. Tan bahwa kedudukan sosial ekonomi mencakup 3

(tiga) faktor yaitu pekerjaan, pendidikan, dan penghasilan. Pendapat diatas

didukung oleh MaMahbud UI Hag dari Bank Dunia bersama dengan James Grant

dari Overseas Development Council mengatakan bahwa kehidupan sosial

ekonomi di titik beratkan pada pelayanan kesehatan, pendidikan, perumahan dan

air yang sehatyang didukung oleh pekerjaan yang layak (Melly Dalam Susanto,

1984:120).

Dari pendapat tersebut dapat diketahui bahwa status sosial ekonomi adalah

kemampuan seseorang untuk mampu menempatkan diri dalam lingkungannya

(13)

kemampuan mengenai keberhasilan menjalakan usaha dan berhasil

mencukupinya.

2.7.2 Perekonomian Keluarga

Untuk dapat mengetahui pengertian dari perekonomian keluarga, maka

terlebih dahulu kita harus mengetahui apa itu ekonomi dan apa itu keluarga. Kata

“ekonomi” berasal dari bahasa latin oikonomia yang mengandung pengertian

pengaturan rumah tangga. Rumah tangga disini mungkin kecil seperti sebuah

keluarga, mungkin juga besar seperti negara. Pengaturan demikian bertujuan

untuk mencapai kemakmuran.

Pengertian Keluarga

a) Menurut Departemen Kesehatan RI (1998) :

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas

kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu

tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.

b) Menurut Salvicion dan Ara Celis (1989) :

Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung

karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan

mereka hidupnya dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain

dan didalam perannya masing-masing dan menciptakan serta

mempertahankan suatu kebudayaan.

(14)

1. Unit terkecil dari masyarakat

2. Terdiri atas 2 orang atau lebih

3. Adanya ikatan perkawinan atau pertalian darah

4. Hidup dalam satu rumah tangga

5. Di bawah asuhan seseorang kepala rumah tangga

6. Berinteraksi diantara sesama anggota keluarga

7. Setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing

8. Diciptakan, mempertahankan suatu kebudayaan

Dari defenisi diatas maka perekonomian keluarga adalah pengaturan

rumah tangga dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidup keluarga untuk

mencapai kemakmuran.

2.7.3 Pendapatan

Ilmu ekonomi Mengenal istilah pendapatan yang mengandung arti Everes

merinci pendapatan terdiri atas:

a. Pendapatan Berupa Uang

1. Usaha sendiri yang meliputi hasil bersih dari usaha sendiri, komisi atu

penjualan dari kerajinan rumah.

2. Hasil investasi yakni pendapatan yang di peroleh dari hak milik tanah.

3. Keuntungan sosial yakni pendapatan yang di peroleh dari kerja sosial.

b. Pendapatan berupa barang, Yaitu pendapatan berupa :

1. Bagian pembayaran upah dan gaji yang dibentuk dalam beras, pengobatan

(15)

2. Barang yang diproduksi dan dikonsumsi dirumah antara lain pemakaian

barang yang diproduksi dirumah atau di sewa yang seharusnya di

keluarkan terhadap rumah sendiri yang ditempati.

3. Penerimaan yang bukan pendapatan, yaitu pengambilan tabungan

penjualan barang yang dipakai, penagihan piutang, pinjaman uang,

kiriman uang, hadiah/pemberian, warisan atau menang judi (Mulyanto

Sumardi, 1985)

2.7.4 Pendidikan

Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional,

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

1. Jenjang pendidikan

Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan

tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan

yang dikembangkan.

1. Pendidikan anak usia dini

Mengacu Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003, Pasal 1 Butir 14

tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan anak usia dini (PAUD)

(16)

dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan

pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan

rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih

lanjut.

2. Pendidikan dasar

Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan awal selama 9

(sembilan) tahun pertama masa sekolah anak-anak yang melandasi jenjang

pendidikan menengah.

