BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Dampak
Pengertian dampak menurut KBBI adalah benturan, pengaruh yang
mendatangkan akibat baik positif maupun negatif. Pengaruh adalah daya yang ada
dan timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan
atau perbuatan seseorang. Pengaruh adalah suatu keadaan dimana ada hubungan
timbal balik atau hubungan sebab akibat antara apa yang mempengaruhi dengan
apa yang dipengaruhi. (KBBI Online, 2013).
2.2 Pengertian Program
Program adalah unsur pertama yang harus ada demi terciptanya suatu
kegiatan. Di dalam program dibuat beberapa aspek, disebutkan bahwa di dalam
setiap program dijelaskan mengenai:
1. Tujuan kegiatan yang akan dicapai.
2. Kegiatan yang diambil dalam mencapai tujuan.
3. Aturan yang harus dipegang dan prosedur yang harus dilalui.
4. Perkiraan anggaran yang dibutuhkan.
Melalui program maka segala bentuk rencana akan lebih terorganisir dan
lebih mudah untuk diopersionalkan. Hal ini sesuai dengan pengertian program
yang diuraikan.
“A programme is collection of interrelated project designed to harmonize
and integrated various action an activities for achieving averral policy
abjectives” (suatu program adalah kumpulan proyek-proyek yang berhubungan
telah dirancang untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan yang harmonis dan secara
integraft untuk mencapaisasaran kebijaksanaan tersebut secara keseluruhan.
Menurut Charles O. Jones, pengertian program adalah cara yang disahkan
untuk mencapai tujuan, beberapa karakteristik tertentu yang dapat membantu
seseorang untuk mengindentifikasi suatu aktivitas sebagai program atau tidak
yaitu:
1. Program cenderung membutuhkan staf, misalnya untuk melaksanakan atau
sebagai pelaku program.
2. Program biasanya memiliki anggaran tersendiri, program kadang biasanya
juga diidentifikasikan melalui anggaran.
3. Program memiliki identitas sendiri, yang bila berjalan secara efektif dapat
diakui oleh publik.
Program terbaik didunia adalah program yang didasarkan pada
model teoritis yang jelas, yakni: sebelum menentukan masalah sosial yang
ingin diatasi dan memulai melakukan intervensi, maka sebelumnya harus
ada pemikiran yang serius terhadap bagaimana dan mengapa masalah itu
2.3 Bank
“Perbankan adalah segala sesuatu yang mencakup tentang bank,mencakup
kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalammelaksanakan kegiatan
usahanya” (Thomas Suyanto, 2001:152).
Prof G.M. Verryn Stuart dalam bukunya Bank Politik, bank adalah suatu
badan yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan kredit, baik dengan alat-alat
pembayarannya sendiri atau uang yang diperoleh dari orang lain, maupun dengan
jalan mengedarkan alat-alat penukar baru berupa uang giral (Thomas Suyanto,
2001:1).
A.Abdurrachman dalam Ensiklopedia Ekonomi Keuangan dan
Perdagangan menjelaskan bahwa, bank adalah suatu jenis lembaga keuangan yang
melaksanakan berbagai macam jasa seperti memberikan pinjaman, mengedarkan
mata uang, pengawasan terhadap mata uang, bertindak sebagai penyimpanan
benda-benda berharga, membiayai usaha-usaha perusahaan, dan lain-lain (Thomas
Suyanto, 2001:1).
Menurut Undang-Undang RI No.14/1967 Pasal 1 tentang pokok-pokok
Perbankan, “bank adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan
kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang”. Bank
berdasarkan pasal 1 Undang-Undang RI No.10 Tahun 1998 tentang perubahan
Undang–Undang RI No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, “ bank adalah badan
menyalurkan kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat
banyak.”
Berdasarkan Undang-Undang No.14/1967 terdapat 3 jenis bank (Thomas
Suyatno, 2001:17-20) yaitu:
a. Dilihat dari segi fungsinya terdiri dari:
1. Bank Sentral atau Bank Indonesia
2. Bank Umum ialah bank yang dalam pengumpulan dananya
menerima simpanan dalam bentuk giro dan deposito dalam
usahanya memberikan kredit jangka pendek.
3. Bank Tabungan ialah bank yang dalam pengumpulan dananya
menerima simpanan dalam bentuk tabungan dan dalam usahanya
terutama memperbungakan dananya dalam surat berharga.