3. Pendidikan menengah

Pendidikan menengah merupakan jenjang pendidikan lanjutan

pendidikan dasar. yang harus dilaksanakan minimal 9 tahun di Pendidikan

tinggi. Pendidikan tinggi adalah jenjang pendidikan setelah pendidikan

menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister,

doktor, dan spesialis yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi. Mata

pelajaran pada perguruan tinggi merupakan penjurusan dari SMA, akan

tetapi semestinya tidak boleh terlepas dari pelajaran SMA.

2. Jalur pendidikan

Jalur pendidikan adalah wahana yang dilalui peserta didik untuk

mengembangkan potensi diri dalam suatu proses pendidikan yang sesuai dengan

tujuan pendidikan.

a. Pendidikan formal

Pendidikan formal merupakan pendidikan yang diselenggarakan di

(17)

pendidikan yang jelas, mulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah,

sampai pendidikan tinggi.

b. Pendidikan nonformal

Pendidikan non formal meliputi pendidikan dasar, dan pendidikan

lanjutan. Pendidikan dasar mencakup pendidikan keaksaraan dasar,

keaksaraan fungsional, dan keaksaraan lanjutan paling banyak ditemukan

dalam pendidikan usia dini (PAUD), Taman Pendidikan Al Quran (TPA),

maupun Pendidikan Lanjut Usia. Pemberantasan Buta Aksara (PBA) serta

program paket A (setara SD), paket B (setara B) adalah merupakan

pendidikan dasar.

c. Pendidikan informal

Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan

lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri. (Kavie, 2009).

2.7.5 Kesehatan

Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang

memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.

Pemeliharaan kesehatan adalah upaya penaggulangan dan pencegahan gangguan

kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan dan/atau perawatan

termasuk kehamilan dan persalinan.

Pendidikan kesehatan adalah proses membantu sesorang, dengan bertindak

secara sendiri-sendiri ataupun secara kolektif, untuk membuat keputusan

berdasarkan pengetahuan mengenai hal-hal yang memengaruhi kesehatan

(18)

Larry Green dan para koleganya menulis bahwa pendidikan kesehatan adalah

kombinasi pengalaman belajar yang dirancang untuk mempermudah adaptasi

sukarela terhadap perilaku yang kondusif bagi kesehatan.

Data terakhir menunjukkan bahwa saat ini lebih dari 80 persen rakyat

Indonesia tidak mampu mendapat jaminan kesehatan dari lembaga atau

perusahaan di bidang pemeliharaan kesehatan, seperti Akses, Taspen, dan

Jamsostek. Golongan masyarakat yang dianggap 'teranaktirikan' dalam hal

jaminan kesehatan adalah mereka dari golongan masyarakat kecil dan pedagang.

Dalam pelayanan kesehatan, masalah ini menjadi lebih pelik, berhubung dalam

manajemen pelayanan kesehatan tidak saja terkait beberapa kelompok manusia,

tetapi juga sifat yang khusus dari pelayanan kesehatan itu sendiri.

Untuk mewujudkan Negara yang lebih baik melalui kepemilikan generasi

terbaik, kesehatan masyarakat perlu menjadi prioritas. Dengan mengaplikasikan

kesehatan ini, akan muncul generasi sehat yang mampu memberikan kontribusi

optimalnya dalam membangun Negara ini. Jiwa yang sehat secara fisik dan batin

diharapkan memiliki kemampuan untuk berkontribusi dengan baik dan nyaman

dalam berbagi ide dan pemikiran mereka ke dalam bentuk nyata sesuai aspek dan

bidang yang ditekuni masing-masing bagi masa depan yang lebih baik. Kesehatan

masyarakat sendiri mencakup banyak hal, baik misalnya dari kesehatan keluarga,

reproduksi, hingga kesehatan kejiwaan. Kesemua ilmu dan keterampilan

mengenai kesehatan tersebut dibahas dan dipelajari demi terwujudnya kesehatan

yang lebih baik dan komprehensif bagi masyarakat.