4. Bank Pembangunan ialah bank yang dalam pengumpulan dananya
terutama menerima simpanan dalam bentuk deposito dan atau
mengeluarkan kertas berharga jangka menengah dan panjang, serta
dalam usahanya terutama memberikan kredit jangka menengah dan
panjang.
5. Bank Desa ialah bank yang menerima simpanan dalam bentuk
uang dan natura (padi, jagung dan sebagainya) dan dalam usaha
memberikan kredit jangka pendek dalam bentuk uang maupun
natura kepada sector pertanian dan pedesaan.
b. Dilihat dari segi kepemilikannya terdiri dari :
(a) Bank Sentral atau Bank Indonesia yang didirikan dengan
Undang Undang No 13/1968.
(b) Bank Umum Milik Negara, seperti Bank Rakyat Indonesia,
Bank Negara Indonesia’46, Bank Ekspor Impor, Bank Dagang
Negara.
(c) Bank Tabungan Negara (BTN)
(d) Bank Pembangunan Indonesia
2. Bank Milik Pemerintah Daerah, adalah bank-bank pembangunan
daerah yang terdapat pada daerah tingkat I atau propinsi, seperti
Bank Pembangunan Daerah DIY (Bank BPD DIY).
3. Bank–Bank Milik Swasta terdiri dari:
(a) Bank Milik Swasta Nasional berbentuk Bank Umum Swasta,
Bank Tabungan Swasta, Bank Pembangunan Swasta. Beberapa
bank swasta nasional telah ditetapkan sebagai bank devisa yaitu
bank yang dapat melakukan transaksi valuta asing, seperti
Bank Niaga, Panin Bank, dll.
(b) Bank Milik Swasta Asing, seperti City Bank.
(c) Kerjasama bank swasta asing dengan swasta nasional, seperti
Bank Perdagangan Indonesia (gabungan bank swasta Indonesia
dan bank swasta Jepang).
4. Bank Koperasi, adalah bank yang modalnya berasal dari
perkumpulan-perkumpulan koperasi, seperti BUKOPIN.
c. Dilihat dari segi penciptaan uang giral
2. Bank Umum yang dapat mencetak uang giral.
2.4 Pengelolaan Sampah
Merujuk pada Undang-Undang RI No 18 Tahun 2008 tentangPengelolaan
Sampah yang dimaksud dengan “sampah adalah sisakegiatan sehari-hari manusia
dan atau proses alam yang berbentukpadat”.
Menurut Agung Suprihatin (1999:6), penggolongkan sampah yaitu:
a. Sampah Organik
Sampah organik terdiri dari bahan-bahan penyusun tumbuhan hewan yang
diambil dari alam atau dihasilkan dari kegiatan pertanian, perikanan atau
yang lain. Sampah ini dengan mudah diuraikan dalam proses alami.
Sampah rumah tangga sebagian besar merupakan bahan organik.Termasuk
sampah organik seperti sampah dapur, sisa tepung, sayuran, kulit buah,
daun.
b. Sampah Anorganik
Sampah anorganik berasal dari sumberdaya alam tak terbarui seperti
mineral dan minyak bumi atau dari proses industri. Beberapa bahan ini
tidak terdapat di alam seperti plastik dan aluminium. Sebagian zat
anorganik secara keseluruhan tidak dapat diuraikan oleh alam, sedang
sebagian lainnya hanya dapat diuraikan dalam jangka waktu yang lama.
Sampah jenis ini pada tingkat rumah tangga, misalnya berupa botol, botol
Pengelolaan Sampah menurut UU No 18 Tahun 2008 yaitu kegiatan yang
sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan
penanganan sampah. Pengurangan sampah meliputi kegiatan:
a. Pembatasan timbunan sampah
b. Daur ulang sampah
c. Pemanfaatan sampah
Sedangkan penanganan sampah meliputi kegiatan:
a. Pemilahan dalam bentuk pengelompokkan dan pemisahan sampah sesuai
jenis, jumlah dan atau sifatnya.
b. Pengumpulan dalam bentuk pengambilan dan pemindahan sampah ke
tempat penampungan sementara atau tepat pengolahan sampah terpadu.
c. Pengangkutan dalam bentuk ebawa sampah dari sumber dan atau dari
tempat penampungan sementara atau dari tempat penampungan sampah
terpadu menuju ke tempat pemrosesan akhir.
2.5 Bank Sampah
Bank sampah adalah tempat menabung sampah yang telah terpilah
menurut jenis sampah, sampah yang ditabung pada bank sampah adalah sampah
yang mempunyai nilai ekonomis. Cara kerja bank sampah pada umumnya hampir
sama dengan bank lainnya, ada nasabah, pencatatan pembukuan dan manajemen
pengelolaannya, apabila dalam bank yang biasa kita kenal yang disetorkan
nasabah adalah uang akan tetapi dalam bank sampah yang disetorkan adalah
sampah yang mempunyai nilai ekonomis, sedangkan pengelola bank sampah
dapat meningkatkan pendapatan masyarakat. Sistem kerja bank sampah
pengelolaan sampahnya berbasis rumah tangga, dengan memberikan reward
kepada yang berhasil memilah dan menyetorkan sejumlah sampah. Konsep bank
sampah mengadopsi menajemen bank pada umumnya. Selain bisa sebagai sarana
untuk melakukan gerakan penghijauan, pengelolaan sampah juga bisa menjadi
sarana pendidikan gemar menabung untuk masyarakat dan anak-anak. Metode
bank sampah juga berfungsi untuk memberdayakan masyarakat agar peduli
terhadap kebersihan.
2.5.1. Lokasi Bank Sampah
Tempat atau lokasi bank sampah dapat berupa lahan terbuka, gudang dan
lahan-lahan kosong yang dapat menampung sampah dalam jumlah yang banyak.
2.5.2 Nasabah Bank Sampah
Nasabah bank sampah adalah individu, komunitas/ kelompok yang
berminat menabungkan sampahnya pada bank sampah. Individu biasanya
perwakilan dari kepala keluarga yang mengumpulkan sampah rumah-tangga.
Komunitas/ kelompok, adalah kumpulan sampah dari satu rukun tetangga (RT),
atau sampah dari sekolah-sekolah dan perkantoran.
2.5.3 Manajemen Bank Sampah
Cara menabung pada bank sampah adalah setiap nasabah mendaftarkan
diberi buku tabungan secara resmi. Bagi nasabah yang ingin menabung sampah,
caranya cukup mudah, tinggal datang ke kantor bank sampah dengan membawa
sampah, sampah yang akan ditabung harus sudah dipilah-pilah sesuai dengan
jenisnya seperti kertas, plastik, botol, kaleng, besi, alumunium dan lainnya
dimasukkan kekantong-kantong yang terpisah. Sampah yang akan ditabung harus
dalam kondisi bersih dan kering. Petugas teller akan melakukan penimbangan,
pencatatan, pelabelan dan memasukkan sampah pada tempat yang telah
disediakan. Nasabah yang sudah menabung dapat mencairkan uangnya sesuai
dengan ketentuan yang telah disepakati misalnya 3 bulan atau 5 bulan sekali dapat
mengambil uangnya. Sedangkan jadwal menabung ditentukan oleh pengelola.
Pencatatan dibuku tabungan akan menjadi patokan berapa uang yang sudah
terkumpul oleh masing-masing nasabah, sedang pihak bank sampah memberikan
harga berdasarkan harga pasaran dari pengepul sampah. Berbeda dengan bank
pada umumnya menabung pada bank sampah tidak mendapat bunga. Untuk
keperluan administrasi dan upah pekerja pengelola akan memotong tabungan
nasabah sesuai dengan harga kesepakatan. Dana yang terkumpul akan dikelola
oleh bendahara.
2.5.4 Kebijakan Penanganan Program 3R
Strategi nasional kebijakan penanganan sampah melalui program 3 R
adalah :
- Pengurangan sampah
- Penanganan sampah
- Peningkatan kapasitas pengelolaan
- Pengembangan kerja sama
Sedangkan UU No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah
mengatakan bahwa pengelolaan sampah rumah tangga, terdiri dari pengurangan
sampah sampah dan penanganan sampah. Pengurangan sampah yang dimaksud
meliputi :
- Pembatasan timbulan sampah
- Daur ulang sampah
- Pemanfaatan kembali sampah
Dalam kegiatan penanganan sampah berbasis 3R mulai dari sumber tak
lepas dari peran serta masyarakat sebagai penghasil sampah. Sumber sampah yang
berasal dari masyarakat, sebaiknya dikelola oleh masyarakat yang bersangkutan
agar mereka bertanggung jawab terhadap sampahnya sendiri, karena jika dikelola
oleh pihak lain biasanya mereka kurang bertanggung jawab.