Kesehatan keluarga merupakan bagian dari kesehatan masyarakat yang

(19)

bagain terkecil dari masyarakat, kebutuhan akan terciptanya keluarga yang sehat

menjadi juga pertimbangan mengapa masyarakat perlu memiliki pengetahuan dan

keterampilan dalam melindungi kesehatan keluarga. Dengan adanya ilmu ini,

diharapkan keluarga setidaknya mampu memberikan pertolongan pertama saat

ada keluarga lain yang jatuh sakit. Perawatan dan pengobatan yang dilakukan oleh

keluarga juga diyakini lebih efektif dalam menyembuhkan pasien. Kesembuhan

pasien tidak hanya dipenuhi dengan pengobatan dan perawatan semata namun

juga kasih sayang dan perhatian yang ditunjukkan oleh keluarga. Ketika keluarga

mampu berkontribusi dalam merawat pasien, maka proses penyembuhan akan

berjalan lebih cepat.

Dengan beragam bagian kesehatan yang telah diupayakan diupayakan

dalam kegiatan tersebut, maka dapat disimpulkan permasalahan kesehatan

memiliki ruang lingkup kompleks. Oleh karena itulah, kesehatan masyarakat

menjadi bagian tak terpisahkan dari masyarakat yang berupaya menguraikan dan

menjadi solusi dari permasalahan kesehatan kompleks tersebut. (Wikipedia,

2011).

2.8 Mayarakat

Dalam Undang-Undang Nomor: 10 Tahun 1992, keluarga didefinisikan

sebagai unit sosial terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami isteri, atau

suami isteri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya.

Masyarakat dalam bahasa Inggris dipakai istilah society yang bersal dari

bahasa latin socius, yang berati “kawan “. Istilah masyarakat sendiri berasal akar

(20)

Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul, atau dengan

istilah ilmiah, saling “berinteraksi melalui warga-warga yang dapat saling

berinteraksi (Koentjaraningrat 1990: 143;144).

Sementara itu Roger M. Keesing (1989: 79), mendivinisikan masyarakat

adalah semua komunal yang secara politik dan ekonomi bertalian serta

mempunyai ciri-ciri mempunai suatu sistem sosial keseluruhan, di mana semua

anggotanya memiliki tradisi dan budaya yang sama.

2.9 Kesejahteraan

Kesejahteraan (welfare) ialah kata benda yang dapat diartikan nasib yang

baik, kesehatan, kebahagiaan, dan kemakmuran. Dalam istilah umum, sejahtera

menunjuk pada keadaan yang baik, kondisi masyarakat di mana orang-orangnya

dalam keadaan makmur, sehat dan damai.

Konsep “sejahtera” menurut BKKN, dirumuskan lebih luas daripada

sekedar defenisi kemakmuran ataupun kebahagiaan. Konsep “sejahtera” tidak

hanya mengacu pada pemenuhan kebutuhan fisik orang ataupun keluarga. Sebagai

entitas tetapi juga kebutuhan psikologisnya. Ada tiga kelompok kebutuhan yang

harus terpenuhi yaitu kebutuhan dasar, kebutuhan sosial, dan kebutuhan

pengembangan.

Kesejahteraan sosial dalam artian sangat luas mencakup berbagai tindakan

yang dilakukan manusia untuk mencapai tingkat kehidupan masyarakat yang lebih

(21)

Menurut Walter Friedlander, kesejahteraan sosial ialah sistem yang

terorganisir dari pelayanan-pelayanan sosial dan lembaga yang bertujuan untuk

membantu individu dan kelompok untuk mencapai standard hidup dan kesehatan

yang memuaskan dan relasi-relasi pribadi serta sosial yang memungkinkan

mereka untuk mengembangkan kemampuannya sepenuh mungkin dan

meningkatkan kesejahteraannya selaras dengan kebutuhan keluarga dan

masyarakatnya.