Dalam pelaksanaan kegiatan penanganan sampah berbasis 3R tidak lepas
dari peranserta masyarakat, untuk itu perlu adanya perubahan kebiasaan dan pola
pikir masyarakat dalam menangani sampah.
Aktivitas pengelolaan sampah berbasis masyarakat berupa kegiatan
pemilahan dan composting untuk sampah organik dan daur ulang anorganik
dilakukan oleh warga sejak dari rumah, yang bertujuan mengurangi sampah yang
akan diangkut ke TPS dan TPA. Hasil yang ingin dicapai dalam pengelolaan
sampah berbasis 3R adalah meningkatnya kesehatan lingkungan dan masyarakat,
melindungi sumberdaya alam, melindungi fasilitas umum dan mengurangi volume
2.6 Peranan Bank Sampah
Peranan Bank Sampah terdapat dalam teori pertukaran. “Teori pertukaran
menekankan kepada sosiologi perilaku agar memusatkan perhatian pada
hubungan antara pengaruh perilaku seorang aktor terhadap lingkungan dan
dampak lingkungan terhadap aktor. Hubungan ini adalah dasar untuk
pengkondisian operan atau proses belajar yang melalui perilaku disebabkan oleh
konsekuensinya.”(Ritzer dan Douglas, 2007:356). Teori ini berkembang pada
rewads and punishment. Bank sampah merupakan institusi lokal yang
kekuasaannya tidak begitu besar. Bank Sampah tidak dapat melakukan
punishment kepada masyarakat, sehingga Bank Sampah harus menggunakan
sistem rewads. Proses penyadaran lingkungan melalui tabungan sampah yang
dinilai dengan uang atau Rupiah merubah paradigma masyarakat tentang sampah.
Sampah yang seharusnya dibuang menjadi bermanfaat.
2.7 Sosial Ekonomi
2.7.1 Pengertian Sosial Ekonomi
Kondisi Sosial ekononomi adalah suatu keadaan atau kedudukan yang
diatur secara sosial dan menetapkan seseorang dalam posisi tertentu dalam
struktur masyarakat. Pemberian posisi ini disertai pula seperangkat hak dan
kewajiban yang harus dipenuhi oleh si pembawa status. Tingkat sosial merupakan
faktor non ekonomis seperti budaya, pendidikan, umur dan jenis kelamin,
sedangkan tingklat ekonomi sepertik pendapatan, jenis pekerjaan, pendidikan dan
Manusia selalu ingin memenuhi kebutuhan hidupnya baik moral maupun
material. Kebutuhan pokok atau basic human needs dapat dijelaskan sebagai
kebutuhan yang sangat penting guna kelangsungan hidup manusia. Abraham
Maslow mengungkapkan kebutuhan manusia terdiri dari kebutuhan dasar
fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan kasih sayang, kebutuhan
akan dihargai dan kebutuhan mengaktualisasikan diri.
Salah satu faktor yang penting untuk membangun masyarakat yang
sejahtera adalah sebuah teori sosial ekonomi yang baik. Sepanjang sejarah,
manusia terus mencari jawaban bagaimana sumberdaya di bumi ini yang dapat
dipergunakan dan dibagikan dengan baik. Tambahan pula, masyarakat
memerlukan suatu sistem pemerintahan yang dapat memenuhi semua kebutuhan
anggotannya. Jawaban masyarakat atas keperluan itu menggambarkan nilai-nilai
sosial ekonomi yang diikuti masyarakat pada saat itu.
Menurut Melly G. Tan bahwa kedudukan sosial ekonomi mencakup 3
(tiga) faktor yaitu pekerjaan, pendidikan, dan penghasilan. Pendapat diatas
didukung oleh MaMahbud UI Hag dari Bank Dunia bersama dengan James Grant
dari Overseas Development Council mengatakan bahwa kehidupan sosial
ekonomi di titik beratkan pada pelayanan kesehatan, pendidikan, perumahan dan
air yang sehatyang didukung oleh pekerjaan yang layak (Melly Dalam Susanto,
1984:120).
Dari pendapat tersebut dapat diketahui bahwa status sosial ekonomi adalah
kemampuan seseorang untuk mampu menempatkan diri dalam lingkungannya
kemampuan mengenai keberhasilan menjalakan usaha dan berhasil
mencukupinya.
2.7.2 Perekonomian Keluarga
Untuk dapat mengetahui pengertian dari perekonomian keluarga, maka
terlebih dahulu kita harus mengetahui apa itu ekonomi dan apa itu keluarga. Kata
“ekonomi” berasal dari bahasa latin oikonomia yang mengandung pengertian
pengaturan rumah tangga. Rumah tangga disini mungkin kecil seperti sebuah
keluarga, mungkin juga besar seperti negara. Pengaturan demikian bertujuan
untuk mencapai kemakmuran.
Pengertian Keluarga
a) Menurut Departemen Kesehatan RI (1998) :
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas
kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu
tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
b) Menurut Salvicion dan Ara Celis (1989) :
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung
karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan
mereka hidupnya dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain
dan didalam perannya masing-masing dan menciptakan serta
mempertahankan suatu kebudayaan.
1. Unit terkecil dari masyarakat
2. Terdiri atas 2 orang atau lebih
3. Adanya ikatan perkawinan atau pertalian darah
4. Hidup dalam satu rumah tangga
5. Di bawah asuhan seseorang kepala rumah tangga
6. Berinteraksi diantara sesama anggota keluarga
7. Setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing
8. Diciptakan, mempertahankan suatu kebudayaan
Dari defenisi diatas maka perekonomian keluarga adalah pengaturan
rumah tangga dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidup keluarga untuk
mencapai kemakmuran.
2.7.3 Pendapatan
Ilmu ekonomi Mengenal istilah pendapatan yang mengandung arti Everes
merinci pendapatan terdiri atas:
a. Pendapatan Berupa Uang
1. Usaha sendiri yang meliputi hasil bersih dari usaha sendiri, komisi atu
penjualan dari kerajinan rumah.
2. Hasil investasi yakni pendapatan yang di peroleh dari hak milik tanah.
3. Keuntungan sosial yakni pendapatan yang di peroleh dari kerja sosial.
b. Pendapatan berupa barang, Yaitu pendapatan berupa :
1. Bagian pembayaran upah dan gaji yang dibentuk dalam beras, pengobatan
2. Barang yang diproduksi dan dikonsumsi dirumah antara lain pemakaian
barang yang diproduksi dirumah atau di sewa yang seharusnya di
keluarkan terhadap rumah sendiri yang ditempati.
3. Penerimaan yang bukan pendapatan, yaitu pengambilan tabungan
penjualan barang yang dipakai, penagihan piutang, pinjaman uang,
kiriman uang, hadiah/pemberian, warisan atau menang judi (Mulyanto
Sumardi, 1985)
2.7.4 Pendidikan
Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional,
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
1. Jenjang pendidikan
Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan
tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan
yang dikembangkan.
1. Pendidikan anak usia dini
Mengacu Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003, Pasal 1 Butir 14
tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan anak usia dini (PAUD)
dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan
pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan
rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih
lanjut.
2. Pendidikan dasar
Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan awal selama 9
(sembilan) tahun pertama masa sekolah anak-anak yang melandasi jenjang
pendidikan menengah.
3. Pendidikan menengah
Pendidikan menengah merupakan jenjang pendidikan lanjutan
pendidikan dasar. yang harus dilaksanakan minimal 9 tahun di Pendidikan
tinggi. Pendidikan tinggi adalah jenjang pendidikan setelah pendidikan
menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister,
doktor, dan spesialis yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi. Mata
pelajaran pada perguruan tinggi merupakan penjurusan dari SMA, akan
tetapi semestinya tidak boleh terlepas dari pelajaran SMA.
2. Jalur pendidikan
Jalur pendidikan adalah wahana yang dilalui peserta didik untuk
mengembangkan potensi diri dalam suatu proses pendidikan yang sesuai dengan
tujuan pendidikan.
a. Pendidikan formal
Pendidikan formal merupakan pendidikan yang diselenggarakan di
pendidikan yang jelas, mulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah,
sampai pendidikan tinggi.
b. Pendidikan nonformal
Pendidikan non formal meliputi pendidikan dasar, dan pendidikan
lanjutan. Pendidikan dasar mencakup pendidikan keaksaraan dasar,
keaksaraan fungsional, dan keaksaraan lanjutan paling banyak ditemukan
dalam pendidikan usia dini (PAUD), Taman Pendidikan Al Quran (TPA),
maupun Pendidikan Lanjut Usia. Pemberantasan Buta Aksara (PBA) serta
program paket A (setara SD), paket B (setara B) adalah merupakan
pendidikan dasar.
c. Pendidikan informal
Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan
lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri. (Kavie, 2009).