Sementara Elizabeth Wickenden mengemukakan bahwa kesejahteraan

sosial termasuk didalamnya peraturan perundangan, program, tunjangan dan

pelayanan yang menjamin atau memperkuat pelayanan untuk memenuhi

kebutuhan sosial yang mendasar dari masyarakat serta menjaga ketenteraman

dalam masyarakat.

Kesejahteraan sosial sebagai suatu kondisi dapat terlihat dari rumusan

Undang-Undang Republik Indonesia nomor 11 tahun 2009 tentang Kesejahteraan

Sosial pasal 1 ayat 1 :

“Kesejahteraan Sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material,

spiritual, dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu

mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya.”

Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan tentang latar belakang informasi

mengenai konsep dan istilah yang digunakan dalam statistik Kesejahteraan Sosial

diantaranya adalah kondisi rumah tangga, luas lantai, daerah perkotaan atau

pedesaan, probabilitas bayi mati sebelum mencapai usia satu tahun, keluhan

(22)

narapidana, aksi dan korban kejahatan, mendengarkan radio, membaca koran atau

surat kabar, serta menonton televisi. Dari kelompok tersebut BPS melakukan

pengelompokan menjadi lima indikator dalam pengukuran kesejahteraan sosial,

yaitu :

1. Kesehatan,

2. Pendidikan,

3. Akses menjangkau media massa,

4. Perumahan dan

5. Gizi.

2.10 Kerangka Pemikiran

Jumlah penduduk Indonesia yang meningkat dari tahun ke tahun

mengakibatkan bertambahnya volume sampah yang dihasilkan setiap hari. Selain

itu, pola konsumsi masyarakat yang semakin meningkat memberikan kontribusi

dalam menimbulkan jenis sampah yang semakin beragam, antara lain, sampah

kemasan berbahaya dan sulit terurai oleh proses alam. Oleh karena itu, diperlukan

suatu pengelolaan untuk menanggulangi permasalahan sampah tersebut. Selama

ini sebagian besar masyarakat masih memandang sampah sebagai barang sisa

yang tidak bernilai sama sekali, bukan sebagai sumber daya yang perlu

dimanfaatkan. Masyarakat dalam mengelola sampah masih bertumpu padasistem

pengelolaan sampah konvensional yaitu sampah dikumpulkan, diangkut, dan

dibuang ke tempat pembuangan akhir sampah (TPA). Hal tersebut kurangefektif

karena keterbatasan daya tampung dari TPA itu sendiri. Pengelolaan sampah

(23)

berkelanjutan seperti yang telah dilakukan oleh masyarakat Kelurahan Binjai

dengan mendirikan Bank Sampah Mutiara. Tujuan terakhir dari penelitian ini

adalah menganalisis dampak sosial, ekonomi maupun lingkungan yang dirasakan

masyarakat Kelurahan Binjai atas keberadaan Bank Sampah Mutiara.

Bagan Alir Pikir

Program Bank Sampah

Masyarakat Kelurahan Binjai,

Kecamatan Medan Denai

1. Lingkungan

2. Pendapatan

3. Pendidikan

Sebelum Sesudah

(24)

2.11 Definisi Konsep dan Definisi Operasional

2.11.1 Definisi Konsep

Devinisi konsep merupakan abstraksi mengenai fenomena yang

dirumuskan atas dasar generalisasi dari sejumlah karakteristik, kejadian keadaan

kelompok, atau individu tertentu (Singarimbun, (1981:32). Dalam hal ini konsep

penelitian bertujuan untuk merumuskan dan mendefinisikan istilah-istilah yang

digunakan secara mendasar agar tidak terjadi kesalahpahaman pengertian dan

perbedaan persepsi yang dapat mengaurkan penelitian ini.

Adapun definisi konsep dalam penelitian ini adalah :

1. Dampak adalah suatu akibat yang ditimbulkan oleh suatu subjek terhadap

objek keadaan serta kondisi. dalam hal ini dilihat bagaimana dampak program

Bank Sampah terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat.