2.7.5 Kesehatan
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Pemeliharaan kesehatan adalah upaya penaggulangan dan pencegahan gangguan
kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan dan/atau perawatan
termasuk kehamilan dan persalinan.
Pendidikan kesehatan adalah proses membantu sesorang, dengan bertindak
secara sendiri-sendiri ataupun secara kolektif, untuk membuat keputusan
berdasarkan pengetahuan mengenai hal-hal yang memengaruhi kesehatan
Larry Green dan para koleganya menulis bahwa pendidikan kesehatan adalah
kombinasi pengalaman belajar yang dirancang untuk mempermudah adaptasi
sukarela terhadap perilaku yang kondusif bagi kesehatan.
Data terakhir menunjukkan bahwa saat ini lebih dari 80 persen rakyat
Indonesia tidak mampu mendapat jaminan kesehatan dari lembaga atau
perusahaan di bidang pemeliharaan kesehatan, seperti Akses, Taspen, dan
Jamsostek. Golongan masyarakat yang dianggap 'teranaktirikan' dalam hal
jaminan kesehatan adalah mereka dari golongan masyarakat kecil dan pedagang.
Dalam pelayanan kesehatan, masalah ini menjadi lebih pelik, berhubung dalam
manajemen pelayanan kesehatan tidak saja terkait beberapa kelompok manusia,
tetapi juga sifat yang khusus dari pelayanan kesehatan itu sendiri.
Untuk mewujudkan Negara yang lebih baik melalui kepemilikan generasi
terbaik, kesehatan masyarakat perlu menjadi prioritas. Dengan mengaplikasikan
kesehatan ini, akan muncul generasi sehat yang mampu memberikan kontribusi
optimalnya dalam membangun Negara ini. Jiwa yang sehat secara fisik dan batin
diharapkan memiliki kemampuan untuk berkontribusi dengan baik dan nyaman
dalam berbagi ide dan pemikiran mereka ke dalam bentuk nyata sesuai aspek dan
bidang yang ditekuni masing-masing bagi masa depan yang lebih baik. Kesehatan
masyarakat sendiri mencakup banyak hal, baik misalnya dari kesehatan keluarga,
reproduksi, hingga kesehatan kejiwaan. Kesemua ilmu dan keterampilan
mengenai kesehatan tersebut dibahas dan dipelajari demi terwujudnya kesehatan
yang lebih baik dan komprehensif bagi masyarakat.
Kesehatan keluarga merupakan bagian dari kesehatan masyarakat yang
bagain terkecil dari masyarakat, kebutuhan akan terciptanya keluarga yang sehat
menjadi juga pertimbangan mengapa masyarakat perlu memiliki pengetahuan dan
keterampilan dalam melindungi kesehatan keluarga. Dengan adanya ilmu ini,
diharapkan keluarga setidaknya mampu memberikan pertolongan pertama saat
ada keluarga lain yang jatuh sakit. Perawatan dan pengobatan yang dilakukan oleh
keluarga juga diyakini lebih efektif dalam menyembuhkan pasien. Kesembuhan
pasien tidak hanya dipenuhi dengan pengobatan dan perawatan semata namun
juga kasih sayang dan perhatian yang ditunjukkan oleh keluarga. Ketika keluarga
mampu berkontribusi dalam merawat pasien, maka proses penyembuhan akan
berjalan lebih cepat.
Dengan beragam bagian kesehatan yang telah diupayakan diupayakan
dalam kegiatan tersebut, maka dapat disimpulkan permasalahan kesehatan
memiliki ruang lingkup kompleks. Oleh karena itulah, kesehatan masyarakat
menjadi bagian tak terpisahkan dari masyarakat yang berupaya menguraikan dan
menjadi solusi dari permasalahan kesehatan kompleks tersebut. (Wikipedia,
2011).
2.8 Mayarakat
Dalam Undang-Undang Nomor: 10 Tahun 1992, keluarga didefinisikan
sebagai unit sosial terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami isteri, atau
suami isteri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya.
Masyarakat dalam bahasa Inggris dipakai istilah society yang bersal dari
bahasa latin socius, yang berati “kawan “. Istilah masyarakat sendiri berasal akar
Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul, atau dengan
istilah ilmiah, saling “berinteraksi melalui warga-warga yang dapat saling
berinteraksi (Koentjaraningrat 1990: 143;144).
Sementara itu Roger M. Keesing (1989: 79), mendivinisikan masyarakat
adalah semua komunal yang secara politik dan ekonomi bertalian serta
mempunyai ciri-ciri mempunai suatu sistem sosial keseluruhan, di mana semua
anggotanya memiliki tradisi dan budaya yang sama.
2.9 Kesejahteraan
Kesejahteraan (welfare) ialah kata benda yang dapat diartikan nasib yang
baik, kesehatan, kebahagiaan, dan kemakmuran. Dalam istilah umum, sejahtera
menunjuk pada keadaan yang baik, kondisi masyarakat di mana orang-orangnya
dalam keadaan makmur, sehat dan damai.
Konsep “sejahtera” menurut BKKN, dirumuskan lebih luas daripada
sekedar defenisi kemakmuran ataupun kebahagiaan. Konsep “sejahtera” tidak
hanya mengacu pada pemenuhan kebutuhan fisik orang ataupun keluarga. Sebagai
entitas tetapi juga kebutuhan psikologisnya. Ada tiga kelompok kebutuhan yang
harus terpenuhi yaitu kebutuhan dasar, kebutuhan sosial, dan kebutuhan
pengembangan.
Kesejahteraan sosial dalam artian sangat luas mencakup berbagai tindakan
yang dilakukan manusia untuk mencapai tingkat kehidupan masyarakat yang lebih
Menurut Walter Friedlander, kesejahteraan sosial ialah sistem yang
terorganisir dari pelayanan-pelayanan sosial dan lembaga yang bertujuan untuk
membantu individu dan kelompok untuk mencapai standard hidup dan kesehatan
yang memuaskan dan relasi-relasi pribadi serta sosial yang memungkinkan
mereka untuk mengembangkan kemampuannya sepenuh mungkin dan
meningkatkan kesejahteraannya selaras dengan kebutuhan keluarga dan
masyarakatnya.
Sementara Elizabeth Wickenden mengemukakan bahwa kesejahteraan
sosial termasuk didalamnya peraturan perundangan, program, tunjangan dan
pelayanan yang menjamin atau memperkuat pelayanan untuk memenuhi
kebutuhan sosial yang mendasar dari masyarakat serta menjaga ketenteraman
dalam masyarakat.
Kesejahteraan sosial sebagai suatu kondisi dapat terlihat dari rumusan
Undang-Undang Republik Indonesia nomor 11 tahun 2009 tentang Kesejahteraan
Sosial pasal 1 ayat 1 :
“Kesejahteraan Sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material,
spiritual, dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu
mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya.”
Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan tentang latar belakang informasi
mengenai konsep dan istilah yang digunakan dalam statistik Kesejahteraan Sosial
diantaranya adalah kondisi rumah tangga, luas lantai, daerah perkotaan atau
pedesaan, probabilitas bayi mati sebelum mencapai usia satu tahun, keluhan
narapidana, aksi dan korban kejahatan, mendengarkan radio, membaca koran atau
surat kabar, serta menonton televisi. Dari kelompok tersebut BPS melakukan
pengelompokan menjadi lima indikator dalam pengukuran kesejahteraan sosial,
yaitu :
1. Kesehatan,
2. Pendidikan,
3. Akses menjangkau media massa,
4. Perumahan dan
5. Gizi.
2.10 Kerangka Pemikiran
Jumlah penduduk Indonesia yang meningkat dari tahun ke tahun
mengakibatkan bertambahnya volume sampah yang dihasilkan setiap hari. Selain
itu, pola konsumsi masyarakat yang semakin meningkat memberikan kontribusi
dalam menimbulkan jenis sampah yang semakin beragam, antara lain, sampah
kemasan berbahaya dan sulit terurai oleh proses alam. Oleh karena itu, diperlukan
suatu pengelolaan untuk menanggulangi permasalahan sampah tersebut. Selama
ini sebagian besar masyarakat masih memandang sampah sebagai barang sisa
yang tidak bernilai sama sekali, bukan sebagai sumber daya yang perlu
dimanfaatkan. Masyarakat dalam mengelola sampah masih bertumpu padasistem
pengelolaan sampah konvensional yaitu sampah dikumpulkan, diangkut, dan
dibuang ke tempat pembuangan akhir sampah (TPA). Hal tersebut kurangefektif
karena keterbatasan daya tampung dari TPA itu sendiri. Pengelolaan sampah
berkelanjutan seperti yang telah dilakukan oleh masyarakat Kelurahan Binjai
dengan mendirikan Bank Sampah Mutiara. Tujuan terakhir dari penelitian ini
adalah menganalisis dampak sosial, ekonomi maupun lingkungan yang dirasakan
masyarakat Kelurahan Binjai atas keberadaan Bank Sampah Mutiara.