2. Program Bank Sampah adalah bentuk kegiatan yang guna meningkatan peran

serta masyarakat dalam pengelolaan sampah melalui gerakan menabung pada

Bank Sampah.

3. Sosial Ekonomi adalah suatu keadaan atau kondisi dimana masyarakat sendiri

yang menjadi penentu status dan peran yang dimilikinya dalam kehidupan

bersama.

4. Masyarakat adalah sekumpulan individu yang salaing berhubungan dalam

suatu lingkungan ataupun lingkungan yang lainya. Dalam hal ini adalah

(25)

2.11.2 Definisi oprasional

Definisi operasional sering disebut sebagai suatu proses operasionalisasi

konsep. Operasionalisasi konsep berarti menjadikan konsep yang semula bersifat

statis menjadi dinamis. Perumusan definisi operasional ditujukan dalam upaya

transformasi konsep ke dunia nyata sehingga konsep-konsep penelitian dapat

diobservasi. (Siagian, 2011:141).

Dalam hal ini harus ditentukan terlebih dahulu variabel-variabel yang ada

di dalam penelitian ini karena penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan

antara sebelum dan sesudah adanya program bank sampah di Kelurahan Binjai,

Kecamatan Medan Denai, Kota Medan, maka variabel-variabelnya adalah:

1. Variabel Bebas

Variabel Bebas atau variabel X adalah gejala, faktor atau unsur yang

menentukan atau mempengaruhi munculnya variabel kedua yang disebut sebagai

variabel terikat. Tanpa variabel ini maka variabel akan berubah sehingga akan

muncul menjadi variabel terikat yang berbeda atau yang lain atau bahkan sama

sekali tidak ada yang muncul (Nawawi, 1998: 57). Variabel X dalam penelitian

ini adalah : Program Bank Sampah. Maka yang mau dilihat dan diteliti adalah

bagaimana Dampak Program Bank Sampah Terhadap Sosial Ekonomi

Masyarakat di Kelurahan Binjai, Kecamatan Medan Denai, Kota Medan.

2. Variabel Terikat

Variabel terikat atau variabel Y adalah sejumlah faktor maupun unsur yang

(26)

karena adanya varibael lain. Variabel Y dalam penelitian ini adalah: Kehidupan

Sosial Ekonomi. Maka yang mau dilihat dan diteliti adalah bagaimana kehidupan

Sosial Ekonomi Masyarakat di Kelurahan Binjai, Kecamatan Medan Denai

dengan indikatornya sebagai berikut:

1. Pendapatan

2. Pendidikan

3. Kesehatan

4. Interaksi Sosial

Referensi

Dokumen terkait

CROSSCUTTING DALAM ADEGAN SEBAB-AKIBAT SEBAGAI PEMBANGUN UNSUR DRAMATIK PADA

Dengan kegiatan bermain playdough ini juga diharapkan anak mampu mencapai tingkat pencapaian perkembangan yang ditetapkan sebagaimana tertuang dalam Peraturan

Tujuan penelitian tentang perubahan kepemimpinan tradisional masyarakat Nias di Desa Tumori Kecamatan Gunungsitoli Barat tahun 1965-1995 adalah untuk menjelaskan

An AIS consists of a set of B cells, links between those B cells (used to support the B cell in the network via its stimulation level) and cloning and mutation operations that

[r]

Baik siswa sekolah formal maupun anak didik dari lembaga pendidikan non formal (SKB/PKBM/lembaga kursus dan pelatihan) dari keluarga miskin/rentan miskin yang

Kelompok Kerja III Unit Layanan Pengadaan di Lingkungan Kantor Pusat Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan akan melaksanakan Pelelangan Sederhana dengan

Tidak ada badan usaha/badan hukum yang berminat mengikuti proses seleksi badan usaha/badan hukum calon mitra kerjasama Pemerintah Kota Bandar Lampung untuk Pekerjaan Pembangunan,