Bagan Alir Pikir
Program Bank Sampah
Masyarakat Kelurahan Binjai,
Kecamatan Medan Denai
1. Lingkungan
2. Pendapatan
3. Pendidikan
Sebelum Sesudah
2.11 Definisi Konsep dan Definisi Operasional
2.11.1 Definisi Konsep
Devinisi konsep merupakan abstraksi mengenai fenomena yang
dirumuskan atas dasar generalisasi dari sejumlah karakteristik, kejadian keadaan
kelompok, atau individu tertentu (Singarimbun, (1981:32). Dalam hal ini konsep
penelitian bertujuan untuk merumuskan dan mendefinisikan istilah-istilah yang
digunakan secara mendasar agar tidak terjadi kesalahpahaman pengertian dan
perbedaan persepsi yang dapat mengaurkan penelitian ini.
Adapun definisi konsep dalam penelitian ini adalah :
1. Dampak adalah suatu akibat yang ditimbulkan oleh suatu subjek terhadap
objek keadaan serta kondisi. dalam hal ini dilihat bagaimana dampak program
Bank Sampah terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat.
2. Program Bank Sampah adalah bentuk kegiatan yang guna meningkatan peran
serta masyarakat dalam pengelolaan sampah melalui gerakan menabung pada
Bank Sampah.
3. Sosial Ekonomi adalah suatu keadaan atau kondisi dimana masyarakat sendiri
yang menjadi penentu status dan peran yang dimilikinya dalam kehidupan
bersama.
4. Masyarakat adalah sekumpulan individu yang salaing berhubungan dalam
suatu lingkungan ataupun lingkungan yang lainya. Dalam hal ini adalah
2.11.2 Definisi oprasional
Definisi operasional sering disebut sebagai suatu proses operasionalisasi
konsep. Operasionalisasi konsep berarti menjadikan konsep yang semula bersifat
statis menjadi dinamis. Perumusan definisi operasional ditujukan dalam upaya
transformasi konsep ke dunia nyata sehingga konsep-konsep penelitian dapat
diobservasi. (Siagian, 2011:141).
Dalam hal ini harus ditentukan terlebih dahulu variabel-variabel yang ada
di dalam penelitian ini karena penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan
antara sebelum dan sesudah adanya program bank sampah di Kelurahan Binjai,
Kecamatan Medan Denai, Kota Medan, maka variabel-variabelnya adalah:
1. Variabel Bebas
Variabel Bebas atau variabel X adalah gejala, faktor atau unsur yang
menentukan atau mempengaruhi munculnya variabel kedua yang disebut sebagai
variabel terikat. Tanpa variabel ini maka variabel akan berubah sehingga akan
muncul menjadi variabel terikat yang berbeda atau yang lain atau bahkan sama
sekali tidak ada yang muncul (Nawawi, 1998: 57). Variabel X dalam penelitian
ini adalah : Program Bank Sampah. Maka yang mau dilihat dan diteliti adalah
bagaimana Dampak Program Bank Sampah Terhadap Sosial Ekonomi
Masyarakat di Kelurahan Binjai, Kecamatan Medan Denai, Kota Medan.
2. Variabel Terikat
Variabel terikat atau variabel Y adalah sejumlah faktor maupun unsur yang
karena adanya varibael lain. Variabel Y dalam penelitian ini adalah: Kehidupan
Sosial Ekonomi. Maka yang mau dilihat dan diteliti adalah bagaimana kehidupan
Sosial Ekonomi Masyarakat di Kelurahan Binjai, Kecamatan Medan Denai
dengan indikatornya sebagai berikut:
1. Pendapatan
2. Pendidikan
3. Kesehatan
4. Interaksi Sosial